Soal- Soal Ujian Kulit Karawang
1. Apakah yang dimaksud dengan Tes Gunawan?Tes Gunawan adalah tes yang digunakan untuk membantu diagnosis kusta dengan menilai ada tidaknya kelainan saraf otonom (anhidrosis). Tes dilakukan dengan menggunakan pensil tinta dengan cara menggoreskan pensil tinda pada lesi, dimulai dari tengah lesi ke arah kulit normal. Bila ada gangguan (hasil +) apabila goresan pada kulit normal terlihat lebih tebal dibandingkan dengan bagian tengah lesi.
2. Apakah yang dimaksud dengan tes Lepromin?Tes imunologi untuk mengetahui ketahan hospes terhadap kuman Lepara, menentukan klasifikasi, prognosis dan hasil pengobatan. Dilakukan dengan cara injeksi subkutan antigen (M. leparae inaktif). Hasil dibaca sebagai berikut:
Early Fernandez Reaction (dibaca setelah 48 jam). + bila ada eritema dan indurasi, - bila hanya timbul eritema.
Delayed Mitsuda Reaction (dibaca setelah 3-6 minggu). + bila ada papul muncul dalam 7-10 hari lalu menjadi papul besar dan nodul. – bila tidak ada rx lokal atau rx lokal + jadi negative.
Hasil – pada tipe lepramatosa atau MB.3. Klasifikasi Kusta
a. Klasifikasi Ridley & Jopling (didasarkan SIS pasien) TT (Tuberkoloid Polar) Ti (Tuberkuloid indefinite) BT (Borderline tuberkuloid) BB (Midborerline) BL (Borderline Lepramotous) Li (Lepramotous indefinite) LL (Lepramatous Polar)
b. Klasifikasi WHO (berdasarkan jumlah kuman) Pausibasiler (PB), dimana IB < 2+ (I, TT dan BT) Multibasiler (MB), dimana IB > 2+ (LL, BL dan BB)
c. Klasifikasi Madrid Inderterminate (I) Tuberkuloid (T) Borderline (B) Lepramatosa (L)
d. Puskesmas PB MB
4. Kebutaan pada MHKerusakan mata bisa terjadi primer ataupun sekunder. Primer mengakibatkan alopesia pada alis dan bulu mata dan mendesak jaringan mata lain. Sekunder disebabkan rusaknya n. Fasialis → paralisis n. Orbikularis palpebraum → Langoftalmus → kerusakan jaringan mata.
Kerusakan saraf otonom → air mata ↓ → kekeringan dan kerusakan kornea
Kebutaan disebabkan salah satu ataupun gabungan dari kerusakan-kerusakan tersebut.
5. Kulit Kering pada MHKekeringan kulit disebabkan adanya infiltrasi granuloma pada adneksa kult seperti kelenjar keringat, kelenjar palit dan folikel rambut.
6. Saraf apa saja yang bisa rusak?Saraf Motorik, Sensorik dan Otonom.
N. Ulnaris: anestesi ujung jari anterior kelingking dan jari manis, Clawing kelingking dan jari manis. Atrofi hipotenar dan otot interoseus & kedua otot lumbrikalis medial.
N. Medianus: anestesi ujung jari anterior ibu jari, telunjuk dan jari tengah, x aduksi ibu jari, clawing jari 1-3, kontraktur jari 1, atrofi tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral.
N. Radialis: anestesi dorsum manus dan ujung prox telunjuk, wrist drop, x ekstensi jari atau pergelangan tangan.
N. Poplitea lateralis: anestesi tungkai bawah bagian lateral dan dorsum pedis, claw toes, paralisis otot intrinsic kaki dan kolaps arkus pedis.
