STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
WARUNG MIKRO PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh:
Winarni
NIM: 1113053000069
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1439 H
i
ABSTRAK
Winarni, NIM: 1113053000069, “Strategi Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah Warung Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat”. Dibimbing oleh Lili Bariadi, M.Si. 2017.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat memiliki unit
Warung Mikro berbasis syariah. Warung Mikro ini memiliki beberapa produk
untuk pembiayaan modal usaha dan multiguna, target customer Warung Mikro
yaitu untuk golbertap dan non golbertap, sedangkan target marketnya untuk
wirausaha mikro yaitu wirausaha pada sektor unggulan seperti Usaha Mikro,
Kecil, Menengah (UMKM). Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Sebagian besar
penghasilan bank syariah didapatkan dari kegiatan usaha berupa pembiayaan.
Dalam kegiatan operasional Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat tidak luput dari pembiayaan bermasalah, oleh karena itu
strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah harus ditingkatkan agar pembiayaan
bermasalah Warung Mikro yang ada pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang
menjadi penyebab adanya pembiayaan bermasalah Warung Mikro pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dan untuk mengetahui juga
strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah Warung Mikro yang dilakukan
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskritif. Penulis
melakukan wawancara kepada pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat unit kerja Warung Mikro untuk mendapatkan data jumlah pembiayaan
yang disalurkan, jumlah pembiayaan bermasalah, faktor penyebab terjadinya
pembiayaan bermasalah, dan strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor penyebab
terjadinya pembiayaan bermasalah Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Tangerang Ciputat adalah Usaha nasabah menurun bahkan
Bangkrut, PHK, Nasabah menghilang/Skip, Masalah pribadi, Marah/Tidak
Kooperatif, Meninggal. Adapun strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah
Warung Mikro yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat adalah Reguler Collection, Restrukturisasi pada strategi ini pihak Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat lebih sering menggunakan Rescheduling
(Penjadwalan kembali).
Kata Kunci: Strategi, Pembiayaan Bermasalah, Warung Mikro, Faktor
Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah, Strategi Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil, Alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT
sang pencipta, karena atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Warung
Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat”. Shalawat
dan salam semoga Allah limpah dan curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi-Nya.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua penulis yaitu,
Noer Ali dan Sapi’ah yang telah mengerahkan seluruh waktu, harta dan tenaga
hingga penulis dapat menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi,
memberikan kasih sayang, perhatian, semangat dan doanya sehingga penulis
dapat berusaha dan bersemangat dalam meraih cita-cita.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini
segala hambatan dapat teratasi berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I
Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum dan Bapak Dr. Suhaimi, MA selaku
iii
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Program Studi
Manajemen.
4. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Lili Bariadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia membimbing penulis dari awal hingga akhir penelitian skripsi
ini selesai.
6. Tim penguji penulis, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku ketua sidang,
Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku sekretaris sidang, Bapak Dr.
Sihabudin Noor, MA selaku penguji I, Bapak Muhamad Zen, MA
selaku penguji II.
7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Dakwah yang telah
memberikan pengajaran dan pembelajaran baik teori maupun
pengalaman hidup yang sangat luar biasa.
8. Seluruh pimpinan dan jajaran Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat yang telah mengizinkan dan membantu penulis
dalam melakukan penelitian skripsi ini.
9. Bapak Uung Muhammad Syakur selaku Marketing dan Bapak Dede
Kurnia selaku Micro Financing Analys unit kerja Warung Mikro Bank
iv
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat yang telah bersedia
penulis wawancarai untuk kepentingan penelitian ini.
10. Kedua adik penulis Sawiyah dan Minati Ummah, yang telah menjadi
penyemangat dan penghibur penulis selama penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Program Studi Manajemen Dakwah
angkatan 2013, ksususnya MD B dan MD MLKS.
12. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qari dan Qariah
Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila dalam
penulisan terdapat kata-kata yang kurang berkenan, penulis juga
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan laporan penelitian ini. Demikian laporan
penelitian ini penulis buat, semoga penulisan laporan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Ciputat, 2 Oktober 2017
Winarni
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6
D. Metodelogi Penelitian ........................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 14
BAB II STRATEGI PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
WARUNG MIKRO ......................................................................................... 17
A. Strategi Pembiayaan .............................................................................. 17
1. Pengertian Strategi .......................................................................... 17
2. Pembiayaan ..................................................................................... 18
a. Pengertian Pembiayaan ............................................................. 18
vi
b. Tujuan Pembiayaan ................................................................... 23
c. Fungsi Pembiayaan .................................................................. 27
d. Prinsip Analisis Pembiayaan ..................................................... 31
e. Jenis-Jenis Pembiayaan ............................................................. 41
f. Produk Pembiayaan ................................................................... 45
3. Pengertian Strategi Pembiayaan ....................................................... 52
B. Pembiayaa Bermasalah ......................................................................... 52
1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah ............................................... 52
2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ..................................... 56
3. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bemasalah ............................... 58
C. Warung Mikro ....................................................................................... 63
1. Produk Pembiayaan Warung Mikro ................................................ 63
2. Landasan Hukum ............................................................................ 73
3. Prosedur dan Persyaratan Pengajuan Pembiayaan ......................... 74
BAB III TINJAUAN KHUSUS TENTANG BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT ......................................... 76
A. Sejarah Singkat BSM KC Tangerang Ciputat ....................................... 76
B. Profil Perusahaan .................................................................................. 81
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ........................................................ 81
D. Kegiatan Utama Perusahaan ................................................................. 86
E. Produk dan Layanan Bank Syariah Mandiri ......................................... 86
F. Struktur Organisasi ................................................................................ 94
vii
BAB IV FAKTOR PENYEBAB DAN STRATEGI PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH WARUNG MIKRO PADA BANK
SYARIAH MANDIRI KC TANGERANG CIPUTAT ............................... 95
A. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Pada Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat ................................................ 95
B. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Pada Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat .............................................. 100
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 114
A. Kesimpulan .......................................................................................... 114
B. Saran ..................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Pembiayaan Usaha Mikro Tunas ..................................................... 66
Tabel 2.2: Pembiayaan Usaha Mikro Madya .................................................... 67
Tabel 2.3: Pembiayaan Usaha Mikro Utama .................................................... 69
Tabel 2.4: Pembiayaan Multiguna Mikro ......................................................... 70
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat ................................................................................................................. 94
Tabel 4.1: Masalah Nasabah dan Cara Mengatasinya ..................................... 102
Tabel 4.2: Jumlah Pembiayaan Warung Mikro Tahun 2013-2015 .................. 103
Tabel 4.3: Jumlah Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Tahun
2013-2015 ........................................................................................................ 105
Tabel 4.4: Success Rate Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Warung
Mikro 2013-2015 ............................................................................................. 112
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Hasil Penelitian
Lampiran 4 : Laporan Portofolio Warung Mikro
Lampiran 5 : Formulir Permohonan Pembiayaan Mikro
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Dan Kuasa
Lampiran 7 : Brosur Warung Mikro
Lampiran 8 : Ilustrasi Angsuran Pembiayaan Warung Mikro
Lampiran 9 : Hasil Wawancara
Lampiran 10 : Foto-foto Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Pasal
3 tentang Perbankan Syariah (selanjutnya disebut UU Perbankan Syariah),
tujuan penyaluran dana oleh perbankan syariah adalah menunjang
pelaksanaan pembangunan, meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.1
Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
memiliki fungsi intermediary seperti hal pada bank konvensional, yaitu
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk
pembiayaan kepada kelompok masyarakat yang memerlukan. Pembiayaan
di bank syariah sangat berbeda dengan apa yang disebut dengan istilah
kredit di bank konvensional. Pada bank syariah tidak dikenal dengan
istilah debitur atau kreditur karena pada dasarnya pembiayaan merupakan
1 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012), h. 1.
2
sebuah kesepakatan bank dengan nasabah yang memerlukan dana untuk
membiayai kegiatan atau aktivitas tertentu.2
Keberadaan bank – bank syariah di Indonesia semakin mendapat
legitimasi dengan disahkannya berbagai undang-undang yang mendukung,
salah satunya adalah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008.3
Sesuai dengan penjelasan Undang – Undang nomor 7 tahun 1992
tentang perbankan, ditegaskan bahwa: “Kredit yang diberikan oleh bank
mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus dapat
memperhatikan asas – asas perkreditan yang sehat”.4 Pada Bank Syariah
perkreditan ini dikenal dengan nama pembiayaan, pengertian pembiayaan
dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya perbuatan dalam membiayai
atau membiayakan sesuatu.5 Pembiayaan adalah menyediakan dana guna
membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak
memperolehnya.6
Pembiayaan merupakan salah satu produk perbankan syariah, dalam
perbankan konvensional dikenal dengan pinjaman atau kredit. Pembiayaan
atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada
pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
2 Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Mengelola Kredit Secara Sehat (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 248. 3 A. Ridwan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: UIN Press,
2009), h. 98. 4 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta: PT.
Kencana,2005), cet. Ke-5, h. 58. 5 W.J.S. Porwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1987), cet. X, h. 136. 6 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka
Alfabet, 2005), cet. III, h. 185.
3
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.7
Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
tidak dijumpai definisi atau pengertian dari “pembiayan bermasalah” yang
diterjemahkan sebagai Non Performing Financing (NPF) atau Amwal
Mustamirah Ghairu Najihah.8
Dalam UU no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1
poin ke 25 menjelasakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan yang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
Syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Dalam penjelasan tersebut diatas peran pembiayaan sangat penting
karena dengan pembiayaan, maka pihak defisit (pihak yang membutuhkan
dana) akan termudahkan ketika membutuhkan dana. Namun, ketika sebuah
bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabahnya, bank tidak
boleh serta merta langsung memberikan dana tersebut kepada nasabah,
tetapi perlu ketelitian dan kepercayaan yang tinggi bagi bank kepada
7Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan
Aplikasi (Jakarta : Bumi Aksara, 2010 ), h. 681 8 Dikutip oleh Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h. 89. dari: Bank Indonesia Direkorat Perbankan Syariah, Kamus
Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah, h. 4.
4
nasabahnya agar dalam pelaksaaan pemberian pembiayaan itu, resiko dari
pembiayaan atau pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing)
dapat diprediksi dan diantisipasi oleh pihak bank.
Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Tangerang Ciputat
merupakan kantor cabang dari PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) yang
memiliki unit Warung Mikro berbasis syariah. Warung Mikro ini memiliki
beberapa produk untuk pembiayaan modal usaha dan multiguna, target
customer Warung Mikro yaitu untuk golongan berpenghasilan tetap dan
bukan golongan berpenghasilan tetap, sedangkan target marketnya untuk
wirausaha mikro yaitu wirausaha pada sektor unggulan seperti kelontong,
warung makan, bengkel dan lain-lain.
Karena letaknya yang strategis, sehingga banyaknya peminat yang
mengajukan pembiayaan ini mengharuskan Bank Syariah Mandiri (BSM)
Kantor Cabang Tangerang Ciputat lebih teliti untuk memilih nasabah yang
mengajukan pembiayaan ini agar meminimalisir dan mencegah resiko
pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah sebuah resiko yang tidak bisa dihindari
oleh suatu bank atau lembaga keuangan lainnya. Mancetnya Pembiayaan
bermasalah tidak bisa dihilangkan, tetapi besarnya pembiayaan bermasalah
dapat di minimalkan. Upaya untuk meminimalkan dampak pembiayaan
bermasalah dapat dilakukan dengan cara mengelola pembiayaan
bermasalah secara berkesinambungan terutama dari segi pemberian
pembiayaan.
5
Dalam hal pembiayaan bermasalah pihak bank perlu melakukan
penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan
yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka
waktu atau angsuran terutama bagi pembiayaan terkena musibah atau
melakukan penyitaan bagi pembiayaan yang sengaja lalai untuk
membayar. Untuk pembiayaan yang mengalami kemacetan sebaiknya
dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Namun
bila tidak dimungkinkan melakukan penyelamatan maka langkah yang
ditempuh selanjutnya adalah proses penyelesaian, dapat melalui Arbitrase,
Pengadilan maupun badan hukum terkait dengan penyelesaian pembiayaan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut mengenai penyelesaian pembiayaan bermasalah
yang ada di Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat. Oleh karena itu,
penelitian ini penulis buat dengan judul “Strategi Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Tangerang Ciputat”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas dan mencapai fokus yang
diharapkan, penulis membatasi masalahan penelitian ini pada Starategi
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
6
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang dirumuskan
dan bersifat pada isi, jelas maksudnya serta memberikan petunjuk
tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab apa yang
terkandung didalamnya.9
Berdasar pada pembatasan masalah maka untuk lebih fokus dan
mempermudah dalam pembahasan, penulis merumuskan masalahnya
sebagai berikut:
a. Apa faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri KC
Tangerang Ciputat?
b. Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan
bermasalah yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KC
Tangerang Ciputat dalam?
C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya perumusan masalah di atas, tentunya ada tujuan-
tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini, diantaranya
adalah sebagai berikut:
9 Sumardi Suryabrata, Metodelogi Penelitian (Jakarta: CV Rajawali, 1993), h.
71.
7
a. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab adanya
pembiayaan bermasalah Warung Mikro pada Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat.
b. Mengetahui strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah
Warung Mikro yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KC
Tangerang Ciputat .
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Manajemen
Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta dapat
berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi
atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang.
b. Praktis
Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam
peneilitian selanjutnya sehingga dapat menjadi perbandingan bagi
penelitian yang lain.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam pembahasan dan pengumpulan data penelitian skripsi
ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Penilitian kualitatif ditujukan untuk memahami
8
fenomena-fenomena dari sudut pandang partisipan serta penilaian
kualitatif ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari sumber yang diwawancarai dan bisa juga dari orang-
orang atau perilaku yang dapat diamati.10
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.11
Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas
pada masalah yang dihadapi menerangkan realitas yang berkaitan
dengan penelusuran teori dari bawah (gorunded theory) dan
mengembangkan pemahaman akan suatu atau lebih dari fenomena
yang dihadapi.12
Deskriptif menurut pengertiannya adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.13
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat. Sedangkan objek penelitian adalah Strategi
10
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h.1. 11
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara 2004), h.23. 12
Imam Gunawan , Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013), h. 81. 13
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Rosdakarya,
2006), h.72.
9
Pembiayaan Permasalah Warung Mikro pada Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kantor Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 111
- 112, RT 006/001, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. Dengan waktu penelitian
yaitu pada bulan Mei sampai dengan September 2017.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan suatu hal atau informasi yang didapat
secara langsung dari narasumber yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi dengan objek penelitian. Pada penelitian
ini penulis wawancara langsung dengan karyawan unit warung
mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh suatu instansi
atau perorangan yang kemudian sudah dalam bentuk jadi dan
dipublikasikan secara umum, pada data ini penulis memperolehnya
dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, data pembiayaan nasabah
bank, serta sumber lainnya yang dapat dipercaya keaslian
informasinya dan dapat dijadikan bahan penunjang penelitian ini.
10
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpalan data dalam mengumpulkan data-data terkait yang
menunjang penelitian skrips ini, diantaranya:
a. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut.14
Observasi adalah kegiatan turun kelapangan secara
langsung, dalam hal ini ialah tempat dilakukannya penelitian
skripsi guna mendapatkan data yang dibutuhkan melalui proses
pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis.
Dalam hal ini penulis terjun langsung dan melakukan
observasi ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat, untuk mengetahui bagaimana strategi penyelesaian
pembiayaan bermasalah warung mikro pada Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data melalui
proses tanya jawab dan tatap muka secara langsung dengan
responden atau narasumber terkait guna memperoleh informasi
14
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988), h. 211, cet. 3.
