Download - TA RISNA (Autosaved)1

Transcript

ANALISIS SISTEM PENERANGAN DAN SUPLAI DAYA CADANGANDI RUMAH SAKIT MAHYUZAHRA INDERALAYA OGAN ILIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OlehRISNA DIANA03111004020

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

Lembar PengesahanSTUDI ANALISIS PENERANGAN DAN SUPLAI DAYA CADANGANDI RUMAH SAKIT MAHYUZAHRA INDERALAYA OGAN ILIRPROPOSAL TUGAS AKHIR

OlehRISNA DIANA03111004020

Inderalaya, Januari 2015 Pembimbing I

Ir. H. Hairul Alwani HA, MT. NIP

MengetahuiKetua Jurusan Teknik Elektro

Ir. Sariman MS NIP.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem kelistrikan pada sebuah bangunan sangat diperlukan agar tercapainya semua kegiatan yang telah direncanakan dan kegunaan dari bangunan tersebut. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan umum yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk keperluan dibidang kesehatan sehingga Rumah sakit memerlukan sistem kelistrikan yang akurat dan baik untuk dapat menjalankan semua peralatan yang terdapat di dalamnya, baik peralatan medis maupun non medis.Salah satu bagian dari sistem kelistrikan yang sangat penting bagi terlaksananya kegiatan di rumah sakit menjadi salah satu perhatian utama penulis adalah sistem penerangan. Rumah sakit memiliki banyak ruangan yang memerlukan sistem penerangan yang berbeda-beda sesuai fungsi ruangannya masing-masing. Sistem Penerangan diruang pasien ataupun diruang operasi harus diperhatikan dengan teliti, karena jika tidak maka akan berakibat fatal, diantaranya ketidaknyamanan pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan yang akan memperburuk kondisinya bahkan dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia pada waktu berlangsungnya operasi pembedahan.Sistem kelistrikan di rumah sakit sangat crusial, yang memerlukan tingat kenyamanan dan keamanan yang tinggi dan juga penyediaan daya listrik di suatu rumah sakit tidak cukup dari sumber listrik utama (PLN) saja, karena rumah sakit memerlukan kontinuitas pelayanan listrik yang baik, karena itu maka sistem kelistrikan di rumah sakit harus sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku yaitu Persyaratan Umum Instalansi Listrik 2000 (PUIL 2000) dan juga harus memperhatikan nilai- nilai estetika dan nilai-nilai ekonomis.Karena mempelajari dan menganalisis sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit sangat penting guna menjaga kenyamanan dan keamanan pengguna jasa rumah sakit, maka penulis ingin memperalajari dan menganalisis sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya.Selain itu, yang melatar belakangi penulis untuk menganalisa sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya adalah karena beberapa skripsi ssebelumnya yang juga membahas tentang sistem penerangan dan suplai daya cadangan tetapi di tempat yang berbeda, diantaranya adalah :NoJudulPenulisTahun

1. Evaluasi Sistem penerangan Di Rumah Sakit Siti Khadijah PalembangAmalia Mardhiani UNSRI2006

2.Evaluasi Sistem kelistrikan Ruangan Operasi pada Rumah Sakit Internasional Siloam Sriijaya PalembangAhmad IqbalUNSRI2013

3.Perencanaan Sistem Kelistrikan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang Baru Pada RS. RK Charitas Palembang.Aidil AkbarUNSRI2013

1.2 Tujuan PenulisanTujuan dari studi analisis sistem sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya ini, adalah:1. Mempelajari sistem penerangan dan suplai daya cadangan yang telah ada di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya.2. Menganalisa apakah sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya telah memenuhi syarat dan ketentuan yang sesuai dengan aturan PUIL 2000.

1.3 Perumusan MasalahSalah satu ukuran baik tidaknya suatu bangunan terlebih lagi rumah sakit dapat dinilai dari sistem penerangannya, sistem proteksi dan juga kontinuitas pelayanan daya listrik di rumah sakit. Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait dalam mengelola sistem penerangan, baik itu penentuan titik cahaya ataupun kuat cahaya yang tidak sesuai dengan ruangan yang berbeda-beda pada rumah sakit. Begitu juga dalam penyediaan daya cadangan yang diperlukan rumah sakit untuk mensuplai beban yang tidak boleh terputus daya listriknya atau beban yang boleh terputus daya listriknya dengan toleransi waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu solusi yang tepat adalah memepelajari dan mengalisa sistem kelistrikannya telah sesuai atau tidak dengan standar yang berlaku.

