Download - Sukses KPBU Dalam Membangun Infrastrukturkpsrb.bappenas.go.id/data/filemajalah/Edisi 7 Sukses KPBU Dalam... · Indonesia (PT LTI), ... ciptakan sistem smart city, agar dapat menjadi

Transcript

1sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

sustaining

PaRtnERsHiPMEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA

Sukses KPBU Dalam Membangun Infrastruktur

Edisi Success Story 2017

2 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

EditoRialindEks

4

Selain kota-kota besar di negara berkembang dan maju, Indonesia juga memunyai cerita sukses dalam pemenuhan infrastruktur melalui skema pembiayaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) di beberapa daerah yang ada di Nusantara.

Tata cara pelaksanaan pengadaan badan usaha kerja sama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

Fokus

14

Dengan beroperasinya Palapa Ring sesuai target, generasi muda yang kreatif dapat dengan cepat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya sekaligus memajukan perekonomian di daerah bahkan negara.

Regulasi

16 Snapshot

10 Top Event

Pembahasan perihal Belajar KPBU dari Proyek Gold Coast Light Rail Australia oleh Mohammad Taufiq Rinaldi, Perencana Muda di Direktorat Kerja Sama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.

Foto-foto mengenai proses pengerjaan Pembangunan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur yang dibangun di atas lahan 4,2 hektare dengan skema KPBU yang terus digiatkan agar selesai tepat waktu.

Istilah fiber optik dalam kurun waktu belakangan ini kerap kita dengar, terlebih ketika pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membangun infrastruktur Palapa Ring dengan berbagai kelebihan atau keuntungan, baik skala makro maupun mikro.

20 Mitra

Lima bisnis inti yang digeluti PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI), tiga di antaranya telah memberikan andil pada laba perusahaan hingga 70 persen, yakni bisnis elektronik pada bidang pertahanan, perkeretaapian, dan energi terbarukan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani terus meyakinkan swasta dan pemerintah daerah tentang arti pentingnya pembangunan infrastruktur dalam skema KPBU.

Sri Bagus Guritno, Direktur Kerjasama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun Bappenas, menjelaskan tentang partisipasi masyarakat dalam pembiayaan KPBU melalui lembaga non-bank, seperti asuransi, Dana Pensiun, BPJS dan lain-lain. Dari sini, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan finansial.

22 Inspirasi

Daftar isi 18 Ragam Inovasi

24 Kabar KPBU

27 Kolom

3sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

EditoRialindEks

Indonesia merupakan negeri yang

kaya dan raya. Salah satu buktinya

adalah banyaknya kabupaten/kota

serta provinsi di Indonesia. Akan tetapi,

sebagai negara yang sedang berkem-

bang tidak semua daerah yang ada di

negeri ini memiliki infrastruktur yang

memadai, lengkap, dan canggih.

Dengan kata lain, untuk berubah dari

negara yang sedang berkembang men-

jadi negara maju, Indonesia membu-

tuhkan ketersediaan infrastruktur yang

memadai dan canggih. Infrastruktur se-

cara langsung maupun tidak langsung

mampu mendorong tumbuhnya pereko-

nomian suatu daerah, bahkan negara.

Yang jelas, keinginan dan jalan un-

tuk menjadi negara maju sedang diper-

siapkan oleh pemerintah. Hal tersebut

dapat dilihat dari banyaknya pemba-

ngunan infrastruktur di seluruh ne-

geri. Tengok saja pembangunan Light

Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit

(MRT), sanitasi, Sistem Pengelolaan Air

Minum (SPAM), jembatan, jalan tol dan

lain sebagainya.

Tidak hanya itu, setiap kota di negeri

ini, selain menyediakan infrastruktur ter-

sebut juga berlomba-lomba untuk men-

ciptakan sistem smart city, agar dapat

menjadi kota yang menjaga kelestar-

ian lingkungan dan bersahabat dengan

para pekerja. Jika bicara mengenai in-

frastruktur atau fasilitas sebuah kota,

tentu juga berbicara ketersediaan ang-

garan dana suatu daerah atau kota un-

tuk membiayai pembangunan berbagai

macam fasilitas sebuah perkotaan.

Yang jelas, tidak semua Anggar-

an Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) diperuntukkan untuk membia-

yai pembangunan infrastruktur yang

diinginkan atau diharapkan. Artinya,

masih banyak bidang-bidang lainnya,

seperti kesehatan, pendidikan, kebu-

dayaan, sosial, dan agama yang juga

membutuhkan penyerapan anggaran

dari APBD.

Di sisi lain, pembangunan infrastruk-

tur sangat dibutuhkan. Pada kondisi ini-

lah kemudian skema pembiayaan kerja

sama pemerintah dengan badan usaha

(KPBU) dapat menjadi solusi. Prinsip

dari skema ini tidak lain dan tidak bukan

adalah gotong royong. Melalui skema

pembiayaan KPBU ini, pemerintah,

BUMN/BUMD, serta swasta bahu-mem-

bahu dalam membiayai untuk mengak-

selerasikan pembagunan.

Masing-masing pihak atau lembaga

saling bekerja sama serta mengambil

bagian kerja atau peranannya masing-

masing. Yang jelas, pada skema KPBU

ini, ada paradigma yang berubah, bah-

wa dalam membangun ketersediaan

infrastruktur suatu wilayah,tidak harus

dibangun ataupun dikerjakan oleh pe-

merintah.

Semua pihak harus berperan dan

mendapatkan kesempatan untuk mem-

berikan yang terbaik bagi sebuah kota

atau wilayah. Berangkat dari pemikiran

dan keinginan untuk menularkan pe-

mikiran kreatif mengenai skema KPBU

itulah, redaksi Majalah Partnership te-

rus mengawal sekaligus mendorong

ketersediaan serta akselerasi pemba-

ngunan infrastruktur suatu daerah me-

lalui berbagai macam informasi. Semo-

ga bermanfaat dan selamat membaca.

Salam hormat,Redaksi.

Catatan REDaksi

Akselerasi Pembangunan dengan Skema KPBU

SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWABDirektur Kerjasama Pemerintah

Swasta Rancang Bangun

PEMIMPIN REDAKSIAde Hendraputra

DEWAN REDAKSIDadang JusronReghi Perdana

Astu Gagono KendartoNovie Andriani

Mohammad Taufiq RinaldiMuch NurachmadAhmad Yudistira

Dhianti Afifah Nabila YudhyHartono Kurniawan

Fildzah AmalinaElly DamayantyNur Wulandari

REDAKTUR PELAKSANAYan Kurniawan

JURNALIS/ASISTEN REDAKTUR PELAKSANAMunib Ansori

ANALISIS BERITA Alia Fachrunnisa

EDIToR Lukman Ajis Salendra

REPoRTERRaflis Rusdi

Thomas Febrian H

PENERJEMAH Khairil Zamarel

FoToGRAFERHari Ambari

ILLUSTRAToR/MEDIA DESIGNERAldrian Agusta

TENAGA PENDUKUNG Lilis Mardiana

ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

FoTo CovER: HARI AMBARI

ALAMAT REDAKSIJalan Taman Surapati

Nomor 2 Jakarta 10310Telepon (021) 31934175, Faksimile (021) 31923813

1SUSTAINING PARTNERSHIP EDISI SPAM DAN SANITASI 2017

SUSTAINING

PARTNERSHIPMEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA

Sukses KPBU dalam Membangun Infrastruktur

Edisi Succes Story 2017

4 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

Cerita Sukses KPBU dalam Membangun Infrastruktur

fokusfokus

Selain kota-kota besar di negara berkembang dan maju, Indonesia juga mempunyai cerita sukses dalam pemenuhan infrastruktur melalui skema pembiayaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) di beberapa daerah yang ada di Nusantara.

Selain kota-kota besar di negara

berkembang dan maju, Indo-

nesia juga mempunyai cerita

sukses dalam pemenuhan infrastruktur

melalui skema pembiayaan kerja sama

pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Berbicara mengenai hal tersebut,

Plt. Dirjen Bina Keuangan Daerah Ke-

menterian Dalam Negeri (Kemendagri)

RI, Syarifuddin, mengatakan bahwa

kebijakan atau inovasi di bidang peng-

adaan barang jasa yang disebut KPBU

memang hal baru. Hal itulah yang ke-

mudian menjadi tugas bersama untuk

memberikan masukan soal pemba-

ngunan infrastruktur melalui skema

pembiayaan yang efektif dan solutif

seperti KPBU ini.

Sebab, skema KPBU juga telah di-

perkuat melalui Peraturan Menteri (Per-

men) Dalam Negeri Nomor 96 Tahun

2016 yang mengatur mekanisme pem-

bayaran penyediaan infrastruktur mela-

lui availability payment.

Dengan kata lain, dalam proses

pengadaan barang dan jasa, KPBU ha-

rus dilihat sebagai sebuah pengecuali-

an dari pelaksanaan Undang Undang

Nomor 1 Tahun 2014.

Jadi ketika membaca undang-un-

dang tersebut, terdapat suatu kesan

bahwa tidak boleh ada tindakan peme-

Proyek jalan tol

HARI AMBARI

5sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

fokusfokus

rintah daerah yang berimplikasi terha-

dap pengeluaran APBD yang tidak atau

belum dianggarkan dalam APBD.

Syarifuddin menambahkan, ter-

jemahan lain dari skema KPBU adalah

pelaksanaan Peraturan Pemerintah No-

mor 50 Tahun 2007 yaitu mengenai ker-

ja sama daerah. Dalam aturan tersebut,

dijelaskan bahwa kerja sama daerah

dapat dilakukan antara daerah dengan

pemerintah dan pemerintah daerah

lainnya serta kerja sama dengan pihak

ketiga. “Di sisi inilah kemudian kita da-

pat melihat peranan langsung dari ske-

ma pembiayaan dari KPBU,” jelasnya.

