i
STUDI KOMPARATIF PENERAPAN METODE MENGHAFAL
AL-QURAN DI SEKOLAH DASAR INTEGRAL
HIDAYATULLAH PALANGKA RAYA DAN
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
PALANGKA RAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Institut Agama Islam Negeri
Palangka Raya
Oleh:
NUR AINY HIDAYATI
1201111696
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIPALANGKA RAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 1438H/2016 M
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
JUDUL : STUDI KOMPARATIF PENERAPAN METODE
MENGHAFAL AL-QURAN DI SEKOLAH
DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH
PALANGKA RAYA DAN SEKOLAH DASAR
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
NAMA : NUR AINY HIDAYATI
NIM : 1201111696
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN : TARBIYAH
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JENJANG : STRATA SATU (S-1)
Palangka Raya,Desember2016
Menyetujui :
Pembimbing I,
Ajahari, M.Ag
NIP. 19710302 199803 1 004
Pembimbing II,
Drs. Asmail Azmy, HB, M.Fil.I
NIP. 19560912 199203 1 001
Mengetahui :
Wakil Dekan
Bidang Akademik
Dra. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd
NIP. 19671003 199303 2 001
Ketua Jurusan
Tarbiyah
Jasiah, M.Pd
NIP. 19680912 199803 2 002
iii
NOTA DINAS
Hal : Mohon Diuji Skripsi Palangka Raya, Desember2016 Saudari Nur Ainy Hidayati
Kepada
Yth. Ketua Jurusan Tarbiyah
FTIK IAIN Palangka Raya
Di-
Palangka Raya
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, memeriksadan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama :NUR AINY HIDAYATI
NIM :1201111696
Judul : STUDI KOMPARATIF PENERAPAN METODE
MENGHAFAL AL-QURAN DI SEKOLAH
DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH
PALANGKA RAYA DAN SEKOLAH DASAR
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
Sudah dapat dimunaqasahkan untuk memperoleh gelar Sarjana
PendidikanpadaInstitut Agama Islam NegeriPalangka Raya.Demikian
atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Mengetahui :
Pembimbing I,
Ajahari, M.Ag
NIP. 19710302 199803 1 004
Pembimbing II,
Drs. Asmail Azmy, HB, M.Fil.I
NIP. 19560912 199203 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul STUDI KOMPARATIF PENERAPAN
METODE MENGHAFAL AL-QURAN DI SEKOLAH DASAR INTEGRAL
HIDAYATULLAH PALANGKA RAYA DAN SEKOLAH DASAR
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA oleh NUR AINY HIDAYATI,
NIM 1201111696 telah dimunaqasahkan oleh Tim Munaqasah Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palangka Raya, pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 02 Desember 2016 M
02 Rabiul Awal 1438 H
Palangka Raya, Desember 2016
Tim Penguji:
1. Ali Iskandar, M.Pd (..................................) Ketua Sidang/Penguji
2. Drs. Rofii, M.Ag (..................................) Anggota/Penguji I
3. Ajahari, M. Ag (..................................) Anggota/Penguji II
4. Drs. Asmail Azmy, HB, M.Fil.I (..................................) Sekretaris/Penguji
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Palangka Raya,
Drs. Fahmi, M.Pd
NIP. 19610520 199903 1 003
v
STUDI KOMPARATIF PENERAPAN METODE MENGHAFAL
AL-QURAN DI SEKOLAH DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH
PALANGKA RAYA DAN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
PALANGKA RAYA
ABSTRAK
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah (SDIH) Palangka Raya dan Sekolah
Dasar Muhammadiyah (SDMU) Palangka Raya merupakan sekolah yang
menerapkan kegiatan menghafal al-Quran sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Dari
fenomena tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan pendekatan
komparatif mengenai dua sekolah yang memiliki tujuan yang sama yaitu
menghafal al-Quran. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
bagaimana penerapan metode menghafal al-Quran di SDIH Palangka Raya dan
SDMU Palangka Raya? bagaimana persamaan dan perbedaan penerapan metode
menghafal al-Quran di SDIH Palangka Raya dan SDMU Palangka Raya?. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode menghafal
al-Quran dan mengetahui persamaan dan perbedaan penerapan metode menghafal
al-Quran di SDIH Palangka Raya dan SDMU Palangka Raya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjeknya 1
orang Ustaah sebagai wali kelas VI yang mengajar ekstrakurikuler menghafal al-
Quran di SDIH Palangka Raya dan 1 orang guru yang mengajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam kelas VI di SDMU Palangka Raya. Objek daripenelitian
ini adalah penerapan metode menghafal al-Quran di SDIH Palangka Raya dan
SDMU Palangka Raya.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengabsahan data yang digunakan
adalah Triangulasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu: Data Collection (mengumpulkan data), Data Reduction
(pengurangan data), Data Display (penyajian data), dan Conclusion Drawing
(penarik kesimpulan).
Hasil penelitian penerapan metode menghafal al-QuranSDIH Palangka
Raya yaitupeserta didik mendengarkan bacaan orang lain melalui kaset maupun
secara langsung, kemudian menghafal ayat/surah dengan melihat mushaf secara
berulang-ulang dan menghafalkan sedikit demi sedikit, setelah hafal peserta didik
menyetorkan hafalannya (metode Talaqqi) , kemudian mengulang hafalan yang
pernah dihafalkan kepada Ustaah (metode Takrir), Ustaah memperhatikan ilmu
tajwid pada saat peserta didik menyetorkan hafalannya (metode Tasmi).
Sedangkan SDMU Palangka Raya yaitupeserta didik menyetorkan hafalan yang
baru dihafal dengan mengeraskan suara sehingga peserta didik yang lain dapat
menyimak (metode Talaqqi), kemudian mengulang hafalan yang pernah
dihafalkan secara bersama-sama (metode Takrir), guru memperhatikan ilmu
tajwid pada saat peserta didik menyetorkan hafalannya di kelas. Adapun
persamaan penerapan metode menghafal al-Quran di kedua Sekolah Dasar
tersebut, yaitu metode Talaqqi, Takrir, dan Tasmi. Sedangkan perbedaannya
terletak pada penerapannya.
Kata Kunci: Studi Komparatif, Penerapan, Metode Menghafal al-Quran.
vi
COMPARATIVE STUDY OF IMPLEMENTING THE METHOD OF
MEMORIZING QURAN IN ELEMENTARY SCHOOL OF INTEGRAL
HIDAYATULLAH PALANGKA RAYA AND ELEMENTARY SCHOOL
OF MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
ABSTRACT
Integral Elementary School Hidayatullah (IESH) Palangka Raya and
Muhammadiyah Elementary School (MES) Palangka Raya is the schools apply
activities for memorizing the al-Quran as extracurricular activities. The
phenomenon the authors interested do research with comparative approach on two
schools that have the same goal, namely memorizing the al-Quran. The issue in
this research is how implementingmethod of memorizing al-Quran in IESH
Palangka Raya and MESPalangka Raya? What are similarities and differences in
applying the methods of memorizing Qur'an in IESH Palangka Raya and MES
Palangka Raya? The main purpose of this research was to describe the
implementing method of memorizing the al-Quran and find out the similarities
and differences in applying the methods of memorizing al-Quran in IESH
Palangka Raya andMES Palangka Raya.
This research uses descriptive qualitative approach. The subject is 1
Ustaah as a teacher in class VI teacher who teachs extracurricular of memorizing
the al-Quran in the IESH Palangka Raya and 1 teacher who teach Islamic
Education as a teacher in class VI in MES Palangka Raya. The object of this
research is the implementing methods of memorizing al-Quran in IESH Palangka
Raya and MES Palangka Raya. Data collection Techniques are observation,
interview, and documentation. The legalization data used is triangulation. As for
data analysis in this research are conducted through several stages, namely: Data
Collection, Data Reduction, Data Display, and Conclusion Drawing.
Research results application method of memorizing al-QuranIESH
Palangka Raya, that is learners listen to reading of others through tapes or directly,
then memorize verses of surah by viewing repeatedly and memorize bit by bit,
having memorized the learners give their momorizing (Talaqqi method), then
repeat memorizing ever memorized to Ustaah (Takrir method), Ustaah
attentions the sience of proper pronounciation for correct recitation of the al-
Quran while learners give their memorizing (a method of Tasmi). Whereas the
MES Palangka Raya, namely learners give their memorizing which has been
memorized by harden's voice so that learners can listen (Talaqqi method), then
repeat memorizing ever memorized together (Takrir method), the teacher pays
attention to the science of recitation by the time learners give their memorizing in
the class. The same application of both elementary schools areTalaqqi, Takrir
method, and Tasmi'. While the difference is in its application.
Keywords: Comparative Study, Implementation, methods of Memorizing the
al-Quran.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
pujidan syukurpenulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: Studi Komparatif Penerapan Metode Menghafal al-Quran di
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah
membawa petunjuk kebenaran, untuk seluruh umat manusia, yang kita harapkan
syafaatnya di akhirat kelak.
Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan dan sesuai dengan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
dan penuh rasa syukur, penulis berterima kasih kepada:
1. BapakDr. Ibnu Elmi As Pelu, SH. MH. Rektor IAIN Palangka Raya;
2. Bapak Drs. Fahmi, M.Pd.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, yang
telah memberikan izin melakukan penelitian;
3. Ibu Dra. Hj.Rodhatul Jennah, M.Pd.Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan,yang telah membantu dalam proses persetujuan dan munaqasah
skripsi;
viii
4. Ibu Jasiah, M.Pd.Ketua Jurusan Tarbiyah, yang telah berkenan menyetujui
judul skripsi dan mengeluarkan surat persetujuan judul dan penetapan dosen
pembimbing;
5. Bapak Ajahari, M.Ag. Pembimbing I Skripsi dan Bapak Drs. Asmail Azmy,
HB, M.Fil.I.Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
nasehat untuk kelangsungan studi penulis yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan demi terselesaikannya
skripsi ini;
6. Kepala dan Staf Administrasi Perpustakaan IAIN Palangka Raya yang telah
memberikan kesempatan dan mengizinkan penulis untuk mendapatkan
berbagai referensi yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi;
7. Bapak dan Ibu DosenIAIN Palangka Raya yang telah memberikan banyak
pengetahuan, keterampilan, dan wawasankepada penulis;
8. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Inovasi dan Teknologi yang telah
memberikan izin penelitian di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka
Raya dan Sekolah Dasar Muhmmadiyah Palangka Raya;
9. Kepala Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya, Usta dan
Ustaah, serta Peserta didik yang telah banyak membantu terlaksananya
penelitian hingga selesai skripsi ini;
10. Kepala Sekolah Dasar Muhmmadiyah Palangka Raya, Guru-guru, serta
Peserta didik yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian hingga
selesai skripsi ini;
ix
11. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Palangka Raya dan semua pihak yang telah
banyak berpartisipasi memberikan motivasi dan inspirasi dalam penyelesaian
skripsi.
Semoga hasil penelitian ini memiliki nilai positif dan bermanfaat
khususnya penulis dan juga pembaca pada umumnya. Akhirnya, dengan
memanjatkan doa dan rio Allah SWT semoga amal baik yang telah diberikan
kepada penulis akan mendapat balasan yang sebaik mungkin dari Allah SWT.
Palangka Raya, Desember2016
Penulis,
NUR AINY HIDAYATI
NIM. 1201111696
x
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi dengan judul STUDI
KOMPARATIF PENERAPAN METODE MENGHAFAL AL-QURAN DI
SEKOLAH DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH PALANGKA RAYA
DAN SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYAadalah
benar karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan dari karya orang lain dengan
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.
Jika dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran, maka saya siap
menanggung resiko atau sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Palangka Raya, Desember 2016
Yang Membuat Pernyataan
Materai
NUR AINY HIDAYATI
NIM. 1201111696
xi
Motto:
Artinya:
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar
al-Quran danmengajarkannyakepada orang lain1
1Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhary, TerjemahShahihBukhari, Ahmad
Sunartodkk, (pent), semarang: AsySyifa, 1993, Juz VI, h. 619.
xii
PERSEMBAHAN
Pujisyukurkehadirat Allah SWT., diri ini tiada daya tanpa kekuatan dari-
Nyadan Rasulullah SAW yang menjadikan cerminan hidup.Karyaimliahinisaya
persembahkan sebagaicintadankasihsayang saya kepada:
Kedua orang tua saya, Bapak Ngarijan dan Ibu Awit Sugianti tercinta, yang
selalu saya banggakan, yang penuh kesabaran mengais rezeki dari Allah SWT.,
tanpa kasih sayang, perhatian, bimbingan, didikan dan nasehat beliau saya
bukanlah siapa-siapa. Beliau tak pernah berhitung terhadap waktu dan tenaga
yang telah beliau gunakan untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang
kebaikannya tak dapat terbalaskan.
Kakak-kakak saya Erna Widiastuti, S.P dan Novi Ratnasari, A.Ma,serta Kakak
ipar saya Ipda Subarjo dan Much. Udin, S.E yang senantiasa memberikan
motivasi, dukungan serta mendoakan saya.
Guru-guru dan dosen-dosen saya yang selama ini tulus dan ikhlas meluangkan
waktu untuk menuntun dan mengarahkan dengan memberikan harta yang tak
pernah habis yaitu ilmu pengetahuan.
Seluruh teman-teman PAI Angkatan 2012 satu perjuangan, yang tak kalah
penting untuk saling menyemangati satu sama lain.
Almamater yang saya banggakan.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii
NOTA DINAS ............................................................................................... iii
PENGABSAHAN ......................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
PERNYATAANORISINALITAS ............................................................... x
MOTTO ........................................................................................................ xi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... xii
DAFAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
TRANSLITERASI ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5
D. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya.......................................................................... 7
B. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 12
1. Pengertian Studi Banding/Komparatif ............................................. 12
2. Pengertian Penerapan Metode Menghafal al-Quran ....................... 13
a. Pengetian Penerapan ................................................................... 13
b. Pengetian Metode ........................................................................ 14
c. Pengetian Menghafal ................................................................... 15
d. Pengetian al-Quran ..................................................................... 16
xiv
3. Macam-macam Metode Menghafal al-Quran ................................. 18
4. Hal-Hal yang Mendukung dalam Menghafal al-Quran .................. 22
5. Hambatan-Hambatan dalam Menghafal al-Quran .......................... 24
C. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian ...................................... 28
1. Kerangaka Pikir ............................................................................... 28
2. Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 30
B. Pendekatan Subjek dan Objek Penelitian ............................................. 30
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
D. Pengabsahan Data ................................................................................ 35
E. Analisis Data ......................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
A. Gambaran UmumLokasi Penelitian ................................................... 37
B. Gambaran Umum Subjek dan Informan Penelitian ........................... 58
C. Hasil Penelitian .................................................................................. 59
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Keadaan Tenaga Pengajar Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya ............................................................................. 44
Tabel4.2 Keadaan Saranadan Prasarana Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya ....................................................... 46
Tabel4.3 Kegiatan Menghafal al-Quran Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya ....................................................... 47
Tabel4.4 Keadaan Peserta Didik Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya ............................................................................. 48
Tabel4.5 Daftar Peserta DidikKelas VI Putri Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya ....................................................... 48
Tabel4.6 Keadaan Tenaga Pengajar Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya ............................................................................. 53
Tabel4.7 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya ............................................................................. 54
Tabel4.8 Keadaan Peserta Didik Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya ............................................................................. 56
Tabel4.9 Daftar Peserta Didik Kelas VI Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya ............................................................................. 56
xvi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Republik
Indonesia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
158/1987 dan 0543/b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ba B Be ta T Te (Sa es (dengan titik di atas Jim J Je (ha ha (dengan titik di bawah kha kh ka dan ha Dal D De (Zal zet (dengan titik di atas ra R Er Zai Z Zet Sin S Es Syin sy es dan ye (Sad es (dengan titik di bawah (Dad de (dengan titik di bawah (ta te (dengan titik di bawah (za zet (dengan titik di bawah ain koma terbalik Gain G Ge fa F Ef
xvii
Qaf Q Qi Kaf K Ka Lam L El Mim M Em Nun N En Wawu W We ha H Ha Hamzah ` Apostrof ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap
Ditulis mutaaqqidain
Ditulis iddah
C. Ta Marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
Ditulis Hibbah
Ditulis Jizyah
Ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya.
Ditulis karmah al-auliy
xviii
Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.
2. Bila ta marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah atau dammah ditulis
t.
Ditulis zaktul fitri
D. Vokal Pendek
Fathah Ditulis A
Kasrah Ditulis I
Dammah Ditulis U
E. Vokal Panjang
Fathah + alif Ditulis
Ditulis jhiliyyah
Fathah + ya mati Ditulis
Ditulis yas
Kasrah + ya mati Ditulis
Ditulis Karm
Dammah + wawu mati Ditulis
Ditulis Furd
F. Vokal Rangkap
Fathah + ya mati Ditulis Ai
xix
Ditulis Bainakum
Fathah + wawu mati Ditulis Au
Ditulis Qaulum
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
Ditulis aantum
Ditulis uiddat
Ditulis lain syakartum
H. Kata Sandang Alif+Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah
Ditulis al-Qurn
Ditulis al-Qiys
Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya.
Ditulis as-Sama>
Ditulis asy-Syams
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis aw al-fur
Ditulis ahl as-Sunnah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan terbagi menjadi dua kategori yaitu pendidikan umum dan
pendidikan agama, salah satu diantara pendidikan agama adalah pendidikan
agama Islam. Menurut Abdul Majid dalam bukunya Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum, yang mengatakan
bahwa:
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.2
Pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.3
Di antara sekian banyak cakupan materi pendidikan agama Islam, adalah
menghafal al-Quran. Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam dan
menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan. Segala
petunjuk dan arahan yang ada di dalamnya harus dijalankan dan diamalkan secara
2Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 130. 3Ibid.,h. 35.
