1 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
SPESIFIKASI TEKNIS
1. PENDAHULUAN
1.1 Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
1.2 Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
pemilhan bahan dan pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan
berpedoman pada Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) tercantum pada Acuan
Normatif.
1.3 Pedoman ini mencakup pekerjaan kayu, pintu, besi, pengecatan, tulangan dowel,
pengisi sambungan plastik, pipa PVC, pipa Galvanis lubang drainase, pekerjaan gebalan
rumput, pengadaan gambar-gambar teknis, perlindungan dan pengamanan, jalan
penghubung sementara dan pembuatan papan nama sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
2. KETENTUAN UMUM
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2006, dalam Peraturan
Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
2.1 Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat.
2.2 Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada,
diatas, ataupun dibawah permukaan tanah.
2.3 Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
2.4 Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan
pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
2.5 Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang dialoksikan
dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu
sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
2.6 Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan
penggunaan air irigasi.
2.7 Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam jaringan
primer dan/atau jaringan sekunder.
2.8 Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari
jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.
2.9 Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk
mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
2.10 Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran kelebihan air yang
2 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
2.11 Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
2.12 Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan
satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuangan air irigasi.
2.13 Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan
utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2.14 Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan
sadap, dan bangunan pelengkapnya.
2.15 Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat
semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air
tanah berlangsung.
2.16 Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai
dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk
bangunan didalamnya.
2.17 Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang dimulai setelah
bangunan pompa sampai lahan yang diari.
2.18 Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat
desa atau pemerintah desa.
2.19 Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran
pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
2.20 Masyarakat petani adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang
pertanian, baik yang bergerak dalam bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam
organisasi perkumpulan petani pemakai air maupun petani lainnya yang belum tergabung
dalam organisasi perkumpulan petani pemakai air.
2.21 Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi
wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasiyang dibentuk oleh petani
pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
2.22 Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.23 Pemerintah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah.
2.24 Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan perangkat daerah kabupaten
kota lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.
2.25 Hak guna air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian.
2.26 Hak guna pakai air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai air dari
sumber air untuk kepentingan pertanian.
2.27 Hak guna usaha air untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air
dari sumber air untuk kepentingan pengusahaan pertanian.
2.28 Komisi Irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi,
dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
3 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
2.29 Komisi Irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, dan
wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi kabupaten/kota yang
terkait.
2.30 Komisi Irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi irigasi provinsi yang terkait, wakil
perkumpulan petani pemakai air, dan wakil pengguna jaringan irigasi di suatu daerah
irigasi lintas provinsi.
2.31 Menteri adalah Menteri yang membidangi sumber daya air.
2.32 Dinas adalah Instansi Pemerintah Provinsi atau Pemerintah kabupaten/kota yang
membidangi irigasi.
2.33 Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi baru dan/atau
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.
2.34 Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan irigasi di
wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
2.35 Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan
irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi
yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
2.36 Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan
rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
2.37 Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, meyusun rencana
tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan
mengevaluasi.
2.38 Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar
selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
2.39 Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
2.40 Pengelolaan aset irigasi adalah proses manjemen yang terstuktur untuk perencanaan
pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan yang
ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi
dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi seefisien mungkin.
3. LATAR BELAKANG
3.1 Sistim Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya yang sesuai standar sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan
produksi beras pada Daerah-daerah Irigasi tersebut diatas dan sekaligus memudahkan
pelaksanaan Exploitasi dan Pemeliharaan (E&P) yang efektif dan efisien, sehingga
didapatkan tingkat maksimum usia teknis dan waktu dari Irigasi tersebut yang sesuai
dengan disain dan pelaksanaan program pola tanam dan tertib tanam, serta menjamin
pendayagunaan pengadaan air yang dibutuhkan cukup untuk meningkatkan
pendayagunaan areal irigasi sekaligus untuk melipat gandakan produksi dalam upaya
mencapai kecukupan pangan yang berkesinambungan.
Oleh sebab itu diperlukan suatu studi guna menyusun alternatif pemecahan masalah dan
4 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
perencanaan teknis untuk mendapatkan fungsi dan manfaat dari sistem pengelolaan
air yang baik, sehingga roda kehidupan dan perekonomian masyarakat dengan
memanfaatkan dan pengembangan lahan ada.
