Download - Syubhat Syubhat Cinta

Transcript
  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [1]

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [2]

    Kata Pengantar

    Bismillahirrohmaanirrohiim

    Assalamu alaykum warohmatullohi wabarokatuh

    Alhamdulillah, e-book ini tuntas juga dalam waktu kurang lebih 7 jam. Semua ini atas pertolongan-Nya. Tak lupa saya juga berterima kasih kepada rekan-rekan, yang senantiasa memberikan motivasi, inspirasi, dan dorongan untuk terus berkarya. E-book Syubhat-Syubhat Cinta asalnya hanyalah sebuah kumpulan soal-soal yang sering dilontarkan oleh anak muda terkait dunia percintaan, saya dapatkan soal ini dari seroang ustadz di statusnya. Lalu, dari hal itulah, singkat cerita akhirnya saya putuskan untuk dilanjutkan ke e-book saja. E-book ini saya persembahkan buat, Ibunda tercinta, istri terkasih, anak yang tersayang, dan kepada kaum muslimin dan muslimah. Semoga e-book ini memberikan faedah, berkah, dan kebaikan bagi kita semua.

    Makassar, Januari 2015

    Penulis Kusnandar Putra

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [3]

    Daftar Isi

    Syubhat-Syubhat Cinta

    Halaman

    Kata Pengantar Daftar Isi 1. Apa salah seseorang jatuh cinta kepada lawan

    jenis? 2. Bukankah cinta adalah sunnatullah yang diberikan

    Allah kepada manusia. Nah kalau cinta itu adalah ni'mat, lantas mengapa islam melarang kita jatuh cinta?

    3. Yang manakah cinta suci sebenarnya yang di ridhoi Allah?

    4. Apakah pacaran dilarang dalam islam? 5. Kalaulah pacaran dilarang dalam islam, coba

    sebutkan satu ayat dalam Qur'an atau hadist Rasul yang melarang pacaran.

    6. Bukankah Islam menyuruh kita untuk menikahi wanita karena kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Nah bagaimana cara kami mengetahui semua itu kalau tidak lewat pacaran?

    7. Bukankah kita dilarang membeli kucing dalam

    karung? Maksudnya, bagaimana hub suami istri

    akan langgeng nantinya jikalau kami tidak

    mengenal pasangan hidup kami.

    8. Sekarang khan bukan lagi zaman sitti nurbaya,

    -2- -3-

    -5-

    -7-

    -8- -9-

    -10-

    -14-

    -24-

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [4]

    dimana orang tualah yang memutuskan jodoh.

    Maka pacaran itu hal yang wajar untuk mendapat

    jodoh.

    9. Dengan pacaran, justru kami mendapat banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai sarana untuk saling memotivasi, saling membantu dan salling mengingatkan.

    10. Bagaimanakah sebenarnya konsep ta'aruf dalam islam, menurut kami ta'aruf itu beda-beda tipis dengan pacaran.

    11. Pacaran itu hal yang lumrah untuk melampiaskan rasa sayang kepada sang pacar dan itu normal aja, justru yang nggak pacaran itulah yang tidak normal.

    12. Memang jodoh itu ditangan Tuhan, namun jika tidak dicari maka juga tidak akan pernah dapat.

    13. Kami selalu mencari yang terbaik sebagai pasangan hidup dan menjadi ibu dari anak-anak kami. Maka kalau tidak lewat pacaran, harus lewat jalan apa lagi untuk mendapat yang terbaik?

    Penutup

    -26-

    -27-

    -28-

    -28-

    -29-

    -30- -32-

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [5]

    1. Apa salah seseorang jatuh cinta kepada lawan jenis?

    Jawab:

    Sebelumnya, jatuh cinta itu apa sih? Dalam KBBI, jatuh cinta

    adalah menaruh cinta kepada. Nah, dari sini kita memahami

    bahwa jatuh cinta itu harus selektif. Jangan salah taruh! Ibarat

    sebuah perhiasan, kalau diletakkn sembarang tempat, bisa saja

    dicuri bahkan pelakunya bisa menjadi korban.

    Jatuh cinta ini jelas banyak objeknya, bisa kepada alam

    semesta, Alloh azza wa jalla, Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam,

    sahabat nabi, atau pun kepada lawan jenis. Yang menjadi soal, adalah

    cinta itu ada 2. Ada cinta yang terpuji dan ada cinta yang tercela.