N. Fasialis: Lagoftalmus (cabang temporal dan zigomatikum), kehilangan ekspresi dan x katupkan bibir (cabang bukal, mandibular dan servikal)
N. Trigeminus: anestesi kulit wajah, kornea, dan konjungtiva.7. Regimen pada pengobatan Kusta
MB: (BB,BL, LL) diberikan dalam 24 dosis dalam 24 sampai 36 bulan Rifampisin 600 mg single dose setiap bulan DDS 100 mg per hari Klofazimin 300 mg per bulan atau 100 mg per minggu atau 50 mg per hari
PB: (I,TT, BT) diberikan dalam 6 dosis dalam 6-9 bulan Rifampisin 600 mg setiap bulan single dose DDS 100 mg perhari
WHO (1998)Rifampisin 600 mg/bulan SD, Oflofoksasin 400 mg/bulan SD, dan minosiklin 100 mg/bulan SD. (MB 12 dosis dalam 12-18 bulan, PB tetap)
8. Mengapa WHO membagi PB dan MB?Pembagian didasarkan pada jumlah kuman pada pemeriksaan lesi, dihitung dengan Indeks bakteri. Dilakukan untuk menentukan tatalaksana dan pemilihan regimen obat yang digunakan serta prognosis.
9. Apa saja yang termasuk Eritoskuamosa?a. Psoriasis:
1) Psoriasis vulgaris2) Psoriasis gutata3) Psoriasis inversa4) Psoriasis eksudativa5) Psoriasis seboroik6) Psoriasis pustulosa7) Eritroderma psoriatic
b. Parapsoriasisc. Ptiriaisis Rosead. Eritroderma
e. Dermatitis Seboroikf. Dermatofitosisg. Lupus Eritematous
10. Apa perbedaan Pemfigus dan Pemfigoid Bulosa?
Pemfigus (Vulgaris) Pemfigoid BulosaKeadaan Umum Buruk BaikLesi/Bula Dinding kendur, mudah
pecah → krusta lamaDinding Tegang
Histopatologi Bula Intraepidermal SubepidermalImunologi Terdapat IgG di stratum
SpinosumIgG tersusun seperti pita/linear pada Basement Membrane Zone
Predileksi Awal: kepala berambut, rongga mulut (60%), mukosa (konjungiva, hidung, faring-laring, utethra) → generalisata
Ketiak, lipat paha dan da bagian fleksor
11. Yang termasuk Nikolsky +a. Streptococcal Scalded Skin Syndromeb. SJSc. NETd. Pemfigus Vulgaris
12. Apakah yang dimaksud Eritroderma dan apa etiologinya?Eritroderma adalah penyakit eritroskuamosa yang ditandai denganadanya eritema yang bersifat universalis (90-100%) dan biasa disertai skuama. Etiologinya adalah alergi obat, perluasan penyakit kulit (psoriasis, Penyakit Leiner/ D. Seboroik, dan penyakit sistemik (keganasan, Sindrome Sezary/Limfoma)
13. Apakah yang dimaksud dengan SLE dan apa etiologinya?SLE/Lupus Eritematosus adalah penyakit autoimun multisistemik yang menyerang dan memberikan gambaran klinis hampir pada seluruh organ termasuk menyerang jaringan konektif dan vaskuler. Etiologinya adalah autoimun, dianggap sebagai interaksi antara faktor-faktor genetic dan faktor imunologik.
1. Pemeriksaan tambahan pada dermatofitosis1) Pemeriksaan KOH. Merupakan pemeriksaan mikologi, langsung pada sediaan basah
dengan menggunakan mikroskop. Dilakukan dengan cara:
i. Meletakan bahan/kerokan kulit diatas gelas alasii. Tambahkan 1-2 tetes KOH (10% untuk kulit dan 20% untuk kuku)
iii. Campur lalu tunggu 15-20 menit (u/ larutkan jaringan) bisa dipercepat dengan pemanasan api kecil
iv. Tambahkan zat warna (Parker superchroom blue black) u/ perjelas elemen jamur
v. Tempatkan diatas mikroskop mulai perbesaran 10x10 → 10x45vi. + pada dermatofitosis jika ditemukan:
1. Hifa: 2 garis sejajar terbagi sekat, bercabang2. Arthospora: spora berderet3. Mikro/makro spora pada rambut
vii. + pada T. Vesikolor, jika terlihat hifa pendek dengan spora bulat berkelompok
viii. + pada candida, jika terlihat sel ragi, blasto spora atau hifa semu2) Pemeriksaan dengan Lampu Wood. Dilakukan dengan menyinari lesi dengan lampu
wood yang mengeluarkan sinar UV 360 um yang akan dipantulkan berdasarkan molekul metabolit mikro organisme penyebab yang memiliki indeks bias berbeda sehingga memantulkan warna tertentu.