1.4 Manfaat penulisanManfaat yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah :1. Manfaat untuk penulis adalah dapat memperalajari, memahami dan menganalisa sistem sistem penerangan dan suplai daya cadangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Indralaya.2. Manfaat untuk rumah sakit, dengan adanya studi analisis sistem penerangan dan suplai daya cadangan ini, maka diharapkan rumah sakit dapat menerima masukan yang bermanfaat untuk dapat membenahi sistem sistem penerangan dan suplai daya cadangan yang belum sesuai dengan aturan yang berlaku dan memelihara sistem sistem penerangan dan suplai daya cadangan yang telah sesuai dengan aturan PUIL 2000 agar dapat mencapai tingkatan yang lebih baik lagi.

1.5 Pembatasan MasalahSesuai dengan judul tugas akhir maka penulis hanya akan membahas dan menganalisa masalah perhitungan beban, sistem penerangan dan sistem pelayanan daya listrik cadangan pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya atau lebih tepatnya adalah sebagai berikut :1. Mengitung efesiensi penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya2. Menghitung Intensitas Penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya3. Menghitung jumlah armatur pada setiap ruangan yang sesuai dengan Aturan PUIL 20004. Menghitung dan menetukan tata letak titik cahaya pada setiap ruangan sesuai dengan aturan yang berlaku.5. Menghitung kapasitas generator yang harus di pasang pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA6. Menganalisa Intensitas Penerangan pada setiap ruangan yang terdapat Di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dengan intensitas penerangan yang sesuai dengan aturan PUIL 2000.7. Menganalisa Jumlah Armatur pada setiap ruangan yang terdapat Di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dengan hasil perhitungan armatur yang sesuai dengan aturan PUIL 2000.

1.6 Metodelogi Penulisan Penulisan tugas akhir ini menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu:1. Metode Pengumpulan DataMengumpulkan data atau informasi konkrit yang berhubungan tentang sistem kelistrikan pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya dan selanjutnya menganalisa ketepatan sistem yang telah terpasang dengan mengacu Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.2. Studi literaturMengumpulkan bahan-bahan literatur yang berkaitan dengan pedoman efisiensi listrik, yaitu perhitungan beban, perhitungan peralatan pengaman, perhitungan kapasitas suplai generator cadanaga dan mekanisme pengaturan beban dari buku-buku reverensi, jurnal, artikel, internet dan lain-lain

3. Bimbingan atau konselingMelakukan konsultasi dan diskusi tentang topik tugas akhir ini dengan dosen, teman-teman sesama nmahasiswa dan pihak yang menganangi sistem kelistrikan di rumah sakit tersebut.

1.7 Sistematika PenulisanTahap pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematis dari pembahasan umum sampai pada pembahasan inti. Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:BAB IPENDAHULUANBab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan masalah, manfaat penulisan, pembatasan masalah, metodelogi penulisan, dan sistematika penulisan.BAB II TINJAUAN PUSTAKADalam bab ini membahas teori yang berkaitan dengan penilitian yang nantinya dapat menjadi landasan dalam perhitungan dan pembahasan masalah.BAB III METODELOGIDalam bab ini menguraikan langkah-langkah penelitian yang hendak ditempuh, meliputi penetapan tempat dan waktu penelitian, penepatan obyek penelitian, penetapan variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisa data.BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANDalam bab ini berisikan tentang hasil dari studi dan analisa sistem kelistrikan yang terpasang pada Rumah Sakit MAHYUZAHRA Indralaya serta solusi yang sesuai dengan peraturan PUIL 2000 terhadap hasil analisis.BAB V KESIMPULAN DAN SARANPada bab ini merupakan bab penutup yang berisi mengenai kesimpulan dan saran dari analisa dan uraian yang telah dibahas sebelumnya.DAFTAR PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penerangan dan armatur[1]2.1.1 Sistem Penerangan[1]Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada kontruksi sumber cahaya itu sendiri dan pada kontruksi armature yang digunakan. Kontruksi armature-armaturnya antara lain ditentukan oleh :a. Cara pemasangannya pada dinding atau langit-langit.b. Cara pemasangan fiting di dalam armaturc. Perlindungan sumber cahanyad. Penyesuaian bentuknya dengan lingkarane. Penyebaran cahayanya.Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak dating langsung dari sumber cahaya, tetapi setelang di pantulkan oleh lingkungan.Karena besarnya luminansi sumber-sumber cahaya modern, cahaya langsung dari sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armature harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahanya terlindung dan cahanya terbagi secara tepat.Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armatur yang digunakan, maka sistem penerangan dapat dibedakan menjadi:

No.Sistem PeneranganLangsung ke Bidang Kerja

1. Penerangan Langsung90 100%

2. Terutama Penerangan Langsung60 90%

3. Penerangan Campuran atau Penerangan Difus40 60%

4. Terutama Penerangan Tak Langsung10 40%

5. Penerangan Tak Langsung0 10%

Cahaya yang diarahkan kebawah, dianggap sebagai diarahkan langsung ke bidang kerja. Armatur yang terutama dimaksudkan sebagai hiasan disebut ornament.2.1.2 Armatur [1]Armatur-armatur lampu dapat dibagi menurut beberapa cara, yaitu : 1. Berdasarkan sifat penerangannya, atas armatur untuk penerangan langsung, sebagian besar langsung, difus, sebagian besar tak langsung dan tak langsung.2. Berdasarkan kontruksinya, atas armatur biasa, kedap tetesan air, kedap air, kedap letupan debu dan kedap letupan gas.3. Berdasarkan penggunaanya, atas armature untuk penerangan dalam, penerangan luar, penerangan industri, penerangan dekorasi, dan armature yang ditanam di dinding atau langit-langit dan yang ditanam.4. Berdasarkan bentuknya, atas armature balon, pinggan, rok, gelang, armature pancaran lebar dan pancaran terbatas, kemudian armature kandil, palung dan armature jenis lain untuk lampu-lampu bentuk tabung.5. Berdasarkan cara pemasangannya, atas armature langit-langit, dinding, gantung, berdiri, armatur gantung memakai pipa dan armature gantung memakai kabel.Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan mata. Baying-bayang harus ada, sebab baying-bayang ini diperlukan untuk dapat melihat benda-benda sewajarnya. Akan tetapi bayang-bayang itu tidak boleh terlalu tajam.Selain itu kontruksi armature harus sedemikian rupa ada cukup sirkulasi udara untuk menyingkirkan panas yang ditimbulkan oleh sumber cahaya. Karena itu harus ada cukup banyak lubang di bagian bawah dan dibagian atas armature. Suhu armature sekali-kali tidak boleh menjadi sedemikian tinggi hingga dapat menimbulkan kebakaran atau merusak isolasi.a. Penerangan LangsungEfesiensi penerangan langsung sangat bai. Cahaya yang dipancarkan sumber cahaya seluruhnya diarahkan kebidang yang harus diberi penerangan, langit-langit hampir tidak ikut berperan. Akaan tetapi sistem penerangan ini menimbulkan baying-bayang yang tajam. Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber-sumber cahaya bentuk tabung (Lampu TL).Kalau digunakan penerangan langsung, harus diusahakan supaya cahanya tidak langsung mengenai mata.Penerangan langsung terutama digunakan di ruangan-ruangan yang tinggi, misalnya di bengkel dan pabrik, dan untuk penerangan luar.Armatur-armatur yang digunakan untuk penerangan langsung adalah armatur pancaran lebar (gambar 2.1) dan armatur pancaran terbatas (gambar 2.2). Gambar 2.1. Armatur pancaran lebar. Gambar 2.2 Armatur pancaran terbatas.Armatur pancaran lebar digunakan untuk penerangan umum dalam bengkel-bengkel, untuk penerangan setempat misalnya diatas mesin-mesin perkakas, digunakan armature pancaran terbatas.Untuk penerangan industri dengan lampu bentuk tabung digunakan armature bentuk palung ( gambar 2.3). untuk penerangan luar dapat digunakan armature rok (gambar 2.4) Gambar 2.3. Armatur Palung Gambar 2.4 Armatur rokGambar 2.5 memperlihatkan sebuah armature kedap air untuk penerangan jalanGambar 2.6 memperlihatkan sebuah armature untuk dipasang pada dinding atau langit-langit. Armatur ini cocok untuk lampu kaca tempa, dan digunakan untuk penerangan etalase. Untuk keperluan ini dapat juga digunakan lampu-lampu cermin. Gambar 2.5 Armatur kedap air Gambar 2.6 Armatur dinding (tidak ditanam)

