Download - Spek Teknis Jalan Aspal

Transcript
Page 1: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

1

A. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN JALAN

P A S A L 1

SYARAT – SYARAT UMUM PEKERJAAN

DAN RUANG LINGKUP

A. RUANG LIGKUP PEKERJAAN

Adapun Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana

adalah :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEKERJAAN LATASIR CLASS A (SS.A)

B. SYARAT – SYARAT UMUM

1. Ukuran yang paling penting dari bagian-bagian pekerjaan dan

lain-lain seperti yang tertera dalam gambar dan bestek.

2. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan

pekerjaan ini sesuai gambar rencana dan atau petunjuk Direksi

Teknis Pekerjaan.

3. Kontraktor berkewajiban memberitahukan kepada Direksi Teknis

Pekerjaan apabila akan memulai suatu pekerjaan yang baru

dan harus mencocokkan ukuran umum pekerjaan ini seperti

dalam gambar, bestek serta detailnya.

4. Kontraktor tidak boleh membetulkan keliruan-keliruan yang

mungkin terdapat pada gambar, bestek atau detail pekerjaan

ini sebelum dibicarakan dengan Direksi Teknis Pekerjaan.

5. Selama priode mobilisasi pada saat dimulainya kontrak,

Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan

Page 2: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

2

yang lengkap terhadap kondisi fisik yang ada dan sesuai

dengan petunjuk Direksi Teknis Pekerjaan.

6. Untuk kelancaran pelaksanaan, Kontraktor harus menyediakan :

a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan

jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu seperti pompa air, alat-alat pengangkut dan

peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.

P A S A L 2

M O B I L I S A S I

Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan untuk kontrak ini

akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus

dilaksanakan, sebagaimana yang ditentukan di bagian-bagian lain

dari Dokumen Kontrak dan secara umum akan sesuai dengan hal-

hal sebagai berikut :

1. Persyaratan Mobilisasi Untuk Semua Kontrak

a. Mobilisasi dari semua staf pelaksana dan semua pekerja

yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian

pekerja kontrak.

b. Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu

lokasi asalnya ketempat yang digunakan, bila ketentuan ini

sebagai bagian dari pengadaan cakupan kontrak.

2. Pihak Kontraktor bila diperlukan memperkuat struktur yang ada

untuk memperlancar gerakan dari peralatan mesin atau

Page 3: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

3

material dari Kontraktor, sesuai persyaratan dari spesifikasi ini.

Pekerjaan mobilisasi dari daerah kerja ( site ) yang dilaksanakan

oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk

membongkar kembali seluruh instalasi, peralatan konstruksi dan

pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan

perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja ( site )

sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan

dimulai.

3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu dari semua

kegiatan mobilisasi yang berlaku dan tambahan informasi

berikut ini harus dimasukkan pula :

a. Rencana pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi

saat ini dari seluruh peralatan yang terdaftar dalam jadwal

yang dimasukkan bersama penawaran, bersama cara

pengangkutan yang di usulkan untuk dipakai dan jadwal

tibanya ditempat kerja.

b. Selama priode mobilisasi pada saat dimulainya kontrak,

Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan

yang lengkap terhadap kondisi fisik yang ada dan sesuai

dengan petunjuk Direksi Teknis Pekerjaan.

4. Bilamana mata pembayaran mobilisasi tidak terdapat dalam

cakupan kontrak maka tidak ada pembayaran tersendiri untuk

mobilisasi, biaya untuk pekerjaan ini dianggap sudah termasuk

dalam harga satuan untuk semua mata pembayaran lainnya

termasuk dalam kontrak.

Page 4: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

4

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Kontraktor

menerima Surat Perintah Kerja (SPK), Kontraktor harus

memasukkan rencana detail kepada Direksi Teknis Pekerjaan

mengenai prosedur mobilisasi.

P A S A L 3

PERSETUJUAN DIREKSI/PENGAWAS

Kecuali dinyatakan lain, semua gambar, dokumen, contoh bahan

Jalan dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan Direksi Teknis

Pekerjaan/Pengawas harus di ajukan kepada pengawas pelaksanaan

pekerjaan, misalnya pengunaan agregat atau bahan lainya yang

diperlukan untuk pekerjaan jalan ASPAL.