Katanya, KPBU itu tidak terbatas

pada Badan Usaha Milik Daerah saja,

tetapi juga bisa dengan Badan Usa-

ha Milik Negara. Artinya, untuk daerah

kabupaten/kota harus mendapatkan

dukungan dari Gubernur. Sedangkan

untuk provinsi harus mendapatkan du-

kungan Menteri Dalam Negeri. Sebab

untuk panduan daerah, pihaknya telah

menerbitkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 96 Tahun 2016 yang

mengatur mengenai pembayaran atas

ketersediaan layanan melalui KPBU.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol

(BPJT), Herry Trisaputra Zuna me-

maparkan, bahwa skema pembiaya-

an KPBU merupakan peluang dalam

mempercepat penyediaan dan pem-

bangunan infrastruktur.

Sesuai dengan kata pepatah, ‘se-

lalu ada yang pertama untuk semua

hal’, maka harus dicoba terlebih da-

hulu menggunakan pilot project untuk

skema KPBU. Sebab untuk infrastruk-

tur jalan tol nasional sangat memung-

kinkan untuk menerima dukungan dari

pemerintah daerah, walaupun untuk

jalan non-tol probabilitasnya lebih be-

sar lagi. Karena jalan dibagi sesuai hi-

erarki, yaitu jalan lokal, jalan provinsi,

dan jalan nasional. “Untuk itu kita laku-

kan dengan skema availability payment

(AP). Jadi kalau dulu daerah berlomba-

lomba menasionalkan jalannya karena

keterbatasan dana, sekarang mestinya

daerah lebih confident untuk mengelo-

la jalannya sendiri sesuai kewenangan

dengan skema KPBU,”ungkapnya.

Minat Daerah padaSkema KPBU

Kepala Subdirektorat Evaluasi Du-

kungan Pemerintah Kementerian Ke-

uangan, Jimmy Situmorang menga-

takan bahwa perkembangan yang

sekarang ini, banyak kepala daerah

yang tertarik untuk menggunakan Proyek MRT Jakarta

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Sumantri Brodjonegoro

ISTIMEWA

DoK MRT JAKARTA

6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

fokusfokus

skema KPBU. Hal ini terjadi karena

pemerintah daerah memahami bahwa

keterbatasan anggaran mereka tak da-

pat lagi ditutup dengan Anggaran Pen-

dapatan dan Belanja Negara (APBN)

sehingga skema KPBU menjadi pilihan

untuk diterapkan.

”Mereka (kepala daerah) akan se-

makin banyak ke depannya. Bahkan

Kemenkeu bersama Menteri PUPR,

juga Menteri Dalam Negeri bertemu

dengan 30 kepala daerah yaitu tiga

Gubernur dari Papua Barat, Aceh, dan

Jakarta serta 27 Wali Kota lainnya. Me-

reka dipilih karena dipandang memiliki

kapasitas yang tepat dan cukup baik.

Mudah-mudahan kondisi ini akan men-

dorong skema KPBU untuk semakin

sukses ke depannya,” ujar Jimmy.

Dia pun mengakui bahwa hing-

ga saat ini masih banyak yang belum

mengetahui tentang skema KPBU, oleh

karena itu diadakan sosialisasi. Menu-

rut dia, Kementerian Keuangan siap

memberikan pemahaman seperti apa

detail project, bagaimana kajian hu-

kum, kajian teknis, kajian keuangan,

dan kajian lingkungan, sehingga diha-

rapkan project pemerintah disiapkan

dengan baik dan matang agar menda-

patkan dukungan.

Membaca Masa DepanIndonesia 2045

Terkait dengan cerita sukses ter-

sebut Menteri Perencanaan Pemba-

ngunan Nasional Indonesia/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas), Bambang Per-

madi Soemantri Brodjonegoro, me-

nyampaikan bahwa pada tahun 2045,

diharapkan Indonesia akan menjadi ne-

gara maju yang dapat mensejahterakan

rakyatnya. Harapan ini juga merupakan

keinginan Presiden Joko Widodo seba-

gaimana yang disiapkan oleh Bappe-

nas untuk perayaan Indonesia di Hari

Kemerdekaan yang ke-100 kelak.

Sedangkan tahun 2030 merupakan

titik tengah masa tersebut, sehingga se-

mua perencanaannya perlu disiapkan

secara matang. “Kalau untuk generasi

kita, sering terdapat anggapan bah-

wa orang tua masih terlalu lambat da-

lam segala hal. Namun, untuk negara,

masa semacam ini adalah milestone,

yaitu masa untuk menentukan apa-

kah negara sudah mengarah kepada

karakter negara yang maju dan rakyat

sejahtera,” papar Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional Indonesia/Ke-

pala Badan Perencanaan Pembangun-

an Nasional (Bappenas), Bambang

Permadi Soemantri Brodjonegoro, di

Semarang, Jumat (15/12). Bappenas

yang bertanggung jawab pada peren-

canaan jangka panjang sudah harus

meng-upgrade rencana komponen

Proyek air minum Umbulan

DoK PUPR

7sustaining PaRtnERsHiP Edisi transportasi Massal pErkotaan 2017

fokusfokus

HARI AMBARI

jangka panjang. Pada masa Presiden RI Soeharto, rencana

tersebut dituangkan dalam bentuk Repelita (Rencana Pemba-

ngunan Lima Tahun), lalu setelah reformasi perencanaan jang-

ka panjang dicanangkan untuk periode 2005-2025, sedangkan

mendatang direncanakan untuk periode 2025-2045.

Harapannya, kondisi ideal yang diimpikan negeri ini ada-

lah masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia unggul,

yaitu manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, pembangunan merata dan inklusif, pembangunan

berkelan jutan, ekonomi yang maju dan berkelanjutan, ser-

ta membuat negara yang demokratis. Keempat komponen ini

juga menjadi ciri-ciri dari negara maju.

Bambang mengatakan bahwa tidak ada satupun manusia

di negeri ini yang menginginkan Indonesia, menjadi negara

yang biasa-biasa saja. Dirinya kemudian mengkritik bahwa di

Indonesia, yang terasa kurang adalah bagaimana bermimpi

dan mewujudkan mimpi.

“Saya perhatikan di Indonesia yang kurang adalah bagai-

mana bermimpi dan mewujudkan mimpi, kadang responsnya

adalah sinis atau terlalu pesimistis. Sehingga tawaran bermim-

pi menjadi negara maju ini dianggap gila. Padahal, di negara

maju, Amerika misalnya, para warga negaranya mempunyai

dream kemudian berupaya untuk mencapai dream tersebut. Herry Trisaputra Zuna

Proyek Makassar New Port

R PANGGABEAN

8 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

fokusfokus

Di Indonesia orang bermimpi malah di-

musuhi, bukan jadi model yang diikuti

oleh yang lain,” ujarnya.

Bambang juga mengulas tentang

agenda yang menyangkut demografi

atau kependudukan dalam konteks

masa depan negara maju. Saat ini,

penduduk Indonesia berjumlah 260 juta

sedangkan pada 2045 mendatang di-

perkirakan jumlahnya 320 juta.

Total Fertility Rate (TFR) adalah jum-

lah anak per keluarga yang sejak masa

Soeharto diupayakan untuk dikontrol

menggunakan program Keluarga Beren-

cana (KB). Kenyataannya, hingga saat

ini, TFR Indonesia masih 2,5 anak yang

artinya setiap keluarga memiliki dua

atau tiga anak. Kecenderungan gaya hi-

dup dan cara pandang mengenai hidup

akhirnya membuat TFR kelak akan tu-

run menjadi 2,1 anak bahkan turun lagi

menjadi 1,9 anak dan keberhasilan itu

tercapai karena program tersebut terus

disosialisasikan oleh pemerintah.

Dia mengatakan bahwa pada tahun

2010 jumlah penduduk tidak produktif

yaitu usia pensiun, balita dan anak-

anak lebih besar sehingga bergantung

pada jumlah penduduk produktif. Kelak,

jumlah penduduk produktif lebih besar

dari jumlah usia penduduk yang tidak

produktif.

Begitupun dengan pertumbuh-

an ekonomi di negara lain yang perlu

diperhatikan dan dipelajari. Jepang

yang berhasil memajukan pertumbuh-

an ekonomi yang baik, ternyata pernah

hanya naik 1 persen karena tak punya

lagi sumber untuk mendorong pertum-

buhan ekonominya sehingga upaya pe-

ningkatan pertumbuhan ekonomi tidak

bisa dianggap remeh.

Penduduk Indonesia kelak mayori-

tas tinggal di perkotaan. Saat ini saja,

50 persen penduduk Indonesia tinggal

di perkotaan. Pada tahun 2045, diper-

kirakan 70 hingga 80 persen masya-

rakat Indonesia tinggal di perkotaan.

Kota-kota di Pulau Jawa akan semakin

maju sehingga kelak Pulau Jawa akan

dikenal sebagai Pulau Kota. Angka ur-

banisasi melonjak sampai 90 persen

sehingga nantinya istilah metropolitan

menjadi tak dikenal karena sebutan

megapolitan akan lebih populer. Ada

beberapa tempat pertemuan kota yang

semakin maju seperti di wilayah antara

Jakarta-Bandung ataupun Jakarta-

Tangerang.

Bagaimanapun juga, menuju nega-

ra maju bukan bertumpu pada sumber

daya alam lagi namun lebih kepada

sumber daya manusia. “Pendidikan

adalah faktor penting, agar manusia

yang dibentuk berkualitas dan terdidik.

Lihat saja, mana ada negara maju yang

hidup karena sumber daya alam. Sum-

ber itu justru dapat menjadi kutukan

kalau kita tidak dapat mengolahnya,”

Proyek Mass Rapid TransitDoK LRT JAKARTA

9sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

fokusfokus

papar Bambang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia

sekarang masih sulit karena hingga

sekarang ini masih mengandalkan kon-

sumsi rumah tangga, dan penduduknya

belum beralih ke investasi. “Jadi kita bu-

tuh investasi agar pertumbuhan eko-

nomi dapat melesat secara luar biasa.

Resep Jepang, Cina, dan Korea men-

jadi negara maju adalah investasi baik

dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Negeri ini juga harus mengacu pada

manufaktur meski telah lama dikenal

sebagai negara agraris yang bertumpu

pada pertanian. Bila sekarang Indone-

sia masih pada pengolahan sumber

daya alam, maka untuk mendatang le-

bih pada pengelolaan dalam berbagai

bidang manufaktur.