    Nah, dimanakah kita mau menjatuhkan cinta?

    Berkata Ibnu Qoyyim rohimahulloh tentang pembagian cinta

    ini,

    Cinta terpuji adalah jenis cinta yang bermanfaat yang

    akan mendangkan sesuatu yang bermanfaat di dunia dan

    akhirat bagi pemiliknya. Cinta seperti ini merupakan alamat

    kebahagiaan. Sebaliknya, cinta tercela adalah cinta yang

    mendatangkan kerugian bagi pemiliknya, baik di dunia maupun

    di akhirat. Yang kedua ini merupakan tanda kesengsaraan

    seseorang.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [6]

    Jika hal ini bisa dipahami, maka setiap yang mengikuti

    fungsi masing-masing jenis cinta di atas memiliki hukum yang

    sama dengan yang diikuti. Cinta yang bermanfaat dan terpuji

    yang merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba-, seluruh

    yang mengikutinya atau yang berpangkal padanya adalah

    bermanfaat juga. Jika ia menangis, maka tangisannya itu pun

    bermanfaat. Jika ia bersedih, maka kesedihannya juga

    bermanfaat. Demikian juga jika ia merasa senang atau

    bergembira, semuanya bermanfaat baginya.

    Sedangkan cinta yang merugikan, yaitu cinta tercela,

    maka seluruh yang mengikutinya atau dampak-dampaknya

    adalah juga merugikan pemiliknya dan menjauhkannya dari

    Robb-nya. Apapun keadaannya, yang terjadi adalah kerugian

    dan keterjauhan dari Alloh azza wa jalla.

    (Kitab ad-Da wa AdDawa)

    Cinta kepada Alloh, jelas cinta yang terpuji, begitupula kepada

    nabi-Nya, dst. Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan jatuh

    cinta kepada lawan jenis? Ini harus dirinci, jika hal itu menjurus ke

    kemaksiatan, seperti pacaran, SMS-an, maksiat, dll, maka ini menjadi

    cinta yang tercela. Namun, jika cinta itu dinyatakan dalam bentuk

    melamar, kemudian sukses menikah, maka inilah cinta yang benar:

    terpuji. Ia membangun cintanya di dalam rumah tangga, melabuhkan

    cintanya dalam ikatan yang suci nan halal.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [7]

    Anak muda yang bilang jatuh cinta, lalu tidak melamar,

    hanya mau maksiat, itu adalah cinta yang salah.

    2. Bukankah cinta adalah sunnatullah yang diberikan Allah kepada

    manusia. Nah kalau cinta itu adalah ni'mat, lantas mengapa islam

    melarang kita jatuh cinta?

    Jawab:

    Siapa yang larang secara mutlak? Soalnya adalah cinta model

    bagaimana dulu kamu lakoni? Yang berbuah pahala atau maksiat?

    Ingat, ada cinta yang mesti dilestarikan dan ada cinta yang

    wajib dimusnahkan.

    Cinta yang dilestarikan itu seperti cinta hamba kepada Robb-

    Nya. Sementara, cinta yang dimusnahkan itu, cintanya anak muda

    kepada lawan jenisnya yang tidak diikat dengan akad nikah.

    Ada yang menarik dari perkataan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah

    dalam kitabnya Ad-Da wa ad-Dawa berkata,

    ..tidak mungkin bisa menyatukan dalam satu hati antara cinta

    kepada Kekasih Yang Maha Tinggi dengan cinta kepada

    makhluk. Sebab, keduanya merupakan 2 hal yang saling

    berlawanan dan tidak akan pernah saling bertemu.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [8]

    Barangsiapa yang kekuatan cintanya hanya untuk Alloh azza wa

    jalla seutuhnya (dimana kecintaan kepada selain Alloh adalah

    batil dan siksa baginya), maka hal itu akan memalingkannya

    untuk tidak mencintai selai Alloh azza wa jalla.

    3. Yang manakah cinta suci sebenarnya yang di ridhoi Allah?

    Jawab:

    Cinta yang suci yaitu cinta yang dibenarkan dalam agama.

