STRATEGI RADIO KOMUNITAS ISLAM
DALAM MEMPEROLEH SIMPATI PENDENGAR
(Studi pada Radio Dais 107.9 FM)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
O l e h
Alif Wiji Prahara Wati
NIM: 61211006
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : Lima (5) eksemplarHal : Persetujuan Naskah Skripsi
KepadaYth. Dekan Fakultas DakwahIAIN Walisongo SemarangDi Semarang
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya,
maka kami menyatakan bahwa skripsi saudari:
Nama : Alif Wiji Prahara WatiNim : 61211006Fak/ Jurusan : Dakwah/ Komunikasi dan Penyiaran IslamJudul Skripsi : Strategi Radio Komunitas Islam Dalam Memperoleh
Simpati Pendengar (Studi pada Radio Dais 107.9 FM)
Dengan ini telah kami setujui, dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Semarang, 24 Desember 2010
Pembimbing,
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & tata tulis
Dra. Hj. Umul Baroroh, M. Ag Dra.Hj. Amelia Rahmi, M.PdNIP. 1966 0805 199101 2001 NIP. 1966 0209 199303 2003
iii
SKRIPSISTRATEGI RADIO KOMUNITAS ISLAM
DALAM MEMPEROLEH SIMPATI PENDENGAR(Studi pada Radio Dais 107.9 FM)
Disusun olehAlif Wiji Prahara Wati
61211006
Telah Dipertahankan di Depan PengujiPada tanggal 29 Desember 2010
Dan Dinyatakan Telah Lulus Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji /Dekan Anggota PengujiPenguji I
Drs. H. Nurbini. M.S.I H. M. Alfandi. M.AgNIP. 19680918 199303 1 004 NIP. 19710830 199703 1 003
Sekretaris Dewan Penguji/ Penguji IIPembimbing
Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd Drs. Najahan Musyafak, M.ANIP. 19660209 199303 2 003 NIP : 19701201 199503 1 001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Umul Baroroh. M.Ag Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.PdNIP. 19660508 199101 2 001 NIP. 19660209 199303 2 003
iv
MOTTO
t̀Burö@©. uq tG tƒ’n? tã«!$#uq ßgsùÿ¼ çmç7 ó¡ ym4¨b Î)©!$#à÷Î=» t/¾Ín Ì• øBr&4ô‰s%Ÿ@yèy_ª!$#Èe@ä3 Ï9&ä óÓx«#Y‘ô‰s%
dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akanmencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-
tiap sesuatu . (At Thalaaq:3) (Depag RI, 2005: 281)
v
PERSEMBAHAN
Untaian kata takkan mampu melukiskan kebahagiaan atas segala rahmat,
hidayah serta karuniaMu, hingga tersusun sebuah karya sederhana ini. Dengan
kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada:
1. Bapa Pujadi S.Pd terima kasih atas nasehat dan bimbingannya, noke tidak
akan mudah menyerah dalam menghadapi apapun.
2. Mama Kholisah tersayang, terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah
usai, yang selalu setia mendengarkan keluh kesahku, tanpa doa restumu noke
tidak mungkin bisa menyelesaikan skripsi ini.
3. Adik-adikku Fuani TikaWati Maghfiroh yang senantiasa memberikan
semangat dan doanya, untuk Adik Mungilku Durrotun Nafisa coletahan
lucumu sangat menghibur di kala penulis jenuh.
4. Keluarga besarku, Mbah Kakung, Mbah Uti, Om sikin, Mba Atin, Om Fajar,
Om Pri dan Mba Tantri terima kasih atas dukungan dan doanya.
5. Para bidadari Uus, Niat, Iim, Aina, Della, and Faiz, teman-teman E.17 terima
kasih atas motivasi dan doanya
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian maupun yang belum /
tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 24 Desember 2010
Deklarator,
Alif Wiji Prahara WatiNIM: 61211006
vii
ABSTRAKSI
Skripsi Strategi Radio Komunitas Islam Dalam Memperoleh Simpati
Pendengar (Studi pada Radio Dais 107.9 FM) merupakan penelitian yang
mencoba menjabarkan tentang strategi radio komunitas Islam melalui salah satu
media yang di milikinya yaitu Radio Dais. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan
metode analisis deskriptif dalam analisis datanya.
Strategi merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk
mengembangkan sebuah organisasi. Pilihan-pilihan tersebut diintegrasikan dan
dikoordinir kemudian dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti (core
competence) untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Radio Dais, ditemukan
tiga strategi utama yang digunakan Dais melalui salah satu media dakwahnya
tersebut, yakni; Strategi Komunikasi, Strategi Penyiaran Radio, Strategi
Pemasaran.
Penulis berharap agar karya sederhana ini bermanfaat dalam
pengembangan Ilmu Dakwah sekaligus Dakwah Islamiyah itu sendiri.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW, para kerabat, sahabatnya dan para pengikutnya hingga
hari akhir nanti.
Skripsi yang berjudul Strategi Radio Komunitas Dalam memperoleh
Simpati Pendengar (Studi pada Radio Dais 107.9 FM) ini, disusun guna
melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan Skripsi ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag selaku Dekan fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Dra. Hj. Umul Baroroh M.Ag dan Dra. Hj. Amelia Rahmi M.Pd selaku
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Dosen dan asisten dosen serta Civitas Akademika Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo yang telah memberi ilmunya baik langsung maupun tidak
langsung demi terselesainya penulisan Skripsi ini.
4. Menejemen Radio Dais terutama Drs. H. Karno MH selaku Direktur
Operasional yang telah bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dan
menyediakan beberapa data yang diperlukan dalam penelitian ini.
5. Mama, Bapa tercinta yang menjadi spirit terbesar dalam hidupku, yang tak
pernah letih memotivasi dan selalu setia menemani noke dalam kondisi
apapun.
6. Sahabat terbaikku di dunia Ezta, Para bidadari E.17 (Uus, Niat, Iim, Aina,
Della and Faiz) dan teman-teman angkatan KPI 2006 Tia ayoo semangat
ix
ngerjain skripsinya biar cepet dapet baby, Cha’, Hani, Ina, Nana, Olip, Fitri,
Zizah, Paduka Labib, Rohmah, Nyak Risa, Hima, Indra, Parukhi, mbak Asna,
Bintang ma Farih. Buat mas Toni, mas Mingkik matur nuwun tuk segala
bantuannya.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain
untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT
membalas semua amal kebaikan mereka. Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya, namun penulis berharap
semoga skripsi ini dapat membawa berkah dan manfaat terutama bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semarang, 23 Desember 2010
Penulis,
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 6
1.4 Tinjauan Pustaka.................................................................. 6
1.5 Metode Penelitian ................................................................ 8
BAB II STRATEGI DAN DAKWAH MELALUI RADIO KOMUNITAS
2.1 Tinjauan Tentang Strategi .................................................... 14
2.1.1 Pengertian Strategi ....................................................... 14
2.1.2 Strategi Komunikasi ..................................................... 15
2.1.3 Strategi Penyiaran Radio .............................................. 17
2.1.4 StrategiPemasaran..................................................... ..... 26
2.2 Tinjauan tentang Radio Komunitas ...................................... 30
2.2.1 Pengertian Radio Komunitas ....................................... 30
2.2.2 Tujuan Radio-Radio Komunitas……………….... ........ 30
xi
2.2.3 Syarat Radio Komunitas………………………….. ...... 31
2.2.4 Prinsip-prinsip Radio Komunitas………………….. ..... 32
2.2.5 Sumber Daya Manusia (SDM) Radio Komunitas.......... 32
2.3 Tinjauan Tentang Pendengar................................................ 34
2.3.1 Pengertian Pendengar ................................................... 34
2.3.2 Identifikasi Target Pendengar ...................................... 34
2.4 Dakwah Melalui Radio Komunitas....................................... 34
BAB III STRATEGI RADIO KOMUNITAS DAIS
3.1 Gambaran Umum Tentang Radio Komunitas Dais ................. 38
3.1.1 Sejarah berdirinya Dais ................................................ 39
3.1.2 Visi dan Misi................................................................ 41
3.1.3 Tujuan Radio Dais........................................................ 42
3.1.4 Program Radio Dais………………………………….... 42
3.1.5 Struktur Organisasi Radio Dais……………………... ... 45
3.2 Strategi Radio Dais dalam Memperoleh Simpati
pendengar.................................................................. ............... 49
3.2.1 Strategi komunikasi ...................................................... 50
3.2.2 Strategi Penyiaran Radio............................................... 52
3.3 Strategi Pemasaran..................................................................... 60
BAB IV ANALISIS STRATEGI RADIO DAIS DALAM
MEMPEROLEH SIMPATI PENDENGAR
4.1 Faktor Internal dan Eksternal Radio
Dais............................................................................................ 64
4.2. Strategi Komunikasi............................................................... 67
4.3 Strategi Penyiaran Radio ......................................................... 71
4.3.1 Analisis Perencanaan Program.................................... 72
4.3.2 Analisis Produksi........................................................ 76
xii
4.3.3 Analisis eksekusi program .......................................... 78
4.3.4 Analisis Evaluasi ........................................................ 79
4.4. Strategi Pemasaran................................... ............................... 80
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. 93
5.2 Saran-saran/Rekomendasi ....................................................... 94
5.3 Penutup................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan media penyiaran di Indonesia saat ini tergolong pesat
dengan banyaknya bermunculan lembaga televisi dan radio. Khalayak
mendapatkan banyak alternatif siaran televisi dan radio untuk mendapatkan
informasi, pendidikan dan hiburan. Akan tetapi, lembaga stasiun penyiaran
televisi dan radio tersebut sebagian besar berupa lembaga penyiaran swasta
komersial yang lebih menekankan pada keuntungan finansial (profit oriented),
sehingga materi siaran lebih banyak berupa hiburan, iklan dan sangat sedikit
memberikan materi tentang pendidikan masyarakat. Lembaga penyiaran
publik seperti RRI dan TVRI seharusnya mewadahi kebutuhan komunikasi,
informasi dan pendidikan masyarakat. Akan tetapi selama pemerintahan Orde
Baru justru lebih banyak menyuarakan kepentingan pemerintah (penguasa).
Menurut Hadi, salah satu bentuk media massa yang potensial untuk
mendukung pemberdayaan masyarakat adalah radio. Media siaran ini
memiliki kemampuan tinggi untuk mengantar dan menyebarkan pesan-pesan
pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada di
tempat yang terpencar, tersebar luas, sampai ke tempat-tempat jauh terpencil
dan sulit dicapai angkutan umum (Hadi, http://wikipedia.org.wiki//, akses
20/03/2010).
1
2
Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran, lembaga penyiaran dibagi menjadi, lembaga penyiaran
komunitas, lembaga penyiaran publik, swasta dan berlangganan. UU
Penyiaran memberikan kewenangan terhadap komunitas untuk
menyelenggarakan penyiaran, asalkan memenuhi ketentuan bahwa siaran
komunitas tersebut bersifat independen, tidak komersial, dengan daya pancar
rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan
komunitasnya.
Penyelenggaraan penyiaran komunitas ditujukan untuk mendidik dan
memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan
program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang
menggambarkan identitas bangsa. Sebagai media siaran yang diselenggarakan
dari, oleh dan untuk komunitas itu sendiri, seyogyanya radio komunitas dapat
berperan maksimal sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan yang
dibutuhkan (Hadi, http://wikipedia.org.wiki//, akses 20/03/2010).
Selain itu karakter dari lembaga penyiaran komunitas adalah
hubungan langsung dan intensif antara lembaga penyiaran dengan komunitas,
serta adanya partisipasi anggota komunitas dalam perencanaan program,
produksi, pembiayaan, dan dalam mengevaluasi kinerja lembaga penyiaran.
Maka di introduksilah konsep local consultative forum atau community based
communication center. Forum warga untuk membahas segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan komunitas (Sudibyo, 2004 : 235).
3
Dunia radio saat ini didominasi oleh siaran yang lebih menonjolkan
informasi/berita (news) dan hiburan (entertainment). Akibatnya masyarakat
dilayani oleh media yang isi siarannya berorientasi pada keuntungan finansial
tanpa mempertimbangkan aspek moral, etika, budaya, dan kepribadian
masyarakat. Meskipun ada program bernuansakan pendidikan dan agama,
prosentasenya masih di bawah 10%. Bahkan di bulan Ramadhan pun, acara
berorientasi hiburan mendominasi di semua televisi dan radio. Dominasi radio
komersial juga mengakibatkan termarginalnya lembaga lain, khususnya radio
komunitas. Padahal lembaga ini memiliki potensi dan andil yang cukup besar
dalam membentuk kepribadian manusia (Musyafak, 2009: 2).
Selain dengan dominasi radio komersial, umat Islam juga dihadapkan
pada mengudaranya radio non muslim baik secara legal maupun ilegal yang
menyampaikan misinya. Hal ini tentunya menjadi tantangan dakwah yang
tidak boleh diabaikan begitu saja. Oleh karena itu kehadiran radio dakwah
yang bisa memberikan pencerahan kepada umat sangat diperlukan.
Di Ibukota Jawa Tengah sudah sangat banyak stasiun radio. Ini
memberi indikasi bahwa radio mendapat tempat di hati masyarakat, karena
Semarang mayoritas penduduknya beragama Islam, tentu menjadi
pertimbangan tersendiri bagi radio-radio yang ada, sehingga acara-acara yang
disajikan tidak lepas dari masalah keagamaan khususnya siaran dakwah Islam.
Kini hadir satu lagi media broadcast yang merupakan kebanggaan tersendiri
bagi umat Islam yaitu, Radio Dais yang mengusung motto “Terdepan Dalam
Dakwah Dan Nada yang didirikan pada tanggal 22 September 2006.
4
Tumbuhnya media Islam tersebut diharapkan dapat menjalankan aktifitas
dakwahnya dalam memberdayakan umat Islam. Seiring dengan perkembangan
waktu dan semangat dakwah, Radio Dais mengalami kemajuan pesat.
Awal mula didirikannya radio ini adalah atas dasar berdirinya Masjid
Agung Jawa Tengah, kurang lengkap rasanya jika tidak didirikan media
penyiaran yang menunjang syiar Islam. Radio yang bertujuan menyiarkan
dakwah Islam, di tengah hiruk-pikuk tayangan televisi yang mulai dirasakan
kemadharatannya, dan selalu berusaha menjadi terdepan dalam
menyampaikan nada dan dakwah kepada umat Islam. Oleh karena itu, di
dirikan Radio Dais (Dakwah Islam). Radio terletak tepat di dalam Menara Al
Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Radio ini memberikan berbagai macam
informasi agama, sosial, ekonomi dan hiburan yang Islami.
Dalam penyiarannya, Radio Dais bukanlah media massa yang netral
akan tetapi lebih memihak dan membela umat Islam. Di samping itu Radio
Dais bukanlah lembaga atau organisasi yang berorientasi kepada keuntungan
materi semata, namun lebih bersifat sosial dan semata - mata untuk melakukan
syi’ar dakwah Islamiyah di era informasi.
Dakwah Radio Dais dengan memanfaatkan ruang publik melalui
media radio juga menemui berbagai tantangan. Selain harus bersaing dengan
radio komersial maupun radio komunitas yang lain untuk menarik perhatian
pendengar yang heterogen, masalah pendanaan seperti untuk biaya
operasional dan maintenance peralatan yang harus dikeluarkan setiap bulan
juga menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
5
Tidak kalah peliknya saat ini radio harus bersaing dengan berbagai
media yang lain untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya. Misalkan untuk
musik, saat ini kemajuan teknologi telah sedemikian maju sehingga
memberikan banyak pilihan bagi orang dalam menikmatinya. Diantaranya,
melalui media televisi, CD player, MP3, Ipod, dan lain sebagainya. Orang bisa
memutar musik sesuai seleranya masing-masing. Hal ini membuat radio
komunitas semakin banyak ditinggalkan pendengarnya. Dengan demikian
peluang orang mendengarkan acara dakwah melalui radio menjadi semakin
kecil.