i. Tinea kapitis → kuning kehijauanii. T. Vesikolor → kuning keemasan
iii. Eritrasma → merah (coral red)2. Etiologi Tinea!
1) Mikosis Profunda: Misetoma (Actinomyces dan Nocardia, Schizimycetes, Eumycetes), Sporotrikosis (Sporotrichium schenkii), Kromomikosis (dermatiaceous)
2) Dermatofitosis: Dermatofita (genus Microsporum, Tricophyton dan Epidermophyton)
i. Tinea imbrikata: Tricophyton concentricumii. Tinea Favosa/Favus: Trichophyton schoenleini
3) Tinea Vesikolor: Pytirosporum Malassezia furfur4) Kandidosis: Candida albicans
3. Terapi Tinea!1) Dermatofitosis:
i. Terapi oral:1. Griserofulvin: dewasa 0,5-1 g perhari dibagi 4 dosis, anak 0,25-0,5 g/
10-25 mg/kgBB + prednisone 3x4-5 mg selaa 2 mgg untuk kerion2. Ketokonazol: 200 mg/hari pc selama 10-14 hari3. Itrakonazol: 2x100-200 mg selama 3 hari u/ onikomikosis dosis
denyut 3 bulan setiap denyut 1 mgg 1x200 mg/ hari4. Terbinafin 62,5-250 mg / hari selama 2-3 mgg
ii. Terapi topical:1. Konvensional: as salisil 2-4%, as benzoate 6-12%, sulfur 4-6%,
vioform 3%, as undensilenat 2-5%, zat warna 2. Obat baru: tolnaftat 2%, tolsikat, haloprogin, derivat imidazole,
siklopiroksolamin, naftifine masing-masing 1 %2) T. Vesikolor:
i. Terapi oral:1. Ketokonazol: 1x200 mg selama 10 hari
ii. Terapi topical:1. Selenium sulfide (sampo 2-3x seminggu, obat gosok 15-30 menit
sebelum mandi)2. Salisit spiritus 10%3. Derivate azol: mikonazol, klotrikonazol, isokonazol dan ekonazol4. Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%5. Toksiklat, tolnaftat dan haloprogin
3) Kandidosis:i. Sistemik:
1. Nistatin tablet u/ Traktus digestivus2. Amfoterisin B IV u/ kandidosis sistemik3. Vaginal: kotrimazol 500 mg pervaginam SD, sistemik 2x200 mg
selama 5 hari atau itrakonazol 2x 200 SD atau flukonazol 150 mg SD4. Itrakonazol: 2x100 mg 3 hari untuk kandidosis vulvovaginalis
ii. Topikal:1. Lar. Ungu genitan ½-1% untuk mukosa, 1-2% untuk kulit 2x sehari
selama 3 hari2. Nistatin3. Amfoterisin b4. Azol: mikonazol 2%, klotrimazol 1%, tiokonazol, bufonazol,
isokonazol5. Siklopiroksaolmin 2%6. Antimikotik spectrum luas
4. Perbedaan Tinea, Kandidosis dan eritrasma (definisi, e/, th/)
Tinea Kandidosis EritrasmaDefinisi Penyakit jamur
akut/subakut disebabkan species Candida menyerang kulit, mulut, vagina, kuku, bronkus sampai septicemia, endocarditis atau meningitis
Penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan Coryne bacterium minitussismum
Etiologi Dermatofita (genus Microsporum, Tricophyton dan Epidermophyton)
Tinea Vesikolor: Pytirosporum Malassezia furfur
Candida albicans Coryne bacterium minitussismum
Gejala T. glabrosa: lesi polimorf, tepi aktif (papul, vesikel,pustule),
Mukosa Thrush: bayi,
pseudomembrane putih cokelat
Lesi eritroskuamosa skuama halus, berwarna merah
