i
Skripsi
PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO
Disusun dan diusulkan oleh
MUH. AKBAR OCTAMIR
Nomor Stambuk : 105640213815
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PEMBANGUNAN MANUSIA BERKELANJUTAN MELALUI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PLTU BOSOWA ENERGI KABUPATEN JENEPONTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan
MUH. AKBAR OCTAMIR
Nomor Stambuk : 105640213815
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
v
ABSTRAK
Muh. Akbar Octamir. Pembangunan Manusia Berkelanjutan (Sustainable
Human Development) Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility) PLTU Bosowa Energi Kabupaten
Jeneponto. (Dibimbing oleh Muhammadiyah dan Abd. Kadir Adys)
Sustainable Human Development (Pembangunan Manusia Berkelanjutan)
adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap
berusaha tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehdupannya Corporate
Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) merupakan kegiatan
perusahaan dalam mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif
pada masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pembangunan manusia melalui tanggung jawab sosial perusahaan
PLTU Bosowa Energi kabupaten Jeneponto, dengan alasan bahwa corporate
social responsibility PLTU bosowa melalui program-programnya masih
dikeluhkan oleh masyarakat.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yaitu tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesa tertentu melainkan untuk menemukan gambaran mengenai pembangunan
manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan. Data dan
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari keterangan
informan yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui dan bisa dipercaya dalam
memberikan informasi yang akurat dengan menggunakan dua macam data yaitu
data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini
adalah observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara secara mendalam dan
dokumentasi di lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan manusia berkelanjutan
melalui tanggung jawab sosial perusahaan yaitu dilihat pada pembangunan
dibidang keagamaan, sangat memberikan dampat positif terhadap masyarakat
sekitar, dapat dilihat dari bantuan dan pembangunan yang diberikan, seperti
bantuan sembako, memberikan acara buka puasa bersama saat bulan puasa, dan
juga bantuan kepada anak anak yang mengaji dimasjid berupa Iqra, Al-Qur’an,
Mukenah dan sarung, adanya pembangunan masjid disekitar perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto. Kemudian pembangunan dibidang
pendidikan, ialah memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar dan para
pelajar dibeberapa sekolah untuk belajar diperusahaan PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto, selain itu ada juga bentuk bantuan yang diberikan dari
pihak PLTU melalui program CSR-nya dengan membagikan alat tulis dan
seragam sekolah kepada siswa siswa di tingkat SD dan SMP khususnya. Adapun
faktor pendukung meliputi sumber daya manusia dan komunikasi dengan
pemangku kepentingan. sedangkan faktor penghambat ialah pelaksanaan yang
tidak terjadwan dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai program CSR.
Kata Kunci: Sustainable Human Development, Corporate Social Responsibility
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan
skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan, dan
cobaan yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan, kerja cerdas, dan
kerja ikhlas sehingga membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini. Juga dengan adanya berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari
berbagai pihak sehingga mempermudah penyelesaian penulisan skripsi ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Baso Amir Dg. Lallo dan Ibunda Sitti
Marwah Dg. Pale, yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk
kesuksesan anaknya, yang telah membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati
dalam buaian kasih sayang, serta saudara-saudari saya Agung A.M, dan Reski
Audia, Aswan Andika, dan juga Raodah Rahman yang selalu memberikan
dukungan dan kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas yang senantiasa
dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang
luar biasa bagi penulis.
vi
vii
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bapak Dr. H. Muhammadiyah, MM., dan Bapak Abd. Kadir Adys, SH., MM.,
selaku pembimbing I dan pembimbing II penulis yang selalu memberikan
arahan dan dorongan atas penyelesaian skripsi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H.Abd Rahman Rahim, SE, M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan dan Ahmad Harakan S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis
± 4 tahun menampaki jenjang pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Para Dosen, dan staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan
bagi penulis selama menjalani proses perkuliahan.
8. Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Pemerintah Kecamatan Bangkala, dan
Pemerintah Desa Punagaya yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
9. Masyarakat Desa Punagaya yang memberi izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian
10. Kepada seluruh Teman-Teman dan sahabat-sahabat khususnya di kelas IP.B
dan teman KPS (Komunitas Peduli Sosial) yang selama ini sudah seperti
saudara yang memberikan banyak kebahagiaan dan persahabatan yang luar
biasa dan selalu bersama-sama mencapai tujuan kita.
vii
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Pengajuan Skripsi ............................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Penerimaan Tim ................................................................................ iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... v
Abstrak ............................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Bagan .................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sustainable Development ........................................................ 9
B. Konsep Human Development ............................................................... 13
C. Konsep Sustainable Human Development ........................................... 16
D. Konsep Corporate Social responsibility (CSR) ................................... 18
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 25
F. Fokus Penelitian ................................................................................... 26
G. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 29
B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 29
C. Sumber Data ......................................................................................... 29
x
D. Informan Penelitian .............................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31
G. Keabsahan Data .................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................. 35
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN
ix
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Informan .............................................................................. 30
xi
xii
DAFTAR BAGAN
2.1 Bagan Kerangka Fikir ............................................................................... 26
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Wawancara dengan informan .................................................... 49
Gambar 4.2 Wawancara dengan informan .................................................... 51
Gambar 4.3 Masjid, program CSR PLTU Bosowa Energi ........................... 54
Gambar 4.4 Wawancara dengan ingorman .................................................... 57
Gambar 4.5 Wawancara dengan informan ..................................................... 61
Gambar 4.6 Lokasi penelitian (PLTU Bososwa Energi Kabupaten Jeneponto) 64
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak
pilihan, pembangunan manusia merupakan suatu langkah untuk mewujudkan
terciptanya hal tersebut. Tolak ukur yang dapat dilihat dalam memenuhi
keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak pilihan dapat dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena Indeks Pembangunan Manusia
IPM menunjukkan pencapaian pembangunan manusia (Mirza, 2012). Indeks
Pembangunan Manusia IPM sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan
sosial karena mencakup tentang arah pembangunan manusia.
Pembangunan manusia mencakup dimensi yang sangat luas. Upaya
pengukuran pencapian pembangunan manusia yang dilakukan di suatu wilayah
harus dapat memberikan gambaran tentang dampak dari pembangunan manusia
bagi penduduk, sekaligus dapat memberikan gambaran tentang persentase
pancapaian terhadap sasaran ideal. Sejak tahun 1990 UNDP sudah
menggunakan Indeks Pembangunan Manusia IPM atau Human Development
Index merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat
mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, tetapi mengukur 3
dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status
kemampuan dasar penduduk. (Soebeno, 2005)
Pembangunan manusia berkelanjutan tidak terlepas dari Indeks
Pembangunan Manusia IPM sebagai sub-set dari sumber daya manusia. Dalam
1
2
IPM telah disepakati untuk memakai cara yang telah disepakati oleh United
Nations Development Programme (UNDP). IPM menunjukkan pencapaian
pembangunan manusia dengan melihat 3 komponen yaitu suatu indeks yang
menunjukkan status kesehatan, pendidikan dan ekonomi, ketiga komponen ini
merupakan unsur yang penting dalam mengukur pembangunan manusia.
(Wahyudiyanto, 2010)
Menurut Human Development Report 2007-2008, IPM Indonesia sebesar
0,728 pada tahun 2007 dan berada pada peringkat 107 dari 177 negara yang
disurvey oleh UNDP. Indeks Gross Domestic Product (GDP) Indonesia
berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) mencapai 0,609 dengan
nominalnya sebesar US$ 3.843. Semakin baik angka PPP mendekati 1 maka
kemampuan daya beli masyarakat semakin baik begitu pula sebaliknya (Mirza,
2012)
Pembangunan manusia berkelanjutan tentu sangat diperlukan untuk
menunjang kelanjutan hidup seseorang. Dengan adanya pembangunan manusia
yang berkelanjutan dapat membuat seseorang untuk mengubah hidupnya atau
memperbaiki kehidupannya agar dapat jadi lebih baik lagi dan memberikan
manfaat yang besar untuk kedepannya. Pembangunan manusia yang
berkelanjutan biasanya juga di temui di perusahaan, karena didalam perusahaan
diperlukan tanggung jawab sosialnya supaya dapat membangun manusia yang
berkelanjutan.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mengenai Penanaman
Modal, dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan
3
Terbatas, di Indonesia telah diatur secara tegas mengenai Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan. Undang-Undang ini dilatar belakangi oleh amanat Undang-
Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial
harus diatur dalam Negara agar mampu memakmurkan rakyat. Tidak hanya itu,
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan, lembaga legislatif memiliki
harapan agar mampu mencegah dan mengurangi rusaknya lingkungan yang
diakibatkan oleh operasional korporasi yang tidak memperhatikan lingkungan
hidup dan masyarakat sekitar (Fajar, 2009)
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah sebuah komitmen perusahaan
atau dunia bisnis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan, dan menitikberatkan pada perhatian aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan (Ardianto, 2011:34). Di Indonesia, kewajiban
dalam pelaksanaan CSR diatur dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan
terbatas serta dalam PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial
perseroan terbatas. Berdasarkan perundang-undangan tersebut, tanggung jawab
sosial dan lingkungan adalah bentuk komitemen perseroan guna berperan serta
dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan secara internal dan
eksternal, komunitas setempat, serta masyarakat secara umum.
Suatu perusahaan yang sudah terbangun, tentu sudah memiliki arah
tujuan yang ingin di capai, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dan memfokuskan pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan (Ardianto,
4
2011). Dalam membangun suatu perusahaan atau usaha di sekitar wilayah
masyarakat tentunya di perlukan juga peran orang orang yang berada di dalam
perusahaan tersebut agar dapat memberdayakan masyarakat sekitar supaya bisa
mengurangi pengangguran dan tingkat kemiskinan juga dapat berkurang. Yang
artinya bahwa Program Corporate Social Responsibility di perlukan dalam
pembangunan manusia, agar dapat mengurangi tingkat kemiskinan, karena
banyaknya pengangguran menjadi salah satu faktor pendorong tingginnya
tingkat kemiskinan didaerah.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu, Perusahaan Bhimasena
Power Indonesia (BPI) selaku investor pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Kabupaten Batang, jawa tengah, meraih sebuah penghargaan “Top
Improvement CSR Award 2017” yang dimana penghargaan ini diberikan
karena Komitmen dan Konsistensi BPI dalam memberdayakan masyarakat
dikawasan desa terdampak PLTU.
Salah satu aspek penilaian utama dalam penghargaan ini adalah tentang
upaya perusahaan dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta peran Corporate Social
Responsibility perusahaan dalam mendukung aktifitas bisnis perusahaan.
Program yang telah digagas dan dilaksanakan perusahaan ini dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh masyarakat. Harapan besar dengan
keberadaan PLTU yaitu di harap agar tidak hanya bermanfaat bagi pemenuhan
energi tapi juga dapat harmonis dan selaras dengan kemajuan masyarakat
disekitarnya.
5
BPI juga berkomitmen dan akan mengimplementasikan sejumlah
aktivitas yang telah dicantumkan dalam dokumen tentang analisa mengenai
dampak lingkungan (amdal) dan program Corporate Social responsibility
terkait pengelolaan dampak aktivitas PLTU, seperti dampak lingkungan, sosial,
dan ekonomi kepada masyarakat. Dalam mengatasi dampak pengadaan lahan,
BPI telah menyediakan lahan pengganti pada 218 petani penggarap seluas 32
hektare dengan sistem hak pakai. Masing-masing petani penggarap dapat
mengolah 1.200 meter persegi lahan garapan dan memanfaatkannya untuk
bercocok tanam serta menikmati hasilnya, selain itu BPI juga melakukan
pemasangan rumah ikan sebagai salah satu program mitigasi kepada nelayan
(Kusnadi, 2017).
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting
dalam kehidupan manusia saat ini dimana hampir semua akrtivitas manusia
berhubungan dengan energy listrik baik untuk kegiatan industri, kegiatan
komersial, maupun dalam kehidupan sehari hari rumah tangga. Energi listrik
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi
yang melibatkan barang barang elektronik dan alat-alat/mesin industry,
mengingat begitu besar dan pentingnyamanfaat energy listrik, sehingga
manusia hampir tidak dapat melakukanpekerjaan yang ada secara baik dan
bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sangat bergantung terhadap
adanya energi listrik. Kekurangan energi listrik dapat mengganggu aktivitas
manusia, oleh sebab itu kesinambungan atau ketersediaan energy listrik harus
dipertahankan.
6
Upaya untuk memperkuat tenaga kelistrikan khususnya di Kabupaten
Jeneponto itu sendiri adalah dengan membangun “Pembangkit Listrik Tenaga
Uap” atau yang biasa di singkat dengan PLTU, bertempat di Desa Punagayya,
Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. PLTU ini
dimiliki oleh Bosowa Corporation. Para pekerja yang ada didalamnya sebagian
warga Indonesia dan sebagian juga ada orang China, orang-orang yang bekerja
didalamnya tentu memiliki tujuan masing masing, semisal ada orang yang
bekerja karena membutuhkan uang dari gaji yang di dapatkan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya dan agar mampu mengembangkan hidupnya jadi lebih
baik. Oleh karenanya tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Kabupaten
Jeneponto dibutuhkan dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan untuk
melangsungkan kehidupan setiap manusia.