Dalam hal ini Radio Dais dituntut mampu menemukan strategi tepat
untuk bertahan dan semakin berkembang pesat dalam rangka mensyi’arkan
nilai-nilai Islam, dan mengharuskan Radio Dais menempatkan diri dalam
posisi yang tepat, sesuai dengan kekuatan dan kelemahan internal organisasi,
serta tantangan dan peluang dari lingkungan diantara lembaga sejenisnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih dalam mengenai strategi yang digunakan Radio komunitas Dais 107.9
FM untuk memperoleh simpati pendengar.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan, yaitu: Bagaimanakah strategi yang diterapkan
Radio Dais untuk memperoleh simpati pendengar?
6
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah strategi yang diterapkan Radio Dais untuk memperoleh simpati
pendengar.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini
antara lain:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dalam
bidang ilmu dakwah dan komunikasi dalam memajukan dakwah
Islamiyah.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
bagi para pelaku dakwah (da’i), baik secara perorangan maupun kolektif
dalam merumuskan strategi yang paling tepat untuk mengatasi
problematika dakwah yang ada di masyarakat khususnya melalui media
radio.
I.4 Tinjauan Pustaka
Strategi dakwah bukanlah tema yang baru dalam penelitian ilmu
dakwah, biarpun demikian berdasarkan penyusuran penulis terhadap literatur
yang sudah ada, belum satupun ditemukan penelitian yang membahas Strategi
Radio Komunitas Islam dalam memperoleh simpati pendengar. Adapun
penelitian yang membahas strategi dakwah diantaranya adalah:
1. Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Majelis Tafsir Alqur’an (MTA)
Melalui Radio MTA 107.9 FM Surakarta”, oleh Nur Ariyanto (2010)
Dalam penelitiannya menganalisis data dalam penelitian ini, penulis
7
menggunakan metode analisis deskriptif dengan kesimpulannya
menunjukkan bahwa strategi dakwah yang dipakai oleh radio MTA adalah
strategi adaptif di mana untuk memenangkan persaingan dengan strategi
adaptif ini, radio MTA sangat menekankan pada fleksibilitas dan inovasi.
Oleh karena itu Radio MTA FM senantiasa mengamati dan mengawasi
media lain. Strategi Diferensiasi merupakan strategi yang dipakai sebuah
organisasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan
produk dan jasa yang ditawarkan. Strategi diversifikasi perluasan
jangkauan siaran dengan memanfaatkan beberapa teknologi baru.
Adapun perbedaannya Dais menggunakan strategi komunikasi, strategi
penyiaran radio, strategi pemasaran.
2. Skripsi yang berjudul “Teknik Dakwah Melalui Elektronik dan Tanggapan
Pendengar (Studi Kasus Pendengar Prima Jepara)”, oleh Ida Maimunah
(1977). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu pendekatan
deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masyarakat
memberikan respon positif terhadap pola-pola dakwah yang didesain oleh
Radio Prima Jepara dan menjadi salah satu sumber pengetahuan baru
dalam memahami agama Islam.
3. Skripsi yang berjudul “Dakwah Islam Melalui Media Radio (Analisis
terhadap program siaran dakwah Islam di Radio CBS 95,9 FM Slawi)”
yang di susun oleh Kurniati (2006). Teknik analisis yang dipakai dalam
penulisan skripsi ini adalah teknik analisis induksi. Adapun hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa CBS 95,9 FM Sebenarnya merupakan
8
stasiun radio yang berorientasi profit tetapi melakukan kegiatan dakwah
juga melalui siarannya. Dalam melakukan peran dakwah tersebut Radio
CBS 95,9 FM Slawi mengemasnya dengan berbagai cara. Dari segi
penggarapan kreatifitas program siaran dakwahnya dikelompokkan dalam
insert program, spesial program, dan reguler program. Sedangkan dari
bentuk format program siaran dakwah Islam dapat digolongkan dalam
format monologis, format dialogis, format musik dan format uraian yang
diselingi musik.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan
yang sudah teruji kashahihannya, maka peneliti lebih menitik beratkan
pada kajian ”Strategi Radio Komunitas Islam Dalam Memperoleh Simpati
Pendengar (Studi pada Radio Komunitas Dais 107.9 FM)”.
I.5 Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif,
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2002: 4). Adapun
spesifikasi penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Isac dan Michael
mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi bidang tertentu secara
faktual dan cermat (Rakhmat, 2005: 22).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan situasi
atau peristiwa dan tidak berupaya mencari atau menjelaskan hubungan,
9
tidak pula untuk menguji hipotesis ataupun membuat prediksi. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat
mengenai fakta dan karakteristik tentang populasi atau bidang tertentu.
Dengan metode inilah penulis akan memaparkan secara detail
bagaimana strategi yang digunakan Radio Dais dalam memperoleh simpati
pendengar di Semarang.
2. Definisi Konseptual
Agar konsep-konsep yang akan diteliti jelas dan tepat, maka perlu
dirumuskan definisi konseptual sebagai berikut :
a) Strategi merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik
untuk mengembangkan sebuah organisasi. Pilihan-pilihan tersebut
diintegrasikan dan dikoordinir kemudian dirancang untuk
mengeksploitasi kompetensi inti (core competence) untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif. Strategi pada hakikatnya
merupakan perencanaan (planing) dan manajemen (management)
untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan itu strategi
tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya (Effendy, 2006: 32).
b) Dalam UU Nomor 32 tahun 2002 pasal 21 radio komunitas diartikan
sebagai lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia,
didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak
komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah
10
terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya (Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah, 2009: 19).
c) Simpati Pendengar
Simpati adalah rasa suka, rasa senang, rasa setuju akan
sesuatu. Pendengar merupakan orang-orang yang loyal dan sangat
bersahabat, di banyak kasus pendengar ini memiliki rasa kekeluargaan
yang sangat kuat terhadap sebuah stasiun radio yang mereka
dengarkan (Prayuda, 2005: 119). Jadi simpati pendengar diartikan
sebagai orang yang loyal, bersahabat dan suka terhadap sebuah stasiun
radio yang mereka dengarkan.
3. Sumber data
Menurut Suharsimi Arikunto : Subyek penelitian merupakan
sumber dimana data dapat diperoleh. Sumber data dapat berupa benda,
gerak, manusia, tempat dan sebagainya (Suharsimi, 2006: 128). Dalam
penelitian ini adalah manajemen radio yang mana data-data diperoleh dari
manajemen Radio Dais. Adapun yang menjadi obyek dari penelitian ini
adalah permasalahan itu sendiri, yaitu strategi penyiaran yang diterapkan
oleh Radio Dais dalam memperoleh simpati pendengar.
I.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang akurat diperlukan adanya data yang
tersusun dan valid, sehingga dapat mengungkapkan permasalahan yang akan
diteliti. Adapun metode dalam pengumpulan data skripsi ini adalah:
11
1. Metode Observasi (pengamatan)
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan
data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang berstandar
(Suharsimi, 2006: 229). Metode ini digunakan untuk memperoleh data
dengan menyaksikan langsung proses siaran dan mencatat segala sesuatu
yang berhubungan dengan program acara yang disiarkan di Radio Dais.
2. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Sugiono, 2009: 82). Adapun dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini meliputi, profil Radio Dais, struktur organisasi dan
sebagainya yang ada di Radio Dais. Dokumentasi yang diperoleh di Radio
Dais digunakan untuk melengkapi data penelitian.
3. Metode Interview (wawancara)
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari sumbernya (Kriyantono, 2006: 98).
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak struktur, yaitu
wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman yang di gunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2008: 104).
Untuk mendapatkan informasi mengenai strategi Radio Dais, peneliti
melakukan wawancara dengan Direktur operasional Radio Dais dan untuk
12
mengetahui simpati pendengar peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa pendengar (warga).
I.7 Teknik Analisis Data
Analisa data menurut pendapat Lexy J. Moleong adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2009: 280). Analisa data
bermaksud pertama-tama adalah mengorganisasikan data, yaitu mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikan dari
catatan hasil interview, observasi dan yang lainnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif, datanya berupa data kualitatif,
sehingga dianalisa dengan teknik atau cara deskriptif, yaitu setelah data
terkumpul dari lapangan penelitian, maka selanjutnya adalah data
diidentifikasikan, dikategorikan kemudian ditafsirkan dan diambil kesimpulan
seperlunya.
Tahap-tahap analisis:
1. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi
dan dokumentasi
2. Mengedit seluruh data yang masuk
3. Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan sistematika
pembahasan yang telah direncanakan.
4. Melakukan analisa seperlunya terhadap data yang telah tersusun untuk
menjawab rumusan masalah sebagai kesimpulan.
13
I.8 Sistematika Penulisan
Penelitian ini memuat lima bab termasuk pendahuluan yang masing-
masing berkaitan.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang akan dijadikan sebagai acuan
langkah dalam penulisan skripsi ini. Bab ini berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II landasan teori yang berisi: Tinjauan tentang strategi, Tinjauan
tentang radio komunitas, Tinjauan tentang simpati pendengar, Dakwah
melalui radio komunitas.
Bab III penyajian hasil Penelitian yang meliputi: Profil Radio
Komunitas Dais Semarang, Sejarah berdirinya Radio Dais, Visi dan Misi
Radio Dais, Program Radio Dais, Struktur organisasi Radio Dais, Strategi
Radio Dais dalam memperoleh simpati pendengar.
Bab IV analisis Strategi Radio Komunitas Islam Dalam memperoleh
simpati pendengar ( Studi Pada Radio Komunitas Dais Semarang 107.9 FM ).
Bab V merupakan bagian penutup yang didalamnya berisi kesimpulan,
saran, dan penutup.
14
BAB IISTRATEGI DAN DAKWAH MELALUI RADIO KOMUNITAS
II.1 Tinjauan Tentang Strategi
II.1.1 Definisi Strategi
Kata “strategi” berasal dari kata kerja bahasa Yunani “stratego”
yang berarti merencanakan pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber-
sumber yang efektif (Arsyad, 2005: 25). Strategi adalah prioritas atau arah
keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi; yakni pilihan-pilihan
tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi (Kaye,
2005: 3).
Senada dengan itu, A. Lus Y. Tratianto (2010: 168) mengatakan
secara definitive, strategi dimaknai sebagai suatu cara atau kiat mencapai
suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi,
strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (management
communication) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-sewaktu tergantung pada situasi dan
kondisi (Effendi, 1988: 35).
Menurut Arifin Anwar sesungguhnya strategi adalah keseluruhan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna
mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti
15
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) dihadapi dan
yang akan mungkin di masa depan, guna mencapai efektifitas
(http://kampus komunikasi.blogspot.com//, akses 28/06/2010).
II.1.2 Strategi Komunikasi
Dalam konteks komunikasi, untuk menyusun strategi komunikasi
ada empat faktor yang harus diperhatikan (Fajar, 2009: 183). Pertama,
mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam
usaha menciptakan komunikasi yang efektif. Mengingat dalam proses
komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan aktif.
Sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi saling
hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.
Kedua, menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat
utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian. Perhatian adalah pengamatan terpusat, karena
itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian. Dengan
demikian awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya
perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.
Hal ini sesuai dengan AA procedure atau from Attention to Action
procedure. Artinya membangkitkan perhatian (Attention) untuk
selanjutnya menggerakkan seseorang atau orang banyak melakukan
kegiatan (Action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Dalam menentukan tema
atau isi pesan yang dilontarkan kepada khalayak sesuai dengan kondisinya,
dapat bersifat: on side issu, suatu penyajian masalah yang bersifat sepihak,
16
hanya segi positif atau hanya segi negatif saja. Both sedies issue, suatu
permasalahan yang disajikan baik segi negatif maupun segi positifnya
(http:// kampus komunikasi.blogspot.com//, akses 28/06/2010).
Ketiga, menetapkan metoda, dalam hal ini metode penyampaian
dapat di lihat dari dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan
menurut bentuk isinya. Menurut cara pelaksanaannya, dapat diwujudkan
dalam dua bentuk yaitu, metode redundancy (repetition) dan canalizing.
Sedangkan yang kedua menurut bentuk isinya dikenal metode-metode :
informatif, persuasif, edukatif, kursif.
Metode redundancy (repetition) adalah cara mempengaruhi
khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Metode
canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang
disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola
pemikirannya ke arah yang kita kehendaki (Fajar, 2010: 199-200).
Sedangkan metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan
akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa:
keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya. Metode persuasif yaitu
mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak
digugah baik pikiran maupun perasaannya.
Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak
berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur
dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah
17
yang diinginkan. Metode kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan
memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-
gagasan/idea-idea yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk
peraturan-peraturan, perintah-perintah, intimidasi-intimidasi dan biasanya
di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.
Keempat yaitu pemilihan media komunikasi, karena untuk
mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan
dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan
yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing
medium mempunyai kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai alat
(Effendi, 1988: 42). Oleh karena itu pemanfaatan media radio sebagai
alternatif strategi dakwah memerlukan perencanaan dan persiapan yang
baik dengan memperhatikan faktor-faktor diatas agar memperoleh hasil
yang optimal.
II.1.3 Strategi Penyiaran Radio
Radio komunitas menempatkan pendengarnya sebagai subyek dan
peserta yang terlibat. Untuk dapat menarik simpati dan keterlibatan
komunitasnya. Guna melancarkan pesan yang disampaikan kepada
pendengar, para personil yang berkecimpung di radio komunitas
memerlukan modal pengetahuan dan pengalaman yang memadai tentang
penyiaran.
Sehingga segala sesuatu yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan baik. Jadi seluruh personil yang menggeluti dunia siaran ini harus
18
memiliki pengetahuan yang memadai sehubungan dengan tugas mereka.
Pengetahuan dan pengalaman tersebut merupakan modal yang utama
dalam menentukan operasional yang akan ditempuh guna memikat
khalayak pendengar.
Faktor yang paling penting dan menentukan keberhasilan suatu
stasiun penyiaran radio dan televisi adalah program atau acara. Oleh
karena itu, dalam upaya pencapaian target pendengar memerlukan
programming atau penata acara (Prayuda, 2005: 43). Penataan itu
sendiri merupakan sebuah proses mengatur program termasuk
penjadwalannya sehingga terbentuk station format dengan tujuan
menciptakan image stasiun penyiaran radio.
Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran
tertentu seiring semakin banyaknya stasiun penyiaran. Strategi program
ditinjau dari aspek manajemen strategis, program siaran terdiri dari:
a. Perencanaan Program
Dalam industri penyiaran, perencanaan merupakan unsur
terpenting, karena siaran memiliki pengaruh, dampak kuat dan besar.
Maka dari itu memerlukan perencanaan matang dalam menggunakan
data dan fakta selengkap-lengkapnya. Perencanaan meliputi:
perencanaan produksi, dan pengadaan materi siaran yang disusun
menjadi rangkaian mata acara harian, mingguan, dan juga bulanan,
perencanaan saran dan pra sarana, serta perencanaan masalah
administrasi (Triartanto, 2010: 96).
19
Pengelola program siaran harus mempertimbangkan empat hal
ketika merencanakan program siaran yang terkait dengan: product
artinya materi program yang disukai pendengar, price artinya biaya
yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli program,
place artinya kapan waktu siar acara yang tepat, promotion artinya
bagaimana memperkenalkan dan menjual acara sehingga mendapat
iklan dan sponsor (Morrisan, 2008: 201-202).
Perencanaan merupakan bagian dari standar operasional
prosedur (SOP) produksi siaran yang harus dipatuhi setiap
broadcaster. SOP meliputi:
1) Planning. Perencanaan produksi paket siaran melalui diskusi
kelompok oleh tim kreatif bersama para pelaksana siaran lainnya.
Hasil planning berupa proposal yang memuat nama acara, target
pendengar, tujuan dan target pendengar, penempatan siar, sumber
materi kata-kata, musik, durasi, biaya produksi, promosi serta crew
yang akan terlibat dalam produksi seperti produser, presenter,
operator dan penulis naskah.
2) Collecting. Pencarian, pengumpulan materi musik dan data yang
akan dibutuhkan, termasuk menghubungi calon narasumber. Hasil
collecting berupa materi siaran yang memadai dan siap olah untuk
produksi acara.
3) Writing. Seluruh materi yang diperoleh kemudian diklasifikasikan
untuk selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca
20
atau disusun sedemikian rupa yang dirangkai dengan naskah
pembuka-penutup atau naskah selingan.
4) Vocal Recording. Perekaman suara presenter yang membacakan
naskah di ruang rekaman.
