Download - Syarifudin, desain grafis

Transcript
Page 1: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 1

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 1

Page 2: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 2

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 2

BAGIAN PERTAMA

1. Histografi Desan Grafis

Sejarah desain grafis pertama kali ditemukan di Mesir

Kuno. pada masa ini penduduk Mesir mencurahkan

kecerdasan menggambar melalui batu dinding gowa.

Ekspresi masyarakat Mesir yang dieksplorasi melalui

pikiran dan perasaan intelektual mereka melalui pelefah

kayu, tanah, batu sesaui standar teknologi yang dimiliki saat

itu.

Dari inspirasi sejarah inilah cikal bakal sehingga pada

era modern melalui ilmu komunikasi berkembangan satu

disiplin ilmu namanya ilmu desain grafis yang membahas

secara psesifik tentang pencitraan pesan dan produk industi.

Produk aksara tertua di dunia ini adalah aksara Arab

yang pertama kali ditemukan oleh bangsa semeria di Persia.

Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri

dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang-

lambang grafis (sign dan simbol) yang berwujud gambar

Page 3: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 3

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 3

(pictograf) atau tulisan (ideograf).

Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap

lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan

alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain).

Hitungan kapan ditemukan karya desain grafis pada

masa sesudah 100 tahun Rasulullah saw yang suci

meninggal dunia pada abad II dan III para ilmuan

mengumpulkan tulisan-tulisan dari ucapan Rasulullah yang

dikenal dengan hadis, hadis maknanya semua ucapan

Rasulullah saw yang suci yang ditulis disebut produk desain

grafis dalam bentuk aksara Arab. Perkembangan ini selama

700 tahun tokoh-tokoh desain grafis seperti Bukhari,

Muslim, Ibnu Majah, Darrimi, dan Ibnu Abbas.

Page 4: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 4

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 4

Setelah terjadi peran salib para ilmuan barat belajar di

timur tengah. dan setelah mereka menguasi keilmuan

tersebut terjadi perlawan selama 150 tahun sehingga mereka

membakar perpustakaan desain grafis terbesar di Bayt al-

Hikmah pada masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun.

Pada abad 19 Eropa melakukan revolusi atas otoritas

gereja sehingga perkembangan ilmu mulai berkembang di

eropa dengan mengembangkan ilmu yang didapatkan di

dunia Islam. Setelah ditemukannya teknologi informasi

perkembangan ilmu juga terjadi lompatan perubahan yang

sangat signifikan.

Tulisan/aksara merupakan hasil konversi gambar,

bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks

dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak

kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai

media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan

Page 5: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 5

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 5

coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu

binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua

Lascaux, Perancis.

Lambang/aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh

bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu

menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan

oleh bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan

mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan kerajaan

Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan

Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat

dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama,

serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.1

Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet

dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G,

H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf

Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk

mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga

huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad

pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin

menjadi 26.

1http://sjrdesgrafison.blogspot.com/

Page 6: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 6

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 6

Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa

pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan

kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum

ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus

disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah

buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna

memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku

yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja

para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter

Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-

tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk

huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat

kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk

yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat

Page 7: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 7

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 7

dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak di atas satu

halaman buku.

A. Era Cetak

Desain grafis berkembang pesat

seiring dengan perkembangan sejarah

peradaban manusia saat ditemukan

tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447,

Johannes Gutenberg (1398-1468)

menemukan teknologi mesin cetak yang

bisa digerakkan dengan model tekanan

menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman,

untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan

revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara

massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari

ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.

Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan

pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia

mencetak ‚Latin Bible‛ atau disebut ‚Guterberg Bible‛,

‚Mararin Bible‛ atau ‚42 line Bible‛ yang diselesaikanya

pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah

mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama

untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang corak

huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis

Page 8: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 8

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 8

dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas

Cranach dengan karyanya ‚Where of Babilon‛. Johannes

Gutenberg (1398-1468)

Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder

(1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda

dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik

cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik

cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara

air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master

cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini

memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara

lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar,

juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna.

Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni

poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai ‚The

Golden Age of The Poster‛.

Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi

(1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan

karya besarnya ‚Eldorado: Penari Riang‛

(1898), ‚La Loie Fuller: Penari Fuller‛ (1897),

‚Quinquina Dubonnet‛ (1896), ‚Enu des

Sirenes‛ (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de

Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.

Page 9: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 9

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 9

Perkembangan Lebih Lanjut. peristiwa-peristiwa

penting di dunia yang berperan dalam sejarah perkembangan

desain grafis. Pada tahun 1851, The Great Exhibition

Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei

hingga Oktober 1851, pada saat Revolusi industri. Pameran

besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan

teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam

bangunan berupa struktur besi-tuang dan kaca, sering

disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang oleh

Joseph Paxton.

Pada tahun 1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec

Pelukis post-Impressionist dan ilustrator art nouveau

Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi

Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan

yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia.

Walaupun lithography ditemukan di Austria oleh Alois

Senefelder

Pada tahun 1796, Toulouse-Lautrec membantu

tercapainya peleburan industri dan seni. Poster Aristide

Bruant 1910, Modernisme Modernisme terbentuk oleh

urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah

dogma yang menjadi nafas desain modern adalah "Form

follow Function" yang di lontarkan oleh Louis

Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme adalah

Page 10: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 10

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 10

mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para

pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan

‚bahasa mesin‛, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat

ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan

‚estetika mesin‛.

Pada tahun 1916, dadaisme suatu pergerakan seni dan

kesusasteraan (1916-1923) yang dikembangkan mengikuti

masa Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan

suatu kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional

dan bentuk estetik. Dadaisme membawa gagasan baru, arah

dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya

adalah ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis

dan anarki, dan penolakan terhadap hukum keindahan.

Pada tahun 1916, De Stijl

Gaya yang berasal dari Belanda,

De Stijl adalah suatu seni dan

pergerakan disain yang

dikembangkan sebuah majalah dari

nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De

Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan

warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris.

Gambar dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang

oleh Gerrit Rietveld. The Red and Blue Chair

Page 11: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 11

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 11

1918, Constructivism Suatu

pergerakan seni modern yang dimulai

di Moscow pada tahun 1920, yang

ditandai oleh penggunaan metoda

industri untuk menciptakan object

geometris. Constructivism Rusia

berpengaruh pada pandangan moderen

melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan

hitam diatur dalam blok asimetris. Model dari Menara

Tatlin, suatu monumen untuk Komunis Internasional.

Bauhaus dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan

arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus

ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu

pendekatan segar untuk mendisain mengikuti Perang Duni

Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi

bukannya hiasan.

Tipograper Eric Gill belajar pada

Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf

Underground ke dalam Gill Sans. Gill Sans

adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan

proporsi klasik dan karakteristik geometris

lemah gemulai yang memberinya suatu kemampuan

beraneka ragam (great versatility).

Foto Eric Gill

Page 12: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 12

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 12

Perancang grafis Harry Back ( 1903-1974)

menciptakan peta bawah tanah London (London

Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan

abstrak yang mengandung sedikit hubungan ke skala fisik.

Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari

bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain

dan di mana harus berganti kereta. Harry Beck dan Peta

bawah tanahnya 1950s, International Style

International atau Swiss style didasarkan

pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti

De Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan

itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid,

prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans

serif menjadi aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan

untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada

ungkapan pribadi. Sampul buku dari Taschen 1951,

Helvetica Diciptakan oleh Max Miedinger seorang

perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf

yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan

bersih, tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada

huruf Akzidenz-Grotesk. Pada awalnya disebut Hass

Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada

tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model

ketebalan dan Neue Helvetica mempunyai 51 model.

Page 13: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 13

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 13

Sampul buku Helvetica 1960s,

Psychedelia and Pop ArtKultur yang

populer pada tahun 1960an seperti

musik, seni, disain dan literatur menjadi

lebih mudah diakses dan merefleksikan

kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja

dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi

perlawanan terhadap seni abstrak. Gambar dibawah adalah

sebuah poster karya Milton Glaser yang menonjolkan gaya

siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi

melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.

Poster karya Milton Glaser 1984,

ÉmigréMajalah disain grafis Amerika,

Émigré adalah publikasi pertama untuk

menggunakan komputer Macintosh, dan

mempengaruhi perancang grafis untuk

beralih ke desktop publishing ( DTP).

Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk

eksperimen tipografi. Sampul Majalah Émigré

Dari perkembangan desain grafis diEropa di tersebut

mari kita melihat perkembangan desain grafis di Indonesia.

pada tahuan 1744 Iklan pertama di Jakarta (baca: Batavia)

Page 14: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 14

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 14

muncul pada tanggal 17 Agustus 1744 bersamaan dengan

terbitnya surat kabar pertama oleh pemerintah Hindia

Belanda. Iklan itu, awalnya adalah sebuah berita yang

ditulis indah dengan tangan oleh Jan Pieterzoen Coen

(Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629),

dengan judul Memorie De Nouvelles, yang ditujukan kepada

pemerintah setempat di Ambon untuk melawan aktivitas

perdagangan Portugis. Tulisan itu kemudian dipasang

sebagai iklan oleh karyawan sekretariat kantor Gubernur

Jenderal Imhoff, Jourdans di surat kabar Bataviaasche

Nouvelles.2

Pada tahun 1893 pemerintah Hindia Belanda

mendirikan Percetakan Negara di Jakarta, pada waktu itu

yang terbesar di Asia. Sementara itu di seluruh Indonesia

sudah terdapat 6500 percetakan, 2700 di antaranya terdapat

di Jakarta. Industri grafika dan dunia penerbitan di

Indonesia pada waktu itu sudah mulai menyadari

pentingnya desain grafis. Laribu Meyoko, sekretaris

Percetakan Negara: ‚Mengapa desain itu penting? Barang

cetakan sama seperti manusia: penampilan lahiriahnya yang

penting. Untuk memberi kesan yang baik, untuk menarik

2Sejarah Periklanan Indonesia 1744-1984″, Bab I, Persatuan

Perusahaan Periklanan Indonesia.

Page 15: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 15

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 15

perhatian, untuk memberi kepercayaan. Desain grafis di

Indonesia mempunyai masa depan gemilang.3

Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan

Belanda Erasmus Huis, jalan Menteng Raya 25, Jakarta

diselenggarakan pameran desain grafis oleh tiga desainer

grafis Indonesia: Gauri Nasution, Didit Chris Purnomo dan

Hanny Kardinata, bertajuk ‚Pameran Rancangan Grafis ‘80

Hanny, Gauri, Didit‛. Pameran ini membawa misi utama

memperkenalkan profesi desainer grafis ke masyarakat luas

serta tercatat sebagai pameran desain grafis pertama di

Indonesia yang diadakan oleh desainer-desainer grafis

Indonesia (‚Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit

– Mau Merubah Dunia‛, Agus Dermawan T, Kompas, 25

Juni 1980, hal. 6). Pameran ini menampilkan bukan saja

hasil akhir produk desain grafis (logo, tipografi, layout

majalah, ilustrasi, poster, sampul buku, sampul kaset dll),

tetapi juga proses kreatif serta proses cetaknya. Pameran

Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit. Ki-ka: Didit,

Hanny dan Gauri.

Pada tahun 1980 Ikatan Perancang Grafis Indonesia

(IPGI) terbentuk pada tanggal 25 April 1980 dan diresmikan

uku‚Nederland Indonesia, 1945-1995, Suatu Pertalianآل3

Budaya‛, [Z]OO produkties, Den Haag, 1995, hal. 165.

Page 16: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 16

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 16

pada tanggal 24 September 1980 bersamaan dengan

diselenggarakannya sebuah pameran besar bertajuk ‚Grafis

‘80‛ di Jakarta. Badan Pendiri yang terdiri dari 9 orang:

Sadjiroen, Sutarno, Suprapto Martosuhardjo, SJH Damais,

Bambang Purwanto, Chairman, Wagiono, Didit Chris

Purnomo dan J Leonardo N merumuskan program kerja dan

membentuk pengurus sementara dengan susunan sebagai

berikut:

Ketua: Wagiono

Wakil Ketua: Karnadi

Sekretaris 1: Didit Chris Purnomo

Sekretaris 2: J Leonardo N

Bendahara: Hanny Kardinata

Dibantu beberapa koordinator bidang:

Pameran: FX Harsono, S Prinka

Publikasi dan Buletin: Tjahjono Abdi

Hubungan Masyarakat: Agus Dermawan T

Dokumentasi dan Perpustakaan: Helmi Sophiaan

Pendidikan dan Ceramah: Hanny Kardinata Perjalanan IPGI

selanjutnya bisa diikuti pada ‚Sejarah IPGI-Upaya

Menumbuhkan Apresiasi‛.

Convention Center, diterbitkan Memorandum ADGI

kepada Gauri Nasution, Danton Sihombing, Hastjarjo B.

Wibowo dan Mendiola B. Wiryawan untuk mempersiapkan

Kongres ADGI dalam waktu 6 bulan. Pada bulan Oktober

Page 17: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 17

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 17

2005 para penerima mandat membentuk Tim Revitalisasi

ADGI yang terdiri dari 14 orang desainer, yaitu; Andi S.

Boediman, Ardian Elkana, Danton Sihombing, Divina

Nathalia, Djoko Hartanto, Gauri Nasution, Hastjarjo B.

Wibowo, Hermawan Tanzil, Ilma D. Noe’man, Irvan A.

Noe’man, Lans Brahmantyo, Mendiola B. Wiryawan, Nia

Karlina dan Sakti Makki. Tim ini bekerja selama 5 bulan

untuk merumuskan platform ‚ADGI Baru‛. Berdasarkan

evaluasi terhadap kinerja ADGI pada masa lalu dirumuskan

branding platform Adgi baru yang kini hadir dengan

deskripsi Indonesia Design Professionals Association

Pada tanggal 22 Februari 2006 sekitar 40 desainer

menghadiri ‚Designer Gathering‛ di LeBoYe atas undangan

tim 14 yang mencanangkan Revitalisasi ADGI. Tujuan

pertemuan ini adalah untuk menghidupkan kembali asosiasi

desainer yang sempat mati suri itu. Pertemuan malam itu

menghasilkan logo baru Adgi serta rencana menggelar

seminar pada bulan April 2006.

Setiap usulan dalam gathering dijadikan bahan diskusi

dalam pertemuan-pertemuan Tim 14 sesudahnya, yang pada

akhirnya menentukan fornat Adgi sebagai sebuah organisasi

non-profit oriented yang berbentuk yayasan, yang berjuang

bagi kepentingan anggotanya dan kemajuan desain nasional.

Page 18: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 18

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 18

Pada tanggal 19 April 2006 bertempat di Ballroom

Hotel Le Meridien, Jakarta diselenggarakan Kongres Adgi

dimana terpilih formasi presidium yang terdiri dari 5 orang

yaitu Andi S. Boediman, Danton Sihombing, Hastjarjo B.

Wibowo, Hermawan Tanzil dan Lans Brahmantyo untuk

mengemban tugas memimpin Adgi selama periode 1 tahun

dengan mengusung tema ‚Unifying Spirits‛. Implementasi

gagasan desentralisasi telah melahirkan Adgi-Jakarta

Chapter yang diketuai oleh Nico A.Pranoto dan Adgi-

Surabaya Chapter yang diketuai oleh Yosua Alpha Buana.

Pada tanggal 16-30 Agustus 2006 Adgi menggelar

pameran desain komunikasi visual ‚Petasan Grafis‛ di

Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dengan sub-judul

‚Pameran Nasionalisme Indonesia dalam Desain

Komunikasi Visual‛.

Pameran yang dibuka oleh Menteri Perdagangan Mari

Elka Pangestu itu diawali dengan pemutaran video

perjalanan IPGI sebelum menjadi Adgi, disusul penyerahan

penghargaan untuk ke-5 pemenang kompetisi ‚Ide Awards‛

(Penghargaan Nasional Akademik Desain Grafis).

Kompetisi ini diadakan khusus untuk mahasiswa desain

komunikasi visual yang mewakili institusi-institusi

pendidikan desain di Indonesia yang terbagi atas 3 pilihan

tema:

Page 19: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 19

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 19

1. Kemasan makanan tradisional Indonesia, misalnya

ekspolorasi kemasan dodol durian, tape ketan dsb.,

mulai dari brand identity dan seterusnya

2. Event, misalnya promosi tari-tarian daerah, resital

gamelan dsb., mulai dari logo event dan sebagainya

3. Destination Branding, misalnya mengolah program

komunikasi visual suatu tempat yang menarik di

Indonesia (pantai, museum, tempat bersejarah dsb.).

Setelah melalui penilaian dewan juri yang terdiri dari

Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Sita Subijakto

(Headline Creative Communication), Ipong Purnomosidi

(Kurator Bentara Budaya, Jakarta), Nirwan Dewanto

(Budayawan) dan Seno Gumira Ajidarma (Budayawan),

keluar sebagai pemenang adalah karya ‚Dolanpiade‛ dari

Digital Studio, Jakarta (Dicky Mardona, Meliana Sari

Hermanto, Octavia Subiyanto, Rifki Zulkarnain, Welly

Caslin); ‚Peranakan Idealis‛ dari Institut Kesenian Jakarta

(Irvan Mulia Ahmadi, Rahayu Pratiwi, Husin Alkaff,

Muhammad Rizki Lazuardy); ‚Lurjuk‛ dari Universitas

Kristen Petra, Surabaya (Aileen Halim, Ang Siau Fang,

Selvy Hermawan); ‚Batik Illusion‛ dari Universitas Bina

Nusantara (Adeline Ardine, Fredy Susanto, Nadya Kartika)

serta ‚Moralitas Pers‛ dari Universitas Bina Nusantara,

Page 20: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 20

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 20

Jakarta (Kezia Winarta Wahyuni Wijayati, Lia Anggraeni,

Filina Vicentia, Tafrian).

Pada hari Kamis, tanggal 19 April 2007 jam 09.00 s/d

13.00 WIB dilaksanakan Kongres Nasional Adgi kedua di

gedung Galeri Nasional, Jakarta. Kongres dihadiri 45

peserta undangan yang terdiri dari praktisi (desainer) dan

pendidik.

Kongres memutuskan dan menetapkan 4 agenda penting

yaitu:

1. Penerimaan laporan pertanggungjawaban pengurus

sebelumnya (presidium).

2. Penetapan draft AD/ART dan Kode Etik menjadi

rancangan AD/ART dan Kode Etik untuk kemudian

dihibahkan kepada pengurus mendatang untuk

disempurnakan.

3. Pelantikan Dewan Penasehat yang terdiri dari: Gauri

Nasution, Ign. Hermawan Tanzil, Irvan A. Noe’man,

Iwan Ramelan, dan Wagiono Sunarto.

4. Pemilihan, dan pelantikan Ketua Umum Adgi untuk

periode pengurusan 2007–2010 atau sesuai dengan

ketentuan yang berlaku sesuai dengan yang tertera

pada AD/ART yang telah disempurnakan. Dari 5

nama Calon Ketua Umum, terpilih satu dengan suara

Page 21: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 21

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 21

terbanyak yaitu sebanyak 27 suara adalah Danton

Sihombing.

Selanjutnya, Danton Sihombing selaku Ketua Umum

Adgi 2007-2010 telah menunjuk Mario Tetelepta sebagai

Sekjen Adgi dan Irvan N. Suryanto sebagai Direktur

Pengembangan dan Pemasaran Produk. Tanggal 17-25 April

2007 ‚1001 Inspiration Design Festival‛, sebuah acara

berskala besar pertama di bidang komunikasi visual

Indonesia (desain grafis, multimedia, animasi) yang

diselenggarakan oleh majalah desain grafis Concept dan

Digital Studio College.

Acara yang digelar pada tanggal 17-25 April ini secara

umum dipecah dalam dua bagian yaitu ‚Inspiration Light

Up‛ (seminar kreatif menghadirkan pembicara luar dan

dalam negeri, yang berlangsung 17-19 April di Crown Plaza

Jakarta) dan Exhibition (memamerkan karya peserta

kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛, karya lulusan

Digital Studio College, karya para desainer Inggris, serta

acara hiburan lainnya), yang berlangsung 20-25 April di

Senayan City Jakarta).

Sebagai bagian dari ‚1001 Inspiration Design

Festival‛ majalah desain grafis Concept mengadakan

kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛ yang bermaksud

Page 22: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 22

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 22

memecahkan rekor dunia ‘majalah dengan variasi cover

terbanyak dalam satu edisi’. Kompetisi dengan hadiah

terbesar sepanjang sejarah ini (hadiah utama sebuah mobil

Chevrolet-Kalos) diadakan dengan tujuan untuk memberi

kesempatan kepada para desainer muda Indonesia untuk ikut

merasakan menjadi pemecah rekor bersama-sama.

Total karya yang masuk berjumlah lebih dari 1300 karya,

yang setelah didata dan dipilah, ditentukan 1001 pemecah

rekornya. Pada tahap berikutnya tim intern Concept

menyeleksi 208 karya yang dinilai unggul.

Ke 208 karya tersebut disaring lagi hingga menjadi

101 semifinalis untuk kemudian dinilai oleh 5 juri yang

terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior),

Hermawan Tanzil (Creative Director LeBoYe yang

mewakili Adgi-Indonesia Design Professionals

Association), Mendiola B Wiryawan (Creative Director

Mendiola Design yang mewakili FDGI-Forum Desain Grafis

Indonesia), Vera Tarjono (Art Director Majalah Concept)

dan Stefanus Aristo Kristandyo (Marketing Manager

General Motor yang mewakili GM sebagai sponsor utama).

Penjurian yang berlangsung di Ruang Pamer Seni

Rupa-Institut Kesenian Jakarta itu memilih 11 finalis, yang

kemudian dipersempit hingga menjadi tiga pemenang,

masing-masing sebagai juara pertama Daud Budi Surya

Page 23: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 23

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 23

Nugraha, juara kedua Marishka Cempaka Dewi dan juara

ketiga Agra

Tanggal 14 November 2008 Majalah kreatif berbasis

desain grafis ‚Versus‛ edisi #1 terbit dan mengadakan soft-

launching pada acara Bedah Buku ‚Layout Dasar &

Penerapannya‛ di Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Majalah ‚Versus‛ dikelola oleh Hanny

Kardinata (Chairman), Caroline F Soenarko (Business

Director), Ismiaji Cahyono (Chief Editor), Ronald Holoang

(Business Development Manager), Berti Alia Bahaduri

(Managing Editor), Celvie Toramaya (Creative Director),

Mario Utama (Graphic Designer), Bima Nurin Aulan

(Graphic Designer), Intan Febrianni (Workflow Manager),

Diana Soetrisno (Account Executive) dan Novi Rachmawati

(Finance and General Affair).

1. Teknik Desain Informasi (Pesan)

Pertimbangan penting dalam pengemasan informasi

bagi pembaca terkadang desainer hanya punya satu berita

tanpa visual. setiap berita tanpa didukung oleh gambar

visual maka berita itu memiliki nilai validitas yang rendah.

Menurut Syarifudin Ambon bahwa berita yang efektif

adalah berita yang memiliki narasi dan teks, jika berita

BAGIAN KEDUA

Page 24: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 24

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 24

memiliki narasi dan teks maka tingkat kepercayaan

pembaca sangat efektif dan kecederungan memiliki respon

yang cepat.

Dalam pengolahan informasi seorang desainer

membutuhkan perangkat komputer grafis sebagai penunjang

primer dalam mengolah, mendesain, dan mempublikasikan

informasi berupa, teks, gambar,visual dan AUDIO.

Informasi ini diolah dengan menggunakan komputer grafis.

a. Perangkat Lunak (Software)

Terminologi perangkat lunak (software) yang

dimaksudkan disini adalah bahan yang berisi catatan untuk

keperluan menjalankan komputer.4 Dari kajian teori J.

Devito memberikan sebuah ide dan gagasan bahwa ekspresi

prilaku seseorang sangat tergantung pada entri-data yang di-

input.5 Software yang dimaksudkan adalah program desain

grafis yang digunakan untuk mendesain pesan-pesan yang

akan dijadikan sebagai materi dakwah. Program publikasi

yang dijadikan sebagai standar dalam bidang advertising

adalah; Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Page Maker.

4John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia

(Cet. XXIII; Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 593. 5Joseph DeVito, Human Communication: (New York: Harper

Collins Publishers Inc,1996) diterjemahkan oleh Agus Maulana dengan

Judul: Komunikasi Antar Manusia, h.91.

Page 25: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 25

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 25

Untuk mengakselerasi ide dan gagasan dakwah

membutuhkan konsep sistem informasi dakwah yang efektif

mengatur, mengolah, menyimpan, dan menyajikan data

dengan memanfaatkan teknologi informasi kepada

masyarakat.6 Sebagai media pengolah data yang secara

spesifik dalam aplikasi sistem informasi dakwah dapat

mengolah data dakwah yang siap ditransformasikan di

tengah realitas sosial keagamaan.

Sebelum mentransformasikan pesan-pesan dakwah

perlu ada persiapan perangkat lunak yang memiliki

kemmapuan untuk mendesain materi dakwah sesuai dengan

kebutuhan mubalig dan mad’u. Software tersebut di instal

dalam Computer Mediated Communication Da’wah maka

media ini berfungsi sebagai instrumen Mubalig dalam

menyampaikan pesan di tengah realitas problematika sosial

yang bertujuan memberikan solusi tantang tata tertib hidup

yang lebih baik. Oleh sebab itu, sebelum menjalankan

konten aplikasi sistem informasi dakwah maka infrastruktur

yang perlu di analisis adalah:

a) Dimensi Accessibility (Daya Jangkau/Akses

Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa

6Joseph DeVito, Elements of Public Speaking: Fourth Edition

(New York: Harper Collins Publishers Inc,1998) h.121.

Page 26: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 26

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 26

proses penyampaian dakwah dengan Computer

Mediated Communication Da’wah.

b) Dimensi Speed (Kecepatan Akses Informasi): Dimensi

ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian

dakwah dengan Computer Mediated Communication

Da’wah, mampu menunjukkan kecepatan akses data

dakwah, kemudahan, dakwah yang aktual, efektifitas

dan efisien.7

c) Dimensi Amount (Jumlah/ kualitas Informasi):

Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses

penyampaian dakwah dengan Computer Mediated

Communication Da’wah. Mampu memenuhi

kebutuhan mad’u, dalam artian informasi yang

disajikan sesuai kebutuhan mad’u sesuai daya

nalarnya.

d) Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan

memperoleh Sumber Data dakwah): Dimensi ini

mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah

dengan Computer Mediated Communication Da’wah.

Data yang disampaikan bersumber dari Al-Quran dan

7Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 22

Page 27: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 27

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 27

Sunnah sebagai pondasi dalam menyampaikan

argumentasi dakwah.8

e) Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi): Dimensi

ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian

dakwah dengan Computer Mediated Communication

Da’wah. Proses dakwah harus relevan dengan kondisi,

kebutuhan mad’u, dan daya nalar atau serap mad’u.

f) Dimensi Motivating (Motivasi dan memacu inovasi):

Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses

penyampaian dakwah dengan Computer Mediated

Communication Da’wah. Pesan-pesan dakwah yang

disampaikan itu dapat memberikan sugesti perubahan

dengan materi dakwah yang memiliki daya kekuatan

untuk memacu mad’u berubah prilakunya. 9

Aplikasi konsep sistem informasi dakwah sebagai pola

dasar dalam meng-input informasi, memahami informasi,

dan mengekspresikan informasi yang difahami dalam Al-

Quran dan Sunnah. Dalam kajian ilmu dakwah dikenal

beberapa macam proses mendesain, memahami, dan

menyusun konsep sistem informasi dakwah.

8Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 23 9Ibid., Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran… h. 24

Page 28: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 28

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 28

Secara konseptual untuk memahami unsur sistem

informasi dakwah, perbedaan antara ‚data‛ dan

‚informasi‛10

sebagai titik awal memahami dasar unsur dari

sistem informasi dakwah. Hemat penulis Al-Quran dan

Sunnah adalah merupakan data wahyu yang perlu eksplorasi

secara komprehensip dalam transformasi pesan-pesan

dakwah melalui sistem informasi dakwah yang profesional.

Muballigh menjelaskan agama tidak boleh berhenti pada

teks Al-Quran dan Sunnah tetapi perlu menelusuri makna di

balik metateks secara tekstual, konstekstual, dan antar

tekstual.

Kekuatan sebuah sistem informasi dakwah yang baik

jika memiliki unsur-unsur yang saling mengokohkan,

menunjang, dan memiliki arah gerak yang sesuai spirit Al-

Quran dan Sunnah. Pesan-pesan Al-Quran yang

dipublikasikan akan sampai pada tepian hati jika Mubalig

menyampaikan keluar dari dalam hati. Sebuah perubahan

yang besar harus dilandasi oleh spirit keyakinan aqidah yang

kokoh, tata tertib (syari’ah), dan budi pekerti yang luhur

(akhlaq).

10George M. Scott, Principles of Information Management

System di terjemahkan oleh Nasiri Budiman dengan Judul: Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen (Cet, VII; Jakarta: PT. Grafindo,

2002), h. 69.

Page 29: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 29

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 29

Sebuah perubahan besar kearah yang lebih baik

membutuhkan alur sistem dapat mengarahkan cita-cita

manusia dalam menghadapi gempuran hidup yang penuh

dengan hambatan dan tantangan akibat dari perbedaan-

perbedaan budaya, bahasa, cara memenuhi kebutuhan hidup,

dan cara memahami agama bagi keharmonisan pola hidup

masyarakat.11

Pelajaran besar yang dapat dijadikan sebagai inovasi,

inspirasi dalam kajian ini bahwa adanya keteraturan sistem

alam. Seperti pergatian siang, malam, panas, dingin, mati,

hidup dan ekosistem alam ini menjadi pelajaran untuk

membangun sistem informasi dakwah pada masyarakat

multikutlural yang dilakukan oleh lembaga dakwah.12

Al-

Quran dan sunnah laksana mata air yang terus ditimbah

untuk menjadi penyegar serta menjadi spirit bagi kebutuhan

hidup manusia.

Sistem informasi dakwah adalah unsur penting di

tengah masyarakat, karena ia adalah warasatull ambiyah

(pewaris pesan-pesan kenabian) yang dapat memberikan

11Talcott Parson, The Social System: The Structure of Social

Action (London EC4P 4EE Routledge is an imprint of the Taylor &

Francis Group This edition published, 2005) h. 47. 12Soetandyo Wignysoebroto, Dakwah Pemberdayaan

Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi (Cet. I; Jakarta: LKiS, 2005),

h. 85.

Page 30: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 30

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 30

kecerdasan membahasakan Al-Quran dan Sunnah. yang

mudah difahami dan menyenangkan dalam proses

transformasi pada masyarakat multikultural dalam berbagai

aspek budaya, dan pola pikir. Penjelasan agama secara

secara tesktual, kontesktual, dan antar tesktual

(komprehensip) dapat memberikan kontribusi besar dalam

mencerahkan umat menjadi berkeadaban. Konsep dasar

sistem informasi dakwah adalah cara penyebaran informasi

yang sistematik dan teratur sesuai mekanisme tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dengan mempelajari makna

sistem dan elemen-elemenya yang menyusunnya. 13

Jika

dapat memahami cara kerja sistem informasi sebagai sebuah

sistem.

Unsur-unsur dalam sebuah sistem informasi dakwah

terdiri dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan

saling terpadu dalam tatakerja sebuah organisasi dakwah

yang terdiri dari, tujuan (motivasi/niat), Masukan (input),

Proses, output, Mekanisme Pengendalian, dan efek.14

13Robert L. Mathis dan John H. Jacson, Human Resource

Management10th diterjemahkan Diana Angelina dengan judul Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10 (Cet. I; Jakarta: Salemba,

2006), h. 184. 14Colin Coulson Thomas, Public Relation A Practical Guide

diterjemahkan oleh: Tarech Rasyid dengan judul; Public Relations: Pedoman Praktis untuk PR (Cet. IV; Jakarata: Bumi Akara, 2005), h.

Page 31: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 31

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 31

Unsur-unsur sistem informasi ini perlu diidentifikasi

efektifitasnya sebagai wadah penyaluran informasi.

Proses dari motivasi atau niat kuat yang akan menjadi

spirit kekuatan rohani mentransformasikan Al-Quran dan

Sunnah kepada masyarakat untuk merubah prilaku yang

berkeadaban melalui inspirasi dan inovasi dari Mubalig.

Efektifitas ini bisa tercapai jika memperhatikan teknik

materi mendesain materi dakwah berupa pengolahan data,

nilai data, dan kekuatan data dalam memberikan spirit

pencerahan kepada mad’u yang bersumber dari Al-Quran,

Sunnah, pandangan para alim ulama, dan fenomena alam

yang dapat dijadikan rujukan sesuai konteks realitas sosial

keagamaan yang dihadapi oleh mubalig.

Secara filosofis bangunan aplikasi sistem informasi

dakwah penulis kembangkan menjadi dua kemasan sistem

informasi dakwah yakni perangkat lunak dan perangkat

keras, yang akan digunakan oleh praktisi Mubalig dalam

mengimplementasikan pesan-pesan agama.15

Konsep

pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras dalam

sistem informasi dakwah dalam penelitian ini menggunakan

teknologi komputer grafis sebagai media produksi untuk

15H. Nasuka, Teori Sistem: Sebagai Salah satu Alternatif

Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Prenada

Group, 2005), h. 69.

Page 32: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 32

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 32

mengolah materi dakwah yang telah di interpretasi dalam

Al-Quran dan Sunnah.16

Kumpulan ide atau gagasan dalam

Al-Quran dan Sunnah tersebut bertujuan untuk

memudahkan proses aplikasi sistem informasi dakwah.