3.2. Salah satu permasalahan dari permasalahanpermasalahan yang dihadapi bangsa
Indonesia pada Umumnya dan Khususnya di Kabupaten Luwu Timur saat ini, adalah
masalah pangan. Masalah pangan ini secara umum diakibatkan oleh pertumbuhan
penduduk yang tidak seimbang dengan perkembangan lahan tanaman pangan yang
produktif. Hal ini disebabkan :
3.2.1.Terjadinya Pertukaran Fungsi Lahan (Matching Of Area Function)
3.2.2. Terjadinya Keausan Lahan (Malfunction Area)
3.2.3. Perluasan Lahan Yang Lambat (Slowly Area Extensification)
3.2.4. Intensifikasi Yang Tidak Optimum (Unoptimum Intensification)
3.2.5. Dan Lain - Lain Sebagainya.
4. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan pekerjaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya adalah untuk melaksanakan study, identifikasi, analisa data yang
tepat dan merancang Jaringan Irigasi pada daerah irigasi, rawa maupun tadah hujan yang akan
dipergunakan sebagai pegangan atau patokan teknis dalam program pelaksanaan rehabilitasi
jaringan irigasi yang efektif, di Kabupaten Luwu Timur menjadi areal persawahan teknis lengkap
yang sesuai standar dengan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan dalam rangka pelaksanaan O &
P yang efisien. Untuk itu diperlukan peta daerah irigasi, peta skema jaringan, skema
bangunan, gambar-gambar profil memanjang dan melintang saluran.
5. SASARAN PEKERJAAN
Sasaran Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya Kabupaten Luwu Timur adalah mendapatkan perencanaan pembangunan jaringan
irigasi termasuk bangunan-bangunannya secara teknis, sehingga dapat mencapai antara lain :
5.1. Membuat kembali sistem pengelolaan sumber air baku pada Jaringan Irigasi
berdasarkan potensi sumber daya air baku yang ada.
5.2. Menentukan letak, jumlah dan jenis bangunan-bangunan yang dapat dibangun
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
5.3. Sebagai acuan atau patokan teknis bagi para petugas dalam melaksanakan kegiatan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi, dimana dilapangan disesuaikan dengan kebutuhan atau
kondisi setempat.
6. PETUNJUK DAN URAIAN UMUM
6.1. Peserta Lelang Pengadaan Jasa Konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Luwu Timur Program Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Kabupaten Luwu
Timur Sumber Dana DAK/APBK Luwu Timur Tahun Anggaran 2014, harus membaca dan
mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk
memahami benar- benar maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun
setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan
karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk , ketentuan
dalam gambar, atau pernyataan kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
6.2. Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan sesuai dengan syarat-syarat yang
5 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
tercantum pada bestek ini. Penjelasan yang tidak tercantum dalam syarat-syarat ini
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Teknis yang ditunjuk atau ditugaskan oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Program
Peningkatan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Dinas Pekejerjaan Umum Kabupaten Luwu
Timur.
7. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang direncanakan menjadi sasaran pekerjaan ini adalah saluran irigasi di
Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi
Selatan.
8. LINGKUP PEKERJAAN
8.1. Pekerjaan Pendahuluan / Persiapan dan Umum, yang terdiri dari :
8.1.1. Papan Nama Proyek
8.1.2. Direksi Keet
8.1.3. Pembersihan Awal / Akhir
8.1.4. Pengukuran Awal (MC 0) dan Pemasangan Bouwplank
8.1.5. Administrasi dan Dokumentasi
8.2. Pekerjaan Tanah, terdiri dari :
8.2.1. Pekerjaan Galian Tanah.
8.2.2. Pekerjaan Urugan Pasir.
8.2.3. Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian
8.3. Pekerjaan Struktur Saluran, terdiri dari :
8.2.1. Pekerjaan Pondasi Batu Kali (1PC : 4PP)
8.2.2. Pekerjaan Batu Kosong (aanstamping)
8.2.3. Pekerjaan Plesteran (1PC : 3PP) tebal 15 mm
8.2.4. Pekerjaan Lantai Saluran (Beton K-175)
8.3. Pekerjaan Finishing, terdiri dari :
8.3.1 Pekerjaan pembersihan akhir
8.3.2 Demobilisasi.
8.3.3 Dokumentasi dan Pelaporan.
8.3.4 Serah Terima Pekerjaan Pertama (BAP PHO).
Dikeluarkan dan dinyatakan adanya Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
(BAP PHO) setelah Semua Item Pekerjaan Telah selesai dikerjakan sesuai dengan
kontrak dan dinyatakan telah 100 % Selesai.