P A S A L 4

BUKU HARIAN, PELAPORAN & DOKUMENTASI

1. Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian ditempat pekerjaan.

Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan

harus dicatat setiap harinya.

Catatan tersebut meliputi antara lain :

a. Banyaknya (volume) kerja yang dilaksanakan setiap harinya.

b. Hari yang dimanfaatkan untuk bekerja dan yang tidak.

c. Semua bahan jalan yang datang yaitu terdiri dari bahan

yang digunakan untuk pekerjaan, bahan yang diterima dan

bahan yang ditolak.

Page 5: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

5

d. Kemajuan dari pekerjaan (Time Schedule/Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan yang menjadi target dan yang

dapat terealisir).

e. Semua kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut

pelaksanaan pekerjaan.

2. Buku harian tersebut harus ditandatangani bersama antara

Kontraktor Pelaksana dan Direksi Teknis/Pengawas Lapangan

Harian (PLH) sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi

perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat

mengajukan persoalan yang ada kepada Direksi

Harian/Supervisi Engineer (SE) untuk dapat penyelesaian.

3. Selain Buku Harian, Kontraktor juga harus menyediakan Buku

Direksi, dimana kegunaannya adalah untuk mencatat semua

instruksi Direksi yang ditandatangani oleh Direksi.

4. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh material yang

hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi

seluruh sifat material yang di syaratkan oleh Direksi Teknis

Pekerjaan.

5. Kontraktor harus mengirim gambar terinci dari seluruh bekisting

yang digunakan. Dan harus memperoleh persetujuan Direksi

Teknis Pekerjaan sebelum memulai setiap pekerjaan bekisting.

6. Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknis Pekerjaan secara

tertulis paling sedikit 24 jam sebelum bermaksud memulai

melakukan pencampuran atau penghamparan aspal, seperti

yang disyaratkan.

Page 6: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

6

7. Kontraktor diharuskan membuat Dokumentasi Kemajuan Proyek

fisik secara berbeda dalam bentuk foto di serahkan pada Direksi

sebanyak 3 set.

8. Foto-foto harus menunjukan medan lokasi proyek sebelum

pekerjaan dimulai 0% dan pada saat pekerjaan dilaksanakan

dan sesudah pekerjaan dinyatakan selesai 100%.

9. Negatif foto dari pemotretan menjadi milik pemberi Tugas dan

setiap orang ingin mendapatkan positifnya harus dengan

persetujuan Direksi.

P A S A L 5

JAM KERJA DI LAPANGAN

DAN JAMINAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diberi kebebasan untuk mengatur jam kerjanya

sendiri.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan pada malam hari,

Kontraktor harus menyediakan / menyiapkan segala sesuatu

yang diperlukan, misalnya penerangan lampu dan sebagainya

demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya

Kontraktor dan atas persetujuan dan pengawasan Direksi Teknis

Pekerjaan.

3. Jaminan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan

Pelaksana menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu

Page 7: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

7

dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi

segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja

di lapangan.

Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang

memerlukan perawatan serius, pelaksana harus segera

membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan

kejadian tersebut kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Pelaksana menyediakan air minum yang bersih dan cukup,

serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas

dan pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya

maupun yang berada dibawah Pihak Ketiga, dan untuk tamu-

tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.

Pelaksana menyediakan air bersih dan WC yang layak bagi

semua petugas dan pekerja lapangan.

Selain untuk menjaga keamanan, membuat tempat

penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di

lapangan pekerjaan, kecuali untuk para pekerja yang

didatangkan dari luar daerah dan dengan ijin tertulis dari Direksi

Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan

para pekerja, diberikan Pelaksana sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

P A S A L 6

PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat karena tidak

sesuai dengan gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

Page 8: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

8

maka atas perintah Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan

pihak Kontraktor Pelaksana harus membongkarnya dalam jangka

waktu yang ditetapkan oleh Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas

Lapangan dan memperbaiki kembali atas tanggungan biaya pihak

Kontraktor.