5) Mixing. Penggabungan materi vocal presenter dengan berbagai
jenis musik pendukung dan lagu oleh operator atau mixermen
dengan perangkat teknologi analog atau digital sehingga
menghasilkan paket acara yang siap siar. Proses ini dilakukan
dengan memperhatikan standar kemasan setiap acara.
6) On air. Penayangan acara sesuai jadwalnya yang telah
direncanakan. Khusus untuk produksi siaran yang bersifat langsung
(live), tidak perlu vocal recorded terlebih dahulu.
7) Evaluation. Seusai siaran atau penyiaran paket acara dilakukan
evaluasi bersama oleh tim produksi untuk pengembangan lebih
lanjut. Evaluasi meliputi apa saja kelemahan materi, teknis,
koordinasi tim dan sebagainya (Masduki, 2005: 46).
Menurut Onong Uchyana Effendi, perencanaan siaran dibagi
kedalam tiga periode, yaitu:
1) Rencana siaran bulanan, acara bulanan disusun hanya pada garis
besarnya saja, yaitu berupa jenis program yang akan disiarkan
seperti program hiburan, pendidikan, pemberitaan dan lain-lain.
Jenis siaran ditentukan oleh staf siaran dalam sebuah pertemuan
khusus yang membahas tentang kesempurnaan produksi siaran,
21
melihat kekurangan-kekurangannya, dan menetapkan hal-hal yang
akan memuaskan pendengar.
2) Rencana siaran mingguan, merupakan penjabaran dari rencana
siaran bulanan yang meliputi siaran selama tujuh hari. Judul, jenis,
topik dan penyelenggaraannya dicantumkan karena sudah pasti.
Dicantumkan pula format penyaji acara, apakah akan disiarkan
secara langsung (live) atau rekaman. Dalam rencana siaran
mingguan dicantumkan nama-nama penyiar dan operator untuk
masing-masing acara, serta petugas pengganti bila berhalangan.
3) Rencana siaran harian, dicantumkan secara rinci dan lengkap dari
menit ke menit mulai dari pembukaan (opening) sampai penutup
(closing) siaran. Rencana siaran harian merupakan pegangan
penyiar dan operator. Dalam naskah itu tercantum judul acara,
produser, jenis penyajian, nama penyiar dan operator hingga ke
play list lagu (Effendi, 1978: 123-125)
b. Produksi dan Pembelian Program
Produksi siaran merupakan keterampilan memadukan
wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan
produksi. Program dapat diperoleh dengan cara membeli atau
memproduksinya sendiri (in-house production). Membeli program
dilakukan apabila stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan produksi
memadai namun memiliki ide untuk dikembangkan.
22
Program siaran di radio sangat banyak dan beragam kemasannya
lima diantaranya adalah, produksi siaran berita dan informasi, iklan,
jinggel, talk show, interaktif, info-hiburan (Masduki, 2005: 69).
Memproduksi suatu program siaran membutuhkan unsur-unsur
daya tarik. Radio memiliki tiga unsur daya tarik yang melekat
padanya, yakni:
1. Kata-kata lisan (spoken words),
2. Musik (music)
3. Efek suara (sound effect).
Dengan dihiasi musik dan didukung efek suara, seperti suara
binatang, hujan atau badai, mobil atau pesawat terbang, dan lain-
lain, suatu acara yang membuat radio menjadi hidup. (Effendy,
2004:107–108).
c. Eksekusi Program
Eksekusi mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan. Strategi penayangan program sangat
ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program
yang akan ditayangkan.
Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar
perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga
kebiasaan menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam
tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat
menemani aktivitas apa pun.
23
Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah karena
adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut sebagai
format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara berbentuk
diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran (station
call), keterangan durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah iklan,
bentuk-bentuk insert, serta keterangan lainnya.
Contoh clock format 60 menit
( Triartanto, 2010: 104).
Penataan acara menurut Prayudha (2005: 44) merujuk dari
pembagian segmen berdasarkan stasiun radio di Amerika, yaitu :
1. Morning Drive jam 05.30-10.00
2. Daytime jam 10.00-15.00
3. Afternoon Drive jam 15.00-19.00 atau 20.00
4. Night time jam 19.00-20.00 hingga tengah malam
5. Overnight malam hari atau dini hari.
24
Pembagian waktu tersebut mengacu terhadap pola perilaku audien
dalam meluangkan waktu mendengarkan radio. Perilaku audien terkait
dengan: Pertama jumlah audien, pada radio jumlah audien lebih
banyak pada pagi hari atau sore hari (Drive time hours) yaitu saat
orang mendengarkan radio di mobil dalam perjalanan menuju ke
kantor dan pulang ke rumah.
Kedua audien konstan, bahwa pada umumnya orang cenderung
bertahan pada satu stasiun sampai menyaksikan suatu program yang
menurutnya tidak menarik. Namun jika audien menemukan seluruh
program tidak menarik maka perilaku audien akan memilih program
yang menarik. Berbagai data yang di peroleh dari lembaga rating
menunjukkan bahwa jumlah audien secara keseluruhan selalu konstan.
Dengan demikian, setiap stasiun harus berjuang memperebutkan
jumlah audien yang selalu tetap (Morissan, 2008: 192-193).
Ketiga aliran audien, yaitu perpindahan yang terjadi setiap berakhirnya
suatu program. Aliran audien terbagi menjadi:
1) Aliran ke luar (outflow); audien meninggalkan stasiun lalu menuju
ke stasiun lain
2) Aliran ke dalam (inflow); masuknya audien dari stasiun lain
3) Aliran tetap (flowtroght); audien tidak berpindah.
Keempat tuning inerta, kecenderungan audien untuk memilih salah
satu stasiun favoritnya. Kelima yaitu pengaruh demografis, format
siaran radio sangat selektif dalam memilih usia audiennya. Format
25
contemporary, rock, dan top-40 menarik bagi kelompok remaja atau
pemuda berusia 20 tahun. Format klasik, ditujukan untuk usia 30-an
atau 40-an. Sedangkan audien berusia 50 tahun ke atas lebih menyukai
format berita, dan lagu-lagu lama (Morissan, 2008: 194).
d. Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu
rencana dan tujuan sudah dapat diwujudkan oleh stasiun penyiaran.
Menurut Peter Pringle yang dikutip Morrisan dalam hal pengawasan
program, manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran
• Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun
dan peraturan perundangan yang berlaku
• Memelihara catatan (records) program yang disiarkan
• Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program
• Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang
sudah dianggarkan (Morissan, 2009: 315).
II.1.4 Strategi Pemasaran
Bagian pemasaran di radio juga berfungsi sebagai tenaga penjual terhadap
program dan profil khalayaknya. Suatu program dapat dikatakan berhasil,
jika program tersebut mempunyai pendengar yang banyak, sesuai dengan
target sasaran segmentasinya. Strategi merebut pasar audien terdiri dari
serangkaian langkah yang berkesinambungan, menurut Kottler
sebagaimana dikutip Morrisan terdiri dari atas tiga tahap, yaitu :
26
a. Segmentasi
Segmentasi audien adalah strategi untuk memahami struktur audien
dan pemasaran program. Eric Berkowtiz sebagaimana dikutip
Morrisan mendefinisikan segmen pasar sebagai membagi suatu pasar
ke dalam kelompok-kelompok yang jelas, yang memiliki kebutuhan
sama dan memberikan respon sama terhadap suatu tindakan
pemasaran.
Khalayak audien bersifat heterogen oleh karena itu, harus mampu
memilih segmen-segmen audien tertentu saja. Dengan memahami
siapa audiennya, praktisi penyiaran dapat menentukan bagaimana cara
menjangkaunya, program yang dibutuhkan, dan bagaimana
mempertahankan audien dari program pesaing. Segmentasi diperlukan
agar stasiun penyiaran dapat melayani audiennya secara baik,
memuaskan kebutuhan dan keinginan audien yang dituju (Morissan,
2008: 168).
Dasar-dasar dalam melakukan segmentasi audien yang terdiri dari,
pertama segmentasi demografis, segmentasi yang didasarkan pada peta
kependudukan, misalnya: usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
agama, suku dan kebangsaan.
Kedua segmentasi geografis, segmentasi ini membagi khalayak audien
berdasarkan jangkauan geografis. Ketiga yaitu segmentasi
Geodemografis ini dalam konsep segmentasi ini, khalayak yang
tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter
27
demografis yang sejenis (namun wilayah geografis harus sesempit
mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau kelurahan).
Keempat, segmentasi psikografis yaitu segmentasi berdasarkan gaya
hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi
seseorang (Morissan, 2008: 170-178). Dengan adanya segmentasi,
Radio Dais mampu mengetahui siapa audiennya, dengan begitu akan
memudahkan da’i dalam menyampaikan dakwah karena sudah
mengetahui kondisi mad unya.
b. Target Audien
Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang
akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan
promosi. Targeting disebut juga dengan selecting, karena audien harus
diseleksi.
Menurut Clancy dan Shulman sebagaimana dikutip Morissan
mengatakan bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola
media penyiaran untuk mendapatkan audien sasaran yang optimal
yaitu: responsif, potensi penjualan, pertumbuhan memadai, jangkauan
iklan. Target audien mempunyai dua fungsi yaitu, menyeleksi audien
sasaran sesuai kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau audien sasaran
tersebut (reaching) (Morissan, 2008: 184-187).
28
c. Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan
dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek, atau
perusahaan di dalam otaknya. Dengan demikian, positioning harus
dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah tepat
(Morissan, 2008: 189).
Sementara itu Temmy Lesanpura dikutip A.Lus Y.Triartanto
mengungkapkan bahwa dalam menyusun radio positioning stasiun
radio harus:
a) Menjadi stara (stasiun radio) “yang pertama” dalam sebuah/sesuatu
hal
b) Menampilkan station identity atau ciri khas
c) Menetapkan target audien/segmentasi
d) Nama dan slogan yang menarik, tetap untuk menyatakan
positioning
e) Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki audien
f) Musik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengar
g) Menyajikan keunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan
format siaran
h) Bahasa siaran yang sesuai dan menunjukkan positioning stara.
i) Kegiatan off air yang sesuai dengan kebutuhan target audien
j) Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara sesuai
positioning
29
k) Tidak meniru stara lain (Triartanto, 2010: 59-60).
Sangat perlu Radio Dakwah Islam Masjid Agung Jawa Tengah
melakukan usaha untuk meraih posisi yang tepat dalam ingatan
pendengar sehingga mampu membentuk suatu image dengan
menampilkan kekhasan yang dapat membedakan dengan stasiun radio
lain. Keberadaannya dalam lingkup Masjid Agung Jawa Tengah yang
merupakan salah satu pusat dari kegiatan dan perkembangan Islam,
menempatkan Radio Dakwah Islam mengemban misi dakwah sebagai
kepanjangan tangan dalam penghubung antara Allah dengan umat-Nya,
selain itu juga memberikan hiburan bermanfaat bagi masyarakat yang
haus akan lagu-lagu religi untuk memenuhi qalbunya dengan kemesraan
terhadap Ilahi.
II.2 Tinjauan Radio Komunitas
II.2.1 Pengertian Radio Komunitas
Komunitas berasal dari istilah community yang berarti semua orang
yang hidup di suatu tempat, serta sekelompok orang dengan kepentingan
atau ketertarikan yang sama (Sudibyo, 2004: 234). Lembaga penyiaran
komunitas (LPK) adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum
Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan
tidak komersil, dengan daya pancar rendah, serba untuk melayani
kepentingan komunitasnya (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah,
2009:19).
30
Sebagai radio yang hidup dari, oleh dan untuk komunitas, radio komunitas
mempunyai peluang untuk lebih bebas berekspresi di bandingkan dengan
radio swasta. Radio komunitas merupakan media pemberdayaan
masyarakat, yang bertujuan untuk pendidikan dan peningkatan kapasitas
masyarakat. Oleh karena itu kesempatan untuk dekat dengan
pendengarpun sangat terbuka lebar. Secara teoritis, komunitas terbentuk
oleh dua hal: pertama lokalitas yang terbentuk pada batasan geografis
tertentu. Kedua, identitas yang sama, atau minat/kepentingan/kepedulian
terhadap hal yang sama (Rachmiatie 2007: 72).
II.2.2 Tujuan radio-radio komunitas
Tujuan Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Komunitas menurut (Pasal
21 ayat 2 UU No. 32/2002 ) :
• Tidak mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan bagian
perusahaan yang mencari keuntungan semata
• Untuk mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi:
budaya, pendidikan dan informasi yang menggambarkan identitas
bangsa (Budiman, http://Wikipedi.Org.Wiki//, akses 18/03/2010).
II.2.3 Syarat radio komunitas
Syarat-syarat radio komunitas menurut UU No. 32 tentang penyiaran :
• Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan dengan persetujuan tertulis
dari paling sedikit 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah
penduduk dewasa atau paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) orang
31
dewasa dan dikuatkan dengan persetujuan tertulis aparat pemerintah
setingkat kepala desa/lurah setempat
• Lembaga Penyiaran Komunitas didirikan oleh Warga Negara
Indonesia, badan hukum koperasi/perkumpulan, atau lembaga
penyiaran non partisan, yang seluruh modalnya dari anggota
komunitas dengan modal awal berasal dari 3 orang anggota atau lebih,
dan tidak melibatkan warga negara asing sebagai pengurus.
• Sumber biaya harus berasal dari sumbangan, dan atau hibah, dan atau
sponsor yang tidak mengikat.
• Lembaga Penyiaran Komunitas diselenggarakan dalam radius
maksimal 2,5 km dan alokasi frekuensinya dibatasi. Cakupan
wilayahnya meliputi kedudukan lembaga penyiaran yang bersangkutan
dan menyetujui isi siaran yang terdiri dari hiburan, seni, budaya,
informasi, pendidikan, iklan layanan masyarakat, tidak menyiarkan
iklan komersil dan relai siaran yang terbatas (hanya ada acara tertentu,
misalnya ada acara kenegaraan)
(Http://WikiPedia.org/Wiki//, akses 22/03/2010).
II.2.4 Prinsip-prinsip radio komunitas
Prinsip dasar yang dipegang dalam mengimplementasikan/
mengoperasionalkan radio komunitas adalah :
a. Prinsip “dari, oleh, untuk, dan tentang komunitas”:
• Dikembangkan atas dasar kebutuhan, dukungan dan keinginan dari
komunitas.
32
• Dibangun dan dioperasionalkan oleh komunitas.
• Dimanfaatkan sebesar-besar untuk kepentingan komunitas.
• Berisikan (konten /program siaran) tentang komunitas.
b. Prinsip pemanfaatan untuk Pemberdayaan, pencerdasan, pendidikan,
penyuaraan aspirasi, dan peningkatan pembangunan lokal
(Http://Kombinasi. net//, akses 24/03/2010).
II.2.5 Sumber Daya Manusia (SDM) radio komunitas
Peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM menjadi fokus utama
manajemen penyiaran, karena kualitas SDM yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan media penyiaran tersebut. Bisnis penyiaran
adalah bisnis kreativitas dan ide-ide terbaik yang dihasilkan oleh SDM
yang berkualitas. Mengelola media penyiaran pada dasarnya mengelola
manusia (Akil, http://wikipedia.org//, akses 30/06/2010).
Khusus radio komunitas, memilih SDM merupakan persoalan sulit
sehingga membutuhkan pertimbangan waktu yang tidak singkat,
adakalanya sulit mendapatkan peminat untuk menjadi penyiar, adakalanya
banyak orang memaksakan diri untuk dilibatkan sebagai penyiar.
Dua pertimbangan yang dipakai untuk mendapatkan penyiar adalah:
1. Siapa saja yang bersedia bekerja sukarela.
2. Perwakilan dari kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat
(Masduki, 2005: 23).
Sikap sukarela akan berfluktuasi, demikian pula mekanisme perwakilan
kelompok yang berganti begitu cepat dari kebutuhan rutinitas siaran.
33
Idealnya SDM yang akan dilibatkan harus memastikan waktu luangnya
sejak mendaftarkan diri sebagai penyiar. Aksesnya ke komunitas harus
dapat dipastikan agar segala siarannya berguna bagi pendengar, tidak
sekedar mempopulerkan nama yang bersangkutan.