Tidak hanya manufaktur, sektor pari-

wisata ternyata juga sangat potensial

dan mendukung untuk perubahan di

masa depan jika dikelola dengan baik.

Salah satu bentuk pengelolaannya

adalah dengan menyediakan berbagai

macam infrastruktur pendukung dalam

dunia wisata Indonesia, baik transpor-

tasi, jalan tol, jembatan dan segala

macamnya.

Sebab, sebagai negara kepulau-

an, Indonesia memiliki karakter yang

berbeda di setiap wilayah. oleh sebab

itu, karakter-karakter tersebut harus

ditelaah dan dibangun fasilitas pen-

dukungnya guna menunjang sektor

kepariwisataan Tanah Air agar tidak

kalah dengan negara tetangga seperti

Thailand atau Malaysia. Salah satunya

adalah dengan menggunakan skema

pembiayaan KPBU.

Jalan tol Becakayu.

R ADRI

Tol Bali Mandara, Bali

TANJUNG BENoA BALI

10 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

toP EvEnttoP EvEnt

Palapa Ring dan Pertumbuhan Industri DigitalDengan beroperasinya Palapa Ring sesuai target, para generasi muda yang kreatif dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, sekaligus memajukan perekonomian di daerah bahkan negara.

Pada era kemajuan Ilmu Pe-

ngetahuan dan Teknolo-

gi (IPTEK), internet dan ke-

mudahan sekaligus kemu-

rahan dari sistem teknologi komunikasi

dan informasi menjadi suatu hal yang

krusial. Kenapa tidak, selain dapat me-

mudahkan seseorang untuk berkomu-

nikasi dengan orang lain dalam waktu

dan tempat yang tidak terbatas, kema-

juan dari IPTEK ini juga menjadi salah

satu penggerak roda perekonomian su-

atu kota bahkan negara melalui indus-

tri digital.

Lebih jauhnya, kemajuan sistem

komunikasi digital ini juga dapat meng-

gerakkan roda perekonomian di suatu

kota bahkan negara. Terkait hal ter sebut,

Menteri Perindustrian RI, Airlangga Har-

tarto, menyampaikan industri digital di

Indonesia tumbuh 9,98-10,7 persen per

tahun atau dua kali lipat dari pertum-

buhan ekonomi nasional. Lebih lanjut,

ia mengungkapkan pada tahun 2019,

industri digital nasional diproyeksikan

tumbuh di atas 11 persen per tahun.

“Pertumbuhan yang positif ini seja-

lan dengan target proyek pembangun

an serat optik Palapa Ring yang renca-

nanya rampung pada akhir 2018,” ung-

kapnya.Roket Ariane yang membawa satelit Palapa S3

ISTIMEWA

11sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

toP EvEnttoP EvEnt

Hal ini dapat dilihat dari banyak-

nya generasi-generasi yang lahir an-

tara tahun 1980-an sampai sekitar ta-

hun 1995/1996 -- generasi yang kerap

memanfaatkan peluang dan potensi

dari kemajuan teknologi komunikasi ini.

Contohnya, saat ini kita acap kali me-

nemukan aplikasi-aplikasi, baik belan-

ja, transportasi, media informasi (ko-

ran, majalah, dll), media sosial (face-

book, twitter, dll), permainan (game)

dan serta lain sebagainya yang kerap

dimanfaatkan oleh generasi millenial

secara produktif dan kreatif. oleh sebab

itu, cara berpikir dan cara be kerja yang

konvensional saat ini, secara langsung

maupun tidak langsung sudah mulai

tergerus oleh kemajuan IPTEK ini.

Menyadari akan banyaknya potensi-

potensi tadi, jika tidak dikelola serta di-

antisipasi dengan cepat dan sebaik

mungkin oleh pemerintah Indonesia,

maka roda perekonomian akan stagnan

atau berjalan lambat. Itulah yang kemu-

dian menjadi salah satu alasan kuat pe-

merintah untuk mempercepat pemba-

ngunan infrastruktur Palapa Ring di Ta-

nah Air. Sebab, jika Palapa Ring selesai

dengan tepat waktu dan sesuai target,

para generasi muda yang kreatif ini da-

pat dengan cepat mengembangkan po-

tensi yang ada di dalam dirinya sekali-

gus memajukan perekonomian di dae-

rah bahkan negara.

Sekilas tentang Palapa Ring

Menyadari akan arti pentingnya

infrastruktur telekomunikasi, pada ta-

hun 1998, pemerintah pun membangun

proyek yang awalnya diberi nama Nu-

santara 21. Akan tetapi, dikarenakan kri-

sis moneter (krisis ekonomi) yang me-

landa negeri ini pada masa itu, pro-

yek infrastruktur tersebut tidak berjalan

dengan baik.

Di sisi lain, pada Januari 2005, te-

patnya dalam perhelatan Infrastructure

Summit I, wacana pembangunan infra-

struktur telekomunikasi kembali diba-

has. Salah satu yang didengungkan pa-

da saat itu adalah aplikasi Cincin Se-

rat optik Nasional (CSo-N). Aplikasi

ini merupakan jaringan kabel kasar ba-

wah laut berbentuk cincin berisikan fre-

kuensi pita lebar yang terintegrasi ser-

ta membentang dari Sumatera Utara

hingga Papua. Kini, aplikasi teknologi

komunikasi ini dikenal dengan sebutan

Palapa Ring.

Selanjutnya, Palapa Ring tersebut

menjadi proyek nasional pembangunan

infrastruktur telekomunikasi serat optik

yang secara terus-menerus dan ber-

kelanjutan diupayakan oleh pemerin-

tah untuk menjangkau area rural atau

pedesaan yang belum terjamah layan-

Satelit Palapa S3 pada orbitnya

Airlangga Hartarto

ISTIMEWA

KEMENPERINDAG.Go..ID

12 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

toP EvEnttoP EvEnt

an internet cepat. Sebab, Palapa Ring

ini dalam pelaksanaannya dibagi men-

jadi tiga paket, yaitu paket barat, pak-

et tengah, dan paket timur yang akan

menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440

kota/kabupaten di seluruh Indonesia

dengan total panjang kabel di laut men-

capai 35.280 kilometer, dan kabel di da-

ratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Dalam perhelatan Ministrial Round-

table Asia Pacific Leaders Forum on

Open Government di Hotel Borobudur

Jakarta, Menteri Komunikasi dan Infor-

matika, Rudiantara mengatakan Indo-

nesia merupakan negara kepulauan,

dan proyek Palapa Ring dibangun un-

tuk menjangkau daerah-daerah di selu-

ruh Tanah Air.

Selanjutnya, pembangunan jaring-

an tulang punggung serat optik nasio-

nal ini merupakan salah satu bentuk ke-

bijakan atas keberpihakan pemerintah.

“Melalui kebijakan pembangunan Pala-

pa Ring, diharapkan seluruh daerah di

Indonesia dapat turut berpartisipasi da-

lam keterbukaan pemerintah (open go-

vernment) serta mendorong kemajuan

roda perekonomian,” terangnya, Kamis

(14/12).

Dalam Asia Pacific Leaders Fo-

rum on Open Government 2017 yang

merupakan forum dialog internasio-

nal yang diselenggarakan Kementeri-

an Perencanaan Pembangunan Na-

sional/Bappenas bersama Kantor Staf

Presiden RI, Rudiantara menjelaskan ji-

ka dilihat dari sisi infrastruktur TIK, In-

donesia berada dalam posisi keempat

se-ASEAN. oleh karena itu, Indonesia

harus mengejar target untuk menghu-

bungkan dan mengkoneksikan semua

kabupaten/kota di seluruh Indonesia,

salah satunya dengan pembangunan

Palapa Ring.

Lebih lanjut ia memaparkan, pada

Palapa Ring Paket Barat, terdapat be-

berapa tahapan (milestone) dalam pe-

laksanaannya, mulai dari proses akui-

sisi lahan, pekerjaan Civil, Mechanical

and Electrical Network Operation Cen-

ter (NoC) dan Beach Man Hole (BMH),

penggelaran kabel serat optik darat,

penggelaran kabel serat optik laut, in-

stalasi perangkat aktif, dan Network

Management System.

Untuk paket tengah dan paket timur

sendiri, Menkominfo sedang mengupa-

yakan segera dioperasikan. “Kami me-

nargetkan pembangunan kabel optik

bawah laut Palapa Ring Barat selesai

akhir 2017 ini, agar bisa segera diguna-

kan,” jelasnya.

Skema KPBU dan Pembangunan Palapa Ring

Terkait pembiayaan pembangun-

an infrastruktur Palapa Ring, Men-

teri Komunikasi dan Informatika, Rudi-

antara mengatakan pihaknya akan te-

Menkominfo Rudiantara

KoMINFo.Go.ID

13sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

toP EvEnttoP EvEnt

rus konsisten mendorong kementerian

dan lembaga lain untuk mengembang-

kan proyek melalui skema kerja sama

pemerintah dengan badan usaha (KP-

BU). Menurutnya skema tersebut mam-

pu memastikan pengelolaan risiko se-

cara baik dan dapat memperkecil ber-

bagai risiko.

Sebab, memang terdapat kementeri-

an, lembaga atau Pemerintah Daerah

(Pemda) yang mampu membangun in-

frastruktur dengan anggaran dana ma-

sing-masing. Akan tetapi, ada juga ke-

menterian, lembaga juga Pemda yang

tidak memiliki anggaran yang cukup da-

lam hal pembiayaan infrastruktur.

“Meski bagi kami, meng-KPBU-kan

Palapa Ring itu bukan masalah pendan-

aannya, karena kalau pendanaan, kami

menghasilkan Penerimaan Negara Bu-

kan Pajak (PNBP) yang besar kepada

pemerintah sebesar Rp21 triliun. Intin-

ya, bagi kami KPBU mampu memas-

tikan pengelolaan risiko secara baik

dan bisa memperkecil berbagai risiko,”

pungkasnya dalam National Infrastruc-

ture Conference yang diselenggarakan

sebagai peringatan Sewindu PT. Pen-

jaminan Infrastruktur Indonesia (PII) di

Jakarta, Kamis (14/12).

