Download - Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Transcript
Page 1: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHTby ADMIN

Berdasarkan konseps Pengendalian Hama Terpadu (PHT),

penggunaan pestisida harus mengikuti lima kaidah, yaitu :

1) Tepat sasaran

2) Tepat jenis

3) Tepat waktu

4) Tepat dosis/konsentrasi

5) Tepat cara penggunaan

Tepat Sasaran

Tepat sasaran artinya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sasaran harus

diketahui jenis (species) nya secara cepat. Dengan demikian dapat ditentukan

jenis pestisida yang tepat yang perlu digunakan. Contoh: Apabila OPT yang

menyerang adalah serangga, maka dipilih insektisida. Apabila yang menyerang

adalah tungau, maka dipilih akarisida.

Tepat Jenis

Setelah diketahui OPT sasaran yang akan dikendalikan dan jenis pestisida yang

sesuai, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pestisida yang tepat. Contoh : Untuk

mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura), digunakan insektisida Lufenuron,

Sihalotrin, dsb.

Tepat Waktu

Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan

hasil pemantauan/pengamatan rutin, yaitu jika populasi hama atau kerusakan yang

ditimbulkannya telah mencapai Ambang Ekonomi (Ambang Pengendalian). Hal ini

disebabkan karena keberadaan hama atau penyakit pada pertanaman belum tentu

secara ekonomis akan menimbulkan kerugian. Penyemprotan pestisida dilakukan

pada pagi hari tetapi sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada umumnya

OPT (Khususnya serangga hama) pada tanaman cabai aktif

pada sore/malam hari.

Tepat Dosis/Konsentrasi

Dosis pestisida adalah banyaknya pestisida atau larutan semport yang digunakan

dalam setiap satuan luas, sedangkan konsentrasi pestisida adalah takaran pestisida

yang harus dilarutkan dalam setiap liter air (bahan pelarut). Daya bunuh pestisida

terhadap OPT ditentukan oleh dosis atau konsentrasi pestisida yang digunakan.

Dosis atau konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang

dianjurkan

akan memacu timbulnya OPT yang resisten terhadap pestisida yang digunakan.

Page 2: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Tepat Cara Penggunaan

Keberhasilan pengendalian OPT ditentukan pula oleh cara penggunaan

ataupenyemprotan pestisida. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan

penyemprotan pestisida adalah sebagai berikut :

1. Peralatan semprot

Yang dimaksud dengan peralatan semprot adalah : spuyer/nozel, alat

semprot (knapsack sprayer) , dan alat pelindung keamanan penyemprotan. Spuyer

yang baik adalah ukuran butiran semport berdiameter antara 100-150 mikron,

sedangkan alat semprot minimal memiliki tekanan sebesar 3 bar, dan tidak bocor.

2. Keadaan cuaca

Yang dimaksud dengan keadaan cuaca adalah intensitas sinar matahari, kecepatan

angin dan kelembaban udara. Penyemprotan sebaiknya dilakukan jika keadaan

cuaca cerah, kelembaban udara di bawah 70% dengan kecepatan angin sekitar 4-6

km/jam.

3. Cara penyemprotan

Cara penyemprotan yang baik dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin,

kecepatan jalan penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak spuyer dengan bidang

semport atau tanaman sekitar 30 cm.

sumber: http://www.pabriksprayer.com/strategi-penggunaan-pestisida-berdasarkan-konsep-pht.html

Teknik Kalibrasi dalam Penyemprotan Pestisida yang Baik

Menyapa anda sekalian dengagn ucapan Bagaimana kabar petani Indonesia? Semoga

kesuksesan dan keberhasilan selalu menyertai anda semua. Kita jumpa lagi

denganwww.jualalatsemprotelektrik.web.iddengan beberapa tips dan informasi tentang pertanian

spesial untuk para petani Indonesia. Kali ini  ingin sedikit mengulas ilmu yang tidak begitu

penting bagi para petani semua, tetapi artikel tentang tehnik kalibrasi pestisida ini mungkin

penting untuk para mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah tentang aplikasi pestisida.

Kenapa saya bilang tidak penting? karena saya belum pernah melihat petani (dari jawa barat

sampai jawa timur) yang menerapkan tehnik kalibrasi pestisida sebelum melakukan aplikasi

Page 3: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

pestisida pada lahannya. Bahkan banyak petani yang nggak tahu apa itu tehnik kalibrasi

pestisida.

Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau memperkirakan

kebutuhan larutan pestisida/ ZPT dan  pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada

lahan kita. Jika kita mengetahui kebutuhan total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi)

kita akan mudah menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang akan kita

gunakan. Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang ketentuan

kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi.

Masih ada yang bingung ya? Biasanya dalam petunjuk penggunaan pestisida ada 2 istilah yang

digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan pestisida:

Dosis adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan luas, pohon, atau batang.

Contoh : penggunaan POC merek A adalah 2 Liter/ hektar

Konsentrasi adalah jumlah pestisida yang diperlukan dalam satuan liter. Contoh: yang

harus diaplikasikan POC merek A adalah 7 ml/ Liter air.

Para petani biasanya kurang sabar untuk melakukan kalibrasi pestisida atau mungkin mereka

sudah sangat hafal kebutuhan larutan pestisida yang harus diaplikasikan ketanamannya.

