IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOOD GOVERNANCE
(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menempuh DerajatSarjana S-1 Ilmu Administrasi Negara
Oleh
VIOKE MABRURIANTO
07091401010
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2014
i
IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE
(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam MenempuhDerajat Sarjana S-1 Ilmu Administrasi Negara
Oleh
VIOKE MABRURIANTO
07091401010
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2013
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE
(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1Ilmu Administrasi Negara
OLEH :VIOKE MABRURIANTO
07091401010
Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing, Maret 2014
Pembimbing I
Dr. Raniasa Putra, S.IP, M.SiNIP 197805122002121003 ________________________
Pembimbing II
Drs. Mardianto, M,SiNIP 196211251989121001 ________________________
iii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI
IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE
(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)
SKRIPSI
Telah dipertahankan di Depan Tim PengujiPada Tanggal Maret 2014
dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
TIM PENGUJI SKRIPSI
Dr. Raniasa Putra, M.SiKetua
Drs. Mardianto, M.SiAnggota
Drs. Syaifudin Zakir, M.ScAnggota
Dra. Retno Susilowati, MMAnggota
iv
MOTTO & PERSEMBAHAN
Bila Kita Mampu Mengapa Kita Harus Takut, Bila Kita
Takut Bukan Berarti Kita Tidak Mampu.
(Vioke Mabrurianto)
“Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hiduporang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu
hidup dengan hasil pemikiran orang lain”(Stave Jobs)
Skripsi Ini Khusus Saya Persembahkan untuk Keluarga danSahabat-sahabat saya yang saya cintai dan saya sayangi.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun
2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang
(Studi di 3 SKPD Kota Palembang)
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama
menyelesaikan skripsi,
2. Keluarga saya yang sudah memberikan support baik moril maupun materil selama
hidup saya ini,
3. Bapak Prof. Dr. Kiagus Muhammad Sobri, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya,
4. Bapak Dr. Raniasa Putra, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Universitas Sriwijaya, dan sekaligus menjadi Pembimbing I yang tidak hentinya
mengarahkan, dan memberikan ilmu pengetahuannya.
5. Bapak Drs. Mardianto, M.Si yang menjadi Pembimbing II yang selalu memberikan
motivasi, dan kemudahan diselah-selah kesibukannya.
6. Bapak Drs. Syaifudin Zakir M.Sc, selaku Ketua Program FISIP Kampus
Palembang sekaligus Penguji I, dan Pembimbing Akademik, saya ucapakan banyak
terimakasi karena telah memotivasi, dan memberikan arahan-arahan yang sangat
berguna bagi penulisan skripsi ini.
vi
7. Ibu Dra. Retno Susilowati, selaku Penguji II, saya ucapkan terimakasi berkat
dorongan dan pengarahan yang beliau berikan membuat skripsi ini menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
8. Segenap Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNSRI, yang selama ini telah
membimbing dan memiliki andil besar dalam proses tranfer ilmu selama masa
kuliah saya,
9. Seluruh Staf dan Pegawai Kantor FISIP Unsri Palembang terima kasih atas bantuan
dan kerjasamanya seperti, Mba’ Iin, Mba’ Feni, Mba’ Irma, Mba, Ades, Ka’ Nur,
Ka’ Muslim, dan Pa’ Ngatijo.
10. Seluruh Kepala SKPD (Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
Kota Palembang) yang telah membantu saya dalam menulis skripsi ini, serta staf
dan pegawai yang juga tidak segan memberikan masukan pada penelitian ini.
11. Teman-teman angkatan 2009 seperjuangan (Iwan, dan Peri), dan masih banyak
tentunya yang sangat saya cintai, yang telah mengisi memori indah dalam hidup
saya.
12. Terimah kasih kepada teman-teman sesama Almamater Unsri yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, terima kasih atas canda tawa kalian yang selalu mengisi hari-
hari saya.
13. Sahabat-Sahabat yang saya banggakan, yang selalu memberikan semangat kepada
saya.
14. Seluruh Kader Himpunan Mahasiswa Islam terkhusus Komisariat UNSRI Kampus
Palembang atas kebersamaannya dalam belajar tentang kebaikan selama ini.
15. Seluruh pengurus maupun yang sudah tidak jadi pengurus baik itu HIMAFISIPAL
dan Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP UNSRI yang pernah penulis pimpin
vii
(Menteri Informasi dan Telekomunikasi), kita bisa merasakan indahnya
berorganisasi.
16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini, Penulis ucapkan terima kasih semoga Allah SWT
memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
17. Terakhir Saya Ucapkan Kepada Seorang (Icha Praditasari) yang tidak henti
memberikan semangat, dan dukungan yang sangat berarti bagi kehidupan saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan, kekurangan
maupun suatu kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar penulis dapat
memperbaiki skripsi ini.
Atas segala kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan jurusan Ilmu Administrasi Negara dalam menambah
wawasan dan pengetahuan kita bersama.
Palembang, Maret 2014
Penulis
Vioke Mabrurianto07091401010
viii
ABSTRAK
Kota Palembang merupakan ibuKota dari Provinsi Sumatera Selatan, dalam tataPemerintahannya Kota Palembang di bagi menjadi 67 Satuan Kerja Perangkat Daerah,dimana tugas dari Satuan Kerja Perangkat Daerah itu membantuk penyelenggaraanPemerintahan Kota Palembang. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepadamasyarakat umum serta membentuk jalur hubungan yang ada antar Satuan Kerja PerangkatDaerah dengan Pemerintah pusat maka dibuatlah Peraturan WaliKota Nomor 92 Tahun2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.Dalam implementasinya Peraturan WaliKota ini harus dipenuhi oleh masing-masingSatuan Kerja Perangkat Daerah karena merupakan turunan dari Inpres Nomor 03 Tahun2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini diketahui dengan menggunakan toeri implementasi kebijakanGoerge Edward III bahwa dari 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang telahmengembangkan e-government, masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah memilikimasalah yang kebanyakan hampir sama diantaranya, Sumber Daya Pegawai (SDM),Disposisi, dan Struktur Birokrasi yang menjadi permasalahan dalam pengembangan e-government.
Kesimpulan yang didapat adalah faktor pegawai yang tidak memiliki kemampuanyang cukup untuk mengembangkan e-government merupakan faktor yang sangatberpengaruh, serta penempatan pegawai yang kurang tepat dengan bidang yang akandikerjakan membuat pengembangan e-government menjadi lambat dan tidak sesuai denganSOP yang sudah diatur di dalam Peraturan Walikota dan Inpres, fragmentasi yang masihkurang jelas dikarenakan banyak dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada kurangmengerti maksud dan tujuan dari pengembangan e-government tersebut, serta belumkoorDinasi antar Pemerintah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah membuat pengembangane-government masih sebatas pengembang tahap awal saja.
Kata Kunci : Implementasi, E-government, Satuan Kerja Perangkat Daerah
ix
ABSTRACPalembang is the capital city of South Sumatra Province , in its governance
Palembang divided into 67 units of local government, where the task of local work unitsthat helped organize the Palembang city administration. In order to provide maximumservice to the general public as well as forming relationships that exist between the laneslocal work units with central government then made Mayor Regulation No. 92 Year 2011About Development of E -government in Palembang City Government Environment. In theimplementation of this Regulation should be met by the Mayor of each local work units asa derivative of Presidential Decree No. 03 of 2003 on Policy and Strategy Development ofE -government in Indonesia.
The results of this study are known to use policy implementation theories haveGeorge Edward III that of 3 (three) local work units that have developed e-government,each local work units have almost the same problem that most of them, Sources of Power,disposition, and the structure of bureaucracies become a problem in the development of e-government.
The conclusion is that no employee factors have sufficient ability to develop e-government is a very influential factor, as well as the placement of an employee who doesnot quite fit with the fields that will be done to make the development of e -government tobe slow and not in accordance with the Standard Operational Procedures (SOPs) alreadydefined in Regulation Mayor and Instruction, fragmentation is less clear because many ofthe local work units that exist not understand the intent and purpose of the development ofe -government, as well as coordination between the government and not the local workunits to make the development of e -Government is still limited to only the early stages ofdevelopment.
Keywords: Implementation, E-government, and Local work units
x
Daftar isi
HALAMAN JUDUL....................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiLEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ ivKATA PENGANTAR .................................................................................... vABSTRAK....................................................................................................... viiiABSTRACT .................................................................................................... ixDAFTAR ISI ................................................................................................... xDAFTAR TABEL........................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvDAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ........................................................................................... 11.2. Rumusan masalah...................................................................................... 81.3. Tujuan penelitian ....................................................................................... 81.4. Manfaat penelitian ..................................................................................... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian dan model implementasi kebijakan .......................................... 102.2.E-government ............................................................................................. 17
2.2.1. Tahap-tahap, dan pelaksanaan e-government.............................. 192.2.2. Penerapan prinsip-prinsip e-government .................................... 25
2.3.Penelitian terdahulu .................................................................................... 292.4.Kerangka pikir ............................................................................................ 31
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Metode penelitian ...................................................................................... 333.2. Definisi konsep .......................................................................................... 333.3. Fokus penelitian......................................................................................... 333.4. Pembatasan objek/wilayah penelitian........................................................ 363.5. Unit analisis data ....................................................................................... 353.6. Key informan............................................................................................. 353.7. Data dan sumber data ................................................................................ 353.8 Teknik pengumpulan data ......................................................................... 363.9 Teknik analisis data ................................................................................... 39
BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Deskripsi umum kota palembang .............................................................. 38
xi
4.2. Situasi pemerintahan kota palembang ....................................................... 39
4.2.1. Gambaran umum lokasi penelitian................................................ 41
4.3. Gambaran umum e-government di lokasi penelitian................................. 51
4.3.1. E-government di dinas komunikasi dan informatika kota
palembang ................................................................................... 51
4.3.2. E-government di dinas pendapatan daerah kota palembang ......... 53
4.3.3. E-government di badang kepegawaian dan diklat daerah kota
palembang ................................................................................... 54
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Implementasi e-government pada satuan kerja perangkat daerah (skpd)
kota palembang.......................................................................................... 58
5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi e-government pada
skpd kota palembang ................................................................................. 67
5.3. Implementasi e-government pada tahapan persiapan................................ 69
5.3.1 komunikasi tahap persiapan ............................................................. 70
5.3.2. Sumber daya tahap persiapan .......................................................... 74
5.3.3. Disposisi tahap persiapan ................................................................ 97
5.3.4. Struktur birokrasi tahap persiapan................................................... 99
5.4. Implementasi pengembangan e-government tahapan pematangan ........... 103
5.4.1. Komunikasi tahap pematangan ....................................................... 103
5.4.2. Sumber daya tahap pematangan...................................................... 104
5.4.3. Disposisi tahap pematangan............................................................ 107
5.4.4. Struktur birokrasi tahap pematangan .............................................. 107
5.5. Impementasi pengembangan e-government tahap pemantapan dan
pemanfaatan............................................................................................. 108
5.5.1. Komunikasi tahap pemantapan dan pemanfaatan ........................... 108
5.5.2. Sumber daya tahap pemantapan dan pemanfaatan ......................... 108
5.5.3. Disposisi tahap pemantapan dan pemanfaatan................................ 109
5.5.4. Struktur birokrasi tahap pemantapan dan pemanfaatan .................. 110
5.6. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan e-
government di lingkungan pemerintah kota palembang.......................... 110
xii
BAB VI : PENUTUP
6.1. Kesimpulan................................................................................................ 114
6.2. Saran .......................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
xiii
DAFTAR TABEL
1.1. Pemanfaat e-government di berbagai daerah di indonesia...................... 41.2. Evaluasi e-government kota palembang 1 september 2013.................... 64.1. Daftar satuan kerja perangkat daerah kota palembang............................ 435.1. Daftar satuan kerja perankat daerah kota palembang yang telah
menggunakan e-government ................................................................... 645.2. Matrik permasalahan penerapan e-government di skpd kota palembang
................................................................................................................. 705.3. Matrik faktor komunikasi ........................................................................ 785.4. Matrik persayaratan pengembangan e-government................................. 955.5. Daftar fasilitas pengembangan e-government dinas komunikasi dan
informatika kota palembang.................................................................... 965.6 daftar fasilitas pengembangan e-government dinas pendapatan daerah
kota palembang ....................................................................................... 975.7. Daftar fasilitas pengembangan e-government badan kepegawaian
daerah kota palembang............................................................................ 975.8. Anggaran alokasi pengembangan e-government di dinas komunikasi
dan informatika kota palembang............................................................. 985.9. Anggaran alokasi pengembangan e-government di dinas pendapatan
daerah kota palembang............................................................................ 995.10. Anggaran alokasi pengembangan e-government di badan kepegawaian
daerah kota palembang............................................................................ 995.11. Matrik faktor sumber daya ...................................................................... 1005.12. Matrik faktor struktur birokrasi ............................................................... 1075.13. Pertanyaan pertama “apakah saudara mengetahui tentang e-
government ?” ......................................................................................... 1095.14. Pertanyaan kedua “pernahkah saudara/i mengunjungi situs informasi
milik pemerintah kota palembang ?” ...................................................... 1095.15. Pertanyaan ketiga “apa yang anda lakukan apabila berkunjung ke situs
pemerintah kota palembang ?”................................................................ 1105.16. Pertanyaan keempat “menurut anda bagiamana perkembangan situs
informasi yang dimiliki oleh skpd kota palembang ?”............................ 1105.17. Faktor pendukung bagi penyelenggaraan e-government di lingkungan
pemerintah kota palembang dalam pengembangan e-government ......... 1125.18. Faktor penghambat bagi penyelenggaraan e-government di lingkungan
pemerintah kota palembang dalam pengembangan e-government ......... 113
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1. Bagan model implementasi kebijakan george edward iii ....................... 172.2. Tingkat layanan e-government................................................................ 242.3. Alur perencanaan pengembangan e-government .................................... 262.4. Kerangka pikir......................................................................................... 345.1. Interface/halaman depan situs pemerintah kota palembang .................... 875.2. Interface/halaman depan situs dinas komunikasi dan informatika kota
palembang ............................................................................................... 895.3. Interface/halaman depan situs dinas pendapatan daerah kota
palembang ............................................................................................... 915.4. Interface/halaman depan situs badan kepegawaian dan diklat daerah
kota palembang ....................................................................................... 93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : peraturan walikota nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan e-governmentdi lingkungan pemerintah kota palembang.
Lampiran 2 : pedoman wawancara penelitianLampiran 3 : hasil daftar angket penelitian.
xvi
DAFTAR SINGKATAN
G2C (Government to Citizen)
G2B (Government to Business Enterprises)
G2G (Government To Government)
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah
-1-
BAB 1PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan tahapan yang saat ini sangat berkembang dan
sangat di unggulkan dalam berbagai bidang, misalnya teknologi informasi di gunakan
sebagai alat dalam penyampaian informasi kepada setiap masyarakat di dunia agar
masyarakat dapat mengetahui apa-apa saja yang terjadi di masyarakat sekarang atau pun
untuk jangka waktu kedepannya, teknologi informasi juga di gunakan dalam pelayanan
umum kepada masyarakat yang berupa pembayaran pajak, pengisian daftar riwayat hidup,
dan hal-hal yang menyangkut masalah personal diri masyarakat yang menggunakan
teknologi informasi itu sendiri.
Di Indonesia sendiri pemanfaatan teknologi informasi ini sendiri disebut sebagai e-
government, menurut The World Bank Group mendefinisikan E-government sebagai:
“E-government refers to the use by government agencies of informationtechnologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing)that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other armsof government.”Definisi lain dari referensi :
“Electronic government, or "e-government," is the process of transacting businessbetween the publik and government through the use ofautomated sistems and theInternet network, more commonly referred to as the World Wide Web.”Pada intinya E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi
informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to
Citizen), G2B (Government to Business Enterprises), dan G2G (Government To
Government)
Dapat kita lihat bahwa e-government sendiri memiliki fungsi yang sangat berguna
bagi masyarakat umum untuk berinteraksi langsung dengan Pemerintahan yang ada pada
2
setiap SKPD yang mereka perlukan, hal ini tentunya dapat menjadikan pelayanan yang
akan diterima oleh masyarakat umum dapat semakin baik, dan semakin mudah dalam
berbagai bentuk pelayanan yang mereka inginkan.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-government, dan Peraturan WaliKota Palembang No
92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota
Palembang. Hal inilah yang membuat setiap SKPD yang ada diruang lingkup
Pemerintahan Kota Palembang diwajibkan melaksanakan apa yang telah diatur di dalam
tata Pemerintahan tersebut. Peraturan ini dibuat agar Badan, Dinas, Sekretariat, Kecamatan
Kota yang sudah di atur dalam SKPD Kota Palembang memiliki sifat keterbukaan yang
luas terhadap masyarakat.
Maraknya tindak perilaku korupsi yang sering terjadi di daerah-daerah membuat
gerah dan masyarakat mulai tidak banyak lagi mempercayai Badan, Dinas, Sekretaria, dan
Kecamatan. Hal ini yang membuat banyak orang menginginkan keterbukaan informasi
publik (KIP) di setiap daerah harus dilaksanakan, melalui e-government sendiri diharapkan
masing-masing SKPD dapat memberikan informasi yang terbaru tentang perkembangan
mereka, seperti keuangan, data kependudukan, data infromasi publik, serta layanan-
layanan langsung yang sebenarnya dapat diberikan oleh masing-masing SKPD atau
lembaga publik itu sendiri.
Dikota Palembang hal tersebut belum banyak terjadi, masih banyak penyelenggara
Pemerintahan daerah yang tidak transparan dalam penggunaan anggaran, serta masih
banyak juga SKPD yang tertutup mengenai masalah publik yang seharusnya menjadi
konsumsi masyarakat umum. Dengan pemanfaat e-gorvernment yang baik dan benar maka
hal tersebut tidak akan mungkin terjadi. Dibeberapa daerah pun telah melakukan
3
pengembangan e-government dengan sangat baik sehingga masyarakat yang ada tidak
direpotkan dengan kebingungan-kebingunan yang seharusnya tidak terlalu sering terjadi.
Kota Palembang sebenarnya tidak asing lagi dengan penggunaan sistem informasi
atau sistem e-government didalam struktur Pemerintahannya dikarenakan Kota Palembang
merupakan salah satu Kota internasional yang mana Kota ini telah dikenal banyak di
Negara-negara tentangga lainnya karena banyaknya event-event yang dilaksanakan di Kota
Pempek tersebut. Akan tetapi pemanfaatan yang belum optimal dan masih sangat terbatas
untuk penggunaannya bagi masyarakat itu sendiri.
Berikut beberapa daerah di Indonesia yang telah memanfaatakan e-government
dengan baik dan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat dan Pemerintahan
di berbagai dearah di Indonesia :
Tabel 1.1Pemanfaatan e-government di berbagai daerah di Indonesia
Daerah/Kota Jenis Pemanfaatan E-governement
Provinsi
Yogyakarta
Program Unggulan : Jogja Cyber Province
(JCP), MCAP, Plaza Informasi
Aplikasi E-gov yang dikembangkan : pendidikan berbasis online dan integrasi sitem
Pemerintahan sektoral yang terdiri dari bidang transportasi, pariwisata, tenaga kerja, dan
kesehatan, dengan membangun sistem informasi terpadu
Penghargaan : Warta Ekonomi E- Government Award Tahun 2009, 2007, 2006,
2005, 2004, 2003
Pemkot
Yogya
Program Unggulan : sistem Informasi UPIK
Aplikasi E-gov yang dikembangkan : Sistem Informasi UPIK, Perijinan terpadu,
PSB Online
Penghargaan : Website terbaik 2009, Warta
Ekonomi E-Gov Award Tahun 2005
Pemkot
Surabaya
Program Unggulan : e-procument, SIAK,
GRMS, Gessy
Aplikasi E-gov yang dikembangkan : e- Procurement, e-Budgeting, KTP Online,
Penghargaan : Terbaik e-leadership Tahun
2009, Warta Ekonomi E-Gov Award Tahun
4
2009, 2008, 2007, Pemenang Khusus Open Source Award 2010 dalam membangun
komitmen
Kabupaten
Jambarana
Program Unggulan dan Aplikasi E-gov yang
dikembangkan : J-Card (Jembrana Card), J- Net (Jimbarwana Networking), e-Voting,
Kantaya, SIAK
Pengharagaan : Warta Ekonomi E-Gov Award Tahun 2009 dan 2008, Warta
Ekonomi e-government Award 2008 Best Of The Best, Piagam Penghargaan E-Voting
Piagam, Aplikasi Unggulan Jembrana Smart Card, Juara I Indonesia Open Source
Award
2010
Kabupaten
Sragen
Program Unggulan : e-Leadership, E-
Voting, Kantaya
Aplikasi E-gov yang dikembangkan : 13 aplikasi sistem diantaranya Kantaya (Kantor
Maya),Simduk, Simpeg, Billing Sistem, Simpatada, SIM Perijinan, Simduk, Simkasda,
Simbada, Sim RSU, Sim Perusda, SIM BPR/BKK, Sim GIS, Sim Pertanahan BPN, SIM
pendidikan dan SMS Centre. Penghargaan : Wara ekonomi 2006, Best of The Best
Warta Ekonomi Award Tahun 2007, The Best E-government Award Tahun 2008, Best
Of The Best E-government Award Se- Indonesia Tahun 2008, Juara II Indonesia
Open Source Award 2010
Sumber : Junaidi, Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta ( ISBN: 978-602-96848-2-7)
Dari beberapa daerah kabupaten/Kota tersebut dapat kita simpulkan bahwa banyak
sekali pemanfaatan e-government yang dapat kita manfaatkan untuk kepentingan
masyarakat umum dalam peningkatan mutu pelayanan yang baik, untuk itu Pemerintah
daerah tentunya memiliki inspirasi-inspirasi lain yang lebih menarik untuk digunakan di
daerah mereka masing-masing.
E-government sendiri sebenarnya bukan hal baru di dalam tata Pemerintahan, E-
government sendiri sudah banyak diterapkan di-negara-negara berkembang maupun
Negara maju. Fungsi E-government itu sendiri diutamakan untuk memberikan kemudahan
akses informasi kepada masyarakat akan perkembangan yang terjadi di lingkup
Pemerintahan itu sendiri, serta memberikan transparasi data yang lebih mudah dilihat dan
di amati bersama oleh masyarakat.
5
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa pentingnya pemanfaatan informasi bagi
masyarakat untuk lebih banyak mengetahui perkembangan yang ada di lingkungan
Pemerintahan Kota Palembang maupun di luar lingkungan Palembang sangat dibutuhkan.
