PROPOSAL
STUDY KELAYAKAN APOTEK VIVA GENERIK BATUBULANJl. Raya Belega Kanginan, Kec. Blahbatuh, Kab.Gianyar.
Disusun Oleh:
Andri Normansyah, S.Farm.,Apt.Luh Putu Verryani Ayu Savitri, S.Farm.,Apt.
A.A. Agustia Sinta Dewi, S. Farm., Apt.
I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Upaya kesehatanmenurut Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah setiapkegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajatkesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan,pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat. Salah satu tempat dilakukannya upaya kesehatan adalah apotek.
Apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktekkefarmasian oleh apoteker. Pelayanan
kefarmasian sebagai bagian integral daripelayanan kesehatan mempunyai peran penting dalam
mewujudkan pelayanankesehatan yang bermutu dimana apoteker sebagai bagian dari tenaga
kesehatanmempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian
yang berkualitas (Mashuda, 2011).Apoteker Pengelola Apotik (APA) disamping memiliki
ilmu kefarmasian, juga diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu
akuntansi (accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya
mengejar keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang berkualitas baik dan terjamin
keabsahannya.
Pada saat ini orientasi paradigma pelayanan kefarmasian telah bergeser dari pelayanan
obat (drug oriented) menjadi pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada
Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan yang tadinya hanya berfokus pada pengelolaan
obat sebagai komoditi berubah menjadi pelayanan yang komprehensif dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien, oleh karena itu apoteker dituntut untuk mulai fokus dan
bekerja lebih baik dalam memberikan pelayanan bagi pasien (Kepmenkes
No.1027/MENKES/SK/IX/2004).
Kami (Viva Generik) adalah jaringan apotek baru yang berfokus pada penyediaan
layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau kepada masyarakat menengah dan
menengah kebawah di Indonesia. Dimana kita memiliki tiga semboyan antara lain: obat yang
berkualitas, harga terjangkau dan apoteker yang handal.
Apotek Viva Generik memberikan pelayanan dengan diantaranya Apoteker yang handal
dan komunikatif. Apoteker Viva Generik diwajibkan untuk memberikan edukasi dan
informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat
menerima manfaat dan mennyejahterakan dirinya dengan memperoleh kesehatan yang
berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Apoteker dalam menjalankan profesi tidak hanya
handal sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, dapat mengelola apotik sesuai
dengan prinsip-prinsip bisnis, tidak hanya memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan (stake holder) semata melainkan juga memiliki fungsi sosial di
masyarakat dengan menjadi Apoteker yang komunikatif dan edukatif.
Dalam usaha untuk memajukan kesejahteraan umum dalam mewujudkan suatu tingkat
kesehatan secara optimal, maka dibuatlah pendirian Apotek Viva Generik di daerah
Batubulan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar yang diharapkan dapat menyebarkan obat
generik secara merata sehingga akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan obat
generik yang bermutu dengan harga yang terjangkau.
II. TUJUANTujuan pendirian Apotek Viva Generik antara lain :
1. Tempat pengabdian profesi Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan
penyerahan obat dan bahan obat.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional dalam
praktek pengobatan sendiri dirumah dengan kualitas apoteker yang handal dan
komunikatif
5. Memberikan keringanan biaya bagi rakyat kurang mampu di daerah Batubulan dalam
bentuk penggunaan obat paten yang direkomendasikan ke obat generik berkualitas.
III. VISI DAN MISI
Visi Apotek Viva Generik yang mana adalah menjadi jaringan apotek baru yang
bertujuan memberikan pelayanan kepada pelanggan yang unggul dan obat berkualitas bagi
masyarakat kelas menengah ke bawah di Indonesia, dalam pengembangan jaringan apotek
sudah kami awali dariJawa Tengah, Jawa Timur yang saat ini sudah terdapat 120 Apotek
Viva Generik dan kami ingin menambah jaringan di beberapa daerah dimana dalam hal ini
kami menunjuk Bali tepatnya di Kabupaten Gianyar.
Misi dari Apotek Viva Generik adalah untuk menjadi penyedia obat-obat generik terbesar
di seluruh penjuru nusantara dengan membangun dan mengoperasikan apotek-apotek yang
akan melayani semua lapisan masyarakat.
