STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
KRISTINA EVA 1113089
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum di RSUD Panembahan senopati Bantul, Yogyakarta ”.
Karya tulis ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo., dr., M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Stikes Yenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
3. Endang Suprapti, S.ST, MH., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan bimbingan hingga tersusunnya karya tulis ilmiah ini.
4. Ummatul Baroroh, MPH., selaku penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan.
5. Direktur RSUD Panembahan Senopati bantul yang telah memberi ijin untuk dapat melakukan penelitian.
6. Ria Sulistiani, selaku sekertaris dalam bagian pengolahan data/rekam medis di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah berkenan memberikan data sehingga tersusunnya karya tulis ilmiah ini.
7. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa untuk kelancaran penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman - teman semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membatu mencari data dan memberi semangat.
Semoga allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, 3 September 2016
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii PERNYATAAN ...................................................................................... iii MOTTO ................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x INTISARI ............................................................................................... xi ABSTRACT ........................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan ......................................................................................... 3 D. Manfaat ....................................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7 A. Landasan Teori ............................................................................ 7
1. Kehamilan ............................................................................... 7 2. Hyperemesis Gravidarum ...................................................... 33
B. Kerangka Teori............................................................................ 42 C. Kerangka Konsep ........................................................................ 43 D. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 44 A. Desain Penelitian ......................................................................... 44 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 44 C. Populasi ....................................................................................... 44 D. Metode sampling dan sampel penelitian . ................................... 45 E. Variabel Penelitian ...................................................................... 45 F. Definisi Operasional.................................................................... 46 G. Alat dan Metode Pengumpulan Data .......................................... ̀ 48 H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Hasil ............................... 48 I. Etika Penelitian ........................................................................... 51 J. Jalannya Penelitian ...................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 54 A. Hasil............................................................................................. 54 B. Pembahasan.................................................................................. 57 C. Keterbatasan penelitian................................................................ 62
BAB V PENUTUP................................................................................... 63 A. Kesimpulan................................................................................... 63 B. Saran............................................................................................. 63
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................... 48 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis
gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul. ............ 56 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis
gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden........................................ 57
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden dengan klasifikasi hyperemesis gravidarum......................................................... 58
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori ...................................................................... 42 Gambar 2.2 kerangka konsep .................................................................. 43
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Lembar Konsul Dosen Pembimbing Lampiran 3 Surat Izin Pendahuluan Ka. BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 4 Surat Izin Pendahuluan Dir. RSUD Panembahan Senopati Bantul Lampiran 5 Surat Izin Pendahuluan Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten
Bantul Lampiran 6 Surat Balasan Dari BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Ka. BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Dir. RSUD Panembahan Senopati Bantul Lampiran 9 Surat Izin Penelitian Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten
Bantul Lampiran 10 Surat Balasan Dari BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 11 Lembar Observasi Lampiran 12 Hasil Olah Data Sekunder 2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
Kristina Eva1, Endang Suprapti2
INTISARI
Latar Belakang: Hyperemesis gravidarum adalah perasaan mual muntah yang dialami lebih dari 10 kali, serta perasaan yang dialami oleh ibu pada awal masa kehamilannya sampai sekitar trimester 2 (umur kehamilan 20 minggu) secara berlebihan dalam waktu yang lama, pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan ibu menjadi buruk. Hyperemesis gravidarum yang berlangsung lama dan tanpa penanganan lebih lanjut akan menyebabkan seorang ibu mengalami dehidrasi, kehilangan berat badan, turgor kulit kurang, dan dieresis kurang. Mual dan muntah membuat perasaan tidak enak, hal ini mungkin akan menyebabkan ibu akan malas untuk makan. Tujuan : Di ketahuinya Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi yang diambil yaitu semua ibu hamil hyperemesis gravidarum tahun 2013-2015 dengan jumlah 139 responden dan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat. Hasil : Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I dengan umur reproduksi sehat sebanyak 44,6%, primigravida sebanyak 33,8%, dan kehamilan trimester I sebanyak 46,8%. Kesimpulan : Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagian besar ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 52,5%. Kata Kunci: Umur, Paritas, dan Usia Kehamilan
1Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
THE DESCRIPTION OF THE NUMBER OF HYPEREMESIS GRAVIDARUM INSIDENCE IN RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA
Kristina Eva1, Endang Suprapti2
ABSTRACT
Background of Study: Hyperemesis gravidarum is a feeling of nausea and vomiting experienced more than 10 times. This feeling was experienced by mothers in early pregnancy until 2nd trimester (on 20 weeks of gestational period) excessively for a long time. This disturbs their daily activities and influences their condition. If Hyperemesis gravidarum was occurred in a long period without further treatment, it would cause dehydration, weight loss, less turgor skin and less diuresis. Nausea and vomiting create bad feelings, it might cause the mother will be reluctant to eat. Objective of Study: This study aims to describe the number of Hyperemesis Gravidarum insidence in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Research Methods: The study used quantitative descriptive with retrospective approach. The population was 139 expectant mother who suffered hyperemesis gravidarum year 2013-2015. This study used total sampling technique. The data were analyzed using univariat analysis. Results: The result showed that most of expectant mothers experienced hyperemesis gravidarum level I with total of 44.6% in healthy reproductive age, 33.8% in primigravidas and 46.8% in first trimester of pregnancy. Conclusion: Based on the results and discussion of this study it can be concluded that 52.5%.of expectant mothers experienced hyperemesis gravidarum level I. Keywords: Age, Paritas, Gestation Period
1Diploma Midwifery Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Diploma Midwifery Lecturer of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian hyperemesis
gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia. Kunjungan
pemeriksaan kehamilan ibu hamil di indonesia diperoleh data ibu dengan
hyperemesis gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan (Depkes RI,
2013).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 (359 per 100.000 kelahiran hidup), Angka kematian ibu (AKI) mengalami
peningkatan dibandingkan SDKI tahun 2007 (228 per 100.000 kelahiran hidup).
Padahal sebelumnya, AKI menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334
(1997), 307 (2003), dan 228 (2007). Hasil SDKI tahun 2012 angka kematian ibu
secara nasional adalah 359/100.000 kelahiran hidup, rata-rata angka kematian ibu
ini sangat jauh melonjak dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 yang mencapai
228/100.000 kelahiran hidup. Seluruh pihak harus bekerja keras untuk
menurunkan angka kematian ibu sesuai target MDG’S yaitu 102/100.000 AKI
pada tahun 2015 (SDKI 2015).
Angka kematian Ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami
fluktuasi (turun-naik), hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2014. Terdapat 40 kasus pada tahun 2012, sebanyak 46 tahun 2013,
kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2014 menurun menjadi 40
kasus. Angka kematian ibu dari 5 kabupaten di DIY yang tertinggi di tahun 2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
adalah Bantul sebanyak 14 orang, Sleman sebanyak 12 orang, Gunung Kidul
sebanyak 7 orang, Kulonprogo 5 orang, dan kota Yogyakarta sebanyak 2 orang
(DinKes DIY, 2014).
Angka kematian ibu pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibanding
dengan tahun 2013. Pada tahun 2014 sebesar 104,7/100.000 kelahiran hidup yaitu
sejumlah 14 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 96,83/100.000 target AKI
tahun 2014 adalah 75/100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukan adanya
penurunan dalam pelayanan kesehatan ibu (Dinkes Bantul,2015).
Penyebab kematian ibu tahun 2013 adalah Pre Eklampsia Berat (PEB)
sebanyak 14% (2 kasus), Perdarahan sebesar 14% (2 kasus), 14% akibat jantung
(2 kasus), Asma 14% (2 kasus), Emboli Air Ketuban 14% (2 kasus), dan lainnya
29% (4 kasus) (Dinkes DIY, 2014) . Kematian ibu dibagi menjadi kematian
langsung dan kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai
akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan segala intervensi
atau enanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung
merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul
sewaktu kehamilan (25,5% biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%),
hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak
aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%), (Prawirohardjo, 2010).
Salah satu penyebab komplikasi obstetri adalah hyperemesis gravidarum,
di mana merupakan masalah yang masih kontroversial dalam kebidanan.
Hyperemesis gravidarum seringkali menimbulkan konsekuensi yang berimbas
pada morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama pada kematian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat
kurang bulan dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus
lama, partus buatan yang sering dijumpai. Pada kasus hyperemesis gravidarum
terutama pada pengelolaan konservatif (Saiffudin, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul, pada bulan mei – agustus tahun 2016 dengan menggunakan data
skunder (rekam medis), terdapat angka kejadian ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum pada tahun 2013-2015 terdapat 139 orang ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengangkat judul
“Bagaimana Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Di RSUD
Panembahan Senopati Bantul tahun 2013-2015”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD
Panembahan Senopati Bantul tahun 2013-2015.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahui gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum berdasarkan
karateristik ibu meliputi umur, paritas, dan usia kehamilan.
b) Diketahui gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum berdasarkan
klasifikasi hyperemesis gravidarum meliputi hyperemesis gravidarum
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
tingkat I, hyperemesis gravidarum tingkat II, dan hyperemesis
gravidarum tingkat III.
c) Diketahui gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum berdasarkan
karateristik ibu (umur, paritas, usia kehamilan) dengan klasifikasi
hyperemesis gravidarum (tingkat I, tingkat II, tingkat III).