Memilih SDM sebaiknya memperhitungkan hubungan keluarga dan
organisasi dengan komunitas pendengar, kemampuan memproduksi siaran
bagi beragam kelompok, karena pengisi acara adalah komunitas itu
sendiri, bukan SDM pengelola radio. Pemahaman tentang muatan lokal
sangat penting bagi penyiar radio komunitas. Agar mereka tidak sekedar
ikut arus radio komersil yang memang telah mendominasi industri musik
global (Masduki, 2005: 23).
II.3 Tinjauan Tentang Pendengar
II.3.1 Definisi Pendengar
Pendengar atau khalayak adalah orang-orang yang mendengarkan,
misalnya, mendengarkan pidato, musik, dan sebagainya. Pendengar
merupakan orang-orang yang loyal dan sangat bersahabat, di banyak kasus
pendengar ini memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap
sebuah stasiun radio yang mereka dengarkan (Prayuda, 2005: 119).
II.3.2 Identifikasi Target Pendengar
Agar lebih memudahkan suatu stasiun “membidik” target audien
potensialnya, maka stasiun radio seyogyanya memformat stasiun radionya.
Format program dapat dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu format
informasi atau berita, format musik, serta format khusus (Triartanto, 2010:
34
140). Namun selanjutnya format-format ini berkembang sejalan dengan
kompetisi yang ketat dengan para pesaingnya. Dengan demikian akan
diperoleh suatu ciri yang membedakan dari radio lainnya dan melahirkan
identitas stasiun (Masduki, 2005: 35).
II.4 Dakwah Melalui Radio Komunitas
Untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia maka
penyelenggaraan dakwah tidak mungkin dilakukan oleh perseorangan,
tetapi harus dilaksanakan dengan kerja sama dalam kesatuan yang rapi
dan terencana serta mempergunakan sistem kerja yang efektif dan
efisien (Shaleh, 1977:3).
Dalam abad informasi sekarang ini, dakwah harus semaksimal
mungkin menggunakan media massa modern salah satunya yaitu radio.
Fatmasari Ningrum mengatakan bahwa radio sebagai salah satu pilihan
media hiburan dan informasi ternyata tidak kalah pamor bila
dibandingkan dengan media cetak maupun media elektronik. Berbagai
macam info dapat di dengarkan mulai dari subuh hingga tengah malam
(Ningrum, 2007: 5).
Radio sebagai media elektronik sekaligus media komunikasi yang
berfungsi sebagai penyampai dan penerima, dengan radio kita dapat
menyampaikan dan mengirimkan pesan kepada orang lain secara
bersamaan tanpa harus berhadapan langsung, maka dapat dibilang
radio juga berfungsi memperpendek jarak (Krisna, http://id.Wikipedia.
org/wiki//, akses 15/07/2010).
35
Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan
khas, yang juga mempunyai keunggulan dan kelemahan (Triartanto,
2010: 31). Dalam kegiatan dakwah keberadaan radio memiliki posisi
penting dalam penyampaian materi dakwah dalam bentuk-bentuk
pidato dan ceramah atau kuliah. Pesawat radio dapat menjangkau
mad unya dalam jarak jauh dan meluas. Oleh karena itu pesawat radio
merupakan media yang efektif dalam penyampaian dakwah untuk
semua kalangan.
Radio dakwah adalah sebuah media dakwah yang didirikan oleh
masyarakat Islam yang bertujuan untuk melakukan amar ma’ruf nahi
munkar dalam rangka mewujudkan masyarakat yang terbaik
(Musyafak, 2009: 5). Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada
efektifitas dan efisien. Hal ini nampak dari adanya bentuk yang
sederhana tanpa harus bertemu antara da’i dan mad unya. (Ghazali,
1997: 37). Sebagai media dakwah radio memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan, di antara kelebihannya adalah:
a. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan
yang disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).
b. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat.
c. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas
memiliki alat itu.
d. Mudah dijangkau oleh masyarakat, artinya audience atau
pendengar cukup di rumah.
36
e. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan informasi secara
cepat dan akurat.
f. Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.
Sedangkan keterbatasan atau kekurangan radio sebagai media dakwah
antara lain:
a. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang) kecuali memang
dari pusat pemancarnya.
b. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran, artinya siaran
radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (obyek
dakwah).
c. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun
teknis (Syukir, 1983: 176).
Di radio kita mendapat kesempatan yang memudahkan untuk
menyiapkan judul dan menyusunnya, haruslah dijaga supaya kata-
katanya mudah, isinya singkat, menjauhkan kata-kata yang susah
mengucapkannya, dan menggantinya dengan kalimat yang gampang
dan mudah, karena dalam bahasa Arab terdapat banyak persamaan arti
kata-kata. Pembicara sadar akan dirinya, mana kalimat yang mudah
diucapkan dan kalimat serta huruf yang sukar diucap. (Syihata, 1986:
62).
37
BAB III
STRATEGI RADIO KOMUNITAS DAIS 107.9 FM
III.1 Gambaran Umum Tentang Radio Komunitas DaisRadio Dais merupakan sebuah lembaga dakwah Islamiyah yang
berada di Semarang. Dais didirikan oleh Gubernur Mardiyanto pada tanggal
22 September 2006. Pendirian Dais dilatarbelakangi oleh jenuhnya
masyarakat akan media hiburan yang berbau kebarat-baratan yang merusak
moral anak muda dan juga anak-anak yang setiap hari disuguhi acara tidak
sehat, melihat keprihatinan tersebut Dais berusaha mengakomodir hiburan,
pendidikan yang Islami sehingga dapat mengcounter budaya yang dapat
meracuni anak-anak dan juga generasi muda (Buku Profil Dais).
Sesuai dengan kondisi masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya
target layanan Radio Dais yang mayoritas adalah masyarakat di bidang jasa,
maka Radio Dais memilih target segmen masyarakat keseluruhan. Tidak
menutup kemungkinan segmen anak muda yang senang dengan lagu-lagu
Islami, terutama para santri pondok pesantren dan mahasiswa yang memang
banyak terdapat di kota Semarang.
Radio Dais memiliki spesifikasi khusus, yaitu seluruh isi siarannya
berupa dakwah dan nada yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
muslim Jawa Tengah. Dais menyajikan selain acara hiburan, pendidikan,
dan informasi dengan format Islami. Selain itu Dais mempunyai keunggulan
dari para pesaing radio lain yaitu adanya acara dialog interaktif mengenai
agama Islam yang sangat dibutuhkan setiap manusia, dalam rangka
38
meningkatkan iman da taqwa kepada Allah SWT. Sedangkan hiburan yang
berbentuk lagu-lagu yang bernafaskan Islami, selalu disajikan.
Hal tersebut dilakukan, dengan harapan acara Radio Dais dapat
memikat hati pendengar, apalagi Kota Semarang adalah kota metropolitan
sehingga perlu penyeimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Radio
Dais berlokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya
Semarang (Buku Profil Dais).
III.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Radio Dais
Di awal pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah, Mardiyanto
yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sudah
merencanakan adanya stasiun radio di badan Masjid Agung yang nantinya
diharapkan bisa menjadi ruang publik, sarana pendidikan, dan wahana
dakwah bagi umat Islam di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang. Sejak
akan berakhirnya pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah, tanggal 15
September 2006, gubernur mendesak agar awal Ramadhan radio harus
mengudara.
Waktu yang sedemikian singkat membuat pihak Badan Pengelola
Masjid Agung Jawa Tengah merasa bingung karena tak satupun dari mereka
paham tentang dunia broadcast. Merekapun menghadap gubernur untuk
meminta pertimbangannya (Buku Profil Dais).
Atas perintah Gubernur Mardiyanto, Badan Pengelola Masjid Agung
Jawa Tengah melalui BIKK Provinsi Jawa Tengah melayangkan surat ke
RRI untuk didaulat sebagai konsultan. Sebagai wujud rasa tanggung jawab
39
atas mandat yang sudah diterima, RRI mengirim 7 (tujuh) orang crew yang
merupakan ahli di bidang masing-masing. Yaitu 1 programmer, 2 teknisi, 1
HRD, 1 kepenyiaran, 1 pemberitaan, dan 1 operator.
Dalam waktu kurang lebih satu minggu, ketujuh orang tersebut
bekerja tanpa henti dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Dari
pemasangan antena, penempatan peralatan pemancar dan studio sampai
benar-benar siap dioperasikan, pencarian SDM yang nantinya
mengoperasikan radio, menyiapkan program acara, dan lain sebagainya.
Tepat pada tanggal 22 September 2006 peresmian stasiun radio oleh
Gubernur Jawa Tengah dengan nama Radio Dakwah Islam (DAIS) Masjid
Agung Jawa Tengah (nama ini dicetuskan oleh Octo Gunarso yang
merupakan programmer sekaligus koordinator para utusan dari RRI).
Tanggal 23 September 2006, bersamaan dengan acara Dugderan, Radio
Dakwah Islam mulai mengudara perdana pada pukul 15.00 WIB dalam
acara interaktif bersama gubernur mengenai perlunya sebuah media publik
yang diperuntukkan bagi umat muslim di Jawa Tengah (Buku Profil Radio
Dais).
III.1.2 Visi dan Misi Radio Dais
a. Visi
Visi sangat penting bagi sebuah organisasi sebagai arah strategi
dan pedoman melaksanakan strategi yang diformulasikan. Visi yang baik
(vision of success) dapat didefinisikan sebagai ”deskripsi tentang apa yang
ingin dicapai oleh sebuah organisasi setelah organisasi tersebut
40
mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya
(Kuncoro, 2005: 55). Visi Radio Dais FM yaitu: ” Melayani kebutuhan
rohani umat Islam dan melakukan pelayanan kepada masyarakat secara
umum.” Seperti tercermin dari Motto Radio Dais yaitu ” Terdepan Dalam
Dakwah Dan Nada .
b. Misi
Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh
berbagai unit organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai
visi organisasi. Misi bisa juga bisa merupakan bagian visi yang biasanya
mencerminkan norma perilaku yang menjadi pedoman anggota organisasi.
Karena itu suatu organisasi umumnya hanya memiliki satu visi dengan
satu atau beberapa misi untuk mewujudkan visi tersebut (Kuncoro, 2005:
60).
Untuk dapat mencapai tujuan dakwah sebagaimana tersirat dalam
visi Radio Dais FM maka disusunlah beberapa misi sebagai berikut:
1. Memberikan penyegaran siaran rohani setiap hari kepada umat Islam
di wilayah jangkauannya
2. Memberikan wacana dari berbagai bidang kajian Islami kepada
masyarakat baik informasi, musik dan pendidikan serta budaya
3. Memberikan informasi-informasi penting kepada masyarakat
4. Mengembangkan musik dan hiburan sesuai dengan kaidah islam
5. Memakmurkan Masjid agung Jawa Tengah
41
6. Membantu Pemerintah ikut mencerdaskan anak bangsa yang memiliki
sifat akhlakul karimah.
III.1.3 Tujuan Radio Dais
Latar belakang didirikannya Radio Dais salah satunya adalah
jenuhnya masyarakat akan media hiburan yang mengikuti gaya kebarat-
baratan yang dapat merusak moral anak muda dan anak-anak. Oleh karena
itu, Radio Dais mempunyai tujuan untuk membangun masyarakat yang
Islam serta mandiri dan ikut serta dalam pembangunan baik fisik maupun
mental melalui program siaran yang dapat menggerakkan kegiatan
pendidikan, hiburan dan informasi.
III.1.4 Program Radio Dais
Komposisi program siaran Radio Dais lebih menitik beratkan pada
siaran yang dapat dinikmati oleh masyarakat menengah ke bawah, ke atas
dengan mayoritas pendengar beragama Islam. Adapun beberapa komposisi
program di Radio Dais adalah sebagai berikut:
a) Hiburan
Unsur hiburan dalam program acara di Radio Dais mempunyai
porsi 50% dari semua materi siaran, mengingat akan kebutuhan
hiburan bagi masyarakat, khususnya hiburan yang bisa menyentuh
emosional masyarakat serta hiburan yang sehat seperti Pop Religi,
Nasyid, Balasik, Qosidah, Rebana, Arabian, Lagu anak Islami dan
lain-lain.
42
b) Pendidikan
Seluruh mata acara yang dikemas sebenarnya mengandung
unsur pendidikan, namun yang benar-benar pendidikan murni
diberikan porsi 70%. Materi siaran pendidikan menitik beratkan pada
pendidikan Islam seperti membaca kitab kuning, interaktif agama,
serta mendalami ilmu tasawuf dan lain-lain.
c) Informasi
Informasi dalam program acara di Radio Dais mendapat porsi
10% juga merupakan menu utama, baik informasi lokal/daerah
maupun nasional, bahkan apabila ada berita yang sangat actual dan
ingin cepat diketahui masyarakat dais mengadakan breaking news
d) Layanan Masyarakat
Layanan masyarakat di Radio Dais mendapatkan prosi 10%.
Berikut ini program acara Radio Dais : (dikutip dari buku profil
Dais)
MENU ACARA RADIO DAIS
PUKUL NAMA ACARA04.00-04.10 OPENING
( Indonesia Raya, Tune buka siaran dan lagu pembukaOpick ” Assalamualaikum”)
04.10-04.45 Relay Adzan Subuh dan Sholat dari MAJT04.45-05.00 Selingan nada-nada Nasyid05.00-06.00 Jendela Hati06.00-06.15 Anak Sholeh06.15-07.00 Salam Pagi
43
07.00-08.00 PengajianSenin : Yusuf MansurSelasa : Arifin IlhamRabu : Aa GymKamis : Zainuddin MzJumat : Ustadz DanuSabtu : ABSMinggu : KAP MAJT
08.00-09.00 Indonesia Menyapa09.00-09.30 Balasyik (Obras)09.30-10.00 Senin, Rabu dan Jumat : Uswah
Selasa, Kamis dan Sabtu : Tapak-tapak Islam Minggu : Dongeng Anak Islam
10.00-11.00 MAKNA ( Macam-macam Kiat Untuk Anda)Senin : BotaniSelasa : KesehatanRabu : IPTEKKamis : KecantikanJumat : BogaSabtu : KarierMinggu : Keluarga
11.00-11.20 ISTIQOMAH ( Rec)11.20-12.00 Murotal dan Adzan Dhuhur12.00-13.30 OASE13.30-14.00 Relay RRI 89.014.00-14.30 Moslem Library14.30-15.00 Murotal, Adzan Ashar15.00-16.30 Nada Taqwa16.30-17.30 Kajian Sore17.30-18.00 Murotal, Adzan Maghrib sekaligus shalat18.00-19.00 Murotal (Rec) dan Adzan Isya sekaligus shalat19.00-19.15 Renungan19.15-20.00 Balasyik (comment info terbaru)20.00-22.00 Silaturahmi
Kamis : Relay Tilawatil Qur’an MAJT, Hidayah danMujahadah
44
III.1.5 Struktur organisasi Radio Dais
Susunan Pengelola Radio Dakwah Islam (Dais) 107.9 Fm Masjid
Agung Jawa TengahKetua Badan
Pengelola MAJT
Pendiri Komunitas
Penasehat
Direktur Utama
Direktur Operasional
Sekretaris
Bendahara
Bidang TeknikBidang SiaranBidangPemberitaan
Bidang Humas
Karyawan
45
I.Pendiri
Ketua : Drs. H. Ali Mufiz. MPA
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Ali Mansyur SH SPN M.Hum
Wakil Ketua : Dr. H. Noor Achmad MA
Sekretaris : H. Agus Fathuddin Yusuf S.Ag
Anggota : Drs.H. Karno MH
Soemardjiyanto AMd
Dwi Octo Gunarso S.Sos
Puas Setyaningsih S.Sos
Wiyatmo S.Sos
II. Penasehat
Drs. H. Ali Mufiz. MPA
Prof. Dr. H. Ali Mansyur SH SPN M.Hum
Dr. H. Noor Achmad MA
III. Pelaksana Harian
Direktur Utama : H. Agus Fathuddin Yusuf M.Ag
Direktur Operasional : Drs. H. Karno MH
Bidang Teknik : Soemardjiyanto AMd
Penyiar : 1. Muhammad Syafei Nugroho (Nugi Dais)
2. Risma Dewi Kumalasari S.Ag (Risma Dais)
3. Fajar Tri Utami ( Fajar Dais )
4. Eko Ananto ( Conan Dais)
5. Prihatiningsih Widyastuti ( Widya Dais)
46
6. M. Nur Asyrofi S.Ag (Opi Dais)
7. Abdul Aziz ( Aziz Dais)
8. Yusuf Anshori ( Yusuf Dais)
III.1.6 Pendanaan
Dalam masalah pendanaan, Radio Dais bergantung sepenuhnya
kepada Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah karena saat ini badan
pengelola mempunyai nilai jual sebagai contoh Hotel Graha Agung, sewa
ruko, convention hall, itulah salah satu biaya untuk menghidupi Radio Dais.