    Yang mendatangkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Jika ia

    menangis, maka tangisannya itu pun bermanfaat. Jika ia bersedih,

    maka kesedihannya juga bermanfaat. Demikian juga jika ia merasa

    senang atau bergembira, semuanya bermanfaat baginya.

    Apa contohnya?

    Seorang muslim yang ketika ia menangis lantaran banyak

    dosanya, mengingat akhirat, mengingat siksa neraka, sehingga ia

    mencintai-Nya, maka ini adalah cinta yang suci.

    Seorang muslim yang ia bergembira lantaran telah

    melakukan akad nikah bersama istrinya, ini adalah cinta yang suci.

    Cintanya halal, aktivitasnya berkah.

    Alloh azza wa jalla berfirman tentang Nabi Adam alayhi salam,

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [9]

    Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya

    (QS. 7:189)

    Saya sempat membaca dalam sebuah majalah, sumbernya

    dikutib dari Al-Bidayah wan Nihayah, tatkala Nabi Adam tertidur,

    maka Alloh azza wa jalla mencabut dari tulang rusuknya yang

    bengkok sebelah kanan. Lalu Alloh menciptakan istrinya: Hawa

    darinya.

    Ketika Adam bangun, ia kaget, bertanya, Siapa kamu

    Hawa menjawab, Saya wanita!

    Untuk apa kamu diciptakan? lanjut Adam.

    Untuk menemanimu! kata Hawa.

    Masya Alloh, inilah cinta yang suci. Bagaimana bentuk cinta

    suci itu!

    4. Apakah pacaran dilarang dalam Islam?

    Jawab:

    Pacaran adalah sebuah aktivitas, bukan status semata.

    Aktivitas hati, mata, telinga, dll. Ada tuh aktivis Islam beralibi saya

    tidak pacaran dengan akhwat itu, saya tidak pernah nembak dia!, eh

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [10]

    tapi sering ketemuan, SMS-an, ini sama saja pacaran! Hatinya

    pacaran!

    Ingat, ada sebuah hadits menyinggung penuh tentang

    pacaran, Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda,

    Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan

    diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina,

    zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya

    dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan

    berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki

    itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati

    berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang

    membenarkan itu semua atau mendustakannya.

    (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243)

    Islam adalah agama yang menolak keras kemaksiatan

    bertopeng pacaran ini. Saya gak tahu yah kalau agama lain!

    5. Kalaulah pacaran dilarang dalam islam, coba sebutkan satu ayat

    dalam Qur'an atau hadist Rasul yang melarang pacaran.

    Jawab:

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [11]

    Pacaran itu bukan sekedar statusnya yang dilarang, tapi

    diharomkan karena aktivitasnya. Entah mau dikatakan itu pacaran

    islamiy, pendekatan, tunangan, dll. Intinya aktivitasnya.

    1. Pacaran itu sarana ke zina.

    Alloh azza wa jalla berfirman:

    :[ } {23]

    Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina;

    sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan

    suatu jalan yang buruk". QS. Al Isra: 32.

    Coba perhatikan aktivitas pacaran: mulai dari pegangan

    tangan, boncengan, ciumah, telpon-telponan, dll.

    Makanya Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa larangan

    mendekati zina, lebih keras daripada larangan melakukannya,

    karena berarti larangannya mencakup seluruh sebab dan sarana

    yang menghantarkan kepada zina. Karena siapa yang berdiri di

    sekitar batas terlarang dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya.

    2. Pacaran berarti berdua-duaan.

    Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda:

    .

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [12]

    Artinya: "Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma

    meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam

    bersabda:

    "Tidak boleh sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan

    seorang wanita kecuali bersama dengan mahram". HR. Bukhari.

    3. Pacaran itu saling memandang

    Alloh azza wa jalla berfirman:

    {

    (23 :[ }... )23 23]

    Artinya: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:

    "Hendaklah mereka menjaga pandangannya, dan memelihara

    kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,

    sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka

    perbuat". "Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah

    mereka menjaga pandangannya". QS. An Nur: 30-31.

    4. Pacaran itu saling memengang.

    Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda:

    : :

    [. 33 /333]

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [13]

    Artinya: "Ma'qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu meriwayatkan

    bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh,

    ditusukkan ke dalam kepala seorang lelaki dengan jarum besi

    lebih baik baginya, daripada dia menyentuh seorang wanita

    yang tidak halal baginya". HR. Ath Thabrani di dalam Al Mu'jam Al

    Kabir dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash

    Shahihah, no. 226.