2
benar dan penuh kesadaran. Di samping al-Quran memuat petunjuk tentang
hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Oleh karena
itu, umat Islam dituntut harus mampu membaca, memahami, menghayati dan juga
mengamalkan ajaran yang terkandung didalamnya.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
: ( )
Artinya: Dari Usman ra dari Nabi SAW sabdanya: Sebaik-baik kalian
adalah orang yang belajar al-Quran dan mengajarkannya
kepada orang lain.4
Pada hadis lain Rasulullah SAW bersabda:
( ) Artinya: Bacalah olehmu al-Quran, karena pada hari kiamat nanti ia
akan mendatangi orang yang membacanya sebagai pemberi
syafaat.5
Menurut Al-Khauli, proses pengajaran kemurnian al-Quran adalah
dengan dua cara, yaitu dalam bentuk tulisan dan hafalan al-Quran. Tradisi
menghafal al-Quran selanjutnya disebut hiful Quran/tahfiul Quran, yang
sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW sampai saat ini.6
4 Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhary, Terjemah Shahih Bukhari, Ahmad
Sunarto dkk, (pent), semarang: Asy Syifa, 1993, Juz VI, h. 619. 5 Imam Al-Mundziri, Ringkasan Hadis Shahih Muslim, Jakarta: Pustaka Amani, 2003, h.
1249. 6 Muhammad Abdul Aziz Al-Khauli. Kitab Bahasa Arab Al-Adabun Nabawi, t.th., Darul
Fiqri, h. 258.
3
Menghafal al-Quran merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik
dihadapan manusia, terlebih di hadapan Allah SWT. Para penghafal al-Quran
memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kemurnian al-Quran
hingga akhir zaman.7Kewajiban umat Islam adalah menaruh perhatian terhadap
al-Quran dengan membacanya, menghafalnya, maupun menafsirkannya. Allah
SWT telah menjanjikan bagi para pelestari kitab-Nya yaitu berupa pahala,
dinaikkan derajatnya, dan diberi kesenangan di dunia dan di akhirat.8
Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam membebaskan umat
Islam dari buta huruf al-Quran dan untuk mewujudkan generasi yang memiliki
kualitas iman dan keyakinan beragama dengan cara menghafal al-Quran yang
diterapkan dalam pendidikan sejak dini.Dalam hal ini pendidikan agama Islam
menjadi media untuk membimbing para peserta didik ke arah yang lebih baik
sehingga terbentuknya mental dan kepribadian yang sesuai dengan tuntunan
agama Islam, karena al-Quran adalah mukjizat yang abadi dimana semakin maju
ilmu pengetahuan, semakian tampak validitas kemukjizatannya.
Berdasarkan hasil observasi awal, mata pelajaran al-Quran di Sekolah
Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan mata pelajaran al-Quran Hadits
diSekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya merupakan salah satu bagian
dari bidang studi Pendidikan Agama Islam, sehingga untuk menunjang kegiatan
intrakurikuler pada mata pelajaran al-Quran dan al-Quran Hadits, kedua Sekolah
Dasar tersebut mengadakan kegiatan ekstrakurikuler menghafal al-Quran artinya
7 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal al-Quran. Bandung: Mujahid Press,
2004, h. 3. 8 Saadulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Quran, Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 12-13.
4
kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan
program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Penerapan menghafal al-Quran tentunya tidak terlepas dengan berbagai
macam metode yang digunakan guru dalam kegiatan menghafal al-Quran terlebih
lagi kemampuan yang berbeda-beda tentunya menjadi tantangan bagi guru karena
peserta didik ada yang masih Iqro dan ada yang sudah bisa mengaji al-Quran,
sehingga berbagai macam metode digunakan agar mudah menghantarkan peserta
didik menjadi penghafal al-Quran.
Dari fenomena di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
pendekatan komparatif mengenai dua Sekolah Dasar yang mempunyai tujuan
yang sama dalam penerapan metode menghafal al-Quran, yaitu Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya khususnya pada kelas VI. dalam sebuah judul Studi Komparatif
Penerapan Metode Menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Intergal Hidayatullah
Palangkaraya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya
B. Rumusan Masalah
Untuk pemecahan masalah penelitian ini, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian, antara lain:
1. Bagaimana penerapan metode menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka
Raya?
5
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan penerapan metode menghafal al-Quran
di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan penerapan metode menghafal al-Quran di Sekolah
Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya.
b. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penerapan metode menghafal
al-QurandiSekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah
Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bahan informasi dan masukan bagi Kepala Sekolah mengenai penerapkan
metode menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti mengenai penerapkan metode
menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
c. Sebagai bahan referensi dan studi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut.
d. Menambah khazanah perpustakaan IAIN Palangka Raya.
D. Sistematika Pembahasan
6
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini, dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu: Bab I, pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II, kajian pustaka, terdiri dari penelitian sebelumnya, deskripsi
teoritik, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.
Bab III, metode penelitian, terdiri dari waktu dan tempat penelitian,
pendekatan, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, pengabsahan
data, dan analisis data.
Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari gambaran umum
lokasi penelitian, gambaran umum subjek penelitian, pembahasan dan hasil
pembahasan.
Bab V, penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya merupakan penelitian yang dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi peneliti, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Baihaqi Metode Menghafal al-
Qurandi Rumah Tahfi Darul Quran Al-Wafa Palangka Raya dengan
rumusan masalah:
a. Metode apa saja yang digunakan di Rumah Tahfi Darul Quran Al-Wafa
Palangka Raya?
b. Bagaimana penerapan metode menghafal al-Quran di Rumah Tahfi Darul
Quran Al-Wafa Palangka Raya?
c. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penerapan metode
menghafal al-Quran di Rumah Tahfi Darul Quran Al-Wafa Palangka
Raya?
d. Bagaimana upaya Usta dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam menerapkan metode menghafal al-Quran di Rumah Tahfi
Darul Quran Al-Wafa Palangka Raya?
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penelitian yang digunakan
oleh para Usta dan Usta ah dirumah Tahfi Darul Quran Al-Wafa Palangka
Raya antara lain: metode Kitabah, metode Simai, metde Jama, metode Tahfi,
metode Talaqqi, metode Tahsinul Quran, metode Takrir, metode Tajwid.
7
8
Penerapan metode menghafal al-Quran adalah sebagai berikut:
Pertama, metode Kitabah yang penerapannya dengan cara Usta harus
menuliskan ayat yang akan dihafal di papan tulis; Kedua, metode Simai yang
penerapannya di awali dengan membaca ayat yang akan dihafal; Ketiga,
metode Jamayang penerapannya santri diminta membaca secara bersama-
sama dipandu oleh santri yang baik bacaannya; Keempat, metode Tahfi yang
penerapannya santri diminta menghafal potongan-potongan ayat dari
keseluruhan ayat yang akan dihafal; Kelima, metode Talaqqi yang
penerapannya secara setor hafalan; Keenam, metode Tahsinul Quran yang
penerapannya Usta meminta santri membaca hafalan kemudian memperbaiki
bacaan yang salah dalam tajwidnya; Ketujuh, metode Takrir yang
penerapannya santri diminta mengulang hafalan secara berjamaah; Kedelapan,
metode Tajwid yang penerapannya dengan cara memberikan ilmu tajwid
sebelum santri menyetorkan hafalan.
Faktor pendukung dalam kegiatan menghafal al-Quran yakni Usta
nya adalah seorang hafi, menguasai ilmu tajwid, pandai ilmu baca tulis al-
Quran, memiliki fasilitas gedung yang cukup memadai, memiliki media
maupun alat atau sumber belajar antara lain papan tulis, spidol, al-Quran, al-
Quran pojok (al-Quran juz 1), lingkungannya cukup agamis walaupun
berada di jalur akses jalan yang padat dengan kendaraan pada waktu-waktu
tertentu.
Adapun faktor penghambat, yakni masih adanya santri yang belum
lancar membaca al-Quran, Usta yang kurang aktif mengajar, ruang belajar
9
yang masih menjadi satu, minimnya media dan sumber belajar yang tersedia,
santri sering tidak hadir, santri kurang berkonsentrasi disaat menghafal dan
sering bermain, santri berhenti belajar sebelum target yang diharapkan dicapai,
adanya gangguan suara mobil lewat atau konvoi kendaraan.
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan
metode menghafal al-Quran dirumah Tahfi Darul Quran Al-Wafa Palangka
Raya adalah dengan memberikan tanda-tanda khusus berupa pewarnaan
terhadap ayat-ayat yang akan dihafal, bermusyawarah dalam rangka mencari
solusi mengenai permasalahan yang dihadapi, koordinasi dengan orang tua atau
wali santri, mengunakan berbagai macam cara (trik) untuk mengembalikan
konsentrasi santri dalam belajar, dan pengadaan media serta sumber belajar
secara bertahap.