Sedangkan partisipasi pendengar masih sangat sedikit, sehingga perolehan
dana sepenuhnya dari badan pengelola Masjid Agung Jawa Tengah
(wawancara dengan Drs. H. Karno 6 November 2010 di kantor pusat Dais).
III.1.7 Peralatan Radio Dais
Radio Dais mempunyai beberapa peralatan diantaranya adalah:
1. Studio Siaran meliputi:
• 1 Set Meja Siar
• 2 Buah Komputer Pentium IV
• 1 Buah Mixer
• 3 Buah Microphone
• 2 Buah Composer
• 2 Buah Paramatric Equalizer
• 1 Buah Penguat Mic
• 1 Buah SMS On Line
• 1 Buah Phone Air
47
2. Studio Produksi meliputi:
• 1 set Komputer
• 1 Buah Mixer Eurarack Behringer UB 2222 FX-PRO
• 2 Buah Microphone
• 2 Buah Headphone
3. Tower
4. SLT Pemancar dan penerima
5. Studio Pemancar di Menara dengan ketinggian 110 m sangat
membantu untuk memancarkan di luar Semarang (wawancara
dengan Drs. H. Karno 6 November 2010 dan data inventaris Radio
Dais).
III.1.8 Operasionalisasi
Radio Dakwah Islam (Dais) di dalam reorientasinya tidak hanya
bertanggungjawab kepada komunitasnya, tetapi juga kepada masyarakat,
oleh sebab itu Radio Dais walaupun sebagai radio komunitas harus dikelola
secara professional dan kompetitif untuk menuju ke institusi bisnis.
Semangat kerja tinggi yang menjadi ciri dari awak Radio Dais belum
sepenuhnya digawangi dengan sarana dan prasarana yang memungkinkan
timbulkan kreativitas maksimal bagi perkembangan radio tersebut. Cakupan
wilayah yang luas serta besarnya perhatian dari para pendengar Radio Dais
yang merupakan pendengar loyal/ fanatik dan merupakan aset besar stasiun
radio adalah salah satu penyumbang semangat yang tinggi bagi
keberlangsungan program-program acara.
48
Selain itu dalam persaingan antar media massa cetak dan elektronik
yang makin ketat, perlu kiranya penajaman dalam programming, target
audien, positioning dan promotion yang didukung oleh manajemen yang
pasti dan sehat, SDM yang solid dan professional, hardware yang handal,
disertai fleksibilitas programming dilengkapi adanya tim kreatif, litbang dan
tim evaluasi.
III.2 Strategi Radio Dais dalam Memperoleh Simpati pendengar.
Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu strategi tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya
Demikian juga strategi komunikasi yang merupakan paduan antara
perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan (approach) bisa sewaktu-waktu berubah bergantung pada
situasi dan kondisi.
Selain masalah efektifitas penyampaian pesan yang terkait erat
dengan strategi komunikasi, sebuah radio dakwah harus bersaing dengan
stasiun radio lain untuk memperoleh pendengar. Oleh karena itu untuk dapat
eksis sebuah radio dakwah harus mengenali pesaing untuk kemudian
49
merancang dan menerapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
Dalam menghadapi persaingan ini kemampuan radio dakwah untuk
beradaptasi dengan lingkungan persaingan sangat diperlukan disamping itu
kreatifitas dan inovasi sama sekali tidak boleh diabaikan.
Adapun dalam upaya mengembangkan dakwah melalui Radio Dais
sekaligus berusaha memenangkan persaingan, ada beberapa strategi yang
diterapkan, diantaranya:
III.2.1 Strategi Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi pada hakikatnya
merupakan perencanaan (planing) dan manajemen (management) untuk
mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan itu strategi tidak
berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan jalan saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian juga strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa sewaktu-waktu berubah bergantung pada situasi
dan kondisi (Effendy, 2006:32).
Dalam konteks komunikasi, untuk menyusun strategi komunikasi
ada empat faktor yang harus diperhatikan (Fajar, 2009: 183) yaitu:
50
1) Mengenal sasaran komunikasi
Merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha
menciptakan komunikasi yang efektif. Sasaran khalayak (audien) Radio
Dais adalah umat Islam di kota Semarang dan sekitarnya (wawancara
dengan Drs. H. Karno 13 november 2010).
2) Menyusun pesan
Menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Ada
beberapa materi siaran Radio Dais yang terdiri dari:
• Materi dari luar yaitu yang berbentuk lagu-lagu pop religi, nasyid,
balasik, qosidah, Arabian dan lagu anak Islami.
• Materi produksi sendiri yaitu murrotal alqur’an, hadits, sandiwara,
puisi Islami, membaca kitab kuning (buku profil Radio Dais).
3) Menetapkan metoda
Dalam hal ini, metode penyampaian dapat di lihat dari dua aspek
yaitu:
a. Menurut cara pelaksanaannya
Selain acara on air, Dais juga mempunyai acara live dari luar
studio seperti pengajian akbar yang diadakan oleh umat Islam.
b. Menurut bentuk isinya.
Metode informatif seperti program berita relay dari RRI, nada
Islami, Indonesia menyapa, warta berita, sillaturrahmi. Metode
persuasif seperti program Kuliah Ahad pagi, renungan. Metode
51
edukatif seperti program wisata hati, kewirausahaan, asmaul husna,
makna (buku profil Dais).
4) Pemilihan media komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu
atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan. Harus
sesuai dengan kebutuhan audien, Radio Dais merupakan Radionya umat
Islam, diharapkan dengan mendengarkan Dais pendengar mendapatkan
keseimbangan antara hiburan dan dakwah. pemanfaatan media radio
sebagai alternatif strategi dakwah memerlukan perencanaan dan
persiapan yang baik dengan memperhatikan faktor-faktor di atas agar
memperoleh hasil yang optimal.
III.2.2 Strategi Penyiaran Radio
a. Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi
program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang
terdapat pada satu segmen audien berdasarkan demografi tertentu.
Dalam industri penyiaran, perencanaan merupakan unsur terpenting,
karena siaran memiliki pengaruh, dampak kuat dan besar.
Radio Dais dalam merencanakan program disesuaikan dengan
segmentasi yaitu umat Islam, sehingga program acara yang dirilis
seluruhnya tentang agama Islam. Dengan harapan pendengar
memperoleh keseimbangan antara kebutuhan hiburan dan dakwah.
52
b. Produksi dan Pembelian Program
Setiap stasiun radio, khususnya di bagian produksi siaran,
sangat membutuhkan para kreator atau orang-orang kreatif dan inovatif
dalam mengemas produksi yang hendak disiarkan. Penyajian program
radio menuntut adanya sesuatu yang isinya baru/actual , orisinil, unik,
dinamis, informatif, edukatif serta komunikatif.
Radio Dais memproduksi acara harian dan mingguan, acara
harian adalah acara yang diproduksi setiap hari sedangkan acara
mingguan adalah acara yang di produksi mingguan atau satu minggu
sekali. Acara mingguan merupakan acara yang membutuhkan naskah
dan mempunyai tingkat kesulitan yang agak tinggi, misalnya acara
dongeng anak karena dalam acara ini penyiar melakukan rekaman,
membaca naskah (wawancara dengan Drs. H. Karno 11 november
2010).
c. Eksekusi Program
Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas
dasar perilaku audien, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan
juga kebiasaan menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam
tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat
menemani aktivitas apa pun.
Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah
karena adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut
sebagai format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara
53
berbentuk diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran
(station call), keterangan durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah
iklan, bentuk-bentuk insert, serta keterangan lainnya. Berikut ini
format acara di Radio Dais 107.9 FM: (Dikutip dari buku profil Dais).
POLA ACARA RADIO DAIS atau FORMAT ACARA RADIO DAISNo Pukul Jadwal
Acara Isi Bentuk Penyiaran Saran KerabatKerja Sasaran
1. 04.00WIB
TuneBukaPenyiaran
Pembuka LaguIndonesia Raya
Variety Setiap hari Studio Penyiar,pengarahacara
Umum
2. 04..-04.30WIB
Adzandanshalatsubuh
Pemberitahuansaat shalatsubuh danjelang shalatsubuh
Live MAJT Setiap hari20 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
3. 04.30-05.00WIB
Selingannada
Selingan lagu-lagu Balasik
Variaty Setiap hari30 menit
Studio,mike bukureferensi
Penyiar,pengarahacara
Umum
4. 05.00-06.00WIB
Jendelahati
Sajianpembahasankitab-kitabkuning daripara kyai
Variaty Setiap hari60 menit
Studio,mike, kitabkuning
Penyiar,pengarahacara
Umum
5. 06.00-06.30WIB
RelayRRISemarang
Sajian dialoginteraktifmasalah actual
Berita/dialog Setiap hari30 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
6. 06.30-07.00WIB
SalamPagi
Sajian lagu-lagu pop religisebagaipenyemangatdi pagi haridiselingiinformasi darisurat kabar
Variaty Setiap hari30 menit
Studio,surat kabar,lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Umum
7. 07.00-07.20WIB
Wartaberita(pusat)
Berita berskalaregional/nasional/internasionalbentuk straigtnews, voicereporter, newsinsert, ROS,news interviewyang disiarkanRRI Jakarta
Berita Setiap hari20 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
54
8.
9.
07.15-08.00WIB
07.45-08.00WIB
NadaIslam
KuliahAhadpagi
Lagu-laguIslam (Qosidahmodern)diselingidengan kabarDa’is(informasiseputar da’is
Uraian paketajaran Islam
Variety
Uraian silangmasjid
Setiap hari45 menit
Setiap hari60 menit
Studio,lagu-lagu
Link
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
Umum
11. 08.00-09.00WIB
Indonesiamenyapa
Dialoginteraktifmengenai satumasalah actualyang menonjoldari berbagaimasalah yangada disiarkanoleh RRIJakarta
Dialog silangRRI Jakarta
Setiap hari60 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
12 09.00-09.30WIB
InformasiseputarnadaIslami
Pengenalankompilasinada-nadaIslam RadioDa’is kepadamodisSenin: PopReligiSelasa: rebanaRabu: nasyidKamis: popreligiJum’at: balasikAhad: Arabiansong
Variety Setiap hari60 menit
Studio,lagu-lagu,referensilagukompilasi
Penyiar,pengarahacara
umum
13 09.30-10.00WIB
SerambiMuslim
Pemaparantips-tips ringanpanduan hidupmanusia sehari-hariSenin: uswahSelasa: tapak-tapak IslamRabu: uswahKamis: tapak-tapak IslamJum’at:sandiwara
Variety Setiap hari30 menit
Studio,lagureferensi
Penyiar,pengarahacara,naskahproduser
Dewasa
55
Sabtu:sandiwaraAhad: dongenganak Islam
14 10.00-11.00WIB
Macam-macamkiatuntukanda
Penguasaantentangkehidupanmulai dari iptekhinggapertanian
Uraian Setiap hari60 menit
Studio,referensi
Penyiar dewasa
15 11.00-11.30
IstiqomahDialoginteraktiftentangpermasalahankehidupanmanusia
Variety Setiap hari30 menit
Studio,presenter
Naskah Dewasa
16 11.30-11.15
11.15-13.00
13.00-14.00WIB
AdzanDluhur
SemaanAlqur’an
Pemberitahuanshalat dluhurdan shalatjum’at
Sajian tartil bilkhifdi al qur an30 juz yang dilantunkan olehimam MasjidAgung JawaTengah
Live silangmasjid agung
Live silangmasjid agung
Live silangmasjid agung
Setiap hari30/90 menit
Setiap harijum’at 90menit
Setiap harijum’at 30menit
Link
Link
Link
Penyiar,pengarahacara
Penyiar,pengarahacara
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
umum
umum
17 12.00-13.00
OASE Sajian lagu-lagu nasyidIslamipermintaanpendengaryang diselingidengan info
Variety Setiap hari60 menit
Link Penyiar,pengarahacara,telepon
dewasa
18 13.30-13.45
Wartaberita(daerah)
Berita berskalaregional/daerahnew interviewdisiarkan RRISemarang
Berita Setiap hari15 menit
Link Studio,pengarahacara,penyiar
Umum
19 13.45-15.00
NadaIslam
Sajian lagu-lagu (popoldis) diselingidenganpemutaran spotdan tanpa
Variety Setiap hari60 menit
Studio,lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Umum
56
comment daripenyiar
20 14.45-15.00WIB
AdzanAshar
Pemberitahuanshalat ashar
Live silangmasjid agung
Setiap hari15 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
21 15.00-16.30WIB
Nadataqwa
Sajian lagu-lagu Islamimemenuhipermintaanmodis yaknigroup rebana
Variety Setiap harisenin, rabu,jum’at 90menit
Studio,lagu-lagu,telepon
Penyiar,pengarahacara
Umum
22 15.30-16.30WIB
Seni bacaAlqur’an
Pelatihanmelantunkanayat-ayat suciAlqur’andenganberagam lagusecara baik danbenar
Variety Setiap hariAhad 60menit
Studio,mike,telepon
Penyiar,presenter,penulisnaskah
Remaja
DialogKesehatan
Telaahmendalamaspek-aspekkesehatanuntukmembangunmasyarakatyang sehat dancerdas dalamperspektifIslam
Dialog Setiap hari60 menit
Studio,mike, lagu-lagu,telepon
Penyiar,presenter,pengarahacara
Dewasa
22 16.30-17.30WIB
TafsirAlqur’an
Kajian dantelaahpenafsiranAlqur’an olehseorang ustadz
Uraian dandialog
Setiap hariSenin 60menit
Studio,mike, lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
16.30-17.30WIB
FatkhulQorib
Pembahasantentang kitabFiqh dengannara sumberpara asatidz
Uraian dandialog
Setiap hariSelasa 60menit
Studio,mike, lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
16.30-17.30WIB
Dialoginteraktif
Kajian bentukkerjasamadengan sponsor
Uraian dandialog
Setiap hariRabu 60menit
Studio,mike, lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
16.30-17.30WIB
NadaRebana
Pemutarangroup rebanarekaman
Uraian dandialog
Setiap hariKamis 60menit
Studio,mike, lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
16.30-17.30WIB
Kewirausahaan
Pemaparanajarankeislaman darisisi
Uraian dandialog
Setiap hariJum’at 60menit
Studio,mike, lagu-lagu
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
57
kewirausahaan 16.30-
17.30WIB
WisataHati
Pemaparanpaket problemajaran Islamdalammemurnikanaqidah Islam
Uraian dandialog
Setiap hariSabtu 60menit
Studio,mike, lagu-lagu,telepon
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
16.30-17.30WIB
SahabatMata
Pembahasanmasalah agamaterkait denganukhuwah
Uraian dandialog
Setiap hariAhad 60menit
Studio,mike, lagu-lagu,telepon
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
23 17.30-17.45WIB
Adzandanshalatmaghrib
Pemberitahuansaat shalatmaghribberjamaah
Live silangmasjid agung
Setiap hari15 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Umum
24 17.45-18.45WIB
Fiqih Pemaparanajaran Islampada aspekubudiyahsecaramendalam olehustadz
Live silangmasjid agung
Setiap hari60 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Dewasa
TafsirAlqur’an
Pemaparanajaran Islampada aspekpemahamankandunganAlqur’ansecaramendalam olehustadz
Live silangmasjid agung
Setiap hari60 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Dewasa
17.45-18.45WIB
MurratalAlqur’an
Sajian tartilAlqur’an
Variety Setiap hari60 menit
Studio,lagu-lagumurratal
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
Tasawuf Pemaparanajaran Islampada aspektasawuf secaramendalam olehustadz
Live silangmasjid agung
Setiap hari60 menit
Link Penyiar,pengarahacara
Dewasa
MurratalAlqur’an
Sajian tartilAlqur’an
Variety Setiap hari60 menit
Studio,lagu-lagumurrotal
Penyiar,presenter,pengarahacara
Umum
25 18.45-19.00WIB
AdzandanShalatIsya
PemberitahuanIsya
Live silangmasjidAgung
Setiap hari15 menit
Link Penyiar umum
58
26 19.00-19.15WIB
Renungan
Pemaparanajaran kaidah,nasihat, dantuntunan hidupsesuai denganajaran Islamoleh narasumber dalambentukrekaman
uraianSetiap hari15 menit
Studio Penyiar,pengarahacara
Dewasa
27 19.15-20.00WIB
Balasik Sajian lagu-lagu Islami(balasik) yangdiselingi spot
Variety Setiap hari40 menit
Studio,lagu-lagu,telepon
Penyiar,pengarahacara
Dewasa
2820.00-22.00WIB
Silataturrahmi
Sajian lagu-lagu Islamiuntukpendengar,diselingidengan inforingan
Variety Setiap hari120 menit
Studio,lagu-lagu,telepon
Penyiar,pebgarahacara
Remaja
29 22.00-22.10WIB
AsmaulHusna
DzikirmengingatAllah untukmemohonkeselamatandankebahagiaanhidup
Uraian Setiap hari10 menit
Studio Penyiar,pengarahacara
Umum
30 22.30WIB
Tutupsiaran
Penutuppenyiaran radiodengan laguIndonesia Raya
Spot Setiap hari Studio Pengarahacara
umum
d. Pengawasan dan Evaluasi Program
Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh
suatu rencana dan tujuan sudah dapat diwujudkan oleh stasiun
penyiaran. Menurut Peter Pringle yang dikutip Morrisan dalam hal
pengawasan program, manajer program harus melakukan hal-hal
sebagai berikut:
59
• Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran
• Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun
dan peraturan perundangan yang berlaku
• Memelihara catatan (records) program yang disiarkan
• Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program
• Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang
sudah dianggarkan (Morissan, 2009: 315).