9. SYARAT-SYARAT DAN PERATURAN TEKNIS
9.1 Dalam Syarat-Syarat dan Peraturan Teknis pekerjaan ini termasuk :
9.1.1 Tenaga yang cukup dan ahli sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditugaskan.
9.1.2 Bahan lain yang cukup dan berkualitas baik yang didatangkan ke tempat pekerjaan tepat
pada waktunya sehingga pekerjaan bisa berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9.1.3 Kontraktor diharuskan menghitung dan mengajukan permintaan barang/material kepada
logistic atas barang yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
9.1.4 Pekerjaaan harus diselesaikan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan yang
6 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
tertera dalam uraian dan syaratsyarat gambar serta keputusan Direksi
9.2 Pengaturan Teknis Pembangunan
Dalam melaksanakan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana dan Syarat-syarat (RKS)
ini, sesuai Peppres No. 54 tahun 2010 dengan lampiran-lampirannya, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di dalam ini termasuk segala perubahan dan tambahannya, dan
berdasarkan ketentuan :
9.2.1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
9.2.2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber daya alam dan hayati;
9.2.3 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
9.2.4 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
9.2.5 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;
9.2.6 Peppres No. 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;
9.2.7 Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
9.2.8 Peraturan Semen Portland Indonesia NI. 8 Tahun 1972
9.2.9 Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi
Indonesia SKSN I>I-15 1991-03;
9.2.10 Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan Indonesia Algemene Voorwaaden
Voor de Uitvoering bij aaneming van open Werken (AV) 1941.
9.2.11 Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
9.2.12 Revisi SNI 03-2835-2002 dan Revisi SNI DT-91-0006-2007.
9.2.13 Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan pemanfaatan Jaringan Irigasi bagi Petani Pengguna
Air.
10. PEKERJAAN PERSIAPAN
10.1 Pembersihan Areal Pekerjaan.
Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, kontraktor diharuskan terlebih
dahulu membersihkan lokasi pekerjaan dari segala macam tumbuh-tumbuhan dan
rintangan yang terdapat disekitar daerah tersebut, demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran dan lain
sebagainya.
10.2 Direksi Keet, Barak Kerja, dan Gudang
Kontraktor harus membuat Direksi Keet sebagai pelayanan Kantor dari Kontraktor,
Barak Kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang yang dapat
dikunci dan tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas, dimana
pembongkaran bangunan Direksi Keet, Barak Kerja dan Gudang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
10.3 Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi
10.3.1 Jika tidak terdapat jalan penghubung untuk mencapai lokasi pekerjaan,
Penyedia Jasa harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara
kearah lokasi tersebut pada tempat yang disetujui Direksi. Penyedia Jasa juga harus
7 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
membuat fasilitas yang diperlukan untuk melintasi sungai, aliran atau jalan air
yang ada atau harus memperbaiki dan memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk
digunakan menuju lokasi pekerjaan, jika diperlukan.
10.3.2 Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi pada
saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan persetujuan
Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus membayar pembuatan,
pemeliharaannya dan perbaikannya berdasarkan perjanjian bersama antar Penyedia
Jasa.
10.3.3 Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap pemakaian
bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia Jasa.
10.4 Papan nama Proyek
Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek pada setiap lokasi pekerjaan. Bedeng
kerja pada lokasi pekerjaan.
10.5 Mobilitas Peralatan
Kontraktor harus menggunakan alat angkut yang sesuai dengan karakter peralatan
dan bahan-bahan yang diangkut serta kondisi lokasi yang dilalui.
10.6 Peil dan Pengukuran ;
10.6.1 Pemborong wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian - bagiannya dan memberitahukan Direksi Proyek tentang setiap
perbedaan yang ditemukan didalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam
pelaksanaan (kondisi lapangan), pemborong baru diijinkan membetulkan
kesalahan dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi
Proyek.