Untuk itu Pemerintah Kota Palembang tidak boleh tertinggal dengan daerah-daerah atau
Kota-Kota yang sebelumnya telah melaksanakan e-government, seperti halnya Kota-Kota
yang terdapat pada table 1.1 yang menerangkan pekerkembangan e-government di masing-
masing daerah.
Implementasi e-government Kota Palembang telah mulai di bangun semenjak
November 2006 (http//www.Palembang.go.id.) Ternyata dari mulai dibangun hingga
sekarang berjalan sangat lamban. Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan situs Pemerintah
Pusat maupun SKPD yang berkembang menurun, di mana sudah dibangun sebanyak 26
buah situs namun yang menunjukkan perkembangan hanyalah 22 buah situs saja atau
95,89 persen saja dari semua situs yang sudah dibangun, sisanya boleh dikatakan masih
dalam tidur lelap.
Hal tersebut dapat dilihat pada table 1.2 dibawah ini mengenai evaluasi e-
government di kota Palembang :
Tabel 1.2.Evaluasi E-gov Kota Palembang 1 September 2013
No Unit kerja Keadaan sekarang
1Sekretariat daerahemail : [email protected] : http://setda.palembang.go.id
Aktif
2Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id
Aktif
3Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id
Aktif
4Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id
Aktif
5Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id
Aktif
6
6Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id
Aktif
7Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id
Aktif
8Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id
Tidak aktif
9Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id
Aktif
10Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id
Aktif
11Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id
Tidak aktif
12Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id
Aktif
13Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id
Aktif
14Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id
Tidak aktif
15Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id
Aktif
16Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id
Aktif
17Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id
Aktif
18Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id
Aktif
19Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id
Aktif
20Dinas kesejahteraan sosialemail : [email protected] : http://dinkesos.palembang.go.id
Aktif
21Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id
Aktif
22Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id
Aktif
7
23Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id
Aktif
24Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id
Aktif
25Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id
Aktif
Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id
Tidak aktif
Sumber :Data Langsung Ke Situs Masing-masing
Dari semua situs SKPD Pemerintah tersebut hanya beberapa saja yang masih jalan
hingga sekarang, dan dapat kita ketahui dengan tidak jalannya situs Pemerintah itu
berdampak pada tertutupnya akses terhadap Pemerintah yang dampak dominonya
masyarakat tidak mendapatkan apa yang seharunya menjadi konsumsi publik yaitu
keterbukaan informasi publik (KIP).
Sehingga dapat kita simpulkan sementara bahwa keadaan e-government di Kota
Palembang masih dalam bentuk penerapan luar saja, akan tetapi kinerja dan fungsi utama
dari penerapan e-gov itu sendiri masih belum maksimal, dan terkesan hanya berjalan
ditempat.
Hal inilah yang menjadi topik penelitian yang akan di teliti lebih dalam mengenai
bagimana penerapan e-government itu sendiri diKota Palembang, sehingga dapat kita
ambil garis lurus yang menceritakan bagimana tahapan-tahapan hingga penerapan e-
government pada beberapa tahun belakangan ini, dan apa manfaat yang dapat diambil dari
penerapan e-government itu sendiri bagi masyarakat dan Pemerintahan Kota Palembang.
Untuk menuju good governance serta mempercepat penyelenggaraan otonomi
daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap penyelenggaraan
Pemerintahan, merupakan kebutuhan yang mendesak, dalam rangka mendukung
pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita secara cepat, tepat, dan akurat.
8
Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau
dan kepulauan, maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan
penting dan strategis khususnya E-government. Dalam OEDC e-book disebutkan bahwa
good governance mempunyai delapan karakteristik utama dalam memimpin Pemerintahan
yaitu : Participation, Transparency, Effectiveness and efficiency, Responsiveness,
Accountability, Equity and inclusiveness, Rule of Law.
Dari keseluruhan penjelasan pemanfaatan, dan pengembangan fungsi e-government
di Dinas dan Badan-badan Pemerintahan Kota Palembang maka dapat disimpulkan
permasalahan yang timbul dalam pengembangan e-government yaitu “Bagaimana
Implementasi E-government di Kota Palembang menuju good governance”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi E-government di Lingkungan Pemerintahan Kota
Palembang ?
2. Hambatan-Hambatan apa saja yang mempengaruhi implementasi e-government di
Pemerintahan Kota Palembang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk Mengtahui bagimana implementasi e-government dilingkungan
Pemerintahan Kota Palembang, dan hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi
implementasi e-government di Kota Palembang.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara akademik; sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji
permasalahan dan penerapan e-government di berbagai daerah di Indonesia.
9
2. Secara praktis; penelitian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi Dinas dan Badan-
badan yang ada di Kota Palembang akan pentingnya penerapan E-government
dalam hal informasi dan komunikasi.
-10-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian, dan Model Implementasi Kebijakan
Menurut Edwards dalam Winarno (2012:177), implementasi kebijakan adalah salah
satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi
kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak
dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu
mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan
sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik,
mungkin akan mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan
dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.
Dalam mengkaji implementasi kebijakan, Edwards mulai dengan mengajukan dua
pertanyaan, yakni : prakondisi-prakondisi apa yang diperlukan sehingga suatu implementasi
kebijakan berhasil? Dan hambatan-hambatan utama apa yang mengakibatkan suatu
implementasi gagal? Edwards berusaha menjawab dua pertanyaan penting ini dengan
membicarakan empat faktor atau variabel krusial dalam implementasi kebijakan publik.
Faktor-faktor atau variabel-variabel teresbut adalah komunikasi, sumber-sumber,
kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku-tingkah laku dan struktur birokrasi. Karena
empat faktor berpengaruh terhadap implementasi kebijakan bekerja secara simultan dan
berinteraksi satu sama lain untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan, maka
pendekatan yang ideal adalah dengan cara merefleksikan kompleksitas ini dengan
membahas semua faktor tersebut.
11
1. Komunikasi
Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka
yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Komunikasi-komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para
pelaksana. Edwards membagi faktor komunikasi dalam 3 hal yaitu Transmisi, konsistensi,
dan kejelasan. Infromasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat
melalui komunikasi yang baik. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam
mengukur keberhasilan variabel komunikasi. Edward III dalam Winarno (2012:179)
mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu:
1. Transmisi. Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu
implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi masalah dalam penyaluran
komunikasi yaitu adanya salah pengertian (miskomunikasi) yang disebabkan
banyaknya tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi, adanya
pertentangan pendapat antara para pelaksana dan adanya persepsi yang selektif dan
ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan, sehingga
apa yang diharapkan terdirtorsi di tengah jalan.
2. Kejelasan. Komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus jelas dan tidak
membingungkan atau tidak ambigu/mendua. Edwards mengidentifikasi enam faktor
yang mendorong terjadinya ketidakjelasan dalam komunikasi kebijakan. Faktor-
faktor tersebut adalah kompleksitas kebijakan publik, keinginan untuk tidak
menganggu kelompok-kelompok masyarakat, kurangnya konsensus mengenai
tujuan-tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu kebijakan baru,
menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembentukan kebijakan
pengadilan.
12
3. Konsistensi. Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus
konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika perintah yang diberikan
sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di
lapangan. Fakktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsistensi kebijakan
menyhangkut : kerumitan kebijakan publik, masalah dalam mengawali program baru
dan akibat dari ketidakjelasan tujuan. Ketidakkonsistenan berasal dari semakin
besarnya kepentingan yang bersaing yang berusaha untuk mempengaruhi
implementasi kebijakan. Keadaan ini akan mendorong kemungkinan perintah-
perintah implementasi tidak konsisten.
2. Sumber-sumber / Sumber Daya
Perintah-Perintah dari implementasi kebijkan harus dilaksanakan secara cermat, jelas
dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekurangan sumber-sumber yang diperlukan dalam
melaksanakan kebijakan, maka implementasi inipun cenderung tidak efektif. Sumber-
sumber yang penting meliputi :
1. Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai.
Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah-satunya
disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak
kompeten dalam bidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak
cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah
kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan serta tanggung jawab yang
diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan.
2. Informasi. Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk yaitu:
pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua,
informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan
regulasi Pemerintah yang telah ditetapkan.
13
3. Wewenang. Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat
dilaksanakan secara efektif. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi
para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik. Ketika
wewenang tidak ada, maka kekuatan para implementor di mata publik tidak
dilegitimasi, sehingga dapat menggagalkan implementasi kebijakan publik. Tetapi
dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersedia, maka sering terjadi
kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Di satu pihak, efektivitas
kewenangan diperlukan dalam implementasi kebijakan; tetapi di sisi lain, efektivitas
akan menyurut manakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi
kepentingannya sendiri atau kelompoknya.
4. Fasilitas. Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan.
Implementor mungkin mempunyai staf yang mencukupi, kapabel dan kompeten,
tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi
kebijakan tersebut tidak akan berhasil.
3. Kecenderungan-kecenderungan / Disposisi
Menurut Edward III dalam Winarno (2005:142-143) mengemukakan
“kecenderungan-kecenderungan atau disposisi merupakan salah-satu faktor yang
mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif”. Jika para
pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap
implementasi kebijakan maka terdapat kemungkinan yang besar implementasi kebijakan
akan terlaksana sesuai dengan keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para pelaksana
bersikap negatif atau menolak terhadap implementasi kebijakan karena konflik kepentingan
maka implementasi kebijakan akan menghadapi kendala yang serius. Bentuk penolakan
dapat bermacam-macam seperti yang dikemukakan Edward III tentang ”zona
ketidakacuhan” dimana para pelaksana kebijakan melalui keleluasaanya (diskresi) dengan
14
cara yang halus menghambat implementasi kebijakan dengan cara mengacuhkan, menunda
dan tindakan penghambatan lainnya.
Faktor-faktor yang menjadi perhatian Edward III mengenai disposisi dalam
implementasi kebijakan terdiri dari:
1. Pengangkatan birokrasi. Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan
hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personel yang
ada tidak melaksanakan kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih
atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakan haruslah
orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih
khusus lagi pada kepentingan warga masyarakat.
2. Insentif merupakan salah-satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah
sikap para pelaksana kebijakan dengan memanipulasi insentif. Pada dasarnya orang
bergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh
para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan
cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor
pendorong yang membuat para pelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini
dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau organisasi.
4. Struktur Birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu institusi yang paling sering bahkan secara
keseluruhan menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya dalam struktur
Pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi-organisasi swasta, institusi Pendidikan Provinsi
dan sebagainya. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk
menjalankan suatu kebijakan tertentu. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2012:205-206)
mengidentifikasi enam karakteristik birokrasi sebagai hasil pengamatan terhadap birokrasi
di Amerika Serikat, yaitu:
15
1. Birokrasi diciptakan sebagai instrumen dalam menangani keperluan-keperluanpublik (publik affair).
2. Birokrasi merupakan institusi yang dominan dalam implementasi kebijakanpublik yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam setiap hierarkinya.
3. Birokrasi mempunyai sejumlah tujuan yang berbeda.4. Fungsi birokrasi berada dalam lingkungan yang luas dan kompleks.5. Birokrasi mempunyai naluri bertahan hidup yang tinggi dengan begitu jarang
ditemukan birokrasi yang mati.6. Birokrasi bukan kekuatan yang netral dan tidak dalam kendali penuh dari pihak luar.
Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak
pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka
hal ini akan menyebabkan ketidakefektifan dan menghambat jalanya pelaksanaan kebijakan.
Berdasakan penjelasan di atas, maka memahami struktur birokrasi merupakan faktor
yang fundamental untuk mengkaji implementasi kebijakan publik. Menurut Edwards III
dalam Winarno (2012:206) terdapat dua karakteristik utama dari birokrasi yakni: ”Standard
Operational Procedure (SOP) dan fragmentasi”.
”Standard operational procedure (SOP) merupakan perkembangan dari tuntutan internal
akan kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja
yang kompleks dan luas”. (Winarno, 2012:206). Ukuran dasar SOP atau prosedur kerja ini
biasa digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan umum diberbagai sektor publik dan
swasta. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang
tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam
organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang
besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan.
Berdasakan hasil penelitian Edward III yang dirangkum oleh Winarno (2005:152)
menjelaskan bahwa:
“SOP sangat mungkin dapat menjadi kendala bagi implementasi kebijakan baruyang membutuhkan cara-cara kerja baru atau tipe-tipe personil baru untukmelaksanakan kebijakan-kebijakan. Dengan begitu, semakin besar kebijakan
16
membutuhkan perubahan dalam cara-cara yang lazim dalam suatu organisasi,semakin besar pula probabilitas SOP menghambat implementasi”.“Namun demikian, di samping menghambat implementasi kebijakan, SOP jugamempunyai manfaat. Organisasi-organisasi dengan prosedur-prosedurperencanaan yang luwes dan kontrol yang besar atas program yang bersifat fleksibelmungkin lebih dapat menyesuaikan tanggung jawab yang baru daripada birokrasi-birokrasi tanpa mempunyai ciri-ciri seperti ini”.Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan
adalah fragmentasi. George Edward III dalam Winarno (2012:209) menjelaskan bahwa
“fragmentasi merupakan penyebaran tanggung jawab suatu kebijakan kepada beberapa
badan yang berbeda sehingga memerlukan koorDinasi”. Pada umumnya, semakin besar
koorDinasi yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, semakin berkurang
kemungkinan keberhasilan program atau kebijakan.
Fragmentasi mengakibatkan pandangan-pandangan yang sempit dari banyak
lembaga birokrasi. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pokok yang merugikan bagi
keberhasilan implementasi kebijakan.
Berikut hambatan-hambatan yang terjadi dalam fregmentasi birokrasi berhubungan
dengan implementasi kebijakan publik :
“Pertama, tidak ada otoritas yang kuat dalam implementasi kebijakan karenaterpecahnya fungsi-fungsi tertentu ke dalam lembaga atau badan yang berbeda-beda. Di samping itu, masing-masing badan mempunyai yurisdiksi yang terbatasatas suatu bidang, maka tugas-tugas yang penting mungkin akan terlantarkan dalamberbagai agenda birokrasi yang menumpuk”.“Kedua, pandangan yang sempit dari badan yang mungkin juga akan menghambatperubahan. Jika suatu badan mempunyai fleksibilitas yang rendah dalam misi-misinya, maka badan itu akan berusaha mempertahankan esensinya dan besarkemumgkinan akan menentang kebijakan-kebijakan baru yang membutuhkanperubahan”.
17
Komunikasi
Disposisi
Sumber-sumber
Implementasi
Gambar 1.1Bagan Model Implementasi Kebijakan George Edwards III
Gambar diatas menunjukkan bahwa semua faktor yang ada dalam teori Edwards III
secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi implementasi kebijakan dengan
dampak dari masing-masing faktor. Jika ada salah satu faktor yang kurang maka akan
berdampak merambat dengan faktor-faktor lainnya dalam mengimplementasi suatu
kebijakan.
Berdasarkan penjelasan teori diatas, teori George Edwards III ini merupakan teori
yang sangat tepat untuk menjelaskan untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung
dan penghambat para peneliti dalam memenuhi standar kompetensinya.
2.2. E-government
E-Governtment biasa dikenal e-gov, Pemerintah digital, online Pemerintah atau
Pemerintah transformasi. E-government adalah Suatu upaya untuk mengembangkan
penyalenggaraan kePemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system
manajemen dan proses kerja di lingkungan Pemerintah dengan mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan
teknologi informasi oleh Pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi
StrukturBirokrasi
18
warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan Pemerintahan. e-
government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kePemerintahan yang demokratis.
The World Bank Group mendefinisikan E-government sebagai:
“E-government refers to the use by government agencies of information technologies(such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have theability to transform relations with citizens, businesses, and other arms ofgovernment.”
Definisi lain dari referensi :
“Electronic government, or "e-government," is the process of transacting businessbetween the publik and government through the use ofautomated sistems and theInternet network, more commonly referred to as the World Wide Web.”
Pada intinya E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat
meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi
informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to
Citizen), G2B (Government to Business Enterprises), dan G2G (inter-agency relationship)
Ada tiga model penyampaian E-Government, antara lain :
1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh Pemerintah ke
masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat
dan Pemerintah,
contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen
pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan
imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
19
2. Government-to-Business (G2B)
Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana Pemerintah menyediakan berbagai
informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan
Pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke Pemerintah untuk
membantu Pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan
manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G
adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan
Pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, hak paten merk dagang, dll
3. Government-to-Government (G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen
atau lembaga Pemerintahan melalui basisdata terintegrasi.
Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan
secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.
2.2.1. Tahap-tahap, dan Tujuan Pelaksanaan E-government.
Berdasarkan Inpres 03 Tahun 2003 serta Perwali No 92 Tahun 2006 Tentang
Penerapan E-governmnet, Pengembangan E-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kePemerintahan yang berbasis (menggunakan)
elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Melalui pengembangan E-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses
kerja di lingkungan Pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.
Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :
(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
20
elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
Berdasarkan perkembangan e-Gov di berbagai negara, khususnya Indonesia, maka
dapat diperoleh lesson learned dari good practices dan bad practices yang masing-masing
negara alami. Apabila lesson learned dipadukan dengan teori yang ada, maka dapat
diusulkan suatu metodologi (langkah-langkah) pengembangan e-Gov yang bisa dijadikan
panduan untuk lingkungan Pemerintah di Indonesia.
Menurut Center for Democracy and Technology dan InfoDev, proses implementasi
e-Government terbagi menjadi 3 tahapan. Tahapan itu harus dilakukan secara berurutan dan
masing-masing tahapan harus menjelaskan tujuan dari e-Government. Adapun ketiga
tahapan tersebut, antara lain, yaitu :
1. Publish, yaitu tahapan yang menggunakan teknologi informasi untuk meluaskan akses
untuk informasi Pemerintah, misalnya dengan cara pembuatan situs informasi di setiap
lembaga, penyiapan sumber daya manusia, sosialisasi situs informasi baik untuk
internal maupun untuk publik, serta penyiapan sarana akses yang mudah..
Beberapa contoh implementasi e-government yang termasuk tahap publish ini adalah
a. Masyarakat dapat melihat profil pejabat serta wakil rakyat di daerahnya,peraturan-peraturan daerah yang telah ditetapkan, Rencana Anggaran BelanjaDaerah (RAPBD).
b. Seorang peneliti dapat melihat data statistik daerah tersebut untuk menjadibahan kajian dan penelitiannya.
c. Seorang investor dapat mengetahui prosedur dan persyaratan yang harusdipenuhi untuk melakukan investasi di daerah tersebut.
d. Masyarakat dapat melihat pengumuman lowongan dan penerimaan calonpegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di kabupatennya.
e. Wisatawan dari luar daerah dapat melihat potensi pariwisata yang dimiliki,pilihan transportasi serta hotel.
2. Interact, yaitu meluaskan partisipasi masyarakat dalam Pemerintahan, misalnya
dengan cara pembuatan situs yang interaktif dengan publik, serta adanya antarmuka
21
yang terhubung dengan lembaga lain.Contoh aplikasi yang dapat digunakan adalah;
situs portal, e-mail, mailing list, Internet Relay Chatting, tele-conference, web-TV dan
sebagainya.
Beberapa contoh penerapan e-government pada tahap ini adalah:
a. Seorang pasien dapat melakukan pendaftaran ke puskesmas atau rumah sakityang diinginkan didalam pemeriksaan penyakitnya.
b. Suatu Dinas Pemerintahan yang membuka lowongan kerja dapat melakukantes penerimaan secara langsung dan online melalui Internet.
c. Masyarakat dapat berdiskusi secara langsung melalui metoda mailing listdengan wakil rakyatnya.
d. Suatu perusahaan swasta yang akan membuka cabang disuatu daerah dapatberdiskusi dan tanya jawab dengan instansi terkait mengenai prosedur danpersyaratan yang harus ditempuh.
e. Masyarakat dapat memilih atau memberikan pendapat tentang wakil rakyatdan pejabat secara langsung menggunakan media elektronik (electronicvoting).
3. Transact, yaitu menyediakan layanan Pemerintah secara online. Pada tahap transaction
juga terjadi interaksi dua arah seperti halnya pada tahap interactivity. Hanya disini user
dapat mencari dan membeli suatu produk, atau membayar jasa layanan dan
mengumpulkan suatu informasi yang akan diolah. Aplikasi yang digunakan disini jauh
lebih kompleks, serta melibatkan sistem keamanan (security) yang baik agar
perpindahan uang dapat dilakukan dengan aman dan melindungi hak-hak privacy
pihak yang bertransaksi.
Contoh implementasi e-government pada tahap ini adalah:
a. Masyarakat dapat mengurus permohonan baru atau memperpanjang KTP,SIM atau passport secara langsung melalui Internet.
b. Wajib pajak dapat langsung mengisi formulir-formulir pajak yang panjangserta membayar kewajibanya secara online melalui Internet.
c. Proses tender berbagai proyek Pemerintah dapat dilangsungkan secara onlinedan relatime melalui media Internet (konsep e-Procurement).
d. Petani dan nelayan dapat menjual produknya pada pasca panen ke institusiyang berkaitan.
22
TIN
GKA
TAN
(NIL
AI)
KOMPLEKSITAS
Gambar 2.2Tingkatan Layanan e-governemnt
Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan E-government diarahkan
untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memilikikualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkaudi seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dandengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkanperkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapiperubahan dan persaingan perdagangan internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negaraserta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasidalam perumusan kebijakan negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien sertamemperlancar transaksi dan layanan antar lembaga Pemerintah dan Pemerintahdaerah otonom.
Publikasi :Layanan Penyediaan InformasiUntuk Pengguna
Interkasi :Layanan Pencarian danPengambilan informasi dengan
kriteria pengguna
Transaksi :Layanan encarian informasi,pembelian produk dan pengisian
formulir untuk diproses (missal,
Mengisi dan membayar pajak)
23
Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government dapat
dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.b. Situs Pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke
tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :
1. Standar kualitas dan kelayakan situs Pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki Pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi Pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).
3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs Pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
24
Sumber : Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Pengembangan e-government.
Gambar 1.2Alur Perencanaan dan Pengembangan E-governement
Gambar diatas menjelasakan pelekasanaan dan pengembangan e-government, mulai
dari pembentukan kebijakan, serta menentukan standar kelayakan yang ada di SKPD Kota
Palembang dimana semuanya telah diatur didalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government dan Peraturan WaliKota
Nomor 92 tahun 2011 tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah
Kota Palembang
25
2.2.2. Keuntung Implementasi E-government.
Penerapan E-government pasti akan banyak berdampak positif baik kepada
masyarakat maupun Pemerintah Indonesia. Secara umum ada beberapa keuntungan
penerapan E-government di Indonesia :
1. Transparansi informasi dari Pemerintah kepada publik akan sangat jelas, masyarakatakan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan mengontrol perkembanganjalannya Pemerintahan yang dikelola oleh orang-orang yang dipilihnya pada saatpemilihan umum.
2. Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam segala hal. Pelayanan akanmenjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya. Pelayanan kepada masyarakat dapatdilakukan selama 24 jam dalam seminggu.
3. Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik dan Pemerintah, karenaberbagai informasi kinerja Pemerintah kepada publik terekspose dengan dalam E-government dan masyarakat dapat mengaksesnya, sehingga tingkat kepercayaanpublik kepada Pemerintah akan lebih tinggi.
4. Menutup pintu “kejahatan” aparat Pemerintah dalam melakukan korupsi.5. Mengurangi tingkat kesalahan dan mengurangi adanya duplikasi data yang tidak
diperlukan melalui basis data yang terintegrasi dan situs jaringan web dan gatewaylainnya (Jordan E-government Plan 2000; Wyld and Settoon, 2002).
6. Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi (Jordan E-government Plan 2000;Al- Kibsi et al, 2001; Wyld and Settoon, 2002).
7. Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan keputusan yang lebih baikdan bermutu serta menjadikan Pemerintah lebih bertanggung jawab (Al-Kibsi et al,2001).
2.2.3. Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance
Dalam Rencana Strategi Lembaga Administrasi Negara tahun 2000-2004,
disebutkan perlunya pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan
yang terarah dalam terwujudnya kePemerintahan yang baik (good governance) yakni :
…….proses pengelolaan Pemerintahan yang demokratis, profesional menjunjung tinggi
supremasi hukum dan hak asasi manusia desentralistik, partisipatif, transparansi, keadilan,
bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan berorientasi pada peningkatan
daya saing bangsa.
26
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di
dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu
Pemerintahan. Baik-buruknya Pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan
semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-
prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini.
Berikutnya Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia (2006) mengemukakan
bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek
penyelenggaraan kePemerintahan yang baik, meliputi :
1. Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik
secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
2. Tegaknya Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di
dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3. Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
Pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses Pemerintahan harus berusaha melayani semua
pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada Konsensus
Tata Pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda
demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi
kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-
kebijakan dan prosedur-prosedur.
27
6. Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses Pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di Pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-
lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu
dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas
tata Pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa
saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka
juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial
yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut adalah saling
memperkuat dan saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Selanjutnya dapat disimpulkan
bahwa terdapat empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi
publik yang berciri kePemerintahan yang baik yaitu sebagai berikut :
1. Akuntabilitas : Adanya kewajiban bagi aparatur Pemerintah untuk bertindak
selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan
kebijakan yang ditetapkannya.
2. Transparansi : KePemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap
rakyatnya, baik ditingkat pusat maupun daerah.
28
3. Keterbukaan : menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk
mengajukan tanggapan dan kritik terhadap Pemerintah yang dinilainya tidak
transparan.
4. Aturan Hukum : Kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa
jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap
kebijakan publik yang ditempuh.
Karakteristik good governance di atas menunjukkan dimensi yang sangat potensial
jika diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi apapun bentuknya. Perlu
keyakinan atau kepercayaan yang sungguh-sungguh dari sumber daya manusia yang
merekayasa dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi apapun bentuknya
sesuai dengan atribut yang terkandung dalam karakteristik good governance. Namun untuk
itu juga diperlukan kemampuan profesionalisme yang berkualitas potensial.
Konsep good governance diatas perlu ditranformasikan ke dalam kinerja suatu
organisasi. Misalnya dalam penelitian ini terkait dengan otonomi daerah khususnya
penyelenggaraan desentralisasi kewenangan oleh Pemerintah daerah, maka nilai atau atribut
good governance perlu ditranformasikan ke dalam proses implementasi otonomi daerah
guna mencapai keberhasilan yang berarti (signifikan).
Berbicara tentang penerapan good governance pada sektor publik tidak lepas dari visi
Indonesia masa depan sebagai fokus tujuan pembangunan kePemerintahan yang baik.
Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai Pemerintahan yang menghormati kedaulatan
rakyat, memiliki tugas pokok yang mencakup:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan berbangsa.
4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
29
2.3. Penelitian Terdahulu.
1. Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Polopo Dalam Penyelenggaraan E-government Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan.
NoLatar Belakang
Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian
Perbedaan
dengan rencana
skripsi
Keterangan
1 BagaimanaPenyelenggaraanKebijakan e-government DiKota Polopo
Sejauh manakesiapan perangkatpenyelenggara e-government diDinasKependudukan danCatatan Sipili KotaPololo
AnalisisSWOT
Terbentuknya SIAK(Sistem InformasiAdministrasiKependudukan)
e-Ktp (elektronik Kartutanda Penduduk
DalamPenggunaanTeori, Penelitimenggunakanacaun sebuah teoriyaitu teori GoergeEdward III
Pada penelitian diatas yang dapat dijadikan panduan dalam penelitian yang akan
berlangsung adalah, bagimana kesiapan dan bagimana pula penyelenggaraan e-government
yang baik di dalam suatu sistem Pemerintahan sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai,
dan membuat suatu mekanisme Pemerintahan yang baik. Dengan terbentuknya hasil dari
penggunaan e-government didapatlah suatu keuntungan baru dalam pemerintahan yakni
adanya SIAK Atau Sistem informasi administrasi kependudukan, dan e-ktp (elekronik kartu
tanda penduduk).
2. Pengaruh Penerapan E-government terhadap Kinerja Pegawai Di DinasPendidikan Kota Cilegon.
NoLatar Belakang
Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian
Perbedaan
dengan rencana
skripsi
Keterangan
1 KurangnyaSumber dayaManusia dalambidang teknologi
UjiInstrument
Penerapan e-government di Kotacilegon sudah baikTingkat kinerjapegawai sudah bagus
DalamPenggunaanTeori, Penelitimenggunakanacaun sebuah
30
komunika daninformasi.
Belumdilaksanakanprogram pelatihan.
Kurangnnya saranpendukung
Terdapat hubunganyang kuat antara e-government dengankinerja pegawai
teori yaitu teroiGoerge EdwardIII, dan tidakmelakukan ujivaliditas
Dengan diterapkannya e-government sebagai suatu bentuk sistem Pemerintahan
yang berjalan di dalam bentuk sistem elektronik, maka pekerjaan yang akan, atau sudah
dilakukan dapat terpantau dengan baik dan transparansi yang diinginkan oleh masyarakat
umum dapat di nikmati oleh semua kalangan. Terciptanya e-governemnt pada pemerintah
cilegon dapat kita lihat dengan tingkat produksivitas dari pegawai telah baik, dan bentuk
keterhubungan antar pemerintahan juga terjalin dengan baik.
3. Implementasi E-government dalam mewujudkan Padang Pariaman CyberRegency
NoLatar Belakang
Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian
Perbedaan
dengan rencana
skripsi
Keterangan
1 Untuk memberikantransparansi yang jelaskepada masyarakat danPemerintahan, sehinggatidak terjadipenyimpangan
Metodepenelitiandeskriptif
Pembuatan LocalArea Networkingpada setiap bagiandi Dinas danInstansiPemerintahan
Terdapat padajenis hasil dantujuan penelitianyang akandilakukan
Dari bentuk dan jenisnya pengembangan e-government di berbagai daerah di indonesia
telah diatur dan dirancang sejak lama oleh Pemerintah pusat, Presiden malalui inpres Nomor
03 Tahun 2003 telah mengatur bagimana mekanisme pengembangan e-government tersebut,
sehingga pada akhirnya pengembangan e-government di rasa dapat membantu dan
memberikan satu solusi tepat untuk mengevaluasi suatu kemajuan daerah atau struktur
Pemerintahan
31
2.4. Kerangka Pikir
Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan
antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka
logis. Menurut Riduwan (2004:25) Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian
yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat
teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uiraian dalam
kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel.
Kebijakan Pemerintah Kota palembang nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan
e-government di lingkungan Pemerintah Kota palembang memiliki berbagai masalah dalam
penerapannya diantaranya adalah Kurangnya SDM yang berpengalaman, akses jaringan, dan
infrastruktur yang belum cukup baik di beberapa SKPD yang ada, hal ini menjadi penting
untuk diteliti lebih jauh, dengan menggunakan berebagai bentuk teori sehingga pada
akhirnya dapat ditemukan dimanakan letak dari permasalahan, serta solusi penangannya,
dengan menggunakan teori Geoger Edward III mengenai masalah implementasi kebijakan
publik dengan indikator, dan variabel berupa, 1) Komunikasi, 2) Sumber-Sumber Daya, 3)
Disposis, dan 4) Struktur Birokrsi, disesuaikan dengan tahapan implementasi kebijakan atau
peraturan waliKota Palembang Nomor 92 Tahun 2011 tentang Pengembangan E-
government Di Lingkungan Kota Palembang, yaitu : 1) Persiapan, 2) Pematangan,
3)Pemantapan dan 4) Pemanfaatan. Sehingga pada akhirnya akan ditemukan faktor-faktor
pendukung dan penghambat suatu kebijakan yang telah dibuat.
Pembantukan e-government sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh negara-negara
berkembang lainnya di dunia, sehingga kita sebagai negara yang sedang berkembang
diharapakan dapat melakukan hal yang sama yaiut dengan dimulainya pengembangan e-
government di lingkungan pemerintah daerah. Dengan tercapainya pengembangan tersebut
32
maka sistem pemerintahan yang ada dapat dipantau dan di evaluasi bersama secara teratur
dan berkala oleh setiap lapisan masyarakat.
-33-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang tujuannya adalah
mengetahui bagimana perkembangna e-government di lokasi penelitian yaitu Dinas
Komunikasi dan Infromatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,
dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, ketiganya akan diteliti, dan
dianalisis sesuai dengan metode penelitian kualitatif, dengan mempertimbangkan sejumlah
data yang akan didapat dilapangan.
3.2. Definisi Konsep
Penulis mengajukan beberapa konsep yang didefinisikan sebagai berikut :
a. Implementasi : menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dalam Agustino (2008:139)
mendifinisikan implementasi kebijakan sebagai :
“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat
atu kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.”
b. Kebijakan SDM : merupakan peraturan yang dibuat untuk SDM dalam rangka
pengembangan / pemeliharaan kuantitas dan kualitas SDM.
c. E-government : penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan
antara Pemerintah dan pihak-pihak lain.
34
3.3. Fokus Penelitian
Berdasarkan pada model implementasi kebijakan Goerge Edward III yaitu :
1. Struktur Organisasi
Standar Oprasional Prosedur (SOP) dalam hal ini menggunakan Pedoman
Umum Tata Kelola Teknologi dan Infromasi Nasional dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI tahun 2007 Versi 1.
Fragmentasi, Kementerian Teknologi dan Infromasi Nasional, Serta SKPD
Terkait yang menjadi fokus penelitian
2. Sumber Daya
Staf, Informasi, Wewenang, dan Fasilitas. Semua indicator tersebut akan di dapat
dengan melihat perkembang langsung atau observasi pada lokasi penelitian.
3. Disposisi
Berkaitan dengan disposisi yang ada yaitu penerapan peraturan walikota itu sendiri
apakah telah sesuai dengan aturan pedoman pada tata kelola informasi dan
teknologi nasional kementerian teknologi dan infromatikan RI.
4. Komunikasi
Bagiamana komunikasi antara atasan dan pegawai di Pemerintahan kota Palembang
dalam menjalankan peraturan walikota tersebut.
3.4. Pembatasan Objek/Wilayah Penelitian
Dalam pengembangan e-government terdapat 26 SKPD ikut mengembangkan akan
tetapi dengan banyaknya SKPD yang ada tersebut maka peneliti hanya mengambil 3 (tiga)
sample saja diantaranya Dinas Pendapatan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, dan Dinas
Komunikasi dan Infromatika Kota Palembang. Ketiganya merupakan 3 (tiga) SKPD yang
35
berjalan aktif menggunakan e-government dalam penyelenggaraan pemerintah. Dari
ketiganya akan ditentukan mana yang menjalankan e-government dengan baik, dan mana
yang tidak menjalankan e-government dengan baik dan benar.
3.5. Unit Analisis Data
Unit analisis yang akan diambil merupakan beberapa orang pegawai yang bergerak
pada bidang IT pada SKPD Pemerintah kota Palembang serta, staf-staf yang berkerja khusus
dalam pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintahan kota Palembang.
3.6. Key Informant
Data dan informasi yang berhubungan dengan kajian penelitian ini diperoleh dari key
informant. Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana impementasi E-government di
lingkungan Pemerintahan kota Palembang, key infoman sendiri di ambil dari pegawai yang
bekerja pada bidang pengembangan pelayanan e-govermnent itu sendiri, serta staf-staf yang
bertanggung jawab dalam pengembanan E-government itu sendiri. Diantaranya adalah
1. Kepala Humas Pemerintah Kota Palembang (1 Orang)
2. Kepala SKPD Kota Palembang (3 Orang)
3. Staf dan Pegawai SKPD (2 Orang)
4. Masyrakat Umum pengguna media internet (10 Orang)
3.7. Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yang peneliti dapat langsung dari lapangan adalah data wawancara
peneliti dengan informan, diantaranya juga peneliti melakukan data angket
sederhanan terhadap masyarakat umum mengenai pemanfaatan, dan penggunaan e-
government di kalangan umum.
36
b. Data Sekunder
Berikut adalah data yang menjadi acuan dan landasan peneliti e-government yang
peneliti dapat dari sumber-sumber seperti di pemerintahan, Koran, majala, televise,
dan internet
1. Inpres No 03 Tahun 2003 Tenang Kebijakan dan Stretegi NasionalPengembangan E-government
2. Peraturan Walikota Palembang Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintahan KotaPalembang.
3. Tempo 27 Agustus 2012, Maknisme E-government yang belum rampung diNegara Indonesia
4. Tempo Juli 2013, Sistem administrasi Indonesia (e-government togovernment)
5. Wikipedia (www.wikipedia.com/government/administration/e-government/039487).
3.8. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Peneliti mewawancari diantaranya :
1. Kepala Humas Pemerintah Kota Palembang (1 Orang)
2. Kepala SKPD Kota Palembang (3 Orang)
3. Staf, dan Pegawai SKPD Kota Palembang (2 Orang)
4. Masyarakat Umum pengguna internet (10 Orang)
Dari keempat informan diatas peneliti melakukan wawancara secara bekala untuk
mendapat hasil yang maksimal tentang perkembangan e-government di kota
Palembang. Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menganalisis permasalahan
yang ada.
37
b. Studi Dokumentasi
Dengan mengkaji ulang beberapa dokumen skunder yang peneliti dapat dari
Pemerintah Kota Palembang, SKPD, dan media-media lainnya peneliti mendapatkan
beberapa bahan tambahan untuk menganalisis perkembangan e-government di kota
Palembang.
c. Data Lapangan.
Diselah-selah wawancara yang begitu padat peneliti menyempatkan membuat angket
sederhanan yang di tujukan khusus untuk masyarakat apakah mereka sudah
mengetahui, dan dapat menggunakan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kota
Palembang.
3.9. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara dekripsitif kualitatif yaitu menggambarkan
tentang implemenasi E-government di lembaga dan instansi pemerintahan kota Palembang.
Teknik analisis data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu :
a. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Dengan kata lain proses reduksi dara ini
dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan.
b. Penyajian data, penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang
sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan.
Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah
disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.
38
c. Kesimpulan, tahap akhir dalam proses analisis data. Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi,
interview, dan dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan peneliti akan terasa
sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid dan maksimal.
-39-
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1. Deskripsi Umum Kota Palembang
Secara gografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT.Luas
wilayah Kota Palembang adalah 400,61 Km² atau 40.061 Ha dengan ketinggian rata-rata 8
meter dari permukaan laut. Letak Kota Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalur
jalan Lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain
itu Kota Palembang juga terdapat Sungai Musi -- yang dilintasi oleh Jembatan Ampera --
yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah dan merupakan
Kota Air yang terdiri dari 16 kecamatan dan 107 kelurahan.
Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbih,
kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu Kota berkisar antara 23,4 -
31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.
Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya
terletak pada tempat yang agak tinggi yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah
adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang.
Ketinggian rata-rata 0 - 20 mdpl. Pada tahun 2002 suhu minimum Kota Palembang terjadi
Bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei, sedangkan suhu maksimum
terendah 30,40C pada Bulan Januari dan tertinggi pada Bulan Sepetember 34,30C. Tanah
dataran tidak tergenang air : 49 %, Tanah tergenang musiman : 15 %, Tanah tergenang terus
menerus : 37 % dan Jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya
108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer. Tropis lembab nisbi, Suhu
40
antara 220-320 Celcius, Curah hujan 22-428 mm / tahun, Pengaruh pasang surut antara 3-5
meter, dan Ketinggian tanah rata-rata 12 meter diatas permukaan laut.
Jenis tanah Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan
yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah
Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian
utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan terus
menerus.
Batas Wilayah kota Palembang terdiri dari:
1. Sebelah utara; dengan desa pangkalan benteng, desa gasing dan desa kenten,kecamatan talang kelapa, kabupaten banyuasin
2. Sebelah selatan; dengan desa bakung kecamatan inderalaya kabupaten ogan ilir dankecamatan gelumbang kabupaten muara enim
3. Sebelah barat; dengan desa sukajadi kecamatan talang kelapa kabupaten banyuasin4. Sebelah timur; dengan balai makmur kecamatan banyuasin i kabupaten banyuasin
4.2. Situasi Pemerintahan Kota Palembang
Pada mulanya kota palembang mempunyai 14 kecamatan dan 103 kelurahan,
kemudian setelah keluarnya perda kota palembang nomor 19 tahun 2007, berubah menjadi
16 kecamatan dan 107 kelurahan. Kecamatan tambahan seterbut adalah kecamatan alang-
alang lebar dan sematang borang yang merupakan hasil pemekaran dari kecamatan sako dan
sukarami. Sedangkan empat kelurahan baru, yakni kelurahan sukodadi, talang jambe, sako
baru dan kelurahan karya mulya. 1) Alang-Alang Lebar, 2) Bukit Kecil, 3) Gandus, 4) Ilir
Timur I, 5) Ilir Timur II, 6) Ilir Barat I, 7) Ilir Barat II, 8) Kalidoni, 9) Kemuning, 10)
Kertapati, 11) Plaju, 12) Sako, 13) Seberang Ulu I, 14) Seberang Ulu II, 15) Sematang
Borang, 16) Sukarame
Struktur pemerintah berdasarkan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Palembang
Nomor 149 Tahun 2013 Tentang Pentepan Kode Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Palembang (SKPD) Dilingkungan Kota Palembang.
41
Tabel 4.1.Daftar Skpd Kota Palembang Yang Ikut Mengembangkan E-Government
Berdasarkan Hasil Evaluasi Per 1 September 2013No Unit kerja Keadaan sekarang1 Sekretariat daerah
email : [email protected] : http://setda.palembang.go.id
Aktif
2 Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id
Aktif
3 Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id
Aktif
4 Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id
Aktif
5 Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id
Aktif
6 Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id
Aktif
7 Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id
Aktif
8 Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id
Tidak aktif
9 Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id
Aktif
10 Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id
Aktif
11 Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id
Tidak aktif
12 Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id
Aktif
13 Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id
Aktif
14 Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id
Tidak aktif
15 Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id
Aktif
16 Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id
Aktif
17 Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id
Aktif
18 Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id
Aktif
19 Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id
Aktif
20 Dinas kesejahteraan sosialemail : [email protected] : http://dinkesos.palembang.go.id
Aktif
21 Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id
Aktif
22 Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id
Aktif
42
23 Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id
Aktif
24 Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id
Aktif
25 Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id
Aktif
26 Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id
Tidak aktif
Sumber : Observasi tanggal 1 September 2013
Tabel diatas merupakan gambaran umum struktur pemerintah kota Palembang yang
telah berjalan menggunakan e-government pada kegiatan pemerintahannya. Hal ini
sekaligus memperlihatkan pada organisasi pemerintahan mana yang akan menjadi tujuan
peneliti dalam mengembangkan hasil penelitiannya pada SKPD kota Palembang tersebut.
Peneliti melakukan observasi kepada 3 SKPD kota Palembang yaitu, Badan Kepeawaian
Daerah, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Dinas Komunikasi dan Infromasi
Kota Palembang.
4.2.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan Perda Nomor 149 Tahun 2013 Tentang Pentepan Kode Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Palembang (SKPD) Dilingkungan Kota Palembang. Peneliti
melakukan peneliti pada 3 lokasi penelitian yaitu Badan Kepegawaian dan Diklat Kota
Palembang, Dinas Pendapatan Kota Palembang, dan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota
Palembang. Yang pada akhirnya akan dilakukan beberapa pembahasan yang berkaitan
dengan e-government sebagai judul penelitian.
1) Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang
Sebagai salah satu bagian dari roda pemerintah kota Palembang, Badan Kepegwaian
dan Diklat Kota Palembang sendiri memiliki fungsi yang cukup penting. Badan
Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang
Visi, Misi dan Sasaran
43
VISI:
Berdasarkan kondisi, potensi serta untuk mendukung terwujudnya Kota Palembang
sebagai Kota Internasional, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2008 – 2013, maka visi Badan
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang Tahun 2008 – 2013 adalah :
“PNS yang Berkualitas dan Profesional dalam rangka mendukung
terwujudnya Kota Palembang sebagai Kota Internasional, Sejahtera dan Berbudaya
Tahun 2008 – 2013”
Untuk menyamakan persepsi mengenai pengertian visi tersebut, maka dirumuskan
pengertian-pengertian sebagai berikut :
1. SDM Aparatur yang Berkualitas adalah : PNS yang berkualitas ditinjau dari
segi tingkat pendidikan, kesehatan, dan tingkat kesejahteraan.
2. SDM Aparatur yang Profesional adalah : menempatkan PNS sesuai dengan
keahliannya.
MISI:
Untuk merealisasikan visi Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang,
diperlukan misi sebagai komitmen dan arah dalam pengelolaan kegiatan. Adapun misi
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang adalah : 1) Meningkatkan SDM
Aparatur yang berkualitas, 2) Mewujudkan SDM Aparatur yang Profesional.