IV. NAMA DAN LOKASI APOTEK
Nama dan lokasi apotek yang akan didirikan:
Nama Apotek : Apotek VIVA GENERIK Belega
Alamat : Jl. Raya Belega Kanginan, Kec. Blahbatuh, Kab.Gianyar.
V. PROFIL PENGELOLA DAN PEMILIK APOTEK
a. Apoteker Pengelola Apotek
Nama : Andri Normansyah, S.Farm., Apt.
Alamat : Banjar Canggu Permai Temp. III, Blok C1/27, Desa Tibubeneng. Kec. Kuta
Utara, Kab. Badung, Bali
b. Apoteker Pendamping
1. Nama : Luh Putu Verryani Ayu Savitri, S.Farm., Apt
Alamat : Br. Mawang Kelod, Desa Lodtunduh, Kec. Ubud, Kab. Gianyar, Bali.
2. Nama : A. A. Agustia Sinta Dewi, S. Farm., Apt.
Alamat : Br. Padangtegal Mekarsari, Desa Ubud, Kec. Ubud, Kab. Gianyar, Bali.
c. Pemilik Sarana Apotek
Nama : Harry Sutanto
Alamat : Aprt. The Bellezza LVR, RT 04/02 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
VI. JUMLAH TENAGA KERJA DAN JAM KERJA
Jumlah tenaga kerja di apotek:
Apoteker Pengelola Apotek (APA) : 1 Orang
Apoteker Pendamping (APING) : 2 Orang
Status bangunan Apotek adalah bentuk sewa. Apotek buka senin – minggu, pukul 08.00 –
21.30 WIB dengan pembagian shift yaitu pukul 08.00 – 14.00 WIB dan 14.00 – 21.30 WIB.
VII. PELUANG DAN PROSPEK PEMASARAN
Berdasarkan data-data yang didapat berdasarkan posisi strategis daerah dan keberadaan
competitor dapat dijelaskan pada analisis SWOT berikut ini:
1. Kekuatan (Strength)
a. Konsep layanan patient oriented berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care.
b. Petugas apotek yang handal, loyal,berkompeten dalam pengelolaan apotek dan tenaga-
tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif.
c. Apoteker yang standby dan siap memberikan pelayanan dan konsultasi obat.
d. Merupakan apotek swasta dan apotek jaringan
2. Kelemahan (Weakness)
Merupakan apotek baru, sehingga belum dikenal masyarakat.
3. Peluang (Opportunity)
a. Jumlah penduduk sekitar yang cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan yang
potensial.
b. Apotek yang ditata secara elegan dan nyaman sehingga meningkatkan daya beli
pelanggan.
c. Merupakan apotek yang akan menyediaakan obat generik terbesar di Indonesia.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman datang dari para kompetitor seperti dokter yang dispensing obat sendiri dan
apotek sekitarnya. Sehingga harapan kedepannya dapat bekerja sama dengan baik.
VIII. TINJAUAN BISNIS
Apotek Viva Generik adalah jaringan apotek baru yang bertujuan memberikan
pelayanan kepada pelanggan yang unggul dan obat berkualitas bagi masyarakat kelas
menengah di Indonesia. Perlu diketahui bahwa saat ini kesadaran masyarakat terhadap apa
yang disebut obat “generik” dirasa masih sangat kurang, Hal ini berkaitan dengan
paradigmaatau pola bepikir masyarakat bahwa obat generik adalah obat kualitas “dua” yang
tidak berkhasiat. Oleh karena itu dengan adanya jaringan Apotek Viva generik, kami ingin
mensosialisaikan serta mengedukasi masyarakat berkaitan “apa itu“ obat generik dan fungsi
obat generik (yang sebenarnya sama dengan obat lainnya) serta lebih jauh lagi untuk
mensukseskan program pemerintah berkaitan dengan penggunaan obat generik.