Adanya perusahaan PLTU Bosowa Energi di Kabupaten Jeneponto ini,
diharapkan mampu memberikan solusi terhadap beberapa keresahan yang
terjadi dilingkungan masyarakat sekitar, utamanya pada pemberdayaan
masyarakatnya, peningkatan kualitas hidup masyarakatnya dan juga
kesejahteraan masyarakatnya. Melihat bahwa masih banyaknya masyarakat
yang perlu diberdayakan untuk memperbaiki kehidupannya, diharapakan
perusahaan PLTU ini mampu memberikan inovasi atau solusi untuk
memberdayakan masyarakatnya melalui program CSR yang yang sudah
melekat dalam setiap perusahaan.
Corporate Social Responsibility di perusahaan PLTU Kabupaten
Jeneponto mencakup 3 bidang pembangunan yaitu :
7
A. Bidang Infrastruktur
B. Bidang Sosial Ekonomi
C. Bidang Keagamaan dan Pendidikan
Dari ketiga bidang di atas penulis lebih fokus kepada Bidang Keagamaan
dan Pendidikan.
Dalam hal Keagamaan dan Pendidikan di perusahaan PLTU Kabupaten
Jeneponto, ada dua kegiatan rutin yang sering dilaksanakan tiap tahunnya yang
mencakup bidang Keagamaan dan Pendidikan yaitu Buka puasa bersama
warga sekitar PLTU dan Memberikan Kesempatan belajar di PLTU Kabupaten
Jeneponto. Kegiatan ini sangat memberikan manfaat bagi masyarakat
utamanya bagi masyarakat sekitar PLTU Kabupaten Jeneponto, karena dengan
adanya program seperti ini, masyarakat dan Perusahaan PLTU dapat menjalin
keakraban yang dekat dan juga dapat membantu masyarakat sekitar agar dapat
belajar di perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.
Permasalahan dalam Bidang Keagamaan adalah terbatasnya penduduk
sekitar PLTU Kabupaten Jeneponto yang mendapat undangan buka puasa
setiap tahun di PLTU Kabupaten Jeneponto. Permasalahan lainnya juga ialah
pada Bidang Pendidikan masih terbatasnya penduduk sekitar PLTU yang diberi
kesempatan mengikuti pendidikan di PLTU Kabupaten Jeneponto.
Dari permasalahan di atas maka penulis mengangkat sebuah judul tentang
“Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik pokok
permasalahan mengenai Bagaimana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto Terhadap Pembangunan Manusia Yang
Berkelanjutan.
Dari masalah pokok di atas dapat dijabarkan sub masalah yaitu :
Bagaimana Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tentu berkaitan
dengan pokok permasalahan di atas, adapun tujuannya yaitu :
Untuk mengetahui Pembangunan Manusia Berkelanjutan Melalui
Tanggung Jawab Soisal Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
wawasan mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Pembangunan
Manusia Berkelanjutan.
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang berguna bagi mahasiswa
yang ingin mengetahui dan meneliti tentang Pembangunan Manusia
Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sustainable Development
Sustainable berasal dari kata “Sustain” yang artinya Berlanjut dan
“Able” yang berarti Mampu. Jika digabungkan secara sederhana, arti
kedua kata ini memiliki makna kemampuan untuk dapat terus berlanjut.
Dengan kata lain Sustainable merupakan kemampuan untuk tetap
mempertahankan sumber daya dengan mengatur penggunaan,
perkembangan dan perlindungan terhadap sumber daya alam dan fisik.
Development (Pembangunan) menurut Bryant dan White dalam
Suryono (2010:1) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia
untuk mempengaruhi masa depannya dengan memiliki lima implikasi
utama yaitu :
1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan manusia secara
optimal baik individu maupun kelompok (Capacity).
2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan,
kemerataan nilai dan kesejahteraan (Equity).
3. Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat
untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
(Empowement).
4. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dengan cara
membangun secara mandiri (Sustainability).
9
10
5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara satu
kepada Negara lain (Interdependence).
Konsep Sustainable Development dibuat pertama kali pada tahun
1972 pada United Conference on Human Development di Stockhlom yang
di hadiri oleh 113 Negara dan 19 perwakilan dari Organisasi Internasional.
Konferensi tersebut merupakan forum internasional pertama yang secara
ekslusif mengetengahkan isu lingkungan. John Volger (2007) dalam
bukunya The International Politics of Sustainable Development mencatat,
pada saat itu ada 27 orang ahli yang berupaya mengartikulasikan hubungan
antara lingkungan dan pembangunan. Mereka menyatakan bahwa although
in individual instances there were conflicts between environmental and
economic priorities, they were intrinsically two sides of the same coin
(Paul, 2008, p. 577). Ini menunjukkan bahwa pada dasarnya permasalahan
lingkungan memiliki nilai prioritas yang sama dengan pembangunan.
Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan
kesejahteraan,kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tampa
mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang
untuk menikmati dan memanfaatkannya. Dalam proses pembanguan
berkelanjutan terdapat proses perubahan yang terencana, yang didalamnya
terdapat ekspoilitasi seumberdaya, arah investasi, orentasi pengembangan
teknologi, perubahan kelembagaan yang kesumuanya ini dalam keadaan
11
yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Menurut Brundtland dalam (Hadi, 2012) pembangunan
berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Ramanaukiene dan Martinkus (2009;30) menangkap ada dua
konsep besar dalam mengoperasionalisasikan Sustainable Development
yaitu :
1. Konsep Kebutuhan (the concept of needs), khususnya kebutuhan
pokok masyarakat miskin didunia (the world’s poor), mana yang
harus diprioritaskan terlebih dahulu.
2. Gagasan limitasi (the idea of limitations) sebagai efek dari
teknologi dan struktur sosial atas kemampuan lingkungan dalam
memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan. Bagi Negara
berkembang tentu ini akan berimbas pada ketimpangan pola
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena standard dan tata
cara pemanfaatan lingkungan dibatasi oleh Negara maju.
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
merupakan sebuah proses perubahan positif sosial ekonomi yang tidak
12
mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung
kepadanya. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, mendefinisikan pembangunan
berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial dan ekonomi kedalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi mass depan (Soemarwoto, 2006:29).
Adapun tolak ukur Sustainable Development (Pembangunan
Berkelanjutan) menurut Soemarwoto dala Sutisna (2006:9), memaparkan
bahwasanya terdapat empat indikator yang dapat dijadikan tolak ukur
pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapat digunakan baik
untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuk menilai keberhasilan
seorang Kepala Pemerintah dalam pelaksanaan proses pembangunan
berkelanjutan. Adapun empat Tolak Ukur tersebut adalah:
1. Pro Ekonomi Kesejahteraan, penjelasan dari Pro Ekonomi
Kesejahteraan adalah pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk
kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui
teknologi inovatif yang berdampak minimum pada kerusakan
lingkungan.
2. Pro Lingkungan Berkelanjutan, penjelasan dari Pro Lingkungan
Berkelanjutan adalah menyangkut tentang etika lingkungan non
Antroposentris yang menjadi pedoma hidup masyarakat, sehingga
13
mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan
lingkungan, kenservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan
peningkatan kualitas hidup non material.
3. Pro Keadilan Sosial, Penjelasan dari Pro Keadilan Sosial adalah
keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumberdaya alam dan
pelayanan public, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan
jender.
4. Pro Lingkungan Hidup (Pro Environment), Penjelasan dari Pro
Lingkungan Hidup yaitu mengenai beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mengukurnya.
B. Konsep Human Development
Turunnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Indonesia, dari urutan 77 tahun 1997 ke urutan 105 tahun 1999, sudah
menjadi dugaan sebelumnya. Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun
1997 dan belum beakhir hingga sekarang, penyebab turunnya peringkat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut laporan Pembangunan
Manusia, Human Development Report 1999 yang diterbitkan United
Nations Development Programe (UNDP), Indonesia berada diurutan 105
dari 174 Negara di dunia termasuk kelompok menengah dalam
melaksanakan pembangunan manusia. (Soebeno, 2005)
UNDP Mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses
untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut
penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, bukan alat, cara atau
14
instrument pembangunan sebagaimana yang dilihat oleh model formasi
modal manusia, sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana
untuk mencapai tujuan itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan
pembangunan manusia, ada empat hal yang perlu di perhatikan adalah
produktivitas, persamaan, kesinambungan dan pemberdayaan. (UNDP,
1995: 12)
Dalam UUD 1945, kesejahteraan sosial menjadi judul khusus Bab
XIV yang didalamnya memuat pasal 33 tentang sistem perekonomian dan
pasal 34 tentang kepedulian Negara terhadap kelompok lemah, serta sistem
jaminan sosial. Maka kesejahteran sosial sebenarnya adalah flatform
sistem perekonomian dan sistem sosial di Indonesia (Suharto, 2002;
Swasosno, 2004). Model ini menekankan bahwa Negara harus tetap ambil
bagian dalam penanganan masalah sosial dan penyelenggaraan jaminan
sosial, meskipun dalam operasionalisasinya tetap melibatkan masyarakat.
Pembangunan masyarakat pada dasarnya meruapakan sebuah
proses perubahan menuju pada suatu kondisi yang lebih baik. Kondisi
kehidupan yang lebih baik ini secara lebih konkret sering disebut juga
dengan peningkatan taraf hidup masyarakat atau peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian peningkatan taraf hidup dapat
pula dianggap sebagai tujuang yang hendak dicapai melalui proses
pembangunan manusia. (Soetomo, 2009;2012)
Sehubungan dengan upaya untuk merumuskan indikator yang dapat
mengukur aspek Human Development telah muncul beberapa konsep,
15
salah satu diantaranya adalah Physical Quality Life Index (PQLI).
Indikator ini mengandung tiga faktor yaitu angka harapan hidup pada usia
satu tahun, angka kematian bayi dan angka melek huruf. Dengan Indikator
tersebut memang tampak lebih sensitive untuk mengukur dimensi sosial
dalam proses pembangunan. (Soetomo, 2009;2012)
Upaya untuk penerapan konsep pembangunan masyarakat akan
lebih dituntut untuk adanya keseimbangan yang proporsional antara aspek
ekonomi dan nonekonomi serta antara aspek yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif tersebut. Hal tersebut dikarenakan konsep pembangunan
masyarakat sering dinyatakan sebagai pendekatan pembangunan yang
lebih memperhatikan aspek manusia dan aspek masyarakatnya. Lebih dari
itu, beberapa aspek yang secara yang secara bersama sama perlu
diperhatikan untuk memahami peningkatan taraf hidup dan peningkatan
kesejahteraan ini juga dapat dijelaskan dengan adanya anggapan yang
menyatakan bahwa, tingkat kesejahteraan dan taraf hidup akan sangat
ditentukan oleh seberapa jauh kebutuhan-kebutuhan telah dapat dipenuhi.
(Soetomo, 2009;2012)
Human Development (Pembangunan Manusia) merupakan suatu
langkah untuk mewujudkan keinginan masyarakat untuk mampu memiliki
banyak pilihan. Hal yang dapat dilihat untuk memenuhi keinginan
masyarakat agar mampu memiliki banyak pilihan yaitu dapat dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) karena mampu menunjukkan
pencapaian pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
16
erat hubungannya dengan kesejahteraan sosial karena mencakup tentang
arah pembangunan manusia. (Mirza, 2012)
Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator bagi
kemajuan suatu Negara. Indeks Pembangunan Manusia sangat tergantung
pada komitmen pemerintah sebagai penyedia sarana penunjang.
Pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan
sebuah Negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk
mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan
yang berkelanjutan. (Sanggelorang, Dkk 2015).
C. Konsep Sustainable Human Development
Sustainable Human Development (Pembangunan Manusia
Berkelanjutan) adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki mutu
kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem yang
mendukung kehidupannya. Sejauh ini masalah pembangunan
berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu
disosialisasikan di tengah-tengah masyarakat. (Jaya, 2004) Maka dari itu
pembangunan manusia diperlukan untuk menunjang keberlanjutan hidup
seseorang.
Pembangunan Berkelanjutan (Emil Salim, 1990) bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan
aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan ditujukan untuk
mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun
masa mendatang.
17
Senada dengan konsep diatas, (Sutamihardja, 2004) menyatakan
sasaran pembangunan berkelanjutan mecakup pada upaya untuk
mewujudkan terjadinya :
1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi
(Intergeneratio equity) yang berarti bahwa pemanfaatan sumber daya alam
untuk kepentingan pertumbuhan perlu memperhatikan batas batas yang
wajar dalam kendali ekosistem atau system lingkungan serta diarahkan
pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah
mungkin eksploitasi sumberdaya alam yang unreplaceable.
2. Safeguarding atau pengaman terhadap kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem
dalam rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap bagi generasi yang
akan datang.
3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan
mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan
pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan atau generasi.
4. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan
baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).
5. Mempertahankan manfaat pembagunan ataupun pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang
ataupun lestari antar generasi.
6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehiupan manusia antar generasi sesuia
dengan habitatnya.
18
D. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Dalam konteks Global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun
1970an dan semakin popular terutama setelah kehadiran buku Cannibals
With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998),
karya John Elkington. Mengembangkan 3 komponen penting sustainable
development, yakni economic growth, environmental protection dan social
equity, yang digagas the word commission on environment and
development (WCED) dalam brundtland report (1987), Elkington
mengemas CSR kedalam tiga fokus yaitu profit, planet dan people.
Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka
(profit), melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat. (Suharto, 2008)
Di Indonesia, istilah CSR semakin popular digunakan sejak tahun
1990an, beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA
(Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun
tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep
CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian”
perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep
investasi sosial perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep
CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan Nasional.