SASARAN:
Sasaran didefinisikan sebagai penjabaran dari tujuan yang bersifat spesifik dan
terukur. Adapun sasaran kegiatan Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang
adalah : 1) Terciptanya pelayanan yang memuaskan, cepat dan bertanggungjawab, 2)
Meningkatnya kualitas SDM Aparatur, 3) Meningkatnya profesionalitas pegawai sesuai
dengan bidang tugasnya, 4) Tersedianya Data Kepegawaian yang valid, 5) Tersedianya
tenaga PNS sesuai dengan kebutuhan, 6) Meningkatnya kesadaran akan tanggungjawab
sebagai PNS.
44
Tupoksi Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang
Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan
tata kerja lembaga teknis daerah Kota Palembang, maka Susunan organisasi badan
kepegawaian daerah dan diklat terdiri dari:
a. Kepala Badan
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub bagian Umum
2. Sub Bagian Kepegawaian
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Perencanaan Dan Pengendalian Program, membawahi :
1. Sub Bidang Perencanaan Program
2. Sub Bidang Pengendalian Program
d. Bidang Pengembangan Dan Pengelolaan Data Pegawai membawahi :
1. Sub Bidang Pengembangan Karir Pegawai
2. Sub Bidang pengelolaan Data Pegawai
e. Bidang Formasi Dan Pemindahan Pegawai Non Jabatan membawahi :
1. Sub Bidang Formasi Dan Pengadaan Pegawai
2. Sub Bidang Pemindahan Pegawai non Jabatan
f. Bidang kepangkatan, Pengajian dan Kesejahteraan Pegawai membawahi:
1. Sub Bidang Kepangkatan Pegawai
2. Sub Bidang Penggajian dan Kesejahteraan Pegawai
g. Bidang Pembinaan Dan Administrasi Perizinan Pegawai membawahi :
1. Sub Bidang Analisa hukum Kepegawaian
2. Sub Bidang Administrasi Perizinan Pegawai
h. Bidang Pendidikan Dan pelatihan pegawai membawahi :
1. Sub Bidang Diklat kepemimpinan Dan Prajabatan
2. Sub Bidang Diklat Teknis dan Fungsional.
i. Unit Pelaksana Teknis Badan.
j. Kelompok Jabatan Fungsional.
45
2) Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang
Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang
Sebelum tahun 1975, Bidang pajak dan retribusi pada daerah tingkat I dan tingkat II
merupakan urusan bagian Biro Keuangan Pemda masing-masing. Hal tersebut berlaku di
Kota Palembang dengan mengacu pada Perda Tingkat II Palembang Nomor 9 tahun 1975
tanggal 11 Nopember 1975 yang merupakan landasan pembentukan Dinas Pendapatan
Daerah yang bertempat di Kota Palembang serta memiliki tugas mengelola segala hal di
bidang pendapatan,penetapan, penagihan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan daerah
lainnya yang menjadi hak dan kewenangan Pemerintah Kota Palembang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Berdasarkan Perda Nomor 3 tahun 1980 dibentuklah Dinas Pendapatan
Daerah (Dipenda) Kota Palembang yang struktur dan tata kerja organisasinya berlaku sama
diseluruh Indonesia, yang kemudian disempurnakan kembali dengan Perda Nomor 3 tahun
1990 kemudian Perda Nomor 67 tahun 2001 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan
Daerah Kota Palembang. Hal ini dilakukan seiring dengan adanya beberapa perubahan
seperti pertambahan penduduk serta usaha penyempurnaan dan penyelesaian struktur
organisasi Dipenda Kota Palembang.Namun setelah keluarnya Peraturan Pemerintah
Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka struktur organisasi Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang tahun 2008 mengalami Perubahan yang sesuai dengan
Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Palembang.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang bertempat di lingkungan Kecamatan Ilir
Barat I, Jalan Merdeka No.21 Palembang dengan wilayah kerja meliputi 16 Kecamatan dan
107 Kelurahan.
46
Visi :
"Pendapatan Daerah Yang Maksimal untuk Pembangunan Kota Palembang".
Misi :
1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membayar Pajak.
2. Modernisasi Pajak
Tugas Pokok Dan Fungsi
Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan administrasi yang meliputi
pengelolaan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan
serta mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang
secara terpadu.
1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan-kegiatan
administrasi surat menyurat, kearsipan dan kepustakaan, keprotokolan, hubungan
masyarakat, urusan perlengkapan dan rumah tangga
2. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
administrasi kepegawaian, menyusun rencana kebutuhan dan pengembangan
pegawai.
3. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan anggaran
tahunan Dinas, pengelolaan dan pengendalian keuangan, pembukuan dan
administrasi perbendaharaan.
Bidang Program
Bidang Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas meliputi
pemantauan, pengkajian, pengembangan dan penyuluhan pendapatan serta mengadakan
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas :
47
1. Seksi Penyusunan Program, mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang
program dalam menyusun rencana kegiatan dinas dan penerimaan pendapatan.
2. Seksi Pemantauan, Pengembangan dan Penyuluhan, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas bidang program meliputi pemantauan, melakukan
penelitian, pengkajian, pengembangan potensi pajak daerah serta mengumpulkan
bahan dalam menyusun draft rancangan Peraturan Daerah dibidang Pajak Daerah.
3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang program meliputi evaluasi, menyusun laporan mengenai hasil pemungutan
pajak dan retribusi daerah serta sumber-sumber penerimaan daerah lainnya.
Bidang Pendataan Dan Penetapan
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
dinas meliputi pendataan dan pengolahan data, melakukan penetapan dan pemeriksaan
terhadap subjek dan objek pajak.
1. Seksi Pengolahan Data, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang
pendataan dan penetapan meliputi mendata wajib pajak daerah, menetapkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta melakukan pendaftaran, pemeriksaan kelengkapan
berkas serta melakukan pengolahan data yang meliputi subjek dan objek pajak.
2. Seksi Penetapan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang
pendataan dan penetapan meliputi menghitung dan mengusulkan penetapan pajak,
menertibkan surat ketetapan pajak dan menyiapkan daftar penetapan pajak.
3. Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang
pendataan dan penetapan meliputi pemeriksaan, penyidikan dan pengawasan pajak
daerah.
48
Bidang Penagihan Dan Pembukuan
Bidang Penagihan dan Pembukuan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
dinas meliputi pembukuan, verifikasi, penagihan dan perhitungan serta melakukan
pertimbangan dan keberatan pajak.
1. Seksi Penagihan dan Perhitungan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang penagihan dan pembukuan dalam melakukan penagihan perhitungan
pajak daerah.
2. Seksi Pertimbangan dan Keberatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang penagihan dan pembukuan dalam memberikan analisa pertimbangan
pemberian saran untuk penyelesaian keberatan wajib pajak.
3. Seksi Pembukuan dan Verifikasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang penagihan dan pembukuan meliputi kegiatan pencatatan surat ketetapan
pajak, pembukuan piutang dan penerimaan pendapatan daerah dan penetapan
tambahan pajak daerah serta melaksanakan penyelesaian restitusi, pemindahbukuan
dan rekomensiliasi pajak daerah.
Bidang Bagi Hasil Dan Penerimaan Lain-Lain
Bidang Bagi Hasil dan Penerimaan Lain-lain, mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas dinas meliputi penatausahaan penerimaan bagi hasil pajak dan bagi hasil
bukan pajak, penatausahaan retribusi dan penerimaan pendapatan lain-lain serta legeslisasi
pembukuan surat-surat berharga.
1. Seksi Bagi Hasil PBB dan BPHTB, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi penatausahaan penerimaan
bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) serta memfasilitasi pemungutan PBB dan BPHTB.
49
2. Seksi Bagi Hasil PPh dan Penerimaan Lain-lain, mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi
penatausahaan penerimaan bagi hasil Pajak Penghasilan (PPh), bagi hasil bukan pajak,
bagi hasil pajak Provinsi dan Penerimaan sumber-sumber lain.
Seksi Retribusi dan Legeslisasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi penatausahaan penerimaan retribusi
daerah dan penatausahaan benda-benda berharga.
3) Dinas Komunikasi dan Infromatika Kota PalembangSejarah Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Palembang
Reformasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang cukup penting dalam peta
kehidupan bernegara. Perubahan tersebut terasa dalam pola komunikasi masyarakat antara
lain ditandai dengan semakin terbukanya akses informasi dan komunikasi. Keterbukaan
yang ditunjang oleh perkembangan teknologi itu mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan
hal tersebut meningkat pesat. Keinginan untuk serba terbuka dan transparan menjadi trend
yang harus disikapi secara positif oleh Pemerintah, dengan demikian akan terhindar sikap
saling mencurigai serta tercapainya pengertian antara masyarakat dengan Pemerintah
sehingga program-program pembangunan dapat terlaksana dengan lancar.
Sebuah kondisi yang kontradiktif kemudian terjadi, setelah Pemerintah memutuskan
tidak lagi mencatumkan beberapa Departemen dalam Kabinet Persatuan Nasional periode
1999-2004 yang diumumkan oleh Presiden RI pada tanggal 26 Oktober 1999 antara lain
salah satunya adalah Departemen Penerangan RI. Dengan tidak tercantumnya Departemen
Penerangan dalam susunan kabinet maka secara Institusi Departemen Penerangan tidak ada
namun untuk tingkat Pusat keberadaan Departemen Penerangan digantikan dengan Badan
Informasi dan Komunikasi Nasional yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI
Nomor 153 Tahun 1999 terhitung tanggal 7 Desember 1999, sedangkan kelanjutan fungsi
50
serta kelambagaan Departemen Penerangan di Daerah dilimpahkan kepada Pemerintah
Daerah.pembubaran lembaga yang bertugas untuk mengkoordinasikan jalannya informasi
dan komunikasi di Indonesia mengakibatkan terjadinya sebuah euphoria kebebasan dimana
segala macam informasi yang menyebar dengan cepat tanpa adanya penyaringan lagi,
banyaknya beredar informasi yang tidak akurat bahkan menyesatkan yang kemudian
terhambatnya pembangunan.
Dalam menyikapi reformasi Sistem Pemerintahan di pusat maka di daerahpun
dikeluarkan penyesuaian yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, adanya pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Pusat ke
Pemerintah Daerah kecuali dibidang Keamanan, Keuangan, Agama, Hukum/Peradilan dan
Luar Negeri. Sehingga Pemerintah Kota Palembang dalam merekonstruksikan Struktur
Organisasi Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan
Pembangunan di Kota Palembang maka dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2001
tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas
Daerah. Pada pasal 2 ayat 2 tercantum 19 Dinas Lingkungan Pemerintah Kota Palembang
termasuk Dinas Informasi dan Komunikasi. Kemudian pada pasal 3 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah.
Sejalan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang
pembagian urusan Pemerintah antara Pemerinah, Pemerintahan Daerah/Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk Pemerintah Kota Palembanga hal ini
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah kota Palembang No. 9 Tahun 2008 tentang
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur organisasi Dinas daerah, maka Dinas
Inforkom di ubah namanya menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Kepala Dinas, Sekretaris, serta terdiri dari 4 bidang (bidang
51
Diseminasi Informasi, bidang PemberdayaanTelematika, Pos, dan Telekomunikasi, bidang
Informasi Publik, dan bidang Komunikasi dan informatika).
Visi dan MisiVisi :
Terwujudnya komunikasi dan informasi yang efektif dan efisien.Misi :
1. Meningkatkan peran media massa, kelompok informasi pemerintah dan masyarakatdalam diseminasi informasi pembangunan.
2. Meningkatkan pelayanan publik melalui pemberdayaan telematika, pos dantelekomunikasi.
Tupoksi Dinas Komunikasi Dan Informatika
Tugas
Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di
bidang Komunikasi dan Informatika.
Fungsi:
1. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinas Kominfo
mempunyai fungsi:
2. Memimpin kegiatan dinas dan urusan kesekretariatan serta bidang yang ada dalam
lingkungannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Walikota.
3. Penyusunan visi, misi dan rencana strategis Dinas.
4. Perumusan kebijakan pelaksanan dan kebijakan teknis dibidang komunikasi dan
informatika yang meliputi; Pengembangan Komunikasi dan Informatika; Informasi
Publik; Diseminasi Informasi dan Pemberdayaan Telematika, Pos dan
Telekomunikasi.
5. Penyelenggaraan usaha–usaha pembinaan terhadap pelaksanaan bantuan baik
bersumber dari pemerintah maupun swasta.
6. Pelaksanaan komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan unsur pemerintah kota
dan instansi serta masyarakat dalam usaha pelaksanaan tugas dan fungsi.
52
Evaluasi dan pelaporan.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
Sekretariat
1. Subbag Kepegawaian2. Subbag Keuangan3. Subbag Umum
Bidang Pengembangan Komunikasi Dan InformatikaBidang Informasi Publik
1. Seksi Pengelola Informasi Politik, Hukum dan Keamanan.2. Seksi Pengelolaan Informasi Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat.3. Seksi Penyerapan Opini Publik.
Bidang Diseminasi Informasi1. Seksi Kelembagaan komunikasi Sosial2. Seksi Kelembagaan Komunikasi Pemerintah.3. Seksi Diseminasi Informasi melalui Media.
Bidang Pemberdayaan Telematika, Pos dan Telekomunikasi1. Seksi Pemberdayaan Telematika2. Seksi Pelayanan Media Center3. Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi
4.3. Gambaran umum e-government di lokasi penelitian
Dalam tinjauan awal peneliti pada 3 (tiga) SKPD diatas, peneliti memperoleh
gambaran kecil dari pengembangan e-government pada lokasi peneliti tersebut. Hal ini
sejatinya dapat dijadikan suatu hipotesa awal bagaimana perkembangan yang telah
dilakukan oleh masing-masing SKPD dalam proses pengembangan e-governemnt tersebut.
4.3.1.E-government di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang
Dari hasil tinjauan awal peneliti pada SKPD pertama yaitu Dinas Komunikas dan
Informatika Kota Palembang. Peneliti melihat bahwa perkembangan e-government pada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sudah sangat baik, terbukti dengan
fasilitas yang telah didukung penuh, pegawai yang ditempatkan sudah memenuhi
persyaratan dan seleksi yang ketat, serta beberapa hal-hal penting lainnya.
Peneliti pun sempat memwawancara teknisi dari pengembangan e-government pada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, berikut kutipan wawancara peneliti :
53
“pengembangan e-government pada Dinas Komunikasi dan Informatika KotaPalembang sudah berlangsung awal di keluarkannya Peraturan Walikota Nomor 92Tahun 2011 tentang Pengembangan e-government di lingkungan kota Palembang,dengan begitu dapat disimpulkan kamilah yang sebenarnya yang menjadi panutanbagi SKPD lain untuk melakukan pengembangan e-government”Dengan hasil wawancara tersebut dapat dibuat kesimpulan awal bahwa implementasi
e-governemnt pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sudah berjalan baik,
dengan adanya tenaga ahli yang khusus membidangi permasalah pengembangan e-
government maka secara umum pengembangan yang dilakukan sudah dapat dipenuhi.
4.3.1.1. Ketenggaan
Dalam penerapannya e-government memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang
handal dan tepat, sehingga penerapa e-government nantinya tidak mengalami kesulitan dan
kendala yang tentunya akan menghambat berjalannya penerapan e-government tersebut.
Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, terdapat 10 pegawai yang dibagi
menjadi beberapa bagian khusus, dan ditempatkan pada ruangan pusat data center yang ada
di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.
1. Ruang Pusat Data (Data Center room)
Diruangan ini terdapat 2 pegawai yang bertugas untuk memantau data masuk, dan
data keluar berupa berita, dan data-data penting yang akan masukan dalam website
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.
2. Ruang Server
Diruangan ini terdapat 3 pegawai yang bertugas memantau perkembangan jaringan
internet pada setiap SKPD yang ada dikota Palembang, sehingga tidak terjadi
maintance (sambungan penuh) apabila ada pengunjung.
3. Ruang Keamanan (Security Room)
54
Dimana ruangan ini berisikan 5 orang pegawai yang bertugas memberikan
pertahanan khusus untuk setiap website yang ada di SKPD kota Palembang agar
tidak dirusak atau disalahgunakan oleh pihak lain.
Ketiga ruangan diatas merupakan pusat dari berjalannnya penerapan e-government di
masing-masing SKPD yang ada dikota Palembang. Dinas Komunikasi dan Infromatika Kota
Palembang selaku pemantau sekaligus SKPD yang menerapkan e-government memiliki
tugas yang sangat berat. Hal ini dilihat dari tugas yang di berikan oleh pemerintah pusat
kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.
4.3.1.2. Fasilitas
Dengan penganggaran yang telah diberikan oleh pemerintah pusat, fasilitas yang ada
di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang tentunya lebih lengkap dari SKPD
yang lainny, yang juga ikut menerapkan e-government dalam system pemerintahannya.
Terdapat beberapa fasilitas yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang
diantaranya sebagai berikut : 1) Fasilitas Ruang Server, 2) Fasilitas Ruang Data, 3) Fasilitas
Ruang Keamanan.
Hal diatas mungkin belum dimiliki oleh SKPD yang lain, dikerenakan peran SKPD
yang akan menerapakn e-government hanya sebatas pengembangan website dan penggunaan
data yang berkesinambungan bagi pemerintahan Kota Palembang.
4.3.2. E-government di Dinas Pendapatan Kota Palembang
Dinas Pendapatan Kota Palembang merupakan SKPD yang ikut serta dalam
mengembangakan sekaligus menerpakan e-government, dari pantauan awal penelit,
penerapan yang ada di Dinas Pendapatan Kota Palembang sudah berjalan, akan tetapi masih
banyak kekurangan yang tentunya disebabkan oleh banyak hal.
Dari hasil observasi peneliti, terlihat bahwa Dinas Pendapatan Kota Palembang masih
seadanya dalam mengembangkan e-government pada system pemerintahannya.
55
4.3.2.1. Ketenagaan
Sumber daya manusia yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang masih
sangat kurang, penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan posisinya masih banyak
peneliti jumpai di masih-masih ruangan. Khusus untuk pengembangan e-government Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang tidak memiliki staf atau pegawai yang dikhususkan
untuk melakukan pengembangan e-government dalam system pemerintahnya.
4.3.2.2. Fasilitas
Fasilitas pendukung yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang terdiri dari
skat-skat, dan beberapa ruangan bidang tertentu. Peneliti tidak dapat menemukan ruangan
yang dikhususkan untuk pegawai yang akan melakukan pengembangan e-government.
Setelah peneliti bertanya dengan salah satu pegawai diketahui bahwa pengembangan e-
government di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang dilakukan oleh staf dan pegawai
pada bagian informasi dan strategi.
4.3.3. E-government di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang
Pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, pengembangan e-
government sama halnya pada SKPD yang lain, pengembangan e-government sendiri
dilakukan secara mandiri dan di kembangkan oleh pegawainya sendiri. E-government
merupakan fasilitator yang ada di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang
untuk lebih memberikan keterangan bagi masyrakat umum maupun SKPD yang lain tentang
perkembangan yang ada pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.
Dengan fasilitas yang sudah memadai, dan ruang-ruang yang cukup lengkap, pengembangan
e-government pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang berada pada
satu dengan bidang pengembangan dan strategi di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
Kota Palembang.
56
4.3.3.1. Ketenagaan
Sebagian pegawai yang ada di Badan Diklat Daerah Kota Palembang ada yang telah
berstatus sebagai pegawai khusus dalam pengembangan e-government, akan tetapi materi,
dan pemahaman yang dimiliki masih sangat minim, dikarenakan pegawai yang ada
kebanyakan berstatus lulusan S1 (strata 1) jurusan ilmu hokum, ekonomi, dan keguruan.
Masih jauh untuk memenuhi prosedur yang terlah diatur didalam Peraturan Walikota Nomor
92 Tahun 2011 tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota
Palembang.
4.3.3.2. Fasilitas
Berdasarkan tahun anggaran 2012-2013, fasilitas pengembangan e-government di
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang sudah cukup baik. Pada masing-
masing ruangan bidang telah terdapat computer-komputer yang berfungsi baik, dan ditambah
dengan fasilitas wifi, dan jaringan LAN terhubung satu sama lain. Hal ini menunjukan bahwa
pengembangan yang ada sudah berjalan dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
-57-
BAB VANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dari penjelasan BAB sebelumnya, kita ketahui bersama bahwa dalam penerapan e-
government terdiri dari 4 tahapan yang harus dijalankan yaitu :
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs web pemerintah berdasarkan pedoman penyelenggaraan situs web
pemerintah daerah di setiap lembagab. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menuju penerapan e-governmentc. Penyediaan sarana akses public antara lain dalam bentul Mulipurpose Communitty
Center (MCC), warung dan kios internet, dan lain-lain.d. Sosialisasi keberdaan layanan informasi elektronik, baik untuk public maupun
pengguna internale. Pengembangan motivasi kepemimpinan (e-leadership), dan kesadaran akan
pentingnya manfaat e-governmentf. Penyiapan peraturan pendukung
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke
tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :
1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).
58
3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
Akan tetapi ada tiga hal persoalan mendasar di dalam penyelenggaran e-government
antara lain: Pertama, inisiatif dan pemaknaan implementasi e-government oleh pemerintah
kota masih bersifat sendiri-sendiri. Kedua, implementasi melalui situs web daerah tersebut
belum didukung oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan
peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia. Ketiga, banyak institusi meng-
identikkan implementasi e-government hanya sekadar membuat situs web, sehingga
penyelenggaraan e-government hanya berhenti ditahap pematangan saja.
Dari ketiga hal diatas berdasarkan hasil observasi pada 3 SKPD Kota Palembang
diantaranya Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Komunikasi, dan Informatikan Kota
Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang, masih banyak yang tidak
mengerti dan berhenti pada pemahaman tahapan Pematangan, dari keempat tahapan yang
ada para pengelola e-government masih belum banyak mengerti tahapan-tahapan yang ada.
Inilah yang menjadi permasalah yang banyak ditemui dilapangan. Terjadi kesalahpahaman
atas penerapan atau implementasi e-government itu sendiri. Kesalahpahaman inilah yang
akan dibahas lebih jauh dan didalami sehingga didapat benang merah yang mengaitkan
permasalahan yang ada dengan penerapan e-government sebagai salah satu tujuan dalam
mencapai pemerintahan yang rasional, dan good governance. Maka dari itu peneliti akan
lebih jauh untuk membahas serta menganalisi bagimana implementasi e-government itu
berjalan, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi, serta yang menjadi penghambata
implementasi e-governmenet pada lingkungan pemerintah kota Palembang.
Dalam tahapan implementasi ini peneliti menggunakan teoir George Edward III,
dimana tahapan implementasi terdiri dari 4 tahapan sama halnya dengan penerapan e-
governemnt.