Misalnya petani sudah tahu butuh berapa tangki 14 liter untuk mengaplikasiakan pestisida untuk

mengendalikan wereng pada tanaman umur 50 hst. Kebutuhan pestisida ini akan selalu berbeda

sesuai dengan kebiasaan/ cara menyemprot,  jenis tanaman,  umur tanaman dan hama yang

akan dikendalikan. Kebutuhan larutan untuk mengendalikan hama wereng jelas lebih banyak

daripada hama walang sangit. Kebutukan larutan pestisida untuk menyemprot tanaman cabe

jelas lebih banyak daripada tanaman kacang tanah. Penggunaan larutan pestisida untuk

tanaman 1 minggu jelas lebih sedikit jika dibanding dengan tanaman umur 2 bulan.

.

Cara tehnik kalibrasi pestisida:

1. Siapkan pengukur waktu (jam atau stopwatch)

2. Siapkan tangki berisi air bersih dan pompa sampai penuh.

3. Ukur lama waktu penyemprotan yang akan kita lakukan

4. Lakukan penyemprotan pada satuan luas terkecil lahan kita (misalnya: 1 bedeng, 2 m

persegi, 2 meter bedeng dll)

5. Catat lama waktu penyemprotan satuan luas terkecil lahan kita,

6. Lakukan lagi penyemprotan dengan jumlah waktu yang sama hanya saja tidak pada

tanaman tetapi tampung  air tersebut dalam ember.

7. Ukur berapa ml larutan tersebut

8. Untuk mengetahui jumlah total larutan semprot, kalikan air yang anda tampung tadi

dengan berapa kali luas lahan sample yang kita semprot tadi dibanding dengan  luas

lahan kita . Kalau dirumuskan mungkin seperti ini:

          Vt  =  Vs  X  ( Lt : Ls)

          Keterangan :  - Vt : Kebutuhan Volume total untuk menyemprot suatu lahan

                              - Vs : Volume air hasil kalibrasi (yg ditampung di ember)

                              - Lt : Luas lahan total

Page 4: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

                              - Ls : Luas lahan sample

Contoh aplikasi:

Sebuah POC harus diaplikasikan dengan dosis 2 liter/ hektar, berapa ml per tangki  harus kita

aplikasikan? POC tersebut akan diaplikasikan ke tanaman padi umur 2 bulan.  Dengan contoh

seperti itu kita harus mengetahui kebutuhan larutan pestisida yang kita perlukan untuk

diaplikasikan pada tanaman kita. Sebagai contoh larutan yang kita perlukan untuk menyemprot

padi umur 2 bulan dalam setiap hektar adalah 10 tangki 14 liter  .  Berarti kita memerlukan

larutan semprot 140 liter untuk per hektarnya. Konsentrasi yang diperlukan adalah 2000 ml

POC : 140 = 14, 28 ml POC/ liter air. Sehingga tiap tangki kita perlu memberi konsentrasi 14,28

X 14 = 200 ml POC tersebut. Atau lebih ringkasnya juga bisa dihitung dengan cara : 2000 ml

POC : 10 Tangki semprot = 200 ml POC / tangki semprot.

Demikian  sedikit tips yang bisa dibagi semoga memberikan berkah dan manfaat bagi kita

semua, salam petani Indonesia.

http://www.jualalatsemprotelektrik.web.id/2015/01/teknik-kalibrasi-dalam-penyemprotan.html

cara aplikasi/ Penyemprotan Pestisida yang baik dan benar pada tanaman padiPublished : 07.48 Author : Wang Joucara aplikasi/ Penyemprotan Pestisida yang baik dan benar pada tanaman padilima tepattepat waktutepat dosistepat pestisidatepat aplikasitepat carayang dimaksud tepat waktu adalahjangan menyemprot terlalu pagi di karnakan masih banyak embun di khawatirkan banyak pestisida yang ikut terjatuh bersamaan jatuhnya embun tersebutjangan terlalu terik atau panas antara jam 11.00-14.00 Wib karena kalau nyemprot pada jam-jam tersebut suhu lagi panas-panasnya, belum juga pestisida itu menempel pada daun dan sudah menguap terlebih dahulu oleh sinar matahari, ya mungkin masih ada yang menempel sih tapi tidak maksimal karena ada sebagian yang menguap oleh terik sinar matahari tersebut belum lagi tubuh kita yang berkeringat berlebihan dan pada saat berkeringat itu pori-pori tubuh kita membuka di khawatirkan ada pestisida yang masuk ke dalam pori-pori tubuh kita. jadi lebih baik jangan menyemprot di jam-jam tersebutjangan menyemprot di saat banyak angin apalagi menyemprotnya melawan angin di kahawtirkan pestisida itu mengenai muka kita dan terhirup oleh kita dan pastinya akan meracuni diri kita sendirijangan menyemprot di waktu hujan karena jelas hanya akan membuang buang pestisida secara percuma saja karena pastinya banyak pestisida yang tercuci oleh air hujan bukannya melindungi tanaman dari hama penyakit tapi hanya membuang-buang pestisida secara percuma alias membuang duit secara percuma udah mah kita beli mahal-mahal tapi terbuang sia-sia bukan itu saja tenaga kita pun terbuang sia-sia juga.usahakan menyemprot pestisida itu sebelum terjadi serangan hama penyakit dalam arti jangan menyemprot nunggu sesudah terserang parah tapi semprot lah sebelum adanya serangan atau baru berupa gejala itu waktu yang tepat.yang di maksud tepat dosis adalah :gunakan Dosis sesuai anjuran perusahaan pestisida yang tertera pada label pestisida, hitung lah terlebih dahulu dosis anjuran yang tertera pada label, misal dosis pestisida X untuk tanaman padi itu 200 ml perHektar sedangkan lahan yang kita punya cuma 3000m persegi berarti cara menghitungnya adalah 3000m/10000m di kali 200ml = 60ml. 10000 adalah luasan Hektar, jadi dalam luasan 3000m itu cukup 60ml saja, atau bisa juga dengan menghitung melihat anjuran yang tertera pada label pestisida tersebut misalkan pada label itu untuk

