Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
1
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO
DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA Alamat : Jln. Jend. Sudirman No. 57 / Fax (0435) 827615 Gorontalo 96115
Syarat-syarat dan Spesifikasi Teknis (SdST)
A. Syarat-syarat
1. Syarat-syarat
Umum
Tata laksana dalam penyelenggaraan Penataan Objek Wisata
Botutonuo Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
didasarkan pada peraturan-peraturan sebagai berikut.
1.1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi.
1.2 Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung.
1.3 AV 1941.
1.4 Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
1.5 Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
1.6 SKB Menaker dan Menteri PU nomor Kep.174/MEN/86 dan
104/KPTS/1986 tentang K3 ditempat kegiatan konstruksi.
2. Prinsip Utama 2.1 Pada dasarnya semua pekerjaan baru dapat dilakukan setelah
mendapat IZIN TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
2.2 Pada dasarnya semua material baru dapat digunakan setelah mendapat IZIN TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
2.3 Pada dasarnya semua pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan standar-standar Nasional/Internasional yang
relevan dengan pekerjaan tersebut. Persyaratan-persyaratan
dan lain-lain yang disebutkan dalam bagian-bagian dari RKS ini adalah untuk Referensi minimum.
2.4 Pekerjaan/bagian pekerjaan hanya dapat dianggap selesai dan dapat diperhitungkan dalam progress report jika telah mendapat persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
2
2.5 Pekerjaan ini bersifat lumpsum dalam pengertian bahwa jika terdapat sebagian atau keseluruhan pekerjaan ini gagal/tidak diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen maka pekerjaan dianggap belum dilaksanakan sehingga
tidak dicatat dalam progress pelaksanaan.
2.6 Semua biaya testing seperti Loading Test/PDA test, Commissioning (untuk M/E), Pressure Test (untuk
Plumbing) dan Test Beban untuk Listrik merupakan kewajiban dan beban Kontraktor dianggap telah
diperhitungkan didalam penawaran serta termasuk didalam
lingkup pekerjaan.
2.7 Seluruh material ex pabrik/ex industri harus dilaksanakan/dipasang sesuai petunjuk/manual
pabrik/industri produsennya.
2.8 Penyebutan Merk/Dagang/Type Product yang ada di RKS dan RAB serta gambar hanya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang kualitas material yang
diinginkan, dan harus dipersiapkan adanya material yang
setara (equal) dan atau yang sama.
2.9 Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai HAK MUTLAK untuk Menerima dan atau Menolak segala
sesuatu menyangkut material, tata cara bekerja dan atau hasil produk dari sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan.
2.10 Kontraktor diharuskan menunjukkan contoh sample material/gambar material sebelum mengadakan pembelian.
3. Syarat-Syarat
Khusus yang
Harus Dipenuhi
Oleh Kontraktor
Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada standar yang dirumuskan
oleh badan-badan dan organisasi yang tercantum disini merupakan acuan yang harus ditaati/dipenuhi oleh Kontraktor dalam Penataan
Objek Wisata Botutonuo Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Propinsi Gorontalo ini.
3.1 Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1726-1989.
3.2 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989.
3.3 Pedoman Mendirikan Bangunan Gedung SNI 03-1728-1989.
3.4 Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI 03-1729-1989.
3.5 Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1734-1989.
3.6 Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
3
Gedung SNI 03-1735-1989.
3.7 Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung SNI 03-1736-1989.
3.8 Tata Cara Pelaksanaan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI
03-1745-1989.
3.9 Tata Cara Pelaksanaan Alat Bantu Evakuasi untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung SNI 03-1746-1989.
3.10 Tata Cara Pencegahan Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-2404-1991.
3.11 Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida SNI 03-2405-1991.
3.12 Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
3.13 Tata Cara Pengecatan Logam SNI 03-2408-1991
3.14 Spesifikasi Bahan Bangunan SNI 03-0106-1987, SNI 03-0349- 1989, SNI 03-2445-1991.
3.15 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.
3.16 Peraturan Tentang Kayu SNI 03-2445-1991.
3.17 Penangkal Petir untuk Bangunan SNI 03-3990-1995.
3.18 SII (Standar Industri Indonesia).
3.19 AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).
3.20 ACI (American Concrete Institute).
3.21 AISC (American Institute of Steel Construction).
3.22 ANSI (American National Standar Institute).
3.23 ASTM (American Society for Testing and Materials).
3.24 AWS (American Welding Society Inc).
3.25 CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute).
3.26 National Electrical Code) & British Standards.
3.27 Peraturan PB. Perbakin
3.28 Regulation of International Shooting Sport Federation
3.29 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
3.30 Buku Spesifikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kesatuan yang saling
melengkapi dengan gambar-gambar Rencana dan Bill of
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
4
Quantity serta Berita Acara Rapat. Jika terdapat kontradiksi
dengan salah satu dari dokumen tersebut maka Kontraktor wajib bertanya kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Syarat-Syarat
Khusus K3LL
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas semua personil di job site karena itu Kontraktor wajib memiliki Sistem K3LL
sebagai berikut:
4.1 Kontraktor wajib memiliki system K3LL yang meliputi :
a. Pernyataan Kebijakan K3LL. b. Prosedur tanggap darurat. c. Peraturan K3LL. d. Induksi dan Orientasi K3LL. e. Rapat pertemuan K3LL. f. Pelatihan K3LL. g. Program Pengelolaan Peralatan dan Material. h. Program Tata Cara Pembuangan Limbah Konstruksi. i. Alat Pelindung Diri (APD). j. Program Inspeksi K3LL. k. Prosedur Pelaporan Kecelakaan. l. Dukungan Professionalisme K3LL. m. Asuransi Kecelakaan & Jamsostek. n. Lingkungan. o. Statistik K3LL. p. Prosedur Investigasi Kecelakaan.
4.2 Kontraktor wajib memiliki struktur organisasi K3LL dan job description dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Manager K3LL :
Berpengalaman sebagai Manager K3LL minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.
Melampirkan biodata lengkap.
b. Safety Officer :
Berpengalaman sebagai Safety Officer minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.
Melampirkan biodata lengkap.
c. Safetyman :
Berpengalaman sebagai Safetyman minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.
Melampirkan biodata lengkap.
4.3 Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak menetapkan sanksi administratif jika karena kelalaian Kontraktor terjadi
kecelakaan fatal.