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk informasi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang hyperemesis
gravidarum pada kehamilan dan sebagai bahan pertimbangan penelitian
selanjutnya bagi mahasiswa Stikes Jenderal A.Yani Yogyakarta.
2. Manfaat praktis
a. Bagi PRODI Kebidanan D-3 Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukkan dalam
memberi informasi dan pengembangan asuhan kebidanan serta
menambah referensi tentang kehamilan khususnya bagi mahasiswa
Kebidanan D-3khususnya Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta.
b. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan
informasi bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
c. Bagi peneliti
Melatih keterampilan penulis unuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diterapkan di istitusi guna melatih kemampuan berfikir kritis.
E. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum
pada ibu hamil di RSUD Panembahan Senopati Bantul memang belum pernah
diteliti sebelumnya, akan tetapi ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan
hyperemesis gravidarum pada kehamilan.
1. Hertje Salome Dkk (2014), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian hyperemesis gravidarum di Puskesmas Tompaso kabupaten
Minahasa”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan restropektif study. Hasilnya ibu hamil yang mengalami
hyperemesis gravidarum di Puskesmas Tompaso kabupaten Minahasa 2014
yaitu sebanyak 49 orang dengan variabel Hyperemesis Gravidarum tertinggi
pada tingkat I sebanyak 61,3 %, pada ibu hamil primigravida yaitu 48,8%,
dan pada usia kehamilan TM I (0-12 minggu) sebanyak 58,8%. Dalam
penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan
yaitu sama-sama menggunakan pendekatan restropektif dan perbedaannya
yaitu pada jenis penelitiannya.
2. Elfanny Sumai dkk (2014), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD dr. Sam Ratulangi
Tondano Kabupaten Minahasa ProvinsiSulawesi Utara”. Penelitian ini
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
menggunakan jenis penelitian cross sectional, dengan rancangan penelitian
restropektif. Hasilnya dari 53 responden dengan variabel Hyperemesis
Gravidarum tertinggi pada primipara yaitu 56%, dan terendah dengan 19
responden pada grandemultipara yaitu 20%. Dalam penelitian ini memiliki
perbedaan pada judul dan memiliki persamaan pada rancangan penelitian,
yaitu sama-sama menggunakan rancangan penelitian restrispektif.
3. Hj. Syarifah (2012), dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hyperemesis gravidarum pada ibu hamil yang dirawat di Rumah
Sakit Gumawang Belitang OKU Timur”. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasilnya dari
37 responden ibu hamil dengan variabel primigravida yaitu 50,7%, dan 50
responden dengan usia kehamilan TM II yaitu 68,5%. Dalam penelitian ini
memiliki perbedaan judul dan memiliki persamaan yaitu sama-sama
menggunakan pendekatan cross cestional.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Panembahan Senopati Bantul. RSUD Bantul yang merupakan rumah sakit
milik pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang juga merupakan institusi
kesehatan terbesar di kabupaten Bantul berlokasi di jl. Dr. Wahidin
Sudirotlusodo No 14 Bantul (55714). RSUD Panembahan Senopati bantul
merupakan rumah sakit type B yang memiliki 15 unit klinik rawat jalan, 11
ruang rawat inap, 12 unit instalasi pendukung, selain itu sumber daya manusia
yang cukup lengkap memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau.
Dalam memberikan pelayanan terbaik terdapat instalasi pendukung
yaitu instalasi rekam medis yang terletak dilantai 2 RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta. Instalasi tersebut berguna untuk mempermudah
mencari data pasien rawat jalan maupun rawat inap karena semua RM tertata
rapi dalam satu ruangan, selain itu semua rekam medis dijaga kerahasiaannya
karena hanya petugas RM yang dapat mencari datanya untuk digunakan
dengan baik untuk keperluan RS maupun penelitian.