59
1. Komunikasi2. Sumber-sumber/Sumber daya3. Kecenderungan-kecenderungan/disposisi4. Struktur birokrasiDari keempat tahapan implementasi tersebut akan dikaitakan dengan tahapan
implementasi e-government pada SKDP yang bersangkutan. Bagaimana implementasi e-
government itu diterapakan sampai berjalannya dan dapat dipergunakan baik oleh SKPD itu
sendiri dan masyarakat umum lainnya sesuai dengan fungsi e-government itu sendiri.
5.1. Implementasi E-government pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota
Palembang
Penerapan e-government di SKPD Kota Palembang telah berlangsung sejak tahun
2011, akan tetapi mulai berjalan aktif pada tahun 2012, penerapan e-government sendiri
sejatinya dilakukan untuk memberikan pelayanan maksimum kepada masyarakat umum
kota Palembang agar mendapatkan akses informasi yang cukup untuk kebutuhan atau
keperluan yang tidak lagi dapat membingungkan masyarakat untuk mendapatkan layanan
dari Dinas, Lembaga, Badan, dan Sektretariat di kota palembang. Sesuai dengan tujuan
penerepan e-government itu sendiri, e-government mempunyai 3 (tiga) bentuk dan sekaligus
manfaat bagi masyarakat dan SKPD terkait diantaranya :
Ada tiga model penyampaian E-government, antara lain :
1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke
masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat
dan pemerintah,
contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan Sosial, Dokumen
pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan
imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
60
2. Government-to-Business (G2B)
Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai
informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan
pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk
membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan
manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G
adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan
pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, hak paten merk dagang, dll
3. Government-to-Government (G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen
atau lembaga pemerintahan melalui basisdata terintegrasi.
Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan secara
online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu
Penerapan E-government pasti akan banyak berdampak positif baik kepada
masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Secara umum ada beberapa keuntungan
penerapan E-government di Indonesia :
1. Transparansi informasi dari pemerintah kepada publik akan sangat jelas, masyarakatakan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan mengontrol perkembanganjalannya pemerintahan yang dikelola oleh orang-orang yang dipilihnya pada saatpemilihan umum.
2. Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam segala hal. Pelayanan akanmenjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya. Pelayanan kepada masyarakat dapatdilakukan selama 24 jam dalam seminggu.
3. Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik dan pemerintah, karenaberbagai informasi kinerja pemerintah kepada publik terekspose dengan dalam E-government dan masyarakat dapat mengaksesnya, sehingga tingkat kepercayaanpublik kepada pemerintah akan lebih tinggi.
4. Menutup pintu “kejahatan” aparat pemerintah dalam melakukan korupsi.
61
5. Mengurangi tingkat kesalahan dan mengurangi adanya duplikasi data yang tidakdiperlukan melalui basis data yang terintegrasi dan situs jaringan web dan gatewaylainnya (Jordan E-government Plan 2000; Wyld and Settoon, 2002).
6. Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi (Jordan E-government Plan 2000;Al- Kibsi et al, 2001; Wyld and Settoon, 2002).
7. Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan keputusan yang lebih baikdan bermutu serta menjadikan pemerintah lebih bertanggung jawab (Al-Kibsi et al,2001).
Dari 3 (tiga) bentuk, serta manfaat kegunaan e-government pada SKPD kota
Palembang ini peneliti akan melihat sudah sebarapa jauh penerapan e-government itu sendiri
dijalankan, dan sudah menghasilkan produk apa saja yang sekiranya dapat dimanfaatkan
bagi masyarakat, serta berperan pentingkah e-government tersebut bagi keberlangsungan
pemerintahan kota Palembang itu sendiri.
Dari beberapa lokasi yang ada di SKPD kota Palembang, peneliti membatasi atau
mengambil sample penelitian pada tiga lokasi saja yaitu :
1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang2. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.
Pengambilan sample ini didasari pada pemantauan atau penelusuran awal yang
dilakukan oleh peneliti dengan melihat 3 SKPD tersebut memiliki peran dan fungsinya
masing-masing dalam penyelenggaraan pemerintahan kota Palembang. Berikut tabel SKPD
kota Palembang yang telah menggunakan e-government didalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011
Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palemban
g
62
Tabel 5.1Daftar SKPD Kota Palembang yang telah menggunakan E-governement
No Unit kerja Keadaan sekarang
1Sekretariat daerahemail : [email protected] : http://setda.palembang.go.id
Aktif
2Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id
Aktif
3Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id
Aktif
4Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id
Aktif
5Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id
Aktif
6Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id
Aktif
7Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id
Aktif
8Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id
Tidak aktif
9Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id
Aktif
10Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id
Aktif
11Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id
Tidak aktif
12Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id
Aktif
13Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id
Aktif
14Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id
Tidak aktif
15Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id
Aktif
16Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id
Aktif
17Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id
Aktif
18Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id
Aktif
19Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id
Aktif
20Dinas kesejahteraan Sosialemail : [email protected] : http://dinkeSos.palembang.go.id
Aktif
21Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id
Aktif
22Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id
Aktif
63
23Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id
Aktif
24Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id
Aktif
25Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id
Aktif
26Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id
Tidak aktif
Dari table diatas dapat kita ketahui masih cukup banyak SKPD yang tidak menjalankan
Peraturan Walikota Nomor 93 Tahun 2011 tentang pengembangan e-government di
Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian HUMAS Pemerintah Kota Palembang
sebagai pemantau perkembangan e-government pada SKPD Kota tentang penyelenggaran
E-government di Lingkungan Pemerintah kota Palembang sebagai berikut :
“Kami disini sebenarnya bingung dengan penerapan e-government di LingkunganPemerintah Kota Palembang. Kami disini malah tidak menjalankan situs miliki kamisendiri, seharusnya Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu diberlakukan murni bukan dijalankan oleh pemerintah pusat (1 November 2013)”
Wawancara diatas sedikit memberikan permasalahan baru dalam implementasi e-
government pada lingkungan pemerintah kota Palembang. Dari wawancara diatas diketahui
bahwa pengendalian atau yang menjalan e-government itu bukan SKPD yang terkait
melainkan dijalankan oleh bagian Humas Pemerintah Kota Palembang.
Begitu pula hal yang sama pada SKPD yang menjadi lokasi penelitian yaitu Dinas
Komunikas dan Informasi Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.
Pada Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Palembang, peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan seputar pengembangan e-government pada bagian Pengembangan dan
Informasi Publik. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan
dan Informasi Publik di dapatlah informasi sebagai berikut :
64
Bagaimana Pengembangan E-government pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Palembang ?
“sebelumnya kami sudah pernah mendapatkan pertanyaan yang sama mengenaipengembangan e-government pada lingkungan pemerintah kota Palembang, akantetapi kami malah mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya bukan menjadi tanggungjawab kami, kami disini malah bukan menjalakan situs milik kami sendiri akan tetapimenjalankan situs resmi pemerintahan Kota Palembang yaitu www.palembang.go.id,hal ini sudah sering kami pertanyakan akan tetapi tidak pernah mendapatkan jawabanyang pasti (1 November 2013)”
Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
untuk penyelenggaraan e-government ?
“dari awal terbentuknya Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu pemerintah pusat telahmemberikan kami mandat penuh untuk perencanaan dan penataan bagimana e-government akan di laksanakan di kota Palembang, tetapi nyatanya rencana kamisampai sekarang belum terealisasi dengan baik, untuk bagian penyelenggaraansendiri pada perencanaan awal kami, e-government dijalankan pada bagianpengembangan dan strategi pada masing-masing SKPD kota palembang, kami punbegitu”
Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk
pelaksanaan e-government ?
“alat-alat sudah lengkap kalau untuk dinas kami, mulai dari komputer yangterintegrasi dengan pemerintah pusat sampai pegawai yang telah kami testkompetensinya dalam masalah e-governmenet, jadi semuanya sudah siap.”
Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang
mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib
menyelenggarakan e-government pada satuannya ?
“tentu pernah dan terbilang rutin setiap tahunnya, untuk tahun 2012 kemarin kamitelah melakukan 3 kali Sosialisasi untuk penyelenggaraan e-government untuk setiapSKPD yang ada di Kota Palembang, akan tetapi permasalahannya masih sama, yaitukurangnya tenaga ahli yang cukup untuk menjalankan e-government pada SKPD kotapelembang”
Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam
penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan
Informatika Kota Palembang ?
65
“kendala tentu banyak tetapi yang cukup manjadi masalah ialah kurangnya tenagapegawai yang kompeten dalam menjalankan e-government itu sendiri, serta waktuyang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan e-government juga tidak terbatasjadi kami tidak terlalu fokus untuk hal itu”
Dari wawancara diatas, diketahui bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Palembang telah melaksankan apa yang telah di atur di dalam Peraturan Walikota Nomor 92
Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemeritah Kota
Palembang, akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat masalah yang sangat kompleks dan
terjadi di setiap SKPD yang ada dikota Palembang, diantaranya adalah kurangnnya tenanga
ahli, serta regulasi yang belum jelas dari pemerintah tentang siapa yang seharusnya
menjalankan e-government itu secara penuh.
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang selaku dinas yang mempunyai tanggung
jawab yang cukup besar memiliki pendapat yang hampir serupa dengan Dinas-dinas lainnya
yang ada di SKPD kota Palembang. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan Kepala
Bagian Pengembangan dan Strategi Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang selaku
pelaksana e-government di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang .
Bagimana Pengembangan e-government pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang ?
“Disini sebenarnya tidak ada yang bertanggung jawab penuh akan pelaksanaansystem e-government yang telah diatur dalam Perwali Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, sayasendiri kurang begitu paham maksud dan tujuan hal itu dibuat. Kami pun tidakmemiliki staf ahli ataupun pegawai yang kami khususkan untuk melaksanakan Perwalitersebut, pegawai kami disini memiliki tugas untuk melaporakn 11 Pendapatan KotaPalembang Kepada Pemerintah Pusat Jadi untuk masalah pengembangan e-government sendiri dari awal penyelenggaraannya kami serakan kepada pemerintahpusat khusunya pada bagian HUMAS Kontor Walikota
Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
untuk penyelenggaraan e-government ?
“Tidak ada staf atau pegawai khusus yang menjalankan e-government hanyabeberapa orang pada bagian pengembangan dan strategi yang secara rutinmemberikan data berupa hasil-hasil acara yang telah diselenggarakan oleh Dinas
66
Pendapatan Daerah Kota Palembang kepada HUMAS yang ada dikantor walikotasebagai penggerak situs kami”
Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk
pelaksanaan e-government ?
“Infrastruktur disini kalau melihat untuk kebutuhan pengembangan e-governmentsudah memadai, kami pun sebenarnya sudah melakukan beberapa instalasipemasangan komputer yang terhubungan langsung ke pemerintah pusat yaituwalikota Palembang, akan tetapi belum berjalan dan belum berfungsi sedemikianyang dibutuhkan.”
Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang
mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib
menyelenggarakan e-government pada satuannya ?
“Iya beberapa waktu yang lalu di Hotel Sandjaja kami telah mengirim 4 orang dariDinas Pendapatan Daerah Kota Palembang untuk mengikuti seminar dan pelatihane-government yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika KotaPalembang”
Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam
penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan
Informatika Kota Palembang ?
“Kesimpulan saya seharusnya pemerintah memperjelas apa itu e-government yangsebenarnya jangan hanya membuat tapi tidak tau bagimanamengimplementasikannnya pada SKPD, jujur kami disini sangat bingung denganmaksud dari Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu, apakah kami memerlukan tambahantenanga pegawai yang handal dalam bidang e-government atau kami hanya melatihpegawai kami untuk bisa menerapkan e-government itu sendiri(wawancara 1November 2013)”
Terlihat dari beberapa kutipan wawancara diatas Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palembang tidak melaksanakan apa yang dianjurkan dari pemerintah pusat, malah Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang langsung menyerahkan sepenuhnya pengembangan
tersebut kepada pemerintah pusat, hal ini bertentangan dengan yang telah diatur oleh
pemerintah pusat untuk melaksanakan Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang
Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.
67
Pada SKPD terakhir yang menajdi fokus Penelitian yaitu Badan Kepegawaian dan
Diklat Daerah Kota Palembang. Berdasarkan hasil wawancara penelitia dengan Kabag
Pengembangan dan Strategi didapat hasil sebagai berikut :
Bagimana Pengembangan e-government pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang ?
“pengembangan e-government pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah) sudahberjalan dari tahun 2011 yang lalu sejak dibuatnya Perwali Nomor 92 Tahun 2011Tentang Pengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang,tetapi kami tidak sepenuhnya memegang kendali penyelenggaraan tersebut,pembaharuan situs itu sendiri dilakukan oleh bagian HUMAS Pemerintahan KotaPalembang, kami hanya sebatas memberikan data yang diperlukan untuk situs kami”
Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
untuk penyelenggaraan e-government ?
“iya kami sudah menyediakan ruangan khusus yang digabungkan dengan ruanganKabag Strategi dan Pengembangan dan kami juga sudah memiliki staf yang dapatmengoprasikan e-government khususnya”
Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk
pelaksanaan e-government ?
“punya dan itu kami dapat baru beberapa tahun ini, tetapi penggunaannya untuksekarang bukan dalam rangka pengembangan e-government tetapi untuk oprasionalkerja pegawai BKD itu sendiri, hal ini karena kami tidak diberikan mandat atauperintah oleh Walikota dalam menajalankan e-government secara penuh.”
Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang
mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib
menyelenggarakan e-government pada satuannya ?
“pernah dan itu rutin, kami sudah mengirimkan beberapa staf kami untuk mengikutipelatihan tersebut,”
Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam
penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan
Informatika Kota Palembang ?
“masalah yang sebenanrya adalah kami belum terlalu pahama siapa sebenarnya yangmenjalankan e-government itu, kami juga kekurangan staf yang mengerti dalam
68
menjalankan e-governemnt, disini kebanyakan lulusan SOS, Dan Ekonomi, jarangsekali yang begelar SKom”
Ternyata hal yang sama juga terjadi pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota
Palembang, mereka tidak sepenuhnya menjalankan e-government itu sendiri, yang
menjalankannya adalah Pemerintahan Pusat.
Jadi kesimpulan dari wawancara mengenai implementasi e-government pada SKPD
kota Palembang dapat di tuliskan didalam table matrik dibawah ini :
Tabel 5.2Matrik Permasalahan Penerapan E-government Di SKPD Kota Palembang
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) KotaPalembang
Permasalahan dalam Penyelenggaraan E-government
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang1. Kurangnya Pegawai yang Kompeten.2. Waktu dalam pengembangan e-government
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang
1. Kurangnya Pegawai yang menguasasi penggunaan e-governmenet
2. Masih kurangnya minat untuk mengembangkan e-government
3. Dana yang dibutuhkan belum jelas
Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang1. Minimnya pegawai yang kompeten2. Kurang jelasnya apa yang harus dikerjakan
Dari table matrik permasalahan diatas dapat kita ketahui bahwa permasalahan e-
government pada setiap SKPD yang ada dikota Palembang hampir sama secara umum,
seperti kurangnya tenaga pegawai, fasilitas yang terbengkalai, serta ketidak jelasan dalam
penerapan e-government pada SKPD di kota Palembang
5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi e-government pada SKPD kota
Palembang.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam implementasi e-
government di SKPD kota Palembang. George Edward III menyatakan ada 4 faktor atau
variable yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan,
diantaranya sebagai berikut :
1. Komunikasi (communication)2. Sumber daya (resource)3. Disposisi/Sikap Kerja Pelaksanaan (dispotition), dan
69
4. Struktur Birokrasi (Bureacratic structure)
Dari keempat faktor atau variable diatas kita dapat melihat apakah implementasi e-
government pada SKPD kota Palembang sudah berjalan dengan baik atau tidak, dan dapat
kita ketahui pula faktor atau penyebab yang menjadi penghambat implementasi e-
government di SKPD kota Palembang.
e-government sendiri dalam Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-government, implementasi e-government dibagi menjadi
4 tahapan penting dalam pengembangnnya yaitu :
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke
tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :
1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), serta
70
perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusia
yang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan E-government diarahkan
untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memilikikualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkaudi seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dandengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkanperkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapiperubahan dan persaingan perdagangan internasional.
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negaraserta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasidalam perumusan kebijakan negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien sertamemperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintahdaerah otonom.
Dari tahapan dan tujuan itulah peneliti mulai menganalisi faktor-faktor apa saja yang
menajdi hambatan dalam pengembangan dan pencapaian tujuan penerapan e-government
pada SKPD kota Palembang.
5.3. Implementasi e-government pada tahapan persiapan
Pada tahapan persiapan sesuai dengan yang dijelaskan pada Peraturan Walikota
Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintah
Kota Palembang, pada Bab III Pasal 5 Ayat 1, bahwa pemerintah melaui dinas komunikasi
dan informatika kota Palembang harus melakukan 6 langkah dalam melakukan
pengembangan e-government, diantaranya seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Berdasarkan teori yang digunakan yaitu Geoger Edward III mengenai implementasi
kebijakan public yang terdiri dari 4 indikator yang yang akan menjadi tolak ukur seberapa
71
jauh pengembangan e-government yang telah dilaksanakan, didapatlah hasil sebagai berikut
:
5.3.1.Komunikasi Tahapan Persiapan
Dalam pengertiaanya secara umum komunikasi merupakan interaksi dua orang atau
lebih untuk saling bertukar informasi secara langsung. George Edwards III membagi faktor
komunikasi dalam 3 hal yaitu Transmisi, konsistensi, dan kejelasan. Infromasi yang
diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 3 (tiga) SKPD yang ada di kota
Palembang Komunikasi yang terjadi sudah cukup baik, pemerintah pusat melalui Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Palembang telah melakukan berbagai usaha dalam
menyampaikan informasi kepada SKPD yang ada dikota Palembang mengenai
pengembangan e-government. Akan tetapi permasalah mulai muncul ketika informasi
tersebut tidak secara utuh disampaikan sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,
Dinas Komunikasi dan Informatika, dan Badan Kepegawain dan Diklat Daerah Kota
Palembang sedikit mengalami kebingunan tentang pengembangan e-government tersebut,
hal ini terjadi karena e-government masih dipegang penuh pengendaliaannya oleh
pemerintah pusat bukan oleh SKPD terkait.
5.3.1.1. Transmisi (transmission)
Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Presiden sebagai Pembuat Kebijakan E-
government sendiri yang tertuang pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-government sudah cukup banyak, Seperti telah
dibuatnya Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government
di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, serta Sosialisasi media elektronik melalui
stasiun televise nasional (TVRI Daerah), media cetak, dan seminar-seminar pelatihan yang
dilakukan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika yang ditunjuk langsung oleh
72
pemerintah kota Palembang di dalam Perwali Nomor 92 Tahun 2011 tentang pengembangan
e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.
Fakta peneliti dapat melalui wawancara di 3 SKPD kota Palembang yaitu Dinas
komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,
dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, di ketahui bahwa memang
benar pemerintah telah melakukan Sosialisasi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika
sebagai penyelenggara seminar Sosialiasi e-government. Seperti wawancara peneliti dengan
Bapak Irwan Haryadi Selaku Ketua Panitia Pelaksanaan Seminar Sosialisasi E-government
Tahun 2012 :
“tahun kemarin kita dari Dinas Komunikasi dan informatika kota Palembang telahmenyelenggara seminar bagi SKPD yang ada dikota Palembang untuk melatihbeberapa pegawai yang ada di SKPD kota Palembang agar lebih memahami lagi apaitu e-government, serta memberikan bekal ilmu-ilmu pengetahuan tentangtelekomunikasi yang baik di pemeritahan.(wawancara 12 November 2013)”
Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, wawancara peneliti dengan peserta
seminar pelatihan e-government pada tahun 2012 Saudara Abril :
“saya mengikuti seminar tahun 2012 kemarin dan saya cukup puas dengan seminarpelatihan yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatikan selakukpenyelenggara, dikarenakn apa yang disampaikan sudah sangat baik dan cukup untukkami mengembangan e-government pada tahapan 1 (satu) pembuatan situsinformasi.( Wawancara 12 November 2013)”Pada SKPD terakhir yaitu Badan Kepegawaian Daerah Kota Palembang, wawancara
peneliti dengan staff sekaligus peserta seminar pelatihan e-government sebagai berikut :
“kami sudah mengirim 3 (tiga) orang dari BKD untuk mengikuti seminar tersebutpada tahun 2012, termasuklah saya. Sosialiasi pemerintah sudah sangat baik padasaat seminar berlangsung, tidak sulit sepertinya bagi kami untuk menerapaka e-government. (wawancara 14 November 2013)”
Dalam proses implementasinya kebijakan ini, telah dilakukan Sosialisasi dan rapat
koordinasi dari Pemerintah Pusat ke Dinas Komunikasi dan Informatikan sebagai media
Sosialisasi bagi SKPD yang ada Di Kota Palembang, hal ini dilakukan sebagai cara
73
mentransmisikan Perwali Nomor 92 tahun 2011 Tentang Pengembangan e-government di
lingkungan pemerintah kota Palembang.
5.3.1.2. Kejelasan (clarity)
Setelah melakukan Sosialisasi dan koordinasi yang berbentuk pada dilakukannya
seminar pelatihan pada SKPD yang ada dilingkungan pemerintah kota Palembang sudah
terlaksana dengan baik, maka selanjutnya lanjut pada tahapan mengenai kejelasan.
Pemerintah disini Dinas Komunikasi dan Infromatika sebagai motor penggerak
pengembangan e-government pada SKPD yang ada dikota Palembang sudah cukup jelas
dalam pemberian perintah kepada SKPD yang ada di kota Palembang, akan tetapi dari sinilah
muncul permasalahan menengenai kejelasan pengembangan e-government tersebut.