2. Abdurrahman Penerapan Metode Takrir dalam Pembelajaran Tahfiul Quran
di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Kalimantan Selatan dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan metode Takrir di Pondok Pesantren Darul Ilmi
Banjarbaru Kalimantan Selatan?
b. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penerapan metode
Takrirdi Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Kalimantan Selatan?
c. Upaya apa yang dilakukan Usta dalam mengatasi hambatan penerapan
metode Takrir di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Kalimantan
Selatan?
10
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa proses penerapan metode
Takrir dalam menghafal al-Quran di Pondok Pesanteren Darul Ilmi
Banjarbaru Kalimantan Selatan sudah berjalan dengan baik, faktor
pendukungnya antara lain: adanya semangat dan niat yang tulus, adanya sarana
dan prasarana yang memadai, adanya kebijakan dari pengasuh untuk
mengembangkan kreativitas Usta dan santri. Adapun faktor penghambat
yaitu: santri kesulitan dalam mengelola waktu serta kelelahan, kurang
menyadari manfaat metode takrir dalam menghafal al-Quran terutama dalam
kegiatan Mudarosah kelompok, santri kurang istiqomah dalam men-takrir
hafalan yang telah di hafal.
Solusi untuk mengatai hambatan implementasi metode Takrir yaitu:
pertama, melakukan pembenahan atau managemen waktu dengan memberikan
tambahan jam kegiatan Mudarosah bada Asar. Kedua, memberikan
pemahaman dan motivasi tentangpentingnya metode Takrir dalam menghafal
al-Quran serta evaluasi hafalan al-Quran setiap empat bulan sekali. Ketiga,
mengabsensi atau memberi bukti setoran yang berupa buku raport, dan raport
akan di evaluasi satu bulan sekali. Upaya itu tidak terlepas dari usaha keras
yang dilakukan oleh semua pihak terkait, dalam hal ini pengasuh dan pengurus.
Dengan demikian solusi tersebut diharapkan dapat mengatasi hambatan metode
Takrir dalam menghafal al-Quran.
3. Juaza Hapisah Pelaksanaan Menghafal al-Quran pada santri SDIT Al-Manar
Pangkalan Bun dengan rumusan masalah sebagai berikut:
11
a. Bagaimana pelaksanaan menghafal al-Quran pada santri SDIT Al-Manar
Pangkalan Bun?
b. Apa faktor pendukung dalam pelaksanaan menghafal al-Quran pada santri
SDIT Al-Manar Pangkalan Bun?
c. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan menghafal al-Quran pada santri
SDIT Al-Manar Pangkalan Bun?
Hasil dari penelitian ini bahwa metode yang diterapkan metode Jama
dan Wahdah. Langkah metode untuk kelas I dan II yaitu guru membacakan
terlebih dahulu ayat yang akan dihafal, kemudian santri mengikuti, di ulang
beberapa kali sampai santri baik dan benar. Kelas III dan IV menghafal
masing-masing dirumah. Tata cara menghafal al-Quran berdoa terlebih
dahulu, murajaahhafalan yang dihafal sebelumnya, setoran hafalan satu
persatu, murajaah kembali sampai batas hafalan ayat terakhir, guru
mebacakan ayat yang baru, santri mengikuti berulang-ulang, membaca doa
selesai belajar. Materi hafalan surat an-Nabaa sampai surat an-Naas, frekuensi
menghafal setiap hari.
Kendala guru adanya santri yang tidak mau menghafal, serta kesulitan
santri yang belum bisa membaca al-Quran. Sedangkan kendala santri
menghafal al-Quran, panjangnya sebagian ayat-ayat yang dihafal membuat
santri kesulitan dalam menghafal al-Quran.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ahmad Baihaki, Abdurrahman
dan Juaza Hapisah penulis menemukan persamaan dan perbedaan dalam
penelitian sebelumnya, persamaannya tentang menghafal al-Quran sedangkan
12
perbedaannya terletak pada penerapan metode dan pelaksanaannya. Dalam
penelitian Ahmad Baihaki menggunakan beberapa metode diantaranya metode
Kitabah, metode Samai, metode Jama, metode Tahfi, metode Talaqqi,
metodeTahsinul Quran, metode Takrir dan metode Tajwid. Pada penelitian
Abdurrahman menggunakan metode Takrir, pada skripsi Juaza Hapisah lebih
kepada bagaimana pelaksanaan pada saat menghafal al-Quran, sedangkan
penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan yang lebih
mendalam terkait mencari persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan
penerapan metode menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
B. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Studi Banding/Komparatif
Menurut Tadjab, studi banding atau studi perbandingan atau komparatif
yang dalam bahasa Inggrisnya a Comparative Study menurut pengertian
dasarnya berarti menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaan.9
Menurut Bernadib, studi banding adalah perbandingan mempelajari
secara nyata kesamaan dan perbedaan sistem dan masalah-masalah
pendidikan.10
Sedangkan pengertian banding dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah persamaan, tata imbuhan.11
Kemudian Suharsimi Arikunto mengutip
pendapat Aswani Sujud mengatakan bahwa perbandingan adalah penelitian
9Tadjab, Perbandingan Pendidikan, Surabaya: Karya Abditama, 1994, h.4.
10Imam Bernadib, Pendidikan Perbandingan, Yogyakarta: Andi, 1982, h. 2.
11Depdikbud, Kamus, artikel banding, h. 87.
13
komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan tentang benda,tentang orang, tentang prosedur kerja, ide-ide, kritik
terhadap orang, kelompok, terhadap sesuatu ide prosedur kerja.12
Dari beberapa pendapat tersebut dapat di pakai bahwa studi banding
adalah menganalisa atau memepelajari dua hal atau lebih untuk mencari
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan terkait dengan yang akan
diteliti.
2. Pengertian Penerapan Metode Menghafal al-Quran
a. Pengertian Penerapan
Kata penerapan dalam Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporermemiliki beberapa arti diantaranya pertama, pemasangan,
kedua, mempraktekkan, penggunaan/pemakaian.13
Menurut Blooms yang dikutip oleh Uzer Usman mengatakan bahwa
salah satu domain kognitif adalah penerapan (application), yaitu
kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari sesuai dengan situasi
baru dan menggunakan aturan, prinsip.14
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa yang dimaksud dengan
penerapan adalah suatu kegiatan memasang/mengenakan atau
mempraktekkan suatu tindakan praktis yang memberi efek atau dampak
baik bagi perubahan, pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap dalam suatu
kegiatan belajar.
12
Asnawi Sujud dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h. 211. 13
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Perss. 2002, h. 1596. 14
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002, h. 35.
14
b. Pengertian Metode
Pada dasarnya metode merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar khususnya pada suatu lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan, apabila proses pendidikan tidak
menggunakan metode yang tepat maka akan sulit menetapkan tujuan yang
akan dicapai.
Pengertian metode secara litertik, bahwa kata metode berasal dari
Yunani yang terdiri dari kata Metha yang berarti melalui dan kata
Hodos berarti jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.15
Menurut Ahmad Tafsir, metode adalah istilah yang digunakan untuk
mengungkapkan pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu.16
Sedangkan dalamKamus Besar Bahasa Indonesia
metode mempunyai dua arti, pertama; cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki, kedua; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.17
Sedangkan metode hafalan (mahfuat) adalah suatu teknik yang
digunakan oleh seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya
untuk menghafalkan sejumlah kata-kata (mufradat) atau kalimat-kalimat
maupun kaidah-kaidah.18
15
Armai Arif, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h.40. 16
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2000, h. 9. 17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005, hal.740. 18
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006, h. 209.
15
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan metode menghafal al-Quran adalah suatu
cara yang paling tepat dan cepat untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menghafal al-Quran.
c. Pengertian Menghafal
Kamus Besar Bahasa Indonesiamenyatakan bahwa menghafal
berasal dari kata hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan (tentang
pelajaran) kemudian mendapat awalan meng sehingga menjadi menghafal
yang berarti berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat.19
Menghafal dalam Bahasa Arab yang berbentuk fiil -
yang artinya memelihara, menghafal, mengingat dan menjaga. Sedangkan
pengertian menurut istilah menghafal sebagaimana yang dijelaskan oleh
Imam Majduddin Muhammad bi Yaqub Al-Fairuz, dalam Qamus Al-
Muhith Menjelaskan sebagai berikut:
Artinya: Hafal adalah orang mewakili (mencukupi/terpenuhi) dengan
sesuatu: jalan yang dijelaskan kepada jalan yang benar.20
19
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 381. 20
Imam Majduddin Muhammad bin Yaqub Al-Fairuz, Qamus Al-Muhith, Beirut: Dar
Al-Fikr, 2005, h. 626
16
Hal serupa dijelaskan Ahmad Warson Munawwir, kata menghafal
dalam Bahasa Arab adalah . Kata ini berasal dari fiil (kata kerja): - - Jika dikatakan, artinya menjaga (jangan sampai rusak), memelihara dan melindungi.Namun, jika dikatakan
,artinya katamahu (menyimpan). Dan jika dikatakan artinya istazaharahu (menghafal).21
d. Pengertian al-Quran
al-Quran secara bahasa merupakan mashdar (kata bentukan) dari
kata qaraa (membaca) sinonimnya adalah al-qiraah (bacaan)
sebagaimana disinyalir dalam firman Allah:
Artinya:Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkan
(didadamu)dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami
telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.22
Menurut Ahsin W. Al-Hafi, al-Quran adalah kalam Allah yang
bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup nabi dan rasul, dengan
21
Munawir, AW. Al Munawir Kamus Arab - Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif,
1997, h. 279. 22
Q.S. Al-Qiyamah [75] : 17-18. Lihat dalam Depag RI, Al-Jumanatul ali, Al-Quran dan
Terjemahnya, Bandung: CV. J.Art, 2005.
