STRATEGI PENGEMBANGAN WATERBOOM
DI OBJEK MATA AIR COKRO
SEBAGAI ASET WISATA KABUPATEN KLATEN
Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Menempuh Gelar Ahli Madya Usaha Perjalanan Wisata
di Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
Nama : Lutfiana Oktarigusta
NIM : C9407046
D III Usaha Perjalanan Wisata
FAKULTAS SATRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PEMBIMBING
Judul Tugas Akhir : Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro
Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten
Nama Mahasiswa : LUTFIANA OKTARIGUSTA
NIM : C9407046
Diterima dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II
Tugas Akhir Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Pembimbing I Pembimbing II
Umi Yuliati, S.S, M.Hum Achmad Mujtahid, B.A
NIP:197707162003122202 NIP:
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tugas Akhir : Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten
Nama Mahasiswa : LUTFIANA OKTARIGUSTA
NIM : C9407046
Diterima dan disetujui oleh panitia penguji Tugas Akhir Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni RupaPada Tanggal : 3 Agustus 2010
Panitia Penguji :
Ketua Sidang Tugas Akhir:Dra Hj Isnaini Wijaya Wardani, M.PdNIP:195905091985032001 ( )
Sekertaris Sidang Tugas Akhir:Tiwuk Kusuma Hastuti,S.S,M.HumNIP:197306132000032002 ( )
Penguji I:Umi Yuliati, S.S, M.HumNIP:197707162003122202 ( )
Penguji II:Achmad Mujtahid, B.A ( )
Mengetahui
Dekan Fak.Sastra dan Seni RupaDrs.Sudarno, M.A
( )
iv
MOTTO
Yesterday is history
Tomorrow is mistery
And today is a given
(Kemarin adalah sejarah
Besok adalah misteri
Dan hari ini adalah anugrah)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:
Suami tercinta
Kedua orang tua tersayang
Calon bayiku tercinta
vi
ABSTRAK
Lutfiana Oktarigusta, 2010. Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui alasan mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro, Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro, dan Untuk mengetahui strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro.
Dari penelitian yang dilakukan penulis, Objek Mata Air Cokro memiliki berbagai macam daya tarik yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung, daya tarik tersebut antara lain: sumber mata air, keindahan alam, waterboom, dan flying fox. Pemerintah daerah memilih Objek Mata Air Cokro sebagai tempat pembangunan waterboom, karena Objek Mata Air Cokro memiliki debit air yang memadai untuk pengoperasian wahana waterboom, yaitu 1.500 liter per detik. Selain itu, Objek Mata Air Cokro memiliki keindahan alam yang mendukung. Pemda Klaten sudah banyak melakukan usaha untuk mengembangkan Objek Mata Air Cokro tersebut, diantaranya dengan perawatan fasilitas, peningkatan mutu pelayanan, belum ada menaikan harga tiket masuk, dan lain sebagainya. Sedangkan strategi pengembangan yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan Masyarakat setempat dalam memgembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro adalah dengan membuka akses ke Objek Mata Air Cokro, mengadakan kerjasama dengan biro perjalanan wisata, masyarakat setempat dan daerah lain disekitar Klaten.
Kesimpulan : waterboom yang baru saja dibangun oleh Pemda Klaten masih memerlukan banyak usaha dari Pemda dan masyarakat sekitar untuk dapat mengembangkannya. Usaha yang sudah mulai dilakukan Pemda dan masyarakat setempat tersebut sampai saat ini masih belum dapat mengembangkan Objek Mata Air Cokro secara maksimal. Maka, Pamda memerlukan strategi yang dapat membantu pengembangan Objek Mata Air Cokro.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan lancar.
Secara garis besar, Tugas Akhir ini berisi tentang Strategi Pengembangan
Waterboom di Objek Mata Air Cokro Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten. Tugas
Akhir ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna menempuh gelar
Ahli Madya Usaha Perjalanan Wisata di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak-
pihak yang telah membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1 . Bapak Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
2 . Bapak Drs. Suharyana, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III Usaha
Perjalanan Wisata.
3 . Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku Pembimbing I, yang banyak memberikan
bimbingan selama penulisan Tugas Akhir ini.
4 . Bapak Achmad Mujtahid, B.A selaku Pembimbing II, yang banyak memberikan
masukan bagi penulis.
5 . Semua dosen Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
6 . Mbak Rully, yang banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.
viii
7 . Ayahanda dan ibunda tersayang yang selalu memberikan motivasi dan
kepercayaannya untuk menyelesaikan study di bangku perkuliahan.
8 . Suamiku tercinta, yang selalu setia mendampingi hingga dapat terselesaikannya
Tugas Akhir ini.
9 . Calon anakku tercinta, yang tidak pernah rewel saat bundanya menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
10 . Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon kepada ahli didik dan pembaca atas kritik dan
sarannya yang bersifat membangun guna menyempurnakan tulisan selanjutnya.
Akhirnya dengan ridho Allah SWT, penulis berharap tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya.Amiin.
Surakarta, …………..
Penulis,
Lutfiana Oktarigusta
NIM : C9407046
ix
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan…………………………………………………………………..... iHalaman Pengesahan…………………………………………………………………..... iiHalaman Persembahan………………………………………………………………….. iiiMotto……………………………………………………………………….................... ivAbstrak…………………………………………………………………………………. vKata pengantar………………………………………………………………………..... viDaftar isi…………………………………………………………………………….... viii
BAB IPENDAHULUAN……….…………………………………………………………...….1
A. Latar belakang…………………………………………...………………………..1B. Rumusan Masalah…...……………………………………………………………3C. Tujuan Penelitian…...…………………………………………………………….4D. Manfaat penulisan.......……………………………………………………………4E. Kajian Pustaka…………………………………………………………………….4F. Metode Penelitian…………………………………………………………………7G. Sistematika Penulisan……………………………………………………………..9
BAB IISEKILAS TENTANG KABUPATEN KLATEN………..………………….................10
A. Geografis dan sejarah Kabupaten Klaten………………………...……………...10B. Potensi Pariwisata Kabupaten Klaten…………………………………………...13
BAB IIIHASIL PENELITIAN DI OBJEK MATA AIR COKRO……………………...............28
A. Potensi Wisata Objek Mata Air Cokro…………………………………..............28B. Usaha Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro…………………..37C. Analisis 4A…………………………………………………................................40D. Strategi yang bisa Dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten…………...50E. Potensi yang Masih bisa Dikembangkan…………………………………..........54
BAB IVPENUTUP……………….……………………………………………………………...57
A. Kesimpulan……………………………………………………..……………… 57B. Saran…………………………………………………………………………… 59
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 61
Lampiran…………………………………………………………………….................. 62
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Kepariwisataan adalah semua kegiatan dan urusan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata, baik dilakukan
pemerintah dan masyarakat. Secara khusus kepariwisataan adalah segala yang
berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Nyoman S.
Pendit,1999:12)
Penulis memilih Kabupaten Klaten sebagai lokasi penelitian untuk membuat
Tugas Akhir dalam perkuliahan. Kabupaten Klaten terletak diantara 110o30'-110o45'
Bujur Timur dan 7o30'-7o45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten
mencapai 665,56 km2. Kabupaten Klaten adalah suatu wilayah yang memiliki
banyak obyek wisata yang berpotensi, jika Pemerintah Daerah mampu mengolahnya
dengan baik. Berbagai macam tempat tujuan wisata terdapat di kabupaten Klaten,
mulai dari wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, wisata tirta dan wisata budaya,
semua memiliki potensi yang besar. Potensi yang dimiliki oleh suatu obyek wisata
hendaknya di lestarikan dan dikembangkan dengan penanganan yang baik dan benar.
Potensi tersebut bila sering dikembangkan akan terus bermunculan dan menjadikan
obyek wisata tersebut menjadi obyek yang diminati oleh wisatawan. Pengembangan
yang dapat dilakukan tidak hanya terpaku pada potensi utama saja, melainkan dapat
dikembangkan lagi dalam suatu rangkaian yang dapat menjadi ciri khas dan dapat
menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Apapun pengembangan yang
xi
dilakukan, tentunya jangan sampai merusak nilai-nilai alami yang dimiliki oleh
obyek wisata tersebut. (http://www.klaten.go.id/)
Salah satu obyek wisata yang memiliki potensi di Kabupaten Klaten adalah
obyek wisata Objek Mata Air Cokro, atau yang lebih dikenal masyarakat dengan
sebutan “Cokro” saja. Objek Mata Air Cokro terletak di Desa Cokro, Kecamatan
Tulung, Kabupaten Klaten. Objek Mata Air Cokro adalah salah satu obyek wisata di
Kabupaten Klaten yang menawarkan wisata tirta bagi pengunjung. Sesuai namanya,
Objek Mata Air Cokro adalah sebuah sumber mata air atau yang disebut masyarakat
setempat dengan umbul. Di daerah sekitar kecamatan Cokro ini terdapat banyak
sumber air lainnya, seperti umbul nganten, umbul nila, dan lainnya, namun sumber
air yang terbesar adalah Objek Mata Air Cokro.
Objek Mata Air Cokro tidak hanya menawarkan wisata tirta kepada para
pengunjung, namun juga menyajikan nuansa dan panorama yang sejuk dan indah.
Nuansa air dengan berbagai macam pepohonan rindang, memberi kesan alami dan
asri. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa damai dan nyaman bagi para pengunjung
yang ingin mencari hiburan dan kedamaian. Hal tersebut pula yang mungkin
membuat para pengunjung memilih Cokro sebagai tempat pensucian sebelum
memasuki bulan suci Ramadhan Satu hari sebelum bulan puasa, para pengunjung
khususnya yang beragama Islam berdatangan untuk mensucikan diri (padusan) di
Cokro, dengan harapan setelah mandi di air yang bersih dan suci seperti di Cokro,
maka raga dan jiwa mereka akan menjadi bersih. ( Fanotti. ”Padusan Umbul Cokro”.
http;//amboeradoel-camp.blogspot.com/2008/09/padusan-umbul-cokro.html. diakses
tanggal 20 september 2008 )
Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten sangat antusias dalam pengembangan
potensi yang dimiliki Objek Mata Air Cokro. Salah satu pengembangan potensi yang
xii
baru-baru ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah pembangunan waterboom (
wahana bermain air) di Objek Mata Air Cokro. Pembangunan waterboom tersebut
telah dimulai dari pertangahan tahun 2008, dan baru diresmikan bulan Januari 2010.
