Download - Status Gizi Pmt

Transcript

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH

MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI

PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

Oleh :

DUMA RATNA SARI NASUTION 060100077

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH

MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI

PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

DUMA RATNA SARI NASUTION NIM : 060100077

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2 0 0 9

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

ABSTRAK

Keadaan gizi kurang pada anak balita akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Pada tahun 2003, diperkirakan 27,5 % balita di Indonesia mengalami gangguan gizi kurang. Hasil Analisis Antropometri Balita pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 menunjukkan prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara adalah 18,2 %. Dalam rangka peningkatan status gizi anak balita gizi kurang di Puskesmas Mandala Medan, dilakukan upaya berupa program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita gizi kurang selama 90 hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi balita gizi kurang setelah mendapat PMT. Metode yang digunakan ialah statistik deskriptif berdesign potong melintang, yakni melakukan pengukuran berat dan tinggi badan, penghitungan usia, serta pengamatan tanda klinis terhadap 10 orang sampel. Keseluruhan sampel merupakan anggota populasi, yakni balita gizi kurang yang telah mendapatkan PMT lengkap di Puskesmas Mandala. Status gizi anak balita ditetntukan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menggunakan baku standar WHO-NCHS yaitu berat badan berdasarkan tinggi badan ditambah tanda klinis. Dilakukan juga wawancara terstruktur dengan ibu balita untuk menanyakan hal-hal yang dapat berkaitan dengan keadaan gizi kurang. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah adanya peningkatan status gizi kurang menjadi gizi baik sebesar 70 %, dan yang tetap gizi kurang sebesar 30 %. Kesimpulan yang dapat diambil adalah didapatkan peningkatan status gizi pada sebagian besar anak-anak balita gizi kurang. Ke depannya diharapkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan terus dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan meraih nilai normal untuk mengejar pertumbuhan dari anak-anak gizi kurang. Kata kunci: gambaran, gizi kurang, pemberian makanan tambahan (PMT), balita

ii i Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

ABSTRACT Mild malnutrition in children underfive years old may influence their growth and development. In 2003, estimated 27,5 % of the children underfive in Indonesia undergo mild malnutrition. From the result of the Children-Underfive Antropometrics Analysis in National Survey of Social and Economics in 2005, the prevalence rate of mild malnutriton in Sumatera Utara was 18,2 %. To increase nutritional status of the children underfive years old who undergo mild malnutrition, Puskesmas Mandala Medan did a programme that called supplemental feeding’s programme (Pemberian Makanan Tambahan = PMT), that was held in 90 days. The aim of this study is to know the nutritional status of those children after they took the supplemental feeding’s programme. This study used descriptive statistics with cross-sectional design. It was not only measured the weight and height, calculated the age, but also inspected the clinical signs of the child and asking about things that may have relation with malnutrition condition to the mother. There are ten samples in this study. All of the samples are the member of the population, i.e. children underfive who took the supplemental feeding’s programme fully from the Puskesmas Mandala. As the Healthy Departement of the Republic of Indonesia did, the nutritional status in this study was determined using WHO-NCHS standard for weight and height plus clinical sign. The study found there was an improvement in nutritional status. The amount of children with mild malnutrition that became normal were 70 %, and the remainder still in mild malnutrition. As the resume, generally there was an improvement in nutritional status from most of the children who undergo mild malnutrition in Puskesmas Mandala. The researcher suggests this programme to be done continually to solve the problem of mild malnutrition and to reach the normal rate for catching-up the growth of the children who undergo the mild malnutrition. Keywords: description, mild nutrition, supplemental feeding’s programme,

children underfive years old

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas selesainya Laporan

Hasil Penelitian yang berjudul Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang

Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Mandala

Medan Tahun 2009 ini.

Laporan Hasil Penelitian merupakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran.

Penulis berterima kasih kepada kedua orang tua Drs. H. Indra Murni Nasution dan

Ir. Hj. Dinar Lubis, yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan bagi

Penulis dalam menyukseskan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Tak Lupa pula

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan Izin Penelitian bagi

Penulis.

3. dr. Alfred C. Satyo, M.Sc., MHPE, Sp.F(K), selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing Penulis dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini.

4. dr. Mega Sari Sitorus, M. Kes, selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada Penulis.

5. dr. H. Edwin Effendi, M. Sc., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan,

yang telah memberikan Izin Penelitian bagi Penulis.

6. Bapak/Ibu Dosen Community Research Program Medical Education Unit FK

USU yang senantiasa membantu dalam proses penulisan laporan hasil

penelitian ini.

7. dr. H. Erwin Hakim Lubis, selaku Kepala Puskesmas Mandala Medan, yang

telah membantu dan mengarahkan Penulis mulai dari survei pendahuluan

sampai tahap pengumpulan data penelitian ini

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

8. Ibu Yusnita Dewi Rambe, selaku Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Mandala,

yang telah membantu Penulis dalam pengumpulan data penelitian ini.

9. Ibu-ibu Kader Posyandu Kelurahan Bantan Timur dan Bandar Selamat

Kecamatan Medan Tembung.

10. Saudara, kerabat, dan teman – teman Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Penulis menyadari bahwa Laporan Hasil Penelitian ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai masukan bagi

penulisan selanjutnya. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2009

Penulis

v

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan…………………………............…………………….........i

Abstrak....................................................................................................................ii

Abstrack.................................................................................................................iii

Kata Pengantar.....................................................................................................iv

Daftar Isi…………………………………………………………………...….....vi

Daftar Tabel………………………………………………………………….......ix

Daftar Gambar......................................................................................................xi

Daftar Lampiran..................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………...…………..…….1

1.1. Latar Belakang……………………………………………….…….....1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………….………....3

1.3. Tujuan Penelitian………………………………………….……….....4

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5

2.1. Status Gizi.............................................................................................5

2.1.1 Definisi Status Gizi......................................................................5

2.1.2 Penilaian Status Gizi....................................................................5

2.1.3 Klasifikasi Status Gizi..................................................................6

2.2. Antropometri.........................................................................................8

2.2.1 Definisi Antropometri..................................................................9

2.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri..............9

2.2.3 Parameter Antropometri.............................................................11

2.2.4 Indeks Antropometri..................................................................11

2.3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita...................................13

Halaman

vi Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

2.3.1 Tujuan PMT Balita.....................................................................13

2.3.2 Sasaran PMT Balita....................................................................13

2.3.3 Proses PMT Balita......................................................................13

2.4. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Pada Gizi Kurang..........16

2.4.1 Lama PMT Pemulihan (PMT-P)................................................16

2.4.2 Bentuk Makanan PMT-P............................................................16

2.4.3 Cara Penyelengaraan PMT-P.....................................................16

2.5. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Gizi Kurang....................17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL................19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian...............................................................19

3.2. Definisi Operasional............................................................................19

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................22

4.1. Rancangan Penelitian..........................................................................22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................22

4.4. Metode Pengambilan Data..................................................................23

4.5. Metode Analisis Data..........................................................................25

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN........................................27

5.1. Hasil Penelitian...................................................................................27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................27

5.1.2. Karakteristik Individu...............................................................28

5.1.3. Status Gizi Balita Menurut Klasifikasi Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Setelah Mendapatkan PMT......................31

5.1.4. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Tinggi Badan

(BB/TB) Setelah Mendapatkan PMT......................................31

vii Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

5.1.5. Status Gizi Balita Berdasarkan Klasifikasi Berat Badan per Umur

(BB/U) Setelah Mendapatkan PMT.............................................31

5.1.6. Gambaran Klinis yang Tampak Pada Balita.................................32

5.1.7. Lamanya ASI dan Pemberian ASI Eksklusif................................32

5.1.8. Distribusi Makanan Balita Sehari-Hari.........................................33

5.1.9. Berat Lahir Balita..........................................................................34

5.1.10. Riwayat Imunisasi Dasar.............................................................35

5.1.11. Lamanya Diare yang Biasa Dialami...........................................35

5.1.12.Tabulasi Silang Imunisasi Balita dengan Status Gizi..................35

5.1.13. Tabulasi Silang Bayi Berat Lahir Rendah dengan Status Gizi...36

5.1.14. Tabulasi Silang ASI Eksklusif dengan Status Gizi.....................37

5.1.15. Tabulasi Silang Lamanya Diare dengan Status Gizi..................37

5.2. Pembahasan.............................................................................................38

5.2.1. Umur Balita Yang Terbanyak Menderita Gizi Kurang.................38

5.2.2. Status gizi Balita Setelah Pemberian Makanan Tambahan...........39

5.2.3. Makanan Balita Yang Biasa Dimakan Sehari-hari.......................41

5.2.4. Riwayat ASI Eksklusif.................................................................42

5.2.5. Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)..................................42

5.2.6. Balita Gizi Kurang dan Riwayat Imunisasi...................................43

5.2.7. Balita Gizi Kurang dan Keadaan Ekonomi...................................43

5.2.8. Balita Gizi Kurang dan Lamanya Diare Yang Biasa Dialami......44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................45

6.1. Kesimpulan........................................................................................45

6.2. Saran...................................................................................................45

6.3. Kesulitan dalam Penelitian.................................................................46

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47

LAMPIRAN

viii Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Status gizi balita se-Indonesia berdasarkan antropometri 2

1.2. Perkembangan prevalensi status gizi balita menurut

berat badan per umur (BB/U) di Provinsi Sumatera

Utara tahun 2000, 2003, dan 2005

3

2.1. Penentuan status gizi anak 8

2.2. Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri 9

2.3. Parameter Pengukuran Antropometri yang Utama 10

5.1. Data kependudukan wilayah kerja Puskesmas Mandala 27

5.2. Distribusi sampel berdasarkan kelurahan 27

5.3. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin 29

5.4. Karakteristik berdasarkan umur sampel 29

5.5. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ayah 30

5.6. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ibu 30

5.7. Distribusi status gizi balita setelah PMT menurut

Depkes RI

31

5.8. Distribusi status gizi balita menurut berat badan per

tinggi badan (BB/TB)

31

5.9. Distribusi status gizi balita menurut berat badan per

umur (BB/U)

32

5.10. Distribusi berdasarkan gambaran klinis yang tampak

pada penderita gizi kurang

32

5.11. Distribusi berdasarkan riwayat lamanya ASI 33

5.12. Distribusi berdasarkan riwayat ASI eksklusif 33

5.13. Distribusi berdasarkan makanan balita sehari-hari 34

5.14. Distribusi berdasarkan berat lahir balita 34

5.15. Distribusi berdasarkan riwayat imunisasi dasar 35

5.16. Distrinusi berdasarkan lamanya diare yang biasa dialami 35

5.17. Tabulasi silang kelengkapan imunisasi dengan status 36

ix Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di

Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

5.18. Tabulasi silang riwayat BBLR dengan status gizi balita

gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas

Mandala Medan tahun 2009

37

5.19. Tabulasi silang riwayat ASI eksklusif dengan status gizi

balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di

Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

37

5.20. Tabulasi silang lamanya diare yang biasa dialami

dengan status gizi balita gizi kurang setelah

mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun

2009

38

x Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Mekanisme pengawasan pertumbuhan anak 12

2 Segitiga epidemiologi 17

3 Konsep roda dalam hubungannya dengan terjadinya

penyakit

18

4 Kerangka konsep penelitian 19

5 Alur penelitian 24

xi Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Formulir Observasi Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang

Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas

Mandala Medan Tahun 2009

Lampiran 3 : Penjelasan Mengenai Penelitian dan Lembar Persetujuan Setelah

Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran USU

Lampiran 5: Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7: Data Induk

Lampiran 8: Output Pengolahan dan Analisa Data Penelitian dengan SPSS versi

13.0

Lampiran 9: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia

0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Lampiran 10: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia

0 -59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Lampiran 11: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut

Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Lampiran 12: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan

Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-

PB)

Lampiran 13: Foto kegiatan Pengukuran Antropometri Balita Gizi Kurang,

Setelah Mendapatkan PMT

Lampiran 14: Pengamatan Lingkungan Sekitar Rumah Subjek

Lampiran 15: Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 16: Lembar Kegiatan Survei Pendahuluan Penelitian

xii Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan sumber daya

manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan

SDM dimulai melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian

utamanya terletak pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan

sampai mencapai dewasa muda (Depkes RI, 2002 dalam Handayani,

Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

Unsur gizi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan SDM

yang berkualitas yaitu manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan

gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.

Gizi kurang pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan

fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dewasa.

Pertumbuhan dapat terganggu karena tidak tercapainya surplus nitrogen.

(Atmojo dan Surjono, 1998 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis,

2008; Barness dan Curran, 2000).

Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting karena anak usia di

bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan

gizi (Suharjo, 2003 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008). Jika

gizi kurang tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan berkembang

menjadi gizi buruk.