Kenapa pemerintah mengeluarkan (dan nantinya diwajibkan) aturan mengenai
penggunaan obat generik?Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat kalangan menegah (mengingat sebagian besar masyarakat
kita berada di kelas ini) yang banyak terkendala dengan mahalnya biaya kesehatan (dokter
khususnya biaya obat). Dengan adanya obat generik diharapkan masyarakat tidak takut lagi
untuk menebus obat dokter yang saat ini masih dikuasai oleh obat paten yang tentu harganya
bisa berkali- kali lipat jauh lebih mahal (meskipun khasiat dengan obat generik sama).
Di tinjau dari sisi bisnis, kenapa Apotek Viva Generik bergerak pada obat generik, karena
menurut survey yang ada bahwa pengguanaan obat generik di Indonesia masih berkisar di
40% dari total penggunaan obat yang ada. Kita bisa membayangkan seperti di luar negeri
khususnya di negara maju, penggunaan obat generik sudah mencapai 90 %.Hal ini berarti
potensi obat generik di Indonesia masih sangat besar, dan seperti yang sudah disebutkan
diatas, bahwa hal ini terjadi dikarenakan masalah kesadaran dan edukasi yang kurang
terhadap masyarakat.
Dengan kehadiran Apotek Viva Generik diharapkan dapat merubah paradigma dan
pemikiran masyarakat khususnya warga Desa Batubulan untuk tidak beranggapanlagi bahwa
untuk sehat tidak perlu takut mahal dan bagi masyarakat yang sakit tidak perlu menunggu
lagi untuk membeli obat karena mahal, termasuk para penderita penyakit berat seperti
diabetes, kolesterol, maupun stroke.
IX. PELAYANAN APOTEK VIVA GENERIK
1. Obat Berkualitas
Semua produk di Apotek Viva Generik harus disertai dokumen pendukung yang
menyatakan kualitas produk yang telah diverifikasi oleh pabrik, laboratorium, dan kementrian
kesehatan, sebelum produk dijual diapotek kami.
2. Apoteker HandalPara pelanggan hanya akan dilayani oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang berlisensi,
dan teregistrasi di Kementrian Kesehatan dan disertifikasi oleh IAI (Ikatan Apoteker
Indonesia).
3. Harga TerjangkauFokus kami terhadap obat-obatan generik berarti pengobatan yang terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Pelayanan Maksimal Apotek Viva Generik :
1. Konsultasi dan cek kesehatan gratis di 3 bulan pertama sejak apotek berdiriSetiap outlet diwajibkan mengadakan event minimal 4 kali dalam sebulan selama 3 bulan
pertama. Dalam event ini, pasien dapat mendapatkan konsultasi dengan dokter-dokter yang
sudah bekerja sama dengan Apotek Viva Generik dan juga cek kesehatan seperti cek
kolesterol, gula darah dan tensi gratis.
2. Home Care VisitPelayanan farmasi modern yang tidak hanya di apotek namun juga sampai pada saat
pasien berada di rumah.
3. No Pharmacist No ServiceApotek Viva Generik berkomitmen pada pelayanan “TATAP” yaitu Tanpa Apoteker
Tidak Ada Pelayanan. Hal ini yang dijadikan pedoman bahwa setiap pelanggan yang datang
ke Apotek Viva Generik pasti akan dilayani oleh Apoteker dibantu oleh Asisten Apoteker.
Tenaga farmasi yang melayani tentunya seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu pasti
tenaga yang telah berlisensi dan teregistrasi di Kementerian Kesehatan serta disertifikasi oleh
IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) untuk Apoteker dan PAFI (Persatuan Ahli Farmasi
Indonesia) untuk Asisten Apoteker.
X. SOP PELAYANAN DI APOTEK
PROSEDUR TETAPPENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKALAN
KESEHATAN
1. Memeriksa kesesuaiaan nama dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
tertera pada faktur, kondisi fisik serta tanggal kadaluarsa.
2. Memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan barang.
3. Menulis tanggal kadaluarsa sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada kartu stok.
4. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada rak yang sesuai, secara
alfabetis menurut bentuk sediaan dan memperhatikan sistem FIFO (first in first out)
maupun FEFO (first expired first out).
5. Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
6. Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan menjamin stabilitasnya pada
rak secara alfabetis.
7. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.
8. Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran pada akhir bulan.
9. Menyimpan secara terpisah dan mendokumentasikan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan yang rusak/kadaluarsa untuk ditindaklanjuti.