Pada seminar e-government yang dilakukan 3 (tiga) kali dalam 1 tahun tersebut
tepatnya pada tahun 2012 kemarin, pengembangan e-government dilakukan melalui Dinas
Komunikasi dan Informatikan sebagai ujung tombak penggerak, sedangkan SKPD yang ada
tinggal mengembangkan dan memperbaharui e-government yang mereka miliki, akan tetapi
pada kenyataannya dilapangan hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Seperti
wawancara peneliti dengan Kepala Pengembangan dan Strategi yang ada di Dinas
Komunikasi dan Informatikan Kota Palembang Bapak Hassan Asmadi
“Menurut Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan e-government diLingkungan Pemerintah Kota Palembang, sudah jelas bahwa yang menjalankan e-government itu seharunya SKPD yang terkait, dan dilaksanakan atas pengawasan danSosialisasi dari kami Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, akan tetapisampai sekarang kami pun masih banyak yang belum menjalan, dan menyerahkansemuanya kepada pemerintah pusat sebagai pemegang server induk e-governmentWawancara (14 November 2013)
Akan tetapi berbeda pula pendapata yang disampaikan oleh Kepala Pengembangan
dan Strategi yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Ibu Suryani :
“sebelumnya saya kurang mengerti apa itu e-government, dan saya juga disini tidakterlalu fokus pada pengembangannya, tetapi setelah kami pelajari khususnya padabagian siapa yang harus mengembangan dan menjalankan e-government itu, kami
74
pun jadi bingung, akan tetapi memang dari awal kami tidak memegang langsung situsmilik kami dikarenakan kurangnya tenaga pegawai yang kompeten jadi kami serahkansemuanya kepada pemerintah pusat. Wawancara (14 November 2013)”
Selanjutnya Pada Badan Kepegawian dan Diklat Daerah Kota Palembang, wawancara
peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Bapak Anwar Hambali :
“beberapa waktu yang lalu kami sempat menjalankan pengembangna e-governmentdengan selalu mengupadate data terbaru kami, akan tetapi sejalanya waktu, kamimulai kebingungan dan kami pun tidak mengerti langkah-langkah apa lagi yang harusdilakukan untuk melakukan pengembangan e-government tersebut. Wawancara (14November 2013).
Dari wawancara diatas diketahui bahwa dalam hal kejelasan, Perwali Nomor 92 tahun
2011 Tentang pengembangan e-government tersebut masih belum jelas, walalpun telah
dilakukan Sosialisasi, dan koordinasi dari pemerintah kepada Dinas Komunikasi dan
Informatika.
Untuk itu peneliti langsung mencari informasi mengenai Perwali Nomor 92 Tahun
2011 Tentang Pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang
langsung ke Kontor Pemerintah Kota Palembang pada bagian Hubungan Masyarakat
(HUMAS) Pemerintah Kota Palembang.
Peneliti mewawancari Bapak Ama Wide Sebagai Koordinasi Penyelenggaraan e-
government di lingkungan Pemerintah Kota Palembang :
“…..kebetulan e-government itu masih baru dan masih butuh penyelerasan yangmendalam dalam implementasinya, bukan maksud kami untuk membingungkan SKPDdengan kewajiban penerapan e-government pada SKPD di lingkungan Palembang,tetapi memang selama ini kami masih mengontrol penuh pengembangan tersebut, dandi bantu oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang. Hal ini dilakukanagar kami bisa mempelajari lebih jauh e-government tersebut, doa kan saja padatahun depan sudah berjalan sebagaimana mestinya dan dapat dipergunakan olehsemua masyarakat kota Palembang. Wawancara (15 November 2013)”
5.3.1.3. Konsistensi (consistency)
Konsistensi kebijakan pun sebenarnya sudah jelas dan tepat guna, akan tetapi dengan
masih kurang mengertinya SKPD dalam hal pengembangan e-government tersebut membuat
75
kebijakan ini hanya sebagai peluang untuk mendapatkan dana tambahan, akan tetapi
pelaksanaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu peneliti mulai lebih mendalami
penyebab ketidak pahaman, serta mengapa tingkat antusia SKPD tidak terlalu tinggi dalam
melaksanakan pengembangan e-government tersebut.
Komunikasi mengenai pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota
Palembang ditunjukan dengan data primer diatas menjelaskan bahwa penyampai kebijakan
sudah baik dan benar kepada SKPD yang ada di kota Palembang oleh Pemerintah Pusat
melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.
Berikut adalah tabel yang berisi matrik faktor komunikasi yang mempengaruhi
pengembangan e-government di lingkungan pemerintah Kota Palembang.
Tabel 5.3.Matrik Faktor Komunikasi
Indikator Hasil Penelitian KeteranganTransmisi Transmisi sudah dilakukan dengan
amat baikAdanya Sosialisasi Seperti Seminar dan Iklan PadaMedia Masa atau pun elektronik, serta diperkuatdengan Inpres Nomor 03 Tahun 2003 TentangKebijakan dan Strategi Pengembangan e-government
Kejelasan Kejelasan sudah berjalan baik Adanya rapat koordinasi pemerintah pusat denanSKPD yang ada di lingkungan pemerintah kotaPalembang
Konsistensi Kebijakan tentang pengembangane-government di lingkunganpemerintha kota Palembang
Pembagian tugas dan wewenang yang wajibdilaksanakan oleh SKPD tentang pengembangan e-government
Sumber : Diolah dari data primer Tahun 2013
5.3.2. Sumber Daya (resource) Tahapan Persiapan
Faktor penting selanjutnya dalam implementasi suatu kebijakan menuru Georger
Edward III yaitu sumber daya (resource). Sumber daya memiliki peranan tersendiri yang
tentunya sangatlah penting bagi kemajuan suatu kebijakan yang akan dibuat, sumber daya
sendiri merupakan penggerak yang dapat menuntukan bagimana suatu kebijakan tersebut
akan dijalankan, sebab sebagus apapun kebijakan yang telah dibuat tetapi sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan atau instansi yang akan menerapkan kebijakan maka, kebijakan
76
tersebut dirasa akan sangatlah sulit untuk dijalankan, seperti keterbatasan staf, informasi,
wewenang, dan fasilitas pendukung lainnya untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.
5.3.2.1. Staf (Pegawai)
Pada penjelasan mengenai penerapan e-government di lingkungan pemerintah kota
Palembang tentunya kita tidak lepas dari peran pegawai sebagai penggerak sekaligus
penyelenggara e-government itu sendiri. Dilapangan peneliti mendapatkan fakta bahwa yang
menjadi penggerak e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang ini dalah
pegawai-pegawai yang bukan memiliki keahlian pada bidangnya. Akan tetapi ada juga
SKPD yang memiliki pegawai yang sesuai dengan tempat dan posisinya sebagai pegawai di
SKPD tersebut. Tentunya hal ini dapat memberikan efek yang cukup baik dan buruk untuk
penyelenggaraan e-government di SKPD lingkungan pemerintah kota Palembang. Salah 1
(satu) faktor yang mempengaruhi sumber daya adalah kuantitas dan kualitas pegawai.
5.3.2.1.1. Kualitas Pegawai
Berdasarkan penelitian dan data yang didapat peneliti dengan cara wawancara dan
observasi langsung ke SKPD yang menjadi lokasi penelitian, diketahui bahwa masih banyak
SKPD yang belum menempatkan pegawai yang memang benar-benar menguasai teknologi
informasi secara utuh dan baik, hanya di Dinas Komunikasi dan Infromatika saja yang
menempatkan pegawai yang khusus memiliki dan membidangi untuk masalah e-
government, seperti perawatan, dan instalasi penggunaan komputer. Untuk Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota
Palembang hal ini belum di tetapkan, staf atau pegawai yang ditempatkan pada bagian
pengendali e-government hanya memiliki kemampuan yang cukup, bukan seperti yang
dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika.
Wawancara peneliti dengan Pegawai atau Staf yang menjalankan e-government di
Dinas Komunikasi dan Informatika
77
Saudara M. Evan :
“saya lulusan S1 Sarjana Ilmu Komputer di Salah Satu Universitas Swasata DikotaPalembang, sebelumnya saya ditempatkan di bagian administrasi dan pegewaianakan tetapi sudah 2 tahun ini saya dipindahkan ke bagian Pengembangan dan Strategidikarenakan saya ditugaskan untuk mengendalikan dan mengontrol oprasional situs,serta melakukan riset terhadap perkembang e-government di kota Palembang, tetapisudah dari awal pertengahan tahun kemarin saya tidak lagi menjalankan e-government bersama teman-teman yang lain dikarenakan kami ditugaskan untukmenjalan situs miliki pemerintah kota saja www.palembang.go.id. Wawancara (15November 2013)”
Wawancara peneliti dengan Pegawai atau staf yang menjalan e-government di Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang
Bapak Januari Soleh :
“……saya lulusan S1 Ekonomi di Universitas Terbuka, saya juga baru 6 bulanditempatkan di bagian pengembangan dan strategi di Dinas Pendapatan Daerah KotaPalembang, kemarin saya hanya mengikuti seminar e-government yang diadakan olehDinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, tetapi saya disini tidakmenjalankan apa yang telah saya dapat diseminar tersebut dikarenakan saya hanyadiberi tugas untuk mengirimkan data ke pemerintah pusat, dan pemerintah pusatlahyang akan menguplod data tersebut ke website milik kami. Wawancara (15 November2013)”
Wawancara peneliti dengan pegawai atau staf yang menjalankan e-government Badan
Kepegawaian dan Diklat Daerah :
Saudara Muhamad Aziz
“Saya lulusan S2 Manajemen, saya sudah 6 bulan berada di bagian Pengembangandan Strategi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang. Saya jugasudah mengikuti seminar dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembangsecara rutin. Wawancara (15 November 2013)”
Selanjutnya Penelit pun mewawancarai Pegawai atau staf yang ada di pemerintah kota
Palembang yaitu dibagian HUMAS yang menjadi penggerak atau pengendali e-government
untuk SKPD yang ada dikota Palembang.
Saudara Bagus Haryono
“Saya Kuliah S1 Jurusan Akutansi, dan melanjutkan S2 mengambil Ilmu Manajemen,e-government memang membutuhkan orang yang berkompeten pada bidangnyaseperti lulusan ilmu komputer ataupun ilmu komunikasi karena jelas didalam e-
78
government itu sendiri bukan hanya untuk melihat-lihat sejarah dan perkembangansitus akan tetapi bagimana masyarakat dapat memanfaatkan, dan mendapatkanpelayanan dari SKPD tersebut. Wawancara (15 November 2013)”
Setelah peneliti mewawancari beberapa pegawai tersebut ternyata dari SKPD yang ada
baru Dinas Komunikasi dan Informatika saja yang menepatkan pegawai yang sesuai dengan
apa yang akan dikerjakan, dan sisanya masih jauh, dan terkesan tidak pas seperti pada
HUMAS yang ada di pemerintah Kota Palembang yang mengendalikan langsung e-
government, seharusnya pemerintah kota Palembang yang menjadi pengendali langsung
harus memiliki staf atau pegawai yang lebih baik dari SKPD yang ada sehingga tidak
menyimpang dari apa yang telah di buat pada Perwali Nomor 92 tahun 2011 tentang
Pengembangan E-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.
5.3.2.1.2. Kuantitas Pegawai
Setelah peneliti melakukan observasi kelapangan ternyata masih banyak staf atau
pegawai yang ada di SKPD kota Palembang dalam hal ini khususnya untuk melakukan
pengembangan e-government sendiri tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan,
walaupun tidak diharuskan tetapi mereka pun sebenarnya harus memiliki minimal
pengalaman diluar seminar pelatihan yang diberikan oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang, seperti diperkuat oleh Bapak Ama Wide selaku kepala
koordinasi penyelenggara e-government sebagai berikut :
“Setidaknya mereka yang akan menjalankan atau mengembangkan e-governmentpada SKPD yang ada dilingkungan kota Palembang harus memiliki minimal 10 orangyang kompeten dalam pelaksanaan e-government, kalau saya contohkan SarjanaKomputer, atau Ilmu Komunikasi, karena di dalamnya akan dilakukan pengembangandalam 4 tahapan sesuai Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan StrategiPengembangan E-government, dan Perwali Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.Wawancara (18 November 2013)”
Dengan adanya himbauan langsung dari Kepala lkoordinator penyelenggara e-
government kota Palembang bahwa pegawai yang diharuskan untuk mengelola, dan
79
mengendalikan perkembangan e-government adalah seorang yang mempunyai pengalaman
pada bidangnya sesuai maka hal ini secara langsung menegaskan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh pegawai ataupun staf yang bertangggung jawab untuk menjalan e-
government merupakan pegawai yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang cukup
baik, sehingga kualitas dari perkembangan e-government tersebut akan menjadi lebih baik
pula.
5.3.2.2. Informasi
Informasi merupakan unsur terpenting dalam suatu kebijakan, dikerenakan menjadi
acuan bagaimana pelaksanaan kebijakan yang terjadi dilapangan. Informasi yang dapat
diberikan oleh SKPD terkait untuk saat ini merupakan tolak ukur untuk melihat sudah sejauh
mana penerapan e-government itu telah dilakukan. Untuk melihat sajauh mana
perkembangan yang dilakukan seperit yang telah di atur didalam Inpres Nomor 03 Tahun
2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government, dan Peraturan Walikota
Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah
Kota Palembang maka tahapan pengembangan e-government di dimulai sebagai berikut :
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke
tingkat 4 (empat). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situstersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi
80
informasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkantingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yangtidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaanmasyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturansebagai berikut :
1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).
3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
Situs (Website)
Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering disingkat dengan istilah situs adalah
sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan
berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya
ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti
internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali sebagai
URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai
Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan singkatan WWW. Meskipun setidaknya
halaman beranda situs internet umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya
tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs
web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan
meminta pembayaran untuk dapat menjadi aggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat
dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi, situs-situs
berita, layanan surel (e-mail), dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan
karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu.
Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks biasa (plain
text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan instruksi-instruksi berbasis
81
HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi dengan sekelumit bahasa skrip. Berkas
tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya
sebuah halaman pada monitor komputer.
Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol komunikasi
jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek
keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan
mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.
Situs atau website sendiri terbagi menjadi 2 (dua) tipe yaitu sebagai berikut :
1. Situs (Website) Statis
Situs web statis merupakan situs web yang memiliki isi tidak dimaksudkan untuk
diperbarui secara berkala sehingga pengaturan ataupun pemutakhiran isi atas situs web
tersebut dilakukan secara manual. Ada tiga jenis perangkat utilitas yang biasa
digunakan dalam pengaturan situs web statis:
a. Editor teks merupakan perangkat utilitas yang digunakan untuk menyunting
berkas halaman web, misalnya: Notepad atau TextEdit.
b. Editor WYSIWYG, merupakan perangkat lunak utilitas penyunting halaman
web yang dilengkapi dengan antar muka grafis dalam perancangan serta
pendisainannya, berkas halaman web umumnya tidak disunting secara lengsung
oleh pengguna melainkan utilitas ini akan membuatnya secara otomatis berbasis
dari laman kerja yang dibuat oleh pengguna. perangkat lunak ini misalnya:
Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver.
c. Editor berbasis templat, beberapa utilitas tertentu seperti Rapidweaver dan
iWeb, pengguna dapat dengan mudah membuat sebuah situs web tanpa harus
mengetahui bahasa HTML, melainkan menyunting halaman web seperti halnya
halaman biasa, pengguna dapat memilih templat yang akan digunakan oleh
utilitas ini untuk menyunting berkas yang dibuat pengguna dan menjadikannya
halam web secara otomatis.
82
2. Situs (Website) Dinamis
Situs web dinamis merupakan situs web yang secara spesifik didisain agar isi yang
terdapat dalam situs tersebut dapat diperbarui secara berkala dengan mudah. Sesuai
dengan namanya, isi yang terkadung dalam situs web ini umumnya akan berubah
setelah melewati satu periode tertentu. Situs berita adalah salah satu contoh jenis situs
yang umumnya mengimplementasikan situs web dinamis.
Tidak seperti halnya situs web statis, pengimplementasian situs web dinamis
umumnya membutuhkan keberadaan infrastruktur yang lebih kompleks dibandingkan
situs web statis. Hal ini disebabkan karena pada situs web dinamis halaman web
umumnya baru akan dibuat saat ada pengguna yang mengaksesnya, berbeda dengan
situs web statis yang umumnya telah membentuk sejumlah halaman web saat diunggah
di server web sehingga saat pengguna mengaksesnya server web hanya tinggal
memberikan halaman tersebut tanpa perlu membuatnya terlebih dulu.
Untuk memungkinkan server web menciptakan halaman web pada saat pengguna
mengaksesnya, umumnya pada server web dilengkapi dengan mesin penerjemah
bahasa skrip (PHP, ASP, ColdFusion, atau lainnya), serta perangkat lunak sistem
manajemen basisdata relasional seperti MySQL.
Struktur berkas sebuah situs web dinamis umumnya berbeda dengan situs web statis,
berkas-berkas pada situs web statis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang
membentuk sebuah situs web. Berbeda halnya dengan situs web dinamis, berkas-
berkas pada situs web dinamis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang
membentuk perangkat lunak aplikasi web yang akan dijalankan oleh mesin
penerjemah server web, berfungsi memanajemen pembuatan halaman web saat
halaman tersebut diminta oleh pengguna. (Sumber Wikipedia)
83
Dari hasis obsevasi dan melihat langsung perkembangan situs yang dimiliki 3 (tiga)
SKPD yang menjadi objek penelitian, serta ditambah 1 (satu) situs milik pemerintah kota
Palembang di dapatlah hasil atau fakta sebagai berikut :
1. Situs Resmi Pemerintah Kota Palembang (www.palembang.go.id)
Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara peneliti dengan pengelola situs
pemerintah kota Palembang yaitu saudara M. Evan yang ada di Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang sebagai berikut :
“sejak dibentuknya situs pemerintahan kota Palembang pada tanggal 12 Januari2006, situs pemerintahan kota Palembang bisa dikatakan sudah lebih maju dari padasitus yang dimiliki oleh pemerintahan lain di Sumatera Selatan, hal ini dapat dilihatdari bentuk dan fungsi dari situs itu sendiri, di situs pemerintahan kota Palembangsudah sangat interaktif dan banyak informasi yang dapat diperoleh, serta bagi turis-turis asing juga dapat mendapatkan informasi yang penting bagi kunjungan merekakekota Palembang (wawancara 19 November 2013)”
Dari hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa situs yang dimiliki oleh
pemerintah kota Palembang sudah cukup baik dan apabila kita teliti lebih jauh situs
pemerintah kota Palembang (www.palembang.go.id) sudah memasuki tahapan ke-2 (dua)
yaitu tahapan pematangan. Dengan melihat fungsi dari situs pemerintahan kota Palembang
sudah dapat memenuhi persyaratan yaitu interaktif, dan adanya keterhubungan dengan situs
pemerintahan lainnya. Berikut tampilan dari situs milik pemerintahan kota Palembang
(www.palembang.go.id).
84
1
2
3
4
5
Gambar 5.1Interface/Halaman Depan Situs Pemeritahan Kota Palembang
85
Sumber : www.palembang.go.idKeterangan :
1. Beranda (interaktif)2. Tautan atau link untuk kesitus pemerintahan yang lain3. Informasi yang berikaitan dengan kota Palembang4. Kotak Pencari yang berhubungan dengan kota Palembang5. Hits atau Hitungan jumlah pengujung
Dari ke-5 (Lima) keterangan yang ada diatas merupakan unsur pembentuk yang ada di
situs pemerintahan kota Palembang sendiri yang telah sampai pada tahapanan 2 yaitu
pematangan, sebenarnya masih banyak yang harus dipenuhi untuk masuk ke tahap 2 (dua)
akan tetapi dalam bentuk dan fungsinya sesuai yang diatur di dalam Inpres Nomor 03 Tahun
2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengambangan E-government syarat-syarat yang ada
di tahapan ke-2 (dua) sudah ada dan dapat di fungsikan dengan baik.
2. Situs (website) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang
(www.kominfo.palembang.go.id).
Berikut petikan wawancara peneliti dengan Bapak Iskandar selaku admin dari situs
miliki Dinas Komunikasi dan Informatika mengenai sudah sejauh mana situs miliki Dinas
Komunikasi dan Informasi Kota Palembang sudah berjalan.
“saya kurang lebih hampir 1 (satu) tahun menjadi admin dari situs milik DinasKomunikasi dan informtika Kota Palembang, sebelumnya saya menjadi admi darisitus resmi pemerintahan kota Palembang, akan tetapi setelah situs itu dipindahtangankan ke pada admin dari Dinas Komunikas dan Informatika Kota Palembangsaya tidak bertindak sebagai admin situs milik Dinas Komunikasi dan Informatikarooling saja sebenarnya, kalau saudara sudah pernah melihat situs Dinas Komunikasidan Informatika pasti berbeda dengan situs SKPD lainnya yang kami kendalikan diHUMAS Pemerintahan Kota Palembang, kerena situs Dinas Komunikasi danInformatika sudah sangat interaktif (wawancara 19 November 2013)”Untuk membuktikan hal tersebut setelah wawancara selesai peneliti langsung melihat
apakah benar yang telah dikatakan oleh admin dari HUMAS Pemerintahan Kota Palembang
selaku admin yang bertanggung jawab untuk mengontrol sekaligus mengawasi situs milik
Dinas Komunikasi dan Informatikan berikut tampilan dari situs milik Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang.
86
1
2
3
4
56
7
8
Gambar 5.2Interface/Halaman Depan Situs Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang
87
Sumber : www.kominfo.palembang.go.idKeterangan :
1. Beranda (interaktif)2. Tautan atau link untuk kesitus pemerintahan yang lain3. Informasi yang berikaitan dengan kota Palembang4. Kotak Pencari yang berhubungan dengan kota Palembang5. Hits atau Hitungan jumlah pengujung6. Perkiraan cuaca setiap hari7. Hotline/nomer telepon penting yang dibutuhkan masyarakat kota Palembang8. Kolom komentar pengunjung, serta kolom interaksi masyarakat untuk
berkomunikasi langsung dengan adminSeperti dari penjelasan keterangan diatas diketahui bahwa memang situs yang
dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sedikit lebih maju, serta
sudah dikatakan memenuhi komponen dari tahapan ke-2 (dua) dari ke-4 (empat) tahapan
dalam pengembangan e-government.
3. Situs (Website) Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang
(www.dispenda.palembang.go.id).
Selanjtunya adalah situ milik Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dari hasil
wawancara peneliti dengan admin situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Saudara
Agus Harmoko mengenai sejauh mana perkembangan situs milik Dinas Pendapatan Daerah
Kota Palembang, berikut kutipan wawancara peneliti :
“perkembangan yang ada pada situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembanguntuk tahun 2013 ini tidak terlalu banyak dan cenderung jalan ditempat, saya selakuadmin sudah sering memberikan perubahan-perubahan, serta meminta langsung keDinas Pendapatan Daerah Kota Palembang beberapa informasi yang dapat sayasampaikan di dalam situs milik Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang akantetapi dalam 1 bulan itu hanya 2-4 berita atau pun pembaharuan yang terjadi padasitus Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang (wawancara 19 November 2013)”
Berdasarkan wawancara diatas diketahui admin yang ada di HUMAS Pemerintah
Pusat Kota Palembang cenderung kurang produktif dikerenakan input data yang mereka
terima tidak selalu mereka dapatkan, hal ini terjadi karena pada wawancara peneliti
sebelumnya dengan Kabag Pengembangan dan Strategi Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palembang tidak terlalu focus dalam pengembangan e-government. Berikut tampilan dari
situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang.