Pada perhelatan yang berlangsung

di Four Seasons Hotel Ballroom, Jakar-

ta, Kamis (14/12), Menteri Keuangan

RI, Sri Mulyani Indrawati menerangkan

bahwa keterlibatan swasta dalam pem-

bangunan infrastruktur, baik jalan tol,

bandara, pelabuhan dan Palapa Ring

menjadi suatu hal yang penting. “Un-

tuk itu kami (pemerintah) terus mendo-

rong swasta agar terlibat dalam Proyek

Strategis Nasional (PSN) melalui ske-

ma KPBU,” paparnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani menutur-

kan, dalam keterlibatan tersebut swasta

tidak perlu khawatir sebab pemerintah

memberikan jaminan investasi melalui

BUMN PT Penjaminan Infrastruktur In-

donesia (PII)/ Indonesia Infrastructure

Guarantee Fund (IIGF) untuk proyek

pembangunan infrastruktur yang memi-

liki risiko tinggi.

Hal senada juga disampaikan oleh

Direktur Utama PT PII, Armand Her-

mawan, bahwa keterbatasan Anggar-

an Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) serta Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) bukanlah

suatu alasan untuk tidak membangun

infrastruktur di negeri ini. Sebab, bicara

mengenai pembiayaan dalam pemba-

ngunan infrastruktur itu, pemerintah te-

lah mendorong keterlibat an swasta.

Dengan kata lain, swasta tidak per-

lu takut lagi untuk berinvestasi dalam

bidang infrastruktur. Sebab, dengan

keberadaan penjaminan, percepatan

pembangunan infrastruktur akan ber-

jalan dengan baik sehingga roda per-

ekonomian atau pertumbuhan ekonomi

akan meningkat pula. “Intinya, saya

mau mengatakan, dengan keberada-

an kami, swasta menjadi tertarik untuk

berinvestasi,” ujarnya.

Armand menambahkan, dari se-

gi penjaminan, pihaknya menjamin se-

banyak 15 proyek pembangunan infra-

struktur, dan pembangunan infrastruk-

tur Palapa Ring ada di dalamnya. Selain

itu, 14 pembangunan infrastruktur lain-

nya yang dijamin oleh pihaknya adalah

air minum, jalan tol dan lain sebagai-

nya. “Sekali lagi kami berharap, mela-

lui skema pembiayaan KPBU ini, akan

banyak kementerian, lembaga serta

Pemda yang tertarik dan terlibat dalam

membangun infrastruktur di wilayah-

nya,” tutupnya.

Menyoal capaian dari pembangun-

an infrastruktur dari proyek strategis na-

sional, Deputi Bidang Koordinasi Perce-

patan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah Kementerian Koordinator Bi-

dang Perekonomian, Wahyu Utomo,

memaparkan ada sebanyak 17 proyek

prioritas yang telah memasuki fase kon-

struksi. Selanjutnya, 9 proyek prioritas

sedang dalam proses transaksi, dan 11

proyek masih dalam tahap penyiapan.

Beberapa contoh dari proyek prio-

ritas yang telah mencapai tahap kon-

struksi antara lain proyek jalan tol Ba-

likpapan-Samarinda, MRT Jakar-

ta Koridor North-South, Palapa Ring

Broadband, PLTU Batang, dan Tang-

guh LNG Train 3. Total estimasi dari ke-

butuhan nilai investasi untuk realisasi

seluruh PSN sebesar Rp4.417 triliun.

“Pendanaannya dirancang 13% berasal

dari APBN/APBD, 28% dari BUMN/D,

dan 59% berasal dari pembiayaan de-

ngan menggunakan skema KPBU,” tan-

dasnya.

Satelit Palapa S3 saat dirangkai

ISTIMEWA

14 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

REgulasiREgulasi

Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

Kerja sama Pemerintah dengan

Badan Usaha (KPBU) merupa-

kan skema kerja sama pemerin-

tah dengan badan usaha untuk menye-

diakan infrastruktur publik. oleh karena

itu, badan usaha sebagai mitra pe-

merintah untuk menyediakan layanan

umum harus dipilih secara transparan

dan akuntabel. Peraturan Presiden No-

mor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama

Pemerintah dengan Badan Usaha da-

lam Penyediaan Infrastruktur memberi-

kan pengaturan mengenai berbagai

aspek KPBU, salah satunya perihal

aspek pengadaan proyek KPBU. Ber-

dasarkan peraturan presiden tersebut,

pengadaan Badan Usaha Pelaksana

dilakukan melalui pelelangan atau pe-

nunjukan langsung dan diawali dengan

prakualifikasi. Sebagai peraturan pelak-

sanaan, Peraturan Presiden Nomor 38

Tahun 2015 memberikan amanat ke-

pada Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk

menyusun peraturan perihal tata cara

pengadaan Badan Usaha Pelaksana

untuk skema KPBU.

LKPP mengundangkan Peraturan

Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015

tentang Tata Cara Pelaksanaan Peng-

adaan Badan Usaha Kerjasama Pe-

merintah dengan Badan Usaha dalam

Penyediaan Infrastruktur (Perka LKPP

Nomor 19/2015). Perka LKPP Nomor

19/2015 memberikan pengaturan me-

ngenai tata cara pengadaan badan

usaha pelaksana KPBU, baik untuk

proyek KPBU atas prakarsa pemerintah

(solicited) atau prakarsa badan usaha

(unsolicited). Di samping itu, dalam

Perka LKPP Nomor 19/2015 juga diatur

mengenai mekanisme seleksi badan

penyiapan apabila diperlukan untuk

membantu Penanggung Jawab Proyek

Kerja Sama (PJPK) dalam pelaksana-

an tahap penyiapan dan/atau tahap

transaksi.

Untuk melaksanakan proses peng-

adaan Badan Usaha Pelaksana,

PJPK menetapkan Tim KPBU dan

Panitia Pengadaan. Tim KPBU adalah

tim yang dibentuk oleh PJPK untuk

membantu pengelolaan KPBU pada

tahap pe nyiapan dan pada tahap

transaksi KPBU khususnya setelah

penetapan Badan Usaha Pelaksana

hingga diperolehnya pemenuhan

pembiayaan (financial close), serta

berkoordinasi dengan Simpul KPBU

dalam pelaksanaannya. Sedangkan

Panitia Pengadaan adalah tim yang

dibentuk PJPK, yang memiliki peran

dan tanggung jawab untuk memper-

siapkan dan melaksanakan proses

pengadaan Badan Usaha Pelaksana

pada tahap transaksi. Kedua unit ini

akan saling berkoordinasi dalam pe-

laksanaan pengadaan KPBU, dalam

hal ini Tim KPBU akan mem bantu

PJPK dalam memonitor pelaksanaan

pengadaan.

Pengadaan Badan UsahaPelaksana KPBU

Pangadaan Badan Usaha Pelak-

sana meliputi kegiatan persiapan dan

pelaksanaan. Persiapan pengadaan

Badan Usaha Pelaksana sebagaima-

na dimaksud meliputi konfirmasi ke-

siapan proyek KPBU untuk dilanjutkan

ke tahap pengadaan Badan Usaha

Pelaksana, konfirmasi minat pasar,

penyusunan jadwal pengadaan Ba-

dan Usaha Pelaksana dan rancangan

pengumuman, penyusunan dan pe-

netapan dokumen pengadaan Badan

Usaha Pelaksana dan pengelolaan

Ruangan Data dan Informasi (Data

Room) untuk keperluan uji tuntas (due

diligence).

HARI AMBARA

Ilustrasi proyek LRT di Palembang

15sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

REgulasiREgulasi

Panitia Pengadaan akan melaku-

kan konfirmasi kesiapan proyek KPBU

dengan cara melakukan checklist ter-

hadap kelengkapan dokumen/data ke-

siapan proyek KPBU mengacu pada

Peraturan Menteri PPN Nomor 4 Tahun

2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Kerjasama dengan Badan Usaha da-

lam Penyediaan Infrastruktur. Dalam

hal data kesiapan proyek KPBU belum

memenuhi ketentuan sebagaimana di-

maksud, panitia pengadaan akan me-

ngembalikan dokumen/data tersebut

kepada PJPK melalui Tim KPBU untuk

dilakukan perbaikan atau dilengkapi.

Perbaikan dan proses pelengkapan

data sebagaimana dimaksud diselesai-

kan paling lambat sebelum pengadaan

Badan Usaha Pelaksana dimulai.

Pelaksanaan pengadaan badan

usaha pelaksana meliputi kegiatan

prakualifikasi dan pemilihan. Pemilih-

an Badan Usaha Pelaksana sebagai-

mana dimaksud dilakukan melalui pe-

lelangan atau penunjukan langsung.

Tahapan prakualifikasi Badan Usaha

Pelaksana meliputi pengumuman pra-

kualifikasi, pendaftaran dan peng-

ambilan dokumen prakualifikasi, pen-

jelasan proyek KPBU, ruang lingkup

(scope of work) kegiatan pelaksana

proyek KPBU dan dokumen prakuali-

fikasi, pemasukan dokumen kuali-

fikasi, evaluasi kualifikasi, penetapan

dan pengumuman hasil kualifikasi dan

sanggahan kualifikasi.

Untuk penilaian kualifikasi Badan

Usaha Pelaksana dalam tahap pr-

akualifikasi sekurang-kurangnya me-

liputi pemenuhan syarat administrasi,

kemampuan teknis, dan kemampuan

keuangan.

Dalam hal hasil penilaian kualifikasi

menghasilkan lebih dari 1 (satu) badan

usaha yang memenuhi kualifikasi, ta-

hapan pengadaan dilanjutkan dengan

pelelangan. Namun apabila hasil pe-

nilaian kualifikasi menghasilkan hanya

1 (satu) badan usaha, tahapan peng-

adaan dilanjutkan dengan penunjukan

langsung. Pemilihan Badan Usaha Pe-

laksana dilakukan melalui pelelangan

atau penunjukan langsung. Pelelangan

sebagaimana dimaksud terdiri atas pe-

lelangan satu tahap atau pelelangan

dua tahap. Pemilihan Badan Usaha

Pelaksana dengan Pelelangan satu

tahap atau dua tahap, dilakukan de-

ngan mempertimbangkan karakteristik

proyek KPBU, apakah spesifikasi dari

penyediaan infrastruktur dapat diru-

muskan dengan jelas dan memerlukan

diskusi optimalisasi teknis dalam rang-

ka mencapai output yang optimal.