Suatu aplikasi perangkat lunak terutama distribusi informasi

agama oleh Mubalig produksi multimedia dakwah.17

Layanan ini akan dipublikasikan oleh organisasi dakwah

Muhammadiyah untuk menciptakan suasana dakwah yang

berbasis multimedia untuk memudahkan daya serap mad’u

dalam menerima pesan-pesan agama. Misalnya saja

membagun komunitas sistem informasi dakwah bidang

LAN (Local Areal Networking) dakwah bagi komunitas.

Selain dakwah di dalam masjid: masjid adalah pusat

pertemuan umat islam setiap hari jumat, tempat inilah yang

perlu dibangun infrastruktur teknologi informasi sehingga

dapat mambantu mubalig menerima pesan-pesan dakwah.

Efketifitas penerimaan pesan jika sound system dan audio

visual seperti LCD projector sebagai penunjang dakwah

dapat tercapai dengan baik. Selain itu buku khotbah digital

16Dani Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia

(Cet. II; Badung: Widya Press, 2009), h. 34. 17Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam

Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi, Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172

Page 33: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 33

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 33

yang didesain dalam lembaran elektronik juga perlu di

lengkapi dimasjid sehingga dapat memudahkan pengurus

dan mubalig memilih materi khotbah sesuai kebutuhan

mad’u.

Selain kelengkapan system informasi dakwah di

madjid praktisi dakwah juga dapat memanfaatkan intenet

sebagai media dakwah melalui web-site organisasi LDK,

blog pribadi, menjadi anggota suatu mailist, mengikuti

perkumpulan komunitas seperti FaceBook, Friendster,

Flixster, ataupun yang lainnya, dapat dijadikan media

dakwah maya yang jitu untuk menyentuh objek dakwah

yang jarang masuk masjid. Ada tiga program sistem

informasi dakwah di internet yang dapat dioptimalkan bagi

komunitas masyarakat yang menghabiskan waktunya

didepan komputer antara lain adalah:

a) Adanya halaman khusus yang memuat artikel-artikel

Islam yang menarik dan terkait membahas problem

kemahasiswaan (seperti materi berpacaran,

mencontek, cara sholat yang benar, berhijab, dll).

Dengan adanya artikel yang dekat kebutuhan

Page 34: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 34

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 34

mereka, membuat artikel Islam Anda kemungkinan

besar untuk dibaca.18

b) Adanya halaman khusus yang membahas mengenai

berita-berita Islam ter-update secara kontinu.

Sebagai satu bagian tubuh, kita sebagai orang Islam

harus mengetahui dan mengabarkan keadaan saudara

muslim kita yang ada dibelahan lain di bumi ini

kepada orang yang belum tahu lainnya.

c) Adanya kata-kata mutiara dan hadits yang

menghiasi. Adanya kata-kata mutiara atau hadits

yang menghiasi dinding website membuat para

mengunjung mau tidak mau membaca secara sekilas

tulisan itu.

d) Jangan lupa memasukan link-link website Islam

lainnya agar dapat di informasikan kepada

pengunjung.19

Misalnya yang sering ditemukan

dalam internet adalah dakwahtuna.

Konsep LAN (Local Areal Networking) awalnya

adalah sistem informasi saja. Dari sudut nilai hal ini adalah

18Engjang As, Etika Dakwah: Suatu Pendekatan Teologi Filosofis

(Cet. I; Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 183. 19

Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet.

II;Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), h. 21

Page 35: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 35

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 35

persoalan yang netral, tetapi setelah ditambah dakwah

menjadi sistem informasi dakwah melahirkan berbagai

macam tafsiran di tengah realitas sosial keagamaan bahwa,

teknologi itu adalah spesifik media pengumpul, pengolah

data-data yang berhubungan dengan pesan-pesan rohani

yang bersumber dari teks Al-Quran dan Sunnah.20

Untuk mencapai keterampilan teknologi informasi

membutuhkan kekuatan taqwa yaitu memelihara diri dari

siksaan kebodohan, keterbelakangan dengan mengikuti

segala perintah Tuhan, dan menjauhi segala larangan-

larangan-Nya yang dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan

melalui kelemahan inteklektual, dan kelemahan spiritual.21

Tafsiran departemen agama yang sekarang menjadi

kementrian agama ini, hemat penulis Al-Quran adalah

lembaran teks yang netral sama seperti netralnya peran ICT

(Information Communication Technology).

Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran itu mampu

berada di tengah masyarakat dalam berbagai aspek untuk

menjadi guidens bagi semua umat manusia yang memiliki

20Abu Abdillah Ibnu Mustamil, Al-Ajwibah al-Mufida ‘an AS-

ilah al-Manhij al-jadidah diterjemahkan dengan judul Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah II (Cet. II; Surakarta: Al-Madinah,

1998), h. 1 21

Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemah Perkata:

Syamila Al-Quran (Cet. Jakarta: Sigma, 2007), h. 2.

Page 36: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 36

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 36

sifat taqwa. Taqwa adalah kekuatan mental manusia untuk

masuk ke pintu kesadaran dan pencerahan manusia. Hal ini

jika dianalogikan sama dengan konsep sistem informasi

dakwah yaitu untuk menyaman prekuensi antara kenetralan

ICT (Information Communication Technology) dan

kenetralan memahami Al-Quran dan Sunnah untuk

melahirkan wawasan teknologi informasi dakwah yang

netral seperti netralnya sifat teknologi informasi dalam

menyampaikan pesan-pesan dakwah.22

Hal ini menunjukkan

mubalig tidak boleh memilih dan berdiri pada satu aliran

saja tetapi ia harus netral dan berpikir holistik.

Jika konsep spirit teknologi informasi dakwah

dilandasi oleh gagasan teknologi rahmatallil’alamin seperti

ini maka secara aplikasi pesan sistem informasi dakwah

Muhmmadiyah dapat menjadi konsep ICT (Information

Communication Technology) yang berbasis

rahmatallil’alamin. Indikator ICT yang berbasis

rahmatallil’alamin dalam kajian ini adalah sistem informasi

dakwah dapat menembus ruang dan waktu, agama, dan

budaya.23

Ia adalah spirit pencerahan sebagaimana cahaya

22Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif

Jurnalistik (Cet. I; Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 19 23Ibid., Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif

Jurnalistik… h. 19

Page 37: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 37

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 37

memancarkan sinarnya kepada siapa saja tanpa mengenal ia

agama, dan budaya apa.

Teknologi informasi dan komunikasi sebagai tren

media digital dakwah yang digunakan untuk mendesain

pesan-pesan dakwah melalui lembaran-lembaran elektronik.

Media ini bernama Aplikasi komputer grafis yang berfungsi

pengambilan data, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,

penyebaran, dan penyajian informasi di tengah

masyarakat.24

Semua perangkat keras dan kunak yang

digunakan sebagai penunjang untuk mengolah data yang

akan dipublikasikan di tengah masyarakat di tunjang oleh

teknologi informasi komputer yang dewasa ini memiliki

banyak fasilitas dan daya jangkau efektif dalam publikasi.

dalam Al-Quran yang dikemas oleh programer dakwah

dalam sistem aplikasi program komputer grafis sebagai

media kemasan produksi dakwah. Inspirasi ini tersirat dalam

QS an-Naml/27:28.

24

Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 3

Page 38: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 38

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 38

Terjemahnya:

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan

kepada mereka(Ratu balqis dan kaumnya), kemudian

berpalinglah dari mereka (dengan tidak terlalu jauh), lalu

perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.

Hemat penulis ayat ini mengandung banyak premis

tentang proses pengemasan transformasi Informasi dakwah

yang disimbolkan dengan burung hud-hud. Burung hud-hud

ini boleh jadi dewasa ini dikenal dengan ISP (Internet

Services Provider) seperti Wasantaranet, Indosat,

Telkomsel, dan Indonet.25

Layanan ISP ini adalah penyedia

jasa transformasi informasi yang dapat terkoneksi ke

jaringan Global yakni Internasional Networking (Internet).

Ayat ini memiliki substansi sistem informasi dakwah

moderen ini kata بكتبى (bikita>bihi> ) dapat dimaknai risalah,

tulisan, surat,26

audio, visual, email, face book, signal, SMS,

fax, telekomunikasi, dan buku bacaan termasuk lembaran-

lembaran elektronik yang digunakan dalam teknologi

25Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet. II;

Yogyakarta: Andi Press, 2008), h. 21 26Asep Ibnu Hibban, Kamus Elektronik V2 Bentuk Software

Praktis yang diakses sebagai penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa

Indonesia.

Page 39: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 39

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 39

komputer sebagai media untuk menulis atau mengetik

pesan-pesan dakwah yang ada di komputer.

Komponen konsep perangkat lunak dalam ayat

tersebut di atas, dalam sistem informasi dakwah yang

berbasis ICT (Information Communication Technologi) ini

terdiri dari tiga unsur yang sangat penting antara lain

adalah: interface, implementation, dan deployment.27

1) Interfacer: suatu konsep sistem informasi dakwah

yang berbentuk multimedia audio visual dakwah yang

disediakan oleh sebuah organisasi kepada pengguna

jasa ICT dakwah untuk mendapatkan informasi-

informasi Al-Quran dan Sunnah melalui media

komputerisasi yang memiliki program sistem

informasi dakwah yang di dalamnya memuat semua

kebutuhan publikasi dakwah manusia yang

berhubungan tentang tata tertib hidup di dunia dan di

akhirat mulai dari Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq.

2) Implementation: adalah teknik aplikasi penggunaan

program sistem informasi dakwah mulai dari cara

pemilihan data sesuai dengan kebutuhan mad’u

sampai kepada data yang berhubungan dengan

27

Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset, 2012), h. 85

Page 40: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 40

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 40

membangun perencanaan pola hidup dari pra nikah

sampai kematian. Semua data ini perlu didesain dalam

sebuah database yang dapat memudahkan mad’u

memahami pesan-pesan agama melalui teks dan

metateks dalam Al-Quran dan Sunnah.

3) Deployment; adalah komponen program yang

menyiapkan data atau file yang dapat digunakan oleh

programmer dakwah digital sesuai kebutuhan dan

problematika dakwah yang dihadapi.28

Hal ini basa

langsung dipandu oleh penyedia content provider

dakwah yang menjadi server (pengendali data dakwah

dan komunikasi) dalam sebuah ISP (Internet Service

Provider).29 Di Indonesia Jasa ISP yang dapat

digunakan oleh programmer dakwah adalah Wasantara

Net, Indosat, Visionnet, Indo Internet, Telkomnet,

dan Cetrin. Bentuk software yang digunakan bisa

menggunakan software Acces sebagai software

standar bawaan windows. Software ini bisa

didapatkan dalam windows XP dan windows 7.

28Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam

Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi, Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172

29Ibid., Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam

Berbagai Perspektif: …h. 172

Page 41: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 41

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 41

Program database Acces ini hanya dapat menampun

data dakwah teks, gambar, dan audio visual sebesar

10-50 GB.30

4) Software desain grafis: untuk menampilkan pesan-

pesan dakwah dalam lembaran-lembaran elektronik

sama dengan mendesain program yang umum lainnya.

Perbedaannya terletak pada ide dan kontens program

desain grafis dakwah. Software desain grafis yang

digunakan dalam mendesain materi dakwah antara

lain:

a) Adobe Premiere; program aplikasi yang

digunakan untuk mendesain dan mengolah video,

film dakwah. Kelebihan dari program aplikasi

adobe premier ini, dapat memudahkan

programmer dakwah mentranformasikan ide-ide

Al-Quran dan Sunnah dalam bentuk gambar yang

bergerak. Menerima informasi film, sinetron, dan

animasi lainnya cukup memberikan kemudahan

bagi mata sebagai media penangkap pesan

kemudian disampaikan kepada otak sebagai

perekam pesan.

30

Andi Purmono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia

Flash (Cet. II; Bandung: Andi press, 2009), h. 7.

Page 42: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 42

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 42

b) Adobe after effects, Kelebihan dari program

aplikasi yang dapat memudahkan programmer

dakwah membuat efek pencitraan pada objek

pesan dakwah dalam bentuk audio visual. 31

Program aplikasi ini secara spesifik mendesain

iklan dalam Al-Quran, fenomena alam, dan

Sunnah sebagai sumber ide mendesain program

multimedia dakwah. Kekuatan software ini

memberikan kemudahan programmer Dakwah.

c) Coreldraw; Program aplikasi yang secara spesifik

diprogramkan untuk menggambar. Program ini

memiliki banyak fasilitas desain grafis yang dapat

mewujudkan ide-ide gagasan dakwah yang selama

ini dikemas kurang menarik perhatian mata

mad’u.32

Software ini memiliki kemampuan untuk

mendesain buku khotbah digital.

d) Adobe Photoshop: Program aplikasi yang secara

spesifik diprogramkan untuk mendesain dan

mengatur komposisi dan kecerahan image(foto)

31Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book.

Third Edition (Londonn Usa, Canada: Routledge aylor & Prancis Group,

2003), h. 280. 32op. cit., Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan

Komunikasi dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset,

2012), h. 15

Page 43: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 43

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 43

yang di imput melalui kamaera digital. Program

ini memiliki banyak fasilitas desain grafis

berbasisis fotografi yang dapat mewujudkan ide-

ide gagasan dakwah yang selama ini dikemas

kurang dikemas secara professional oleh

programmer dakwah untuk menarik perhatian

mata mad’u. Flash MX 2004 Macromedia

Professional; Program ini secara spesifik

mendesain animasi pesan-pesan dakwah.33

1. Perangkat keras (Hardware).

Penampilan dakwah yang dikemas dalam sebuah

sistem informasi dakwah dengan berbagai macam tampilan

karya multimedia dakwah perlu komponen perangkat keras

untuk dapat mengoperasikan aplikasi software-software

yang memiliki kekayaan animasi dan daya publikasi yang

menarik serta interaktif untuk memudahkan mad’u

memahami pesan-pesan dakwah yang dikemas dengan

bahasa elektronik. Untuk merangkai pesan dakwah yang

profesional dalam lembaran lelektronik membutuhkan

33Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After

Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II;

Bandung: Informatika, 2007), h. 7.

Page 44: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 44

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 44

hardware yang sesuai dengan spesifikasi teknonologi

komputer grafis.34

Komputer grafis yang memenuhi

spesifikasi multimedia akan melahirkan kualitas pesan

dakwah yang interaktif.

Pelaksanaan dakwah interaktif sebagai akselerasi

target pencapaian dakwah perangkat hardware sangat

menentukan suksesnya sebuah proses transformasi pesan-

pesan agama dalam era teknologi informasi.35

Kemasan

sistem informasi dakwah terdiri dari unsur-unsur dakwah di

antaranya: Mubalig, Materi, Media, Metode, dan Mad’u (4

M). Ke empat unsur dakwah menjadi prinsip dalam setiap

transformasi dakwah. Unsur-unsur dakwah ini saling

terintergasi dalam bentuk sistem informasi dakwah yang

dipublikasikan melaui dakwah bi al-Lisan (komunikasi

verbal), Dakwah bi al-Qalam (komunikasi non verbal), dan

Dakwah bi al-Hal gabungan antara komunikasi verbal dan

34Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After

Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II;

Bandung: Informatika, 2007), h. ii. 35Deni Darmawan, Biologi Komunikasi: Komunikasi

pembelajaran Berbasis Brain (Information Communication Technology

(Cet. I; Bandung: humaniora, 2009), h. 193.

Page 45: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 45

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 45

non verbal).36 Gabungan yang dimaksudkan adalah

berdakwah sambil menyediakan lembaran-lembaran kertas

digital yang telah dikemas dalam sebuah komputer grafis

yang standar untuk kebutuhan produksi teks, audio,

visual/film, dan animasi. Produksi kemasan dakwah yang

memiliki tampilan yang interaktif jika menggunakan

software dan hardware yang memenuhi standar komputer

grafis.

Komponen hardware (perangkat keras) dalam

publikasi dakwah perlu disesuaikan dengan konteks realitas

problematika sosial keagamaan. Pemilihan hardware

(perangkat keras) yang strategis turut membantu daya serap

mad’u. bentuk-bentuk sistem informasi dakwah seperti

media mimbar, studio, dan di lapangan terbuka spesifikasi

hardware (perangkat keras) yang digunakan berbeda-beda

untuk menunjang efektifitas pelaksanaan dakwah.37

Penggunaan hardware (perangkat keras) dapat disesuaikan

dalam bentuk-bentuk sistem informasi dakwah.

36Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep,

Aplikasi, dan Perkembangannya ( Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2008),

h.19-23. 37Ibid., Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep,

Aplikasi…h. 23.

Page 46: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 46

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 46

Kegunaan komputer grafis adalah sebagai media

konversi teologi, ide, gagasan, konsep menjadi sebuah data

empiris yang dapat dicernah oleh semua panca indra

manusia. Komputer grafis ini adalah media konversi data

yang berfungsi untuk mendesain materi dakwah yang dapat

menghasilkan gambar, suara, dan audio visual.38 Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat prosesnya sistem informasi dari

metarealitas menjadi realitas (dari teori menjadi praktek)

dalam skema gambar berikut ini:

38

Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga

Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1

Page 47: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 47

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 47

Semakin canggih media konversi data dakwah yang

digunakan semakin tinggi pula daya kreasi dan hasil

kemasannya. Atas dasar inilah sehingga perlu media

converter yang berkulitas tinggi digunakan dalam

mendesain materi dakwah. Prinsipnya tidak semua

komputer memiliki spesifikasi sama, semakin canggih

spesifikasi komputer grafis yang dimiliki semakin canggih

pula tampilan screen saver dakwah yang akan

dipublikasikan.39

Dengan demikian penting menentukan

sebuah standar spesifikasi komputer grafis yang akan

39

Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga

Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1

Teologi Ide & Gagasan Konsep

Komputer Grafis

(Media Konversi Data

untuk materi

dakwah)

Hasil Kemasan:

1. Audio Visual 2. Teks/Narasi

3. Animasi 4. Film

5. Simbol

Mubalig Mad’u

Page 48: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 48

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 48

dijadikan sebagai standar dalam mendesain materi dakwah

yang berbasis digital. Media dakwah adalah sebuah

instrumen penting dalam sebuah sub sistem dakwah. Dalam

dunia publikasi dakwah peran spesifikasi komputer grafis

sangat menentukan daya jangkau dan daya produksi pesan

dakwah yang ingin dicapai. Untuk mendesain sistem

informasi dakwah untuk kebutuhan khotbah jumat, dan

ceramah. Dalam konteks ini Arief Rahman menentukan

standar komputer grafis untuk mendapatkan materi dakwah

yang sesuai dengan tren media digital sebagai berikut ini.40

Spesifikasi Computer Grafis 12 inc Bentuk

Platform : Notebook PC Processor Type : Intel Core i5 Processor

Processor Onboard : Intel® Core™ i5-2410M Processor (2.30 GHz, Cache 3MB)

Chipset : Intel® HM65 Standard Memory : 4 GB DDR3 PC-8500 Max. Memory : 8 GB (2 DIMMs)

Video Type : NVIDIA GeForce GT 540M 1GB Display Size : 12" WXGA LED

Display Max. Resolution : 1766 x 768 Display Technology : CineCrystal LED Audio Type : Integrated

Speakers Type : Integrated Floppy Drive : Optional

40Ibid., h. 2.

Page 49: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 49

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 49

Hard Drive : Type 640 GB Serial ATA

5400 RPM Optical Drive Type : DVD±RW Networking : Integrated

Wireless Network Type : Integrated Wireless Network Protocol : IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE, 802.11n

Wireless Bluetooth : Integrated Keyboard Type : Full size Input Device Type : Touch Pad

Interface Provided : 1x USB 3.0, 2x USB 2.0, VGA, HDMI, LAN, Audio O/S Provided : Microsoft Windows 7 Home

Premium Battery Type : Rechargeable Lithium-ion Batter 6-cell

Power Supply : External AC Adapter Dimension (WHD) : 342 x 34.20 x 245 mm Weight : 2.3 kg

Standard Warranty : 1-year Limited Warranty. Bundled Peripherals : Optional Others : Contents may vary

Spesifikasi perangkat komputer grafis tersebut sebagai

infrastruktur standar dalam olah data dakwah yang akan

dipublikasikan di tengah masyarakat untuk memaksimalkan

daya serap mad’u. Menurut Barmawi untuk menyampaikan

pesan kepada audiens yang memiliki pendidikan Sekolah

Menengah Umum (SMU) kebawah tidak cukup jika

menjelaskan dengan cerama lisan tetapi perlu dibantu

Page 50: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 50

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 50

dengan visual gambar.41

Begitupula orang yang memiliki

daya serap yang lemah perlu bantuan media untuk

menjembatani materi dakwah dengan tampilan gambar.42

Dalam Al-Qur’an di kenal dengan ayat-ayat ams}al (ayat-

ayat perumpamaan). Ayat-ayat perumpamaan ini adalah

jalan untuk membahasakan Al-Quran sesuai dengan daya

nalar mad’u.

Hemat penulis ayat-ayat ams}al (ayat-ayat

perumpamaan) ini termasuk isyarat-isyarat Al-Quran untuk

memudahkan dalam mengajarkan manusia, dalam proses

dakwah sangat mustahil orang memahami seluruh isi

ceramah dengan baik jika hanya mengandalkan komunikasi

verbal saja. Sebagai media produksi sistem informasi

dakwah yang berbasis digital ini memiliki banyak fasilitas

yang dapat membantu praktisi Mubalig dalam

mentrasnformasikan pesan-pesan agama di tengah realitas

sosial. Komputer grafis dakwah ini secara spesifik didesain

secara khusus untuk kebutuhan publikasi dakwah. Program-

program yang di-install dalam Komputer grafis dakwah ini

41Barmawi Munthe, Desain Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta:

Andi Press, 2009), h. 142. 42Deni Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Brain:

Information Communication Technology (Cet. I; Bandung: Humaniora,

2009), h. 154.

Page 51: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 51

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 51

seperti maktaba syamila, maktaba kubro, flif book khotbah

jumat, bahan ceramah, dan referensi yang berkaitan dengan

kebutuhan jamaah sesuai daya nalarnya masing-masing.43

Fasilitas komputer grafis dakwah di era digital ini,

memiliki peran strategis dalam proses transformasi

informasi untuk memudahkan daya nalar mad’u.44

Hal ini

sesuai dengan pandangan Qasim Mathar bahwa

menggunakan projector (LCD) yang telah dilengkapi oleh

fasilitas teknologi komputer grafis akan memudahkan khatif

bisa mengontrol waktu, mad’u bisa focus, Mubalig tidak

bertele-tele, daya serap mad’u semakin meningkat, dan

mengurangi mad’u yang suka tidur saat khotbah jumat

sedang berlangsung.45

Hemat penulis hal ini penting karena

selama ini masjid belum difasilitasi peralatan audio visual

yang canggih sehingga kerap kali pesan-pesan yang

disampaikan mubalig kurang efektif bagi mad’u.

Semua komponen hardware (perangkat keras) di atas,

dapat digunakan pada semua level sistem informasi dakwah

seperti: sistem informasi dakwah nafsiah, sistem informasi

43Eko Nogroho, Sistem Informasi Manajemen: Konsep, Aplikasi

dan Perkembangan (Cet. X; Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 44. 44Wahana Komputer, Pembuatan Program Sistem Informasi

Akademik berbasis ASP (Cet. I; Jakarta: Salemba Infotek, 2005), h. 107. 45

Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas

Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit.

Page 52: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 52

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 52

dakwah fardiyah (individual), sistem informasi dakwah fi’ah

qalilah, sistem informasi dakwah hizbiyah (jamaah).46

Jika

fasilitas dakwah belum dibenahi dengan penggunaan

teknologi informasi di dalam masjid maka masjid memiliki

daya syiar sangat kurang. Infrastruktur sistem informasi

dakwah dalam masjid seperti audio, visual, Projector (LCD),

dan komputer grafis yang standar sistem informasi

publikasi, yang dapat membantu Mubalig mengingat

kembali materi yang sudah diberikan dan materi yang belum

pernah diberikan pada mad’u.

Publikasi dakwah selama ini, masih sangat tradisional,

hal itu tampak dari teknologi yang digunakan dihampir

seluruh Indonesia sound system di masjid-masjid tidak

memenuhi standar dalam publikasi dakwah yang memiliki

jamaah yang banyak.47

Hal ini juga disebabkan oleh belum

adanya Rencana Strategis Dakwah (RENSTRADAK) ini

memiliki tiga unsur penting dalam sebuah publiaksi dakwah

46Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas

Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit. 47Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf

Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh

Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books,

2008), h. 59.

Page 53: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 53

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 53

antara lain adalah kelayakan teknik, kelayakan operasional,

dan kelayakan pembiayaan.

Kelayakan teknis adalah penyediaan infrastrukstur

penunjang dakwah seperti program sistem informasi dakwah

yang telah diekmas lewat komputer grafis, kelayakan

operasional apakah teknologi dakwah yang digunakan sesuai

dengan daya nalar mad’u atau tidak, dan kelayakan estimasi

pembiayaan dakwah. Ketiga ini perlu menjadi perhatian

serius jika mendambakan kondisi dakwah yang efektif.

Untuk mencapai kepuasan tersebut maka perlu perencanaan

publikasi dakwah antara lain adalah:

a) Planning data dakwah; Membangun niat

(motivasi); membangun energi positif dalam memahami Al-

Quran dan Sunnah sebagai sumber data dakwah diniatkan

semata-mata memperbaiki umat dan hanya mengharap

kekuatan Allah swt dengan berlandaskan pada QS Al-

Imran /3: 104

Terjemahnya:

Page 54: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 54

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 54

104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar

merekalah orang-orang yang beruntung.

Konteks ayat ini dapat difahami bahwa ada kesadaran

dari segolongan umat yang memiliki profesionalisme dalam

menyampaikan pesan agama yang dilandasai oleh energy

positif semata-mata hanya mengabdi kepada Allah bukan

tujuan lain. Motivasi yang baik semata-mata karena Allah

ini sebuah rekayasa genetic positif (memaksimalkan

potensi baik dalam diri) untuk mengaktifkan potensi baik

kecerdasan motivasi yang kuat dalam psikis dan fisik

seseorang ilmuan dakwah dan praktisi dakwah dalam

mensucikan batinnya hanya untuk mengabdi kepada Allah

swt.48

Dalam tradisi tasawuf proses ini dikenal dengan

istilah tahalli, takhalli, dan tajalli.

Menentukan target pencapaian; setelah motivasi yang

dibangun telah berdasarkan atas dasar hanya pengabdian

kepada Allah selanjutnya menentukan target pencapaian

48Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf

Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh

Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books,

2008), h. 59.

Page 55: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 55

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 55

dalam memahami Al-Quran dan Sunnah sesuai kompetensi

dan kecerdasan memilih pesan-pesan agama yang relevan

dengan kebutuhan mad’u yang akan mendi objek dakwah.

2). Input data dakwah; Sumber informasi dalam

menerima pesan dari Al-Quran dan Sunnah menggunakan

beberapa metode dan teknik memahami teks Al-Quran dan

Sunnah sebagai sumber inspirasi yang akan dikemas

menjadi informasi siap saji kepada mad’u. Hal ini bertujuan

untuk mengefektifkan proses transformasi ide ajaran agama

pada orang lain.49

Transformasi ide atau gagasan dalam Al-

Quran dan Sunnah kepada orang lain bisa efektif menurut

Arifin jika didukung oleh kecerdasan spiritualitas

(budipekerti).50

Penggalian informasi dalam Al-Quran dan

Sunnah bisa maksimal jika ilmuan dakwah memiliki

kecerdasan intelektual dalam bidang ta’wil, tafsir, dan

terjemahan.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam

peran ilmuan dakwah dalam mengeksplorasi makna dalam

Al-Quran dan Sunnah melalui ta’wil, tafsir, isyarat

49John Hartley, Danny Saunders, Martin Montgomery Key,

Concepts in Communication and Cultural Studies (London and New

York: 2010), 317. 50

Syamsul Arifin dkk, Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa

Depan (Cet. I; Yogyakarta: SIPRESS,1996), h. 14.

Page 56: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 56

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 56

penomena alam, dan terjemahan yang dilakukan secara

tekstual, kontekstual, dan antartekstual.51

Transformasi

makna memiliki peran strategis untuk mendapatkan

kekayaan cara membahasakan, mengkomunikasikan Al-

Quran dan Sunnah tidak berhenti pada permukaan teks

tetapi perlu dijelajahi maknanya secara tekstual,

kontekstual, dan antar tekstual berdasarkan kaidah-kaidah

yang telah disepakati oleh para alim ulama klasik dan

kontemporer.

3). Process mendesain pesan dakwah; Teknik

mendesain pesan dakwah yang telah di input dalam Al-

Quran dan Sunnah ini, dapat dijadikan menjadi beberapa

model pesan walaupun materi dan konteksnya sama antara

lain;

a) Sistem informasi bi al-Lisan: pesan yang telah di

input didesain dengan memilih menggunakan

metode komunikasi verbal (bi al-Lisan)

memerlukan kecerdasan retorika atau dikenal

dengan ilmu badi, ma’ani’ dan bayan. Ilmu badi

adalah kecerdasan pemilihan kalimat yang mudah

51Muhammad ‘Ali al-S{abu>iy, al-Tibyan fi ‘Ulumul Al-Qur’a>n Juz

I (Mishr:t.p., 1976), h. 75. Lihat dalam Mardan, Al-Quran Sebuah Pengantar Memahami Al-Quran Secara Utuh (Cet. I; Jakarta: Pustaka

Mapan, 2009), h. 240

Page 57: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 57

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 57

dinalar oleh mad’u, sedangkan ilmu ma’ani adalah

kecerdasan memilih makna dalam pesan yang Ada

dalam Al-Quran dan Sunnah, dan sedangkan ilmu

bayan adalah kecerdasan praktisi Mubalig dalam

menjelaskan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah

sebagai panduan dalam memenuhi kebutuhan hidup

dan beribadah kepada Allah swt.

b) Sistem informasi bi al-Qalam; Mendesain pesan

dakwah melalui media tulisan memerlukan

instrumen sebagai alat bantu dalam melakukan

kemasan untuk memudahkan panca indra manusia

dalam memahami pesan-pesan Allah yang telah di

Input melalui proses ta’wil, terjemah, dan tafsir.

Semua model transformasi pesan itu dapat didesain

melalui software desain grafis yang sangat populer

dewasa ini seperti; Adobe photoshop, adobe

premier, after effect, 3D Max, Coreldraw, dan

software animasi. Media ini hemat McLuhan

menjadi perpanjangan panca indra manusia.52

Penggunaan media dapat dijadikan sebagai media

52Marshal McLuhan, Understanding Media: The Extensions of

Man (New York: McGrw Company, 1964). Dalam Anwar Arifin,

Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi, Strategi Dan Komunikasi Politik Indonesia (Cet. I; PT. Balai Pustaka, 2003), h. 93.

Page 58: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 58

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 58

interaktif dalam menyebarkan informasi dakwah.

Selain itu pesan melalui tulisan sebagai khazanah

kekayaan pesan yang terkandung cara melakukan

transformasi pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah

kepada mad’u.

c) Peran media komputer grafis melalui software

desain grafis dakwah belakangan ini telah

memberikan warna tersendiri terhadap

perkembangan teknologi informasi dewasa ini

khususnya sistem informasi dakwah. Hal itu

tampak pada kebutuhan komputer grafis

meningkat, yang secara spesifik mendesain naskah-

naskah klasik versi digital, artefak visual, kaligrafi,

hadis digital, dan Al-Quran digital, sebagai pesan

dakwah.53

d) Penyebaran informasi dakwah melaui media desain

grafis ini juga efektif bagi sangat signifikan dalam

mengakselerasi penyebaran informasi Islam, yang

selama ini dikemas lewat mimbar saja.54

Urgensi

dan inovasi dalam gagasan ilmu desain grafis yang

53Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL (Cet. I;

Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age, 2002), h. 17. 54

Deddy Mulayana, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Cet. IV;

Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009), h. 19.

Page 59: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 59

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 59

merupakan sub sistem dalam sistem informasi

dakwah sebagai program desain pesan dakwah yang

efektif mengkomunikasikan dan membahasakan Al-

Quran dan Sunnah dengan kemasan warna dan

citarasa materi dakwah dalam bentuk digital.

Desakan kebutuhan para ilmuan dan praktisi

dakwah yang menggunakan media sebagai

penunjang untuk memudahkan para Muballigh

mengolah data dan tema-tema Islam yang akan

menjadi bahan dakwah kepada mad’u baik secara

verbal maupun non verbal.

e) Peran media desain grafis dalam sistem informasi

dakwah memiliki peran desain grafis terhadap

publikasi dakwah untuk memudahkan mad’u

menerima informasi dalam berbagai macam

kemasan informasi Islam baik cetak maupun dalam

bentuk lembaran elektronik yang interaktif.55

Sistem informasi dakwah tidak cukup dijelaskan

lewat mimbar saja tetapi perlu media lain untuk

memperkayah wawasan keilmuan dakwah sehingga

mad’u mempunyai pilihan sesuai standar

55

Ono Purbo, Komunikasi Data Digital, (Cet. II; Yogyakarya:

Andi Press, 2008), h. 33.