Seperti yang dikutip dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2006),

salah satu upaya pemerintah adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

dalam Jaring Pengamanan Sosial-Bagian Kesehatan (JPS-BK). Anggaran

kegiatan PMT dalam APBN cukup besar yaitu 60 % (Atmawikarta, 2006).

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Diharapkan dengan ini terjadi peningkatan status gizi balita yang menderita

gizi kurang.

Pada tahun 2003, diperkirakan 27,5 % balita di Indonesia mengalami

gangguan gizi kurang, dan 8,5 % di antaranya adalah gizi buruk (Depkes RI,

2005). Hasil Analisis Antropometri Balita pada Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) tahun 2005 menunjukkan prevalensi gizi kurang di

Sumatera Utara adalah 18,2 %. Angka ini memang mengalami penurunan

sebesar 0,39 % dari tahun 2003. Tetapi, dibanding dengan kebanyakan

provinsi lainnya di Indonesia, prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara masih

lebih tinggi (Atmarita, 2006). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini.

Tabel 1.1. Status gizi balita se-Indonesia berdasarkan antropometri

Sumber: Atmarita. 2006. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Adapun status gizi balita di Sumatera Utara selama tahun 2000, 2003, dan

2005 ditampilkan dalam tabel 1.2. berikut ini:

Tabel 1.2. Perkembangan prevalensi status gizi balita menurut berat badan per umur (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara tahun 2000, 2003, dan 2005

Status Gizi 2000 (%) 2003 (%) 2005 (%)

Gizi Lebih 4,30 2,51 3,60

Gizi Baik 69,23 73,02 67,30

Gizi Kurang 17,32 18,59 18,20

Gizi Buruk 9,16 12,35 10,50

Sumber: Susenas 2000 & 2003 serta survei FKM & FK USU 2005, dalam Dinkes Sumut, 2006 a. Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010, Dinkes Sumut, Medan, hlm 39.

Gizi kurang tidak terjadi tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan berat badan

balita yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu

merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan,

bayi yang berat badannya tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi kurang

12,6 kali dibandingkan balita yang berat badannya naik terus. Bila frekuensi

berat badan tidak naik lebih sering, maka risiko akan semakin besar (Depkes

RI, 2005).

Kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita berstatus gizi kurang di

Kota Medan juga dilakukan. Seperti di Puskesmas Mandala Kecamatan

Medan Tembung terdapat kasus gizi kurang pada balita dan kegiatan PMT

kepada 10 balita penderitanya.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah status gizi berdasarkan antropometri dan tanda-tanda klinis

pada balita gizi kurang setelah dilakukan pemberian makanan tambahan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Untuk mengetahui status gizi balita penderita gizi kurang setelah

diberikan makanan tambahan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui usia yang paling sering mengalami gizi kurang

di wilayah kerja Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung.

2. Untuk mengetahui tingkat rata-rata status gizi yang dicapai melalui

PMT yang dilakukan oleh Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan

Tembung.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:

1. Peneliti

a. Mengimplementasikan ilmu yang telah didapat ke dalam kehidupan

sosial sekaligus dapat mengetahui status gizi subjek secara langsung

dari data primer.

b. Menambah wawasan peneliti tentang Ilmu Gizi secara khusus dan

Ilmu Kedokteran secara umum.

2. Pasien

Dengan diketahuinya status gizi balita setelah diberikan makanan

tambahan, maka dapat ditentukan tindakan lebih lanjut untuk

meningkatkan/ mempertahankan status gizi menjadi yang lebih baik.

3. Masyarakat

Sebagai sumber informasi dan pertimbangan untuk senantiasa berswadaya

menyukseskan program PMT.

4. Dinas Kesehatan Kota Medan

Data yang disajikan dapat menjadi sumber informasi gambaran

keberhasilan program PMT di Kota Medan.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi

2.1.1. Definisi Status Gizi

Menurut Hammond (2004), status gizi berarti penggolongan suatu

hasil pengukuran ke dalam tingkat kebutuhan gizi fisiologis seseorang.

Sedangkan pengertian lain menyebutkan, status gizi merupakan

ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu,

atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi

dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

Jadi intinya, terdapat suatu variabel yang diukur (misalnya berat badan

dan tinggi badan) yang dapat digolongkan ke dalam kategori gizi

tertentu (misalnya baik, kurang, buruk, dan sebagainya).

Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan

ukuran tubuh, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang

keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi (status gizi). Oleh

karena itu, pertumbuhan merupakan indikator yang baik dari

perkembangan status gizi anak (Depkes RI, 2002 a).

2.1.2. Penilaian Status Gizi

1. Definisi Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan

dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi

populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk

(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

2. Tujuan Penilaian Status Gizi

Tujuan penilaian status gizi menurut Hammond (2004) adalah

untuk:

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

a. Mengidentifikasi individu yang membutuhkan dukungan

nutrisi yang cukup.

b. Mempertahankan status gizi seseorang.

c. Mengidentifikasi penatalaksanaan medis yang sesuai.

d. Memonitor efektivitas intervensi yang telah dilakukan tersebut.

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, Peneliti akan melakukan

penilaian status gizi anak balita gizi kurang yang telah diberi

intervensi berupa pemberian makanan tambahan.

3. Metode dalam Penilaian Status Gizi

Metode dalam penilaian status gizi dibagi ke dalam tiga kelompok,

yaitu secara langsung, tidak langsung, dan dengan melihat variabel

ekologi. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari tes

laboratorium, pemeriksaan tanda-tanda klinis, pemeriksaaan

biofisika dan pengukuran antropometri. Adapun penilaian status gizi

secara tak langsung misalnya dengan menggunakan informasi angka

kematian pada umur tertentu, ataupun angka penyebab kesakitan dan

kematian. Sedangkan pada penilaian variabel ekologi, dilakukan

pengumpulan data lapangan misalnya 24-hour food recall

(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Adapun metode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah

dengan pengukuran antropometri dan pemeriksaan tanda-tanda

klinis.

2.1.3. Klasifikasi Status Gizi

Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku (reference).

Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah Baku

World Health Organization-National Centre for Health Stastics

(WHO-NCHS). Terakhir, berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor

tanggal 19-21 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei 2000,

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku

antropometri di Indonesia (Depkes RI, 2000 dalam Arisman, 2004).

Menurut WHO, data berat dan tinggi badan yang dikumpulkan oleh

United States - National Centre for Health Stastics merupakan pilihan

terbaik baku rujukan (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia membuat rujukan

penilaian status gizi anak balita yang terpisah antara anak laki-laki dan

perempuan. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan di atas.

Kriteria jenis kelamin inilah yang membedakan baku WHO-NCHS

dengan Baku Harvard yang sebelumnya digunakan. Adapun baku

WHO 2005 belum digunakan di Indonesia sebagai rujukan pengganti

baku WHO-NCHS (Sudiman, 2006).

Penggolongan status gizi pada tabel indeks berat badan menurut umur

dan berat badan menurut tinggi badan didasarkan kepada deviasi

standar (DS). Dari indeks berat badan menurut umur (BB/U), status

gizi dapat digolongkan menjadi empat kelas yaitu gizi buruk (BB/U <

-3 DS), gizi kurang (- 3 DS <BB/U< -2 DS), gizi baik (-2 DS <BB/U<

+2 DS), dan gizi lebih (BB/U > +2 DS).

Status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB) juga dibagi menjadi empat kelas, yaitu kurus sekali ( BB/TB

< -3 DS), kurus ( - 3 DS <BB/TB< -2 DS), normal (2 DS <BB/TB<+2

DS), dan gemuk ( BB/TB > +2 DS).

Untuk melakukan pengawasan pertumbuhan anak, dapat didahului

dengan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Bila pada KMS

tersebut didapati BB/U < -3 deviasi standar (DS) ataupun < 60 %

median NCHS (atau di bawah garis merah), maka ditentukan status

gizinya melalui indeks BB/TB. Jika BB/TB < -3 DS (< 70 % median

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

NCHS), ditambah dengan tanda klinis yang sesuai, maka status gizi

anak tersebut adalah buruk.

Berikut ini akan disajikan Tabel 2.1. tentang cara penentuan status gizi

anak dan Lampiran 8- Lampiran 11 tentang baku rujukan penentuan

status gizi anak menurut BB/U dan BB/TB.

Tabel 2.1. Penentuan status gizi anak

Status Gizi Klinis Antropometri

(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Tampak sangat kurus dan atau

edema pada kedua punggung kaki

sampai seluruh tubuh.

< -3 DS

Gizi Kurang Tampak Kurus ≥ -3 DS - <-2

DS

Gizi Baik Tampak Sehat -2 DS - + 2

DS

Gizi Lebih Tampak Gemuk > +2 DS

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk I, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hlm.2. BB/TB-PB=Berat badan menurut tinggi (panjang) badan

2.2. Antropometri

2.2.1. Definisi Antropometri

Antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi dan komposisi

tubuh (Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Ada dua hal yang terkandung

di dalam antropometri yaitu perolehan pengukuran fisik dan

hubungannya dengan standar yang menyatakan tumbuh kembang

individu tersebut (Hammond, 2004). Evaluasi adanya gizi lebih

ataupun kurang serta untuk memonitor efek dari intervensi gizi dapat

dilakukan melalui pengukuran antropometri.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

2.2.2. Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri

Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri dapat dilihat pada

Tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri Kelebihan Keterbatasan

Relatif murah.

Membutuhkan data referensi yang

relevan

Cepat, sehingga dapat

dilakukan pada populasi

yang besar

Kesalahan yang muncul, seperti

kesalahan pada peralatan (belum

dikalibrasi) dan kesalahan pada

observer (kesalahan pengukuran

dan pencatatan)

Objektif Hanya mendapatkan data

pertumbuhan, obesitas, malnutrisi

karena kurang energi dan protein.

Gradabel, artinya dapat

dirangking

Tidak mendapatkan informasi

mengenai defisiensi zat gizi mikro

Tidak menimbulkan rasa

sakit pada responden

Sumber: Rangkuman Jellife DB & Jellife EFP, 1989. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press dalam Syafiq, A et al, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Rajagrafindo, Jakarta. Hlm 265.

Berdasarkan kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri serta

adanya faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan, maka Peneliti

memakai pengukuran antropometri. Faktor-faktor lain tersebut adalah

tujuan pengukuran, yaitu melihat fisik anak balita; unit sampel yang

diukur, yaitu kelompok masyarakat rawan gizi; ketersediaan fasilitas

peralatan, tenaga, waktu dan dana (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

2.2.3. Parameter Antropometri

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Parameter antropometri merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia

(Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002). Parameter yang didapat sangat

dipengaruhi oleh berat lahir, etnis, faktor keluarga, dan lingkungan.

Parameter antropometri terdiri dari tinggi atau panjang badan; berat

badan; lingkar kepala; ketebalan kulit, baik pinggang maupun lengan

atas; lingkar lengan atas; dan lingkar betis (Hammond, 2004).

Di antara parameter antropometri yang telah disebutkan sebelumnya,

ada beberapa parameter antropometri yang utama. Pengukuran tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut ini.

Tabel 2.3. Parameter antropometri yang utama Parameter

Pengukuran

Komponen Jaringan Utama yang

Diukur

stature/tinggi

badan

kepala, os. vertebralis,

os. sacralis, ekstremitas

bawah

Tulang

berat badan seluruh tubuh seluruh jaringan:

khususnya lemak, otot,

tulang, dan air

lingkar

lengan

lemak bawah kulit lemak (lebih sering

digunakan secara teknik

di negara maju)

otot, tulang otot (secara teknik lebih

sedikit digunakan di

negara maju)

lipatan

lemak

lemak bawah kulit, kulit lemak

Sumber: Jellife DB & Jellife EFP, 1989. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press dalam Syafiq, A et al, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Rajagrafindo, Jakarta. Hlm 265.

2.2.4. Indeks Antropometri

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Indeks antropometri merupakan kombinasi dari beberapa parameter.

Menurut Khomsan (2008), standar acuan gizi balita adalah berat badan

menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan

tinggi badan menurut umur (TB/U). Sedangkan menurut Waterlow

(1973) dalam Notoatmodjo (2006), pengukuran status gizi pada saat

sekarang ini menggunakan ukuran BB/TB. Ukuran TB/U hanya cocok

untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu. Hasil penelitian lain

menyimpulkan bahwa ukuran berat badan per umur kurang mampu

membedakan malnutrisi akut dengan kronik (Thowbridge, 1970 dalam

Notoatmodjo, 2006).

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2007) menggunakan BB/U

sebagai penyaring status gizi buruk dan BB/TB sebagai penentu status

gizi anak. Dengan alasan yang hampir sama yaitu perubahan berat badan

menunjukkan gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat. Ini dapat

diakibatkan oleh penurunan nafsu makan, sakit (misalnya diare),

ataupun kurang cukupnya makan. Adapun hambatan pertambahan tinggi

badan menunjukkan gangguan pertumbuhan dalam waktu yang lama

(Depkes RI, 2002 a). Hal ini seperti dituliskan pada Gambar 1 berikut

ini.