Hingga saat ini pengoperasian waterboom di Objek Mata Air Cokro masih tergolong
sangat baru, yaitu baru beberapa bulan. Bahkan hingga saat ini waterboom di Objek
Mata Air Cokro tersebut hanya beroperasi pada saat weekend (akhir pekan) dan saat
ramai pengunjung. Pengoperasian waterboom tersebut juga masih memerlukan
banyak pengembangan dan memerlukan strategi pengembangan agar dapat lebih
menarik minat wisatawan untuk berkunjung. ( Erryanzslo. ”Cokro Tulung
Waterboom”. http;//www.panoramio.com/photo/31256092. Diakses tanggal 7 mei
2009)
Pengembangan waterboom yang terjadi saat ini pada obyek wisata Objek
Mata Air Cokro sangat menarik perhatian untuk melakukan penelitian. Maka penulis
mengambil judul STRATEGI PENGEMBANGAN WATERBOOM DI OBJEK
MATA AIR COKRO SEBAGAI ASET WISATA KABUPATEN KLATEN sebagai
tugas akhir.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis ialah :
1 . Mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di
Objek Mata Air Cokro?
2 . Apa usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk
mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro?
3 . Bagaimana strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat
setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro?
xiii
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1 . Untuk mengetahui alasan mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten
membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro.
2 . Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Klaten untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro.
3 . Untuk mengetahui strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan
masyarakat setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air
Cokro.
D. Manfaat Penulisan dan Penelitian
Manfaat penulisan dan penelitian yang dilakukan penulis , antara lain :
1 . Menerapkan ilmu yang didapat oleh penulis di bangku perkuliahan.
2 . Mengetahui perkembangan yang terjadi di Objek Mata Air Cokro.
3 . Mengetahui pengembangan yang dilakukan oleh Pemda Klaten di Objek
Mata Air Cokro.
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata : suatu proses kepergian sementara seseorang untuk
menuju ke tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergian
adalah karena berbagai kepentingan antara lain : ekonomi, social, politik,
agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu,
menembah pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997
:3)
xiv
Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah disuatu tempat
yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut
guna bertamasya atau rekrasi atau untuk menuruti keinginan yang
beraneka ragam (Oka A.Yoeti,1982:11)
2. Pengertian Wisata
Wisata adalah segala kegiatan dalam kegiatan dalam masyarakat
yang berhubungan dengan wisatawan ( R.G Soekadijo, 1996 : 2)
3. Konsep Strategi
Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Analisis SWOT
teknik membedah kasus bisnis”, berpendapat bahwa strategi merupakan
alat untuk memcapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai
strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya
perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir ( 2006 : 3 ).
Dalam buku karya Freddy Rangkuti tersebut juga terdapat beberapa
konsep strategi menurut para ahli,yaitu sebagai berikut : Menurut Chandle
(1962), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth
(1965) berpendapat bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan
keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah
memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Menurut
Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977), strategi
merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif-terhadap peluang
xv
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi. Menurut Porter (1985), Strategi adalah alat
yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut
Andrews (1980), Chaffe 91985), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk
stakeholders, seperti stakeholders, deptolders, manajer, karyawan,
konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara
langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang
ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-
langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka
menyediakan customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi,
yaitu:
1 . Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan
di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai
visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2 . Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
3 . Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success
factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis
sebelumnya.
xvi
4 . Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai
alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
5 . Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).
Dari konsep strategi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa strategi memegang peran penting untuk
mencapai tujuan. Maka dalam pengembangan suatu objek wisata
memerlukan suatu strategi yang tepat demi tercapainya tujuan, yaitu
menarik minat pengunjung untuk datang. Jika suatu objek wisata
dikembangkan dengan strategi yang bagus dan tepat, maka potensi yang
dimiliki objek wisata tersebut dapat berkembang dengan baik dan akan
memiliki daya tarik wisata yang sangat kuat bagi pengunjung.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah Objek Mata Air Cokro, yang
terletak di Desa Tulung, Kecamatan Cokro, Kabupaten Klaten.
2. Teknik pengumpulan data
1 . Penelitian Lapangan
a. Observasi Langsung
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi
langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro, guna mendapat data
yang nyata mengenai perkembangan obyek yang telah dilakukan
Dinas pariwisata. Dari observasi ke obyek wisata, dapat dilihat secara
langsung hasil pembangunan yang telah diselesaikan bulan Januari
xvii
2010 lalu, dan masih banyak lagi data-data yang di dapat penulis dari
observasi langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro.
b. Wawancara
Penulis akan melakukan wawancara kebeberapa tempat, yaitu
Objek Mata Air Cokro, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten. Dari
hasil wawancara tersebut penulis mendapat data-data yang diperlukan
dalam penulisan tugas akhir ini. dan dapat melakukan analisis tentang
masalah yang diangkat oleh penulis dan memberi saran-saran yang
berguna dan membangun untuk Objek Mata Air Cokro.
2 . Studi Perpustakaan
Seperti yang telah dikemukakan di depan, bahwa telah dilakukan
penelitian sebelumnya tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro, lebih
tepatnya tentang usaha pengembangan potensi Objek Mata Air Cokro
pada saat itu. Dalam penelitian ini juga digunakan beberapa buku-buku
terkait sebagai reverensi dalam penelitian.
Selain menggunakan karya-karya ilmiah dan buku-buku yang
terkait dengan penelitian, teknologi internet juga digunakan sebagai bahan
masukan dan reverensi. Karena dari data di internet penulis dapat
mengetahui perkembangan yang terbaru tentang obyek wisata yang
diteliti, dan mengetahui pendapat dan pandangan masyarakat tentang
pengoperasian waterboom di Objek Mata Air Cokro.
xviii
G. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab , yaitu :
BAB I Pendahuluan.
Pada bab pertama ini berisi tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II Sekilas Tentang Kabupaten Klaten
Bab dua berisi tentang gambaran umum pariwisata Kabupaten Klaten, dan
potensi pariwisata Klaten.
BAB III Hasil Penelitian di Objek Mata Air Cokro.
Pada bab tiga penulis mengupas tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro,
mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di
Objek Mata Air Cokro, usaha pengembangan, strategi pengembangan yang
bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah, analisis 4A dan potensi yang masih
dapat dikembangkan.
BAB IV Penutupan
Bab empat berisi tentang kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan oleh
penulis, dan saran yang membangun bagi pengembangan waterboom di
Objek Mata Air Cokro.
xix
BAB II
SEKILAS TENTANG KABUPATEN KLATEN
A. Geografis dan Sejarah Kabupaten Klaten
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110o30'-110o45' Bujur
Timur dan 7o30'-7o45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai
665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah
selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman (Daerah Istimewa
Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali. Menurut
topografi kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu
dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi
wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan
wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten
Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang
bervariasi, yaitu 9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air laut.
77,52% terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76%
terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan air laut. Keadaan iklim
Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih
berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30o Celsius dengan
kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan
tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm).
(http://www.klaten.go.id/)
Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yaitu: Bayat, Cawas, Ceper,
Delanggu, Gantiwarno, Jatinom, Jogonalan, Juwiring, Kalikotes, Karanganom,
xx
Karangdowo, Karangnongko, Kebonarum, Kemalang, Klaten Utara, Klaten Tengah,
Klaten Selatan, Manisrenggo, Ngawen, Pedan, Polanharjo, Prambanan, Trucuk,
Tulung, Wedi, dan Wonosari.
Gambar A1 : Peta Wisata Kabupaten Klaten
Sumber : www.google.com
Visi dan Misi Kabupaten Klaten.
Visi Kabupaten Klaten: Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto
Raharjo.
xxi
Misi Kabupaten Klaten:
1 . Mengupayakan terpenuhunya kebutuhan dasar masyarakat ( wareg, wasis,
wisma, dan wutuh).
2 . Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan
materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan,ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
3 . Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi
diri dalam pembangunan.
4 . Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan
menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber
daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi kemiskinan.
5 . Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi Pemerintahan.
6 . Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan.
7 . Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya
yang memadai.
8 . Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat
pertumbuhan. (http://www.klaten.go.id/)
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi
pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata
kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu
merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan
Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati.
Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah
menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana
dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala
xxii
Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993. Melati adalah nama seorang kyai yang
pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa
hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di
tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan
daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang. Dukuh tempat tinggal Kyai Melati
oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah
bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi
Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh
Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan. Kyai Melati dikenal sebagai orang
berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari
gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat
tempat tinggalnya. Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang
pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota
Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi
pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah
otonom tahun 1950. http://www.klaten.go.id/
B. Potensi Wisata Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang memiliki potensi yang besar dalam
dunia pariwisata. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya bermunculan
objek wisata baru yang memilki potensi yang cukup besar di dunia pariwisata. Selain
itu, terdapat pula objek wisata di Kabupaten Klaten yang sudah banyak dikenal oleh
wisatawan, baik wisatawan local dari wilayah Klaten maupun di sekitar Klaten.
Jenis-jenis wisata dan beberapa contoh objek wisata yang terdapat di
Kabupaten Klaten:
xxiii
1 . Wisata religi
Wisata religi adalah wisata ke objek-objek wisata yang berkaitan dengan
keagamaan.
Objek wisata religi yang terdapat di Kabupaten Klaten ialah Makam Sunan
Bayat, Makam Rangga Warsita.
a. Makam Ronggo Warsita
Makam Rangga Warsita terletak di Dukuh Palar, Desa Palar,
Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 15
km. Memiliki luas kawasan 150 x 100m = 15.000 m2. Dan luas
bangunan 22 x 12 m = 264 m2. Panjang makam Ronggowarsita ± 2 m
dan diibuat dari Marmer dan genting soka. Rng Ronggowarsito adalah
putera dari Mas Ngabehi Ronggo Warsito II Abdi dalem Panewu /
Carik Adipati Anom Kraton Surakarta. Beliau adalah Pujangga Kraton
Surakarta, wafat pada tanggal 24 Desember 1973 (5 Dulhijah 1802).