(Suharto, 2008)
19
Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan perusahaan
dalam mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif pada
masyarakat, ekonomi dan lingkungan. Keterlibatan perusahaan dalam
malelakukan kegiatan CSR merupakan tuntutan dalam tanggung jawab
atas dampak kerugian yang dialami masyarakat khususnya pada kerusakan
lingkungan. (Haris dan Purnomo 2007)
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan
dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang
baik dan mengkontribusikan sebagian sumberdaya perusahaan. (Haryanto,
2017)
Menurut Carroll dalam (Unang, 2011), Corporate Social
Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahan) merupakan suatu
kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar, meliputi beberapa
aspek yaitu aspek ekonomi, hukum, etika serta konstribusi pada isu sosial.
Dari konsep Carroll dalam (Unang, 1979) menunjukkan bahwa setiap
perusahaan dalam bentuk kegiatannya harus melihat beberapa aspek
karena dari beberapa aspek yang dikemukakan oleh carroll itu bersifat
memberikan konstribusi dalam kepedulian dan pengembangan terhadap
bebertapa aspek yang telah dijelaskan oleh carroll.
Menurut Untung dalam (Tamaba, 2009) memberikan pengertian
tentang corporate social responsibility yaitu, Corporate Social
Responsibility merupakan sebuah komitmen dalam perusahaan ataupun
komitmen dalam dunia bisnis untuk dapat ikut serta berkontribusi dalam
20
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan menfokuskan pada keseimbangan
antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
Menurut Untung dalam (Tamaba, 2009) tujuan dari adanya CSR
yaitu sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan karena dampak-
dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Kondisi dunia yang tidak
menentu seperti terjadinya global warming , kemiskinan yang semakin
meningkat serta memburuknya kesehatan masyarakat memicu perusahaan
untuk melakukan tanggung jawabnya. Perusahaan diharapkan untuk
memberikan suatu pengaruh yangbaik terhadap disegala bidang ekonomi,
pemberdayaan masyarakatdan yang paling pentingnya adalah pada bidang
keseimbangan lingkungan ekologi itu sendiri.
Adapun bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility, Menurut Rudito
dalam (Yeriko,2007) membagi program kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosialnya kedalam tiga bentuk:
1. Public relation bentuk ini lebih menekankan pada penanaman persepsi
tentang perusahaan kepada kmunitas, dengan cara membuat suatu kegiatan
sosial sehingga menanamkan image bahwa perusahaan yang bersangkutan
telah menyisihkan sebahagian sebagian dari keuntungan untuk kegiatan
sosial. Pada dasarnya kegiatan atau usaha ini menjalin hubungan baik
antara perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan sebuah
persepsi yang mengenai perusahaan terhadap komunitas(Yeriko,2007).
21
2. Strategi defensif bentuk ini biasanya dijalankan oleh perusahaan guna
menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap
kegiatan perusahaan terhadap karyawannya dan biasanya untuk melawan
serangan negatif dari anggapan komunitas yang sudah terlanjur
berkembang(Yeriko,2007).
3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik, yang benar-benar
berasal dari visi perusahaan itu. Bentuk ini merupakan bentuk keinginan
tulus dari suatu perusahaan dalam kegiatan tanggung jawab sosialnya,
yang didorong dan berkaitan erat denga kebudayaan perusahaan yang
berlaku sehingga kegiatan tanggung jawab sosial yang dilaukan sudah
tersirat dalam etika yang ada pada perusahaan tersebut(Yeriko,2007).
Prinsi-prinsip dasar dalam menjalankan sebuah CSR, terdiri dari beberapa
bagian, menurut (Rienstra, 2015) yaitu :
1. Tripple Bottom-lines, yaitu tiga aspek yang harus diperhatikan oleh
perusahaan dalam menjelaskan praktek CSR (Rienstra 2005).
2. Voluntary merupakan sikap sukarela dari perusahaan berarti tanpa ada
paksaan dari pihak lain dalam menjalankan CSR (Rienstra, 2005).
3. Sustainable berarti suatu tanggungjawab untuk membantu generasi saat ini
untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Rienstra 2005).
4. Philantrophy adalah konsep dimana apa yang diberikan oleh perusahaan
dan apa yang dijalankan oleh perusahaan selaras dengan CSR bukan untuk
meraih keuntungan, melainkan karena tindakan dermawan(Rienstra 2005).
22
5. Win-win solution yakni perusahaan dan publik yang menjadi target praktek
CSR mendapatkan keuntungan. Ini artinya antara bisnis dan masyarakat
saling bekerjasama sehingga akan saling menguntungkan. (Rienstra 2005).
6. Stewardship principle dalam hal ini perusahaan ketika melakukan CSR
khususnya dalam program sosialnya ada pendampingan untuk membantu
masyarakat (Rienstra 2005).
Manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan Menurut (Wibisono, 2007), baik bagi perusahaan sendiri, bagi
masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Berikut uraian
manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya:
1. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi perusahaan,terdapat empat
manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR,
Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan
perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas.
Kedua,perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal
(capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya
manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat
meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical
decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk
management)
2. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi masyarakat, praktik CSR
yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan disuatu
daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial
23
di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan
perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat
adat atau masyarakat lokal, praktek CSR, akan mengharagai keberadaan
tradisi dan budaya lokal tersebut.
3. Menurut (Wibisono, 2007) manfaat CSR bagi lingkungan, praktik CSR,
akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga
kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan
terlibat mempengaruhi lingkungannnya.
Sedangkan Menurut Untung dalam (Wijaya, 2015) menyatakan manfaat
tanggung jawab sosial atau CSR adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan.
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
5. Membuka peluang pasar yang lebih luas.
6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10. Peluang mendapatkan penghargaan.
Saidi dalam (Tanudjaja, 2006)menyatakan ada empat model CSR yang
umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia yaitu:
24
1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara (Tanudjaja,
2006).
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan
adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di
Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin
atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan
(Tanudjaja, 2006).
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui
kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/
LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya
(Tanudjaja, 2006).
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu (Tanudjaja, 2006).
Corporate Social Responsibility di perusahaan PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto mencakup 3 bidang yaitu :
A. Bidang Infrastruktur
B. Bidang Sosial Ekonomi
C. Bidang Keagamaan dan Pendidikan
25
E. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam
pengembangan berbagai konsep dari teori yang digunakan dalam
penelitian serta hubungannya dengan perumusan masalah.
Pembangunan Manusia Berkelanjutan merupakan suatu upaya
manusia agar dapat memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha
tidak melampaui ekosistem yang mendukung kehidupannya. Masalah
pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu
disosialisasikan ditengah-tengah masyarakat. Maka dari itu pembangunan
manusia diperlukan untuk menunjang keberlanjutan hidup seseorang.
Upaya dalam memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki
banhyak pilihan, Pembangunan Manusia merupakan suatu langkah untuk
mewujudkan terciptanya hal tersebut. Tolak ukur yang dapat dilihat dalam
memenuhi keinginan masyarakat agar dapat memiliki banyak pilihan dapat
dilihat dari Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) yang menunjukkan
pencapaian pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan sosial karena mencakup
tentang arah pembangunan manusia.
Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan
sebagai berikut :
26
Bagan Kerangka Pikir
Gambar Konsep Kerangka Pikir
F. Fokus Penelitian
Yang menjadi Fokus Penelitian adalah Pembangunan Manusia
Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto.
Kesejahteraan Masyarakat
Pendukung
1. Sumber Daya
Yang Ada
2. Komunikasi
Dengan Pemangku
Kepentingan
Penghambat
1. Pelaksanaan Tidak
Terjadwal
2. Kurangnya
Pemahaman
Masyarakat Mengenai
Program CSR
Sustainable Human Development
melalui Corporate Social
Responsibility (CSR) PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
mengenai Perseroan Terbatas serta dalam
PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung
Jawab Sosial Perseroan Terbatas.
Program CSR PLTU
Bosowa Energi Kabupaten
Jeneponto
1. Pembangunan Pada
Bidang Keagamaan
2. Pembangunan Pada
Bidang Pendidikan
27
G. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Pembangunan Manusia Berkelanjutan adalah sebuah upaya dalam
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat agar dapat lebih baik
dari sebelumnya dan mampu memperbaiki kualitas hidupnya,
termasuk kondisi sosial ekonominya.
2. Tanggung Jawab Sosial perusahaan merupakan salah satu bentuk
kontribusi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar
untuk memajukan perekonomian, meningkatkan taraf hidup
masyarakat yang berada disekitarnya, yang potensi masyarakatnya
perlu di kembangkan.
3. Pembangunan Bidang Pendidikan, adalah bentuk pembangunan
terhadap masyarakat sekitar agar mampu menuntut ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan.
4. Pembangunan Bidang Keagamaan, merupakan bentuk upaya dalam
meningkatkan kaulitas kehidupan beragama dan meningkatkan
kualitas kerukunan umat beragama.
5. Kesejahteraan Masyarakat, merupakan suatu kondisi dimana
kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi baik dari material, spiritual
dan sosial, agar masyarakat dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.
6. Faktor pendukung dan penghambat adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pelaksanaan program CSR PLTU Bosowa
28
Energi dalam Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui
Tannggung Jawab Sosial Perusahaan, dimana faktor tersebut yang
menentukan berhasil tidaknya Program CSR PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto. Faktor pendukungnya adalah Sumber Daya
Yang Ada, dan Komunikasi Dengan Pemangku Kepentingan.
Sedangkan faktor penghambat Pelaksanaan tidak terjadwal dan
Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Program CSR.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun waktu dalam penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan.
Lokasi penelitian di PLTU Bosowa Energi desa punagaya, Kecamatan Bangkala,
Kabupaten Jeneponto. Dimana dalam Pembangunan Manusia Berkelanjutan
Melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto dengan
alasan memilih lokasi penelitian, bahwa penulisan ingin mengetahui
pembangunan manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang
yang diamati.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu bentuk
penelitian yang meniliti fenomena khusus yang hadir dalam sebuah konteks
yang terbatas. Dengan maksud peneliti mendapat dan mengumpulkan data
yang mendalam lansung dari lokasi penelitian dan memberi gambaran secara
jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder :
30
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung didapatkan di
lapangan melalui teknik wawancara atau pengamatan kepada informan.
2. Data sekunder, yaitu data yang dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen
atau laporan-laporan tertulis dan tidak tertulis.
D. Informan penelitian
Informan adalah orang yang diwawancara, dimintai informasi oleh
pewawancara, informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari subjek objek
penelitian.(Bungin,2007:11)
Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling yaitu
sengaja memilih orang-orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat
memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian agar mendapat data yang
akurat dan akuntabel.
Peneliti telah menetapkan informan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
No Nama Inisial Jabatan Jumlah
1. Muchamad Muslich MM General Manager
(Penanggung Jawab
Program CSR)
1 Orang
2. Andi Pangeran Mustamu
S.Sos
APM Kepala Desa Punagaya 1 Orang
3. Sulaiman SL Tokoh Agama 1 Orang
4. Bahuddin BD Tokoh Agama 1 Orang
5. Hasanuddin HS Tokoh Masyarakat 1 Orang
31
6. Rabasing RB Tokoh Masyarakat 1 Orang
7. Andi Muh Rido G AMR Siswa SMK 4 Jeneponto 1 Orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan hal-hal yang diteliti, peneliti
menggunakan instrument sebagai berikut :
1. Pengamatan (observasi)
Metode observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan lansung terhadap Pembangunan manusia
berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Kabupaten
Jeneponto.
2. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan secara lansung kepada informan
yang berkaitan dengan Penerapan Pembangunan manusia berkelanjutan
melalui Tanggung jawab sosial perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi Yaitu alat bantu dalam melengkapi observasi atau
wawancara yang belum lengkap. Dan dokumentasi ini berfungsi untuk
menemukan lansung fakta yang terjadi dilapangan pada saat penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
32
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.
Level analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan
Miles and Huberman. Miles and Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.
Komponen dalam analisis data :
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya.
2. Penyajian Data /Display data
Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
3. Verifikasi atau penyimpulan Data
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. (Hartina, 2017)
33
G. Keabsahan Data
Sugiyono (2012) dalam penelitian yang dikumpulkan diharapakan dapat
menghasilkan penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu
peneliti melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut:
1. Perpanjangan Masa Penelitian
Peneliti akan melakukan perpanjangan masa pengamatan jika data yang
dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti dengan melakukan
pengumpulan data, pengamatan dan wawancara kepada informan baik dalam
bentuk pengecekan data maupun mendapatkan data yang belum diperoleh
sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti menghubungi kembali para informan dan
pengumpulan data sekunder yang masih diperlukan.
2. Meningkatkan ketekunan: melakukan pengamatan secarah lebih cermat dan
berkesinambungan.
3. Triangulasi: pengecakan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
banyak waktu. Untuk keperluang triangulasi maka dilakukan tiga cara yaitu:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi,
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada pada
Perusahaan PLTU Kabupaten Jeneponto.
34
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan
menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang
diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebelumnya.
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan
pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari
waktu kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada
penelitian ini akan diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan
saja, sehingga data yang diperoleh di Perusahaan PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan
pembahasan dari data yang berkaitan dengan focus penelitian sebagai tindak
lanjut dari hasil pengumpulan data dan wawancara. Sebelum mendeskripsikan
hasil penelitian dan pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti akan menguraikan
secara singkat tentang gambaran umum Kabupaten jeneponto, yang menjadi
tempat atau lokasi penelitian.