Timbang anak

Isi KMS

Bila BB/U >60% atau >-3 DS <-2 DS

ANAK : BB KURANG (kecuali ada edema

Gizi Buruk

Bila BB/U < 60% atau < -3 DS

Tentukan status gizi dengan BB/TB

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Gambar 1. Mekanisme pengawasan pertumbuhan anak

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2007. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk I, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Medan. Hlm.18. BB/U= berat badan menurut umur, BB/TB= berat badan menurut tinggi badan, DS= Deviasi Standar, NCHS= National Centre for Health Statistics.

Berdasarkan rujukan tersebut, maka acuan yang dipakai pada penelitian

ini adalah BB/U dan BB/TB anak balita gizi kurang yang menerima

PMT.

2.3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita

2.3.1. Tujuan PMT Balita

Tujuan dari program PMT adalah mempertahankan dan

meningkatkan status gizi balita dari keluarga miskin.

2.3.2. Sasaran PMT Balita

Menurut Depkes RI (1999) di dalam Handayani, Mulasari, dan

Nurdianis (2008), sasaran PMT Balita adalah balita berusia 12-59

bulan dengan BB/U di bawah garis merah (BGM) pada KMS dan

berasal dari keluarga miskin (GAKIN). BGM pada balita GAKIN

tersebut didapatkan dari data sekunder Pemantauan Status Gizi

(PSG), laporan bulanan Puskesmas, dan register balita di

Posyandu. Untuk PMT berupa makanan pendamping ASI (MP-

ASI) sasarannya adalah bayi dan anak usia 6-24 bulan dari

keluarga miskin (Dinkes Sumut, 2006 b).

Bila BB/TB ≥ 70% median NCHS atau ≥ -3

DS SKOR Z

Bila BB/TB < 70% median NCHS atau

< -3 DS SKOR Z

ANAK : GIZI BURUK (sangat kurus)

ANAK : KURUS atau GIZI KURANG

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Sedangkan yang dimaksud dengan BB/U di bawah garis merah

meliputi balita kurang energi dan protein berat (gizi buruk) serta

kurang energi dan protein sedang. Keduanya hanya dapat

dibedakan melalui penentuan status gizi dengan tabel BB/TB

(Dinkes Sumut, 2000; Depkes RI, 2002 a).

2.3.3. Proses PMT Balita

Seperti yang dikutip dari Handayani, Mulasari, dan Nurdianis

(2008), proses PMT terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan, yang harus disesuaikan dengan

petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang

Kesehatan (JPS-BK) bagi Puskesmas.

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan penentuan balita sasaran

PMT dan penentuan jadwal pendistribusian program PMT

Balita.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan meliputi penentuan jenis makanan,

pembelian bahan makan dan pemberian paket PMT kepada

sasaran. Salah satu bentuk PMT Balita adalah MP-ASI

(Depkes RI, 2002 b ).

3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian

Pada proses ini dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan

mengisi register yang telah ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis MP-ASI

Lokal Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2006 b), untuk

PMT Balita dalam bentuk MP-ASI terdiri dari Untuk

melaksanakan proses tersebut diperlukan juga unsur lain berupa:

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

1. Tenaga

Tenaga adalah orang yang bertanggung jawab dan

mengkoordinir program PMT Balita sasaran di wilayah kerja

Puskesmas. Tenaga berupa Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di

Puskesmas dan bidan di desa, yang bertugas melaksanakan

pembinaan teknis di lapangan (Depkes RI, 1999 dalam

Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

2. Dana

Menurut Hasibuan (2003) dalam Handayani, Mulasari, dan

Nurdianis (2008) besarnya biaya untuk pengadaan paket PMT

Balita tergantung dari jumlah sasaran penerima program.

Menurut Handayani, Mulasari, dan Nurdianis (2008) sumber

dana didapatkan dari Pemerintah Daerah atau dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

3. Sarana

Kartu pencatatan dan formulir pelaporan merupakan sarana

untuk pemantauan yang sangat penting (Hasibuan, 2003 dalam

Handayani, Mulasari, 2008). Selain itu diperlukan juga KMS

dan timbangan (Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

4. Bahan

Bahan paket berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur, dan

multivitamin. Isi paket harus berkualitas baik. Bahan paket

makanan yang bisa dibawa pulang adalah beras, telur, gula,

dan kacang-kacangan (Depkes RI, 1999 dalam Handayani,

Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis dua jenis

yaitu MP-ASI hasil pengolahan pabrik (MP-ASI pabrikan) dan

MP-ASI yang diolah di rumah tangga (MP-ASI dapur ibu).

5. Metode

Metode berarti cara penyelengaraan pemberian paket PMT

Balita kepada sasaran program (Handayani, Mulasari, dan

Nurdianis, 2008).

2.4. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Gizi

Kurang

PMT merupakan bagian penatalaksanaan balita gizi kurang. PMT ini

disebut PMT pemulihan (PMT-P). PMT-P dilaksanakan oleh Pusat

Pemulihan Gizi (PPG) di Posyandu dan secara terus menerus di rumah

tangga. Keseluruhannya berjumlah 90 hari.

2.4.1. Lama PMT-P

Pemberian PMT-P diberikan setiap hari kepada anak selama tiga

bulan (90 hari)

2.4.2. Bentuk Makanan PMT-P

Makanan yang diberikan berupa:

1. Kudapan (makanan kecil), yang dibuat dari bahan makanan

setempat (lokal)

2. Bahan makanan mentah berupa tepung beras, tepung susu, gula,

minyak, kacang-kacangan, sayur, telur, dan lauk-pauk lainnya.

3. Contoh paket bahan makanan tambahan pemulihan (PMT-P)

yang dibawa pulang.

2.4.3. Cara Penyelenggaraan

1. Makanan kudapan diberikan setiap hari di PPG, atau

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

2. Seminggu sekali kader mendemonstrasikan pembuatan MP-ASI

makanan anak, dan membagikan makanan tersebut kepada balita

gizi kurang, selanjutnya kader membagikan paket bahan

makanan mentah untuk kebutuhan enam hari (Dinkes Sumut,

2000).

Bentuk lain dari PMT untuk balita adalah PMT penyuluhan. PMT

penyuluhan diberikan bagi balita yang berat badannya tidak naik

pada satu kali penimbangan Posyandu (Depkes RI, 2000).

2.5. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Gizi Kurang

Menurut Segitiga Epidemiologi, ada hubungan antara penyebab penyakit,

host dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Induk Semang (host)

Penyebab penyakit (agent) lingkungan (environment) Gambar 2. Segitiga epidemiologi Sumber: Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Berbeda dengan segitiga epidemiologi, konsep roda tidak begitu menekankan

pada agen tetapi lebih kepada hubungan manusia dengan lingkungan

hidupnya. Lingkungan sosial lebih besar pengaruhnya dibanding manusia itu

sendiri, sedangkan faktor manusia lebih besar pengaruhnya dibanding inti

genetik. (Notoatmodjo, 2003).

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

sosial

Host

Gene-tik

Lingk. Biologis

Gambar 3. Konsep roda (lingk.= lingkungan) Sumber: Soekidjo Notoatmodjo. 2003.

Lingk. Fisik

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Status Gizi

Adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam variabel tertentu,

atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi dalam

bentuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

3.2.2. Gizi Kurang

Adalah kondisi di mana berat badan menurut tinggi (panjang) badan

(BB/TB-PB) ≥ -3 DS - < -2 DS dengan tanda klinis tampak kurus (Dinkes

Sumut, 2007).

Pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita gizi kurang

Status gizi balita setelah PMT

- Riwayat ASI Eksklusif - Bayi Berat Lahir Rendah - Riwayat Imunisasi - Lamanya diare yang biasa dialami - Makanan sehari-hari

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

3.2.3. Gizi Buruk

Adalah kondisi di mana BB/TB-PB < -3 DS dengan tanda klinis sangat

kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh

(Dinkes Sumut, 2007).

3.2.4. Gizi Baik

Adalah kondisi di mana BB/TB-PB -2 DS - +2 DS dengan klinis tampak

sehat (Dinkes Sumut, 2007).

3.2.5. Gizi Lebih

Adalah kondisi di mana BB/TB-PB > +2 DS dengan klinis tampak

gemuk (Dinkes Sumut, 2007).

3.2.6. Anak Balita

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) anak balita

adalah anak berusia di bawah 5 tahun (0-59 bulan).

3.2.7. Pemberian Makanan Tambahan

Pemberian makanan tambahan yang dimaksud di sini adalah untuk

pemulihan Kurang Energi dan Protein (KEP), lamanya 90 hari, dapat

dilaksanakan di Pusat Pelayanan Gizi dan atau di rumah tangga, dengan

bentuk makanan berupa kudapan; bahan makanan mentah; dan bahan

makanan contoh; yang dapat dibawa pulang (Depkes RI, 2000).

3.2.8. Kurang Energi Protein (KEP) / Kurang Kalori Protein (KKP)

Adalah bila berat badan balita di bawah normal bila dibandingkan dengan

rujukan (WHO -NCHS). KEP dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Gizi kurang yaitu bila BB/U ≥-3 DS - < -2 DS, dan

2. Gizi buruk yaitu bila BB/U < -3 DS (Depkes RI, 2005).

3.2.9. ASI Eksklusif

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Adalah pemberian air susu ibu saja tanpa disertai bahan makanan lain

sampai dengan usia bayi mencapai 6 bulan ( Dinkes Sumut, 2006).

3.2.10. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dan di atas 1500

gram. (Depkes RI, 2008).

3.2.11. Imunisasi

Yang dimaksud imuniasi di sini adalah stimulasi sistem imun untuk

membentuk pertahanan secara aktif. Imunisasi yang dinilai pada

penelitian ini adalah kelengkapan mendapatkan kelima imunisasi dasar

yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak.

3.2.12. Lamanya Diare yang Biasa Dialami

Diare adalah frekuensi pengeluaran dan kekentalan feses yang abnormal

(Dorland, 2005). Jika diare kurang dari 14 hari, maka disebut sebagai

diare akut (jangka pendek), sedangkan jika lamanya diare lebih dari 14

hari, maka disebut diare kronis / persisten (Pickering dan Snyder,

2000).

3.2.13. Makanan yang biasa dimakan

Adalah makanan yang selalu dikonsumsi oleh balita sehari-hari.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah potong-melintang (cross-sectional) untuk

mengetahui gambaran status gizi balita gizi kurang setelah diberi makanan

tambahan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandala, yakni

Kelurahan Bantan Timur dan Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan

Medan Tembung, Kota Medan.

Puskesmas ini dipilih karena terdapat kasus gizi kurang dan kegiatan

PMT Balita terhadap penderita gizi kurang tersebut.

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yakni sejak Mei hingga Juli

2009. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil observasi yang

lengkap. Artinya, Peneliti berusaha untuk mengunjungi setiap sampel

penelitian sampai didapatkan data hasil yang diinginkan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua balita gizi kurang yang

mendapatkan program PMT tiga kali untuk kebutuhan selama 90

hari, yang diberikan oleh Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan

Tembung, pada tahun 2009.

4.3.2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

1. Kriteria Inklusi

a. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

b. Berusia di bawah lima tahun (0-59 bulan).

c. Menderita gizi kurang sebelum PMT dan mendapatkan PMT

pemulihan secara lengkap.

2 Kriteria Eksklusi

Tidak bersedia mengikuti penelitian (menolak menandatangani

Informed Consent).

4.3.3. Sampel Penelitian

Dari data Puskesmas Mandala (2008), terdapat 10 orang balita yang

menderita gizi kurang dan diberikan PMT. Jadi, populasi balita

tersebut sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini. Hal ini dapat

dibuktikan dengan rumus perhitungan besar sampel menurut jumlah

populasi < 10.000 yang diutarakan oleh Notoatmodjo (2005):

N

1+N (d2)

Dimana n = besar sampel minimum

N= populasi

d= tingkat kepercayaan, biasanya dipakai 0,05;

maka untuk penelitian ini besar sampel minimumnya:

n= 10

1+ 10 (0,052)

n = 9,75 ≈ 10 orang balita.

Karena anggota sampel adalah seluruh anggota populasi, maka tidak

akan dilakukan teknik sampling pada penelitian ini (Budiarto, 2003).

4.4. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian diawali dengan survei pendahuluan. Kegiatan

selama penelitian dapat dilihat pada gambar 5

n =

n =

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

berikut.

Gambar 5. Alur penelitian

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

4.4.1. Penghitungan Umur Balita

Menurut Depkes RI (2005) menghitung umur balita perlu ditentukan

tanggal, bulan, dan tahun pada waktu balita ditimbang. Kemudian dikurangi

dengan tanggal, bulan, dan tahun balita waktu lahir lalu, didapatkan umur

balita dari selisih angka-angka keduanya.

