7/30/2019 Skripsi New Nipsi
1/58
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
2/58
memahami dan memberikan respon dengan materi yang diajarkan. Praktek-
praktek pembelajaran yang masih mengadalkan pada cara-cara lama yang
mengangap anak didik hanya perlu melaksanakan kewajiban yang telah
digariskan, pembelajaran satu arah karna peran guru adalah sebagai fasilitator
dan bukan sumber utama pembelajaran. Guru harus mengambil prakarsa untuk
menata lingkungan yang memberi peluang optimal terjadinya belajar, namun
yang paling menentukan terwujudnya niat belajar siswa adalah siswa itu
sendiri.
Siswa mandiri adalah siwa yang mampu menganalisis sendiri, mampu
berfikir sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, sehingga siswa tidak hanya
menghapal atau mampu meniru apa yang diberikan guru, tapi menyatakan
dirinya secara aktif. Untuk menumbuhkan sikap aktif dari siswa tidaklah
mudah karna guru dianggap sumber belajar, proses pembelajaran yang terjadi
memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru akibatnya proses belajar
mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar (Tn,
2007:1). Didalam proses belajar mengajar siswa diharapkan benar-benar aktif,
Sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan
lebih lama bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila
konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat,
jelas dan menarik. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan tindakan adalah
menggunakan pendekatan tertentu dalam pembelajaran, karena suatu
2
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
3/58
pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur
dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dan
untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan efektifitas belajar yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Salah satu strategi pembelajaran
yang dapat menghasilkan siswa yang mandiri dan aktif adalah pendekatan
reciprocal teaching. Dalam pendekatan reciprocal teaching pada hakikatnya
kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa (Suantak, 2007:4).
Pendekatan reciprocal teachingberupaya merangsang pengetahuan siswa
dan memotivasi kemampuan siswa dalam berinisiatif dan terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Selain itu reciprocal teaching menuntut siswa untuk
mampu mengingat, mampu berfikir, serta mampu memotivasi dirinya sendiri
sehingga membantu siswa mempermudah memahami konsep-konsep fisika.
Dalam pendekatan reciprocal teachingsiswa harus aktif melakukan kegiatan,
aktif berfikir, menyusun konsep dan mencari materi tentang hal-hal yang
dipelajari dan siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP Negeri O Mangunharjo
siswa menganggap guru sumber belajar dimana kegiatan pembelajaran lebih
berpusat pada guru. Beradasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendekatan reciprocal teaching
terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan getaran kelas VIII SMP
Negeri O Mangunharjo?.
3
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
4/58
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh pendekatan reciprocal
teaching terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan getaran kelas VIII
SMP Negeri O Mangunharjo?.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini,
juga karena terbatasnya dana, waktu, dan kemampuan peneliti maka ruang
lingkup dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri O Mangunharjo
pada kelas VIII semester dua tahun ajaran 2009/2010.
2. Pendekatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
reciprocal teaching(pembelajaran terbalik) yaitu siswa
menyampaikan materi pelajaran dikelas yang terfokus
pada suatu kegiatan dimana siswa menjadi penyampai
materi yang dibimbing oleh peneliti.
3. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah
getaran.
4. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian adalah
hasil belajar yang bersifat kognitif, yang diperoleh
melalui tes setelah penyajian pokok bahasan materi.
4
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
5/58
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap hasil
belajar fisika pada pokok bahasan getaran kelas VIII SMP Negeri O
Mangunharjo.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, dapat memotivasi dalam penguasaan konsep fisika untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Guru, memberikan alternatif pendekatan pembelajan yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran fisika.
3. Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pendekatan reciprocal teaching.
F. Anggapan Dasar (Asumsi)
Sebagai landasan dalam pengujian hipotesis, diajukan beberapa asumsi
sebagai berikut :
1. Siswa dalam satu kelompok mendapat perlakuan yang sama
selama proses belajar mengajar.
2. Data hasil tes fisika siswa, benar-benar merupakan hasil belajar
5
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
6/58
fisika setelah diberi perlakuan.
3. Dalam mengerjakan soal tes hasil belajar fisika, siswa bekerja
sendiri.
G. Batasan Istilah
Demi menghindari salah penafsiran dari istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran raciprocal teaching (pembelajaran terbalik)
adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman
mandiri siswa, strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman.
2. Hasil belajar siswa adalah tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti
pelajaran selama kurun waktu tertentu.