    5. Pacaran Islamiy itu modus saja.

    Saya kan pacaran Islamiy, tidak pernah bertemu, Cuma SMS-an.

    Mungkin itu jawaban bagi beberapa kaum muslimin yang ikut

    tenggelam dalam arus cinta tercela.

    Hey, pacaran itu apapun embel-embelnya, tetap maksiat.

    Apa buktinya? Perhatikan perasaan pada saat ditelpon, di-SMS, di

    BBM oleh kekasihnya! Ada rasa toh?

    Dan satu lagi, gimana kondisi syahwat saat ditelpon olehnya?

    Naik atau turun?

    Sementara Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda,

    Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan

    diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina,

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [14]

    zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya

    dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan

    berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki

    itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati

    berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang

    membenarkan itu semua atau mendustakannya. (H.R. Muslim:

    2657, alBukhori: 6243)

    Intinya pacaran itu harom. Itu bukan penulis yang bilang yah.

    Tapi agama!

    6. Bukankah Islam menyuruh kita untuk menikahi wanita karena

    kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Nah

    bagaimana cara kami mengetahui semua itu kalau tidak lewat

    pacaran?

    Jawab:

    Saya pernah buat quotes seperti ini,

    Modus pacaran: mengenal calon.

    Hey, emang yang pacaran 100% menampilkan sosok

    aslinya? Itu topeng. Ujung-ujungnya mengingini maksiat

    saja.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [15]

    Lihat tuh cara Islam membimbing dalam pernikahan.

    Hamba dikenalkan calonnya dalam istikhoroh.

    Mengapa?

    Karena pilihan-Nya-lah terbaik, termulia, dan terpantas.

    # CatatanPinggirUkhuwah

    Nah. Sudahlah, memang cara terbaik mengenal calon dengan

    pacaran yah? Mengenal isi fisiknya yah? Naudzubillah.

    Hey, Islam itu gak begitu caranya, tapi ada prosesnya. Ini akan

    disampaikan secara langsung bagaimana proses pengenalan

    calonnya (taaruf) sampai nikah.

    Taaruf yang benar, mulai dari point 3 sampai 4.

    1. Memahami siapa yang akan dinikahi. Bukan berarti harus

    pacaran dulu atau tunangan. Maksudnya gini, mengetahui siapa

    namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya,

    agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa

    ditempuh dengan mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari

    kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang

    mengenali si lelaki/si wanita. Ingat perantara!

    2. Nadzor, yaitu melihat calon pasangan hidup.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [16]

    Ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar,

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menasihatinya:

    Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang

    Anshar ada sesuatu. Yang beliau maksudkan adalah mata

    mereka kecil. (HR. Muslim no. 3470 dari Abu Hurairah

    radhiyallahu anhu)

    3. Khithbah (lamar)

    Seorang lelaki yang telah berketetapan hati untuk menikahi

    seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada

    walinya.

    4. Kemungkaran dalam nadzor dan pelamaran.

    Ustadz Hammad Abu Muawiyah memberikan peringatan

    terkait kekeliruan dalam nadzor dan pelamaran, Di antara

    kemungkaran-kemungkaran tersebut adalah:

    1. Seorang lelaki menazhor seorang wanita tanpa seizin dari

    wali wanita tersebut.

    2. Terjadinya khalwat dalam proses nazhor, dimana sang

    wanita berduaan dengan lelaki yang akan melihatnya.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [17]

    3. Terjadinya ikhtilat dalam proses nazhar, dimana lelaki

    pelamar ditemani nazhar oleh lelaki lain yang sudah menikah.

    Lalu mereka beralasan bahwa mahram dari wanita yang akan

    dinazhar adalah istri dari lelaki yang menemaninya itu.

    Ini jelas merupakan kebodohan dalam memahami

    makna mahram. Karena yang dimaksud dengan mahram di

    sini adalah lelaki dewasa yang haram menikah dengan wanita

    itu selama-lamanya. Dan lebih aneh lagi dia membiarkan

    calon istrinya dilihat oleh lelaki yang menemaninya itu, dan

    istri lelaki itu juga merelakan suaminya melihat wanita lain.