4.4.2. Pengukuran Berat Badan

Berat badan bayi diukur dengan baby scale (timbangan bayi), sedangkan

untuk balita yang telah dapat berdiri digunakan timbangan injak.

4.4.3. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan balita yang telah dapat berdiri digunakan

microtoise, sedangkan balita yang belum dapat berdiri digunakan papan

pengukur (Depkes RI, 2005).

4.4.4. Pemeriksaan Tanda – Tanda Klinis

Tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan status gizi adalah sebagai

berikut (Dinkes Sumut, 2007):

1. Gizi buruk : Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung

kaki sampai seluruh tubuh.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005)

edema punggung kaki adalah jika punggung kaki ditekan selama

beberapa detik, maka timbul cekungan hasil penekanan.

2. Gizi Kurang : Tampak kurus

3. Gizi Baik : Tampak Sehat

4. Gizi Lebih : Tampak Gemuk

4.5. Metode Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan software computer

Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 13.0. semua pertanyaan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

yang berhubungan dengan keadaan gizi kurang dikutip dari Anamnesis dan

Pemeriksaan Fisik Kurang Kalori dan Protein pada Anak, yang dikeluarkan

oleh WHO sebagai pegangan untuk dokter dan tenaga kesehatan senior,

sehingga sudah diyakini validitas dan reliabilitasnya (Arisman, 2007). Jenis

statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan analisis sederhana

menggunakan distribusi frekuensi. Tujuan analisis ini adalah untuk

mengetahui gambaran keberhasilan program PMT di Puskesmas Mandala

dari ukuran terpusat (central tendention) status gizi balita yang mengalami

peningkatan (Notoatmodjo, 2005).

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandala

yang mencakup dua kelurahan dari empat kelurahan yang

dibawahi Puskesmas Mandala dengan data kependudukan sebagai

berikut.

Tabel 5.1. Data kependudukan wilayah kerja Puskesmas Mandala Kelurahan Lingkungan Jumlah Kepala

Keluarga

Jumlah

Penduduk

Bandar

Selamat

12 3.832 19.195

Bantan 14 6.144 30.620

Bantan

Timur

16 3.296 16.388

Tembung 6 2.074 10.192

Sumber: Puskesmas Mandala, Juli 2009

Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan yaitu Bandar Selamat

dan Bantan Timur. Kedua kelurahan inilah yang memiliki balita

gizi kurang dengan jumlah masing-masing sebagai berikut.

Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan kelurahan No. Alamat Kelurahan %

1 Jalan Bersama 35 Bandar Selamat

10

2 Jalan Letda Sujono 106 Bandar Selamat

10

3 Jalan Letda Sujono Gg Apas 13

Bandar Selamat

10

4 Jalan Letda Sujono Gg Lombok

Bandar Selamat

20

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

5 Jalan Pukat I Gg Persaudaraan 2

Bantan Timur 10

6 Jalan Pukat I Gg Sekolah 35 Bantan Timur 10

7 Jalan Pukat I Gg Syukur 8 Bantan Timur 10

8 Jalan Pukat V Gg Nangka 18 C Bantan Timur 20

Jumlah 100

Berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan pada wilayah

penelitian, tampak jalan menuju rumah sampel berupa gang yang

becek dan drainase yang tidak teratur (dapat dilihat lampiran 11).

Selain itu, keadaan rumah tidak memenuhi syarat rumah sehat

seperti penerangan yang cukup. Dapat ditemui lebih dari satu

keluarga yang tinggal dalam satu rumah sewa.

Setiap lingkungan di mana sampel berada memiliki posyandu

dengan kader-kadernya.

5.1.2. Karakteristik Individu

Beberapa karakteristik yang dapat diamati adalah jenis kelamin,

umur, pekerjaan orang tua, alamat, berat badan, tinggi badan,

tanda klinis, status gizi berdasarkan berat dan umur, status gizi

menurut berat dan tinggi badan, status gizi menurut depkes,

riwayat pemberian ASI, riwayat BBLR, riwayat imunisasi,

makanan yang biasa dimakan, lamanya diare yang biasa dialami.

1. Jenis kelamin sampel

Dari hasil penelitian, didapatkan 7 orang (70 %) sampel penelitian

berjenis kelamin perempuan sedangkan 3 orang sisanya (30 %)

berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

berikut ini.

Tabel 5.3. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Jenis Kelamin n %

laki-laki 3 30

Perempuan 7 70

Total 10 100

2. Karakteristik berdasarkan umur sampel

Pada tabel 5.4. dapat dilihat bahwa umur yang paling sering

menderita gizi kurang adalah usia 54 bulan sebanyak 2 orang (20

%). Usia tertua 57 bulan, sedangkan yang termuda 24 bulan. Rata-

rata usia balita yang menderita gizi kurang adalah 35,2 bulan.

Tabel 5.4. Karakteristik berdasarkan umur balita

Umur (bulan) n % n x i

24 1 10 24

27 1 10 27

30 1 10 30

33 1 10 33

36 1 10 36

43 1 10 43

48 1 10 48

54 2 20 108

57 1 10 57

Total 100 100 352

Rata-rata umur balita 35,2 bulan

3. Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan ayah

Mayoritas pekerjaan orang tua laki-laki yang didapat pada

sampel balita gizi kurang di Puskesmas Mandala adalah penarik

beca mesin (30 %). Adapun jenis mata pencarian yang paling

sedikit ada beberapa jenis yakni penarik beca dayung, karyawan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

toko kain, dan montir serta tidak diketahui (masing-masing 10

%). Tabel 5.5. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ayah

Pekerjaan Ayah n %

penarik beca dayung 1 10

penarik beca mesin 3 30

supir truk 1 10

buruh pasang AC 2 20

Montir 1 10

Karyawan toko kain 1 10

Tidak memberi tahu 1 10

Total 10 100

4. Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan ibu

Dari hasil penelitian didapatkan 8 orang ibu (80 %) tidak bekerja

atau disebut sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 2 orang ibu (20

%) bekerja sebagai pembentu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 5.6. berikut ini.

Tabel 5.6. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ibu Pekerjaan Ibu n %

Ibu Rumah Tangga 8 80

Pembantu Rumah Tangga 2 20

5.1.3. Status gizi balita menurut klasifikasi Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, setelah mendapatkan PMT

Berdasarkan klasifikasi Depkes RI untuk status gizi, 7 orang

balita (70 %) menjadi berstatus gizi baik, sedangkan sisanya

tetap gizi kurang.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.7. Distribusi status gizi balita setelah PMT menurut Depkes RI

Status Gizi n %

Gizi Baik 7 70

Gizi Kurang 3 30

5.1.4. Status gizi balita berdasarkan berat badan per tinggi badan

(BB/TB), setelah mendapatkan PMT

Berdasarkan klasifikasi status gizi menurut berat badan per tinggi

badan, 7 orang balita (70 %) berstatus gizi sehat (normal),

sedangkan 3 orang (30 %) berstatus gizi kurus. Hal ini dapat

digambarkan pada tabel 5.8. berikut ini.

Tabel 5.8. Distribusi status gizi balita menurut berat badan per tinggi badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB n %

Sehat (Normal) 7 70

Kurus 3 30

5.1.5. Status gizi balita berdasarkan klasifikasi berat badan per umur

(BB/U), setelah mendapatkan PMT

Jika memakai klasifikasi status gizi balita berdasarkan BB/U, 6

orang balita (60 %) digolongkan sebagai gizi kurang, sedangkan 4

orang balita (40 %) digolongkan gizi buruk. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 5.9. berikut ini.

Tabel 5.9. Status gizi balita setelah PMT menurut berat badan per umur (BB/U)

Status Gizi BB/U n %

Buruk 4 40

Kurus 6 60

5.1.6. Gambaran klinis yang tampak pada balita

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Dari hasil pengamatan terhadap keadaan klinis yang tampak pada

balita gizi kurang, 7 orang dari mereka (70 %) tampak sehat dan

proporsional, sedangkan 3 orang (30 %) tampak kurus.

Tabel 5.10. Distribusi berdasarkan gambaran klinis yang tampak pada balita penderita gizi kurang

Gambaran klinis n %

Sangat kurus dengan edema pada pungung

kaki atau seluruh tubuh

0 0

kurus 3 30

sehat 7 70

gemuk 0 0

5.1.7. Distribusi berdasarkan lamanya ASI dan pemberian ASI

eksklusif

Dari analisis didapatkan durasi ASI yang paling lama adalah 30

bulan, yakni pada 2 orang sampel (20 %), sedangkan yang paling

singkat adalah 0 bulan pada 1 orang sampel (10 %). Rata-rata

lamanya ASI yang diberikan pada populasi balita gizi kurang

adalah 16,4 bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10. berikut

ini.

Tabel 5.11. Distribusi berdasarkan riwayat lamanya ASI Lamanya ASI (Bulan) n %

0 1 10

2 1 10

9 2 20

12 1 10

24 3 30

30 2 20

Rata-rata lamanya ASI 16,4 bulan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Untuk ASI eksklusif sendiri, pernah didapatkan oleh 8 orang

sampel (80 %). Hal ini seperti yang terlihat pada tabel 5.12.

berikut ini.

Tabel 5.12. Distribusi berdasarkan riwayat ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif n %

Tidak pernah 2 20

Pernah 8 80

Total 10 100

5.1.8. Distribusi makanan balita sehari-hari

Dari tabel 5.13. di bawah ini tampak bahwa kesepuluh balita

memiliki makanan yang beragam. Kombinasi makanan yang

paling sering dikonsumsi setiap hari adalah nasi, ikan, telur

sebanyak 20 %, kombinasi nasi dan sayur 20 %, dan komninasi

nasi, ikan, sayur, dan biskuit sebanyak 20 %. Sedangkan pola

makanan yang lain tersebar merata, masing-masing 10 %. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 5.13.

Tabel 5.13. Distribusi makanan balita sehari-hari

Makanan Balita Sehari-Hari n %

nasi, ikan, telur, biskuit 1 10

nasi, ikan, telur 2 20

nasi, sayur 2 20

nasi, ikan, sayur, lontong 1 10

nasi, sayur, bubur kacang hijau 1 10

nasi, ikan, sayur, bubur kacang hijau,

minyak ikan

1 10

nasi, ikan, sayur, biskuit 2 20

Total 10 100

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

5.1.9. Berat lahir balita

Dari hasil analisis didapatkan berat lahir tertinggi adalah 3200

gram, berat terendah adalah 1900 gram. Rata-rata berat lahir

balita 2690 gram, dan berat lahir yang paling sering adalah 3200

gram dan 3000 gram (masing-masing 20 %). Delapan orang

balita (80 %) memiliki berat lahir normal, sedangkan 2 orang

balita (20 %) beriwayat bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.14. berikut ini.

Tabel 5.14. Berat lahir balita gizi kurang Nomor Sampel Berat Lahir (gram) BBLR

1 3000 Tidak

2 2600 Tidak

3 3200 Tidak

4 2000 Ya

5 1900 Ya

6 2800 Tidak

7 3200 Tidak

8 3000 Tidak

9 2500 Tidak

10 2700 Tidak

Berat lahir rata-

rata 2690

5.1.10. Riwayat imunisasi dasar

Dari hasil analisis 7 orang balita (70 %) memiliki riwayat

imunisasi dasar lengkap, sedangkan 3 orang lainnya (30 %)

status imunisasinya tidak lengkap. Hal ini dapat dilihat pada tabel

5.15 berikut ini.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.15. Distribusi berdasarkan riwayat imunisasi Riwayat Imunisasi n %

Lengkap 7 70

Tidak Lengkap 3 30

5.1.11. Lamanya diare yang biasa dialami

Semua sampel pada penelitian ini mengalami diare akut yakni

diare dengan durasi kurang dari 2 minggu.

Tabel 5.16. Distribusi berdasarkan lamanya diare yang biasa dialami

Lamanya diare n %

< 2 minggu 10 100

> 2 minggu 0 0

5.1.12. Tabulasi silang imunisasi balita dengan status gizi

Dari hasil analisis, didapatkan sebagian besar (70 %) anak balita

yang mendapatkan dengan riwayat imunisasi dasar lengkap

memiliki status gizi yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 5.17.

berikut ini.

Tabel 5.17. Tabulasi silang kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

N

o.

Imunisasi

Dasar

Status Gizi Jumlah

Lebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % n %

1 Lengkap 0 0 7 70 0 0 0 0 7 70

2 Tidak

Lengkap 0 0 0 0 3 30 0 0 3 30

Total 0 0 7 70 3 30 0 0 10 100

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

5.1.13. Tabulasi silang bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan status

gizi

Dari hasil analisis didapatkan bahwa proporsi balita gizi baik

memiliki riwayat berat lahir normal adalah 50 %. Tidak semua anak

dengan gizi kurang setelah PMT memiliki riwayat BBLR. Hal ini

ditunjukkan oleh tabel 5.18 berikut ini.