6
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
7/58
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoretik
1. Pengaruh PendekatanReciprocal Teaching
Menurut Palincsar dan Brown (dalam Supraptojie 2009:1) reciprocal
teaching adalah pendekatan konstruktivis yang didasarkan pada prinsip-
prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif
melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan
keterampilan membaca pada siswa yang berkemampuan rendah. Sedangkan
menurut Suyatno (2009:64) reciprocal teaching merupakan metode
pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip mengajukan pertanyaan, yang
mana ketermpilan-ketermpilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran
langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca
siswa yang pemahaman membacanya rendah. Reciprocal teaching
merupakan pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan
kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa
memahami bacaan dengan baik (James S. Walker 2008:03).
Reciprocal teaching adalah strategi belajar melalui kegiatan
mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru
menggantikan peran guru untuk mengajarakan teman-temannya. Sementara
7
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
8/58
itu guru lebih berperan sebagai model yang manjadi contoh, fasilitator yang
memberikan kemudahan dan pembimbingan. sedangkan menurut Isquerdo
(dalam Suantak 2007:8) pembelajaran terbalik adalah suatu strategi
pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan secara relatif mengembangkan
diskusi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa, untuk
mendapatkan hasil pendidikan yang lebih baik.
Pengaruh pendekatan reciprocal teaching terhadap hasil belajar
sangat beragam, reciprocal teaching mempengaruhi keterampilan
komunikasi, motivasi, prestasi belajar, dan hasil belajar kognitif.
a. Pengaruh reciprocal teaching terhadap keterampilan komunikasi
Berdasarkan pada keterampilan yang dilatihkan dalam bentuk-bentuk
aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar, maka
reciprocal teaching berbentuk positif terhadap kemampuan
berkomunikasi siswa, karena selama pembelajaran siswa mengajukan
pertanyaan, mengomentari pertanyaan teman yang lain (Supraptojie
2009:5).
b. Pengaruh reciprocal teaching terhadap motivasi siswa. Siswa akan
termotivasi jika yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan
dengan kebutuhan siswa, apa yang mereka pelajari menyebabkan
mereka puas, dan menambah percaya dirinya. Dalam kegiatan
reciprocal teaching siswa akan mencari tahu informasi yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaannya sendiri.
c. Pengaruh reciprocal teaching terhadap hasil belajar kognitif. Selama
8
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
9/58
kegiatan belajar mengajar siswa membuat rangkuman, jadi dilatih untuk
menemukan ide pokok didalam bahan bacaan dan ini merupakan
keterampilan penting untuk belajar (Supraptojie 2009:5).
Pendekatan reciprocal teaching terutama dikembangkan untuk
membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama
untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri dikelas. Reciprocal
teaching suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan empat strategi
pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan
dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah
diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari
persoalan yang disodorkan kepada siswa (James S. Walker 2008:03).
Selanjutnya selama pembelajaran berlangsung guru tidak berperan sebagai
pemimpin diskusi dalam kelompok tetapi diserahkan pada siswa. Guru
memberikan dukungan, umpan balik, rangsangan ketika siswa mempelajari
materi tersebut dan mengajarkannya pada orang lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan reciprocal
teaching merupakan strategi dalam pembelajaran yang menekankan pada
pemahaman mandiri siswa, sehingga dapat meningkatkan penguasaan
konsep fisika. Pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran
tercapai dengan cepat melelui proses belajar mandiri dan siswa mampu
menyajikannya didepan kelas. Diharapkan, tujuan pembelajaran tercapai dan
kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Pendekatan
pembelajaran reciprocal teachingdiadopsi dari pembelajaran mandiri untuk
9
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
10/58
bahasa, maka diharapkan mempunyai keterampilan untuk merangkum,
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi, memprediksi dan
menjelaskan. Pada pendekatan pembelajaran reciprocal teaching langkah
menjelaskan kalimat yang kurang jelas dimodifikasi dengan langkah siswa
dengan menjelaskan pada teman tentang apa yang di pahami dari bacaan
tersebut. Siswa tersebut disebut dengan siswa guru.
Keunggulan dan kelemahan pendekatan reciprocal teaching
dikemukakan oleh Salvin (dalam Suantak 2007:11) secara terperinci dapat
dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1.