PENGELOLAAN RESEP
1. Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep.
2. Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah.
3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.
4. Resep dibendel sesuai dengan kelompoknya.
5. Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan di tempat yang
telah ditentukan
6. Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan
untuk penelusuran resep
7. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada bendel semula
tanpa merubah urutan
8. Resep yang telah disimpan selama dari tiga tahun dapat dimusnahkan sesuai tata cara pemusna
PELAYANAN RESEP
A. Skrining Resep
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor ijin
praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat,
umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
3. Mengkaji aspek klinis yaitu : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya).
4. Membuatkan kartu pengobatan pasien (medication record).
5. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan
B. Penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan1. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan pada
resep
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.
3. Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan / alat / spatula / sendok
4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula.
Meracik obat (timbang, campur, kemas)
5. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum
6. Menyiapkan etiket (warna putih untuk obat dalam, warna biru untuk obat luar, dan etiket
lainnya seperti label kocok dahulu untuk sediaan cair)
7. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan dalam resep.
C. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian antara penulisan
etiket dengan resep)
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
PELAYANAN RESEP NARKOTIK
A. Skrining resep1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmaseutik yaitu : bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
3. Mengkaji pertimbangan klinis yaitu : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).
4. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli rumah sakit, puskesmas, apotek
lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan resep narkotika dalam tulisan “iter” tidak boleh
dilayani sama sekali
5. Salinan resep narkotik yang baru dilayani sebagian atau yang belum dilayani sama sekali
hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
6. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
B. Penyiapan Resep1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
2. Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung narkotika atau
menimbang bahan baku narkotika
3. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya
4. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan dalam resep
5. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai
permintaan dalam resep.
C. Penyerahan Obat1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep sebelum
dilakukan penyerahan
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Menanyakan dan menuliskan alamat / nomor telepon pasien dibalik resep
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikannya.
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)1. Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien
(medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis
2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan
informasi
3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan
bijaksana baik secara lisan maupun tertulis
4. Mendisplai brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan untuk informasi pasien.
5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
SWAMEDIKASI1. Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan swamedikasi
2. Menggali informasi dari pasien meliputi:
a. Tempat timbulnya gejala penyakit
b. Seperti apa rasanya gejala penyakit
c. Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya
d. Sudah berapa lama gejala dirasakan
e. Ada tidaknya gejala penyerta
f. Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan
3. Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan
menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek
4. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien meliputi: nama obat,
tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya pengobatan, efek samping yang mungkin timbul,
serta hal-hal lain yang harus dilakukan maupun yang harus dihindari oleh pasien dalam
menunjang pengobatan. Bila sakit berlanjut/lebih dari 3 hari hubungi dokter.
5. Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan
KONSELING1. Melakukan konseling sesuai dengan kondisi penyakit pasien
2. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien / keluarga pasien
3. Menanyakan tiga pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metode open-ended question :
a. Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini
b. Cara pemakaian, bagaimanan dokter menerangkan cara pemakaian
c. Apa yang diharapkan dalam pengobatan ini
4. Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obat tertentu (inhaler,
supositoria, dll)