Tabel 5.18. Tabulasi silang riwayat BBLR dengan status gizi balita

gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala

Medan tahun 2009

N

o. BBLR

Status Gizi Jumlah

Lebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % n %

1 Ya 0 0 2 20 0 0 0 0 2 20

2 Tidak 0 0 5 50 3 30 0 0 3 30

Total 0 0 7 70 3 30 0 0 10 100

5.1.14. Tabulasi silang ASI eksklusif dengan status gizi

Dari hasil analisis didapatkan 5 dari 10 orang balita (50 %) beriwayat

pernah mendapat ASI eksklusif dan memiliki status gizi yang baik,

sedangkan 3 balita (30 %) yang minum ASI eksklusif mendrita gizi

kurang. Dua orang balita (20 %) beriwayat tidak pernah mendapat ASI

eksklusif dan memiliki status gizi baik. Hal ini seperti yang ditunjukkan

oleh tabel 5.19.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.19 Tabulasi silang riwayat ASI ekslusif dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

N

o.

ASI

ekslusif

Status Gizi Jumlah

Lebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % n %

1 Ya 0 0 5 50 3 30 0 0 8 80

2 Tidak 0 0 2 20 0 00 0 0 2 20

Total 0 0 7 70 3 30 0 0 10 100

5.1.15. Tabulasi silang lamanya diare dengan status gizi

Dari hasil analisis didapatkan bahwa keseluruhan balita biasa

mengalami diare dengan durasi kurang dari 2 minggu. Tidak ada

perbedaan lamanya diare yang biasa dialami antara bayi gizi kurang

dengan balita gizi baik setelah PMT. Hal ini dapat dilihat pada tabel

5.20. berikut ini.

Tabel 5.20. Tabulasi silang lamanya diare yang biasa dialami dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

N

o.

Lama

diare

(minggu)

Status Gizi Jumlah

Lebih Baik Kurang Buruk

n % n % n % n % n %

1 < 2 0 0 7 70 3 30 0 0 10 100

2 > 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0 7 70 3 30 0 0 10 100

5.2. Pembahasan

5.2.1. Umur balita yang terbanyak menderita gizi kurang

Dari tabel 5.4. tampak bahwa balita yang paling sering

mengalami gizi kurang (sebelum pemberian PMT) adalah balita

usia 54 bulan. Namun, hal ini dikarenakan ada faktor lain yang

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

menyebabkan usia 54 bulan menjadi yang paling sering

mengalami gizi kurang, yakni kedua anak tersebut saudara

kembar.

Sementara itu, 50 % dari sampel adalah balita di bawah 3 tahun.

Hal ini berbeda dengan data UNICEF (1999, dalam Asta

Qauliyah, 2006) bahwa sepertiga anak yang mengalami kurang

gizi berada di bawah usia 3 tahun. Perbedaan ini bisa disebabkan

oleh jumlah sampel yang lebih sedikit dan keberagaman faktor

lain yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang yang diteliti

pada penelitian ini.

5.2.2. Status gizi balita setelah pemberian makanan tambahan

Kesepuluh sampel yang diteliti merupakan balita yang menerima

dan mengkonsumsi paket PMT secara lengkap. Dari kesepuluh

balita, tujuh orang di antaranya (70 %) telah mencapai status gizi

yang normal, sedangkan tiga orang lainnya (30 %) masih

berstatus gizi kurang.

Dari pengklasifikasian status gizi balita menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, didapatkan hasil yang sama

dengan klasifikasi status gizi balita menurut status gizi balita

menurut berat badan per tinggi badan (tabel 5.8). Hal ini

menunjukkan, klasifikasi ini mempertimbangkan keadaan gizi

pada masa lalu. Jadi, pengklasifikasian menurut BB/TB yang

disarankan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

sangatlah cocok untuk diterapkan sebagai acuan dalam

menentukan status gizi balita.

Klasifikasi status gizi balita menurut berat badan per umur tidak

dapat dijadikan sebagai acuan untuk penentuan, karena akan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

didapati lebih banyak balita dengan gizi kurang bahkan buruk.

Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Supariasa, Bakri, dan

Fajar (2002). Oleh karena itu, sesuai dengan acuan dari

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, acuan untuk

pengukuran status gizi anak balita yang paling baik adalah berat

badan menurut tinggi badan ditambah tanda klinis (Depkes RI,

2005). Hal ini dapat dibuktikan dari tabel 5.7, 5.8 dan 5.9.

Secara umum, hasil yang didapatkan setelah PMT pada

penelitian ini adalah sejalan dengan penelitian sebelumnya.

Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, dan Latifah (2000) meneliti anak

gizi buruk yang diberi makanan tambahan selama 6 bulan di

Klinik Gizi Bogor. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 33,1

% anak tetap berstatus gizi buruk, 63,9 % berstatus gizi kurang,

dan 3 % menjadi gizi baik. Sedangkan Linda (2000) di dalam

Sihadi Sudjasmin, Suhartato, dan Latifah (2000), meneliti anak

kurang energi protein (KEP) di bawah dua tahun (baduta) yang

diberi makanan tambahan melalui kegiatan JPS-BK, selama 90

hari dalam 4 bulan di Puskesmas Samalanga, Aceh Utara.

Hasilnya setelah 4 bulan, 41 % anak KEP tadi menjadi gizi baik.

Muljati (2000) di dalam Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, dan

Latifah (2000), meneliti efek pemberian 20 gram susu skim per

hari pada anak gizi kurang selama 3 bulan di Bogor. Hasilnya,

pada bulan ketiga dapat menaikkan status gizi kurang menjadi

gizi baik sebesar 80,8 %.

Pada penelitian ini, didapatkan peningkatan status gizi setelah 90

hari PMT menjadi normal pada 7 orang balita (70 %).

Dibandingkan dengan penelitian Sihadi dkk (2000), dari

deskripsi hasil penelitian ini menunjukkan PMT pada anak gizi

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

kurang di Puskesmas Mandala lebih berhasil. Secara spesifik,

faktor yang membedakan dua penelitian ini adalah status gizi

awal peserta PMT dan lamanya PMT. Penelitian Sihadi dkk

diikuti oleh peserta dengan keadaan gizi awal buruk dan lama

durasinya ialah 6 bulan. Sedangkan menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, PMT untuk anak gizi kurang

dilaksanakan selama 90 hari (Dinkes Sumut, 2000). Adapun

penelitian Linda (2000) hanya dilakukan pada baduta dan

sayangnya tidak disebutkan apa jenis PMTnya. Sedangkan

penelitian Muljati (2000) meggunakan susu skim 20 gram per

hari selama 3 bulan. Hasil yang diperoleh adalah 80,8 % balita

gizi kurang menjadi balita gizi baik. Sementara pada penelitian

ini, perubahan yang diperoleh adalah 70 % balita gizi kurang

menjadi gizi baik, sedangkan 30 % tetap gizi kurang. Hal ini

tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.

Menurut WHO (1999 dalam Arisman 2007), riwayat imunisasi,

riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR), riwayat ASI ekslusif,

dan diet yang lazim dapat mempengaruhi keadaan gizi kurang,

seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

5.2.3. Makanan balita yang biasa dimakan sehari-hari

Dari tabel 5.13 tampak bahwa tidak satupun diet sehari-hari yang

memenuhi pola empat sehat lima sempurna. Pola makan yang

paling lengkap hanya dicapai oleh 40 % sampel. Hal ini dapat

dimaklumi, status ekonomi yang kurang memadai dapat

mempengaruhi status gizi anak (Sukati, 2000).

Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat kesetimbangan dan

keserasian antara perkembangan fisik dan mental orang tersebut.

Jadi, secara umum keadaan status gizi yang ditunjukkan sesuai

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

dengan pendapat Wiryo (2003) yakni, terdapat kaitan yang erat

antara status gizi dengan konsumsi makanan.

5.2.4. Riwayat ASI eksklusif

Pemberian ASI ekslusif didapati pada 80 % sampel, sisanya, 10 %

tidak diberi ASI sama sekali dan hanya diberi susu kaleng,

sedangkan 10 % lagi diberikan ASI hanya sampai usia 2 bulan.

Jadi, hal ini tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2006) agar senantiasa memberi ASI ekslusif

pada bayi hingga usia 6 bulan. Pada penelitian ini, ibu tidak

memberi ASI ekslusif dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan

ibu tentang kebaikan ASI eksklusif, namun ibu tersebut malah

memberikan susu kaleng dan multivitamin pada anaknya.

Penyebab yang lain dapat dikarenakan ibu terlalu sibuk mengurus

anak-anak yang lain, dan ibu sedang hamil.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa proporsi status gizi

baik tidak secara utama disebabkan oleh riwayat pemberian ASI

eksklusif , karena ada balita yang status gizinya baik dengan

riwayat ASI ekskusif nihil, dan adapula balita yang status gizinya

kurang walaupun diberikan ASI eksklusif (tabel 5.19). Hal ini

dapat disebabkan faktor yang lebih dominan menimbulkan gizi

kurang pada sampel adalah kelengkapan imunisasi dan

kepandaian ibu dalam mengatur pola makan anaknya.

5.2.5. Riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang

dari 2500 gram dan lebih dari 1500 gram (Depkes RI, 2008).

Riwayat BBLR ditemui sebanyak 20 %. Keadaan BBLR pada

kedua sampel ini memang dapat dimaklumi, karena keduanya

lahir kembar dizigotik (Wiknjosastro, 2006). Sedangkan faktor

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BBLR sebagai penyebab keadaan gizi kurang tidak begitu

dominan pada populasi ini, karena 80 % balita gizi kurang ini

memiliki berat lahir normal dengan rata-rata dari 10 balita adalah

2690 gram (IK 95, 455,7). Hal ini berbeda dengan teori yang

diungkapkan para peneliti sebelumnya, bahwa telah jelas bahwa

mereka yang lahir dari status ekonomi rendah biasanya

menghasilkan bayi prematur atau bayi BBLR yang mempunyai

berat badan 300-400 gram lebih rendah dari bayi-bayi yang

dilahirkan dari ibu yang cukup ekonominya (Wiryo, 2002).

Penyebab ketidaksesuaian ini bisa dikarenakan keadaan gizi

kurang muncul karena pola makan yang salah atau anak

mengalami sakit sehingga mempengaruhi berat badannya dan

seterusnya tidak diberikan nutrisi yang adekuat.

5.2.6. Balita gizi kurang dan riwayat imunisasi

Seperti yang dibahas sebelumnya, menurut Notoatmodjo (2003),

adanya riwayat imunisasi yang tidak lengkap dan disertai faktor-

faktor lingkungan mempermudah terjadinya penyakit infeksi pada

anak-anak gizi kurang tersebut. Dari wawancara dengan orang

tua, ternyata, anak-anak yang tetap berstatus gizi kurang

tersebutlah yang riwayat imunisasinya tidak lengkap dan orang

tuanya mengeluhkan bahwa anaknya sering mengalami diare

(walaupun durasinya kurang dari 2 minggu) dan pada saat

dilakukan pengukuran tampak seorang sampel sedang menderita

varisela.

5.2.7. Balita gizi kurang dan keadaan ekonomi

Suatu penyakit timbul akibat beroperasinya berbagai faktor

sehingga dikenal dengan penyebab majemuk (multiple causation

of disease) (Notoatmodjo, 2003). Dari penelitian ini, menetapnya

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

status gizi kurang pada ketiga anak balita tersebut dapat saja tidak

luput dari keadaan sosial mereka yang lebih berat.

5.2.8. Balita gizi kurang dan lamanya diare yang biasa dialami

Dari hasil analisis didapatkan bahwa 100 % balita selalu

mengalami diare akut (kurang dari 2 minggu). Menurut Pickering

and Snyder (2000) jika anak mengalami diare lebih dari 2 minggu

(diare persisten), berarti ada infeksi dari bakteri patogen yang

serius.

Jika kita amati tabel 5.20, tingkat status gizi tidak dipengaruhi

oleh lamanya diare. Hal ini dapat menunjukkan bahwa faktor

lamanya diare tidak begitu berperan pada tingkat status gizi.

Hampir sama pada pembahasan sebelumnya, faktor imunisasilah

yang memiliki pengaruh yang lebih besar pada status gizi balita.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.1.1. Status gizi balita menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

setelah diberikan makanan tambahan selama 90 hari adalah 80 %

berstatus gizi baik dan 20 % tetap berstatus gizi kurang.

6.1.2. Usia yang paling sering mengalami gizi kurang di wilayah kerja

Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung adalah 54 bulan

dengan jenis kelamin tersering adalah perempuan.