    Subhanallah, betapa bodohnya mereka sehingga

    dipermainkan oleh setan.

    4. Mengadakan ritual saling mengikat antara seorang lelaki

    dan wanita sebelum pernikahan, yang ini sering dikenal

    dengan ritual tunangan.

    5. Mondar-mandirnya seorang lelaki ke rumah wanita yang

    sudah dia lamar, berduaan dengannya dan keluar bersamanya.

    Telah berlalu dalil akan haramnya seorang lelaki

    berkhalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan

    mahramnya. Karena seorang wanita, walaupun dia telah

    dilamar oleh seorang lelaki dan telah disetujui oleh kedua

    belah pihak tetap lelaki tersebut bukanlah mahramnya sampai

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [18]

    mereka berdua menikah, walaupun lelaki tersebut adalah

    keluarga dekatnya, seperti sepupunya.

    6. Terjadinya perbincangan antara keduanya tanpa ada hal

    yang mengharuskan mereka untuk berbincang, terlebih lagi

    jika perbincangannya dilakukan melalui telepon dan yang

    semisalnya, karena kebanyakan isi perbincangan mereka

    merupakan perkara yang tidak halal mereka perbincangkan

    sebelum keduanya menikah. Hal ini diperparah jika sang

    wanita melembutkan suara dan cara berbicaranya, karena dari

    sinilah awal munculnya berbagai macam bentuk perzinahan.

    Allah -Subhanahu wa Taala- berfirman memerintahkan kaum

    mu`minah:

    Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti

    wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah

    kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah

    orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah

    perkataan yang baik. (QS. Al-Ahzab: 32)

    6. Seorang lelaki mengunjungi wanita yang telah dia

    lamar/tunangannya dengan alasan mau mengajarinya Al-

    Qur`an atau ilmu-ilmu agama lainnya.

    Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- pernah ditanya dengan

    nash pertanyaan sebagai berikut, Saya telah melamar seorang

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [19]

    wanita, dan saya telah membantunya menghafal 20 juz dari Al-

    Qur`an -walhamdulillah- selama fase pertunangan. Saya duduk

    bersamanya (mengajarinya) dengan keberadaan mahram di

    sisinya, dan dia juga konsisten dengan hijab yang syariy -

    walhamdulillah-. Pembicaraan kami tidak pernah keluar dari

    masalah agama atau membaca Al-Qur`an, waktu kunjunganpun

    singkat. Maka apakah dalam perbuatan saya ini adalah perkara

    yang dilarang secara syariy?.

    Maka Syaikh menjawab, Ini tidak boleh (dilakukan), karena

    perasaan seorang lelaki ketika dia duduk bersama wanita yang

    telah dia lamar/tunangannya biasanya akan menimbulkan

    kejolak syahwat, sedangkan (perasaan) bergejolaknya syahwat

    kepada selain istri dan budak adalah diharamkan. Dan semua

    perkara yang bisa mengantarkan kepada yang haram maka dia

    juga haram.

    8. Mengundur pernikahan setelah proses pelamaran selesai

    dan disetujui oleh kedua belah pihak atau panjangnya waktu

    pertunangan. Baik dikarenakan masih ada syarat yang belum

    dipenuhi oleh pihak lelaki, atau karena menunggu selesainya

    pendidikan salah satunya atau keduanya atau dengan alasan

    yang sering dilontarkan oleh kebanyakan orang yakni sampai

    keduanya sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya.

    Semua ini adalah alasan yang tidak syariy, karena bisa

    menimbulkan kerusakan di kemudian hari. Maka yang wajib

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [20]

    diperhatikan adalah hendaknya setiap lelaki yang mau

    melamar seorang wanita haruslah sudah memiliki persiapan

    berkenaan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan

    sebelum dan setelah pernikahan, sehingga dia tidak menunggu

    lagi setelah disetujuinya pelamaran kecuali langsung

    mengadakan pernikahan, wallahul muwaffiq.

    Nah, inilah proses taaruf yang benar dalam Islam, tidak ada

    yang namanya pacaran, tunangan, dll. Kalau sudah dilamar dan

    pihak keluarga si wanita sudah sepakat untuk dilanjutkan,

    maka sekarang langkah berikutnya ialah:

    5. Akad Nikah

    Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua

    pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan

    qabul.

    Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul

    adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si

    perempuan dengan ucapannya, misalnya: Saya nikahkan anak

    saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar 2 gr cincin

    emas.

    Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan

    ucapannya, misalnya: Saya terima nikahnya anak Bapak yang

    bernama si A dengan mahar 3 gram cincin emas

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [21]

    6. Walimatul urs (pesta pernikahan)

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada Abdurrahman

    bin Auf radhiyallahu anhu ketika mengabarkan kepada beliau

    bahwa dirinya telah menikah:

    Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya

    menyembelih seekor kambing. (HR. Al-Bukhari no. 5167 dan

    Muslim no. 3475)

    7. Setelah akad

    Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai

    wanita, lalu ia ingin masuk menemui istrinya maka disenangi

    baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini:

    Pertama: Bersiwak terlebih dahulu untuk membersihkan

    mulutnya karena dikhawatirkan tercium aroma yang tidak sedap

    dari mulutnya. Demikian pula si istri, hendaknya melakukan yang

    sama. Hal ini lebih mendorong kepada kelanggengan hubungan dan

    kedekatan di antara keduanya. Didapatkan dari perbuatan

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak

    masuk rumah menemui istrinya, sebagaimana berita dari Aisyah

    radhiyallahu anha (HR. Muslim no. 590).

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [22]

    Kedua: Disenangi baginya untuk menyerahkan mahar bagi

    istrinya sebagaimana akan disebutkan dalam masalah mahar dari

    hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma.

    Ketiga: Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal

    memberinya segelas minuman ataupun yang semisalnya

    berdasarkan hadits Asma` bintu Yazid bin As-Sakan radhiyallahu

    anha, ia berkata, Aku mendandani Aisyah radhiyallahu anha untuk

    dipertemukan dengan suaminya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam. Setelah selesai aku memanggil Rasulullah Shallallahu alaihi

    wa sallam untuk melihat Aisyah. Beliau pun datang dan duduk di

    samping Aisyah. Lalu didatangkan kepada beliau segelas susu. Beliau

    minum darinya kemudian memberikannya kepada Aisyah yang

    menunduk malu. Asma` pun menegur Aisyah, Ambillah gelas itu

    dari tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aisyah pun

    mengambilnya dan meminum sedikit dari susu tersebut. (HR.

    Ahmad, 6/438, 452, 458 secara panjang dan secara ringkas dengan

    dua sanad yang saling menguatkan, lihat Adabuz Zafaf, hal. 20)

    Keempat: Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala

    istrinya (ubun-ubunnya) sembari mendoakannya, dengan dalil

    sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:

    :

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [23]

    Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita

    atau membeli seorang budak maka hendaklah ia memegang

    ubun-ubunnya, menyebut nama Allah Subhanahu wa Taala,

    mendoakan keberkahan dan mengatakan: Ya Allah, aku

    meminta kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang

    Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku berlindung

    kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau

    ciptakan/tabiatkan dia di atasnya. (HR. Abu Dawud no. 2160,

    dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan

    Abi Dawud)

    Kelima: Ahlul ilmi ada yang memandang setelah dia bertemu

    dan mendoakan istrinya disenangi baginya untuk shalat dua rakaat

    bersamanya. Hal ini dinukilkan dari atsar Abu Said maula Abu Usaid

    Malik bin Rabiah Al-Anshari. Ia berkata: Aku menikah dalam

    keadaan aku berstatus budak. Aku mengundang sejumlah sahabat

    Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, di antara mereka ada Ibnu Masud,

    Abu Dzar, dan Hudzaifah radhiyallahu anhum. Lalu ditegakkan

    shalat, majulah Abu Dzar untuk mengimami. Namun orang-orang

    menyuruhku agar aku yang maju. Ketika aku menanyakan mengapa

    demikian, mereka menjawab memang seharusnya demikian. Aku

    pun maju mengimami mereka dalam keadaan aku berstatus budak.