5. Hak cipta - Hak
Kekayaan
Intelektual Pajak-Pajak dan
Bea Masuk Izin
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen menganggap bahwa pada
dasarnya segala sesuatu yang menyangkut Izin Kerja (termasuk
untuk orang asing) - Hak Cipta - Hak Kekayaan Intelektual - Pajak-pajak & Bea Masuk, menjadi tanggung jawab Main
Contractor.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
5
Kerja
Dengan demikian, semua personil, peralatan, system serta kegiatan
yang berlangsung didalam pembangunan proyek ini merupakan kegiatan legal/sah sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan RI
6. Metode
Pelaksanaan &
Metode
Konstruksi Serta
Rencana
Pelaksanaan
Kontraktor harus mengajukan Metode Pelaksanaan & Metode
Konstruksi dalam Proposal penawarannya. Metode tersebut
meliputi :
6.1 Program Mobilisasi & Demobilisasi.
6.2 Program Penempatan Peralatan & Peralatan yang Digunakan.
6.3 Program Penempatan SDM lengkap dengan Curiculum Vitae.
6.4 Schedule Pelaksanaan dengan Net Work Planning dan Curva S.
6.5 System Pelaksanaan Konstruksi & Struktur.
6.6 System Pelaksanaan Finishing Architektur & M/E Khususnya hal-hal yang spesifik.
7. Organizing
Structure
B. Uraian Pekerjaan
8. Lingkup
Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi namun tidak terbatas
pada Penataan Objek Wisata Botutonuo Dinas Perhubungan dan
Pariwisata Propinsi Gorontalo sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
dokumen ini.
Pekerjaan tersebut di atas meliputi namun tidak terbatas pada :
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
6
8.1 Pekerjaan Persiapan
8.2 Pekerjaan Penataan Objek Wisata Botutonuo Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
sebagaimana ditujukan pada gambar dan atau Bill of
Quantity
8.3 Pekerjaan Penyelesaian dan Penyerahan Dokumen As Built Drawing
9. Sarana Bekerja
Dan Tata Cara
Pelaksanaan
9.1 Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang bersertifikat sesuai
dengan bidangnya b. Tenaga Ahli tersebut harus mengajukan Curiculum
Vitae dan menunjukkan sertifikat sesuai dengan bidang
keahliannya.
c. Kontraktor harus membangun struktur organisasi di site minimal sebagai berikut :
9.2 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-
nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak meminta Kontraktor mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang
dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai
peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang
harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
No. Jenis Peralatan Kapasitas
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
7
1 Genset 50 KVA
2 Dump Truck 6 Ton
3 Molen (Concrete Mixer) 7,5 Hp
4 Water Pump 5 Hp
9.3 Kontraktor wajib meneliti Situasi Tapak - Job Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh data yang akurat.
9.4 Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam SPESIFIKASI TEKNIS,
Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
9.5 Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor bersifat lumpsum hingga pekerjaan yang dimaksud selesai. Item-item dan
volume yang digunakan dalam penawaran harga
dimaksudkan sebagai alat untuk menghitung dan mendapatkan harga.
C. Pekerjaan Persiapan
10. Ukuran-Ukuran
10.1 Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik (centimeter dan meter).
10.2 Peil 0,00 Bangunan akan ditetapkan kemudian oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, dan Kontraktor
Pelaksana fisik.
10.3 Di bawah pengamatan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus membuat titik duga dari beton bertulang
10 x 10 x 200 cm. Titik duga tersebut harus dijaga
kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung dan tidak boleh dibongkar tanpa seizin dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Kontraktor wajib
menambahkan titik duga jika diperlukan oleh
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
10.4 Sebelum pekerjaan dimulai patok patok pembantu, Bouwplank harus disetujui Direksi Lapangan.
10.5 Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu stand by di Job Site lengkap dengan
peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus
diukur/ bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
8
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk dilaksanakan.
10.6 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar.
10.7 Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan bila ada perbedaan ukuran dalam gambar dan
Spesifikasi segera dilaporkan kepada Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen. Bilamana terdapat selisih satu perbedaan ukuran maka petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen yang dijadikan pedoman.
10.8 Bilamana dalam pelaksanaan terdapat perubahan-perubahan akibat penyelesaian dilapangan, maka hal ini dianggap telah diperhitungkan sebagai resiko Kontraktor.
11. Papan Nama Proyek
11.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat papan nama proyek.
11.2 Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku berdasarkan petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen dan menjadi biaya Kontraktor.
11.3 Papan nama proyek dimaksud harus dipasang di lokasi proyek dan harus ditempat yang dapat dilihat dengan bebas..
12. Kewajiban
Sebelum
Pekerjaan
Dimulai
12.1 Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan tanah (earth work) sehingga
semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di job site. Dengan demikian luas
job site terlihat dengan jelas.
12.2 Kontraktor harus membuat Shop Drawing atas semua Rencana Pelaksanaan Pekerjaan. Shop Drawing dibuat dalam format AUTOCAD minimum versi 2007.
13. Kewajiban
Setelah Pekerjaan
Selesai
13.1 Setelah pekerjaan selesai dan sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik, Kontraktor harus membersihkan
seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan
semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas
biaya Kontraktor.
13.2 Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100%.
13.3 Kontraktor harus membuat As Built Drawing secara bertahap yang menunjukkan realisasi pekerjaan yang sebenarnya. Pekerjaan hanya dianggap selesai 100% setelah
As Built Drawing ditanda tangani oleh Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
9
14. Kewajiban
Selama Pekerjaan
Berlangsung
14.1 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
14.2 Dasar Hukum:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Keputusan Dirjen Binawas Nomor KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi
K3 Bidang Konstruksi Bangunan. c. SKB Menaker dan Menteri PU Nomor KEP.
174/MEN/86 dan 104/KPTS/1986 tentang K3 di tempat
Kegiatan Konstruksi.
d. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/SE/M/2005 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
untuk Instansi Pemerintah.
14.3 Yang dimaksud dengan kesehatan adalah:
a. Setiap pekerja baru harus melalui pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) pada dokter atau rumah
sakit yang ditunjuk.
b. Melindungi semua pekerja dari kemungkinan bahaya terhadap kesehatan pekerja dengan menggunakan alat
pelindung diri pribadi (Personal Protective Equipment)
minimal terdiri atas :
Dust Maker untuk melindungi pernafasan.
Kacamata keselamatan.
Penyumbat telinga.
Sepatu keselamatan.
Topi keselamatan.
Kaos tangan.
Safety Belt.
Jaringan Pengaman/Safety Net.
Dan sebagainya
c. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan terhadap makanan/minuman, kantin sendiri atau supplier
makanan dengan menggunakan check list oleh petugas K3LL.
d. Pengawasan terhadap kebersihan air minum, fasilitas air untuk mandi dan cucian ditempat kerja.
e. Pengawasan terhadap kebersihan pakaian kerja. f. Pengawasan terhadap waktu istirahat malam (disiplin
waktu)
g. Pengawasan terhadap penggunaan minuman alkohol, obat terlarang dan sebagainya yang dianggap
mengganggu kesehatan pekerja.
h. Pengawasan terhadap sanitasi. i. Melakukan fogging system secara berkala sesuai
kebutuhan.
j. Jaminan pemeliharaan kesehatan pekerja melalui
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
10
program Jamsostek.
k. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak klinik l. (Puskesmas) terdekat guna menanggulangi bila terjadi m. keadaan darurat (emergency case) ditempat kerja. n. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak rumah sakit
untuk rujukan (tindak lanjut) bila terjadi keadaan darurat
(emergency case) ditempat kerja.
o. Menyediakan stretcher atau tandu ditempat kerja. p. Menyediakan & memasang jaringan pengaman/jaring
keselamatan.
