Download - Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Transcript
Page 1: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

1

Page 2: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

2

Page 3: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

SEJARAH PENGHITUNGAN NTP

NTP Pertama dengan Tahun Dasar 1976=100,

Mencakup 4 provinsi (di Jawa) dan 2 Sub

sektor, yaitu Tanaman Bahan Makanan (TBM)

& Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR).

NTP kedua Menggunakan Tahun Dasar

1983=100, Mencakup 4 provinsi (di Jawa) dan

2 Sub sektor, yaitu Tanaman Bahan Makanan

(TBM) & Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR).

3

Page 4: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

NTP ketiga Mengunakan Tahun Dasar 1987=100,

Mencakup 14 Provinsi (4 Provinsi Jawa dan 10

Provinsi luar Jawa) dan 2 Sub sektor, yaitu

Tanaman Bahan Makanan (TBM) & Tanaman

Perkebunan Rakyat (TPR).

NTP keempat Menggunakan Tahun Dasar

1993=100, Mencakup 23 Provinsi (4 Provinsi Jawa

dan 19 Provinsi luar Jawa) dan Sub sektor, yaitu

Tanaman Bahan Makanan & Tanaman Perkebunan

Rakyat.

NTP kelima Menggunakan Tahun Dasar 2007 =

100, Mencakup 32 Provinsi dan 5 Sub sektor,

yaitu Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman

Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan 4

Page 5: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

A. Pengertian Umum

NTP merupakan indikator proxy NTP merupakan indikator proxy

kesejahteraan petanikesejahteraan petani

NTP merupakan perbandingan antara NTP merupakan perbandingan antara

Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It)

dengan Indeks harga yang dibayar dengan Indeks harga yang dibayar

petani (Ib)petani (Ib)

5

Page 6: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

@ Indeks Harga Yang Diterima Petani (It)

Penimbang yang digunakan untuk It adalah

nilai produksi yang dijual petani dari tiap

jenis barang hasil pertanian tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan rakyat,

peternakan, perikanan. Penghitungan

diagram timbangan diperlukan tiga macam

data pokok yaitu :

a. Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman

b. Harga Produsen Pertanian

c. Persentase Marketed Surplus6

Page 7: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Persentase Marketed Surplus

Perbandingan antara nilai produksi yang dijual petani dengan

nilai produksi yang dihasilkan per jenis tanaman pertanian.

Dalam penghitungan nilai produksi yang dijual digunakan

rumus :

NMSi = % MSi x Pi x Qi

dimana:

NMSi = Nilai produksi yang dijual untuk jenis barang i

% MSi = Persentase Market Surplus untuk jenis

barang i

Pi = Harga produsen untuk jenis barang i

Qi = Kuantitas produksi untuk jenis barang i7

Page 8: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

@ Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib)

a. Kelompok Konsumsi Rumah Tangga

b. Kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

- Sub Kelompok Biaya Produksi, Upah dan Lainnya

Penimbang untuk kelompok ini adalah ongkos/biaya yang dikeluarkan oleh petani tetapi tidak termasuk ongkos produksi yang berasal dari produksi sendiri.

- Sub Kelompok Penambahan Barang Modal

Jenis barang yang dicakup pada kelompok ini adalah barang yang penggunaannya tahan lama (durable goods) seperti cangkul, bajak dan lainnya.

Indeks Kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) juga merupakan proxy Inflasi Pedesaan 8

Page 9: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

It Nasional Maret ‘09 (2007=100) = 117,46 ; artinya tingkat harga produk pertanian mengalami kenaikan secara rata-rata hampir 1,17 kali lipat dibanding dgn produk yg sama pada thn 2007.

Ib Nasional Maret `09 (2007=100) = 119,96 ; artinya tingkat harga kebutuhan petani naik 1,19 kali lipat dibanding dgn tingkat harga pd tahun 2007.

9

Page 10: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

B. Arti Angka NTP

NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.

NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

10

Page 11: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

C. Kegunaan dan Manfaat

Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.

Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.

11

Page 12: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.

Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.

12

Page 13: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

D. Ruang lingkup

Cakupan Komoditas:

Sub Sektor Tanaman Pangan seperti: padi, palawija,

Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias & tanaman obat-obatan

Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antara daerah.

13

Page 14: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll).

Sub Sektor Perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya.

Barang/jasa untuk kelompok makanan dan non makanan

Cakupan Wilayah:Wilayah yang dicakup dalam penghitungan NTP meliputi 32 Provinsi kecuali Prov. DKI Jakarta

14

Page 15: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

E. Pengumpulan Data Harga

Dilakukan wawancara langsung dengan menggunakan daftar HP-1A, HP-

1B, HP-2.1, HP-2.2, HP-2.3, HP-2.4 (HP-2.4.1 dan HP-2.4.2), dan HP-2.6

Daftar HP-IA dan HP-IB mencatat harga eceran barang/jasa

kelompok makanan dan bukan makanan untuk keperluan

konsumsi rumah tangga petani. Pencatatan harga dilakukan

setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal 15.

Daftar HP-2.1 mencatat harga produsen yang dihasilkan petani

dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian

sub sektor tanaman pangan. Pencatatan harga dilakukan pada

kecamatan terpilih pada tanggal 15 dengan menanyakan harga

transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 14 pada bulan yang

bersangkutan.