P A S A L 7

SUSUNAN PERSONIL DILAPANGAN

Didalam pelaksanaan pekerjaan jalan, kontraktor harus membuat

susunan struktur pekerja di lapangan, baik dari pengawas lapangan,

mandor, kepala tukang dan lain – lain, seperti keterangan dibawah ini

:

a. Pelaksana menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa

disebut Pelaksana, yang cakap untuk memimpin dan bertanggung

jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ini

harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari

Pelaksana ditujukan kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

b. Selain Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, Pelaksana memberikan

tembusan surat kepada susunan Organisasi Lapangan lengkap

dengan nama dan jabatannya masing-masing.

c. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi Kegiatan atau

Pemberi Tugas, Pelaksana kurang mampu melaksanakan tugasnya,

maka Pelaksana akan memberitahu secara tertulis untuk

mengganti Pelaksana.

d. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat

pemberitahuan, Pelaksana harus sudah menunjuk Pelaksana

Page 9: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

9

baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab perusahaan

yang akan memimpin pelaksanaan.

P A S A L 8

MATERIAL, ALAT DAN PENYIMPANAN

1. Bahan / material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus :

a. Memenuhi spesifikasi dan standart yang berlaku.

b. Sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe dan mutu yang

disyaratkan dalam gambar atau pasal lain dari spesifikasi ini

atau yang secara khusus disetujui secara tertulis oleh Direksi

Teknis Pekerjaan.

2. Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya

terjamin dan terpelihara. Tempat penyimpanan dilapangan

harus bebas dari tumbuhan dan sampah, bebas dari genangan

air dan bila perlu permukaannya ditinggikan sesuai dengan

petunjuk dari Direksi Teknis Pekerjaan dilapangan.

3. Semua material yang dipakai dalam proyek/pekerjaan, harus

mendapat persetujuan Direksi Teknis Pekerjaan sebelum

digunakan, meskipun material tersebut telah dinyatakan dapat

diterima pada waktu didatangkan ke lapangan.

4. Setiap kerugian dan kerusakan yang disebabkan karena tidak

disetujuinya material yang digunakan oleh Direksi Teknis

Pekerjaan/Pengawas Lapangan menjadi tanggungan

Kontraktor.

Page 10: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

10

5. Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan mempunyai

kebebasan dan wewenang untuk menolak salah satu atau

semua material dan metode pelaksanaan yang tidak sama

kwalitas dan sifatnya seperti contoh-contoh yang telah disetujui

dan kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan atau

membongkar pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.

6. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa

alat-alat kecil maupun yang besar, harus disediakan oleh

Pelaksana dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum

pekerjaan fisik bersangkutan dimulai antara lain :

Tandem Roller

Tongkat Kontrol Ketebalan Hamparan

Kuali Penggoreng Aspal

Peralatan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.

Kereta Dorong, dll

P A S A L 9

BAHAN-BAHAN/MATERIAL JALAN ASPAL

1. A i r

a. Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan,

atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari benda

yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, gula

atau bahan organik. Air yang diketahui dapat diminum

Page 11: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

11

dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul

keraguan keraguan atas mutu air maka harus diadakan

pengujian air, atau mengadakan pengujian kuat tekan

mortar dengan memakai air tersebut dan dengan memakai

air suling. Air dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar

dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum

90 % kuat tekan mortar dengan air suling.

b. Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh

atau melakukan penyimpanan yang cukup dilapangan

untuk digunakan pada saat mengaduk dan mengeringkan

aspal serta pada proses perawatan aspal yang baru dicor

(proses curring).

c. Jika ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam

(artesis) dilokasi proyek, apabila Kontraktor menggunakan

sumber ini, maka seluruh biayanya menjadi tanggungan

Kontraktor.

2. Agregat Kasar/Kerikil

a. Agregat kasar untuk aspal dapat berupa kerikil sebagai hasil

disintegrasi alami dari batuan batuan atau berupa batu

pecah yang diperoleh dari pemecahan batu batu pada

umumnya. Yang dimaksud dengan agregat kasar adalah

agregat-agregat yang besar butirnya lebih dari 5 mm yaitu

kerikil/gravel.

Page 12: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

12

b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan

tidak berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih

hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut

tidak melampaui 20 % dari berat agregat keseluruhannya.

Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak

pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik

matahari dan hujan.

c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %

(ditentukan terhadap berat kering) yang artinya dengan

lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan

0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui dari 1 % maka

agregat harus dicuci.

d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat

merusak aspal, seperti zat yang bersifat reaktif alkali.

e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5

(seperlima) jarak terkecil antara bidang bidang samping dari

cetakan, 1/3 (sepertiga) dari tebal plat Jalan atau ¾ (tiga

perempat) dari jarak bersih minimal diantara batang-batang

atau berkas-barkas kayu. Penyimpangan dari pembatasan

ini diijinkan apabila menurut penilaian Pengawas Ahli. Cara-

cara pengaspalan adalah sedemikian rupa sehingga

menjamin tidak terjadi sarang-sarang kerikil.

f. Untuk seluruh pekerjaan aspal agregat kasar harus

memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan dalam BS

882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm – 5mm, 20

Page 13: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

13

mm – 5 mm, ukuran nominal atau syarat dalam N I atau

dalam tebel berikut ini dari JIS.

Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan (JIS A 1002

sieve):

Ukuran

Agregat

Ukuran Saringan ( mm )

50 40 30 25 20 15 10 5 2,5

40 – 50 %

100

95-100

35-70

10-30

0-5

25 – 5 %

100

95-100

30-70

0-10

0-5

Apabila dalam analisa gradasi menunjukan kekurangan

ukuran agregat tertentu yang dapat mempengaruhi

kerapatan, Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan

dapat memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk

menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut

diatas.

Kerapatan berbagai kelas aspalakan ditentukan oleh Direksi

Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan setelah dilakukan uji

coba dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras,

Page 14: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

14

tidak lapuk, bersih dan tidak mengandung clay (tanah liat)

atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah

untuk mendapatkan ukuran yang disyaratkan dengan jenis

crusher (alat pemecah batu) yang disetujui. Bubuk atau

partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau

dikehendaki Direksi Teknis Lapangan/Pengawas Lapangan

harus dicuci secara seksama.

3. Agregat Halus / Pasir

a. Pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam hasil dari

disintegrasi alami bantuan atau dapat berupa hasil

pemecahan batu dengan alat mekanis

b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.

Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal. Artinya tidak

pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik

matahari dan hujan.

c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %

( ditentukan terhadap berat kering ) yang diartikan dengan

bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm.

Apabila kadar lumpur melalui 5 % maka agregat halus harus

dicuci.

d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk

semua mutu aspal kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari

lembaga pemeriksa bahan-bahan yang diakui.

e. Pasir yang dipergunakan harus lolos saringan seperti yang

tertera pada tabel berikut ini :

Page 15: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

15

Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan (JIS A 1102

sieve) :

10 5 2,5 1,2 0,6 0,3 0,15Prosentase ( % ) 100 90-100 80-90 50-90 25-65 10-35 2-10

Saringan ( mm ) Ukuran Saringan

Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami

untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi

syarat. Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas

persetujuan Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan.

4. Apal

Latasir atau lapis tipis aspal pasir merupakan lapis penutup

permukaan perkerasan yang terdiri atas agregat halus atau

pasir atau campuran keduanya, dan aspal keras yang

dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas

pada temperatur tertentu. Spesifikasi Latasir telah

dikembangkan sejak tahun 1983, yaitu dengan diterbitkannya

pedoman berupa buku Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal

Pasir, yang dikembangkan oleh Departemen Pekerjaan Umum

dengan No. 02/PT/B/1983. Selanjutnya dikembangkan pula

standar nasional yaitu SNI 03-6749-2002, yang selanjutnya pula

dilakukan revisi untuk lebih menyempurnakan secara substansial

Page 16: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

16

dan memenuhi kebutuhan dalam pekerjaan pembangunan

jalan.

Latasir terdiri atas 2 kelas: Latasir kelas A atau SS-1 (Sand

Sheet-1) dengan ukuran nominal butir agregat atau pasir 9,5

mm, dan Latasir kelas B atau SS-2 (Sand Sheet-2) dengan

ukuran nominal butir agregat atau pasir 2,36 mm. Pada

umumnya tebal nominal minimum untuk Latasir A dan Latasir B

masing-masing 2,0 cm dan 1,5 cm dengan toleransi ± 2,0 mm.