Gambar 2.7 Armatur langit-langit (ditanam)Gambar 2.7 memperlihatkan sebuah armature untuk ditanam dalam langit-langit. Arah cahayanya dapat diatur dan dapat ditujukan ke suatu titik tertentu. Jadi aksen penerangan dapat diletakkan di tempat-tempat yang dikehendaki.b. Terutama penerangan langsungEfisiensi penerangan yang sebagian besar langsung ini juga cukup baik dibandingkan penerangan langsung, pembentukan bayang-bayang dan kilaunya agak kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan ke atas; karena itu kesan mengenai ukuran ruangannya menjadi lebih baik. Seolah-olah langit-langitnya lebih tinggi. Sistem penerangan ini digunakan di gedung-gedung ibadah, untuk tangga dalam rumah, gang dan sebagainya. Contoh : armatur dengan pelindung dari kawat baja belapis seng.c. Penerangan difusEfisiensi penerangan difus lebih rendah daripada efisiensi kedua sistem yang telah dibahas diatas. Sebagian dari cahaya sumber-sumber cahaya sekarang diarahkan ke dinding dan langit-langit. Pembentukan bayang-bayang dan kilaunya banyak berkurang. Penerangan difus digunakan di ruangan-ruangan kantor dan di tempat-tempat kerja. Contoh : armatur balon, armatur gantung memakai pipa.d. Terutama penerangan tak langsungBayang-bayang dan kilau yang timbul pada sistem penerangan ini hanya sedikit. Sebagian besar dari cahaya sumber-sumber cahaya sekarang diarahkan ke atas. Karena itu langit-langit dan dinding-dinding ruangan harus diberi warna terang. Penerangan sebagian besar tak langsung digunakan di rumah-rumah sakit, di ruangan baca, toko-toko dan di ruang tamu. Contoh : armatur dinding, armatur gantung berbentuk ssgelang.e. Penerangan tak langsungPada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oleh langit-langit dan dinding-dinding. Warna langit-langit dan dinding-dinding ini harus terang. Bayang-bayang hampir tidak ada lagi. Penerangan tak langsung antara lain digunakan di ruangan-ruangan untuk membaca, menulis dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan halus lainnya.

2.1.3 Satuan-satuan Penerangan[1]2.1.3.1 Fluks Cahaya[1]Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Setiap sumber cahaya yang memancar sama kuat ke setiap arah dinamakan sumber cahaya segaram. Kalau sumber cahaya itu dimisalkan sebuah lampu pijar ditempatkan dalam relektor, maka cahayanya akan diarahkan, tetapi jumlahnya atau fluks cahayanya tetap. Sehingga intensitas cahaya adalah fluks cahaya persatuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah tertentu, yang dinyatakan dengan rumus : (cd) (2-1) Untuk menentukan jumlah fluks cahaya dengan satuan lumen dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut ini: .. (2-2)Dimana : Fluks (Lumen, lm ) Sudut ruang (steredian, Sr) I Intensitas Cahaya (Candela, Cd)