14.4 Lindungan Lingkungan:
Kontraktor wajib melaksanakan semua aspek yang berhubungan dengan lindungan lingkungan lokasi tempat
kerja sebagai berikut :
a. Sistim pengolahan limbah (Biodegradable waste system).
b. Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar antara lain kebisingan, keributan, getaran, bau,
polusi udara, air limbah, kemacetan arus lalu lintas, kotoran pada jalan raya, aspek estetika, dan sebagainya.
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan
bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak
mengganggu kelancaran lalulintas atau menimbulkan
kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bilamana terjadi kerusakan, Kontraktor
berkewajiban untuk memperbaiki/mengganti.
c. Dampak-dampak negatif lainya yang dapat menimbulkan penyakit terhadap pekerja antara lain kebersihan dan kerapian tempat kerja, kebersihan
makanan dan air minum, kebersihan tempat tinggal,
sanitasi, kebersihan kamar mandi dan toilet, dan sebagainya.
14.5 Cuaca
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak memungkinkan yang memungkinkan penurunan mutu suatu
pekerjaan.
D. Keamanan Proyek Dan Keselamatan Kerja
15. Keamanan
Proyek
15.1 Selama berlangsungnya proyek, Kontraktor bertanggung jawab atas semua personil yang ditempatkan, termasuk personil Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk itu
Kontraktor wajib memberikan daftar nama personil setiap
hari sebelum memulai pekerjaan kepada Direksi/Pejabat
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
11
Pembuat Komitmen.
15.2 Kontraktor harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar sementara disekeliling lokasi kerja dan
menyediakan tanda tanda pengaman yang perlu.
15.3 Kontraktor harus menempatkan petugas jaga/keamanan selama 24 jam untuk menjaga material/barang-barang
Kontraktor dilapangan.
15.4 Kontraktor wajib menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dan bertanggung jawab atas kemungkinan
terjadinya kebakaran selama masa pelaksanaan hingga
penyerahan terakhir (kedua) proyek ini.
15.5 Untuk menjamin keamanan bahan dan perlengkapan lainnya yang dianggap perlu, Kontraktor harus menyediakan gudang
penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang
atau rusak. Kontraktor juga diwajibkan menyediakan barak-barak untuk pekerja.
16. Asuransi Dan
Keselamatan
Kerja
16.1 Kontraktor harus mengasuransikan personil yang ditempatkan sesuai dengan ketetapan pemerintah yang berlaku, (JAMSOSTEK, dll). Kontraktor harus menjamin
keselamatan kerja semua personil melalui Asuransi
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan Peraturan Keselamatan kerja termasuk pemakaian alat-alat
perlindungan kerja.
16.2 Kontraktor harus mengasuransikan seluruh pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek ini (Construction All Risks)
terhadap Bahaya Kebakaran dan Bahaya Kegagalan
Konstruksi selama masa pelaksanaan hingga habisnya masa
pemeliharaan.
16.3 Biaya yang timbul akibat asuransi ini menjadi beban Kontraktor karena itu dianggap telah diperhitungkan di
dalam penawaran Kontraktor
17. Kantor Direksi
Lapangan dan
Kontraktor
17.1 Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Lapangan di lapangan seluas minimal 24 m2, yang letaknya dekat dengan kantor Kontraktor, terdiri dari ruangan-ruangan sebagai
berikut:
a. Ruang Direksi Lapangan. b. Ruang Teknis c. Ruang Istirahat d. Ruang Rapat e. Ruang Kontraktor f. Ruang Lab. Lapangan
17.2 Konstruksi Kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton rabat, dinding dari papan.
Kontraktor juga harus menyediakan Kantor sementara dengan luas dan kualitas minimum sama dengan Kantor
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
12
Direksi Lapangan.
17.3 Kontraktor harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan Kantor Direksi Lapangan.
17.4 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi Lapangan, antara lain masing masing adalah :
a. Kursi dan meja tamu : Secukupnya b. Kursi dan meja tulis : Secukupnya c. Kotak P3K : Secukupnya d. Dan lain lain yang menurut Direksi Lapangan
diperlukan.
17.5 Kontraktor menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara Direksi Keet, Kantor dan Site berjalan dengan lancar.
17.6 Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan Kantor dan perawatan Kantor Direksi Lapangan.
17.7 Setelah pekerjaan selesai seluruh Kantor dan peralatannya harus dipindahkan dan Kontraktor berkewajiban untuk
membongkar dan memindahkan bila diminta Direksi
Lapangan.
18. Generator Set &
Penyediaan Air
Sementara
18.1 Gen - Set.
Untuk keperluan penerangan pada malam hari dan untuk
keperluan bekerja, Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set generator dengan kapasitas
minimal 50 (lima puluh) KVA. Instalasi listrik untuk
gedung, barak pekerja, Ruang Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen serta jalan masuk dan tempat-tempat lain yang
ditentukan kemudian harus dipasang sesuai peraturan yang
berlaku oleh instalatur PLN.
18.2 Penyediaan Air Sementara.
Untuk keperluan air pekerjaan dan pekerja, Kontraktor harus
membuat sumur. Segala biaya yang dikeluarkan untuk
pekerjaan pembuatan sumur ini dimasukkan dalam penawaran atau paling tidak dianggap telah diperhitungkan
dalam penawaran.
Kualitas air yang didapat dari sumur tersebut harus ditreatment sehingga memenuhi syarat kesehatan sesuai
standar WHO. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
akan akibat yang timbul dari pemakaian air yang tidak memenuhi syarat. Kontraktor harus membuat metode
pelaksanaan pembuatan sumur di mana termasuk di
dalamnya tentang letak, sistem pelaksanaan pekerjaan dan
kapasitas debit air yang diperoleh. Metode pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuannya kepada Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
13
19. Daerah Kerja
dan Jalan Masuk
Kontraktor akan diberikan Daerah kerja untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku, harus
membatasi operasinya di lapangan yang betul betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan
material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
E. Mobilisasi Dan Demobilisasi
20. Umum
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua proses mobilisasi dan demobilisasi. Program mobilisasi/demobilisasi harus diajukan
serta tertulis kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen
20.1 Persyaratan mobilisasi.
a. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan base camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan adalah
beban Kontraktor.
b. Mobilisasi dari semua staf Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan semua pekerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak
menjadi beban Kontraktor.
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat yang digunakan sesuai
ketentuan kontrak adalah tanggung jawab Kontraktor.
d. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor-kantor lapangan, tempat
tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan
sebagainya.
e. Pembuatan dan penyerahan suatu program mobilisasi
20.2 Persyaratan mobilisasi untuk kantor lapangan dan fasilitas untuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyediaan dan pemeliharaan kantor dan akomodasi staf
dengan perlengkapannya yang digunakan Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen harus sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan
20.3 Persyaratan mobilisasi untuk fasilitas pengendalian mutu.
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan termasuk per-alatan laboratorium lapangan sepenuhnya menjadi tanggung
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
14
jawab Kontraktor dan menjadi bagian dari kontrak.
20.4 Persyaratan demobilisasi untuk semua kontrak.
Pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja (site) yang
dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak,
termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dan kantor untuk Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan
perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site), sehingga kondisinya sama dengan Perencanaan.