10.6.2 Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
Peil- Peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja.
10.6.3 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh-sungguh. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak ditolerir dan Direksi
Proyek berhak membongkar pekerjaan atas biaya Pemborong.
10.6.4 Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Pemborong. Oleh karena itu sebelumnya
kepadanya diwajibkan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar
yang ada.
10.7. Jadwal Pelaksanaan, Pengadaan, Penggunaan
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dilaksanakan pekerjaan lapangan Pemborong
diharuskan mengajukan :
10.7.1 Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan.
10.7.2 Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan secara Bar Chart / S Curve.
10.7.3 Network Planning
10.7.4 Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja dan Personil Inti.
10.7.5 Jadwal Pengadaan Bahan Material.
10.7.6 Jadwal Penggunaan Peralatan.
10.8. Pengajuan Bahan / Material dan Barang :
Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s/d 3 harus mendapatkan persetujuan dari
8 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
Direksi Proyek sebagai dasar / patokan Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan dan
pemborong wajib mengikutinya.
10.8.1 Semua bahan & barang untuk proyek ini harus memenuhi standar / mutu
yang disebut dalam gambar rencana & RKS. Bila dalam RKS disebutkan nama dan
pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan
menunjukkan standard minimal mutu / kualitas bahan dan barang yang digunakan.
10.8.2 Bila Direksi Proyek meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka dapat
mengeluarkan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka dapat
mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian melalui test laboratorium
atas biaya Pemborong.
10.8.3 Setiap bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
Direksi Proyek secara tertulis, waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum
pekerjaannya dimulai.
10.8.4 Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Pemborong, setelah disetujui oleh Direksi proyek, maka bahan dan
barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
10.8.5 Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Proyek untuk
dijadikan dasar penolakan apabila ternyata bahan dan barang yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
10.8.6 Dalam pengajuan harga penawaran. Pemborong harus sudah memasukkan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang.
10.8.7 Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap bertanggung jawab pula atas
biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah
Direksi Teknis.
10.8.8 Pada waktu mengajukan penawaran, Rekanan harus menyertakan /
melampirkan Daftar Material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek dan harus disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis
lengkap dengan brosur / katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu
penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-
sebagian.
10.8.9 Direksi Proyek akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan bahan/barang
yang tidak disetujui dalam tempo 1x24 jam keluar lapangan pekerjaan, atas biaya
Pemborong.
10.9. Pengukuran & Pematokan :
10.9.1 Pemborongharus mengerjakan pematokan dan pengukuranulang untuk menentukan
batas-batas pekerjaan.
10.9.2 Sebelum pelaksanaan pematokan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi Proyek.
10.9.3 Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pemborong, dimintakan
persetujuan untuk dasar pekerjaan selanjutnya.
10.9.4 Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar rencana dan
RKS.
10.9.5 Mengingat setiap kesalahan selalu mempengaruhi Mengingat setip kesalahan
selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan
9 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian
Pemborong dalam hal ini tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar
pekerjaan atas biaya Pemborong.
10.9.6 Pemborong diwajibkan mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan dan melaporkan kepada Direksi Proyek setiap terdapat
selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan
pembetulannya. Tidak dibenarkan Pemborong membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut, tanpa persetujuan Direksi Proyek.
11. PEKERJAAN STRUKTUR
11.1 Galian Tanah, Urugan Pasir, dan Urugan Kembali
11.1.1 Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-
bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan sementara jika
diperlukan. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana terdapat sisa
konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang sudah tidak berfungsi lagi
sesuai dengan petunjuk Pengawas. Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak
memenuhi persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan. Penggalian
dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian dan melengkapi pekerjaan
seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.
11.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan Penggalian :
a) Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan
Kuntur Permukaan Tanah.
b) Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar
untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
c) Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
d) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepadaPengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
e) Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan sebelum menempatkan bahan urugan.
f) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas, sampai
kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.
g) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor
harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air
atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
h) Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
11.1.3 Urugan Pasir dan Urugan Kembali bekas Galian.
10 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
a) Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi
pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Pengawas.
b) Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan
terdahulu disetujui Pengawas.
c) Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan
selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan
harus disetujui Pengawas.
d) Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14
hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
e) Urugan kembali lubang pondasi/ pasangan harus dilakukan dengan persetujuan
Pengawas.
f) Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis dipadatkan, Kontraktor
harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan
maupun daerah galian. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus
dilakukan sampai tercapai pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan atau
harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pengawas.