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Sulawesi-Selatan, yang Ibukota nya adalah Bontosunggu, dengan 11 Kecamatan
di antaranya : Arungkeke, Bangkala, Bangkala Barat, Batang, Binamu,
Bontoramba, Kelara, Rumbia, Tamalatea, Tarowang, Turatea. Kabupaten
Jeneponto memiliki luas wilayah 749,79 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak
359.787 jiwa (tahun 2017). Secara Geografis, Kabupaten Jeneponto Terletak di
5o23’-5
o42’ Lintang Selatan dan 119
o29’-119
o56’ Bujur Timur. Kabupaten
Jeneponto berjarak sekitar 91 km dari Makassar. Luas wilayahnya 749,79 km
2
dengan Kecamatan Bangkala Barat sebagai kecamatan paling luas yaitu 152,96
km2atau setara 20,4 persen luas wilayah Kabupaten Jeneponto, sedangkan
Kecamatan terkecil adalah Arungkeke yakni seluas 29,91 km2.
36
2. Profil Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto
a. Sejarah Singkat dan Gambaran umum PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto
Awal tahun 1980an ditandai oleh perkembangan Bosowa menjadi
distributor otomotif terkemuka dikawasan Indonesia Bagian Timur, serta
awal dari perkembangan kelompok usaha Bosowa.
Tahun 1990an Bosowa berkembang ke arah manufaktur dengan
pendirian Pabrik Semen Bosowa Maros, termasuk mengamankan jalur
distribusi dengan mendirikan usaha jasa perdagangan dan transportasi
melalui PT Bosowa Tranding International, PT Bosowa LIoyd dan PT
Mallomo Transporindo.
Sejak tahun 2000 kelompok usaha Bosowa terus mengembangkan
sayap bisnisnya, antara lain dengan pendirian Pabrik Bosowa Batam
memasuki sektor usaha pengembangan dan pengelolaan infrastruktur.
Tahun 2006 ditandai dengan pergantian tampuk pimpinan Bosowa
Corporation dari generasi pendiri, H. Aksa Mahmud ke generasi penerus H.
Erwin Aksa, sebagai Chief Executive Officer, sekaligus sebagai pencanangan
program transformasi menuju Bosowa Excellence.
Tahun 2007 Bosowa Corporation mengemban misi baru, yaitu
“Menjadi Berkat bagi Masyarakat Indonesia dengan semangat Kepeloporan
Indonesia Timur”. Pada tahun itu juga, Bosowa Agro Industries memasuki
bisnis usaha kelapa sawit dengan pengembangan lahan di Sulawesi Selatan.
37
Pada tahun 2008 PT Bosowa Energi mendapat fasilitas kredit
perbankan sebesar US$50 juta untuk pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) yang berkapasitas 2 X 125 MW di Desa Punnagaya,
Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kebutuhan akan energi listrik di Indonesia, khususnya di wilayah
Sulawesi Selatan dan sekitarnya cenderung meningkat terutama untuk
masyarakat setempat. Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut adalah program percepatan 10.000 MW dengan membangun
PLTU Jeneponto, Sulawesi Selatan 2x125 MW. Keberadaan proyek ini sangat
diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik yang diproyeksikan akan
terjadi di dua (2) atau tiga (3) tahun mendatang. Sementara itu, ketersediaan
energi listrik yang dihasilkan oleh PLTD, PLTG/GU dan PLTA yang
menyuplai kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan, belum mampu
memenuhi
Permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Sehingga
diharapkan dengan pembangunan pembangkit ini, maka PLN akan mampu
memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.
PLTU Jeneponto terletak di Pantai Buttaguntung Desa Punagaya,
Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan luas
area sekitar 50 hektar, 10 km dari jalan utama trans Sulawesi Makassar-
Jeneponto, kira-kira 68 km dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
38
PT. Bosowa Energi adalah perusahaan joint venture antara Bosowa
Coorporation dan sumber gas Sakti Prima yang merupakan salah satu
Independent Power Producer (IPP). PLTU Jeneponto dengan bahan bakar
batubara mensupply power ke sistem jaringan 150 KV PLN Sulserabar
dengan masa kontrak 30 tahun. PLTU Jeneponto didirikan di atas lahan
seluas 62,3 ha dan terintegritas dengan pelabuhan khusus yang dapat disandar
barge 12.000 DWT. Kehadiran PLTU Jeneponto sangat membantu PT. PLN
(persero) dalam penyediaan tenaga listrik di Sulselrabar, serta membantu
pemerintah dalam penurunan subsidi bahan bakar minyak. PLTU ini
dioperasikan bersama perusahaan asal China, Chengda Engineering
Coorporation.
Adapun sejarah singkat dari PLTU Jeneponto ialah pembangunan
pelabuhan khusus Februari 2010 – Mei 2011, pembangunan pembangkit Juli
2010 – April 2012, commissioning Mei – Oktober 2012, Commercial
operation date 2012. Dengan prestasi yang dicapai yaitu periode pelaksanaan
konstruksi yang cepat.
PLTU Jeneponto terdiri dari 4 unit pembangkit listrik yang terbesar di
Sulawesi Selatan. PLTU Jeneponto Existing 2 X 125 MW dan PLTU
Jeneponto Ekpansi 2 X 135 MW dengan menggunakan batubara sebagai
bahan bakar utamanya dan high speed diesel (HSD) untuk start up steam
generator sampai pada beban 45%. HSD dipasok dengan kapal tanker
melalui fuel unloading jetty menggunakan pipa sepanjang 800 m ke tangki
penyimpanan HSD. Sedangkan batubara dipasok melalui coal unloading jetty
39
dan ditransfer dengan menggunakan belt conveyor ke coal storage area atau
ke coal bunker. Tenaga listrik yang dihasilkan, disalurkan dengan 150 KV ke
sistem jaringan transmisi Sulawesi Selatan.
PLTU Jeneponto memiliki sertifikikat kelayakan operasi untuk setiap
unitnya, untuk unit 1 sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi
teknik kelayakan operasi nomor : 585.BKT.015A.2012 yang berlaku mulai
tanggal 30 September 2012 hingga 27 September 2017, kemudian untuk unit
2 sertifikat dikeluarkan berdasarkan laporan inspeksi teknik kelayakan
operasi nomor : 666. BKT.015A.2012 yang berlaku mulai tanggal 31 Oktober
2012 hingga Oktober 2017.
Besaran investasi pembangunan PLTU Jeneponto mencapai
203.000.000 USD yang bersumber dari pinjaman China Development Bank
dan Bank Rakyat Indonesia serta equity Bosowa Energy.
Proses konstruksi PLTU Jeneponto meliputi :
1. UNIT 1
Jetty construction : Feb 2010 – May 2011
Land clearing : July 27, 2010
First excavation : July 28, 2010
Drum lifting #1 : July 23, 2011
Generator lifting #1 : July 23, 2011
Boiler hydraulic test #1 : July 24, 2011
First firing #1 : January 16, 2012
40
Steam purging #1 : March 18, 2012
Synchronize #1 : 18-22 of March 2012
Rr test 168hr#1 : May 1, 2012
Ndc test #1 : May 30 – June 4, 2012
Load rejection test #1 : August 5-6, 2012
Performance test#1 : August 16-17, 2012
2. UNIT 2
Drum lifting#2 : December 16, 2011
Generator lifting#2 : December 16, 2011
Boiler hydraulic test#2 : June 18, 2012
First firing#2 : August 10, 2012
Steam purging#2 : August 30, 2012
Official synchr : September 6, 2012
Load rejection#2 : October 10-13, 2012
RRtest 168hr#2 : October 14-20, 2012
NDC test#2 : October 15-19, 2012
Performance test#2 : October 20-30, 2012
COD : October, 2012
b. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efisien dan berwawasan
lingkungan.
41
Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,
berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
6. Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada ”On
Condition Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan
memperlihatkan buku petunjuk pabrik dan pengalaman operasi.
7. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh
operasi pembangkitan terhadap mutu.
8. Kecelakaan nihil
c. Struktur Organisasi PT Bosowa Energi PLTU Kabupaten Jeneponto
Adapun struktur organisasi PT. Bosowa Energi PLTU Kabupaten
Jeneponto
1. General manager
Bertanggung jawab penuh atas PLTU dan bertanggung jawab aatas
implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya
42
peraturan perusahaan serta keseusaiannya dengan objektif dan strategi
perusahaan sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh.
2. Secretary
Tugas administrasi perkantoran, meliputi surat menyurat,
pembuatan laporan, dan pengisian
Tugas resepsionis, menjawab panggilan telepon, dan menyusun
jadwal pertemuan pimpinan
Tugas sosial, meliputi mengatur rumah tangga kantor, mengirim
ucapan selamat kepada relasi, dan menyiapkan resepsi jamuan acara
resmi kantor
Tugas insidentil, meliputi mempersiapkan rapat, mempersiapkan
pidato, presentasi dan mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan
3. O&M Manager
Bertugas untuk mengatur semua operasional pembangkit listrik dan
pemeliharaannya.
4. ADM & Manager Umum
Bertugas untuk koordinasi dan membantu operasional umum
organisasi. Untuk mengola suatu proyek organisasi guna menjamin
audit dan dokumentasi pekerjaan denganbaik sesuai prosedur
5. R&D Manager
Bagian R&D bertanggung jawab untuk menciptakan inovasi agar
dapat menghasilkan diferensiasi demi perkembangan produk. Tugas
utama dari manager R&D adalah bertanggung jawab atas
43
perkembangan produk dan usaha yang dapat diraih melalui
pengetahuan mengenai marketing.
6. Rendal operations
Perencanaan dan pengendalian operasi seperti beban dan
termasuk CCR serta pelaporan haasil produksi bunker
a. Operator CCR
Berikut adalah beberapa tugas operator antara lain :
1) Memonitoring kinerja mesin PLTU seperti boiler, turbin, dan
generator dari CCR
2) Melaporkan temuan kerusakan pada alat kepada pengawas
lapangan
3) Mengoperasikan alat dengan aman dan produktif sehingga jangka
waktu pemakaian peralatan akan lebih lama
4) Menempatkan peralatan dengan aman di area yang telah
ditentukan
5) Mengikuti peraturan memasstikan mesin dengan baik
6) Memastikan bahwa peralatan dirawat sesuai dengan jadwal
7) Memastikan kebersihan alat selalu terjaga
b. ADM Produksi
bertugas untuk merekap dan membuat laporan hasil
produksi mingguan dan bualanan serta memantau kelancaran proses
produksi dari mulai penyediaan bahan baku, perlengkapan dan
peralatan kerja
44
c. Bahan Bakar
Melakukan pekerjaan administrasi bahan bakar, menghiting
inventorying bahan bakar, menjadwalkan pengadaan bahan bakar,
serta pengecekan kualitas bahan bakar.
7. Rendal maintenance
Perencanaan dan pengendalian maintenance, mengatur
schedule maintenance mengendalikan dan mengawasi maintenance
a. BTG Engineer
Bertugas melakukan patrol disekitar boiler, Turbin dan
generator
b. WTP & WWTP Enginer
Bertugas melakukan patrol disekitar WTP dan WWTP
c. Coal & Ash Handling Engineer
Bertugas melakukan patrol disekitar Coal & Ash Handling
8. HR dan Umum
a. Personalia
Bertanggung jawab terhadap persoalan administrasi yang
bertugas mengurus pengembangan karir dan mengadakan training
b. Bagian umum
Bertugas mengurus hal-hal umum yang bersifat mendukung
operasional, contohnya seperti bidang security, claning dan lainnya
c. Document control
45
Bertugas mengatur dan mengarsipkan semua dokumen
perusahaan
d. Comdev
Seorang manager comdev bertanggung jawab atas
1. Mendesain, mengimplementasikan, dan mengolah program
CD/CSR untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai
dengan aturan hukum positif
2. Menyediakan dukungan manajemen dalam menigkatkan citra
dan reputasi perusahaan serta menciptakan hubungan yang baik
antara perusahaan dengan masyarakat dam pengusaha dengan
pemerintaha setempat
e. Cashier
Bertugas mengatur keuangan dilapangan
9. Limgkungan K3
a. Lingkungan
Berhubungan dengan kebersihan lingkungan sekitarnya
b. Safety
Mengurangi resiko akibat kecelakaan
10. Logistik
a. Gudang
46
Sebagai tempat penyimpanan material dan spare part serta
mengatur barang masuk keluar Gudang
b. Pengadaan
Melakukan pengadaan barang, maupun mencari vendor, serta
melakukan transaksi pengadaan barang
11. Project officer
a. Civil Enginering
Bertugas untuk me-riview desain bangunan, mengawasi
pelaksanaan pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan, dan melaporkan
hal-hal yang berhubungan dengan bagian sipil
b. Electrical Engineer
Bertugas me-riview desain kelistrikan, mengawasi pelaksanaan
pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan, dan melaporkan hal-hal yang
berhubungan dengan bagian kelistrikan
c. Mechanical Engineer
Bertugas me-riview desain mekanikal, mengawasi pelaksanaan
pekerjaan, mengevaluasi pekerjaan, dan melaporkan hal-hal yang
berhubungan dengan bagian
d. Supporting Engineer
Bertugas untuk mendukung kelangsungan kerja dari Civil
Engineer, Eletrical Enginer, dan Mechanical Engineer
47
B. Hasil Penelitian
Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto dalam
pelaksanaan program CSR nya, untuk membangun masyarakat agar dapat
lebih baik dari sebelumnya khususnya dibidang Keagaman dan Pendidikan
ini tentu sangat membantu masyarakat sekitar dalam memperbaiki mutu
kehidupannya kedepan. Program-program CSR yang telah di buat tentu
sebelumnya sudah di lakukan observasi ke masyarakat, melihat
lingkungan sekitar apa apa saja yang di butuhkan oleh masyarakat dan apa
saja yang menjadi keluh kesah masyarakat sekitar. Setelah melakukan
observasi dan merangkum semua keluh kesah dan kebutuhan masyarakat
maka dibuatlah program-program yang kiranya dapat membantu
masyarakat sekitar dan sekaligus menjalankan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan masyarakat sekitar dengan melaksanakan
Program CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto yang telah
dibuat.