21. Program Mobilisasi
21.1 Pihak Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen perihal Program Mobilisasi dalam jangka waktu
seperti ditentukan.
21.2 Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dari semua kegiatan mobilisasi yang berlaku dan tambahan informasi
berikut ini harus dimasukkan pula:
a. Lokasi Base Camp Kontraktor dengan memperlihatkan jarak ke lokasi dari SITE
b. Rencana pengiriman Peralatan yang menunjukkan lokasi saat ini dari seluruh Peralatan yang terdaftar dalam
jadwal yang dimasukkan bersama penawaran, bersama cara pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan
jadwal tibanya ditempat kerja.
c. Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen atas setiap perubahan pada jadwal
peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan
bersama Penawaran.
d. Harus membuat suatu Format Bagan Balok yang dapat memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh
dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-kegiatan
pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk menyatakan presentase kemajuan pekerjaan
22. Demobilisasi
Akhir
Pada waktu akhir pekerjaan, maka Demobilisasi menyeluruh adalah tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan Demobilisasi
meliputi seluruh personil, peralatan dan pembersihan.
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen yang berhak melakukan
penilaian atas selesai/belum selesainya Demobilisasi. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak untuk menolak
pekerjaan dinyatakan selesai jika Demobilisasi belum tuntas.
F. Persyaratan Bahan Bahan
23. Umum 23.1 Semua bahan bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
15
berlaku di Indonesia mengenai bahan bangunan serta
persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.
23.2 Material yang dipakai dalam pekerjaan pekerjaan ini diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan teknis yang ditentukan.
23.3 Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan dalam Dokumen Tender,
sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan kepada Direksi Lapangan yang meliputi jenis, Kualitas dan
Kuantitas bahan yang dipesan untuk mendapatkan
persetujuan
23.4 Direksi Lapangan akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh
mungkin mempergunakan bahan bahan produksi dalam negeri.
24. Kode, Standard,
Sertifikat dan
Literatur Dari
Pabrik
Kontraktor harus menyediakan dilapangan antara lain : Foto copy
persyaratan, Standard Bahan, Katalog, Rekomendasi dan Sertifikat dari Pabrik dan Informasi lainnya yang diperlukan untuk semua
material yang dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk
pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh Pabrik.
25. Bahan Agregat Beton
25.1 Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran - kotoran, zat zat kimia organic dan anorganik, dan yang dapat merugikan
mutu beton ataupun baja tulangan dan bersudut tajam.
Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti table prosentase lewat saringan :
UK
Saringan ( mm )
10 5 2.5 1.2 0.6 0.3 0.15
% 100 90 100 80 100 25 65 25 65 10 35 2 10
25.2 Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0.074 mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan diatas, semua
ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus dipenuhi.
25.3 Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang pecah minimal 4
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
16
buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.
25.4 Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari kotoran kotoran yang dapat memenuhi kekuatan dan mutu beton mupun baja.
Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti table prosentase lewat saringan dibawah ini :
UK Saringan ( mm )
30 25 20 15 10 5 2.5
% 100 95 100 30 70 0 10 0 5
25.5 Bila mana diperlukan Kontraktor harus mengadakan percampuran percampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution seperti yang disyaratkan pada butir 1 dan 4 pada pasal 15.
26. Besi Tulangan
26.1 Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah besi dengan mutu U-24 (minimum yield-stress 2400 kg/cm) dan U-32 (minimum yield-stress
3200 kg/cm) dengan diameter pengenal seperti ditetapkan
pada gambar kerja.
26.2 Untuk besi tulangan dengan diameter lebih besar dari atau sama dengan 13 mm, harus dari jenis besi ulir (deformed
bar) U-32 sedangkan diameter yang lebih kecil dapat dipakai besi polos U-24.
26.3 Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan sertifikat dari
pabrik pembuat dan bila Direksi Lapangan memandang perlu, contoh akan diuji ke laboratorium atas beban
Kontraktor. Jumlahnya ditentukan kemudian sesuai
kebutuhan.
26.4 Penyimpanan atau penumpukkan harus sedemikian rupa sehingga besi tulangan terhindar dari pengotoran-
pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat
menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya besi terlindung atau
ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan sesudah
pembengkokkan.
26.5 Besi tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.
27. Semen
27.1 Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland Cement type I yang memenuhi
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
17
ketentuan dan syarat syarat dalam SII 0013-81.
27.2 Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantong-kantong pembungkus harus utuh dan
tidak ada sobekan sobekan.
27.3 Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan
tanah, semen ditumpuk didalamnya diatas lantai panggung
kayu minimal 30 cm diatas tanah. Tinggi penumpukkan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.
27.4 Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelumnya, semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus
mengikuti urutan tibanya semen tersebut dilapangan
sehingga untuk itu Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.
27.5 Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan pekerjaan yang sifatnya struktural.
27.6 Bilamana Direksi Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
memeriksa dan melihat apakah semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
28. Kayu 28.1 Kayu Tenam, kering udara, Kelas kuat I-II, Kelas Awet-I, mutu A. Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang
disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku
Spesifikasi Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
28.2 Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
28.3 Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
28.4 Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu Tenam, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.
28.5 Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Direksi Lapangan Pengawas.
28.6 Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan atau ANTI RAYAP.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
18
29. Air Kerja
29.1 Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat zat organik atau anorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi kekuatan
dan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin
bermutu air minum.
29.2 Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas membasahi dan lain lain harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum dipakai.
29.3 Kontraktor harus menyediakan tempat tempat penampungan air kerja di lapangan untuk menjamin
kelancaran kerja.
29.4 Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu Kontraktor diperbolehkan membuat sumur air bersih
dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang memenuhi
persyaratan, atas beban biaya pihak Kontraktor.
30. Bekisting
30.1 Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu kelas III menurut kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi persyaratan.
30.2 Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah 2mm. Bila untuk papan
bekisting dipakai Pywood tebal minimum 16 mm. Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada
waktu dipakai.
30.3 Apabila kayu yang digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh di pasaran, maka
Kontraktor boleh mengajukan usul perobahan kepada
Direksi Lapangan dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari
yang disyaratkan. Direksi Lapangan akan menilai dan
memberikan persetujuan secara tertulis.
30.4 Untuk Konstruksi Gelagar/rusuk rusuk penguat dipakai kayu yang sejenis atau kayu yang menguat lebih baik
dengan ukuran yang memadai sesuai dengan perhitungan.
Bilamana akan dipergunakan Dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidak banyak cacat dan diameter terkecil
pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 cm.
30.5 Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta memotong
stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan
menutupnya dengan adukan beton.
31. Urugan
31.1 Material urugan yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir rata-rata kurang dari 20 %
lewat saringan No. 200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batas-batas gradasi (grain size distribution)
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
19
sebagai berikut :
US Standard Sieve Size % Finer By Weight
Inchi ( 20 mm )
# 4 ( 5 mm )
# 10 ( 2 mm ) # 40 ( 0.4 mm )
# 4 ( 0.075 mm )
100 80 100 45 100 10 80 0 2
31.2 Material Urugan harus bersih dan tidak diperbolehkan mengandung bahan bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.