Page 5: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

tanaman padi : 1-2 ml/L berarti kita tinggal kalikan saja dengan volume Tangki semprot yang akan kita pakai, misal tangki yang kita pakai itu ukuran 14 L berarti kita kalikan 14 dan bila dosis yang kita pakai 2 ml/L berarti dosis untuk tangki ukuran 14 Liter adalah 2x14=28 ml untuk satu Tangki.yang dimaksud tepat Pestisida adalah :misalkan tanaman padi kita itu kena hama Sundep maka pestisida yang harus kita semprotkan adalah insektisida yang bisa menanggulangi sundep tersebut jangan sekali di semprot dengan Herbisida atau fungisida atau moluskisida karena kalau di semprot dengan selain insektisida yang bisa menanggulangi hama sundep tersebut maka jangan harap tanaman padi kita itu membaik yang ada malah semakin parah akibatnya kita menyalahkan pestisida tersebut padahal bukan salah pestisidanya tapi salah kitanya yang tidak mengerti kegunaan dari pestisida itu sndiri. kalau demikian kita harus mengerti dulu apa yang dinamakan insektisida, apa itu fungisidia apa itu herbisida apa itu moluskisida, bakterisida dll, insektisida adalah berasal dari dua kata yaitu insek dan sida insek adalah serangga dan sida adalah racun jadi insektisida adalah racun khusu untuk serangga atau Hama. sedangkan Fungisida adalah Fungi itu jamur dan sida itu racun jadi fungsida adalah racun untuk tanaman yang disebabkan oleh jamur, dan Herbisida adalah Herbi itu rumput atau dan sida itu racun jadi Herbisidia adalah racun untuk Rumput pengganggu tanaman inti. sedangkan Moluskisida adalah Moluskas itu Keong atau sejenis Keong dan sida itu racun jadi Moluskisida adalah racun untuk membunuh Keong. di lihat dari namanya yang berbeda-beda maka kegunaannya pun berbeda-beda jadi kita harus teliti dalam memilih atau menggunakan pestisida yang akan kita semprotkan pada tanaman kita jangan sampai kita sudah buang tenaga buang duit dan buang waktu untuk nyemprot pestisida itu tapi tidak ada perubahan yang lebih baik pada tanaman padi kita malah menambah rusak pada tanaman kita atau tidak ada reaksi apapun kan sayang.tepat aplikasi adalah :tepat dalam pengaplikasian pestisida maksudnya jangan mengaplikasikan pestisida setelah atau sesudah parah terjadi serangan hama penyakit melainkan aplikasikan atau semprotkan lah sebelum terjadinya serangan hama penyakit ya paling tidak baru cuma ada gejala lah kita aplikasikan atau kita semprot, karena kalau sudah terjadi serangan hama penyakit itu hanya untuk meminimalisir saja tidak untuk memusnahkan atau melenyapkan seluruhnya jadi kalau mengaplikasikan pas sudah terjadi serangan hama penyakit itu menurut saya tidak maksimal atau kurang memuaskan. Tepat Cara adalah:

bila kita hendak menyemprot pestisida perhatikanlah cara-cara menyemprot pestisida yang baik dan benar, mulai dari pestisidanya, dosisnya, waktunya dan caranya. dan cara meyemprot pestisida yang baik dan benar adalah pertama kita persiapkan tangkinya yang kedua kita perhatikan sprayernya karena sprayer itu sendiri banyak macamnya ada yang sprayer lubang empat ada yang sprayer lubang 2 dan ada juga sprayer lubang satu, dan fungsinya juga beda-beda antara sprayer lubang satu lubang dua dan sprayer lubang empat. kalau sprayer lubang satu khusus untuk nyemprot Herbisida kalau lubang dua untuk tanaman sayur-sayuran dan lubang empat untuk tanaman Padisementara itu dulu dari saya kurang lebihnya saya minta maaf dan bila ada saran atau masukan saya terima saran dan masukannya untuk menambah maju ilmu pengetahuan saya.http://wang-jou.blogspot.com/2013/01/cara-aplikasi-penyemprotan-pestisida.html

Rahasia Teknik Aplikasi Pestisida Dengan 5 Tepat Azriel KJ 01.38 Budidaya , Pestisida Tidak ada komentarAplikasi pestisida bukan sebuah kata yang asing bagi kita semua, terutama bagi sobat-sobat yang bergelut dibidang pertanian. Aplikasi pestisida merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mengendalikan serangan opt (organisme pengganggu tanaman) agar tidak terjadi kerusakan yang berlebihan sehingga target produksi dari tanaman yang dibudidayakan akan tercapai sesuai yang di inginkan. Nah dalam aplikasi pestisida itu sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh efektifitas yang maksimal. Untuk memperoleh hasil yang optimal ada lima faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida, atau biasa dikenal dengan 5 tepat:

1. Tepat sasaran

Page 6: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Meliputi tahapan agar memperoleh sasaran yang tepat antara lain: pengamatan, pengenalan opt, pengenalan musuh alami hama dan peranannya, kepekaan sasaran)

2. Tepat jenis Tepat jenis ini mengandung pengertian jenis pestisida apa yang akan di aplikasikan, antara lain: cara kerja; kelompok kimia; formulasi; selektifitas)

3. Tepat waktu Kapan waktu yang tepat untuk aplikasi pestisida, yaitu pada saat serangan hama dan penyakit tanaman sudah mencapai ambang ekonomi atau ambang pengendalian, dalam hal ini yang harus diperhatikan antara lain: tingkat perkembangan opt; pertimbangan cuaca; strategi untuk menghindari/menunda kekebalan hama; post harvest interval) teknik aplikasi pestisidaAplikasi Pestisida

Waktu aplikasi pestisida sesuai dengan keperluan:

Preventif: aplikasi pestisida sebelum ada serangan optKuratif: aplikasi pestisida sesudah ada serangan optEradikatif: aplikasi untuk pembersihan bila ada ledakan optAplikasi sistim kalender: aplikasi pestisida secara berkala (misalnya seminggu sekali, dsb.), tanpa memperhatikan keberadaan opt.Aplikasi berdasarkan ambang pengendalian/ambang ekonomi: aplikasi pestisida yang dilakukan bila populasi hama atau intensitas serangan penyakit telah melampaui ambang tertentu.

Waktu aplikasi pestisida berdasarkan keadaan cuaca:

Jangan menyemprot saat panas terik dan keringJangan menyemprot saat angin sangat kencangJangan menyemprot bila hari hujan atau akan hujanPenyemprotan dilakukan bila embun pagi sudah hilangKeadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari antara jam 6 – jam 10.30 dan sore hari antara jam 3 – 5.4. Tepat takaran Berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa acuan untuk diperhatikan adalah: hubungan dan imbangan antara dosis, konsentrasi dan volume semprot.Pengertian takaran aplikasi pestisida Dosis: jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan (kg/ha, liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi insektisida dan fungisida butiran, dsb. Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali dosis kita masih harus mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.). Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi penyemprotan insektisida dan fungisidaDalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi. Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot.

5. Tepat cara aplikasi Dan yang tak kalah pentingnya adalah ketepatan cara aplikasi yang berhubungan dengan volume semprot; ukuran droplet; liputan; distribusi; recovery.http://seratlontar.blogspot.com/2014/02/Rahasia-Teknik-Aplikasi-Pestisida-Dengan-5-Tepat.html

Page 7: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

DOSIS, KONSENTRASI DAN VOLUME SEMPROT PESTISIDA

nyai.ngasih | July 25, 2014 | Bisnis | No Comments

Dosis, Konsentrasi dan Volume Semprot Pestisida

Istilah dosis, konsentrasi, dan volume semprot sering terdapat pada label kemasan

pestisida. Apa maksudnya ?

Apa sih yang dimaksud dengan dosis, konsentrasi, dan volume semprot pada

pestisida?

Penyemprotan pestisida

Ketiga istilah di atas sering kita jumpai di label kemasan pestisida. Dosis,

konsentrasi, dan volume semprot itu mengacu pada pemakaian pestisida. Sepintas

kelihatan sepele hingga tidak banyak orang ambil peduli. Padahal sebenarnya tiga

istilah itu merupakan kunci penting pemakaian pestisida agar tujuan pemakaiannya

tercapai secara optimal, yaitu memberantas hama atau penyakit tanaman dengan

tepat dan aman.

Agar pemakaian pestisida tidak melenceng dari apa yang diharapkan sebaiknya

ketiga istilah itu dipahami dan dimengerti dengan benar.

Dosis

Dosis adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air

digunakan untuk menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas tertentu.

Pengertian inilah sebenarnya yang dimaksud dengan tulisan “dosis” pada label

kemasan pestisida.

Ada beberapa satuan dalam menuliskan dosis. Fungisida Benlate, misalnya, tertulis

dosisnya 3-5 g / 10 liter air; artinya dalam 10 liter air bisa dicampurkan 3-5 g

Benlate. Pengertian serupa juga berlaku untuk fungisida Nimrod 250 EC yang

mempunyai dosis pemakaian 2,5 – 5 ml / 10 liter air, dan insektisida Difolatan 4 F

dengan dosis pemakaian 20-30 cc/10 liter air.

Page 8: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Dosis anjuran pemakaian pestisida sebaiknya dipatuhi. Pemakaiannya secara

berlebihan bisa menyebabkan tanaman merana dan merusak lingkungan. Selain itu

juga menyebabkan populasi hama meledak karena malah merangsang

pertumbuhannya. Pemakaian pestisida dalam dosis rendah pun menyebabkan hama

atau penyakit yang dituju tidak mati. Dan mendorong timbulnya resistensi pada

hama atau penyakit yang menyerang tanaman.