6.1.3. Ditemui adanya satunya faktor yang menurut WHO dapat

mempengaruhi status gizi kurang yakni riwayat kelengkapan

imunisasi dasar.

6.2. Saran

6.2.1. Diharapkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan terus dilakukan

untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan meraih nilai normal

untuk mengejar pertumbuhan dari anak-anak gizi kurang.

6.2.2. Sebaiknya dilakukan penyuluhan akan pentingnya pemberian makanan

empat sehat lima sempurna, ASI eksklusif, dan imunisasi.

6.2.3. Untuk masa ke depannya, diharapkan dilakukan penelitian yang

mengidentifikasi faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita di

Kota Medan.

6.2.4. Umur yang khas menderita gizi kurang pada penelitian ini adalah

kurang dari 3 tahun (n = 5), maka perhatian utama harus dicurahkan

pada golongan umur tersebut untuk mencegah gizi kurang.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

6.3. Kesulitan dalam Penelitian

Dalam setiap penelitian tentu ditemukan kesulitan-kesulitan. Jumlah sampel

yang kecil karena hanya 10 orang saja balita yang mengalami gizi kurang dan

mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala, sebaran yang agak luas karena

peneliti harus mendatangi satu-persatu rumah sampel, begitu juga faktor

cuaca, sampel tidak ditempat (karena ibu yang pergi bekerja sehingga

membawa anaknya dan liburan sekolah dari abang atau kakak sampel

sehingga sampel dibawa orang tua pulang kampung) sehingga peneliti harus

mendatangi rumah sampel beberapa kali, dan beberapa balita yang kurang

kooperatif (rewel) dalam pengukuran. Namun, untungnya, orang tua, kepala

lingkungan dan tentu saja pihak Puskesmas dan anggota masyarakat yang

juga kader Posyandu senantiasa berpartisipasi dalam penelitian ini.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Atmarita. 2006. Analisis Antropometri Balita, Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) 1989-2005. Available from:

http://www.gizi.net/.../all-prov-sus 89-05.pdf. [Accesed 1 February

2009].

Atmawikarta, A., 2006. Defining Priority Nutrition Action For Indonesia : Gap

Analysis, Evidence Base, and Recommendation. Expert Discussion.

Makassar. Available from:

http://www.gizi.net/Resume pdf. [Accesed 3 February 2009].

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Barness, L.A., and Curran, J.S., 2000. Nutrisi. In: Behrman, Kliegman, and Arvin,

eds. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1, 15th ed. Jakarta: EGC, 212.

Budiarto, E., 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar,

Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002 a. Pemantauan Pertumbuhan

Balita. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi

Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002 b. Petunjuk Teknis Pengelolaan

Makanan pendamping ASI Program JPS-BK. Direktorat Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat, Proyek Pelayanan Gakin JPS-BK.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Standar Pemantauan

Pertumbuhan Balita. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,

Direktorat Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Tabel Baku Rujukan Penilaian

Status Gizi Anak Perempuan dan Laki-Laki, Usia 0 s.d. 59 Bulan,

Menurut Berat Badan dan Umur. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Available from:

http://www.busung-lapar.blogspot.com/2006/09/tabel/baku-rujukan-

penilaian-status.html. [Accesed 3 March 2009].

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Manajemen Terpadu Balita

Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2000. Pedoman Tata Laksana

Kekurangan Energi – Protein Pada Anak di Puskesmas dan di Rumah

Tangga. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006 a. Pedoman Rencana Aksi

Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010.

Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006 b. Petunjuk Teknis Makanan

Pendamping ASI Lokal. Proyek Perbaikan Gizi Masyarakat.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Buku Bagan Tatalaksana Anak

Gizi Buruk. Buku I. Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

Kliegman, R.M. 1999, Janin dan Bayi neonatus: Pandangan Umum Mortalitas dan

Morbiditas. In: Behrman, Kliegman, R.M, and Arvin. Nelson Ilmu

Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC, 534.

Hammond, K.A., 2004, Dietary and Clinical Assessment. In: Mahan, L.K., and

Stump, S.E., Krause’s Food, Nutrition, and Dietary Therapy. 11th ed.

USA: Saunders, 407-431.

Handayani, L., Mulasari, S.A., and Nurdianis, N. 2008. Evaluasi Program

Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita. Jurnal Manajemen

Pelayanan Kesehatan 11 (01): 21-26. Available from:

http://www.jmpk.online.netfiles03-3.APlinahandayani.pdf. [accesed 4

March 2009].

Hartriyanti, Y., and Triyanti, 2007. Penilaian Status Gizi. In: Syafiq, A., et al, eds.

Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 261-

279.

Khomsan, A., 2008. Mengetahui Status Gizi Balita Anda, Bogor: Institut

Pertanian Bogor. Available from:

http://www.medicastore.com/index.php?mod=artikel&id=247. [accesed

3 March 2009].

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar).

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2006. Pengukuran Status Gizi Masyarakat. Jakarta: Rineka

Cipta. Available from:

http://www.geocities.com/klinikikm/gizi-masyarakat/pengukuran-

gizi.htm. [accesed 3 March 2009].

Pickering and Snyder, 2000. Gastroenteritis. In: Behrman, Kliegman, and Arvin,

eds. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 2, 15th ed. Jakarta: EGC, 889.

Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogjakarta: Nuha

Medika.

Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, and Latifah, T., 2000. Gambaran Perubahan Status

Gizi Anak Balita Gizi Buruk Pengunjung Klinik Gizi Bogor. In:

Suparmanto, S.A.S., et al, eds. Buletin Penelitian Kesehatan Vol 28 No

1-2000. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 392-398.

Sudiman, H., 2006. Perbandingan Status Gizi Balita dengan Indeks Antropometri

berdasar baku rujukan WHO-NCHS dan Baku WHO 2005. In: Soendoro

T., et al, eds. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 34 No. 3-2006. Balai

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta: 129-136.

Sukati. 2000. Nutritional Status Profile of Elementary School Children Receiving

School Feeding Program in Less Developed Village Areas. Buletin

Penelitian Kesehatan, 28 (1) 2000. Available from:

http://www. jkpkbppk-gdl-grey-2000-sukati-1428-pmt-as

Supariasa, I.D.N., Bakri, B., and Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:

EGC.

Tadda, A. Pola Asuh dalam Hubungannya dengan Status Gizi Balita Ditinjau dari

Pekerjaan, Pendapatan, dan Pengeluaran Orang Tua di Daerah

Sulawesi Selatan. Available from

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

http://astaqauliyah.com/2006/12/20/pola-asuh-dalam-hubungannya-

dengan-status-gizi-anak-balita-di-tinjau-dari-pekerjaan-pendapatan-dan-

pengeluaran-orang-tua-di-daerah-sulawesi-selatan/

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Wiryo, H. 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, dan Menyusui dengan

Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lampiran 1: DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Duma Ratna Sari Nasution

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 16 Agustus 1988

Agama : Islam

Alamat : Kompleks BPTD PTPN II Jalan Kesuma Nomor 8

Sampali, Medan 20371

Riwayat Pendidikan : 1. SD Pertiwi Kota Medan, Tamat Tahun 2000

2. SLTP Pertiwi Kota Medan, Tamat Tahun 2003

3. SMA Negeri 3 Kota Medan, Tamat Tahun 2006

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Tahun 2006 – sekarang)

Riwayat Pelatihan : 1.Simposium Dermatology Update 2008 HUT FK USU

ke-56

2. Seminar Pelatihan dan Presentasi Proposal Karya

Tulis Ilmiah, SCORE dan PKPMI FK USU

3. Seminar Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE PEMA FK

USU 2009

Riwayat Organisasi : Standing Committee on Public Health (SCOPH) FK

USU (Sebagai Pengurus tahun 2007-2008, sebagai

Anggota 2008-sekarang)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lampiran 2:

FORMULIR OBSERVASI

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG

SETELAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN

DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

Nama Balita :............................................... Tempat Pemeriksaan:.......................

Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan*) Tanggal Pemeriksaan:......................

Tempat,Tanggal Lahir/Umur:................................................../...........bulan.......hari

Alamat :......................................................................................................................

Nama Orang Tua : a. Ayah :.....................................................................................

b. Ibu :.....................................................................................

Pekerjaan Orang Tua : a. Ayah :...............................................................................

b. Ibu :................................................................................

Riwayat ASI Eksklusif : 0. Tidak 1. Ya

Riwayat BBLR (<2500 gr) : 0. tidak BBLR 1. BBLR

Riwayat Imunisasi : 0. Tidak Lengkap 1. Lengkap

Lamanya Diare yang Biasa Dialami : 0. < 2 minggu 1. >2minggu

Makanan yang biasa dimakan: 1.......................................... 2.................................

3.......................................... 4.................................

Hasil Pengukuran Antropometri : Status Gizi:

Berat Badan :.................. kg a. BB/U: buruk/kurang/baik/lebih*)

Tinggi/Panjang Badan:..........cm b.BB/TB-PB: sangat kurus/kurus/normal/gemuk*)

Tanda-Tanda Klinis**) :

A. Tampak sangat kurus dan atau edema pada

kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.

B. Tampak kurus

C. Tampak sehat Status gizi menurut Depkes RI

D. Tampak gemuk (BB/TB-PB + Klinis):

BURUK-KURANG-BAIK-LEBIH**) *) Dicoret yang tidak perlu. **) Dilingkari salah satu.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lampiran 3: PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

Orang tua / Wali Balita Yth. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul: “GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH

MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009”

yang menyangkut masalah tingkat gizi anak balita (usia di bawah 5 tahun) setelah Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Dari data yang ada, tingginya angka gizi kurang di Provinsi Sumatera Utara dan adanya kasus gizi kurang di Kota Medan melatarbelakangi penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau menilai status gizi anak balita gizi kurang setelah dilakukan PMT oleh Puskesmas. Yang dimaksud dengan gizi kurang adalah bila anak kurus dan memiliki perbandingan berat badan terhadap tinggi (panjang) badan kurang dari nilai standard (-3 DS > - < -2 DS). Gizi lebih adalah bila anak gemuk, dan perbandingan antara berat dan tingginya melebihi normal. Gizi baik adalah bila anak tampak sehat dan perbandingan berat dan tingginya seimbang, sedangkan gizi buruk adalah keadaan yang lebih parah dibandingkan dengan gizi kurang, di mana anak sangat kurus. Orang tua / Wali Balita Yth. Untuk penanggulangan masalah gizi kurang ini agar tidak semakin memburuk, maka Pemerintah melakukan program PMT kepada anak-anak Bapak / Ibu sekalian. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diukur tingkat gizi anak Bapak / Ibu yang dulu pernah mengalami gizi kurang lalu diberikan PMT dari Puskesmas Mandala. Untuk lebih jelasnya, pada anak Bapak / Ibu saat turut serta sebagai subjek penelitian ini secara sukarela, maka akan menjalani prosedur penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti mengisi lembar biodata berdasarkan tanya jawab (wawancara) antara Peneliti dengan Orang tua / Wali subjek.

2. Pengukuran berat badan dilakukan dengan timbangan bayi untuk bayi dan timbangan injak untuk balita yang telah bisa berdiri. Pada penimbangan, seluruh pakaian bayi harus dilepaskan, sedangkan balita yang dapat berdiri cukup memakai pakaian yang ringan. Tujuannya agar hasil penimbangan mendekati berat badan sesungguhnya.

3. Pengukuran panjang badan bagi balita yang belum bisa berdiri posisi balita adalah berbaring di papan pengukur panjang. Pengukuran tinggi badan bagi balita yang bisa berdiri maka posisinya adalah berdiri. Pada pengukuran tinggi (panjang) badan semua bentuk tutup kepala dan alas kaki harus dilepas, agar hasil pengukuran tepat.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

4. Pemeriksaan tanda-tanda klinis dilakukan oleh Peneliti dengan mengamati balita dan melakukan penekanan menggunakan jari telunjuk Peneliti pada punggung kaki subjek selama beberapa detik.

Umumnya, tidak ada risiko yang berbahaya bagi anak Bapak / Ibu sekalian. Namun, bila terjadi hal-hal yang tidak dapat dinginkan selama penelitian ini berlangsung, yang disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini, Bapak / Ibu dapat menghubungi Peneliti : Duma Ratna Sari Nasution (HP 08126314140) untuk mendapat pertolongan. Setiap subjek penelitian ikut serta selama satu kali pengambilan data di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala (Puskesmas / Posyandu / Rumah Subjek). Manfaat penelitian ini bagi balita dan keluarganya adalah diketahuinya status gizi balita setelah PMT, sehingga dapat ditentukan tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan / mempertahankan status gizi menjadi yang lebih baik. Data yang didapatkan dari penelitian ini akan dijamin kerahasiannya. Pada akhir penelitian ini, Peneliti akan memberikan souvenir sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan sukarelawan menjadi subjek penelitian. Demikianlah penjelasan tertulis yang juga disampaikan secara langsung oleh Peneliti. Atas kesediaan Bapak/Ibu memberikan keizinan bagi balitanya menjadi subjek penelitian ini, saya mohon Bapak/Ibu menandatangani Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Mengikuti Penelitian (Informed Consent) berikut ini.