Beliau bertempat tinggal dan dimakamkan di Dukuh Palar Desa Palar
Kecamatan Trucuk. Di dekat lokasi makam terdapat sumur tiban
bernama Nyai Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat
sesuci, dan apabila habis bersemedi / nyepi lalu mandi di sumur
tersebut badan terasa segar kembali. Makam tersebut pernah di pugar
oleh Presiden RI yang pertama tahun 1952.
b. Makam Sunan Bayat
Wali songo adalah pemuka dahwah agama Islam di pulau
Jawa, dengan anggota sembilan (songo) orang. Salah satu anggotanya
adalah Sunan Bayat. Makam Sunan Bayat ada di kecamatan Bayat,
kabupaten Klaten. Makamnya terletak di atas bukit. Kompleks makam
xxiv
Tembayat ini sendiri dibangun sejak tahun 1526 (sengkala: murti
sarira jleging ratu) dengan nuansa Hindu yang sangat kental. Desain
kompleks makam ini mengikuti pandangan kosmologis masyarakat
Jawa. Saat memasuki gerbang terdapat gapura Segara Muncar yang
berbentuk candi bentar. Gapura ini sekarang sudah menyatu dengan
kompleks permukiman warga dan berdiri di sudut lapangan balai desa.
Lebih keatas,terdapat gapura Dhuda yang juga berupa Candi Bentar.
Semakin keatas, pangunjung dapat melihat banyak gapura
Pangrantunan berbentuk paduraksa tanpa pintu, gapura Panemut yang
berbentuk candi bentar, gapura Pamuncar seperti gapura Panemut, dan
gapura Bale Kencur yang berbentuk paduraksa yang berdaun pintu.
Setelah gapura terakhir, terdapat masjid yang usianya sama dengan
kompleks makam ini. Ukurannya kecil, bahkan untuk masuk masjid
harus menundukkan kepala. Arsitektur masjid jawa dengan 4 soko
guru. Bahan kayu yang dipakai untuk sokoguru, pintu, dan jendela
masih asli. Diluar masjid terdapat bedug yang usianya sangat tua.
Setelah gapura Bale Kencur, terdapat makam keluarga dan pengikut
sunan Bayat. Di kompleks makam ini terdapat dua padasan yang
berusia ratusan tahun, yang bernama Kyai Naga. Disebut Kyai Naga
karena tempat keluarnya air dari padasan berbentuk kepala
naga.diatasnya lagi, pengunjung akan sampai pada puncak kosmos
pemakaman tersebut, yaitu Makam Sunan Bayat. Makam tersebut
terletak di dalam sebuah bangunan yang luas dan tertutup dengan
tembok yang tebal. Di dalam ruangan, makam tersebut juga ditutupi
oleh bangunan dari kayu, dengan selambu kain warna putih. Di sekitar
xxv
bangunan tersebut juga terdapat senjata tombak dan payung. Nama
asli Sunan bayat ialah Ki Ageng Pandanarang. Awalnya beliau adalah
seorang pejabat tinggi kerajaan dan memiliki kekayaan yang
melimpah. Kemudian beliau memutuskan untuk meninggalkan
kehidupan duniawinya, kekayaannya, dan mengabdikan dirinya untuk
syia’ar agama. Beliau menjadi murid Sunan Kalijaga, dan oleh
Kanjeng Sunan Kalijaga diperintahkan untuk berd’awah di daerah
Bayat, Klaten. Disinilah Sunan Bayat berda’wah hingga akhir usia.
2 . Wisata budaya
Wisata budaya adalah wisata untuk memperkaya informasi dan
pengetahuan tentang kebudayaan.
Objek wisata budaya di Kabupaten Klaten yaitu Candi Prambanan.
a. Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang
dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan
dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi
dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan
pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini
terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini
dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa
tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai
Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso
membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir
xxvi
terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan
membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso
yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang
menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu
Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang
Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur.
Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke
barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk
Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi
sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya
paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama
berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi
arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa).
Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam
legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda
hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian
juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga
hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda
yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang
sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda
merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas,
xxvii
berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.
Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti
'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam
mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda
bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang
terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak
orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan.
Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta
lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain
yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand,
dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda.
Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah
Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana
yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah
pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon
kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief
pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon
ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki
kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk
berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana
Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali
mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan
xxviii
dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga
dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka
kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah
mendunia.
3 . Wisata belanja
Wisata belanja yaitu wisata yang tujuannya untuk mencari atau membeli
sesuatu (berbelanja ).
Wisata belanja di kabupaten Klaten yaitu objek wisata kerajinan melikan.
a. Kerajinan Gerabah Melikan
Kabupaten Klaten juga memiliki sabuah objek wisata kerajinan
gerabah, yaitu di Desa Melikan. Kerajinan gerabah yang terdapat di Desa
melikan tersebut menyajikan berbagai macam buah tangan yang terbuat
dari gerabah, seperti guci, vas bunga, hingga pernak pernik kecil lainnya.
Terdapat banyak outlet yang menawarkan hasil karya mereka dipinggir
jalan. Jadi, para pengunjung dapat melihat-lihat dan memilih kerajinan
gerabah secara mudah. Selain dapat memilih kerajinan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhan pengunjung juga dapat melihat proses
pembuatan dan pengecatan kerajinan gerabah tersebut.
4 . Wisata sejarah
Di Klaten terdapat wisata sejarah mengenai peninggalan jaman colonial,
yaitu Pabrik Gula Gondhang.
Pabrik Gula Gondang
Di Museum tersebut, pengunjung dapat menelusuri sejarah
pabrik gula yang saat itu bernama Pabrik Gula Gondang Winangoen. Di
xxix
masa pendudukan Jepang, pabrik gula tersebut sempat berhenti
berproduksi dan diubah menjadi pabrik serta gudang senjata bala tentara
Jepang. Baru setelah masa kemerdekaan, pabrik gula tersebut kembali
difungsikan lagi. Tahun 1960 namanya diganti menjadi Pabrik Gula
Gondang Baru.
Letak museum Pabrik Gula Gondang Baru sangat strategis karena
berada persis di tepi jalan utama/ jalan raya yang menghubungkan kota
Yogyakarta dengan Kota Solo. Museum ini terletak di lingkungan
kompleks Pabrik Gula Gondang Baru Klaten, termasuk dalam wilayah
Desa Gondang Winangun, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah. Museum ini didirikan di sebuah gedung bekas tempat
tinggal di sebelah barat pabrik gula Gondang Baru yang pada saat ini
merupakan bagian dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara IX. Pabrik
ini dibangun pada 1860 dan merupakan satu–satunya pabrik gula di
Indonesia yang masih menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya.
Pendirian Museum ini dilandasi pertimbangan bahwa perkembangan
industri dapat digunakan sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut.
Museum ini menempati sebuah bangunan lama, yang bergaya
arsitektur klasik Eropa. Bangunan museum didirikan di atas areal tanah
seluas 1.261,20 meter persegi dengan luas bangunan 240 meter persegi
yang terdiri dari ruang pameran tetap, perpustakaan, lavatory, dan
musholla, seta dilengkapi dengan ruang auditorium seluas 753 meter
persegi.
Di masa keemasannya, pemerintah kolonial Belanda sangat serius
menggarap industri gula di Indonesia. Mereka mengirimkan teknologi dan
xxx
ahli-ahli terbaiknya untuk menggarap komoditi ini. Masa kejayaan ini
berlangsung hingga1925, sampai kemudian pada 1930 Indonesia
dihantam oleh krisis ekonomi. Namun setelah itu pabrik-pabrik gula ini
kembali beroperasi. Pasca kemerdekaan, industri ini diambil alih oleh
Pemerintah Indonesia, sayang industri ini tidak dikelola dengan baik dan
mendapat berbagai macam masalah mulai dari serbuan gula impor dan
juga regenerasi alat–alat pabrik yang tidak terencana.
Koleksi yang dimiliki terdiri dari peralatan untuk menanam tebu
sampai dengan peralatan pengolahan tebu menjadi gula pasir seperti:
peralatan tanam tebu tradisional, macam–macam bibit dan penyakit
tanaman tebu, alat–alat perawatan tanaman tebu, alat–alat pengolah tebu
menjadi gula pasir, miniatur pabrik gula, alat–alat administrasi pada
pabrik gula, sarana pengangkut tebu, macam–macam jenis hama tebu,
serta beberapa foto penunjang. Foto-foto penunjang, antara lain: foto
pabrik gula lama, foto upacara giling pertama, tiruan visualisasi ruang
administrasi lama dan lain-lain. Museum ini juga dilengkapi dengan
perpustakaan, mushola, ruang pertemuan, dan cafe kecil untuk bersantai.
(www.indonesiansugar.wordpress.com)
Gambar A6 : Museum gula Gondang baru tampak dari depan
xxxi
Sumber : dokumen pribadi, 2009
5 . Wana wisata
Wana wisata adalah obyek-obyek wisata alam yang dibangun
dan dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan
produksi atau hutan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah
fungsi pokoknya (Anonimous, 1989). Objek wisata di Kabupaten Klaten
yang termasuk dalam wana wisata adalah Deles Indah.
a. Deles Indah
Gambar A8 : Pintu gerbang Deles Indah
Sumber : dokumen pribadi, 2 juli 2009
xxxii
Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki
gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten. Deles Indah
berada di Wilayah Desa Sidorejom Kecamatan Kemalang, dengan
ketinggian antara 800 m – 1300 m diatas permukaan laut. Deles Indah
mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan.
Dari obyek wisata Deles Indah dapat dilihat pemandangan puncak Merapi
dengan jelas, dan pemandangan kota Klaten.
Objek wisata yang berada di kaki Gunung Merapi ini menawarkan
keindahan panorama alam bagi wisatawan. Melalui gardu pandang,
wisatawan dapat melihat langsung puncak Gunung Merapi yang
menunjukkan aktivitas vulkanik. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa
menikmati keindahan tempat-tempat lain seperti bekas pesanggrahan
Pakoe Boewono X, makam Kiai Mloyopati, Sendang Reno, Taman Pring
Cendani, dan Gua Sapuangin.
6 . Wisata tirta
Wisata tirta ialah wisata yang berkaitan dengan air sebagai daya tarik
wisatanya.