5. Melakukan verifikasi akhir meliputi:
a. Mengecek pemahaman pasien
b. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi
6. Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan
PELAYANAN RESIDENSIAL (HOME CARE)1. Menyeleksi pasien melalui kartu pengobatan
2. Menawarkan pelayanan residensial
3. Mempelajari riwayat pengobatan pasien
4. Menyepakati jadwal kunjungan
5. Melakukan kunjungan ke rumah pasien
6. Melakukan tindak lanjut dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada atau
kunjungan berikutnya, secara berkesinambungan
7. Melakukan pencatatan dan evaluasi pengobatan.
XI. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN
Alat dan perbekalan yang diperlukan untuk pendirian suatu apotek adalah :
1. Bangunan, terdiri dari :
a. Ruang tunggu yang nyarnan bagi pasien
b. Tempat mendisplai informasi, brosur bagi pasien
c. Ruang tertutup untuk konseling
d. Ruang peracikan dan penyerahan obat
e. Toilet
2. Kelengkapan Bangunan Apotek
a. Sumber air
b. Sumber Penerangan
c. Alat Pemadam
d. Ventilasi
e. Sanitasi
f. Papan nama APA
g. Billboard nama apotek
3. Perlengkapan Kerja
a. Alat Pengolahan / Peracikan :
1) Batang Pengaduk
2) Cawan Penguep
3) Corong
4) Gelas ukur, gelas piala
5) Kompor / pemanas
6) Labu Erlenmeyer
7) Mortir
8) Penangas air
9) Panci
10) Rak tempat pengering
11) Spatel logam/ tanduk / gelas porselen
12) Thermometer
13) Timbangan milligram + anak timbangan (ditera)
l4) Timbangan gram + anak timbangan (ditera)
b. Wadah
1) Pot / botol
2) Kertas perkamen
3) Klip dan kantong plastik
4) Etiket (biru dan putih)
c. Tempat penyimpanan
l) Lemari / rak obat
2) Lemari narkotika
3) Lemari Psikotropik
4) Kulkas
4. Perlengkapan Administrasi
a. Blanko surat pesanan
b. Blanko faktur penjualan
c. Blanko nota penjualan
d. Blanko salinan resep
e. Blanko laporan narkotika dan psikotopika
f. Buku catatan narkotika dan psikotopik
5. Kelengkapan Buku Pedoman
a. Buku standar yang wajib :
1) Farmakope Indonesia IV
2) Kumpulan Peraturan Perundang-Undangan
b. Buku lainnya :
I) MMS,ISO edisi terbaru
XII. STRATEGI DAN INOVASI
Dalam rangka mengembangkan usaha apotek ini diperlukan strategi inovasi khusus,
sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi Apotek Viva Generik
Batubulan serta mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang lagi di daerah
lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :
1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh APA.
2. Menyediakan obat-obat generik yang berkualitas yang dibutuhkan oleh pasien.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon.Hal ini dilakukan
untukmengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik juga bekerjasama dengan dokter.
5. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin, serta tempat duduk yang nyaman.
XIII. PENUTUP
Berdasarkan analisa situasi, maka pendirian Apotek Viva Generik di daerah Batubulan,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar mempunyai prospek yang cukup bagus, baik
ditinjau dari segi pelayanan maupun usaha.
LAMPIRAN
Lampiran 1. ASPEK KEUANGAN
1. Permodalan Rp 103.432.000A. Modal Awal Rp100.000.000B. Alokasi Modal
Sewa Bangunan + RenovasiSewa Bangunan 5 th x @ Rp. 12.000.000 Rp40.000.000Renovasi 48 m2 @ Rp. 200.000 Rp 9.600.000