Medan, 2009

Peneliti,

Duma Ratna Sari Nasution

NIM 060100077

Lanjutan Lampiran 3:

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan*) di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin:

Alamat :

Adalah orang tua / wali dari balita:

1. Nama: Umur:

2. Nama: Umur:

3. Nama: Umur:

Setelah mendapatkan penjelasan dari Peneliti dan memahami dengan penuh

kesadaran hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini, maka saya bersedia

untuk mengikutsertakan anak saya dalam penelitian ini. Apabila di kemudian hari

saya mengundurkan diri, maka kepada saya tidak akan dituntut apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, 2009

(......................................................)

*) Bagi yang buta aksara harap membubuhi cap jempol

Lanjutan Lampiran 3: Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran USU

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lampiran 5: Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

i

Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

ii

Keterangan: JK= Jenis Kelamin 1 : Laki-laki 2 : Perempuan Lurah = Kelurahan 1 : Bantan Timur 2 : Bandar Selamat TglLhr= Tanggal Lahir TglUkur= Tanggal Pengukuran UB= Umur Balita UI= Umur Ibu KA= Pekerjaan Ayah 1: Penarik Beca Dayung 2: Penarik Baca Mesin 3: Supir Truk 4: Tukang Reparasi AC 5: Montir 6: Karyawan Toko Kain KI= Pekerjaan Ibu 1: Ibu Rumah Tangga 2: Pekerja Rumah Tangga Diet= makanan yang biasa dimakan 1: nasi, ikan, telur, biskuit 2: nasi, ikan, telur 3:nasi, sayur 4: nasi, ikan, sayur, lontong 5: nasi, sayur, bubur kacang hijau 6: nasi, ikan, sayur, bubur kacang

hijau 7: nasi, ikan, sayur, biskuit

ASI = lamanya pemberian Air Susu Ibu (bulan)

ASIE = Riwayat ASI Eksklusif 0 : tidak 1 : ya BL = Berat lahir (gram) BBLR= Riwayat bayi berat lahir

rendah (BBLR) 0 : tidak 1 : ya Imun= Riwayat imunisasi 0 : tidak 1 : ya Diare= Lamanya diare yang biasa

dialami 0: < 2 minggu 1: > 2 minggu BB= berat badan (kg) TB= tinggi badan (cm) BBU= Status gizi balita berdasarkan

berat badan per umur 1: buruk 2: kurang 3: baik 4: lebih BBTB= Status gizi balita berdasarkan

berat badan per tinggi badan 1: sangat kurus 2: kurus

3: normal 4: gemuk Klin= Tanda klinis yang

tampak dan dengan penekanan punggung kaki

1: tampak sangat kurus, dengan atau tanpa edema pada punggung kaki atau seluruh tubuh

2: tampak kurus 3: tampak sehat 4: tampak gemuk SG= Status gizi menurut

Depkes RI 1: gizi buruk 2: gizi

kurang 3: gizi baik 4: gizi lebih bblklpk= berat lahir bayi

setelah dikelompokkan 1: BBLR (di antara 1500

sampai 2500) 2: tidak BBLR (lebih atau

sama dengan 2500 gram)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

iii

Lampiran 8. Output Pengolahan dan Analisa Data Penelitian dengan SPSS versi 13.0 1.Jenis Kelamin Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid laki-laki 3 30,0 30,0 30,0

perempuan 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics Alamat Balita N Valid 10

Missing 0 2.Alamat Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Bersama 35, Bdr Selamat 1 10,0 10,0 10,0

Letda Sujono 106, Bdr Selamat 1 10,0 10,0 20,0

Letda Sujono Gg Apas 13, Bdr.Selamat 1 10,0 10,0 30,0

Letda Sujono Gg Lombok Bdr Selamat 2 20,0 20,0 50,0

Pukat I Gg Persaudaraan 2 Bantan Timur 1 10,0 10,0 60,0

Pukat I Gg Sekolah 35 Bantan Timur 1 10,0 10,0 70,0

Pukat I Gg Syukur 8 Bantan Timur 1 10,0 10,0 80,0

Pukat V Gg Nangka 18 C Bantan Timur 2 20,0 20,0 100,0

Total 10 100,0 100,0 Statistics N Valid 10

Missing 0 Mean 1,50 Median 1,50 Mode 1(a) Std. Deviation ,527 Minimum 1 Maximum 2

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

iv

Kelurahan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Bantan Timur 5 50,0 50,0 50,0

Bandar Selamat 5 50,0 50,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics Kelurahan Balita N Valid 10

Missing 0 Mean 1,50 Median 1,50 Mode 1(a) Std. Deviation ,527 Minimum 1 Maximum 2

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Statistics Kelurahan Balita N Valid 10

Missing 0 Mean 1,50 Median 1,50 Mode 1(a) Std. Deviation ,527 Minimum 1 Maximum 2

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Kelurahan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Bantan Timur 5 50,0 50,0 50,0

Bandar Selamat 5 50,0 50,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

v

3.Umur Ibu (tahun) N Valid 10

Missing 0 Mean 34,50 Median 35,00 Mode 30(a) Std. Deviation 6,502 Minimum 21 Maximum 43

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Umur Ibu (tahun)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 21 1 10,0 10,0 10,0

30 2 20,0 20,0 30,0 34 1 10,0 10,0 40,0 35 2 20,0 20,0 60,0 37 2 20,0 20,0 80,0 43 2 20,0 20,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 4. Umur Balita (bulan) N Valid 10

Missing 0 Mean 41,10 Median 40,50 Mode 54 Std. Deviation 11,958 Minimum 24 Maximum 57

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

vi

Umur Balita (bulan)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 24 1 10,0 10,0 10,0

27 1 10,0 10,0 20,0 30 1 10,0 10,0 30,0 36 1 10,0 10,0 40,0 38 1 10,0 10,0 50,0 43 1 10,0 10,0 60,0 48 1 10,0 10,0 70,0 54 2 20,0 20,0 90,0 57 1 10,0 10,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 5. Pekerjaan Ayah N Valid 9

Missing 1 Mode 2

Pekerjaan Ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid penarik beca dayung 1 10,0 11,1 11,1

penarik beca mesin 3 30,0 33,3 44,4 supir truk 1 10,0 11,1 55,6 buruh pasang AC 2 20,0 22,2 77,8 montir 1 10,0 11,1 88,9 pedagang kain 1 10,0 11,1 100,0 Total 9 90,0 100,0

Missing System 1 10,0 Total 10 100,0

Statistics 6. Jenis Kelamin Balita N Valid 10

Missing 0 Mode 2

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

vii

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid laki-laki 3 30,0 30,0 30,0 perempuan 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

7. Pekerjaan Ibu N Valid 10

Missing 0 Mode 1

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid ibu rumah tangga 8 80,0 80,0 80,0

pembantu rumah tangga 2 20,0 20,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 8. Makanan Balita Sehari-hari N Valid 10

Missing 0 Mode 2(a)

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Makanan Balita Sehari-hari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid nasi, ikan, telur, biskuit 1 10,0 10,0 10,0

nasi, ikan, telur 2 20,0 20,0 30,0 nasi, sayur 2 20,0 20,0 50,0 nasi, ikan, sayur, lontong 1 10,0 10,0 60,0 nasi, sayur, bubur kacang hijau 1 10,0 10,0 70,0

nasi, ikan, sayur, bubur kacang hijau, minyak ikan 1 10,0 10,0 80,0

nasi, ikan, sayur, biskuit 2 20,0 20,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

viii

9. Riwayat ASI Eksklusif N Valid 10

Missing 0 Mode 1

Riwayat ASI Eksklusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid tidak pernah 2 20,0 20,0 20,0

pernah 8 80,0 80,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 10. Riwayat BBLR N Valid 10

Missing 0 Mode 0

Riwayat BBLR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak BBLR 8 80,0 80,0 80,0

BBLR 2 20,0 20,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 11.Riwayat Imunisasi N Valid 10

Missing 0 Mode 1

Riwayat Imunisasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak Lengkap 3 30,0 30,0 30,0

Lengkap 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 12.Lamanya Diare yang Sering Dialami

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

ix

N Valid 10

Missing 0 Mode 0

Lamanya Diare yang Sering Dialami

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid < 2 minggu 10 100,0 100,0 100,0

Statistics 13.Berat Badan Balita N Valid 10

Missing 0 Mean 9,940 Median 9,750 Mode 9,5 Std. Deviation 1,1037 Minimum 8,4 Maximum 12,6

Berat Badan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 8,4 1 10,0 10,0 10,0

9,2 1 10,0 10,0 20,0 9,5 3 30,0 30,0 50,0 10,0 2 20,0 20,0 70,0 10,2 1 10,0 10,0 80,0 10,5 1 10,0 10,0 90,0 12,6 1 10,0 10,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 14.Tinggi Badan Balita N Valid 10

Missing 0 Mean 85,150 Median 84,500 Mode 78,0(a) Std. Deviation 6,1466 Minimum 78,0

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

x

Maximum 100,0

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Tinggi Badan Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 78,0 1 10,0 10,0 10,0

80,5 1 10,0 10,0 20,0 81,0 1 10,0 10,0 30,0 81,5 1 10,0 10,0 40,0 83,5 1 10,0 10,0 50,0 85,5 1 10,0 10,0 60,0 86,5 1 10,0 10,0 70,0 87,0 1 10,0 10,0 80,0 88,0 1 10,0 10,0 90,0 100,0 1 10,0 10,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 15.Status Gizi Balita Menurut Berat dan Umur N Valid 10

Missing 0 Mode 1(a)

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Status Gizi Balita Menurut Berat dan Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid buruk 5 50,0 50,0 50,0

kurang 5 50,0 50,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 16.Status Gizi Balita Menurut Berat dan Tinggi Badan N Valid 10

Missing 0 Mode 3

Status Gizi Balita Menurut Berat dan Tinggi Badan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xi

Valid kurus 3 30,0 30,0 30,0 normal 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 17.Status Gizi Menurut Depkes RI N Valid 10

Missing 0 Mode 3

Status Gizi Menurut Depkes RI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Gizi Kurang 3 30,0 30,0 30,0

Gizi Baik 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics Status Gizi Menurut Depkes RI N Valid 10

Missing 0 Mode 3

Status Gizi Menurut Depkes RI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Gizi Kurang 3 30,0 30,0 30,0

Gizi Baik 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

Statistics 18.Tanda Klinis yang Tampak N Valid 10

Missing 0 Mode 3

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xii

Tanda Klinis yang Tampak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid kurus 3 30,0 30,0 30,0

sehat 7 70,0 70,0 100,0 Total 10 100,0 100,0

19.

Riwayat Imunisasi * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation

3 0 3

100.0% .0% 100.0%

0 7 7

.0% 100.0% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within RiwayatImunisasiCount% within RiwayatImunisasiCount% within RiwayatImunisasi

Tidak Lengkap

Lengkap

Riwayat Imunisasi

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Gizi MenurutDepkes RI

Total

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xiii

Berat Lahir (gram) * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation

0 1 1

.0% 100.0% 100.0%

0 1 1

.0% 100.0% 100.0%

1 0 1

100.0% .0% 100.0%

1 0 1

100.0% .0% 100.0%

1 0 1

100.0% .0% 100.0%

0 1 1

.0% 100.0% 100.0%

0 2 2

.0% 100.0% 100.0%

0 2 2

.0% 100.0% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)Count% within BeratLahir (gram)

1900

2000

2500

2600

2700

2800

3000

3200

BeratLahir(gram)

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Giz i MenurutDepkes RI

Total

ke lompok berat badan * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation

0 2 2

.0% 100.0% 100.0%

3 5 8

37.5% 62.5% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within kelompokberat badanCount% within kelompokberat badanCount% within kelompokberat badan

1.00

2.00

kelompok beratbadan

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Giz i MenurutDepkes RI

Total

20

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xiv

Lamanya pemberian ASI (bulan) * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation

0 1 1

.0% 100.0% 100.0%

0 1 1

.0% 100.0% 100.0%

1 1 2

50.0% 50.0% 100.0%

1 0 1

100.0% .0% 100.0%

1 2 3

33.3% 66.7% 100.0%

0 2 2

.0% 100.0% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)Count% within Lamanyapemberian ASI (bulan)

0

2

9

12

24

30

LamanyapemberianASI (bulan)

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Gizi MenurutDepkes RI

Total

Riwayat ASI Eksklusif * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation

0 2 2

.0% 100.0% 100.0%

3 5 8

37.5% 62.5% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within RiwayatASI Eksklus ifCount% within RiwayatASI Eksklus ifCount% within RiwayatASI Eksklus if

tidak pernah

pernah

Riwayat ASIEksklusif

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Gizi MenurutDepkes RI

Total

21

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xv

Lamanya Diare yang Sering Dialami * Status Giz i Menurut Depkes RI Crosstabulation

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

3 7 10

30.0% 70.0% 100.0%

Count% within Lamanya Diareyang Sering DialamiCount% within Lamanya Diareyang Sering Dialami

< 2 mingguLamanya Diareyang Sering Dialami

Total

Gizi Kurang Gizi Baik

Status Giz i MenurutDepkes RI

Total

22

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xvi

Lampiran 9: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Umur Gizi Buruk (kg)

Gizi Kurang (kg) Gizi Baik (kg) Gizi Lebih (kg)

0 1.9 2.0 - 2.3 2.4 - 4.2 4.3

1 2.1 2.2 - 2.8 2.9 - 5.5 5.6 2 2.5 2.6 - 3.4 3.5 - 6.7 6.8

3 3.0 3.1 - 4.0 4.1 - 7.6 7.7 4 3.6 3.7 - 4.6 4.7 - 8.4 8.5

5 4.2 4.3 - 5.2 5.3 - 9.1 9.2 6 4.8 4.9 - 5.8 5.9 - 9.7 9.8

7 5.3 5.4 - 6.3 6.4 - 10.2 10.3 8 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.7 10.8

9 6.2 6.3 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3 10 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.6 11.7

11 6.8 6.9 - 7.8 7.9 - 11.9 12.0 12 7.0 7.1 - 8.0 8.1 - 12.3 12.4

13 7.2 7.3 - 8.2 8.3 - 12.6 12.7 14 7.4 7.5 - 8.4 8.5 - 12.9 13.0

15 7.5 7.6 - 8.6 8.7 - 13.1 13.2 16 7.6 7.7 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5

17 7.7 7.8 - 8.9 9.0 - 13.6 13.7 18 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.8 13.9

19 7.9 8.0 - 9.1 9.2 - 14.0 14.1 20 8.0 8.1 - 9.3 9.4 - 14.3 14.4

21 8.2 8.3 - 9.4 9.5 - 14.5 14.6 22 8.3 8.4 - 9.6 9.7 - 14.7 14.8

23 8.4 8.5 - 9.7 9.8 - 14.9 15.0 24 8.9 9.0 - 10.0 10.1 - 15.6 15.7

25 8.9 9.0 - 10.1 10.2 - 15.8 15.9

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xvii

Lampiran 9 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Umur (Bulan)

26

Gizi Buruk (kg) 9.0

Gizi Kurang

(kg) 9.1 - 10.2

Gizi Baik (kg)

10.3 - 16.0

Gizi Lebih (kg)

16.1

27 9.0 9.1 - 10.3 10.4 - 16.2 16.3

28 9.1 9.2 - 10.4 10.5 - 16.5 16.6 29 9.2 9.3 - 10.5 10.6 - 16.7 16.8

30 9.3 9.4 - 10.6 10.7 - 16.9 17.0 31 9.3 9.4 - 10.8 10.9 - 17.1 17.2

32 9.4 9.5 - 10.9 11.0 - 17.3 17.4 33 9.5 9.6 - 11.0 11.1 - 17.5 17.6

34 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.7 17.8 35 9.6 9.7 - 11.2 11.3 - 17.9 18.0

36 9.7 9.8 - 11.3 11.4 - 18.2 18.3 37 9.8 9.9 - 11.4 11.5 - 18.4 18.5

38 9.9 10.0 - 11.6 11.7 - 18.6 18.7 39 10.0 10.1 - 11.7 11.8 - 18.8 18.9

40 10.1 10.2 - 11.8 11.9 - 19.0 19.1 41 10.2 10.3 - 11.9 12.0 - 19.2 19.3

42 10.3 10.4 - 12.0 12.1 - 19.4 19.5 43 10.4 10.5 - 12.2 12.3 - 19.6 19.7

44 10.5 10.6 - 12.3 12.4 - 19.8 19.9 45 10.6 10.7 - 12.4 12.5 - 20.0 20.1

46 10.7 10.8 - 12.5 12.6 - 20.3 20.4 47 10.8 10.9 - 12.7 12.8 - 20.5 20.6

48 10.9 11.0 - 12.8 12.9 - 20.7 20.8 49 11.0 11.1 - 12.9 13.0 - 20.9 21.0

50 11.1 11.2 -13.00 13.1 - 21.1 21.2

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xviii

Lampiran 9 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Umur (Bulan)

51

Gizi Buruk (kg) 11.2

Gizi Kurang

(kg) 11.3 - 13.2

Gizi Baik (kg)

13.3 - 21.3

Gizi Lebih (kg)

21.4

52 11.3 11.4 - 13.3 13.4 - 21.6 21.7

53 11.4 11.5 - 13.4 13.5 - 21.8 21.9 54 11.5 11.6 - 13.6 13.7 - 22.0 22.1

55 11.7 11.8 - 13.7 13.8 - 22.2 22.3 56 11.8 11.9 - 13.8 13.9 - 22.5 22.6

57 11.9 12.0 - 14.0 14.1 - 22.7 22.8 58 12.0 12.1 - 14.1 14.2 - 22.9 23.0

59 12.1 12.2 - 14.2 14.3 - 23.2 23.3 Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xix

Lampiran 10: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Umur (Bulan)

Gizi Buruk (kg)

Gizi Kurang (kg) Gizi Baik (kg) Gizi Lebih

(kg) 0 1.7 1.8 - 2.1 2.2 – 3.9 4.0

1 2.1 2.2 - 2.7 2.8 - 5.0 5.1 2 2.6 2.7 - 3.2 3.3 - 6.0 6.1

3 3.1 3.2 - 3.8 3.9 - 6.9 7.0 4 3.6 3.7 - 4.4 4.5 - 7.6 7.7

5 4.0 4.1 - 4.9 5.0 - 8.3 8.4 6 4.5 4.6 - 5.4 5.5 - 8.9 9.0

7 4.9 5.0 - 5.8 5.9 - 9.5 9.6 8 5.3 5.4 - 6.2 6.3 - 10.0 10.1

9 5.6 5.7 - 6.5 6.6 - 10.4 10.5 10 5.8 5.9 - 6.8 6.9 - 10.8 10.9

11 6.1 6.2 - 7.1 7.2 - 11.2 11.3 12 6.3 6.4 - 7.3 7.4 - 11.5 11.6

13 6.5 6.6 - 7.5 7.6 - 11.8 11.9 14 6.6 6.7 - 7.7 7.8 - 12.1 12.2

15 6.8 6.9 - 7.9 8.0 - 12.3 12.4 16 6.9 7.0 - 8.1 8.2 - 12.5 12.6

17 7.1 7.2 - 8.2 8.3 - 12.8 12.9 18 7.2 7.3 - 8.4 8.5 - 13.0 13.1

19 7.4 7.5 - 8.5 8.6 - 13.2 13.3 20 7.5 7.6 - 8.7 8.8 - 13.4 13.5

21 7.6 7.7 - 8.9 9.0 - 13.7 13.8 22 7.8 7.9 - 9.0 9.1 - 13.9 14.0

23 8.0 8.1 - 9.2 9.3 - 14.1 14.2 24 8.2 8.3 - 9.3 9.4 - 14.5 14.6

25 8.3 8.4 - 9.5 9.6 - 14.8 14.9

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xx

Lampiran 10 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0-59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U)

Umur (Bulan)

26

Gizi Buruk (kg) 8.4

Gizi Kurang (kg)

8.5 - 9.7

Gizi Baik (kg)

9.8 - 15.1

Gizi Lebih (kg) 15.2

27 8.6 8.7 - 9.8 9.9 - 15.5 15.6 28 8.7 8.8 - 10.0 10.1 - 15.8 15.9

29 8.8 8.9 - 10.1 10.2 - 16.0 16.1 30 8.9 9.0 - 10.2 10.3 - 16.3 16.4

31 9.0 9.1 - 10.4 10.5 - 16.6 16.7 32 9.1 9.2 - 10.5 10.6 - 16.9 17.0

33 9.3 9.4 - 10.7 10.8 - 17.1 17.2 34 9.4 9.5 - 10.8 10.9 - 17.4 17.5

35 9.5 9.6 - 10.9 11.0 - 17.7 17.8 36 9.6 9.7 - 11.1 11.2 - 17.9 18.0

37 9.7 9.8 - 11.2 11.3 - 18.2 18.3 38 9.8 9.9 - 11.3 11.4 - 18.4 18.5

39 9.9 10.0 - 11.4 11.5 - 18.6 18.7 40 10.0 10.1 - 11.5 11.6 - 18.9 19.0

41 10.1 10.2 - 11.7 11.8 - 19.1 19.2 42 10.2 10.3 - 11.8 11.9 - 19.3 19.4

43 10.3 10.4 - 11.9 12.0 - 19.5 19.6 44 10.4 10.5 - 12.0 12.1 - 19.7 19.8

45 10.5 10.6 - 12.1 12.2 - 20.0 20.1 46 10.6 10.7 - 12.2 12.3 - 20.2 20.3

47 10.7 10.8 - 12.4 12.5 - 20.4 20.5 48 10.8 10.9 - 12.5 12.6 - 20.6 20.7

49 10.8 10.9 - 12.6 12.7 - 20.8 20.9 50 10.9 11.0 - 12.7 12.8 - 21.0 21.1

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxi

Lampiran 10 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur

(Bulan) 51

Gizi Buruk (kg) 11.0

Gizi Kurang (kg)

11.1 - 12.8

Gizi Baik (kg)

12.9 - 21.2

Gizi Lebih (kg) 21.3

52 11.1 11.2 – 12.9 13.0 – 21.4 21.5 53 11.2 11.3 – 13.0 13.1 – 21.6 21.7

54 11.3 11.4 – 13.1 13.2 – 21.8 21.9 55 11.4 11.5 – 13.2 13.3 – 22.1 22.2

56 11.4 11.5 – 13.3 13.4 – 22.3 22.4 57 11.5 11.6 – 13.4 13.5 – 22.5 22.6

58 11.6 11.7 – 13.5 13.6 – 22.7 22.8 59 11.7 11.8 – 13.6 13.7 – 22.9 23.0

Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxii

Lampiran 11: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxiii

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxiv

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxv

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 2005. Standar Pemantauan

Pertumbuhan Balita, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hlm 37-40.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxvi

Lampiran 12: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxvii

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxviii

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxix

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 2005. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, Jakarta. Hlm 41-44.

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxx

Lampiran 13.

FOTO KEGIATAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI BALITA GIZI KURANG, SETELAH MENDAPATKAN PMT

(A). Seorang balita perempuan (54 bulan) sedang

diukur berat badannya dengan

menggunakan timbangan injak.

Setelah mendapatkan

PMT status gizinya menjadi

normal.

(A)

(B)

(B). Seorang balita

perempuan (33 bulan) sedang

diukur beratnya

dengan menggunakan

timbangan bayi (baby scale)

Sumber: Foto langsung di lapangan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxi

(D)

(E)

(C). Seorang balita perempuan (57 bulan)

sedang diukur tingginya dengan menggunakan

mikrotoise. Setelah mengikut i

PMT, ia memiliki status gizi yang normal.

(C) (D). Seorang balita

perempuan (43 bulan 11 hari) akan diukur panjangnya dengan

menggunakan papan pengukur panjang

badan. Kepala difiksasi oleh tangan

penolong, kedua kaki rapat menapak papan

penggeser. Setelah mengikuti PMT status

gizinya menjadi normal.

(E). Seorang balita laki-laki (36 bulan)

sedang diatur posisinya untuk

pengukuran panjang badan. Ibu diminta membantu fiksasi

kepala balita. Status gizinya tetap gizi

kurang.

Sumber: Foto langsung di lapangan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxii

Lampiran 14:

PENGAMATAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH SUBJEK

(A)

(A). Gang menuju rumah pasien bercampur dengan parit yang tidak teratur sehingga gang menjadi becek, bau, dan kumuh

(B) Rumah subjek yang berada di gang dalam

gang, merupakan rumah sewa yang berdempet-

dempet. Halamannya dipenuhi oleh genangan

air hujan, sehingga becek dan cukup licin. Tampak

ibu salah satu subjek, yang masih berusia 21

tahun, P1G2A0.

(B) Sumber: Foto langsung di lapangan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxiii

(C)

(C) Seorang subjek, yang tetap menderita gizi kurang, sedang digendong oleh ibunya. Rumah mereka terbuat dari tepas, lingkungan sekitar kumuh. Balita tampak apatis.

Sumber: Foto langsung di lapangan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxiv

Lampiran 15: Surat Izin Survei Pendahuluan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxv

Lampiran 16: Lembar Kegiatan Survei Pendahuluan

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

xxxvi

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com