Page 60: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 60

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 60

kompetensi yang dimiliki dalam memahami pesan-

pesan agama.56

Sampai saat ini, para praktisi dan

ilmuan dakwah belum banyak memberikan pilihan

kemasan informasi yang mudah diakses oleh mad’u

dalam berbagai model informasi untuk dijadikan

umat sebagai pilihan memahami agama. Hal ini

disebabkan karena minimnya wawasan dalam

mentransformasikan ajaran Islam, sehingga yang

disampaikan cenderung bersifat konvensional

semata dalam menyampaikan ajaran Islam kepada

umat lewat media mimbar.

f) Menurut hasil penelitian Nurhidayat 90%

Muballigh menggunakan media mimbar

menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada

mad’u.57 Dari hasil penelitian ini, sehingga hemat

penulis perlu inovasi-inovasi baru

mengkomunikasikan ajaran Islam kepada mad’u

dengan berbagai macam kemasan dakwah yang

56Syarifudin, makalah Teknologi Informasi Dakwah diseminarkan

pada mahasiswa PASCASARJANA program S3 (Doktor) di Universitas

Alauddin Makassar tanggal 17 April 2011 jam 10.00 wit. 57Nuhidayat Muhammad Said, Disertasi: Perubahan Dakwah di

era global: Studi Anilisis terhadap respon umat terhadap media dakwah digital. Di ajukan untuk mencapai gelar doktor di bidang dakwah dan

komunikasi, (JakartaL: 2008) h. 120.

Page 61: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 61

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 61

lebih mudah dijangkau dan difahami mad’u.

Sebagaimana dalam Hadis Rasulullah saw.

Khotibunnasi ‘ala qadri ‘ukulihim artinya:

Sampaikanlah informasi atau berbicaralah kepada

manusia sesuai dengan tingkat akal, budaya,

pikiran dan tingkat kecerdasannya.58

Makna yang tersirat dalam hadis ini, bahwa untuk

menyampaikan pesan agama perlu ada media penunjang

untuk membantu Mubalig melakukan kreasi yang inovatif

dalam memudahkan mad’u menerima informasi agama dari

Muballigh. Sistem informasi dakwah pada prinsipnya

adalah tata tertib atau seni membahasakan agama dengan

menggunakan fasilitas teknologi informasi sebagai

perpanjangan indra manusia sebagaimana teori McLuhan.59

Desain grafis dakwah yang profesional perlu

mengetahui komposisi materi dakwah. Komposisi berarti

pengorganisasi unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya

desain grafis dakwah untuk memanjakan mata mad’u jika

mengakses data. Atau dapat dimaknai juga komposisi

58H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Cet. VII; Jakarta: BUmi

Aksara), h. 17 59

W. Stephen Littlejonh, Theory of Human Communication (Usa

Wadsworth Publishing Company, 1996), h. 362.

Page 62: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 62

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 62

adalah menempatkan sesuatu objek berdasarkan

fungsinya/karakter yang tepat sehingga dapat memudahkan

panca indra manusia dalam menyerap pesan-pesan dakwah.

Hal ini diperkuat oleh teori Mc Luhan bahwa media adalah

merupakan perpanjangan panca indra manusia maka unsur-

unsur yang perlu diperhatikan dalam kemasan dakwah

adalah prinsip-prinsip komposisi pesan dakwah antara lain:

a. Kesatuan: Satu ide yang tersusun dari unsur-unsur

warna, garis, teks citarasa, yang saling mendukung

dan membentuk satu kekuatan karakter yang indah

dan menarik perhatian panca indra manusia.60

b. Menentukan dominasi dalam sebuah titik fokus

sehingga pesan yang disampaikan bisa tepat sasaran.

Misalnya dalam sebuah karya desain grafik seni

budaya Islam. Terdapat brosur tentang sejarah

masuknya Islam di Maluku. Dalam tulisan itu di

tonjolkan tokoh pembawa Islam dengan menggunakan

bahasa khas sehingga orang dengan mudah inti pesan

yang disampikan. Begitu pula dalam dunia fotografi

60Werner J. Severin dan James W. Tangkard, Communication

Theories: Original, Methods and Uses in the Mass Media, diterjemahkan

oleh: Sugeng Hariyanto dengan judul Teori Komunikasi: Sejarah Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Cet. II; Jakarta: Kencana

Prenada media group, 2007), h. 240

Page 63: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 63

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 63

ada titik fokus yang perlu ditonjolkan dalam

komposisi image (foto) sehingga mata dapat

mendeteksinya bahwa yang dimaksudkan dalam pesan

dakwah adalah ini yang ditonjolkan atau pesan yang

ingin disampaikan.61

c. Dominasi Ukuran: sebuah karya desain grafis ukuran

memiiliki daya tarik tersendiri. Untuk semua bidang

perlu diberi sentuhan garis sehingga semua bidang

saling menunjang dan mengokohkan.

d. Dominasi Warna: Setiap karya ada warna yang

mendominasi sesuai visi dan misi dari semangat yang

melatabelakangi membuat sebuah karya. Gunakan

warna yang saling mendukung tidak kontra produktif

antara warna yang satu dengan warna yang lain.

Setiap sentuhan garis dan warna memiliki makna

filosofi yang memiliki nilai estetika.

e. Dominan pada letak/Penempatan: Faktor penunjang

sebuah karya seni desain grafis digital adalah

tempat/lingkungan dimana diletakkan atau dipajang

yang mudah dilihat oleh orang.62

61John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital (Cet. II;

Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29. 62Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital

(Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 30.

Page 64: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 64

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 64

f. Menyatukan Arah: setiap karya harus memiliki poit of

view. Sebagai daya tarik awal bagi mad’u.

g. Menyatukan bentuk: Bentuk yang tidak boleh terlalu

rumit sehingga responden sulit mencernah person

yang ingin disampaikan. Dengan demikian pesan yang

disampaikan harus jelas, dan memiliki satu kesatuan

bentuk yang dapat memacu adrenalin responden

sehingga mudah dicernah.

h. Keseimbangan atau balance yang dimaksudkan disini

adalah semua bidang ruang titik fokus objek yang

didesain memiliki simetris, memusat, dan menyebar.

Model keseimbangan ini memilki karakter dan

kekuatan tersendiri, sebagai seorang desainer grafis

hanya perlu memperhatikan kondisi budaya dan naluri

(psikologi) audiens setempat.

Proses pembuatan naskah dakwah interaktif yang

berbasis digital salah satu indikator sistem informasi

dakwah dalam lembaran eletronik interaktif jika elemen

dalam pesan dakwah memiliki unsur-unsur yang saling

terintegrasi dalam aplikasi sebagai berikut:

a. Teks/simbol: adalah dasar dari semua aplikasi

sebagai tampilan makna dilayar style fonts yang

ditampilkan dipilih yang nyaman dipandang mata

Page 65: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 65

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 65

sehingga dapat menarik perhatian panca indra. Teks

adalah bagian dari desain grafis yang mempelajari

bentuk bentuk huruf yang sesuai dengan pesan yang

akan disampaikan. 63

b. Image: gambar atau vektor/bitmap kekuatan gambar

lebih kuat memengaruhi mad’u dibanding dengan

sebuah teks.

c. Movie: gerakan, sebuah pesan akan lebih menarik

jika terjadi motion (gerakan) dalam mendesain pesan

dakwah.

d. Animation: Begitupula animation merupakan unsur

yang harus ada dalam sebuah pesan dakwah. Unsur

animation yang bergerak dapat menjelaskan lebih

akurat jika dibandingkan dengan movie, kelebihan

animasi gambar dapat di ulang-ulang sesuai keingin

mad’u.

e. Sound: Suara yang disertakan memiliki kekuatan

tersendiri yang dapat mendramatisir pesan dakwah

lebih menarik. Suara juga punya kelebihan jika

gambar bersuara sehingga memiliki karakter.

63Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital

(Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29.

Page 66: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 66

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 66

f. User Control: Kelengkapan fasilitas pesan dakwah

yang digunakan Mubalig untuk mengendalikan

program. Misalnya perpindahan dari halaman

kehalaman lainnya.64

Inilah hemat penulis yang

harus terintegrasi dalam sebuah pesan dakwah yang

akan dikemas dalam software desain grafis dakwah.

4). Output data dakwah; Efek dari ketiga model desain

pesan dakwah tersebut, dapat ditentukan sesuai daya nalar

mad’u sehingga ketepatan dalam mendesain informasi

dakwah dapat disesuaikan dengan output yang telah

ditargetkan sebelumnya. Output data dakwah lebih kepada

produk dakwah. 65

Produk materi dakwah terdiri dari aqidah,

syari’ah, dan akhlaq.

Komponen materi dakwah di atas Mubalig

mentransformasikan dengan tiga kecerdasan yakni

kecerdasan menjelaskan (bayani), kecerdasan memaknai

(ma’ni) dan kecerdasan kata dan kalimat yang indah (badi).

Dewasa ini manusia kontemporer disediakan berbagai

macam data dan informasi, regulasi informasi cukup banyak

64Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising

Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h. 15. 65

M. Munir dkk, Manajemen Dakwah (Ed. I; Jakarta: Kencana,

2006), h. 17

Page 67: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 67

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 67

dalam berbagai bentuk lisan, rekaman, dan simbol. Keadaan

ini beiringan dengan prilaku kejahatan juga semakin

merajalela. Semakin banyak ceramah dan khotbah yang

disaksikan tetapi ketidakjujuran, dan kejahatan diberbagai

bidang juga semakin semarak dimana-mana.

Pertanyaannya adalah apakah kata-kata sekarang ini

sudah tidak sampai pada tepian hati? Apakah kata-kata

yang dipublikasikan oleh para Mubalig itu sudah hampa

tanpa makna sehingga kurang mengdorong orang merubah

prilaku menjadi baik? Apakah mereka banyak bicara tetapi

jarang mendengar? Pertanyaan ini dijawah oleh Jalaluddin

Rumi yang dikutip oleh Subandy bahwa seorang

komunikator yang baik harus menjadi pendengar yang baik,

belajarlah berbicara dengan mendengarkan.66

Dalam bidang human communication perlu ada

komunikasi empatik yaknik komunikasi yang berkarakter

profetik. Komunikasi profetik ini lebih menekankan pada

kredibilitas Informan, sifat siddiq(sifat jujur dan dapat

dipercaya), amanah (seiring perkataan dan perbuatan),

fat}anah (memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan

spiritual), dan tablig (memiliki kemampuan berkomunikasi

66Ibid., Subandy Ibrahim, Sinar Komunikasi Empatik: Krisis

Budaya dalam masyarakat Kontemporer (Cet. I; Jakarta: Pustaka bani

Quraisy, 2004), h. xx

Page 68: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 68

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 68

secara bayani, ma’ani, dan badi). Kriteria ini menjadi

standar jika ingin menjadi Mubalig yang memiliki

komunikasi qaulan baligah (komunikasi yang berbekas di

hati mad’u).

Dakwah Ali Mahfuz} dikutip Aziz Targhib wa al-

Tarhib (motivasi dan inovasi) dalam penerapan teori ini

adalah: 1). Pemilihan Mubalig (Informan) yang memberikan

inovasi dan motivasi, 2). Pemilihan materi Informasi yang

mudah, ringan dicernah dan relavan dengan kebutuhan

realitas yang dikemas secara profesional dengan tidak

menyinggung perasaan mad’u, tetapi ia termotivasi. 3).

Kondisikan dengan waktu yang tepat dalam menyerbarkan

dakwah.67

Sistem informasi dakwah ini dilakukan secara

interpersonal, kelompok, dan massa.

Sistem informasi dakwah di atas menelaah cara

memilih sumber informasi, sistematika menerima informasi

dakwah perlu mengandung unsur Aqidah, Syari’ah dan

Akhlaq, dengan menyelidiki, mengemas, dan memproduksi

informasi dakwah, serta cara mengekspresikan informasi

tersebut baik secara intrapersonal, interpersonal, kelompok,

67

Mohammah Ali Aziz, Ilmu Dawah (Cet. I; Jakarta: Prenada

Group , 2009), h. 34.

Page 69: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 69

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 69

dan massa. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

a. Al-Hikmah Sistem Sentimental/Hati (al-Manh}aj al-

At}ifi> ) menurut pandangan Muhammad Abduh:

hikmah adalah mengetahui rahasia, peta keilmuan

masyarakat multikultural, dan faedah dalam tiap-tiap

hal, serta menempatkan sesuatu pada tempatnya.68

Konsep ini dapat oleh lembaga Dakwah

Muhammadiyah untuk membahasakan agama dengan

kemasan dakwah dalam berbagai bentuk dengan

memanfatakan teknologi informasi sebagai media

publikasi sistem informasi dakwah yang didesain

secara professional demi memudahkan transformasi

pesan kepada masyarakat Multikultural di Kota

Ambon.

b. Al-Muaizatul Hasanah Sistem Indrawi/Ilmiah (al-

Manh}aj al-hissi ) Melakukan bimbingan, peringatan,

nasihat, oleh lembaga dakwah Muhammadiyah dengan

menawarkan pilihan-pilihan kebenaran yang mudah

dijangkau oleh masyarakat multikultural di Kota

68

Abu Hayyan, al-Bah}rul Mahit, jilid I h. 392. Juga Zaid Abdul

karim al-Da’wah al-H{ikmah, h. 26.

Page 70: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 70

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 70

Ambon.69

Muaiz}a h}asanah} menurut K.H. Ali Mah}fuz}

yang dikutip oleh Hamid: Nasihat Atau Petua,

bimbingan pelajaran perbaikan hidup, Kisah-kisah,

kabar gembira dan peringatan, Pesan-pesan positif

yang dapat menjadi pertimbangan bagi mad’u itu

sendiri.70

Dalam hal ini masyarakat multikultural di

Kota Ambon yang dilakukan secara individual,

kelompok, dan massa berdasarkan ketepatan moment

dan problematika sosial yang dibutuhkan masyarakat

multikultural.

c. Al-Muja>ddalah Sistem Rasional/dialogis (al-Manh}aj

al-Aqli ) mendialogkan agama kepada masyarakat

multikultural, sesuai tingkat keilmuan dan kebutuhan

informasi sesuai peta keilmuan dari masyarakat

multikultural, mulai dari kalangan professional (atas),

kalangan menengah, dan kalangan masyarakat awam.

Ketiga struktur masyarakat ini menggunakan ketiga

teori di atas dalam mentransformasikan bahasa

agama yang lebih mudah cerna oleh masyarakat

69Lois Ma’luf Munjid, fi al-Lughah wa A’lam (Beirut: Da>r al-

Fikr, 1986), h. 907. Lihat Juga Ibnu Mans}ur Lisa>nul al-Arab, Jilid V

(Beirut: Da>r Fikr, 1990), h. 466. 70

Abdul Hamid Al-Bilali, Fiqh al-Dakwah fi> Ingkar al-Mungkar

(Kuwait: Da>r al-Dakwah, 1989), h. 260.

Page 71: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 71

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 71

multikultural baik secara tekstual, kontekstual, dan

antartekstual.

Penentuan konten informasi dakwah yang bersumber

dari Al-Quran, Sunnah, dan Fenomena alam merupakan

unsur yang sangat penting dalam mendesain materi

dakwah.71

Informasi yang akan disampaikan kepada objek

dakwah harus berkualitas dan berbekas (qaula>n bali>gha>n)

pada jiwa, hati sebagai stimulan untuk memicu mad’u

dalam merawat dirinya secara lahir batin. Makna bali>g

memiliki tiga dimensi informasi yaitu; mengandung unsur

kebenaran dari sudut bahasa, mempunyai kesesuaian dengan

apa yang dimaksudkan, dan mengandung kebenaran secara

substansial.72

Perkataan dianggap bali>g jika informasi yang

disampaikan oleh para Mubalig dan Muballigh dipresepsi

sama bagi mad’u. Padangan ini sesuai dengan pakar

komunikasi John bahwa komunikasi yang efektif adalah

komunikasi yang sama dirasakan oleh komunikator dan

71H. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Cet. I;

Surabaya, Al-Ikhlas, 1993), h. 143. Bandingkan dalam Samsul Munir

Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amza, 2009), h. 88 72

Ahsin W. Al-hafiz} Kamus Ilmu Al-Quran (Cet. I; Jakarta: Sinar

Grafika Offset, 2005), h. 273

Page 72: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 72

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 72

komunikan.73

Pernyataan seperti ini dalam Al-Quran banyak

derivasinya seperti: Qau>lan kari>ma>n (perkataan yang mulia,

Qaula>n Layyina>n (pilihan kata yang lembut), Qaula>n

maisyu>ra>n (perkataan yang mudah difahami), dan Qaula>n

sadi>da>n (Perktaan yang benar). Dalam mendesain konten

informasi dakwah berbagai pandangan para ahli memberikan

perspektifnya antara lain:

a. Barmawi Umari; yang dikutip oleh Munir Amin

bahwa skema dalam konten informasi dakwah pada

mad’u sebagai berikut: Aqidah, Akhlaq, Ahkam,

Ukhuah, Pendidikan, Sosial, kemasyarakatan, Amar

ma’ruf nahimungkar, dan Kebudayaan.

b. Quraish memberikan skema konten informasi

dakwah adalah; a). memaparkan ide-ide yang dapat

memberikan stimulan pada generasi muda untuk

mengetahui hakikat untul lebih partisifatif ke arah

yang positif. b). sumbangan agama ditujukan kepada

masyarakat luas yang sedang membangun,

khususnya bidang sosial, ekonomi, dan budaya. c).

Studi tentang pokok agama yang dapat dijadikan

sebagai landasan bersama demi mewujudkan

73

Littlejohn, Stephen W. Encyclopedia of Communication

Theory. (Los Angles, SAGE Publications India Pvt. Ltd, 2009), h. 77.

Page 73: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 73

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 73

kerjasama antar agama tanpa mengabaikan

indentitas masing-masing.74

c. Dari kedua pandangan tersebut hemat penulis

konten informasi bagi masyarakat multikultural itu

harus disesuaikan kondisi sosiologis, psikologis, dan

antropologis dengan pendekatan kontesktual yang

berkembang dari fenomena masyarakat

multikultural.

Mendesain sistem informasi dakwah dengan

memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi dapat

memberikan kemudahan mad’u yang multikultural dalam

memahami materi yang disampaikan oleh Mubalig. Adapun

pemetaan materi dakwah terdiri dari materi:

a. Masalah keimanan (Aqidah); Pokok kepercayaan

pada Tuhan yang Mahasa Esa dari segala macam

perbuatan syirik yang bertentangan dengan nilai-

nilai kemanusiaan.

b. Masalah keislaman (Syari’ah); materi dakwah

yang berisi tentang penegakkan Undang-undang

sebagai payung bagi orang-orang yang lemah baik

74

M. Quraish Shihab, Membuimikan Al-Quran (Cet. I; Bandung:

PT. Mizan, 1993), h.200

Page 74: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 74

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 74

yang berhubungan dengan Allah mapun sesama

umat manusia. kekuatan hukum akan memberikan

dampak positif untuk membina pola hidup yang

sejahtera bagi sel;uruh umat manusia.

c. Masalah budipekerti (Akhlaq); pelengkap dari

kedua hal tersebut di atas yakni senang berbuat

baik dan gelisah jika berbuat kejahatan fisik dan

psikis.

Dari ketiga unsur tersebut, dapat difahami bahwa

peran strategis materi dakwah dalam proses transformasi

memiliki peran penting dalam mencerahkan masyarakat

multikultural. Hal ini termasuk dalam sub sistem karena ia

merupakan tanda yang akan menjadi pesan dan ditangkap

oleh panca indra manusia dalam proses transformasi

dakwah. Jenis informasi yang dikonsumsi masyarakat akan

memberikan dampak terhadap prilaku ekspresi dalam

melakukan interaksi.75

Karena pentingnya sebuah konten

informasi dalam melakukan kostruksi sosial pada

masyarakat multikultural sehingga unsur-unsur pesan itu

perlu dipertimbangkan dampak psikologis, sosiologis, dan

antropologisnya.

75ibid

Page 75: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 75

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 75

Dalam mendesain konten informasi dakwah

membutuhkan tenaga ahli dari kalangan ilmuan dakwah.

Dari kajian filosofis mendalam dari ilmuan

dakwah(visualizer dakwah) inilah sehingga melahirkan ilmu

praktis yang akan dijadikan bahan bagi praktisi dakwah.

Salah satu unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam

mendesain konten informasi dakwah adalah;

a. Tema/topik: Secara harfiah tema berarti ‚sesuatu

sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah

ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani

tithenai yang berarti menempatkan. Kata tema kerap

disandingkan dengan kata topik. Kata ini juga

berasal dari bahasa Yunani yakni topoi yang berarti

tempat.76

Tradisi topik ini pertama kali dipopulerkan

oleh Aristoteles sebagai Bapak Retorika pada masa

klasik, menegaskan bahwa untuk membangun

kontens materi informasi yang akan dipublikasikan

perlu penentuan topik dan batasannya fokus

pembicaraan untuk memudahkan para audiens

menelaah pesan-pesan yang disampaikan oleh

76Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

(Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2001), dalam Alex Sobur, Analisis teks Media (Cet. IV; Bandung: Rosdakarya, 2006),h.74-75.

Page 76: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 76

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 76

komunikator.77

Van Dikj mendefinisikan topik

sebagai struktur makro dari tulisan, ceramah, dan

pesan-pesan singkat.78

Tema yang diangkat diusakan

sesuai dengan konteks masyarakat multikultural.

Seperti contoh materi yang berhubungan dengan

Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Pemilihan dari ketiga

materi ini dalam mendesain isi pesan memerlukan

kreatifitas membangun tema atau topik yang dapat

memberikan nilai ketertarikan bagi mad’u.

b. Skematiknya; Desain konten informasi juga tidak

terlepas dari unsur skematik yang terdiri dari

pendahuluan(muqaddimah), konten informasi,

pijakan informasi, inti pesan (isi) dan kesimpulan.

Dalam mendesain skema konten informasi perlu

dipertimbangkan daya serap dari mad’u sehingga inti

pesan yang akan dipublikasikan dalam membangun

skema bisa di awal dan di akhir kalimat.79

Penentuan

inti informasi yang akan disampaikan kepada

77Ahmad Sumanto, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis Bagi

Jurnalis Muslim, Cet. Bandung: Mizan 2002), h. 76. 78Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Cet. III; Bandung:

Rosdakarya, 2006), h. 271. 79 Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: Untuk Analisis

Wanaca, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Cet. IV; Bandung:

Rosdakarya, 2006), h. 79.

Page 77: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 77

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 77

pembaca atau pendengar membutuhkan kreatifitas

penceramah, penulis, dan visualiser, karena hal ini

menetukan proses transforamsi pesan kepada mad’u

apakah ada respon atau tidak.

c. Semantiknya; terminologi ilmu semantik menelaah

makna satuan lingual, baik makna leksikal mapun

makna gramatikal. makna yang ditunjukkan dalam

struktur teks menurut Van Dijk yang dikutip Alex

terdiri dari beberapa cara antara lain adalah; makna

yang ditonjolkan dalam teks, makna yang dihaluskan

dalam teks dan makna yang tersembunyi dalam

teks.80

Semua ini dilakukan sesuai konteks sosiologis

karakter pembaca dan pendengar. Semua eksplorasi

makna semantik untuk menggambarkan makna

positif dalam teks yang ingin disampaikan.

d. Sintaktik; secara etimologi sintaksis berasal dari

bahasa Yunani (sun = dengan + tattein =

menempatkan. Jadi secara terminologi sintaksis

adalah; menempatkan bersama-sama kata-kata

menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis juga

membicarakan suatu cabang ilmu yang

membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa,

80Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 77.

Page 78: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 78

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 78

dan frase. Khas Sintaksis tampil maksimal dengan

cara sendiri secara positif dengan pemilihan kalimat

dan kata yang spesifik sesuai kecendrungan pesan-

pesan dakwah yang ingi disampaikan kepada

mad’u.81

e. Stilistika: Pusat perhatian stylistika adalah gaya

bahasa yakni dalam mentransformasikan pesan

dakwah ada gaya yang unik dilakoni oleh informasi

Islam baik pada media cetak dan elektronik.

Keindahan bahasa yang ditonjolkan sebagai corak

dari kemasan konten informasi dakwah. Citarasa

konten informasi dakwah antara lain; kalimat, majas,

metafora, citraan, pola rima, matra yang digunakan

dan gaya bahasa secara intrapersonal seseorang.

f. Restoris; menggunakan kalimat atau kata yang

hiperbolik (berlebihan) yang berfungsi sebagai gaya

persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana

pesan dakwah yang ingin disampaikan dapat tercapai

dengan baik sesuai konten informasi yang diberikan

dengan pilihan kata dan kalimat yang berlebihan.82

Hal ini sangat efektif bagi masyarakat multikultural

81Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79. 82Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79.

Page 79: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 79

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 79

karena ada kepastian dan kecocokan dalam proses

transformasi dakwah.

Dari analisis konten informasi ini dapat

meminimalisasi dampak distorsi pesan-pesan agama yang

akan dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat

multikultural. Hal ini penting karena prinsip komunikasi

sekali kata-kata dikeluarkan tidak dapat lagi di tarik

kembali, ia bersifat irreversible.

Karena prinsip komunikasi bersifat irreversible maka

pengolahan informasi dakwah untuk dikonsumsi pada

masyarakat multikultural.83

Prinsip pesan dakwah memiliki

karakter pesan yang telah didakwakan sulit dikendalikan.

jika telah ucapkan sehingga perlu analisis konten informasi

sebelum pesan-pesan agama ditransformasikan. untuk

menghindari desktruksi pada mad’u yang menjadi penerima

informasi dakwah.

Sebelum mempublikasikan informasi di tengah

masyarakat ada beberapa hal yang perlu menjadi

pertimbangan dalam melakukan penyebaran informasi

dakwah kepada masyarakat multikultural antara lain adalah:

a). Niat atau motivasi menyebarkan informasi kepada

83Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi… h. 123

Page 80: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 80

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 80

masyarakat multikultural. b). Corak informasi yang akan

disebarkan apakah memiliki dampak perbaikan atau

sebaliknya. c). Semakin heterogen suatu kelompok

masyarakat yang akan dijadikan objek dakwah semakin sulit

konten kemasan informasinya. d). Tingkat kesulitan

informasi yang akan dipublikasikan dan penonjolan pilihan

kata dan kalimat. e). Kriteria informasi memiliki prinsip

memotivasi, memperbaiki, dan menjaga keharmonisan pada

masyarakat majemuk.84

Prinsinya adalah menjaga

keseimbangan informasi di tengah masyarakat untuk

menhindari terjadinya konflik kemnusiaan.

Secara konseptual data adalah deskripsi tentang

benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak

mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung

kepada pemakai. Bentuk nilai data terus mengalami

perubahan sesuai dengan kebutuhan sebuah organisasi.

Pengolahan data secara digital, tentunya dapat

mempercepat serta lebih efektif, efisien dan kompetitif.85

Hal ini, tampak pada kantor-kantor telah menggunakan

sistem informasi computer sebagai media menampung dan

84Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amzah,

2009), h. 236 85

Blogger Pribadi Information Sistem, Arief Setyanto, S.Si., MT

diakses di pada tanggal 22 Okober 2009.

Page 81: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 81

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 81

pengolahan data secara interaktif berupa gambar (visual),

audio (suara), teks (narasi), garis dan lain sebagainya.

Prinsip data dapat berbentuk nilai yang terformat,

teks, citra, audio, video. Data juga dapat menyatakan

tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks

adalah sederatan huruf, angka dan simbol-simbol khusus

(misalnya + dan $) yang dikombinasikan dan tidak

tergantung pada masing-masing item secara individual. 86

contohnya teks adalah artikel koran.

Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar citra

dapat berupa grafik, foto, tanda tangan atau gambar yang

lain. Audio, adalah data dalam bentuk suara, instrumen

musik, suara orang, suara binatang, gemercik air, detak

jantung, merupakan beberapa contoh data audio.87

Video

data dalam bentuk gambar yang bergerak dan bisa

dilengkapi dengan suara, data digunakan untuk

mendokumentasikan suatu aktifitas.88

Pengolahan data

menjadi informasi tersebut prosesnya dapat dilihat pada

skema berikut ini.

86H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 22. 87Adi Kusriyanto, Pengantar Desain Komunikasi Visual: Graphic

Advertising Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h.

30,32. 88op. cit., Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, h. 31

Page 82: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 82

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 82

Data Proses Informasi

1. Al-Quran,

2. Sunnah, dan

3. Fenomena

4. Alam

Tafsiran-tafsiran Informasi yang siap

dipublikasikan

Ma’ani (Memaknai)

Bayani (Menjelaskan)

Badi (Memilih kata yang

komunikatif)

Input Proses Output

Tabel di atas menunjukkan cara kerja sistem

pengolahan data menjadi satu informasi yang dimulai dari

penyajian data (Diplay Data), kemudian diproses, setelah

diproses baru menjadi satu keterangan atau informasi.89

Jadi

hal mendasar yang membedakan data dan informasi terletak

pada kandungan ‚makna‛.90

Pengertian makna di sini

merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan

maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut

dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk suatu

kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan dalam

berbagai aspek kehidupan dalam melakukan interaksi.

89R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi:

Strategi meningkatakan Kinerja Perusahaan diterjemahkan oleh: Deddy

Mulyana (Cet. I: Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 24. 90op.cit., George M. Scott, Principles of Information

Management System …h. 347.

Page 83: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 83

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 83

Perlu diingat bahwa pengertian ‚bermakna‛ pada

informasi itu sesungguhnya bersifat ‚relatif‛.91

Dengan kata

lain data bagi seseorang bisa menjadi informasi bagi orang

lain. Dengan demikian untuk lebih jelasnya teori (Davis,

1999) yang dikuti oleh Kadir dalam menentukan kriteria

sebuah informasi sebagai berikut:

a) Benar salah dalam hal ini, informasi berhubungan

dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima

informasi yang salah mempercayainya, maka efeknya

seperti kalau informasi itu benar. Baru yang

informasi yang aktual dari proses pengolahan data

menjadi Informasi. Informasi dapat memperbaharui

atau dapat memberikan perubahan terhadap

informasi yang ada.

b) Korektif. Informasi dapat digunakan untuk

melakukan korektif terhadap informasi sebelunya

salah atau kurang benar.

91Masksud ‚relatif‛ tanda kutip bahwa sistem pengolahan data

menjadi informasi sangat tergantung pada motivasi serta tujuan dan

kegunaan dari informasi yang diinginkan oleh organisasi tertentu, boleh

jadi bagi yang membutuhkan informasi tersebut adalah menjadi data

bagi orang lain, artinya informasi bagi seseorang belum tentu informasi

bagi orang lain begitulah seterusnya.

Page 84: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 84

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 84

c) Penegas, Informasi dapat mempertegas informasi

yang telah ada sehingga keyakinan terhadap

informasi semakin meningkat.92

Dari kriteria informasi yang dikemukakan oleh para

ahli tersebut, jelaslah bahwa sistem informasi yakni data

yang telah mengalami proses pengolahan dari data mentah

menjadi data yang memiliki makna melalui sistem informasi

yang dibangun sesuai dengan kesepatakatan dan target

pencapaian yang diinginkan bersama.

Pengetahuan (knowldge) adalah kombinasi dari naluri,

gagasan aturan dan prosedur yang mengarahkan tindakan

atau keputusan yang dikutip Kadir. Sebagai gambaran

informasi yang dipadukan dengan pengalaman masa lalu dan

keahlian akan memberikan suatu pengetahuan yang

memiliki nilai tinggi.93

Selanjutnya informasi yang

dihasilkan dimasukkah ke tahap berikutnya dan diproses

menjadi satu hasil. Hasil ini diakumulasi sebagai

pengetahuan yang kemudian digunakan untuk melakukan

proses aplikasi sistem informasi dakwah.

92Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, (Cet. I; Yokyakarta:

Andi Press, 2003), h. 37 93Ibid., Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, h. 38

Page 85: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 85

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 85

Nilai data dakwah dan kualitas informasi

mempunyai banyak sifat. Istilah karakteristik data dakwah

biasa digunakan untuk menyatakan hal ini. Karakteristik ini

dikutip Kadir pandangan Alter tentang karakteristik data

dan informasi yang digunakan dalam sistem informasi pada

tabel berikut ini.94

Karakter sebuah nilai data.

No Karakteristik Nilai data dakwah dan relevansinya

kegunaan?

1 Tipe data Apakah tipe data dakwah sesuai dengan

tujuan?

2 Akurasi/presisi Apakah data dakwah cukup presisi. ?

3 Usia Apakah data dakwah tepat waktu ?

4 Rentang Waktu Apakah rentan waktu sesuai dengan tujuan

5 Tingkat

Keringkasan

Apakah data dakwah terlalu ringkas atau

terlalu detail ?

6 Kelengkapan Apakah data dakwah kurang lengkap atau

berlebihan ?

7 Kemudahan Apakah data dakwah mudah diakses atau

difahami?

8 Sumber Apakah sumber data akurat atau tidak?

9 Relevansi/nilai Apakah data dakwah yang mempengaruhi

mad’u

Apakah manfaatnya sepadam dengan biaya.

Dari kesembilan karakter kualitas informasi tersebut

menunjukkan ada bermacam-macam tipe data dakwah.

Masing-masing tipe data dakwah memiliki kelebihan dan

94Ibid., Abdul Kadir, ..., h. 39

Page 86: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 86

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 86

keakuratan masing-masing.95

Tipe data terformat cocok

untuk menyimpan informasi seperti tanggal transaksi dan

jam masuk karyawan (format tanggal dan format jam).96

Tipe data teks cocok untuk menyatakan data yang panjang

semacam biografi singkat seseorang. Tipe data suara dapat

digunakan untuk menyimpan bunyi-bunyian. Data video

dakwah dapat digunakan untuk menekankan suatu aktifitas

suatu kejadian.97

Perbedaan jenis dan tipe data ini menunjukkan

perbedaan daya serap mad’u dalam menerima informasi,

kreatifitas mendesain informasi dalam Al-Quran dan

Sunnah memiliki peran strategis bagi kebutuhan informasi

mad’u.98

Semakin banyak pilihan informasi sesuai tingkat

pendidikan, budaya, akan memudahkan masyarakat

menyerap informasi dakwah.

