i
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENYUSUN
TEKS DESKRIPSI BERTEMA PERMAINAN TRADISIONAL
UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP
Oleh:
Nama
NIM
Program Studi
Jurusan
: Khansa Soniahanum
: 2101412143
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Bukalah pikiran, hati, dan pandangan dengan membaca dan menulis.
Menulis hal-hal baik adalah cara lain untuk berbagi/berbuat kebaikan
PERSEMBAHAN
Dua buah karya dalam penelitian ini saya
persembahkan kepada,
Almamater Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan banyak pengalaman
baik suka maupun duka.
vi
SARI
Soniahanum, Khansa. 2017. “Pengembangan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta Didik
Kelas VII SMP”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. Pembimbing II:
Septina Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci: buku pengayaan, teks deskripsi, permainan tradisional.
Teks deskripsi merupakan teks baru pada Kurikulum 2013, karena
kebaruan teks tersebut sumber materi di lapangan masih sangat terbatas. Selain
itu, buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah masih kurang memadai dalam
pencapaian hasil belajar peserta didik terhadap materi teks deskripsi. Teks
deskripsi yang sesuai dengan perkembangan sosial peserta didik yaitu yang
mengangkat kehidupan sehari-hari seperti bertema permainan tradisional. Melalui
teks deskripsi bertema permainan tradisional dapat memberikan kesadaran akan
pentingnya melestarikan budaya lokal yang memiliki nilai sikap disetiap
permainannya dan sangat baik untuk perkembangan sosial peserta didik kelas VII
SMP yang sedang mengalami perkembangan sosial antar teman sebaya.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mencakupi kebutuhan buku
pengayaan, prinsip-prinsip buku pengayaan, dan desain buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas
VII SMP yang sesuai dengan persepsi peserta didik dan pendidik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development
(R&D) dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu observasi dan
angket untuk memperoleh kebutuhan pengembangan buku pengayaan dan
penilaian desain buku pengembangan. Sumber data terdiri atas peserta didik,
pendidik, dan dosen ahli. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif yang terdiri atas reduksi data, pemaparan data, dan simpulan
data.
Hasil penelitian ini yaitu,pertama kebutuhan buku pengayaan menyusun
teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik dan
pendidikmenghasilkan data kebutuhan berdasarkan beberapa aspek yaitu: 1) aspek
materi/isi, 2) aspek penyajian, 3) aspek bahasa dan keterbacaan, 4) aspek grafika,
dan 5) aspek tema permainan tradisional. Selain data kebutuhan juga dihasilkan
harapan terhadap buku pengayaan menurut peserta didik dan pendidik, yang
disertai analisis ketersediaan buku pengayaan untuk mengatasi sumber referensi
yang dapat mendukung keterampilan menyusun teks deskripsi dan untuk
memotivasi dalam melestarikan budaya lokal bangsa. Peserta didik dan pendidik
menghendaki buku pengayaan dengan penyajian materi yang runtut dan lengkap,
bahasa yang mudah dipahami, grafika yang sesuai dengan minat peserta didik,
dan tema yang dapat membantu perkembangan sosial peserta didik dengan
menggunakan tema permainan tradisional. Kedua, prinsip-prinsip buku pengayaan
vii
terdapat pada aspek materi yang dikembangkan dengan berdasarkan prinsip
relevansi, kecukupan, adaptif, dan prinsip rasional. Aspek penyajian
dikembangkan dengan berdasarkan prinsip atraktif dan prinsip sistematis. Aspek
bahasa dan keterbacaan dikembangkan dengan berdasarkan prinsip komunikatif,
konsistensi, dan prinsip adaptif. Aspek grafika dikembangkan dengan berdasarkan
prinsip adaptif dan prinsip relevansi. Aspek tema dikembangkan dengan
berdasarkan prinsip adaptif dan prinsip atraktif.Ketiga, desain produk buku
pengayaan dikembangkan dengan lima bagian meliputi (1) bentuk fisik, (2)
sampul buku, (3) materi teks deskripsi, (4) contoh, dan (5) materi pelengkap.
Hasil penilaian terhadap desain buku pengayaan yang dilakukan oleh pendidik
dan dosen ahli. Penilaian aspek materi/isi memperoleh nilai 78,12 (baik) dari
pendidik dan memperoleh nilai 78,12 (baik)dari ahli. Aspek penyajian
memperoleh nilai 77,77 (baik) dari pendidik dan memperoleh nilai 83,33
(baik)dari ahli. Aspek bahasa dan keterbacaan nilai yang diperoleh dari pendidik
yaitu 83,33 (baik) dan memperoleh nilai 62,50 (baik) ahli. Aspek grafika
memperoleh nilai dari pendidiksebesar 77,77 (baik) dan memperoleh nilai 96,66
(sangat baik)dari ahli. Aspek tema memperoleh penilaian dari pendidik 79,16
(baik), dari dosen ahli memperoleh nilai 87,50 (baik), dan dari dosen ahli tema
permainan tradisional memperoleh nilai 75,00 (baik). Selain penilaian, pendidik
dan ahli juga memberikan saran perbaikan. Saran perbaikan dilakukan pada lima
bagian a) sampul buku pengayaan bagian depan dan belakang, b) judul, c) materi
awal teks deskripsi, d) ilustrasi, dan e) identitas penulis.
Saran yang dapat direkomendasikan yaitu, (1) saran untuk pendidik dan
peserta didik, buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema permainan
tradisional dapat digunakan untuk dijadikan sebagai buku pendamping atau
sebagai materi tambahan sehingga dapat mendukung pembelajaran. (2) saran
untuk pihak sekolah, buku pengayaan dapat digunakan sebagai buku penunjang
materi teks deskripsi(3) saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai buku pengayaan menyusun teks deskripsi
bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP sehingga dapat
digunakan secara maksimal. Perlu dilakukan pengujian dan modifikasi terhadap
buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional sehingga
dapat lebih bermanfaat dan lebih mudah dipahami untuk peserta didik dan
pendidik.
vii
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. atas limpahan
rahmat-Nya karena skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Pemainan Tradisional untuk Peserta Didik
Kelas VII SMP” dapat diselesaikan dengan baik.
Ungkapan rasa terima kasih disampaikan khusus kepada, Dr. Mimi
Mulyani, M.Hum., dosen pembimbing pertama yang selalu memberikan
bimbingan terbaik dan semangatuntuk terus banyak belajar. Septina
Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing kedua yang selalu memberikan
arahan dan saran-saran positif dalam proses penyusunan skripsi. Pada kesempatan
ini, peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak berikut ini.
1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memudahkan segala
urusan dalam penyusunan skripsi.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu
memberikan ilmu, motivasi, serta inspirasi kepada peneliti.
4. Kepala SMP Negeri 5 Semarang, SMP Negeri 9 Semarang, dan SMP
Kesatrian 1 Semarang yang telah memberikan izin pada peneliti untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
5. Ibu Sri Fa’jiah dari SMP Negeri 5 Semarang, Ibu Siti Muayanah dari SMP
Negeri 9 Semarang, dan Ibu Endah Listiokumoro dari SMP Kesatrian 1
ix
6. Semarang serta peserta didik dari masing-masing sekolah yang bersedia
memenuhi seluruh prosedur penelitian dan memberi pengalaman yang begitu
berharga bagi peneliti.
7. Kedua Orangtua, Bapak Suwarno dan Ibu Dahwati yang selalu memberikan
kesabaran, pengertian, semangat, dan motivasi untuk terus menuntut ilmu.
8. Saudara-saudariku, Anjar Asmara, S.Pi., Dianing Pratiwi, A.Md. dan Hayya
Aulia Wardhani yang selalu memahami dan menemani berjuang menunut
ilmu.
9. Rekan-rekan seperjuangan, generasi penerus masa depan BSI 2012, teman-
teman rombel 4, dan teman-teman terdekat peneliti.
Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlipat. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat.
Semarang, Oktober 2017
Peneliti.
x
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................... iii
PERNYATAAN.................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................... v
SARI...................................................................................................... vi
PRAKATA............................................................................................. viii
DAFTAR ISI.......................................................................................... x
DAFTAR BAGAN................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xviii
DAFTAR DIAGRAM........................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................ 5
1.3 Pembatasan Masalah........................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah............................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian................................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka................................................................... 10
2.2 Landasan Teoretis............................................................... 16
2.2.1 Buku Pengayaan.................................................................. 16
2.2.1.1 Pengertian Buku Pengayaan................................................ 17
2.2.1.2 Langkah-Langkah Menulis Buku Pengayaan..................... 20
2.2.1.3 Fungsi Buku Pengayaan..................................................... 22
2.2.1.4 Prinsip Pengembangan Buku Pengayaan............................ 22
2.2.2 Menyusun Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.... 23
2.2.2.1 Pengertian Menyusun......................................................... 23
2.2.2.2 Hakikat Menulis................................................................. 25
2.2.2.2.1 Pengertian Menulis............................................................. 25
2.2.2.2.2 Tujuan Menulis................................................................... 26
2.2.2.2.3 Manfaat Menulis................................................................. 29
2.2.2.2.4 Langkah-Langkah Menulis................................................. 31
2.2.3 Teks Deskripsi.................................................................... 33
xi
2.2.3.1 Pengertian Teks Deskripsi................................................. 33
2.2.3.2 Struktur Teks Deskripsi...................................................... 34
2.2.3.3 Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi................................... 39
2.2.4 Permainan Tradisional........................................................ 41
2.2.4.1 Pengertian Permainan Tradisional...................................... 42
2.2.4.2 Jenis-Jenis Permainan Tradisional...................................... 43
2.3 Desain Produk..................................................................... 56
2.4 Kerangka Berpikir.............................................................. 57
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian................................................................. 59
3.2 Data dan Sumber Data Penelitian....................................... 63
3.2.1 Data Penelitian.................................................................... 63
3.2.2 Sumber Data Penelitian....................................................... 64
3.2.2.1 Sumber Data Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII SMP................
64
3.2.2.2 Sumber Data Validasi Produk Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII SMP................
65
3.3 Variabel Penelitian.............................................................. 67
3.4 Instrumen Penelitian........................................................... 67
3.4.1 Angket Ketersediaan dan Kondisi Buku Pendamping
Pembelajaran Teks Deskripsi yang Ada.............................
68
3.4.2 Angket Kebutuhan Peserta didik terhadap Buku
Pengayaan Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional untuk Peserta didik SMP..................................
70
3.4.3 Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Buku Pengayaan
Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional bagi
Peserta didik SMP..............................................................
72
3.4.4 Angket Validasi Prototipe oleh Dosen Ahli dan Pendidik
Bahasa Indonesia terhadap Buku Pengayaan Teks
Deskripsi Bermuatan Permainan Tradisional bagi Peserta
didik SMP...........................................................................
75
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................. 78
3.5.1 Angket Ketersediaan dan Kondisi Buku Pendamping
Pembelajaran Teks Deskripsi.............................................
78
3.5.2 Angket Kebutuhan Peserta Didik dan Pendidik.................. 79
3.5.3 Angket Uji Validasi Desain Dosen Ahli dan Pendidik
Bahasa Indonesia.................................................................
80
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................... 81
xi
xii
3.6.1 Teknik Analisis Data Kebutuhan dan Kondisi Buku
Pendamping Menyusun Teks Deskripsi Bertema
Permainan Tradisional........................................................
81
3.6.2 Teknik Analisis Data Saran Perbaikan dan Uji Validasi
Ahli dan Pendidik................................................................
82
3.7 Perencanaan Penyusunan Buku Pengayaan Menyusun
Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk
Peserta didik SMP Kelas VII..............................................
82
3.7.1 KonsepBuku Pengayaan Teks Deskripsi Bertema
Permainan Tradisional bagi Peserta didik SMP..................
82
3.7.2 Rancangan (Desain) Buku Pengayaan Teks Deskripsi
Bertema Permainan Tradisional bagi Peserta didik
SMP.....................................................................................
83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian................................................................... 86
4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun
Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk
Siswa Kelas VII SMP.........................................................
86
4.1.1.1 Analisis Ketersediaan dan Kondisi Buku Pengayaan
untuk Peserta Didik Terhadap Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional bagi Peserta Didik Kelas VII SMP..................
87
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan Untuk Peserta
Didik Terhadap Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional bagi Peserta
Didik Kelas VII SMP..........................................................
90
4.1.1.3 Analisis Ketersediaan dan Kondisi Buku Pengayaan
untuk Pendidik Terhadap Buku Pengayaan Menyusun
Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional bagi
Peserta Didik Kelas VII SMP.............................................
106
4.1.1.4 Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan Untuk Pendidik
Terhadap Buku Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi
Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta Didik
Kelas VII SMP....................................................................
110
4.1.2 Prinsip-prinsip Pengembangan Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII SMP................
130
xii
xiii
4.1.3 Desain Buku Pengayaan Menyusun Teks Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Siswa
Kelas VII SMP yang sesuai dengan Persepsi Siswa dan
Pendidik..............................................................................