2.1.3.2 Intensitas Penerangan[1]Besarnya fluks cahaya yang jatuh pada satu meter perssegi dari suatu bidang disebut intensites penerangan. Intensitas penerangan dillambangkan dengan E dan satuan lux.1 lux = 1 lumen per m2Jika suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan fluks cahaya maka intensitas penerangan rata-rata dibidang itu adalah sebesar :Er = ... (2-3)Dimana : Er = Intensitas penerangan rata-rata (lux) = Fluks cahaya (lm)A = Luas permukaan (m2)Intensitas penerangan Ep disuatu titik p umumnya tidak sama setiap titik dari bidang itu.Jika intensitas penerangan di suatu bidaang adalah suatu sumber cahaya dengan intensitas (I) berbanding dengan kuadrat dari jarak antara sumber cahaya dan bidang itu.Intensitas penerangan di titik p dapat dicari dengan persamaan berikut :Ep = (2-4)Dimana : Ep = Intensitas penerangan di suatu titik p yang diterangi (lux)I = Intensitas cahaya (cd)r = jarak dari sumber cahaya ke titik p (m)

2.1.3.3 Luminasi[1]Luminasi adalah ukuran untuk terang suatu benda. Lumanisi yang terlalu besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya lampu pijar tanpa armatur.Luminasi L suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaya ialah intensitas cahayanya dibagi luas permukaan semunya. Dalam bentuk rumus :L = (2-5)Dimana : L = Luminasi (cd/cm2)I = Intensitas cahaya (cd)As = Luas semu permukaan (cm2)2.1.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Titik Cahaya2.1.4.1 Indeks Ruangan[1]Indeks ruang atau indeks k menyatakan perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar yang dapat dirumuskan: (2-6)Dimana : p = panjang ruangan dalam suatu satuan meter (m)l = lebar ruangan (m)h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)Sedangkan untuk mencari tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja dapat digunakan rumus :. (2-6)Dimana : h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)hr = tinggi ruangan (m)hk = tinggi bidang kerja (m)Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi, dimana jika nilai k = 4,5 maka nilai untuk diambil nilai tengah diantara nilai-nilai k = 4 dan k = 5. Untuk k yang melebihi 5, diambil nilai untuk k = 5, sebab untuk k diatas 5 efesiensi penerangannya hampir tidak berubah lagi.Berikut adalah rumus interpolasi untuk menentukan efisiensi penerangan dengan nilai indeks ruangan yang diperoleh tidak terdapat dalam table : () ... (2-7)Dimana : = Efisiensi penerangan = Indeks ruangan Nilai , , , dan dipeoleh dari table efesiensi penerangan.2.1.4.2 Faktor-Faktor Refleksi[1]Faktor-faktor refleksi r dan rp masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit dan kemudian mencapai bidang kerja. Factor refleksi semua bidang pengukuran atau bidang kerja, ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian diding antara bidang kerja dan lantai.Umumnya untuk rm diambil 0,1. Langit-langit dan dinding arna terang memantulkan 50% - 70% dan yang berarna gelap 10% - 20%.Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada system-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari fluks cahaya.Dalam tabel-tabel 2 sampai dengan 6 efesiensi penerangan diberikan untuk tiga nilai rp yang berbeda. Jika terjadi silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara: Menggunakan bahan yang tidak mengkilap untuk bidang kerja Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaanya luas dan luminasinya rendah. Menerapkan atau mengatur tata letak armature lampu yang sesuai dengan sistem penerangannya.

2.1.4.3 Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi[1]Factor penyusutan atau factor depresiasi (d) adalah :............. (2-8)Intensitas penerangan (E) dalam keadaan dipakai adalah intensitas penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan arm,atur-armatur yang daya gunanya telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau oleh karena sebab lain. Untuk mendapatkan efesiensi penerangan dalam keadaan dipakai nilai rendemen yang ada harus dikalikan lagi dengan factor depresiasinya.Ada tiga factor pengotoran, yaitu :1. Pengotoran ringan2. Pengotoran biasa3. Pengotoran beratPengotoran ringan terjadi di toko-toko, kantor-kantor dan gedung-gedung sekolah yang berada didaerah-daerah yang hamper tak berdebu.Pengotoran berat akan terjadi di ruangan-ruangan dengan debu banyak atau pengotoran lainnya, misalnya diperusahan cor, pertambangan, pemintalan dan sebagainya. Pengotoran biasa terjadi diperusahaan-perusahaan lainnya.Disamping pengaruh pengotoran dalam factor depresiasi telah juga diperhitungkan pengaruh usia lampu. Pengaruh ini tergantung pada nyala untuk lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, lampu pijar 500 jam nyala per tahun. Kalau intensitas penerangannya menurun sampai 205 di baah yang seharusnya, lampu-lampu ini sebaiknya dilakukan kelompok demi kelompok supaya tidak menganggu kegiatan perusahaan.