95Informatika Bandung, Sistem Informasi dalam Berbagai Macam

Perspektif: Manusia dan sistem informasi, Teknologi dan Sistem

Informasi, Organisasi dan Sistem Informasi serta Pendidikan dan sistem

informasi (Cet. I; Bandung, 2006), h. 51. 96Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada, 2004), h. 26. (Pemenang Hibah Buku Teks

DIKTI). 97Eko Nogroho, Sistem Informasi Manajemen: Konsep, Aplikasi

dan Perkembangan (Cet. X; Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 63. 98ibid

Page 87: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 87

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 87

Setelah memahami hakikat sistem informasi dan

fungsinya akan lebih mudah memahami teori sistem

dakwah. Proses adalah rentetan kejadian atau peristiwa yang

berlangsung secara bertahap.99

Pengajian rutin, periodik,

dengan sasaran yang sama kita namakan dakwah, tetapi

pengajian yang hanya sekali disebut tabligh, setiap tahan

proses melalui masukan (input), konversi (perubahan)

keluaran (ouput), dampak (impact) dan unpan balik (feed

back). Sub-sub sistem ini dihadirkan dalam memberikan

solusi terhadap problematika yang dihadapi.100

Gerakan

sistem dakwah yang jitu perlu teori sebagai instrumen

andalan dalam memberikan solusi dakwah.

5. Iklan Politik

McLuhan menemukan teori bahwa media adalah

perpanjangan panca indra manusia. Kajian ini dieksplorasi

dalam bukunya Understanding Media: The Extensions of

Man yang diterbitkan di New York pada tahun 1994. Buku

ini menjadi rujukan bagi kalangan akademik media

99H. Nasuka, Teori Sistem: Sebagai Salah satu Alternatif

Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Prenada

Group, 2005), h. 69. 100Mustafa Malaikah, Manjah Dakwah Yusuf Qardawi Haroni

Antara Kelembutan dan Ketegasan (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 1997),

h. 18.

Page 88: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 88

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 88

komunikasi politik dan praktisi media untuk mempelajari

peran media sebagai perpanjangan pikiran-pikiran para

praktisi politik di tengah masyarakat. Kajian ini juga

dikembangkan oleh Anwar Arifin dalam bukunya yang

berjudul Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi,

Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Penekanan

dalam buku ini menyajikan peran media komunikasi politik

sebagai unsur penting mengkomunikasikan aspirasi politik

di tengah masyarakat. Pertanyaannya bagaimana peran

praktisi politik menggunakan media cetak di Maluku dalam

melakukan konstruksi sosial untuk meraih simpati

masyarakat.

Jika ditelaah lewat pemberitaan di halaman depan

koran di Maluku belum dimanfaatkan secara maksimal

untuk kebutuhan politik. Hal itu tampak dalam pemanfaatan

media cenderung masih sangat konversional sehingga

banyak aspirasi politik yang tidak sampai di tengah

masyarakat. Karena kelemahan seorang politikus

memanfaatkan media massa sementara ruang media massa

terbuka menerima dan mensosialisasikan aspirasi politik.

Misalnya pesan politik yang diungkapkan dimedia belum

mampu meraih simpati masyarakat akibat

Kelemahan media online di Maluku masih sangat

memprihatinkan sehingga ruang dunia maya ini kurang

Page 89: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 89

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 89

dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan lama

loading ini menjadi pertanyaan ada kesejangan apakah ini

jaringan yang lemah atau pelayanan telekomunikasi juga

kurang mampu melayani masyarakat dari kecepatan akses.

Sementara media cetak lebih efektif dan mudah dibaca.

Sebagai praktisi politik perlu memahami, menelaah, dan

memilih media yang tepat dalam menyebarkan pesan-pesan

politiknya sehingga dapat dibaca programnya di tengah

masyarakat.

Pengertian media komunikasi politik, menurut para

pakar komunikasi politik antara lain; 1). Nimmo

mendefinisi komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi

yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (aktual

maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia di

dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini menggunakan

pendekatan konflik, dan biasanya meliputi hubungan antar

partai politik, antar pemerintah atau antar bangsa yang

berhubungan dengan bidang politik. 2). Menurut Lasswell

komunikasi politik mencakup: pesan politik, persuasi atau

ajakan politik, media politik, khalayak politik adn dampak

politik. 3). Roelofs (dalam Sumarno & Suhandi, 1993)

mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi yang

materi pesan-pesan berisi politik yang mencakup masalah

kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga

Page 90: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 90

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 90

kekuasaan (lembaga otoritatif). Definisi ini menggunakan

pendekatan kekuasaan dan kelembagaan (baca: pandangan

politik). Secara sederhana, komunikasi politik (political

communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-

pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan

kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.

Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan,

komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi

politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ‚yang

memerintah‛ dan ‚yang diperintah‛. 4). Syarifudin Ambon

mendefinisikan media komunikasi politik adalah semua

produk teknologi informasi dan simbol-simbol yang dapat

difahami masyarakat dalam menyebarkan pesan-pesan

untuk meraih simpati masyarakat untuk kepentingan

tertentu.

Pertanyaan adalah bagaimana peran media cetak

dalam komunikasi politik, pertanyaan bagimana secara

akademik menjelaskan peran media dalam

mengkomunikasikian perasaan-perasaan politik seseorang di

tengah masyarakat. inilah pentingnya konsultan politik

perlu memiliki keilmuan secara metodologis yang logis serta

praktis mencapai "tujuan yang pragmatis". jika ditelah

secara ilmiah media cetak di Maluku masih memegang

peran yang strategis dalam mengkomunikasikan pesan-

Page 91: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 91

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 91

pesan politik. Hal ini berdasarkan kiemampuan masyarakat

mengakses teknologi komunikasi di dunia maya masih

sangat rendah peran media online untuk meningkatkan

kualitas informasi publik masih sangat memprihatinkan

sehingga peran media online seperti internet dalam dunia

politik juga terhambat. Misalnya komunikator politik

merasa terganggu dengan kondisi internet di Maluku. Hal

ini perlu dibenahi untuk ruang publik yang ingin

menyampaikan apirasi politik melalui media online di

internet.

Kecerdasan memilih media sanga penting bagi praktisi

politik yang akan dijadikan sebagai saluran untuk

mengungkapkan ekspresi komunikasi politik. Pemilihan

media yang tepat dapat menjafi faktor penentu dalam

meningkatkan efektivitas pesan politik di tengah

masyarakat. Sebagai contoh dalam pemilihan Gubernur DKI

Jakarta. Jokowi dari partai wong cilik memiliki kecerdasan

memilih media yang tepat untuk melakukan konstruksi

sosial di tengah masyarakat melalui saluran busana kemeja

kotak-kotak sebagai bentuk kemasan baru dalam

transformasi pesan politik.

Politikus adalah orang yang memiliki harapan besar

untuk memegang karir di pemerintah, dijabatan eksekutif,

legislatif, atau yudukatif. Daniel Katz (dalam Nimmo, 1989)

Page 92: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 92

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 92

membedakan politikus ke dalam dua corak yaitu: politikus

ideolog (negarawan); serta politikus partisan. a). Politikus

ideolog adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih

memperjuangkan kepentingan bersama/publik. Mereka tidak

begitu terpusat perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan

seorang langganan atau kelompoknya. Mereka lebih

menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan

yang lebih luas, mengusahkan reformasi, bahkan mendukung

perubahan revolusioner-jika hal ini mendatangkan kebaikan

lebih bagi bangsa dan negara. b). Politikus partisan adalah

orang-orang yang dalam proses politik lebih memperjuangan

kepentingan seorang langganan atau kelompoknya.

Sebuah badan penelitian yang besar menunjukkan

bahwa banyak warga negara yang dihadapkan pada

pembuatan keputusan yang bersifat politis, meminta

petunjuk dari orang-orang yang memiliki kopetensi dalam

media komunikasi. Apakah untuk mengetahui apa yang

harus dilakukannya atau memperkuat putusan yang telah

dibuatnya. Orang yang dimintai petunjuk dan informasinya

itu adalah ilmuan media komunikasi politik agar kandidat

yang kandidat yang dijual ditengah masyarakat dapat

diterima dengan baik melalui pencitraan media secara

professional. Ahli pencitran media komunikasi politik

sangat strategis dalam mempengaruhi keputusan

Page 93: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 93

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 93

masyarakat. Dalam arus komunikasi politik ada dua tahap

gagasan sering mengalir dari media massa kepada pemuka

pendapat dan dari mereka kepada bagian penduduk yang

kurang aktif banyak studi yang membenarkan pentingnya

kredibilitas pemimpin melalui komunikasi interpersonal

sebagai alat untuk membuat pencitraan.

Kelebihan media cetak sebagai publikator dalam

komunikasi politik memiliki otonom penting yang dapat

mengolah pesan sesuai daya nalar masyarakat. Pada saat

yang sama, kepentingan-kepentingan yang laten dapat

dikemas di tengah masyarakat sesuai kemampuan negosiasi

kedalam untuk mendapatkan citra yang maksimal di tengah

masyarakat. Berfungsinya media komunikasi politik dalam

suatu sistem politik tergantung pula bagaimana

pemanfaatan saluran-saluran tersebut secara professional di

tengah masyarakat, dan apakah masyarakat dapat

mengakses sepenuhnya ke saluran-saluran tersebut. Galnoor

(dalam Nasution, 1990) menekankan masalah pemanfaatan

media ini karena menurut pendapatnya mobilitas politik dan

masalah akses ke jaringan komunikasi merupakan prasyarat

bagi tumbuhnya partisipasi politik masyarakat. Ia

mengartikan partisipasi politik sebagai aktivitas pribadi

masyarakat yang bertujuan untuk mempengaruhi

Page 94: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 94

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 94

pengemudian yang aktual darti sistem politik yang

bersangkutan.

Pemanfaatan secara otonom jaringan komunikasi

politik yang ada, dalam pengertian bukan sekedar hasil

mobilisasi dari atas. Upaya informasional yang bukan

sekedar suatu praktek berkomunikasi, tetapi benar-benar

sebagai suatu upaya untuk memperoleh dampak –yakni

menyampaikan pesan-pesan kekuasaan untuk

mempengaruhi komunikator sistem politik yang

bersangkutan. Selanjutnya pemanfaatan media komunikasi

politik berhubungan dengan dua tahap perkembangan

politik yang demokratis, yaitu: a). Partisipasi responsif,

dimana anggota masyarakat memberikan suara,

menyampaikan keluhan, kepada para pejabat, dan barangkali

mengidentifikasikan diri merka melalui tanda-tanda

identitas tertentu. Nemun dalam tahap ini, konsepsi

masyarakat mengenai politik masih dalam pola subject

participant atau pelaku peserta, dan peranan mereka sebagai

komunikator politik yang otonom masih relatif terbatas. b).

Partisipasi dengan keterikatan atau commited

participation di mana masyarakat berkampanye dan

mengorganisir diri sendiri karena mereka akan berhasil

mengubah keadaan jika dapat dibuktikan dengan investasi

Page 95: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 95

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 95

sumber-sumber politik pribadi milik mereka seperti: waktu,

dana, ide, gagasan cemerlang, dan reputasi.

6. Teknik Desain;

Cara mudah belajar desain grafis, mulai dari

permainan pengenalan software desain grafis yang memiliki

kekuatan untuk menggambar, mengedit foto, dan mengedit

film. pengenalan ini penting diketahui sebelumnya untuk

memahami spesifikasi komputer yang kita gunakan untuk

mendesain narasi, foto, audio, dan film. Semua ini memiliki

program komputer tersendiri untuk mengolah data secara

professional.

Perlu kalian ketahui dulu, kalo tulisan Anda kali ini

ditujukan buat mereka-mereka yang betul-betul baru banget

pengen mulai belajar desain grafis. Anda tau di dunia

perkuliahan pun, ada jurusan desain grafis. Ada pendidikan

formalnya yang pastinya bakal membuka pikiran dan

membangun skill kalian jauh lebih luas lagi ketimbang lewat

tulisan Anda yang Anda buat sendiri dan kebetulan juga

Anda tidak pernah punya latar belakang pendidikan desain

grafis. So, apa yang mau Anda sampein cuma berdasarkan

pengalaman Anda sendiri selama belajar desain grafis secara

otodidak.

Page 96: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 96

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 96

Di dunia pendidikan formal, kita biasanya langsung

dihadapkan dengan how to (bagaimana caranya) membuat

gambar atau mendesain sesuatu memakai software tertentu

yang biasanya udah ditentuin sama jurusan tersebut.

Masing-masing jurusan desain grafis dari kampus yang

berbeda, bakalan menekankan software desain grafis yang

berbeda satu sama lain. Misalnya di kampus A, mereka

mengutamakan penggunaan Adobe Illustrator untuk desain,

sedangkan kampus B mengutamakan Corel Draw. Pasti

begini kok, walau nantinya tetep setiap mahasiswa pasti

diajarkan juga cara menggunakan software desain lainnya.

Tapi, keahlian itu mudah, cukup belajar dengan sering

dan perbanyak jam terbang dalam melakukan desain grafis,

maka lama kelamaan teknik dan hasil desain kalian bakal

menjadi semakin baik. Sebetulnya yang sulit bukanlah

bagaimana belajarnya. Tapi, bagaimana caranya

menemukan ide tentang apa yang mau kita desain.

Berhubung ini adalah sharing pertama Anda soal desain

grafis, Anda tidak bakalan share langsung tentang

bagaimana cara mendesain. Tapi, Anda mau kalian lakuin 5

cara mudah untuk memulai belajar desain grafis ala Anda

ini.

Kumpulkan dan fokuskan niat kalian dalam belajar

desain grafis Nah, ini langkah pertama. Kalo pengen

Page 97: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 97

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 97

nantinya jadi desainer grafis yang jago, udah pasti harus

siap belajar terus-menerus dan mendedikasikan hidupnya

untuk desain. Kumpulkan niat kalian dan yakinlah kalo

dunia desain adalah betul-betul dunia yang pengen kalian

jambangin. Setelah ini, kalian harus bertanggung jawab

penuh terhadap diri kalian sendiri apakah bakalan tahan

berada di dunia ini terus atau nantinya bakalan bosen dan

kemudian ditinggalkan begitu aja. Ingat, niat itu penting.

Bersabarlah, jangan terburu-buru pengen jadi mahir

desain, Dalam dunia desain grafis, tidak ada yang namanya

pintar secara instan. Semuanya butuh proses perjuangan,

butuh pengorbanan, dan butuh latihan secara terus-menerus.

Jadi, pastikan kalian bersabar dalam membangun skill kalian

kelak. Coba deh dilatih kesabarannya dan jangan gampang

ngiri kalo ngeliat ada temen desainnya jago banget.

Sesungguhnya mereka yang jago desain, artinya jam terbang

mereka dalam melakukan itu udah cukup banyak. Tetep

sabar dan terus latihan!

Cari software desain grafis yang menurut kalian paling

mudah dioperasikan atau sedang populer digunakan para

desainer. Coba perdalam pengetahuan kalian soal software

khusus desain ini. Ada dua perusahaan besar yang

mendedikasikan produknya untuk desain. Misalnya Adobe

dan Macromedia. Silakan gunakan mana yang menurut

Page 98: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 98

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 98

kalian paling seru untuk digunakan. Khusus Anda pribadi,

Anda setia dalam menggunakan Macromedia Fireworks dan

sedikit sentuhan dari Adobe Photoshop. Tentukanlah

software kesukaan kalian dan jangan takut buat nyoba-

nyoba semua tools yang ada di dalam software tersebut.

Catatan penting, kalo baru memulai belajar desain,

kalian harus fokus menggunakan satu software terlebih

dahulu. Jangan sering mengganti-ganti software karena

nanti kalian bakalan ngerasa bingung sendiri, akhirnya ngga

ada satu pun software yang betul-betul kalian kuasain. Kalo

udah merasa mampu dan luwes menggunakan software

pilihan kalian tersebut, baru deh bisa jajal skill kalian

dengan menggunakan software desain yang lainnya.

Singkirkan buku-buku tutorial tentang cara

menggunakan software design grafis Percaya atau tidak,

yang namanya buku tutorial semacam ini tidak berguna

sama sekali. Lebih efektif kalo kalian nyoba-nyoba sendiri

tools yang ada di dalam suatu software daripada kalian baca

cara kerjanya di buku. Semakin banyak error kalian

temukan, semakin sering kesalahan kalian lakukan, maka

bakalan semakin mengertilah kalian. Kenapa seorang

programmer tingkat satu bisa bikin program yang keren?

Karena mereka pakai cara coba-coba sendiri. Kalo mereka

menggunakan buku tutorial, pastilah hasil yang didapatkan

Page 99: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 99

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 99

bakalan kaku dan tidak nunjukin identitas si pembuat.

Semakin spontan kita membuat sesuatu, semakin

berkarakter.

Jangan yang sulit-sulit dulu, coba gambar suatu objek

sederhana dengan software tersebut Biasanya kalo ngeliat

desain poster atau pamflet yang ditempel di tembok-tembok

pinggir jalan suka langsung ngiri. Kok bisa sih bikin desain

kayak gitu? Ya, bisa dong! Kalian juga bisa, asalkan latihan

udah cukup lama. Nah, khusus untuk tahap awal, singkirkan

pikiran pengen bikin desain yang kerennya setara sama

poster itu. Coba aja dulu bikin gambar-gambar dari objek

sederhana. Coba gambar gelas, gambar TV, gambar kamera,

setahap demi setahap objeknya bakal semakin sulit, dan

tanpa sadar kalian udah ningkatin skill kalian. Bersamaan

dengan itu juga, kalian bakalan dapet dasar desain yang

matang. Misalnya aja, kalian jadi bener-bener ngerti

karakteristik dari masing-masing bentuk bangun datar,

sampe akhirnya kalian bisa dengan bebas maduin semuanya

jadi objek yang halus. Misalnya aja gambar di paling bawah

postingan ini. Anda bikin dengan memadukan unsur-unsur

bangun datar. Anda sama sekali ngga menggunakan tools

untuk membengkokkan garis atau apapun juga selain

bangun datar lingkaran, persegi, segiilima dan spiral.

Page 100: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 100

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 100

Perlu diketahui kalo semua contoh di atas Anda buat

pakai software desain kesayangan Anda. Just it!

Macromedia Fireworks 8. Entah ini software udah seberapa

tuanya. Hehehe. Setiap gambar tidak ada model betulannya,

cuma pakai imajinasi aja ditambah pemahaman yang

matang mengenai konsep bangun datar. Memang agak kaku,

tapi seiring skill yang bertambah, hasilnya akan semakin

halus. Coba aja. Keep on practice yah!

Anda mulai tertarik berbagi artikel, foto, dan audio

visual secara bertahap menuju kea rah yang lebih mahir

belajar desain grafis. Kapan-kapan Anda bakalan coba bikin

artikel-artikel berisi tips and tricks dalam desain grafis

tentunya dengan tingkat kesulitan yang betahap dan topik

yang beragam. Perlu diingat kalo Anda tidak bakalan pernah

nge-share bagaimana cara membuat sesuatu dengan

software desain karena terlalu banyak cara untuk membuat

desain grafis.

7. Teknik Mendesain Iklan Politik

8. Teknik Layout Koran, dan Buku

Page 101: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 101

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 101

Prinsip penting dalam penyajian berita di koran

membutuhkan beberapa kriteria antara lain ukuran, desain

halaman, cover, penggunaan warna, ketajaman gambar dan

penataan tata runga berita. Dari aspek desain grafis untuk

meningkatkan citra sebuah koran buku, majalah dan produk

desain grafis. untuk memanjakan pembaca indikator yang

perlu dipenuhi dalam media cetak antara lain:

Komposisi pengemasan informasi (berita); Komposisi

yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain koran

adalah headline, caption, dan isi berita yang akan

mendominasi halaman. Karena pentingnya komposisi

tersebut seorang desainer perlu mempertimbangan

tampilan visual headline karena berita halaman depan

menjadi bidikan atau pandangan pertama bagi

pembaca. Semakin baik perwajahan atau tampilan

depan semakin banyak menarik perhatian pembaca.

Elemen-elemen desain grafis pada tampilan pada

halaman depan akan memberikan pengaruh jika semua

berita dan gambar tersusun secara rapi dengan

menggunakan software yang sesuai standar dunia

publikasi. Software yang digunakan dalam layout

koran biasanya adobepagemaker untuk mendesain tata

letak, adobephotoshop untuk mendesain foto dan

coreldraw digunakan untuk menggambar. Selain itu

ukuran koran, buku, majalah juga turut menentukan

kenyamanan pembaca. Tujuan seorang desainer adalah

mampu memikat perhatian pembaca.

Page 102: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 102

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 102

Typografi: Pemilihan bentuk huruf termasuk citra dan

barand suatu industri perusahaan. Prinsip memilih

jenis huruf yang unik dan semangat huruf perlu

diperhatikan agar dapat mengundang minat pembaca

karena tampilan huruf yang dipilih memiliki daya

tarik tersendiri. Typeface fonts yang terdiri dari tebal

tipisnya huruf, semangat huruf, kemiringan huruf, dan

struktur huruf dalam komunitas huruf yang sama.

Selain itu leanding huruf (jarak huruf yang satu

dengan huruf yang lain), Body huruf, Bullet huruf,

display tipe, dropcaps, agate type, dan besar kecilnya

huruf. Type huruf yang sama seperti serifs, sanserifs,

square serif, semua type huruf ini dapat disesuaikan

dengan jenis berita yang akan ditulis. Misalnya berita

kriminal pemilihan hurufnya seperti apa, berita

ekonomi pemilihan hurufnya seperti apa, dan berita

agama pemilihan hurufnya seperti apa. prinsipnya

semua berita memiliki karakter huruf yang berbeda-

beda. Huruf untuk undangan perkawinan berbeda

dengan huruf untuk berita resmi, dan seterusnya.

Sebagai contoh dalam penggunaan huruf sesuai

dengan fungsinya dapat dilihat dalam tabel berikut;

No Jenis Huruf Berita

1 Huruf Roman Indentik dengan berita

resmi

2 Monotyper Corsiva Biasanya untuk tulisan undangan perkawinan

Page 103: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 103

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 103

3 Brush Script MT Biasanya untuk tulisan

perkawinan, kata hikmah, dan

hiasan.

4 Arial Black Untuk digunkan

menulis berita

headline dan kop

berita.

Grid dan kolom; sebelum mengisi berita perlu ada

sketsa awal pada halaman koran perlu penataan

tataruang untuk penonjolan isu berita sesuai target

yang harapkan oleh pemesan berita. karena ini

berkaitan dengan biaya operasional. Penataan grid dan

kolom dilakukan dengan cara membagi ruang halaman

sesuai jumlah berita, foto, yang dilakukan secara

vertikal dan horisontal. Hal ini dilakukan dan

disesuaikan dengan ukuran publiaksi, untuk majalah

baisanya lebih sedikit menggunakan grid dan kolom

vertikal dan horisontal. Penataan tataruang kolom

secara rapi dan mengandung spirit estetika

memberikan peluang besar untuk menarik perhatian

pembaca.

Page 104: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 104

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 104

Desain modular: pada tahun 1950 model yang dikenal

dengan istilah dog leg design (menyerupai nemtuk

kaki anjing) tata letak ini menyulitkan pembaca

sehinga para desainer moderen merubah dengan model

modular. Model modular menempatan berita dalam

bentuk horisontal dan vertikal serta berbentuk empat

sisi.

Presentasi publikasi; Dalam presentasi hasil kemasan

informasi perlu rapat tim perwajahan untuk menelaah

secara sistematis, metodologis, estetika berita. secara

umum ada tiga komponen yang perlu diperhatikan

antara lain, struktur berita, konten berita, citra berita,

nilai berita yang layak jual, etika berita, dan budaya

pembaca. Semua ini perlu didiskusikan sebelum

dipresentasikan dipublik.

Evaluasi berita dan layout: yang perlu dikritisi dalam

koran adalah; Keseimbangan desain, ritmenya,

Page 105: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 105

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 105

skalanya, komposisinya, dan hierarki visual. kemudian

tandai yang tidak sesuai standar korang yang

profesional.

9. Produk Iklan Politik di Indonesia.

Desain iklan politik adalah suatu proses yang panjang

karena melalui tahap filosofis, dan pragmatis, yang

menuntut konsistensi dan kontinuitas, bahkan dianjurkan

untuk dilakukan setiap hari dan berulang-ulang. Sebagai

sarana pendidikan politik seharusnya kampanye dilakukan

atas dasar pencerdasan pemilih agar menjadi warga yang

memiliki kesadaran dalam penentuan pemimpin negara

ke depan, dengan berpatokan kepada prilaku rasional

ketimbang emosional. Untuk mempengaruhi prilaku

pemilih, strategi kampanye bisa dilakukan secara langsung

melalui pengumpulan massa atau mendatangi langsung (face

to face communication). Bisa juga melalui mediaseperti

baliho, poster, bendera, dan famplet atau dengan

menggunakan media massa, baik cetak, seperti surat khabar,

majalah, maupun media elektronik seperti radio dan televisi.

Kampanye melalui iklan politik di televisi merupakan

fenomena menarik pasca runtuh nyarejim Orde Baru. Pada

Pemilu 1999 dan 2004, sudah muncul kampanye partai atau

Page 106: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 106

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 106

kandidat melalui media televisi yang merupakan metode

baru bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Parpol,

calon legislatif, calon presiden-wakil presiden maupun calon

kepala daerah kini mengandalkan iklan politik sebagai cara

membentuk pencitraan melalui televise dan media online.

Media televisi dianggap cukup efektif untuk mendongrak

perolehan suara dalam setiap Pemilu ataupun Pemilukada.

Iklan politik memainkan peranan penting untuk merebut

popularitas,akseptabilitas, dan elektabilitas.Begitu pula

menjelang Pemilu 2009, di mana terjadi dua perubahan

mendasar dalam teknik pemilihan, yaitu teknik

pemilihan dengan suara terbanyak yang mengharuskan para

calegmempromosikan figur dirinya, dan

teknik pencontrengan yang menuntut sosialisasi lebih

efektif kepada masyarakat pemilih.

Masa kampanye legislatif Pemilu 2009

dimulai padaminggu ini. Para caleg dan partai politik

semakin gencar menayangkan iklan politik dibeberapa

stasiun televisi lokal maupun nasional dan radio swasta

lokal maupun nasional.Konten kampanye caleg dan parpol

di media televisi pada Pemilu kali ini sudah

menunjukkanperubahan berarti. Tema kampanye iklan

televisi sudah mulai mengangkat isu dan program jika sang

caleg terpilih sebagai wakil rakyat. Berbagai isu yang

Page 107: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 107

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 107

diangkat sepertipemberantasan korupsi, peningkatan

anggaran pendidikan, kemiskinan, lapangan kerja,refomasi

agararia, dan isu ekonomi kerakyatan, kerap menghiasi iklan

kampanye politik caleg maupun parpol di berbagai media

televisi nasional dan lokal.

Begitu pula denganprogram parpol sudah mengarah

kepada visi dan misi peningkatan kesejahteraan

rakyatseperti, visi karya yang diangkat oleh partai

Golkar dan visi profesional yang dikampanyekanoleh Partai

Keadilan Sejahtera (PKS).

Substansi tema iklan kampanye politik yang lebih

menonjolkan isu dan program parpolmerupakan salah satu

gaya kampanye yang mencerdaskan publik serta

memberikan pendidikan politik kepada masyarakat pemilih.

Melalui isu dan program yang dijual paling tidak sudah

menjanjikan kepada publik untuk ôberbuat sesuatuö jika dia

terpilih sebagai wakil rakyat, sekaligus sebagai bentuk

kontrak politik antara rakyat sebagai konstituen dancaleg

sebagai calon wakil rakyat di parlemen.

Tinggal lagi menunggu komitmen caleg terpilih untuk

merealisasikan iklan kampanyenya sebagai bentuk

akuntabilitas seorang wakil rakyat. Namun demikian masih

banyak pula caleg dan parpol yang menggunakan gaya lama

dalam tema iklan politik di media televisi yang lebih

Page 108: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 108

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 108

menonjolkan figur caleg dan ajakan dalam memilih atau

mencontreng dalam Pemilu mendatang.

Iklan Negatif Konten iklan yang demikian kurang

berdampak pada pendidikan politik rakyat dan

hanyamenekankan pada ajakan memilih figur dirinya.

Seperti iklan politik RHA-Barnas, DA-PDIPdan Y-Golkar

yang hanya menampilkan sosok dan harapan jika terpilih.

Konten iklan politik ini belum menyentuh isu dan

program yang seharusnya lebih ditonjolkan.

Iklan politik televisi di Indonesia sulit berkembang ke

jenis iklan politik seperti hanya di Amerika Serikat. Iklan

politik televisi di Indonesia lebih didominasi oleh iklan

politik yang bersifat santun dantidak berbentuk attack

campaign.

Hal ini dilatar belakangi oleh faktor kultural yang

lebihmenonjolkan sikap santun dalam berpolitik.Namun

belakangan ini iklan negatif dan menyerang kebijakan sudah

mulai muncul.Menjelang Pemilu 2009, Wiranto, Ketua

Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)mencoba

mengenalkan bentuk iklan yang bersifat menyerang

kebijakan pemerintah tentangmasalah kemiskinan.

Dalam iklan tersebut ditayangkan bagaimana rakyat

sudah makan nasiaking, karena harga beras yang mahal,

sebuah gambaran kondisi kemiskinan denganmenampilkan

Page 109: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 109

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 109

data Bank Dunia tahun 2006, 49 persen penduduk Indonesia

dalam kondisimiskin. Selanjutnya iklan tersebut berisi

ajakan Wiranto untuk menciptakan 10 juta lapangankerja,

pendidikan murah, dan kesehatan berkualitas serta

menumbuhkan ekonomi melaluipemerintahan yang kuat dan

tegas.Konten iklan politik partai Hanura ini cukup

memberikan pencedarsan publik, walaupun masih

mengangkat isu yang klasik.

Pada tingkat lokal, iklan politik PNBK di Palembang

TVmenarik untuk disimak. Iklan yang menampilkan gambar

kartun juga menyerang caleg lain yang menggunakan politik

uang dan membagi sembako kepada masyarakat salah satu

model pembodohan bagi rakyat yang dilakukan oleh calon

pemimpin.

Iklan inikemudian mengingatkan masih ada

caleg yang murni memperjuangkan nasib rakyat jika dia

terpilih. Tentu saja iklan ini cukup mengingatkan pemilih

sebagai bagian dari pendidikanpolitik agar berhati-

hati dalam menentukan pilihannya pada Pemilu mendatang,

karenapilihannya akan mempengaruhi nasib rakyat pada

masa mendatang.Iklan-iklan politik televisi di Indonesia,

sebagaimana dikritik banyak pihak selama ini,

tidak mengembangkan iklan-iklan politik televisi yang

berorientasi pada isu dan program yangunik dari caleg dan

Page 110: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 110

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 110

parpol. Iklan-iklan politik kita masih lebih fokus untuk

menjual kandidatatau parpol serta hanya sampai pada level

meningkatkan awareness pemilih terhadap sangtokoh atau

parpol yang bersangkutan (Danial, 2009).

Namun pada Pemilu 2009, dalam iklan-iklan politik

televisi sudah mulai menyentuh isu dan program parpol,

walaupun masih miskinkreativitas. Sebagai contoh isu yang

diangkat oleh MHT-PAN tentang penegakan

hukum,reformasi agararia, dan pendidikan murah

berkualitas. Keberanian mengangkat isu seperti dalam tema

iklan politik tentang kemiskinan dari partai Hanura dan

Gerindra, serta temapemberantasan korupsi dari partai

Demokrat, sudah mengarah kepada muatan

pendidikanpolitik yang mencerdaskan. Sebagai

perbandingan, iklan politik televisi di AS telah

lamadidominasi oleh isu dan program serta

bersifat menyerang kebijakan.

Hal ini terkait dengankultur kebebasan dan tingkat

pendidikan rakyat yang memadai.Iklan politik televisi

di Indonesia lebih bernuansa emosional yang memakai

gambar danbahasa yang membangkitkan emosi tertentu,

seperti rasa gembira, partriotisme, kedaerahan,kebangggan,

yang lebih disukai dan tegas. Kondisi ini terjadi karena

masyarakat Asia termasuk Indonesia masih alergi untuk

Page 111: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 111

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 111

mencerna angka-angka dan data-data faktual. IklanMacan

Asia yang dibuat Prabowo sejak Pemilu 2004 hingga

memasuki masa kampanye pemilu 2009, membangkitkan

kebanggaan Indonesia akan masa lalu dinilai sebagai iklan

paling mempengaruhi masyarakat.

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia

(LSI) yang dilakukan antara tanggal 8-20 September 2008

terhadap 1.249 responden berusia 17 tahun atau lebih

di Indonesia, iklan Gerindra adalah iklan politik

televisi yang paling banyak ditonton pemirsa televisi

yaknisebanyak 66 persen. Iklan politik Gerindra juga

menempati status iklan yang paling banyak diingat dalam

memori masyarakat (51 persen) dibandingkan iklan politik

televisi partai-partailainnya (Danial, 2009). Gambaran hasil

survei diatas bukan berarti asumsi perolehan suaraakan

signifikan dimenangkan Gerindra pada Pemilu 2009

mendatang, tetapi paling tidak,mengindikasikan bagaimana

iklan politik televisi memberikan pengaruh

signifikan terhadapprilaku pemilih.