Evaluasi di radio dais di lakukan 3 bulan sekali untuk mengetahui
respon pendengar. Dengan memanfaatkan acara nada dan taqwa.
Program ini merupakan acara interaktif dengan pendengar via telepon di
mana dalam acara ini membuka phone live sehingga dapat diketahui
apakah masih banyak yang berpartisipasi atau tidak.
III.3 Strategi Pemasaran
Strategi merebut pasar audien terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan, menurut Kottler sebagaimana dikutip Morrisan terdiri
dari atas tiga tahap, yaitu :
1) Segmentasi
Segmentasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani
audiennya secara baik, memuaskan kebutuhan dan keinginan audien
yang dituju (Morissan, 2008: 168). Letak geografis Kota Semarang dan
sekitarnya yang berada di dataran tinggi dan rendah untuk mencapai
segmen sasaran memerlukan antena yang berada di kota tersebut.
60
Dengan mata pencaharian sebagian dibidang jasa serta
pendidikan yang menengah ke atas maka sudah termasuk dalam kategori
metropolitan dan biasanya sebagian besar penduduknya sibuk bekerja
oleh karena itu perlu penyeimbang kebutuhan hiburan dan dakwah.
Radio Dais mempunyai harapan masyarakat Semarang dan sekitarnya
memiliki semangat hidup lebih baik.
2) Target Audien
Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen audien
yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan
promosi. Targeting disebut juga dengan selecting, karena audien harus
diseleksi.
Target Radio Dais pertama-pertama diperuntukkan Jamaah
Masjid Agung Jawa Tengah, akan tetapi dengan kapasitas yang lebih
luas siaran sampai di Wonosobo, Jepara sehingga tidak hanya melayani
untuk jamaah Masjid Agung Jawa Tengah namun juga masyarakat yang
dapat menerima siaran Radio Dais.
Luasnya daerah siaran bukan berarti menyalahi UU nomor 32
akan tetapi permasalahannya agar radio komunitas bersatu dengan
harapan menjadi networking yang bagus dengan suatu program yang
menyentuh. Sekarang di setiap kabupaten mempunyai masjid agung
kalau setiap masjid mempunyai radio dan mempunyai jaringan dengan
radio komunitas Jawa Tengah diharapkan akan tercipta Islam yang
61
Rahmatan Lilalamin (wawancara dengan Drs. H. Karno 6 November
2010).
3) Positioning
Radio Dakwah Islam Masjid Agung Jawa Tengah sangat perlu
melakukan usaha untuk meraih posisi yang tepat dalam ingatan
pendengar sehingga mampu membentuk suatu image dengan
menampilkan kekhasan yang dapat membedakan dengan stasiun radio
lain. Keberadaannya dalam lingkup Masjid Agung Jawa Tengah yang
merupakan salah satu pusat dari kegiatan dan perkembangan Islam,
menempatkan Radio Dakwah Islam mengemban misi dakwah sebagai
kepanjangan tangan dalam penghubung antara Allah dengan umat-Nya,
selain itu juga memberikan hiburan bermanfaat bagi masyarakat yang
haus akan lagu-lagu religi untuk memenuhi qalbunya dengan kemesraan
terhadap Ilahi.
62
BAB IV
ANALISIS STRATEGI RADIO DAIS DALAM MEMPEROLEH
SIMPATI PENDENGAR
Setiap penyelenggaraan dakwah pastilah bertujuan untuk menyebarkan
agama Islam. Makna dasar dari dakwah itu sendiri adalah mengajak, menyeru
umat manusia agar berada dalam jalur yang telah ditetapkan oleh Allah dalam
ajaran Islam secara eksplisit maupun implisit. Untuk dapat mencapai tujuan itu
secara efektif dan efisien maka diperlukan strategi yang tepat.
Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu strategi tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.
Dalam menjalankan dakwahnya, Radio Dais bertujuan untuk mengajak
umat Islam kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah. Adapun salah satu strategi yang
dipilih adalah mendirikan Radio Dais 107.9 FM sebagai media dakwah.
Pada bab III, telah dipaparkan beberapa strategi yang dipakai Radio Dais
dalam upaya mengembangkan dakwah melalui Radio Dais 107.9 FM sekaligus
berusaha memenangkan persaingan. Adapun analisis lebih lanjut adalah sebagai
berikut:
63
IV.1 Faktor Internal dan Eksternal Radio Dais
Salah satu proses dalam manajemen strategik adalah penilaian
lingkungan organisasi melalui proses analisis lingkungan organisasi yang
meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh di
dalam dan di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan
organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal
dan tantangan eksternal (Akdon, 2007: 111).
A. Lingkungan internal, adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi mempunyai
kemampuan manegendalikannya. Lingkungan internal meliputi:
1) Kekuatan (strength)
• Radio yang 100% menyiarkan nada dan dakwah di Jawa
Tengah
• Memiliki sumber daya yang berpengalaman dan berdedikasi
tinggi pada pekerjaan. Sejak awal didirikan manajemen radio
sengaja membidik tenaga profesional untuk dipekerjakan di
radio tersebut. Crew di bidang masing-masing yaitu:
programmer, teknisi, kepenyiaran, pemberitaan, operator.
• Memiliki penyiar yang handal, berikut ini beberapa penyiar
Radio Dais yaitu:
1. Muhammad Syafei Nugroho (Nugi Dais)
2. Risma Dewi Kumalasari S.Ag (Risma Dais)
3. Fajar Tri Utami ( Fajar Dais )
64
4. Eko Ananto ( Conan Dais)
5. Prihatiningsih Widyastuti ( Widya Dais)
6. M. Nur Asyrofi S.Ag (Opi Dais)
7. Abdul Aziz ( Aziz Dais)
8. Yusuf Anshori ( Yusuf Dais)
• Audien mengingat Dais sebagai radionya umat Islam Jawa
Tengah
• Memiliki pemancar yang baik dan berada di menara dengan
ketinggian 110 m sehingga sangat membantu untuk
memancarkan di luar Semarang
2) Kelemahan (weakness)
• Pendanaan sangat kurang, karena Radio Dais bergantung
sepenuhnya kepada Badan Pengelola Masjid Agung Jawa
Tengah
• Sarana dan prasarana masih terbatas
B. Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, yang saling berhubungan dimana organisasi/perusahaan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengendalikan. Lingkungan eksternal
meliputi:
1. Peluang
• Pertumbuhan umat Islam
• Pendengar semakin banyak (modis)
65
2. Tantangan
• Bertambahnya radio komunitas Islam
• Perubahan selera dan kebutuhan pendengar
Setelah mengetahui lingkungan internal dan eksternal, ada empat
kemungkinan yaitu adanya perpaduan antara kekuatan-peluang (SO),
kekuatan-ancaman (ST), kelemahan-peluang (WO), kelemahan-ancaman
(WT).
1. Strategi SO
Dalam strategi ini, Dais berusaha untuk memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Dais berusaha mengoptimalkan kinerja pengelola dari jajaran paling atas
sampai paling bawah untuk mengembangkan Dais. Serta berusaha
merebut dan memanfaatkan peluang dengan mempererat hubungan antar
modis (monitor Dais), sehingga modis tersebar di pelosok-pelosok
daerah.
2. Strategi WO
Dalam strategi ini, Dais berusaha memanfaatkan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Meminimalkan
kelemahan dengan meningkatkan fasilitas organisasi, meningkatkan
kemampuan SDM. Hal ini dilakukan karena Dais secara kelembagaan
masih minim fasilitas untuk mendukung kinerja pengelola, sehingga
dapat juga meningkatkan mutu produk.
66
Dengan strategi ini, secara programmer Dais perlu membenahi
kualitas isi atau materi siaran, agar pendengar akan mendapat kepuasan
yang secara tidak langsung memperolah pendengar semakin banyak dan
pengembangan dakwah akan berhasil.
3. Strategi ST
Dais berusaha menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman. Selalu menjaga relasi dengan pendengar setia yang
selama ini telah terjalin baik, yaitu dengan kyai, ustadz, para modis dan
masyarakat umum.
4. Strategi WT
Dalam strategi ini, Dais meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman yaitu dengan menjaga kualitas produksi dan
berusaha menekan harga produksi agar tetap stabil.
Dais harus menekan biaya produksi dengan tetap berusaha
meningkatkan kualitas siaran. Cara relatif sulit, namun untuk tetap
bertahan dan eksis, Dais harus melakukan strategi tersebut.
IV.2 Strategi Komunikasi
Dalam konteks komunikasi, untuk menyusun strategi komunikasi
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu:
a. Mengenal khalayak sasaran
Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi
komunikator dalam usaha menciptakan komunikasi yang efektif. Dengan
67
mengetahui kondisi khalayak masyarakat kota Semarang yang mayoritas
beragama Islam, tepat sekali Dais yang memiliki karakteristik program
siarannya 100% Islami, akan mampu menjadi radio masa depan sebab
memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh radio lain. Oleh karena itu,
sangat memudahkan komunikator dalam menyampaikan pesan kepada
komunikan.
Luasnya wilayah siaran bukan berarti menyalahi UU nomor 32
akan tetapi permasalahannya agar radio komunitas bersatu dengan
harapan menjadi networking yang bagus dengan suatu program yang
menyentuh. Sekarang di setiap kabupaten mempunyai masjid agung
kalau setiap masjid mempunyai radio dan mempunyai jaringan dengan
radio komunitas Jawa Tengah diharapkan akan tercipta Islam yang
Rahmatan Lilalamin (wawancara dengan Drs. H. Karno 6 November
2010).
b. Merancang pesan
Setelah mengetahui materi Radio Dais, menurut hemat penulis
materinya sangat sesuai dengan visi Radio Dais, yaitu melayani
kebutuhan rohani umat Islam dan melakukan pelayanan kepada
masyarakat secara umum. Oleh karena itu, format yang menjadi dasar
pembuatan materi siaran adalah yang memberikan sentuhan emosional
Islami dengan porsi nada dan dakwah, artinya setiap acara yang dirilis
Dais dikemas baik musik, pendidikan, budaya/sandiwara sesuai akidah
Islam, yang mempunyai daya tarik tersendiri.
68
Ada tiga jenis daya tarik: rasional, emosional dan moral. Daya
tarik rasional menunjukkan bahwa dengan mendengarkan Radio Dais
pengetahuan tentang agama Islam semakin meningkat. Daya tarik
emosional membangkitkan emosi-emosi yang positif setelah
mendengarkan Radio Dais. Daya tarik positif seperti rasa cinta,
kebanggan, kesenangan akan ajaran agama Islam.
Daya tarik moral diarahkan pada perasaan khalayak tentang
apa benar dan pantas. Daya tarik ini sering digunakan untuk mendorong
orang peduli dan beramal untuk kegiatan amal seperti lingkungan bersih,
hubungan antar ras harmonis dan bantuan untuk mereka yang tidak
mampu.
c. Memilih media
Pemilihan media komunikasi, untuk mencapai sasaran
komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa
media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang
disampaikan dan teknik yang dipergunakan. Oleh karena itu pemanfaatan
media radio sebagai alternatif strategi dakwah memerlukan perencanaan
dan persiapan yang baik dengan memperhatikan faktor-faktor di atas agar
memperoleh hasil yang optimal.
d. Menetapkan metoda
Baik dalam komunikasi personal maupun non personal, dampak
pesan pada khalayak dipengaruhi juga oleh cara memandang komunikator.
Pesan yang disampaikan oleh sumber terpercaya adalah yang lebih
69
persuasif. Dalam industri televisi para pemasar memakai selebritis sebagai
tokoh dengan kredibilitas tinggi menjadi pendukung pembelian seperti
atlet, aktor. Begitu pula Radio Dais menggunakan para da’i kondang
seperti Ustadz Jefri Albukhori, Ustadz Yusuf Mansur, Aa Gym dan lain-
lain, sebagai nara sumber di acara pengajian. Dengan harapan pendengar
khalayak tergugah baik pikiran maupun perasaannya dan menjalankan
perintah agama dengan sebaik-baiknya.
IV.3 Strategi Penyiaran Radio
Faktor yang paling penting dan menentukan keberhasilan suatu
stasiun penyiaran radio dan televisi adalah program atau acara. Oleh karena
itu, dalam upaya pencapaian target pendengar memerlukan programming
atau penata acara (Prayuda, 2005: 43). Penataan itu sendiri merupakan
sebuah proses mengatur program termasuk penjadwalannya sehingga
terbentuk station format dengan tujuan menciptakan image stasiun
penyiaran radio.
Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran
tertentu seiring semakin banyaknya stasiun penyiaran. Strategi program
ditinjau dari aspek manajemen strategis, program siaran terdiri dari:
1V.3.1 Analisis Perencanaan Program
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program
70
dan tujuan keuangannya. Perencanaan program juga mencakup pemilihan
format dan isi program yang menarik dan memuaskan kebutuhan audien
yang terdapat pada satu segmen audien berdasarkan demografi tertentu.
Radio Dais dalam merencanakan program disesuaikan dengan
segmentasi yaitu umat Islam, sehingga program acara yang dirilis
seluruhnya tentang agama Islam. Dengan harapan pendengar
memperoleh keseimbangan antara kebutuhan hiburan dan dakwah. Setiap
media penyiaran harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran
strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber
daya yang dimiliki.
Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu
suatu studi terinci mengenai kondisi audien yang dihadapi stasiun
penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Berdasarkan analisis
situasi terdiri dari:
1. Analisis Peluang
Analisis cermat terhadap pasar audien yang akan memberikan
peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para
penonton dan pendengar. Peluang pasar program adalah wilayah
dimana kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang
menguntungkan, di mana stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari
audien tertentu terhadap jenis program tertentu belum terpuaskan dan
di mana stasiun dapat bersaing secara efektif.
71
2. Analisis Kompetitif
Dalam mempersiapkan strategi dan rencana program,
pengelola program harus melakukan analisis cermat terhadap
persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada
segmen pasar audien. Salah satu aspek penting dalam perencanaan
program adalah memiliki keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal
khusus yang dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang
memberikannya keunggulan dibandingkan kompetitor.