11.2 Beton
11.2.1 Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada
Lantai Kerja dan Pondasi dari pada pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan alam
Gambar Kerja.
11.2.2 Prosedur Umum.
a) Gambar Detail Pelaksanaan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas untuk
disetujui.
b) Contoh Bahan.
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material,
misalnya PC, Pasir, Split (Kerikil) untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.
c) Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, akan dipakai
sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
d) Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih dahulu sebelum
melakukan pengecoran.
11.2.3 Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.
a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
b) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
11 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
d) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor
sendiri.
11.2.4 Bahan Bahan
a) Mutu Beton.
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton adalah sesuai dengan gambar kerja
yakni beton K175, dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI
1971. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan lantai saluaran, dan lain-lain seuai
dengan gambar kerja.
b) Semen.
Semen harus dari Type I dan memenuhi persyaratan SII-0013. Sebelum pengadaan
semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui, termasuk
metoda dan cara pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam
kemasan besar atau zak, dengan persetujuan dari Pengawas.
c) Pasir & Batu Pecah.
Pasir / batu pecah harus memenuhi NI-3
d) Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari
unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik
lainnya. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas,
harus diuji dan disetujui Pengawas.
11.2.5 Cara Pengadukan.
a) Cara pengadukan harus tunduk ketentuan PBI 1971.
b) Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan.
c) Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk yang diperkenankan
memakai mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan sekop/cangkul dilarang.
d) Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian yang penting,
Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton percobaan/ pengetesan, sedangkan
jumlah serta cara pengambilan kubus-kubus beton tersebut harus sesuai dengan
peraturan PBI 1971.
e) Pengetesan terhadap kubus-kubus beton tersebut dilakukan pada laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
11.2.9 Pengecoran Beton.
a) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
PengawasLapangan.
c) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindrkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos, dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
12 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
konstruksi.
d) Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
e) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
f) Beton harus dibasahi paling sedikit 10 (sepuluh) hari setelah pekerjaan pengecoran.
11.2.10 Pembongkaran Perancah/Acuan
Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari Pengawas
Pekerjaan. Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton, tanpa persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
11.2.11 Syarat Pengamanan Pekerjaan
a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.
b) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sendiri.
d) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 ( satu ) minggu atau lebih ( sesuai dengan ketentuan PBI
1971 ).
11.3 Pasangan Batu Kali
11.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti pondasi, turap dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan sesuai batas,
tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
11.3.2 Prosedur Umum
a) Contoh Bahan.
Contoh bahan batu seberat minimal 5 kg dengan ukuran terpanjang maksimal 15 cm,
harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk disetujui.
b) Gambar Detail Pelaksanaan. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat
Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan detail-
detail lain yang diperlukan, untuk disetujui Pengawas Lapangan.
11.3.3 Bahan Bahan.
a) Batu Kali.
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm, dan memiliki
minimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal dan tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak.
b) Adukan dan Pelesteran.
Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan & Plesteran.
11.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum.
13 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila semua pekerjaan
galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui Pengawas Pekerjaan galian dan
urugan kembali dilaksanakan sesuai Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan
Pemadatan.
b) Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air hujan atau pun air
tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan dikeluarkan.
c) Pemasangan.
Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang terendam air dan
adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan batu kali yang tidak terendam air.
d) Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang berongga/tidak padat.
e) Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di tempat pekerjaan (pada bagian
konstruksi) dengan martil besar, kecuali di luar papan patok ukur/bow plank.
f) Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir setebal 5 dan di
anstamping batu kali 10 cm.
g) Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk Pengawas.
h) Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak ada siar yang
merupakan garis lurus.
i) Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga
sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
j) Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus- menerus
harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga hari setelah pekerjaan selesai.
11.4 Pekerjaan Plesteran
11.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan pelesteran (kasar dan halus),
seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam Persyaratan teknis ini.
11.4.2 Prosedur Umum
a) Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
b) Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen harus sesuai ketentuan pabrik.
c) Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata
lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan
bebas dari benda-benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar
tidak berhamburan.