central healing, berbatas tegas, gatal
T. unguium: kuku rapuh bisa pada distal/prox atau leukonikia pada kuku
T. kapitis: Grey patch
ringworm: lesi diawali papul dan melebar bentuk bercak, batas tidak tegas, rambut keabuan lalu rontok (alopesia setempat)
Kerion: adanya peradangan
Black dot ringworm: rambut patah pada folikel sehingga bentuk black dot
T. Vesikolor: bercak warna-warni kadang bentuk papulo-vesikuler, gatal
muda. Pada glositis lesi putih pada tepid an bawah lidah, lidah halus papil atrofi
Perleche: fisura pada sudut mulut, maserasi, erosi, basah dgn dasar eritem
Vulvovaginitis: gatal di vulva, panas, nyeri post miksi. Hiperemi labia minor, bercak putih kekuningan. Floyr albus kekuningan, bergumpal seperti kepala susu (kandidosis vagina)
Kulit: intertriganosa (lipatan) lesi batas tegas, skuama, basah, eritem , dikelilingi satelit (vesikel, pustule, bula pecah)
hingga kecokelatan
miliar sampai plakat
predileksi ketiak dan lipat paha kadang intertriginosa (orang gemuk)
perluasan: tepi eritematosa dan serpiginosa, tidak menimbul
tidak ada keluhan subjektif kecuali dermatitis
Pemeriksaan Penunjang
KOH: vi. + pada dermatofitosis jika ditemukan:1. Hifa: 2 garis sejajar terbagi sekat, bercabang2. Arthospora: spora berderet3. Mikro/makro spora pada rambut
Wood: Dermatofitosis: Kuning kehijauanT. Vesikolor: Kuning keemasan
KOH: sel ragi, blasto spora atau hifa semu
lampu wood: merah (coral red)
sediaan langsung: batang pendek halus, bercabang, d: ≤ 1 um, mudah putus bentuk difteroid
5. Apakah indikasi terapi oral pada tinea?Terapi sistemik diindikasikan untuk tinea corporis yang infeksinya meluas, imunosupresi, resisten terhadap terapi topikal antijamur, dan komorbid dengan tinea kapitis dan tinea unguium.
6. Perbedaan SLE dan DLE
DLE SLEInsiden pada wanita lebih banak dari pada pria, usia biasanya diatas 30 tahun
Wanita jauh lebih banyak dari pada pria, umumnya terbanyak sebelum usia 40 tahun (20-30 tahun)
Kira-kira 5% berasosiasi dan menjadi SLE Kira-kira 5% memiliki lesi kulit DLEJarang mengenai mukosa dan lingual Lesi mukosa lebih sering terutama pada SLE
akutGejala konstitusional jarang Gejala konstitusional seringKelainan laboratorik dan imunoliogik jarang Kelainan laboratorik dan imunologik sering
Kriteria ARA untuk diagnose SLE: (4 dari 11 adalah +)1) Eritema fasial (butterfly rash/malar rash)2) Lesi discoid (sikatrik/hipotrofi)3) Fotosensitivitas4) Ulserasi pada mukosa mulut dan rinofaring5) Arthritis non erosive mengenai 2 atau lebih sendi perifer6) Serositif (pleuritis atau pericarditis)7) Kelainan ginjal (protein uria >0,5 mg/hari, cellular cast)8) Kelainan neurologic (kelelahan, psikosis)9) Kelainan darah (anemia hemolitik, leukopenia <4000/ul), limfopenia,