Pengelola program juga harus selalu memperhatikan
kompetisi yang selalu berubah. Program dari stasiun kompetitor dapat
memberikan dampak strategi program sendiri, sehingga program
stasiun pesaing terus dianalisis dan dimonitori. Radio Dais
mempunyai modis (monitor Dais) yang selalu memonitori acara Dais,
karena percuma kalau acaranya bagus tetapi tidak ada yang
mendengarkan (wawancara dengan Drs. H. Karno 11 November
2010).
Selain itu, pengelola program siaran juga harus
mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran
yang terkait dengan: product artinya materi program yang disukai
pendengar, program tidak melulu merupakan tayangan yang dapat
dilihat/ditonton. Namun merupakan suatu gabungan dari berbagai
manfaat, memuaskan kebutuhan audien tidak saja bersifat fungsional
namun juga kebutuhan sosial dan psikologis. Perencanaan program
72
melibatkan berbagai aspek seperti nama program, cara penyajian dan
hal-hal terkait dengan pelayanan kepada audien dan pemasang iklan.
Nama program, memilih satu nama untuk satu program
ditinjau dari perspektif promosi, karena nama program berfungsi
menyampaikan atribut dan makna. Untuk itu pengelola program harus
memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan
dapat membantu menempatkan program di memori otak. Suatu
program harus dapat menyampaikan manfaat kepada audien yang
mendengarkan dan pada saat yang sama menciptakan image bagi
program itu.
Bagi pengelola program kemasan dapat diartikan segala
sesuatu yang perlu dilakukan untuk menarik perhatian audien melalui
penampilan suatu program mencakup antara lain misalnya: pembawa
acara (presenter). Sedangkan radio adalah media audio yang
mengandalkan suara penyiar, musik, lalu dikemas dengan menarik
pada akhirnya program menjadi menarik dan mendapatkan perhatian
dari audien.
Price artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi atau membeli program dan biaya untuk pemasang iklan
yang ingin mempromosikan produknya pada program bersangkutan.
Dalam hal ini Radio Dais merupakan lembaga penyiaran komunitas
sehingga dalam siarannya tidak diperbolehkan adanya sebuah iklan
kecuali iklan layanan masyarakat.
73
Place artinya kapan waktu siar acara yang tepat karena
pemilihan waktu siar yang tepat berperan cukup penting dalam
membantu keberhasilan program. Promotion artinya bagaimana
memperkenalkan dan menjual acara sehingga mendapat iklan dan
sponsor (Morrisan, 2008: 201-202). Radio Dais juga
mempertimbangkan empat hal tersebut dalam merencanakan program
dengan harapan program dapat memenuhi kebutuhan pendengar dan
agar penyampaian dakwah efektif.
IV.3.2 Analisis Produksi
Produksi siaran adalah “perutnya” (inti) radio. Keterampilan
memproduksi acara siaran berarti penguasaan terhadap bagaimana
membuat sebuah sajian acara yang menarik untuk didengarkan. Setiap
stasiun radio, khususnya di bagian produksi siaran, sangat membutuhkan
para kreator atau orang-orang kreatif dan inovatif dalam mengemas
produksi yang hendak disiarkan. Penyajian program radio menuntut
adanya sesuatu yang isinya baru/actual, orisinil, unik, dinamis,
informatif, edukatif serta komunikatif.
Unsur-unsur produksi yaitu:
1) Materi ; materi merupakan bahan, ide, yang dikembangkan menjadi
sebuah acara. Materi produksi dapat bersumber dari beberapa hal
yaitu: pengalaman pribadi dan orang lain, kejadian, hasil karya
(novel, cerpen), alam.
74
2) Biaya ; biaya yang dibutuhkan pada saat pembuatan produksi acara.
3) Peralatan ; dalam radio peralatan yang harus dimiliki adalah
pemancar atau studio siaran, studio rekaman.
4) Crew
5) Schedule (pelaksanaan produksi)
Pelaksanaan produksi dibagi menjadi tiga yaitu: pertama tahap
praproduksi atau perencanaan, pada tahap ini kegiatan dimulai dari
pembahasan ide (gagasan) meliputi penulisan naskah siaran dan
pengembangan gagasan. Kedua tahap produksi yaitu proses rekaman di
studio produksi. Ketiga tahap pasca produksi yaitu semua kegiatan
rekaman selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang
termasuk dalam pasca produksi adalah editing, musik, memberi sound
effect.
Kegiatan produksi radio pada departemen program stasiun radio
dengan format apa pun mencakup bagian-bagian sebagai berikut:
1. Music Director, adalah orang yang memiliki tugas sebagai berikut:
a) Menambah atau mengeluarkan lagu-lagu yang akan diputar
b) Mempersiapkan daftar lagu yang akan diputar (play list) serta
mengawasi pelaksanaannya
c) Mendengarkan dan memeriksa rekaman lagu/musik baru
d) Konsultasi dengan manajer program mengenai rotasi lagu/musik
e) Menjalin hubungan dengan perusahaan rekaman untuk
mendapatkan lagu/musik terbaru.
75
2. Manajer Produksi
Tanggung jawab utama manajer produksi antara lain:
memproduksi iklan lokal, layanan masyarakat dan mengawasi kualitas
suara stasiun radio.
3. Penyiar, memiliki tanggung jawab antara lain:
a) Mengantar rekaman/musik dan program
b) Membacakan iklan-iklan, layanan publik, dan identifikasi stasiun
c) Menyampaikan informasi
Program dapat diperoleh dengan cara membeli atau
memproduksinya sendiri (in-house production). Membeli program
dilakukan apabila stasiun penyiaran tidak memiliki peralatan produksi
memadai namun memiliki ide untuk dikembangkan. Materi siaran
produksi sendiri di Radio Dais yaitu Murrotal Al-Qur’an, rebana,
Arabian dan lagu anak Islam.
Acara yang setiap hari di produksi adalah Makna Dongeng
Anak Sholeh. Produksi dilakukan setiap malam karena pagi dan siang
di gunakan untuk rekaman dengan nara sumber dari luar, karena Dais
mempunyai banyak acara yang melibatkan nara sumber dari luar.
Radio Dais hanya memproduksi acara harian dan mingguan.
Acara harian yaitu acara yang disiarkan setiap hari sedangkan acara
mingguan yaitu acara yang disiarkan satu minggu sekali. Adapun
acara mingguan Radio Dais adalah Dongeng Anak karena di anggap
sulit dalam memproduksi sehingga disiarkan seminggu sekali.
76
IV.3.3 Analisis Eksekusi Program
Eksekusi mencakup kegiatan menayangkan program sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan. Strategi penayangan program
sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai
program yang akan ditayangkan.
Setelah evaluasi penataan acara periode Oktober-Desember
belum sesuai harapan, salah satunya karena minimnya sarana dan pra
sarana. Contohnya dalam acara Anak sholeh masih sering memutar ulang
rekaman dikarenakan kesulitan dalam mendapatkan bahan materi dan ada
kemungkinan kreatifitas crew yang kurang (wawancara dengan Drs. H.
Karno 11 November 2010).
IV.3.4 Analisis Evaluasi
Melalui perencanaan, stasiun menetapkan rencana dan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan
seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau
diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan
evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan
departemen memungkinkan manajer untuk membandingkan kinerja
sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja
tersebut tidak sama maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Management Radio Dais melakukan evaluasi selama 3 bulan
sekali, dengan selalu memantau target pendengar dengan memanfaatkan
77
program Nada dan Taqwa. Program ini merupakan acara interaktif
dengan pendengar via telepon. Inti dari acara ini adalah untuk
mengetahui apa yang dikehendaki pendengar untuk kebaikan radio Dais.
Dari situlah pihak radio bisa mengetahui apa yang dikehendaki
pendengar, yang nantinya menjadi pijakan dalam menyusun program.
Sehingga dapat diketahui apakah pendengar masih banyak
seperti pada saat pertama kali launching program atau pendengar
semakin berkurang. Berkurangnya pendengar kemungkinan dikarenakan
waktu, acara, dan penyiarnya yang kurang tepat sehingga pendengar
mulai tidak merespon acara tersebut.
Namun apabila ketiga unsur (waktu, acara dan penyiar) dirasa
sudah bagus akan tetapi pendengar masih sedikit maka manajemen Radio
Dais langsung mendrop dan mengganti dengan acara yang baru
(wawancara dengan Drs. H. Karno 11 November 2010).
IV.4 Strategi Pemasaran
Untuk dapat survive menghadapi persaingan dan tetap memperoleh
pendengar, Radio Dais sangat menekankan pada fleksibilitas dan inovasi.
Oleh karena itu Radio Dais harus jeli dalam melihat persaingan yang ada
dengan mengamati media lain. Ketika di media lain ada sebuah program
acara yang berbeda, maka radio Dais bisa mengambil celah. Bisa jadi radio
Dais akan melakukan counter acara tersebut kalau diperlukan. Bisa jadi pula
78
akan mengadopsi dan membuat acara yang serupa kalau dipandang efektif
dalam penyampaian pesan.
Dalam perspektif pemasaran, pesaing merupakan organisasi yang
mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang sama. Misalnya jika
kebutuhan konsumen adalah hiburan, para pesaing dapat bervariasi mulai
dari video game hingga bioskop dan orkes dangdut. Dalam perspektif ini,
intensitas persaingan tergantung dari seberapa kebutuhan konsumen dapat
dipahami dan seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen tersebut. Dalam hal ini pesaing Radio Dais diantaranya adalah
radio lain baik komunitas maupun komersial yang saling bersaing berebut
pendengar.
Selain harus bersaing dengan sesama media radio, Radio Dais juga
harus bersaing dengan media lain yang menyajikan produk yang sama.
Misalkan untuk musik, saat ini kemajuan teknologi telah sedemikian maju
sehingga memberikan banyak pilihan bagi orang dalam menikmatinya.
Diantaranya, melalui media televisi, CD player, MP3, Ipod, dan lain
sebagainya. Orang bisa memutar musik sesuai seleranya masing-masing.
Hal ini membuat radio semakin banyak di tinggalkan pendengarnya.
Strategi merebut pasar audien terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan, menurut Kottler sebagaimana dikutip Morrisan terdiri
dari atas tiga tahap, yaitu :
79
1. Analisis Segmentasi
Segmentasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani
audiennya secara baik, memuaskan kebutuhan dan keinginan audien
yang dituju (Morissan, 2008: 168). Dasar-dasar dalam melakukan
segmentasi audien yang terdiri dari, pertama segmentasi demografis
yaitu segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan, pada radio
Dais usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, agama, suku dan
kebangsaan.
Data demografi dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan audien menyangkut bagaimana media penyiaran
menilai potensi audien yang tersedia disetiap area geografi yang dapat
dijangkau. Radio Dais mempunyai klasifikasinya sebagai berikut:
1) Usia : semua usia
2) Jenis kelamin : pria dan wanita
3) Pendidikan : TK sampai tak terbatas
4) Agama : Islam
5) Status sosial : seluruh strata
Kedua segmentasi geografis, segmentasi ini membagi
khalayak audien berdasarkan jangkauan geografis. Sasaran wilayah
Radio Dais adalah Kota Semarang, Kab. Semarang, Salatiga,
Temanggung, Kaliwungu, Kendal, Kudus, Demak, Purwodadi.
Ketiga yaitu segmentasi Geodemografis ini dalam konsep segmentasi
ini, khalayak yang tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini
80
memiliki karakter demografis yang sejenis (namun wilayah geografis
harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau
kelurahan).
Radio Dais mempunyai segmen menengah kebawah dan ke
atas sebab bidikan Radio Dais adalah masyarakat yang beragama
Islam bukan usia. Ini yang membedakan Radio Dais dengan radio
yang lainnya. Format siaran disesuaikan dengan kebutuhan umat
Islam karena segmentasi Radio Dais adalah umat Islam segala usia,
status sosial, tidak menutup kemungkinan segmen anak muda yang
senang dengan lagu-lagu Islami. Terutama para santri pondok
pesantren dan mahasiswa yang memang banyak terdapat di kota
semarang dan sekitarnya.
Dengan mempunyai segmentasi yang jelas diharapkan siaran
Radio Dais dapat menyajikan acara yang tepat sesuai dengan segmen
yang ada dan dapat memenuhi kebutuhan pendengar yang haus akan
ilmu agama Islam.
2. Analisis Target Audien
Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen
audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran
program dan promosi. Targeting disebut juga dengan selecting, audien
harus diseleksi. Target audien mempunyai dua fungsi, yaitu
menyeleksi audien sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan
menjangkau audien sasaran tersebut.
81
Dalam targeting, audien melakukan suatu proses selective
exposure, artinya audien secara aktif memilih mau atau tidak mau
mengekspos dirinya terhadap informasi, misalnya iklan sekalipun
stasiun penyiaran melakukan promosi dengan membabi buta kepada
audien (misalnya melalui iklan radio yang menjangkau khalayak
secara umum) namun audien akan menyeleksi mau atau tidak ia
menerima informasi itu (Morissan, 2008:187).
Target siaran Radio Dais di kota Semarang 100% area dapat
terjangkau, serta daerah sekitarnya 70% sehingga masyarakat kota
Semarang khususnya dan umumnya dan disekitarnya dapat menikmati
program siaran radio dengan segmented Islam, sebab masyarakat kota
Semarang dan sekitarnya beragama Islam. Radio Dais optimis dapat
mewujudkan pola hidup masyarakat lebih menjadi Islami.
Menurut Clancy dan Shulman sebagaimana dikutip Morissan
mengatakan bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola
media penyiaran untuk mendapatkan audien sasaran yang optimal
yaitu: responsif. Audien harus responsif terhadap program yang
ditayangkan. Radio Dais mendapatkan respon dari pendengar
setianya, dan inilah beberapa alasan audien mendengarkan Radio
Dais:
1) Radio Dais menyajikan acara dakwah didukung dengan lagu Islami
yang sangat bagus. Dakwah di Radio Dais menambah iman dan
taqwa kepada Allah. (Mira, Demak, 085 740 924 289)
82
2) Aura Islami begitu terasa pada saat mendengarkan Dais, selain itu
Manajemen radio dais memperhatikan para pendengar menjadikan
asyik pada saat mendengarkannya. Dais memberikan banyak
inspirasi sehingga saya menyebutnya “ Dais the inspirate” (Hendra,
Pedurungan, 085 641 556 037).
3) Siaran di Dais banyak memotivasi saya, terutama dalam hal agama,
memberikan dorongan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
dan melalui dais saya menemukan banyak teman soleh dan
sholehah yang selalu mengingatkan dalam kebaikan (Tika,
Kaliwungu, 085 740 201 016).
4) Acara dais bagus-bagus nasyidnya pun enak untuk didengarkan,
terlebih-lebih yang menyiarkan penyiar favorit kita (Ida,
Pamularsih, 083 862 767 739).
5) Lagu nasyid di Dais sangat menyejukkan hati dan banyak kajian
tentang ilmu agama (Yani, Jepara, 085 640 240 266).
6) Senang saja mendengarkan Radio Dais sekaligus bisa silaturahmi
dengan pendengar yang lainnya (Aulia, Kendal, 0888 0396 9770 ).
7) Dais mengedepankan dakwah dan lagunya bernuansa religi
sehingga ada semangat untuk menjadi muslim sejati (Risa,
Wonosobo, 085 640 274 230)
8) Dakwah yang disampaikan Dais benar-benar mengena sekali dalam
hati baik melalui tausyiah, nada-nadanya. Meski Dais tanpa wujud
namun Dais adalah sahabat segala-galanya. Dais dapat menjadi
83
obat di kala senang ataupun sedih. Berkat dais saya dapat menjaga
kualitas ibadah dan kedekatan saya kepada Allah (Nita, Semarang,
085 290 260 344).
9) Tujuan mendengarkan Dais karena ingin menjalin silaturahmi
sesama muslim, nada-nadanya pun sangat bagus dan menyentuh
(Abdul Ghofar, Kudus, 085 290 922. 328).
10) Saya menyukai shalawat dan lagu-lagu nasyid sehingga saya
menyukai acara yang ada di Radio Dais, karena menurut saya
sangat menyentuh hati dan menjadikan ingin selalu mendekatkan
diri kepada Allah SWT (Muhlis, Pamularsih, 085.228.282.622)
11) Saya orang Islam jadi saya suka sekali dengan Dais yang selalu
menyuguhkan acara yang menyejukkan hati (Dea, Pedurungan,
087.830.607.313).