Konsentrasi

Ada tiga macam pembagian konsentrasi, yaitu konsentrasi formulasi, konsentrasi

bahan aktif, dan konsentrasi larutan. Konsentrasi formulasi adalah banyaknya

pestisida dihitung dalam cc atau gram bahan pestisida per liter air yang

dicampurkan; sedangkan konsentrasi bahan aktif adalah persentase bahan aktif

yang terdapat dalam larutan jadi (larutan yang sudah dicampur air). Tidak jauh

berbeda dengan dua pengertian di atas, konsentrasi larutan adalam persentase

kandungan pestisida yang terdapat dalam larutan jadi.

Melihat adanya tiga pengertian yang hampir sama tentang konsentrasi maka para

pemakai pestisida hendaknya membaca terlebih dahulu sebelum menggunakannya.

Konsentrasi formulasi insektisida Lannate 1,5 – 33 cc/l air artinya dalam 1 liter air

bisa dicampurkan 1,5-33 cc Lannate. Konsentrasi bahan aktif insektisida Basudin 60

EC 0,12 % artinya dalam 10 liter air bisa dicampurkan 12 gram Basudin 60 EC.

Konsentrasi larutan herbisida Agroxone 3.000 ppm artinya dalam 1 liter air bisa

dicampurkan 3 gram Agroxone (1000 ppm = 0,1 %).

Volume Semprot

Selama ini banyak yang mengartikan volume semprot secara salah. Umumnya

mereka mengartikan volume semprot hanya merupakan volume air pencampur

pestisida saja. Padahal sebenarnya yang dimaksud dengan volume semprot adalah

volume akhir, yaitu jumlah campuran air dengan pestisida yang disemprotkan.

Ambil misal fungisida Kasumin 20 AS yang mempunyai konsentrasi formulasi 2 cc/l

air dengan volume semprot 500 l/ha. Banyaknya fungisida itu untuk penyemprotan

luasan 1 ha adalah 1 liter (1000 cc); maka jumlah air pencampur yang perlu

ditambahkan hanya 499 liter. Jadi, total bila keduanya dijumlahkan menjadi 500 liter.

Jumlah yangt erakhir itulah yang dimaksud dengan volume semprot. B.A

http://www.ngasih.com/2014/07/25/dosis-konsentrasi-dan-volume-semprot-pestisida/

Penggunaan Pestisida Yang Baik & Benar

Page 9: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan manusia. Di bidang pertanian, penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi. Namun, disadari atau tidak bahwa pestisida merupakan bahan berbahaya yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup apabila penggunaannya tidak bijaksana.Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama, walaupun jenis pestisidanya bagus namun bila penggunaannya tidak benar, akan memberikan hasil yang sia-sia.Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam ketepatan penggunaan pestisida biasa disebut dengan istilah “ 5 tepat “ yaitu:1. Tepat Dosis/ KonsentrasiPenggunaan dosis dibawah anjuran akan menyebabkan hama/penyakit tidak mati bahkan menjadikan hama kebal terhadap pestisida. Sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya.Dosis merupakan jumlah pestisida yang dibutuhkan per satuan luas lahan (Kg/Ha, Liter/ Ha), sedangkan Konsentrasi adalah jumlah yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter, ml/ lt)2. Tepat WaktuPenyemprotan sebaiknya dilakukan pagi antara jam 06.00 - 10.00 WIB atau sore hari antara jam 15.00-17.00 WIB. Waktu untuk penyemprotan pestisida ada beberapa macam :

Preventif (pencegahan) Penyemprotan yang di- lakukan sebelum terjadi serangan hama atau penyakit

Kuratif adalah penyemprotan yang dilakukan setelah ada serangan hama atau penyakit. Eradikatif adalah penyemprotan yang dilakukan untuk membersihkan apabila ada ledakan hama

atau penyakit Sistem kalender adalah penyemprotan yang dilakukan secara berkala tanpa memperhatikan

adanya serangan hama atau penyakit.

3. Tepat CaraPenggunaan pestisida harus disesuaikan dengan bentuk pestisida.

Page 10: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Bentuk formulasi pestisida antara lain:EC ( Emulsible Concentrate )Berbentuk cairan pekat, penggunaannya dengan cara disemprotkan.WP ( Wettable Powder )Berbentuk tepung, penggunaanya dilarutkan dengan air terlebih dahulu sebelum disemprotkan.G ( Granule )Berbentuk butiran. Penggunaanya dengan cara langsung ditaburkan di lahan.D ( Dust )Berbentuk tepung, penggunaanya dengan cara dihembuskan.4. Tepat SasaranSasaran penyemprotan pestisida secara biologis dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Hama, Penyakit, Gulma.5. Tepat JenisJenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama atau penyakit yang akan dikendalikan, jenis-jenis pestisida ¨ Insektisida untuk pengendalian serangga¨ Fungisida untuk pengendalian jamur¨ Rodentisida untuk pengendalian tikus¨ Herbisida untuk pengendalian gulma¨ Akarisida untuk pengendalian tungau¨ Bakterisida untuk pengendalian bakteri

Cara Kerja Pestisida Pestisida kontak

Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena cairan pestisida. Pestisida fumigan

Berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas Pestisida sistemik

Berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau menghisap cairan tanaman.