135
4.1.3.1 Hasil Perbaikan Desain Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta
Didik Kelas VII SMP Berdasarkan Penilaian dari
Pendidik Dan Ahli…..........................................................
140
4.1.3.1.1 Hasil Penilaian dan Saran Perbaikan Pendidik Terhadap
Buku Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi Bertema
Permainan Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII
SMP....................................................................................
140
4.1.3.1.2 Hasil Penilaian dan Saran Perbaikan Ahli terhadap Buku
Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan
Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII SMP................
148
4.1.3.1.3 Hasil Perbaikan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta
Didik Kelas VII SMP..........................................................
154
4.2 Pembahasan........................................................................ 158
4.2.1 Hasil Akumulasi Penilaian Desain oleh Pendidik dan Ahli 158
4.2.2 Perbandingan Desain Buku Pengayaan dengan Perbaikan
Buku Pengayaan..................................................................
160
4.2.3 Keunggulan Buku Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi
Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta Didik
Kelas VII SMP....................................................................
163
4.2.4 Kelemahan Buku Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi
Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta Didik
Kelas VII SMP....................................................................
165
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................. 166
5.2 Saran.................................................................................... 169
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 170
LAMPIRAN.......................................................................................... 172
xiii
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian................................................... 58
Bagan 3.1 Tahap Penelitian...................................................................... 62
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh 1 Teks Deskripsi dengan Penjabaran Struktur Teks
Deskripsi.....................................................................................
36
Tabel 2.2 Contoh 2 Teks Deskripsi dengan Penjabaran Struktur Teks
Deskripsi.....................................................................................
38
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian........................................ 67
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Ketersediaan dan Kondisi Buku Pendamping
Pembelajaran Teks Deskripsi yang Ada bagi Peserta didik dan
Pendidik......................................................................................
69
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Peserta didik terhadap Buku
Pengayaan Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional
untuk Peserta didik SMP............................................................
71
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Pendidik terhadap Buku
Pengayaan Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional
untuk Peserta didik SMP............................................................
73
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Validasi Desain oleh Dosen Ahli dan
Pendidik Bahasa Indonesia terhadap Buku Pengayaan Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta didik
SMP............................................................................................
76
Tabel 4.1 Ketersediaan dan Kondisi Buku Pengayaan untuk Peserta
Didik terhadap Buku Pengayaan Menyusun Teks Deskripsi
Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta Didik Kelas VII
SMP...........................................................................................
87
Tabel 4.2 Kebutuhan Materi/Isi.................................................................. 92
Tabel 4.3 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi berdasarkan Aspek Materi/Isi Buku Sesuai
Kebutuhan Peserta Didik…........................................................
94
Tabel 4.4 Kebutuhan Penyajian Materi...................................................... 94
Tabel 4.5 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional Sesuai Kebutuhan
Peserta Didik..............................................................................
96
Tabel 4.6 Kebutuhan Bahasa dan Keterbacaan.......................................... 97
Tabel 4.7 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Berdasarkan Kebutuhan Bahasa Dan Keterbacaan
Sesuai Kebutuhan Peserta Didik................................................
98
Tabel 4.8 Kebutuhan Grafika..................................................................... 99
xvi
Tabel 4.9 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Berdasarkan Aspek Grafika Sesuai Kebutuhan
Peserta Didik..............................................................................
101
Tabel 4.10 Kebutuhan Komponen Pelengkap/tema permainan
Tradisional..................................................................................
102
Tabel 4.11 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Berdsasarkan Komponen Pelengkap/Tema
Permainan Tradisional Sesuai Kebutuhan Peserta Didik...........
103
Tabel 4.12 Simpulan Analisis Angket Kebutuhan terhadap Buku
Pengayaan untuk Peserta Didik Kelas VII SMP Sesuai
Kebutuhan Peserta Didik............................................................
105
Tabel 4.13 Ketersediaan dan Kondisi Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk Peserta
Didik...........................................................................................
107
Tabel 4.14 Kebutuhan Aspek Materi/Isi Pendidik terhadap Buku
Pengayaan...................................................................................
112
Tabel 4.15 Simpulan Kebutuhan Aspek Materi/Isi Pendidik terhadap
Buku Pengayaan Sesuai Kebutuhan Pendidik...........................
115
Tabel 4.16 Kebutuhan Aspek Penyajian Materi Pendidik terhadap Buku
Pengayaan...................................................................................
116
Tabel 4.17 Simpulan Kebutuhan Aspek Penyajian Materi Pendidik
terhadap Buku Pengayaan sesuai Kebutuhan Pendidik..............
118
Tabel 4.18 Kebutuhan Aspek Bahasa dan Keterbacaan Pendidik terhadap
Buku Pengayaan.........................................................................
119
Tabel 4.19 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Berdasarkan Kebutuhan Bahasa Dan Keterbacaan
sesuai Kebutuhan Pendidik........................................................
120
Tabel 4.20 Kebutuhan Aspek Grafika Pendidik terhadap Buku
Pengayaan...................................................................................
120
Tabel 4.21 Simpulan Kebutuhan Aspek Grafika Pendidik terhadap Buku
Pengayaan sesuai Kebutuhan Pendidik......................................
123
Tabel 4.22 Kebutuhan Komponen Pelengkap/tema permainan Tradisional
Pendidik terhadap Buku Pengayaan...........................................
124
Tabel 4.23 Simpulan Kebutuhan Buku Pengayaan Menyusun Teks
Deskripsi Berdsasarkan Komponen Pelengkap/Tema
Permainan Tradisional sesuai Kebutuhan Pendidik...................
126
Tabel 4.24 Simpulan Analisis Angket Kebutuhan Pendidik terhadap
Buku Pengayaan untuk Peserta Didik Kelas VII SMP..............
128
Tabel 4.25 Hasil Penilaian Pendidik terhadap Aspek Materi/Isi.................. 141
Tabel 4.26 Hasil Penilaian Pendidik terhadap Aspek Penyajian.................. 143
xvi
xvii
Tabel 4.27 Hasil Penilaian Pendidik terhadap Aspek Bahasa dan
Keterbacaan................................................................................
144
Tabel 4.28 Hasil Penilaian Pendidik terhadap Aspek Grafika..................... 145
Tabel 4.29 Hasil Penilaian Pendidik terhadap Aspek Tema Permainan
Tradisional..................................................................................
146
Tabel 4.30 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Materi/Isi......................... 148
Table 4.31 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Penyajian......................... 149
Tabel 4.32 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Bahasa dan Keterbacaan. 150
Tabel 4.33 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Grafika.......................... 151
Tabel 4.34 Hasil Penilaian Ahli terhadap Aspek Tema Permainan
Tradisional...............................................................................
152
Tabel 4.35 Hasil Penilaian Ahli Tema Permainan Tradisional terhadap
Aspek Tema Permainan Tradisional........................................
153
Tabel 4.36 Perbandingan Desain dan Hasil Perbaikan Buku Pengayaan
Menyusun Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional
untuk Peserta Didik Kelas VII SMP.........................................
160
xvii
xvi
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Desain Sampul Buku Pengayaan........................................ 136
Gambar 4.2 Materi Bab I (Struktur Teks Deskripsi).............................. 137
Gambar 4.3 Materi Bab II (Pembukaan pada Materi Bab II)................. 138
Gambar 4.4 Contoh Teks Deskripsi....................................................... 139
Gambar 4.5 Materi Pelengkap................................................................ 139
Gambar 4.6 Perbaikan Sampul Bagian Depan dan Belakang................ 155
Gambar 4.7 Perbaikan Judul.................................................................. 155
Gambar 4.8 Perbaikan Materi Awal Teks Deskripsi............................. 156
Gambar 4.9 Perbaikan Kotak Pengetahuan........................................... 157
Gambar 4.10 Perbaikan Ilustrasi............................................................. 157
Gambar 4.11 Perbaikan Identitas Penulis................................................. 158
xviii
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Hasil Analisis Kebutuhan Pendidik dan Peserta
Didik......................................................................................
172
Lampiran 2 Deskripsi Penilaian Bahan Ajar............................................ 190
Lampiran 3 Lembar Angket Uji Validasi Dosen Ahli dan Pendidik........ 192
Lampiran 4 Surat Penetapan Dosen Pembimbing.................................... 243
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian.................................................. 244
Lampiran 6 Surat Keterangan Lulus UKDBI........................................... 247
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menekankan pada pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan peserta
didik sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Pengetahuan diperoleh dari
buku mata pelajaran yang telah ditentukan oleh pemerintah yang berisi tentang
materi-materi yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Selain buku-buku mata
pelajaran yang telah ditentukan oleh pemerintah, peserta didik juga membutuhkan
buku pendamping atau buku pengayaan untuk memperkaya pengetahuan peserta
didik. Buku pengayaan juga dapat membantu peserta didik dalam memahami
materi pelajaran.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
2 Tahun 2008, terdapat empat jenis buku pendidikan yaitu: (1) buku teks
pelajaran, (2) buku panduan pendidik, (3) buku pengayaan, dan (4) buku referensi.
Untuk memudahkan dalam memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-
buku pendidikan, maka dilakukan pengelompokan berdasarkan ruang lingkup
kewenangan dalam pengendalian kualitasnya. Berdasarkan ruang lingkup
kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, terdapat dua jenis buku pendidikan
yaitu: (1) buku teks pelajaran, dan (2) buku nonteks pelajaran. Buku pengayaan
merupakan buku nonteks yang di dalamnya terdapat materi pembelajaran yang
lebih mendalam. Buku pengayaan sebagai buku pelengkap bagi peserta didik dan
2
juga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi tertentu yang
disajikan dalam buku pengayaan.
Teks Deskripsi merupakan teks yang terdapat pada kurikulum 2013
yang tergolong jenis teks baru. Teks deskripsi adalah paragraf yang melukiskan
atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf deskripsi ini untuk
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan
ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami apa yang dideskripsikan.
Dengan mempelajari teks deskripsi dapat mengasah kemampuan peserta didik
dalam mendeskripsikan atau menceritakan yang ada pada lingkungan tempat
tinggal. Sehingga peserta didik menjadi lebih peduli terhadap apa yang terjadi
pada lingkungan sekitar.
Dalam penelitian ini dikembangkan buku pengayaan menyusun teks
deskripsi yang bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP.
Pengembangan materi teks deskripsi dengan tema permainan tradisional sangat
perlu karena dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan peserta didik
mengenai materi teks deskripsi melalui sudut pandang yang sederhana atau yang
ada pada lingkungan sehari-hari. Adanya pengembangan buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional ini, peserta didik dapat
memahami teks deskripsi melalui permainan tradisional sekaligus mengenal dan
melestarikan kembali permainan tradisional yang semakin menghilang karena
tergeser dengan adanya permainan digital dengan menggunakan gadget.
3
Berikut ini alasan pentingnya pengembangan buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik SMP:
1) bahan ajar dan referensi tentang teks deskripsi belum banyak tersedia. Bahan
ajar, referensi, dan materi yang tersedia masih terbatas dalam buku teks pelajaran
sehingga masih perlu untuk ditambah, 2) belum ada buku pengayaan teks
deskripsi yang secara spesifik memiliki tema permainan tradisional. Menurut
Yusuf dan Sugandhi (2013:12)peserta didik SMP kelas VII memasuki periode
remaja dalam masa perkembangan. Periode remaja adalah masa transisi antar
masa anak dengan masa dewasa, terentang usia sekitar 12/13 tahun sampai usia
19/20 tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan
sosioemosional. Yusuf dan Sugandhi juga mengatakan bahwa salah satu tugas
pada periode remaja yaitu mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.
Hubungan dengan teman sebaya dapat dicapai dengan adanya interaksi sosial
yang dilakukan oleh peserta didik dengan melalui permainan tradisional. Selain
itu juga dapat mencapai kematangan perkembangan emosional dalam
bersosialisasi, karena dalam memainkan permainan tradisional terdapat nilai sikap
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti sikap percaya diri,
kejujuran, dan sikap bertanggung jawab.Tema permainan tradisional sangat
penting karena pada zaman sekarang tidak banyak peserta didik yang mengetahui
jenis-jenis permainan tradisional dari daerahnya masing-masing. Peserta didik
pada zaman sekarang lebih disibukkan pada perkembangan teknologi yaitu
permianan digital yang berbasis online/ofline. Permainan tradisional termasuk
4
dalam warisan budaya lokal yang ada di Indonesia, maka dibutuhkan pengetahuan
mengenai jenis-jenis permainan tradisional untuk melestarikannya.
Permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya lokal
bangsa indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan karena keberadaanya
saat ini sudah mulai tergeser posisinya oleh kemajuan teknologi moderen.