Program CSR yang telah di buat, di harapkan mampu memberikan
solusi terhadap masyarakat dalam hal pembangunan manusia yang
berkelanjutan. Untuk mengetahui apakah program CSR yang dibuat dapat
berdampak pada pembangunan manusia berkelanjutan atau tidak, ada
terdapat beberapa indikator diantaranya :
48
1. Pembangunan Manusia Pada Bidang Keagamaan
Pembangunan manusia pada bidang keagamaan merupakan suatu
upaya dalam membangun karakter seseorang untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup dalam beragama, yang menyangkut dengan keharmonisan
kerukunan umat beragama. Maka disini pembangunan manusia dalam
bidang keagamaan dapat diukur dari program CSRnya, seberapa besar
dampak yang dihasilkan dari program CSR dalam bidang keagamaan
terhadap pembangunan manusia pada bidang keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan
Bapak selaku General Manager, yang menangani masalah Corporate
Social Responsibility PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto,
mengatakan bahwa :
”Awalnya sebelum dibuat ini program CSR di perusahaan ini
khususnya di bidang keagamaan sebagai bentuk tanggung
jawabnya ini perusahaan, kita melakukan observasi terlebih dulu di
lingkungan masyarakat sekitar, nah tujuan kita melakukan
observasi ke masyarakat atau di lingkungan masyarakat sekitar
terlebih dahulu, yaitu kita ingin tahu apa-apa saja yang kiranya
menjadi keresahan masyarakat sekitar atau apa saja yang sekarang
dibutuhkan oleh masyarakat, kemudian ketika kita sudah
menemukan problem-problem yang sedang terjadi di masyarakat,
sudah menemukan beberapa keresahan dan kebutuhan masyarakat,
barulah kita kumpul bersama lagi melakukan rapat untuk
membahas program apa saja yang kita buat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar, nah pada saat itu kita melihat di
lingkungan masyarakat sekitar, ada beberapa masjid yang sedang
melakukan pengajian, mengajar anak-anak mengaji, lalu kami
mencoba menghampiri masjid tersebut dan melihat situasinya,
kebetulan pada saat itu, saat proses mengaji sedang berlangsung,
kami melihat ada beberapa anak anak yang membaca Al-Qur’an,
mereka membaca Al-Qur’an berdua dengan satu Al-Qur’an, dan
bahkan ada yang tidak pegang Al-Qur’an Malahan. Nah disitu
kami mulai berinisiatif untuk memberikan bantuan berupa Al-
Qur’an, dan Iqra di beberapa Masjid dilingkungan sekitar, tidak
49
hanya itu kita pun memberikan bantuan berupa Karpet, Sejadah,
Sarung, Mukenah di beberapa masid di lingkungan sekitar, dan
juga adapun bantuan yang kita berikan yaitu bantuan dalam
renovasi Masjid, dan membangun Masjid di lingkungan sekitar.
Selain dari bentuk bantuan yang kami berikan kepada masyarakat
yang kami sebutkan tadi, sebenarnya ada program rutin yang kami
laksanakann setiap tahunnya, seperti pada saat bulan puasa, kita
biasanya melaksanakan kegiatan buka puasa bersama di area
PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, kita mengundang
masyarakat untuk datang di acara buka puasa bersama tujuannya
untuk menjalin keakraban dan silaturahmi dapat terbangun juga
antara orang orang yang bekerja di PLTU dengan masyarakat
sekitar. Terus kegiatan rutin kedua yang merupakan Program CSR
di Bidang Keagamaan yang kami laksanakan juga itu adalah,
Pembagian Daging Qurban yang kita bagikan ke karyawan atau
pekerja di perusahaan PLTU Bosowa Energi dan juga kita bagikan
ke masyarakat sekitar”
(Wawancara dengan MM, 25 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa
Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto dalam merancang
dan melaksanakan program CSR, sebelumnya General Manager sebagai
penanggung jawab program CSR dan beberapa karyawan atau staf lainnya
melakukan observasi ke masyarakat terlebih dahulu untuk mencari tahu
apa apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan apa apa kendala yang
terjadi di lingkungan masyarakat sekitar lalu kemudian di buatkanlah
program program yang kiranya dapat menyelesaikan masalah masalah
yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar setelah melakukan
observasi. Contohnya pada bidang keagamaan, ada beberapa permasalahan
yang terjadi pada lingkungan masyarakat sekitar contohnya, kurangnya
Iqra dan Al-qur’an untuk anak anak gunakan belajar mengaji, kurangnya
sejadah, sarung, dan mukenah untuk masyarakat gunakan dalam
50
beribadah, maka di buatlah program bantuan berupa pembagian Al-qur’an,
Iqra, sajadah, sarung dan mukenah, dan juga bantuan renovasi Masjid, dan
Pembangunan Masjid. Selain dari bentuk bantuan tadi, ada juga program
yang menjadi program rutin tiap tahunnya yang dilaksanakan oleh General
Manager bersama para jajarannya yaitu, yang pertama pembagian daging
Qurban, dan pembagian sembako, pada saat lebaran idul Adha, kemudian
yang kedua, melaksanakan buka puasa bersama dengan masyarakat
sekitar, yang dimana tujuannya yaitu untuk menjalin silaturahmi yang
lebih baik, dan juga membangun kualitas kehidupan beragama, dan
membangun serta meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
Wawancara diatas juga didukung dengan hasil wawancara bersama bapak
selaku kepala desa Punagaya, yang mengatakan :
“Ya memang setiap tahunnya dari pihak PLTU Bosowa Energi, in
sha Allah selalu ada kegiatan yang dia laksanakan, selalu ada
bantuan yang dia berikan kepada masyarakat tiap tahunnya, seperti
kegitatan buka puasa yang kemarin sempat dia laksanakan,
Alhamdulillah banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi
didalamnya, artinya apa, masyarakat juga sebagian besar sangat
mengapresiasi dengan kegiatan buka puasa bersama ini Karena
dengan adanya kegiatan ini, hubungan masyarakat dengan pihak
PLTU, para karyawan dan para pekerjanya dapat membangun
silaturahmi yang lebih, artinya program yang di rancang oleh pihak
PLTU ini sangat bermanfaat untuk menjalin atau membangun
hubungan masyarakat dengan orang orang yang berada di
perusahaan PLTU tersebut, tidak hanya itu yah, kegiatan lain yang
sering mereka laksanakan yaitu, adanya bantuan berupa sembako,
kepada masyarakat sekitar, dan pada saat lebaran Haji, mereka juga
memberikan bantuan berupa daging Qurban yah, yang di bagikan
kepada masyarakat sekitar, kalau tidak salah kemarin itu ada
sekitar 20 ekor sapi yang di Qurbankan, untuk mereka bagikan ke
masyarakat sekitar. Ohiyaa bentuk bantuan lainnya yang di berikan
dari pihak PLTU kepada masyarakat sekitar, yaitu adanya bantuan
pembagian Ayat Suci Al-Qur’an kepada anak anak yang mengaji
dibeberapa masjid sekitaran PLTU Bosowa Energi, dan ada juga
51
pembagian karpet sejadah, mukenah dan sarung yang di bagikan
dibeberapa masjid sekitar PLTU”
(Wawancara dengan APM, 29 September 2019)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa program yang
dibuat oleh pihak PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto khususnya
diBidang Keagamaan, pada program rutin tiap tahunnya, yaitu buka puasa
bersama dan pembagian sembako dan juga daging Qurban sangat
diapresiasi oleh masyarakat sekitar, melihat sebagian besar masyarakat
dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, karena dengan adanya
kegiatan tersebut dapat membangun hubungan masyarakat dengan pihak
PLTU dapat terjaling dengan baik. Bantuan yang diberikan kepada
masyarakat juga sanngat memberikan dampak positif, semisal dengan
adanya bantuan pembaagian Al-Qur’an dan Iqra tentunya memberikan
kemudahan dan kenyamanan kepada anak anak yang belajar mengaji,
sehingga setiap anak anak sudah bisa memiliki masing masing pegangan
Iqra atau Al-Qur’an untuk mereka baca. Bantuan berupa sembako juga
sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, karena dengan adanya
pembagian sembako ini masyarakat bisa mendapatkan bekal untuk
kedepannya. Lanjut, sejalan dengan wawancara diatas bapak selaku Tokoh
Agama di desa Punagaya mengatakan bahwa :
“Sebelumnya kami sangat berterima kasih yah pada pihak PLTU
yang mengurusi masalah kegiatan ini yang sering mereka
laksanakan di desa Punagaya, dengan di laksanakannya acara buka
puasa yang di laksanakan setiap bulan ramadhan dan juga
pembagian daging Qurban yang sering di laksanakan juga saat Idul
Adha, itu sangat membantu masyarakat sekitar, terutama mungkin
bagi masyarakat yang kurang mampu, yang mungkin setiap buka
52
puasa, mohon maaf yah, mungkin hanya makan nasi dan mie atau
nasi dan sayur, itu mereka bisa merasakan makan daging ayam,
daging sapi, ikan di acara buka puasa yang di laksanakan PLTU
tiap tahunnya, iyaa cuman terkadang waktu pelaksanaannya tidak
menentu, kadang dalam setahun di bulan puasa itu, mereka
melaksanakan acara buka puasa 5 kali kalau tidak salah, kadang
juga di atas 5 kali, dan kemarin kalau tidak salah acara buka puasa
yang di laksanakan tidak sampai 5 kali, jadi mungkin cuman waktu
pelaksanaannya saja yang tidak menentu yah. Kemudian ada juga
pembagian sejadah, sarung dan mukenah yang di bagikan di
beberapa masjid, ohiyaa sama ada juga pembagian Al-Quran dan
Iqra yang di bagikan ke anak anak yg belajar mengaji di masjid,
kebetulan ada teman saya yang mengajar di salah satu masjid di
punagaya memberi tahu saya tentang bantuan dari pihak PLTU
yaitu Al-Qur’an dan Iqra, saya sangat mengapresiasi hal tersebut,
karena bantuan ini sangat bermanfaat utamanya bagi anak anak
yang sedang belajar mengaji, itu sangat bermanfaat untuk
membangun anak anak jadi lebih baik”
(Wawancara dengan SL, 04 Oktober 2019)
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa program
rutin yang sering dilaksanakan oleh pihak PLTU sangat memberikan
dampak positif bagi masyarakat maupun dari pihak PLTU, karena dengan
adanya program dari Bidang Keagamaan tersebut, hubungan masyarakat
dengan pihak PLTU bisa terjalin dengan baik dan juga pihak PLTU juga
dapat menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaannya kepada
masyarakat sekitar, dalam membangun manusia agar dapat lebih baik dari
sebelumnya, masyarakat dapat merasakan hidup yang lebih baik dari
sebelumnya, karena dengan adanya program CSR PLTU Bosowa Energi
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, seperti pembagian
sembako, dan juga pembagian alat beribadah. Akan tetapi pada kegiatan
buka puasa bersama, waktu pelaksanaannya tidak menentu jadi sebagian
masyarakat tidak mengetahui kegiatan buka puasa bersama yang
53
dilaksanakan ini. Pernyataan serupa juga di kemukakan oleh bapak Tokoh
Agama lainnya, yang mengatakan bahwa :
”iyee sering dilaksankan didesa punagaya ini, kegiatan buka puasa
bersama, kebetulan waktu itu kalau tidak salah semua tokoh agama
dan tokoh masyarakat diundang langsung oleh pihak PLTU,
kemudian kami yang langsung menyampaikan kemasyarakat kalau
akan ada acara buka puasa yang di laksanakan pihak PLTU, jadi
kita biasannya menginformasikannnya di masjid masjid, terkhusus
pada sholat Jum’at, karena disitu kita bisa manfaatkan supaya
banyak masyarakat yang mendapatkan informasi ini, begitu juga
dengan pembagian sembako yang sering di laksanakan sama pihak
PLTU, kalau tidak salah pihak PLTU juga memberikan bantuan
lain seperti pembagian Al-Qur’an dan Sejadah untuk di bagikan di
tiap tiap masjid sekitaran PLTU, tepatnya di desa punagaya, ohiyaa
salah satu kegiatan yang di buat perusahaan PLTU yang sangat
kami apresiasi itu adalah dari pihak PLTU juga membangun masjid
didekat perusahaan PLTU”
(Wawancara dengan BD, 04 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa, dalam
pelaksanaan program CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto
khususnya pada Program CSR pada Bidang Keagamaan, pihak PLTU
yang bertanggung jawab diProgram CSR ini dalam melaksanakan
programnya, mereka berkomunikasi langsung dengan beberapa tokoh
agama didesa punagaya, meminta bantuan agar dapat membantu
menyampaikan pelaksanaan program CSR yang akan dilaksanakan,
contohnya kegiatan buka puasa dan pembagian sembako, jadi
informasinya kebanyakan disampaikan melalui masjid, khususnya pada
Sholat Jum’at.
Berdasarkan pengamatan penulis, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan Program CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto,
54
General Manager selaku penanggung jawab program CSR beserta
jajarannya, melakukan observasi terlebih dahulu ke masyarakat sekitar
untuk melihat apa apa saja yang menjadi permasalahan dilingkungan
sekitar. Kemudian ketika observasi dilakukan dan menemukan titik
permasalahan, barulah kemudian dibuatkan program yang kiranya dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitar, seperti pada
Bidang Keagamaan, dibuatlah program Buka Puasa Bersama yang
dilaksanakan pada bulan Ramadhan atau bulan Puasa, yang kurang lebih 4
atau 5 kali di laksanakan dalam sekali bulan Ramadhan, ini merupakan
Program rutin yang sering dilaksanakan tiap tahunnya diBidang
Keagaamaan, kemudian adapun kegiatan yang sering dilakukan oleh pihak
PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto ialah pembagian sembako
yang sering dilaksanakan pada lebaran Idul Adha, yaitu pembagian daging
Qurban untuk masyarakat sekitar, pembagian lainnya juga berupa
pembagian karpet, sejadah, mukenah, sarung dan ayat suci Al-Qur’an
dibeberapa masjid sekitaran PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.