Namun di sisi lain konten tayangan iklan politik

ditelevisi masih didominasioleh slogan dan jargon yang

kurang mendidik masyarakat.Harapan akan munculnya iklan

politik yang mencerdaskan melalui pemilihan isu

danprogram partai masih sebatas hal-hal yang bersifat

Page 112: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 112

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 112

kontemporer, miskin kreativitas dan belumdirancang secara

sistematik dalam jangka waktu lama.

Lahirnya tema iklan politik yang mencerdaskan harus

diikuti terlebih dahulu oleh kerja caleg atau partai yang

berbuat untuk publik, sehingga apa yang diiklankan adalah

sebuah fakta dan strategi dalam mengibarkanbendera

pertarungan politik yang elegan di medan Pemilu. Caleg dan

parpol yang mengusung tema iklan politik melalui televisi

harus berani mengambil sikap bahwa pendidikan

politik bagi masyarakat adalah sebuah pilihan rasional

untuk mencerdaskan masyarakat pemilih agarmampu

menentukan lahirnya kepemimpinan nasional dan lokal yang

negarawan dan mampu merubah nasib bangsa.

Ketika kita menyaksikan produk iklan politik yang

bertebaran di berbagai sudut kota dan pusat-pusat kota

menguasai jagad media luar ruang, media massa cetak, dan

elektronik, sebenarnya kita sedang melihat upaya keras para

caleg dan kandidat presiden merelasikan iklan politiknya

sebagai sebuah realitas kedua. Bangunan realitas kedua

tersebut ditopang dengan aspek-aspek komunikasi visual,

relasi-relasi sosial dan kultural yang berperan membangun

pencitraan dirinya.

Page 113: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 113

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 113

Para caleg dan kandidat presiden mengemas

pencitraan dirinya, lewat citraan visual dengan menekankan

konten iklan ’peduli wong cilik’, ‘peduli orang miskin’,

‘peduli kesehatan bagi rakyat miskin’, ‘peduli produksi

dalam negeri’, ‘peduli dengan nasib petani’, ‘peduli

pendidikan murah dan gratis’ atau ‘peduli dengan keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia’. Semuanya itu

merupakaan janji politik yang terlihat indah dan

menentramkan hati calon pemilih. Tetapi realitasnya sulit

untuk direalisasikan di kehidupan nyata.

Secara teoretis, proses pencitraan para caleg dan

kandidat presiden yang dilukiskan lewat iklan politik,

sejatinya mengajak kita untuk mengembangkan imajinasi

prospektif tentang iklan politik ideal. Sayangnya, hal

tersebut jauh pasak dari pada tiangnya. Yang terjadi

kemudian kita sedang menonton iring-iringan jenazah

kematian iklan politik.

Fenomena matinya iklan politik di tengah calon

pemilih yang semakin kritis dan apatis telah terlihat

realitasnya di lapangan. Kematian iklan politik ditandai

dengan perlombaan visual yang dilakukan para caleg dan

kandidat presiden lewat upaya tebar pesona demi menarik

simpati massa. Untuk itu, mereka memanfaatkan

kedahsyatan media iklan guna mengakomodasikan

Page 114: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 114

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 114

pencitraan dirinya. Karena meyakini kedahsyatan mitos

media iklan, maka mereka pun secara jor-joran memroduksi

pesan verbal dan pesan visual iklan politik. Untuk itu, iklan

koran, televisi, dan radio disebarkan secara bersamaan ke

ruang privat calon pemilih. Media iklan luar ruang pun tidak

ketinggalan dipasang di sepanjang jalan yang dianggap

strategis.

Kematian iklan politik semakin mendekati liang

lahatnya manakala tim sukses para caleg dan kandidat

presiden, secara membabi-buta melakukan aktivitas

kampanye yang cenderung memroduksi sampah visual.

Bahkan di dalam segala sepak terjangnya, anggota tim

sukses peserta kampanye Pemilu 2009 dinilai mengarah

pada perilaku teror visual dengan modus operandinya

menempelkan dan memasang sebanyak mungkin billboard,

baliho, spanduk, umbul-umbul, poster, dan flyer tanpa

mengindahkan dogma sebuah dekorasi dan grafis kota yang

mengedepankan estetika kota ramah lingkungan. Anggota

tim sukses cenderung mengabaikan ergonomi pemasangan

media luar ruang yang artistik, komunikatif dan persuasif.

Pola pemasangan, cara menempatkan, dan

menempelkan atribut kampanye, benar-benar bertolak

belakang dari esensi desain media luar ruang yang dirancang

sedemikian rupa agar tampil menarik, artistik, informatif,

Page 115: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 115

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 115

dan komunikatif. Tetapi di tangan orang-orang yang

bertugas memasang dan menempatkan reklame luar ruang,

salah satu karya desain komunikasi visual yang bagus itu

berubah fungsi menjadi seonggok sampah visual. Di tangan

orang-orang perkasa seperti itulah, iklan politik menemui

ajalnya dengan sangat menyedihkan.

Modus operandi pemasangan media iklan luar ruang

yang dilakukan secara serampangan dan ngawur seperti itu,

cenderung menurunkan citra, kewibawaan, reputasi, dan

nama baik para caleg dan kandidat presiden, yang

mempunyai cita-cita mulia untuk membangun Indonesia

agar rakyatnya bermartabat, berkehidupan makmur, aman

dan sejahtera. Perilaku hantam kromo semacam itu

menyebabkan iklan politik yang diposisikan untuk

memberikan informasi perihal keberadaan caleg, kandidat

presiden dan partai politik peserta Pemilu 2009, segera

diluncurkan menuju ajal kematiannya dengan tidak

terhormat.

Membicarakan masalah iklan politik terutama dalam

konteks iklan luar ruang, rasanya tidak pernah tuntas.

Ketidaktuntasan seperti inilah yang menyebabkan nafas

iklan politik kehilangan denyutnya. Dimanakah simpul

sengkarutnya? Sejatinya, inti permasalahan dari carut marut

jagat reklame luar ruang ini (termasuk iklan politik)

Page 116: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 116

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 116

bersumber pada penentuan titik penempatan dan pola

pemasangan yang semrawut dan ‘’penuh kebijakan’’ dengan

menerapkan standar ganda.

Pada titik ini, seyogyanya pemerintah pusat, provinsi,

daerah, dan kota secara tegas menertibkan keliaran iklan

politik liar. Langkah pertama yang perlu dilakukan, yakni

pemerintah bersama instansi terkait berani menurunkan,

membongkar, dan melepaskan iklan politik luar ruang yang

menyalahi peruntukannya berdasar masterplan iklan luar

ruang dan Undang-undang yang dimiliki pemerintah pusat,

provinsi, daerah, dan kota. Kedua, menerapkan sanksi dan

hukuman yang sepadan bagi parapihak yang bertugas

memasang reklame luar ruang iklan politik apabila diketahui

melanggar aturan pemasangan. Ketiga, memberikan sanksi

dan hukuman yang adil bagi biro iklan, event organizer,

pengusaha media luar ruang, tim sukses caleg, dan kandidat

presiden yang kedapatan melanggar pola pemasangan dan

penempatan media luar ruang iklan politik. Keempat, ada

keseragaman perangkat hukum dan kesamaan persepsi

terkait dengan penempatan dan pemasangan reklame media

luar ruang iklan politik.

Jika hal itu bisa disinergikan dan dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab, maka peserta kampanye Pemilu

2009 telah melaksanakan tanggung jawab moral dan sosial

Page 117: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 117

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 117

secara sempurna. Mereka secara terhormat telah

memberikan pendidikan politik dengan elegan. Mereka

secara terhormat pula telah berhasil mengajak masyarakat

luas, sebagai calon pemilih, untuk mengembangkan

imajinasi prospektif tentang iklan politik yang ideal. Dan

iklan politik pun tidak akan layu kemudian mati, melainkan

justru akan tumbuh berkembang bagaikan bunga flamboyan

yang bermekaran dan menjadi penanda zaman yang

mencatat kemasyurannya penyelenggaraan Pemilu 2009.

Menguatnya suhu politik saat menjelang pilpres 2009,

membawa kemasan kimiawi psikologi kontestan,

pendukung dan konstituen memanas. Saling melakukan

serangan dan balasan. Mengukur kekuatan dan menghantam

kelemahan lawan. Memformulasi strategi dan taktik

pemenangan. Merupakan bumbu sekaligus improvisasi

demokrasi. Selama masih dalam batas kewajaran. Kompetisi

sehat dan tidak sampai mengarah pada black campaign.

Tentunya harus diapresiasi. Karena ini bagian dari

demokrasi. Dan porsi kemenangan, keputusan akhir ada di

tangan rakyat. Kedaulatan rakyat adalah hakim agung

keputusan akhir dalam rezim demokrasi.

Momentum demokrasi dengan program sarananya

melalui pemilihan langsung. Melahirkan dan menjadikan

rakyat sebagai kunci kemenangan kandidat. Praktis, koalisi

Page 118: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 118

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 118

partai pendukung kandidat dan kemampuan finansial yang

cukup besar, bukanlah jaminan kemenangan. Seorang capres

setidaknya mengharuskan populer dan dikenal masyarakat.

Dengan visi-misi dan program-program yang menarik

masyarakat. Sarana yang paling efektif adalah sosialisasi.

Bisa melalui media massa baik cetak maupun elektronik.

Terlebih melalui media audio-visual. Tetapi tidak

mengecilkan alat, atribut baligo kampanye maupun sarana

pendukung lainnya. Termasuk soliditas tim sukses, mesin

partai dan dukungan besaran budget. Karena tentunya

banyak variabel dalam menentukan kemenangan kandidat.

Dalam momentum demokrasi. peran media massa

sangat vital. Berfungsi menjaga keseimbangan sebuah

entitas negara dan masyarakat. Kebebasan pers termasuk

media massa merupakan keunggulan dalam rezim

demokrasi. Sehingga menjadi pilar penting dalam tegaknya

berdemokrasi. Media massa memiliki fungsi kontrol. Karena

melalui transformasi informasi, media massa mampu

mengerem laju kebijakan peremintah yang tidak memihak

kepada kepentingan rakyat.

Satu fenomena yang menonjol dalam Pemilu 2009

adalah semakin kuatnya peranan media Massa. Misalnya

terlibat dalam proses mengkonstruksi citra para kandidat.

Baik perseorangan (caleg, capres dan cawapres) maupun

Page 119: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 119

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 119

organisasi partai politik. Pemanfaatan media untuk

mendongkrak popularitas sebenarnya telah mulai marak dan

bebas. Dimulai sejak Pemilu 1999 dan semakin menguat di

Pemilu 2004. bahkan hingga Pemilu kali ini. Bisa kita

katakan, kemenangan SBY pada pemilihan presiden secara

langsung (tahun 2004) merupakan keberhasilan marketing

politiknya. Karena partainya sendiri (baca: demokrat)

bukanlah partai pemenang Pemilu. Pada Pamilu 2009 masa

kampanye diperpanjang menjadi 9 bulan. Dimulai 12 Juli

2008-April 2009. Dengan 38 partai peserta Pemilu. dan

banyaknya tokoh yang menyatakan diri siap menjadi

kandidat Presiden dan Wakil Presiden pada pilpres

kemarin. Tentunya kian meramaikan "pertarungan citra"

dalam merebut hati para pemilih. Kandidat yang menguasai

industri citra tentunya akan memperbesar peluangnya

memenangkan pertarungan tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Komunikasi Politik

Hadirnya komunikasi politik sudah setua hadirnya

ilmu politik itu sendiri, hal itu merupakan penggunaan

secara terorganisir terhadap media massa moderen untuk

tujuan politik, terutama dalam praktik kampanye pemilu,

Page 120: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 120

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 120

yang awalnya mengarahkan kepada penyelidikan yang

sistematis terhadap komunikasi politik dan telah memberi

topik bahasan atas identifikasi kontemporer utamanya.

Bagaimanapun juga, komunikasi politik lebih dari sekadar

kampanye politik. Dalam istilah yang digunakan oleh

Seymour-Ure (1974), hal itu memiliki dimensi horisontal

dan juga vertikal. Kajian sebelumnya mengacu pada

komunikasi diantara kelompok yang sederajad, apakah

mereka ini adalah anggota elit politik yang sama, atau

warga negara yang saling berinteraksi dan berkumpul

bersama-sama. Komunikasi vertikal berlaku diantara pihak

pemerintah (atau partai) dan masyarakat (yang prinsipnya

ke salah satu arah diantara dua).

Penekanan yang awal kepada kampanye pemilu

difokuskan perhatiannya pada arus ‚top-down‛ pada

dimensi vertikal (dari pemerintah atau partai kepada warga

negara atau pengikut). Hal ini, bagaimanapun juga,

mengarah kepada pengabaian komunikasi di dalam elit

masyarakat tertentu dan komunikasi yang bersifat informal

dan interpersonal. Kita harus juga membuat catatan atas

arus komunikasi yang mengarah ‚ke atas‛, kepada arah

politik yang juga ‚ke atas‛, dalam bentuk membuat

‘feedback‛ voting, hasil polling pendapat, atau bentuk

Page 121: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 121

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 121

pertemuan pemikiran yang diadakan oleh politikus dan

pemerintah.

Komunikasi politik ialah proses penyampaian

informasi politik dari pemerintah kepada masyarakat dan

sebaliknya. Partai politik perlu menerjemahkan informasi

yang mudah dipahami oleh pemerintah dan masyarakat, agar

komunikasi bersifat efektif (Cholisin, 2007: 114).

Komunikasi politik menjadi posisi penting terutama sebagai

jembatan untuk menyampaikan pesan-pesan yang dapat

memfungsikan kekuasaan. Proses ini berlangsung disemua

tingkat masyarakat dan setiap tempat yang memungkinkan

terjadinya pertukaran informasi diantara individu-individu

dengan kelompok-kelompoknya; bahkan diantara anggota

msyarakat dengan para penguasanya. Sebab dalam

kehidupan bernegara, setiap individu memerlukan informasi

terutama mengenai kegiatan masing-masing pihak menurut

fungsinya (Asep Saeful Muhtadi, 2008: 29-30).

Pemerintah membutuhkan informasi tentang kegiatan

rakyatnya; dan sebaliknya rakyat juga harus mengetahui apa

yang dikerjakan oleh pemerintahnya. Itu sebabnya, menurut

Nasution (1990: 18), sistem politik demokrasi selalu

mensyaratkan adanya kebebasan pers (freedom of the

press) dan kebebasan berbicara (freedom of the speech). Dan

Page 122: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 122

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 122

fungsi-fungsi ini semuanya secara timbal balik dimainkan

oleh komunikasi politik.

Itulah sebabnya, Susanto (1985: 2) mendefinisikan

komunikasi politik sebagai ‚ komunikasi yang diarahkan

kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa,

sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan

komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui

suatu sanksi yang ditentukan bersama‛. Sedangkan dilihat

dari sisi kegunaanya, menurut Kartaprawira (1988: 60),

komunikasi politik berguna untuk ‚menghubungkan pikiran

politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra

golongan, institut, asosiasi, ataupun sektor kehidupan

politik masyarakat dengan sektor pemerintahan‛. Dua

rumusan yang saling melengkapi ini mengisyaratkan bahwa

komunikasi politik memang baru merupakan kegiatan pra-

politik. Ia mempersiapkan situasi politik yang kondusif bagi

suatu kepentingan tertentu. Diantara faktor yang ikut

menentukan daya tahan pemerintahan Orde Baru selama

lebih dari 30 tahun, misalnya, adalah karena intensifnya

komunikasi politik yang secara sengaja diarahkan untuk

memperolah pengaruh massa melalui proses akomodasi dan

konfrontasi terhadap pemikiran politik yang hidup di

masyarakat.

Page 123: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 123

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 123

Komunikasi politik yang mengacu terhadap semua

proses informasi (termasuk di dalamnya fakta, opini,

kepercayaan dll.) transmisi, pertukaran dan pencarian yang

terjadi diantara partisipan dalam wacana aktifitas politik

yang di-institusi-kan. Kita dapat secara berguna menahan

perhatian kita kepada aktivitas yang menjadi bagian dari

‚wilayah publik‛ dalam kehidupan politik, sebuah referensi

yang melibatkan isi dari debat politik terbuka dan sebuah

‘arena’ dimana debat semacam itu terjadi.

Di dalam prakteknya, komunikasi politik meliputi

berikut ini :

1) Kegiatan-kegiatan langsung yang terdiri dari

formasi, mobilisasi dan berbagai penyebaran dan pergerakan

kecil dari politik.

2) Semua bentuk kampanye yang terorganisir

dirancang untuk mendapatkan dukungan politik bagi partai,

tahu penyebab-penyebab, kebijakan atau pemerintah,

dengan mempengaruhi opini dan perilaku dalam pemilu.

3) Banyak proses yang melibatkan ekspresi,

pengukuran, penyebaran informasi dan

juga ‘manajemen’ opini publik (ini termasuk di dalamnya

diskusi informal dan interpersonal).

4) Aktifitas media massa yang sudah mapan dalam

melaporkan dan memberi komentar pada kejadian politik.

Page 124: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 124

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 124

5) Proses informasi publik dan debat yang

berkaitan dengan kebijakan politik.

6) Sosialiasasi politik informal dan formasi dan

pengawalan kesadaran politik.

Fenomena komunikasi politik suatu masyarakat

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dinamika

politik dimana komunikasi itu bekerja. Karena itu, kegiatan

komunikasi politik di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan

dari proses politik nasional yang menjadi latar

kehidupannya (Asep Saeful Muhtadi, 2008: 55).

Menurut Gabriel Almond, semua bentuk interaksi

manusia melibatkan komunikasi. Media massa seperti

televisi, radio, surat kabar dan majalah ikut mempengaruhi

struktur komunikasi dalam masyarakat. Almond

membedakan empat struktur komunikasi. Pertama, kontak

tatap muka informal yang muncul terpisah dari struktur

masyarakat. Kedua, struktur sosial tradisional seperti

hubungan famili dan keagamaan. Ketiga, struktur politik

‚output‛ (keluaran) seperti legislatif dan birokrasi.

Keempat, struktur ‚input‛ (masukan) termasuk misalnya

serikat buruh dan kelompok kepentingan dan partai-partai

politik. Kelima, media massa.

Almond menilai, kontak informal dalam sistem politik

manapun tidak bisa disepelekan. Riset ilmuwan sosial telah

Page 125: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 125

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 125

membuktikan bahwa saluran informal menjadi sistem

komunikasi paling berkembang. Ia menyebutkan, studi

media massa dan opini publik, Katz dan Lazarsfled (1955)

menemukan bahwa media massa tidak membuat pengaruh

langsung atas kebanyakan individu. Namun penelitian

belakangan menunjukkan media massa mempengaruhi pola

perilaku dan persepsi masyarakat.

Mochtar Prabotinggi (1993) menguraikan dengan

rinci bahwa dalam prosesnya komunikasi politik sering

mengalami empat distorsi. Pertama, distorsi bahasa sebagai

topeng. Ia memberikan contohnya dengan melihat

bagaimana orang mengatakan alis ‚bagai semut beriring‛

atau bibir ‚bak delima merekah‛. Uraian itu menunjukkan

sebuah euphemisme. Oleh sebab itulah, bahasa yang

menampilkan sesuatu lain dari yang dimaksudkan atau

berbeda dengan situasi sebenarnya, bisa disebut seperti

diungkakan Ben Anderson (1966), ‚bahasa topeng‛. Kedua,

distorsi bahasa sebagai proyek lupa. Manusia makhluk yang

memang pelupa. Namun demikian dalam konteks politik

kita membicarakan lupa sebagai sesuatu yang

dimanipulasikan. Ternyata seperti diulas Prabottinggi, ‚lupa

dapat diciptakan dan direncanakan bukan hanya atas satu

orang, melainkan atas puluhan bahkan ratusan juta orang.‛

Page 126: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 126

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 126

Selanjutnya Prabottinggi membuat pendapat lebih

jauh bahwa dengan mengalihkan perhatian seorang atau

ratusan juta orang, maka massa bisa lupa. Bahkan lupa bisa

diperpanjang selama dikehendaki manipulator. Di sini

tampak distorsi komunikasi ini bisa parah jika sebuah rejim

menghendaki rakyatnya melupakan sejarah atau membuat

sejarah sendiri untuk melupakan sejarah pemerintahan

sebelumnya.

Distorsi ketiga adalah, distorsi bahasa sebagai

representasi. Jika dalam distorsi topeng keadaan sebenarnya

ditutupi dan dalam distorsi lupa berbicara soal pengalihan

sesuatu, maka distoris ketiga ini terjadi bila kita melukiskan

sesuatu tidak sebagaimana mestinya.

Prabottinggi memberi contoh bagaimana gambaran

buruk yang menimpa kaum Muslimin dan orang Arab oleh

media Barat. Dunia Islam, seperti disebutkan Edwar Said

(1978) selalu dipandang sebagai lawan Barat. Dalam politik

nasional pun, suatu kelompok yang jadi lawan politik rejim

berkuasa sering dilukiskan sebagai penyeleweng, penganut

aliran sesat dan tidak memakmurkan rakyat. Yang terakhir

adalah distoris bahasa sebagai ideologi. Distorsi keempat

inilah yang paling berbahaya. Sedikitnya dua alasan

mengapa distorsi ideologi itu rawan. Pertama, setiap

ideologi pada dasarnya memang sudah bersifat distortif.

Page 127: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 127

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 127

Kedua, distorsi ideologi sangat lihai menggunakan ketiga

jenis distorsi lainnya.

Kita lihat mengapa sangat berbahaya. Ada dua

perspektif yang cenderung menyebarkan distoris ideologi.

Pertama, perspektif yang mengidentikkan kegiatan politik

sebagai hak istimewa sekelompok orang. Perspektif ini

menekankan hanya penguasalah yang berhak menentukan

mana yang politik dan mana yang bukan. Oleh sebab itu

nantinya akan berakhir dengan monopoli politik kelompok

tertentu. Kedua, perspektif yang semata-mata menekankan

tujuan tertinggi suatu sistem politik.Mereka yang menganut

perspektif ini hanya menitikberatkan pada tujuan tertinggi

sebuah sistem politik tanpa mempersoalkan apa yang

sesungguhnya dikehendaki rakyat.

B. Pers dan Kampanye Pemilu

Pemilu merupakan salah satu sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada demokrasi

perwakilan. Dengan demikian, pemilu dapat diartikan

sebagai mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau

penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang

dipercayai (Ramlan, 1992: 181).

Di dalam pemilu terjadi persaingan antar partai politik

dalam memperebutkan kekuasaan di pemerintahan. Dalam

Page 128: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 128

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 128

pemilu atau pada masa kampanye partai politik

melaksanakan fungsinya sebagai partai politik. Salah

satunya yaitu fungsi komunikasi politik.

Pada tiga kali pemilu pasca Orde Baru, pers tampak

semakin mendapat porsi peran yag lebih besar. Cara-cara

kampanye konvensional mulai banyak ditinggalkan. Partai-

partai politik terus melirik peluang-peluang yang biasa

diperankan pers. Penyajian pesan-pesan-politik oleh para

kandidat pun tampak semakin hidup dan bervariasi. Pers

kemudian menjadi alat komunikasi partai-partai politik

untuk merekrut massa. Pendekatan-pendekatan kampanye

inilah yang kemudian telah melahirkan kesan politik yang

relatif berbeda bila dibandingkan dengan suasana pada

beberapa pemilu sebelumnya (masa sebelum era Reformasi).

Meskipun pemilu diikuti banyak partai, tapi setiap partai

tetap tidak menghilangkan kesempatan mengemukakan

agenda-agenda politiknya secara lebih bebas. Sehingga

banyaknya partai peserta pemilu bukan lagi hambatan, tapi

justru merupakan potensi yang akan lebih menguntungkan

pihak pemilih.

Pers memang diakui merupakan salah satu alat

demokratisasi yang cukup efektif. Pers menjadi jembatan

yang menghubungkan kepentingan-kepentingan politik baik

vertikal maupun horizontal. Pers menjadi bagian dari

Page 129: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 129

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 129

kehidupan politik untuk mempertemukan rakyat dan

penguasa. Bahkan kebebasan pers sering menjadi salah satu

ukuran apakah suatu negara telah menganut sistem

demokrasi atau tidak. Tidak heran jika di negara-negara

maju, pemanfaatan pers dalam proses politik hampir selalu

mendapat porsi yang sangat besar. Karena itu pula pers

kemudian menjadi kekuatan keempat (the fourth estate)

yang tidak bisa diabaikan dalam tatanan sosial politik suatu

negara.

Sejarah mencatat banyak peristiwa ketika pers

menjadi alat utama sosialisasi politik. Ketika John F.

Kennedy dinyatakan unggul atas lawan politiknya Richard

M. Nixon pada pemilihan presiden amerika Serikat tahun

1960, menrut catatan sejarah, justru karena peran pers yang

telah menyampaikan pesan-pesan politik secara apaik dan

persuasif. Kennedy yang sebelumnya diramalkan akan kalah

dalam pemilu tersebut, ternyata sebaliknya. Media massa

memainkan perannya untuk menutupi sisi-sisi penting yang

dianggap publik dan pihak lawan sebagai kelemahannya.

Sosok Kennedy yang dianggap terlalu muda untuk

menduduki jabatan presiden ketika itu, muncul di layar

televisi serta memenuhi halaman-halaman surat kabar dan

majalah dengan penampilanya yang cukup berwibawa dan

terkesan cukup usia. Sistem suara pun direkayasa sehingga

Page 130: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 130

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 130

masyarakat pemirsa menjadi sangat simpatik ketika

mengikuti siaran langsung pidato Kennedy melalui radio

ataupun layar televisi (Asep Saful Muhtadi, 2008:146).

Studi yang dilakukan untuk melihat peran media

dalam kegiatan pemilihan presiden itu merupakan kegiatan

pertama dalam sejarah penelitian efek media massa,

khususnya dalam kasus kampanye. Setelah itu, banyak

dilakukan penelitian tentang efek media massa, baik dalam

konteks pengembangan ilmu maupun untuk kepentingan

pragmatis. Lebih-lebih ketika media massa, baik cetak

maupun elektronik, kini semakin berkembang, studi tentang

efek media pun semakin menarik dilakukan. Bahkan, ketika

hasil penelitian memperlihatkan bahwa lebih dari 70%

kehidupan masyarakat dewasa ini digunakan untuk

berinteraksi dengan media, seperti koran/surat kabar, radio,

televisi, majalah, buku, jurnal, iklan, dan lain sebagainya.

C. Media Massa Dan Politik Massa

Studi atas komunikasi politik dalam abad yang ke dua

puluh, diluar cerita munculnya terbitan koran politik, telah

dibentuk oleh tren ke arah ‚politik massa‛ yang didasarkan

pada hak pilih universal di dalam masyarakat yang

terorganisir secara birokratis dalam skala besar (Mills 1955).

Trend ini telah menempatkan suatu keadaan yang baik pada

kapasitas pemimpin politik untuk mengatur arah pilihan

Page 131: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 131

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 131

individu pada sebagai besar warga negara, yang mana ikatan

yang ada bersifat jauh atau hanya di permukaan saja.

Terhadap latar belakang ini, pembahasan yang utama yang

telah ditentukan ialah : peran dan pengaruh media massa

yang bersifat komersial, khususnya mempengaruhi

keseimbangan kekuatan di antara pemerintah ‘borjuis’ yang

sudah mapan dan tantangan kaum sosialis dan radikal;

persoalan ‘propaganda’ penggunaan yang masif dan

teroganisir terhadap semua bentuk komunikasi moderen

oleh pemegang kekuasaan untuk mendapatkan dukungan

populer; dan pengembangan kampanye pemilu yang

terencana dan profesional menggunakan alat-alat dan teknik

komunikasi yang baru dan jajak pendapat.

1. Media Massa Dan Partai Politik

Yang pertama dari persoalan yang yang meminta

perhatian khusus yang merubah hubungan antara media

massa dan partai politik dan pertanyaan mengenai pemilikan

dan monopoli dalam alat komunikasi. Seperti Seymour-Ure

(1974) telah mengemukakan pendapatnya, ada 3 dasar

utama dalam hubungan politis antara koran dan partai:

a) Korespondensi organisasional – koran itu milik

partai, dan dirancang untuk mencapai tujuan partai.

b) Mendukung tujuan sebuah partai- sebuah koran

dan menentukan untuk memilih secara editorial untuk

Page 132: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 132

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 132

mendukung sebuah partai dan secara konsisten mendukung

kebijakannya.

c) Korespondensi antara pembaca dan dukungan

yang telah diberikan kepada sebuah partai- untuk alasan lain

selain yang telah disebutkan, sebuah koran mungkin saja

menarik pembacanya dari sebuah kelas atau sektor sosial

yang utamanya menyandarkan diri pada arah politik

tertentu, tanpa adanya pilihan politis yang sadar yang telah

dibuat.

Dalam kasus tautan organisasi, setiap dari kondisi

yang lain adalah memungkinkan untuk dijumpai, tetapi tiga

variabel yang disediakan merupakan kunci untuk menguji

hubungan pers dengan partai dari simbiosis total sampai

menjadi kemandirian yang menyeluruh.

Syarat pertama (sebuah dukungan aktif terhadap

tujuan partai merupakan fitur yang umum pada koran-koran

yang awal-awal terbit di Amerika Serikat dan juga sama

umumnya dengan yang di Eropa kontinental, paling tidak

sampai Perang Dunia Kedua. Telah menurun secara besar-

besar kecenderungan sebagai hasil dari kecenderungan

umum kepada : bent;uk politiik yang kurang ideologis tapi

elbih bersifat pragmatik; lebih banyak pada komersialisasi

pers (lebih suka kepada netralitas atau keseimbangan

kepentingan politik dalam kepentingan meluaskan cakupan

Page 133: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 133

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 133

pemasaran); penurunan dalam persaingan dan pilihan (koran

yang memonopoli cenderung kurang terbuka pada

pesekutuan kepada partai); meningkatnya profesionalisasi

junalisme, yang juga lebih menyukai obyektifitas dan

informasi atas advokasi dan peran propaganda pers.

Keterlibatan pers juag dibawah tekanan dari munculnya

keseimbangan moral, dan obyektifitas jurnalisme yang

dipraktikkan (seringkali merupakan persoalan kebijakan

publik) dalam penyiaran.

2. Propaganda Media Massa

Studi moderen terhadap komunikasi politik

sebenarnya dimulai dengan studi propaganda, khususnya

sebagai respon terhadap penggunaan yang dibuat oleh alat

baru komunikasi (media dan film) selama dan sesudah

perang dunia pertama untuk memajukan patriotisme dan

juga ideologi lain diantara media massa nasional. Persamaan

yang awal pada komunikasi politik dengan propaganda

dikuatkan oleh adanya contoh seperti Uni Soviet dan Nazi

Jerman, keduanya menggunakan monopoli pengaturan

media massa (sekarang termasuk di dalamnya adalah radio)

karena mereka memiliki proyek yang berbeda dalam

transformasi sosial.

Tidak mengherankan, istilah ‘propaganda’

mendapatkan konotasi negatif. Hal ini digunakan sebagai

Page 134: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 134

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 134

indikasi untuk membentuk komunikasi persuasif dengan

fitur atau keistimewaan sebagai berikut: proses komunikasi

adalah ditujukan untuk pengirim pesan daripada untuk

penerima pesan, atau untuk mendapatkan manfaat bersama;

hal ini melibatkan tingkat pengendalian yang tinggi dan

manajemen dengan mengandalkan sumber yang ada; tujuan

dan kadang-kadang identitas dari sumber seringkali

disembunyikan. Secara umum, propaganda bersifat

‘manipulatif’, satu arah dan memaksa (Jowett dan O’Donell

1987). Dalam makna peyoratif (pemburukan makna), istilah

propaganda masih mengacu kepada komunikasi langsung

dari partai politik dengan adanya peran media massa untuk

merancang dan memobilisasi dukungan.

3. Riset Kampanye Pemilihan

Studi yang sistematis terhadap komunikasi pemilu

dengan sendirinya dibuat mungkin oleh adanya kemajuan

dalam teknik mengukur sikap dan opini dan metode analisis

statistik yang punya banyak variasi. Bagaimanapun juga,

metode semacam itu diminati pencariannya dalam efek

jangka pendek pada individual dan mengarah pada

pengabaian jenis efek yang lain- pada institusi dan

perubahan politik jangka panjang.

Disamping adanya penemuan yang menjadi penyebab

pada riset empiris tentang efektifitas kampanye (hal ini

Page 135: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 135

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 135

sangat sulit untuk dibuktikan efek signifikansi langsung-

nya), komunikasi politik hadir pada periode sesudah perang

dan khususnya setelah hadirnya teknologi televisi, menjadi

lebih banyak diidentifikasikan dalam banyak negara dengan

praktek kampanye multimedia yang intensif dan luas oleh

partai dan kandidat dalam persaingan menuju pemilu.

Kampanye-kampanye ini sering dibuat model iklan

komersial dan secara meningkat mengadopsi pemikiran dan

metode yang sesuai untuk produk marketing, mencoba

untuk mewujudkan dan kemudian ‘menjual’ ‘image’ partai

dan pemimpinnya. Tidak juga tujuan dalam prinsip pada

strategi ini maupun ketidakpastian mengenai kemujaraban

mampu mencegah kecenderungan ini.

D. Kampanye Sebagai Komunikasi Politik

Jauh-jauh hari sudah banyak Parpol atau calon

tertentu yang sudah berkampanye secara terselubung.

Mereka mulai berebut simpati massa lewat pendekatan-

pendejkatan persuasif. Semuanya mendadak menjadi baik

hati, dan perhatian terharap rakyat. Jelas kondisi ini sangat

kontaras dengan hari-hari biasanya.