Potensi penjualan. Setiap program yang disiarkan harus
memiliki potensi penjualan yang cukup luas. Semakin besar
kemungkinan program untuk mendapatkan audien sasaran, maka
semakin besar nilainya. Akan tetapi Radio Dais merupakan radio
komunitas sehingga hanya ditentukan dengan jumlah populasi yang
mendengarkan.
Pertumbuhan memadai. Audien tidak dapat dengan segera
bereaksi. Audien bertambah secara perlahan-lahan sampai akhirnya
meningkat dengan pesat. Apabila pertumbuhan audien lambat
84
manajemen akan memikirkan langkah-langkah agar program dapat
diterima audien.
Pada tahun pertama Radio Dais memfokuskan untuk
memperoleh pendengar sebanyak-banyaknya. Acara yang disajikan
selain hiburan, pendidikan dan informasi dengan format Islami
sehingga akan memikat hati pendengar, apalagi kota Semarang adalah
kota metropolitan sehingga perlu penyeimbang antara kebutuhan
jasmani dan rohani. Pertumbuhan audien Radio Dais mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. (wawancara dengan bapak Drs. H.
Karno 15 november 2010).
Jangkauan iklan. Pemasang iklan biasanya sangat
memikirkan media penyiaran yang paling tepat untuk memasarkan
produknya. Radio Dais adalah radio komunitas sehingga tidak
mempunyai iklan komersil, akan tetapi iklan layanan masyarakat.
3. Analisis Positioning
Di tengah situasi yang semakin kompetitif, usaha
penyelenggaraan bisnis media radio sangat memerlukan strategi radio
positioning. Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan
dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek, atau
perusahaan di dalam otaknya.
Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang
mewakili hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus
bisa mewakili citra atau persepsi yang hendak dicetak dalam benak
85
konsumen. Pernyataan positioning berupa kata-kata yang diolah dalam
bentuk rangkaian kalimat menarik dan disampaikan dengan menarik.
Kata-kata adalah atribut yang menunjukkan segi-segi
keunggulan suatu produk. Pernyataan positioning harus dapat
diungkapkan dengan jelas dan tegas dan disebarluaskan dengan
teknik-teknik audiovisual yang baik dan dengan frekuensi yang cukup
sering.
Dalam menyusun pernyataan positioning, pengelola
pemasaran harus mengetahui bagaimana audien membedakan produk
bersangkutan terhadap produk saingan lainnya. Myres membedakan
struktur persaingan ke dalam tiga tingkat yaitu superioritas,
diferensiasi, paritas.
Superioritas, suatu struktur persaingan yang dialami
perusahaan atau produk yang unggul di berbagai bidang terhadap
pesaingnya. Superioritas adalah keadaan yang sangat ideal, namun
biasanya sangat sulit tercapai. Misalnya, produk yang kuat, hebat, dan
lebih segala-galanya membutuhkan biaya sangat besar untuk
memproduksinya. Adapun positioning Radio Dais adalah Radionya
Umat Islam Jawa Tengah sebagai pernyataan superioritas bahwa dais
satu-satunya radio umat Islam.
Diferensiasi, Sebuah organisasi akan melakukan strategi
diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan
produk dan jasa yang ditawarkan. Keunikan tersebut dapat dilihat dari
86
ciri produk yang menawarkan nilai-nilai yang dicari konsumen
sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berbeda dimata
konsumen. Konsumen akan rela membayar harga premium bagi
produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan
berbeda olehnya (Kuncoro, 2005:93).
Diferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti
diferensiasi dalam Brand Image. Upaya diferensiasi yang dilakukan
oleh Radio Dais, yaitu; menjadikan dakwah sebagai brand image
radio, menjadikan Nada Taqwa sebagai acara unggulan.
Brand image
Ditengah dominasi radio komersial saat ini, Radio Dais
menjadikan dakwah sebagai brand image radio. Untuk
mewujudkannya, sebagian besar program acara yang disajikan dalam
radio ini adalah program khusus dakwah dengan prosentase hampir
100%. Diantaranya; Pengajian, Anak sholeh, Murotal qur’an, Makna,
nada Islami, serambi muslim, kuliah Ahad pagi, Nada Taqwa, Ragam
Sore (Tafsir Alqur’an, Fathul Qorib, Dialog Interaktif, Nada Rebana,
Kewirausahaan, Wisata Hati). Dengan brand image ini ketika disebut
Radio Dais diharapkan yang ada dalam benak orang yang
mendengarkannya ialah ’ini radio dakwah’.
Adapun yang menjadi slogan Radio Dais adalah “Terdepan
Dalam Dakwah Dan Nada . Karena itulah setiap program acara yang
87
disiarkan Radio Dais berusaha menjadi terdepan dalam dakwah dan
menjadi muslim yang baik. Baik yang dimaksudkan Dais bukan hanya
asal baik, tapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Sedangkan paritas. Perusahaan dan produknya sama sekali
tidak dapat dibedakan satu sama lainnya. Audien tidak dapat
membedakan mana yang lebih baik antara produk yang dihasilkan
perusahaan A dengan yang lainnya. Oleh karena itu diciptakan
pembeda khalayak dengan menanamkan citra merek, misalnya
pernyataan ”RCTI Oke” atau ”SCTV Ngetop” dan Radio Dais
Radionya Umat Islam Jawa Tengah.
Sementara itu Temmy Lesanpura dikutip Triartanto
mengungkapkan bahwa dalam menyusun radio positioning stasiun
radio harus:
a) Menjadi stara (stasiun radio) “yang pertama” dalam sebuah/sesuatu
hal. Radio Dais adalah radio yang bernuansa tentang dakwah dan
Islam
b) Menampilkan station identity atau ciri khas
Radio Dais memiliki program siarannya 100% Islami, ini
yang menjadi ciri khas Radio Dais karena radio komunitas Islam
lainnya masih ada program siaran selain dakwah contohnya acara
dangdutan, campur sari.
88
c) Menetapkan target audien/segmentasi
Radio Dais memilih target segmen masyarakat secara
keseluruhan karena bidikan Dais adalah umat Islam segala usia dan
status sosial.
d) Nama dan slogan yang menarik, tetap untuk menyatakan
positioning. Positioning Radio Dais adalah Radionya Umat Islam
Jawa Tengah.
e) Sajian format yang sesuai dan konsisten yang dikehendaki audien
Format yang menjadi dasar pembuatan menu acara adalah
siaran yang memberikan sentuhan emosional Islami dengan porsi
siaran nada dan dakwah. Artinya, setiap acara yang dikemas baik
musik, pendidikan, budaya/sandiwara sesuai dengan akidah Islam.
f) Musik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pendengar
Musik yang dapat menyentuh emosional masyarakat serta
hiburan yang sehat seperti pop religi, nasyid, balasik, qosidah,
rebana, Arabian dan lagu anak Islami.
g) Menyajikan keunggulan pada acara tertentu yang sesuai dengan
format siaran. Acara nada dan taqwa yang menyajikan lagu-lagu
Islami dan phone live.
h) Bahasa siaran yang sesuai dan menunjukkan positioning stara.
Bahasa siaran sopan, santun karena Dais menyiarkan nada
dan dakwah sehingga penyiarpun harus mampu mempengaruhi
emosional pendengar.
89
i) Kegiatan off air yang sesuai dengan kebutuhan target audien
Pertemuan pada acara pengajian di Masjid Agung Jawa
Tengah bersama para pendengar.
j) Air personality (penyiar) yang dapat membawa acara sesuai
positioning
k) Tidak meniru stara lain (Triartanto, 2010: 59-60).
Radio Dakwah Islam Masjid Agung Jawa Tengah
melakukan usaha untuk meraih posisi yang tepat dalam ingatan
pendengar sehingga mampu membentuk suatu image dengan
menampilkan kekhasan yang dapat membedakan dengan stasiun
radio lain. Keberadaannya dalam lingkup Masjid Agung Jawa
Tengah yang merupakan salah satu pusat dari kegiatan dan
perkembangan Islam, menempatkan Radio Dakwah Islam
mengemban misi dakwah sebagai kepanjangan tangan dalam
penghubung antara agama (Allah) dengan umat-Nya, selain itu juga
memberikan hiburan bermanfaat bagi masyarakat yang haus akan
lagu-lagu religi untuk memenuhi qalbunya dengan kemesraan
terhadap Ilahi. Adapun positioning Radio Dais adalah Radionya
Umat Islam Jawa Tengah.
90
BAB V
PENUTUP
V.1 KesimpulanDari penelitian yang telah dilakukan mengenai strategi radio
komunitas dalam memperoleh simpati pendengar (studi pada radio dais
107.9 FM) dapat disimpulkan bahwa strategi penyiaran yang dilakukan oleh
Dais adalah:
1. Perencanaan Program
Radio Dais dalam merencanakan program disesuaikan dengan
segmentasinya, yaitu umat Islam. Oleh karena itu seluruh program yang
dirilis seluruhnya tentang Islam. Hal tersebut dilakukan, dengan harapan
pendengar memperoleh keseimbangan antara kebutuhan hiburan dan
dakwah.
2. Produksi
Radio Dais hanya memproduksi acara harian dan mingguan. Acara harian
yaitu acara yang disiarkan setiap hari sedangkan acara mingguan yaitu acara
yang disiarkan satu minggu sekali. Adapun acara mingguan Radio dais
adalah Dongeng Anak karena di anggap sulit dalam memproduksi sehingga
disiarkan seminggu sekali.
3. Evaluasi
Management Radio Dais melakukan evaluasi selama 3 bulan sekali, dengan
selalu memantau target pendengar dengan memanfaatkan program Nada
91
dan Taqwa. Program ini merupakan acara interaktif dengan pendengar via
telepon. Inti dari acara ini adalah untuk mengetahui apa yang dikehendaki
pendengar untuk kebaikan radio Dais. Dari situlah pihak radio bisa
mengetahui apa yang dikehendaki pendengar, yang nantinya menjadi
pijakan dalam menyusun program.
4. Segmentasi
Segmen Radio Dais bukan berdasarkan usia maupun strata sosial sebab
bidikan Radio Dais adalah masyarakat yang beragama Islam.
5. Target Audien
Target siaran Radio Dais adalah umat Islam di Semarang khususnya dan
umumnya yang berada disekitarnya, yang dapat menikmati program siaran
radio dengan segmented Islam.
6. Positioning
Positioning adalah bagaimana menempatkan produk, merek atau perusahaan
di dalam otak audien. Adapun pernyataan positioning Radio Dais adalah
radionya umat Islam Jawa Tengah.
V.2 Saran-saran/ rekomendasiBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis melihat
sebagai sebuah radio komunitas dakwah Radio Dais memiliki manajemen
yang cukup bagus. Biarpun demikian ada beberapa masukan yang ingin
penulis rekomendasikan, diantaranya:
92
a. Hendaknya Radio Dais lebih kreatif dalam memvariasikan program,
sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan.
b. Hendaknya Radio Dais membuat segmentasi yang lebih jelas dan
spesifik (misalnya berdasar kelompok umur, status sosial, pekerjaan),
sehingga pesan dakwah bisa disesuaikan dengan kebutuhan pendengar
c. Untuk meminimalisir friksi di masyarakat hendaknya Radio Dais lebih
selektif dalam memilih materi pesan dakwah.
d. Hendaknya ada pendataan ulang terhadap stasiun-stasiun relay yang ada
didaerah-daerah sehingga akan lebih mempermudah pemantauan.
e. Sebisa mungkin diharapkan Dais bisa mematuhi peraturan pemerintah
yang ada terutama terkait dengan dunia penyiaran, sehingga tujuan
dakwah yang baik diikuti cara-cara yang baik juga dalam
implementasinya.
V.3 Penutup
Alhamdulillah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sadar
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya
yang sederhana ini. Tidak lupa, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan keilmuan dakwah kedepan. Wallahu a lam bissawab.
93
DAFTAR PUSTAKA
Akil, Anshar. 2008. Manajemen SDM Penyiaran. Available :http://wikipedia.org/manajemen SDM penyiaran (Juni 2010).
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneletian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ariyanto, Nur. 2010. Strategi Dakwah Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) MelaluiRadio MTA 107.9 FM Surakarta. (Tidak Dipublikasikan, Skripsi:Fakultas Dakwah IAIN Walisongo).
Arsyad, Azhar. 2003. Pokok-Pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Budiman, Nashir Achmad. 2006. Radio Komunitas Media Pemberdayaan Dhuafa.Available: Http://wikipedi.org.wiki/Radio Komunitas sebagaiPemberdayaan Dhuafa ( Maret 2010).
Effendi, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Ghazali, M.Bachri, 1997, Dakwah Komunikatif. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta : GrahaIlmu.
Hadi, Purbathin Agus. 2009. Radio Komunitas Sebagai Media PenyiaranAlternatif Untuk Masyarakat Pedesaan. Available :http://wikipedia.org/wiki.com// (Maret 2010).
http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/perumusan-strategi-komunikasi.htm. (Juni 2010).
http://id.wikipedia.org/wiki/Radio Komunitas.htm (Maret 2010).
Http://WikiPedia.org/Wiki/Lembaga penyiaran komunitas (Maret 2010).
Http://Kombinasi Net/?Lang=id&382&=14) (Maret 2010).
Hafidhuddin, 1998. Dakwah Aktual, Jakarta : Gema Insani Press.
Jude Kaye, Michael Allisn. 2005. Perencanaan Strategis bagi organisasi Nirlaba.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
94
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah. 2009. UUD RI Nomor 32 Tahun 2002Tentang Penyiaran. KPID Jawa Tengah. Semarang : Lembagaindependen.
Krisna. P. 2005. Management Penyiaran. Available : http://id.Wikipedia.org/wiki// (Juli 2010).
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : KencnaMedia Group.
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi (Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif).Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kurniati. 2006. Dakwah Islam Melalui Media Radio (Analisis terhadap programsiaran dakwah Islam di Radio CBS 95,9 FM Slawi). (TidakDipublikasikan, Skripsi: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo).
Ningrum, Fatmasari. 2007. Sukses Menjadi Penyiar, Scrip Writer dan Reporter.Jakarta : Penebar Plus.
Maimunah, Ida. 1977. Teknik Dakwah Melalui Elektronik dan TanggapanPendengar (Studi Kasus Pendengar Prima Jepara). (TidakDipublikasikan, Skripsi: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo).
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Prosesional. Yogyakarta : LKIS.
Moleong, Lexy J.. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.
----------. 2001. Jurnalistik Radio. Yogyakarta : LKIS.
Musyafak, Najahan. 2009. Operasinalisasi Radio Komunitas dalam DakwahIslam. Semarang : Fakultas Dakwah.
Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio danTelevisi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Prayuda, Harley. 2005. Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana Dan PraktekPenyiaran. Malang : Bayumedia.
Profil Radio Dais. 2006. (Tidak Dipublikasikan).
Rachmiati, Atie. 2007. Radio Komunitas Eskalasi Demokratisasi Komunikasi.Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Rakhmat, Jalaludin.2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosda Karya.
95
Sartono, FR. Sri. 2008. Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisidan Film Jilid 1 untuk SMK, Direktorat Pembinaan Sekolah MenengahKejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Shaleh, Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Sudibyo. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta : LKIS.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CVAlfabeta.
Syihata, Abdullah. 1986. Ilmu Dakwah, Jakarta : Proyek Pembinaan Prasaranadan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : CV. Al-Ikhlas.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Triartanto, A.Lua y. 2010. Broadcasting Radio Panduan Teori dan Praktek.Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
Wawancara dengan Direktur Operasional Radio Dais 107.9 FM (Drs. H. Karno.MH) tanggal 6 November 2010 di studio Radio Dais di Menara Al-Husna Kompleks MAJT Jalan Gajah Raya Kecamatan Gayam Sari.Semarang.
96
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alif Wiji Praharawati
Tempat/Tanggal Lahir : Pemalang, 20 November 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dukuh Pete Rt 27/Rw 06, Kuta, Belik Pemalang
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 02 Kuta Lulus Tahun 2000
2. MTs Perguruan Mu’allimat Lulus Tahun 2003
3. MA Perguruan Mu’allimat Lulus Tahun 2006
4. Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Dakwah Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2006
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya
Semarang, 24 Desember 2010
Penulis,
Alif Wiji PraharawatiNIM. 06211006
Top Related