Pestisida lambungBerarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.Penting Untuk Diperhatikan

Page 11: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Pestisida digunakan apabila diperlukan Gunakan perlengkapan khusus ( pakaian lengan panjang, sarung tangan, sepatu kebun, masker,

kaca mata Tidak boleh makan dan minum atau merokok pada waktu bekerja dengan pestisida. Tidak dianjurkan mencampur pestisida lebih dari satu macam Simpan pestisida dengan menutup rapat kemasannya dan diletakkan ditempat yang sejuk dan

kering, jauh dari bahan makanan, api sumber air dan jangkauan anak-anak. Wadah bekas pestisida harus dirusak, dibakar atau dibenamkan supaya tidak bisa digunakan lagi

http://bppamongtani.blogspot.com/2013/01/penggunaan-pestisida-yang-baik-benar.html

Teknik Menyemprot Tanaman Yang Tepat

Advertisement

Menyemprot tanaman yang dibudidayakan seperti padi, sayuran, jagung, kedelai dllmembutuhkan teknik ataupun cara yang tepat, agar memperoleh hasil lebih maksimal. Kunci sukses dalam budidaya tanaman pangan atau tanaman hias, hal utama yang harus diperhatikan adalah pengetahuan tentang perawatan, pemupukan dan pengendalian hama. Di dalam pertanian pola organik sendiri, pemupukan serta pengendalian hama, rata-rata menggunakan pupuk organik & pestisida organik cair.

Menyemprot tanaman padi Organik - Img kredit knibonline.wordpress.com

Beberapa teknik yang perlu anda miliki adalah penyemprotan, baik itu waktu yang tepat untuk dikerjakan, bagian tanaman yang harus mendapat semprotan, interval menyemprot serta dosis yang tepat. Pada umumnya

Page 12: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

petani kita kurang memperhatikan masalah ini, jika sudah demikian maka sesuatu yang kita kerjakan kurang maksimal.

Nah, pada kesempatan ini, blog cara budidaya organik akan mengulas teknik menyemprot tanaman yang tepat. Semoga dengan adanya posting ini dapat membantu anda mengetahui teknik-teknik penyemprotan budidaya yang benar untuk segala tanaman budidaya anda usahakan.

Teknik Semprot Tanaman Yang Benar

Teknik dasar yang harus dijadikan pedoman oleh petani organik untuk menyemprot tanaman dengan benar antara lain:

 1 - Waktu yang tepat2 - Bagian tanaman yang perlu disemprot3 - Interval penyemprotan4 - Dosis/takaran tepat

Waktu Yang Tepat

Rata-rata petani tradisional kurang memahami waktu yang tepat untuk menyemprot tanaman, saat yang tepat dalam penyemprotan tanaman memberikan efek terbaik bagi tanaman budidaya anda. Sebaiknya waktu yang anda gunakan untuk pekerjaan meyemprot adalah diwaktu pagi hari mulai pukul 05.00 berakhir pada pukul 09.00 dan Sore hari dimulai 14.30 berakhir pukul 16.00 .

Kenapa harus diantara waktu tersebut? , karena pada saat pukul 09.00 pagi hingga 14.30 sore hari terjadi proses fotosintesis atau pematangan zat-zat tanaman yang di sebarkan dari jaringan daun ke bagian tanaman lainnya. Sehingga pukul 09.00 pagi hingga 14.30 sore hari bukan waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotan, Jika anda menyemprot tanaman pada pukul 05.00 - 09.00 pagi atau 14.30 - 16.00 sore, hal ini sangat tepat. Karena waktu-waktu tersebut saat terbukanya mulut daun (stomata ), sehingga apa yang anda semprot dengan mudah dapat memasuki jaringan daun.

Bagian Tanaman Yang Perlu di Semprot

Faktor kurang efektifnya penyemprotan tanaman oleh kebanyakan petani, juga sangat berdampak bagi tanaman budidaya yang diusahakan. Seperti uraian di atas, bahwa daun memiliki mulut atau stomata yang akan terbuka posisinya pada pukul 05.00 - 09.00 pagi dan  14.30 - 16.00 sore. Dan yang perlu kita ketahui letak stomata atau mulut daun adalah tidak beraturan dan pada bagian bawah daun lebih banyak jumlahnya.

Sehingga bagian tanaman yang perlu di semprot adalah pada bagian bawah daun untuk memaksimalkan penyerapan pupuk cair ataupun pengendali hama organik yang anda semprotkan.Teknik meyemprot tanaman bagian bawah daun saat hujan lebih efektif jika dibandingkan dengan menyemprot bagian atasnya.

Interval Penyemprotan

Karena yang kita bahas adalah pertanian organik, Jarak waktu atau interval yang baik untuk melakukan

Page 13: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

penyemprotan tanaman adalah 5 hari sekali untuk pupuk organik cair dan 7 hari sekali untuk pengendalian hama. Atau dengan pola 5 hari sekali POC , 5 Hari sekali POC dan 7 hari sekali PHO (pengendali hama organik) juga bisa dimulai darai 7 hari sekali PHO dan 5 hari sekali POC , 5 Hari sekali POC . Interval penyemprotan juga tergantung dengan kebutuhan anda, jadi dapat disesuaikan masalah intervalnya.

Dosis Atau Takaran

Pentingnya takaran pupuk organik cair atau pengendali hama merupakan faktor utama dalam menjaga kesehatan serta kesuburan tanaman budidaya anda.  Dosis POC buatan sendiri untuk penyemprotan biasanya mengunakan perbandingan 400 ml POC : 16 liter air dan untuk pengendali hama organik 500 ml : 16 liter air. Namun dosis tersebut bukanlah ukuran baku, anda dapat menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayan.