Pengadaan badan usaha pelak-

sana dapat dilakukan melalui penun-

jukan langsung, apabila merupakan

KPBU kondisi tertentu atau prakuali-

fikasi badan usaha pelaksana hanya

menghasilkan satu peserta. Kondisi ter-

tentu sebagaimana dimaksud berupa

pengembangan atas infrastruktur yang

telah dibangun dan/atau dioperasikan

sebelumnya oleh Badan Usaha Pelak-

sana yang sama, pekerjaan yang ha-

nya dapat dilaksanakan dengan peng-

gunaan teknologi baru dan penyedia

jasa yang mampu mengaplikasikannya

hanya satu-satunya, atau badan usaha

telah menguasai sebagian besar atau

seluruh lahan yang diperlukan untuk

melaksanakan KPBU.

Pengadaan Badan Penyiapan

Berdasarkan Peraturan Kepala LK-

PP Nomor 19 Tahun 2015, penyiap an

dan transaksi KPBU oleh PJPK dapat

dilakukan bersama dengan badan pe-

nyiapan. Pengadaan badan penyiap-

an sebagaimana dimaksud meliputi

kegiatan persiapan dan pelaksanaan.

Persiapan pengadaan badan penyiap-

an sebagaimana dimaksud meliputi

kegiatan penyusunan Kerangka Acuan

Kerja (KAK) Pengadaan Badan Pe-

nyiapan oleh tim KPBU dengan mem-

pertimbangkan hasil studi pendahulu-

an, penyusunan dokumen pengadaan

yang terdiri dari dokumen prakualifikasi

dan dokumen permintaan proposal oleh

panitia pengadaan dan persetujuan KAK

dan dokumen pengadaan oleh PJPK.

Pelaksanaan pengadaan badan pe-

nyiapan meliputi kegiatan prakualifika si

dan pemilihan. Tahapan prakualifikasi

sekurang-kurangnya meliputi kegiatan

pengumuman dan undangan prakuali-

fikasi dengan melampirkan dokumen

kualifikasi, penjelasan gambaran umum

proyek KPBU, ruang lingkup (scope of

work) kegiatan dan dokumen prakuali-

fikasi, pemasukan dokumen kuali-

fikasi, evaluasi, kualifikasi, penetapan

dan pengumuman hasil kualifikasi dan

sanggahan kualifikasi.

Sedangkan pelaksanaan seleksi ba-

dan penyiapan sebagaimana dimaksud,

sekurang-kurangnya dilakukan dengan

ketentuan berupa penyampaian doku-

men penawaran menggunakan metode

dua sampul dan evaluasi dokumen pe-

nawaran menggunakan metode kuali-

tas atau metode kualitas dan biaya.

Untuk memenuhi prinsip keadilan

dan transparansi dalam pelaksanaan

pengadaan badan usaha pelaksana

KPBU, maka pihak yang terlibat dalam

pengadaan KPBU wajib menghindari

dan mencegah terjadinya pertentan-

gan antara para pihak yang terkait,

baik secara langsung maupun tidak

langsung, termasuk hubungan afili-

asi. Pertentang an kepentingan seba-

gaimana dimaksud diantaranya dapat

terjadi pada pihak yang terlibat pada

tahap penyiapan dan/atau transaksi

KPBU sebagai konsultan atau badan

penyiapan juga menjadi peserta atau

anggota konsorsium peserta peng-

adaan badan usaha pelaksana pada

proyek KPBU yang sama. Untuk men-

cegah terjadinya hal tersebut, dalam

Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Ta-

hun 2015 diwajibkan PJPK/Tim KPBU/

Panitia Pengadaan/ Peserta atau pihak

lain yang terlibat dalam pengadaan

untuk menandatangani fakta integri-

tas sebagai bentuk komitmen untuk

menghindari terjadinya pertentangan

kepentingan.

16 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

snaPsHotsnaPsHot

ISTIMEWA

Pembangunan konstruksi Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur, diresmikan oleh Wakil

Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.

ISTIMEWA

Proyek SPAM yang dibangun di atas lahan 4,2 hektare ini diharapkan dapat dinikmati 1,3 juta masyarakat Jawa Timur.

17sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

snaPsHotsnaPsHot

ISTIMEWA

Sejumlah alat berat dikerahkan dalam proses pembangunan konstruksi Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Umbulan,

Pasuruan, Jawa Timur.

ISTIMEWA

Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur dibangun dengan skema kerja sama

pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

18 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

Pertanyaan berikutnya ada-

lah, apa itu fiber optik dan

mengapa penting untuk

jaringan telekomunikasi?

Yang jelas, secara umum fiber optik

ini merupakan semacam jaringan ka-

bel yang dibuat dengan menggunakan

bahan serat kaca. Biasanya setiap se-

rat kaca memiliki diameter sebesar 9

sampai 100 mikrometer, atau kurang

dari seper sepuluh diameter rambut

manusia.

Selanjutnya, jika dihubungkan de-

ngan dunia networking, fiber optik me-

rupakan semacam kabel yang digu-

nakan untuk media transmisi terarah

(wireline) untuk kepentingan perpindah-

an arus data dalam jaringan komputer.

Karakter utama dari kabel fiber optik

adalah bagian intinya terbuat dari serat

kaca dengan beberapa lapisan yang

memiliki fungsi sendiri. Selain inti, fi-

ber optik memiliki karakteristik insulator

atau coating dengan berbagai macam

warna dalam satu kabel.

Artinya, dengan teknologi optik yang

terbuat dari bahan serat kaca dan meng-

gunakan cahaya, data dari suatu tempat

ke tempat yang lain dapat dikirimkan

atau diterima dengan cepat atau de-

ngan waktu singkat. Biasanya sumber

cahaya yang digunakan berupa sinar la-

ser atau LED. Pada dasarnya fiber optik

memantulkan dan membiaskan sejum-

lah cahaya yang merambat.

Dalam fiber optik terdapat beberapa

komponen penting yang saling bekerja-

sama dalam mengolah dan mengirim-

kan suara atau data dari suatu tempat

ke tempat lain. Komponen-kompen ter-

sebut, yaitu cahaya pembawa informasi,

optical transmitter (pemancar), kabel fi-

ber optik, optical regenerator amplifier/

repeater serta optical receiver (peneri-

ma).

Selanjutnya komponen-kompnen ini

yang kemudian memproses modulasi

agar sinyal-sinyal informasi yang se-

benarnya dapat dimungkinkan dibawa

melalui udara. Setibanya di lokasi tu-

juan, proses demodulasi akan terjadi

untuk membuka informasi aslinya kem-

bali. Jika berjalan dalam jarak yang jauh

maka penguat sinyal pasti dibutuhkan.

Sedangkan efisiensi dari serat op-

tiknya ditentukan dari kemurnian bahan

penyusun gelas/kaca. Semakin murni

bahan gelas, semakin sedikit cahaya

yang diserap oleh fiber optik. Yang je-

las, kini negara-negara maju dan se-

dang berkembang, termasuk di Indo-

nesia, penggunaan fiber optik, baik di

lingkungan pekerjaan/perkantoran ter-

masuk pada dunia usaha dan di rumah-

rumah sudah menjadi suatu hal yang

Ragam inovasi

Istilah fiber optik dalam kurun waktu belakangan ini kerap kita dengar, terlebih ketika pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membangun infrastruktur Palapa Ring dengan berbagai kelebihan atau keuntungan, baik skala makro maupun mikro.

Sekilas Tentang Fiber Optik dan Palapa Ring

BP3TI.KoMINFo.Go.ID

19sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

Ragam inovasi

lumrah juga utama.

Contohnya, jika pada zaman dahulu

khususnya dalam hal pengiriman data,

seseorang atau lembaga kerap me-

manfaatkan sinyal listrik, kini seseorang

atau lembaga tersebut dapat mengirim-

kan file, suara, teks ataupun video de-

ngan praktis dan cepat dengan meng-

gunakan sinyal cahaya untuk dikirimkan

melalui serat optik.

Jika kecepatan suara itu sekitar 343

meter perdetik, sedangkan kecepatan

cahaya tersebut rata-rata 300.000.000

meter perdetik. Meski sedemikian cepat,

serat fiber optik memiliki daya pantul ca-

haya yang sangat tinggi, sehingga tidak

mudah terjadi atenuasi (pelemahan) ge-

lombang cahaya ditengah-tengah kabel.

Peralihan pilihan ini tidak lain dan

tidak bukan disebabkan karena perbe-

daan kecepatan. Perbandingan kece-

patan inilah yang kemudian menjadi

suatu hal yang penting dalam dunia

telekomunikasi. Berdasarkan pema-

haman perkembangan dan kemajuan

teknologi komunikasi tersebut, pemerin-

tah mulai membangun Palapa Ring.

Palapa Ring merupakan salah satu-

proyek strategis nasional yang penger-

jaan proyeknya menggunakan skema

kerja sama pemerintah dengan badan

usaha (KPBU) yang pertama di sektor

telekomunikasi dengan menerapkan

skema pembayaran ketersediaan layan-

an (availability payment/AP).

Proyek Palapa Ring paket timur diper-

kirakann menelan dana availibility pay-

ment Rp 14,06 triliun. Sedangkan, Pala-

pa Ring barat Rp 3,48 triliun dan Palapa

Ring tengah Rp 3,5 triliun. Dengan kata

lain, Palapa Ring merupakan suatu wu-

jud konkret dari keberadaan serat optik

skala nasional terutama untuk daerah

yang saat ini belum dijamah internet

berkecepatan tinggi yang target pemba-

ngunannya selesai pada tahun 2019.