Keunggulan dan kelemahan pendekatan reciprocal teaching
No Keunggulan Kelemahan
1
2
3
4
Siswa belajar dengan
pengertian
Karena belajar dengan
pengertian maka siswa tidak
muda lupa
Siswa belajar mandiri
Siswa termotivasi untukbelajar
Butuh waktu yang lama
Sangat sulit diterapkan jika
pengetahuan siswa terhadap materi
prasyarat kurang
Ada kalanya siswa tudak mampu
maka akan semakin tidak suka
dengan pelajaran tersebut
Tidak mungkin seluruh siswa akanmendapat giliran menjadi guru
siswa
Suyatno (2009:64) Prosedur pendekatan riciprocal teachingdilakukan
adalah:
a. Membagikan wacana
10
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
11/58
b. Menjelaskan bahwa anda akan bertindak sebagai guru pada bagian
pertama bacaan
c. Meminta siswa untuk membaca pada bagian yang telah ditetapkan
d. Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan
e. Meminta siswa membuat komentar tentang pengajaran guru
f. Siswa yang lain membaca dalam hati bagian yang lain
g. Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru
h. Membimbing siswa yang berperan sebagai guru dan
i. Mengurangi bimbingan siswa yang berperan sebagai guru
Wacana dalam penelitian ini bukanlah sumber utama belajar siswa,
dimana siswa dapat menambah pengetahuannya dari buku-buku pendamping
dan sumber lain.
2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Beberapa ahli pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda
yang pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, menurut pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan. Dalam
kehidupan sehari-hari seseorang sering mengalami perubahan dalam dirinya.
Adanya perubahan ini sebagian besar terjadi melalui belajar, perubahan pada
orang yang belajar dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk, seperti
berubahnya pengetahuan, pemahaman sikap, dan tingkah laku, keterampilan
kebiasaan dan kecakapan.
Usaha untuk mencapai perubahan-perubahan tingkah laku inilah yang
dinamakan belajar. Untuk lebih jelas, penulis mengutip salah satu pendapat
11
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
12/58
yang dikemukakan oleh ahli tentang belajar, menurut Slameto, (2003:2)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Gage (dalam Saiful sagala 2003:13) balajar adalah
sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat dari perubahan.
Saiful Sagala (2003:9) mengemukakan bahwa Mengajar adalah
membantu (mencoba membantu) seseorang untuk mempelajari sesuatu dan
apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada kontribusinya terhadap
pendidikan orang yang belajar. Sedangkan menurut William H. Burton
(dalam Saiful Sagala 2003:61) Mengajar adalah upaya memberikan stimulus,
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar.
Dari pendapat para ahli , dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses kegiatan aktif yang dilakukan secara sengaja untuk
mendapatkan suatu perubahan tingkah laku baik berbentuk pengetahuan,
kecakapan, keterampilan dan menyesuaikan diri ke arah yang lebih baik
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara
siswa dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Jadi
pengertian belajar adalah adanya perubahan-perubahan yang menuju ke arah
yang lebih sempurna (maju) dan perubahan-perubahan itu dikarenakan
12
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
13/58
adanya latihan-latihan yang disengaja.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu tolak ukur berhasil tidaknya proses
belajar mengajar. Hasil belajar siswa adalah produk yang menekankan
kepada tingkat penguasaan tujuan oleh siswa baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil karena
prestasi belajar didapat dengan megukur hasil belajar. Dalam dunia
pendidikan, hasil belajar juga sering disebut dengan istilah prestasi belajar.
Menurut Sujono (dalam Suantak 2007:16) hasil belajar adalah
kognitif sikap dan keterampilan. Sementara menurut Abdurahman (dalam
Suantak 2007:16) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui hasil belajar
siswa, guru memberikan hasil tes belajar (ulangan harian) kepada siswa. Dari
hasil inilah guru melakukan tindakan yang dianggap perlu guna mencapai
hasil belajar yang optimal. Didalam penelitian digunakan tes tertulis untuk
menilai hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal
yang dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau
kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian, hasil
belajar merupakan perolehan seperangkat pengetahuan, nilai, sikap dan
13
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
14/58
keterampilan yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini penulis membatasi hasil
belajar pada ranah kognitif.
4. Materi Getaran
a. Pengertian getaran
Menurut Sulistio (2006:175) getaran adalah gerak bolak balik
secara berkala melalui suatu titik keseimbangan. Pada umumnya setiap
benda dapat melakukan getaran. Beberapa contoh getaran yang dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain, senar gitar yang dipetik,
bandul jam dinding yang sedang bergoyang, ayunan anak-anak yang
sedang dimainkan, mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya
lalu ujungnya yang bebas diberi simpangan dengan cara menariknya
kemudian dilepaskan tarikannya dan masih banyak lagi contoh getaran.