31.3 Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m dan
specific grafity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.
32. Material Sirtu 32.1 Untuk material sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas gradesi sebagai berikut:
US Standard Sieve Size % Finer By Weight
6 Inchi ( 20 mm )
3 Inchi ( 5 mm ) Inchi ( 2 mm )
# 10 ( 0.4 mm )
# 40 ( 0.075 mm ) # 200 ( 0.075 mm )
100 70 100 35 100
0 90 0 2 0 2
32.2 Material sirtu harus bersih dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.
32.3 Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m dan specific
grafity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.
33. Sumber
Material Urugan dan Sirtu
33.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan sebagai bahan urugan atau sirtu
dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi sumber
material yang akan ditetapkan dengan petunjuk Direksi
Lapangan.
33.2 Kontraktor diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size distribution dan mutu bahan urugan
dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi Lapangan.
33.3 Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi Lapangan dapat menyetujui
penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini material-material tersebut harus dicampur terlebih
dahulu untuk memenuhi persyaratan diatas sebelum dipakai.
34. Batu 34.1 Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
20
pekerjaan ini haruslah batu kali pecah (belah) yang
ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
34.2 Batu yang diperlukan untuk konstruksi pondasi harus dari batu yang bersifat keras, specific grafity (Gs) minimum 2,5
ton/m, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran
sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal
dari batu kali atau batu gunung. Batu yang tidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai.
34.3 Untuk konstruksi pasangan batu kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat pasangannya tidak
menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih
kecil, dan disesuaikan dengan gambar design atau gambar
kerja.
G. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bangunan
35. Pekerjaan
Tanah
35.1 Perataan Tanah
a. Sebelum galian dilaksanakan tanah diratakan dahulu menurut ketinggian yang dicantumkan dan dibersihkan
dari lapisan rumput dan lapisan humusnya.
b. Daerah-daerah yang kurang ketinggiannya harus diurug dan dipadatkan hingga mencapai permukaan yang diperlukan.
35.2 Galian Tanah
a. Untuk pondasi harus dilakukan penggalian tanah menurut ketentuan dalam gambar, bestek dan sesuai atas
petunjuk Direksi Lapangan.
b. Lobang galian harus cukup lebar, sehingga waktu mengerjakan pasangan atau pengecoran beton tidak
akan terganggu dan dasar lobang pondasi rata.
c. Jika terjadi bahwa suatu atau beberapa tempat keadaan tidak mengijinkan pondasi dari batu kali menurut tertera dalam gambar maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Direksi Lapangan sehingga
pihak Direksi Lapangan dapat mengambil ketentuan lain.
d. Apabila pada dasar lobang pondasi terdapat akar-akar, batu-batu dan tanahnya tidak baik, maka digali lagi dan
diisi dengan pasir yang ditimbris dan digenangi air.
e. Tanah bekas galian setelah dibersihkan dari kotoran-kotoran apabila penelitian Direksi Lapangan dipandang
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
21
cukup baik dapat dipergunakan untuk mengisi lobang
pondasi dan untuk timbunan di bawah urugan pasir landasan lantai, satu dan lain-lain atas petunjuk Direksi
Lapangan.
f. Jika terdapat air menggenangi di dalam lobang pondasi, harus dipompa keluar, untuk itu harus disediakan
pompa air yang dalam keadaan siap pakai.
g. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat di dalam lobang galian seperti sisa kayu, batu-batu dan lain-
lainnya harus dikeluarkan.
h. Semua bekas tanah galian yang tidak dipergunakan harus diangkut keluar dari halaman pekerjaan.
36. Pekerjaan
Urugan Pasir
36.1 Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah lantai pada bangunan minimal setebal 10 cm padat dan di bawah rabat
minimal setebal 10 cm.
36.2 Lapisan pasir urug harus ditimbun / dipadatkan dengan diairi sebelum lantai ubin atau pondasi dipasang, pasir urug
harus bersih dari akar-akar dan kotoran lain.
37. Pekerjaan
Pondasi Batu Belah/Kali
37.1 Pekerjaan pondasi harus didasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang teliti, sesuai dengan ukuran minimal dalam
gambar.
37.2 Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
37.3 Pondasi batu belah / kali harus dipergunakan batu belah / kali yang baik dan tidak menggunakan batu belah/kali yang
keropos (porous) serta batu karang.
37.4 Adukan yang dipergunakan adalah 1 pc : 3 ps
37.5 Pada dasar pondasi dipergunakan lantai kerja dari pasangan batu kosong dengan pemadatan pasir setebal 15 cm.
37.6 Tempat-tempat yang menggunakan batu belah/kali dapat dilihat dalam gambar
38. Pekerjaan Beton Bertulang
38.1 Ukuran-ukuran penampang beton berikut penulangan dijelaskan dalam gambar detail.
38.2 Sebagai beton bertulang dengan perbandingan 1 pc : 2 Ps : 3 krl dibuat untuk kolom-kolom, sloof , ring balk (praktis),
lantai dan pondasi pelat.
38.3 Seluruh pekerjaan beton bertulang ini didasarkan dengan syarat-syarat seperti terdapat dalam PBI tahun 1991.
38.4 Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton, sebelum bekisting pemasangan besi beton diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan. Direksi Lapangan akan
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
22
melaksanakan pemeriksaan pekerjaan beton, sehingga
pekerjaan akan terganggu kemajuannya.
38.5 Semua pekerjaan beton yang kelihatan setelah dibuka bekisting, tanpa pembetulan lagi harus rata dan tidak cacat.
38.6 Untuk kolom-kolom setelah dicor bagian dalam dibasahi terus menerus dan sesudah 3 (tiga) hari boleh di buka
bekistingnya. Untuk balok-balok sesudah dicor 3 (tiga)
minggu setelahnya bekisting boleh dibuka.
38.7 Untuk semua pekerjaan beton bertulang maupun beton-beton tumbuk harus dipakai alat-alat pencampur beton
(beton mollen) mesin pencampur harus diperiksa terlebih
dahulu sebelum pekerjaan beton dimulai.
38.8 Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton sebelum bekistingnya diperiksa, pemasangan besi beton diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan. Direksi Lapangan akan melaksanakan pekerjaan beton sehingga pekerjaan tidak
terganggu kemajuannya.
38.9 Untuk pekerjaan beton dan pasangan supaya dipergunakan air bersih dari saluran kota atau cukup sumur yang cukup dalam menghasilkan air tawar jernih dengan persetujuan
Direksi Lapangan.
38.10 Air sumur hanya boleh dipakai apabila ternyata memang benar-benar bersih/tidak asin
39. Pekerjaan Beton Tidak Bertulang
Pekerjaan beton tidak bertulang dengan perbandingan 1 pc : 3 ps :
5 krl dipergunakan untuk pekerjaan lantai dan rabat
40. Pekerjaan Pembesian
40.1 Lingkup pekerjaan.
a. Kontrator harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang besi sesuai dengan apa yang tercantum
didalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan
pembesian termasuk semua pemasangan karat beton, kaki ayam untuk penyangga, beton dekking dan segala
hal yang perlu serta juga menghasiikan pekerjaan beton
sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.
b. Gambar Kerja.