Latasir pada umumnya digunakan untuk perencanaan jalan

dengan lalu lintas tidak terlalu tinggi (≤ 500.000 SST), tetapi dapat

pula digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan

sementara pada lalu lintas yanglebih tinggi. Standar ini

merupakan revisi dari SNI 03-6749-2002, Spesifikasi bahan lapis

tipis aspal pasir(Latasir), yang acuan awalnya diambil dari The

Asphalt Institute, Specification Series-1 (SS-1) yang telah

dimodifikasi berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan di

Pusat LitbangJalan danJembatan, Bandung.

5. Bahan–bahan lain

a. Semua bahan – bahan yang akan dipakai dan belum

disebutkan disini akan ditentukan pada waktu penjelasan

pekerjaan (aanwijzing) atau pada saat pelaksanaan

pekerjaan.

b. Semua bahan – bahan yang dimasukan dan dipakai harus

ditunjukkan terlebih dahulu kepada pengawas untuk

diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya.

Page 17: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

17

c. Semua bahan – bahan yang tidak ditunjukan kepada

pengawas atau ditolak oleh pengawas tidak dibenarkan

pemakaiannya.

d. Pemakaian bahan – bahan yang tidak sesuai dengan yang

ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang

ditimbulkannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab

pemborong.

Tidak tersedianya bahan – bahan yang akan dipakai dipasang

dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan terhentinya /

tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

Page 18: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

18

PASAL 10

PEKERJAAN PAPAN NAMA PROYEK

1. Papan nama proyek dibuat dari kayu meranti atau sejenisnya

kayu kelas II yang dilapisi tripleks yang berisi informasi tentang

kegiatan/proyek ( ilustrasi 1 ).

2. Bentuk dan ukuran papan nama proyek adalah :

Ukuran : sesuai instruksi direksi.

Tinggi :Bagian bawah papan nama proyek minimal 80 cm

dari Permukaan tanah.

3. Papan Nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah

dilihat.

Contoh sebagai berikut :

Ilustrasi 1

DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT

………………………………………….

KEGIATAN : ………………………………………… PEKERJAAN : ………………………………………… LOKASI : ………………………………………… PERENCANA : CV / PT …………………………………. PEMBORONG : CV / PT …………………………………. SPMK / KONTRAK ………………………………………… NILAI KONTRAK : ………………………………………… MASA PELAKSANAAN : ………………………………………… PENGAWAS : CV / PT ………………………………….

Page 19: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

19

B. SPESIFIKASI KHUSUS PEKERJAAN JALAN ASPAL

PASAL 1

ASPAL

Aspal untuk bahan lapis tipis aspal pasir (Latasir) dapat

digunakan salah satu dari aspal keras penetrasi 40 atau penetrasi

60, sesuai dengan persyaratan dalam RSNI S-01-2003, aspal

polimer, aspal dimodifikasi dengan aspal batu buton (Asbuton),

atau aspal multigrade, yang memenuhi persyaratan dalam Tabel

1, Tabel 2, Tabel 3 atau Tabel 1.

Tabel 1. Persayaratan Aspal Polimer

Page 20: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

20

Tabel 2. Persayaratan Aspal Dimodifikasi Dengan Asbuton

Tabel 3. Persayaratan Aspal Multigrate (Bahan Dasar Aspal Pen 60/70)

Page 21: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

21

PASAL 2

BAHAN PENCAMPUR

A. Agregat

a) Agregat halus dari sumber bahan manapun harus terdiri atas

pasir atau hasil pengayakan batu pecah, dan terdiri atas

bahan yang lolos ayakan 2,36 mm (No. 8) sesuai dengan SNI

03-6819-2002;

b) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras,

bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki

lainnya. Batuan induk agregat halus harus mempunyai abrasi

maksimum 40, diuji sesuai dengan SNI 03-2417-1991;

c) Agregat halus untuk Latasir kelas A dan Latasir kelas B boleh

dari kerikil bersih yang dipecah.

Persyaratan mutu pasir lainnya disajikan dalam Tabel 4.