Nah, demikian artikel tentang Teknik Menyemprot Tanaman Yang Tepat, semoga dapat membantu anda. Jika ada yang kurang mohon koreksi, silahkan berbagi ide dan pendapat anda melalui kolom komentar di bawah. Salam sukses petani Organik Nusantara.

http://carabudidayaorganiks.blogspot.com/2014/12/teknik-menyemprot-tanaman-yang-tepat.html

http://www.organikilo.co/2014/12/teknik-menyemprot-tanaman-yang-tepat.html

Tiga hal Penting Yang Perlu diketahui dalam Teknik Penyemprotan Pestisida

Selasa, 23 Desember 2014 02:58

Oleh: Humas Balitsa

Dibaca: 735 x

Keberhasilan penyemprotan pestisida terkait erat dengan teknik atau cara penyemprotan yang

dilakukan. Teknik penyemprotan pestisida mencakup tiga hal penting, yaitu : (1) kecepatan berjalan,

(2) arah dan jarak spuyer pada bidang sasaran, dan (3) arah ayunan tangkai spuyer.

1. Kecepatan berjalan

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyemprotan pestisida adalah kecepatan berjalan

petugas penyemprotan. Kecepatan berjalan petugas penyemprotan untuk mendapatkan hasil yang

baik adalah sekitar 6 km/jam. Jika kecepatan berjalan kurang dari 6 km/jam, maka volume semprot

yang digunakan akan boros dan jika kecepatan berjalan lebih dari 6 km/jam, maka hasil

penyemprotan tidak rata.

2. Arah dan jarak spuyer pada bidang sasaran

OPT pada umumnya berada di permukaan daun bagian bawah. Oleh karena itu nozzle atau spuyer

hendaknya diarahkan menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 45o. Jarak spuyer dengan

bidang sasaran atau tanaman sejauh

± 30 cm. Jika jarak antara spuyer dengan tanaman kurang dari 30 cm akan dihasilkan ukuran butiran

Page 14: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

semprot yang besar, akibatnya larutan semprot akan menetes ke tanah. Jika jarak spuyer dan

tanaman lebih dari 30 cm butiran semprot tidak akan mengenai sasaran.

3. Arah ayunan tangkai semprot

Tiap jenis spuyer akan menghasilkan pola semprotan tertentu. Spuyer jenis hollow cone akan

menghasilkan pola semprotan berbentuk lingkaran dengan lubang kosong ditengah, sedangkan

spuyer flat akan membentuk pola semprotan berbentuk persegi penuh (lihat gambar). Untuk

menghasilkan hasil butiran semprot yang merata pada tanaman, maka arah ayunan tangkai semprot

penggunaan kedua spuyer tersebut berbeda.

Spuyer jenis hollow cone banyak digunakan oleh petani di Indonesia, baik yang mempunyai satu

lubang, 2 lubang atau lebih. Untuk menghasilkan butiran semprot yang merata pada bidang sasaran/

Page 15: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

tanaman, tangkai semprot diayun secara melingkar. Sedangkan jika menggunakan spuyer flat tangkai

semprot diayun ke depan dan belakang.

http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/342-tiga-hal-penting-yang-perlu-diketahui-dalam-teknik-penyemprotan-pestisida.html

PETUNJUK KEAMANAN PADA SAAT PENYEMPROTAN PESTISIDA

Selasa, 30 Desember 2014 01:17

Oleh: Humas Balitsa

Dibaca: 398 x

Pestisida merupakan bahan beracun. Oleh karena itu faktor keamanan pada saat melakukan

penyemprotan harus mendapat perhatian, baik pada manusia mapun terhadap lingkungan.

Page 16: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

1.    Keamanan terhadap manusia

Keamanan terhadap manusia khususnya pada petugas penyemprot dan pekerja lain di lahan

tersebut. Petugas penyemprot harus dilengkapi dengan celana panjang, baju lengan panjang, topi

atau penutup kepala, masker, sarung tangan, dan kaca mata khusus. Selain itu faktor-faktor lain yang

harus diperhatikan oleh petugas penyemprotan ialah sebagai berikut :

•  Penyemprotan harus dilakukan sambil berjalan mundur  agar petugas penyemprot tidak terpapar

langsung oleh pestisida

•   Jangan    makan,    minum    atau    merokok    selama    melakukan aktivitas penyemprotan

pestisida

•  Jangan menyentuh tanaman yang baru disemprot

•  Cuci tangan sebelum makan, minum atau merokok

•  Bersihkan badan dan cuci pakaian yang telah setelah digunakan.

Selain petugas penyemprotan, pekerja lainnya dilarang berada di areal penyemprotan selama

berlangsungnya kegiatan penyemprotan pestisida dan dilarang masuk ke lahan yang telah selesai

dilakukan penyemprotan minimal 1 jam setelah penyemprotan pestisida.

2.    Keamanan terhadap lingkungan

Penanganan pestisida agar tidak mencemari lingkungan juga harus mendapat perhatian, yaitu :

•    Hindari kebocoran peralatan semprot

•    Hindari tetesan larutan semprot dari tanaman ke tanah

•    Jangan membuang sisa larutan semprot sembarangan

Page 17: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

•    Jangan mencuci pakaian dan peralatan semprot yang telah digunakan di mata air atau sungai

•    Bekas kemasan pestisida dibakar selanjutnya dikubur.