88
Gambar 5.3Interface/Halaman Depan Situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang
89
4. Situs (Website) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang
(www.bkdd.palembang.go.id).
SKPD terakhir adalah Badan Kepagawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang,
peneliti menemui Bapak Tri Indra P, Selaku admin dari situs Badan Kepegawaian dan Diklat
Daerah Kota Palembang, hal yang sama peneliti tanyakan mengenai sudah sejauh mana
perkembangan situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, berikut
kutipan wawancara bersama bapak Tri Indra P :
“perkembangan pada situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah KotaPalembang untuk tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumny, Cumamasalah waktu dan konsistensi dari pemerintah pusat bersama SKPD terkait untuksaling berkerjasama mengembangkan situs milik mereka masing-masing. Untuk saatini Kabag Pengembangan dan Strategi dari Badan Kepegawaian dan Diklat DaerahKota Palembang sudah kooperati dalam menginput data, dan pembaharuan kepadakami di HUMAS Pemerintah Pusat Kota Palembang (wawancara 19 November2013)”
Sikap kooperati dari Badan Kepegawain dan Diklat Daerah Kota Palembang sudah
menunjukan dukungan dari Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang dalam
pengembangan e-government sudah baik, akan tetapi permasalahan yang ada dimana Badan
Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang belum mampu untuk menjadi admin dari
situs milik mereka sendiri, hal ini senada dengan admin yang menangani langsung situs
Badan Kepegawai dan Diklat Daerah Kota Palembang :
“kami berharap pegawai yang bertanggun jawab di Badan Kepegawain dan DiklatDaerah Kota Palembang cepat menyediakan pegawai yang sesuai dan memilikikemampuan yang tepat untuk mengembangkan e-government (wawancara pada 19November 2013)”
Setelah sesi wawancara selesai peneliti menelusuri langsung perkembangan situs milik
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang untuk melihat sudah sejauh mana
perkembangan dari situs tersebut, berikut tampilan dari situs milik Badan Kepegawaian dan
Diklat Daerah Kota Palembang :
90
1
7
2
3
6
5
4
Gambar 5.4Interface/Halaman Depan Situs Badan Kepegawaian dan Diklat Daaerah Kota
Palembang
91
Sumber : www.bkdd.palembang.go.idKeterangan :
1. Beranda (interaktif)2. Hits atau hitungan jumlah pengunjung3. Kontak interaksi admin dengan pengunjung4. Tautan atau link kesitus pemerintahan lain5. Informasi terpadu miliki Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang6. Kotak Perikraan Cuaca7. Hotline atau nomor telepon penting
Situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang sedikit lebih baik
dari situs yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, hal ini ditunjukan
dengan adanya fasilitas interaksi sama seperti yang dimiliki oleh situs milik Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dari ke-4(empat) situs yang ada
berkembangan dari semuanya sudah cukup baik, tetapi pada permasalahannya ialah masing-
masing SKPD belum mengerjakannya secara mandiri, mereka masih bergantung dengan
Pemerintah Pusat Kota Palembang selaku pembuat Kebijakan.
5.3.2.3.Kewenangan
Kewenangan yang melekat pada kebijakan pengembangan e-government di
lingkungan pemerintah kota Palembang sudah dapat dijadikan standar dari pengembangan
e-government itu sendiri, karena sesuai dengan Inpers Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government. Jadi pada setiap SKPD yang telah
diatur pada Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di
Lingkungan Pemerintah Kota Palembang sudah menjadi tolak ukur dan panduan yang tepat
untuk menjalankannya dengan baik dan benar, akan tetapi pada kenyataan kewenangan yang
telah diatur pada Perwali Nomor 92 Tahun 2011 tersebut tidak berjalan sesuai dengan
rencana, hal ini dibuktikan dengan belum menyelurhnya SKPD yang ada di kota Palembang
dengan benar dan tepat menjalankan pengembangan e-government tersebut. Seperti yang
ditunjukan pada table dibawah ini :
92
Tabel 5.4Matrik Persyaratan Pengembangan E-government
Persyaratan Yang dibutuhkan dalampengembangan e-government
Hasil Penelitian Keterangan
1. Standar kualitas dan kelayakan situspemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
Dari 3 SKPD, baruDinas Komunikasidan Informatika yangsudah menunjukanperkembangan yangbagus.
1. Adanya kolom interaktifpengunjung.
2. Adanya hotline telpon kenomor darurat
2. Peraturan tentang kelembagaan dankewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasiyang dimiliki pemerintah. Pengaturan iniharus mencakup batasan tentang hakmasyarakat atas informasi, kerahasiaandan keamanan informasi pemerintah(information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitandengan masyarakat (privacy).
belum adanyakejelasan yang dapatdijadikan acuan dalammenjalankan e-government padaSKPD yangbersakutan, PerwaliNomor 92 Tahun2011 belumsepenuhnyadijalankan
1. Pengendalian, dan KontrolSitus masih di pegang olehHUMAS Pemerintah PusatKota Palembang
2. SKPD terkait belumkooperatif dalammemberikan data, daninformasi yang dapatdikonsumsi oleh publik
3. Persyaratan sistem manajemen danproses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintahdapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yanglebih tinggi.
Masih banyakpegawai yangmemiliki jenjangpendidikan tidak tepatdalam menjalankan e-government
Pada dinas tertentu seperti DinasKomunikasi dan Informatikansudah menempatkan pegawaiyang sesuai dengankemampuannya dalam menjalane-government, akan tetapi padaSKPD yang lain masih banyakyang belum sesuai
Dari table diatas pemerintah sudah dapat melihat apa yang menjadi masalah terbesar
dalam pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang. Akan tetapi
pada kenyataannya e-government sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun dari masa
keluarnya Kebijakan Pemerintah Kota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-
government di Lingkungan Kota Palembang masih banyak kewenangan yang belum
terpenuhi.
5.3.2.4.Fasilitas
Fasilitas merupakan bagian dari sumber daya pembentuk kebijakan, fasilitas menajdi
sarana untuk membantuk pemerintah menjalankan roda kebijakan tersebut, dalam
pengembangan e-government fasilitas yang dibutuhkan selain tenaga kerja yang handal, hal
lainnya adalah sarana seperti computer dan jaringan penghubungan pemerintah (data
center).
93
5.3.2.4.1. Pusat Data (Data Center)
Pusat data merupakan pusat dari seluruh data yang ada dipemerintah, pusat data
menjadi terminal dimana data mentah yang diperoleh disimpan dan dipublikasi kepublik,
pusat data sendiri dikendalikan oleh seorang admin yang berpengalaman agar tidak terjadi
kekacauan dalam melakukan pengolahan data. Untuk itu diperlukan peralatan yang cukup
canggih untuk membuat pusat data menjadi aman dan mudah untuk dikontrol. Pemerintah
pusat kota Palembang sendiri telah membangun Pusat Data pemerintahan di Kantor Pusat
Pemerintahan Kota Palembang untuk lebih aman menjaga kerahasian data milik
pemerintahan maka pusat data tersebut hanya dibuat satu saja untuk kota Palembang, jadi
setiap SKPD yang telah mengembangkan e-government dalam hal ini pengembangan situs
maka diwajibkan bagi SKPD tersebut memiliki server penghubungan antara pemerintah
pusat dengan SKPD terkait.
Dari ketiga SKPD yang menjadi objek penelitian semua SKPD sudah membangun
server penghubungan dengan pemerintah pusat. Berikut daftar table fasilitas yang dimiliki
oleh masing-masing SKPD yang menjadi objek peneliti
Tabel 5.5Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak
Ruang Server Baik 1Komputer Baik 5 UnitModem/Wifi Baik 10 UnitJaringan Telpon Baik 2 SambunganMeja/Kursi Baik 6/6 BuahMesin Fotocopy/Printer Rusak/Baik 1/5 Unit
Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012
Dari data diatas diketahui fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang sudah sangat baik, hanya beberapa unit barang saja yang sudah
rusak. Untuk oprasional Dinas Komunikasi dan Informatika seharusnya sudah dapat
menjalankan pengembangan e-government dengan baik dan benar.
94
Tabel 5.6Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Dinas Pendapatan Daerah Kota
PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak
Ruang Komputer Baik 1Komputer/Laptop Baik 5/15 UnitModem/Wifi Baik 10/5 UnitJaringan Telpon Baik 1 SambunganMeja/Kursi Baik 10/15 BuahMesin Fotocopy/Printer Baik/Baik 2/10 Unit
Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012
Fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang sudah baik,
akan tetapi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang belum pempunyai ruang server
yang berfungsi sebagai ruang pengolah data, dan mentransmisikannya ke pemerintah pusat,
hal ini peneliti tanyakan kepada Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Ibu Suryani :
“Fasilitas yang kami milik ini khususnya pada bagian pengembangan dan strategisudah lama, dan belum ada penambahan apa-apa hanya beberapa alat seperti laptop,dan printer yang sering kami service, akan tetapi untuk mengkhususkan ruanganserver pengolah data yang anda maksud kami belum punya itu (wawancara 19November 2013)”
Tabel 5.7Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Badan Kepegawaian dan Diklat
Daerah Kota PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak
Ruang Server Baik 1Ruang Oprasional Baik 1Komputer/Laptop Baik 10/10 UnitModem/Wifi Baik 10/5 UnitJaringan Telpon (Internet) Baik 3 SambunganMeja/Kursi Baik 12/15 BuahMesin Fotocopy/Printer Baik/Baik 2/10 Unit
Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012
SKPD terakhir adalah Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang,
Fasilitas yang ada sudah baik, dan lengkap, dengan adannya ruang oprasional sendiri
menjadikan pengembangan e-government nantinya akan berjalan dengan baik.
95
5.3.2.4.2. Anggaran
Dari seluruh factor, dan indicator yang ada, indaktor terakhir dari factor sumber daya
adalah anggaran, dimana anggaran berperan untuk menunjang oprasional pengembangan e-
government, dan kebijakan lainnya, pada SKPD yang telah menerapakan e-government
tentunya telah memiliki anggara khusus untuk melakukan pengembangan e-government
tersebut, dari data primer yang peneliti dapat pada SKPD yang menjadi objek penelitian
dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 5.8Anggaran Alokasi Pengembangan e-government Dinas Komunikasi dan Informatika
Tahun 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang
Dikeluarkan (Rp)Keterangan
Seminar Pelatihan E-government 1.050.000.000,00 Diselenggarakan 3 Kali dalam 1tahun
Fasilitas Kantor 2.123.012.000,00 APBD Tahun Anggaran 2012Pembiayaan server 138.093.000,00 Dalam 1 Tahun
Sumber : Diolah dari data Primer Anggaran Dinas Komunikas dan Informatika Tahun 2013
Sumber pendapatan dana diatas merupakan rincian umum yang peneliti dapat dari
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Keuangan Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang Sendiri bersumber dari APBD Pemerintah Kota tahun 2012,
sebenarnya masih banyak rincian anggaran yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika,
akan tetapi untuk menjaga kerahasiaan dan privasi yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika, peneliti hanya meminta data anggara yang berkaitan dengan pengembangan e-
government saja, sehingga tidak mengganggu catatan anggaran lain yang tidak ada
hubungannnya dengan e-government.
96
Tabel 5.9Anggaran Alokasi Pengembangan E-government Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palembang 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang
Dikeluarkan (Rp)Keterangan
Penyediaan dan Perbaikan Komputer 78.320.039,00 Pembelian, dan Perbaikan Fasilitasyang rusak
Jaringan Internet 50.293.200,00 1 TahunAkomodasi Peserta Seminar e-government
5.000.000,00 Untuk 3 Orang dan 3 Kali SeminarDalam 1 Tahun
Sumber : Diolah dari data Primer Anggaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Tahun 2013
Berdasarkan data anggaran diatas Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang belum
terlalu memfokuskan penganggarannya untuk melakukan pengembangan e-government,
hanya sebatas penganggaran tahunan biasanya yang umumnya terjadi pada SKPD yang ada
di kota Palembang.
Tabel 4.10Anggaran Alokasi Pengembangan E-government Badan Kepegawaian dan Diklat
Daerah Kota Palembang Tahun 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang
Dikluarkan (Rp)Keterangan
Akomodasi Peserta Seminar Pelatihan e-government
5.000.000,00 Untuk 3 Orang dan 3 Kalimengikuti seminiar
Pengadaan peralatan KabagPengembangan dan Strategi
398.003.330,00 Pembelian dan perbaikan peralatanyang ada.
Alokasi dana Jaringan Internet 78.980.230,00 Jaringan Internet 1 tahunSumber : Diolah dari data Primer Anggaran Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang
Tahun 2013
Dari data anggaran tersebut pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota
Palembang masih secara umum, dan belum mengalokasikan anggaranya secara khusus
untuk mengembangkan e-government.
Dapat peneliti simpulkan bahwa dari ketiga SKPD yang menjadi objek penelitian ke-
3 (tiga)nya sudah memiliki anggaran masing-masing untuk pengembangan e-government,
akan tetapi dari ke-3 (tiga) SKPD tersebut hanya Dinas Komunikasi dan Informatika saja
yang memiliki anggaran khusus pengembangan e-government, hal ini terjadi karena situs
miliki pemerintah pusat kota Palembang di kendalikan langsung oleh Dinas Komunikasi dan
97
Informatika Kota Palembang, dan untuk 2 (dua) SKPD lainnya masih menganggarkan secara
umum sesuai dengan dana alokasi yang ada pada SKPD masing-masing.
Setelah penelitian mengenai faktor sumber daya peneliti membuat matrik faktor
sumber daya dalam mempengaruhi pengembangan e-government agar lebih mudah untuk
dipahamai, berikut table matrik faktor sumber daya :
Tabel 5.11Matrik Faktor Sumber Daya
Indicator Hasil Penelitian Keterangan
Staf
1. Kuantitas Peneliti Belum pas,dan belum mencukupi.
2. Kualitas cukup baik
Belum adanya pegawai yang berkemampuan sesuaidengan pekerjaan yang akan diberikan, sertakurangnya tenaga pegawaian yang kompeten dalambidangnya
Informasi
1. Sumber Informasi e-governmentsudah ada, dan sangat baik
2. Data menunjukan bawahperkembangan e-governmentmasih di tahapan 2 yaituPematangan dari ke-4 (empat)tahapan yang ada
1. Sumber Informasi berupa iklan di TV Nasional(TVRI), serta berita di media masa daerah, dandidukung pula dengan mengadakan seminarpelatihan setiap tahunnya yang di selenggarakanoleh Dinas Komunikas dan Informatika KotaPalembang.
2. Dari ke-3 (tiga) Situs SKPD ditambah 1 (satu)Situs Pemerintahan Pusat Kota Palembang,hanya situs miliki Dinas Komunikasi danInformatika saja yang dikendalika oleh HUMASPemerintah Pusat Kota Palembang berjalancukup interkatif, dan sisanya masih dalam tahapperbaikan dan pengembangan.
Wewenang
1. Peraturan Presiden, danPemerintah Kota Sudah Jelas, dandapat di implementasikan denganbenar
2. Pemerintah Kota belumsepenuhnya memberikan controllangsung kepada SKPD untukmengendalikan situs milikmereka.
1. Inpres Nomor 03 Tahun 2003 TentangKebijakan dan Strategi Pengembangan e-government, Perwali Nomor 92 Tahun 2011Tentang Pengembangn e-government
2. Kendala yang terjadi membuat pemerintah pusatmengambil alih semua situs dari SKPD yang adadikerenakan masih kurangnya tenaga ahli yangdapat diperkerjakan dalam pengembangan e-government
Fasilitas
1. Sarana Prasaran Sudah sangatbaik, dan lengkap pada 3 SKPDyang menjadi Objek Penelitian
2. Anggaran pada tahun 2012 sudahpernah terealisasi, tetapi tahun2013 dana anggaran dihentikansementara
1. Komputer, dan perlengkapan lainnya sudahtersedia, dan cukup untuk mengembangkan e-government untuk tahap 3-4
2. Anggaran sudah pernah ada dan sudah cukupuntuk melaksanakan e-governemnt, akan tetapipada tahun 2013 terjadi pengambil alihan situsdari SKPD yang terkait untuk dikembangkanoleh Pemerintah Pusat Kota untuk sementarawaktu.
Sumber : Dioleh dari data primer 2013
98
5.3.3.Disposisi Tahapan Persiapan
Disposis (disposition) dalam implementasi keijakan diartikan sebagai kecenderungan,
keinginan atau kesepakatan (sikap pelaksana) untuk melaksanakan kebijakan. Agar
implementasi kebijakan efektif dan efisien, para pelaksana tidak hanya mengetahui apa yang
harus dilakukan dan kemampuan untuk melaksankan kebijakan, tetapi mereka harus
mempunyai kemauan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Di 3 SKPD object penelitian
yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang kemampuan yang
dimiliki SKPD tersebut memenuhi dan cukup untuk melaksanakan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan
e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, bisa dilihat dari fasilitas dan
anggaran yang mereka miliki, meskipun hal terpenting dalam penyelenggaraan kebijakan
tersebut dibutuhkan Sumber daya manusia yang handal, dan berkemampuan, tetapi hal
tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai cara seperti menyekolahkan mereka yang akan
ditempatkan di pengembangan e-government agar lebih ahli dan paham dengan maksud dari
pengembangan e-government tersebut.
Akan tetapi kesadaran yang dimiliki oleh 3 SKPD yang menjadi objek penelitian
kurang baik, dan cenderung hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan dana
tambahan tetapi tidak diimbangi dengan hasil yang baik, hal ini menunjukan bahwa SKPD
yang ada tidak sepenuhnya mendukung dan ingin menjadikan Kota Palembang sebagai Kota
teknologi, dan tidak ingin memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat Kota
Palembang itu sendiri.
5.3.3.1. Pengangkatan Birokrat
Hal pertama yang berhubungan dengan disposisi adalah pengangkatan birokrat.
Pengangkatan birokrat berkaitan dengan siapa yang akan menjalankan kebijakan dari
99
pemerintah kota tersebut sehingga akan didapat hasil yang menunjukan apakah kebijakan
tersebut berhasil atau tidaknya tergantung pada siapa yang akan menjalankan kebijakan
tersebut. Pada 3 (tiga) SKPD yang menjadi Objek penelitian, pengangkatan birokrat masih
sangat kurang dan belum memenuhi kriteria yang diperlukan, tetapi pada 1 (satu) SKPD
yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang pengangkatan birokrat sudah
sesuai, dan tepat, berikut wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan dan
Strategi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang :
“untuk staf dan pegawai yang kami pilih sudah tepat dan memiliki kemampuan yangbaik dalam menjalankan pengembangan e-government, mereka memiliki kemampuandan pengalaman yang cukup untuk melakukan pengembangan ketahap-tahapselanjutnya, yang diperlukan hanyalah waktu saja (wawancara 19 November 2013)”
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pelaksanaan Pengembangan E-government
Bapa Ama Wide di HUMAS Pemerintahan Pusat Kota Palembang sebagai berikut :
“Orang yang tepat adalah orang yang berpengalaman, dan orang yang memilikiorientasi tinggi untuk memajukan SKPD masing-masing, orang seperti itulah yangharus diangkat dan dijadikan sebagai motor penggerak dari pengembangan e-government pada SKPD yang ada dikota Palembang (wawancara 19 November2013)”
Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung yang peneliti lakukan pada 3 (tiga)
SKPD yang ada penempatan yang dilakukan oleh masing-masing SKPD hanya sekedar
penempatan yang sewajarnya saja tidak diimbangi dengan kemampuan dan pengalaman
yang cukup hal ini cukup beralasan dikarenakan 2 (dua) SKPD yang ada yaitu Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota
Palembang, bukan orang yang terlibat langsung dalam pengembangan e-government
tersebut, jadi mereka beranggapan tidak perlu ada orang yang dikhususkan dalam
penyelenggaraan e-government.
100
5.3.3.2. Penghasilan
Tidak banyak penghasilan yang didapat dari pengembangan e-government pada SKPD
yang menjadi objek penelitian, dikarenakan fungsi dan manfaat dari pengembangan e-
government sendiri bukan untuk menambah penghasilan dari penyelenggaraannya akan
tetapi dengan adanya penyelenggaraan e-government tersebut masyarakat mendapatkan
pelayanan dan informasi yang cukup, serta berdampak jauh pada pemerintah yang terbuka
dan relevan, sehingga tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat meningkat.
5.3.4. Struktur Birokrasi Tahapan Persiapan
Birokrasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan kebijakan, karena birokrasi
merupakan aparat pemerintah yang mempunyai tugas menerjemahkan dan melaksanakan
setiap kebijakan pemerintah. Struktur birokrasi ini mencakup aspek pembagian wewenang,
hubungan antar unit-unit dalam organisasai, dan hubungan antar unit-unit diluarg organisasi.
Oleh karena itu, struktur organisasi mencakup dimensi standar oprasional (standart oprating
procedure) dan fragmentasi (fragmentation) untuk memudahkan dan menyeragamkan
tindakan para pelaksana kebijakan dalam melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.
5.3.4.1. Standart Oprationg Procedure (SOP)
Implementasi suatu program atau kebijakan adalah salah satu hal yang sangat
komplek, sehingga menuntut adanya kerjasama banyak orang. Struktur birokrasi yang baik
akan mendukung proses implementasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah dengan
standar oprasioanl prosedur (SOP) yang jelas dan pasti. Presiden melalui Kementerian
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Telah mengeluarkan INPRES Nomor 03
Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government, dilanjutkan
dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatikan Nomor 26
PER/M.KOMINFO/9/2006 Tentang Penggunaan Nama Domain go.id untuk situs resmi
pemerintahan pusat dan daerah, serta Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang
101
Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Dari sinilah
pedoman yang akan digunakan pemerintah daerah serta SKPD terkait untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban yang telah dibuat tersebut, dengan isi sebagai berikut :
Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose
Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke
tingkat 4 (empat). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situstersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksiinformasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkantingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yangtidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaanmasyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturansebagai berikut :
1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.
2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).