2.1.5 Penentuan Jumlah Titik Cahaya[1]Penentuan titik cahaya dipengaruhi beberapa factor. Faktor ini harus diperhatikan agar didapat penerangan yang baik. Faktor-faktor yang menetukan dan mempengaruhi titik cahaya yaitu :a. Dimensi ruang.b. Faktor refleksic. Intensitas cahaya (lux)d. Kuat penangaran (lm)e. Sistem penerangan.f. Efisiensi penerangang. Faktor refleksiAdapun langkah-langkah yang diperlukan untukan jumlah lampu adalah sebagai berikut :1. Menentukan jenis lampu dan armature yang digunakan.2. Menetukan factor refleksi berdasarkan arna dinding, langit-langit dan lantai. Warna putih dan arna sangat muda = 0,7 Warna muda = 0,5 Warna terang = 0,3 Warna gelap = 0,13. Menentukan indeks bentuknya4. Menentukan efisiensi ruangan dari table dengan nilai k, rp, r dan rm5. Menentukan intensitas penerangan suatu ruangan yang diperlukan dengan menggunakan table.6. Menentukan jumlah armature lampu, dipergunakan persamaan :. (2-9)Jumlah armature lampu (n) : = ...(2-10)Dimana :E = Intensitas Penerangan (lux)A = luas ruangan (m2) = Fluks cahaya (lumen) = efisiensi penerangand = factor depresiasi2.1.6 Penentuan Tata Letak Titik Lampu[1] Dalam penentuan tata letak titik cahaya, kontruksi langit-langit ruangan dan penempatan bidang kerja juga turut mempengaruhi. Di atas bidang kerja tidak boleh ada bayang-bayang yang mengganggu.Tujuan penentuan tata letak titik cahaya adalah :1. Untuk menghasilkan luminasi yang diinginkan2. Menciptakan interior yang indahLuas suatu ruangan yang akan dipasang titik cahaya, harus dihitung dengan ukuran bujur sangkar. Bila sebagian dari ruangan tersebut digunakan untuk keperluan lain, maka luas ruangan tersebut tetap dihitung dari panjang dan lebar bujur sangkar. Kalau kemudian ternyata di tempat tersebut tidak mungkin dipasang titik cahaya, maka titik cahaya tersebut dapat ditiadakan. Untuk menetukan jarak antar titik cahaya, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : .................. (2-11)Dimana :e = jarak antara titik cahayah = tinggi titik cahay ke bidang lampuSedangkan jarak dari diding ke lampu adalah sebesar setengah jarak antara lampu (1/2 e).

2.2 Sistem pelayanan Daya listrik Cadangan[2]Sistem pelayanan daya listrik cadangan adalah system pelayanan daya listrik yang menggunakan sumber daya listrik cadangan untuk menyuplai daya listrik ke beban apabila suplai daya listrik utama terputus.Dalam penentuan suatu system daya listrik cadangan atau suatu system kelistrikan asa beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah :1. KeandalanKeandalan adalah kemampuan pengendalian system terhadap kondisi-kondisi darurat yang mungkin terjadi.2. Keselamatan Keselamatan adalah keamanan system tersebut terhadap manusia dan peralatan yang dipakai3. FleksibilitasFleksibilitas adalah hal yang berkaitan dengan beberpa kemungkinan penyusutan peralatan yang dipakai.4. Rencana perluasan.Rencana perluasan adalah masalah yang berkaitan dengan penambahan kapasitas beban terpasang dan beban puncak pada aktu mendaatang.5. PerawatanPerawatan adalah masalah yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem atau peralatan.2.2.1 Sumber listrik cadangan (Genset)[3]Generator Set (Genset) digunakan untuk menyuplai daya darurat apabila terjadi gangguan. Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam memilih genset :1. Jenis Mesin2. Kapasitas Genset3. Kontrol Transfer BebanKapasitas genset harus disesuaikan dengan kapasitas terpasang. Hal ini memungkinkan agar genset tidak kelebihan beban saat beban sedang maksimum.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Persiapan 1) Lokasi Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya : Jalan Lintas Timur KM. 35,5 Indralaya, Kab. Ogan Ilir, Inderalaya.2) Waktu pengambilan data direncanakan pada hari kerja selama satu bulan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk mendukung penyusunan tugas akhir ini.3) Objek penelitian adalah sistem penerangan dan suplai daya cadangan pada setiap ruangan di Rumah Sakit MAHYUZAHRA Inderalaya.