 

Penulis  :  Tonny K. Moekasan ,  Laksminiwati Prabaningrum , Witono Adiyoga, Herman de Putter

Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan

Mentimunhttp://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/343-petunjuk-keamanan-pada-saat-penyemprotan-pestisida.html

RESISTENSI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TERHADAP PESTISIDA

Jum'at, 02 Januari 2015 03:10

Oleh: Humas Balitsa

Dibaca: 390 x

Page 18: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Resistensi atau ketahanan serangga hama dan patogen penyebab penyakit terhadap pestisida

merupakan masalah serius di seluruh dunia sejak akhir Perang Dunia II. Suatu organisme

pengganggu tumbuhan (OPT) disebut resisten jika OPT di suatu daerah biasanya rentan terhadap

suatu jenis pestisida , tetapi kemudian menjadi tidak dapat dikendalikan oleh pestisida tersebut.

Dampak resistensi OPT terhadap pestisida secara ekonomi dan sosial sangat besar. Petani harus

mengeluarkan biaya pengendalian lebih besar, karena mereka terpaksa menggunakan dosis yang

lebih tinggi atau membeli pestisida baru yang lebih mahal. Pemerintah merugi karena target produksi

pertanian tidak tercapai. Industri pestisida merugi karena ' masa hidup' pestisida di pasar semakin

pendek. Masyarakat menanggung risiko bahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup.

Sebagian besar resistensi terhadap pestisida disebabkan oleh tindakan manusia dalam

mengaplikasikan pestisida, tanpa dilandasi oleh pengetahun tentang sifat dasar pestisida dan OPT

sasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk memperlambat atau menghindari terjadinya

resistensi melalui perubahan perilaku manusia dalam mengaplikasikan pestisida.

Contoh kasus resistensi OPT terhadap pestisida

Beberapa penelitian di luar negeri melaporkan bahwa hama ulat daun kubis telah resisten terhadap

DDT, paration, piretroid, organofosfat, serta Bacillus thuringiensis. Ternyata hal serupa juga terjadi di

beberapa sentra produksi kubis di Indonesia. Bahkan hama tersebut juga resisten terhadap

abamektin dan insektisida berbahan aktif ganda seperti lambda sihalotrin + klorantraniliprol dan

tiametoksam + klorantraniliprol.

Page 19: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

Di Jepang hama wereng coklat telah resisten terhadap malation 35,5 kali, diazinon 13,7 kali,

fenitrotion 25,7 kali, sedangkan di Indonesia hama tersebut telah resisten terhadap fentoat 17,3 kali

dan terhadap BPMC 7,7 kali. Baca Selanjutnya...

Penulis  :  Tonny K. Moekasan ,  Laksminiwati Prabaningrum , Witono Adiyoga, Herman de Putter

Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan

Mentimunhttp://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/345-resistensi-organisme-pengganggu-tumbuhan-opt-terhadap-pestisida.html

Penggunaan Pestisida Harus Berdasarkan Pada Enam Tepat

Jum'at, 21 November 2014 01:31

Oleh: Humas Balitsa

Dibaca: 1236 x

Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu (1)

tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau

konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

Tepat Sasaran

Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.

Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan pengamatan

untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida

yang sesuai dengan OPT tersebut. Pada tabel berikut disajikan daftar golongan pestisida

berdasarkan OPT sasaran.

Tabel 1. Kelompok pestisida untuk mengendalikan OPT pada tanaman sayuran

No. Pestisida OPTsasaran

1. Insektisida Seranggahama

2. Akarisida Hamagolonganakarina(tungau)

3. Rodentisida Binatangpengerat(tikus)

4. Molluskisida Siput atau moluska

5. Nematisida Nematoda

6. Fungisida Penyakittanaman yangdisebabkanolehcendawan

Page 20: Strategi Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsep PHT

7. Bakterisida Penyakit tanamanyangdisebabkanolehbakteri

8. Herbisida Rumput-rumputliarataugulma

Tepat Mutu

Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu agar dipilih pestisida yang

terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida yang tidak terdaftar,

sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu karena efikasinya diragukan dan bahkan dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman. Pestisida yang terdaftar dan diijinkan beredar di Indonesia

kemasannya diharuskan menggunakan bahasa Indonesia.

Tepat Jenis Pestisida

Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada semua

jenis tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan suatu

jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Informasi tersebut dapat dilihat pada label atau kemasan

pestisida.

Tepat Waktu Penggunaan

Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang pengendalian dan

penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari (pukul

16.1 atau 17.00) ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara 50-80%.

Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi

Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena telah

diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman. Penggunaan dosis atau

konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu

pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Informasi dosis atau konsentrasi anjuran

untuk setiap jenis OPT pada tanaman tertentu dapat dilihat pada label atau kemasan pestisida.

Tepat Cara Penggunaan

Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Namun demikian,

tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT tertentu dan

tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman, perendaman,

penaburan, pengembusan, pengolesan, dll. Informasi tersebut dapat diperoleh dari brosur atau label

kemasan pestisida.

Penulis  : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Witono Adiyoga, Herman de Putter

Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan

Mentimunhttp://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/326-penggunaan-pestisida-harus-berdasarkan-pada-enam-tepat.html