Sebab, serat optik ini dapat men-

jangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupa-

ten di seluruh Indonesia dengan total

panjang kabel laut mencapai 36.000

kilometer, dan kabel di daratan adalah

sejauh 21.807 kilometer. Selanjutnya,

proyek yang dibangun secara nasional

ini terdiri dari tujuh lingkar kecil serat

optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua,

Sulawesi, dan Maluku) dan satu back-

haul untuk menghubungkan semuanya.

Selain itu, proyek Palapa Ring ini

juga akan mengintegrasikan jaring-

an yang sudah ada (existing network)

dengan jaringan baru (new network)

pada wilayah timur Indonesia (Palapa

RingTimur). Jaringan tersebut berkapa-

sitas 100 GB (Upgradeable to 160 GB)

dengan mengusung konsep ring yang

terdiri dari dua pair (empat core).

Selanjutnya jaringan ini akan men-

jadi tumpuan semua penyelenggara

telekomunikasi dan pengguna jasa tele-

komunikasi di Indonesia dan terintegrasi

dengan jaringan yang telah ada milik

penyelenggara telekomunikasi.

Dengan demikian, jika Palapa Ring

ini selesai dibangun, maka tidak akan

ada lagi kesenjangan kecepatan dalam

mengakses atau mengunduhmelalui

internet. Yang tidak kalah pentingnya,

Indonesia siap menghadapi segala tan-

tangan diera kemajuan teknologi tele-

komunikasi atau perkembangan dunia

digital.

ISTIMEWA

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (baju putih) bersama Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya, Wakil Walikota Singkawang Abdul Muthalib saat melaksanakan secara simbolis peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur proyek Palapa Ring Barat di Singkawang, Kalimantan Barat

20 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

Lima bisnis inti yang digeluti Len, tiga di antaranya telah memberikan andil pada laba perusahaan hingga 70 persen, yakni bisnis elektronik pada bidang pertahanan, perkeretaapian, dan energi terbarukan.

PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI)

mitRa

PT Len Telekomunikasi Indo-

nesia (PT LTI) merupakan

Badan Usaha Pelaksana

(BUP) yang ditugaskan un-

tuk melaksanakan proyek Pembangun-

an dan Pengelolaan Jaringan Tulang

Punggung Serat optik Palapa Ring. PT

LTI mempunyai peran strategis karena

PT LTI turut serta dalam menjaga ke-

daulatan negara dan membangun kes-

ejahteran masyarakat.

Sebagai salah satu motor pengger-

ak dalam dunia telekomunikasi nasio-

nal, melalui kerja dan prestasi yang te-

lah diraih, badan usaha ini juga me-

miliki segudang prestasi. Beberapa

di antaranya, PT LTI meraih penghar-

gaan pada ajang Top CSR Award 2017

(miring) untuk kategori Renewable E-

nergy for Public. Sudah barang tentu,

capaian atau keberhasilan yang diper-

oleh itu dijalankan sesuai dengan visi,

yaitu menjadi operator backbone ting-

kat nasional.

Sedangkan misinya, yaitu menye-

diakan layanan konektivitas yang ber-

kualitas menjadi model pengelola-

an operator jaringan. Lima bisnis in-

ti yang digeluti Len, tiga diantaranya

telah memberikan andil pada laba

perusahaan hingga 70 persen, yak-

ni bisnis elektronik pada bidang perta-

hanan, perkeretaapian, dan energi ter-

barukan.

Telah banyak pekerjaan PT LTI pa-

da bidang pertahanan, khususnya ber-

kolaborasi dengan BUMN lain di bi-

dang pertahanan seperti PT Pindad

dan PT Dirgantara Indonesia. Sistem

LEN.Co.ID

21sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

mitRa

radio komunikasi menjadi andalan PT

LTI untuk membantu kekuatan perta-

hanan nasional.

Selain itu, sepanjang tahun 2016,

PT LTI berhasil meraup laba sebesar

2,39 triliun rupiah. Cukup besar untuk

sebuah BUMN yang berkonsentrasi pa-

da pengembangan elektronik ini. Dan

tahun ini pun perusahaan mematok la-

ba sebesar 2,7 triliun rupiah.

Bicara mengenai program pem-

bangunan jaringan tol informasi yaitu

jaringan fiber optik baik submarine

maupun inland ke wilayah kabupaten/

kota yang belum tersentuh oleh ope-

rator telekomunikasi, tentu erat kaitan-

nya dengan PT Len Telekomunikasi In-

donesia. Sebab, untuk Paket Tengah

Palapa Ring, pemenang lelang adalah

Konsorsium Pandawa Lima yang mem-

bentuk Badan Usaha Pelaksana khu-

sus untuk proyek ini yaitu PT Len Tele-

komunikasi Indonesia, dimana Perjan-

jian KPBU-nya telah ditandatangani

tanggal 3 Maret 2016.

Yang menariknya lagi, paket tengah

tersebut telah dilaksanakan pemba-

ngunannya, yang diawali dengan

groundbreaking di Morotai, Maluku

Utara. PT Len Telekomunikasi Indo-

nesia sebagai BUP akan membangun

proyek tersebut di 17 kabupaten dan

kota, sedangkan proses konstruksi te-

lah dimulai sejak 29 September 2016

lalu.

Pembangunan infrastruktur proyek

ini direncanakan selesai pada akhir ta-

hun 2018 dan seluruh jaringan Palapa

Ring dapat beroperasi pada awal 2019.

Yang tidak kalah pentingnya adalah

proyek ini dilaksanakan de ngan ske-

ma kerja sama pemerintah badan usa-

ha (KPBU) dengan menerapkan skema

pembayaran ketersediaan layanan atau

availability payment yang memberikan

dampak positif bagi perusahaan ter-

masuk meningkatkan kepercayaan in-

vestor. LEN.Co.ID

LEN.Co.ID

22 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

insPiRasi

Sri Mulyani Indrawati menteri keuangan Republik indonesia

Terus Mendorong Skema KPBU Dalam Membangun InfrastrukturSri Mulyani terus meyakinkan swasta dan pemerintah daerah tentang arti pentingnya pembangunan infrastruktur dalam segala bidang, baik pembangunan infrastruktur perairan, pengelolaan sampah, pembangunan pasar, pelabuhan laut, bandara, hingga pembangunan jalan dalam skema KPBU.

Nama Sri Mulyani Indrawati bu-

kanlah nama yang asing ba-

gi masyarakat Indonesia ter-

utama pada tataran pemerintahan. Hal

itu kare na wanita yang lahir pada 26

Agustus 1962 di Tanjung Karang ini me-

miliki segudang prestasi, baik di dalam

maupun di luar negeri.

Tokoh wanita Indonesia dan ju-

ga pakar ekonomi Indonesia ini mena-

matkan pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA)-nya di SMA Negeri 3 Se-

marang dengan predikat sebagai juara

sekolah. Semasa sekolah ia aktif meng-

ikuti kegiatan organisasi, ekstrakuriku-

ler dan olahraga. Kemudian ia melanjut-

kan pendidikannya di Fakultas Ekonomi

jurusan Program Studi Pembangunan

(ESP) Universitas Indonesia dan men-

dapat gelar sarjana pada tahun 1986

dengan predikat Lulusan Terbaik.

Tidak cukup sampai di situ, ber-

bekal wejangan dari kedua orang tua-KEMENKEU.Co.ID

23sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

insPiRasi

nya, bahwa pendidikan merupakan hal

penting dan utama, ia pun melanjut-

kan pendidikannya ke luar negeri un-

tuk meraih gelar S-2, tepatnya ke Uni-

versity of Illinois Urbana-Champaign di

Amerika Serikat sekaligus menerus-

kan ke program S3 di universitas yang

sama.

Karir kepemimpinannya mulai terli-

hat ketika dirinya dipercayai Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) se-

bagai Menteri Perencanaan Pemba-

ngunan Nasional Indonesia dalam kabi-

net Indonesia Bersatu hingga tahun

2005. Selanjutnya menjadi Menteri Ke-

uangan serta sempat merangkap seba-

gai Menteri Koordinator Bidang Pereko-

nomian di era pemerintahan SBY.

Pada tahun 2010, ia menjabat se-

bagai Direktur Pelaksana Bank Dunia,

sehingga ia tinggal di Amerika Serikat

hingga tahun 2016. Tidak lama setelah

itu, tepatnya pada Juli 2016, Sri Mul-

yani kembali lagi ke Indonesia sete-

lah diminta oleh Presiden Joko Widodo

untuk menjabat sebagai Menteri Ke-

uangan RI. Yang tidak kalah penting-

nya adalah selama menjadi Menteri

Keuangan RI, terlebih di era kepemim-

pinan Presiden Joko Widodo, tokoh pe-

rempuan yang satu ini kerap mengukir

prestasi.

Salah satunya adalah kegigihan-

nya dalam mendorong serta menso-

sialisasikan tentang kerja sama peme-

rintah dengan badan usaha (KPBU) ke-

pada pemerintah, baik pusat maupun

daerah. Sebab, dalam melakukan pem-

bangunan infrastruktur, KPBU memiliki

lima tujuan, yaitu untuk mencukupi ke-

butuhan pendanaan secara berkelanjut-

an dalam penyediaan infrastruktur me-

lalui dana swasta. Kedua, mewujudkan

penyediaan infrastruktur yang berkua-

litas, efektif, efisien, tepat sasaran, dan

tepat waktu. Ketiga, menciptakan iklim

investasi yang mendorong keikutser-

taan badan usaha dalam penyediaan

infrastruktur berdasarkan prinsip usa-

ha secara sehat. Keempat, mendorong

digunakannya prinsip pengguna mem-

bayar pelayanan yang diterima, de ngan

mempertimbangkan kemampuan mem-

bayar pengguna. Terakhir, memberi-

kan kepastian pengembalian investasi

badan usaha dalam penyediaan infra-

struktur melalui mekanisme pembayar-

an secara berkala oleh pemerintah ke-

pada badan usaha.