Perkembangan teknologi moderen memunculkan adanya permainan-permainan
berbasis online/offline yang dalam penggunaannya hanya cukup dengan
menggunakan alat elektronik, dan penggunanya tidak banyak melakukan gerakan
tubuh dan cenderung pasif, dengan kata lain hanya duduk dan memainkan
permainan tersebut. Hal ini dapat membuat anak-anak menjadi pasif, jiwa sosial
yang kurang berkembang karena terlalu sibuk dengan permainan online/offline
tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan tema permaian
tradisional dalam pengembangan buku pengayaan yang akan dibuat berdasarkan
fenomena tersebut. Sehingga anak-anak termasuk peserta didik kelas VII SMP
yang masih mengalami masa perpindahan dari Sekolah Dasar menuju Sekolah
Menengah Pertama, perlu dikenalkan kembali mengenai permainan tradisional
agar permainan tradisional terus berkembang dan tidak menghilang karena adanya
perkembangan teknologi yang semakin maju. Dengan adanya pengembangan
buku pengayaan dengan tema permainan tradisional ini peserta didik kelas VII
SMP dapat memahami teks deskripsi sekaligus melestarikan permainan
tradisional.
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan tersebut, maka perlu
untuk dilakukan pengembangan buku pengayaan teks deskripsi bertema
5
permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP/Mts. Melalui
pengembangan buku pengayaan ini diharapkan dapat membantu peserta didik dan
pendidik dalam pembelajaran menyusun teks deskripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam pembelajaran menyusun teks deskripsi dibutuhkan bahan ajar
yang sesuai dengan kurikulum. Bahan ajar merupakan materi yang diberikan
kepada peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar yang berupa
buku pengayaan digunakan sebagai pendamping buku pelajaran yang berfungsi
untuk menambah wawasan, melestarikan permainan tradisional, dan
mengembangkan keterampilan peserta didik.
Buku pengayaan yang digunakan sebagai bahan ajar harus disusun
dengan menarik dan bervariasi untuk menimbulkan minat dan motivasi peserta
didik dalam belajar menyusun teks deskripsi. Buku pengayaan menyusun teks
deskripsi yang dikembangkan ini memiliki tema permainan tradisional. Tema
permainan tradisional ini menjadi nilai tambah yang diharapkan dapat
menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari teks deskripsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional, karena buku referensi
mengenai teks deskripsi yang khusus membahas permainan tradisional sangat
terbatas. Dengan tema permainan tradisional diharapkan peserta didik akan
mengetahui lebih banyak dan melestarikan jenis-jenis permainan tradisional
6
dalam kebudayaan bangsa Indonesia, serta lebih peka dan peduli terhadap
perkembangan permainan tradisional pada era teknologi saat ini.
Melalui penelitian ini telah dikaji lebih mendalam. Penelitian diawali
dengan analisis kebutuhan peserta didik dan pendidik mengenai buku pengayaan
menyusun teks deskripsi dan persepsi peserta didik dan pendidik mengenai tema
permainan tradisional untuk mengembangkan buku pengayaan menyusun teks
deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik SMP.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan,
diperlukan pembatasan masalah sebagai bahan dalam penelitian. Pembatasan
masalah ini bertujuan untuk membuat produk yang dikembangkan menjadi lebih
spesifik. Produk tersebut adalah buku pengayaan menyusun teks deskripsi
bertema permainan tradisional bagi peserta didik SMP kelas VII. Buku pengayaan
ini berisi keterampilan menyusun teks deskripsi yang diintegrasikan dengan tema
permainan tradisional.
Konsep buku pengayaan yang akan dikembangkan ini berisi tentang
keterampilan menyusun teks deskripsi, dan contoh-contoh teks deskripsi yang
bertema permainan tradisional khususnya daerah Jawa Tengah sehingga dapat
dijadikan alternatif buku pengayaan pembelajaran menyusun teks deskripsi yang
bukan hanya menunjang peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
ditentukan tetapi juga menambah wawasan, mengenal lebih banyak, dan
melestarikan permainan tradisional.
7
1.4 Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada masalah pengembangan materi penunjang
dan sebagai upaya menangani kurangnya variasi dalam contoh teks deskripsi
dalam pembelajaran menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisinal untuk
peserta didik SMP Kelas VII. Uraian permasalahan tersebut dirinci sebagai
berikut.
1) Bagaimanakah kebutuhanuntuk pengembangan buku pengayaan menyusun
teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII
SMP?
2) Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan buku pengayaan menyusun
teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII
SMP?
3) Bagaimanakah desain buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP yang sesuai dengan
persepsi peserta didik dan pendidik?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai melalui
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Memaparkan kebutuhan buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional untuk peserta didikkelas VII SMP.
2) Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan buku pengayaan deskripsi
bertema permainan tradisional.
8
3) Menyusun desain buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP yang sesuai dengan
persepsi peserta didik dan pendidik.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian mengenai
pengembangan buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema permainan
tradisional untuk peserta didik SMP kelas VII.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pendidik,
peserta didik, sekolah, dan peneliti. Bagi pendidik, hasil penelitian ini bermanfaat
mendorong minat dan motivasi untuk selalu memberikan inovasi dan variasi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu hasil penelitian tersebut dapat
menjadi sumber bahan ajar yang memudahkan pendidik dalam menyampaikan
materi pembelajaran menyusun teks deskripsi dengan mengaitkan permainan
tradisional.
Adapun manfaat bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu
mengembangkan keterampilan menyusun teks deskripsi dan menambah wawasan,
mengetahui lebih banyak pengetahuan mengenai permainan tradisional. Dapat
juga untuk melestarikan permainan tradisional yang termasuk kebudayaan bangsa
9
Indonesia. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah, yakni dapat dijadikan acuan
dalam usaha meningkatkan kualitas pendidik, peserta didik, dan sekolah. Selain
itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di bidang bahasa
Indonesia yang ingin mengadakan penelitian lanjutan mengenai teks deskripsi
yang bertema permainan tradisional.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah
dilakukan. Penelitian yang digunakan sebagai kajian pustaka yaitu artikel
penelitian dan skripsi. Penelitian tersebut yaitu Maroko (2010), Urrutia (2011),
Rifka (2013), Siti (2014), Pranoto dkk (2014), Istiqomah (2015) dan Yulita
(2015).
Maroko (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “The Authentic
Materials Approach in the Teaching of Functional Writing in the Classroom”
pada tahun 2010 memiliki tujuan untuk mengeksplorasi bahan ajar otentik dan
menunjukkan bagaimana bahan ajar tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis fungsional didalam kelas. Selain itu, pertama mendefinisikan dan
mengklasifikasikan bahan ajar otentik dan menjelaskan bagaimana bahan ajar
berfungsi untuk kelas menulis fungsional. Kedua, menjelaskan kegiatan analisis
dan evaluasi materi bahan ajar otentik sebagai sarana yang dapat digunakan untuk
belajar peserta didik yang sebelumnya membaca dan mendiskusikan kemudian
dapat menulis teks yang efektif. Akhirnya artikel mengusulkan metodologi
pengajaran dan pembelajaran berbasis teks otentik yang dapat digunakan dalam
akuisisi keterampilan menulis fungsional di dalam kelas.
Penelitian yang dilakukan oleh Marokomemiliki persamaan yaitu sama-
sama mengembangkan materi untuk pembelajaran bahasa yang berfokus pada
10
11
keterampilan menulis. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Maroko
bahan ajar yang dikembangkan langsung digunakan dalam kelas fungsional.
Sedangkan penelitian yang dilakukan adalah bahan ajar yang digunakan sebagai
pelengkap atau sebagai buku pendamping dalam pembelajaran teks deskripsi.
Urrutia dan Gutierrez (2011) dalam penelitiannya yang berjudul
“Adolescents’ Awareness of Environmental Care: Experiences when Writing
Short Descriptive Texts in English”melakukan inovasi dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap perawatan dan
pelestarian lingkungan melalui penyusunan teks deskriptif singkat. Dalam proses
penelitian Urrutia menggunakan empat tahapan yaitu: motivasi pengetahuan
kosakata, produksi kalimat dan paragraf, konstruksi teks deskriptif singkat dengan
bantuan pertanyaan pengantar dan mempublikasikan hasil pada mading sekolah.
Persamaan penelitian Urrutiadan Gutierrezdengan penelitian ini adalah
sama-sama mengenai pembelajaran menyusun teks deskripsi. Perbedaannya yaitu
Urrutia dan Gutierrez memiliki tujuan untuk meningkatkan kepekaan peserta
didik terhadap lingkungan melalui teks deskripsi, sedangkan penelitian yang
dilakukan adalah mengembangkan buku pengayaan sebagai buku pendamping
dalam pembelajaran teks deskripsi.
Siti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menyusun Teks Deskripsi Secara Tertulis Menggunakan
Pendekatan Saintifik Melalui Metode Mind Map(Peta Pikiran) dengan Media Foto
pada Peserta didik Kelas VII-C SMP N I Gabus Kabupaten Pati”. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan minat peserta didik kelas VII-C SMP N 1 Gabus
12
Kabupaten Pati dalam menyusun teks deskripsi dengan menggunakan pendekatan
saintifik dan metode Mind Map (Peta Pikiran) juga dengan menggunakan media
foto. Dalam melakukan penelitian ini melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus
II. Hasil dari siklus I ke siklus II peserta didik mengalami peningkatan minat
menyusun teks deskripsi sebesar 13.407%.
Persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan Siti
adalah sama-sama mengenai pembelajaran menyusun teks deskripsi.
Perbedaanya yaitu Sitimengamati peningkatan minat menyusun teks deskripsi dan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengembangkan buku pengayaan
sebagai buku pendamping dalam pembelajaran teks deskripsi.
Rifka (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Buku
Pengayaan Menemukan Gagasan Utama Wacana Berbasis Kearifan Lokal dengan
Pendekatan Kontekstual untuk Peserta didik Kelas 7 SMP”, memperoleh
simpulan: (1) buku pendamping yang beredar belum memadahi, (2) peserta didik
dan pendidik membutuhkan buku pengayaan menemukan gagasan utama wacana
berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual, (3) pendidik dan ahli
memberkan penilaian terhadap prototipe buku pengayaan dengan kategori sangat
baik, (4) perbaikan yang dilakukan adalah keefektifan penulisan cara menemukan
gagasan utama, pemilihan kata sesuai tingkat pemahaman peserta didik dan
tingkat keterbacaan peserta didik, dan warna sampul serta pemilihan tata letak
gambar, dan (5) peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap buku
pengayaan yang dihasilkan.
13
Penelitian yang dilakukan Rifka dengan penelitian inimemiliki
Persamaan. Persamaannya adalah sama-sama mengembangkan buku pengayaan
untuk peserta didik kelas VII SMP sebagai buku pelengkap dalam mempelajari
satu pokok bahasan untuk mengatasi keterbatasan buku pendamping yang ada di
sekolah. Perbedaan dari penelitian ini terdapat pada kompetensi dan muatan yang
dikembangkan. Rifka mengembangkan buku pengayaan menemukan gagasan
utama wacana berbasis kearifan lokal dengan pendekatan kontekstual. Sedangkan
penelitian tersebut adalah buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional.
Pranoto dan Hong (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Young
Children Character Development through Javanese Traditional Game” bertujuan
untuk mengembangkan model konseptual yang inovatif untuk program
pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan karakter anak usia dini melalui
permainan tradisional Jawa. Penelitian ini menggunakan penelitian dan
pengembangan pendekatan. Dua kategori subjek yang digunakan untuk penelitian
ini; subyek langsung, terdiri dari 2-4 usia; dan mata pelajaran tidak langsung yang
terdiri dari pendidik dan bahan. Mata pelajaran ini diambil dengan cara purposive
sampling random. Data yang dibutuhkan dikumpulkan dengan cara wawancara
dan membaca literatur. Analisis menunjukkan bahwa subjek, baik dari peserta
didik dan pendidik sangat antusias bermain permainan-permainan tradisional.
Permainan tradisional memiliki aturan sederhana, mudah diterapkan terutama bagi
balita. Selain itu, permainan tradisional memiliki nilai moral untuk membangun
karakter balita.
14
Persamaan dari penelitian yang dilakukan Pranoto dan Hong dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan permainan tradisional sebagai
sarana dalam melakukan penelitian pengembangan. Perbedaannya adalah Pranoto
dan Hong melakukan penelitian pengembangan karakter anak dengan melalui
permainan tradisional. Jika dalam penelitian ini mengembangkan buku pengayaan
sebagai buku pendamping dalam pembelajaran materi teks deskripsi.
Istiqomah (2015) melakukan penelitian skripsinya dengan judul
“Pengembangan Buku Pengayaan Menyusun Teks Eksplanasi Bermuatan
Kearifan Lokal untuk Peserta didik Sekolah Menengah Pertama”. Hasil penelitian
Istiqomah diperoleh (1) buku pengayaan menyusun teks eksplanasi dibutuhkan
peserta didik SMP dalam memenuhi kebutuhan materi dalam menyusun teks
eksplanasi, (2) buku pengayaan menyusun teks eksplanasi bermuatan kearifan
lokal untuk peserta didik SMP memperoleh nilai rata-rata sebesar 84.76.