Terdapat beberapa objek wisata tirta di Kabupaten Klaten, yaitu: umbul
nila, umbul manten, Sumber Air Ingas Cokro, dan lainnya.
a. Objek Mata Air Cokro
Objek Mata Air Cokro atau yang lebih akrab disebut dengan
Cokro Tulung, adalah salah satu sumber mata air di Kabupaten Klaten.
Sesuai dengan sebutannya, yaitu Cokro Tulung yang diambil dari nama
desa dimana objek wisata ini berada (Desa Cokro, Kecamatan Tulung,
xxxiii
Kabupaten Klaten). Selain merupakan sumber mata air yang memiliki air
yang bersih dan jernih, objek wisata Objek Mata Air Cokro tersebut juga
menyajikan keindahan dan Keasrian panorama yang akan membuat
pengunjung merasa betah dan nyaman.
Gambar A3 : Pengunjung yang sedang berenang di Objek Mata Air Cokro
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
7 . Wisata kuliner
Wisata kuliner adalah wisata untuk menikmati beragam makanan khas
dari suatu daerah.
Wisata kuliner di Kabupaten Klaten yaitu Pemancingan Janti dan Rowo
Jombor.
a. Pemancingan Janti
Di Kabupaten Klaten terdapat dua buah objek wisata kuliner yang
terbesar dan menawarkan menu masakan serba ikan, salah satunya adalah
Pemancingan Janti. Objek wisata yang satu ini terdapat di Desa Janti,
Kecamatan Tulung. Pemancingan Janti adalah sebuah wilayah yang
xxxiv
terdapat banyak warung-warung makan dengan menu sama yaitu masakan
ikan. Di objek wisata Pemancingan Janti tersebut juga terdapat fasilitas
penunjang, yaitu kolam renang. Jadi selain dapat menikmati masakan ikan
yang lezat dengan harga terjangkau dan suasana yang nyaman,pengunjung
juga dapat berenang dan bermain air di kolam renang yang terdapat di
Pemancingan Janti tersebut.
Gambar A4 : Pancingan Lumintu
Sumber : www.google.com
b. Warung Apung Jombor (Rowo Jombor)
Gambar A5: Warung apung Rowo Jombor
Sumber : dokumen pribadi, 02 april 2010
xxxv
Rowo Jombor merupakan salah satu obyek wisata unggulan di
Kabupaten Klaten dan menjadi kawasan wisata potensial. Keindahan rawa
yang mengagumkan dan kelezatan aneka masakan ikan menjadi ciri khas
tempat ini. Setiap hari libur Rowo Jombor selalu dipadati pengunjung
baik dari dalam kota maupun dari luar kota seperti Solo, Sukoharjo,
Boyolali, Jogja, Magelang, Jakarta, dan lain sebagainya, semua
berdatangan untuk berekreasi di tempat tersebut.
Para pengelola berfikir kreatif agar warungnya ramai pengunjung,
banyak warung-warung yang mulai menyediakan tontonan gratis seperti
pertunjukan organ tunggal dan ada pula yang menyediakan berbagai
mainan anak seperti perahu bebek dan lain sebagainya. Keberadaan
warung apung Rowo Jombor mampu meningkatkan ekonomi warga,
banyak warga yang mempunyai pekerjaan berkat keberadaan warung
apung Rowo Jombor ini, banyak pula warga yang membuka usaha-usaha
di area kawasan tersebut.
8 . Wisata alam
Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan
memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta
terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993).
xxxvi
Di Kabupaten Klaten terdapat wisata alam,yaitu kebun Ace.
a. Kebun Ace
Objek wisata Kebun Ace terletak tidak jauh dari Sumber Air Ingas
Cokro dan Pemancingan Janti. Kebun Ace adalah sebuah tempat wisata
yang menawarkan nuansa Kebun Ace itu sendiri dan menawarkan fasilitas
untuk memetik dan menikmati secara langsung buah Ace dari pohonnya.
Dengan biaya masuk yang sangat terjangkau bagi pengunjung, yaitu Rp.
3000,00 per orang, pengunjung sudah dapat menikmati buah Ace yang
baru saja dipetik sepauasnya di Kebun Ace. Namun satu-satunya kendala
yang dihadapi adalah wisata kebun Ace tersebut hanya dapat dinikmati
pada musim panen saja.
Gambar A2 : Wisatawan yang sedang menikmati kebun ace
Sumber : dokumen Pribadi,
xxxvii
BAB III
HASIL PENELITIAN DI OBJEK MATA AIR COKRO
A. Potensi Wisata Objek Mata Air Cokro
Objek wisata atau “tourist attraction” adalah segala sesuatu yang menjadi
daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Oka A. Yoeti,1985).
Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan objek wisata
(Nyoman S.Pendit,1994). Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa objek wisata adalah suatu tempat yang memiliki daya tarik yang mampu
menarik minat para wisawatan untuk berkunjung.
Salah satu objek wisata potensial yang dapat menjadi tempat tujuan wisata
bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Klaten ialah Objek Mata Air Cokro.
Seperti yang telah dipaparkan sekilas di atas, bahwa Objek Mata Air Cokro adalah
sebuah sumber mata air alami yang memiliki panorama asri dan indah, yang terletak
di desa Cokro, Tulung, Klaten. Objek wisata ini sudah tidak asing lagi bagi
wisatawan disekitar Klaten, karena Objek Mata Air Cokro menawarkan banyak
hiburan bagi pengunjung. Banyak para wisatawan yang berdatangan, baik dari daerah
sekitar maupun daerah lain. Khususnya pada akhir pekan dan liburan sekolah,
pengunjung banyak berdatangan untuk mencari ketenangan dan hiburan. Suasana
alam yang sejuk dan indah, membuat wisatawan berdatangan untuk melepas lelah
setelah beraktifitas sepekan lamanya. Pengunjung yang datang bukan hanya dari
golongan anak-anak dan remaja, namun para orang tua ikut pula menikmati objek
wisata ini.
xxxviii
Gambar B 1 : Objek Mata Air Cokro
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
Objek wisata Objek Mata Air Cokro menyimpan banyak potensi yang
istimewa dan membanggakan bagi Kabupaten Klaten. Daya tarik yang menjadi
unggulan di Objek Mata Air Cokro antara lain :
1 . Sumber Mata Air
Keunggulan yang pertama yaitu, Objek Mata Air Cokro adalah sebuah
objek wisata yang memiliki sumber mata air yang alami. Air yang keluar
dari umbul Cokro ini sangatlah bersih dan bening. Di Kabupaten Klaten
sendiri banyak terdapat sumber mata air alami yang serupa, sebut saja
umbul nilo, umbul nganten, dll. Namun, Objek Mata Air Cokro memiliki
debit air yang lebih dibanding umbul lain, yaitu mencapai 1.500 liter per
detik. Air yang dihasilkan tersebut sangat lebih dari cukup untuk
digunakan para pengunjung untuk bermain air maupun berenang. Karena
xxxix
keberadaanya yang lebih, air yang bersumber dari umbul Cokro tersebut
tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan wisata saja, namun juga
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh warga sekitar. Warga sekitar
juga menggunakan air tersebut untuk mengairi persawahan, disamping
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, masak,
mencuci dan minum. Bahkan para pengusaha baik dari local maupun
nasional ikut andil dalam pemanfaatan air di Objek Mata Air Cokro ini.
Tercatat sudah dua buah perusahaan AMDK (Air Minum Dalam
Kemasan) yang tertarik dan menggunakan air dari Objek Mata Air Cokro
untuk produksi. Jika mendapati Air Minum Dalam Kemasan dengan
merek AC ( Air Cokro), maka sudah dipastikan bahwa air tersebut berasal
dari air di Objek Mata Air Cokro.
Gambar B2 : Mata Air di Objek Mata Air Cokro
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
xl
2 . Keindahan Alam
Potensi lain yang dimiliki oleh Objek Mata Air Cokro adalah nuansa
alam yang terdapat di objek wisata tersebut. Udara yang sejuk, pepohonan
yang rindang, dan alam yang indah merupakan nilai tambah yang dimiliki
objek wisata ini. Sungai-sungai yang membawa aliran air bening dari
sumber mata air ikut menambah indanya panorama di Objek Mata Air
Cokro ini. Airnya yang sejuk akan membuat wisatawan yang sekedar
menikmati panoramapun menjadi marasa nyaman dan betah berlama-lama
di objek wisata Objek Mata Air Cokro. Pengunjung yang sekedar ingin
bersantai dapat menyewa tikar yang banyak disewakan oleh penduduk
sekitar, dan duduk dibawah pohon rindang sebari menikmati jajanan yang
ditawarkan oleh penjual dan menikmati indahnya alam. Hanya dengan
membayar Rp.5000,00 saja pengunjung dapat menggunakan tikar
sepuasnya, sampai saat pulang. Suasana tersebut banyak dijumpai di
Objek Mata Air Cokro ini, karena tidak semua wisatawan yang datang
berkunjung untuk berenang ataupun bermain air, namun banyak pula dari
pengunjung yang hanya sekedar ingin bersantai sambil menikmati nuansa
alam di Objek Mata Air Cokro.
Gambar B3 : keindahan alam Objek Mata Air Cokro
xli
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
3 . Waterboom
Baru-baru ini Pemda Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air
Cokro. Waterboom yang baru saja diresmikan januari 2010 lalu ini cukup
menarik minat pengunjung untuk datang dan mencoba wahana-wahana
yang ada. Terdapat wahana untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa.
Wahana untuk dewasa berukuran 495 meter persegi dengan tinggi
mencapai 50 meter, sedangkan untuk anak-anak dibangun waterboom
dengan ukuran 176 meter persegi dengan ember tumpah dan air mancur.
Selain itu, ada pula seluncuran panjang yang meluncur sampai kolam
renang paling bawah. Namun seluncuran yang satu ini hanya
diperuntukan bagi orang dewasa saja. Semua wahana tersebut saat ini
menjadi tujuan utama bagi para pengunjung yang datang untuk
xlii
mencobanya. Namun bagi wisatawan yang ingin menikmati wahana
tersebut, harus datang pada akhir pekan ataupan hari libur. Karena
wahana ini hanya dibuka pada saat hari minggu dan hari libur saja, saat
banyak pengunjung yang datang. Maklum, karena wahana ini baru saja
diresmikan bulan januari 2010, jadi pengoperasiannya masih belum stabil.