Pada pristiwa ini benda-benda tersebut dapat bergetar karena adanya
usikan. Usikan merupakan sumber atau penyebab terjadinya getaran.
C B
A
mg
Gambar. 2.1. Getaran sebuah bandul
(Sulistio 2006:175)
14
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
15/58
Gambar 2.1. Adalah sebuah bandul yang diberi simpangan sehingga
bandul bergerak bolak balik B A C A B. Gerakan bolak balik
seperti inilah yang disebut getaran, dimana titik A disebut titik
keseimbangan, simpangan terbesar yaitu jarak AB = AC disebut
amplitudo getaran (simpangan getaran), sedangkan lintasan B A C
A B disebut satu gelombang penuh. Beberapa contoh getaran adalah
gerak naik turun benda yang digantungkan pada pegas, gerak naik turun
penggaris plastik yang dijepit salah satu ujungnya, dan gerak naik turun
air dalam pipa U. Banyak manfaat getaran dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, senar gitar yang bergerak dapat menghasilkan suara yang
merdu, udara yang bergetar dalam seruling dapat menghasilkan suara
yang merdu, dan bandul yang berayun pada jam dapat digunakan sebagai
penunjuk waktu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa setiap benda
yang bergetar pasti mempunyai simpangan getar. Simpangan getar yang
dimaksud adalah jarak kedudukan benda dari titik seimbangnya. Adapun
simpangan getar yang jauh disebut amplitudo. Pada percobaan di atas,
amplitudo ditunjukkan oleh jarak AB atau AC. Dengan demikian satu
getaran dapat dikatakan sebagai gerak bolak-balik melalui titik seimbang
dengan panjang sama dengan empat kali amplitudonya. Ciri dari getaran
adanya frekuensi getaran, dan adanya periode getaran. Amplitudo
merupakan besaran panjang sehingga untuk menempuh amplitudo suatu
getaran di perlukan waktu tertentu (Purwanto, 2007:137) sedangkan
15
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
16/58
menurut Giankoli (1999:366) amplitudo adalah simpangan maksimum
atau jarak terbesar dari titik setimbang, untuk menempuh lintasan satu
getaran juga diperlukan waktu. Waktu yang diperlukan untuk melakukan
satu getaran disebut periode.
b. Periode dan frekuensi getaran
Periode getaran adalah waktu yang digunakan untuk menjalani satu
getaran penuh (Sulistio, 2006:176) sementara menurut Giankoli (199:366)
periode adalah waktu yang diperlukan untuk satu siklus tetap. Periode
getaran biasa diberi lambang T. Periode getaran suatu bandul tidak
tergantung pada amplitudo getaran (Sulistio, 2006:176). Artinya, untuk
sistem bandul yang sama berapapun jauhnya bandul itu disimpankan,
waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran penuh (periodenya)
tetap sama, waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran disebut
periode. Periode getaran suatu bandul bergantung pada panjang tali,
semakin panjang talinya semakin besar amplitudonya. Sebaliknya
semakin pendek talinya semakin kecil amplitudonya.
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh
sistem dalam satu detik (Sulistio, 2006:176) sedangkan menurut Giankoli
(1999:366) frekuensi adalah jumlah siklus lengkap perdetik. Frekuensi
getaran dilambangkan F, frekuensi dinyatakan dalam satuan hertz (Hz).
Dapat ditulis dengan rumus:
f = t
n
(Purwanto, 2007:139)
Adapun periode getar (T) dapat ditulis dalam bentuk rumus:
16
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
17/58
T= n
t
(Purwanto, 2007:139)
Berdasarkan definisi periode dan frekuensi getaran diperoleh suatu
hubungan:
T= f
1
atau f = T1
(Sulistio, 2006:177)
keterangan:
f = frekuensi getar (Hz)
n = jumlah getar
t = waktu getar (sekon)
T = periode getar
B. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat semantara terhadap suatu
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002:64). Berdasarkan pengertian hipotesis dan latar belakang
masalah yang diuraikan sebelumnya maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah: Ada pengaruh positif pendekatan reciprocal teaching terhadap hasil
belajar fisika pada pokok bahasan getaran kelas VIII SMP Negeri O
Mangunharjo.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari penelitian yang dilakukan oleh Suantak (2007) yang berjudul
Upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA PGRI 2
17
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
18/58
Lubuklinggau melalui pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Dengan
rumusan masalah apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah
menerapkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada pokok bahasan
trigonometri kelas X di SMA PGRI 2 Lubuklinggau. Menyatakan bahwa
setelah diterapkannya pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA
PGRI 2 Lubuklingggau dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
kelas X SMA PGRI 2 Lubuklingggau. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
PGRI 2 Lubuklinggau.