Persamaan dari penelitian Istiqomah (2015) dengan penelitian ini
adalah mengembangkan buku pengayaan sebagai buku pelengkap dalam
pembelajaran menyusun sebuah teks untuk mengatasi permasalahan keterbatasan
bahan ajar. Perbedaannya yaitu terdapat dalam muatan buku pengayaan yang akan
dikembangkan. Istiqomah mengembangkan buku pengayaan menyusun teks
eksplanasi bermuatan kearifan lokal, sedangkan penelitian yang dikembangkan
adalah pengembangan buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional.
Yulita (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Penerapan Strategi Raft (Role-
15
Audience-Format-Topic) pada Peserta didik Kelas X SMAN 1 Kretek”. Hasil
penelitian yang telah dilakukan Yulita menunjukkan bahwa penerapan strategi
RAFT dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi pada peserta
didikkelas X-3 SMAN 1 Kretek baik dari segi proses maupun produk.
Peningkatan proses dapat dilihat pada aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan peserta didik dalam
memperhatikan pembelajaran, keantusiasan, keaktifan, dan suasana pembelajaran
di kelas lebih kondusif. Peningkatan kualitas proses berdampak positif pada
peningkatan kualitas produk. Hal tersebut terlihat pada hasil tes menulis teks
deskripsi dari tahap pratindakan hingga siklus II mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata kelas juga meningkat, yaitu pratindakan 65.05, siklus I 70.17, dan siklus
II 75.23.
Persamaan penelitian yang dilakukan Yulita dengan penelitian ini
adalah sama-sama mengembangkan keterampilan dan menggunakan teks yang
sama yaitu menulis teks deskripsi. Perbedaannya yaitu terdapat pada jenis
penelitian yang dilakukan. Yulita melakukan penelitian tindakan kelas, sedangkan
dalam penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian research and
development (RnD).
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan, dapat diketahui
bahwa penelitian tentang pengembangan buku pengayaan menyusun teks
deskripsi bertema permainan tradisional sangatlah jarang dilakukan. Penelitian
buku pengembangan buku pengayaan yang dilakukan termasuk pada jenis buku
pengayaan keterampilan. Buku pengayaan ini memiliki tujuan 1) mengasah
16
keterampilan menyusun teks deskripsi peserta didik melalui permainan tradisional
yang dapat dijumpai di lingkungan sekitar, 2) memperkaya pengetahuan dan
pemahaman materi teks deskripsi. Penelitian ini dimaksudkan sebagai pelengkap
penelitian sebelumnya. Selain itu, penelitian ini memiliki karakteristik pada tema
yang digunakan yaitu tema permainan tradisional. Tema permainan tradisional
masih jarang digunakan sebagai tema dalam pengembangan buku pengayaan.
Pada penelitian tersebut sebagian besar menggunakan model pembelajaran dalam
melakukan penelitian teks deskripsi. Oleh karena itu, penelitian yang hendak
dilakukan diharapkan mampu menjadi inovasi pengembangan buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk tetap melestarikan
kebudayaan lokal Indonesia.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis akan membahas mengenai teori-teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Teori tersebut yaitu teori tentang buku pengayaan, teori
tentang menyusun teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teori teks deskripsi,
dan teori permainan tradisional.
2.2.1 Buku Pengayaan
Subbab teori tentang buku pengayaan menjabarkan tentang pengertian
buku pengayaan, langkah-langkah menulis buku pengayaan, fungsi buku
pengayaan, dan prinsip buku pengayaan.
17
2.2.1.1 Pengertian Buku Pengayaan
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor
2 Tahun 2008, terdapat empat jenis buku pendidikan yaitu: buku teks pelajaran,
buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi. Klasifikasi ini
diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008
pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa “Selain buku teks pelajaran, pendidik dapat
menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam
proses pembelajaran”. Berdasarkan ketentuan tersebut maka terdapat empat jenis
buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu: (1) buku teks pelajaran, (2)
buku panduan pendidik, (3) buku pengayaan, dan (4) buku referensi. Untuk
memudahkan dalam memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku
pendidikan, dilakukan dua pengelompokan buku pendidikan yang ditentukan
berdasarkan ruang lingkup kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu (1)
buku teks pelajaran dan (2) buku nonteks pelajaran.
Menurut Sitepu (2014:16-17) Buku pengayaan adalah buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah,
dan perpendidikan tinggi. Buku pengayaan berisi informasi yang melengkapi
buku pelajaran pokok. Pengayaan yang dimaksud adalah memberikan informasi
tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas dan
lebih dalam. Buku pengayaan berguna bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan memahami pokok bahasan tertentu dalam buku pelajaran pokok.
Buku pengayaan merupakan buku yang berisi pengetahuan mengenai
kompetensi tertentu yang berfungsi sebagai pelengkap materi pelajaran yang
18
terdapat dalam buku teks pelajaran. Buku pengayaan termasuk dalam jenis buku
nonteks pelajaran. Selain buku pengayaan terdapat buku referensi dan buku
panduan pendidik yang tergolong dalam jenis buku nonteks pelajaran (Pusat
Perbukuan Depdiknas, 2008:1)
Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku
bacaan atau buku kepustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya
wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku pengayaan diartikan
sebagai buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik,
pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya (Pusat Perbukuan
Depdiknas 2008:8).
Buku pengayaan memiliki sifat penyajian yang khas, berbeda dengan
buku teks pelajaran. Buku pengayaan dapat disajikan secara bervariasi, baik
dengan menggunakan variasi gambar, ilustrasi, atau variasi alur wacana. Buku
pengayaan bersifat mengembangkan dan meluaskan kompetensi peserta didik baik
dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian. Adapun
karakteristik buku pengayaan adalah (1) Materi dapat bersifat kenyataan atau
rekaan; (2) Pengembangan materi tidak terkait langsung dengan kurikulum atau
kerangka dasarnya; (3) Materi disajikan secara popular atau teknik lain yang
inovatif; (4) Penyajian materi dapat berbentuk deskripsi, eksposisi, argumentasi,
narasi, puisi, dialog, dan/atau menggunakan penyajian gambar; (5) Penggunaan
media bahasa atau gambar dilakukan secara inovatif dan kreatif. Buku pengayaan
19
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu buku pengayaan pengetahuan, buku
pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian.
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang diperuntukkan
bagi pelajar untuk memperkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik
pengetahuan lahiriah maupun pengetahuan bathiniyah. Buku jenis ini merupakan
buku-buku yang diperlukan pelajar atau pembaca pada umumnya agar dapat
membantu peningkatan kompetensi kognitifnya. Buku pengayaan pengetahuan
merupakan buku yang dapat mengembangkan pengetahuan (knowledge
development) pembaca, bukan sekadar science (baik untuk pengetahuan alam
maupun sosial) yang merupakan bidang kajian. Buku pengayaan pengetahuan
berfungsi untuk memperkaya wawasan, pemahaman, dan penalaran pembaca
(Pusat Perbukuan Depdiknas: 2008:9).
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang
dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para pembaca dalam
rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri. Dalam buku pengayaan
tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan dan
memperkaya dalam kemampuan menghitung, memberi nama, menghubungkan,
dan mengomunikasikan kepada orang lain sehingga mendorong untuk berkarya
dan bekerja secara praktis (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008:10).
Buku pengayaan kepribadian merupakan buku yang dapat
meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca. Dari
perspektif buku pendidikan, buku pengayaan kepribadian diharapkan dapat
20
mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara umum (Pusat Perbukuan
Depdiknas, 2008:12).
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku
pengayaan termasuk buku nonteks yang berfungsi sebagai buku pelengkap atau
pendukung dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat membantu peserta didik
dalam memahami suatu materi pelajaran.
2.2.1.2 Langkah-Langkah Menulis Buku Pengayaan
Menurut Pusat Perbukuan Depdiknas (2008: 48-52), untuk dapat
menghasilkan buku pengayaan yang baik dan berkualitas maka penulis buku
pengayaan harus melaksanakan empat tahapan penulisan yaitu: (1) menyiapkan
konsep dasar tulisan, (2) memperhatikan proses kreatif, (3) menetapkan aspek
yang akan dikembangkan, dan (4) menyesuaikan dengan kemampuan berpikir
pembaca.
Menyiapkan konsep dasar tulisan adalah langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menulis buku pengayaan. Konsep dasar yang disiapkan berkaitan
dengan jenis tulisan yang akan disusun, misalnya pengayaan pengetahuan,
keterampilan, kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau buku panduan
pendidik. Dengan menggunakan bahan tulisan tertentu, misalnya nasionalisme,
bencana alam, cinta lingkungan, penulis buku nonteks dapat menetapkan konsep
dasar tulisan.
Kegiatan menulis merupakan proses kreatif. Maka dalam penulisan
buku nonteks proses kreatif perlu untuk diperhatikan. Kreativitas menjadi modal
21
dasar bagi penulis dalam mengembangkan gagasan yang menarik, orisinal, dan
kreatif menjadi sebuah tulisan buku nonteks. Dalam menulis buku nonteks
terbangun suatu aktivitas mental mulai dari merencanakan tulisan untuk menjadi
sebuah buku, tahap pengolahan informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan,
dan tahap memverifikasi gagasan yang dihubungkan dengan realitas.
Penetapan aspek pengembangan perlu untuk dilakukan dalam penulisan
buku nonteks. Penulis buku nonteks hendaknya memahami aspek yang akan
dikembangkan dalam buku sehingga terdapat suatu kerangka berpikir yang jelas
dan dapat diikuti alurnya oleh pembaca. Penulis buku nonteks harus merancang
terlebih dahulu aspek dari domain tersebut yang perlu untuk dikembangkan, baik
untuk peserta didik maupun bagi pendidik dalam melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran.
Dalam menyusun buku nonteks pelajaran seharusnya materi
disesuaikan dengan perkembangan kognitif pembaca. Sebelum menyusun materi
yang dikembangkan selayaknya seorang penulis memahami dan mengenal
kemampuan berpikir dan karakteristik calon pembaca. Penulis buku nonteks harus
mengenal dunia pembacanya, mengenal lingkungannya, dan mengenal
perkembangan budaya pada saat itu. Dengan pemahaman ini maka para penulis
buku nonteks dapat menyesuaikan diri dengan calon pembaca agar buku nonteks
yang ditulis mudah dipahami.
22
2.2.1.3 Fungsi Buku Pengayaan
Menurut Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5),
sesuai dengan pengertian buku pengayaan, maka dapat dirumuskan fungsi dari
buku pengayaan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai bahan rujukan atau panduan atau panduan dalam kegiatan pendidikan
dan pembelajaran
2) Untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembaca.
3) Dapat menjadi rujukan dan acuan bagi pembaca (termasuk peserta didik) dalam
mendapatkan jawaban atau kejelasan tentang sesuatu hal secara rinci dan
komprehensif yang dapat dicari dengan cepat.
4) Dapat menjadi pemandu dan tuntunan yang dapat digunakan oleh pendidik atau
pihak lain yang berkepentingan dalam melaksanakan pendidikan dan proses
pembelajaran serta kegiatan pendukung lainnya.
2.2.1.4 Prinsip Pengembangan Buku Pengayaan
Dalam mengembangkan buku perlu adanya prinsip buku yang menjadi
sebuah dasar dari buku pengembangan yang dikembangkan. Prinsip
pengembangan buku pengayaan berdasarkan Pedoman Pemilihan dan Penyusunan
Buku pengayaan (Depdiknas 2006:6) yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
(1) Prinsip relevansi yaitu materi pembelajaran yang relevan atau memiliki
keterkaitan atau hubungan dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
23
(2) Prinsip konsistensi yaitu materi ajar yang konsisten atau ajeg. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik empat macam, maka
buku pengayaan yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah
pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
(3) Prinsip kecukupan yaitu materi yang diajarkan cukup memadai dalam
membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak terlalu sedikit, atau terlalu banyak. Jika terlalu sedikit kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
mempelajarinya.
2.2.2 Menyusun Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Subbab teori tentang buku menyusun teks dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia menjabarkan tentang pengertian menyusun dan hakikat menulis.
2.2.2.1 Pengertian Menyusun
Pada Kurikulum 2013, kompetensi inti untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia terdiri atas empat kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Kompetensi 1 dan 2 berhubungan dengan sikap spiritual dan sosial, sedangkan
kompetensi inti 3 dan 4 berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
24
berkaitan dengan teks, karena mata pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum
2013 adalah pembelajaran berbasis teks.
