Download - Slide Pterigium

Transcript

Slide 1

A.Emma Eka Ramadhani Salam10542 0138 09PEMBIMBING: DR. Rahasiah Taufik, Sp. M

PTERIGIUMIDENTITAS PASIENNama: Ny. NJanis Kelamin: PerempuanUmur: 45 tahunAgama: IslamSuku/Bangsa: Makassar/ IndonesiaPekerjaan: IRTAlamat: Jln. BTN tabu tenenaNo. Register: 39 33 92Tanggal Pemeriksaan: 28 Februari 2015Rumah Sakit: RSUD Syekh Yusuf Kab. GowaPemeriksa: dr. Y

AnamnesisKeluhan Utama : Rasa berpasir di kedua mataAnamnesis Terpimpin :Pasien datang ke Poliklinik RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowadengan keluhan rasa berpasir pada kedua mata yang dirasakan sudah 6 bulan yang lalu. Awalnya sering keluar air mata (+), gatal (+) dankalau gatal sering dikucek-kucek, sekret (+), nyeri pada mata (+), rasamengganjal (+), mata merah (+).Riwayat Penyakit Terdahulu :Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya (-), riwayatdiabetesmelitus (-), riwayat hipertensi (-), riwayat alergi (-), riwayatpenggunaan kacamata baca (+) 1 tahun.Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat sebelumnya.Riwayat Penyakit Keluarga dan sosialTidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien.

Gambar

ODOSPalpebraEdema (-)Edema (-)Silia Normal, sekret (-) Normal, sekret (-)Apparatuslakrimalislakrimasi (-)lakrimasi (-)KonjungtivaHiperemis (-), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Hiperemis(-), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan mencapai pupil.Bola mata NormalNormalKorneaJernihJernihBilik MataDepanNormalNormalIrisCoklat, Kripte (+)Coklat, kripte (+)PupilBulat, SentralBulat, SentralLensaKeruhKeruhMekanisme muscular Ke segala arah Ke segala arahODOSPalpebraEdema (-)Edema (-)Silia Normal, sekret (+) Normal, sekret (+)Apparatuslakrimalislakrimasi (+)lakrimasi (+)KonjungtivaHiperemis (+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Hiperemis (+), Tampak selaput berbentuk segitiga dibagian nasal dengan apex melewati limbus dan belum mencapai pupil.Bola mata NormalNormalKorneaJernihJernihBilik MataDepanNormalNormalIrisCoklat, Kripte (+)Coklat, kripte (+)PupilBulat, SentralBulat, SentralLensajernihjernihMekanisme muscular pergerakan normal ke segala arah pergerakan normal ke segala arah5Pemeriksaan palpasiPalpasiODOSTensi OkulerTnTnNyeri tekan (-)(-)Massa tumor (-)(-)Glandula preaurikulerTidak ada pembesaranTidak ada pembesaran6Pemeriksaan lainTonometriTidak dilakukan pemeriksaanVisusVOD : 20/25VOS : 20/25Campus VisualTidak dilakukan Pemeriksaan

Color senseTidak dilakukan pemeriksaanLight SenseLight sense : light perseption (+) dan light proyektion (+) DiafanoskopiTidak dilakukan pemeriksaanPemeriksaan laboratoriumGDS : 106 mg/dL

Pemeriksaan Slit LampSLOD : konjungtiva bulbi tampak pterigium tumbuh dari arah nasal, tampak kornea ditumbuhi selaput atau jaringan fibromembran melewati tepi kornea, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+)< pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.SLOS : konjungtiva bulbi tampak pterigium tumbuh dari arah nasal, tampak kornea ditumbuhi selaput atau jaringan fibromembran melewati tepi kornea, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+)< pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

ResumePasien datang ke Poliklinik RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa dengan keluhan rasa berpasir pada kedua mata yang dirasakan sudah 6 bulan yang lalu. Awalnya sering keluar air mata (+), gatal (+) dan kalau gatal sering dikucek-kucek, sekret (+), nyeri pada mata (+), rasa mengganjal (+), mata merah (+).Pada pemeriksaan oftalmologi ODS didapatkan inspeksi tampak jaringan fibromembran yang tumbuh di konjungtiva bulbi yang melebar dari bagian nasal dengan puncaknya berbentuk segitiga sudah mencapai < 2mm (OD) dari tepi kornea dan < 2mm (OS). Pada pemeriksaan palpasi tidak ditemukan kelainan. Pada Pemeriksaan visus VOD 20/25 dan VOS 20/25.

