Download - Struktur Dan Mekanisme Kerja Organ Pencernaan

Transcript

Struktur dam Mekanisme Kerja Organ PencernaanEirene Megahwati Paembonan

NIM : 102012082

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Organ pencernaan manusia sudah beradaptasi khusus untuk pemecahan makanan dan seterusnya diabsopsi bertujuan untuk mendapatkan energi yang diperlukan tubuh untuk kelangsungan hidup. Traktus gastrointestinal adalah saluran pencernaan yang dimulai dari mulut, oesophagus, lambung, usus kecil, usus besar, rectum dan anus. Dalam saluran inilah makanan akan dicerna dan diabsopsi. Pada skenario yang diberikan seorang remaja berusia 16 tahun sejak kecil mengalami keluhan sering sakit perut, flatuensi dan diare setelah mengkonsumi makanan tenusu misalnya es krim. Makanan yang mengandungi susu mempunyai kadar laktosa yang tinggi. Laktosa merupakan salah satu dari kumpulan disakarida dan enzim yang berperan dalam memecahkannya adalah laktase yang dihasilkan oleh pankreas sewaktu kimus berada di duodenum. Remaja tersebut mengalami defisiensi enzim laktase yang menyebabkan laktosa tidak dicerna seterusnya berlakunya akumulasi laktosa di lumen duodenum. Kekurangan enzim berbanding dengan substrat menyebabkan kurangnya tebentuk laktase-laktosa complex seterusnya menghasilkan glukosa dan galaktosa. Tempat aktif enzim laktase tidak bisa menampung kebanyakan atau limpahan laktosa setelah remaja tersebut mengkomsumsi bahan tenusu.

Penimbunan laktosa di lemun duodenum menyebabkan meningkatnya gradient osmotik dari plasma akan masuk ke lumen dan menyebabkan peregangan usus. Di usus besar laktosa bisa dicerna oleh bakteria namun akan menghasilkan bahan sampah yaitu gas karbon dioksida dan gas metana. Peregangan hebat pada usus oleh cairan dan gas menyebabkan berlakunya diare dan nyeri.Struktur Makroskopik Organ PencernaanSaluran pencernaan terdiri atas sebuah saluran panjang yang berawal di rongga mulut dan berakhir di anus. Sistem itu terdiri atas rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan liang anus. Organ yang berhubungan dengan saluran cerna adalah organ-organ tambahan berupa kelenjar liur, hati dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan banyak sekret yang dialirkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius di mana sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya.1Cavum Oris

Rongga mulut atau cavum oris dapat dibagi menjadi vestibulum oris dan rongga mulut yang sebenarnya (cavum oris proprium), yang bersama-sama membentuk rongga mulut. Vestibulum terletak antara pipi dan bibir pada satu pihak dan gigi geligi. Bila rahang tertutup dan gigi geligi lengkap, tidak ada hubungan antara vestibulum dan kavum oris proprium. Bila mulut terbuka, batas posteriornya, fauses yang dibentuk oleh lengkung posteriornya, palatum, mulai terlihat uvula, lengkung anterior palatum, tonsila palatina, dan frenulum bibir.1Bibir/ labium oris, terletak di sudut mulut kanan kiri saling berhubungan pada angulus oris, terdapat juga alur/ sulcus pada labium oris. Pertama yaitu sulcus nasolabialis yaitu alur di antara sudut bibir atas dengan dengan hidung (nasus), sulcus mentolabialis: alur diantara bibir bawah dengan dagu (mentum), philtrum yang merupakan lekuk diatas pertengahan bibir atas.1Atap rongga mulut dibentuk oleh palatum durum dan palatum mole. Rongga mulut sebagian besar terisi oleh lidah. Berikut batas-batasn cavum oris proprium, depan dan samping: arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, pada bagian atas berbatasan dengan palatum durum et mole, pada bagian bawah berbatasan dengan diafragma oris.1Esofagus

Esofagus adalah suatu pipa muskular sepanjang kira-kira 25 cm yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra T10-11. Dibagi menjadi pars cervicalis, pars thoracalis dan pars abdominalis.1Gaster