Dan juga pembangunan Masjid disekitar PLTU Bosowa Energi Kabupaten
Jeneponto tepatnya di desa Punagaya. Akan tetapi program pada bidang
keagamaan khususnya pada program buka puasa bersama ini, jadwalnya
tidak menentu, tidak ditentukan jadwal kegiatannya berapa kali dalam
sekali bulan ramadhan. Jadi masyarakat masih kurang mengetahui kapan
saja kegiatan buka puasa bersama ini dilaksanakan.
55
2. Pembangunan Manusia Pada Bidang Pendidikan
Pembangunan manusia pada bidang pendidikan merupakan suatu
bentuk upaya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam
menggapai suatu pendidikan dan juga menambah wawasan. Beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam melihat program pembangunan pada
bidang pendidikan yaitu salah satunya, pentingnya sebuah pendidikan dan
wawasan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia untuk lebih baik
kedepannya. Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak General
Manager selaku penanggung jawab program CSR PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto yang menyatakan bahwa :
“iya seperti tadi yang kami jelaskan bahwa setiap program yang
kami buat tentunya tak lepas dari hasil observasi kami, begitupun
dengan program CSR yang kami buat pada Bidang Pendidikan ini,
melihat bahwa adanya sekolah di Kabupaten Jeneponto khususnya
beberapa SMK SMK yang ada di Kabupaten Jeneponto ini yang
jurusannya hampir sejalan dengan apa yang kami laksanakan di
perusahaan ini, contohnya pada siswa siswi SMK yang yang
jurusannya sejalan dengan yang ada di perusahaan kami seperti,
Kelistrikan, Pertanian, dan juga Komputer, jadi kita berikan
kesempatan belajar kepada siswa siswi yang ingin melakukan
magang di perusahaan kami, jadi system belajarnya di sini lebih ke
arah lapangan, siswa siswa langsung kita bawa ke lapangan terjun
langsung untuk mengimplementasikan pelajaran yang sudah di
pelajari di sekolahnya, baik dari kelistrikan, komputer dan
pertanian, setiap kegiatan yang dilaksanakan tidak lepas dari
bimbingan dari kami semua selaku penanggung jawab. Jadi proses
magang mereka disini tiap harinya itu ada sekitar 8 jam dalam
sehari. Bukan hanya pelajar siswa siswa di sekolah yang kami
berikan kesempatan belajar juga, tapi kita berikan juga kepada
masyarakat sekitar untuk menggali pendidikan dan menambah
wawasan di perusahaan ini, contohnya di bidang pertanian, melihat
bahwa banyaknya petani di desa punagaya ini, maka kami
memberikan sosialisai terhadap masyarakat mengenai bercocok
tanam yang baik, tak cuman sosialisasi yang kami berikan kepada
masyarakat, kami juga memberikan kesempatan untuk
mengimplementasikannya langsung di lapangan, karena kami
56
sudah menyediakan lahan bertani, untuk dijadikan tempat belajar
bagi siswa siswi dan juga masyarakat sekitar. Selain dari pada
program memberikan kesempatan belajar, ada juga program yang
biasa kami lakukan juga, yaitu pembagian alat belajar dan juga alat
sekolah, untuk anak anak yang kurang mampu di sekitaran PLTU
Bososwa Energi ini, jadi jadi biasanya kami berikan bantuan
berupa buku, alat tulis, tas dan juga seragam sekolah kepada anak
anak yang sedang menuntut ilmu, tapi disini kita khususkan pada
anak SD dan SMP”
(Wawancara dengan MM, 25 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Program
CSR di Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto pada
Bidang Pendidikan ini , sama halnya dengan Program CSR pada Bidang
Keagamaan yang di bahas di atas, sebelum program di buat, pihak PLTU
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang dapat
berguna dan bermanfaat bagi lingkungan masyarakat sekitar. Pada
program CSR di bidang pendidikan ini masyarakat di berikan peluang
untuk dapat menuntut ilmu atau menambah wawasan di perusahaaan
PLTU ini, contohnya masayarakat sekitar PLTU Bososwa Energi
Kabupaten Jeneponto di berikan kesempatan belajar dalam bentuk
sosialisasi dan pengimplementasian, sosialisasi yang biasa diberikan
adalah cara bertani yang baik dan benar, mengapa ini yang di angkat
karena kebanyakan masyarakat disekitaran PLTU Bososwa Energi
Kabupaten Jeneponto itu hampir sebagian besar mereka adalah petani, jadi
disini masyarakat dapat diberdayakan melalui kegiatan ini, didalam
perusahaan PLTU ada lahan yang sengaja dibuat untuk di jadikan wadah
untuk masyarakat belajar atau mempelajari cara bertani yang baik. Tak
57
hanya masyarakat sekitar saja yang di berikan kesempatan belajar di
perusahaan PLTU Bosowa Energi kabupaten Jeneponto, para pelajar
khususnya anak SMK yang berada di Kabupaten Jeneponto, sebagiannya
di berikan kesempatan belajar di perusahaan PLTU, contohnya pada SMK
4 Jeneponto, ada beberapa jurusan yang dimana jurusan tersebut dapat
belajar di Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, seperti
pada jurusan Pertanian, Kelistrikan dan juga Komputer, para pelajar di beri
kesemapatan belajar dalam bentuk magang, disana anak anak di bina dan
di bimbing sesuai dengan jurusannya masing masing, jadi disana anak
anak sekolah yang belajar disana lebih mengarah pada
mengimplementasikan pelajaran yang telah dipelajari di sekolahnya.
Selain dari program memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat
sekitar dan para pelajar di beberapa SMK, pihak PLTU Bosowa Energi
juga memberikan bantuan kepada anak sekolah khususnya SD dan SMP
yaitu pembagian Tas sekolah, Seragam Sekolah, dan juga Alat tulis.
Terdapat pernyataan serupa dari bapak Kepala Desa Punagaya
yang menyatakan bahwa :
“Salah satu program CSR dari perusahaan PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto yang sangat saya apresiasi juga ialah bentuk
bantuan yang diberikan pada masyarakat dalam membantu
meningkatkan pendidikan anak anak di sekolah khususnya pada
anak sekolah SD sampai SMP, ada beberapa sekolah yang sempat
diberi bantuan, kalau tidak salah sekolah yang diberi bantuan
berupa seragam, alat tulis, dan tas sekolah yaitu, SMP SATAP 7,
SMP SATAP 8, dan untuk SD salah satunya SDN Biringkassi,
SDN 57 Balangtoddo, dan SDN 186 Punagaya, rata-rata siswa
yang di berikan bantuan itu mereka yang kurang mampu, baik
kemampuan dalam membeli seragamm, ataupun alat tulis, jadi
pihak PLTU meminta bantuan kesaya selaku Kepala Desa untuk
58
mencari tau siswa siswa yang kiranya wajib untuk mendapatkan
bantuan, kemudian saya arahkan para tokoh masyarakat untuk
terjun langsung kemasyarakat untuk melakukan observasi agar
dapat melihat langsung siswa mana saja yang pantas untuk
diberikan bantuan. Ohiyaa ada juga salah satu bentuk kegiatan
yang sering di lakukan oleh pihak PLTU, yang dimana melibatkan
masyarakat dan anak sekolah SMK, masyarakat di beri kesempatan
untuk belajar bertani melalui sosialisasi yang sering di laksanakan,
dan bukan hanya sosialisasi dalam bentuk lisan yang diberikan,
tapi masyarakat juga dapat langsung mengimplementasikan hasil
sosialisasi yang di berikan, karena kebetulan didalam perusahaan
PLTU memang disediakan lahan untuk belajar bertani bagi
masyarakat dan juga untuk siswa siswa tentunya, karena pelajar
SMK juga di berikan kesemapatan belajar di perusahaan PLTU,
karena ada beberapa jurusan yang memang di sekolah khususnya
SMK yang jurusannya dapat mengimplementasikan ilmunya di
perusahaan PLTU, maka dari dari itu para pelajar biasanya di beri
kesempatan belajar yang biasa di sebut Magang atau PKL. Salah
satu jurusannya itu, ada dari jurusan pertanian, kelistrikan, dan juga
komputer”
(Wawancara dengan APM, 29 September 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam
pelaksanaan Program CSR di Bidang Pendidikan, pihak PLTU ingin turut
membantu dalam meningkatkan pendidikan anak anak khususnya pada
tingkat SD dan SMP, dengan upaya memberikan bantuan berupa seragam
sekolah, alat tulis, dan juga tas. Siswa-siswi yang mendapatkan bantuan
adalah siswa-siswi yang memang kurang mampu, dan membutuhkan
bantuan. Selain dari bentuk bantuan pembagian seragam, alat tulis dan tas,
pelajar SMK juga diberi kesemapatan belajar di perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, sekolah yang sering melakukan
pembelajaran di perusahaan PLTU adalah SMK 4 Jeneponto, ada beberapa
jurusan yang diajarkan yang kiranya dapat diimplementasikan di
perusahaan PLTU yaitu jurusan Pertanian, Kelistrikan, dan juga
59
Komputer. Jadi siswa-siswi diberi kesempatan belajar yang biasa di sebut
magang atau PKL. Tak hanya pelajar yang diberikan bantuan untuk
pembangunan, khususnya pada pembangunan pendidikan, tapi masyarakat
juga di beri kesempatan belajar, kesempatan untuk menambah wawasan.
Seperti pemberdayaan masyarakat yang sebagian mereka adalah petani,
para petani di berikan sosialisasi mengenai cara bertani yang baik,
kemudian para petani di berikan kesempatan untuk mengimplementasikan
dari hasil sosialisasinya. Terdapat pernyataan yang serupa dari bapak
selaku tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa :
“Betul sekali pak, ada program yang dibuat oleh perusahaan
PLTU, dari perusahaan PLTU memberikan bantuan kepada anak
anak yang sekolah di desa ini pak, kalau tidak salah bantuan yang
diberikan itu ada baju, celana, tas, sepatu, sama buku tulis.
Kebetulan pada saat itu saya yang dapat amanah langsung dari
bapak kepala desa punagaya, untuk kemasyarakat melihat dan
mencari anak sekolah yang membutuhkan bantuan peralatan
sekolah, jadi kita cari anak anak yang memang keluarganya kurang
mampu untuk membeli seragam, rata rata yang saya temui itu
kebanyakan anak SD pak yang lebih membutuhkan, kemudian
setelah saya dapatkan informasi siswa mana saja yang layak dapat
bantuan, saya kembali ke kepala desa untuk menyampaikan
informmasi tersebut. Iyee ada juga sosialisasi yang biasa di adakan
di perusahaan PLTU, rata rata yang ikut di kegiatan itu kebanyakan
petani pak, jadi memang disana para petani di ajarkan cara bertani
yang baik, karena kebetulan didalam PLTU itu ada lahan yang
memang di sediakan untuk masyarakat belajar disana, iyee pak jadi
masyarakat disana diberdayakan”
(Wawancara dengan HS, 06 Oktober 2019)
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa,
untuk mengetahui berapa jumlah dan yang mana saja yang layak
mendapatkan bantuan seragam sekolah, alat tulis dan tas, Pihak PLTU
meminta bantuan kepada Kepala Desa dan kepala desa memberikan
60
amanah ke tokoh masyarakat untuk mencari tau siswa-siswi yang mana
saja yang layak diberi bantuan, kemduian menyampaikan kembali ke
Kepala Desa untuk laporannya diberikan ke Pihak PLTU. Tak hanya
bantuan seragam dan alat tulis yang di beriikan dalam bentuk Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan diBidang Pendidikan tapi Kesemapatan Belajar
juga diberiikan kepada masayarakat sekitar khususnya para petani. Para
petani di desa Punagaya diberikan kesempatan belajar atau menambah
wawasan melalui sosialisasi yang di akukan pihak PLTU dan juga
masyarakat atau kaum petani diberi kesempatan langsung juga untuk
mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dari sosialisasi tersebut.