Page 22: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

22

B. Bahan pengisi

Bila diperlukan bahan pengisi harus dari semen portland.

Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak

dikehendaki;

Debu batu (stone dust) yang ditambahkan harus kering dan

bebas dari gumpalan-gumpalan, dan bila diuji dengan

pengayakan sesuai dengan SNI 03-4142-1996 harus sesuai

dengan persyaratan bahan pengisi untuk campuran

beraspal (SNI 03-6723-2002), yaitu mengandung bahan yang

lolos ayakan 0,279 mm (No. 50) minimum 95% dan lolos

ayakan 0,075 mm (No. 200) minimum 70 % terhadap

beratnya, serta mempunyai sifat non plastis.

PASAL 3

SYARAT PENCAMPURAN

A. Persyaratan Campuran Latasir

1. Gradasi Campuran

Gradasi campuran Latasir harus memenuhi persyaratan dalam

Tabel 5 atau Gambar A1 dalam Lampiran A.

Page 23: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

23

2. Sifat-sifat campuran Latasir

Campuran Latasir harus memenuhi sifat-sifat campuran, sesuai

dengan persyaratan dalam Tabel 6:

Lampiran A

(informatif)

Page 24: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

24

Gambar 1. Gradasi Latasir

PASAL 4

METODA PEKERJAAN LATASIR

Hal – hal penting dalam pekerjaan ini :

1. Pencapuran Aspal dilapangan

2. Penyemprotan Prime Coat pada permukaan lapisan perkerasan

sebelumnya

LATASIR– atau aspal sand sheet adalah campuran antara pasir

dan aspal yang dicampur dan dipanaskan secara bersamaan di

lapangan menggunakan peralatan sederhana. Pencampuran dan

pemanasan dilakukan pada sebuah wadah lembaran tipis yang

terbuat dari besi yang diletakkan di atas drum minyak yang telah

kosong. Di bawah plat tempat pengadukan dilakukan pemanasan

dengan menggunakan kayu bakar. Komposisi yang tepat dari

Page 25: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

25

campuran akan menghasilkan suatu campuran yang mempunyai

kualitas bagus, dan juga untuk memperoleh hasil yang baik harus

dilakukan

pemanasan setiap material secara terpisah sebelum dilakukan

pencampuran. Hal yang paling penting lainnya adalah suhu

pemanasan yang harus dikontrol secara cermat untuk memastikan

kualitas campuran.

1. Penyeprotan Prime Coat Pada Permukaan Lapisan Base Jalan

Sebelum pelaksanaan pengaspalan (latasir) base course jalan

harus di prime terlebih dahulu agar adanya adhesi yang bagus antara

lapisan pengaspalan dengan base course. Material untuk prime coat

adalah aspal yang dipanaskan dan dicampur dengan minyak tanah

dengan komposisi 35-40 %. Campuran untuk prime coat tersebut harus

disemprotkan seara hati-hati dan dikontrol jumlah/kadar

penyemprotannya. Setelah penyemprotan, jalan harus ditutup untuk

lalu lintas yang akan melalui jalan tersebut agar prime coat tersebut

dapat kering dan berfungsi dengan baik.

2. Penghamparan Campuran Latasir

Ketika lapisan prime coat telah kering dan latasir selesai

dicampur tiba saatnya untuk dilaksanakan penghamparan.

Campuran latasir harus ditutup dengan kanvas selama pengangkutan

ke tempat lokasi penghamparan untuk menjaga kualitas campuran

tetap baik, tidak kehilangan suhu dan mencegah terkontaminasi

dengan material lain. Hal penting lainnya adalah menggunakan

Page 26: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

26

wadah pengangkut yang mempunyai kondisi bagus untuk

meminimalkan campuran latasir yang tumpah. Penghamparan harus

dimulai dari titik terjauh dari tempat pencampuran aspal. Mal

pembatas yang terbuat dari kayu sangat berguna digunakan untuk

menjaga agar ketika penghamparan campuran menutupi daerah

yang tepat dan mempunyai ketebalan yang sama, dan harus

dipasang pada sisi tepi bagian pengaspalan dan di As jalan.