Gaster secara umum dibagi menjadi tiga bagian umum, yaitu fundus, korpus dan pylorus. Pertama dimulai dari gaster, terdapat incisura pada kurvatura minor, pada sambungan antara korpus dan antrum pilori disebut incisura angularis. Lalu terdapat sfingter pilori yang mengendalikan pengosongan isi lambung ke duodenum, lalu terdapat orifisium kardia yang merupakan tempat masuknya isi esofagus ke gaster. Sfingter kardia bekerja mencegah refleks isi lambung ke esofagus. Omentum minus melekat ke kurvatura minor dan omentum mayus melekat pada kurvatura mayor. Kedua omentum ini membawa darah dan limfe ke gaster. Lalu bila kita lihat pada bagian dalamnya / mukosa gaster terdapat lipatan-lipatan yang sering disebut sebagai plica gastricae yang berfungsi mensekresi asam lambung / HCl.2Usus Halus

Awal intestinum tenue atau usus halus adalah duodenum atau usus duabelas jari. Terdiri atas empat bagian yaitu pars superior, pars descendens, pars inferior dan pars ascendens. Pars superior duodeni terletak pada bidang transpyloric yang bermula dari pylorus menuju ke belakang dari berakhir di flexura duodenale superior. Pars descendens bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah dan kemudian membelok ke kiri disebut sebagai flexura duodeni inferior. Setinggi vertebrae lumbalis 3 pars inferior duodeni akan menyilang garis tengah berjalan ke kiri untuk kemudian berjalan ke arah atas dan berakhir sebagai pars ascendens duodeni. Pars ascendens duodeni terletak setinggi vertebrae lumbal 2, kurang lebih 2,5 cm sebelah kiri garis tengah. Setelah sampai di belakang lambung, pars ascendens duodeni akan membelok ke bawah pada lengkungan yang disebut sebagai flexura duodenojejunalis. Pada flexura ini terdapat ligamentum penghubung dengan oesophagus yang disebut ligamentum Treitz.1,2Duodenum diperdarahi oleh a.Gastroduodenalis yang merupakan cabang dari a.Hepatica Communis yang akan memperdarahi dinding posterior duodenum dan juga didarahi oleh a.Pancreaticoduodenalis Superior (anterior dan posterior) yang berjalan antara pars descendens duodeni dan caput pankreas. a.Pancreaticoduodenalis inferior yang merupakan cabang dari a.Mesenterica Superior juga mendarahi duodenum.1,2Selain duodenum, 2/5 proksimal usus halus merupakan jejunum sedangkan 3/5 distal sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi region umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Perbedaan dari duodenum dan jejunum adalah, pada jejunum kelenjar getah beningnya soliter sedangkan pada ileum kelenjar getah beningnya ada yang soliter maupun berkelompok (agregat / plaque peyeri). Tidak hanya itu, perbedaan dari duodenum dan ileum dapat kita lihat pada vasa recta dan arcadenya. Pada jejunum diameternya lebih tebal dari ileum, memiliki vasa recta yang panjang dan arcade satu tingkat sedangkan pada ileum yang berdiameter lebih kecil dari jejunum memiliki vasa recta yang pendek dan arcades yang bertingkat sampai tiga tingkat.1,2Usus Besar

Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar dari usus halus, yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. Usus besar terdiri dari sekum, kolon, dan rektum.2,3Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menepati dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah terjadinya aliran balik bahan fekal ke dalam usus halus. 2,3Kolon dibagi lagi menjadi kolon asenden, tranversum, desenden dan sigmoid. Tempat kolon membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas secara berturut-turut disebut sebagai fleksura hepatika dan fleksura lienalis. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk lekukan berbentuk-S. 2,3Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut sebagi taenia koli. Panjang taenia lebih pendek daripada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut mebentuk kantung-kantung kecil yang disebut haustra. Apendises epiploika adalah kantong-kantong kecil peritonium yang berisi lemak dan melekat sepanjag taenia.2,3Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria mesentrika superior memperdarahi belahan kanan (sekum, kolon asenden, dan dua per tiga proksimal kolon tranversum), dan arteria mesentrika inferior mendarahi bagian kiri (sepertiga distal kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum). Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis.2,3Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom dengan pengecualian sfingter eksterna yang berada dalam pengendalian volunter. Rangsangan simpatis menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang sfingter rektum. Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang berlawanan.2,3