trombositopenia < 100.000 /ul)10) Gangguan imunologik (sel LE, anti DNA, anti – Sm (antibody terhadap otot polos), +
semu anti sifilis 11) Antibody anti nuclear (ANA)
7. Perbedaan Psoriasis dan Ptiriasis Rosea
Perbedaan Psoriasis Ptiriasis RoseaDefinisi Penyakit autoimun kronik
residif ditandai dengan bercak eritem berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis dan transparan. Dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz sign dan Kobner sign
Penyakit kulit belum diketahui sebabnya, dimulai lesi inisial eritema skuama halus, disusul lesi lebihkecil self limiting 3-8 mgg
Etiologi Autoimun, faktor genetic, faktor imunologik, faktor pencetus
Virus
Epidemiologi >kulit pputih, >pria, >dewasa 15-40 tahunLesi Bercak/plak eritem berbatas
tegas dengan skuama kasar berlapis dan transparan. Dengan fenomena tetesan lilin, Auspitz sign dan Kobner sign
Herald patch: badan soliter, oval/anular, d: 3 cm, eritema dan skuama halus, dalam 4-10 hari muncul lesi lain lebih kecil sejajar costa, menyerupai pohon cemara terbalik
Predileksi Pada sklap, daerah perbatasan dengan wajah, ektensor (lutut,
Bdan, lengan atas, paha
siku), lumbosakralTerapi Sistemik
Kortikosteroid Sitostatik (metotrksan) Levodopa DDS Etretinat Siklosporin Terapi Biologik
Topikal: Preparat Ter Kortikosteroid Ditranol Penyinaran Calciprotriol Tazaroten Emolien
Simptomatik:Anti gatal bedak asam salisil dibubuhi mentol 1/2-1%
8. Fenomena tetesan lilin: pemeriksaan dimana dilakukan kerokan skuama pada lesi psoriasis dengan objek gelas dan menimbulkan skuama yang tebal, berwarna putih seperti lilinAuspitz: pemeriksaan dengan kerokan pada lesi psoriasis sampai dasar lesi dimana akan didapatkan bercak/bintik perdarahan pada lesiKobner sign: fenomena dimana akan timbul lesi baru saat dikenakan trauma pada kulit normal penderita psoriasis
9. EritrodermaDefinisi: kelainan kulit yang ditandai dengan eritema universalis (90-100%). Biasa disertai skuama.Komplikasi:
Gangguan termoregulasi - meningkatnya kehilangan panas karena dilatasi pembuluh darah kulit
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Hipoalbuminemia dan malnutrisi - kehilangan protein perhari meningkat 25% Gagal jantung karena meningkatnya aliran darah melalui pembuluh darah kulit Gangguan fungsi ginjal dan hati ARDS dan bocornya kapiler paru Infeksi - penyebab utama kematian karena superinfeksi bakteri
Terapi:
Kortikosteroid prednisone 4x 10 mg Diet tinggi protein Topical: emolien untuk kurangi radiasi: salep Ianolin 10% atau krim urea 10% Penempatan ditempat yang hangat Resusitasi cairan Anti histamine oral sedatif
10. Sifilis stadium IMasa inkubasi 2-4 mgg. T pallidum masuk ke mukosa dengan mikrolesi. Inokulasi lalu menyebar limfogen dan hematogen.