AssesmentDiagnosis : ODS Pterigium Stad. 2Diagnosis banding:Pinguekula PseudopterygiumTerapiDilakukan tindakan bedah pada pasien karena sudah derajat 2 dan mengganggu aktivitas sehari-hari.Definisi PterigiumPterigium adalah kelainan konjungtiva bulbi yaitu suatu degenerasi proliferasi jaringan fibrovaskuler atau fibromembranosa yang berbentuk segitiga mengarah ke kornea dan berada di fissura interpalpebralisAnatomi dan Fisiologi

EpidemiologiPterigium merupakan kelainan mata yang umum dibanyak bagian dunia, dengan prevalensi yang dilaporkan berkisar antara 0,3%-29%. Studi epidemiologis menemukan adanya asosiasi terhadap paparan sinar matahari yang kronis, dengan meningkatnya prevalensi geografis dalam peri-khatulistiwa garis lintang 37 utara dan selatan khatulistiwa.EtiologiBelum diketahui pasti, teori yang dikemukakan:Paparan sinar matahari (ultra violet)Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu, asap).Berdasarkan stadium pterigium dibagai ke dalam 4 stadium yaitu:Stadium I : belum mencapai limbus

Stadium II : sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil

Stadium III : sudah menutupi pupil

Stadium IV : sudah melewati pupil

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, pterigium dibagi menjadi 2 yaitu:Pterigium progresif: Tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterigium (disebut cap dari pterigium).Pterigium regresif: Tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.PatomekanismeKonjugtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. Kontak dengan ultraviolet,debu,kekeringan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi yang menjalar ke korneapterigium di tandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan proliferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epitheliumEfek merusak dari sinar UV menyebabkan penurunan sel induk limbal pada kornea, yakni menyebabkan terjadinya insufisiensi limbal. Hal ini mengaktifkan faktor pertumbuhan jaringan yang menginduksi angiogenesis dan proliferasi selGejala klinisSubyektifRasa perih, terganjal, sensasi benda asing, berair, rasa nyeri, gangguan visus, masalah kosmetik ( pasien sering mengeluh: ada selaput)ObyektifKonjungtiva bulbi (fissura palpebra): jaringan fibrovaskuler berbentuk segitiga (apeks menuju ke kornea atau di kornea)

Differential DiagnosisPinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu, dan angina panas. Letak bercak ini pada celah kelopak mata terutama di bagian nasal. Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula

Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Pseudopterigium sering ditemukan pada proses penyembuhan ulkus kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea.

Penatalaksanaan PterigiumNon medikamentosaKarena kejadian pterigium berkaitan dengan aktivitas lingkungan, penanganan pterigium asimptomatik dapat diobati dengan kacamata sinar UV-blockking. Anjurkan pasien untuk menghindari daerah berasap atau berdebu sebisa mungkin.9MedikamentosaUntuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan intraocular yang tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.9BedahIndikasi operasiPterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih dari 3 mm dari limbus. Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil.Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair,dan silau karena astigmatismus.Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.

Metode OperasiTeknik Bare Selera Teknik Autograft KonjungtivaCangkok Membran Amnion

Komplikasi1. Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut:Gangguan penglihatan/mata kemerahanIritasiTimbul jaringan parut kronik dari konjungtiva dan korneaDry Eye Syndrome2. Komplikasi post operatif bias sebagai berikut: InfeksiUlkus korneaGraft Conjungtiva yang terbukaDiplopiaAdanya jaringan parut dikorneaYang paling sering dari komplikasi bedah pterigium adalah kekambuhanPencegahan Pada penduduk didaerah tropic yang bekerja diluar rumah seperti nelayan, petani yang banyak kontak dengan debu dan sinar UV dianjurkan memakai kacamata pelindung sinar matahari.

Prognosis Pterigium adalah suatu neoplasma yang benigna. Umumnya prognosis baik. Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata atau bedah radiasi. Eksisi pada pterigium pada penglihatan dan kosmetik adalah baik.

DAFTAR PUSTAKAArdalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD. Management of Pterygium. Opthalmic Pearls.20102. Caldwell, M. Pterygium. Available from : www.eyewiki.aao.org/PterygiumRiordan, Paul. Dan Witcher, John. Vaughan & Asburys Oftalmologi Umum: edisi 17. Jakarta : EGC. 2010. Hal 119.4. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata edisi 6. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.p.2-7,117.5. Laszuarni. Prevalensi Pterygium di Kabupaten Langkat. Tesis Dokter Spesialis Mata. Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2009.Jerome P Fisher, Pterygium. http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview7. Anonymus. Anatomi Konjungtiva. Available from : http://PPM.pdf.com/info-pterigium-anatomi 8. Anonymus. Pterigium. Available from : http://www.dokter-online.org/index.php.htm .9. Cason, John B., .Amniotic Membrane Transplantation. Available from : http://eyewiki.aao.org/Amniotic_Membrane_Transplant10. Lang, Gerhad K. Conjungtiva. In : Ophtalmology A Pocket Textbook Atlas. New York : Thieme Stutgart. 200011. Skuta, Gregory L. Cantor, Louis B. Weiss, Jayne S. Clinical Approach to Depositions and Degenerations of the Conjungtiva, Cornea, and Sclera. In: External Disease and Cornea. San Fransisco : American Academy of Ophtalmology. 2008. P.8-13, 36612. Anonim. Pterygium. Available from : http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/963/follow-up/complications.html.

Billahi fii sabilil haq

Assalamualaikum wr. wbSekian dan Terima Kasih