11
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini. Dalam
penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada pihak Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat terutama pada
divisi yang berkaitan dengan penilitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh
sudah dalam bentuk jadi dan data-data dari pihak Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat sebagai pendukung
penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data juga merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.15
Pada
penelitian ini penulis menggunakan taknik penelitian kualitatif dengan
pendekatan analisis deskriptif, yaitu suatu teknik penelitian dimana
penulis terlebih dahulu menggambarkan data dan informasi yang
berlandaskan fakta-fakta untuk dianalisis.
Analisis kualitatif adalah suatu pernyataan sistematis yang
berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data dan
diuji kembali secara empiris.16
Sedangkan analisis deskriptif artinya
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat,
serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
15
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), h. 263. 16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatitf (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 14.
12
kemudian dari sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal bersifat
umum.17
Setelah data diperoleh, penulis melakukan klarifikasi dari
temuan yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil temuan
dan teori sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini
berdasarakan hasil analisis temuan yang telah dilakukan kemudian
dideskripsikan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan peneilitian ini, langkah awal yang penulis
tempuh adalah membaca beberapa penilitian-penelitian terdahulu.
Sebelum, penulis mengadakan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya
menjadi suatu karya ilmiah. Berikut ini adalah penilitian-penilitian yang
pernah dilakukan berkaitan dengan materi yang akan dibahas:
1. Lailani Qodar (1112053000032), mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi tahun 2016. “Pembiayaan Bermasalah (Non
Performing Financing) PT Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat,
yang beralamat di Graha Mandiri Jl. Imam Bonjol No. 61,
Menteng, Jakarta Pusat. Penelitian dalam skripsi ini berfokus pada
pembahasan faktor penyebab dan penyelesaian pembiayaan
bermasalah oleh PT Bank Syariah Mandiri. Hasil dari penelitian ini
yaitu penanganan pembiayaan bermasalah yang dilakukan PT
17
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), h. 57.
13
Bank Syariah Mandiri melalui staf penagihan dengan cara
kombinasi antara reguler collection dan diskon margin memiliki
succes rate yang paling besar.
2. Mochamad Gustaf Maulana (1112053000058), mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2016. “Analisis
Problem solving dalam Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada
Unit Recovery dan Remedial Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Jakarta Barat. Penelitian dalam skripsi ini berfokus pada
pembahasan Analisis Problem solving dalam Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah pada Unit Recovery dan Remedial.
3. Melisa N. Sihotang pada tahun (030200143) 2008 berjudul
Penyelesaian Kredit Macet (Bermasalah) Atas Pinjaman Nasabah
Bank Pada PT Bank Mandiri Cabang Balige dengan menggunakan
metode penelitian yuridis normatif (kajian pustaka) memberikan
hasil penelitian yaitu pihak bank lebih berhati-hati memberikan
perlakuan atau pelayanan yang sama kepada semua debitur dalam
hal analisis pemberian kredit. Selain itu pihak bank juga perlu
melakukan pengawasan setidaknya tiga bulan sekali terhadap
usaha yang dilakukan debitur. Ini dilakukan guna pencegahan
kredit macet dan penyalahgunaan kredit.
4. Nur Inayah (05240026) 2009 berjudul Strategi Penanganan
Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murabahah di BMT
Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta dengan menggunakan metode
14
penelitian deskriptif kualitatif menghasilkan penelitian berupa
penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cara penyitaan
jaminan harus dilakukan apabila sudah tidak ada jalan keluar
dalam penyelesaiannya.
Yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yakni, pada penelitian ini penulis berfokus pada strategi
penyelesaian pembiayaan bermasalah warung mikro pada Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat. Sedangkan ada beberapa
persamaan pada hasil penelitia penulis dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yaitu strategi yang digunakan oleh objek penelitian penulis
dengan objek penelitian-penelitian sebelumnya sama.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan dan penulisan skripsi ini, pokok
permasalahan akan dibagi menjadi lima bab. Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
15
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan yaitu pengertia
strategi, pengertian pembiayaan, tujuan pembiayaan, fungsi
pembiayaan, prinsip analisis pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan,
produk pembiayaan, pengertian pembiayaan bermasalah, faktor
penyebab pembiayaan bermasalah, penyelesaian pembiayaan
bermasalah, produk warung mikro, landasan hukum, prosedur dan
persyaratan pengajuan pembiayaan.
BAB III: GAMBARAN UMUM MENGENAI BANK SYARIAH
MANDIRI KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT
Pada bab ini akan menguraikan tentang sejarah singkat BSM KC
Tangerang Ciputat, profil perusahaan, visi misi dan nilai
perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, produk dan layanan BSM
dan struktur organisasi.
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian penulis tentang
hasil penelitian yang berupa faktor penyebab terjadinya
pembiayaan bermasalah warung mikro, dan strategi penyelesaian
pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Tangerang Ciputat.
16
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini mencakup kesimpulan dari keseluruahan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran
yang disampaikan dalam penulisan skripsi ini.
17
BAB II
STRATEGI PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
WARUNG MIKRO
A. Strategi Pembiayaan
1. Pengertian Strategi
Strategi menurut Purnomo Setiawan Hari sebenarnya berasal
dari bahasa Yunani “strategos” diambil dari kata stratos yang berarti
militer dan Ag yang berarti memimpin. Jadi strategi dalam konteks
awalnya ini diartikan sebagai general ship yang artinya sesuatu yang
dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk
menaklukkan musuh dan memenangkan perang.1
Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin adalah keseluruhan
kepuasan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna
mencapai tujuan.2
Sedangkan secara terminologi banyak ahli telah mengemukakan
definisi strategi dengan sudut pandang yang berbeda-beda namun pada
dasarnya kesemuanya itu mempunyai arti atau makna yang sama yakni
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, diantara para ahli yang
merumuskan tentang definisi strategi tersebut salah satu proses dimana
untuk mencapai suatu tujuan dan berorientasi pada masa depan untuk
1 Setiawan Hari Purnomo, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), h. 8. 2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi (Bandung: Armilo, 1984), h. 59.
18
berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai sasaran. Strategi
mengenai kondisi dan situasi dalam proses public merupakan suatu hal
yang perlu diperhatikan, tidak terkecuali dalam proses pelayanan yang
baik kepada masyarakat.
Dengan melihat beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa strategi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui menuju
target yang diinginkan. Strategi yang baik akan memberikan gambaran
tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
2. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Menurut Hendry pembiayaan adalah kerjasama antara
lembaga dan nasabah dimana lembaga sebagai pemilik modal
(shahibul maal) dan nasabah sebagai fungsi untuk mengolah
usahanya.3
Menurut M. Syafi‟i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan
deficit unit.4
3 Arrison Hendry, Perbankan Syariah (Jakarta: Muamalah Institute,
1999), h 25. 4 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek
(Jakarta: Gema Insani Press. 2001), h. 160.
19
Istilah pembiayaan berasal dari bahasa latin credere yang
berarti kepercayaan. Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa
kreditur atau pihak yang memberikan pembiayaan (bank) dalam
hubungan pembiayaan dengan debitur dalam waktu dan syarat-
syarat yang telah disetujui bersama dapat mengembalikan
pembiayaan yang bersangkutan.5
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1
No. 12 menyatakan bahwa pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
(nasabah) yang mewajibkan pihak yang dibiayai mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.6
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I
belive, I trust, yaitu „saya percaya‟ atau „saya menaruh
kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan
(trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang
unruk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku
shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil
dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelasserta
5 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 236. 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Pebankan Pasal 1 Nomor 12 dalam Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012), h. 331
20
saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 7 Sebagaimana
firman Allah SWT dalam:
Surah An-Nisa‟ (4) ayat 29:
ها يأ يي ي ٱلذ كه ة مكه ةي وو
أ كنوا
ل تأ وا ٱمبطل ءاو
ن تكون تجرة عي تراض وكه ول تقتنوا أ
أ فسكه إلذ إنذ ٢٩كن ةكه رحيىا ٱللذ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Yang dimaksud dengan pembiayaan, berdasarkan Pasal 1
ayat 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah
penyedian dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa:8
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah;
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik;
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna‟;
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
7 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 698. 8 Pasal 1 ayat 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
dalam buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 64-65.
21
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan
dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.9
Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syari‟ah harus
memenuhi dua aspek yang sangat penting, yaitu:
1) Aspek syar‟i, di mana dalam setiap realisasi pembiayaan
kepada para nasabah, bank syari‟ah harus tetap berpedoman
pada syari‟ah Islam, antara lain tidak mengandung unsur
maysir, garar, riba, serta bidang usahanya harus halal.
9 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangannya Lainnya (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 78.
22
2) Aspek ekonomi, yakni dengan tetap mempertimbangkan
perolehan keuntungan, baik bagi bank syari‟ah maupun
bagi nasabah bank syari‟ah.10
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan Islam,
istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif
adalah penanaman dana bank Islam, baik dalam rupiah maupun
valuta asing, dalam bentuk pembiayaan, piutang, qard,11
surat
berharga Islam,12
penempatan,13
penyertaan modal,14
penyertaan
modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening
administrasi, serta sertifikat wadiah.15
10
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 2005), h.16. 11
Al-qard adalah suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah
dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya
kepada Lembaga Keuangan Syari‟ah (LKS) pada waktu yang telah disepakati
oleh LKS dan nasabah. Z. Dunil, Kamus Istilah Perbankan Indonesia (Jakarta:
Gramedia, 2004), h. 314. 12
Surat berharga syari‟ah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan
prinsip syari‟ah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal,
antara lain wesel, obligasi syari‟ah, sertifikat reksadana syari‟ah, dan surat
berharga lainnya berdasarkan prinsip syari‟ah. Z. Dunil, Kamus Istilah
Perbankan Indonesia, h. 330. 13
Penempatan (oleh bank syari‟ah) adalah penanaman dana bank syari‟ah
pada bank syari‟ah lainnya dan/atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip
syari‟ah, antara lain dalam bentuk giro dan/atau tabungan wadiah, deposito
berjangka, dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat
investasi mudharabah antarbank (IMA), dan/atau bentuk-bentuk penempatan
lainnya berdasarkan prinsip syari‟ah. Z. Dunil, Kamus Istilah Perbankan
Indonesia, h. 326. 14
Penyertaan modal (oleh bank syari‟ah) adalah penanaman dana bank
syari‟ah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan syari‟ah, termasuk penanaman dalam bentuk utang konversi
(convertible bonds) dengan opsi saham (equity option) atau jenis transaksi
tertentu berdasarkan prinsip syari‟ah yang berakibat bank syari‟ah memiliki atau
akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan
syari‟ah. Z. Dunil, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, h. 326. 15
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h. 681.
23
Dari beberapa pengertian pembiayaan di atas dapat
disimpulkan bahwa Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
b. Tujuan Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan
tujuan untuk tingkat mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan
untuk:16
1) Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan
mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian
dapat meningkatkan taraf ekonominya.
2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
pengembangan dana membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh dengan melakukan aktivitas
pembiayaan. Pihak surplus dana menyalurkan kepada pihak
minus dana, sehingga dapat tergulirkan.
3) Menigkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat usaha agar mampu
meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak
akan dapat jalan tanpa adanya dana.
16
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta : PT Dana
Bhakti Wakaf, 2003), h. 380.
24
4) Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya
sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiyaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal
ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru.
5) Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.
Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat.
Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:17
1) Upaya mengoptimalkan laba, artinya setiap usaha yang
dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba
usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai
laba maksimal. Untuk mencapai laba maksimal maka mereka
perlu dukungan dana yang cukup.
2) Upaya meminimalkan resiko artinya usaha yang dilakukan
agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha
harus mampu memnimalkan resiko yang mungkin timbul.
Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui
tindakan pembiayaan.
3) Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya
ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan
17
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, h. 381.
25
percampuran antara sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya alam
dan manusianya ada dan sumber daya modal tidak ada. Maka
dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian
pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna
sumber-sumber daya ekonomi.
4) Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan
masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara
ada yang kekurangan. Dalam kaitanya dengan masalah dana,
maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam
penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak
yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan
(minus) dana.
Selain itu, ada tiga pihak atau pelaku utama yang terlibat
dalam setiap pemberian pembiayaan, sehingga dalam pemberian
pembiayaan akan mencakup pula pemenuhan tujuan ketiga pelaku
utama tersebut, yaitu sebagai berikut.18
1) Bank (Selaku Mudhorib atau Shohibul Maal)
a) Penghimpun dana masyarakat yang mengalami
kelebihan dana.
18
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h. 711.
26
b) Penyaluran atau pemberian pembiayaan merupakan
bisnis utama dan terbesar hampir pada sebagian besar
bank.
c) Penerimaan bagi hasil dari pemberian pembiayaan
bagi bank merupakan sumber pendapatan terbesar.
d) Sebagai salah satu instrumen atau produk bank dalam
memberikan pelayanan pada customer.
e) Sebagai salah satu media bagi bank dalam
berkontribusi dalam pembangunan.
f) Sebagai salah satu komponen dari asset alocation
approach.
2) Nasabah (Selaku Shahibul Maal atau Mudharib)
a) Sebagai pemilik dana yang menginginkan penitipan
atau investasi atas dana yang dimiliki.
b) Sebagai salah satu potensi untuk mengembangkan
usaha.
c) Dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
d) Sebagai salah satu alternatif pembiayaan
perusahaan.19
3) Negara (Selaku Regulator)
a) Sebagai salah satu sarana dalam memacu
pembangunan.
19
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h. 712.
27
b) Meningkatkan arus dana dan jumlah uang beredar.
c) Meningkatkan pertumbuhan perekonomian.
d) Meningkatkan pendapatan negara dari pajak.
e) Selain negara dan bank sentral, dalam operasional
perbankan syariah adanya peran dari Dewan Syariah
Nasional (DSN) yang mengawasi dan mengeluarkan
fatwa berkaitan dengan kepatuhan atas aspek
syariahnya.20
c. Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di
dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1) Pembiayaan dapat Meningkatkan Utility (Daya Guna)
dari Modal/Uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk
giro, tabungan, dan deposito. Uang tersebut dalam
persentase tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh bank
guna suatu usaha peningkatan produktivitas secara
menyeluruh. Orang-orang yang menabung di bank dapat
menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan
20
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h. 712.
28
dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentu akan
ditingkatkan kegiatannya oleh bank untuk suatu usaha
peningkatan produktif.21
2) Pembiayaan Meningkatkan Utility (Daya Guna) Suatu
Barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat
memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan
tersebut meningkat, selain itu produsen dengan bantuan
pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat
yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih
bermanfaat.
3) Pembiayaan Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas
Uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening koran,
pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral
dan sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes
dan sebagainya melalui pembiayaan. Melalui pembiayaan
peredaran uang kartal dan giral akan lebih berkembang
karena pembiayaan meningtakan suatu kegairahan berusaha
sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara
kualitatif apalagi secara kuantitatif.22
21
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan(UUP) AMP YKPN, 2005), h. 17. 22
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi, h. 713.
29
4) Pembiayaan Menimbulkan Kegairahan Berusaha
Masyarakat
Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu
meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu
diimbangi dengan peningkatan kemampuuan. Karena itu,
maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank
untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan
usahanya. Bantuan usaha yang diterima pengusaha dari
bank inilah kemudian yang untuk memperbesar volume
usaha dan produktivitasnya.
5) Pembiayaan sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat langkah-
langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-
usaha antara lain untuk:23
1) Pengendalian Inflasi;
2) Peningkatan Ekspor;
3) Rehabilitasi Sarana;
4) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.
Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi
untuk usaha, pembangunan ekonomi maka pembiayaan
23
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi , h. 714.