Sejalan dengan penyataan diatas salah satu Tokoh Agama lainnya juga
menyatakan bahwa :
“Iya sama dengan bapak Hasanuddin, kebetulan saya juga yang
diberi amanah oleh bapak Kepala Desa Punagaya untuk
kemasyarakat mencari tau anak anak yang mana yang harus diberi
bantuan alat sekolah oleh perusahaan PLTU, jadi memang ada
beberapa Tokoh Masyarakat yang di beri amanah oleh bapak
Kepala Desa untuk ke masyarakat mencari tahu para pelajar yang
layak untuk di beri bantuan, bantuan yang di berikan ini
merupakan salah satu kegiatan yang sering di lakukan oleh pihak
PLTU, cuman waktunya tidak menentu kapan kegiatan ini di
laksanakan, tergantung dari pihak PLTU nya, jadi kami cuman
menunggu arahan dari Kepala Desa saja, biasanya jika pihak PLTU
ingin melakukan kegiatan pembagian seragam dan alat tulis
menulis, dari pihak PLTU akan memberikan informasinya ke
Kepala Desa lalu menyampaikannya kepada kami. Kalau dari
program Pembangunan pada Bidang Pendidikan terkhusus pada
program memberikan Kesempatan Belajar, iya itu memang sering
dilakukan, biasanya ada sosialisasi yang diberikan kepada
masyarakat, kebetulan saya sempat ikut serta juga dalam sosialisasi
tersebut, jadi didalam sosialisasi tersebut kita dibina untuk
bagaimana cara bertani yang baik, kemudian kita diantarakan
langsung untuk menuangkan apa yang didapatkan dari hasil
sosialisasi tersebut. Kareana kebetulan juga didalam perusahaan
61
ada lahan yang disediakan memang untuk kita belajar. Iyaa betul
seriing kita dapati ada juga pelajar yang melakukan magang di
perusahaan PLTU, rata rata yang magang disana itu anak SMK,
kalau tidak salah dari SMK 4 Jeneponto”
(Wawanacara dengan RB, 07 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara diatas dapat di ketahui bahwa beberapa
Tokoh Masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan Program CSR pada
Bidang Keagamaan, Tokoh masyarakat terjun kelapangan untuk
melakukan observasi, menentukan yang mana saja yang layak untuk diberi
bantuan. Dari program memberikan kesempatan belajar, Tokoh
Masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi
tentang bertani yang baik, jadi bukan hanya dikhususkan untuk para petani
saja, tapi masyarakat lain juga bisa ikut berpartisipasi didalam kegiatan
tersebut. Pendapat lain juga dikemukakan oleh salah satu Siswa SMK 4
Jeneponto yang mengatakan bahwa :
“iyaa kak jadi kami diberi kesempatan belajar di Perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, ada beberapa jurusan kak
yang bisa terjun kesana untuk melakukan magang atau yang biasa
di sebut PKL kak, jadi ada jurusan Pertanian, Kelistrikan, sama
Komputer kak, jadi disana kita dibimbing oleh beberapa karyawan
di perusahaan PLTU, kita di ajarkan dimasing masing jurusan,
untuk pertanian dia difokuskan di beberapa lahan yang dimana
disitu kita bisa menanam padi, dan juga ada beberapa tumbuhan
yang akan kita rawat disana, kemudian di kelistrikan itu sendiri kak
mereka di bawa langsung ke Aula Rendal Maintenace, disana kita
dibimbing untuk melakukan patrol disekitar boiler, turbin dan
generator. Jadi bagian Kelistrikan diarahkan untuk bertugas
mengawasi hal tersebut, yang sebagian besar berhubungan dengan
mesin. Kemudian pada jurusan komputer mereka di bimbing dan di
arahkan ke Rendal Operations, khusus pada jurusan komputer
mereka bertugas dan dibina untuk mengontrol dan memonitoring
hasil produksi bunker, contohnya memonitoring kinerja mesin,
mengoperasikan alat dengan aman dan produktif, dan juga
menempatkan peralatan dengan baik dan benar. Jadi disana kita
62
dibina sesuai dengan jurusan kita masing masing kak, disana kita
lebih ke arah pengimplementasian dari apa yang telah dipelajari
disekolah kak. Kemudian hasil dari apa yang telah dilaksanakan di
perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto itu kak
penilaiannya dinilai dari karyawan yang membimbing kita disana,
lalu itu yang akan kita setor di sekolah, dan juga ada sertifikat yang
di bagikan ketika kita selesai magang atau PKL di perusahaan
PLTU itu kak”
(Wawancara dengan AMR, 12 Oktober 2019)
Berdasarkan dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pada Program CSR memberikan kesempatan belajar pada Bidang
Keagamaan, Siswa-siswi SMK sangat memberikan dampak positif pada
para pelajar, karena dengan di berinya kesempatan belajar maka para
siswa-siswi mampu mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah
dipelajarinya disekolah, contohnya pada jurusan pertanian, mereka
diberikan tempat untuk belajar bertani atau menanam yang baik, kemudian
pada jurusan kelistrikan mereka diberikan tempat untuk belajar mengawai
dan memperbaiki jika ada mesin yang bermasalah, lalu selanjutnya jurusan
Komputer, para pelajar diberikan tempat dimana mereka bisa
mengoperasikan, memantau dan memonitoring alat alat yang bekerja.
Setelah mereka selesai melakukan magamg atau PKL, para pelajar akan
dinilai, diberikan penilaian oleh masing masing pendamping setiap
jurusan, dan juga ada pembagian sertifikat setiap para pelajar yang telah
melakukan magang.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, mengenai program CSR
pada Bidang Pendidikan yang dimana salah satunya ialah Memberikan
kesempatan belajar dan juga Memberikan bantuan berupa seragam sekolah
63
dan juga alat tulis. Dalam program ini, pihak PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto juga melihat bahwa pendidikan untuk masyarakat
sekitar sangat penting untuk menunjang hidup masyarakat kedepannya.
Pembangunan manusia pada bidang pendidikan ini dapat membantu
masyarakat khususnya pada kaum petani dan juga para pelajar dibeberapa
sekolah di Kabupaten Jeneponto, masyarakat sekitar diberikan kesempatan
belajar di perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto dan
juga memberikan bantuan berupa seragam sekolah dan alat tulis untuk
Siswa-siswi di beberapa sekolah sekitaran perusahaan PLTU, dengan
adanya program ini dapat membantu masyarakat agar dapat lebih baik dari
sebelumnya, masyarakat di berdayakan khususnya para petani yang berada
disekitaran PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, para petani
dibimbing untuk dapat memahami cara bertani yang baik melalui
sosialisasi dann pengimplementasian secara langsung, selain dari itu
pelajar juga dibangun untuk dapat lebih baik, melalui kesempatan belajar
yang di berikan yaitu para pelajar dapat menerapkan ilmu yang di
dapatkan di sekolah melalui perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten
Jeneponto, beberapa pelajar lainnya diberikan seragam sekolah dan alat
tulis yang di khususkan untuk pelajar SD dan SMP.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan Manusia
Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
1. Faktor Pendukung
64
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan manusia
berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.
a. Sumber Daya Manusia
Agar sistem terintegrasi dapat diterapkan dilapangan maka
perusahaan perlu menyiapkan berbagai sumber daya yang diperliukan.
Umumnya yang pertama kali disiapkan adalah sumber daya manusia.
Tahapan ini dimulai dengan menyiapkan struktur organisasi formal yang
memiliki peran, kewenangan dan tanggung jawab dalam mengelola
kegiatan CSR. Sumber daya menjadi faktor yang sangat mendukung
khususnya sumber daya manusia dalam kelancaran pelaksanaan Program
CSR. Dalam pelaksanaan Program CSR khususnya pada Bidang
Keagamaan dan Pendidikan sejauh ini pihak PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto, General Manager dengan beberapa karyawannya
dan juga aparat desa, seperti Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh
Agama yang turut begerak dalam pelaksanaan program CSR sangat
berpengaruh dalam berjalannya Program CSR ini. Dapat dilihat dari
kesiapan dan kinerja General Manager beserta para karyawan yang
mengurusi Program CSRndengan melakukan kerja sama dengan Kepala
Desa. Sebagaimana wawancara dengan Bapak General Manager
perusahaan PLTU Bososwa Energi Kabupaten Jeneponto yang
menyatakan :
“Salah satu faktor yang mendukung terlaksananya program CSR
ini ialah sumber daya manusia yang dimiliki persuhaan PLTU
65
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto. Dimana sumber daya
manusia yang terkhusus diberi tanggung jawab untuk menangani
program CSR, sangat serius dan memberikan perhatian lebih pada
program tersebut, bukan karena tuntutan perusahaan tetapi karena
menyangkut kesejahteran masyarakat. sehingga program ini
dengan begitu banyak hambatan yang ada bisa terlaksana. Dalam
penerapan program-program CSR PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto telah menyiapkan sumber daya manusia
yang kompoten dan handal di berbagai bidangnya, seperti pada
Bidang Pendidikan perusahaan telah menyeleksi pengajar yang
cukup berkualitas agar dapat memberikan ilmu yang bermanfaat
bagi masyarakat sekitar. Sedangkan pada Bidang Keagamaan
perusahaan bekerja sama dengan aparat desa khususnya Kepala
Desa Punagaya dan beberapa Tokoh Agama beserta Tokoh
Masyarakat lainnya untuk menjalankan Program CSR ini, seperti
pada kegiatan tahunan kami yaitu mengadakan Acara Buka Puasa
Bersama dan Pembagian Sembako kepada masyarakat sekitar”
(Wawancara dengan MM, 25 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa
terlaksananya program CSR yang dibuat di perusahaan PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto yaitu dengan sumber daya manusia yang
memadai terkhusus pada sunber daya manusia yang bertanggung jawab
pada program CSR, yang dimana mereka sangat serius dan bekerja keras
dalam menjalankan program CSR untuk memberikan kesejahteraan pada
masyarakat sekitar. Bentuk kerja sama Pihak perusahaan PLTU Bosowa
Energi dengan aparat pemerintah desa, seperti Kepala Desa beserta Tokoh
masyarakat dan Tokoh Agama turut membantu dalam kelncaran
pelaksanaan program CSR yang dibuat. Penyataan yang hampir sama juga
disampaikan oleh bapak selaku Kepala Desa Punagaya yang menyatakan
bahwa :
“sebenarnya yang menjadi faktor utama pada program CSR baik
dalam pembuatan maupun dalam pelaksanaan program CSR yaitu
66
bentuk perhatian dan partisipasi dari pihak PLTU dalam
membangun masyarakat sekitar, khususnya yang berada di Desa
Punagaya ini. Iya ini juga merupakan salah satu bentuk
pengimplementasian pada sumber daya manusia dii perusahaan
PLTU, dari pihak PLTU yang menangani perihal program CSR ini
terjun kemasyarakat melakukan observasi untuk melihat apa yang
di butuhkan masyarakat sekitar, itu yang sempat di bicarakan oleh
General Manageer perusahaan PLTU Bosowa Energi bersama saya
sebelum melakukan observasi ke masyarakat. Jadi salah satu faktor
pendukungnya itu dek, sumber daya manusia yang ada di
perusahaan PLTU dalam memberdayakan masyarakat sekitar”
(Wawancara dengan APM, 29 september 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa bentuk
perhatian dan partisipasi dari pihak penanggung jawab pada program CSR
di perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, yaitu sumber
daya manusia yang mampu memberikan solusi terhadap permasalahan
yang di hadapi oleh masyarakat sekitar perusahaan, melalui program-
program yang di buat oleh General Manager beserta beberapa karyawan
yang ikut serta bertanggung jawab dalam program CSR PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto.
b. Komunikasi Dengan Pemangku Kepentingan
Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembangunan manusia
berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan pada program
CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto adalah komunikasi
tentang CSR dengan pemangku kepentingan, baik internal maupun
eksternal, memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, salah satunya ialah
meningkatkan kepedulian pemangku kepentingan tentang program-
program CSR, menunjukkan bagaimana perusahaan memenuhi
67
komitmennya tentang program-program CSR, memberikan informasi
kepada para pemangku kepentingan tentang dampak dari kegiatan produk
dan jasa organisasi, meningkatkan reputasi organisasi tentang upaya-upaya
tanggung jawab sosialnya, keterbukaan organisasi dan tanggung jawab
sosialnya untuk memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan
terhadap perusahaan. Sebagaimana wawancara penulis dengan bapak
General Manager selaku penanggung jawab program CSR PLTU Bosowa
Energi Kabupaten Jeneponto yang mengatakan bahwa :
“dalam pelaksanaan program CSR, salah satu faktor pendukungnya
adalah hubungan komunikasi antara pemangku kepentingan atau
penanggung jawab program CSR dengan anggota lainnya yang ikut
serta menangani program CSR dan juga dengan aparat pemerintah
desa, seperti Kepala Desa Punagaya yang dimana kami selalu
berkomunikasi dengan Kepala Desa setiap ingin melaksanakan
kegiatan. Jadi komunikasi kami yang baik dengan pemerintah desa
yang menjadi salah satu faktor pendukung terlaksanakanya
program CSR yang dibuat, bukan hanya komunikasi yang baik dari
kami-kami selaku penanggung jawab program CSR yang tetap di
jaga konsistennya tapi komunikasi dengan pemerinttah desa juga
kami tetap jaga agar tetap terjalin dengan baik”
(Wawancara dengan MM, 25 Agustus 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa
Komunikasi yang baik menjadi salah satu faktor pendukung dalam
pelaksanaan program CSR, komunikasi yang baik dengan pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal, komunikasi dengan
pemangku kepentingan dari segi internalnya yaitu orang orang dari pihak
PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto yang bertanggung jawab
menangani program CSR, sedangnkan yang eksternalnya adalah
68
Komunikasi dengan aparat Pemerintah Desa, komunikasi yang baik untuk
keduanya sangat penting pelaksanaan program CSR. Pendapat yang
hampir sama juga diutarakan oleh Bapak Kepala Desa yang mengatakan
bahwa :
“dari pengalaman beberapa tahun lalu, setiap kegiatan yang akan di
laksanakan oleh pihak PLTU Bosowa Energi, pasti dari pihak
PLTU datang kemari berkomunikasi dan meminta pendapat
mengenai program yang akan dia jalankan, meminta masukan
untuk kelancaran kegiatannya. Contohnya pada kegiatan
pembagian sembako, mereka meminta masukan masyarakat mana
saja yang layak untuk di beri bantuan, nah kemudian saya beri
masukan masyarakat mana saja yang berhak mendapatkan bantuan
melalui bantuan dari Tokoh Masyarakat yang terjun ke masyarakat
untuk mencari tau orang orang yang berhak diberi bantuan. Jadi
Komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan baik dari
segi internal maupun eksternal sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan program CSR dan menjadi salah satu faktor
pendukung terlaksananya kegiatan”
(Wawancara dengan APM, 29 September 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa
komunikasi yang baik antara pemangku kepentingan dengan pemerintah
desa terjalin dengan baik dari tahun ketahun, dapat dilihat dari setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan pihak PLTU Bososwa Energi Kabupaten
Jeneponto yang dimana setiap kegiatan akan dilaksanakan pihak PLTU
melakukan pertemuan untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa,
meminta bantuan mengenai program yang akan dijalankan. Jadi
Komunikasi yang baik menjadi faktor pendukung terlaksananya kegiatan
yang akan dijalankan.