17
perantara malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawattir,
membaca dihitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.23
Sedangkan Al-Quran menurut Manna Al-Qaththan adalah lafa al-
Quran yang berasal dari kata qa-ra-a ( ) yang artinya mengumpulkan dan
menghimpun. Qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang
satu dengan yang lainnya ke dalam satu ucapan yang tersusun dengan rapi.
Sehingga menurut al-Qaththan, al-Quran adalah bentuk mashdar dari kata
qa-ra-a yang berarti dibaca.24
Sedangkan menurutZakiyah Darajat dalam buku Ilmu Pendidikan
Islam, al-Quran adalah firman Allah yang disampaikan oleh Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terkandung ajaran pokok yang
dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui
ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-Quran itu sendiri dari dua prinsip
besar yaitu berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah,
dan yang berhubungan dengan amal yang disebut dengan syariah.25
Dari beberapa pengertian di atas dapat di pahami bahwa al-Quran
adalah firman Allah yang disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW secara mutawattir, membacanya merupakan ibadah yang
mengandung ajaran pokok untuk umat manusia.
23
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Quran, Jakarta: Bumi Aksara,
2000, h. 1. 24
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu al-Quran. Terj. Aunur Rafiq, h. 16-
17. 25
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 19.
18
Adapun menghafal al-Quran menurut Abdurrab Nawabbudin secara
bahasa (etimologi) adalah:
a. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa di ingat kembali meski
tanpa kitab
b. Membaca secara rutin ayat-ayat yang dihafalnya
c. Mengingat-ingat.26
Sedangkan menghafal al-Quran menurut istilah (terminologi) pada
hakikatnya tidaklah berbeda baik secara bahasa ataupun istilah dari
segi pengungkapannya. Penghafal al-Quran dituntut untuk
menghafal secara keseluruhan baik hafalan maupun ketelitian,
artinya disini penghafal juga dituntut untuk untuk menelaah,
medalami isinya dan mengamalkan apa yang dipelajari sari al-
Quran tersebut.27
Dengan demikian yang dimaksud dengan penerapan metode
menghafal al-Quran adalah mengaplikasikan cara mengajar sesuai aturan
agar peserta didik mudah dalam menghafal al-Quran.
3. Macam-Macam Metode Menghafal al-Quran
Menurut Ahsin W. Al-Hafi secara umum metode tahfiul Quran ada
lima macam:
a. Metode (Tariqoh) Wahdah
Metode ini dilakukan dengan menghafal satu persatu terhadap ayat-
ayat yang hendak dihafalnya.Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa
dibaca sebanyak sepuluh kali, atau lebih sehingga proses ini mampu
membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian menghafal akan
26
Abdurrab Nawabbudin, Teknik Menghafal al-Quran, Bandung: Sinar Baru, 1991, h.
25. 27
Ibid., h.25-26.
19
mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam
bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada
lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat
berikutnya hingga mencapai satu halaman.Setelah ayat-ayat dalam satu
halaman, maka gilirannya menghafal urutan-urutan ayat dalam satu
halaman.
b. Metode Kitabah
Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif pada
metode pertama. Metode kitabah dilakukan dengan menulis terlebih dahulu
ayat yang akan dihafal, kemudian baru menghafal ayat. Disamping
membaca untuk menghafalkan al-Quran, aspek visual juga akan sangat
membantu dan mempercepat terbentuknya pola hafalan dalam bayangan.
c. Metode Simai
Simai artinya mendengar. Metode ini dilakukan dengan
mendengarkan bacaan orang lain, baik secara langsung maupun melalui
rekaman. Dapat juga melalui bacaan sendiri yang direkam kemudian
dijadikan media untuk menghafal.Metode ini baik digunakan untuk anak-
anak yang belum lancar membaca al-Quran serta bagi orang yang
tunanetra.
d. Metode Gabungan
Metode ini merupakan gabungan dari metode wahdah dengan
metode kitabah, hanya saja kitabah (menulis) yang mempunyai fungsional
20
uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Maka dalam hal ini,
setelah penghafal selesai menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian
iamencoba menuliskannya di atas kertas yang telah disediakan untuknya
dengan hafalan pula. Kelebihan metode ini adalah mempunyai fungsi ganda,
yakni berfungsi untuk menghafal dan sekaligus berfungsi untuk
memantapkan hafalan karena dengan menulis yang dihafalnya dapat
memberikan kesan visual.
e. Metode Jama
Metode ini dilakukan dengan cara kolektif, yakni ayat-ayat yang
dihafal di baca secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh instruktur.
Pertama, instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan peserta
didik menirukan secara bersama-sama. Kemudian instruktur
membimbingnya dengan mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan peserta
didik mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu dapat mereka baca dengan baik
dan benar, selanjutnya instruktur memberikan bimbingan kepada peserta
didik sedikit demi sedikit sehingga peserta didik hafal baru dilanjutkan
kepada ayat berikutnya. Maka dengan menggunakan metode Jamaakan
dapat menghilangkan kejenuhan.28
Saadullah menyebutkan beberapa metode menghafal al-Quran
diantaranya:
a. Bin-Naar
28
Ahsin, W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal al-Quran, Jakarta: Bumi Aksara.
2000, h. 66.
21
Metode Bin-Naar dilakukan dengan cara membaca dengan cermat
ayat-ayat al-Quran yang akan dihafal dengan melihat mushaf al-Quran
secara berulang-ulang. Proses Bin-Naar ini hendaknya dilakukan sebanyak
mungkin atau empat puluh kali seperti yang dilakukan ulama terdahulu.
b. Tahfi
Metode Tahfi dilakukan dengan cara menghafal sedikit ayat-ayat
Al-Quran yang telah dibaca berulang-ulung secara Bin-
Naartersebut.Misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat, atau
sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan.Setelah satu baris atau
beberapa kalimat tersebut sudah dapat dihafal dengan baik, lalu ditambah
dengan merangkaikan baris atau kalimat berikutnya sehingga
sempurna.Kemudian rangkaian ayat tersebut diulang kembali sampai benar-
benar hafal.
c. Talaqqi
Metode Talaqqi dilakukan dengan cara menyetorkan atau
memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru atau
instruktur. Guru tersebut haruslah seorang hafi al-Quran, telah mantap
agama dan marifatnya, serta dikenal mampu menjaga dirinya. Proses
Talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang calon
hafidan mendapatkan bimbingan seperlunya. Seorang guru tahfijuga
hendaknya yang benar-benar mempunyai silsilah guru yang sampai kepada
Nabi Muhammad SAW.
d. Takrir
22
Metode Takrir dilakukan dengan caramengulang hafalan atau men-
simakan hafalan yang pernah dihafalkan/sudah pernah di-simakan kepada
guru tahfi.Takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafalkan tetap
terjaga dengan baik.Selain dengan guru, Takrir juga dilakukan sendiri-
sendiri dengan maksud melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga
tidak mudah lupa.Misalnya pagi hari untuk menghafal materi hafalan baru,
dan sore harinya untuk men-takrir materi yang telah dihafalkan.
e. Tasmi
Tasmi yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik
kepada perseorangan maupun kepada jamaah. Dengan Tasmi ini seorang
penghafal al-Quran akan diketahui kekurangan pada dirinya. Karena
bisasaja ialengah dalam mengucapkan huruf atau harakat. Dengan Tasmi
seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam hafalan.29
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, ada beberapa metode
dalam pembelajaran tahfiul Quran, meliputi:
a. MetodeWahdah;
b. MetodeKitabah;
c. MetodeSimai;
d. MetodeGabungan;
e. MetodeJama
f. MetodeBin-Naar
g. MetodeTalaqqi
29
Sadulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Quran, Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 52.