30
bank memegang peranan yang penting. Arah pembiayaan
harus berpedoman pada segi-segi pembatasan kualitatif,
yaitu pengarahan ke sektor-sektor yang produktif dan
sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh
terhadap hajat hidup masyarakat. Pembiayaan bank
disalurkan secara selektif untuk menutup kemungkinan
usaha-usaha yang bersifat spekulatif.
6) Pembiayaan sebagai Jembatan untuk Peningkatan
Pendapatan Nasional
Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja
berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha
berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara
kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan
ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan
berlangsung terus-menerus. Di lain pihak pembiayaan yang
disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor
akan menghasilkan pertambahan devisa bagi negara.24
7) Pembiayaan sebagai Alat Hubungan Ekonomi
Internasional
Bank sebagai lembaga pembiayaan tidak saja bergerak di
dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Melalui bantuan
24
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep, dan Aplikasi , h. 714.
31
pembiayaan antar negara yang istilahnya sering kali
didengar sebagai G to G (Government to Government),
maka hubungan antarnegara pemberi (Shahibul Maal) dan
penerima pembiayaan (Mudharib) akan bertambah erat
terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan
perdagangan.
d. Prinsip Analisis Pembiayaan
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus
merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan
kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank
dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian
yang benar dan sungguh-sungguh.25
Pemberian pembiayaan konvensional meminjamkan uang
kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan
berupa bunga dan provisi dengan cara membungakan uang yang
dipinjam tersebut. Prinsip meniadakan transaksi semacam ini dan
mengubahnya menjadi pembiayaan dengan tidak meminjamkan
sejumlah uang pada customer, tetapi membiayai proyek customer.
Dalam hal ini, bank berfungsi sebagai intermediasi uang tanpa
25
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.
136.
32
meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut. Sebagai
gantinya, pembiayaan usaha customer tersebut dapat dilakukan
dengan cara membelikan barang yang dibutuhkan customer, lalu
bank menjual kembali kepada customer, atau dapat pula dengan
cara mengikutsertakan modal dalam usaha customer.26
Lazimnya dalam bisnis prinsip pembiayaan, ada tiga skim
dalam melakukan akad pada bank syariah, yaitu:
1) Prinsip bagi hasil
Fasilitas pembiayaan yang disediakan di sini berupa
uang tunai atau barang yang dinilai dengan uang. Jika dilihat
dari sisi jumlah, dapat menyediakan sampai 100% dari
modal yang diperlukan, ataupun dapat pula hanya sebagian
saja berupa patungan antar bank dengan pengusaha
(customer). Jika dilihat dari sisi bagi hasilnya, ada dua jenis
bagi hasil (tergantung kesepakatan), yaitu revenue sharing
atau profit sharing. Adapun dalam hal presentase bagi
hasilnya dikenal dengan nisbah, yang dapat disepakati
dengan customer yang mendapat faslitas pembiayaan pada
saat akad pembiayaan. Prinsip bagi hasil ini terdapat dalam
produk-produk:
a) Mudaharabah, yaitu akad kerja sama uaha antara dua
pihak di mana pihak pertama (shaib al-mal)
26
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, h. 42.
33
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha
secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian pengelola, maka pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.27
b) Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
(atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan.
c) Muzara’ah, yaitu akad kerja sama atau percampuran
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap dengan sistem bagi hasil atas dasar hasil
panen.28
Adapun jenis-jenis muzara‟ah adalah: (a)
muzara‟ah, yaitu kerja sama pengolahan lahan di
mana benih berasal dari pemilik lahan; (b)
27
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 95. 28
Suhartono Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah
(Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), h. 56.
34
mukhabarah, yaitu kerja sama pengolahan lahan di
mana benih berasal dari penggarap.
2) Prinsip jual beli
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan
tata cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih
dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah
sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama
bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada
nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah
keuntungan (margin/mark-up).29
Prinsip ini dilaksanakan
karena adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda.
Tingkat keuntungan bank ditetapkan di muka dan menjadi
bagian antar harga barang yang diperjualbelikan. Prinsip ini
terdapat dalam produk:
a) Bai‘ al-Murabahah, yaitu akad jual beli barang
tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut, penjual
menyebutkan dengan jelas barang yang
diperjualbelikan, termasuk harga pembelian dan
keuntungan yang diambil.
b) Bai‘ al-Muqayyadah, yaitu jual beli di mana
pertukaran terjadi antara barang dengan barang
(barter). Aplikasi jual beli semacam ini dapat
29
Muhammad (ed.), Bank Syariah: Analis Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Ancaman (Yogyakarta: Ekonisi, 2006), h. 18.
35
dilakukan sebagai jalan keluar bagi transaksi ekspor
yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa).
c) Bai‘ al-Mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang
atau jasa dengan uang. Uang berperan sebagai alat
tukar. Jual beli semacam ini menjiwai semua produk
lembaga keuangan yang didasarkan atas prinsip jual
beli.
d) Bai‘ as-Salam, yaitu akad jual beli di mana pembeli
membayar uang (sebesar harga) atas barang yang
telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang
yang diperjualbelikan itu akan diserahkan kemudian,
yaitu pada tanggal yang disepakati.
e) Bai‘ al-Istisna, yaitu kontrak jual beli di mana harga
atas barang tersebut dibayar lebih dulu, tetapi dapat
diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat
yang disepakati bersama, sedangkan barang yang
dibeli diproduksi dan diserahkan kemudian.30
3) Prinsip Sewa-menyewa
Selain akad jual beli yang telah dijelaskan
sebelumnya, ada pula akad sewa-menyewa yang
dilaksanakan dalam perbankan syari‟ah. Prinsip ini terdiri
atas dua jenis akad, yaitu:
30
Muhammad (ed.), Bank Syariah: Analis Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Ancaman, h. 18.
36
1) Akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.
2) Akad ijarah muntabiha bi at-tamlik, yaitu sejenis
perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan
kepemilikan barang di tangan si penyewa. Sifat
pemindahan kepemilikan ini pula yang menandakan
dengan ijarah biasa.31
Dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan adanya
pertimbangan serta prinsip kehati-hatian (prudent) agar
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam pembiayaan yang
diberikan dapat mengenai sasaran dan terjaminnya pengembalian
pembiayaan tersebut tepat pada waktunya sesuai perjanjian.32
Perwujudan prinsip kehati-hatian diatur dalam rambu-rambu
kesehatan sebagaimana pada Pasal 23 Undang-Undang Perbankan
Syariah. Pada Pasal 23 (1) Undang-Undang Perbankan syariah
mengatur bahwa “Bank syariah dan/atau UUS harus mempunyai
keyakinan atas kemauan dan kemampuan calon nasabah Penerima
31
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 118. 32
Rahmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank
Umum, (Jakarta: Alfabeta,2011), h.83.
37
Fasilitas untuk melunasi seluruh kewajiban pada waktunya,
sebelum Bank Syariah dan/atau UUS menyalurkan dana kepada
nasabah Penerima Fasilitas”.
Untuk memperkecil resiko tidak kembalinya pokok
pembiayaan, dalam memberikan pembiayaan bank harus
mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik
(willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay)
nasabah untuk melunasi pinjaman.33
Biasanya kriteria penilaian
yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan
nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan
analisis 5 C, analisis tersebut sebagai berikut:
1) Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang,
bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa
sifat atau karakter orang yang akan diberi pembiayaan
benar-benar dapat dipercaya.
Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur
dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang
bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu
ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.34
33
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), h. 119. 34
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 136.
38
2) Capacity
Chapacity adalah analisis untuk mengetahui
kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Melihat
kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan pokok
yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam
mengelola bisnis usaha serta kemampuannya mencari laba.
3) Capital
Modal diberikan oleh bank, biasanya bank tidak
100% memberikan seluruh modal kepada calon nasabah,
tetapi calon nasabah juga telah mempunyai modal sendiri
sebelumnya.
Analisis capital juga harus menganalisis dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk
persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek
yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa
modal pinjaman.35
4) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah
baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan
hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan
juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya,
35
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 137.
39
sehingga jika terjadi sesuatu masalah, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.36
5) Condition
Dalam menilai suatu pembiayaan, hendaknya
melihat pula dari segi ekonomi pada saat ini dan dimasa
yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing.
Bank juga harus menganalisis keadaan pasar di
dalam dan diluar negri baik masa lalu maupun masa yang
akan datang, sehingga masa depan pemasaran dan hasil
proyek atau usaha calon nasabah debitur yang dibiayai
dapat diketahui.37
Selanjutnya, penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan
dengan analisis 7 P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut.38
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkahlakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa
lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah dan penyelesaiannya.
36
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 138. 37
Sumar‟in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Cet.1, h. 117. 38
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 138.
40
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan
modal, loyalitas, serta karakternya. Nasabah yang
digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai
kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja,
investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan
datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, akan
tetapi juga nasabah.39
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana
39
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 138.
41
untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, maka akan semakin baik. Sehingga jika
salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha
lainnya.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode,
apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,
apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang
diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga
kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan,
sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.
Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.40
e. Jenis-jenis Pembiayaan
Sesuai dengan pengembangan produknya, bank Islam memiliki
banyak jenis pembiayaan. Jenis-jenis pembiayaan dikelompokan
menurut beberapa aspek, yaitu:
40
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 139.
42
1) Jenis Pembiayaan menurut Tujuan
Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi:41
a) Pembiayaan Produktif, bertujuan untuk memungkinkan
penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang
apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat
diwujudkan. Pembiayaan produktif adalah bentuk
pembiayaan yang bertujuan untuk memperlancar jalannya
proses produksi, mulai dari saat pengumpulan bahan mentah,
pengolahan dan sampai kepada proses penjualan barang-
barang yang sudah jadi.
b) Pembiayaan Konsumtif, bertujuan untuk memperoleh
barang-barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya guna
memenuhi keputusan dalam konsumsi. Pembiayaan
konsumtif dibagi dalam 2 bagian:
1. Pembiayaan konsumtif untuk umum.
2. Pembiayaan konsumtif untuk pemerintah.
Pembiayan konsumsi adalah pembiayaan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan
untuk memenuhi kebutuhan.42
41
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, h. 715-716. 42
M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik, h. 160.
43
2) Jenis Pembiayaan menurut jangka waktu
Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi:
a) Short Term (Pembiayaan jangka waktu pendek), pembiayaan
yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1
tahun. Pembiayaan jangka pendek biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja.43
b) Intermediate Term (Pembiayaan jangka waktu menengah),
pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai
dengan 3 tahun. Pembiayaan jangka menengah biasanya
digunakan untuk investasi.
c) Long Term (Pembiayaan jangka waktu panjang), pembiayaan
yang dilakukan dengan waktu lebih dari 3 tahun.44
d) Demand Loan atau Call Loan ialah suatu bentuk pembiayaan
yang setiap waktu dapat diminta kembali.
3) Jenis Pembiayaan menurut Tujuan Penggunaannya:
a) Pembiayaan Modal Kerja (PMK), yaitu pembiayaan jangka
pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja usahanya. Maksimal pembiayaan modal
kerja adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan
kebutuhannya.45
43
Kasmir, Dasar-Dasar Manajemen, h. 121. 44
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi, h. 717. 45
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta:
IIIT Indonesia, 2003), h.86.
44
b) Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan (berjangka menengah
atau panjang) yang diberikan kepada usaha-usaha guna
merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek
baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan
tanah untuk pabrik.
c) Pembiayaan Konsumsi, yaitu pembiayaan yang diberikan bank
kepada pihak ketiga/perorangan (termasuk karyawan Bank
sendiri) untuk keperluan konsumsi berupa barang atau jasa
dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.46
4) Jenis Pembiayaan menurut Sektor Ekonomi
Pembiayaan menurut sektor ekonomi atas dasar kebutuhan
untuk menentukan kebijakan pengarahan pembiayaan bank secara
kualitatif yang dititik beratkan pada sektor ekonomi yang
diutamakan dalam pembiayaan dengan pembiayaan bank itu.
Sektor-sektor ekonomi yang dimaksud diperinci sebagai berikut:47
a) Sektor Pertanian, Perburuhan dan Sarana Pertanian
b) Sektor Pertambangan
c) Sektor Perindustrian
d) Sektor Listrik Gas dan Air
e) Sektor Kontruksi
f) Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel
46
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi, h.721. 47
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi, h. 721-725.
45
g) Sektor Pengankutan, Pergudangan, dan Komunikasi
h) Sektor Jasa-jasa Dunia Usaha
i) Sektor Jasa-jasa Sosial/Masyarakat
j) Sektor Lain-lain
f. Produk Pembiayaan
Jenis-jenis pembiayaan yang sering digunakan dalam
kegiatan penyaluran dana bank syariah secara umum adalah
sebagai berikut:
1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (ba’i)
Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk
pembayaranya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai
berikut:48
a) Pembiayaan Murabahah
Murabahah, yang berasal dari kata ribhu
(keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank
menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin).49
Perjanjian murabahah ini, bank membiayai
pembelian barang yang dibutuhkan nasabah dengan
48
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 86. 49
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 86.
46
membeli barang tersebut ke pemasok dan kemudian
menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah
atau markup.50
Landasan Islam mengenai pembiayaan
murabahah ini terdapat pada surat An-Nisa ayat 29:51
ها يأ يي ي كه ٱلذ مكه ةي وو
أ كنوا
ل تأ وا ءاو
ن تكون تجرة عي تراض وكه ول ٱمبطل ة أ إلذ
فسكه إنذ تقتنوا أ ٢٩كن ةكه رحيىا ٱللذ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS. An-Nisa:29).
Dalam teknis yang ada pada perbankan islam,
murabahah merupakan akad jual dan beli yang terjadi
antara bank islam yang selaku penyedia barang yang
menjual dengan nasabah yang memesan dalam rangka
pembelian barang itu. Keuntungan yang diperoleh bank
dalam transaksi ini merupakan keuntugan jual beli yang
telah disepakati bersama.52
50
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2007), h. 27. 51
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Teori
dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2010), h. 41-42. 52
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Teori
dan Praktik, h. 43.
47
b) Pembiayaan salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana
barang yang diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu
barang diserahkan secara tangguh, sedangkan pembayaran
dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,
sementara nasabah sebagai penjual.53
Dalam praktik
perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank,
maka bank akan menjualnya kepada rekan nasabah atau
kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara cicilan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah (2) : 282.
ها يأ يي ي سم ٱلذ جل و
إذا تداينته ةديي إل أ وا ءاو
ف ٱكتتوه كه كتب ة ٱمعدل ولكتب ةذي Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar...” (QS. Al Baqarah (2) : 282).
c) Pembiayaan Istishna‟
Produk Istishna’ menyerupai produk salam, namun
dalam istishna‟ pembayaran dapat dilakukan oleh bank
dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna‟
umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
konstruksi.54
53
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 87. 54
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 88.
48
2) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
a) Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.55
Oleh karena itu, musyarakah adalah perjanjian atau
akad antara dua pihak atau lebih dalam usaha tertentu, yaitu
masing-masing pihak akan memberikan kontribusi dengan
kesepakatan bila terjadi keuntungan. Namun bila terjadi
kerugian maka masing-masing pihak mendapat margin
dalam bentuk menanggung resiko.56
b) Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah bank menyediakan
pembiayaan modal investasi atau modal kerja secara penuh
(trusty financing), sedangkan nasabah menyediakan proyek
atau usaha lengkap dengan manajemennya.57
55
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Cet.
11, h. 90. 56
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika,
2008), h. 34. 57
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat
(Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002), h. 67.