69
2. Faktor Penghambat
Faktor-faktor yang menghambat berjalannya pembangunan
manusia berkelanjutan melalui tanggung jawab sosial perusahaan PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.
a. Pelaksanaan Tidak Terjadwal
Dalam pelaksanaan suatu program CSR tentunya jadwal
pelaksanaan kegiatan menjadi bagian tolak ukur berjalan baiknya suatu
program yang akan di laksanakan, akan tetapi dalam penerapannya, dari
pihak masyarakat sekita masih mengeluhkan tentang jadwal pelaksanaan
program CSR. Seperti yang dikatakan oleh bapak Tokoh masyarakat yang
mengatakan bahwa :
“dari beberapa keluhan yang sering saya dengar dari masyarakat
sekitar mengenai pelaksaan kegiatan program CSR, terutama saya
juga pak, yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
yang di lakukan pihak PLTU itu mengenai jadwal pelaksanaan
kegiatannya yang tidak terjadwal, contohnya pada kegiatan acara
buka puasa bersama, pembagian sembako dan juga pembagian alat
sekolah, itu pelaksanaan tidak menentu atau tidak di tentukan
bahwasanya dalam setahun berapa kali atau dalam sebulan berapa
kali, jadi kita kadang mendapatkan informasinya lambat sehingga
terkadang kita tidak sempat mendapatkan bantuan dari pihak PLTU
dikarenakan informasi yang masuk lambat kita dapatkan.
Kegiatannya tetap terlaksana tapi yang menjadi kendala bagi kami
semua hanya pada jadwal pelaksanaannya yang tidak tersusun atau
tidak terjadwalkan”
(Wawancara dengan HS, 06 Oktober 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa
pelaksanaan yang tidak tersusun atau tidak terjadwalkan sangat
berpengaruh terhadapat kesempatan masyarakat untuk mendapatkan
bantuan dari program CSR yang dilaksanakan oleh pihak PLTU yang
70
bertanggung jawab pada bidangnya, meskipun kegiatan tetap terlaksana
akan tetapi tidak terjadwalnya dengan baik program yang akan
dilaksanakan menjadi faktor penghambat dalam kesempatan masyarakat
untuk mendapatkan bantuan yang akan diberikan. Pernyataan diatas juga
didukung oleh Bapak Kepala Desa Punagaya yang mengatakan bahwa :
“sebenarnya apa yang telah dilakukan oleh pihak PLTU Bosowa
Energi dalam membangun masyarakat sekitar itu sangat kita
apresiasi, selain dari kewajiban mereka dalam tanggung jawab
sosial perusahaan akann tetapi niat dan kesungguhan mereka dalam
menjalankan program-programnya sangat luar biasa. Hanya saja
ada beberapa kendala yang membuat masyarakat belum puas akan
pelaksanaan kegaiatan yang di lakukan pihak PLTU, beberapa
pendapat masyarakat yang sempat saya dapati dan ada juga yang
saya dapat langsung dari beberapa Tokoh Masyarakat yang
mengeluhkan mengenai ketetatapan pelaksanaan program CSR
atau jadwal pelasanaan program CSR, masyarakat mengeluhkan
karena kegiatan yang tidak terjadwal kadang membuat masyarakat
lambat dalam mendapatkan informasi, karena tidak ada kepastian
jadwal kegiatan akan dilaksanakan sehingga kadang ada beberapa
masyarakat yang tidak sempat kebagian bantuan dari pihak PLTU”
(Wawancara dengan APM, 29 September 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam pelaksaan program CSR PLTU Bosowa Energi, masih ada beberapa
masyarakat yang meresahkan akan jadwal pelaksaan kegiatan yang akan
dilaksanakan, karena dengan tidak tersusunnya jadwal kegiatan membuat
masyarakat bingung dan terkadang lambat dalam mendapatkan informasi
jika akan ada kegiatan yang akan di laksanakan, sehingga membuat
masyarakat tidak mendapatkan bantuan dari kegiatan program CSR PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto
b. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Mengenai Program CSR
71
Sosialisasi merupakan langkah yang efektif dalam memberi
pemahaman terhadap masyarakat, khususnya pada pelaksanaan program
CSR, tentunya sosialisasi sangat perlu dilakukan kepada masyarakat agar
dapat memahami apa yang telah disampaikan. Akan tetapi dalam
pelaksanaan program CSR masih ada beberapa masyarakat yang belum
mengetahu tentang program CSR itu sendiri sehingga masyarakat sedikit
bimbang untuk berpartisipasi dalam kegiatan program CSR, seperti yang
dikatakan oleh Bapak Kepala Desa Punagaya yang mengatakan bahwa :
“salah satu faktor kurangnya partisipasi masyarakat dalam
mengikuti sebuah kegiatan adalah sosialisasi yang dia dapatkan itu
masih minim sehingga masyarakat kurang paham akan kegiatan
yang akan di ikutinya itu enggan untuk ikut berpartisipasi
didalamnya, jadi alasan mengapa ada sebagian masyarakat yang
tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan program CSR di
perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto ialah
karena kurangnya sosialisasi yang didapatkan masyarakat
mengenai program CSR yang membuat masyarakat acu tak acu
terhadap kegiatan tersebut”
(Wawancara dengan APM, 29 September 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi yang kurang terhadap masyarakat sangat berpengaruh terhadap
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang akan di laksanakan
pada program CSR. Karena tanpa dengan sosialisasi masyarakat akan
kurang paham mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga
membuat masyarakat acu tak acu terhapad kegiatan yang akan
dilaksanakan. Penyataan yang sama juga di kemukakan oleh bapak Tokoh
Masyarakat yang mengatakan bahwa :
72
“masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan
program CSR PLTU rata-rata mereka belum paham tentang apa itu
program CSR, jadi masyarakat masih mengacukan kegiatan yang
diadakaan, karena menganggap bahwa itu tidak terlalu penting
baginya, kebanyakan masyarakat yang mengabaikan kegiatan ini
masyarakat yang memang dari segi ekonominya sudah mampulah
untuk mencukupi hiudpnya sehari hari, padahal bisa saja kegiatan
ini bermanfaat baginya, tetapi kembali lagi kita tidak bisa
menyalahkan masyarakat karena kembali lagi bahwa pemahaman
masyarakat masih kurang tentang program CSR”
(Wawancara dengan RB, 07 Oktober 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa,
selain dari kurangnya pemahaman masyarakat mengenai program CSR,
sebagian masyarakat juga mengabaikan tentang program CSR yang akan
dilaksanakan, dan yang mendominasi itu semua adalah masyarakat yang
bisa dibilang masih mampu mencukupi hidupnya sehari-hari, disisi lain
juga kurangnya sosialisasi yang didapatkan menjadi salah satu faktor
kurangnya partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan program
CSR.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang dilakukan penulis mengenai
Pembangunan Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, dengan 2 (dua)
Indikator dan 7 (Tujuh) Informan ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan
yaitu :
1. Pembangunan pada Bidang Pendidikan dan Keagamaaan, pada Bidang
Pendidikan, seperti pembagian seragam sekolah, alat tulis dan juga
memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat sekitar. Kemudian pada
Bidang Keagamaan yaitu Pembangunan tempat beribadah seperti Masjid,
sembako, bacaan Al-qur’an, iqra, dan juga kegiatan buka puasa bersama yang
menjadi salah satu program CSRnya juga pada Bidang Keagamaan yang
sangat memberikan dampak positif bagi lingkungan masyarakat sekitar.
2. Faktor-faktor pendukung program CSR dalam pembangunan manusia
berkelanjutan yaitu sumber daya yang ada, yang dimana sarana dan prasarana
yang disiapkan oleh perusahaan PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto
sangat mendukung berjalannya program CSR, seperti fasilitas tempat,
komputer, dan juga lahan bertani sangat membantu terlaksananya sebuah
kegiatan. Selanjutnya. Komunikasi dengan pemangku kepentingan, dilihat
dari komunikasi yang baik dan terus terjalin antara pihak PLTU yang
74
bertanggung jawab menangani masa program CSR khusunya sangat
memberikan dampak positif dalam terlaksananya sebuah kegiatan dan juga
komunikasi dengan Aparat pemerintah desa khusunya Kepala Desa yang
bersedia turut membantu dalam melancarkan kegiatan program CSR yang
akan dilaksanakan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu pelaksanaan yang
tidak terjadwal, dengan pelaksanaan yang tidak terjadwal dapat berdampak
pada masyarakat yang tidak mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan, sehingga masyarakat yang lambat mendapatkan
informasii, tidak mendapatkan bantuan dari kegiatan yang dilaksannakan oleh
pihak PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, selanjutnya ialah
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai program CSR, ini dapat
berdampak pada tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan Perusahaan PLTU Bosowa Energi dalam Program CSR
nya menjadi kurang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka berikut
ini di kemukakan saran atau masukan bagi perusahaan terkait Pembangunan
Manusia Berkelanjutan melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan agar
program CSR dalam Pembangunan manusia berkelanjutan dapat lebih baik
lagi kedepannya.
1. Sebaiknya setiap program CSR yang akan di laksanakan, jadwalnya harus
konsisten agar masyarakat bisa tahu waktu pelaksanaan kegiatan akan
75
diilaksanakan, sehingga masyarakat tidak lagi resah karena tidak dapat
hadiir dalam kegiatan program CSR tersebut.
2. Sebaiknya dari pihak PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto harus
tetap memberikan sosialisasi dan pemahan terhadap masyarakat mengenai
program CSR, agar masyarakat dapat berpartisipasi lebih dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Usman, Sunyoto. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka
pelajar. Yogyakarta.
Haris Al Muhajir, Purnomo Eko Priyo (2017), Implementasi CSR (Corporate
Social Responsibility) PT. Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak
Kerusakan Lingkungan, Vol 3, Nomor 2.
Haryanto Desi (2017), Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013-2015).
Handayani, Dwi Bestari. 2012. Corporate Social Responsibility dan kinerja
perbankan di Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 16. No. 2
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility, Yogyakarta : Graha Ilmu
Jaya Askar (2004), Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development)
Mirza Deni Sulistio (2011), Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Belanja Modal Terhadap IPM Jawa Tengah, Vol 4, Nomor 2.
Nuryana, Mu’man, 2005, Corporate Social Responsibility dan Konstribusi Bagi
Pembangunan Berkelanjutan, Makalah yang disampaikan pada diklat
pekerjaan sosial industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraaan Sosial (BBPPKS), Lembang, Bandung.
Oratmangun Djauhari (2003), Human Development and Human Security : A
Journey Towards a Humane Global World Vol 1, Nomor 1.
Soemarwoto, Otto, (2006). Pembangunan Berkelanjutan : Antar Konsep dan
Realitas. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjajaran
Bandung.
Sanggelorang Septiana, Dkk (2015) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor
Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Sulawesi Utara, Vol 15, No 3.
Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian
Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial. Bandung:
Refika Aditama
77
Suryono, Agus, 2010, Dimensi-dimensi Prima Teori Pembangunan, Malang: UB
Press.
Soetomo. (2012). Keswadayaan Masyarakat:Manifestasi Kapasitas Masyarakat
Untuk Berkembang Secara Mandiri. Yogyakarta. Pustaka pelajar.
Suharto Edi (2008), Menggagas Standar Audit Program Corporate Social
Responsibility (CSR)
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar
Graha
Unang Mulkhan (2011) “Peran Pemerintah Dalam Kebijakan Corporate Social
Responsibility (CSR) Dalam Upaya Mendorong Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development). “jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, Vol. 2, No. 1
Peraturan Perundang – Undangan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas serta dalam PP
No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2009 Tentang Standar Kualifikasi
Aparatur Pemadam Kebakaran di Daerah.
78
LAMPIRAN
Wawancara dengan Bapak General Manager selaku penanggung jawab Program
CSR PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, Tanggal 25 Agustus 2019.
Wawancara dengan Bapak Kepala Desa Punagaya, 29 September 2019
79
Salah satu bentuk pembangunan dari program CSR PLTU Bosowa Energi
Kabupaten Jeneponto, yaitu pembangunan Masjid.
Wawancara dengan Bapak General Manager mengenai program CSR PLTU
Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.
80
Wawancara dengan salah satu Tokoh Masyarakat, di Desa Punagaya
Lokasi penelitian, PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto.
81
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap Muh. Akbar Octamir, sering disapa Akbar.
Lahir di Jeneponto, tanggal 01 Oktober 1997. Alamat
Lingkungan Tompo Lando, Kelurahan Pallengu,
Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Anak Pertama
dari pasangan suami istri Baso Amir dan Sitti Marwah.
Penulis menempuh pendidikan di SD Inpres 125 Allu, dan
selesai pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Bangkala dan selesai pada tahun 2012, pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Bangkala dan selesai pada tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan pada Perguruan Tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar
(Unismuh Makassar) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan
Program Studi Ilmu Pemerintahan. Peneliti sangat bersyukur, karena telah
diberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan yang nantinya
dapat diamalkan dan memberi manfaat.
Top Related