Salah satu kompetensi dasar dalam kompetensi inti yang berhubungan
dengan ranah keterampilan (psikomotor) adalah keterampilan menyusun teks yang
terdapat dalam kompetensi dasar 4.2. Kompetensi dasar tersebut berisi,
“menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang dibuat baik secra lisan
maupun tulisan”. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, keterampilan menyusun
teks dibagi menjadi 2, yaitu keterampilan menyusun teks secara lisan (berbicara)
dan keterampilan menyusun teks secara tertulis (menulis).
Menurut Mahsun (2014:124) menyusun teks merupakan suatu kegiatan
yang kompleks yang membutuhkan aktivitas yang teratur (sistematis), terkontrol,
empirik, dan kritis. Dengan kata lain, penyusunan teks meliputi kegiatan
mengumpulkan data, analisis data, dan sampai pada penyajian hasil analisis yang
berupa teks.
Pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan teks
berdasarkan pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam cara salah satunya jika tujuan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan ilmiah itu menghasilkan teks deskripsi, maka metode yang
pengamatan yang digunakan dalam mengumpulkan data. Pendidik juga dapat
melakukan penguatan kemampuan membaca dan menulis peserta didik melalui
modofikasi jenis teks.
25
Definisi tersebut memiliki makna bahwa menyusun teks merupakan
suatu kegiatan yang relevan dengan kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan ilmiah (saintifik). Kegiatan tersebut harus dilalui secara sistematis,
terkontrol, empirik, dan kritis yaitu kegiatan mengumpulkan data, analisis data,
sampai pada penyajian hasil analisis. Perbedaan wujud data bergantung pada
fungsi atau tujuan sosial dari masing-masing teks.
2.2.2.2 Hakikat Menulis
Subbab teori tentang hakikat menulis menjabarkan tentang pengertian
menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis.
2.2.2.2.1 Pengertian Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan dalam
kurikulum 2013 yang disebut dengan istilah keterampilan menyusun teks secara
tertulis. keterampilan menulis merupakan salah satu komponen dalam
keterampilan bahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keempat komponen tersebut saling mendukungdan saling
berkaitan. Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif.
26
Menurut Dalman (2015:4) menulis adalah proses penyampaian pikiran,
angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna.
Pendapat lain tentang menulis juga diungkapkan oleh Zainurrahman
(2013:2), menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
mendasar (berbicara, mendengar, menulis, dan membaca).
Selain itu menurut Subyantoro (2009:223), menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak
langsung dan membutuhkan proses kematangan belajar dan berlatih.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif dan reseptif
serta kegiatan menulis membutuhkan kreativitas dalam memanfaatkan grafologi,
kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf dengan menggunakan
karangan narasi yang dilengkapi dengan memlalui media agar terlihat oleh
pendidik.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa menulis termasuk dalam keterampilan berbahasa yang sangat
mendasar yang digunakan untuk mengungkapkan atau mengemukakan baik ide,
gagasan, maupun pendapat sebagai masalah satu media komunikasi secara tidak
langsung.
2.2.2.2.2 Tujuan Menulis
Menurut Dalman (2015:13) ditinjau dari sudut kepentingan pengarang,
menulis memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.
27
1) Tujuan Penugasan
Menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh pendidik atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa
makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
2) Tujuan Estetis
Menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk menciptakan sebuah
keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel. Kemampuan
menulis dalam mempermainkan kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang
memiliki tujuan estetis.
3) Tujuan Penerangan
Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi informasi
kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan pembaca politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial,
maupun budaya.
4) Tujuan Pernyataan Diri
Menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang telah
diperbuat. Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat pernyataan.
5) Tujuan Kreatif
Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses kreatif, terutama
dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa.
28
6) Tujuan Konsumtif
Menulis dengan tujuan konsumtif lebih mementingkan kepuasan pada
diri pembaca. Penulis lebih berorientasi pada bisnis. Bentuk tulisan ini salah
satunya adalah kumpulan novel-novel populer.
Hugo Hartig (dalam Tarigan 1982: 24-25) merangkumkan tujuan
penulisan suatu tulisan sebagai berikut:
1) Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para peserta didik yang diberi tugas merangkum buku; sekertaris
yang ditugaskan membuat laporan, notulen rapat).
2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca
lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak
akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar
maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah
“lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu
tulisan.
3) Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
29
4) Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
5) Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri yang bertujuan
kepada para pembaca.
6) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan
kreatif” di sini melebihi pernyataan dori, dan melibatkan dirinya dengan
keninginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7) Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Dalam sebuah tulisan penulis juga ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, dan meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti
oleh para pembaca (Hipple, 1973: 309-311).
2.2.2.2.3 Manfaat Menulis
Kegiatan Menulis memiliki banyak manfaat. Dalman (2015:6)
mengatakan bahwa menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam
kehidupan ini, diantaranya adalah:
1) Peningkatan kecerdasan
30
2) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas
3) Penumbuhan keberanian
4) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Akhadiah, dkk. (1997:1-2) kegiatan menulis memiliki delapan
manfaat: (1) penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan
menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu
topik; (2) penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Penulis
akan bernalar dan membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan
berbagai gagasannya; (3) kegiatan menulis dapat memerluas wawasan penulisan
secara teoretis mengenai fakta-fakta yang berhubungan; (4) penulis dapat terlatih
dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapnya secara
tersurat; (5) penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara
lebih objektif; (6) dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah
memecahkan permasalahan; (7) dengan menulis penulis terdorong untuk terus
belajar secara aktif; (8) dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan
penulis berpikir serta berbahasa secara terbit dan teratur.
Graves (dalam Akhadiah dkk. 1997:1-2) merinci manfaat menulis
sebagai berikut.
1) Menulis menyumbang kecardasan.
2) Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas.
3) Menulis menumbuhkan keberanian.
4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
31
2.2.2.2.4 Langkah-Langkah Menulis
Menurut Dalman (2015:15-20) langkah-langkah menulis secara garis
besar ditempuh dalam tiga tahap yaitu:
1) Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan atau penulisan adalah ketika pembelajar menyipkan
diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menarik tafsiran dan infersi terhadap realitas yang
dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya
masukan kognitifnya yang akan diproses selanjutnya.
Seorang penulis dalam membuat sebuah karya tulis membutuhkan
bahan atau data untuk mendukung ide-idenya. Penulis yang mempunyai wawasan
yang luas tentunya tidak hanya mencari data dari satu sumber saja, melainkan dari
berbagai macam sumber untuk dijadikan bahan penulisan.
Dalam tahap prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik,
menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi yang
diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka
karangan.
2) Tahap Penulisan
Pada tahap prapenulisan telah ditentukan topik dan tujuan karangan,
mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan,
selanjutnya siap untuk menulis. Mengembangkan butir demi butir ide yang
32
terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi
yang telah dipilih dan dikumpulkan.
Seperti yang telah diketahui, struktur karangan terdiri atas bagian awal,
isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus
menggiring pembaca terhadap pokok tulisan yang dibuat. Isi karangan menyajikan
bahasan topik atau ide utama karangan, hal-hal yang menelaskan atau yang
mendukung ide tersebut, seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan.
Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti dan
penekanan ide-ide penting.
3) Tahap Pascapenulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang
dihasilakn. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan. Penyuntingan
adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan
kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih mengarah pada
pemeriksaan dan perbaikan isi karangan.
Kegiatan penyuntingan dan perbaikan dapat dilakukan dengan cara berikut:
a) Membaca keseluruhan karangan.
b) Memindai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberi catatan bila ada hal-hal
yang harus diganti, ditambahkan, dan disempurnakan.
c) Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
33
2.2.3 Teks Deskripsi
Subbab teori tentang teks deskripsi menjabarkan tentang pengertian
teks deskripsi, struktur teks deskripsi, dan kaidah penulisan teks deskripsi.
2.2.3.1 Pengertian Teks Deskripsi
Dalman (2015:94) teks deskripsi merupakan teks yang menuliskan atau
menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci sehingga pembaca seolah-olah ikut merasakan atau mengalami
langsung apa yang dideskripsikan penulis.
Pendapat lain dikemukakan Endah, dkk. (2013:38), teks deskripsi
adalah teks yang memaparkan suatu objek/hal/keadaan sehingga pembaca seolah-
olah mendengar, melihat, atau merasakan hal yang dipaparkan tersebut.
Berbeda dengan Finoza (dalam Dalman 2008:233-247) berpendapat
teks deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.
Deskripsi ini berasal dari kata “descrebe” yang berarti menulis tentang, atau
membeberkan hal. Dalam bidang karang mengarang, deskripsi dimaksudkan
sebagai suatu teks yang digunakan penulis untuk memindahkan kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para
pembaca.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teks
deskripsi adalah bentuk tulisan yang menjelaskan dengan jelas suatu hal atau
34
objek yang menjadi bahasan penulis hingga pembaca seolah-olah merasakan apa
yang dideskripsikan penulis.
2.2.3.2 Struktur Teks Deskripsi
Kemendikbud (2014:36) menjelaskan struktur teks deskripsi terdiri atas
identifikasi, klasifikasi/definisi, dan deskripsi bagian.
1) Identifikasi
Identifikasi dalam teks deskripsi berkaitan dengan pejelasan secara umum
dari suatu objek yang akan dideskripsikan.
2) Klasifikasi/Definisi
Klasifikasi/Definisi dalam teks deskripsi berkaitan dengan hal-hal yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan objek yang akan dideskripsikan.
3) Deskripsi Bagian
Pemaparan secara terperinci dari bagian yang telah disebutkan atau
dipaparkan. Objek yang menjadi kajian akan dijelaskan secara rinci dan
khusus lagi dari bagian klasifikasi.
Berikut adalah contoh teks deskripsi:
Tari Saman
Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar- Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah). Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian
35
dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Syek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulung teleng dan sunting kepies. Bulung teleng disebut juga tengkuluk, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju pokok, celana, dan kain sarung. Baju pokok disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topeng gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya. Diolah dari sumber Tari Saman (2010), karya Ridhwan Abd. Salam, Tangerang: Wahana Bina Prestasi
Dari contoh teks deskripsi berjudul “Tari Saman” di atas, penjabaran
strukturnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Contoh 1 Teks Deskripsi dengan Penjabaran Struktur Teks
Deskripsi
Struktur Teks Peristiwa
Identifikasi Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar- Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah). Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Klasifikasi/Definisi Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo
36
bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Syek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).
Deskripsi Bagian Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulung teleng dan sunting kepies. Bulung teleng disebut juga tengkuluk, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju pokok, celana, dan kain sarung. Baju pokok disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topeng gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
Dari contoh tersebut dapat dilihat struktur teks dskripsi sangatlah
sederhana yaitu identifikasi, klasifikasi/definisi, dan deskripsi bagian.
Menurut Priyatni (2013:38) struktur yang dimiliki oleh teks deskripsi
adalah sebagai berikut.
37
1) Judul, judul teks deskripsi biasanya singkat, padat, dan langsung merujuk
objek yang hendak dideskripsikan.
2) Kalimat topik, kalimat topik sebagai pembuka wacana. Setiap paragraf dalam
teks deskripsi diawali dengan kalimat topik berupa pernyataan umum yang
mampu menarik minat pembaca untuk membaca deskripsi lengkapnya.
3) Deskripsi, deskripsi rincian lebih lanjut dari kalimat topik.
4) Simpulan, simpulan berisi respon terhadap semua deskripsi yang telah
dipaparkan.
Berbeda dengan Priyatni, Mahsun (2014:29) menyatakan bahwa
struktur teks deskripsi terdiri atas judul, pernyataan umum, dan uraian bagian-
bagian. Berikut contoh teks deskripsi.
1) Judul
Judul dalam teks deskripsi merupakan topik atau objek dari teks yang akan
dideskrpsikan.
2) Pernyataan Umum
Pernyataan umum dalam teks deskripsi merupakan pernyataan pembuka
secara umum yang akan mengantarkan pada objek yang akan dijadikan
pembahasan atau objek yang akan dideskripsikan.
3) Uraian Bagian-bagian
Uraian bagian-bagian dalam teks deskripsi berkaitan dengan penjelasan
uraian dari bagian-bagian objek lebih terperinci yang akan dideskripsikan.