Sebelum pekerjaan pembengkokkan besi beton,
Kontraktor harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokkan besi dan
menyerahkannya pada Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen. Persetujuan atas gambar keja oleh
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen terbatas pada pelaksanaan secara umum sesuai dengan gambar
sebagai lampiran Surat Perjanjian. Kontraktor
bertanggung jawab sepenuhnnya akan ketelitian ukuran
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
23
dan detail akan diperiksa dilapangan oleh
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen pada waktu pemasangan pembesian.
c. Standard.
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau standard yang berlaku.
40.2 Pekerjaan Pembengkokan Besi Beton.
a. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada
gambar dan atau sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.
b. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu
besar dari beton dekking yang semestinya. Besi beton
tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat.
c. Dilarang membengkok besi beton dengan cara pemanasan.
d. Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai.
e. Bengkokan atau hak harus dibengkok melingkar sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar
dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang
dari 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.
f. Beugel dan batang pengikat harus dibengkok melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 kali
diameter minimum besi beton. Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya, bilamana tidak
ditentukan lain.
40.3 Syarat Pemasangan.
a. Pembesian.
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa
logam, karatan dan lapisan yang dapat merusak logam, atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.
b. Pemasangan.
Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan
gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang
sesuai pada persilangan dan harus ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
24
Jepitan atau penumpu logam tidak boleh ditekan
menempel pada bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan kearah dalam bekisting, sehingga
diperoleh beton dekking yang telah ditentukan.
Bilamana tldak dltentukan lain, di samping perlengkapan yang biasa dipakai untuk memegang
pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai
ketentuan berikut :
Dalam pelat batang tegak berdiameter 12 dengan jarak 80 - 100 cm, untuk menunjang penulangan
bagian atas.
Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, pembagi jarak (spacer) bertentuk U dan Z dengan
diameter 8 mm, bejarak 180 -200 cm.
40.4 Beton dekking.
a. Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka pembesian harus dipasang dengan celah untuk beton dekking sebagai berikut :
Beton yang dicor pada tanah : 8 cm.
Semua bidang yang kena air tanah : 5 cm.
Bagian atas plat bawah saluran yang tertutup balok dan kolom yang tidak kena tanah atau air : 4 cm.
Bidang yang kena udara semua bidang interior : 1,5 cm.
b. Sambungan.
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian
harus dibuat dengan overlap minimum 40 kali diameter besi beton dan 60 kali diameter besi beton untuk pembesian reservoir (jika ada).
Panjang overlap penyambungan untuk diameter yang
berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar, (panjang penyambungan sesuai pedoman yang berlaku).
Sistem pembesian dari gedung secara keseluruhan harus
dihubungkan satu dengan lainnya dengan cara
pengelasan guna untuk mendapatkan hubungan hantaran listrik statis secara kontinyu pada seluruh pembesian
gedung.
c. Persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
Pemasangan pembesian harus diperiksa oleh
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengecoran. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen harus diberitahukan bila
pemasangan pembesian sudah siap untuk diperiksa.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
25
41. Bekisting
41.1 Lingkup pekerjaan.
a. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton
menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting.
b. Pada bagian-bagian tertentu Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen akan memerintahkan Kontraktor untuk
membuat shop drawing dari bekisting. Bila bekisting
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus segera membongkar dan
memindahkan bekisting yang ditolak itu dari lokasi
pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru.
c. Bekisting harus kuat dan stabil menahan goyangan akibat pengaruh pipa-pipa concrete pump pada waktu
pengecoran.
41.2 Persyaratan Bahan.
a. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Papan bekisting harus terbuat dari plywood/lumbercore baru tebal 20 mm yang diletakkan diatas balok-balok kayu baru. Sebagai penompang digunakan scaffolding
dari besi.
41.3 Rencana.
a. Toleransi.
Toleransi yang diizinkan adalah + 3 mm untuk garis dan
permukaan. Bekisting harus demikian kuat dan kaku
terhadap beban adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting
harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui
oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen sebelum pengecoran.
b. Kedap air.
Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan
timbul skip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar bubur beton.
c. Penanaman pipa lain-lain.
Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk membuat lubang, saluran dan
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
26
lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali
bilamana diperintahkan lain.
41.4 Pembongkaran.
a. Umum.
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusaken pada beton.
b. Saat pembongkaran bekisting.
Saat untuk membongkar bekisting tergantung dari persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, akan
tetapi berikut ini adalah waktu minimal pembongkaran
bekisting dalam cuaca normal sebagai pedoman :
Bagian Pengerasan Secara Normal
Kolom, dinding dan sisi balok
Plat Balok
4 hari
28 hari 28 hari
Adanya tabel ini tidak menghilangkan prasyarat persetujuan
tertulis dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk pembongkaran bekisting dan scaffolding.
Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan bila telah
mendapat persetujuan dari lnsinyur Sipil, Kontraktor dan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
42. Pekerjaan
Percobaan
Campuran
Beton dan
Adukan Beton
42.1 Pekerjaan beton dalam pelaksanannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang termuat dalam PBI 1991, baik mengenai material-material koral, pasir semen dan baja
maupun pelaksanaannya.
42.2 Mutu Beton.
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan karakteristik (K).
Kekuatan karakteristik beton 300 kg/cm dengan pemakaian
PC minimum 400 kg untuk tiap 1.00 m beton, faktor air semen maksimum 0.45 dan slump beton maksimum 7 cm,
untuk ini pemborong harus membuat mixed design dengan
persetujuan Direksi.
42.3 Percobaan campuran (mixed design).
Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih
dahulu harus mengadakan percobaan campuran (mixed
design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi
campuran beton (pasir, semen dan batu pecah).
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
27
42.4 Slump yang diperkenankan adalah maksimum 7 cm.
Dalam menentukan atau untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan harus
dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu,
baik untuk material betonnya maupun ukuran penggunan air (ember tertentu) yang mana ukuran tersebut nantinya akan
digunakan selama pelaksanaan konstruksi (seperti gambar)
.
Volume = A x B x C
Percobaan ini dilakukan sampai mendapat mutu beton yang sesuai
dengan karakteristik yang sudah ditentukan, yaitu :
K > K syarat (K = 250)
Pekerjaan konstruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi
kalau :
K < K syarat (K = 250)
Maka percobaan ini harus terus dilakukan dengan komposisi lain,
sampai mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan.
Bilamana kekuatan karakteristik telah dicapai dengan komposisi
agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi harus
digunakan dalam pemakaian selanjutnya.
Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap campuran agregat yang telah disetujui harus mendapat persetujuan Direksi.
Jumlah sample harus disediakan oleh pemborong untuk tiap seri
pengetesan atau percobaan adalah 20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat percobaan akan ditentukan Direksi atau
dengan persetujuan Direksi.