    Mereka mengajariku dan mengatakan, Bila engkau masuk menemui

    istrimu, shalatlah dua rakaat. Kemudian mintalah kepada Allah

    Subhanahu wa Taala dari kebaikannya dan berlindunglah dari

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [24]

    kejelekannya. Seterusnya, urusanmu dengan istrimu. (Diriwayatkan

    Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, demikian pula Abdurrazzaq.

    Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal.

    32, Sanadnya shahih sampai ke Abu Said).

    Wallahu taala alam bish-shawab.

    Nah, inilah proses taaruf sampai selesai. Kalau sudah

    terlaksana hal ini, Alhamdulillah.

    Sudah siap?

    7. Bukankah kita dilarang membeli kucing dalam karung ?,

    maksudnya, bagaimana hub suami istri akan langgeng nantinya

    jikalau kami tidak mengenal pasangan hidup kami.

    Jawab:

    Orang yang sudah pacaran dinikahi lebih parah, membeli

    kucing yang sudah tidak perawan, tidak perawan hatinya, tidak

    perawan kulitnya, tidak perawan telingatnya, bahkan ada tidak

    perawan lagi nadzubillah- kehormatannya.

    Nyesek kan!

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [25]

    Dan siapa bilang yang melalui tahap syari itu

    diperumpamakan dengan beli kucing dalam karung?

    Yang pilihkan mereka itu Alloh azza wa jalla, masbro.

    Prosesnya tidak maksiat, awalnya didahului oleh nadzor,

    pengelannya diperantarai pihak ketiga, kalau cocok akad, setelah itu

    mereka membangun cinta. Masya Alloh. Indah kan!

    Ingat sekali lagi, Alloh yang membuat sakinah, langgeng,

    bukan maksiat diawal yang membuat sakinah., langgeng.

    Alloh azza wa jalla berfirman,

    Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

    menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri,

    supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan

    dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih dan saying.

    Sesungguhnya pada hal demikian itu benar-benar terdapat

    tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

    (QS. Ar-Rum:21)

    Yang terjadi malah, yang sudah pacaran lalu nikah, itu yang

    banyak kasus perceraiannya. Lihat tuh sebagian artis-artis, sudah

    nikah, eh esoknya cerai!

    Mengapa?

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [26]

    Karena dulu pernah pacaran, akhirnya pasca nikah, sudah

    bosan. Kan diwaktu pacaran sudah dapat semua. Bosan. Cerailah!

    Ganti lagi! Mau ikuti gaya seperti ini?

    8. Sekarang khan bukan lagi zaman sitti nurbaya, dimana orang

    tualah yang memutuskan jodoh. Maka pacaran itu hal yang wajar

    untuk mendapat jodoh.

    Jawab:

    Siapa juga yang mau nyuruh mengikuti zaman Siti Nurbaya!

    Yang kaum muslimin ikuti itu jamannya Rosululloh shollallohu

    alayhi wasallam dan para sahabatnya. Lihat bagaimana para salaf

    dalam mendapatkan jodoh. Mereka nikah, tidak pacaran loh! Para

    sahabat itu sangat takut dengan maksiat, sangat galau jika ada fitnah

    lawan jenisnya!

    Mengapa? Karena zaman mereka zaman terbaik, mereka

    orang terbaik. Nabi shollalohu alayhi wasallam bersabda,

    Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian

    zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya

    (HR. Bukhori Muslim)

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [27]

    9. Dengan pacaran, justru kami mendapat banyak keuntungan,

    diantaranya adalah sebagai sarana untuk saling memotivasi, saling

    membantu dan salling mengingatkan.

    Jawab:

    Motivasi apa? Motivasi maksiat?

    Membantu apa? Membantu maksiat?

    Mengingatkan apa? Mengingatkan untuk maksiat?

    Sudah, itu syubhat! Ini tipuan syaiton!

    Coba saya tanya, lebih banyak mana, manfaat pacaran atau

    mudhorot pacaran?

    Sudah korban perasaan, waktu habis, prestasi terkikis,

    durhaka orangtua, maksiat kepada Alloh azza wa jalla, dll.

    Kembali kami ingatin yah, pacaran itu adalah ranjau syaiton.

    Iblis berkata: Demi kekuasaan-Mu, aku akan

    menyesatkan mereka semuanya.

    (QS. Shaad: 82).

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [28]

    10. Bagaimanakah sebenarnya konsep ta'aruf dalam islam, menurut

    kami ta'aruf itu beda-beda tipis dengan pacaran.