2. Karateristik subjek penelitian
a. Gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum berdasarkan
klasifikasi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Hyperemesis gravidarum f % Tingkat I 73 52,5 Tingkat II 43 30,9 Tingkat III 23 16,5
Total 139 100
Sumber : dara sekunder diolah (2016)
Bersadarkan tabel 4.1 Diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami
hyperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 73 (52,5%) responden.
b. Gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD
Panembahan Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden.
Karateristik responden f % Umur <20 tahun 6 4,3 20-35 tahun 117 84,2 >35 tahun 16 11,5 Total 139 100 Paritas Primipara 82 59 Multipara 57 41 Total 139 100 Usia kehamilan 1-15 minggu 106 76,3 16-28 minggu 33 23,7 29-40 minggu 0 0 Total 139 100
Sumber : dara sekunder diolah (2016)
Tabel 4.2 diketahui bahwa umur ibu terdiri dari ibu dengan umur
<20 tahun sebanyak 6 (4,3%) responden, umur 20-35 tahun sebanyak 117
(84,2%) responden, umur >35 tahun sebanyak 16 (11,5%) responden.
Sehingga mayoritas ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum
berumur 20-35 tahun sebanyak 117 (84,2%) responden. Berdasarkan
paritas terdiri dari prmipara sebanyak 82 (59%) reesponden, multipara
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
sebanyak 57 (41%) responden. Sehingga mayoritas ibu yang mengalami
hyperemesis gravidarum yaitu ibu primipara sebanyak 82 (59%)
responden. Berdasarkan usia kehamilan terdiri dari usia kehamilan 1-15
minggu sebanyak 106 (76,3%) responden, usia kehamilan 16-28 minggu
sebanyak 33 (23,7%) responden, usia kehamilan 29-40 minggu sebanyak
0 (0%). Sehingga mayoritas ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum yaitu pada usia kehamilan 1-15 minggu sebanyak 106
(76,3%) responden.
3. Analisis hasil penelitian
Analisa univariat merupakan analisa yang menjelaskan atau
mendeskripsikan karateristik subjek penelitian dan masing-masing variabel
berdasarkan jenis data.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden dengan klasifikasi hyperemesis gravidarum. Karateristik responden
Klasifikasi hyperemesis gravidarum Total Tingkat I Tingkat II Tingkat III ƒ % f % ƒ % ƒ %
Umur < 20 tahun 2 1,4 3 2,2 1 0,7 6 4,3 20-35 tahun 62 44,6 35 25,2 20 14,4 117 84,2 >35 tahun 9 6,5 5 3,6 2 1,4 16 11,5
Total 73 52,5 43 30,9 23 16,5 139 100 Paritas Primipara 47 33,8 22 15,8 13 9,4 82 59 Multipara 26 18,7 21 15,1 10 7,2 57 41
Total 73 52,5 43 30,9 23 16,5 139 100 Usia kehamilan 1-13 minggu 65 46,8 26 18,7 15 10,8 106 76,3 14-28 minggu 8 5,8 17 12,2 8 5,8 33 23,7 29-40 minggu 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 73 52,5 43 30,9 23 16,5 139 100
sumber : data sekunder diolah (2016)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum tingkat I sebanyak 73 (52,5%) responden yaitu pada umur 20-35
tahun sebanyak 62 (44,6%) responden, pada primipara sebanyak 47 (33,8%)
responden, dan pada usia kehamilan 1–15 minggu 66 (47,5%) responden.
B. Pembahasan
1. Gambaran angka kejadian Hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdasarkan klasifikasi hyperemesis gravidarum.
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa ibu hamil yang secara
keseluruhan yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 73
(52,5%) responden, hyperemesis gravidarum tingkat II sebanyak 43 (30,9%)
responden, dan hyperemesis gravidarum tingkat III sebanyak 23 (16,5%)
responden. Sehingga sebagian besar ibu hamil yang mengalami hyperemesis
gravidarum yaitu pada tingkat I sebanyak 73 (52,5%). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hartje (2014) dengan hasil ibu
hamil yang secara keseluruhan rata-rata mengalami hyperemesis gravidarum
pada tingkat I sebanyak 61,3% responden.
Hal ini dikarenakan rata-rata ibu hamil yang mengalami hyperemesis
gravidarum tingkat I menganggap kondisi ini merupakan hal yang wajar dan
akan sembuh dengan sendirinya. Keyakinan tersebut seharusnya juga diikuti
dengan perilaku yang baik dalam pencegahan hyperemesis gravidarum
namun ibu hamil tersebut masih kesulitan dalam menyikapi kondisi yang
dialaminya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
2. Karateristik ibu hamil yang mengalami Hyperemesis gravidarum berdasarkan
karateristik responden meliputi umur, paritas, dan usia kehamilan.