43. Pekerjaan
Pengecoran
Beton
43.1 Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan adanya penghentian pengecoran (cold
joint) kecuali jika sudah diperhitungkan pada tempat yang
aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk pengamanan, perlindungan dan lain lain
A
B
C
Takaran Ember
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
28
yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
43.2 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, pemborong harus memakai mesin pengaduk. Mesin
pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk
melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkn dari
minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus
diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan minimum adalah dua menit untuk setiap kali pencampuran.
43.3 Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-gerobak dorong
untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan ember ember.
43.4 Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk
suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang
sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan
lain lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama pengecoran.
43.5 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat
dibantu dengan penyodokan, apabila dengan concrete
vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.
43.6 Pengecoran harus terus menerus dan hanya boleh berhenti ditempat tempat diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penghentian maksimum dua jam,
untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran
sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibut kasar dengan sikat baja sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang
disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 PC : 0.45 Air.
43.7 Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa
dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak sepuluh hari setelah pengecoran.
43.8 Apabila cuaca diragukan sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar pengecoran harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyedikan alat pelindung atau
terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang
sudah/akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan
lebat atau ketika suhu udara naik diatas 32
43.9 Untuk setiap 5 M pengecoran, Pemborong diwajibkan
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
29
mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan
tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam PBI 1991. Slump maksimum
yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah 7 cm dan
factor air semen maksimum 0.45. Pengambilan-pengambilan contoh diatas sesuai petunjuk Direksi. Kubus kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik.
43.10 Kubus beton yang dipakai selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya dilaboratorium yang dapat
disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis
kepada Direksi untuk dievaluasi. Bila mana hasil pengujian
menunjukkan mutu beton kurang dari K syarat (K=250), maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan
mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan
biaya pemborong.
43.11 Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang disyaratkan, pemborong harus
mengambil core sample dari bagian bagian Konstruksi yang diragukan. Jumlah core sample untuk tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan selanjutnya akan diperiksa di
laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan
dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus dilakukan perbaikan
konstruksi tersebut atas biaya pemborong.
44. Pasangan
Dengan Perekat
Keras
Pasangan dengan perekat keras 1 pc : 2 ps dipergunakan untuk:
a. Semua pasangan batu/bata setinggi 15 cm dari lantai dan bawah sampai dasar atas sloof.
b. Semua dinding W.C. Urinoir, toilet dan tempat cuci sampai setinggi 1,5 cm dari lantai.
c. Semua bak penerima, perembes air hujan, bak w.c dan bak pemeriksa.
d. Di tempat-tempat lain yang diperlukan dan dipandang perlu oleh Direksi Lapangan.
45. Pasangan Bata
45.1 Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan batu bata tebal 1/2 batu diperkuat dengan kolom-kolom dan balok ring, sloof menurut petunjuk
gambar detail.
45.2 Apabila tidak tercantum dalam gambar, maka untuk dinding tembok 1/2 batu, setiap luas 9 M2 harus diperkuat dengan
kolom praktis dan ring beton bertulang.
45.3 Ukuran dan tulangan kolom praktis sesuai dengan gambar bestek.
45.4 Pemasangan batu bata dengan :
a. Adukan 1 pc : 3 pasir dilaksanakan untuk semua
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
30
pemasangan disekitar kosen dan yang ditentukan dalam
gambar bestek dan gambar detail.
b. Adukan 1 pc : 5 pasir dilaksanakan untuk pasangan bukan trasram.
45.5 Sebelum dipasang batu bata harus direndam lebih dahulu dengan air. Dalam hari yang sama setelah pemasangan batu
bata selesai dikerjakan, siar siar dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.
45.6 Semua tembok harus dipasang tegak lurus dan rata tidak boleh ada rengat-rengat sehingga memuaskan Direksi
Lapangan.
45.7 Pada bagian atas lubang pintu/jendela dan ventilasi dengan bentangan lebih dari 1 M dipasang balok latei dengan
ukuran dan tulangan sesuai dengan yang tertera dalam
gambar bestek / gambar detail.
45.8 Apabila kurang dari 1 M dipasang rolag tinggi 1 batu (Knop) dengan adukan 1 pc : 3 pasir. Rolag harus dipasang
sekaligus selesai agar benar benar berfungsi sebagai balok pemikul.
45.9 Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh batu bata terlebih dahulu untuk disetujui. Direksi Lapangan berhak menolak
batu bata tersebut bila tidak memenuhi syarat seperti :
a. Pembakaran kurang matang / merata. b. Banyak mengandung retak-retak atau keropos. c. dan lain sebagainya.
46. Pekerjaan
Plesteran /
Penghalus Beton
46.1 Semua permukaan dinding sebelah luar dan dalam harus diplester dengan adukan yang sesuai dengan perekat yang
dipergunakan oleh pasangan dinding.
46.2 Pada pasangan batu bata, sebelum diplester bidang tembok harus dibasahi dahulu sampai jenuh. Begitu selesai
memasang batu bata siar siar dikeruk sedalam 1 cm untuk tujuan supaya plesteran dapat lebih kokoh menempel pada
pasangan bata. Permukaan beton yang akan di plester
sebelumnya harus diberap dahulu dengan air semen, kemudian dilakukan pemelesteran. kesemuanya ini harus
dilaksanakan dengan sesungguhnya oleh kontraktor.
46.3 Semua permukaan pasangan batu bata / kali yang terpendam didalam tanah harus diplester kasar (berapen) dengan adukan yang sama.
46.4 Dengan adukan 1 semen : 3 pasir dilakukan untuk semua plesteran sudut sudut, pinggiran tembok serta beton dan untuk pasangan bata adukan kuat (trasram).
46.5 Tebal plesteran tembok bata diambil maksimum 2 cm, plesteran tembok boleh dilakukan apabila selesai dengan
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
31
pemasangan pipa pipa saluran air dan listrik, Pembobokan plesteran untuk instalasi tersebut tidak diperkenankan. Setelah pekerjaan pekerjaan plesteran selesai maka dilanjuntukan dengan acian dinding menggunakan semen.
47. Pekerjaan Kayu
47.1 Pekerjaan kayu kls III dilaksanakan untuk cetakan beton/bekesting.
47.2 Semua jenis kayu yang dipergunakan harus kering benar serta tidak mengandung cacat yang merugikan.
47.3 Selanjutnya kayu-kayu yang didatangkan di tempat pekerjaan harus ditumpuk dengan cara tepat (diskunding)
dalam loods-loods kerja yang terlindung baik. Sebelum mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan tidak
diperbolehkan diulas dengan menie kayu.
47.4 Pelaksanaan:
a. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat syarat pekerjaan yang baik (PUBB). Hubungan-
hubungan kayu baik yang tampak maupun yang tidak
tampak harus dikerjakan dengan rapi.
b. Sebelum dipasang bagian-bagian yang dihubungkan harus dimenie terlebih dahulu.
c. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga dapat dicat/politur.
d. Kosen pintu dan jendela dipasang dengan 3 (tiga) angker 10 mm tiap tiangnya pada tembok atau kolom penguat. Kosen kosen dipasang pada kolom kolom utama beton yang dicor lebih dahulu dipasang dengan
sekerup fisher 2" jarak 40 cm.