3.2 Flowchart PenilitianMulai

Observasi Lapangan

Pengumpulan data ( Panjang, Lebar, Tinggi, Jumlah Armature, Jenis Lampu, Faktor refleksi)

Perhitungan data

Analisis data dari hasil perhitungan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart penelitian

3.3 Rencana waktu PenelitianTabel 3.1 Tabel rencana penelitianNoUraian Kegiatan PenelitianJadwal Penelitian

JanuariFebruariMaret April Mei Juni

123412341234123412341234

1Studi Literatur

2Observasi Lapangan

3Proposal Skripsi

4Pengumpuan Data

5Pengolahan Data

6Penulisan Skripsi

3.4 Rencana Tabel PenelitianTable 3.2 Rencana Tabel Penelitian Sistem PeneranganNoNama RuangP (m)L (m)A (m2)T (m)Jumlah ArmaturJenis LampuFaktor refleksi

Lantai 1

1Lobby

A.R. Promosi

B.R. Pendaftaran

C.Lobby

2Instalasi Farmasi dan Pengelohan Limbah

A.Instalasi Farmasi

B.Instalasi Pengolahan LImbah (IPL)

3Instlasi Gawat Darurat (IGD)

A.R. Observasi

B.R. Bedah

C.R. Non Bedah

D.R. Perawat

E.Koridor

4Instalasi Radiologi

A.R. pemotretan Radiologi

B.Kamar Gelap

C.R. Adm. dan Baca Hasil Radiologi

5Ruang Adm, Rekam Medik dan Gudang Obat

A.R.Administrasi

B.R. Rekam Medik

C.Gudang Obat

D.Koridor

E.WC

6Ruang Prakter Dokter

A.R. Praktek Dokter Penyakit Dalam

B.R. Prakter Dokter Anak

C.R. Praktek Dokter Bedah

D.R. Praktek Dokter Patologi

E.Ruang Menyusui

F.R. Tunggu Pasien

7Ruang Perawatan

A.Ruang Perawatan Kelas III Laki-Laki

B.Ruang Perawatan Kelas III Perempuan

C.WC

8Instalasi Laboratorium dan Bank Darah

A.R. Laboratorium Dan Bank Darah

9Ruang Jenazah

10Instalasi Gizi

A.R. Konsultasi Gizi

B.R. Dapur

C.Koridor

11Instalasi Patologi Anatomi

A.R. Patologi Anatomi

B.WC

C.Koridor

12Perawatan Anak

A.Ruang Pasien

B.WC

C.Koridor

13Ruang Neonatus

A.R. Bayi 1

B.R. Bayi 2

C.R. Kebersihan

D.R. Noenatus

E.Koridor

14R. IcuR. Kebidanan R. Ginekologi

AR. ICU

B.WC

C.Koridor

D.R. VK

E.R. Pemulihan pasca melahirkan

F. WC

15Instalasi Bedah Sentral & CSSD

A.R. Operasi

B.R. CSSD

C.R. Oksigen

D.Koridor

16Paviliun Umar Bin Khatab

A.R. Pasien (11)

B.R. Pasien (10)

C.R. Pasien (9)

D.R. Pasien (8)

E.R. Pasien (7)

F.R. Pasien (6)

G.R. Pasien (5)

H.R. KIA/KB (4)

I.R. Praktek Dokter Mata (3)

J.R. Rehabilitas Medik (2)

K.R. Praktek Dokter Gigi (1)

L.R. Perawat

M.Koridor 1.