49
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi
hasil ketika bank sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut
shahibul maal/rabbul maal, menyediakan modal (100%)
kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut
mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan
syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di
antara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan
sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga dipengaruhi
oleh kekuatan pasar). Apabila terjadi kerugian karena
proses normal dari usaha, dan bukan karena kelalaian atau
kecurangan pengelola, kerugian ditanggung sepenuhnya
oleh pemilik modal, sedangkan pengelola kehilangan tenaga
dan keahlian yang telah dicurahkannya.58
Apabila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan
pengelola, maka pengelola bertanggung jawab sepenuhnya.
Pengelola tidak ikut menyertakan modal, tetapi
menyertakan tenaga dan keahliannya, dan juga tidak
meminta gaji atau upah dalam menjalankan usahanya.
Pemilik dana hanya menyediakan modal dan tidak
dibenarkan untuk ikut campur dalam manajemen usaha
yang dibiayainya. Kesedian pemilik dana untuk
58
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, h. 192.
50
menanggung risiko apabila terjadi kerugian menjadi dasar
untuk mendapat bagian dari keuntungan.59
3) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis ini
diklasifikasikan menjadi pembiayaan:
a) Pembiayaan ijarah
Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk
memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara
perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir)
dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengambilan
kepemilikan barang itu sendiri.60
b) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bitamlik/Wa Iqtina
Ijarah Muntahiya Bitamlik memiliki makna yang
sama dengan ijarah iqtina‟, yang berarti sewa-beli, yaitu
perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi
pemindahan hak milik atas benda yang disewa kepada
penyewa setelah selesai masa sewa.61
4) Pembiayaan dalam bentuk pinjaman
1) Qardh
Qardh merupakan pinjaman kebajikan/lunak tanpa
imbalan, biasanya untuk pembelian barang fungible (yaitu
59
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, h. 192. 60
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan, h. 94. 61
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, h. 90.
51
barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat,
ukuran, dan jumlahnya). Kata qardh ini kemudian diadopsi
menjadi credo (Romawi), credit (Inggris) dan kredit
(Indonesia). Objek dari pinjaman qardh biasanya adalah
uang atau alat tukar lainnya, yang merupakan transaksi
pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan
uang tunai dari pemilik dana (dalam hal ini bank) dan hanya
wajib mengembalikan pokok hutang pada waktu tertentu di
masa yang akan datang.62
Qardh dalam perspektif perbankan syariah diartikan
dengan produk pembiayaan dalam bentuk transaksi pinjam
meminjam. Implementasi qardh di perbankan syariah ini
merupakan salah satu bentuk dari fungsi bank syariah
sebagai institusi sosial. Selain sebagai lembaga bisnis di
bidang keuangan, bank syariah juga berfungsi sebagai
lembaga sosial yang mengembangkan produk perbankan
yang bersifat tabarru’. Namun demikian, sekalipun qardh
sebagai produk sosial, bank tidak boleh merugi karena
produk ini, sehingga biaya administrative yang berkaitan
dengannya ditanggung sepenuhnya oleh nasabah.63
62
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial
Management, h. 207. 63
Yadi Janwari, Lembaga Keuangan, h. 149-150.
52
3. Pengertian Strategi Pembiayaan
Strategi pembiayaan adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui
untuk melakukan pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak (Bank)
kepada pihak lain (Nasabah) untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Strategi yang baik akan memberikan gambaran tindakan utama
dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan.
B. Pembiayaan Bermasalah
1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tergolong
pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan pembiayaan
macet. Pembiayaan macet adalah bagian dari pembiayaan
bermasalah.64
Istilah pembiayaan bermasalah telah lazim digunakan oleh dunia
perbankan Indonesia sebagai terjemahan Problem Loan atau
Performing Loan (NPL) yang merupakan istilah yang juga lazim
digunakan dalam perbankan internasional.65
Sehubungan dengan fungsi bank syariah sebagai intermediary
dalam kaitannya dengan penyaluran dana masyarakat atau fasilitas
64
H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), ed. 1, h. 299. 65
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2011), h. 89.
53
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tersebut, bank syariah
menanggung risiko pembiayaan.
Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti
diahadapi oleh setiap Bank karena resiko ini sering juga disebut
dengan resiko pembiayaan. Robert Tampubolon menjelaskan bahwa
resiko pembiayaan adalah eksposur yang timbul sebagai akibat
kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya.
Disatu sisi resiko ini dapat bersumber dari berbagai
aktivitas fungsional bank seperti penyaluran pinjaman, kegiatan tresuri
dan investasi, dan kegiatan jasa pembiayaan perdagangan, yang
tercatat dalam buku bank. Disisi lain resiko ini timbul karena kinerja
satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur yang buruk ini
dapat berupa ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur untuk
memenuhi sebagian atau seluruh perjanjian pembiayaan yang telah
disepakati bersama sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi perhatian
bank bukan hanya kondisi keuangan dan nilai pasar dari jaminan kredit
termasuk collateral tetapi juga karakter dari debitur.66
Pembiayaan bermasalah tersebut, dari segi produktivitasnya
(performance-nya) yaitu dalam kaitannya dengan kemampuannya
menghasilkan pendapatan bagi bank, sudah berkurang atau menurun
dan bahkan mungkin sudah tidak ada lagi. Bahkan dari segi bank,
sudah tentu mengurangi pendapatan, memperbesar biaya
66
Robert Tampubolon, Risk Management: Pendekatakan Kualitatif Untuk
Bank Komersial (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), h. 24.
54
pencadangan, yaitu PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif), sedangkan dari segi nasional, mengurangi kontribusinya
terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.67
Dalam pembiayaan bermasalah ada juga penggolongan
kualitas pembiayaan menurut pasal 4 SK Direktur BI Nomor
39/267/Kep/Dir tanggal 27 Febuari 1998, yaitu sebagai berikut:
a. Pembiayaan lancar (Pass) yaitu apabila memenuhi kriteria:68
1) Pembayaran angsuran pokok tepat.
2) Memiliki mutasi rekening yang aktif.
3) Bagian dari pembiayaan yang di jamin dengan agunan tunai.
b. Pembiayaan dalam perhatian khusus (Special Mention)
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/ atau bunga yang
belum melampaui 90 hari.
2) Kadang-kadang terjadi cerukan.
3) Mutasi rekening relatif aktif.
4) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjiakan.
5) Didukung oleh pinjaman baru.
c. Pembiayaan kurang lancar (Substandard)
1) Dokumentasi pinjaman yang lemah.
2) Terdapat tunggakan angsuran pokok bagi hasil.
67
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah, h. 66. 68
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi, h.742.
55
3) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
4) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih
dari 90 hari.
5) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
d. Pembiayaan yang diragukan (Doubtful)
1) Dokumentasi hukum lemah baik untuk diperjanjikan
pembiayaan atau peningkatan jaminan.
2) Terdapat tunggakan angsuran pokok.
3) Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
4) Terjadi wanpretasi lebih dari 180 hari.
e. Pembiayaan macet (bad-debt)
1) Keraguan operasional ditutup dengan pinjaman baru.
2) Dari segi hukum atau kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
3) Terdapat tunggakan angsuran pokok.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
bermasalah adalah pembiayaan yang kualitasnya berada dalam
golongan kurang lancar (golongan III), diragukan (golongan IV), dan
macet (golongan V).69
69
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 90.
56
2. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Dalam penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992, UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan maupun dalam
Penjelasan Pasal 37 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah antara lain dinyatakan bahwa kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung
resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan
asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
yang sehat.70
Dalam penyaluran kredit, tidak selamanya kredit yang diberikan
bank kepada debitur akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan di
dalam perjanjian kredit.71
Gagalnya pengembalian sebagian kredit
yang diberikan dan menjadi kredit bermasalah sehingga
mempengaruhi pendapatan bank.72
Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor-
faktor intern dan faktor-faktor ekstern.73
a. Faktor Intern, adalah faktor yang ada di dalam perusahaan
sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor
manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan
70
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah, h. 72. 71
Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit Perbankan (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2015), h. 92. 72
Rachmat Firdaus dan Maya Ariayanti, Manajemen Perkreditan Bank
Umum (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 34-35. 73
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah, h. 73.
57
perusahan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat
dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan
pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan
pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat,
penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, dan
permodalan yang tidak cukup.
b. Faktor Ekstern, adalah faktor-faktor yang berada di luar
kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam,
peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan
perdagangan, perubahan-perubahan teknologi dan lain-lain.
Adapun pendapat lain disebutkan NPL disebabkan oleh adanya
risiko kredit antara lain:74
a. Risiko Usaha
b. Risiko Geografis
c. Risiko Keramaian/Keamanan/Tawuran/Perkelahian
d. Risiko Politik/Kebijakan Pemerintah
e. Risiko Ketidakpastian (Uncertainty)
f. Risiko Inflasi
g. Risiko Persaingan
74
Rachmat Firdaus dan Maya Ariayanti, Manajemen Perkreditan Bank
Umum, h. 35-36.
58
3. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Secara garis besar, penanggulangan pembiayaan bermasalah
dapat dilakukan melalui upaya-upaya yang bersifat preventif dan
upaya-upaya yangb bersifat represif atau kuratif.75
a. Preventif, dilakukan oleh bank sejak permohonan
pembiayaan diajukan nasabah, pelaksanaan analisa yang
akurat terhadap data pembiayaan, pembuatan perjanjian
pembiayaan yang benar, pengikatan agunan yang menjamin
kepentingan bank, sampai dengan pemantauan atau
pengawasan terhadap pembiayaan yang diberikann.
b. Represif atau Kuratif, adalah upaya-upaya yang bersifat
penyelamatan atau penyelesaian terhadap pembiayaan
bermasalah (non performing financing/NPFs).
Penyelamatan pembiayaan adalah istilah teknis yang biasa
dipergunakan dikalangan perbankan terhadap upaya dan langkah-
langkah yang dilakukan bank dalam usaha mengatasi permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh debitur yang masih memiliki prospek
usaha yang baik, namun mengalami kesulitan pembayaran pokok
dan/atau kewajiban-kewajiban lainnya, agar debitur dapat memenuhi
kembali kewajibannya.
75
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah, h. 82.
59
Terdapat beberapa peraturan Bank Indonesia yang berlaku bagi
BUS dan UUS dalam melakukan rekstruturisasi pembiayaan, yaitu:76
a. Peraturan Bank Indonesia No. 101/18/PBI/2008 tanggal 25
September 2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana
telah diubah dengan PB No. 13/9/PBI/2011 tanggal 8
Februari 2011.
b. Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/34/DPbs tanggal 22
Oktober 2008 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.
10/35/DPbs tanggal 22 Oktober 2008 perihal Restrukturisasi
Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, sebagaimana telah diubah dengan SEBI No.
13/18/DPbs tanggal 30 Mei 2011.77
Dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi bank
yang melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah, terdapat
beberapa ketentuan Bank Indonesia yang memberikan pengertian
tentang rekstrukturisasi pembiayaan, yaitu:
76
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 447. 77
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 448.
60
Peraturan Bank Indonesia No. 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli
2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum, Penjelasan
Pasal 2 ayat (4) huruf g:78
“Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang
dilakukan bank dalam kegiatan pembiayaan, piutang dan
atau ijarah terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya.”
a. PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang
Penilian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Pasal 1 butir
31:79
“Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang
dilakukan Bank dalam kegiatan Penyediaan Dana terhadap
nasabah yang mengalami kesulitan untuk memenuhi
kewajibannya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku
yaitu fatwa Dewan Syariah Nasional dan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku bagi bank syariah.”
Penyelamatan terhadap pembiayaan bermasalah dilakukan
dengan cara antara lain:
1) Rescheduling (Penjadwalan kembali), yaitu perubahan
jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka
waktunya;80
a) Memperpanjang jangka waktu pembiayaan.
78
Peraturan Bank Indonesia No. 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli 2006 tentang
Laporan Berkala Bank Umum, dalam buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah, h. 84. 79
PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilian Kualitas
Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah, dalam buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah,
h. 84. 80
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 149.
61
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan
dalam masalah jangka waktu pemiayaan
misalnya perpanjangan jangka waktu
pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun
sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih
lama untuk mengembalikannya.
b) Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan
jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini jangka
waktu angsuran pembiayaannya diperpanjang
pembayarannya pun misalnya dari 36 kali
menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah
angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan
penambahan jumlah angsuran.
2) Reconditioning (Persyaratan kembali), yaitu perubahan
sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan, antara
lain:81
a) Perubahan jadwal pembayaran;
b) Jumlah angsuran;
c) Jangka waktu dan/atau pemberian potongan
sepanjang tidak menambah sisa kewajiban
nasabah yang harus dibayarkan kepada bank;
81
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 149-150.
62
d) Penundaan pembayaran marjin sampai waktu
tertentu. Dalam hal penundaan pembayaran
marjin sampai waktu tertentu, maksudnya hanya
marjin yang dapat ditunda pembayarannya,
sedangkan pokok pinjamannya tetap harus
dibayar seperti biasa.
e) Penurunan marjin
Penurunan marjin dimaksudkan agar lebih
meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika
marjin per tahun sebelumnya dibebankan 20 %
diturunkan menjadi 18 %. Hal ini tergantung dari
pertimbangan yang bersangkutan.
3) Restructuring (Penataan kembali), yaitu perubahan
persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling
atau reconditioning, antara lain meliputi:
a) Penambahan dana fasilitas pembiayaan Bank;
b) Konversi akad pembiayaan;
c) Konversi pembiayaan menjadi surat berharga
syariah berjangka waktu menengah;
d) Konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan nasabah.
63
4) Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik
ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua
kewajibannya.82
C. Warung Mikro
1. Produk Pembiayaan Warung Mikro
Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang menghindari
praktek Magrib (Maysir, Gharar dan Riba). Namun sejatinya, tujuan
yang paling utama dari ekonomi Islam adalah mewujudkan
kesejahteraan umat secara merata. Peranan bank Syariah dalam
mewujudkan tujuan utama tersebut sangatlah dimungkinkan. Salah
satu peranan bank Syariah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan
tujuan tersebut adalah melakukan pembiayaan kepada masyarakat kecil
dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan
memberikan pembiayaan ke UMKM, bank Syariah telah berjuang
untuk mewujudkan pembangunan ekonomi umat.
Bank Syariah Mandiri (BSM) sendiri memiliki produk
pembiayaan nasabah mikronya yang bernama “Warung Mikro”.
Dengan produk ini nasabah dapat melakukan pinjaman dana untuk
investasi, modal kerja dan pengembangan usaha secara syariah.
82
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 151.
64
Program ini memudahkan nasabah mendapatkan pembiayaan dana
pengembangan usaha secara syariah, produk mikro harus bisa menjadi
kunci awal untuk dapat menciptakan persyaratan yang sederhana,
proses yang mudah, dan dapat melayani nasabah dengan cepat.83
Segmentasi dan target market pembiayaan Warung Mikro
meliputi peruntukan pembiayaan, segmentasi dilihat berdasarkan
demografi dan segmentasi berdasarkan geografi. Warung Mikro pada
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat terletak di tempat yang
strategis, karena di sekitar nya banyak seperti toko-toko, wiraswasta,
pegawai, yang memang masyarakat sekitar membutuhkan bantuan
modal usaha atau modal investasi untuk mengembangkan usahanya.
Oleh karena itu banyak masyarakat yang berminat untuk mengajukan
pembiayaan di Warung Mikro pada Bank Syariah KC Tangerang
Ciputat.84
Pembiayaan Warung Mikro diperuntukan bagi keperluan
produktif dan multiguna, dengan Plafond sampai dengan Rp 200 juta.
Segmentasi berdasarkan demografi diperuntukan wirausaha golbertap
dan non golbertap. Segmentasi berdasarkan geografis meliputi pasar
tradisional atau modern, mikro retail, cluster dan supply chain.