23
h. Metode Takrir
i. Metode Tasmi
4. Hal-Hal yang Mendukung dalam Menghafal al-Quran
Terdapat beberapa hal yang dapat membantu menghafal al-Quran:
a. Pena
Pena merupakan alat yang dapat membantu hafalan yang dapat
dipergunakan untuk mencatat dan memberi tanda pada ayat-ayat atau
kalimat-kalimat yang memiliki kemiripan atau kesamaan antara yang satu
dengan yang lainnya.
b. Simai
Sima yaitu saling memperdengarkan dan mendengarkan bacaan
antara dua orang atau lebih. Jika satu orang membaca (memperdengarkan)
maka orang lain akan mendengarkan dan bergantian seterusnya hingga
setiap orang mendapatkan kesempatan untuk membaca.
c. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa al-Quran. Tentunya pemahaman
terhadap bahsa Arab tersebut sangat membantu dalam menghafal yaitu
dengan pemahaman arti ayat yang dibaca.
d. Usia Cocok (ideal)
Seorang penghafal al-Quran yang berusia masih muda akan mudah
berpotensi daya serapnya terhadap materi-materi yang dibaca, dihafal atau
di dengar. Dalam hal ini usia dini atau anak-anak lebih mempunyai daya
rekam yang kuat terhadap sesuatu yang dilihat, didengar atau dihafal.
24
e. Manajemen Waktu
Sebagaimana muslim yang baik kita harus mengetahui besarnya
tanggung jawab terhadap waktu dan mengetahui jika kelak pada hari kiamat
kita akan ditanya dihadapan Allah SWT mengenai waktu yang dijalani dan
menyadari bahwa usia dan waktu adalah terbatas. Dan disinilah manajemen
waktu dalam menghafal al-Quran yang dianggap sesuai dan baik, yaitu:
waktu sebelum fajar dan setelah fajar hingga terbit matahari, setelah bangun
dari tidur siang, setelah shalat dan waktu antara maghrib dan isya.
f. Tempat Menghafal
Agar proses menghafal dapat berhasil, maka diperlukan tempat
yang ideal, yaitu: jauh dari kebisingan, bersih dan suci dari kotoran dan
najis, cukup ventilasi untuk terjaminnya pergantian udara, tidak sempit,
cukup penerangan, mempunyai temparatur yang sesuai dengan kebutuhan,
dan tidak memungkinkan timbulnya gangguan.30
Adapun menurut Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafi, hal-hal yang
mendukung dalam menghafal al-Quran antara lain:
a. Bergaul dengan orang yang sedang atau sudah hafal al-Quran b. Mendengarkan bacaan Hafi al-Quran c. Mengulang hafalan bersama orang lain d. Musabaqoh hifil-Quran e. Selalu membaca dalam alat.31
Menurut Raghib As-Sirjani, hal-halyang mendukung dalam
menghafal al-Quran antara lain:
30
Ahmad Salim Badwildan, Cara Mudah Bisa Menghafal al-Quran, Jogjakarta: Bening,
2010, h. 14-17. 31
Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafidz, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Quran Daiyah: Saran
Dengan Penanaman Motivasi, Penjelasan Teknis dan Pemecahan, Bandung: Syamil Cipta Media,
2004, h. 55.
25
a. Buatlah perencanaan yang jelas
b. Bekerjasamalah dengan orang lain
c. Bawalah selalu mushaf kecil di dalam saku pakaian
d. Simaklah dengan baik bacaan Imam ketika alat berjamaah
e. Dahulukan menghafal surat-surat yang paling mudah
f. Tetaplah pada satu jenis mushaf
g. Janganlah berpindah ke surat yang baru sebelum yang lama hafal
dengan lancar
h. Jadikan setiap satu surat sebagai satu kesatuan yang utuh
i. Perhatikan secara seksama ayat-ayat mutasyabihat
j. Ikutilah perlombaan-perlombaan Hiful Quran.32
5. Hambatan-Hambatan dalam Menghafal al-Quran
Menurut Abu Abdi Rahman ada beberapa faktor yang menghambat
atau menyebabkan mudah lupa terhadap al-Quran. Orang yang benar-benar
ingin hafal al-Quran harus memperhatikan hal-hal berikut dan berusaha untuk
menjauhinya. Diantaranya:
a. Banyak berbuat dosa dan maksiat. Hal itu akan membuat orang mudah
melupakan al-Quran dan membuat hatinya buta dari mengingat al-Quran,
membaca dan menghafal al-Quran.
b. Kurang sering mengulang-ulang hafalan dan memperdengarkan hafalannya
(Tasmi).
32
Raghib As-Sirjani, Panduan Cepat dan Mudah Menghafal al-Quran, Jakarta: Zikrul
Hakin, 2009, h.102.
26
c. Terlalu banyak memikirkan urusan duniawi yang ini akan membuat hati
sangat bergantung kepadanya, yang gilirannya tidak dapat menghafal
dengan mudah.
d. Menghafal banyak ayat dalam kurun waktu singkat, kemudian melanjutkan
hafalan ke ayat berikutnya sebelum memantapkan hafalan ayat
sebelumnya.33
Adapun menurut Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafi, hambatan-
hambatan dalam menghafal al-Quran digolongkan menjadi dua hal, yaitu:
a. Faktor Internal
1. Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya
2. Tidak merasakan kenikmatan al-Quran
3. Hati yang kotor dan terlalu banyak maksiat
4. Tidak sabar, malas, dan berputus asa
5. Semangat dan keinginan yang lemah
6. Niat yang tidak ikhlas
7. Lupa
b. Faktor Eksternal
1. Tidak dapat membaca al-Quran dengan baik
2. Tidak mampu mengatur waktu
3. Ayat-ayat yang sulit
4. Pengulangan yang sedikit
5. Tidak ada pembimbing.34
33
Abu Abdi Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal al-Quran, Jakarta: Radar
Jaya, 1997, h.62.
27
Problematika/hambatan lainnya yang paling menonjol dalam menghafal
al-Quran ini digolongkan menjadi dua hal, yaitu:
a. Hambatan Internal
1) Kesehatan
Kesehatan seseorang baik kesehatan fisik maupun psikis (rohani)
yang sedang menghafal al-Quran harus selalu dijaga supaya pencapaian
target hafalan tidak terganggu. Gangguan pada fisik contohnya seperti
penyakit mata, telinga, tenggorokan, flu, panas dingin dan lain-lain yang
akan mengganggu konsentrasi menghafal. Gangguan pada psikis
contohnya seperti stress, mudah tersinggung, cepat marah dan lain-lain.
2) Malas, tidak sabar dan berputus asa
Malas adalah kesalahan jamak yang sering terjadi. Tidak terkecuali
dalam menghafal al-Quran. Karena setiap hari harus bergelut dengan
rutinitas yang sama, tidak aneh jika seseorang dilanda kebosanan.
Sehingga hal ini menimbulkan kemalasan dalam diri dalam menghafal
atau murajaah al-Quran.
3) Pengaturan waktu
Bagi orang yang menghafal al-Quran waktu harus dioptimalkan
dengan sebaik-baiknya karena seoraang hafi dituntut untuk pandai
34
Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafidz, Kiat Sukses...., h. 63-89.
28
mengatur waktu jangan sampai dia terlena urusan dunia sehingga lupa
kewajibannya dalam menghafal al-Quran.
4) Lupa
Secerdas apapun seseorang, pasti tidak akan luput dari masalah
lupa. Hal inilah yang menuntut adanya murajaah dalam rangka selalu
memelihara al-Quran agar tidak hilang karena lupa.
b. Hambatan Eksernal
1) Kemiripan ayat
Dalam al-Quran banyak sekali kita temukan ayat-ayat yang mirip.
Terkadang, satu ayat dalam sebuah surat hanya berbeda satu huruf atau
satu kata dengan ayat yang mirip dengannya dalam surat lain. Terkadang
pula, ayat yang sama bisa dijumpai dalam surat yang berbeda.
Pada awalnya hal ini cukup mudah. Namun, ketika jumlah hafalan
semakin banyak, maka seorang hafiakan merasa kesulitan membedakan
dan menguasai ayat tersebut jika ia tidak memperhatikan perbedaan ayat-
ayat tersebut.
b) Tempat menghafal
Situasi dan kondisi itu mendukung tercapainya sesuatu kesuksesan
menghafal al-Quran. Suasana yang bising, kondisi lingkungan yang
tidak sedap dipandang, penerangan yang tidak sempurna dan polusi yang
tidak nyaman akan menghambat tercapainya konsentrasi. Oleh karena itu
29
untuk menghafal al-Quran diperlukan tempat yang ideal untuk
tercapainya konsentrasi.35
C. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian
1. Kerangka Pikir
al-Quran adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat Nabi
Muhammad SAW. Nabi memerintahkan agar al-Quran dibaca dan dihafal. Di
kota Palangka Raya diantara beberapa sekolah yang menerapkan kegiatan
menghafal al-Quran sebagai salah satu ekstrakurikuler adalah Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah dan Sekolah Dasar Muhammadiyah, sehingga dapat
melahirkan hafidan hafiah yang berpotensi sebagai manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara.
Tentunya keberhasilan menghafal al-Quran tidak dapat terlepas dengan
berbagai macam metode yang diterapakan di Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka
Raya dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Lebih jelasnya lihat
tabel di bawah ini.
2. Pertanyaan Penelitian
35
Ahmad Salim Badwildan, Cara Mudah Bisa Menghafal al-Quran, Jogjakarta: Bening,
2010. h. 20-23.