Gambar B 4 : Waterboom di Objek Mata Air Cokro
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
xliii
Gambar B5 : Waterboom untuk anak-anak
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
Gambar B 6 : Seluncuran untuk dewasa
xliv
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
4 . Flying Fox
Selain berenang, menikmati indahnya alam, dan waterboom, pengunjung
juga dapat menikmati wahana flying fox. Wahana ini tergolong baru
dikalangan masyarakat setempat, namun antusias pengunjung terhadap
wahana ini cukup baik, banyak dari pengunjung yang datang berminat
untuk mencoba wahana tersebut. Wahana ini bukan hanya dapat dinikmati
oleh orang dewasa saja, namun anak-anak pun bisa mencobanya.
Meskipun panjang wahana ini masih tergolong pendek dan kurang
menantang, namun mampu menarik minat wisatawan. Factor keamanan
wahana ini juga sudah cukup memadai, tali-tali pengaman yang
digunakan cukup menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung yang
mencoba wahana ini. Jadi, bagi wisatawan yang suka pada hal-hal yang
memacu adrenalin, wahana ini pantas untuk dicoba, tanpa perlu khawatir
akan keamanannya.
xlv
Terdapat banyak fasilitas penunjang yang ada di Objek Mata Air Cokro.
Terdapat jembatan kayu sederhana, yang sering disebut jembatan goyang. Jembatan
ini terdapat disebelah utara, dan terdapat pula jembatan permanen di sebelah selatan.
Meskipun Pemda telah membangun fasilitas jembatan permanen yang sangat
nyaman, namun keberadaan jembatan yang satu ini tetap menjadi daya tarik
tersendiri bagi Objek Mata Air Cokro. Setelah melawati jembatan tersebut,
pengunjung langsung dihadapkan dengan pemandangan indah dan sejuk Objek Mata
Air Cokro. Terdapat sungai dengan air yang bening dan sejuk atau yang lebih tepat
disebut dingin. Air tersebut langsung mengalir dari umbul atau sumber mata air. Ada
pula fasilitas kolam renang disebelah barat. Saat ini pengelola Objek Mata Air
Cokro. menambahkan fasilitas perahu-perahu karet bagi wisatawan. Terdapat juga
panggung hiburan yang biasa digunakan untuk manggung. Pada hari minggu
pengelola Objek Mata Air Cokro memberikan hiburan tambahan bagi pengunjung,
yaitu pertunjukan band-band lokal maupun pertunjukan music asli Indonesia alias
dangdut. Acara band tersebut biasanya dimulai pada siang hari, saat pengunjung
datang sudah mulai ramai, dan berakhir pada sore hari. Bagi wisatawan muda-mudi
yang sekedar ingin bermain air dan bersantai, terdapat sungai kecil disebelah utara
bagian bawah. Sungai kecil dengan air bersih dan sejuk serta batu-batuan, membuat
tempat tersebut asyik untuk bersantai dan bermain air. Tempat ini memang banyak
didatangi wisatawan muda-mudi apalagi saat akhir pekan, banyak pengunjung remaja
yang yang menghabiskan akhir pekan bersama pasangan di tempat ini.
Gambar B7 : Jembatan goyang
xlvi
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
Gambar B8 : Acara band
xlvii
Sumber : dokumen pribadi , januari 2009
B. Usaha Pengembangan Waterboom Di Objek Mata Air Cokro
Pada saat ini waterboom menjadi wahana yang cukup menghibur bagi
masyarakat. Bukan hanya bagi anak-anak, namun keberadaan waterboom sangat
dinikmati pula oleh para remaja dan orang dewasa. Maka dari itu Pemerintah
Kabupaten Klaten pun ingin memiliki waterboom sebagai aset wisata di daerahnya.
Dan Pemerintah Daerah tertarik dan berminat untuk membangun wahana waterboom
di Kabupaten Klaten. Keinginan Pemda Klaten ternyata didukung dengan banyaknya
objek wisata tirta di Kabupaten Klaten, salah satunya Objek Mata Air Cokro. Objek
Mata Air Cokro memiliki debit air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air untuk
waterboom yaitu 1.500 liter per detik.
Usaha pengembangan daya tarik obyek wisata Objek Mata Air Cokro telah
dilakukan berkali-kali secara bertahap. Pada pertengahan tahun 2008, Pemerintah
Daerah Kabupaten Klaten turut andil dalam proyek pembangunan dan
xlviii
pengembangan daya tarik Objek Mata Air Cokro menghabiskan dana APBN
milyaran rupiah. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan waterboom dan
berbagai sarana penunjang lainnya. Pembangunan waterboom ini dibagi dalam dua
tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan waterboom untuk dewasa dengan ukuran 495
meter persegi dan tinggi mencapai 50 meter , sedangkan untuk anak-anak dibangun
waterboom dengan ukuran 176 meter persegi dengan ember tumpah dan air mancur.
Pembangunan tahap pertama tersebut menghabiskan dana 5,6 milyar rupiah. Tahap
kedua dibangun waterboom dengan ukuran besar dan sangat tinggi. Dana yang
dikeluarkan sebanyak 12 milyar rupiah. Kedua tahap pembangunan tersebut telah
selesai dan telah diresmikan pada bulan januari 2010.
Selain pembangunan waterboom, Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten juga
membangun beberapa fasilitas penunjang antara lain tempat makan, jembatan, tempat
makan, loket dan toilet. Pemerintah daerah cukup tanggap dengan perlunya
membangun banyak toilet yang tersebar dibeberapa tempat untuk berganti pakaian.
Loket baru dan jembatan dibangun di sebelah selatan objek wisata. Loket baru ini
bergaya modern dan memberikan kenyaman bagi pengunjung. Jembatan yang baru
juga sangat nyaman dan cukup luas. Diharapkan dari pembangunan sarana penunjang
tersebut dapat memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Meskipun
pembangunan waterboom ini telah diresmikan sejak bulan januari, namun pada
kenyataannya belum mendapat penanganan dan belum dikelola secara baik dari
pihak pengelola. Usaha-usaha yang telah dilakukan antara lain :
1 . Perawatan fasilitas yang ada.
Seperti memperbaiki jalan di objek wisata yang mulai rusak, merawat
jembatan, menjaga kebersihan toilet, dan menjaga kebersihan objek wisata.
xlix
2 . Sampai saat ini pihak pengelola Objek Mata Air Cokro belum menaikan
harga tiket secara berati. Tidak seperti harga-harga tiket di beberapa
waterboom lain yang tergolong mahal, waterboom Objek Mata Air Cokro
masih menawarkan harga terjangkau, yaitu Rp.5.000,00 per orang. Hal
tersebut termasuk usaha promosi yang cukup bagus untuk menarik minat
pengunjung untuk mencoba waterboom di objek wisata ini. Meskipun
rencana ke depan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten akan menaikan harga
tiket, namun kenaikan yang direncanakan masih bisa dikatakan murah
dibanding waterboom ditenpat lain. Rencana tersebut juga masih dalam
pertimbangan dan belum direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Klaten.
3 . Rencana pengambilalihan pengelolaan objek wisata Objek Mata Air Cokro.
Dari pengambilalihan pengelolaan yang tadinya dipegang oleh masyarakat
setempat menjadi dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten,
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam memajukan objek wisata.
4 . Mengadakan seleksi duta wisata Klaten
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga (Disbudparpora), Hardoko SE MM kepada Espos, Sabtu (8/5),
mengatakan salah satu upaya untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada
di Klaten ialah dengan melakukan penjaringan duta wisata.
5 . Meningkatkan mutu pelayanan
Pihak pengelola semakin bersungguh-sungguh dalam mengelola Objek Mata
Air Cokro ini. Salah satu usaha yang ditempuh dalam memajukan Objek
Mata Air Cokro ini adalah dengan pemberian pelayanan yang baik kepada
konsumen (wisatawan). Pembangunan berbagai fasilitas sebagai salah satu
l
sarana pemberian pelayanan yang baik bagi pengunjung. Pelayanan yang
semakin memberikan kenyamanan bagi pengunjung, salah satunya terdapat
pada loket yang baru saja dibangun Pemda.
C. Analisis 4A
Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu objek wisata dibutuhkan metode
atau analisa data yang lengkap agar dalam pelaksanaan program yang direncanakan
dapat tercapai dan tepat pada sasaran yang diingkan. Kemudian dalam melakukan
penelitian ini penulis melakukan suatu metode pengembangan objek wisata dengan
pendekatan analisis 4A
Hal tersebut dilakukan oleh penulis agar dalam merumuskan kajian permasalahan
penulis dapat mengetahui secara pasti dan lengkap mengenai atraksi wisata yang ada,
sarana dan prasarana yang dimiliki objek tersebut, akses yang bisa dipakai untuk menuju
objek dan aktifitas yang dilakukan oleh wisatawan selama berada di objek maupun
aktifitas yang dilakukan oleh warga setempat dalam menyediakan jasa wisata kepada
wisatawan . Analisi 4 A terdiri dari Atraksi, Aktifitas, Amenitas dan Aksesibilitas.
a. Atraksi
Yang dimaksud dengan atraksi yaitu hal yang menjadi daya tarik dan
dapat dinikmati oleh pengunjung. Apasaja daya tarik yang dimiliki oleh
objek wisata tersebut, sehingga pengunjung tertarik untuk datang berwisata.
Atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Objek Mata Air Cokro yaitu
pemandangan alam yang indah dengan pepohonan rindang yang sejuk.
li
Aliran air sungai yang membawa air dari mata air umbul ingas tersebut
memberi nuansa segar bagi pengunjung yang datang. Selain pemandangan
alam yang cantik dan aliran sungai yang segar, terdapat pula wahana
waterboom di Objek Mata Air Cokro ini. selain itu, wahana flying fox yang
baru saja di bangun ikut manambah daya tarik ynag terdapat di Objek Mata
Air Cokro.