Kelainan kulit dimulai dari papul → erosi → ulkus (bulat, soliter, dasar jar. Granulasi merah, diatasnya serum). Dinding tidak bergang tidak ada tanda inflamasi → ada indurasi/indolen jadi disebut ulkus Durum. AFEK PRIMERPada pria: sulkus koronariusPada wanita: labia mayor dan minor.Ekstragenital: tonsil, lidah, dan anus.ulkusAfek Primer sembuh sendiri dalam 3-10 mgg. 1 mgg setelah muncul biasanya ada pembesaran KGB inguinalis medialis. Keseluruhan disebut komplek primer. Kelenjar soliter, indolen, keras, lenticular, tidak supuratif, dan tidak ada periadenitis dan kulit tidak ada tanda inflamasi.Syphilis d’emblee → tidka ada afek primer → kuman di jaringan lbh dalam → karena transfuse/suntikan,
11. Sifilis Stadium II (Great Immitator)Timbul 6-8 mgg stlh S I tapi bisa ttp disertai SI sampai 9 bulan. Gejala konstitusi +: anoreksia, BB turun, nyeri kepala, demam tidak tinggi, atralgia.Kelainan kulit yang eksudatif (kondiloma lata dan plaq marques)→ sangat menular > lesi kering.Beda dengan peny. Lain: tidak gatal, ada limfadenitis generalisata, pada S II ada lesi pada telapak tangan dan kaki.Beda SII dini dan SII lanjut, SI generalisata, simetris dan cepat hilang. Dan SI kebalikannya.Bentuk lesi:
Roseola (sifilitika): eritema macular berbintik/bercak, merah tembaga bulat atau lonjong. Karena pada SII dini jd generalisata dan simetrik palmar dan plantar. Menghilang dalam bbrp hari, minggu- bulan. Bisa residif, jadi sedikit, anular dan bergerombol. Hilang tanpa bekas atau jadi bercak hipopigmen (leukoderma sifilitikum)
Papul: paling sering, bulat kadang bersama roseola, berskuama di pinggir (korelet) (papulo skuamosa). Kadang skuama menutupi papul (psoariformis). Menghilang → bercak hipopigmentasi (leukoderma sifilitikum). Dileher: leukoderma coli. Papul bisa letinkular, likenoid atau folikular ditembus rambut. Pada S II lanjut: arsinar, sirsinar, polisiklik dan korimbiformis. Di dahi seperti mahkota (korona venerik). Bisa ada pada sudut mulut, ketiak, bawah mammae dan genital. Bentuk lain: kondiloma lata → papul letinkular, permukaan datar, berkonfluensi, di lipatan kulit, bila tergesek → erosi, eksudatif dan menular → di lipat paha, skrotum, vulva, perianal, bawah mammae dan interdigital. Bisa terbentuk lagi afek primer infiltrasi dan indurasi karena sisa Treponema menyembuh dan membiak → chancer redux.
Pustul: jarang. Papul → vesikel → pustule (polimorfik). > kulit berwarna, > imun buruk. demam intermiten dalam berminggu-minggu → sifilis variselaformis.
Bentuk lain: papul, pustule, krusta berkonfluensi → mirip impetigo (sifilis impetigenosa). Ulkus + krusta (ektima sifilitikum). Krusta tebal (rupia sifilitika). Ulkus meluas ke perifer → seperti kulit kerang (sifilis ostrasea)Ulkus-ulkus mukosa, demam, KU buruk → sifilis maligna → kematian.
Pada mukosa (enantem): bersama eksantema kulit. Mulut dan tenggorok, macula eritem bberkonfluensi → eritem difus batas tegas (angina sifilitika eritematosa). Nyeri telan. Faring: suara parau. Kadang ada bercak keabuan erosive dan nyeri.Plaque queuses. Papul eritema, permukaan datar, miliar/letinkular bersamaan papul SII. Bisa ada di genitalia tidak nyeri.
Rambut: alopesia difus. Pada SII lanjut bercak dengan alopesia lokal karena pada lesi (roseola/papul) Treponema merusak rambut (alopesia areolaris).
Kuku: onika sifilitika, jarang, kuku putih kabur, rapuh, alur transversal dan longitudinal, distal hiperkeratotik dan terang. Paranokia sifilitikaradang kronis V terangkat sulit dibedakan dengan pionikoa dan candida.
Organ lain:o KGB: seluruh KGB superfisialis membesaro Mata: uveitis anterioro Hepar: hepatitis dan icterus ringan (jarang)o Tulang: sendi dan bursa kena, efusi, bengkak, tidak nyeri dan tidak ganggu
gerak.o Saraf: LCS protein dan sel meningkat. Meningitis akut sub akut (jarang) TIK
meningkat: nyeri kepala, muntah, oedem papil.