Golbertap adalah nasabah dengan sumber pembayaran (repayment)
83
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB. 84 Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB.
65
berasal dari gaji atau penghasilan tetap yang diterima setiap bulan,
termasuk di dalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai BUMN,
pegawai BUMD, TNI/Polri, dan pegawai perusahaan Swasta yang
didirikan berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Non
Golbertap adalah nasabah dengan sumber pembayaran berasal dari
usaha yang dikelolanya sendiri (wiraswasta), baik dalam sektor
perdagangan, pertanian, industri rumah tangga, peternakan, perikanan
dan jasa-jasa.85
Unit Warung Mikro Bank Syariah Mandiri (BSM) KC
Tangerang Ciputat memiliki beberapa produk diantaranya:86
a. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
Yaitu pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan
dengan plafon pembiayaan keseluruhan minimum Rp
2.000.000,00 dan maksimum Rp 10.000.000,00. Target
marketnya:
1) Wiraswasta dan profesional (non-golbertap)
2) Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai BUMN/D,
Pegawai Swasta.
85
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB. 86
Mengutip dari Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM,
Bank Syariah Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri,
2015.
66
Tabel 2.1
Pembiayaan Usaha Mikro Tunas
Features
Tujuan Produktif
Jenis Akad Murabahah dan Ijarah
Jangka Waktu dan
Perubahan Sampai dengan 36 bulan
Agunan
1. Objek yang dibayar dan
2. Agunan tambahan dapat berupa
jaminan alternatif berupa
Girik/Letter C/Petuk/Sejenisnya,
Kendaraan Bermotor, Emas, Agunan
Tunai dan agunan kebendaan lainnya
Self Financing
Minimal sebesar 15% dari plafon
pembiayaan
Pengikatan Kuasa Jual bawah tangan
Debt Service Ratio sampai dengan 40%
Price Setara 36% eff.p.a
Asuransi dan Biaya
Administrasi
Asuransi Jiwa dan Agunan (tidak
diwajibkan) jika ada Biaya Administrasi
Rp 60.000
RAC
Menggunakan scoring SIMRIS berbasis web
*Sumber: Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, 2015.
b. Pembiayaan Usaha Mikro Madya
Yaitu pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan
dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp
10.000.000,00 dan maksimum Rp 50.000.000,00. Target
marketnya:87
87
Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta:
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
67
1) Wiraswasta dan profesional (non-golbertap)
2) Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai BUMN/D,
Pegawai Swasta.
Tabel 2.2
Pembiayaan Usaha Mikro Madya
Features
Tujuan Produktif
Jenis Akad Murabahah dan Ijarah
Jangka Waktu dan
Perubahan Sampai dengan 36 bulan
Agunan
1. Fixed Asset:
Tanah dan Bangunan dapat
berupa SHM atau SHGB,
kendaraan Bermotor, Emas dan
agunan kebendaan lainnya.
Dapat berupa Girik/Letter
C/Petuk/Sejenisnya.
2. Cash Collateral
Pengikatan
SKMHT notaril dengan kuasa jual
atau untuk kebendaan bermotor
kuasa jual nota ril
Debt Service Ratio sampai dengan 40%
Price Setara 32% eff.p.a
Asuransi dan Biaya
Administrasi
Asuransi Jiwa dan Agunan
Biaya Administrasi 1% dan plafon
pembiayaan
RAC
Menggunakan scoring SIMRIS berbasis web
Manfaat
1. Persyaratan Mudah
2. Memberikan keberkahan
3. Margin bersaing
*Sumber: Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, 2015.
68
c. Pembiayaan Usaha Mikro Utama
Yaitu pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan
dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp
50.000.000,00 dan maksimum Rp 200.000.000,00. Target
marketnya:88
1) Wiraswasta dan profesional (non-golbertap)
2) Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai BUMN/D,
Pegawai Swasta.
88
Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta:
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
69
Tabel 2.3
Pembiayaan Usaha Mikro Utama
Features
Tujuan Produktif
Jenis Akad Murabahah dan Ijarah
Jangka Waktu dan
Perubahan Sampai dengan 48 bulan
Agunan
1. Fixed Asset:
Tanah dan Bangunan dapat
berupa SHM atau SHGB,
kendaraan Bermotor, Emas dan
agunan kebendaan lainnya.
2. Cash Collateral
Pengikatan
APHT, fiducia terdaftar dan kuasa
jual nota ril
Debt Service Ratio sampai dengan 40%
Price Setara 28% eff.p.a
Asuransi dan Biaya
Administrasi
Asuransi Jiwa dan Agunan
Biaya Administrasi 1% dan plafon
pembiayaan
RAC
Menggunakan scoring SIMRIS berbasis web
Manfaat
1. Persyaratan Mudah
2. Memberikan keberkahan
3. Margin bersaing
*Sumber: Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, 2015.
d. Pembiayaan Multiguna Mikro
Yaitu pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan
dan aliansi dengan plafon pembiayaan sampai dengan Rp
200.000.000,00. Target marketnya:89
89 Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta:
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
70
1) Wiraswasta dan profesional (non-golbertap)
2) Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai BUMN/D,
Pegawai Swasta.
Tabel 2.4
Pembiayaan Multiguna Mikro
Features
Tujuan Produktif
Jenis Akad Murabahah dan Ijarah
Jangka Waktu dan
Perubahan
1. Pengawas PNS, BUMN/D:
maksimal 8 tahun (96 bulan) dan
tidak melebihi usia pensiun
pegawai.
2. Pegawai swasta: maksimal 5 tahun
(60 bulan) dan tidak melebihi usia
pensiun pegawai
Agunan
1. Fixed Asset:
Tanah dan Bangunan dapat berupa
SHM atau SHGB, kendaraan
Bermotor, Emas dan agunan
kebendaan lainnya.
2. Cash Collateral
Pengikatan
APHT, SKMHT, kuasa jual nota ril,
fiducia
Debt Service Ratio
1. DSR 33% untuk penghasilan
sampai dengan 1,5 x UMP
2. DSR 40% untuk penghasilan diatas
1,5 x UMP s.d. Rp 10 juta
3. DSR 50% untuk penghasilan diatas
10 juta
Price
1. Dengan pola aliansi setara PUM
Utama (28% eff.p.a)
2. Individual dengan agunan
tambahan setara PUM Utama
(28% eff.p.a)
3. Individual dengan agunan
tambahan setara PUM Tunas (36%
eff.p.a)
Asuransi dan Biaya
Administrasi
Asuransi Jiwa dan PHK untuk
pegawai swasta
71
Biaya Administrasi: >Rp 2-10 juta =
Rp 20.000, untuk >Rp 10-50 juta =
1% dan plafon pembiayaan
RAC
Menggunakan scoring SIMRIS berbasis web
Manfaat
1. Persyaratan Mudah
2. Memberikan keberkahan
3. Margin bersaing
*Sumber: Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, 2015.
Untuk tahun 2016 sampai dengan sekarang ada perubahan
produk di Unit Warung Mikro Bank Syariah Mandiri (BSM) KC
Tangerang Ciputat, produk yang baru yaitu:90
a. Produk Reguler
1) PUM : Pembiayaan Usaha Mikro (fasiltas pembiayaan
Bank kepada nasabah dengan peruntukan Modal Kerja
atau Investasi).
2) PSM : Pembiayaan Serbaguna Mikro (fasilitas
pembiayaan Bank untuk membiayai keperluan Nasabah
selain untuk tujuan Modal Kerja dan investasi).
b. Produk Pembiayaan Program Mikro
Pembiayaan program mikro adalah fasilitas pembiayaan
Bank kepada nasabah dengan fitur, tujuan, syarat dan
ketentuan khusus yang berpedoman pada nota kesepahaman
90
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB.
72
antara Bank dengan instansi dan/atau petunjuk teknis yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui instansi terkait.
Akad yang dipakai oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) KC
Tangerang Ciputat yakni ada 3 (tiga) diantaranya:91
a. Murabahah adalah akad penyediaan barang berdasarkan
sistem jual beli, dimana Bank sebagai penjual yang
menyediakan kebutuhan nasabah dan menjual kepada
nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungan
(margin) yang disepakati. Pembayaran dapat dilakukan
sekaligus saat jatuh tempo atau cicilan dalam jangka waktu
yang disepakati.
b. Ijarah adalah akad antara Bank (Mu’ajjir) dengan nasabah
(Musta’jir) untuk menyewa suatu barang/obyek sewa
(Ma’jur) milik Bank dan Bank mendapatkan imbalan jasa
atas barang yang disewanya.
c. Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) adalah produk
pembiayaan berdasarkan prinsip musyarakah, yaitu syirkatul
‘inan, yang porsi (hishshah) modal salah satu syarik (Bank
Syariah) berkurang disebabkan pengalihan komersial secara
bertahap (naqlul hishshah bil ‘iwadh mutanaqisah) kepada
syarik yang lain (nasabah).
91
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB.
73
Jangka waktu angsuran pembiayaan bisa dilihat dari plafond,
yakni pembiayaan Rp 10 juta sampai dengan Rp 50 juta maksimal 3
tahun, pembiayaan diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta
maksimal 4 tahun, pembiayaan diatas Rp 100 juta sampai dengan Rp
200 juta maksimal 5 tahun. Sedangkan khusus untuk PNS, Pegawai
BUMD atau BUMN, TNI, POLRI maksimal 8 tahun.92
2. Landasan Hukum93
a. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 perihal
Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
b. Undang-Undang Republik Indonesia No.21 tahun 2008 perihal
Perbankan Syariah.
c. Peraturan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011 tanggal 2 November
2011 perihal Penerapan. Manajemen Resiko Bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
d. Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tentang Pemberian
Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis
Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
e. Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri.
f. Kebijakan Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri
g. Standar Prosedur Pembiayaan Segmen Mikro.
92
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli
2017, pukul 15.00-16.00 WIB. 93
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB.
74
3. Prosedur dan Persyaratan Pengajuan Pembiayaan
a. Prosedur
Untuk pengajuan Pembiayaan Warung Mikro, ada beberapa
prosedur dan langkah-langkahnya diantaranya:94
1) Mengumpulkan dokumen.
Yakni persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan oleh
pihak Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
2) Memeriksa kebenaran dokumen.
3) Wawancara ke nasabah.
4) Melakukan kunjungan ke lokasi usaha dan jaminan.
Survei (terhadap usaha dan barang jaminan milik nasabah),
penilaian barang jaminan berdasarkan penilaian internal
(dibawah harga pasar). Pada tahap survei ini kelengkapan
berrkas harus sudah dapat dilengkapi (jika ada kekurangan
pada saat pengajuan syarat administratif).
5) Menginput permohonan pengajuan nasabah ke system.
6) Melakukan komite terkait pemutusan permohonan
pembiayaan.
Yakni untuk menentukan pembiayaan tersebut layak atau
tidak untuk diberikan.
7) Memberikan informasi kepada nasabah terkait persetujuan
permohonan nasabah.
94
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB.
75
8) Melakukan penjadwalan untuk akad pembiayaan.
9) Melakukan proses pencairan.95
b. Persyaratan
Persyaratan Dokumen:96
1) Fotokopi KTP dan NPWP (Nasabah dan Pasangan)
2) Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah
3) Asli Slip Gaji 3 bulan terakhir (Untuk Karyawan)
4) Fotokopi SK Pegawai/Keterangan Bekerja (Untuk Karyawan)
5) Fotokopi Surat Keterangan Usaha (Untuk Wiraswasta) (usaha
telah berjalan minimal 2 tahun)
6) Fotokopi Rekening Listrik dan Telepon
7) Fotokopi Rekening Tabungan 3 bulan terakhir
8) Pas Photo 3x4 sebanyak 1 lembar (Nasabah dan Pasangan)
9) Fotokopi Jaminan (BPKB dan STNK, AJB/APHB Girik,
SHGB, SHM)
10) Fotokopi IMB dan SPPT PBB terakhir (untuk jaminan dengan
menggunakan AJB/APHB Girik, SHGB, SHM).
95
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Micro Financing Analys, Bapak Dede Kurnia, Kamis, 20 Juli 2017, pukul
15.00-16.00 WIB. 96
Dokumen Brosur Pembiayaan Mikro Syariah, Tim Bank Syariah Mandiri
KC Tangerang Ciputat, 2017.
76
BAB III
TINJAUAN KHUSUS TENTANG BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG TANGERANG CIPUTAT
A. Sejarah Singkat BSM KC Tangerang Ciputat
Nilai-nilai perusahaan yang mendukung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri sejak
awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,
yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negative yang sangat hebat
terhadap seluruh sendi kehidupan masyrakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh
bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitulasasi sebagai
bank-bank di Indonesia.1
Salah satu bank konversional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
1 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
77
bank lain serta mengundang investor asing pada saat bersamaan, pemerintah
melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sebagai pemilik mayoritas baru BSB.2
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transasksi syariah (dual banking system).3
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
Bank Syariah. Oleh karenannya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan system dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha
BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
2 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017). 3 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
78
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.4
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
KEP.BI/1991, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November
1999.5
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, memang
terbilang cukup lama di daerah Ciputat sendiri. Namun, pada awalnya Bank
Syariah ini belum langsung menjadi sebagai Kantor Cabang. Pada tahun 2004
Bank Syariah Mandiri berupa kantor Payment poin, kemudian pada tahun
yang sama menjadi Kantor Kas Bank Syariah Mandiri Ciputat, yang mana
4 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017). 5 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
79
cangkupannya masih minim di banding kantor cabang. Pada tahun 2006 Bank
Syariah Mandiri menjadi Kantor Cabang Pembantu, dan pada tanggal 27
November tahun 2012 naik tingkat menjadi Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Ciputat. Pada saat ini letak kantor Bank Syariah Mandiri Cabang
Tangerang Ciputat di Jl. Ir. H. Juanda No. 111-112, Kel. Cempaka Putih, Kec.
Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412.6
Bank Syariah Mandiri ialah salah satu lembaga perbankan besar di
Indonesia. Bank Mandiri Syariah dibentuk oleh Bank Mandiri, untuk berperan
di dalam mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakunya UU No.10 tahun 1998, yang
member peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system). Perbankan syariah memandang pemberlakuan UU tersebut
merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi dari bank
konvensional menjadi bank syariah. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan
tumbuh sebagai bank yang mampu memandukan idealisme usaha dengan
nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara
idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keungulannya dan hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju yang
lebih baik bersama Bank Syariah Mandiri.7
6 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017). 7 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
80
Syariah Mandiri didirikan dengan aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain. Terutama berkaitan dengan
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang sesuai dengan syariah. Kedekatan nasabah akan diimbangi dengan
keterbukaan dalam layanan produk sesuai syariah, modern, dan universal.
Syariah Mandiri juga tidak kalah dengan bank konversional pada umumnya,
karena mereka juga dididik oleh tenaga profesional jadi tidak salah sekarang
sudah tumbuh menjadi salah satu bank yang besar. Bagi anda yang berminat
untuk meniti karir disana biasanya perekrutan dilakukan melalui seleksi yang
ketat. Untuk perbankan diharuskan sudah lulus minimal diploma. Ini adalah
syarat mutlak untuk bias diterima sebagai karyawan Bank Syariah Mandiri.8
Bank Syariah Mandiri memang merupakan salah satu bank termuka di
Indonesia jadi tidak heran ada banyak orang yang ingin berkarir disana.