11.4.3 Bahan Bahan.
a) Semen.
Semen Type I harus memenuhi standar SII-0013, seperti Semen Tonasa. Semen
yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
b) Pasir.
14 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak dengan ukuran atau perbandingan butir-butir yang seragam mulai
dari yang kasar sampai pada yang halus.
c) Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air yang digunakan harus disetujui Pengawas.
11.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan
Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran.
a) Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap
air 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai, tergambar atau
tidak tergambar dalam Gambar Kerja, pelesteran permukaan beton yang terlihat dan
tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b) Campuran 1 semen dan 3 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan pelesteran selain
tersebut di atas, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
c) Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali. Adukan harus
dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit
sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit
setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
11.4.5 Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
a) Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau pelesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
b) Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan plumbing serta seluruh bagian yang akan menerima pelesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan dipelester harus telah berusia tidak
kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu
dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan.
11.4.6 Plesteran Pada Pasangan Batu Dan Beton Struktur
a) Pelesteran Pasangan Batu Kali/Gunung.
Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang pelesteran
dibagi-bagi dengan kepala pelesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara dari
bambu. Kepala pelesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang. Setelah
kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding baru
dapat ditutup dengan pelesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu
yang tertinggal dalam pelesteran. Seluruh permukaan pelesteran harus rata dan rapi,
kecuali bila pasangan aka dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah
selesai harus segera dibersihkan. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-
bagian pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
15 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
menggunakan baja tulangan.
b) Pelesteran Permukaan Beton.
Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari
bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian dipelester. Permukaan beton
harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut dan sebagainya sebelum
pekerjaan pelesteran dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan
kawat baja. Setelah pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan pelesteran
dirawat dengan penyiraman air. Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya
bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
11.4.7 Ketebalan Adukan dan Pelesteran.
Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 15 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas.
11.4.8 Pemeriksaan.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa. Kontraktor setiap waktu harus
memberi kemudahan kepada Pengawas untuk dapat memeriksa pada bagian yang telah
diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan; seperti pada plesteran dan acian
yang tidak sempurna dan retak akibat kelalaian kontraktor terutama pada bagian
pemasangan instalasi yang tertanam atau pada pemasangan pintu & jendela dan pada
bagian lainnya; harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan
sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Lainnya
11.4.10 Lapisan Kedap Air.
Pada bagian yang memerlukan lapisan kedap air seperti dinding Bendungan atau lainnya
yang ditunjukan gambar kerja harus diberi lapisan kedap air.
a) Bahan lapisan kedap air yang digunakan sperti AM Product, Cemecryl Elastis, Silasec
atau yang setara. Contoh berikut data teknis bahan yang akan dipakai harus
diserahkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Aplikasi
pelaksanaanya harus sesuai dengan ketentuan teknis dari pabrik.
b) Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan dengan 24 jam pengujian kebocoran, jika ternyata masih
ada kebocoran atau rembesan maka harus diulangi atau diperbaiki lagi hingga
sempurna tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
13. PEKERJAAN FINISHING / LAIN LAIN
13.1 Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada petunjuk Teknis dan
ternyata diperlukan, maka akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
13.2 Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan
dibicarakan dengan pemberi tugas.
13.3 Meskipun dalam bestek pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan ini dinyatakan
kata-kata yang harus disediakan oleh Kontraktor tetapi disebutkan dalam penjelasan
pembangunan ini pekerjaan tersebut tetap dianggap ada di muat dalam bestek ini.
13.4 Pekerjaan yang dinyatakan menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini harus
diselenggarakan /dilaksanakan dan diselesaikan oleh Kontraktor, harus dianggap
16 Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
seakanakan pekerjaaan itu diuraikan dan dimuat dalam berstek ini, itu menuju
penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Pengelola Kegiatan.
Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Peningkatan Lining Saluran Dusun Pasi-Pasi Desa Harapan
WAHYUDDIN, ST.
Nip : 19790712 201001 1 017
Diketahui dan Disetujui Oleh :
an. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Luwu Timur
Kepala Bidang Sumber Daya Air
Maria Claret Nita Tanpa, ST.
Nip : 19761024 200502 2 002
Top Related