Agar tujuan-tujuan ini dapat berjalan

dengan tepat waktu, lahirlah Peraturan

Presiden RI Nomor 38 Tahun 2015 ten-

tang Kerja Sama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infra-

struktur. Tidak hanya itu, untuk memas-

tikan pembangunan infrastruktur dapat

terlaksana sesuai dengan harapan. Se-

bagai Menteri Keuangan, Sri Mul yani

juga menerbitkan Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor

260/PMK.08/2016, tentang Tata Cara

Pembayaran Ketersediaan Layanan Pa-

da Proyek Kerja Sama Pemerintah De-

ngan Badan Usaha Dalam Rangka Pe-

nyediaan infrastruktur.

Dengan kata lain, melalui penerbit-

an payung hukum ini, Sri Mulyani terus

meyakinkan swasta dan pemerintah

daerah tentang arti pentingnya pemba-

ngunan infrastruktur dalam segala bi-

dang, baik pembangunan infrastruktur

perairan, pengelolaan sampah, pem-

bangunan pasar, pelabuhan laut, ban-

dara, hingga pembangunan jalan.

Sebab, menurutnya Anggar an Pen-

dapatan dan Belanja Daerah (APBD)

setiap kota jumlahnya berbeda-beda

dan terbatas. Dengan latar ke terbatasan

APBD tersebutlah KPBU lahir. Paradig-

ma lain yang terkandung dalam skema

pembiayaan KPBU ini adalah sema-

ngat kerja sama atau gotong royong.

Arti nya, untuk membangun ketersedia-

an infrastruktur di suatu wilayah tidak

hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi

juga mengikutsertakan peran swasta.

Kegetolannya dalam mendorong ter-

laksananya skema public-private part-

nership (PPP) atau kerja sama peme-

rintah dan badan usaha (KPBU) dalam

membangun infrastruktur, salah satu-

nya dapat disimak dalam pernyataan-

nya ketika dirinya menjadi pembicara

pada acara Indonesia PPP Day 2017 di

gedung Kementerian Keuangan, Rabu

(29/11/2017).

Katanya, private sector tidak hanya

bisa membawa uang, tetapi juga disi-

plin tata kelola dan manajemen pro-

yek yang dikerjasamakan. Karena itu,

Pemda harus aktif memperdalam pe-

ngetahuan sekaligus melaksanakan

pembangunan infrastruktur melalui

skema ini.

KEMENKEU.Co.ID

24 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

kabaR kPbukabaR kPbu

Partisipasi Masyarakat dalam Pembiayaan KPBUSemakin banyak masyarakat berinvestasi di sektor infrastruktur, semakin mendorong sektor riil lebih cepat, sehingga membantu meningkatkan ekonomi negara.

Mulai banyak pemerintah ber-bagai negara yang menyada-ri pentingnya kontribusi dari

pihak swasta dalam mendorong pen-capaian dari Target Pembangunan Ber-kelanjutan/Sustainable Development Goals. Ini berdasarkan fakta bahwa pi-hak swasta dapat membawa keahlian, ilmu, teknologi, efisiensi dan permodal-an yang sangat dibutuhkan sektor pub-lik sehingga apabila dikombinasikan de-ngan sumber daya publik yang tepat ma-ka hal ini dapat berkontribusi lebih untuk pembangunan berkelanjutan. Namun melibatkan pihak swasta membutuhkan lingkungan yang stabil serta didukung dengan peraturan dan kerangka regu-lasi yang kuat, persiapan kelembagaan yang jelas, dan faktor lainnya yang pen-ting untuk “menciptakan pangsa pasar”.

Di Indonesia sendiri, banyak dari masyarakat yang masih belum menya-dari keuntungan dengan berinvesta-si pada sektor infrastruktur. Apabila dibandingkan dengan investasi bia-sa, investasi di sektor infrastruktur da-pat menguntungkan masyarakat se-cara luas dengan melibatkan partisi-pasi badan usaha sebagai financier.Sri Bagus Guritno, Direktur Kerjasama Pe-merintah Swasta dan Rancang Bangun Bappenas saat wawancara dengan ma-jalah Partnership di sela-sela acara Ca-pacity Building Penerangan Jalan Um-um (PJU) Surakarta, Kamis (24/8), menyampaikan bahwa dengan meng-gunakan skema Kerja Sama Pemerin-

tah dengan Badan Usaha (KPBU), da-pat tercapai pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

“Dalam skema KPBU itu sendiri, ter-dapat beberapa pihak yang dapat ter-libat. Salah satunya adalah financier atau pemberi pembiayaan proyek. Nah, financier ini biasanya merupakan bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang digandeng oleh Badan Usaha Pelak-sana (BUP) yang memenangkan tender proyek KPBU itu sendiri. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan dari lem-baga lain untuk ikut berpartisipasi, se-perti lembaga asuransi, Dana Pensiun, BPJS dan lain-lain. Dari sinilah sebe-narnya masyarakat bisa mendapatkan keuntungan, karena apabila lemba-ga non-bank ikut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek KPBU, yang biasa-nya mempunyai Investment Return Rate (IRR) sebesar 13%, keuntungan ini da-pat menjadi investasi jangka panjang bagi lembaga-lembaga ini yang ten-tu secara tidak langsung juga mengun-

tungkan masyarakat yang menikmati ja-sa dari lembaga-lembaga tersebut,” je-las Sri Bagus.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa kondisi saat ini untuk pembiayaan KP-BU masih kurang komprehensif. Hal ini dikarenakan bank sebagai financier yang biasanya terlibat dalam pembiaya-an KPBU hanya bersedia untuk mem-biayai darifinancial close sampai perte-ngahan operasi, yang berjangka sekitar 5-7 tahun. Sedangkan kontrak proyek KPBU sendiri merupakan kontrak jang-ka panjang yang berdurasi belasan bahkan puluhan tahun. oleh karena itu, terdapat gap pembiayaan untuk si-sa periode kontrak sampai akhirnya di-serahkan kembali kepada pemerintah. Padahal, pada kisaran 7 tahun itulah break-even point terjadi, dimana in-frastruktur yang dikerjasamakan mulai menghasilkan profit/positive cashflow bagi Badan Usaha Pelaksananya. oleh karena itu, risiko yang ada pada peri-ode setelah menghasilkanprofit/positive cashflow telah menurun drastis diban-ding dengan waktu awal financial close sampai awal operasi.

Apabila dikaitkan dengan pendapat sebelumnya, lembaga keuangan non-bank seperti asuransi dan dana pensiun serta BPJS, Dana Haji dan lain sebagai-nya dapat memperoleh keuntungan apa-bila masuk ke dalam investasi sektor in-frastruktur, khususnya yang mengguna-kan skema KPBU. Lembaga-lembaga ini dapat menutup gap pembiayaan se-telah menghasilkan profit/positive cash-flow sebagaimana dijelaskan sebelum-nya. Namun, untuk skema KPBU sendiri memerlukan komitmen dari awal untuk project financing, sedangkan lembaga-lembaga tersebut tidak preferrable un-tuk berinvestasi dari awal karena me-reka tidak memiliki kemampuan as-sessment risiko untuk tahap-tahap awal proyek setelah financial close sebagai-mana yang dimiliki oleh bank.

DoKUMENTASI BAPPENAS

Sri Bagus Guritno, Direktur Kerjasama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun Bappenas

25sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

oleh karena itu, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggu-nakan intermediary dalam bentuk lem-baga pembiayaan untuk menjembatani gap yang ada. “Lembaga pembiayaan ini dapat terlibat dari awal dan berperan sebagai leader dalam konsorsium pem-biayaan serta bertindak sebagai un-derwriter yang menjembatani peralih-an dari pembiayaan bank ke investasi yang dilakukan lembaga-lembaga non-bank tersebut,” tambah Sri Bagus. Pem-bagian peran seperti ini juga sesuai de-ngan kapasitas serta kemampuan ma-sing-masing lembaga, dimana bank lebih banyak berperan di tahap-tahap proyek yang berisiko tinggi serta dilak-sanakan dalam jangka pendek, sedang-kan lembaga-lembaga non-bank berin-vestasi jangka panjang di sisa masa konsesi proyek KPBU tersebut.

Investasi dalam proyek yang dilak-sanakan secara skema KPBU merupa-kan suatu investasi yang cukup aman dikarenakan beberapa alasan, yaitu per-aturan yang lengkap dan komprehen-sif, tersedianya dukungan dan jaminan pemerintah serta hadirnya Kantor Ber-sama KPBU sebagai wadah fasilitasi dan koordinasi dengan para stakehold-ers yang terkait dengan proses KPBU itu sendiri.

“Calon investor dan investee proyek KPBU juga dapat menghubungi dan berkunjung ke Kantor Bersama KPBU apabila mereka membutuhkan informa-si lebih lanjut maupun menindaklan-juti minatnya pada proyek-proyek KP-BU. Ditambah lagi, tahun ini kita telah meluncurkan program baru yaitu PINA (Pembiayaan Infrastruktur Non Anggar-an Pemerintah) untuk mengakselera-si serta memudahkan investor untuk berinvestasi dalam proyek pemerintah. Semua ini dilakukan agar pembiaya-an proyek, baik KPBU maupun PINA, dapat cepat mencapai tahapfinancial close,” ujar Sri Bagus.

Sri Bagus kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa insentif yang diberi-kan oleh Pemerintah Indonesia saat ini bertujuan untuk membuat proyek KP-BU yang kredibel dan lebih baik mela-

lui fasilitasi penyusunan Outline Busi-ness Case oleh Bappenas dan Project Development Facility (PDF) yang di-lakukan oleh Kementerian Keuangan dalam hal penyusunan Final Business Case (FBC) dan pendampingan proses transaksi. Dukungan pemerintah lainnya adalah Viability Gap Fund (vGF) untuk proyek yang layak secara ekonomi na-mun kurang layak secara finansial, se-hingga dapat menurunkan tarif layanan ke masyarakat. Selain itu ada pula pen-jaminan pemerintah untuk mengelola risiko proyek serta skema pembayaran secara berkala dengan memperhatikan kualitas layanan yang diberikan yaitu melalui Availability Payment (AP).