47.5 Ukuran kayu yang tertera pada gambar ialah ukuran jadi setelah digergaji dan diserut, apabila ada ukuran-ukuran
yang tidak tertera pada gambar atau sukar diperoleh di
pasaran, kontraktor diwajibkan membicarakan dengan Direksi Lapangan.
50. Pekerjaan Besi
dan Logam
Lainnya
Semua baut, begel dsb, harus disediakan dan dipasang untuk penguat dari bahan besi pada tempat tempat yang menurut sifat konstruksinya atau menurut pendapat Direksi Lapangan dianggap
perlu
51. Pekerjaan Cat
dan Politur
51.1 Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dan lain-lain dipergunakan cat dengan kualitas baik.
51.2 Cat Tembok dan Plafond dilaksanakan untuk semua permukaan dinding tembok, plesteran beton dan plafon gypsum dan harus dilebur sedikitnya 3 x
sehingga dicapai hasil yang baik. Beberapa tempat
dalam ruangan diberikan warna lain sebagai aksen
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
32
yang akan ditentukan kemudian.
51.3 Cat kayu dan besi pada umumnya dipergunakan cat kayu type dove yaitu pada bagian-bagian:
a. Kosen-kosen pintu dan jendela. b. List plank. c. Railing besi. d. Pipa-pipa saluran yang kelihatan.
kesemuanya ini harus di kerjakan dengan 2 (dua) kali cat menie dan 2 (dua) kali cat penutup.
51.4 Politur digunakan untuk permukaan daun pintu dan jendela, serta dinding partisi. Cara mengerjakannya:
Permukaan kayu / tripleks, teakwood dan lainnya didempul dengan dempul kayu, pori pori ditutup dengan waterbase / bedak, kemudian digosok kertas
pasir sampai halus, selesai menghaluskan kemudian dipolitur. Setelah politur kering digosok lagi kertas
pasir halus 1 kali baru kemudian dipolitur lagi.
51.5 Untuk pekerjaan menie dilakukan sebagai lapisan dasar untuk semua bidang-bidang pengecatan dan semua bidang-bidang kayu yang kena/lekat
tembok/beton dan talang yang terbenam air.
51.6 Warna cat untuk kosen pintu dan jendela akan ditetapkan kemudian, untuk itu kontraktor supaya
sebelum memulai pekerjaan pengecatan supaya
melaporkan kepada Direksi Lapangan.
Bab VII. Spesifikasi Teknis dan Gambar VII -
Penataan Objek Wisata Botutonuo-Dinas Perhubungan dan Pariwisata Propinsi Gorontalo
33
H. Peraturan Penutup
1. Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat ini tidak disebutkan perkataan "Yang dilever Kontraktor" atau "Yang
dipasang Kontraktor" maka harus dianggap bahwa perkataan itu sudah tercantum, apabila pekerjaan tersebut jelas termasuk
pekerjaan Kontraktor dan tidak diterangkan sebaliknya.
2. Kalau dianggap perlu, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar revisi pada gambar bestek / gambar detail yang telah dilaksanakan. Gambar tersebut dibuat dalam 3
(Tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Lapangan /
PTP dan Pejabat Pembuat Komitmen pada saat penyerahan pertama pekerjaan, satu copy gambar tersebut diserahkan pada
perencana pada waktu yang sama.
3. Jika dalam Syarat dan Spesifikasi Teknis ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan atau persyaratan lainnya, maka hal
tersebut akan diatur dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
dan akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA
Alamat : Jln. Jend. Sudirman No. 57 / Fax (0435) 827615 Gorontalo 96115
SPESIFIKASI TEKNIS
LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (LPJU) A. FUNGSI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), Jalan Pedestrian, jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan).
B. SPESIFIKASI TEKNIS DAN CARA PEMASANGAN
1) TIANG
Persyaratan teknis tiang LAMPU adalah sebagai berikut : Bahan tiang adalah pipa galvanis ; a) Diameter pipa adalah :
6, 3 untuk tiang overhead / lengkung (tipe pipa galvanis); b) Panjang pipa adalah :
Untuk overhead :
Tiang vertikal 6 x 6 meter; Tiang horisontal 3 x 1,5 meter;
Sebelum dipasang tiang harus dicat dengan menie besi atau cat dasar Nippon Paint ;
2) TATA CARA PEMASANGAN
Tiang lampu PJU dipasang dengan jarak paling dekat 100 cm dari tepi jalur kendaraan ; Tiang PJU harus menggunakan pondasi beton dengan komposisi campuran semen, batu
kerikil ukuran 2 x 3 cm, pasir dengan perbandingan 1 : 2 : 3 Tiang PJU harus diberi tanda APBD DISHUBPAR T.A 2013.
3) TEMPAT LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)
1) Bahan tempat lampu PJU adalah logam plat aluminium dengan tebal 2 mm di cat abu-abu; 2) Lampu penerangan jalan umum (PJU)
Spesifikasi lampu LED : Jenis : LED 45-55 watt Input voltage : AC80V-264V Voltage kerja : 12VDC atau 24VDC Faktor tenaga : >90% Prosentase pembiasan : >20% Sistem konsumsi : 75 W Konsumsi LED : 62 W LED initial Flux : 5.000 lm LED maintain flux : 4.600 lm Pencahayaan : > 26 lux (tinggi 6 m) > 15 lux (tinggi 8 m) > 9 lux (tinggi 10 m) > 6 lux (tinggi 12 m) Area efektif pencahayaan : 20 x 8 m (tinggi 6 m) 26 x 10 m (tinggi 8 m)
33 x 13 m (tinggi 10 m) 40 x 16 m (tinggi 12 m) IP Rating : IP65
3) Battery beserta rumah battery, dengan ketentuan : Jenis : Battery Maintenance Free (VRLA) DeepCycle Tegangan kerja : 12 Volt Kapasitas : 120 AH
4) Solar Cell (Modul surya photovoltaik 50/100 Wp) dengan ketentuan : Daya max (P Max) : 100 watt Tegangan Max (Vmp) : 16,8 volt Arus max (lmp) : 2,97 A Arus hubungan singkat isc : 3,32 A Tegangan terbuka : 21 volt Jenis : Multi Kristelin Photovolteic Rangka : Aluminium Extrusion Pelindung : Kaca tempered
5) Battery Charge Unit Controller 10 Amp 12 V/24V (DC)
DIREKTUR LLAJ
Gorontalo, Pebruari 2010KUASA PENGGUNA ANGGARAN
SATKER PENGEMBANGAN LLAJ GORONTALO
H. MUHAMMAD YUSUF, SE NIP. 19561202 197901 1 002
Gorontalo, Januari 2013 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Supriyatno Kusnadi, S.ST, M.Sc NIP. 19711129 200212 1 007
Menyetujui, Kuasa Pengguna Anggaran
Hj. Arni M. Agus, MM. M.Pd NIP. 19661208 198803 2 009
Mengetahui, KEPALA DINAS
HENRY F. DJUUNA Pembina Utama Madya
NIP. 19570909 199203 1 001
Top Related