38
Pantai Jumiang Pamekasan Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya untuk dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu ciptaan Tuhan yang bermanfaat bagi manusia adalah pantai. Pantai Jumiang merupakan salah satu pantai yang keberadaannya sangat bermanfaat bagi manusia di sekitarnya. Pantai jumiang merupakan pantai yang ada di Pulau Madura, tepatnya di Desa Tanjung, Kecamatan pademawu, Kabupaten Pamekasan. Pantai ini berjarak sekitar 12 km dari pusat kota Pamekasan. Jalan menuju objek wisata ini kondisinya beraspal cukup baik. Kendaraan yang berlalu lalang tidak banyak, sehingga perjalanan dengan menggunakan mobil dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari kota Pamekasan. Pantai jumiang memiliki pemandangan alam yang tidak jauh berbeda dengan wisata Tanah Lot di bali. Di Pantai Jumiang banyak batu karang yang sangat kokoh walaupun berkali-kali diterjang ombak. Ombak yang menghantam karang-karang tersebut menyuguhkan pemandangan yang sangat indah untuk dilihat. Ombak yang bergulung-gulung berkejaran dari laut lepas. Kalau mulai berjalan dari arah barat, kita akan menjumpai aneka pepohonana yang mengitari Pantai Jumiang, mulai dari pohon mimba, kosambi, malandingan, bahkan semak-semak yang makin menambah uniknya pantai Jumiang. Apabila melihat selatan, kita akan terpesona luas indahnya laut, ombak bergulung-gulung saling berkejaran, serta bebatuan yang membentuk rongga yang eksotik. Lain halnya apabila pandangan kita arahkan ke Utara Pantai Jumiang. Kita akan menyaksikan hamparan sawah, para petani yang mengolah sawah, dan burung-burung berterbangan yang melengkapi pesona pantai Jumiang. Terdapat pemandangan yang cukup mencolok di Pantai Jumiang. Ditengah-tengah Pantai Jumiang terdapat sebuah makam yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Makam tersebut banyak dikunjungi oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu. Pada malam jumat manis makam tersebut lebih ramai daripada hari-hari biasanya. Tabel 2.2Contoh 2 Teks Deskripsi dengan Penjabaran Struktur Teks
Deskripsi
Struktur Teks Teks
Judul Pantai Jumiang Pamekasan Pernyataan Umum Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya
untuk dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu ciptaan Tuhan yang bermanfaat bagi manusia adalah pantai. Pantai Jumiang merupakan salah satu pantai yang keberadaannya sangat bermanfaat bagi manusia di sekitarnya.
Uraian Bagian-bagian Pantai jumiang merupakan pantai yang ada di Pulau Madura, tepatnya di Desa Tanjung, Kecamatan pademawu, Kabupaten Pamekasan.
39
Pantai ini berjarak sekitar 12 km dari pusat kota Pamekasan. Jalan menuju objek wisata ini kondisinya beraspal cukup baik. Kendaraan yang berlalu lalang tidak banyak, sehingga perjalanan dengan menggunakan mobil dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari kota Pamekasan.
Pantai jumiang memiliki pemandangan alam yang tidak jauh berbeda dengan wisata Tanah Lot di bali. Di Pantai Jumiang banyak batu karang yang sangat kokoh walaupun berkali-kali diterjang ombak. Ombak yang menghantam karang-karang tersebut menyuguhkan pemandangan yang sangat indah untuk dilihat. Ombak yang bergulung-gulung berkejaran dari laut lepas. Kalau mulai berjalan dari arah barat, kita akan menjumpai aneka pepohonana yang mengitari Pantai Jumiang, mulai dari pohon mimba, kosambi, malandingan, bahkan semak-semak yang makin menambah uniknya pantai Jumiang. Apabila melihat selatan, kita akan terpesona luas indahnya laut, ombak bergulung-gulung saling berkejaran, serta bebatuan yang membentuk rongga yang eksotik. Lain halnya apabila pandangan kita arahkan ke Utara Pantai Jumiang. Kita akan menyaksikan hamparan sawah, para petani yang mengolah sawah, dan burung-burung berterbangan yang melengkapi pesona pantai Jumiang. Terdapat pemandangan yang cukup mencolok di Pantai Jumiang. Ditengah-tengah Pantai Jumiang terdapat sebuah makam yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Makam tersebut banyak dikunjungi oleh orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu. Pada malam jumat manis makam tersebut lebih ramai daripada hari-hari biasanya.
2.2.3.3 Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi
Menurut Priyatni, dkk. (2013:38) kaidah penulisan teks deskripsi adalah
sebagai berikut:
40
1) Menggunakan kata sifat untuk mendeskripsikan objek
Contoh: tingkahnya sangat lucu
2) Menggunakan kata benda, terkait dengan objek yang dideskripsikan
Contoh: piko, kucingku yang sangat nakal
3) Menggunakan kata kerja aksi
Contoh: kucingku juga suka mengikuti kemanapun aku pergi
Kemendikbud (2014:51) menyebutkan tiga unsur bahasa yang perlu
dipahami dalam teks deskripsi, yaitu rujukan kata, imbuhan kata, dan kelompok
kata. Berikut ini dijelaskan tiga unsur bahasa tersebut.
(1) Rujukan Kata
Rujukan kata adalah kata yang mengacu pada keterangan sebelumnya. kata
yang sering dipakai untuk rujukan adalah ini, itu, di sana, atau di sini.
Misalnya dalam contoh berikut ini.
Tari Kecak merupakan pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan
tahun 1930-an. Tari itu dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk
berbaris melingkar.
Rujukan kata yang terdapat dalam dua kalimat tersebut adalah “itu”. Kata
“itu” pada “tari itu”merujuk pada kata “Tari Kecak”.
(2) Imbuhan Kata
Imbuhan adalah bubuhan yang berupa awalan, sisipan, atau akhiran pada kata
dasar untuk membentuk kata baru. Awalan dapat berupa imbuhan me-, ke-,
ber-, di-, pe-, dan ter-, sisipan dapat berupa –em-, -er-, dan –el-, sedangkan
akhiran dapat berupa –I, -kan, dan –an. Misalnya dalam contoh berikut ini.
41
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk
menyampaikan pesan (dakwah). Tari Saman mengandung pendidikan
keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan
kebersamaan.
Proses Pembentukan Kata Bentukan Kata
meng- + sampai + -kan menyampaikan
awal + nya awalnya
meng- kandung mengandung
pe-didik-an pendidikan
ke-agama-an keagamaan
ke-pahlawan-an kepahlawanan
ke-kompak-an kekompakan
ke-ber-sama-an kebersamaan
(3) Kelompok Kata
Kelompok kata adalah kata kompleks. Kelompok kata meliputi kelompok
nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbial, dan
kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa
kelompok merupakan perluasan dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk
singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila
dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan
konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis
sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih menunjuk
bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi peran
42
tertentu, khususnya peran sintaksis dan semantis. Misalnya dalam contoh
berikut ini.
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh I Wayan Limbak yang
bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies. Pada awalnya, dua
seniman itu terpesona oleh tari-tarian dalam ritual Sanghyang
Proses Pembentukan Kelompok Kata Kelompok Kata
Tari + Kecak Tari Kecak
pelukis + Jerman pelukis Jerman
ritual + Sanghyang ritual Sanghyang
2.2.4 Permainan Tradisional
Subbab teori tentang permainan tradisional akan membahas tentang
pengertian permainan tradisional, dan jenis-jenis permainan tradisional.
2.2.4.1 Pengertian Permainan Tradisional
Budaya daerah bangsa Indonesia sangatlah beragam mulai dari ragam
makanan daerah, pakaian adat, kesenian daerah, dan juga permainan tradisional
yang dihasilkan dari masing-masing budaya masyarakat indonesia. Permianan
tradisional di Indonesia memiliki banyak jenis yang dihasilkan oleh budaya
masyrakat dari sabang sampai merauke. Selain itu, disetiap permianan tradisional
memiliki nilai-nilai atau pesan tersendiri yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Menurut Depdikbud, direktorat jenderal kebudayaan (1998:i) Permainan
tradisional merupakan salah satu hasil budaya masyarakat dari suatu daerah atau
43
wilayah tempat tinggal. Ada permainan tradisional yang menggunakan alat atau
perlengkapan dan ada pula yang tidak menggunakan alat.
Menurut Haryuningtyas (dalam Binti dkk, 2010) Permainan tradisional
merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai
bermacam‐macam fungsi atau pesan dibaliknya.
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Randi (2013:1) permainan adalah
sesuatu yang dimainkan dengan aturan-aturan tertentu yang telah dibuat
sebelumnya. Aturan ini harus dipatuhi oleh siapapun yang bermain.
Indiyah (2010:iii) mengungkapkan salah satu hasil budaya yang
dimiliki oleh masyarakat jawa adalah permainan tradisional, dalam hal ini kata
tradisional mengacu pada pengertian bahwa permainan ini bersifat turun-temurun
yang memberi nilai-nilai rekreasi dan bersenang-senang, selain kedua nilai
tersebut permainan tradisional juga mengandung nilai pendidikan jasmani dan
nilai sosial.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut permainan tradisional
adalah sesuatu yang dilakukan dengan aturan-aturan yang telah dietapkan secara
turun-temurun yang mengandung nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari hasil
dari kebudayaan masyarakat daerah.
2.2.4.2 Jenis- Jenis Permainan Tradisional
Tim PlayPlus Indonesia (2014:52-88) berpendapat jenis-jenis
permainan tradisional di pulau Jawa adalah:
44
1) Balap Karung
Balap karung merupakan permainan yang kerap kali dimainkan karena ada
momentum, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pada
zaman dahulu, balap karung biasanya dimainkan oleh anak-anak sekitar 6-12
tahun.
2) Bola Gebok
Bola gebok merupakan permainan anak-anak betawi yang dikenal di Cicaras,
Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kata ‘gebok’ berarti ‘menimpuk’. Dahulu
permainan ini dilakukan anak-anak sambil menggembala. Biasanya dilakukan
berusia 9-12 tahun.
3) Cako
Cako adalah nama permainan yang dikenal luas dengan istilah “panjat
pinang”. Cako telah menjadi permainan yang menasional, meski sebenarnya
cako ditengarai berasal dari Ibu Kota Jakarta.
4) Das
Pada zaman dahulu permainan ini dilakukan oleh anak-anak penpendidiks
kudu milik Belanda atau orang kaya lainnya di daerah gang Pekong serta
anak-anak para kusir sado. Biasanya Das dimainkan saat anak-anak lelah
menpendidiks kuda dan ingin mengisi waktu istirahatnya. Pada umumnya
dimainkan oleh 5-8 anak laki-laki usia 9-13 tahun.
5) Gasing
Permainan gasing yang populer sejak tahun 1950-an merupakan permainan
yang dibawa dari budaya Melayu. Dahulu, gasing merupakan sebuah ritual
45
yang dilaksanakan pasca panen. Permainan dipercaya dapat memanggil dewi
padi agar padi tumbuh dengan baik. Dalam permainan gasing tidak ada
batasan jumlah pemain ataupun siapa yang bermain.
6) Landar Lundur
Landar lundur adalah permainan tradisional yang banyak ditemukan di daerah
Tugu, Jakarta Utara, biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 9
tahun berjumlah minimal 3 orang.
7) Palogan Gundu
Permainan palogan gundu yang dikenal di daerah Rawa Barat, Kebayoran
Baru, ini merupakan permainan yang umumnya dimainkan oleh anak laki-laki
berusia dibawah 10 tahun.
8) Slepetan
Permainan khas anak Betawi ini disebut juga sebagai ketapel. Ketapel berasal
dari bahasa Yunani, kata (bawah) dan pollo (melemparkan). Ketapel secara
umum ditemukan pertama kali oleh bangsa Yunani pada 300 SM dan
digunakan sebagai senjata perang oleh tentara di seluruh dunia.
9) Ular Naga
Permianan ini biasanya dimainkan di sore hari atau lebih menarik lagi di
malam hari, dibawah sinar rembulan. Ular naga dimainkan di lapangan
terbuka dengan jumlah pemain sekitar 5-10 orang dengan usia 5-12 tahun.
46
10) Bedil Slorok
Bedil slorok adalah permainan tradisional khas Jawa Barat yang berbentuk
senapan terbuat dari pelepah pisang. Permianan ini biasanya dilakukan anak
laki-laki untuk adu bunyi ataupun bermain perang-perangan.
11) Boy-Boyan
Boy-boyan termasuk permainan semi-moderen yang terkenal di Jawa Barat.
Boy-boyan muncul setelah kemerdekaan tapi belum diketahui pasti kapan
pertama kali muncul. Tidak ada catatan khusus tentang boy-boyan, namun
permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak di hampir seluruh
wilayah Jawa Barat hingga akhir 2000-an.
12) Kelom Batok
Kelom batok merupakan permainan tradisional asal Sunda yang
menggunakan bahan tempurung kelapa dan tali bekas. Secara umum
permaianan ini mirip dengan enggrang, namun alat yang digunakan berbentuk
sandal yang dibuat dari tempurung kelapa.
13) Benthik
Benthik adalah permainan tradisional anak yang populer di beberapa kota di
Jawa Tengah. Di daerah lain benthik mempunyai sebutan berbeda, seperti
gatrik, patil lele, tak kadal, dan di madura dikenal dengan nama pentengan.
14) Cublak Suweng
Sejarah permaianan ini, kaitannya dengan penciptaan lagu cublak-cublak
suweng, berasal dari walisongo, tokoh penyebar agama islam di pulau Jawa.
Ada sumber yang menyebutkan cublak-cublak suweng adalah ciptaan sunan
47
giri, namun ada sumber lain yang menyebutkan penciptanya adalah sunan
kalijaga.