    Jawab:

    Apa bedanya taaruf dan pacaran?

    Pacaran harom, taaruf halal. Titik.

    Rosulloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,

    Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang harom itu

    jelas,..

    (HR. Muslim)

    Tahap-tahapnya sudah ada tuh di atas!

    11. Pacaran itu hal yang lumrah untuk melampiaskan rasa sayang

    kepada sang pacar dan itu normal aja, justru yang nggak pacaran

    itulah yang tidak normal.

    Jawab:

    Yee Justru yang pacaran itu gak normal karena maksiat,

    melanggar aturan, dan menyimpang dari suatu ajaran.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [29]

    Coba lihat defenisi nomal di KBBI: Normal adalah menurut

    aturan atau menurut pola yang umum, sesuai dan tidak menyimpang

    dari suatu norma atau kaedah, tanpa cacat, tidak ada kelainan.

    Yang gak pacaran itu justru normal karena itu sesuai aturan

    agama, cintanya suci, ia tidak mau salah menjatuhkan cinta. Kecuali

    ia hanay simpan untuk yang halal nantinya. Mantap kan!

    Dengarkan ini wahai para pemuda yang bergelimang dengan

    dosa pacaran, berkata Bilal bin Saad rohimahulloh,

    Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi

    lihatlah terhadap siapa engkau bermaksiat.

    (Az- Zuhud)

    12. Memang jodoh itu ditangan Tuhan, namun jika tidak dicari maka

    juga tidak akan pernah dapat.

    Jawab:

    Betul itu, harus ikhtiar (dicari). Pertanyaannya, model

    mencarinya gimana dulu? Pacaran, ketemuan, telpon-telponan

    dengan lawan jenis? Itu malah mencari kehancuran masa depan.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [30]

    Model taaruf syari seperti penjelasan di atas? Nah, itu yang

    benar. Karena ada pentunjuk agamanya.

    Nasehat saya: jangan ngikutin banyak orang! Teman pacaran,

    ikut-ikutan. Masyarkat maksiat, ikut-kutan. Jangan!

    Ingat, Alloh azza wa jalla berfirman,

    dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang

    di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari

    jalan Alloh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan

    belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap

    Alloh).

    (QS. al-Anam: 336)

    13. Kami selalu mencari yang terbaik sebagai pasangan hidup dan

    menjadi ibu dari anak-anak kami. Maka kalau tidak lewat pacaran,

    harus lewat jalan apa lagi untuk mendapat yang terbaik?

    Jawab:

    Boleh juga lewat pacaran, supaya anak-anakmu kelak

    meneladanimu sebagai percontohan untuk pacaran dengan lawan

    jenisnya nanti.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [31]

    Astagfirulloh.

    Untuk menjadi ibu dari anak-anak sholeh, seharusnya

    menjadilah wanita yang sholehah pula. Apakah engkau mengira

    pacaran adalah jalah benar untuk menikah dan menghasilkan anak-

    anak yang sholeh?

    Berbicara ibu yang terbaik, siapa lagi kalau bukan Ummahatul

    Mukminin, itulah sosok-sosok wanita terbaik sepanjang masa. Itulah

    istri-istri Nabi shollallohu alayhi wasallam.

    Apakah mereka pernah pacaran? Bermaksiat sebelum

    menikah?

    Hey, mereka itu calon penduduk surga. Nabi shollalohu alayhi

    wasallam bersabda,

    Sesungguhnya Alloh tidak menghendaki aku menikah

    atau dinikahkan kecuali dengan wanita-wanita penghuni

    surga.

    Maka dari itu, teladanilah mereka ini, pelajari sirohnya, dan engkau

    akan tahu bahwa mereka adalah percontohan terbaik bagi istri dan

    sosok ibu terbaik bagi anak-anak. Alhamdulillah.

  • K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

    [32]

    Penutup Alhamdulillah, jika Anda sudah tuntas membaca e-book

    ini, diprint, diamalkan, dan apapun itu, yang penting jangan diplagiat, yah! Semoga bermanfaat. Jakamullohu khoiron.

    Wassalamu alaykum warohmatullohi wabarokatuh. Salam Kusnandar Putra www.penulismuslim.com 085 255 496 907