15

Page 16: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Daftar HP-2.2 mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian sub sektor tanaman perkebunan rakyat (tpr). Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih pada tanggal 15 dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 14 pada bulan yang bersangkutan.

Daftar HP-2.3 mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian sub sektor peternakan. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih pada tanggal 15 dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 14 pada bulan yang bersangkutan. 16

Page 17: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Daftar HP-2.4 mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian sub sektor perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih pada tanggal 15 dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 14 pada bulan yang bersangkutan.

Daftar HP-2.6 mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian sub sektor hortikultura. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih pada tanggal 15 dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai dengan 14 pada bulan yang bersangkutan.

17

Page 18: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

F. Pemilihan Sampel (Kecamatan)

Dengan rancangan sampling dua tahap,

yaitu :

Tahap pertama, dari setiap provinsi dipilih

secara purposive bersyarat, dipilih sejumlah

kabupaten yang merupakan daerah sentra

produksi pertanian,

Tahap kedua, dari setiap kabupaten terpilih,

dipilih sejumlah kecamatan yang merupakan

sentra produksi pertanian.

18

Page 19: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

G. Pemilihan Pasar

Pemilihan Pasar di kecamatan terpilih berdasarkan

kriteria :

a. Paling besar di kecamatan tersebut

b. Beraneka ragam barang yang diperdagangkan

c. Kebanyakan masyarakat berbelanja di sana

d. Dapat dijamin kelangsungan (kontinyuitas) pencatatan harganya.

e. Pasar terletak di desa pedesaan.

19

Page 20: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

H. Pemilihan RespondenH. Pemilihan Responden

Responden Harga Konsumen Pedesaan, adalah

Di setiap pasar diwawancarai 3-4 pedagang untuk setiap jenis harga barang yang diperjualbelikan.

Dokter praktek, rumah sakit, tukang pangkas rambut, tukang jahit, sekolah dsb.

Responden Harga Produsen Pertanian adalah Petani yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tinggal di desa pedesaan (kecamatan pedesaan)

Menjual bermacam hasil produksi pertanian

Pencatatan harga terjamin secara kontinyu. 20

Page 21: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

Penghitungan Nilai Tukar Petani

(NTP)

21

Page 22: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Sensus Pertanian 2003 (ST03)

Survei Pertanian /SPNV/SBIdan SPI(perikanan)

Departemen Terkait

SP Tahun Dasar (SPTD)

Survei Harga Pedesaan

Struktur Input PDRB (Ratio Surplus Usaha Pertanian terhadap Total Input)

SURVEI Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT)

Susenas modul

konsumsi & SBH 2007

Proyeksi RT Pertanian 2007

Nilai Produksi pertanian

Ratio Marketed Surplus

P0 (2007)

Ratio BPPBM dan KRT

Nilai BPPBM dan Struktur BPPBM

Nilai KRT per bulan dan Strukturnya

Pembanding Paket komoditas KRT

Bobot Per sub sector/Propinsi/Nasional

Diagram Timbang (IT)

RH (Relatif Harga)

Diagram Timbang (IB)

Indeks Harga yang Diterima petani (IT)

Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

NTP - Persubsektor

propinsi/Nasional - Gabungan propinsi - Gabungan

Nasional -

Skema Penyusunan Diagram Timbang NTP (2007=100)

22

Page 23: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

1. Formula NTP Provinsi per Subsektor

∑PnQo

Iti = ───── × 100 % ∑PoQo

Iti = Indeks Harga Yang diterima Petani Subsektor i Pn = Harga Komoditi pada bulan berjalan Po = Harga Komoditi pada tahun dasar Qo = Kuantum tahun dasar

∑PnQo

Ibi = ─────── × 100 % ∑PoQo

Ibi = Indeks Harga Yang dibayar Petani Subsektor i

Iti

NTPi = ── × 100 % Ibi

NTPi = NTP Subsektor I di suatu Provinsii = Tanaman Pangan, Hotikultura, Perkebunan

Rakyat, Peternakan, Perikanan

23

Page 24: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

2. Formula NTP Provinsi (Gabungan Subsektor)

NTPp = ∑NTPi × wi x 100 %

NTPp = NTP Gabungan Subsektor di suatu Provinsi

NTPi = NTP Subsektor I di suatu Provinsi

Wi = Jumlah Rumah Tangga Subsektor i

di Provinsi

i = Tanaman Pangan, Hortikultura,

Perkebunan Rakyat, Peternakan,

Perikanan 24

Page 25: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

∑ITi Wi

NTPNi = ────── × 100 % ∑IBi Wi

NTPNi = NTP per Subsektor di Indonesia (Nasional)

ITNi = Indeks Harga Yang Diterima Petani per

Subsektor di Indonesia (Nasional)

IBNi = Indeks Harga Yang Dibayar Petani per Subsektor

di Indonesia (Nasional)

Wi = Jumlah Rumah Tangga per Subsektor di suatu Provinsi

i = Provinsi

25

Page 26: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

NTPN = ∑NTPNi x wi x 100 %

NTPN = NTP Nasional

NTPNi = NTP per Subsektor di Indonesia (Nasional)

Wi = Jumlah Rumah Tangga per

Subsektor i di Indonesia (Nasional)

i = Tanaman Pangan, Hortikultura,

Perkebunan Rakyat, Peternakan,

Perikanan26

Page 27: Statistik Harga Pedesaan Subdit Statistik Harga Pedesan Direktorat Statistik Harga

27