N.Koridor 2.

O.Koridor 3

17R. Keuangan & Anggaran.

Lantai 2

18Lobby Atas

A.Lobby

B.R. Perawat

19.Perkantoran

A.R. Direktur & Wakil Direktur

B.WC 1

C.R. Komite Medik

D.R. Yayasan

E.R. Pertemuan

F.WC 2

G. R. Pelayanan Medik

H.Koridor

20Paviliun Ustman Bin Affan

A.R. Pasien (201)

B.WC 1

C.R. Pasien (202)

D.R. Pasien (203)

E.R. Pasien (204)

F.R. Pasien (205)

G.WC 2

H.R. Pasien (206)

I.R. Pasien (207)

J.R. Pasien (208)

K.R. Pasien (209)

L.Koridor 1.

M.Koridor 2

N.Koridor 3

3.5 Rumus yang Digunakan Untuk Perhitungan 1. Rumus intensitas penerangan rata-rataEr = .... (3-1)Dimana : Er = Intensitas penerangan rata-rata (lux) = Fluks cahaya (lm)A = Luas permukaan (m2)2. Rumus intensitas penerangan di suatu titik p.Ep = ... (3-2)Dimana : Er = Intensitas penerangan di suatu titik p yang diterangi (lux)I = Intensitas cahaya (cd)r = jarak dari sumber cahaya ke titik p (m)

3. Rumusan umum untuk indeks bentuk.... (3-3)Dimana : p = panjang ruangan dalam suatu satuan meter (m)l = lebar ruangan (m)h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)4. Rumus faktor depresiasi :........ (3-4)Dimana :E = Intensitas Penerangan (lux)d = factor penyusutan / depresiasi5. Rumus menentukan jumlah armature. = ...........(3-5)Dimana :E = Intensitas Penerangan (lux)A = luas ruangan (m2) = Fluks cahaya (lumen) = efisiensi penerangand = factor depresiasi

6. Rumus Efisiensi penerangan () ... (2-7)Dimana : = Efisiensi penerangan = Indeks ruangan Nilai , , , dan dipeoleh dari table efesiensi penerangan.7. Rumus untuk menetukan jarak antara titik cahaya, ........ (3-6)Dimana :e = jarak antara titik cahayah = tinggi titik cahaya ke bidang kerja8. Rumus untuk menentukan jarak dari diding ke lampu adalah setengah jarak antara lampu (1/2 e).9. Rumus menghitung kapasitas generator .......... (3-7)Dimana : = Daya Aktif masukan (watt) = Daya Aktif keluaran (watt) = factor kebutuhan beban (%) = efisiensi (%)Dan,........ (3-8)Dimana : = Daya Semu masukan (VA) = Daya Aktif masukan (watt) = faktor daya

3.6 Analisa DataSetelah mendapatkan hasil perhitungan data, Penulis melakukan analisa terhadap data-data tersebut. Analisa ini dilakukan dengan cara membandingkan data yang sebenarnya dengan data hasil perhitungan yang telah sesuai aturan PUIL 2000.

DAFTAR PUSTAKA

[1] P. Van Harten, E. Setiaan. Ir.1983. Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 2. Bina Cipta : Bandung.[2] Mardhiani, Amalia. 2006. Skripsi Evaluasi Sistem Penarangan di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang.. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.[3] Iqbal, Ahmad. 2013. Skripsi Evaluasi Sistem Kelistrikan Ruangan Operasi pada Rumah Sakit Internasional Siloam Sriwijaya Palembang.. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.[4] Akbar, Aidil. 2013. Skripsi Perencanaan Sistem Kelistrikan Instalansi Gaat Darurat (IGD) Yang Baru Pada RS.RK Charitas Palembang. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.[5] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000 ). Jakarta

2.2.2 Uniteruptible poer supply (UPS)UPS sebagai sumber daya listrik yang khusu untuk melayani beban listrik khusus yang membutuhkan daya listrik yang tidak boleh terputus ataupun kualitas kelistrikan yang tinggi, dll.Beban listrik khusus ini antara lain