Penghamparan harus dilaksanakan per setengah bagian lintasan

jalan untuk setiap penghamparannya. Untuk mendapatkan hasil akhir

yang mempuai kualitas yang baik penghamparan campuran latasir

harus dikontrol dengan baik.

3. Pemadatan Latasir

Pemadatan harus dilaksanakan secepatnya setelah

penghamparan, dan untuk hasil yang bagus dilakukan pemadatan

dengan menggunakan mesin penggilas pneumatic double steel drum

roller 6-8 ton. Pastika jumlah lintasan pemadatan mencukupi dan jaga

agar lapisan permukaan aspal tetap basah dengan air selama

pemadatan dilakukan. Setelah dilaksanakan pemadatan permukaan

latasir akan meninggalkan bekas-bekas jejak pemadatan, jalan harus

ditutup terlebih dahulu dari lalu lintas berat antara 1-2 jam untuk

mencegah terjadinya pembebanan berlebih.

Page 27: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

27

4 . PEMBERSIHAN JALAN

Pelaksana akan memelihara kebersihan halaman tempat

pekerjaan baik berupa sampah-sampah, gundukan tanah

maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan

lain sebagainya.Pembersihan dan kebersihan halaman setelah

proyek selesai sampai dengan penyerahan kedua, menjadi

beban dan tanggung jawab Pelaksana.

C. PEKERJAAN PENYELESAIAN DAN PEMBERSIHAN AKHIR

PASAL 1

Kontraktor wajib meneliti kembali pekerjaan-pekerjaan yang

telah diselesaikan serta mengerjakan pembetulan-pembetulan

kekurangan, perbaikan-perbaikan dan lain-lain yang masih

harus disempurnakan.

PASAL 2

Setelah selesai seluruh pekeriaan, Kontraktor harus

membersihkan daerah kerja antara lain membongkar konstruksi-

konstruksi penolong, perlengkapan-perlengkapan pembantu,

bahan-bahan bekas tak terpakai sampai bersih seluruhnya

sesuai petunjuk Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan.

Page 28: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

28

PASAL 3

Sisa-sisa bahan bangunan, peralatan dan bangunan yang dibeli

dengan biaya dari Proyek adalah menjadi milik Proyek/Pemberi

Tugas.

D. PERATURAN PENUTUP

PASAL 1

Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi katentuan

yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS),

tidak sesuai dengan Gambar atau tidak sesuai dengan Petunjuk

Direksi atau Staf Teknik/Kuasa Pengguna Anggaran, maka

pekerjaan tersebut harus dibongkar dan pembuatannya

kembali seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 2

FOTO-FOTO

Sewaktu-waktu yang dianggap perlu setiap dari pekerjaan di

buat foto-foto dengan ukuran postcard (3 R) dan ukuran

cabinet satu buah untuk membuat gambar-gambar yang

sedang di laksanankan sesuai dengan jadwal

pekerjaan/schedule yang telah di tentukan. Fase pembuatan

foto-foto dengan lokasi yang tetap sama. Biaya pembuatan

foto-foto tersebut di atas adalah merupakan beban pemborong

sepenuhnya dan tidak disebut dalam harga penawaran berikut

Page 29: Spek Teknis Jalan Aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEKERJAAN JALAN ASPAL

29

album tempat menempel foto-foto untuk diserahkan kepada

Direksi Proyek.

PASAL 3

AS BUILT DRAWING (GAMBAR TERPASANG)

1. Pihak Kontraktor dengan persetujuan Direksi diharuskan

membuat As built Drawing.

2. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan hasil evaluasi

dari pihak Direksi terhadap pekerjaan yang di pasang (Ukuran,

Bentuk, Peil, dan sebagainya).

3. Semua biaya akibat butir 1 (satu) dan 2 (dua) diatas ditanggung

pihak Kontraktor.

PASAL 5

Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat ini belum tercakup

beberapa jenis pekerjaan ataupun persyaratan lainnya, maka

hal tersebut akan diatur dalam Addenda/addendum RKS dan

Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Perintah

Tertulis dan Direksi Teknis Pekerjaan/Pengawas Lapangan atas

persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran pada waktu

pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Demikian Rencana Kerja

dan Syarat Syarat Pekerjaan ini dibuat untuk dipatuhi dan

dilaksanakan.