Pemandangan yang disajikan oleh objek wisata ini memang cukup
indah, namun ada baiknya Pemda beserta pengelola lebih mendayagunakan
potensi yang ada tersebut dan mengembangkannya. Mungkin dengan
menambahkan berbagai tanaman dan bunga-bunga untuk menambah eloknya
pemandangan. Pemda dapat membuat taman-taman bunga untuk
mempercantik pemandangan yang ada sekaligus sebagai tempat beristirahat
yang nyaman bagi pengunjung. Apalagi di area waterboom, sangat
membutuhkan penambahan tanaman yang cukup rindang. Karena diarea
waterboom, tidak terdapat pepohonan, hal tersebut membuat suasana
menjadi panas dan kurang nyaman saat matahari mulai terik. Atraksi lain
yang dapat dinikmati oleh pengunjung ialah aliran sungai jernih yang sangat
sejuk. Air yang mengalir di sungai tersebut tidak diragukan lagi
sejernihannya, namun untuk menjaga keindahan aliran sungai tersebut, pihak
pengelola diharapkan untuk menjaga kebersihan sungai dan sekitarnya dari
sampah yang mengganggu pemandangan.
Gambar B 9: Kejernihan sungai di Objek Mata Air Cokro
lii
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
b. Aktifitas
Aktifitas yaitu apa saja kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan yang
berkunjung selama berada di objek wisata tersebut, dan aktifitas yang
dilakukan penduduk sekitar. Factor aktifitas ini berpengaruh bagi kedatangan
wisatawan. Wisatawan tentu ingin mengetahui apa saja yang dapat mereka
lakukan saat berada di objek wisata tersebut, sebelum wisatawan tersebut
mengunjunginya. Semakin banyak kegiatan yang dapat wisatawan lakukan,
dan semakin menarik kegiatan tersebut bagi wisatawan, maka wisatawan
akan tertatik untuk datang.
- Wisatawan
Aktifitas utama yang dapat dilakukan wisatawan yang berkunjung ke
Objek Mata Air Cokro adalah bermain air dan berenang. Pengunjung
dapat bermain air sepuasnya, baik disungai, kolam renang, maupun
waterboom. Terdapat beberapa kolam renang untuk anak dan dewasa,
liii
sungai dengan aliran air yang bening dan sejuk, dan seluncuran untuk
anak-anak maupun orang dewasa. Selain bermain air dan berenang,
pengunjung juga dapat menikmati masakan ikan di tempat makan yang
terdapat didalam objek wisata ini. Selain warung makan ada pula
pedagang jajanan yang banyak dijumpai disini. Sehingga bagi pengunjung
yang lapar setelah berenang maupun bermain air dapat segara mengisi
perut di tempat makan yang ada di Objek Mata Air Cokro ini. Pengunjung
juga dapat mencoba wahana flying fox yang terdapat di objek wisata ini.
bukan hanya diperuntukan bagi orang dewasa, namun juga dapat
dinikmati oleh anak-anak. Bagi anak-anak yang takut untuk naik wahana
ini sendiri, dapat pula ditemani oleh pengelola saat meluncur. Selain itu,
perahu karet yang disediakan oleh pengelola, menjadi salah satu alternatif
bagi wisatawan yang ingin mengarungi sungai-sungai buatan di Objek
Mata Air Cokro ini.
Gambar B10 : Aktifitas berenang pengunjung
liv
Sumber : dokumen pribadi,
- Penduduk sekitar
Aktifitas penduduk sekitar Objek Mata Air Cokro adalah berdagang.
Warga sekitar banyak yang mengais rejeki dengan berjualan di dalam
objek wisata. mereka menjajakan makanan seperti mie ayam, baso,
gorengan, jagung bakar, makanan ringan, dan minuman. Banyak pula
yang menyewakan tikar untuk para pengunjung yang ingin beristirahat
setelah berenang, bersantai di bawah pohon sambil menikmati
pemandangan yang ada. Selain menyewakan tikar, warga sekitar juga
menyewakan ban pelampung bagi pengunjung yang belum bisa berenang,
atau yang baru belajar berenang. Aktifitas lain penduduk sekitar Objek
Mata Air Cokro adalah menjadi tukang parkir. Meskipun objek wisata
Objek Mata Air Cokro telah menyediakan tempat parkir yang cukup luas
bagi pengunjung, namun warga sekitar banyak menjadikan rumahnya
sebagai tempat parkir. Dan keberadaan tempat parkir di rumah-rumah
warga tersebut ternyata banyak diminati pengunjung.
c. Amenitas
lv
Amenitas yaitu fasilitas penunjang yang terdapat disekitar objek
wisata, meliputi akomodasi (penginapan maupun hotel), tempat makan
(warung makan, restoran, dll). Amenitas menjadi salah satu faktor penting
yang berpengaruh pada kenyamanan wisatawan yang datang, khususnya bagi
wisatawan yang ingin tinggal dan menikmati daya tarik objek untuk waktu
yang cukup lama. Keberadaan akomadasi yang memadai, tempat makan dan
sebagainya yang terdapat disekitar objek wisata, akan berpengaruh pada
minat wisatawan untuk tinggal lebih lama.
- Akomodasi
Di kawasan objek wisata Objek Mata Air Cokro belum banyak
terdapat penginapan-penginapan yang menunjang bagi wisatawan yang
ingin menikmati panorama umbul cokro ini dalam waktu lama. Untuk
mendapatkan penginapan maupun hotel, wisatawan harus menempuh
jarak yang cukup jauh dari tempat wisata kurang lebih 7 km dari objek
wisata. Hotel maupun penginapan disekitar objek wisata terdapat di
kecamatan Delanggu, terdapat hotel kecil yaitu hotel Kendedes. Letak
hotel dan penginapan memang cukup jauh dari objek wisata, dan
seharusnya Pemda Klaten melakukan membangunan fasilitas berupa hotel
maupun penginapan di daerah sekitar objek wisata.
- Tempat makan
Sedangkan untuk restoran dan tempat makan di Objek Mata Air
Cokro sudah cukup memadai. Di dalam objek wisata terdapat dua buah
tempat makan bagi wisatawan yang ingin berkuliner, ada kantin yang
cukup luas dan tempat makan “Salsabil” yang dapat menjadi pilihan
lvi
untuk makan. Jajanan yang dijajakan penduduk sekitarpun dapat menjadi
alternatif bagi pengunjung. Selain tempat makan yang terdapat didalam
objek wisata tersebut, pengunjung juga dapat berkuliner masakan ikan di
warung-warung makan yang terdapat di Pemancingan Janti yang letaknya
cukup dengan Objek Mata Air Cokro. Di pemancingan Janti tersebut
terdapat banyak tempat-tempat makan yang dapat menjadi pilihan para
pengunjung, salah satu nama tempat makan yang dapat wisatawan
kunjungi selama berada di kecamatan Tulung ini antara lain, yaitu
Pancingan 1000, Pancingan Kusuma, Pancingan lumintu dan sebagainya.
Gambar B11 : tempat makan salsabil
Sumber : dokumen pribadi, 21 juli 2010
lvii
d. Aksesibilitas
Aksesibilitas yaitu akses penghubung antara pengunjung dan objek
wisata, yang berupa jalan. Bagaimana keadaan jalan unutk menuju objek
wisata tersebut. Apakah sudah memadai yang bagus, atau masih memerlukan
perbaikan. Aksesibilitas sangat penting bagi kelancaran dan kenyamanan
wisatawan yang akan datang berkunjung. Jika terdapat kendala pada faktor
aksesibilitas ini, maka wisatawan yang akan berkunjung menjadi kurang
nyaman dan kurang tertarik.
- Akses Jalan
Akses untuk menuju ke objek wisata Objek Mata Air Cokro sudah
cukup bagus dan mudah dijangkau. Dengan jalan yang sudah aspal dan cukup
lebar pengunjung dengan mudah dapat mendatangi objek wisata ini. Namun
kondisi jalan yang mulai rusak, sangat memerlukan perhatian Pemerintah
Daerah untuk melukukan perbaikan jalan. Untuk menuju objek wisata Objek
Mata Air Cokro, wisatawan dapat menempuh jalur dari jalan Jogja-Solo,
yaitu Kecamatan delanggu belok ke arah barat kurang lebih 7 Km.
- Sarana Transfortasi
Pengunjung dapat menempuh dengan kendaraan pribadi seperti motor
maupum mobil. Namun terdapat pula angkutan umum seperti angkutan desa,
andong, dan becak. Permasalahan transfortasi tentu terjadi pada pengguna
angkutan umum, karena keberadaanya yang belum memadai dan tidak
memenuhi kebutuhan wisatawan. Perlu adanya penambahan angkutan umum,
seperti bus. Dengan demikian wisatawan akan merasa nyaman, bukan hanya
bagi wisatawan yang berkunjung ke Objek Mata Air Cokro, namun juga
wisatawan lainnya yang berkunjung ke objek wisata di Klaten.
lviii
Tabel 1. Analisi Potensi Wisata di Objek Mata Air Cokro Berdasarkan
pendekatan 4A
No KOMPONEN KETERANGAN
1 Atraksi Daya tarik yang terdapat di Objek Mata Air Cokro.
Pemandangan Alam Nuansa alam yang indah, serta pepohonan rindang yang mampu membuat pengunjung merasa betah dan nyaman.
Sungai untuk berenang
Air sungai sangat bersih dan jernih. Bagi wisatawan yang memiliki hobi berenang, objek wisata dapat menjadi surga bagi mereka. Selain itu air di sungai ini sangat menyegarkan, sehingga dapat membuat wisatawan yang mandi jadi merasa segar kembali.
waterboom Terdapat wahana untuk anak-anak dan juga untuk dewasa.
Flying fox Dapat dinikmati orang dewasa maupun anak-anak.
2 Aksesibilitas Bagaimana keadaan jalan dan sarana transportasi untuk menuju objek wisata Objek Mata Air Cokro.
Kondisi jalan Kondisi jalan menuju Objek Mata Air Cokro masih banyak memerlukan perbaikan. Karena kondisi aspal jalan yang mulai rusak.
Sarana transfortasi Ada beberapa sarana transfortasi yang tersedia,seperti angkutan desa. Namun keberadaannya dinilai masih sangat kurang dan tidak memadai. Perlu penambahan sarana transfortasi seperti bus dan yang lainnya.
lix
Papan petunjuk Papan petunjuk objek wisata hanya terdapat beberapa saja, dan kurang cukup jelas dan memadai bagi wisatawan.
3 Amenitas Fasilitas penunjang yang terdapat di sekitar objek wisata. keberadaan fasilitas ini sangat menunjang kenyamanan wisatawan yang datang.