Perlengkapan ApotekBiaya yang mengalami penyusutan (5 tahun) :Papan Nama Rp. 400.000Papan Petunjuk Apotek Rp. 100.000Gelas Ukur 50 ml Rp. 52.500Gelas Ukur 100 ml Rp. 63.500Corong Diameter 7,5 cm Rp. 25.000Termometer Skala 100OC (Raksa) Rp. 11.000Mortir Dameter 5-10 cm dan Stamper Rp. 20.000Mortir Dameter 10-15 cm dan Stamper Rp. 35.000Spatel Logam/tanduk/pastik dan porselen Rp. 22.000Batang pengaduk Rp. 10.000Timbangan milligram dan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera Rp. 2.500.000Beaker glass 100 ml Rp 22.000Lemari es Rp 1.000.000Dispenser dan gallon Rp 220.000Etalase panjang 2,5 m Rp 1.500.000Etalase panjang 1,5 m Rp 800.000Lemari besar (isi rak, lemari) Rp 5.000.000Meja konseling dan inkaso Rp 400.000Meja racik Rp 400.000Kursi 5 x Rp 50.000 Rp 250.000Lemari narkotika 40x80x100 cm Rp 500.000Wastafel Rp 250.000Pemadam kebakaran 2 Rp 1.400.000Kipas angin 2 unit Rp 700.000Tempat sampah 3 x @ Rp 40.000 Rp. 120.000Peralatan kebersihan Rp. 150.000
Roll listrik Rp. 22.000Alat Digital Test Rp 1.500.000Wastefel kecil Rp 170.000Tensimeter Rp 500.0001 set Personal Komputer Rp 4.000.000Farmakope Indonesia Edisi V Rp. 330.000MIMS Rp. 27.000 +Total Rp. 18.162.000
Biaya yang tidak mengalami penyusutan :Perlengkapan AdministrasiLampu 8 x @Rp.40.000 Rp. 320.00Stempel Rp. 50. 000Kalkulator 2 @ 50.000 Rp. 100.000Alat Tulis Kerja Rp. 300.000Blanko (SP. kwitansi.nota, copy R/, resep,embalage), Pembungkus Obat dan Etiket Rp. 500.000 +Total Rp1.270.000
Pembelian ObatObat Generik Rp 20.500.000 Obat Paten Rp 5.500.000OTC dan Alkes Rp. 8.400.000 +Total Rp 34.400.000
Total investasi: Rp 103.432.000
2. Rencana anggaran dan pendapatan bulan ke-1A. Biaya tetap (BOP tiap tahun naik 10%)
Klasifikasi Bulan Tahun
1) Gaji Pegawaia. APA Rp. 2.500.000 Rp. 30.000.000b. APING Rp. 2.500.000 Rp. 30.000.000c. AA Rp. 1.600.000 Rp. 19.200.000d. AA Rp. 1.600.000 Rp. 19.200.000
2) Listrik, air, telp Rp. 600.000 Rp. 7.200.0003) THR Pegawai Rp 683.300 Rp. 8.200.000
Total Rp. 9.483.000 Rp. 113.796.000
B. Proyeksi pendapatan tahun ke-1 (1 bulan = 30 hari)Dengan asumsi dalam 1 hari :Resep 3 lembar x Rp. 25.000 = Rp 75.000Pendapatan obat = Rp 4 50.000 +
Rp.525.000Pendapatan 1 bulan = Rp. 15.750.000Pendapatan 1 tahun = Rp. 189.000.000
Pengeluaran 1 bulan = Rp. 12.349.100Pengeluaran 1 Tahun = Rp. 148.199.600
Laba sebelum pajak = Rp 40.800.400/ tahunPajak 10% = Rp 4.080.040Laba netto = Rp 36.720.400
C. Proyeksi pendapatan tahun ke- 2 (1 bulan = 30 hari)Dengan asumsi dalam 1 hari :Resep 5 lembar x Rp 25.000 = Rp 125.000Pendapatan obat = Rp 5 00.000 +
Rp 625.000Pendapatan 1 bulan = Rp. 18.750.000Pendapatan 1 tahun = Rp. 225.000.000
Pengeluaran 1 bulan = Rp. 13.584.000Pengeluaran 1 Tahun = Rp. 163.010.000
Laba sebelum pajak = Rp 61.990.000/tahunPajak 10% = Rp 6.199.000Laba netto = Rp 55.791.000
D. Proyeksi pendapatan tahun ke- 3 (1 bulan = 30 hari)Dengan asumsi dalam 1 hari :Resep 7 lembar x 25.000 = Rp 175.000Pendapatan obat = Rp 550.000 +
Rp.725.000Pendapatan 1 bulan = Rp. 21.750.000Pendapatan 1 tahun = Rp. 261.000.000
Pengeluaran 1 bulan = Rp. 15.621.600Pengeluaran 1 Tahun = Rp. 187.459.200
Laba sebelum pajak = Rp. 73.540.800Pajak 10% = Rp 7.354.080Laba netto = Rp 66.186.700
PERHITUNGAN PERKIRAAN RUGI LABA TAHUN KE-1MARGIN = 189.000.000 - 148.199.600
= 40.800.400% MARGIN = 40.800.400 / 189.000.000 X 100 %
= 21 %
Perhitungan batas laba rugi (BEP) tahun ke I
a.Pay back periode = total investasi laba bersih
=
103 .432.00036 . 720. 400 = 2,8 tahun
b. ROI = laba bersih x 100% Total investasi
= 36.720.400 x 100% = 35,5%
103.432.000
c. BEP =
Biaya Tetap
1−Biaya VariabelPendapatan
=
113. 796 .000
1−34 . 403 .600189 .000 .000
= 139.114.914 / tahun
= 11.593.000 / bulan
= 386.430 / hari
Top Related