Menjelang Pemilu adalah masa saatnya kampanye

dimana setiap Parpol atau calon melakukan pendekatan

pada massa untuk menarik dukungan. Roger dan Storey

(dalam Antar Venus, 2004: 7) memberi pengertian

Page 136: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 136

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 136

kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang

terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada

sejumlah besar khalayak yang dilakuan secara berkelanjutan

pada kurun waktu tertentu. Perlu diperhatikan bahwa pesan

kampanye harus terbuka untuk didiskusikan dan dikritisi.

Hal ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye

pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik bahkan

sebagian kampanye ditujukan sepenuhnya untuk

kepentingan dan kesejahtraan umum (public interest). Oleh

karena itu isi pesan tidak boleh menyesatkan, maka disini

tidak perlu ada pemaksaan dalam mempengaruhi.

Apapun ragam dan tujuannya, menurut Pflau dan

Parrot upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu

terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan prilaku.

Dalam aspek pengetahuan diharapkan akan munculnya

kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya

pengetahuan masyarakat tentang isu tertentu, yang

kemudian adanya perubahan dalam ranah sikap. Pada tahap

akhir dari tujuannya yaitu mengubah prilaku masyarakat

secara konkret berupa tindakan yang bersifat insidental

maupun berkelanjutan.

Kampanye dalam Pemilu pada dasarnya dianggap

sebagai suatu ajang berlangsungnya proses komunikasi

politik tertentu, yang sangat tinggi intensitasnya. Ini

Page 137: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 137

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 137

dikarenakan terutama dalam proses kampanye pemilu,

interaksi politik berlangsung dalam tempo yang

mengingkat. Setiap peserta kampanye berusaha

meyakinkanpara pemberi suara/konstituen, bahwa kelompok

atau golongannya adalah calon-calon yang paling layak

untuk memenangkan kedudukan.

Dalam masa kampanye Pemilu, media dalam hal ini

media massa maupun elektronik sangat potensial dalam hal

memepengaruhi publik untuk menggalang dukungan. Pada

kasusu pemilu jenis kampanye yang digunakan adalah

candidate-oriented campaigns atau kampanye yang

berorientasi pada kandodat yang dimotivasi untuk

mendapatkan kekuasaan. Karena memang tujuan dari

kampanye Pemilu adalah untuk pengisian jabatan publik

(rekruitmen politik). Karena berbicara politik adalah

berbicara soal perebutan kekauasaan.

Pada dasawarsa yang lalu banyak teoritisi komunikasi

masih memandang media sebagai komponen komuniksasi

yang netral. Pada waktu itu berlaku asumsi bahwa media

apapun yang dipilih untuk menyampaikan pesan-pesan

komunikasi tidak akan mempengaruhi pemahaman dan

penerimaan pesan oleh masyarakat. Lalu bagaimanakah

realitas media akhir-akhir atau saat ini sebagai alat

Page 138: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 138

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 138

komunikasi politik dalam kampanye Pemilu? Apakah media

mampu mempertahankan kenetralannya dalam Pemilu?

Dalam sebuah negara yang belum demokratis, media

massa yang netral sangat sulit ditemukan. Hal ini dapat

dipahamai karena pemerintah memiliki otoritas yang kuat

dalam menjaga stabilitas. Tak heran jika media di dalam

negara tersebut sangat selektif menyiarkan berita dan

tentunya melewati kontrol pemerintah.

Begitu juga kondisi media di negara Indonesia sejak

dahulu. Media massa yang ada pun biasanya merupakan

representasi dari pemerintah atau Parpol tertentu. Jadi

begaimana media mampu berperan netral dalam

menciptakan demokrasi kalau dia sendiri lahir dari ‘tangan-

tangan’ politik ?.

Pada masa orde baru media adalah pendukung

pemerintah. Maka setiap beritapun tentu selalu memuji

pemerintah dan kalaupun ingin mengritik pemerintah harus

dengan cara yang amat halus dan tidak tajam. Begitu juga

saat Pemilu, media tentunya akan pro pada partai

pemerintah.

E. Peran media massa

Menurut Mc Quail, secara umum media massa

memiliki berbagai fungsi bagi khalayaknya yaitu pertama,

sebagai pemberi informasi; kedua, pemberian komentaratau

Page 139: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 139

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 139

interpretasi yang membantu pemahaman maknainformasi;

ketiga, pembentukan kesepakatan; keempat, korelasi

bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap

lingkungan; kelima, transmisi warisan budaya; dan keenam,

ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan

untuk melestarikan identitas dan kesinambungan

masyarakat (Yuniati, 2002: 85).

Oleh karena itu media massa seharusnya menjadi

sarana pencerahan dan transformasi nilai-nilai kebenaran

agar masyarakat dapat melihat secara apa adanya. Media

sebaiknya tidak memunculkan kesan menilai atau

keberpihakan khususnya dalam masa kampanye Pemilu.

Biarlah masyarakat sendiri yang akan menilai. Yang

diperlukan media hanyalah menyampaikan informasi yang

sebenarnya, jelas hitam putihnya. Sehingga masyarakat

tidak terjebak pada pilihan mereka, karena persoalan Pemilu

adalah persoalan masa depan bangsa. Media harus mampu

bersikap objektif dalam penayangan berita. Selanjutnya

pengaruh dari media massa terhadap politik dapat di

bedakan menjadi dua, yaitu pengaruh televisi (media massa

elektronik) dan pengaruh surat kabar (media massa cetak)

1. Pengaruh televisi

Munculnya televisi sebagai media paling disukai

dalam komunikasi politik (meskipun hal ini sering diikuti

Page 140: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 140

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 140

dengan gerak koran media yang secara politis lebih bebas),

yang berhubungan dengan perubahan sosial yang lain, telah

membuat hasil yang lebih luas dan tidak disengaja

(meskipun hubungan yang menjadi penyebab tidak dapat

sepenuhnya diwujudkan). Hal ini mungkin memiliki

kontribusi menuju sentralisasi yang lebih besar dalam

politik, sebuah penurunan dalam organisasi akar rumput

atau grass root massa, sebuah penurunan dalam partisan

tajam dan pembagian ideologi (karena televisi menyokong

‘orang bawah-menengah’), sebuah peningkatan dalam

penggunaan dan pengaruh polling opini untuk mengarahkan

perencanaan kampanye dan untuk memonitor

kesuksesannya, dan sebuah peningkatan dalam keadaan

meningkat pada pemilih sebagai sesuatu yang melekat dan

proses pemilihan lebih berpengaruh oleh adanya pemikiran

dan berita yang ada.

Kelihatan menjadi suatu kasus bahwa kekuasaan yang

bersifat nisbi pada mereka yang mengendalikan ‘gerbang’

media massa secara umum telah meningkat vis-à-vis bagi

para politisi. Dalam istilah yang singkat, para politisi

memerlukan akses untuk media lebih daripada media

membutuhkan politisi, dan peran politik pembuat keputusan

media telah meningkat dan menjadi lebih sensitif. Bahkan

pemerintah dan para pejabat kantor sangat tergantung pada

Page 141: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 141

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 141

atensi media, meskipun kekuatan mereka sendiri untuk

mengendalikan peristiwa dan untuk membuat tuntutan atas

akses yang mereka berikan merupakan keuntungan yang

merupakan aksi pencegahan.

Dalam hal kampanye, media massa baik cetak maupun

elektronik merupakan sebuah salauran kampanye terhadap

konstituen. Apalagi dengan arus teknologi ini, rasanya

media elektronik menjadi salauran utama bagi jalan untuk

mempengaruhi pandangan masyarakat khususnya dalam

masa kampanye Pemilu. Medium ini telah berkembang

pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal itu salah

satunya disebabkan sudah banyaknya masyarakat yang

memiliki televisi maupun radio, bahkan sebagian lagi sudah

mampu menggunakan internet. Oleh karena itu banyak

Partai maupun calon yang akan berkompetisi di Pemilu

menggunakan sarana atau saluran kampanye melalui media

elektronik khususnya televisi.

Banyak sedikitnnya penayangan yang berhubungan

dengan transformasi ataupun sosialisasi visi dan misi dari

sebuah Partai maupun calon yang dijagokannya akan sangat

mempengaruhi penilaian masyarakat terhadapnya. Oleh

karena itu, bagi yang ingin mendapat kemenangan suara

harus mampu ‚menguasai‛ media ini dengan penayangan

iklannya. Tetapi tidak sedikit biaya tentunya.

Page 142: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 142

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 142

Contoh kasus bisa kita lihat pada Pemilu tahun 2004

kemarin khususnya Pemilu pemilihan presiden. Siapa yang

sering terlihat di layar TV dari setiap stasiun televisi, dialah

yang berhasil menarik simpati masyarakat. Saya teringat

pada masa Pemilu legislatif di TPS ada seorang nenek yang

bertanya pada petugas TPS untuk menunjukkan mana yang

berlambang moncong putih yang akan dia coblos. Dengan

enteng nenek tersebut berargumen bahwa bukannya gambar

moncong putih yang harus dicoblos menurut iklan televisi

dan yang sering diingatnya. Juga atusias kaum ibu-ibu yang

riuh dalam mencoblos foto SBY sebagai idolanya bukan

karena kesadaran politik.

Dari ilustrasi ini menggambarkan begitu kuatnya

pengaruh media televisi untuk mempengaruhi orang awam

sekalipun seperti mereka. Dengan televisi, kampanye

mampu menjangkau orang-orang yang cacat sekalipun

seperti tuna netra dan tuna rungu. Bagi mereka yang

takdapat melihat, bisa menikmati dengan mendengar, begitu

juga bagi yang tak dapat mendengar dapat menikmatinya

dengan visualisasinya. Selain faktor aktualitas, televisi

dengan karakteristik audio visualnya memberikan sejumlah

keunggulan, diantaranya mampu menyampaikan pesan

melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, serta

dapat menayangkan ruang yang sangat luas kepada sejumlah

Page 143: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 143

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 143

besar pemirsa dalam waktu bersamaan (Nurrahmawati,

2002: 97).

Iklan tidak hanya sering tapi juga harus menarik dan

mudah diingat oleh masyarakat. Pemberitaan mengenai

Partai maupun tokoh juga berpengaruh terhadap persepsi

masyarakat. Misalnya Partai mana saja yang sering

melakukan kecurangan atau bertindak anarki akan dapat di

lihat masyarakat secara aktual. Oleh karena itu opini yang

‘sengaja’ dibentuk oleh media menjadi senjata untuk

menaikan ataupun menjatuhkan pamor salah satu kontestan

Pemilu.

Dengan demikian diperlukan obyektivitas dan

netralitas dari media itu sendiri agar tercipta iklim yang

baik dalam masa Pemilu. Namun kita juga tidak boleh

melupakan salah satu tujuan usaha yaitu tentunya profit.

Artinya kita jangan mudah terpedaya oleh media massa

yang mengatasnamakan berimbang dan tidak memihak.

Karena penayangan iklan tentunya tidak gratis. Banyak

sedikitnya penayangan ditentukan oleh besar kecilnya biaya.

Selain itu juga kita perlu melihat siapa yang ada di balik

media itu. Sedekat apakah hubungan antara sebuah media

dengan pemerintah, Parpol, maupun tokoh politik lainnya.

Ini sebagai parameter untuk mengukur netralitas sebuah

Page 144: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 144

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 144

media. Karena ini mempengaruhi pada setiap pemberitaan

oleh media.

Tentunya kita sering melihat sebuah media lebih

condong pada pemerintah atau partai tertentu. Kalau kita

jeli dalam mencermati berita oleh media cetak ataupun

elektronik, terkadang pemeberitaan selalu menyudutkan

salah satu pihak dan mengunggulkan pihak yang lain. Selalu

mencari kesalahan pihak ‘lawan’ tanpa melihat juga

kesalahan pihak yang dibela.

2. Pengaruh surat kabar

Selain televisi, surat kabar atau media cetak memiliki

andil dalam pembentukan persepsi masyarakat. Persepsi

merupakan sebuah proses pemberian makna terhadap apa

yang kita tangkap dari indera kita, sehingga kita

memperoleh pengetahuan baru dari hal tersebut. Persepsi

sangat dipengaruhi oleh informasi yang ditangkap secara

keseluruhan. Begitu juga dengan pencitraan pada dasarnya

juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan

dipersepsi.

Informasi atau berita dalam media massa merupakan

hasil seleksi yang dilakukan oleh gatekeeper yang dijabat

oleh pemimpin redaksi atau redaktur pelaksana surat kabar.

Berita dalam surat kabar sendiri dapat didefinisikan sebagai

Page 145: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 145

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 145

sebuah laporan dari suatu kejadian penting dan dianggap

menarik perhatian umum. Berita merupakan salah satu

informasi yang diberikan oleh surat kabar. Dalam hal

penyajian berita harus melalui seleksi. Karena isi berita

sangat berpengaruh pada minat masyarakat untuk membaca.

Oleh karena adanya seleksi dalam pemuatan berita,

maka tidak semua berita atau informasi yang ada dapat ter-

expose. Berita yang dimuat biasanya hanya berita yang

memiliki nilai jual. Terkadang dari sinilah kurang netralnya

sebuah media. Media hanya mementingkan keuntungan saja,

terkadang media kurang memeprhatikan masyarakat kecil

khususnya. Sehingga mereka tak pernah terjamah oleh dunia

elit.

Patterson berkesimpulan bahwa informasi surat kabar

lebih efektif bagi khalayak dibanding televisi. Sajian berita

surat kabar selain bentuk kata tercetak, juga kerap dalam

bentuk visual berupa foto berita, lambang patai politik, atau

karikatur. Dari asumsi ini terlihat bahwa surat kabar

memiliki pengaruh yang besar pula dalam kampanye politik.

Menurut hasil penelitian terhadap mahasiswa, bahwa

penonjolan berita pemilu melalui frekuensi pemunculan

berita dan judul berita Organisasi Peserta Pemilu (OPP)

terhadap persepsi mahasiswa tentang partai politik

menunjukkan pengaruh yang signifikan (Yuniati, 2002).

Page 146: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 146

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 146

Suatu pesan atau berita yang sering diulang-ulang akan

dapat menarik perhatian seseorang dabanding dengan pesan

yang kurang banyak diungkapkan. Terlebih jika suatu berita

serentak di berbagai surat kabar maupun televisi

ditayangkan. Dalam surat kabar, sebuah berita besar atau

yang menjadi topik utama selalu ditempatkan di halaman

depan dengan judul yang menarik dan membuat penasaran

ditambah dengan foto yang mendukung.

Semakin sering seorang tokoh atau berita tentang

partai dimuat di halaman itu, maka akan semakin

terkenallah dia. Kita coba ingat kembali berita dalam surat

kabar pada waktu menjelang Pemilu 2004. Siapakah calon,

tokoh, atau partai yang sering ‘berpose’ di halaman utama.

Tentunya kita sering melihat berita tentang tokoh baru

tersebut, tentunya seorang figur Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY). Nama dan partainya begitu sering

muncul, ditambah dengan berita yang membuat simpati

pada tokoh tersebut akibat disia-siakan oleh pemerintah

sewaktu menjabat menteri.

Ternyata media massa baik surat kabar maupun

televisi berpengaruh sangat besar bagi pemenangan dalam

Pemilu. Komunikasi politik lebih efektif melalui sarana

tidak langsung atau menggunakan media tersebut. Karena

pesan yang disampaikan akan serentak diketahui oleh orang

Page 147: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 147

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 147

banyak di segala penjuru dan juga dapat diulang-ulang

penayangannya. Persepsi, interpretasi, maupun opini publik

mudah dipengaruhi lewat iklan maupun berita dalam media.

Maka untuk menghindari terjadinya disfungsi media, media

harus bisa menjadi penengah atau perantara antara

pemerintah, elit partai, dan masyarakat. Di masa reformasi

ini, dimana sudah mulai ada kebebasan pers seharusnya pers

harus mengubah pola kerjanya yang semula ‘menjilat’

pemerintah karena terpaksa, tetapi sekarang harus netral dan

sebagai alat kritik sosial bagi pemerintah maupun

masyarakat.

F. MEDIA DAN CITRA POLITIK

JELANG PEMILU

Media merupakan perangkat besar menuju satu tujuan

besar dalam suatu bangsa dan negara. Dalam

mewujudkannya harus terdapat kekuatan yang besar.

Mereka yang menguasai media memiliki kuasa begitu besar.

Tujuan besar itu membangun budaya Rakyat atau

menguasainya.

Beberapa media besar, terutama televisi, telah

membuka lebar pintu kesempatan bagi setiap partai politik

dan tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden

berlomba melakukan kampanye di dalam perhelatan besar

demokrasi, Pemilihan Umum (pemilu) Legislatif dan

Page 148: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 148

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 148

Eksekutif pada April dan Juli 2009. Berbagai langkah dan

upaya terkait kebutuhan serta kepentingan politik jelang

pemilu coba dilancarkan elit dan partai politik

memanfaatkan media massa sebagai instrumennya.

Relevansi hal itu dapat ditinjau melalui keberadaan UU No.

10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan

DPRD. Undang-undang itu memuat 11 materi pasal dalam

bagian keenam mengenai Pemberitaan, Penyiaran, dan Iklan

Kampanye. Di antaranya Pasal 89 dan Pasal 90 Paragraf 1,

Pasal 91 Paragraf 2, dan Pasal 92 Paragraf 3. Kemudian

Pasal 93 sampai Pasal 100 Paragraf 4.

Peran media yang dimuat dalam undang-undang

pemilihan umum membuat media berani melangkah lebih

jauh berkontribusi di pemilu. Adalah Metro TV dan TV

One, dua stasiun televisi yang berpartisipasi aktif dalam

menyediakan ruang besar khusus setiap dinamika pemilu

untuk dilepas ke Rakyat. TV One telah menyematkan

sebagai TV Pemilu. Metro TV dengan Election Channel-

nya. Begitu pun, berbagai media cetak menyediakan kolom

khusus terkait program pemilu. Terlebih forum kampanye

dan debat presiden dan wakil presiden. Media-media itu

secara elegan menyajikan rangkaian program khusus pemilu,

meliputi pemberitaan, sorotan politisi dan partai politik

beserta program-programnya, survei pemilih, iklan politik,

Page 149: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 149

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 149

sampai pada perdebatan terbuka antar tokoh politik maupun

partai.

Berbagai kemasan program-program terkait pemilu di

dalam media-media besar pada dasarnya hanya sekadar

mengemukakan khasanah pergulatan antara para politisi

dari setiap partai politik yang ada kepada Rakyat.

Selebihnya kembali kepada Rakyat yang ditempatkan

sebagai penimbang, sekaligus pada akhirnya pengambil

keputusan di saat pemilu berlangsung nantinya. Dengan

kata lain, media merupakan arena penyampaian isi terkait

Pemilu 2009, dimana politisi dan partai-partai politik adalah

pemain sekaligus penulis isi informasi dan sutradara.

Sementara itu, Rakyat hanya penonton.

1. Pencitraan Realitas dan Hegemoni

Menurut Jean Baudrillard, filsuf dan pakar komunikasi

Perancis, media merupakan agen simulasi (peniruan) yang

mampu memproduksi kenyataan (realitas) buatan, bahkan

tidak memiliki rujukan sama sekali dalam kehidupan kita.

Teori Baudrillard masuk akal dihubungkan pada banyaknya

iklan-iklan di televisi, radio, dan media cetak menampilkan

tokoh-tokoh dengan bendera satu partai politik di

belakangnya. Partai-partai politik itu memproduksi

kenyataan buatan bermuatan politis agar mendapatkan

dukungan di pemilu. Proses dramatisasi ditunjukkan dengan

Page 150: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 150

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 150

mengangkat tema besar yang sensitif dan populer di

hadapan Rakyat dan selalu dihubungkan dengan kekuasaan

politik individu dan kelompok atau partai.

Kenyataan buatan yang ditampilkan lewat iklan dan

program-program politik di media sesungguhnya

membodohi dan menipu Rakyat karena tidak sesuai dengan

kenyataan sesungguhnya. Coba nilai, iklan politik Susilo

Bambang Yudoyono (SBY), presiden saat ini, menonjolkan

keberhasilan pemerintahannya menurunkan harga bahan

bakar minyak (BBM) sebanyak tiga kali setelah

pemerintahannya sendiri menaikkan harga BBM. Semua

orang tahu naik-turunnya harga BBM di Indonesia

mengikuti harga BBM dunia. Kenaikan harga BBM telah

meningkatkan jumlah orang miskin. Tetapi SBY dengan

bangga tanpa merasa bersalah sedikit pun menyatakan

secara terbuka di beberapa media bahwa dia yang

menurunkan harga BBM.

Begitu pun iklan lawan politiknya, Megawati. Dia

memasang iklan untuk menepis iklan keberhasilan SBY.

Pada iklan tersebut, Megawati megunakan data-data

kegagalan pemerintah untuk menjatuhkan pamor SBY.

Padahal, banyak kegagalan Megawati saat menjabat

menjadi presiden (termasuk menaikkan harga BBM),

sehingga dia saat itu kehilangan pamor dan SBY terpilih

Page 151: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 151

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 151

menjadi presiden. Sampai saat ini Megawati dan mesin

politiknya tidak menunjukkan program-program konkret

untuk Rakyat.

Pencitraan yang paling populer dan emosional, namun

tetap menipu dimainkan oleh tim sukses Prabowo Subianto

dari Partai Gerindra. Iklannya menyentuh isu-isu sensitif

rakyat, seperti ketahanan pangan. Prabowo di iklan itu

disosokkan sebagai calon pemimpin negara yang mampu

membawa perubahan dan mengajak rakyat untuk ambil

bagian bersamanya di pemerintahan selanjutnya. Namun,

Prabowo tidak mempunyai jejak rekam kehidupan yang

perhatian penuh terhadap pangan dan rakyat miskin.

Prabowo justru masih dihantui kasus penculikan dan

penghilangan paksa para aktivis pada tahun 1998-1999. Dia

ditengarai terlibat langsung pada operasi itu.

Tidak kalah lagi, Jusuf Kalla, mengiklankan citra

ekonomi kemandirian dan keberagaman suku bangsa

Indonesia. Padahal kita tahu dia adalah saudagar besar di

Indonesia yang tidak pernah puas menumpuk kekayaannya.

Partai politik memang sadar betul bahwa aksi-aksi

politiknya menjadi tidak berarti tanpa kehadiran media.

Menurut C. Sommerville, dalam bukunya Rakyat Pandir

atau Rakyat Informasi (2000), kegiatan politik niscaya akan

berkurang jika tidak disorot media. Ada beberapa hal

Page 152: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 152

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 152

memengaruhi itu, salah satunya media memiliki

kemampuan reproduksi citra dahsyat. Beberapa aspek dari

reproduksi citra bisa dilebihkan dan dikurangi dari realitas

aslinya. Selain itu, media menyediakan beragam makna

untuk mewakili dan membangun kembali fakta tidak

terkatakan (unspeakable), yaitu beragam kepentingan politis

dan finansial yang sengaja disembunyikan di balik berita

dan semua isi yang tersaji melalui media. Kemampuan

mendramatisir oleh media pada gilirannya merupakan

amunisi yang baik bagi para politisi, terlebih menjelang

pemilu, untuk memengaruhi Rakyat sebagai penonton

sehingga mendukung para politisi dan partai-partai politik.

Selain pencitraan politisi dan partai politik,

penggiringan opini tentang keharusan Rakyat untuk

memilih dalam pemilu gencar dimainkan oleh tokoh

masyarakat, organisasi masyarakat, politisi, partai politik,

lembaga-lembaga negara, terlebih media. Namun, di sisi lain

komunitas golput dan kepentingannya yang begitu

fenomenal sangat tidak diakomodir oleh berbagai media.

Padahal, golput merupakan bentuk nyata kesadaran politik

Rakyat.

Adanya pencitraan opini untuk Rakyat di media

menurut Gramsci karena media memiliki kuasa hegemoni.

‚Kuasa media‛ dari kelas yang berkuasa itu mengadakan

Page 153: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 153

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 153

kepemimpinan moral dan intelektual Rakyat dengan

program-programnya. Prosesnya berjalan dalam sistem yang

berbeda dengan dominasi dan berlangsung tidak dengan

paksaan. Ini yang membedakan hegemoni dan dominasi.

Hegemoni berlangsung secara ideologis (ide-ide dan

intelektualitas), sedangkan dominasi berjalan melalui

kekerasan.

Ideologi dalam pandangan Gramsci tidak hanya

dilandasi oleh sistem ekonomi, namun tertanam di semua

aktivitas Rakyat, termasuk sensitivitas politik. Sehingga,

ideologi diartikan dalam kehidupan dengan tidak dipaksa

oleh satu kelompok namun menembus dan di luar kesadaran

(politik). Hegemoni meminimal kontradiksi (pertentangan)

dan antagonisme (perlawanan) dari Rakyat, baik secara

sosial maupun etis.

Louis Althusser, seorang pemikir strukturalis

Perancis, memperkenalkan dua istilah kunci terkait ideologi.

Pertama, Repressive State Apparatus (RSA). Kedua,

Ideological State Apparatus (ISA). RSA berfungsi melalui

kekerasan, baik dalam bentuk kekerasan fisik maupun non

fisik. Kekerasan ini dilakukan oleh aparat negara yang

represif, terdiri dari pemerintah, tentara, polisi, birokrasi,

pengadilan, penjara dsb. Sementara itu, ISA menjalankan

fungsinya secara ideologi.

Page 154: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 154

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 154

Perbedaan antara ISA dan RSA begitu jelas dan tidak

bisa disamarkan. Perbedaannya, yaitu pertama, hanya ada

satu RSA, namun pada sisi yang lain terdapat keragaman

ISA. Kedua, RSA bergerak terbatas pada wilayah publik,

sedangkan ISA dapat bergerak ke wilayah privat, seperti

melalui lembaga agama, keluarga, sekolah, media massa,

dsb.

Gagasan Gramsci dan Althusser menyimpulkan proses

penindasan hegemonik lewat media, yakni media tidak

berfungsi dengan cara-cara penindasan secara fisik,

melainkan menyebarkan gagasan-gagasan dominan yang

diproduksi oleh kelas yang dominan yang sedang menguasai

negara.

Lebih lanjut Marx dan Engels menyatakan, the ideas

of the ruling class are in every epoch the ruling ideas, i.e.

the class which is the ruling material force of society, is at

the same time its ruling intellectual force. The class which

has the means of material production at its disposal, has

control at the same time over the means of mental

production, so that thereby, generally speaking, the ideas

who lack the means of mental production are subject of it

(Marx and Engels, Storey [ed], 1995: 196).

Jika memang demikian, dunia perpolitikan hanya

menjadi ‚realitas politik yang sudah dikemas (manufactured

Page 155: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 155

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 155

political realities)‛. Inilah era kekuasaan media

(mediacracy) mencapai titik puncaknya. Media secara

sempurna mampu melakukan rekayasa terhadap realitas

politik. Dengan kata lain, media memiliki peran besar

sebagai pendefinisi realitas politik.

Kepentingan politis dan finansial inilah yang menjadi

landasan pertanyaan kritis tentang ‚keberimbangan

informasi‚ terhadap Rakyat. Keberimbangan yang dimaksud

berbicara tentang keadilan peran serta Rakyat terhadap

media, kebenaran isi informasi yang berdasar pada

kenyataan yang sesungguhnya (realistis), bukan kenyataan

buatan, dan keberpihakan media kepada Rakyat.

‛Keberimbangan informasi‛ tidak dapat terwujud ketika

kepemilikan media didominasi oleh penguasa (pemodal dan

elit politik).

2. Rakyat Diantara Media Massa dan Penguasa

Hubungan media dengan Rakyat dipengaruhi gejolak

kondisi sosial yang berkarakter pada kesejahteraan ekonomi

dan kekuasaan politik yang berbeda (timpang) antara kelas

sosial yang satu dengan kelas sosial yang lain. Kondisi ini

dapat dilihat hubungan media dengan institusi sosial lain.

Pada tingkat tertentu media bersaing dengan kekuasaan dan

pengaruh yang dominan atau media memperkuat kekuasaan

dan pengaruh dominan itu.

Page 156: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 156

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 156

Sejalan dengan itu, pendekatan Marxisme melihat

media sebagai alat dari kelas dominan, yakni alat dominasi

penguasa untuk mempertahankan kekuasaan yang sedang

berlangsung (status quo) dan sebagai sarana kelas pemilik

modal untuk menggandakan modalnya. Media dalam

konteks itu selalu menyebarkan ideologi dari kelas yang

berkuasa kepada Rakyat. Kondisi itu memperlihatkan

tekanan kepada kelas yang dibawahnya, yakni Rakyat.

Fungsi media menjadi begitu tereduksi

(turun/berkurang) ketika sistem ekonomi-politik media

menjadi paham dan bagian dari kekuasaan yang ada.

Menurut teori politik ekonomi media, kepemilikan media

pada segelintir elit pengusaha dan penguasa telah

menyebabkan patologi atau penyakit sosial. Teori ini

didasarkan pada satu pengertian ekonomi politik sebagai

studi mengenai relasi sosial, khususnya menyangkut relasi

kekuasaan, baik dalam produksi, distribusi dan konsumsi

sumber daya (resourches), berupa surat kabar, majalah,

buku, kaset, film, internet dan sebagainya (Moscow, The

Political Economy of Communication, 1998: 25). Sehingga,

kandungan media menjadi barang dagangan (komoditi) yang

dijual di pasar. Informasi yang menyebar dikendalikan oleh

apa yang pasar akan tanggung. Sistem itu membawa

dampak mekanisme pasar yang tidak ambil risiko, suatu

Page 157: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 157

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 157

bentuk mekanisme pasar yang kejam karena membuat media

tertentu mendominasi wacana publik dan lainnya

terpinggirkan. Di arena politik, informasi menjadi barang

dagangan bernilai politis yang terbuka peluang begitu lebar

untuk direkayasa untuk kepentingan politik.

Beberapa hal di atas, dinamisasi hubungan yang

terjadi antara media, Rakyat, dan politik, menunjukkan

siklus pergumulan kelompok-kelompok dominan atau

berkuasa. Kelompok dominan yang dimaksud adalah politisi

pemegang kekuasaan dan calon pemegang kekuasaan, dan

pemilik modal yang saat ini terspesifikasi menjadi

pengusaha, pemilik perusahaan, investor, dan lain-lain.

Sementara itu, Rakyat Tertindas: pekerja, petani, nelayan,

perempuan, kelompok minoritas, merupakan kelompok yang

dikuasai dalam kehidupan sosial.

3. Media Alternatif Milik Rakyat

Media yang dikuasai dan dijalankan oleh Rakyat harus

dibangun guna melawan hegemoni dan dominasi penguasa

yang menindas Rakyat. Media ini disebut Media Rakyat,

merupakan instrumen ideal yang harus dimiliki oleh

kelompok tertindas. Media Rakyat dijadikan benteng

pertahanan budaya Rakyat sekaligus mesin perang melawan

penindasan dalam konteks melawan pembodohan melalui

media komersil besar saat ini. Perancangan opini baru

Page 158: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 158

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 158

progresif yang lebih mendidik dan mencerdaskan di Media

Rakyat akan menjadi gagasan yang berlawan terhadap

segala bentuk hegemoni dan dominasi.

Setelah itu, media-media Rakyat progresif (radio,

buletin, koran, situs, web blog, buku, media seni rupa dan

pertunjukkan, dan televisi komunitas) yang ada segera

membangun jejaring programatik berisi berbagai muatan

untuk melawan media milik pemodal dan penguasa.

Sehingga, opini yang progresif berpihak kepada Rakyat akan

terbangun untuk menyaingi besarnya tiap-tiap wacana dan

program yang terlahir dari media-media komersil saat ini.

Perjuangan Media Rakyat harus didasari dengan

membangun kemandirian. Pondasi kerjanya harus

menghilangkan ketergantungan terhadap media besar saat

ini dan tidak terjebak ke dalam pusaran kapitalisme. Satu

hal yang diyakini di dalam Media Rakyat adalah Rakyat

berdaulat atas media. Dengan demikian, Rakyat berdaulat

atas ide-ide, intelektualitas, dan budayanya.

G. Menjamurnya Iklan Politik Menjelang Pemilu

2009

Kebanyakan media massa akhir-akhir ini di ramaikan

oleh iklan-iklan politik dari berbagai politisi ataupun partai.

Baik media cetak, elektronik maupun media lainnya, hampir

Page 159: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 159

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 159

setiap hari didalamnya kita disuguhi oleh iklan-iklan politik

tersebut. Pada awalnya, kita sering melihat iklan-iklan

politik ini hanya mengandung unsur ajakan, coblos ini

coblos itu, tetapi seiring dengan semakin mendekatnya

momentum pesta demokrasi, pemilu 2009, iklan-iklan tidak

hanya bersifat ajakan atau mengarahkan mana yang harus

dicoblos, melainkan sudah dalam tempo saling serang.

Bukankah seharusnya memang ada panduan bagaimana

iklan politik yang baik dan sesuai etika?

Pada dasarnya memang iklan adalah cara pragmatis

untuk menaikkan rating atau kepopuleran dari seorang figur

politisi atau partainya, tetapi sebaiknya iklan tetap

mengandung etika yang harus dipenuhi. Misalnya, tingkat

kejujurannya, benar, berani bertanggung jawab, bersaing

secara sehat dan melindungi dengan menghargai publik,

tidak melanggar hukum negar, nilai-nilai agama, adat,

susila, ataupun golongan.

Dengan melakukan iklan, politisi atau partai dapat

mendongkrak tingkat popularitasnya. Contohnya, sewaktu

belum memakai iklan, seorang politisi hanya berhasil

menjamah 20% kepopulerannya dari publik. Tetapi setelah

menggunakan jasa yang bukan tanpa pamrih ini, orang

tersebut berhasil membujuk masyarakat melalui iklan

dengan tingkat kepopulerannya mencapai lebih dari 50%.