Rectum

Merupakan bagian caudal dari intestinum crassum. Rectum terletak retroperitoneal, memanjang mulai setinggi corpus vertebrae sacralis 3 sampai Anus. Anus adalah muara dari rectum ke dunia luar. Pada rectum terdapat flexura sacralis yang mengikuti curvatura ossacrum dan flexura perinealis yang mengikuti lengkungan perineum. Bagian cranialis disebut pars ampularis rectidan bagian caudalis disebutpars analis recti.2 Pada pars ampularis terdapat 3 buah plica transversalis yang dibentuk oleh penebalan stratum circulare tunica muscularis. Plica yang tengah sangat tebal, disebutplica transversalis Kohlraush,berfungsi sebagai penahan isi rectum. Pada pars analis terdapat plica yang arahnya longitudional dan disebutcolumna rectalis Morgagni.Di sebelah analis columna rectalis bersatu membentukanulus rectalis(annulus haemorrhoidalis). Di sebelah profunda mukosa terdapat plexus venosus yang disebut plexus haemorrhoidalis.2Struktur mikro organ pencernaanMulut

Labium oris dapat dibagi dalam 3 area:5 Area cutanea: Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran histologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan kearah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebasea dan folikel rambut.

Area merah bibir (area intermedia): Epitelnya berlapis gepeng tidak bertandukepitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler.

Area oral mukosa: Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi. Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan lamina propianya agak kompak. Pada tunika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus. Dibawah submukosa didapati otot lurik (M.orbicularis oris).OesophagusOesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.5 Tunika mukosa ( Epitel berlpis gepeng tanpa lapisan tanduk. T.M.M hanya satu lapis longitudinal, pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks (kel.superfisial) yang merupakan perluasan kelenjar kardia. Tunika submukosa ( Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukosa (oesophageal glands).

Tunika muskularis: Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik, 1/3 distal seluruhnya otot polos.Gaster

Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastric dan epitel mukosa adalah selapis torak tanpa sel goblet. Gaster memiliki 3 daerah: cardia, fundus, pylorus dan merupakan lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan, mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan, dindingnya sangat berlipat yang dinamakan rugae dan sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen, intinya oval, pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pylorus. Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah TMM.4

PankreasMerupakan kelenjar eksokrin dan endokrin, epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet ke sel kubus. Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng. Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis dan pars terminalisnya 100% terdiri serous dan di tengah pars terminal sering dijumpai sel-sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus serta tidak ada sel myoepitel.4Hati

Diliputi kapsula Glissoni, Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli. Porta hepatis berisi: pebuluh limfe, pembuluh empedu, V.Portae danA.Hepatika. Unit fungsional hepar ialah lobulus. Bentuknya polygonal, bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis. Sel-sel hepar tersusun radier dan terdapat segitiga Kiernan yang berisi cabang a.hepatika, cabang vena porta, duktus biliaris dan pembuluh limfe. Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh darah. Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan banyak mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin. Sel hati dikelilingi berkas serat retikulin yang dengan pewarnaan bielschwosky berwarna hitam.Vasularisasi hati: a.hepatika dan V.porta ( A/V interlobularis ( sinusoid hati ( V.sentralis ( V.sublobularis ( V.hepatika ( V.cava inferior. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer (termasuk RES). Sel kupffer ovoid, kromatin pucat, dengan pewarnaan tripan blue terbukti bersifat fagositer.4Kantung EmpeduKanalikuli biliaris-preduktuli biliaris (saluran Hering) duktus biliaris-duktus hepatikus, vesika felea-duktus cysticus, duktus koledokus. Arah aliran empedu: dari sentral ke perifer hati. Arah aliran darah: dari perifer ke sentral lobulus.4Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum. Epitel terdiri dari selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili yang memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan (alkaline fosfatase, maltase, dan lain-lain). Sel goblet ke arah distal makin banyak. Terdapat vili intestinal, vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan pada ileum berbentuk jari. Terdapat plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa.

Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi. Sepanjang membran mukosa terdapat kelenjar Intestinalis (cryptusLieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di antara vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Pada duodenum terdapat kelenjar brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus. Pada jejunum tidak terdapat kelenjar brunner ataupun agmina peyeri dan plica sirkularis kerckringi tinggi-tinggi. Pada ileum terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/plaque peyeri di lamina propriameluas ke tunika submukosa.4

Gambar 1.1

Sumber: bahan kuliah histology system digestivusUsus BesarPada usus besar (colon) tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal. Sel goblet banyak di antara sel epitel, terdapat cryptus Lieberkuhn, sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali serta terdapat limfonodus solitaries. Tunika longitudinal membentuk 3 pita longitudianal disebut taenia coli.3

Gambar 1.2Sumber: bahan ajar histology system digestivus

Rektum

Bagian sebelah bawah disebut Anal Canal, mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collumn (Anal column/Collumn of Morgagni) berakhir kira2 inchi dari orrificium anal. Epitel selapis torak dan terdapat cryptus. Pertemuan rektum dengan anus disebut Linea Pectinata.4,5Mekanisme PencernaanProses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi, dibantu oleh lidah. Dalam rongga mulut juga ada enzim yang membantu pencernaan yaitu enzim amilase. Gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.6 Gigi seri berbentuk pahat berfungsi untuk mencengkeram dan memotong makanan. Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi untuk menusuk dan mengoyak makanan.

Gigi geraham berbentuk rata bergerigi, berfungsi untuk mengunyah makanan.

Lidah juga membantu pencernaan makanan di dalam mulut. Dengan adanya lidah, kita dapat mengecap rasa manis, asin, asam, dan pahit. Lidah berfungsi dalam membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam mulut. Di dalam mulut terdapat enzim untuk membantu pencernaan. Enzim tersebut dihasilkan oleh kelenjar ludah. Enzimnya disebut amilase. Enzim amilase berfungsi untuk mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula.6Setelah dicerna di dalam mulut, makanan akan masuk ke dalam kerongkongan dengan proses menelan (deglutition). Selama menelan, makanan akan dicegah masuk ke hidung dengan mengangkat uvula sehingga saluran hidung tertutup dan elevasi faring sehingga tidak masuk ke dalam trakea. Makanan didorong oleh otot kerongkongan menuju lambung. Gerakan otot ini disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik inilah yang menyebabkan makanan terdorong hingga masuk ke lambung.6Dari kerongkongan, makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung, makanan akan disimpan (maksimal 1,5 liter), dicerna, dan pengosongan dari lambung. Makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim yang disebut pepsin. Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang menyebabkan lambung menjadi asam. Asam klorida dihasilkan oleh dinding lambung. Asam klorida berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan mengaktifkan pepsin. Ketika proses pencernaan terjadi di lambung, otot-otot dinding lambung berkontraksi. Hal tersebut menyebabkan makanan akan tercampur dan teraduk dengan enzim serta asam klorida. Secara bertahap, makanan akan menjadi berbentuk bubur. Kemudian, makanan yang telah mengalami pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam usus halus dengan proses retropulsi. Pengosongan lambung ini dapat dihambat karena faktor dari usus yaitu asam, lemak, hipertonisitas dan peregangan.6Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan.Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus. Cairan empedu mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:6 Air, berguna sebagai pelarut utama. Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh.7Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu (membentuk misel). Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.7Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.7

Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.7Usus halus merupakan tempat pencernaan dan penyerapan nutrisi. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Di dalam usus halus terdapat dua proses pencernaan, yaitu pencernaan secara kimiawi dan proses penyerapan sari makanan. Di dalam usus dua belas jari, terjadi pencernaan makanan dengan bantuan getah pankreas. Getah pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah pankreas mengandung enzim-enzim, seperti enzim amilase, enzim tripsin, dan enzim lipase.7Usus kosong terdapat di antara usus dua belas jari dan usus penyerapan. Di dalam usus kosong terjadi pula proses pencernaan secara kimiawi. Usus kosong memiliki dinding yang dapat menghasilkan getah pencernaan. Usus penyerapan adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Sari makanan adalah makanan yang telah dicerna secara sempurna. Di dalam usus penyerapan terdapat bagian yang di sebut vili. Vili banyak mengandung pembuluh darah. Vili inilah yang dapat menyerap sari-sari makanan. Pencernaan di lumen usus hanya pencernaan lemak yang selesai, pencernaan protein dam karbohidrat dilanjutkan di epitel usus (ada enzim enterokinase, disakaridase, dan aminopeptidase).7Setelah melewati usus halus, sisa makanan masuk ke usus besar. Usus besar terbagi atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus besar turun. Terjadi gerakan mencampur (haustrasi) dan massmovement (reflek gastroileum dan gastrokolon).7Di dalam usus besar, sisa makanan mengalami pembusukan. Pembusukan ini dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral dari sisa makanan tersebut, akan diserap oleh usus kembali. Setelah itu, sisa makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk tinja (feses).7Enzim Pencernaan

Enzim ptialin Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.8 Enzim amilase Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.8 Enzim maltase Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.8 Enzim pepsin Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.8 Enzim tripsin Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.8 Enzim renin Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.8 Asam khlorida (HCl) Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit maag.8 Cairan empedu Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.8 Enzim lipase Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).8Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah salah satu keadaan dimana seseorang bereaksi negatif secara langsung, begitu susu atau produk susu dikonsumsi. Penyebab intoleransi laktosa adalah tidak adanya atau kurangnya enzim laktase yang mencerna laktosa. Ada tiga jenis intoleransi laktosa, yaitu defisiensi laktase primer, dimana diare dan gejala lainnya berlangsung sepanjang waktu, dan defisiensi laktase sekunder, yang terjadi ketika penderita mengalami gangguan usus halus atau gangguan saluran pencernaan.9Laktosa yang tidak tercerna akan menumpuk di usus besar dan terfermentasi, menyebabkan gangguan pada usus seperti nyeri perut, keram, kembung dan bergas, serta diare, sekitar setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk laktosa. Bakteri yang ada di kolon punya kemampuan untuk mengurai laktosa sehingga memanfaatkan laktosa sebagai sumber energi dan menghasilkan CO2 dan gas metana. Peregangan usus oleh cairan dan gas menimbulkan rasa nyeri dan diare. Pembuangan gas (flatuensi) disebabkan karena udara yang tertelan dan gas hasil fermentasi bakteri di kolon.10Gejala-gejala ini kadang-kadang disalahartikan sebagai gangguan saluran pencernaan. Tingkat keparahan gejala-gejala tersebut bergantung pada seberapa banyak laktosa yang dapat ditoleransi oleh masing-masing tubuh. Gejala-gejala ini mirip dengan reaksi alergi susu, namun pada kasus alergi, gejala-gejala ini timbul lebih cepat, kadangkala hanya dalam hitungan menit.10Jika seseorang yang menderita defisiensi laktase tidak menghindari produk-produk yang mengandung laktosa, lama kelamaan orang tersebut dapat kehilangan berat badan dan menderita malnutrisi.9,10Kesimpulan

Struktur sistem pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus, serta organ tambahan kelenjar ludah, pankreas, hati dan kandung empedu. Secara makroskopik dan mikroskopik struktur organ ini dapat saling dibedakan. Mekanisme pencernaan tiap organ memiliki motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan yang berbeda-beda. Enzim di tiap organ pencernaan pun berbeda-beda. Intoleransi laktosa merupakan salah satu contoh dari gangguan sistem pencernaan dimana terjadi defisiensi enzim laktase sehingga tidak dapat menguraikan laktosa yang ada pada produk susu.

Daftar Pustaka

1. Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anatomi manusia: Alat-alat dalam. Jakarta: Penerbit Hipokrates, 2003.

2. Faiz O, Moffat D. At a glance: Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007.4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histology. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2009.

5. Eroschenko VP. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC, 2012.7. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.8. Murray RK, Granner DK. Biokimia harper. Jakarta : EGC, 2003.9. Kefir. Health secret. Jakarta : PT Alex Media Komputindo, 2008.10. Schwartz W. Pediatri. Jakarta : EGC, 2005.4