Memang untuk bisa diterima tidaklah mudah karena banyaknya pelamar kerja
saat ini, jadi untuk anda cari informasi sebanyak-banyanya bila ada lowongan
kerja atau biasanya lewat media online ada informasi tersebut. Syariah
Mandiri memerlukan orang yang proaktif dan menyukai bekerja dengan orang
atau mendukung orang lain untuk sukses. Mereka yang bangga akan pekerjaan
dan hasil pekerjaan mereka, dan memiliki intergritas, ketepatan dan aktualisasi
diri. Banyak syarat untuk permulaan sebelum dilakukan interview, karena
akan masih banyak tahap-tahp yang harus dilalui sebelum diterima di Bank
Syariah Mandiri. Sama halnya pada bank umumnya berharap visi sebagai
8 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
81
bank syariah terpecaya pilihan mitr usaha bias tercapai dengan melakukan
kedekatan kepada seluruh masyarakat. Kedekatan ini akan diimbangi dengan
keterbukaan dalam setiap layanan produk sesuai syariah, jadi dengan begini
bias dipastikan membangun image yang baik untuk Bank Syariah Mandiri.9
B. Profil Perusahaan
Nama : Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 111-112, Kel. Cempaka
Putih, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan
15412
Telepon : (021) 7425267 (hunting)
Fax : (021) 7423018
Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Alamat email : [email protected]
Tanggal Berdiri Cabang : 27 November 2012
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Dalam rangka mendukung penciptaan tujuan perusahaan, maka PT.
Bank Syariah Mandiri memandang perlu untuk menetapkan visi dan
menguatkan misi perusahaan.10
9 Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017). 10
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
82
1. Visi Bank Syariah Mandiri11
“Bank Syariah Terdepan dan Modern”
Bank Syariah Terdepan : menjadi Bank Syariah yang selalu unggul di
antara pelaku industry perbankan syariah di Indonesia pada segmen
consumer, micro, SME, commercial, dan corporate.
Bank Syariah Modern : menjadi Bank Syariah dengan system layanan
dan teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
2. Misi Bank Syariah Mandiri
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri
yang berkesinambungan.
b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
f. Meningkatkan kepeduliaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Tujuan Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri memiliki tujuan dalam mengembangkan
usahanya dalam bidang perbankan sebagai salah satu cara untuk
memajukan perbankan syariah, serta sebagai langkah – langkah untuk
11
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
83
mencapai visi dan misi dari Bank Syariah Mandiri itu sendiri. Dimana
tujuan Bank Syariah Mandiri diambil pada tahun 2010 dan 2011 yang
meliputi:12
a. Pada Tahun 2010
1) Penghimpunan dana konsumen
2) Pengendalian kualitas asset (aktiva produktif yang
diklasifikasikan APYD dan NPF)
3) Pengembangan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah.
4) Peningkatan efisiensi.
Penguatan infrastruktur (Cometency Based Human Resources
Management, Values, Core Banking, Risk Management, Corporate
Governance and Organization) penghimpunan dana Konsumer.
b. Tahun 2011
1) Peningkatan Market Share Asset, dana pihak ketiga dan
pembiayaan.
2) Penghimpunan dana consumer dan penyaluran pembiayaan
dengan High Yield pada segmen Usaha Mikro (termasuk
gadai), kecil dan consumer.
3) Pengendalian kualitas Asset ( APYD dan NPF ).
4) Peningkatan Fee Based Income.
12
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
84
5) Penguatan infrastruktur (Jaringan, Core Banking System, Share
Values (ETHIC), Manajemen Resiko, Kepatuhan dan
pengawalan).
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.13
1) Excellence: Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect
result-oriented).
Care Behavior:
a. Prudence: Menjaga amanah dan melakukan perbaikan proses
terus menerus.
b. Competence: Meningkatkan keahlian sesuai tugas yang
diberikan dan tuntutan profesi bankir.
2) Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi.
Care Behavior:
a. Trusted & Trust: Mengembangkan perilaku dapat dipercaya
dan percaya.
b. Contribution: Memberikan kontribusi positif dan optimal.
13
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
85
3) Humanity: Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan
dan lingkungan.
Care Behavior:
a. Social & Environment Care: Memiliki kepedulian yang tulus
terhadap lingkungan dan sosial.
b. Inclusivity: Mengembangkan perilaku mengayomi.
4) Integrity: Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika
profesi.
Care Behavior:
a. Honesty: Jujur.
b. Good Governance: Melaksanakan tata kelola yang baik.
5) Customer Focus: Mengembangkan kesadaran tentang
pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah
(internal dan eksternal).14
Care Behavior:
a. Innovation: Mengembangkan proses, layanan, dan produk
untuk melampaui harapan nasabah.
b. Service excellence: Memberikan layanan terbaik yang
melampaui harapan nasabah.
14
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
86
D. Kegiatan Utama Perusahaan
Pada dasarnya bank memiliki keiatan pokok yang dijalankan, baik bank
konvensional maupun bank syariah, ketiga kegiatan tersebut mencakup:15
1. Penghimpunan dana (Giro, Deposito dan Tabungan) dengan sasaran
meminimalisir biaya perolehan dana.
2. Alokasi dana (kredit atau pembiayaan dan investasi) dengan sasaran
memaksimumkan pendapatan bank.
3. Pelayanan jasa keuangan (Transfer, Letter of Credit, Cek Perjalanan,
money changer, bank garansi dan lain – lain) dan jasa non keuangan
(pelatihan pegawai, pengundangan, kotak pengamanan, jasa-jasa
komputer) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.
E. Produk dan Layanan Perusahaan
Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Syariah yang banyak
diminati oleh masyarakat luas saat ini. Oleh karena itu upaya untuk senantiasa
melayani dan memenuhi kebutuhan nasabah dalam pengelolaan keuangan
secara syariah akan terus selalu dikembangkan. Dalam perbankan syariah yang
mengutamakan keseimbangan layanan untuk kesejahteraan financial dan
spiritual maka produk dan layanan yang kini terdapat di Bank Syariah saat ini
meliputi:16
15
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017). 16
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
87
1. Produk Bank Syariah Mandiri
a. Produk Pendanaan Bank Syariah Mandiri17
1) Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan
penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam
buka kas di konter BSM atau melalui ATM
2) BSM Tabungan Mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu
pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
3) BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan
dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan
dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
4) BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi
hasil berjenjangg serta kepastian pencapaian target dana
yang telah ditetapkan.18
5) BSM tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan
syarat-syarat yang disepakati.
17
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017). 18
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
88
6) Tabunganku
Tabunganku merupakan tabungan untuk perorangan
dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan
secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung dann meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7) BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah
muthlaqah.
8) BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah
untuk kemudahan transaksi dengan penngelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.19
9) BSM Card
Kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi
perbankan melalui ATM dan mesin debit
(EDC/Electronik Data Capture).
10) BSM Mobile Banking GPRS
Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui
mobile phone (handphone) berbasis GPRS.20
19
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
89
11) BSM Net Banking
Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui
internet.
b. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri:21
1) BSM OTO, Memberikan kemudahan kepada nasabah
untuk memiliki pemilikan kendaraan roda empat baik baru
maupun bekas dengan sistem murabahah.
2) BSM MMOB (Mudharabah Muqayyadah On Balance
Sheet), Fasilitas pembiayaan dengan alokasi sumber dana
yang terikat (Spesifik) dari pemilik dana (Shahibul Maal).
3) BSM Cicil Emas, pembiayaan .yang memberikan
kemudahan nasabah untuk memiliki emas, mulai dari berat
bersih 10 gram -350 gram sesuai dengan prinsip syariah.
4) BSM Pembiayaan Dana Putar (PDB), Pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan bukan
untuk permanent working capital. Bersifat selft liquidating
seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada periode.
5) BSM Warung Mikro, Pembiayaan yang khusus
diperuntukan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) yang jumlahnya khusus untuk 1 juta kebawah.
20
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017). 21
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
90
6) BSM Griya, Memberikan kemudahan kepada nasabah
untuk memiliki rumah idaman sesuai dengan prinsip
syariah.
c. Layanan Bank Syariah Mandiri:22
1) BSM Electronic Payroll, Pembayaran gaji karyawan
institusi melalui tekhnologi terkini BSM secara mudah,
aman dan fleksibel.
2) BSM SKBD, Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis
nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai bank
pembuka untuk membayar kepada penerima atau menerima
dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik
penerima atau memberi kuasa kepada bank lain untuk
melakukan pembayaran kepada penerima atau untuk
menegosiasikan wesel – wesel yang ditarik oleh penerima
atas penyerahan dokumen. (untuk saat ini khusus BSM
dengan BSM).
3) BSM Letter of Credit, Janji tertulis berdasarkan permintaan
tertulis nasabah (applicant) yang mengikat BSM sebagai
bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau
ordernya atau menerima dan membayar wesel pada saat
jatuh tempo yang ditarik penerima atau pemberi kuasa
kepada pihak lain untuk melakukan pembayaran kepada
22
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
91
penerima atau untuk menegosiasikan wesel – wesel yang
ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen.
4) BSM Transfer Western Union, Jasa pengiriman Uang/
Penerimaan kiriman uang secara cepat (real time on line).
5) BSM Card, Merupakan sarana untuk melakukan transaksi
penarikan, pembayaran,dan pemindahbukuan dana pada
ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama maupun ATM
Bank Card. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit
yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di Mercant –
merchant yang berlogokan “Gunakan BSM Card Anda
disini”.23
6) BSM Sentra Bayar, Merupakan layanan bank dalam
menerima pembayaran tagihan pelanggan pada pihak ketiga
(PLN, Telkom, Indosat, Telkomsel). Layanan sentra bayar
dapat dilakukan dengan setoran uang kas atau debet
rekening melalui teller, ATM, SMS Banking, atau proses
autodebet secara bulanan.
7) BSM Mobile Banking, Merupakan Produk layanan
perbankan berbasis tekhnologi SMS telepon seluler
(Handphone/Ponsel) yang memberikan kemudahan untuk
23
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
92
melakukan berbagai transaksi perbankan dimana saja,
kapan saja.24
8) BSM Net Banking, Merupakan fasilitas layanan bank bagi
nasabah untuk melakukan transaksi perbankan (ditentukan
bank) melalui jaringan internet dengan sarana komputer.
9) PPBA (Pembayaran melalui menu Pemindah Bukuan di
ATM), Merupakan layanan pembayaran institusi (lembaga
pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan
non bank) melalui menu pemindah bukuan di ATM.
10) BSM Pooling Fund, merupakan fasilitas yang disediakan
oleh Bank yang memudahkan nasabah untuk yang
dilakukan lintas Negara atau dalam satu Negara (domestik).
11) BSM Kliring, Penagihan warkat bank lain dimana lokasi
bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.
12) BSM Inkaso, Penagihan warkat bank lain dimana bank
tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar
negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening
nasabah.25
13) BSM Intercity Clearing, Jasa penagihan warkat
(cek/bilyet giro valuta rupiah) bank diluar wilayah kliring
24
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017). 25
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
93
dengan cepat sehingga nasabah dapat menerima dana hasil
tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada keesokan harinya.
14) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement), Jasa transfer
uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun
dalam kota yang berbeda secara real time.
15) Transfer Dalam Kota (LLG), Jasa pemindahan dana antar
bank dalam satu wilayah kliring lokal.
16) Transfer D.U.I.T (Dana Untuk Indonesia Tercinta), Jasa
pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia. Saat ini
BSM bekerjasama dengan Merchan Trade Asia (MTA)
Malaysia.26
17) BSM Pajak Online, Memberikan kemudahan kepada
wajib pajak untuk membayar kewajiban pajak (bukan
dalam rangka pembayaran pajak impor) secara otomatis
dengan mendebet rekening atau secara tunai.
18) BSM Pajak Impor, Memberikan kemudahan kepada
importer untuk membayar pajak barang dalam rangka
impor secara Online sebagai syarat untuk mengeluarkan
barangnya dari gudang kantor bea dan cukai.27
26
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017). 27
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan, (Jakarta: Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
94
F. Struktur Organisasi
Gambar 3.1: Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat28
28
Struktur Organisasi, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang
diberikan oleh Branch Operation & Service Manage Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat tanggal 20 Juli 2017.
95
BAB IV
FAKTOR PENYEBAB DAN STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH WARUNG MIKRO PADA BANK SYARIAH MANDIRI
KC TANGERANG CIPUTAT
A. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat.
Pembiayaan bermasalah adalah suatu penyaluran dana yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah yang dalam
pelaksanaan pembayaran pembiayaan oleh nasabah itu terjadi hal-hal
seperti pembiayaan yang tidak lancar, pembiayaan yang debiturnya tidak
memenuhi persyaratan yang dijanjikan, serta pembiayaan tersebut tidak
menepati jadwal angsuran. Sehingga hal-hal tersebut memberikan dampak
negatif bagi kedua belah pihak. Dalam pembiayaan, bank menghadapi
risiko, yaitu kemungkinan tidak kembalinya uang yang dipinjam tersebut.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
adalah sebagai berikut:1
a. Faktor Internal Nasabah
1) Karakter
2) PHK
1 Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta: Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
96
3) Persaingan Usaha
4) Keluarga
b. Faktor Eksternal
1) Kondisi Ekonomi
2) Bencana Alam
3) Sosial Politik
c. Kelemahan Inisiasi Bank
1) Kualitas Data Permohonan Nasabah
2) Kelemahan Verifikasi
d. Kelemahan Maintenance Bank
1) Strategi Maintenance
2) Kualitas Service
Pada kasus pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat yaitu “Nasabah Menunggak”.
Pihak Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, mengidentifikasi
tanda-tanda nasabah yang menunggak yaitu:2
a. Bayar angsuran tidak pernah tepat waktu
b. Bayar angsuran tidak tepat jumlah
c. Tidak dapat dihubungi (bahkan kabur)
2 Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat unit
kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00 WIB.
97
Dari tanda-tanda tersebut ada beberapa alasan utama yang
menyebabkan nasabah menunggak yaitu:3
a. Bisnis merugi
b. Korban penipuan
c. Salah investasi
d. Persaingan usaha
e. Anak/Istri/Suami/Orang Tua sakit
f. Pulang kampung
g. Pembayaran dari rekanan belum diterima
h. Lupa tanggal jatuh tempo
i. Mau setor ke Bank Jauh
j. Keberatan atas denda/biaya yang muncul
Sedangkan pembiayaan bermasalah yang sering terjadi pada Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat sehingga nasabah menunggak
yaitu:
1) Usaha nasabah menurun bahkan Bangkrut
Penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
KC Tangerang Ciputat tidak hanya kepada nasabah individu atau
perorangan saja, tetapi juga ke beberapa pelaku usaha mikro kecil
menengah (UMKM). Pembiayaan yang disalurkan oleh pihak bank
3 Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta: Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
98
kepada nasabah yang mengajukan pembiayaan seharusnya dapat
dengan mudah diterima kembali oleh bank melalui keuntungan yang
diperoleh nasabah dari usaha yang dijalankannya. Namun karena
banyaknya pesaing, meningkatnya harga bahan baku, manajemen
yang sangat lemah, terjadi pemogokan tenaga kerja, dan hal lain
yang dapat mempengaruhi usaha nasabah menurun bahkan bisa
sampai terjadi bangkrut. Oleh sebab itu berdampak pada perolehan
pendapatan dan keuntungan yang didapat nasabah menjadi
berkurang, apabila perolehan pendapat dan keuntungan yang
diterima nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut berkurang,
hal yang pasti terjadi adalah nasabah akan mengalami kesulitan dan
menunggak untuk membayar angsuran ke pihak bank.4
2) PHK
PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
karyawan dan perusahaan, PHK juga merupakan suatu hal yang
ditakutkan oleh karyawan pada semua perusahan. Secara status,
seseorang yang di PHK tidak lagi menyandang sebagai karyawan
dan ancaman pengangguran sudah di depan mata. Secara ekonomi,
4Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat unit
kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00 WIB.