Page 160: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 160

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 160

Sungguh dahsyat memang kekuatan dari iklan yang

ditampilkannya.

Sebenarnya, tidak hanya dengan iklan saja tingkat

popularitas seorang politisi yang akan menjamin lancarnya

politisi tersbut dalam tujuannya. Ada beberapa hal lain yang

harus dipenuhi. Misalnya konstituen, kekuatan pendukung

menjadi sangat penting dalam upaya mempopulerkan dan

masuk memberikan pencitraan kepada masyarakat agar

menjatuhkan pilihannya dan lebih bersosialisasi ke publik

agar semakin terkenal di mata masyarakat. Hal lain adalah

moral politik yang terintegrasi. Misalnya, dalam membuat

berbagai kebijakan, tidak melenceng jauh dengan apa yang

diharapkan oleh publik, selalu mendengarkan keluhan-

keluhan publik yang bersifat aspiratif ataupun parsipasi

karena mereka akan turut menjadi konstituennya. Hal

lainnya yang perlu di milik adalah tingkat kapabilitas dan

kompeten. Yaitu, politisi tersebut paham dan mengerti

fungsi serta peran kedudukan yang akan mereka incar,

sehingga masyarakat mampu percaya sepenuhnya.

1) Manfaat iklan politik.

Dunia advertising ini dapat mengaktualisasikan

makna kesejahteraan pada publik karena pada dasarnya

iklan bersifat persuasif dan informatif. Karewna bersifat

Page 161: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 161

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 161

informatif, iklan politik menjadi sarana politik bagi publik

untuk menyadarkan mereka bahwa publik siap ikut untuk

menjadi konstituen yang kuat, cerdas dan mandiri. Iklan

politik juga dapat mendorong terciptanya suatu persaingan

yang sehat antara peserta untuk membuat atau menciptakan

program-program baru yang di butuhkan oleh khalayak.

Tetapi pada kenyataannya sekarang masyarakat masih

kurang begitu paham bahwa sebenarnya ada konspirasi-

konspirasi para elit politik dengan media yang bermain

didalamnya. Sosialisasi, pembangunan citra, janji-janji,

ataupun kata-kata manis dalam iklan bisa saja hanya realitas

rekayasa dari media. Masyarakat seakan-akan termakan oleh

harapan-harapan semu yang diberikan oleh para politisi

dalam upaya pendekatannya dengan publik. Iklan politik

semata-mata menjadikan tempat utama bagi masyarakat

untuk mengetahui figur politis atau partai, sehingga

istilahnya, masyrakat dengan mudah hanya menggangguk

saja sebagai tanda bukti konstituen mereka walaupun

sebenarnya pencitraan itu hanya terlihat dari depan ataupun

samping dan tidak mengetahui di balik punggungnya.

Barangkali masih terngiang di benak kita akan janji program

100 hari yang direncanakan oleh capres (calon presiden) dan

cawapres (calon wakil presiden) yang heboh pada saat itu,

pemilu 2004 kemaren, setelah itu kita bisa melihat sendiri

Page 162: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 162

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 162

kan?sudah banyak contoh kasus lain seperti ini tetapi

mungkin saja tetap berlangsung dan seakan sudah menjadi

tradisi.

Iklan politik tentu saja sangat efektif dalam

memuluskan pencitraan popularitas, apalagi melalui media

elektronik seperti televisi yang daya jangkaunya ke publik

90% lebih besar dari media lainnya. Untuk itu, para

penguasa media memainkan kesempatan besar ini dan

menumpuk rupiah. Pemilik media tentu tidak menyia-

nyiakan kesempatan besar ini, menjelang pemilu 2009 ini

seakan menjadi deadline bagi mereka untuk memperbanyak

pundi-pundi uang dari iklan politik dari koleganya. Siasat

yang dijalankan media mungkin yang paling mencolok

adalah biaya per spotnya. Misalnya, per detik iklan dipatok

6 juta rupiah, durasi iklan adalah 30 detik. Kita tinggal

mengalikan saja hasilnya. Apabila dalam satu program yang

satu jam memakai iklan tersebut, tentu kita akan tahu

berapa besarnya keuntungan yang ada. Oleh itu, politisi atau

partai harus siap merogoh kocek dalam-dalam agar muka

dan visi-misi mereka muncul di televisi.

2) Penertiban iklan-iklan politik.

Pada perkembangannya, iklan-iklan politik sekarang

sudah melampaui batas etika dari iklan. Sudah mulai

Page 163: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 163

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 163

lunturnya tingkat kompeten dan transparansi dari pesan

yang terkandung dalam iklan tersebut. Karena yang dituju

adalah publik sebagai basis konstituen, tentunya ada

lembaga yang menjaga jalur agar iklan politik tidak

melampaui batas etika dari iklan dan melindungi publik agar

tidak mudah mengangguk dengan apa yang dia lihat dan

saksikan.

3) Rezim Kerahasiaan Pemilu 2009

Iklan politik menjadi primadona bagi para kontestan

pemilihan umum untuk menjaring preferensi publik. Riset

Nielsen menunjukkan, dana iklan politik tahun 2008

mencapai Rp 2,208 triliun (baca: Rp 2 triliun 208 miliar),

meningkat 66 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang

mencapai Rp 1,327 triliun. Angka yang sesungguhnya pasti

lebih besar karena riset ini belum menghitung belanja iklan

politik untuk media radio, Internet, serta media luar ruang.

Dana iklan politik juga masih akan menggelembung karena,

menjelang pemilu legislatif April 2009, dapat dipastikan

iklan politik semakin gencar menyapa publik.

Namun, gegap-gempita iklan politik selalu

meninggalkan persoalan kompleks. Bagaimana transparansi

dan akuntabilitasnya? Publik tidak pernah tahu secara persis

besaran dana iklan politik itu, dari mana asalnya, siapa saja

Page 164: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 164

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 164

donaturnya, dibelanjakan untuk apa saja, serta bagaimana

konsekuensinya terhadap kinerja pemerintahan yang baru

nanti.

Partai politik, para calon legislator, dan kandidat

presiden tidak mempunyai tradisi, juga tidak dikondisikan

untuk secara terbuka menjelaskan ihwal dana politik yang

mereka gunakan. Publik tidak mengetahui apakah kampanye

politik benar-benar steril dari penyalahgunaan anggaran

publik APBN/APBD, dana departemen, dana dekonsentrasi,

dan seterusnya. Publik juga tidak akan tahu seandainya, di

balik gebyar iklan pemilu di media, beroperasi dana dari

para pengusaha hitam, pejabat bermasalah, atau dana hasil

money laundering.

Aturan main pemilu sangat tidak memadai dalam

mengantisipasi masalah ini. Menurut Undang-Undang

Pemilu, hanya biaya kampanye partai politik yang harus

dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum. Tidak jelas

bagaimana transparansi dana sumbangan dari para

simpatisan. Undang-Undang Pemilu juga hanya menyatakan

"dana kampanye dapat berasal dari sumbangan pihak lain

yang sah menurut hukum dan dibatasi besarannya" (pasal

138). Tanpa penjabaran lebih operasional, tentu klausul

semacam ini mudah dilanggar atau diinterpretasikan secara

berbeda.

Page 165: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 165

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 165

Potensi pelanggaran juga cukup besar ketika UU

Pemilu menjelaskan: "materi kampanye meliputi visi, misi,

dan program" (pasal 94). Padahal kampanye pemilu lazim

dilakukan dengan materi apa saja: slogan, warna khas partai,

profiling tokoh partai berikut prestasi-prestasinya, dan lain-

lain. Ruang lingkup kampanye yang tidak komprehensif

mempermudah manipulasi dan merebaknya iklan-iklan

terselubung. Di sini mungkin beroperasi dana-dana politik

"liar". Sementara itu, transparansi dana kampanye hanya

diwajibkan kepada partai politik, dan tidak eksplisit

diwajibkan kepada pihak media dan biro iklan yang

berurusan langsung dengan pemasang iklan.

Persoalannya jelas, tidak ada yang gratis dalam

politik! Determinasi politik uang terhadap independensi

pemerintahan dan legislatif yang baru menjadi keniscayaan.

Ironisnya, publik tidak mempunyai basis informasi yang

cukup untuk mengantisipasi masalah ini. Sejauh terkait

dengan dana politik, semuanya serba gelap bagi publik.

Pemilu seperti berlangsung dalam rezim kerahasiaan.

Ketika media massa berada dalam konteks sosial dan

dikonsumsi oleh khalayak. Maka pada saat itu media massa

berhadapan dengan masalah etika. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa media massa pada dasarnya tidak bebas

nilai. Ujian terberat bagi media massa. Yakni

Page 166: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 166

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 166

menyeimbangkan kebebasan pers dalam memberikan

informasi/pemberitaan dengan porsi tanggung jawab yang

diembanya. Ia harus memposisikan netral. Keputusannya

tidak boleh mau diintervensi penguasa. Walaupun disiram

dengan imbalan. Karena etika kebijaksanaan pers bertujuan

melakukan pendidikan terhadap rakyat. Maka pers tidak

boleh tergoda oleh imbalan.

Etika adalah aturan moral. Berasal dari sebuah situasi

di mana seseorang bertindak dan mempengaruhi tindakan

orang atau kelompok lain. Definisi etika ini juga berlaku

untuk kelompok media sebagai subjek etis yang ada. Setiap

arahan dan aturan moral mempunyai nilai dan level

kontekstualisasi. Bisa pada tingkat individu, kelompok,

komunitas atau sistem sosial yang ada. Dapat dikatakan

bahwa etika pada level tertentu sangat ditentukan oleh

arahan sistem sosial yang disepakati.

Media massa kemudian juga perlu dihadirkan secara

seimbang. Antara peran etis dan kebutuhan kapital. Peran

etis sangat diperlukan untuk mengontrol kebijakan negara.

Agar tidak melenceng dari rel kenegaraannya. Yaitu untuk

melayani dan melindungi kepentingan masyarakat. Ranah

sosial ini diperlukan. Agar kualitas demokrasi kita semakin

matang dan dewasa. Sehingga menemukan momentumnya

yang pas. Ranah industri media sebagai lembaga

Page 167: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 167

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 167

perusahaan. Memang tidak harus dikesampingkan. Karena

menyangkut dengan penghidupan dan kesejahteraan

karyawannya. Nilai komersil media hendaknya tidak sampai

mengesampingkan peran-peran etis.

Perlu adanya keseimbangan posisi. Karena bilamana

media sudah tidak netral lagi. Berarti telah menggadaikan

idealismenya. Melanggar etika pers. Maka sudah tidak bisa

dijadikan penyeimbang sistem kenegaraan dalam kehidupan

demokrasi.

Dalam konteks politik, terutama dalam kesuksesan

pemilihan Presiden. Peran media diharapkan dapat

melakukan pendidikan politik bagi rakyat. Setidaknya

berperan dalam penambahan informasi tentang pemilu

presiden. Informasi tersebut bisa mempengarui perilaku

memilih. Sehingga akan berdampak pada sistem politik

yang berjalan. Selain itu, media dapat menjadi sarana

sosialisasi. Bisa penyampaian program-program dari

kandidat presiden, kemudian media juga menjadi sarana

untuk memberitakan sepak terjang kandidiat. Sehingga

berharap masyarakat mempunyai penilaian. Tidak salah

pilih terhadap kandidat presiden.

Pemilihan presiden akan menghasilkan pemimpin

baru. Pewaris pemegang otoritas kekuasaan negara ke

depan. Ia memiliki wewenang dan kapasitas untuk

Page 168: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 168

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 168

menjalankan dan mengatur pemerintahan negara. Maka

peran media adalah mengawasi (baca: kontrol). Memberikan

informasi kepada publik atas aktivitas-aktivitas dan

keputusan-keputusan politik yang dilakukan

pemerintahannya. Aktivitas dan keputusan politik akan

menjadi sentral perhatian. Dan secara tidak langsung akan

membentuk opini dalam masyarakat.

Dalam mekanisme demokrasi, publik merupakan

penguasa. Setiap keputusan-keputusan politik yang

dihasilkan dan mengikat semua orang haruslah diketahui

terlebih dahulu oleh publik (masyarakat). Publik tentunya

akan merespon keputusan tersebut. Apakah sesuai dengan

aspirasi mereka atau tidak. Respon tersebut kemudian

menjadi pedoman. Khususnya bagi penguasa untuk

memperbaiki keputusan yang mereka keluarkan. Begitu

seterusnya hingga masyarakat (publik) akan menerima

keputusan tersebut.

Opini masyarakat terhadap figur kandidat pilpres

sangat dipengaruhi oleh informasi yang diberikan media

massa. Peranan media massa sanggup dan mampu

membentuk opini masyarakat. Media massa bahkan mampu

menggiring opini masyarakat pada kesimpulan dan persepsi

yang diciptakan media.

Page 169: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 169

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 169

Kondisi-kondisi komunikasi publik yang akhir-akhir

ini berubah terlihat memerlukan revisi gagasan yang lebih

lanjut. Kecenderungan waktu ( karena adanya kepentingan

ekonomi-industri yang dicatat) mengarah pada multiplikasi

semua macam jalur komunikasi, dan pilihan yang lebih

banyak pada ‘konsumer’, berkurangnya regulasi dan

pengendalian, dan lebih banyak komersialiasi sistem media.

Perubahan-perubahan ini menawarkan kesempatan yang

lebih banyak kepada individu-individu untuk menemukan

informasi dan gagasan yang dia sukai, tetapi mereka

mungkin bisa menawarkan kemanfaatan lebih sedikit untuk

mewujudkan sumber politik ( partai dan politisi), yang

mungkin merasakan lebih sulit mendapatkan akses dari

target yang dipilihnya. Dunia politik harus bersaing, dengan

menghadapi ‘pasar audiens’ yang sama, dengan barang-

barang komunikasi yang lebih populer. Hasilnya mungkin,

massa politik yang kurang mendapatkan informasi, dan

jurang pemisah yang lebar antara minoritas sumber daya

yang aktif dan terkait dan mayoritas yang melepaskan diri

dari institusi politik. Di sisi yang lain, jumlah komunikasi

politik telah menunjukkan setiap tanda kenaikan.

Kampanye pemilihan umum idealnya merupakan

proses penyampaian pesan-pesan politik yang salah satu

fungsinya memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

Page 170: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 170

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 170

Melalui kampanye, partai-partai politik berusaha

menyakinkan massa pemilih dengan mengangkat berbagai

agenda yang dinilainya akan memberikan keuntungan bagi

masyarakat. Karena itu, setiap partai politik selalu berusaha

menemukan cara-cara paling efektif untuk merekrut

sebanyak-banyaknya massa. Dan dalam proses rekrutmen

tersebut, pers adalah diantara media yang memiliki tingkat

efektifitas yang relatif tinggi.

Pemilihan umum telah dilakukan berulang kali di

Indonesia. Tetapi proses yang dilaluinya dalam rentang

waktu sejak orde lama, orde baru hingga era reformasi,

tampaknya memperlihatkan kualitas komunikasi politik

yang bervariasi. Kualitas yang dimaksud terutama

dipengaruhi oleh sistem kekuasaan yang berlangsung, corak

budaya politik masyarakat, serta fungsi-fungsi kontrol yang

diperankan media pada saat pemilu itu dilaksanakan.

Komunikasi politik yang berlangsung dalam sistem

kekuasaan otoriter akan mengarah pada proses penyampaian

informasi searah, dan media massa akan berfungsi sebagai

corong kekuasaan. Sebaliknya, pada masyarakat demokratis

dengan partisipasi politik yang lebih besar, media massa,

atau lebih populer disebut pers, akan menempatkan

kekuasaan setara dengan masyarakat, khususnya dalam

kesempatan menyampaikan dan memperoleh kebenaran.

Page 171: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 171

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 171

Media massa memiliki arti penting dalam pergulatan

kehidupan manusia setiap hari. Untuk kepentingan politik,

media diakui banyak kalangan merupakan salah satu saluran

komunkasi politik yang cukup efektif. Di Indonesia,

terutama sejak berakhirnya masa kekuasaan politik orde

baru, pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan umum telah

memperlihatkan semakin berkurangnya acara

kampanye rally. Kampanye lebih banyak diakukan dengan

menggunakan media massa. Disamping untuk kepentingan

merebut simpatik publik terhadap masing-masing organisasi

pesrta pemilu, usaha seperti ini juga akan banyak berguna

untuk mendidik sikap kritis masyarakat, terutama dalam

menyalurkan hak-hak politiknya sebagai warga negara.

Mereka akan lebih dewasa dalam menghadapi berbagai isu-

isu politik, serta mengambil ruang partisipasi secara bebas

dan terbuka.

Konsultan politik Obama yang bernama David M.

Axelrod, asal Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) mulai

disebut-sebut di kalangan tim sukses calon Presiden RI

akhir tahun 2008. Karena sistem dan strategi komunikasi

politik Axelrod berhasil memenangkan Barack Obama,

calon Presiden AS dari Partai Demokrat, sebagai Presiden

AS pertama sejak tahun 1787, yang berasal dari keturunan

Afrika-Amerika tahun 2008. Awal 2011, Axelrod desainer

Page 172: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 172

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 172

konsultan dalam strategi iklan politik Barack Obama. (Ben

Smith, 2008).

Axelrod memadukan strategi politik, media, dan

kampanye untuk mengalahkan saingan Obama, John Sidney

McCain III, Senator asal Arizona, yang merupakan calon

Presiden AS dari Partai Republik tahun 2008. Sejak akhir

1980-an, Axelrod dilabel sebagai seorang ‚specialist in

urban politics‛. Bahkan majalah The Economist mencatat

spesialisasinya di bidang ‚packaging black candidates for

white voters‛. (The Economist, 23/8/2008).

Untuk Barack Obama tahun 2008, Axelrod merilis

kampanye awal berupa video YouTube durasi 5 (lima) menit

pada 16 Januari 2007. (Obama, Barack, 2007) Axelrod

membuat iklan politik ‚presidential branding‛ untuk Obama

berupa gaya ‚man on the street‛ untuk menciptakan

keintiman dan keotentikan. Axelrod melibatkan volunteers

dan media alternatif untuk melipat-gandakan partisipasi

rakyat dalam pemilihan Presiden AS. (Tim Dickinson, 2008)

Strategi ini sangat berbeda dengan strategi kampanye capres

Hillary Clinton yang melibatkan donor besar, dukungan

kuat dari pimpinan Partai Demokrat, dan tingginya name

recognition.

Obama vs McCain Sejak awal abad 20, Bernays

meletakan dasar-dasar publik relation dan propaganda. Ia

Page 173: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 173

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 173

memadukan gagasan Gustave Le Bon dan Wilfred Trotter

tentang psikologi massa dan paham psikoanalisa dari

pamannya, Sigmund Freud. Bahwa libido, bukan hanya akal

sehat, dapat mempengaruhi dan menentukan tindakan,

perilaku, dan pilihan seseorang. Opini publik dapat

dimanipulasi dan diarahkan. Hal ini dapat diterapkan di

sektor bisnis dan kehidupan demokrasi bahkan untuk

mobilisasi dukungan rakyat pada masa perang.

(Bernays, This Business of Propaganda, 1928).

Teknik-teknik PR dan propaganda Bernays mulai

diterapkan oleh Presiden AS Woodrow Wilson. Sejak itu,

faktor chemistry diakui sebagai elemen penentu dari

komunikasi antara manusia dan manusia-alam. Dalam

prakteknya awal abad 21, kampanye John McCain dari

Partai Republik, merujuk pada keyakinan bahwa pilihan dan

perilaku politik seseorang adalah pilihan rasional. Maka

reaksi pikirannya diarahkan, misalnya, melalui pemahaman

dan persepsi. Karena politik adalah ‚who gets what, when,

how‛—siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana. Politik

adalah pilihan rasional seorang atau kelompok orang.

(Harold Lasswell, 1935)

Ada tiga kelemahan rumus chemistry-pikiran (lazim

disimbol QR) tersebut di atas. Yaknierrare humanum

est atau lupa itu manusiawi. Maka impak penerapan

Page 174: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 174

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 174

rumusnya umumnya berjangka sesaat. Kelemahan lainnya,

saat manusia tidur, pikiran juga istirahat dan risikoevil-

thoughts yang dihasilkan oleh pikiran manusia. Akibatnya,

pilihan politik yang dihasilkan oleh rumus ini biasanya

instan dan terbatas. Bagi McCain, penerapan rumus ini

dibayangkan sesuai dengan pemilih kulit putih yang

umumnya rasional dan instan.

Sedangkan untuk capres Barack Obama tahun 2008,

David Axelrod menerapkan rumus chemistry hati-pikiran

sekaligus (lazim disimbol QR dan QZ). Patokan pilihan dan

sikap seseorang dirangsang dari perasaan, kepedulian,

pikiran, dan hati sekaligus untuk mendongkrak dan

memobilisasi dukungan. Hasilnya, reaksi dukungan

terhadap Obama tahun 2008 sangat besar dan berasal dari

spektrum luas masyarakat AS. Kedua rumus komunikasi ini

menggunakan rumus terapan Vt. V adalah arus perubahan.

Sedangkan ‚t‛ adalah waktu, yang merupakan patokan dasar

pembuatan dan kerja sistem komunikasi. Tema utama

kampanye Obama ialah perubahan dan waktunya adalah

sekarang atau ‚Change. Now!‛ (Karen Tumulty, 2008)

Untuk mendorong perubahan melalui

proses demokrasi, maka pilihan tokohnya ialan simbol atau

representasi ‚kelompok periferal‛ atau simpul-simpul

masyarakat yang sangat lemah khususnya secara sosial-

Page 175: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 175

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 175

ekonomi. Dalam hal ini, pemulihan tata-sosial-ekonomi

rakyat dimulai dari simpul-simpul paling lemah secara

sosial-ekonomi.

Memadukan rumus QR dan QZ yang disertai Vt

tersebut di atas bukan tanpa risiko. Di sisi lain, mobilisasi

arus dukungan memang sangat besar. Namun, pilihan dan

penerapan program kebijakan bisa saja serba tergesa-gesa.

Janji-janji kampanye juga bakal ditagih oleh konstituen.

Sebab penerapan rumus QR dan QZ menghasilkan pesan

kampanye yang selalu memorabel. Oleh karena itu,

umumnya penerapan kedua rumus komunikasi ini tanpa

janji, tetapi pilihan-pilihan problem-solving untuk

membangun harapan dan kepercayaan adanya perubahan.

Asal-usul rumus chemistry komunikasi tersebut di

atas awalnya ditemukan oleh para filsuf atom pra-Masehi di

Yunani. Ketika itu, para filsuf atom seperti Leucipus,

Democritus, dan Epicurus telah menemukan intelijen atom

atau pemecahan zat yang diurai dalam angka, huruf, dan

konsonan berdasarkan gelombang bunyi. Misalnya, air

diurai dalam rumus H2O dan seterusnya. Bukan tulisan

huruf dan angkanya yang penting, tetapi bunyi

gelombangnya untuk menghasilkan reaksi alam dan

manusia, apakah saling senyawa atau saling tolak.

(Wolfgang Demtröder, 2002)

Page 176: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 176

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 176

Penerapan rumus-rumus alchemi tersebut di bidang

strategi dan komunikasi politik pernah diterapkan oleh

Joseph Gobels dan Adolf Hitler dari Jerman pada Perang

Dunia II. Rumus dasar yang diterapkan ialah soul,

body, dan mind—jiwa, raga, dan pikiran (lazim disimbol

QO) untuk menghasilkan arus-dukungan kuat dari seluruh

lapisan masyarakat dan alam lingkungan.

Penerapannya, ‚corporate elite‛ (Nazi Jerman)

memanipulasi opini publik, libido manusia lebih

dieksploitasi untuk mobilisasi dukungan rakyat selama

perang. Hitler terilhami oleh Edward Louis Bernays, pionir

dan arsitek propaganda serta peletak dasar ilmu PR pada

Perang Dunia I untuk pemerintahan Presiden Woodrow

Wilson asal AS. (Larry Tye, 1998; Scott Cutlip, 1994)

Hasil penerapan rumus itu pada awal Perang Dunia II,

Jerman mencatat kemajuan ekonomi sangat

pesat, angka pengangguran rendah. Jerman mencatat

keunggulanteknologi, militer, sains, dan disiplin sangat

tinggi. Hitler yang semula berasal dari kelompok

masyarakat periferal, dipuja-puji. Saat masih muda, Hitler

memilih pola hidupbohemian di Wina (1905), bertahan

hidup dengan melukis dan sales watercolors, hingga

akhirnya tanpa rumah-hunian (1909). Di sisi

Page 177: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 177

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 177

lain, Jerman menjadi super-power di Eropa yang mampu

mendikte pemimpin sejumlah negara.

Namun, risikonya ialah sifat berutal manusia lebih

menonjol karena tanpa kontrol akal sehat dan moral.

Akibatnya, Jerman terseret pada Perang Dunia II dan

akhirnya kalah. Rumus QO disilang P itu

pun dihancurkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya dan

tidak pernah dipraktekan lagi sampai awal abad 21

ini.(Evans, Richard J., 2003; .Bullok, Alan. 1952; Hamann,

Brigitte, 1999; Kershaw, Ian, 1999; Stackelberg,

Roderick, 2007)

Jokowi vs Foke cGaya ‚man on the street‛ Obama

tampak pada positioning dan branding awal cagub Joko

Widodo (Jokowi) dengan baju kotak-kotak lengan panjang

dan naik bis di Jakarta jelang Pilgub DKI putaran pertama.

Label dan brand Jokowi seakan-akan merepresentasi warga

Jakarta yang umumnya naik bis kota berdesak-desakan.

Tercipta keintiman antara cagub Jokowi dengan warga

Jakarta. Mirip dengan branding ‚man on the street‛ Barack

Obama dalam video YuoTube.

Hasilnya, pada putaran pertama Pilgub DKI tahun

2012, arus dukungan untuk pasangan Jokowi-Ahok luput

dari pantauan survei-survei. Seakan-akan betul apa yang

Page 178: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 178

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 178

ditulis oleh Scott Cutlip (1994, bahwa jika kekuatan yang

tidak terlihat dalam proses politik, maka kekuatan itu

adalah Publik Relation atau ‚the unseen power‛. Seperti

halnya rancang-bangun kampanye Obama, terlihat pula

pesan perubahan (V) dalam kampanye pasangan Jokowi-

Ahok, seperti melayani masyarakat melalui kantor di

jalanan DKI Jakarta, perubahan layanan kesehatan

masyarakat dan pendidikan rakyat di DKI. Tidak ada janji,

kecuali pilihan dan tawaran problem-solving dalam paket

program bernafas kerakyatan di DKI Jakarta.

Positioning, branding, dan strategi pasangan Jokowi-

Ahok tersebut di atas membelah dua arus besar dukungan

pada Pilgub DKI Jakarta putaran kedua 20 September 2012.

Yakni arus pendukung perubahan vs arus dukungan kuat

dari pimpinan partai dan tingginya name

recognition. Seperti halnya strategi Axelrod, pasangan

Jokowi-Ahok juga melibatkan skala luas volunteers dan

media-media alternatif rakyat DKI Jakarta.

Pasangan Jokowi-Ahok minim memasang iklan di

media korporasi. Kampanye perubahan mudah menyulut

persatuan simpul-simpul ‚periferal‛ di DKI Jakarta ke

dalam satu arus besar pilihan dan dukungan politik. Di

sinilah identifikasi diri pasangan Jokowi-Ahok dalam Pilgub

DKI tahun 2012, yang mirip dengan penerapan rumus QR

Page 179: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 179

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 179

dan QZ dari David Axelrod. Momentumnya ialah di DKI

Jakarta saat ini, masih banyak zona periferal sosial-ekonomi

yang belum terpantau sehingga sulit disentuh program

pembangunan. Begitu pula, lahir zona-zona baru sosial-

ekonomi hasil alih-fungsi lahan yang mempengaruhi

dinamika masyarakat.

Sedangkan cagub Fauzi Bowo (Foke) sebetulnya

memiliki name-recognition tinggi. Foke memiliki jejak-

panjang membangun DKI Jakarta sejak tahun 1987. Foke

meraih keahliantown-planning pada Technical University di

Brunswick, Jerman, tahun 1976. Pada tahun 2000, Foke

meraih gelar Doktor Ingenieur pada Universitas

Kaiserslautern, Jerman.Maka wajar jika menjelang Pilgub

DKI Jakarta putaran ke-2, cagub Foke meraih dukungan

mayoritas partai politik seperti tahun 2007, ketika cagub

Foke didukung oleh 19 partai politik.

Di sisi lain, kualitas dan kuantitas pelayanan publik di

sektor kesehatan dan pendidikan DKI Jakarta masa

Gubernur DKI Fauzi Bowo periode tahun 2007-2012,

mengalami peningkatan yang nyata. Angka pengangguran

turun. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mampu

menggerakan perekonomian di DKI Jakarta, Angka

kemiskinan turun. Dengan kata lain, selama menjabat Foke

Page 180: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 180

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 180

telah mampu memberikan perubahan signifikan bagi

Jakarta.

Track-record cagub Foke tersebut di atas seakan

merupakan aset besar dalam strategi, PR, dan kampanye

Pilgub DKI Jakarta pada putaran pertama tahun 2012.

Misalnya, berulang-kali publik disuguhi oleh paket-paket

pesan iklan dan visualisasi politik tentang kisah-sukses Foke

melalui sejumlah media korporasi. Tayangan kampanye itu

tanpa kekuatan perubahan dan difokuskan pada reaksi

pikiran pemirsa (QR) dan audiens.

Akibatnya, harapan dan kepercayaan terhadap

lahirnya perubahan jika cagub Foke terpilih, seakan-akan

terpinggirkan dalam strategi kampanye. Padahal, ahli politik

Samuel P. Huntington (1968) menemukan, bahwa kemajuan

sosial-ekonomi masyarakat selalu melipat-gandakan

tuntutan atau aspirasi perubahan. Apalagi, ‚urban politics‛

selalu identik dengan perubahan. Maka tantangan bagi

cagub Foke pada putaran kedua Pilgub DKI ialah modifikasi

visi dan program perubahan untuk warga Jakarta dan

lingkungannya. (Firman Yursak).

BAGIAN KETIGA

Page 181: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 181

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 181

DESAIN GRAFIS DAKWAH

Key words: person desain grafis, publikasi dan dakwah

Corak kajian desain grafis dakwah belakangan ini

telah memberikan warna tersendiri terhadap perkembangan

teknologi informasi dewasa ini. Hal itu tampak pada

kebutuhan komputer grafis meningkat, yang secara spesifik

mendesain naskah-naskah klasik versi digital, artefak visual,

kaligrafi, hadis digital, dan Al-Quran digital, sebagai pesan

dakwah.101

Selain itu naskah-naskah klasik yang

diekpresikan para ulama zaman dulu akan menjadi khazanah

dalam pengembangan keimuan dakwah. Rekaman peristiwa

sebagai gramofon bagi ulama yang tertuang dalam naskah

klasik yang dikonversi menjadi buku digital juga marak

dimana-mana untuk untuk menggambarkan peristiwa desain

grafis pada masa klasik. Warisan paradigma desain grafis

pada masa lalu yang dikonstruksi dengan teknologi

seadanya akan menambah khazanah dalam pengembangan

101

Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL (Cet. I;

Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age, 2002), h. 17.

Page 182: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 182

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 182

dakwah pada era kontemporer dewasa ini untuk melengkapi

referensi untuk kebutuhan akademik.

Selain kebutuhan akademik media desain grafis ini

juga efektif bagi perkembangan corak dakwah rumpun ilmu

dakwah yang sangat signifikan dalam mengakselerasi

penyebaran informasi Islam, yang selama ini dikemas

mimbar saja.102

Urgensi inovasi dalam gagasan ilmu desain

grafis dakwah ini berangkat dari desakan kebutuhan para

ilmuan dakwah yang menggunakan media sebagai

penunjang untuk memudahkan para Dai dan Muballigh

mengolah data dan tema-tema Islam yang akan menjadi

bahan dakwah kepada mad’u baik secara verbal maupun non

verbal.

Atas dasar inilah sehingga perlu perdebatan ide dan

gagasan yang akan analisis secara mendalam peran media

desain grafis dakwah dalam perspektif akademik. Secara

ilmiah tentang peran desain grafis terhadap publikasi

dakwah masih perlu dieksplorasi lebih mendalam. Sebagai

media yang memiliki peran strategis terhadap

pengembangan dakwah bidang kajian ini menjadi sebuah

produk inovasi baru dalam kajin ilmu dakwah. Hal ini

102

Deddy Mulayana, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Cet. IV;

Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009), h. 19.

Page 183: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 183

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 183

membutuhkan jawaban ilmiah bagaimana peran desain

grafis efektifitas publikasi dakwah yang dikemas secara

lewat sofware-software publikasi untuk memudahkan mad’u

menerima informasi dalam berbagai macam kemasan

informasi Islam baik cetak maupun dalam bentuk lembaran

elektronik yang interaktif.103

Pertanyaannya adalah sudah

berapa banyak praktisi dakwah dan ilmuan dakwah yang

menggunakan media desain grafis sebagai alat penunjang

dakwah?