Berdasarkan umur diketahui bahwa karateristik responden yang
mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I mayoritas berumur 20-35 tahun
yaitu sebnyak 62 (44,6%) responden. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Hartje (2014) dengan hasil ibu hamil yang secara
keseluruhan rerata mengalami hyperemesis gravidarum pada kelompok usia
rreproduksi sehat 20-35 tahun. Menurut Sumai (2014) bahwa umur
reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia
kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan hyperemesis
karena pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara biologis belum
optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap
pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada
usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh
serta bebagai penyakit yang sering menimpa diusia ini.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan
bahwa usia beresiko mengalami hyperemesis gravidarum adalah umur ≤20
tahun dan ≥ 35 tahun. Usia ≤ 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil
karena organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan
proses kehamilan dan persalinan. Kehamilan ≥ 35 tahun mempunyai resiko
untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, distosia, dan partus lama.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
Hyperemesis gravidarum ≤ 20 tahun lebih disebabkan oleh karena
belum cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu
tentu menimbulkan keraguan jasmani cinta kasih serta perawatan dan asuhan
bagi anak yang akan dilahirkan.Hal ini mempengaruhi emosi ibu sehingga
terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu makan. Bila ini terjadi
maka bisa mengakibatkan iritasi lambung yang dapat memberi reaksi pada
implus motorik untuk memberi rangsangan pada pusat muntah melalui saraf
otak kesaluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan
otot abdomen sehingga terjadi muntah. Sedangkan hyperemesis gravidarum
yang terjadi ≥ 35 tahun juga tidak lepas dari faktor psikologis yang
disebabkan oleh karena ibu belum siap hamil atau malah tidak menginginkan
kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian tertekan dan
menimbulkan stres pada ibu. Stres mempengaruhi hipotalamus dan memberi
rangsangan pada pusat muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot abdominal
dan otot dada yang disertai dengan penurunan diafragma menyebabkan
tingginya tekanan dalam lambung, tekanan yang tinggi dalam lambung
memaksa ibu untuk menarik nafas dalam-dalam sehingga membuat spingter
esophagus bagian atas terbuka dan sfingter bagian bawah berelaksasi inilah
yang memicu mual dan muntah. Hamil pada usia muda merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya hyperemesis gravidarum (Manumba, 2010).
Berdasarkan paritas diketahui bahwa karateristik responden yang
mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I mayoritas ibu hamil dengan
primipara yaitu sebnyak 47 (33,8%) responden. Primipara adalah seorang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Kejadian hyperemesis gravidarum
lebih sering dialami oleh primipara dari pada multipara, hal ini berhubungan
dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama.
Pada ibu primipara faktor psikologi memegang peran penting dalam penyakit
ini, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungjawab
terhadap ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Nining, 2009).
Gejala mual muntah yang berlangsung pada kehamilan ke 4 bulan
dimana pekerjaan sehari-hari akan menjadi terganggu dan keadaan umum pun
menjadi berat dan buruk. Ini dapat terjadi pada seribu diantara seribu
kehamilan. Ibu primipara belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan khorionik gonadotropin. Peningkatan hormon ini membuat
kadar asam lambung meningkat, hingga muncullah keluhan rasa mual.
Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan
kosong dsan terjadi peningkatan asam lambung (Wiknjosastro, 2007).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Hartje (2014) dengan hasil ibu hamil yang secara keseluruhan rata-rata
mengalami hyperemesis gravidarum pada kelompok primipara sebesar 48,8
% responden, hal ini dimungkinkan karena ibu primipara belum mampu
beradaptasi dengan hormon yang dikeluarkan semakin tinggi dan riwayat
kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilan yang sekarang.
Menurut Elfany bahwa responden terbanyak pada kelompok paritas yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
mengalami hyperemesis gravidarum yaitu primipara, hal ini dikarenakan
pada ibu primipara faktor psikologis ibu hamil yang masih belum siap
dengan kehamilannya, masih menyesuaikan diri menjadi orangtua dengan
tanggung jawab yang lebih besar sehingga dapat memicu terjadinya kejadian
hyperemesis gravidarum.