Penerapan Metode Menghafal
al-Quran
Perbedaan Metode Menghafal
al-Quran
Persamaan Metode Menghafal
al-Quran
30
Untuk menjawab masalah sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
a. Bagaimana penerapan metode menghafal al-Quran di Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya?
1) Metode apa saja yang diterapkan dalam kegiatan menghafal al-Quran?
2) Alasan pemilihan metode dalam penerapan metode menghafal al-Quran
di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah
Dasar Muhammadiyah Palangka Raya?
3) Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode agar peserta
didik mudah untuk menghafal?
4) Surah apa yang dihafalkan peserta didik kelas VI?
5) Kapan waktu bimbingan menghafal al-Qurandilakukan?
6) Bagaimana faktor pendukung dan penghambat penerapan metode
menghafal al-Quran?
7) Apa solusi guru dalam mengatasi hambatan dalam penerapan metode
menghafal al-Quran?
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Alokasi waktu penelitian mengenai penerapan metode menghafal al-
Quran dilaksanakan selama 2 bulan, dari 20 September 2016 sampai 20
November 2016 yaitu terhitung setelah izin dari IAIN Palangka Raya
dikeluarkan, sehingga data yang di gali terkumpul sesuai dengan apa yang di
harapkan, kemudian melakukan pengolahan data, analisis data serta
penyusunan laporan penelitian.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Jalan Danau Rangas (Tjilik Riwut Km. 6,5) Komplek Pondok Pesantren
Hidayatullah Palangka Raya. Adapun Sekolah Dasar Muhammadiyah Jalan
Ulin No. 27. Kel. Panarung, Kec. Pahandut kota Palangka Raya.
B. Pendekatan, Subjek dan Objek Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Moleong
mengatakan bahwa penelitian kualitatif yaitu berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.36
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001, h. 3.
30
32
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui dan menggambarkan mengenai penerapan metode menghafal al-
Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah
Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu 1 orang ustaah sebagai wali kelas
VI yang mengajar ekstrakurikuler menghafal al-Quran di Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah Palangka Raya dan 1 orang guru yang mengajar
bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas VI di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya.
Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah
Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Kepala Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya.
b. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Penerapan Metode
Menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data, yaitu sebagai berikut :
33
1. Teknik Observasi
Menurut S. Margono observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian
yang dilakukan di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.37
Data yang digali melalui teknik observasi, diantaranya:
a. Proses pembelajaran ekstrakurikuler menghafal al-Quran di Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah
Palangka Raya.
b. Penerapan metode menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral
Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka
Raya.
c. Persamaan dan perbedaan penerapan metode menghafal al-Quran di
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan Sekolah Dasar
Muhammadiyah Palangka Raya.
d. Surah yang dihafalkan
e. Waktu bimbingan menghafal al-Quran.
2. Teknik Wawancara
Data yang diperoleh dari teknik wawancara adalah:
a. Metode yang diterapkan dalam menghafal al-Quran.
b. Alasan pemilihan metode menghafal al-Quran.
c. Langkah-langkah penerapan metode menghafal al-Quran.
37
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006, h. 173.
34
d. Surah yang dihafalkan peserta didik kelas VI.
e. Waktu bimbingan menghafal al-Quran.
f. Faktor pendukung dan penghambat penerapan metode menghafal al-Quran.
g. Solusi dalam mengatasi hambatan.
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya.38
Adapun data yang diperoleh melalui dokumentasi ini adalah:
a. Sejarah singkat Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan
Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
b. Visi dan misi Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya dan
Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
c. Keadaan Usta dan Ustaah di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya dan keadaan guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka
Raya.
d. Keadaan sarana dan prasarana di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
e. Keadaan peserta didikdi Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Palangka Raya.
38
Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, h. 206.
35
D. Pengabsahan Data
Pengabsahan untuk menjamin bahwa data yang terhimpun itu benar-benar
valid, maka diperlukan pengujian terhadap berbagai sumber data dengan teknik
data triangulasi.
Menurut Moleong, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu.39
Untuk itu digunakan triangulasi
sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif.
Adapun cara yang digunakan untuk memperoleh data absah dengan
triangulasi adalah;
1. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil
wawancara;
2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang;
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.40
E. Analisis Data
Menurut Moleong, analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data.41
39
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
2002,h. 178. 40
Ibid, h.178.
36
Analisis data yang penulis gunakan berpedoman pada teknik versi Miles
dan Huberman sebagaimana yang telah dikutip Emzir, mengemukakan bahwa
teknik analisis data dalam suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Data Collection (Mengumpulkan data) yaitu mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya untuk menjadikan bahan dalam penelitian ini.
2. Data Reduction(Pengurangan data) yaitu data yang diperoleh dari lapangan
penelitian, dapat dihilangkan atau tidak dimasukkan ke dalam pembahasan
hasil penelitian.
3. Data Display (Penyajian data), yaitu data yang diperoleh dari lapangan
penelitian dipaparkan secara ilmiah oleh penelitian dengan tidak menutupi
kekurangannya.
4. Conclusion Drawing (Penarik kesimpulan) yaitu paparan yang dilakukan
dengan melihat kembali pada data reduction (pengurangan data), sehingga
kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang diperoleh.42
41
Ibid.,h.280. 42
Mathew B Miles dan A. Michael Humberman diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi
Rohidi, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1992, h. 16-18.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
a. Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya adalah Sekolah
Dasar Islam swasta yang ada di kota Palangka Raya. Sekolah ini merupakan
salah satu Sekolah Dasar Integral Hidayatullah yang berada di bawah
naungan Jaringan Sekolah Integral Hidayatullah Yayasan Pondok Pesantren
Hidayatullah Palangka Raya Kalimantan Tengah. Didirikan pada tanggal 1
Juli 2009, bertepatan dengan hari Rabu tanggal 8 Rajab 1430 H. Beralokasi
di Jalan Danau Rangas (Jl. Tjilik Riwut Km. 6,5) Komplek Pondok
Pesantren Hidayatullah Palangka Raya.
Rencana berdirinya Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka
Raya di setiap cabang dalam perencanaan jangka pendek Pendidikan
Hidayatullah, jelas memerlukan berbagai sarana dan prasarana penunjang
untuk mengimplementasikannya. Kurikulum Sekolah Dasar merupakan
salah satu diantaranya. Sebagai lembaga yang dicanangkan mampu
membangun sejarah baru peradaban umat manusia, Hidayatullah
memandang jenjang Sekolah Dasar dan jenjang formal lainnya (TK, SMP
dan SMU) sebagai salah satu wadah pembentukan sumberdaya manusia dan
melahirkan hafi dan hafiah yang diterapkan dalam pendidikan sejak dini
37
38
sehingga terbentuknya mental dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan
agama Islam yaitu bertaqwa, cerdas, mandiri, dan berwawasan global.yang
sesuai dengan visi dan misi Hidayatullah.43
Beberapa pertimbangan yang berkaitan dengan pendirian Sekolah
Dasar Integral dalam lingkungan Hidayatullah sebagaimana yang tercantum
dalam Garis Besar Pendidikan Hidayatullah adalah:
1) Mengingat begitu pentingnya pendidikan penggunaan konsep integral
sedini mungkin, agar tercipta SDM masa depan yang berkepribadian
sempurna (insan kamil).
2) Rata-rata masyarakat sudah sangat menanti hadirnya pendidikan berpola
integral yang tidak memandang secara dikotomi agama dan dunia.
3) Sekolah harus dikelola secara profesional dan mengedepankan kualitas.
Sekolah model apapun. Sekolah dengan sisitem subsidi penuh, subsidi
sebagian, tanpa subsidi bahkan yang mandiri profesional, harus
menggunakan konsep integral.44
Tuntutan untuk mewujudkan sebuah konsep sistem pendidikan
Integral khususnya dalam jenjang Sekolah Dasar di lingkungan
Hidayatullah merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi. Hal ini
dengan harapan agar keberadaan Hidayatullah di tengah-tengah masyarakat
mampu memberikan sumbangan riil yang berkualitas dalam pendidikan
anak.45
43
Tim Departemen Pendidikan Dewan Pimpinan Pusat Hidayatullah, Konsep Sekolah
Dasar Integral Hidayatullah, 2011, h. 8. 44
Ibid, h. 8-9. 45
Ibid, h. 9.
39
Sekolah integral adalah sekolah yang memadukan antara program
pengembangan dan pembentukan aspek peserta didik yang kemudian
diintegrasikan menjadi:
1) Integrasi keyakinan, pikiran dan tindakan;
2) Integrasi kecerdasan IQ, EQ, dan SQ;
3) Integrasi sumber pelajaran, Aqidah, Syariah, dan Akhlak;
4) Integrasi lingkungan belajar sekolah, keluarga, dan masyarakat;
5) Integrasi tujuan taqwa, cerdas dan mandiri.
b. Visi, Misi, Tujuan dan Sistem Pendidikan Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
1) Visi
a) Unggul dalam karakter spiritual keagamaan
- Bertauhid kuat
- Berakhlak Qurani
- Beribadah tekun
- Berdakwah aktif
b) Unggul dalam bidang akademik
c) Unggul dalam penguasaan al-Quran
d) Unggul dalam bidang Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
e) Unggul dalam Life Skill
f) Unggul dalam pelayanan
2) Misi
40
a) Menyelenggarakan lembaga pendidikan dasar Integral yang
profesional, sehingga melahirkan generasi yang bertaqwa, cerdas,
mandiri, dan berwawasan global;
b) Berdakwah melalui pendidikan;
c) Mengutamakan keteladanan dan kasih sayang;
d) Membentuk lingkungan pendidikan yang Islamiah, Ilmiah dan
Alamiah;
e) Menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan sekolah yang unggul;
f) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkarakter integral.