Akomodasi Belum terdapat hotel dan penginapan disekitar objek wisata. Adapun hotel terdapat pada jarak kurang lebih 7 Km dari objek wisata, yaitu di kecamatan Delanggu.
Rumah makan Rumah makan disekitar Objek Mata Air Cokrosudah cukup memadai. Didalam objek wisata sendiri sudah terdapat 2 tempat makan, ditambah lagi keberadaan Pancingan Janti yang letaknya sangat dekat dengan Sumber Air Ingas Cokro, hanya berjarak 1 Km.
Jasa angkutan Angutan umum sudah tersedia di Objek Mata AirCokro, namun keberadaannya masih belum memadai.
Jasa komunikasi Sudah banyak terdapat wartel, warnet, maupun tempat pengisian pulsa disekitar objek wisata.
Penerangan Penerangan sudah memadai. Listrik di daerah Cokro sudah cukup memadai bagi penduduk maupun wisatawan.
Pos keamanan Ada
Air bersih Air bersih di sekitar Objek Mata Air Cokro sangat berlimpah ruah. Karena debit air dari “umbul” (Objek Mata Air Cokro) mencapai 1.500 liter per detik, maka lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan wisatawan.
Poliklinik Sudah cukup memadai, terdapat pukesmas maupun mantri yang praktek di sekitar objek wisata. Rumah sakit pun juga tersedia, meskipun letaknya cukup jauh dari objek wisata.
Jasa pemandu Sejauh ini belum terdapat jasa pemandu wisata di Objek Mata Air Cokro.
Papan keterangan objek
Belum terdapat papan keterangan objek wisata. maka perlu dibuat papan untuk memberi keterangan
lx
pada wisatawan yang berkunjung.
4 Aktifitas Kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan selama berada di objek wisata dan kegiatan penduduk sekitar.
Wisatawan Aktifitas utama yang dapat dilakukan wisatawan selama berada di Objek Mata Air Cokro adalah berenang. Namun wisatawan juga dapat melakukan hal lain seperti bermain air, bersantai, menikmati wahana waterboom, flying fox, mendayung perahu karet dan berkuliner di rumah makan yang terdapat di Objek Mata Air Cokro.
Penduduk Aktifitas penduduk sekitar yaitu berjualan, menjadi tukang parkir, menyewakan tikar, ban dan sebagainya.
D. Strategi yang Bisa Dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten
Strategi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten
antara lain:
- Membuka akses ke objek wisata Objek Mata Air Cokro
Pemerintah daerah Kebupaten Klaten dapat membuka akses masuk dan
memperbaiki akses masuk ke objek wisata sebagai langkah awal pengembangan
objek wisata Objek Mata Air Cokro. Akses yang dimaksud antara lain yaitu akses
informasi, dengan cara mempermudah para wisatawan untuk mendapatkan
informasi mengenai objek wisata, jika wisatawan dapat mengakses informasi
tentang objek wisata dengan mudah, maka wisatawan akan tertarik untuk
berkunjung. Sebaliknya, jika wisatawan kesulitan dalam mendapat informasi
tentang objek wisata tersebut, bagaimana wisatawan dapat tertarik untuk
melakukan wisata ke objek yang dimaksud. Informasi tersebut dapat berupa
lokasi, gambaran objek wisata, daya tarik objek wisata, fasilitas yang ada,
transfortasi menuju objek wisata, serta akomodasi yang ada. Pemda dapat
lxi
menyebarkan informasi tersebut melalui internet, brosur, famflet, kerjasama
dengan biro perjalanan wisata dan melalui media cetak maupun media elektronik.
Informasi yang memadai akan membuka peluang bukan hanya wisatawan
daearah lokal, melainkan wisatawan dari daerah lain berminat unutk berkunjung.
Berikutnya adalah akses transportasi. Transportasi menjadi salah satu
kunci dalam memajukan suatu objek wisata. Tanpa adanya sarana dan prasarana
transfortasi yang memadai maka sulit bagi objek wisata tersebut untuk
berkembang. Wisatawan yang ingin datang berkunjung akan mengalami kesulitan
unutk menuju objek wisata tersebut. Dan hal tersebut akan menurunkan tingkat
kunjungan wisatawan ke objek wisata. Pemda Klaten diharapkan dapat
membangun dan memperbaiki jalan menuju objek wisata. Pada saat ini jalan
untuk menuju objek wisata memang sudah cukup lumayan, namun melihat
kondisi jalan sudah banyak yang rusak, maka diharapkan Pemda Klaten mampu
mengupayakan perbaikan jalan demi kelancaran dan kenyamanan pengunjung
yang hendak datang. Hal lain yang menyangkut masalah transfortasi ialah sarana
pengangkut atau angkutan. Seperti yang telah dipaparkan pada analisis
asesibilitas, bahwa alat transfortasi umum yang ada ialah angkutan desa, becak,
andong dan sebagainya. hal tersebut masih jauh dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan akan alat transfortasi umum. Mungkin bagi pengunjung
yang menggunakan alat transfortasi pribadi tidak masalah dengan hal ini, namun
bagi pengunjung yang menggunakan alat transfortasi umum, hal tersebut
menjadi kendala untuk berkunjung. Maka Pemda Klaten diharapakan untuk
menambah jumlah dan jenis angkutan umum menuju objek wisata Objek Mata
Air Cokro. Yang penulis maksud dengan menambah jenis angkutan umum yaitu,
dengan menambah mini bus atau bahkan bus sedang pada jalur menuju objek
lxii
wisata. Dengan demikian wisatawan tidak perlu lagi kesulitan dalam mencari
angkutan umum untuk menuju ke Objek Mata Air Cokro.
- Bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dan membuat paket wisata
Paket wisata adalah salah satu cara yang dapat ditempuh Pemda Klaten
demi mengembangkan Objek Mata Air Cokro. Saat ini sudah banyak biro wisata
yang mengemas objek-objek wisata menjadi paket wisata yang menarik minat
wisatawan. Melalui paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan wisata , secara
tidak langsung Pemda memperkenalkan dan memasarkan objek wisata Objek
Mata Air Cokro kepada masyarakat luas. Paket wisata tersebut akan dijual
kepada wisatawan lokal maupun wisatawan luar daerah, dan bisa pula menarik
minat wisatawan internasional untuk datang berkunjung.
Melalui perantara Biro perjalanan wisata inilah, wisatawan dari luar
daerah maupun luar negeri akan mendapat banyak informasi yang dibutuhkan
dan menimbulkan rasa keingintahuan untuk mengunjungi objek wisata Objek
Mata Air Cokro secara langsung. Ditambah lagi keberadaan paket-paket wisata
yang lebih bersifat untuk suatu rombongan (group), hal tersebut akan menambah
jumlah pengunjung yang datang secara cepat. Sebagai contoh yaitu paket wisata
yang anggotanya anak sekolah, mahasiswa maupun intansi. Dari satu rombongan
saja bisa terdiri dari beberapa bus yang memuat 30 sampai 60 orang per bus.
Maka hal tersebut akan sangat membantu perkembangan pariwisata Kabupaten
Klaten, khususnya Objek Mata Air Cokro.
- Bekerjasama dengan masyarakat setempat.
Lingkungan dimana objek wisata tersebut berada akan sangat menunjung
bagi perkembangan objek wisata itu. Maka sangatlah mutlak bagi Pamda Klaten
untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat lingkungan sekitar demi
lxiii
kemajuan objek wisata Objek Mata Air Cokro. Kerjasama tersebut tidak hanya
menguntungkan bagi pengelola objek wisata, namun juga bermanfaat bagi
masyarakat sekitar. Contoh, adanya penjual, tukang parkir, dari warga sekitar
objek wisata akan menambah fasilitas yang ada pada objek tersebut. Sedangkan
adanya objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, akan memberi
pemasukan bagi warga setempat yang mengais rejeki di objek wisata tersebut.
Kerjasama yang lain antara Pemda dan masyarakat sekitar objek wisata yaitu
dengan memberikan penyuluhan bagi masyarakat setempat untuk memberi
pelayanan dan keramahtamahan bagi para pengunjung yang datang. Hal tersebut
sangatlah penting, wisatawan mana yang akan betah berada di lingkungan objek
wisata tersebut jika warga sekitarnya tidak beramahtamah dan tidak sopan
terhadap wisatawan. Masyarakat sekitar objek pun akan merasa lebih nyaman
jika keramahtamahan tersebut terjalin antara masyarakat, pengelola dan
wisatawan. Jika objek wisata tersebut menjadi daerah tujuan wisata yang maju
maka akan banyak wisatawan yang keluar masuk ke daerah tersebut. Dengan
adanya jalinan keramahtamahan dan sikap terbuka dalam menerima wisatawan,
masyarakat akan dapat dengan mudah memantau wisatawan yang datang, agar
warga sekitarpun merasa lebih nyaman dengan kedatangan wisatawan yang
datang berkunjuung. Maka jalinan kerjasama tersebut akan memberi banyak
pengaruh kepada keberadan suatu objek dan dapat memberi dampak yang baik
pada perkembangan suatu objek wisata jika dapat terjalin secara baik.
- Bekerjasama dengan daerah lain sebagai daerah tujuan wisata.
Kabupaten Klaten tidak perlu selalu bertindak sendiri dalam
mengembangkan dan memasarkan objek wisata di Klaten khususnya Objek Mata
Air Cokro. Kabupaten Klaten dapat melakukan kerjasama dengan Kabupaten lain
lxiv
disekitar Klaten demi memajukan pariwisata Klaten. Klaten bisa bekerjasama
dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonogiri, Kota Solo, bahkan dengan
Propinsi yang telah maju pariwisatanya seperti Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pemda Klaten dapat melakukan kerjasama, bagaimana caranya agar wisatawan
yang berkunjung ke Kabupaten lain disekitar Klaten dapat tertarik dan
berkunjung ke objek wisata di Klaten. Jika kunjungan tersebut memberi kesan
yang baik dan menyenangkan, pasti wisatawan akan berkunjung kembali ke
Klaten dan menjadikan Klaten sebagai daerah tujuan utama. Apalagi jika Pemda
Klaten berhasil mengadakan kerjasama dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seperti yang telah diketahui, bahwa sudah banyak wisatawan mancanegara ynag
datang ke Yogyakarta, apalagi wisatawan domestik. Dan tidak sedikit dari
mereka yang singgah di Kota tersebut selama beberapa hari untuk menikmati
objek-objek wisata di Yogyakarta. Hal itulah yang akan memberikan banyak
peluang bagi Kabupaten Klaten untuk turut memperkenalkan objek wisata di
Kabupaten Klaten kepada wisatawan.