15) Gobak Sodor
Permainan gobak sodor adalah salah satu permainan tradisional yang
menambah kekayaan warisan budaya Nasional Indonesia. Permainan
tradisional ini sudah nampak dari namanya yang unik. Banyak juga yang
menyebut permainan ini dengan istilah Galasin atau galah asin yang mana,
setelah ditelusuri, nama tersebut berasal dari kata “Go Last In”.
16) Sonda
Sonda dikenal dengan sunda manda, sonda, engklek, angkle, angkling, obak,
dan masih banyak lagi istilah nama permainan ini. Bahkan dalam satu
kabupaten saja, sonda dikenal dengan nama yang beragam.
17) Dakon
Kata dakon berasal dari kata ‘dhaku’ (Jawa) yang berbarti mengakui sesuatu
sebagai miliknya atau diakui. Sejak tahun 1970-an dakon sudah banyak
dimainkan oleh anak-anak khususnya untuk anak perempuan. Munculnya
permainan dakon di Indonesia diduga karena pengaruh saudagar Timur
Tengah dan Afrika yang berdagang ke tanah air.
18) Jamuran.
Jamuran menjadi salah satu media para wali untuk menyampaikan pesan
moral dan agama. Kata jamur berasal dari kata jamur, karena dalam
memainkannya anak-anak akan bergandengan dan membentuk lingkaran
yang menyerupai jamur.
48
Untuk jenis permainan tradisional jawa yang lebih spesifik lagi yaitu
jenis permainan tradisional Jawa Tengah adalah:
1) Balap Karung
Balap karung merupakan permainan yang kerap kali dimainkan karena ada
momentum, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pada
zaman dahulu, balap karung biasanya dimainkan oleh anak-anak sekitar 6-12
tahun.
2) Gasing
Permainan gasing yang populer sejak tahun 1950-an merupakan permainan
yang dibawa dari budaya Melayu. Dahulu, gasing merupakan sebuah ritual
yang dilaksanakan pasca panen. Permainan dipercaya dapat memanggil dewi
padi agar padi tumbuh dengan baik. Dalam permainan gasing tidak ada
batasan jumlah pemain ataupun siapa yang bermain.
3) Slepetan
Permainan khas anak Betawi ini disebut juga sebagai ketapel. Ketapel berasal
dari bahasa Yunani, kata (bawah) dan pollo (melemparkan). Ketapel secara
umum ditemukan pertama kali oleh bangsa Yunani pada 300 SM dan
digunakan sebagai senjata perang oleh tentara di seluruh dunia.
4) Ular Naga
Permianan ini biasanya dimainkan di sore hari atau lebih menarik lagi di
malam hari, dibawah sinar rembulan. Ular naga dimainkan di lapangan
terbuka dengan jumlah pemain sekitar 5-10 orang dengan usia 5-12 tahun.
49
5) Boy-Boyan
Boy-boyan termasuk permainan semi-moderen yang terkenal di Jawa Barat.
Boy-boyan muncul setelah kemerdekaan tapi belum diketahui pasti kapan
pertama kali muncul. Tidak ada catatan khusus tentang boy-boyan, namun
permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak di hampir seluruh
wilayah Jawa Barat hingga akhir 2000-an.
6) Cublak Suweng
Sejarah permaianan ini, kaitannya dengan penciptaan lagu cublak-cublak
suweng, berasal dari walisongo, tokoh penyebar agama islam di pulau Jawa.
Ada sumber yang menyebutkan cublak-cublak suweng adalah ciptaan sunan
giri, namun ada sumber lain yang menyebutkan penciptanya adalah sunan
kalijaga.
7) Gobak Sodor
Permainan gobak sodor adalah salah satu permainan tradisional yang
menambah kekayaan warisan budaya Nasional indonesia. Permainan
tradisional ini sudah nampak dari namanya yang unik. Banyak juga yang
menyebut permainan ini dengan istilah Galasin atau galah asin yang mana,
setelah ditelusuri, nama tersebut berasal dari kata “Go Last In”.
8) Dakon
Kata dakon berasal dari kata dhaku (Jawa) yang berbarti mengakui sesuatu
sebagai miliknya atau diakui. Sejak tahun 1970-an dakon sudah banyak
dimainkan oleh anak-anak khususnya untuk anak perempuan. Munculnya
50
permainan dakon di indonesia diduga karena pengaruh saudagar Timur
Tengah dan Afrika yang berdagang ke tanah air.
9) Jamuran
Jamuran menjadi salah satu media para wali untuk menyampaikan pesan
moral dan agama. Kata jamur berasal dari kata jamur, karena dalam
memainkannya anak-anak akan bergandengan dan membentuk lingkaran
yang menyerupai jamur.
10) Benthik/Patok Lele.
Benthik adalah permainan tradisional anak yang populer di beberapa kota di
Jawa Tengah. Didaerah lain benthik mempunyai sebutan berbeda, seperti
gatrik, patil lele, tak kadal, dan di Madura dikenal dengan nama pentengan.
Menurut Indiyah Prana Amertawengrum (2010:5-7, 5-7, 15-16, 19-22,
37-40, 43-46, 65-67) menyebutkan jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah
adalah: (1) Cublak Suweng, (2) Dakon, (3) Dhelikan/Petak Umpet, (4) Gobak
Sodor, (5) Jamuran, (6) Yeye/Lompat Tali, (7) Benthik/Patok Lele.
Berbeda dengan Sri Mulyani (2013: 19-32, 46-51, 63-64, 67-69) yang
menyebutkan bahwa jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah adalah:
1) Bekelan
Bekelan adalah permainan tradisional khas Jawa Tengah. Permainan ini
kebanyakan hanya disukai oleh anak perempuan. Permainan ini disebut
bekelan karena disesuaikan dengan nama alat yang digunakan yakni terdiri
dari sebuah bola besar sebesar bola pingpong yang terbuat dari karet, dan
beberapa biji bekel yang terbuat dari timah, tembaga atau kuningan yang
51
hampir mirip dengan huruf ‘S’ sebanyak 5 biji. Di daerah lain biji bekel ini
biasa diganti dengan biji buah sawo (kecil) atau dengan pecahan atap rumah
(genteng) yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk bulat-bulat.
2) Benteng
Benteng atau bentengan adalah permainan tradisional yang memerlukan
ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang jitu. Inti dari permainan ini
adalah menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ dari lawan.
3) Boy-Boyan
Permainan boy-boyan ini ada juga yang menyebut pecah piring. Permainan
ini akan bertambah seru kalau dimainkan banyak orang. Alatnya hanya
sebuah bola kasti dan pecahan genteng atau sejenisnya yang disusun sehingga
berbentuk menara.
4) Dakon
Dakon atau bisa disebut congklak merupakan permaian tradisional dari Jawa.
Dakon membutuhkan strategi supaya biji congklak lawan habis menjadi milik
kita. Biasanya sejenis cangkang kerang yang digunakan sebagai biji
congklaknya, sebagai pengganti biji congklak juga bisa menggunakan biji-
bijian dari tumbuhan dan batu kerikil yang ukurannya cukup jika dimasukan
kedalam papan congklak.
5) Engklek
Engklek pada tahun 1970-an juga menjadi permainan favorit dikalangan
anak-anak remaja. Dinamakan engklek karena cara bermainnya menggunakan
satu kaki yang dalam bahasa jawa artinya ‘engklek’.
52
6) Gasing
Gasing adalah alat permianan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada satu titik. Konon gasing adalah permainan yang tertua
dan masih bisa dikenali. Sebagian besar dari gasing terbuat dari kayu,
walaupun ada yang terbuat dari plastik, atau jenis bahan lainnya.
7) Jamuran
Jamuran adalah permainan anak-anak dari jawa tengah dan yogyakarya yang
mengajak anak-anak berkumpul di halaman. Bertautan tangan membentuk
sebuah lingkaran yang disebut jamuran.
8) Jethungan/Petak Umpet.
Permaina ini sngat terkenal dipelosok nusantara, bahakn bisa jadi disetiap
daerah memiliki jenis permainan tradisional ini namun dengan nama dan
modifikasi berdasarkan daerah tersebut. Jethungan atau petak umpet dapat
dimainkan oleh anak-anak dengan jumlah banyak.
Jenis Permainan Tradisional Jawa Tengah
Dari berbagai jenis-jenis permainan yang dipaparkan diatas dapat
disimpulkan bahwa permainan tradisional dari jawa tengah adalah:
1) Balap Karung
Balap karung merupakan permainan yang kerap kali dimainkan karena ada
momentum, salah satunya saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pada
zaman dahulu, balap karung biasanya dimainkan oleh anak-anak sekitar 6-12
tahun.
53
2) Gasing
Gasing adalah alat permianan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada satu titik. Konon gasing adalah permainan yang tertua
dan masih bisa dikenali. Sebagian besar dari gasing terbuat dari kayu,
walaupun ada yang terbuat dari plastik, atau jenis bahan lainnya.
3) Cublak-cublak Suweng
Sejarah permaianan ini, kaitannya dengan penciptaan lagu cublak-cublak
suweng, berasal dari walisongo, tokoh penyebar agama islam di pulau jawa.
Ada sumber yang menyebutkan cublak-cublak suweng adalah ciptaan sunan
giri, namun ada sumber lain yang menyebutkan penciptanya adalah sunan
kalijaga.
4) Gobak Sodor
Permainan gobak sodor adalah salah satu permainan tradisional yang
menambah kekayaan warisan budaya nasional indonesia. Permainan
tradisional ini sudah nampak dari namanya yang unik. Banyak juga yang
menyebut permainan ini dengan istilah Galasin atau galah asin yang mana,
setelah ditelusuri, nama tersebut berasal dari kata “Go Last In”.
5) Boy-Boyan
Permainan boy-boyan ini ada juga yang menyebut pecah piring. Permainan
ini akan bertambah seru kalau dimainkan banyak orang. Alatnya hanya
sebuah bola kasti dan pecahan genteng atau sejenisnya yang disusun sehingga
berbentuk menara.
54
6) Ular naga
Permianan ini biasanya dimainkan di sore hari atau lebih menarik lagi di
malam hari, dibawah sinar rembulan. Ular naga dimainkan di lapangan
terbuka dengan jumlah pemain sekitar 5-10 orang dengan usia 5-12 tahun.
7) Petak Umpet
Permainan ini sangat terkenal dipelosok nusantara, bahakn bisa jadi disetiap
daerah memiliki jenis permainan tradisional ini namun dengan nama dan
modifikasi berdasarkan daerah tersebut. Jethungan atau petak umpet dapat
dimainkan oleh anak-anak dengan jumlah banyak.
8) Bekelan
Bekelan adalah permainan tradisional khas Jawa Tengah. Permainan ini
kebanyakan hanya disukai oleh anak perempuan. Permainan ini disebut
bekelan karena disesuaikan dengan nama alat yang digunakan yakni terdiri
dari sebuah bola besar sebesar bola pingpong yang terbuat dari karet, dan
beberapa biji bekel yang terbuat dari timah, tembaga atau kuningan yang
hampir mirip dengan huruf ‘S’ sebanyak 5 biji. Di daerah lain biji bekel ini
biasa diganti dengan biji buah sawo (kecil) atau dengan pecahan atap rumah
(genteng) yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk bulat-bulat.
9) Engklek
Engklek pada tahun 1970-an juga menjadi permainan favorit dikalangan
anak-anak remaja. Dinamakan engklek karena cara bermainnya menggunakan
satu kaki yang dalam bahasa jawa artinya ‘engklek’.
55
10) Benthik/Patok Lele
Benthik adalah permainan tradisional anak yang populer di beberapa kota di
jawa tengah. Didaerah lain benthik mempunyai sebutan berbeda, seperti
gatrik, patil lele, tak kadal, dan di madura dikenal dengan nama pentengan.
Perkembangan peserta didik sangatlah penting diperhatikan selain
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Menurut
Yusuf dan Sugandhi (2013:1) perkembangan dapat diartikan sebagai proses
perubahan kuantitatif dan kualitatif dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa
konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa
dewasa. Perkembangan peserta didik yang perlu diperhatikan pada masa remaja
atau umur 12/13 tahun adalah sikap yang perlu dimatangkan kembali baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial yaitu: 1) keluarga, 2) sekolah, dan 3)
Masyarakat. Perkembangan sosial yang ditekankan yaitu perkembangan sikap
peserta didik. Pada lingkungan sekolah menurut Rifa’i dan Chatarina (2012:53)
pengaruh kuat dari kelompok teman sebaya pada masa kanak-kanak akhir sampai
dengan anak menginjak usia remaja, sebagian berasal dari keinginan untuk
diterima oleh kelompok dan sebagian lagi dari kenyataan bahwa anak
menggunakan waktu lebih banyak dengan teman sebaya. Peserta didik dapat
menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman sebaya dengan melakukan
permainan-permainan tradisional. Melalui pembelajaran teks deskripsi dengan
tema permainan tradisional peserta didik dapat menggali dan mengenali kembali
56
permainan-permainan tradisional yang semakin menghilang keberadaannya
karena perkembangan teknologi semakin pesat dengan adanya permainan berbasis
online.Selain itu dalam permainan tradisonal juga terdapat nilai sikap sosial yang
dibutuhkan peserta didik pada masa remaja seperti nilai tanggung jawab,
kejujuran, percaya diri, dan adil.