Berdasarkan usia kehamilan diketahui bahwa karateristik responden
yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I mayoritas yaitu pada usia
kehamilan 1-15 minggu sebanyak 66 (47,5%) responden. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Hartje (2014) dengan
hasil ibu hamil yang secara keseluruhan rata-rata mengalami hyperemesis
gravidarum pada kehamilan TM I sebesar 58,8 % responden,dan TM II
41,2% responden.
Hyperemesis gravidarum biasanya terjadi pada trimester pertama di
mana peningkatan beta-HCG sangat tinggi. Penderita merasakan gangguan ini
paling sering pada usia kehamilan 8-14 minggu. Gangguan ini akan
berkurang seiring dengan menuanya usia kehamilan bahkan hyperemesis
gravidarum bisa terjadi selama masa kehamilan dan tentu hal ini dapat
membahayaka ibu hamil dan janinnya yang dikandungnya apabila tidak
ditangani dengan baik (Mochtar, 2010).
3. Gambaran angka kejadian hyperemesis gravidarum di RSUD Panembahan
Senopati Bantul berdasarkan karateristik responden dengan klasifikasi
hyperemesis gravidarum.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
62
Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar ibu hamil yang mengalami
hyperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 73 (52,5%) responden yaitu pada
umur 20-35 tahun sebanyak 62 (44,6%) responden, pada primipara sebanyak
47 (33,8%) responden, dan pada usia kehamilan 1–15 minggu 66 (47,5%)
responden.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mengalami kesulitan dalam pengambilan data, karena status
pasien tidak bisa didapatkan sesegera mungkin dan juga tidak bisa didapatkan
secara langsung.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran angka kejadian
hyperemesis gravidarum di RSUD Paembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Berdasarkan penelitian sebagian besar Ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum tingkat I sebanyak 73 (52,5%) yaitu pada umur 20-35 tahun yaitu
62 (44,6%) responden, primipara yaitu 47 (33,8%) responden, dan pada usia
kehamilan 1-15 minggu yaitu 65 (46,8%) responden.
2. Berdasarkan penelitian sebagian besar ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum berdasarkan umur ibu yaitu pada 20-35 tahun sebanyak 117
(84,2%) responden. Berdasarkan paritas yaitu pada prmipara sebanyak 82
(59%) responden. Berdasarkan usia kehamilan yaitu pada usia kehamilan 1-
15 minggu sebanyak 106 (76,3%) responden.
3. Berdasarkan penelitian sebagian besar ibu yang mengalami hyperemesis
gravidarum tingkat I sebanyak 73 (52,5%) responden yaitu pada umur 20-35
tahun sebanyak 62 (44,6%) responden, pada primigravida sebanyak 47
(33,8%) responden, dan pada usia kehamilan 1–15 minggu 66 (47,5%)
responden.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
64
B. Saran
1. Bagi PRODI Kebidanan D-3 Stikes Jenderal A.Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukkan dalam memberi
informasi dan pengembangan asuhan kebidanan serta menambah referensi
tentang kehamilan khususnya bagi mahasiswa Kebidanan D-3 khususnya
Stikes Jenderal A. Yani Yogyakarta.
2. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan
informasi bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menggunakan
metode yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
BPS Indonesia. 2014. Profil Angka Kematian Ibu DIY tahun 2014: Yogyakarta.
Buku Saku Bidan. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : UNICEF
Hamilton, P, M. 2010. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Ibrahim, K. 2011. Perawatan Kebidanan. Jilid 2. Bandung: Bhratara.
Manuaba IBG. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Kb Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
. 2010. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Misaroh I, Siti. Proverawati, A. 2010. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Mochtar, R. 2010. Sinopsis Obstetri: Obstetric Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC.
Notoadmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Pantiawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pillitteri, A. 2011. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Profil Kesehatan Kota Bantul. 2015. Data Angka Kematian Ibu Kota Bantul
Tahun 2014. Yogyakarta: Dinkes Kota Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Profil Kesehatan Provinsi DIY. 2015. Data AKI DIY tahun 2014. Yogyakarta:
Dinkes DIY.
Proverawati, Siti Asfuah. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saiffudin, A. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salome, H. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis
gravidarum di Puskesmas Tompaso kabupaten Minahasa.
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Prees.
. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Sumai, E. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis
gravidarum di RSUD dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa
ProvinsiSulawesi Utara.
Syarifah, H. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hyperemesis
gravidarum pada ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit Gumawang
Belitang OKU Timur.
Nanny, V. Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Top Related