E. Potensi yang Masih Bisa Dikembangkan
Pengelola dan Pemda Kabupaten Klaten sudah banyak melakukan
pengembangan potensi yang terdapat di Objek Mata Air Cokro ini. objek wisata
yang tadinya hanya sumber mata air yang di gunakan warga untuk mencukupi
kebutuhan air sehari-hari, telah dikembangkan sebagai objek wisata tirta. Dari
objek wisata tirta yang digunakan pengunjung untuk berenang, pengelola
membangun beberapa fasilitas penunjang untuk kenyamanan wisatawan. Dan
dari objek wisata itulah, Pemda Klaten membangun objek wisata tirta itu menjadi
waterboom pertama di Klaten.
lxv
Bagitu banyak pengembangan yang sudah dilakukan pengelola dan
Pemda setempat demi memajukan pariwasata di Kabupaten Klaten khususnya
Cokro. Namun, penulis ingin memberikan sekidit gagasan mengenai potensi yang
masih dapat dikembangkan oleh pengelola dan Pemda setempat. Potensi lain
yang masih bisa dikembangkan oleh pengelola Objek Mata Air Cokro antara lain:
1 . Objek Mata Air Cokro sebagai wisata pendidikan.
Pada dasarnya Objek Mata Air Cokro adalah objek wisata yang
menawarkan air yang bersumber dari umbul (mata air) yang terdapat di
Cokro. Dari hal dasar itulah penulis berpendapat bahwa, bagaimana jika
hal tersebut menjadi salah satu daya tarik wisatawan, khususnya dalam
bidang pendidikan. Pengelola dapat menjadikan Objek Mata Air Cokro
sebagai objek wisata yang menawakan edukasi bagi wisatawan yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang sumber mata air tersebut. Banyak sekali
ilmu yang dapat pengelola bagikan kepada pengunjung khusunya para
siswa yang belum banyak mengetahui tentang hal tersebut. Antara lain,
bagaimana proses terjadinya sumber mata air tersebut, bagaimana
pengelolaannya, apa saja manfaat nya, sampai proses pengolahan air
tersebut untuk dijadikan air minum dalam kemasan. Hal tersebut tidak
sulit bagi pegelola. Apalagi Objek Mata Air Cokro telah mengadakan
kerjasama dengan 2 perusahaan air minum dalam kemasan. Maka hal
tersebut dapat mempermudah objek wisata tersebut untuk dikelola sebagai
objek wisata pendidikan tentang air. Selain itu dapat pula dijadikan
tempat penelitian tentang air, dan sebagainya.
lxvi
2 . Pembangunan Taman
Panorama alam yang terdapat di Objek Mata Air Cokro sangat
indah, dan cukup banyak menarik wisatawan untuk menikmatinya.
Namun dari hal tersebut masih dapat dilakukan pengembangan lain guna
menambah daya tarik objek wisata tersebut. Salah satunya dengan
pembuatan taman. Karena tidak semua pengunjung yang datang ingin
melakukan aktifitas berenang, dan banyak dari wisatawan hanya ingin
sekedar bersantai dan menikmati pemandangan, maka pembangunan
taman ini dirasa cukup bagus untuk menarik wisatawan.
Wisatawan yang ingin bersantai biasanya akan menyewa tikar dan
duduk-duduk di bawah pepohonan rindang dan menikmati pemandangan
yang ada. Namun jika pihak pengelola membuat taman dengan berbagai
macam pepohonan dan bunga-bunga yang cantik, maka pengunjung akan
mempunyai pilihan lain untuk bersantai. Ditambah lagi jika jenis tamanan
yang dan bunga yang terdapat di taman tersebut tergolong tanaman unik
dan jarang ditemui, maka hal tersebut semakin menambah pengetahuan
pengunjung yang datang.
lxvii
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek Mata Air Cokro adalah sebuah aset wisata yang dimiliki oleh
Kabupaten Klaten. Ditambah lagi dengan keberadaan waterboom yang baru-baru ini
diresmikan oleh Pemda Klaten. Namun, sampai saat ini objek wisata yang bernama
Objek Mata Air Cokro ini masih mencari-cari nama yang sesuai dan mampu
memberi hoki bagi objek wisata ini. “Umbul Cokro” dan “Umbul Ingas” adalah
nama yang dulu pernah diberikan kepada objek wisata ini. Setelah itu pengelola
objek wisata ini mengganti nama tersebut dengan nama Sumber Air Ingas Cokro, dan
saat ini diubah lagi menjadi Objek Mata Air Cokro. Sepertinya Pemda sendiri belum
menemukan sebuah nama yang tepat dan hoki (membawa untung) yang dapat
memberi ciri khas bagi objek wisata ini. Namun, hingga saat ini Pemda masih
mengusahakan apa terbaik bagi Objek Mata Air Cokro tersebut.
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis angkat dalam Tugas Akhir ini, dapat
disimpulkan sebagai barikut:
Saat ini waterboom telah menjadi pilihan berwisata yang sangat diminati
bagi wisatawan. Hampir setiap kota memiliki objek wisata waterboom sebagai aset
wisata di kota mereka. Oleh karena itu Pemda Klaten tidak ingin kalah bersaing
dalam hal tersebut dan membangun waterboom Kabupaten di Klaten. Namun, apa
yang menjadikan Pemda Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa alasan yang
mendasari Pemda Klaten memilih Objek Mata Air Cokro sebagai lokasi untuk
membangun waterboom, antara lain:
lxviii
- Alasan pertama ialah karena Objek Mata Air Cokro adalah sebuah objek
wisata dengan sumber mata air alami yang memiliki debit air yang sangat
memadai untuk pengoperasian waterboom. Sumber mata air di Objek Mata
Air Cokro mampu menghasilkan debit air 1.500 liter per detik. Hal tersebut
tentu membuat Pemda Klaten tertarik dan tidak ragu-ragu dalam memilih
Objek Mata Air Cokro sebagai tempat pembangunan waterboom. Meskipun
telah digunakan untuk kegitan wisata yang lain, dan kebutuhan masyarakat,
bahkan digunakan untuk air minum dalam kemasan, namun melihat debit air
yang mampu dihasilkan oleh mata air cokro, Pemda yakin air dari mata air
tersebut masih dapat mencukupi kebutuhan untuk wahana-wahana
waterboom.
- Alasan kedua yaitu keindahan alam yang dimiliki oleh Objek Mata Air
Cokro. Objek Mata Air Cokro memiliki pemandangan alam yang cukup
indah, terdapat pepohonan rindang, yang memberikan nuansa alami pada
objek wisata ini. Hawa sejuk menambah suasana yang nyaman bagi
pengunjung. Maka dipilihlah Objek Mata Air Cokro sebagai tempat
pembangunan waterboom.
Usaha demi usaha masih dilakukan Pemda demi mangembangkan dan
memajukan Objek Mata Air Cokro ini. Dan usaha yang dilakukan oleh Pemda Klaten
sehubungan dengan pengembangan waterboom di Objek Mata Air Cokro:
1 . Perawatan fasilitas yang ada.
2 . Belum adanya kenaikan harga tiket masuk secara berarti.
3 . Rencana pengambilalihan pengelolaan objek wisata Objek Mata Air Cokro.
4 . Mengadakan seleksi duta wisata Klaten
5 . Meningkatkan mutu pelayanan.
lxix
Strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk
mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro, antara lain:
- Membuka akses ke Objek Mata Air Cokro
- Bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dan membuat paket wisata
- Bekerjasama dengan masyarakat setempat.
- Bekerjasama dengan daerah lain sebagai daerah tujuan wisata.
B. Saran
Meskipun sudah banyak hal yang dilakukan Pemda sehubungan dengan
pembangunan dan pengembangan potensi yang ada di Objek Mata Air Cokro, namun
masih ada saja beberapa hal yang masih perlu dibenahi untuk menjadi objek wisata
yang maju. Maka dari itu, penulis ingin mengemukakan beberapa saran bagi
pengelola dan Pemda Klaten, demi terciptanya objek wisata yang mampu
diunggulkan bagi Pemda Klaten. Saran yang dapat sampaikan kepada Pemda dan
pengelola objek wisata Objek Mata Air Cokro yaitu :
1 . Untuk menjaga dan merawat potensi dasar dan alami yang dimiliki oleh
Objek Mata Air Cokro, agar tidak tergeser dengan pembangunan yang
dilakukan Pemda, dan kedepannya masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita.
Yang penulis maksud dengan potensi dasar dan alami yang dimiliki Objek
Mata Air Cokro ialah sumber mata air dan keindahan alamnya.
2 . Agar Pemda Kabupaten Klaten dan pengelola dapat merawat fasilitas yang
telah dibangun, sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu lama dan dapat
memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
lxx
3 . Lebih percaya diri dalam pemberian nama objek wisata tersebut.
Dengan berkali-kali mengganti nama objek wisata ini, berarti Pemda Klaten
masih belum memiliki tingkat percaya diri yang besar pada objek wisata ini.
Pemda tidak sepatutnya mengganti nama sebuah objek wisata yang mulai
dikenal orang sampai berkali-kali. Hal tersebut menunjukan kurangnya
kebijakan Pemda dan akan membuat wisatawan menjadi bingung.
4 . Memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan, agar wisatawan tertarik
untuk datang kembali. Pelayanan adalah kunci utama dalam dunia pariwisata,
maka dari itu pihak pengelola harus memberikan pelayanan sebaik mungkin
bagi wisatawan.
5 . Meningkatkan strategi pemasaran di Objek Mata Air Cokro. Sehingga dapat
menarik wisatawan dari luar, dan mampu bersaing dengan objek wisata lain
yang telah lebih dulu maju.
lxxi
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti,2006.Analisis SWOT Tahnik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
Gamal Suwantoro,1997.Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta:Andi Offset.
Oka A.Yoeti,1982.Perencanaan dan Perkembangan Pariwisata.Jakarta:Diadya Paramita.
R.G Soekadijo,1996.Anatomi Pariwisata.Jakarta:Diadya Paramita.
Www.google.com
Www.klaten.go.id
Top Related