Permasalahan inilah yang akan diekplorasi dalam

makalah ini dan perlu diidentifikasi hambatan dan

tantangan yang dihadapi oleh ilmuan dakwah dan praktisi

dakwah yang selama ini cenderung lebih memilih mimbar

saja. Ajaran Islam tidak cukup dijelaskan lewat mimbar saja

tetapi perlu media lain untuk memperkayah wawasan

keilmuan dakwah sehingga mad’u mempunyai pilihan sesuai

standar kompetensi yang dimiliki dalam memahami pesan-

pesan agama.104

Sampai saat ini, para praktisi dan ilmuan

dakwah belum banyak memberikan pilihan kemasan

103Ono Purbo, Komunikasi Data Digital, (Cet. II; Yogyakarya:

Andi Press, 2008), h. 33. 104Syarifudin, makalah Teknologi Informasi Dakwah

diseminarkan pada mahasiswa PASCASARJANA program S3 (Doktor)

di Universitas Alauddin Makassar tanggal 17 April 2011 jam 10.00

wit.

Page 184: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 184

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 184

informasi yang mudah diakses oleh mad’u dalam berbagai

model informasi untuk dijadikan umat sebagai pilihan

memahami agama. Hal ini disebabkan karena minimnya

wawasan dalam mentransformasikan ajaran Islam, sehingga

yang disampaikan cenderung bersifat konvensional semata

dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat lewat

media mimbar.

Menurut hasil penelitian Nurhidayat 90% Dai dan

Muballigh menggunakan media mimbar menyampaikan

pesan-pesan dakwah kepada mad’u.105 Dari hasil penelitian

ini, sehingga hemat penulis perlu inovasi-inovasi baru

menjelaskan ajaran Islam kepada mad’u dengan berbagai

macam kemasan dakwah yang lebih mudah dijangkau dan

difahami mad’u. Dari deskripsi permasalahan ini maka

penulis merumuskan dua pokok permasalahan yang akan

menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran desain grafis?

105Nuhidayat Muhammad Said, Disertasi: Perubahan Dakwah di

era global: Studi Anilisis terhadap respon umat terhadap media dakwah digital. Di ajukan untuk mencapai gelar doktor di bidang dakwah dan

komunikasi, (JakartaL: 2008) h. 120.

Page 185: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 185

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 185

2. Bagimana Implementasi desain grafis dalam

publikasi dakwah?

II. PEMBAHSAN

a. Pengertian

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dalam judul

makalah ini, perlu penulis berikan definisi pengertian judul

makalah ini, sebagai batasan kajian dalam makalah ini yang

berjudul‚Peran desain grafis terhadap publikasi dakwah‛

adalah: Ajakan untuk memperbaiki umat dengan

menggunakan program desain grafis sebagai media kemasan

dakwah untuk memudahkan mad’u(umat) memahami pesan-

pesan Islam yang dikonsturksi secara interaktif untuk

memperbaiki prilaku umat menjadi baik.

b. Landasan Normatif

Sebagai pijakan dalam kajian ini penulis berlandaskan

pada Hadis Rasulullah saw. Khotibunnasi ‘ala qadri

‘ukulihim artinya: Sampaikanlah informasi atau

berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat akal,

budaya, pikiran dan tingkat kecerdasannya.106

Makna yang

106

H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Cet. VII; Jakarta: BUmi

Aksara), h. 17

Page 186: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 186

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 186

tersirat dalam hadis ini, bahwa untuk menyampaikan pesan

agama perlu ada media penunjang untuk membantu Dai

dalam memudahkan mad’u menerima informasi agama dari

Dai dan Muballigh.

c. Teori

Kajian desain grafis terhadap publikasi dakwah pada

prinsipnya banyak teori sebagai pilihan untuk mengungkap

permasalah dalam proses transformasi pesan agama tetapi

penulis memilih teori McLuhan yang dikutip Stephen

sebagai pijakan paradigma untuk menelaah peran desain

grafis terhadap publikasi dakwah. Teori media McLuhan

mengatakan bahwa media adalah perpanjangan panca indra

manusia.107

Dalam aplikasi teori ini dapat dilihat dalam

skema sistem informasi berikut ini sebagai pola atau unsur-

unsur dalam mendesain pesan dakwah.

107

W. Stephen Littlejonh, Theory of Human Communication

(Usa Wadsworth Publishing Company, 1996), h. 362.

Page 187: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 187

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 187

d. Analisis

1. Peran Desain Grafis

Sebelum menganalisis peran desain grafis perlu

dideskripsikan peran desain grafis dalam lintasan sejarah

dalam perkembangan hidup manusia banyak mengandung

hal-hal yang filosofis, misteri, terhadap keunikan manusia

cara mencurahkan pikiran, perasaan, keinginan dan

kepentingannya. Keunikan manusia ini, melahirkan

peradaban yang maju dikala itu. Sebagai contoh karya

Masterpiesce tentang lukisan sapi betina sebagai alat

menggarap sawah di dinding gua yang pernah dibuat oleh

seniman masa lalu dengan teknologi apa adanya.108

Gambar

108op. cit, h. Kusdiyanto, h. 17.

Page 188: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 188

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 188

ini jika dilihat secara sepintas maka ia sepeleh tetapi telah

memberikan kontribusi besar terhadap inspirasi dari gambar

tersebut bagi pengembangan ilmu desain grafis selanjutnya.

Salah satu kekuatan karya-karya masa lalu adalah

menjadi rujukan inspirasi bagi desainer masa moderen

khususnya dibidang komputer grafis. Karya desainer grafis

masa pra-sejarah mengekspresikan perasaan seninya lewat

dinding goa, kulit binatang, pelepah kurma, kayu dan

dimana saja yang dapat mereka tulis sesuai kondisi

dimasanya.109

Perkembangan ini terus berlangsung sehingga

sampai pada masa komputerisasi hampir semua produk

karya manusia didesain lewat komputer. Ekspresi mereka ini

jika ditelaah juga mengadung nilai-nilai dakwah yang cukup

memberikan inspirasi dalam perkembangan teknologi

dewasa ini.

Sebuah karya desain grafis khususnya bidang seni

elektronik terbentuk dari prinsip-prinsip dari pengalaman,

variasi, irama (panjang lebar,tinggi rendah) sehingga dapat

dikatan garis sebagai sesuatu yang menungjang tanpa

dimensi. Garis secara terminologi adalah kumpulan titik-

titik. Semua gambar dapat berbentuk dari hasil kumpulan

titik. Hal ini tampak pada ekspresi pikiran, perasaan,

109ibid

Page 189: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 189

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 189

kepentingan yang kerap kali ditulis pada tembok, pasir,

kertas, kayu, batu, logam, daun, dan dinding.

Jika unsur alam dapat menghiasi bingkai pesan-pesan

dakwah bi al-Qalam elektronik yang dikemas lewat

komputer grafis maka dapat membantu otak menerima

informasi. Peran desain grafis terhadap publikasi dakwah

dapat membantu otak mad’u lewat pesan yang telah

dikemas dalam bentuk multimedia sebagaimana yang ada

sekarang adalah program hadis digital yang terdiri dari

sembilan kitab (kitabutis’ah).110

Dengan kemasan hadis

dalam bentuk kitab digital seperti ini dapat mempermudah

Dai dan Muballigh mendapatkan hadis yang berhubungan

dengan tema ceramah yang akan disampikan kepada mad’u.

Peran desain grafis mengolah data untuk memudahkan

panca indra mencernanya, serta dapat memacu adrenalin

untuk memahami hadis-hadis tersebut dengan model

animasi yang interaktif menerima pesan dakwah.111

Dalam

implementasi dakwah peran desain grafis dakwah sebagai

media untuk mengemas pesan-pesan dakwah sangat

memudahkan umat Islam untuk mengaksesnya dibanding

110op. cit., Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL

…h. 10. 111

Dani Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia

(Cet. II; Badung: Widya Press, 2009), h. 34.

Page 190: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 190

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 190

mencari kitab hadis yang belum diolah menjadi sebuah

pesan-pesan dakwah digital.

Pesan-pesan dakwah digital sampai sekarang ini masih

mengalami kendala dalam berbagai aspek akibat

keterbatasan Sumber Daya Dai dan Muballigh dalam bidang

desain grafis sebagai media produksi kemasan informasi.

Keterbatasan ini memperlambat penyebaran pesan-pesan

dakwah dalam mudahkan para Dai dan Muballigh dalam

mengakses hadis, Al-Quran, pandangan para ulama dalam

berbagai literatur disiplin ilmu demi kebutuhan dakwah

masih sangat minim.112

Hemat penulis untuk pengembangan

dakwah kedepan kemasan dakwah turut memberikan

akselerasi pesan-pesan dakwah kepada mad’u.

Pesan dakwah tidak boleh monoton lagi tetapi ia

laksana supermarket Dai dan Muballigh perlu menyediakan

berbagai macam pilihan kebenaran bagi mad’u sesuai

karakter budaya, tingkat pendidikan, yang dimiliki mad’u.

Kemasan yang lebih menarik untuk memberikan

ketertarikan kepada orang untuk mengikuti ajakan tersebut.

Memberikan ketertarikan pada sebuah elemen pesan dakwah

secara umum ada enam unsur yang harus saling terintegrasi

112

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Cet. I; Jakarta: Prenada Group,

2007), h. 73.

Page 191: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 191

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 191

yang digunakan dalam aplikasi program desain grafis

diantaranya sebagai berikut:

g. Teks/simbol: adalah dasar dari semua aplikasi

sebagai tampilan makna dilayar style fonts yang

ditampilkan dipilih yang nyaman dipandang mata

sehingga dapat menarik perhatian panca indra. Teks

adalah bagian dari desain grafis yang mempelajari

bentuk bentuk huruf yang sesuai dengan pesan yang

akan disampaikan.

h. Image: gambar atau vektor/bitmap kekuatan gambar

lebih kuat memengaruhi mad’u dibanding dengan

sebuah teks.

i. Movie: gerakan, sebuah pesan akan lebih menarik

jika terjadi motion (gerakan) dalam mendesain pesan

dakwah.

j. Animation: Begitupula animation merupakan unsur

yang harus ada dalam sebuah pesan dakwah. Unsur

animation yang bergerak dapat menjelaskan lebih

akurat jika dibandingkan dengan movie, kelebihan

animasi gambar dapat di ulang-ulang sesuai keingin

mad’u.

k. Sound: Suara yang disertakan memiliki kekuatan

tersendiri yang dapat mendramatisir pesan dakwah

Page 192: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 192

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 192

lebih menarik. Suara juga punya kelebihan jika

gambar bersuara sehingga memiliki karakter.

l. User Control: Kelengkapan fasilitas pesan dakwah

yang digunakan Dai dan Muabbligh untuk

mengendalikan program. Misalnya perpindahan dari

halaman kehalaman lainnya.113

Inilah hemat penulis

yang harus terintegrasi dalam sebuah pesan dakwah

yang akan dikemas dalam software desain grafis

dakwah.

Jika semua elemen ini dapat diintegrasikan dalam

mendesain pesan dakwah maka secara teoritis pesan dakwah

tersebut telah memiliki unsur estetika yang mudah dicernah

oleh panca Indra sebagaimana teori McLuhan tentang media

sebagai perpanjangan panca indra manusia. Karena

pentinganya hal tersebut sehingga di butuhkan

progrmammer Desain grafis dakwah yang memiliki

keterampilan dan ketajaman intuisi menyangkut keindahan

yang akan dikemas lewat komputer grafis.

Menurut Kusdiyanto bagi praktisi dakwah yang

selama sebagai akademisi desain komunikasi visual

113

Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising

Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h. 15.

Page 193: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 193

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 193

kecerdasan imajinasi seseorang sangat tergantung pada

kepekaan terhadap kemudahan seorang praktisi mendesain

produk dakwah lewat kemasan informasi dakwah yang

diproduksi secara khusus pada komputer grafis.114

Dalam

kajian ini khusus menggunakan fasilitas komputer grafis

untuk mengeksplorasi pesan-pesan dakwah.

Kajian ini khusus mendesain produk pesan dakwah

yang dikemas dengan teknologi komputer grafis sehingga

perlu mempelajari tahap-tahap dan unsur-unsur komputer

grafis dengan kemampuan masing-masing sehingga dapat

mengetahui daya jangkau dan kekuatan komputer grafis.

Kemampuan melakukan penyusunan unsur-unsur

dalam sebuah gambar, pesan dalam sebuah publikasi turut

menentukan kualitas informasi yang menakjubkan. Sebuah

produk yang tidak berguna bagi orang lain dapat dijadikan

sebagai produk yang bernilai tinggi jika telah disentuh oleh

ilmu desain grafis dakwah. Karena berdasarkan ada pesan

Tuhan tidak ada satupun ciptaan Tuhan yang ada dimuka

bumi ini dicipatakan sia-sia tetapi semua memiliki fungsi

yang orang belum temukan apa manfaat dan kelebihan

sebuah produk.115

Dengan bantuan program desain grafis

114Ibid., Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual… h. 15. 115Ibid., Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual… h. 15.

Page 194: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 194

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 194

kemasan informasi dakwah dapat menghasilkan karya yang

dapat merubah image seseorang menjadi lebih mudah

memahami ajaran Islam.

Unsur dalam sebuah objek pesan dakwah memiliki

sikap dan karakter masing-masing yang memiliki fungsi

sistemik saling menungjang dan memperteguh satu-sama

lain. Mulai dari titik, garis, gradasi warna, yang diproduksi

lewat sentuhan mouse dan key board sebagai alat input dari

komputer grafis dakwah.

Seorang desainer, dengan nalar perasaannya, dapat

membangun emosi secara permanen sehingga dapat

memancing sensasi, presepsi, sugesti, dan memperkayan

imajinasi orang yang menerima informasi itu dalam

berbagai bentuk seperti gambar, garis, simbol dan pesan

yang bersuara atau tersusun dari multimedia.

Kecerdasan imajinasi dapat muncul pada diri

seseorang dilatarbelakangi oleh beberapa faktor utama

yaitu: faktor membaca dan kebiasaan mengolah perasaan,

emosi yang diekspresikan lewat gagasan karya seni berbasis

digital pesan yang dapat memanjakan dirinya dan orang

lain. Desainer yang memasuki wilayah subejektifitas

karyanya dapat dinilai sebagai produk subjetifitas pula,

tetapi desainer yang memasuki wilaya rohani maka hasil

dan karyanya dapat bersifat universal sebagaimana sifat air,

Page 195: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 195

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 195

matahari, bunga, makanan, udara memiliki sifat universal

yang tidak pernah keluh-kesah memberikan bantuan kepada

manusia siapa saja tidak memilih dia dari agama apa dia

tetap istiqamah terhadap ketentuan Tuhan. Inilah puncak

pencapaian nilai estetika yang dieksperikan oleh alam

sebagai wahana manusia membaca fenomena alam sebagai

ibrah untuk membangun kecerdasan imajinasi.

Ciptaan Tuhan ini tidak pernah tersinggung, capek,

malas melayani manusia selama 24 jam mereka konsisten

terhadap kodrat yang telah ditentukan oleh Tuhan dengan

tampilan wajah yang indah dengan struktur alam yang

memiliki banyak paradigma. Hemat penulis inilah karya

seni yang memiliki nilai seni yang permanen. Konsep ini,

dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk memberikan

analogi bagi kemudahan perkembangan ilmu desain grafis

dakwah.116

Desain grafis dakwah yang professional perlu

mengetahui komposisi. Komposisi berarti pengorganisasi

unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis

dakwah untuk memanjakan mata mad’u jika mengakses

data. Atau dapat dimaknai juga komposisi menurut

Syariafudin komposisi adalah menempatkan sesuatu objek

116Op. cit., Kusdiyanto, h. 19.

Page 196: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 196

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 196

berdasarkan fungsinya/karakter yang tepat sehingga dapat

memudahkan panca indra manusia dalam mennyerap pesan-

pesan dakwah. Hal ini diperkuat oleh teori Mc Luhan bahwa

media adalah merupakan perpanjangan panca indra manusia

maka unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam kemasan

dakwah adalah prinsip-prinsip komposisi pesan dakwah

antara lain:

i. Kesatuan: Satu ide yang tersusun dari unsur-unsur

warna, garis, teks citarasa, yang saling mendukung

dan membentuk satu kekuatan karakter yang indah

dan menarik perhatian panca indra manusia.

j. Menentukan dominasi dalam sebuah titik fokus

sehingga pesan yang disampaikan bisa tepat sasaran.

Misalnya dalam sebuah karya desain grafik seni

budaya Islam. Terdapat brosur tentang sejarah

masuknya Islam di Maluku. Dalam tulisan itu di

tonjolkan tokoh pembawa Islam dengan menggunakan

bahasa khas sehingga orang dengan mudah inti pesan

yang disampikan. Begitu pula dalam dunia fotografi

ada titik fokus yang perlu ditonjolkan dalam

komposisi image (foto) sehingga mata dapat

mendeteksinya bahwa yang dimaksudkan dalam foto

ini adalah ini yang ditonjolkan atau pesan yang ingin

disampaikan.

Page 197: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 197

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 197

k. Dominasi Ukuran: sebuah karya desain grafis ukuran

memiiliki daya tarik tersendiri. Untuk semua bidang

perlu diberi sentuhan garis sehingga semua bidang

saling menunjang dan mengokohkan.

l. Dominasi Warna: Setiap karya ada warna yang

mendominasi sesuai visi dan misi dari semangat yang

melatabelakangi membuat sebuah karya. Gunakan

warna yang saling mendukung tidak kontra produktif

antara warna yang satu dengan warna yang lain.

Setiap sentuhan garis dan warna memiliki makna

filosofi yang memiliki nilai estetika.

m. Dominan pada letak/Penempatan: Faktor penunjang

sebuah karya seni desain grafis digital adalah

tempat/lingkungan dimana diletakkan atau dipajang

yang mudah dilihat oleh orang.

n. Menyatukan Arah: setiap karya harus memiliki poit of

view. Sebagai daya tarik awal bagi mad’u.

o. Menyatukan bentuk: Bentuk yang tidak boleh terlalu

rumit sehingga responden sulit mencernah person

yang ingin disampaikan. Dengan demikian pesan yang

disampaikan harus jelas, dan memiliki satu kesatuan

bentuk yang dapat memacu adrenalin responden

sehingga mudah dicernah.

Page 198: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 198

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 198

p. Keseimbangan atau balance yang dimaksudkan disini

adalah semua bidang ruang titik fokus objek yang

didesain memiliki simetris, memusat, dan menyebar.

Ke-3 model keseimbangan ini memilki karakter dan

kekuatan tersendiri, sebagai seorang desainer grafis

hanya perlu memperhatikan kondisi budaya dan naluri

(psikologi) responden setempat.

2. Implementasi desain grafis dakwah

Disiplin kajian ini termasuk pengembangan ilmu yang

berbasis ilmu terapan dalam rumpun ilmu dakwah, dengan

menggunakan peran desain grafis sebagai media penunjang

dalam melakukan kemasan dakwah lewat software desain

grafis yang secara spesifik sangat efektif bagi proses

transformasi pesan dakwah, baik secara verbal maupun non

verbal. Efektifitas peran desain grafis ini karena memiliki

fasilitas program estetika sehingga pesan dapat dikemas

semudah mungkin untuk mempermudah pesan dakwah yang

sulit difahami oleh mad’u tertentu.

Peran strategis ini, hemat penulis dapat

memaksimalkan tingkat penyerapan informasi dakwah

kepada mad’u. Pesan dakwah perlu dikemas dalam berbagai

kreasi bentuk informasi yang mudah dipahami oleh mad’u.

Page 199: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 199

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 199

Hal ini merupakan satu bentuk gagasan paradigma untuk

mengeksplorasi pesan-pesan Al-Quran, Hadis, dan artepak

budaya Islam yang banyak mengandung nilai-nilai dakwah

yang dapat memberikan proposisi atau pelajaran yang

berimplikasi pada perbaikan prilaku bagi mad’u.117

Proposisi atau pelajaran dalam implementasi dakwah

dikemas lewat software desain grafis sebagai media

pembantu dalam memberikan publikasi dakwah. Salah satu

contoh software yang dapat digunakan sebagai media

produksi dakwah yang interaktif melalui teknologi

informasi adalah sebagai berikut sesuai kekuatan masing-

masing software dalam melakukan kemasan dakwah:

1. Untuk membuat pemetaan dakwah, mapping dakwah,

dan bebagai macan fasilitas kemudahan yang

ditawarkan untuk memudahkan panca indra menyerap

informasi dakwah. Media software yang digunakan

adalah corelDraw yang ditemukan oleh Corel Corp di

Kanada. Software ini memiliki banyak kelebihan

dalam membuat gambar dan animasi.

117Muhammad Firdaus (Dosen Dakwah dan Komunikasi UIN

Alauddin) Makalah Komunikasi Islam dipresentasikan pada mahasiswa

program S3 di Universitas Alauddin Makassar pada tanggal 9 April

tahun 2001 jam 09.00 wit.

Page 200: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 200

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 200

2. Untuk melakukan Gerakan animasi vektor seorang

praktisi programmer dakwah dapat memilih software

animasi flas MX, Swis dan sejenisnya. Sedangkan

untuk mendesain pesan dakwah yang berbentuk film

menggunakan adobe premier, 3 D Max, 3 Maya dan

software sejenisnya. Karakter software ini bersifat

audio visual.

3. Untuk mendesain foto pilihan software yang

digunakan adalah: adobe photoshop, photo impact,

photo studio, swis max photo. Dan sejenisnya dapat

dapat merubah photo menjadi menarik. Hemat penulis

untuk menghasilkan karya yang monumnetal perlu

menggunakan Software original. Tetapi jika pemula

dapat menggunakan software yang dijual di counter

software.

4. Untuk mendesain audio yang telah banyak dipasarkan

di couter-counter penjual software audio seperti yang

digunakan oleh RRI, radio Swasta dan media conversi

pesan dalam berbagai ekstensi file.

5. Untuk mengkoversi dari data, flif book (bukuk

digital), Word ke Fdf, atau sejenisnya juga ada

software tersendiri yang dapat memberikan

Page 201: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 201

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 201

kemudahan dalam mengolah data dakwah yang akan

dipublikasikan.118

Semua contoh software desain grafis tersebut saling

terkait dan terintegrasi dalam melakukan kemasan dakwah.

Pada prinsipnya banyak yang dapat dilakukan oleh praktisi

dawkah yang bergerak dibidang kemasan dakwah seperti

mengeksplorasi seni budaya Islam ini. Mendapatkan hasil

publikasi dakwah yang lebih elegan serta dapat diakses bagi

siapa saja yang membutuhkan seni budaya Islam sebagai

pilihan informasi Islam yang berbasis digital. Desain grafis

Dakwah ini bukan sekedar sarana dakwah dan komunikasi

tetapi ilmu yang membahas tentang pencitraan dakwah

lewat kemasan produk-produk dakwah memudahkan panca

indra mad’u menyerapnya.119

Dengan demikian mad’u

(penerima informasi) dimanjakan dengan berbagai macam

sentuhan sugesti estetika yang dapat memacu adrenalin

anda dari tidak senang menjadi senang.

118Hendi Hendratman, After Effect Versi 7.0: Videografi,

Animasi (Cet. I; Bandung: Media Komputindo, 2009), h. 19. 119Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book.

Third Edition (Londonn Usa, Canada: Routledge aylor & Prancis Group,

2003), h. 280.

Page 202: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 202

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 202

Desain grafis dakwah merupakan cabang dari

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang secara khusus

mengeksplorasi cara mengemas pesan dakwah dengan

menggunakan teknologi komputer grafis sebagai media

dalam memproduksi pesan dakwah.120

Kecanggihan program

desain grafis lewat lembaran eletronik yang dimiliki dapat

mempermudah praktisi dakwah mengeksplorasi pesan-pesan

dakwah dengan berbagai kemasan dakwah dalam berbagai

kemasan.121

Pesan-Pesan Multimedia dakwah yang telah dikemas

dalam sebuah software desain grafis dapat melahirkan

sebuah database informasi agama yang dapat memudahkan

mad’u dalam mengakses informasi sebagai kebutuhan untuk

menambah ilmu pengetahuan lewat informasi yang

disediakan oleh media publikasi dakwah kontemporer.

Sebagai contoh software maktaba syamila, hadis digital,

Iqra Digital Al-Quran Digital, kamus bahasa Arab, dan

sejenisnya. Semua ini memberikan kemudahan panca indra

120Berger, What Is Communication, (Cet. New Yok: Seage Press,

2010), h. 21 121

Syarifudin, Sistem Informasi Dakwah, (Cet. I; Makassar:

Alauddin Press, 2010), h. 56.

Page 203: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 203

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 203

mad’u memahami Islam.122

Semua produk desain grafis

dakwah yang telah diproduksi lewat software desain grafis

dapat dipublikasikan dalam berbagai macam model media

seperti: Radio, Televisi, Telephon seluler, SMS, Melalui 3G

(Hp yang memiliki fasilitas 3G), Bahasa Pemograman,

Seperti visual basic, Cobol, java script, HTML, email

Blogger, website dan sejenisnya.

Dakwah masa depan juga harus memberikan cita rasa

kepada umat. Semakin banyak pilihan kemasan informasi

semakin cepat transformasi pesan-pesan agama sampai

kepada mad’u.

III. KESIMPULAN

1. Peran Desain Grafis sangat signifikan dalam

melakukan kemasan publikasi dakwah, karena

program ini memiliki banyak perspektif, citarasa dan

paradigma untuk mengolah data (kemasan data

dakwah). Hal dapat memudahkan panca indra mad’u

dalam menerima informasi agama lewat sentuhan

gradasi warna yang dapat membantu panca indra

122

Syarifudin, Bimbingan Dakwah Digital: Media Publikasi

Dakwah (Makassar: Alauddin Press, 2010), h. 17

Page 204: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 204

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 204

manusia untuk menyerap pesan-pesan agama dengan

efektif.

2. Implementasi desain grafis dakwah membuat

pemetaan dakwah, Media software yang digunakan

adalah corelDraw yang ditemukan oleh Corel Corp di

Kanada. Software ini memiliki banyak kelebihan

dalam membuat gambar dan animasi. Sedangkan

untuk melakukan gerakan animasi vektor seorang

praktisi programmer dakwah dapat memilih

software animasi flas MX, Swis dan sejenisnya.

Sedangkan untuk mendesain pesan dakwah yang

berbentuk film Untuk mengkoversi dari data, flif

book (bukuk digital), Word ke Fdf, atau sejenisnya

juga ada software tersendiri yang dapat memberikan

kemudahan dalam mengolah data dakwah yang akan

dipublikasikan. Semua hasil produksi ini dapat

disesuaikan dengan media Radio, Televisi, Telephon

seluler, SMS, Melalui 3G (Hp yang memiliki

fasilitas 3G), Bahasa Pemograman, Seperti visual

basic, Cobol, java script, HTML, email Blogger,

website dan sejenisnya.

Page 205: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 205

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 205

Pustaka

Berger, What Is Communication, Cet. New Yok: Seage Press, 2010.

Darmawan, Dani. Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia Cet. II; Badung: Widya Press, 2009.

_____, Komunikasi Data Digital, Cet. II; Yogyakarya: Andi Press, 2008.

H. M. Arifin, Psikologi Dakwah Cet. VII; Jakarta: BUmi Aksara.

Hendi Hendratman, After Effect Versi 7.0: Videografi, Animasi (Cet. I; Bandung: Media Komputindo, 2009), h. 19.

Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book. Third Edition (Londonn Usa, Canada: Routledge aylor & Prancis Group, 2003), h. 280.

Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising Multimedia Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007.

Kasman, Suf Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia: Analisis isi Pemberitaan Harian Kompas dan Republika Cet. I; Balai Litbang dan Diklat Kementrian Agama, 2010.

Littlejonh, W. Stephen. Theory of Human Communication Ney York: Usa Wadsworth Publishing Company, 1996.

Page 206: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 206

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 206

Mulayana, Deddy. Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. IV; Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009.

Purbo, Ono W. e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL Cet. I; Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age, 2002.

Said, Nuhidayat Muhammad. Disertasi: Perubahan Dakwah di era global: Studi Anilisis terhadap respon umat terhadap media dakwah digital. Di ajukan untuk mencapai gelar doktor di bidang dakwah dan komunikasi, JakartaL: 2008.

Syarifudin, Bimbingan Dakwah Digital bagi usia dini dan Remaja Makassar: Alauddin Press, 2010.

Syarifudin, Sistem Informasi Dakwah, Cet. I; Makassar: Alauddin Press, 2010.

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia Cet. XXIII; Jakarta: PT. Gramedia, 1996.

Joseph DeVito, Human Communication: (New York:

Harper Collins Publishers Inc,1996.

Joseph DeVito, Elements of Public Speaking: Fourth Edition New York: Harper Collins Publishers

Inc,1998.

Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011.

George M. Scott, Principles of Information Management System di terjemahkan oleh Nasiri Budiman dengan

Judul: Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen

Cet, VII; Jakarta: PT. Grafindo, 2002..

Page 207: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 207

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 207

Colin Coulson Thomas, Public Relation A Practical Guide diterjemahkan oleh: Tarech Rasyid dengan judul; Public Relations: Pedoman Praktis untuk PR Cet. IV;

Jakarata: Bumi Akara, 2005.

H. Nasuka, Teori Sistem: Sebagai Salah satu Alternatif Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama Islam Cet. I;

Jakarta: Prenada Group, 2005.

Dani Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia

Cet. II; Badung: Widya Press, 2009.

Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi, Organisasi, serta Pendidikan Cet. II;

Bandung: Informatika, 2008.

Engjang As, Etika Dakwah: Suatu Pendekatan Teologi Filosofis Cet. I; Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.

Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data Cet.

II;Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008.

Abu Abdillah Ibnu Mustamil, Al-Ajwibah al-Mufida ‘an AS-ilah al-Manhij al-jadidah diterjemahkan dengan judul Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah II Cet.

II; Surakarta: Al-Madinah, 1998.

Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif Jurnalistik (Cet. I; Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2009.

Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu

offset, 2012.

Page 208: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 208

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 208

Andi Purmono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash Cet. II; Bandung: Andi press, 2009.

Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing Cet. II; Bandung: Informatika,

2007.

Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep, Aplikasi, dan Perkembangannya Cet. I; Yogyakarta:

Andi Press, 2008.

Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga Dimensi Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo,

2006.

Wahana Komputer, Pembuatan Program Sistem Informasi Akademik berbasis ASP Cet. I; Jakarta: Salemba

Infotek, 2005.

Marshal McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man (New York: McGrw Company, 1964). Dalam

Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi, Strategi Dan Komunikasi Politik Indonesia Cet. I; PT. Balai Pustaka, 2003.

Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL Cet. I;

Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age,

2002.

Deddy Mulayana, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet. IV;

Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009.

Syarifudin, makalah Teknologi Informasi Dakwah

diseminarkan pada mahasiswa PASCASARJANA

Page 209: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 209

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 209

program S3 (Doktor) di Universitas Alauddin

Makassar tanggal 17 April 2011 jam 10.00 wit.

W. Stephen Littlejonh, Theory of Human Communication

Usa Wadsworth Publishing Company, 1996.

Werner J. Severin dan James W. Tangkard, Communication Theories: Original, Methods and Uses in the Mass Media, diterjemahkan oleh: Sugeng Hariyanto dengan

judul Teori Komunikasi: Sejarah Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Cet. II; Jakarta: Kencana

Prenada media group, 2007.

John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital Cet.

II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.

Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising Multimedia Cet. I; Yogyakarta: Andi

Press, 2007.

Ahmad Sumanto, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis Bagi Jurnalis Muslim, Cet. Bandung: Mizan 2002.

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi Cet. III; Bandung:

Rosdakarya, 2006.

Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, Cet. I;

Yokyakarta: Andi Press, 2006.

Informatika Bandung, Sistem Informasi dalam Berbagai Macam Perspektif: Manusia dan sistem informasi,

Teknologi dan Sistem Informasi, Organisasi dan

Sistem Informasi serta Pendidikan dan sistem

informasi Cet. I; Bandung, 2006.

Page 210: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 210

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 210

Nurudin, Sistem Komunikasi di Indonesia Cet. I; Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada, 2004.

Althoff, Philip and Rush, Michael. 1997. Pengantar

Sosiologi Politik (Terjemahan Kartini Kartono).

Jakarta: Rajawali Press.

Cholisin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Yogyakarta:

UNY Press.

Kantaprawira, Rusadi. 1990. Pendekatan Sistem dalam

Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Sinar Baru.

Muhtadi, Asep Saeful. 2008. Komunikasi Politik Indonesia

(Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru). Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Nasiwan. 2009. Teori-Teori Politik. Yogyakarta: UNY

Press.

Nasution, Zulkarimein. 1990. Komunikasi Politik, Suatu

Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahman. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sastroatmodj, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang:

IKIP Semarang Press.

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Susanto, Astrid S. 1985. Komunikasi Sosial di Indonesia.

Bandung: Bina Cipta.

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/pengaruh-iklan-

politik-sebagai-alat.html#ixzz28XHCtuRl

Page 211: Syarifudin, desain grafis

Syarifudin: Desain Grafis 211

Dr. Syarifudin; Desain Grafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 211

Biografi Penulis: Syarifudin Ambon, Menyelesaikan S1 di Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Ambon tahun 2002, dan S2 di Jurusan

Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar 2010 dengan konsentrasi

Sistem Informasi Dakwah dan Komunikasi 2004. S3 Teknologi Informasi

Dakwah dan Komunikasi. Staf pengajar Komunikasi Penyiaran Islam dan

Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ushuluddin. Kompetensi inti pada bidang

Teknologi Desain Informasi, Multimedia-Based Instructional Design, dan Knowledge

Community. Penulis aktif, sebagai pemakalah dalam berbagai Seminar Nasional, instruktur

pada model pembelajaran berbasis Multimedia dakwah dan Komputer. Memegang Sertifikasi

Microsoft, JENI (Java Education Network Indonesia). Ketertarikan penulis dalam bidang

implementasi Teknologi Informasi Dakwah dan pendidikan ICT.