2.3 Desain Produk
Melalui penelitian ini akan dikembangkan buku pengayaan menyusun
teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik SMP. Buku
pengayaan yang akan dikembangkan terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan,
isi, dan penutup. Tema permainan tradisional dalam buku pengayaan akan
dimunculkan pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tema dimunculkan
mulai dari bagian sampul buku dengan menggunakan ikon atau gambar yang
menunjukkan tema permainan tradisonal. Sedangkan dari segi isi tema permainan
tradisonal terlihat pada contoh-contoh teks yang disajikan, ilustrasi teks, serta ikon
buku yang berkonteks permainan tradisonal. Informasi mengenai jenis-jenis
permainan tradisional setiap daerah di Indonesia juga disampaikan di dalamnya
Buku pengayaan disusun dalam bentuk yang praktis, mudah dibawa, dan unik.
Buku pengayaan yang akan dikembangkan merupakan buku pengayaan
keterampilan yang berisi pengertian teks deskripsi, struktur teks deskripsi, kaidah
bahasa teks deskripsi, langkah-langkah menyusun teks deskripsi, serta contoh-
contoh teks deskripsi yang bertema permianan tradisional. Dalam memberikan
contoh-contoh teks deskripsi peneliti menggunakan gambar animasi berdasarkan
57
gambar yang sesungguhnya supaya lebih menarik pembaca atau Peserta didik-
siswi SMP. Selain itu, buku pengayaan yang akan dikembangkan peneliti ini akan
dikemas secara menarik dengan tingkat keterbacaan yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik SMP. Buku pengayaan yang akan dikembangkan dapat
dijadikan pelengkap yang dapat membantu peserta didik dan pendidik dalam
pembelajaran teks deskripsi . Buku pengayaan ini diharapkan dapat memperkaya
wawasan dan pengetahuan peserta didik.
2.4 Kerangka Berpikir
Buku pengayaan teks deskripsi bertema permainan tradisional yang
akan dikembangkan mengacu pada kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap
buku pengayaan dan prinsip-prinsip penulisan buku pengayaan yang tertera dalam
pedoman praseleksi buku nonteks pelajaran yang disusun oleh Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Praseleksi tersebut
meliputi beberapa aspek yaitu: (1) ketentuan dasar, (2) ciri buku, (3) komponen
struktur buku, dan (4) komponen dasar grafika.
Buku pengayaan yang dikembangkan berfungsi sebagai pelengkap dan
pendamping buku teks pelajaran. Di dalam buku pengayaan ini selain jenis-jenis
permainan tradisional jawa tengah juga terdapat jenis-jenis permainan tradisional
dari daerah di Indonesia. Buku pengayaan dengan tema permainan tradisional ini
perlu diberikan karena mengingat perkembangan zaman yang semakin maju
dengan ditandai adanya kemajuan teknologi yang dapat dioperasikan hampir pada
semua tingkatan usia, dan juga sebagai bentuk upaya melestarikan kebudayaan
58
indonesia. Selain sebagai pelengkap, buku pengayaan ini diharapkan dapat
memudahkan pendidik dalam mengajarkan materi teks deskripsi.
Buku pelengkap
yang memudahkan
pendidik dalam
pembelajaran
menyusun teks
deskripsi
Memberikan wawasan,
menumbuhkan nilai
sikap dalam
perkembangan sosial,
dan melesarikan
kebudayaan indonesia
Bagan2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Buku pelengkap
yang
memudahkan
peserta didik
dalam
mempelajari teks
deskripsi.
Analisis Kebutuhan Buku
SMP/MTs
Buku Pengayaan Teks Deskripsi Bertema Permainan Tradisional untuk
Peserta didik SMP
Analisis Kebutuhan
Pendidik SMP/MTs
Analisis Kebutuhan
Peserta Didik SMP/MTs
166
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disajikan simpulan
sebagai berikut.
1. Kebutuhan peserta didik dan pendidik terhadap buku pengayaan menyusun
teks deskripsi bertema permainan tradisional untuk peserta didik kelas VII
SMP menghasilkan kebutuhan buku pengayaan dengan lima aspek penyusun
yaitu aspek materi/isi, aspek penyajian, aspek bahasa dan keterbacaan, aspek
garfika, dan aspek tema. Pada aspek materi/isi, peserta didik dan pendidik
membutuhkan buku pengayaan dengan materi yang lengkap dengan
menyertakan definisi dari beberapa sumber dan menyertakan contoh-contoh
teks yang dapat mempermudah dalam memahami teks deskripsi. Pada aspek
penyajian, peserta didik dan pendidik membutuhkan buku pengayaan yang
menyajikan materi secara runtut yang disertai dengan contoh dan analsis. Pada
aspek bahasa dan keterbacaan, peserta didik dan pendidik membutuhkan buku
pengayaan yang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, istilah-
istilah sehari-hari sehingga dapat dengan mudah dipahami. Pada aspek grafika,
peserta didik dan pendidik membutuhkan buku pengayaan yang rapi dan
menarik. Pada aspek tema, peserta didik dan pendidik membutuhkan buku
pengayaan dengan tema permainan tradisional yang disertai dengan
pengetahuan tambahan mengenai permainan tradisional.
166
167
2. Prinsip-prinsip buku pengayaan yang dihasilkan berdasarkan kebutuhan peserta
didik dan pendidik terhadap buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional, yaitu a) aspek materi prinsip yang digunakan adalah
prinsip relevansi, prinsip kecukupan, prinsip adaptif, dan prinsip rasional, b)
aspek penyajian prinsip yang digunakan adalah prinsip atraktif dan prinsip
sistematis, c) aspek bahasa dan keterbacaan prinsip yang digunakan adalah
prinsip komulatif, prinsip konsistensi, dan prinsip adaptif, d) pada aspek
grafika prinsip yang digunakan adalah prinsip adaptif dan prinsip relevansi, e)
aspek tema prinsip yang digunakan adalah prinsip adaptif dan prinsip atraktif.
3. Desain produk buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema permainan
tradisional disusun menurut hasil kebutuhan peserta didik dan pendidik
terhadap buku pengayaan, serta prinsip-prinsip penyusunan buku pengayaan.
Buku pengayaan yang disusun terdiri dari tiga bagian pokok yaitu
pendahuluan, isi, dan penutup. Materi buku pengayaan yang disusun dalam
buku pengayaan meliputi pengertian teks deskripsi, ciri-ciri teks deskripsi,
macam-macam teks deskripsi, struktur teks deskripsi, kaidah kebahasaan teks
deskripsi, contoh-contoh teks deskripsi bertema permainan tradisional,
pengertian menyusun, langkah-langkah dan penerapan menyusun teks
deskripsi. Selain itu, digunakan ilustrasi, gambar, dan ilustrasi sampul yang
menggambarkan isi dari buku pengayaan bertema permainan tradisional.
Produk buku pengayaan menyusun teks deskripsi dinilai dan diberi saran oleh
tiga pendidik dan dua dosen ahli dalam bidang pengembangan bahan ajar serta
tema permainan tradisional. Aspek materi/isi buku pengayaan menyusun teks
168
deskripsi memperoleh nilai dengan kategori baik dari pendidik yaitu rata-rata
78,12 dan memperoleh nilai dengan katergori baik dari dosen ahli yaitu dengan
nilai rata-rata 78,12. Aspek penyajian memperoleh nilai dari pendidik dengan
nilai rata-rata 77,77 dengan kategori baik dan nilai yang diperoleh dari dosen
ahli yaitu dengan nilai rata-rata 83,33 dengan kategori baik. Aspek bahasa dan
keterbacaan nilai yang diperoleh dari pendidik adalah 83,33 dengan kategori
baik dan nilai yang diperoleh dari dosen ahli pada aspek bahasa dan
keterbacaan adalah 62,55 dengan kategori baik. Aspek grafika memperoleh
nilai dari pendidik sebesar 77,77 dengan kategori sangat baik dan penilaian dari
dosen ahli yang berkategori baik sebesar 96,66. Aspek tema memperoleh
penilaian dari pendidik dengan kategori baik sebesar 79,16, dari dosen ahli
memperoleh nilai sebesar 87,50 dengan kategori baik, dan penilaian dari dosen
ahli tema permainan tradisional dengan kategori baik yaitu nilai rata-rata 75,00.
Selain memebrikan penilaian pendidik dan dosen ahli juga memberikan saran
perbaikan. Berdasarkan perbaikan dan saran yang diberikan pendidik dan
dosen ahli, dilakukan perbaikan pada yaitu a) sampul buku pengayaan bagian
depan dan belakang, b) judul, c) materi awal teks deskripsi, d) ilustrasi, dan e)
identitas penulis.
169
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Pendidik dan Peserta Didik
Saran untuk pendidik dan peserta didik, buku pengayaan menyusun teks
deskripsi bertema permainan tradisional dapat digunakan untuk dijadikan
sebagai buku pendamping atau sebagai materi tambahan sehingga dapat
mendukung pembelajaran.
2. Sekolah
Saran untuk pihak sekolah, buku pengayaan dapat digunakan sebagai buku
penunjang materi teks deskripsi.
3. Penelitian Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya,Pertamaperlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema permainan
tradisional untuk peserta didik kelas VII SMP sehingga dapat digunakan secara
maksimal.Kedua, perlu dilakukan pengujian terhadap buku pengayaan
menyusun teks deskripsi bertema permainan tradisional sehingga dapat lebih
bermanfaat untuk peserta didik dan pendidik. Ketiga, perlu dilakukan
modifikasi terhadap buku pengayaan menyusun teks deskripsi bertema
permainan tradisional sehingga dalam penggunaannya lebih mudah dipahami
dan diterima oleh peserta didik dan pendidik.
170
DAFTAR PUSTAKA
Amertawengrum, Indiyah Prana. 2010. Permainan Tradisional Jawa. Klaten:
Intan Pariwara.
Akhadiah, Sabarti. 1997. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Astuti, Yulita Noor Dwi. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks
Deskripsi Melalui Penerapan Strategi RAFT (Role-Audience-Format-
Topic) Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kretek”. Skripsi. UNY
Catono, Randi. 2013. Gerbang Kreativitas: Jagat Permainan Interaktif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Grafindo Persada.
Fajrin, Rifka. 2013. “Pengembangan Buku Pengayaan Menemukan Gagasan
Utama Wacana Berbasis Kearifan Lokal dengan Pendekatan Kontekstual
untuk Siswa Kelas 7 SMP”. Skripsi. Unnes
Fatimah, Siti. 2014. “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Deskripsi Secara
Tertulis Menggunakan Pendekatan Saintifik Melalui Metode Mind Map
(Peta Pikiran) dengan Media Foto Pada Siswa Kelas VII C SMP N 1
Gabus Kabupaten Pati”. Skripsi. Unnes.
Istiqomah. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Menyusun Teks Eksplanasi
Bermuatan Kearifan Lokal untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Skripsi. Unnes.
Kemendikbud. 2013. Buku Pendidik Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Maroko, Geoffrey M. 2010. The Authentic Materials Approach in the Teaching of
Functional Writing in the Classroom. In: Reinelt, R. (ed.) (2010) The new
decade and (2nd) FL Teaching: The initial phase Rudolf Reinelt Research
Laboratory EU Matsuyama, Japan, p. 71 – 87.
Mulyani, Sri. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta:
LangenSari Publishing.
171
Pranoto, Yuli Kurniawati Sugiyo dan Jianzhong J. Hong. “Young Children
Character Development Through Javanese Traditional game” dalam
Indonesian Journal of early Childhood Education studies, Juni 2014.
Priyatni, Endah Tri, Titik Harsanti dan Yuni Pratiwi. 2013. Bahasa dan Sastra
Indonesia SMP/Mts. Jakarta: Bumi Aksara
Subyantoro. 2009. Pelangi Pembelajaran Bahasa (Tinjauan Semata Burung
Psikolinguistik). Semarang: Unnes Press.
Pusat Perbukuan Depdiknas. 2008. Pedoman Penulisan Buku Nonteks (Buku
Pengayaan, Referensi, dan Panduan Pendidik). Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Sitepu, B.P. 2014. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim PlayPlus Indonesia. 2014. Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak
Indonesia. Yogyakarta: Centra Grafindo.
Urrutia, Jaramillo, Lorena, Medina Guiterrez dan Ana Stella. 2011. “Adolescents’
Awareness Environmental Care: Experience when Writing Short
Descritive Texts in English”. Colegio Distrial Aquileo Parra, Colombia.
Top Related