18
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
19/58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni, dimana siswa
dikelompokan menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dalam penelitian ini dilaksanakan pre-tes dan pos-tes yang melibatkan dua
kelompok yang memebandingkan antara pembelajaran menggunakan
pendekatan reciprocal teaching sebagai kelompok eksperimen dengan
pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol. Desain penelitian dapat
menunjukkan kerangka konseptual yang akan dilakukan dalam penelitian.
Desaian yang digunakan adalah randomized control group pretest-postest
design. Menurut Sukardi, (2007:186). Desain penelitian dapat dilihat pada
tabel 3.1.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Group Pre-test Treatment Post-test E T1 X T2
K T1 - T2
Keterangan :
T1
: Tes awal
X : Treatment
T2
: Tes akhir
19
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
20/58
E : Kelas eksperimen
K : Kelas KontrolB. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian
Arikunto (2002:104). variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam
penelitian ini yaitu pengaruh pendekatan reciprocal teaching pada kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol dalam
pembelajaran fisika.
2. Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar fisika siswa setelah diberi perlakuan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri
O Mangunharjo pada tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari lima kelas
secara lengkap jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Populasi penelitian
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
VIII. A
VIII. B
VIII. C
VIII. D
VIII. E
11
20
24
20
13
23
14
11
14
17
34
34
35
34
30
Jumlah 88 79 167
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri O Mangunharjo
20
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
21/58
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109). Teknik ini digunakan karena peneliti memberi hak yang sama
kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih
menjadi sampel (Arikunto, 2002:111). Kemudian dari kedua kelas dipilih
secara acak. Teknik ini di ambil karena kedua kelas mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel, maka dari seluruh kelas yang ada
maka dipilih dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu kelas VIII.A
sebagai kelas eksperimen dan VIII.D sebagai kelas kontrol. Kelas VIII.A
adalah siswa yang diberikan pengajaran menggunakan pendekatan
reciprocal teachingdan kelas VIII.D kelas yang diberikan pengajaran tanpa
pendekatan reciprocal teachingdengan perincian seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Sampel penelitian
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
VIII. A
VIII. D
11
20
23
14
34
34
Jumlah 31 37 68
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri O Mangunharjo
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini
digunakan teknik pengumpulan data berupa tes hasil belajar siswa terhadap
kegiatan pembelajaran, menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur
21
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
22/58
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki
oleh individu dan kelompok. Penulis menggunakan alat pengumpul data dalam
bentuk tes, dalam penelitian ini hasil belajar didapatkan dari evaluasi setelah
pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok getaran yang digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar fisika siswa.
Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk essay
sebanyak lima soal disusun berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang
dituangkan dalam kisi-kisi penulisan soal, sebelum digunakan soal tes diuji
cobakan terlebih dahulu.
E. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
terhadap hasil belajar siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen,
data yang diperoleh terlebih dahulu dihitung skor rata-rata dan standar deviasi
kemudian dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari kedua
kelompok data. Penelitian ini diarahkan untuk melihat apakah hasil belajar
fisika siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
reciprocal teaching lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang pembelajaran
secara konvensional.
1. Menentukan skor rata-rata dan simpangan baku
Skor rata-rata dan simpangan baku diambil dari hasil tes awal dan
tes akhir, untuk semua data hasil belajar kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dengan rumus:
22
7/30/2019 Skripsi New Nipsi
23/58
n
X
X
i=
dan 1
)(2
=
n
XXS i
(Sudjana, 2002:93)
Keterangan:
X = Rata-rata
iX = Nilai hasil pengamatan atau observasi
n = Jumlah semua observasi
S = Simpangan baku
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok
data, populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengujinya
digunakan rumus chi-kuadrat(2 ) yaitu :
2 = e
e
f
ff 2
0 )(
Keterangan:
2 = Nilai chi kuadrat
f0
= Frekuensi hasil pengamatan
fe = Frekuensi hasil harapan
Selanjutnya 2hitung
dibandingkan dengan 2tabel
dengan derajat
kebebasan (dk) = J - 1, dimana J adalah banyaknya kelas interval. 2hitung
Top Related