99
mereka yang di PHK bisa kehilangan sumber mata pencahariannya.5
Alasan-alasan karyawan di PHK berbagai macam yakni:
a) Karyawan melakukan kesalahan berat, seperti mencuri,
penggelapan uang perusahaan, melakukan perbuatan asusila atau
perjudian di lingkungan pekerjaan.
b) Mengundurkan diri tanpa paksaan dan tekanan.
c) Habis masa kontraknya.
d) Tidak lulus masa percobaan (Probation)
e) Memasuki usia pensiun.
f) Meninggal dunia.
3) Nasabah menghilang/Skip
Pada masalah ini nasabah yang mengajukan pembiayaan
menghilang, seperti pindah rumah tanpa meninggalkan informasi
sehingga pihak bank kesulitan untuk melakukan penagihan. Oleh
karena itu setiap nasabah yang melakukan pengajuan pembiayaan
harus mencantumkan nomor telepon salah satu dari keluarga nasabah
tersebut, agar pihak bank dapat menghubungi jika terjadi nasabah
menghilang.6
4) Masalah pribadi
5) Marah/Tidak Kooperatif
6) Meninggal
5 www.hukumonline.com, diakses pada hari Sabtu, 19 Agustus 2017, pukul
10:35 WIB. 6 Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat unit
kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00 WIB.
100
B. Strategi penyelesaian yang dilakukan Warung Mikro Pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat
Dalam literaturnya sebelum melakukan penyelesaian pembiayaan
bermasalah dilakukan terlebih dahulu pembinaan kredit bermasalah,
penyelamatan pembiayaan bermasalah dan yang terakhir barulah
penyelesaian pembiayaan bermasalah.7 Pembinaan kredit bermasalah
merupakan upaya awal yang dilakukan terhadap debitur kredit bermasalah
sehingga dapat menjaga dan mengamankan kepentingan bank atas fasilitas
kredit yang telah disalurkan, serta dapat memperoleh hasil yang optimal
sebagaimana yang diharapkan sesuai dengan tujuan awal pemberian
kredit. Langkah yang dapat dilakukan dalam tahapan pembinaan kredit
bermasalah ini antara lain melalui:
1. Melakukan pendampingan kepada debitur bermasalah.
Pendampingan ini bertujuan untuk mengetahui apakah permasalahan
kredit yang terjadi murni karena aktivitas usaha (risiko bisnis) atau
karena kecurangan yang dilakukan debitur terhadap fasilitas kredit
yang telah diterimanya (tidak sesuai dengan tujuan diberikannya
kredit). Sebagai contoh, jika berdasarkan hasil analisis bank
permasalahan yang dihadapi debitur adalah karena ketidakefisienan
dalam proses produksi, bank dapat memberikan masukan untuk
melakukan efisiensi dalam proses produksi, seperti efisiensi dalam pos
persediaan dengan melakukan strategi just in time, dan sebagainya.
7 Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit Perbankan (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2015), h. 94.
101
2. Aktivitas pembinaan juga termasuk dalam hal melakukan aktivitas
penagihan secara intensif terhadap debitur bermasalah.8
3. Berikutnya adalah tahapan penyelamatan pembiayaan bermasalah.
Penyelamatan pembiayaan (restrukturisasi pembiayaan) adalah istilah
teknis yang dipergunakan di kalangan perbankan terhadap upaya dan
langkah-langkah yang dilakukan bank dalam mengatasi pembiayaan
bermasalah.9
Strategi yang digunakan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah di Warung Mikro
menggunakan strategi penyelesaian yang berbeda-beda dilihat dari
masalah yang dihadapi oleh nasabah tersebut. Strategi yang dilakukan oleh
pihak bank dapat dilihat pada tabel dibawah ini.10
8 Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit Perbankan (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2015), h. 94-95. 9 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 447.
10 Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00
WIB.
102
Tabel 4.1
Masalah Nasabah dan Cara Mengatasinya
No.
Masalah Nasabah
Cara Mengatasinya
1
PHK
1. Minta surat keterangan PHK.
2. Menanyakan apakah pasangan
dari nasabah bekerja dan bisa
menutupi tunggakannya.
3. Menanyakan sudah berapa
lama tidak bekerja dan apakah
masih punya peluang
mendapatkan pekerjaan baru.
4. memberikan alternatif
pembayaran dan minta
komitmen konsumen untuk
membayar sesuai dengan
jumlah dan waktu yang
disetujui bersama.
5. menawarkan restruktur
2
Bangkrut
1. Ekspresikan empati.
2. Jangan menakut-nakuti dan
memojokan nasabah
3. mencarikan solusi alternatif
misalnya restruktur/churning.
4. Solusi terakhir jual agunan.
3
Marah/Tidak
Kooperatif
1. mendengarkan nasabah saat
mengutarakan isi hatinya dan
alasan penundaan bayaran.
2. memberikan respon bahwa
anda mengerti akan
kemarahannya dan bersikap
profesional dengan tidak
terpancing emosi.
3. Membantu menenangkan
nasabah, jika tidak berhasil
kunjungi lain waktu.
4
Masalah Pribadi
1. Ekspresikan rasa simpatik
terhadap persoalan nasabah.
2. memberikan pengertian bahwa
pembayaran angsuran adalah
tanggung jawab nasbah dan
berikan alternatif solusi.
3. menginformasikan bahwa
103
tindakan represif sampai jual
agunan akan dilakukan jika
nasabah tidak memberikan
indikasi positif.
5
Hilang/Skip
1. mencari informasi dari orang
terdekat mengenai keberadaan
nasabah.
2. mengecek data untuk mencari
no. Telepon lain dari nasabah.
3. Dilarang menjelekkan nasabah
pada pihak ketiga.
4. Bersikap sopan dalam mencari
informasi nasabah.
6
Meninggal
1. Ekspresikan rasa duka cita.
2. Mem inta data kematian
nasabah lisan maupun legal
(surat kematian).
3. Klaim auransi. *Sumber: Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat unit
kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00 WIB.
Untuk lebih jelas lagi mengenai pembiayaan bermasalah Warung
Mikro Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, berikut akan
disajikan data jumlah pembiayaan yang disalurkan dan jumlah pembiayaan
bermasalah Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
Tabel 4.2
Jumlah Pembiayaan Warung Mikro Tahun 2013-2015
SEGMEN 2013 2014 2015
NOA
OS
POKOK NOA
OS
POKOK NOA
OS
POKOK
WARUNG
MIKRO 189 4,231,355,170 200 5,321,325,798 219 9,668,753,430
*Catatan: Data di atas mengacu pada lampiran 4
104
0
50
100
150
200
250
2012 2013 2014 2015
NOA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2012 2013 2014 2015
JUM
LA
H O
S M
ilyar
TAHUN
OS
Keterangan:
1. NOA (Number Of Account) : Jumlah nasabah yang diberikan
pembiayaan.
2. OS (Outsanding) Pokok : Jumlah Pembiayaan yang diberikan.
JUM
LA
H N
OA
JU
ML
AH
OS
105
Pada tabel dan diagram diatas Warung Mikro mengalami
kenaikan setiap tahunnya baik untuk NOA maupun OS. Jumlah
pembiayaan Warung Mikro diatas merupakan jumlah keseluruhan
pembiayaan produk Usaha Mikro yang ada di Warung Mikro
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, seperti PUM Tunas,
PUM Madya, PUM Utama, Pembiayaan Multiguna Mikro, dan
Pembiayaan Top Up. Dengan naiknya jumlah NOA dan OS setiap
tahunnya Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat harus lebih
hati-hati dan teliti dalam memberikan pembiayaan terutama dalam
dalam memilih nasabah. Jika salah dalam memilih nasabah, maka
akan berdampak buruk bagi Bank karena akan banyak terjadi
pembiayaan bermasalah karena disebabkan nasabah yang tidak
mampu membayar angsuran pokok pembiayaan yang telah
diberikan oleh pihak Bank.
Tabel 4.3
Jumlah Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro Tahun 2013-2015
SEGMEN WARUNG MIKRO
TAHUN 2013 2014 2015
NOA 5 17 15
OS POKOK 33.660.493 253.674.560 138.938.067
% NPF 0,8 4,77 1,44
*Catatan: Data di atas mengacu pada lampiran 4
106
Keterangan:
1. NOA (Number Of Account) :Jumlah nasabah yang
diberikan pembiayaan.
2. OS (Outsanding) Pokok : Jumlah Pembiayaan yang diberikan.
0
5
10
15
20
2012 2013 2014 2015
NOA
JUM
LA
H N
OA
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
2012 2013 2014 2015
OS NPF
JUM
LA
H O
S N
PF
107
0
1
2
3
4
5
2012 2013 2014 2015
JUM
LA
H %
NP
F
TAHUN
% NPF
Jika dilihat dari tabel 4.3 dan diagram di atas dapat dilihat
dengan pesentase pembiayaan bermasalah tahun 2013 sebesar
0,8% kemudian pada tahun 2014 persentase pembiayaan
bermasalah meningkat menjadi 4,77% dan pada tahun 2015
persentasenya turun kembali menjadi 1,44%. Jika dilihat dari
persentase pembiayaan bermasalah warung mikro strategi yang
digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat cukup berhasil. Oleh karena itu strategi yang digunakan
untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah harus lebih
ditingkatkan lagi agar pembiayaan bermasalah yang ada pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat dapat
terselesaikan dengan cepat.
108
Pada warung mikro Bank Syariah Mandiri KC Tangeran.
Jumlah pembiayaan bermasalah Warung Mikro diatas merupakan
jumlah keseluruhan pembiayaan bermasalah produk Usaha Mikro
yang ada di Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat, seperti PUM Tunas, PUM Madya, PUM Utama,
Pembiayaan Multiguna Mikro, dan Pembiayaan Top Up.
Jika dilihat dari tiga tahapan penyelesaian pembiayaan
bermasalah di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi penyelesaian
yang digunakan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah warung mikro yakni
menggunakan beberapa strategi penyelesaian, yaitu:
1. Reguler Collection
Yaitu suatu usaha atau proses yang berkelanjutan untuk
mendapatkan pembayaran kembali atas pembiayaan (piutang
bank) yang disalurkan kepada nasabah. Pada strategi ini bank
memberikan kuasa pada pihak lain (debt collector) untuk
melakukan penagihan.11
Penagihan dengan cara menelpon
nasabah (telecollection) dan mendatangi nasabah langsung
(field collection) prinsipnya penagihan secara efektif, efisien,
low risk dan minimal lost.12
11
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 469. 12
Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta:
Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
109
2. Restrukturisasi
Penyelamatan terhadap pembiayaan bermasalah
dilakukan dengan cara antara lain:
1) Rescheduling (Penjadwalan kembali), yaitu perubahan
jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka
waktunya;13
a) Memperpanjang jangka waktu pembiayaan.
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan
dalam masalah jangka waktu pemiayaan
misalnya perpanjangan jangka waktu
pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun
sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih
lama untuk mengembalikannya.
b) Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan
jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini jangka
waktu angsuran pembiayaannya diperpanjang
pembayarannya pun misalnya dari 36 kali
menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah
angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan
penambahan jumlah angsuran.
13
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 149.
110
2) Reconditioning (Persyaratan kembali), yaitu perubahan
sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan, antara
lain:14
a) Perubahan jadwal pembayaran;
b) Jumlah angsuran;
c) Jangka waktu dan/atau pemberian potongan
sepanjang tidak menambah sisa kewajiban
nasabah yang harus dibayarkan kepada bank;
d) Penundaan pembayaran marjin sampai waktu
tertentu. Dalam hal penundaan pembayaran
marjin sampai waktu tertentu, maksudnya hanya
marjin yang dapat ditunda pembayarannya,
sedangkan pokok pinjamannya tetap harus
dibayar seperti biasa.
e) Penurunan marjin
Penurunan marjin dimaksudkan agar lebih
meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika
marjin per tahun sebelumnya dibebankan 20 %
diturunkan menjadi 18 %. Hal ini tergantung dari
pertimbangan yang bersangkutan.
14
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 149-150.
111
3) Restructuring (Penataan kembali), yaitu perubahan
persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling
atau reconditioning, antara lain meliputi:
a) Penambahan dana fasilitas pembiayaan Bank;
b) Konversi akad pembiayaan;
c) Konversi pembiayaan menjadi surat berharga
syariah berjangka waktu menengah;
d) Konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan nasabah.
4) Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik
ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua
kewajibannya.15
Pada restruktusisai pembiayaan bermasalah pihak Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat lebih sering menggunakan
Rescheduling (Penjadwalan kembali), karena melihat pembiayaan
bermasalah yang terjadi pada Unit Warung Mikro lebih tepat
menggunakan strategi ini.16
15
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, h. 151. 16
Wawancara dengan Pegawai Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
unit kerja Warung Mikro Marketing, Bapak Uung Muhammad Syakur, (Kantor Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat) Selasa, 15 Agustus 2017, pukul 15.00-16.00
WIB.
112
Adapun success rate dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah
yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang
Ciputat adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Success Rate Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Warung Mikro
2013-2015
Strategi
2013 2014 2015
Success
Rate
(%) Pembayaran
Success
Rate
(%) Pembayaran
Success
Rate
(%) Pembayaran
Reguler
Collection 91,03 117.586.839 77,35 391.180.324 95,22 174.572.475
Restrukturisasi 0,03 35.276 1 3.911.803 0,65 1.134.721
Dalam pembiayaan bank menghadapi risiko, yaitu kemungkinan
tidak kembalinya uang yang dipinjam tersebut. Dilihat dari tujuan analisis
pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan:17
1) Apakah usaha nasabah pembiayaan layak untuk dibiayai.
2) Apakah nasabah pembiayaan mempuanyai kemauan dan
kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara baik,
sesuai kesepakatan dengan pihak bank.
Untuk mengetahui, menilai dan meyakini kemauan dan
kemampuan dari nasabah dalam memenuhi kewajibannya, pihak Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat mengacu pada prinsip
analisis 5C, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition.
17
Mengutip Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, (Jakarta: Bank Syariah
Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2015).
113
Akan tetapi pada praktiknya Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Tangerang Ciputat lebih mengutamakan 3 aspek, yaitu Character,
Capacity, dan Collateral, sedangkan Capital, dan Condition hanya sebagai
pendukung tetapi tidak menutup kemungkinan untuk lebih memperkuat
dan membantu menilai kemampuan nasabah dalam memenuhi
kewajibannya maka aspek Capital, dan Condition tetap digunakan oleh
pihak Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat.
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah warung mikro pada
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat lebih banyak
dari faktor eksternal salah satunya yaitu kondisi ekonomi. Ada beberapa
faktor penyebab pembiayaan bermasalah di antaranya yaitu: Usaha
nasabah menurun bahkan bangkrut , PHK (Pengakhiran Hubungan
Kerja), nasabah menghilang/skip, masalah pribadi, marah/tidak
kooperatif, meninggal.
2. Strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah warung mikro yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat yakni
menggunakan beberapa strategi penyelesaian, yaitu: pertama Reguler
Collection, pada strategi ini bank melalui staf penagihan untuk
melakukan penagihan dengan cara menelpon nasabah dan mendatangi
nasabah langsung. Kedua Restrukturisasi, pada strategi ini pihak Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat lebih sering menggunakan
Rescheduling (Penjadwalan kembali), karena melihat pembiayaan
bermasalah yang terjadi pada Unit Warung Mikro lebih tepat
menggunakan strategi ini. Dibawah ini adalah succes rate dari dua
strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
115
Tangerang Ciputat dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah
warung mikro.
Strategi
2013 2014 2015
Success
Rate
(%) Pembayaran
Success
Rate
(%) Pembayaran
Success
Rate
(%) Pembayaran
Reguler
Collection 91,03 117.586.839 77,35 391.180.324 95,22 174.572.475
Restrukturisasi 0,03 35.276 1 3.911.803 0,65 1.134.721
B. Saran
1. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat harus lebih
berhati-hati dalam memilih nasabah yang akan diberikan pembiayaan.