3) Tujuan
a) Mendidik anak agar memiliki iman yang kokoh, berakhlak mulia dan
tegak syariah dalam kehidupannya;
b) Memiliki semangat bersaing dan berfikir dalam pengembangan ilmu
dan pengetahuan;
c) Memiliki dasar-dasar keterampilan sebagai bekal hidup secara
mandiri;
d) Memiliki jiwa kepemimpinan (Leadership);
e) Memiliki semangat dakwah.
4) Sistem Pendidikan
a) Kurikulum Pendidikan Nasional (KTSP) dan Kurikulum Berbasis
Tauhid (KBT);
41
b) Menggunakan sistem Full Day School lebih terkontrol, terencana dan
terarah;
c) Kunjungan belajar dan praktikum;
d) Pengenalan dan penerapan ITC (Information and Communication
Technology) sebagai persiapan menghadapi globalisasi informasi;
e) Pembinaan akhlak dan akademik dilakukan secara seimbang dan
intensif.
5) Motto Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
Motto Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya adalah:
Excellent with Integral Character (Unggul dengan Karakter Integral)
6) Program-Program Unggulan Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
a) Diniyah Aplikatif
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya berusaha
memasukkan praktek-praktek keagamaan ke dalam kurikulum dan
jadwal kegiatan harian. Seperti: alat wajib berjamaah untuk semua
peserta didik, Shalat dan amalan sunnah, TPA (Taman Pengajian al-
Quran), pelaksanaan fiqih harian dan lain-lain.
b) Bilingual
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya menerapkan
penggunaan dua bahasa asing (bahasa Arab dan bahasa Inggris) dalam
komunikasi sehari-hari sesuai kemampuan pembendaharaan koakata
yang telah dimiliki para peserta didik.
42
c) Tahfi
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya menargetkan
hafalan untuk peserta didiknya minimal hafal 30 juz ketika selesai
atau lulus.
d) ITC (Information and Communication Technology)
Pengenalan Teknologi Informasi dan Tehnologi Komunikasi saat ini
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sehingga ini juga
menjadi perhatian yang tidak kalah pentingnya bagi Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah untuk menunjang hal tersebut. Oleh karenanya,
selain sudah masuk dalam kurikulum pembelajaran, materi yang satu
ini akan ditambahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk menjaring
peserta didik yang lebih fokus untuk bidang ini.
e) Bina Bakat dan Minat
Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya menyediakan
tempat berupa kegiatan intra maupun ektra sesuai yang mereka pilih.
Baik dari bidang keilmuan maupun olah raga. Misal; Pramuka,
komputer, pidato, karya sastra, futsal, bela diri, dan lain-lain.
7) Standar Kompetensi Kelulusan
Standar Kompetensi Kelulusan yang di capai adalah:
a) Berkarakter Spiritual Keagamaan Kaffah
b) Berkemampuan akademik mumpuni
c) Menguasai teknologi informasi dengan baik
d) Menguasai dasar ilmu al-Quran
43
e) Tahfi al-Quran (minimal juz 30) dan Hadits pilihan
f) Mampu berbahasa Inggris dan Arab
g) Memiliki keterampilan (Life Skill)
c. KeadaanUsta dan Usta ah Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
Sebuah lembaga pendidikan melibatkan banyak elemen salah satu
diantaranya adalah pendidik atau biasa disebut dengan istilah guru.
Keadaan dan pengadaan guru perlu diperhatikan, karena hal ini
mempengaruhi mekanisme kerjanya. Guru merupakan pihak yang paling
sering terlibat dengan peserta didik sehingga posisi guru bisa dikatakan
sangat penting bahkan pokok. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
proses pendidikan adalah adanya peranan guru. Tugas guru antara lain
mempersiapkan materi pelajaran yang menjadi wewenang tanpa melalaikan
kewajiban untuk membina dan mengarahkan keperibadian peserta didik,
karena gurulah yang menentukan corak dan warna peserta didik dari
lembaga pendidikan itu.
Keseluruhan jumlah guru di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya berjumlah 23 orang yang terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 1
WAKA Akademik, 1 Bendahara, 1 Pembantu Bendahara, 1 WAKA TU dan
18 guru tetap. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
44
TABEL 4.1
TENAGA PENGAJAR (USTA DAN USTAAH)
SEKOLAH DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH PALANGKA
RAYA46
46
Dokumentasi Profil Tenaga Pengajar Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
tahun 2016
No
.
Nama Tingkat
Pendidikan Jabatan
Mata
Pelajaran
yang
Diajarkan
1 2 3 4
1. M. Muttaqin,
S.Sos.I
S1 Kepala
Sekolah
IPA, TIK
2. Tatang Hidayat,
S.Pd.I
S1 Waka
Akademi
k
Matematika
3. Riyadi SMA/
Sederajat
Bendahar
a
TIK
4. Muhammad Ihsan,
S.Pd.I
S1 Pembantu
Bendahar
a
al-Quran
5. Imam Ghozali,
S.Sos.I
S1 Waka PU Guru Kelas
6. Hermandi, S.Pd.I S1 Guru IPS, PKn
7. M. Arif Rahman,
S.Pd.I
S1 Guru Bahasa
Inggris, SBK,
PJOK
8. Wahyu Uswatun
Hasanah, S.H.I
S1 Guru PAI, PI, al-
Quran
9. Fitriatul Nurjannah,
S.H.I
S1 Guru Guru Kelas
10. Shoutul Haq, S.Pd S1 Guru PAI, PI, Al-
Quran
11. Ida Suryani,
A.ma,Pd
S1 Guru IPS, PKn
12. Noor Zakiyah,
S.Pd.I
S1 Guru IPA
13. St. Najma SMK Guru Guru Kelas
14. Sumardiansyah SMA/
Sederajat
Guru Bahasa Dayak,
PJOK
15. Nor Aina SMA/
Sederajat
Guru Guru Kelas
16. Usmayanti Purwo S1 Guru Guru Kelas/
45
Keadaan guru di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
secara keseluruhan jumlahnya ada 23 orang guru; 16 orang guruyang
memunuhi syarat untuk mengajar karena berlatar belakang pendidikan
sarjana sedangkan 7 orang guru belum memenuhi syarat karena berlatar
pendidikan SMA/MA/SMK. Meskipun guru yang mengajar berbeda latar
belakang pendidikan tetapi sekolah ini mengharuskan semua guru baik mata
pelajaran umum maupun mata pelajaran agama harus bisa membimbing
peserta didik dalam menghafal al-Quran.
d. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya juga membutuhkan
peralatan yang dapat menunjang jalannya proses pembelajaran yaitu sarana
dan prasarana.Sarana dan prasarana penunjang yang tersedia di Sekolah
Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya yang berguna unutuk membantu
Sampani, S.Pd.I Matematika
17. Muhammad
Khadafi
SMA/
Sederajat
Guru Matematika
18. Kamis Ardianto,
S.Kom.I
S1 Guru Bahasa
Indonesia
19. Sarida Ayu, S.H.I S1 Guru Bahasa
Inggris, SBK,
PJOK
20. Jariyah, S.Pd.I S1 Guru Bahasa
Indonesia
1 2 3 4
21. Mukhamad
Turkhamun
SMA/
Sederajat
Guru IPS, TIK
22. Abdurrochman MA/
Sederajat
Guru Bahasa Arab
23. Herliawati Jaleha,
S.Pd.I
S1 Guru IPA
46
kelancaran kegiatan belajar mengajar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
TABEL 4.2
SARANA PRASARANA
SEKOLAH DASAR INTEGRAL HIDAYATULLAH PALANGKA
RAYA47
No. Fasilitas yang ada Jumlah Keadaan
Baik Rusak
1. Ruang Kelas 12
2. Ruang Guru 1
3. MCK 8
4. Lapangan Olahraga 1
5. Ruang Kesehatan (UKS) 1
6. Masjid 1
7. Komputer 2
8. Papan Tulis 12
9. Lemari 8
10. Kipas Angin 4
11. Pengeras Suara (Speaker) 1
Sebagaimana tabel di atas, sarana dan prasarana penunjang dalam
kegiatan menghafal al-Quran di Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Palangka Raya sudah memadai sehingga dapat memudahkan proses
menghafal al-Quran.
e. Kegiatan Menghafal al-Quran Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
47
Dokumentasi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Palangka Raya
Top Related