Apabila dilihat dari pemrakarsa pro-yek, skema KPBU dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu solicited dan unsolic-ited. Partisipasi badan usaha pada ke-dua skema tersebut berbeda-beda. “Pa-da skema solicited, badan usaha dapat berkontribusi di berbagai tahap KPBU itu sendiri. Dalam tahap penyiapan, ba-dan usaha dapat berpartisipasi mem-bantu Penanggung Jawab Proyek Kerja-sama (PJPK) dalam penyiapan proyek yang berlanjut ke tahap transaksi se-bagai transaction adviser dengan me-kanisme success fee. Namun apabila hanya ingin membantu sebagai trans-action adviser dari tahap transaksi sa-ja itu diperbolehkan,” ungkapnya. Pada tahap transaksi, selain menjadi trans-action adviser,badan usaha juga dapat berpartisipasi sebagai investor, bidder

serta debt financier.

“Dalam skema unsolicited, masyara-kat dapat menjadi project initiator dima-na dari awal merekalah yang bertang-gung jawab untuk melaksanakan studi dan mengikuti pelelangan sebagai pe-serta,” tambahnya.

Harapan Sri Bagus untuk KPBU ber-ikutnya, pemerintah dapat menerapkan cara-cara lain untuk membuat KPBU le-bih menarik bagi investor. “Misalnya de-ngan menggunakan skema konsesi ter-batas atau lebih terkenal disebut limited concession scheme (LCS).Skema ini bi-sa diterapkan agar BUP dapat meneri-ma pengembalian investasi serta prof-it yang wajar secara lebih cepat dengan melibatkan pihak lain yang mempunyai keahlian dan teknologi yang lebih cang-gih untuk membeli sisa masa konsesi proyek. Dengan skema ini juga IRR dari proyek KPBU bisa meningkat, dimana baik BUP pemenang lelang serta peme-rintah dapat diuntungkan dari kenaikan IRR tersebut,” tandasnya. Skema LCS ini sendiri membuka adanya kemung-kinan secondary market dalam bidang infrastruktur, dimana hal ini dapat me-ningkatkan appetite calon investor un-tuk terjun ke bidang investasi infrastruk-tur menggunakan skema KPBU. Skema ini pun telah digunakan secara baik oleh beberapa negara, seperti Turki yang ber-hasil untuk meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di bidang infrastruktur menggunakan skema ini.

kabaR kPbukabaR kPbu

Paparan mengenai skema KPBU oleh Sri Bagus Guritno, Direktur Kerja sama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun Bappenas

DoKUMENTASI BAPPENAS

26 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

kolomkolom

Belajar KPBU dari Proyek Gold Coast Light Rail Australia

Pemerintah Indonesia telah

mengembangkan kerangka re-

gulasi dan kebijakan yang leng-

kap dalam implementasi kerja sama

pemerintah dengan badan usaha (KP-

BU). Dimulai dengan terbitnya Pera-

turan Presiden (Perpres) Nomor 38 Ta-

hun 2015 yang mencabut Peraturan

Presiden yang lama (Perpres Nomor

67 Tahun 2005 beserta revisi-revisin-

ya) yang memberikan terobosan-tero-

bosan yang diantaranya terdapat ske-

ma KPBU Availability Payment (AP)

atau Ketersediaan Layanan dan terbu-

kanya untuk infrastruktur sosial seba-

gai infrastruktur yang dapat dikerjasa-

makan.

Hal ini juga diikuti dengan pera-

turan-peraturan turunannya terkait de-

ngan tata cara (Permen PPN Nomor

4 Tahun 2015 sebagai peraturan pe-

laksana; Perka LKPP Nomor 19 Tahun

2015 yang mengatur perihal pengada-

an), pelaksanaan KPBU dengan ske-

ma AP (PMK Nomor 260 Tahun 2016

yang mengatur AP Pusat; Permendagri

Nomor 96 Tahun 2016 yang meng-

atur perihal AP Daerah) dan dukung-

an/jaminan peme rintah (PMK Nomor

223/PMK.11/2012 yang mengatur Vi-

ability Gap Fund (vGF); Perpres No-

mor 78 Tahun 2010 dan PMK Nomor

260/PMK.011/2010 jo. PMK Nomor 8/

PMK.08/2016 yang mengatur pen-

jaminan pemerintah).

Namun sampai saat ini pelaksana-

an KPBU masih berjalan tidak terlalu

cepat, dimana salah satu penyebabnya

adalah masih sedikitnya model-mo del

pelaksanaan KPBU yang dapat dijadi-

kan contoh di Indonesia. Salah satu

cara adalah dengan melakukan bench-

mark atau perbandingan dengan mod-

el-model proyek KPBU yang dikem-

bangkan oleh negara yang menjadi

best practice penerapan KPBU di du-

nia. Proyek Gold Coast Light Rail di ne-

gara bagian Brisbane, Australia men-

jadi salah satu contoh yang baik proyek

KPBU AP yang dapat direplika konsep

dan struktur pembiayaannya.

Proyek Gold Coast Rail adalah pro-

yek pembangunan Light Rail sepanjang

13 km di kota Gold Coast yang merupa-

kan salah satu kota wisata di negara

bagian Queensland, Australia dengan

total nilai investasi sebesar AUD 1,6 mi-

liar. Hal yang menarik dari proyek ini

adalah keterlibatan tiga tingkatan pe-

merintah, yaitu pemerintah pusat Aus-

tralia (Federal Government), pemerin-

tah kota Gold Coast (City Government)

dan pemerintah negara bagian Queen-

sland (State Government) dalam mem-

berikan subsidi pembiayaan pemba-

ngunan untuk proyek ini.

Queensland Government sebagai

penanggung jawab proyek mendapat-

kan kontribusi subsidi pembangunan

dari Pemerintah Australia sebesar AUD

365 juta (22.8%) dan dari Pemerintah

Kota Gold Coast sebesar AUD 120 juta

(7.5%), serta Queensland Government

juga menyediakan dana sebesar AUD

464 juta (29%) sehingga total subsidi

pembangunan dari pemerintah sebe-

sar AUD 949 juta (59.3%).

Hal di atas menunjukkan komitmen

dan usaha dari tiga tingkatan pemerin-

tah untuk dapat meningkatkan kelayak-

an finansial dari proyek untuk meng-

undang minat badan usaha. Salah satu

alasan pemberian dukungan tersebut

adalah pembangunan infrastruktur ini

akan meningkatkan perekonomian ko-

ta, negara bagian dan pemerintah fe-

deral secara keseluruhan. Model pem-

biayaan proyek dengan dukungan

pemerintah ini dapat diterapkan di In-

donesia dimana pemerintah Indonesia

mampu menyediakan dukungan peme-

rintah yang berbentuk vGF dari peme-

rintah pusat; dukungan sebagian kon-

struksi oleh kementerian pusat; dan/

atau dukungan yang dapat di sediakan

oleh pemerintah daerah.

Queensland Government menunjuk

GoldlinQ sebagai badan usaha yang a-

kan bekerja sama dalam pembangun-

an (3 tahun) dan pengoperasian (15 ta-

hun). GoldlinQ merupakan perusahaan

Special Purpose Vehicle (SPv) untuk

proyek ini yang dibentuk oleh konsor-

sium yang terdiri dari investor (Plena-

ry Investment, Marubeni, Palisade Inf.

Fund, Aveng) dan perusahaan yang a-

kan mengoperasikan Light Rail (Keo-

lis SA).

Oleh

Mohammad Taufiq RinaldiPerencana Muda di Direktorat

Kerja Sama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas

DoK PRIBADI

27sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017

kolomkolom

Hal yang menarik dari konsorsi-

um ini adalah Bombardier sebagai pe-

nyedia sarana Light Rail tidak menjadi

bagian dari SPv dan hanya sebagai

kontraktor penyedia. Hal ini tentu saja

menjadi risiko dari SPv apabila Bom-

bardier tidak memberikan kinerja yang

baik disebabkan tidak menjadi bagi-

an dari konsorsium. Sebagai gambar-

an umum, konsorsium dibentuk oleh

perusahaan yang akan mendesain dan

membangun dengan perusahaan yang

akan melakukan operasi dan pemeli-

haraan proyek tersebut.

Hal lain yang dapat kita pelajari dari

proyek ini adalah bagaimana proyek ini

menentukan standar kinerja (Key Per-

formance Indicator/KPI) yang akan di-

jadikan sebagai acuan dalam pemba-

yaran AP. KPI di proyek ini adalah aset

(contoh: terkait keselamatan Lost Time

Injury Frequency Rate/LTIFR), pen-

umpang (kepuasan pelanggan), sara-

na LRT (contoh: waktu tunggu kereta 7

menit), laporan (contoh: keluhan pen-

umpang), lingkungan (contoh: penca-

paian standar lingkungan) dan komuni-

tas pertasipasi industri (contoh: peng-

gunaan local content). Penentuan KPI

ini menjadi hal yang kritikal karena ter-

dapat pemberian pengurangan dan pe-

nambahan pembayaran AP kepada

badan usaha. KPI ini ditentukan oleh

Queensland Government dan dinilai

oleh tim penilai yang terdiri dari berb-

agai unsur dari pemerintah dan inde-

penden. Pengukuran dilakukan dalam

satu periode pembayaran (tiap bulan).

Sesuai dengan arahan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Na-

sional (RPJMN) 2015-2019, sampai de-

ngan tahun 2019 harus sudah terba-

ngun pengembangan kereta perkotaan

di 10 kota metropolitan. Sampai saat ini

hanya dua kota yang sudah di tahap

konstruksi walaupun kedua kota ter-

sebut pembiayaannya menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Ne-

gara (APBN). Studi kasus proyek pem-

bangunan Gold Coast Rail dapat men-

jadi salah satu model dalam pengem-

bangan KPBU AP yang bisa kita replika

di beberapa proyek pemba ngunan LRT

di Indonesia sehingga tercapai target

dari RPJMN 2015-2019.

SUMBER: DATA DIoLAH PENULIS DARI BAHAN YANG DISAMPAIKAN oLEH GoLDLINQ

Struktur Proyek KPBU Gold Coast Light Rail

GoLD CoAST RAIL

28 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 201728 sustaining PaRtnERsHiP Edisi succEss story 2017