Untuk memperkecil resiko tidak kembalinya pokok pembiayaan,
dalam memberikan pembiayaan bank harus mempertimbangkan
beberapa hal yang terkait dengan itikad baik (willingness to pay) dan
kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi
pinjaman.
2. Alangkah lebih baiknya jika pihak bank menarapkan prinsip 5C yaitu
Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition secara maksimal
dan keseluruhan untuk menilai dan meyakini kemauan dan
kemampuan dari nasabah dalam memenuhi kewajibannya, sehingga
bisa meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah.
3. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat juga harus
mengurangi penyaluran pembiayaan terutama pembiayaan yang
bersifat konsumtif. Selain itu pihak bank juga perlu melakukan
116
pendampingan dan pembinaan kepada nasabah yang memiliki
pembiayaan bermasalah sehingga dapat menjaga dan mengamankan
kepentingan bank atas fasilitas pembiayaan yang telah disalurkan,
serta dapat memperoleh hasil yang optimal sebagaimana yang
diharapkan sesuai dengan tujuan awal pemberian pembiayaan.
117
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008).
Amin, A. Ridwan, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: UIN
Press, 2009).
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi (Bandung: Armilo, 1984).
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka
Alfabet, 2005), cet. III.
Buku Training Peningkatan Kompetensi PMM/APM, Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Mikro Banten, Tim Bank Syariah Mandiri, 2015.
Dikutip oleh Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2012). dari: Bank Indonesia Direkorat Perbankan
Syariah, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah.
Djazuli, A. dan Janwari, Yadi, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat
(Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002).
Dokumen Brosur Pembiayaan Mikro Syariah, Tim Bank Syariah Mandiri
KC Tangerang Ciputat, 2017.
Dunil, Z. Kamus Istilah Perbankan Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2004).
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarta: Rajawali Pers,
2011).
Firdaus, Rahmat, dan Ariyanti, Maya, Manajemen Perkreditan Bank
Umum, (Jakarta: Alfabeta,2011).
Hari Purnomo, Setiawan, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996).
Hendry, Arrison, Perbankan Syariah (Jakarta: Muamalah Institute, 1999).
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta: PT.
Kencana,2005), cet. Ke-5.
Huda, Nurul, dan Heykal, Mohamad, Lembaga Keuangan Islam: Teori
dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2010).
118
Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Mengelola Kredit Secara Sehat (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2015).
Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit Perbankan (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2015).
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013).
Irawan, Prasetya, Logika dan Prosedur Penelitian (Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara 2004).
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011).
Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta:
IIIT Indonesia, 2003).
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangannya Lainnya (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011).
, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2016).
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatitf (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013).
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 2005), h.16.
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988),
cet. 3.
Pasal 1 ayat 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dalam
buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilian Kualitas
Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah, dalam buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
(Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
Peraturan Bank Indonesia No. 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli 2006 tentang
Laporan Berkala Bank Umum, dalam buku Faturrahman Djamil, Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
119
Porwadarminto, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1987), cet. X.
Rachmat Firdaus dan Maya Ariayanti, Manajemen Perkreditan Bank
Umum (Bandung: Alfabeta, 2011).
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta : PT Dana Bhakti
Wakaf, 2003).
Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan Islamic Banking: Sebuah Teori,
Konsep dan Aplikasi (Jakarta : Bumi Aksara, 2010 ).
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survei
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2007).
Suhendi, H. Hendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), ed. 1.
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Rosdakarya,
2006).
Suryabrata, Sumardi, Metodelogi Penelitian (Jakarta: CV Rajawali, 1993).
Syafi’I Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta:
Gema Insani Press. 2001).
Tampubolon, Robert, Risk Management: Pendekatakan Kualitatif Untuk
Bank Komersial (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004).
Tim Bank Syariah Mandiri, Data Internal Bank (Jakarta: PT. Bank
Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, 2017).
Tim Bank Syariah Mandiri, Dokumen Brosur Produk dan Layanan,
(Jakarta: Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, 2017).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Pebankan Pasal 1 Nomor 12 dalam buku Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).
Usman, Achmadi, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003).
120
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012).
Zulkifli, Suhartono, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah
(Jakarta: Zikrul Hakim, 2003).
WEBSITE
www.bsm.ac.id
www.kbbi.web.id
www.hukumonline.com
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Hasil Penelitian
Lampran 4 : Laporan Portofolio Warung Mikro
Lampiran 5 : Formulir Permohonan Pembiayaan Mikro
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Dan Kuasa
Lampiran 7 : Brosur Warung Mikro
Lampiran 8 : Ilustrasi Angsuran Pembiayaan Warung Mikro
Lampiran 9: Hasil Wawancara
TRANSKIP WAWANCARA WARUNG MIKRO
Pewawancara : Winarni
Narasumber : Dede Kurnia
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juli 2017
Waktu : 15.00-16.00 WIB
Tempat Wawancara : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat
Pekerjaan : Micro Financing Analys
P : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
P : Pak Dede, saya Winarni mahasiswa dari Manajemen Lembaga
Keuangan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya ingin mewawancarai
bapak terkait dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah warung mikro Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, pada saat wawancara saya
akan merekam seluruh jawaban untuk kepentingan dokumentasi penelitian ini.
P : Apakah definisi dari produk pembiayaan warung mikro Bank Syariah
Mandiri?
N : Pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan
bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang
UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja
atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit plafon pembiayaan Rp 2 juta
sampai dengan Rp 200 juta. Warung mikro sendiri menawarkan tiga jenis produk
yakni, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas dengan nilai pembiayaan Rp 2 juta sampai
Rp 10 juta, Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan nilai pembiayaan di atas Rp
10 juta hingga Rp 50 juta, Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan nilai di atas
Rp 50 juta sampai Rp 200 juta, dan pembiayaan Multiguna Mikro yaitu
pembiayaan usaha mikro dari Bank kepada perorangan dan aliansi dengan plafon
pembiayaan sampai dengan Rp 200 juta.
P : Segmen apa yang hendak dicapai dengan membuka layanan pembiayaan
warung mikro oleh Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat?
N : Segmentasi yang hendak dicapai oleh Bank Syariah Mandiri KC
Tangerang Ciputat dengan membuka layanan produk pembiayaan warung mikro
adalah segmen adalah masyarakat menengah kebawah. Target customer Warung
Mikro yaitu untuk golongan berpenghasilan tetap dan bukan golongan
berpenghasilan tetap, sedangkan target marketnya untuk wirausaha mikro yaitu
wirausaha pada sektor unggulan seperti kelontong, warung makan, bengkel dan
lain-lain.
P : Akad apa yang digunakan pada produk pembiayaan warung mikro?
N : Akad yang dipakai oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Tangerang
Ciputat yakni ada 3 (tiga) diantaranya:
1) Murabahah adalah akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli,
dimana Bank sebagai penjual yang menyediakan kebutuhan nasabah dan
menjual kepada nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungan
(margin) yang disepakati. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus saat
jatuh tempo atau cicilan dalam jangka waktu yang disepakati. 2) Ijarah
adalah akad antara Bank (Mu’ajjir) dengan nasabah (Musta’jir) untuk
menyewa suatu barang/obyek sewa (Ma’jur) milik Bank dan Bank
mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya. 3) Musyarakah
Mutanaqisah (MMQ) adalah produk pembiayaan berdasarkan prinsip
musyarakah, yaitu syirkatul‘inan, yang porsi (hishshah) modal salah satu
syarik (Bank Syariah) berkurang disebabkan pengalihan komersial secara
bertahap (naqlul hishshah bil ‘iwadh mutanaqisah) kepada syarik yang
lain (nasabah).
P : Apa landasan hukumya?
N : Landasan hukumnya yaitu:
1) Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 perihal Usaha
Mikro Kecil dan Menengah. 2) Undang-Undang Republik Indonesia
No.21 tahun 2008 perihal Perbankan Syariah. 3) Peraturan Bank Indonesia
No.13/23/PBI/2011 tanggal 2 November 2011 perihal Penerapan.
Manajemen Resiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4) Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit
atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 5) Kebijakan
Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri. 6) Kebijakan Pembiayaan
PT Bank Syariah Mandiri. 7) Standar Prosedur Pembiayaan Segmen
Mikro.
P : Bagaiman prosedur pembiayaan warung mikro?
N : Untuk pengajuan Pembiayaan Warung Mikro, ada beberapa prosedur dan
langkah-langkahnya diantaranya:
1) Mengumpulkan dokumen. Yakni persyaratan-persyaratan yang sudah
ditentukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat. 2)
Memeriksa kebenaran dokumen. 3) Wawancara ke nasabah. 4) Melakukan
kunjungan ke lokasi usaha dan jaminan. Survei (terhadap usaha dan
barang jaminan milik nasabah), penilaian barang jaminan berdasarkan
penilaian internal (dibawah harga pasar). Pada tahap survei ini
kelengkapan berrkas harus sudah dapat dilengkapi (jika ada kekurangan
pada saat pengajuan syarat administratif). 5) Menginput permohonan
pengajuan nasabah ke system. 6) Melakukan komite terkait pemutusan
permohonan pembiayaan. Yakni untuk menentukan pembiayaan tersebut
layak atau tidak untuk diberikan. 7) Memberikan informasi kepada
nasabah terkait persetujuan permohonan nasabah. 8) Melakukan
penjadwalan untuk akad pembiayaan. 9) Melakukan proses pencairan.
P : Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi nasabah untuk mengajukan
pembiayaan warung mikro?
N : Untuk persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: 1) Fotokopi KTP dan
NPWP (Nasabah dan Pasangan). 2) Fotokopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah. 3)
Asli Slip Gaji 3 bulan terakhir (Untuk Karyawan). 4) Fotokopi SK
Pegawai/Keterangan Bekerja (Untuk Karyawan). 5) Fotokopi Surat Keterangan
Usaha (Untuk Wiraswasta) (usaha telah berjalan minimal 2 tahun). 6) Fotokopi
Rekening Listrik dan Telepon. 7) Fotokopi Rekening Tabungan 3 bulan terakhir.
8) Pas Photo 3x4 sebanyak 1 lembar (Nasabah dan Pasangan). 9) Fotokopi
Jaminan (BPKB dan STNK, AJB/APHB Girik, SHGB, SHM). 10) Fotokopi IMB
dan SPPT PBB terakhir (untuk jaminan dengan menggunakan AJB/APHB Girik,
SHGB, SHM).
TRANSKIP WAWANCARA WARUNG MIKRO
Pewawancara : Winarni
Narasumber : Uung Muhammad Syakur
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017
Waktu : 15.00-16.00 WIB
Tempat Wawancara : Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat
Pekerjaan : Marketing
P : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
P : Pak Uung, saya Winarni mahasiswa dari Manajemen Lembaga
Keuangan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya ingin mewawancarai
bapak terkait dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah warung mikro Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat, pada saat wawancara saya
akan merekam seluruh jawaban untuk kepentingan dokumentasi penelitian ini.
P :Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pembiayaan
bermasalah warung mikro pada Bank Syariah Mandiri KC Tangerang
Ciputat?
N : Ada beberapa faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah
sebagai berikut: 1) Faktor Internal Nasabah seperti karakter, PHK, persaingan
usaha, keluarga. 2) Faktor Eksternal seperti kondisi ekonomi, bencana alam, sosial
politik. 3) Kelemahan Inisiasi Bank seperti kualitas data permohonan nasabah,
kelemahan verifikasi 4) Kelemahan Maintenance Bank seperti strategi
maintenance, kualitas service.
P : Permasalahan apa sajakah yang sering terjadi pada warung mikro?
N : Pembiayaan bermasalah yang sering terjadi pada Bank Syariah Mandiri
KC Tangerang Ciputat sehingga nasabah menunggak yaitu: 1) Usaha nasabah
menurun bahkan bangkrut, karena banyaknya pesaing, meningkatnya harga bahan
baku, manajemen yang sangat lemah, terjadi pemogokan tenaga kerja, dan hal lain
yang dapat mempengaruhi usaha nasabah menurun bahkan bisa sampai terjadi
bangkrut. Oleh sebab itu berdampak pada perolehan pendapatan dan keuntungan
yang didapat nasabah menjadi berkurang, apabila perolehan pendapat dan
keuntungan yang diterima nasabah yang mengajukan pembiayaan tersebut
berkurang, hal yang pasti terjadi adalah nasabah akan mengalami kesulitan dan
menunggak untuk membayar angsuran ke pihak bank. 2) PHK karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan nasabah tersebut tidak memiliki pendapatan lain
kecuali hanya mengandalkan pendapatan hasil usaha seperti toko. 3) Nasabah
menghilang/Skip, pada masalah ini nasabah yang mengajukan pembiayaan
menghilang, seperti pindah rumah tanpa meninggalkan informasi sehingga pihak
bank kesulitan untuk melakukan penagihan. Oleh karena itu setiap nasabah yang
melakukan pengajuan pembiayaan harus mencantumkan nomor telepon salah satu
dari keluarga nasabah tersebut, agar pihak bank dapat menghubungi jika terjadi
nasabah menghilang.
P : Bagaimana tahap-tahap mengidentifikasi dalam menetapkan faktor
penyebab pembiayaan bermasalah?
N : Pihak Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat, mengidentifikasi
tanda-tanda nasabah yang menunggak yaitu: Bayar angsuran tidak pernah tepat
waktu, bayar angsuran tidak tepat jumlah, dan tidak dapat dihubungi (bahkan
kabur). Dari tanda-tanda tersebut ada beberapa alasan utama yang menyebabkan
nasabah menunggak yaitu: Bisnis merugi, korban penipuan, salah investasi,
persaingan usaha, anak/istri/suami/orang tua sakit, pulang kampung, pembayaran
dari rekanan belum diterima, lupa tanggal jatuh tempo, mau setor ke Bank jauh,
keberatan atas denda/biaya yang muncul.
P : Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah warung mikro
pada Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat?
N : Pada penyelesaian pembiayaan pihak bank menggunakan 1) Reguler
Collection, yaitu suatu usaha atau proses yang berkelanjutan untuk mendapatkan
pembayaran kembali atas pembiayaan (piutang bank) yang disalurkan kepada
nasabah. Pada strategi ini bank memberikan kuasa pada pihak lain (debt collector)
untuk melakukan penagihan. Penagihan dengan cara menelpon nasabah
(telecollection) dan mendatangi nasabah langsung (field collection) prinsipnya
penagihan secara efektif, efisien, low risk dan minimal lost. 2) Restrukturisasi
Pembiayaan yaitu upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah
agar dapat menyelesaikan kewajibannya, diantaranya ada: Rescheduling
(Penjadwalan kembali), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah
atau jangka waktunya; Reconditioning (Persyaratan kembali), yaitu perubahan
sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan, dan Restructuring (Penataan
kembali), yaitu perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada
rescheduling atau reconditioning.
P : Dari beberapa faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah,
apakah strategi penyelesaian yang dilakukan sama?
N : Strategi yang digunakan Bank Syariah Mandiri KC Tangerang Ciputat
dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah di Warung Mikro menggunakan
strategi penyelesaian yang berbeda-beda dilihat dari masalah yang dihadapi oleh
nasabah tersebut. Pada restruktusisai pembiayaan bermasalah pihak Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Tangerang Ciputat lebih sering menggunakan
Rescheduling (Penjadwalan kembali), karena melihat pembiayaan bermasalah
yang terjadi pada Unit Warung Mikro lebih tepat menggunakan strategi ini.
Lampiran 10 : Foto-foto Wawancara
Top Related