3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
Mengenai SOP yang diperuntukan bagi pemerintah pusat dan daerah, sudah terangkum
didalam Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-
government, serta pada Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan
102
E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Dari aturan-aturan tersebut
diataslah pemerintah pusat dan daerah bekerja sehingga pencapaian yang maksimal akan
didapat sesuai dengan hasil dan tujuan dari Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang
Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Untuk lebih
memperjelas keabsahan dan tata cara penyelenggaraan kebijakan tersebut, peneliti
mewawancara Kepala Koordinator Penyelenggaran Kebijakan Peraturan Walikota Nomor
92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota
Palembang Bapak Ama Wide :
“SOP yang ada hendaknya menjadi acuan, dan pedoman bagi SKPD yang ada untukbertindak dan berjalan sesuai kaidah yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat,sehingga pada akhirnya kami yang berperan sebagai pengawasa sekaligus organisasiyang ikut melaksanakan dapat menilai, dan masyarakat pun dapat menanfaatkanfasilitas yang diberikan oleh pemerintah (wawancara 26 November 2013)”
Hal yang sama pun diungkapkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan Kota
Palembang :
“Kami disini sebagai orang yang ikut bertanggung jawab yang diberikan perintahlangsung oleh pemerintah pusat kota untuk memantau dan memberikan Sosialisasibagi SKPD yang ada berharap SKPD yang sudah menerapkan dan yang belummenerapkan hendaknya dapat membaca, dan mendukung program miliki pemerintahini (wawancara 26 November 2013)”
5.3.4.2. Fragmentasi
Dalam faktor struktur birokrasi ini terdapat indicator fragmentasi. Fragmentasi disini
berhubungan dengan SKPD dibagi atas Pemerintah Pusat dibantu oleh Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Palembang sebagai media Sosialisasi. Terkadang SKPD yang akan
mengembangkan e-government ataupun sekedar ingin bertanya sedikit mengalami
kebingunan dengan tahapan-tahapan yang ada, dan mereka tanpaknya belum begitu
memahami fungsi atau kegunaan dari e-government itu sendiri, sehingga kebanyakan dari
SKPD yang ada, hanya bergerak atau mengembangkan sebatas dengan pembuatan situs saja
tanpa tahu hal-hal penting lainnya yang harus dikerjakan untuk melanjutkan ke tahap
103
berikutnya, seperti pendapat dari Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Badan
Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang :
“saya sendiri merasa bahwa kebijakan pemerintah yang baru berumur kurang lebih2 tahun ini masih belum pas dengan keadaan SKPD yang sekarang, keterbatasntenaga ahli dan persiapan yang belum matang membuat kami, dan mungkin SKPDyang lain sedikit kebingungan, oleh kerena itulah alasan kami menyerahkan semua itukepada pemerintah pusat, dan kami hanya bertindak sebagai pelaku pemberi data saja(wawancara 26 November 2013)”
Hal ini pun peneliti tanyakan langsung kepada Bapak Ama Wide Selaku Kepala
Koorodinator penyelenggara Kebijakan Perwali Nomor 92 Tersebut :
“pembagian kerja sebenarnya tidak susah, dan semuanya sudah diatur didalamPerwali Nomor 92 tersebut, SKPD yang ada tinggal menyesuaikan dan menjalan apayang telah diatur, tetapi memang sedikit terburu-buru dengan keadaan yang sekarangdikerenakan belum maksimalnya pegawai yang memiliki kemampuan untukmengembangkan e-government itu sendiri, serta ketersedian mereka pegawai yangakan menjalankannya masih belum banyak walaupun ada tetapi tidak banyak SKPDyang telah memiliki tenanga ahli, tetapi tidak mau mengembangkannya untuk lebihjauh lagi (wawancara 26 November 2013)”
Setelah selesai meneliti dan menganalisi berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat
kita ketahui Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada sudah jelas mengenai apa saja
langkah-langkah yang harus ditempuh bagi SKPD yang akan mengembangkan e-
government, berdasarkan informasi yang didapat dari Kepala Koordinator penyelenggara e-
government sendiri, penyelenggaran e-government di SKPD yang ada di lingkungan
pemeritah kota Palembang masih terlalu mudah akan tetapi dengan merujuk pada Standar
Oprasional Prosedur yang dibuat Pemerintah dirasa sudah cukup untuk memberikan arahan
yang baik. Ternyata permasalahannya dapat dilihat dari ketidak pahaman SKPD dengan apa
yang akan dikerjakan.
Kepentingan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat selaku pembuat kebijakan
sudah terkoordinir dengan baik, tetapi permasalahan hanya terjadi pada SKPD yang belum
banyak mengerti tentang tugas dan kewajiban yang mereka harus lakukan. Akibatnya
pengembangan e-government sendiri menjadi cukup lambat dan tidak banyak perubahan
104
pada setiap tahunnya, hanya beberapa saja yang mengembangkan dan menjalan e-
government. Berikut adalah table 4.12 yang berisi matrik faktor struktur birokrasi yang
mempengaruhi pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.
Tabel 5.12Matrik faktor Struktur Birokrasi
Indicator Hasil Penelitian KeteranganStandar OprasionalProsedur (SOP)
1. SOP Sudah ada dan jelas yangditunjukan dengan Inpres danPeraturan Walikota.
2. Tahapan-tahapan pengembangnjelas, dan terarah
Dalam Peraturan Walikota Nomor 92Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintahkota Palembang
Fregmentasi Kerja Kegiatan, dan Pekerjaan yangakan dilakukan belumterkoordinir dengan baik.
Masih banyaknya SKPD yang belumpaham, dan cendurung tidak mengerti,disebabkan oleh tenaga pegawai yangtidak sesuai dengan pekerjaannya
Sumber : Diolah dari data primer 2013
5.4. Implementasi Pengembangan E-Government Tahap Pematangan
Tahapan pematangan adalah, dimana pada tahapan pertama yang telah berjalan di
lanjutkan dengan pengembangan pembuatan situs interaktif yang mana situs interaktif itu
sendiri dapat dilihat pada sub bab sebelumnya mengenai pembuatan situs website dimana
disana dapat kita lihat syarat-syarat dalam pembuatan situs interaktif milik pemerintah.
Pada tahapan ini sebenarnya pengembang hanya melanjutkan saja apa yang
sebenarnya telah dilaksanakan pada tahapan persiapanan, dimana pada tahapan kedua ini
pengembangan tinggal menambahkan link (tautan) yang terhubung dengan situs milik
pemerintah lainnya.
5.4.1. Komunikasi Tahap Pematangan
Komunikasi pada tahapan pematangan merupakan komunikasi yang terjadi dari
pemerintahan ke SKPD dan SKPD ke SKPD lainnya sehingga ada hubungan yang saling
menguntungkan dalam hal informasi yang mereka bagikan ke public. Dengan menggunakan
fasilitas situs/website yang telah dimiliki maka masing-masing SKPD tinggal melakukan
105
konfigurasi untuk menyambungkan situs yang mereka miliki dengan situs milik SKPD
lainnya.
Dalam pembuatannya pengembang tinggal meregistrasikan situs milik mereka kepada
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, dan selanjutnya Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang akan memberikan sambungan langsung SKDP yang ada ke
situs milik pemerintahan atau SKPD lainnya.
Berikut adalah alur pendaftaran atau registrasi yang diperlukan oleh SKPD untuk
menghubungkan situs mereka dengan SKPD lainnya :
Sumber : Master Alur Data Primer Dinas Komunikas dan Informatika Kota Palembang
Setelah registrasi dilakukan maka secara otomatis situs SKPD yang akan mengembangkan
e-government terhubung langsung secara resmi ke situs milik SKPD lainnya yang dituju.
5.4.2.Sumber-Sumber Daya Tahapan Pematangan
Sumber daya manusia yang menjadi motor penggerak pengembangan e-government
di SKPD Kota Palembang merupakan admin atau pengontrol langsung perkembangan e-
government yang ada di masing-masing SKPD akan tetapi pada kenyatannya masih banyak
Pengembang Situs SKPD melakukan konfigurasi atau Setting Webiste berupa :
Baris (Kolom) Link Tahapan Selesai
Dinas Komunikasi memberikan alamat berupa :
IP (Internet Protokol) SKPD yang di inginkan Data Berupa Masukan dari SKPD Dientry
Pengembangan Situs SKPD Memberikan data berupa :
Alamt webiste Nomor IP (Internet Protokol)
106
admin yang di ada ditempat untuk mengontrol dan melakukan pengembangan situs milik
mereka hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada 10 responden pengguna
internet di Kota Palembang mengenai perkembangan e-government di kota Palembang.
5.4.2.1. Hubungan Interaktif Masyarakat Umum Dengan Situs Pemerintah
Untuk menguji apakah situs interaktif yang telah dibuat sudah dapat dinikmati dan di
ketahui oleh masyarakat umum, peneliti membuat sebua angket sederhana yang meneliti
sebarapa jauh pengembangan yang telah ada, dan bagaimana penilaian yang mereka miliki
untuk situs yang sedang dikembangkan tersebut, berikut hasi angket peneliti :
Tabel 5.13Pertanyaan Pertama
“apakah saudara mengetahui tentang e-government ?”No Nama
JawabanYa Tidak
1 Budi Jauhari X2 Edward X3 Farid Agustianto X4 M. Haris V5 M. Pajri X6 Mulyadi Nofran V7 Neidi Saputra V8 Olif Aprialia X9 Rudi Anwar V
10 Sigit Suganda V
Dari 10 (sepuluh) responden yang ada, hanya 5 orang yang mengetahui tentang e-
government, itu pun masih dalam pengetauan umum, dan sekedar mengetahui tanpa detail,
dan penjelasan yang cukup signifikan, dari ke-10 reseponden tersebut semuanya berlatar
belakang dari dunia pendidikan, dan masyarakat umum.
Tabel 5.14Pertanyaan Kedua
“Pernahkan saudara/I mengunjungi situs informasi milik pemerintah kota Palembang ?”No Nama
JawabanYa Tidak
1 Budi Jauhari X2 Edward X3 Farid Agustianto V4 M. Haris V5 M. Pajri V6 Mulyadi Nofran X7 Neidi Saputra V8 Olif Aprialia V9 Rudi Anwar V
10 Sigit Suganda X
107
6 (enam) responden dari 10 (sepuluh) responden yang ada pernah mengunjungi situs
pemerintahan kota Palembang, keterangan yang didapat mereka tidak terlalu sering
mengunjungi situs pemerintah kota palembang, hanya beberapa saat saja di waktu yang tidak
tentu.
Tabel 5.15Pertanyaan Ke-3 (tiga)
“apa yang anda lakukan apabila berkunjung ke situs pemerintah kota Palembang ?”No Nama
JawabanSekedar Berkunjung Mencari Informasi
1 Budi Jauhari - -2 Edward - -3 Farid Agustianto Berkunjung4 M. Haris Berkunjung5 M. Pajri Mencari Nomer telpon
Dinas Lain6 Mulyadi Nofran - -7 Neidi Saputra Berkunjung8 Olif Aprialia Melihat Berita Dinas9 Rudi Anwar Berkunjung
10 Sigit Suganda - -
Dari ke-10 (sepuluh) responden, 4 responden hanya bertujuan untuk berkunjung saja,
2 responden mencari inforamsi berupa nomer telepon dinas lain, serta melihat perkembangan
yang terjadi pada dinas yang mereka kunjungi.
Tabel 5.16Pertanyaan Ke-4 (empat)
“Menurut anda bagimana perkembangan situs infomasi yang dimiliki oleh SKPD kotaPalembang ?”
No NamaJawaban
Bagus Tidak1 Budi Jauhari - -2 Edward - -3 Farid Agustianto Tetapi Kurang informasi penting4 M. Haris Masih banyak hal yang perlu ditambah5 M. Pajri Suka lemot6 Mulyadi Nofran - -7 Neidi Saputra Sangat interaktif8 Olif Aprialia Ditambah lagi link untuk ke pemerintahan lain9 Rudi Anwar Kurang, karena masih sering offline
10 Sigit Suganda - -
Dari ke-10 responden hanya 2 (dua) responden yang memberikan jawab bagus, dan 4
(empat) responden memilih jawab tidak, hal ini mungkin dapat dijadikan rujukan kecil bagi
SKPD yang ada untuk lebih meningktkan lagi kualitas pelayanan yang diberikan oleh
masing-masing situs yang mereka miliki.
108
5.4.3.Diposisi Tahapan Pematangan
Dalam konteks diposisi sampai saat ini belum adanya peraturan ataupun surat
keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat Selaku dari pembuat kebijakan
pengembangan e-government di Kota Palembang untuk menentukan atau membuat
keputusan seperti Surat Tugas maupun dalam bentuk lainya untuk memonitor dan
memberikan beban tugas kepada pegawai yang akan mengembangkan e-government di
masing-masing SKPD di Kota Palembang. Dari pantauan dan hasil wawancara peneliti
dengan pegawai dan kepala bagian dari SKPD yang peneliti teliti berikut kutipan wawancara
peneliti dengan salah satu pegawai yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Palembang :
“Sejauh ini kami belum pernah menerima atau pun disarankan untuk membuat surattugas untuk melakukan pengembangan e-government, akan tetapi jelas padaPeraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang pengembangan e-governmentbahwa tugas komi adalah sebagai pengembang, dan penyelenggaran e-government.”
Dilanjutkan wawancara dengan kepala bagian humas pemerintah kota Palembang :“Dalam aturannya sudah jelas siapa yang akan melakukan pengembangan e-government, akan tetapi memang kami belum secara detil dan secara rincimenjelasnkan hal-hal apa saja yang mereka harus lakukan atau yang akan di buatuntuk mempertegas dari pengembangan e-government ini, untuk itu kami juga akanmelakukan pengembangan-pengembangan yang nantinya berguna bagi setiap SKPD”
5.4.4.Struktur Birokrasi Tahapan Pematangan
Dalam tahapan pematangan sturktur birokrasi disusun berdasarkan peraturan walikota
nomor 92 tahun 2011 dengan menggunakan acuan dari inpres nomor 3 tahunn 2003 tentang
strategi kebijakan pengembangan e-government. Pada lokasi penelitian, struktur birokrasi
yang ada masih sangat kurang dari 3 SKPD yang diteliti hanya Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Palembang yang struktur birokrasinya sudah cukup teratur dan mengikuti
SOP yang ada pada peraturan walikota nomor 92 Tahun 2011, sedangkan untuk 2 SKPD
109
lainnya masih seadanya dan tidak adanya struktur yang jelas dalam pengembangan e-
government.
5.5. Implementasi E-Government Pada Tahap Pemantapan, Dan Tahapan
Pemanfaatan
Tahapan ini sudah hampir menjadi tahapan akhir dari ke-4 tahapan yang ada, akan
tetapi tahapan ini belum terealisasi pada SKPD maupun situs milik pemerintah kota
Palembang, hanya ada beberapa saja yang telah mencapai tahapan ini yaitu dinas komunikasi
dan informatikan kota Palembang, tentu hal ini menjadikan pengembangan situs miliki
SKPD yang ada masih sangat jauh.
5.5.1. Komunikasi Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan
Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Koordinasi Kota Palembang mengenai
tahapan pengembangan e-government :
“pengembangan e-government diharapakan dapat menjadi suatu yang baru padapemerintaha kota Palembang, dimana keterhubungan antar SKPD dan Pemerintahpusat dapat di pantau dan di koreksi bersama, akan tetapi dengan keterbatasan SDMdan masalah klasik lainnya maka pengembangan e-government dikota Palembang inimasih sebatas pada tahapan kedua yaitu pematangan dimana setiap SKPD wajibmembuat situs informasi mengenai SKPD-nya sehingga masyarakat umum dapatmencari informasi dan bertanya langsung pada SKDP yang mereka inginkan”
Dari hasil wawancara tersebut peneliti pun memahami masalah yang ada, setelah
peneliti menanalisis pada tahapan pertama. Untuk itu pada tahapan ini pemerintah kota
Palembang dan SKPD yang ada belum sempat atau belum terlalu maju dalam pengembangan
situs milik mereka dikarenakan keterbatasan SDM dan hal-hal pendukung lainnya.
5.5.2.Sumber Daya Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan
Dapat dilihat dari pembahasan sebelumnya, pemantapan dan tahapan pemanfaatan
belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyrakat umum maupun oleh pemerintahan itu
sendiri, dengan kendala-kendala yang ada sehingga pemantapan, dan tahap pemanfaatan
110
masih dirasakan hanya sebatas adanya situs yang dimiliki oleh masing-masing SKPD di
Kota Palembang.
Apabila kita merujuk pada tahapan pemanfaatan, maka seharusnya situs yang dimiliki
oleh masing-masing SKPD yang ada dikota Palembang sudah dapat memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum, sehingga jalanya system pemerintahan dapat dilihat dan dipantau
langsung oleh pengguna atau masyarakat dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Dengan masih banyaknya situs milik pemerintahan yang masih offline atau tidak
berjalan menunjukan bahwa pengembangan yang mereka lakukan hanya diam saja, dan tidak
melakukan apa-apa yang sebenarnya itu sudah diatur didalam Peraturan walikota nomor 92
tahun 2011. Akan tetapi kenyataanya itu tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada
perkembangan yang menuju pada proses pemanfaatan bagi masyarakat maupun
pemerintahan.
5.5.3.Diposisi Tahapan Pemantapan dan Pemantangan
Diposisi atau penempatan pegawai pun masih perlu lagi manajemen yang tinggi,
kerena masih banyak dari SKPD menempatkan beberapa pegawai mereka tidak sesuai dan
cenderung tidak mempedulikan apa yang pegawai mereka miliki, sehingga pada satu kondisi
mereka selaku pengembangan tidak mengerti apa yang harus dilakukan agar pengembangan
e-government dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menunjang kesalahan ini
beberapa SKPD sering kali berkela kalau hal ini terjadi dikarenakan belum siapnya SKPD
untuk melakukan pengembangan, sehingga penempatan pegawai tidak diatur, dan
dipertimbangkan berdasarkan kekerabatan saja.
Pendanaan pun sudah diadakan di tahun yang lalu, akan tetapi pendanaan tersebut
tidak mencukupi dalam pengembangan e-government, tidak mencukupi disini bukan berapa
besar dana yang ada akan tetapi dana tersebut dimanfaatkan belum secara maksimal untuk
melakukan pengembangna e-government.
111
5.5.4.Struktur Birokrasi Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan
Dengan adanya SOP yang di atur didalam perturan walikota nomor 92 tahun 2011,
dapat kita ketahui bahwa sebenarnya pemanfaatan e-government di pemerintahan sangatlah
banyak sehingga tidak ada cela dimana pengembangan e-government itu terkesan hanya sia-
sia. Tak terlihat demikian pada SKPD yang ada dikota Palembang, masing-masing SKPD
hanya melakukan pengembangan dan mengacu pada Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun
2011 tetapi tidak semua yang ada di implementasikan dengan benar dan sesuai dengan SOP
yang ada.
Mereka yang melakukan pengembangan hanya melakukan beberpa pengembangan
yang tidak cukup hanya membuat situs pemerintahan akan tetapi membuat situs
pemerintahan tersebut menjadi lebih berguna dan dapat dimanfaatan secara seksama.
5.6. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan E-government di
Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.
Dari hasil obeservasi dan wawancara yang diilakukan peneliti terhadap 3 SKPD yang
menjadi sample contoh pengembangn e-governemnt dikota Palembang, yaitu Dinas
Komunikasi dan Informatika kota Palembang, Dinas Pendapatan Kota Palembang, dan
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, serta HUMAS Pemerintah Pusat
Kota Palembang. Didapatlah beberapa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan e-
government di lingkungan pemerintah kota Palembang. Berikut tabel yang menjabarkan
mengenai faktor-faktor pendukung dan pengehambat bagi pengembangan e-government di
lingkungan pemerintah kota Palembang.
112
Tabel 5.17Faktor Pendukung Bagi Penyelenggaran E-Government Dilingkungan Pemerintah
Kota Palembang Dalam Pengembangan E-GovernmentFaktor Pendukung
Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur BirokrasiKomunikasi yang dilakukanoleh Dinas Komunikasi danInformatika Kota Palembangsudah baik. Hal ini dapat dilihatdari 3 indikator berikut :
1. Transmisi : Secara tulisan,lisan, dan Media Lokaldaerah.
2. Kejelasan : adanya Sosialisasiberupa seminar pelatihan bagipegawai SKPD yang akanmengembangkan e-government.
3. Konsistensi : dalam Inpresnomor 03 tahun 2003 tentangKebijakan dan StrategiPengembangan e-governemnt,dan Peraturan WalikotaNomor 92 Tahun 2011tentang pengembangan e-government di lingknganpemerintah kota Palembang,sudah jelas aturan danpembagian tugas yang akandilakukan ole SKPD.
Berikut adalah faktrpendukung dalamsumber daya
1. Informasi : sumberinformasi yang adauntuk bahan evaluasidari SKPD masing-masing sudah jelas danmulai berjalan rutin, inidilihat daripembangunan mediawebsite sebagai tujuandari pengembangan e-government itu sendiri.
2. Wewenang : pembagianwewenang dariHUMAS PemerintahKota Palembangdengan menunjuklangsung DinasKomunikasi danInformatika Sebagaimediator bagi SKPDyang akanmengembangkan e-government
3. Fasilitas : sudahtersendiri beberapaperangkat computer daninstalasi server utamayang dibuat olehpemerintah pusat danSKPD terkait, sertamulai adanyapenganggaran khususbagi e-government.
Berikut adalah faktorpendukung dalamdisposisi
1. Pengangkatan birokrat: dari 3 SKPD yangada, pengengakatanbirokrat hanya terjadipada DinasKomunikasi danInformatika saja.
2. Penghasilan : e-government diciptakanbukan untukmeningkatkanpengehasilanpemerintah, akan tetapiuntuk melakukaninteraksi yanginteraktif denganmasyarakat, danpemerintahan lain.
Berikut merupakan faktorpendukung dalam sturkturbirokasi :
1. SOP berdasarkan InpersNomor 03 tahun 2003,dan perwali nomor 92tahun 2011 sudahmengatur jelas tentangpengembangan danpembagian kerja dari –pengembangan e-government.
Sumber : Diolah dari data primer dan data skunder tahun 2013
113
Tabel 5.18Faktor Penghambat Bagi Penyelenggaran E-Government Dilingkungan Pemerintah
Kota Palembang Dalam Pengembangan E-GovernmentFaktor Pendukung
Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur BirokrasiTidak adahambatan padafaktorkomunikasi,karena sudahberjalan baik.
Berikut adalah faktor pengembat dalamsumber daya :
1. Staf : Kuantitas dan Kulitas Pegawaidalam pengembangan e-governmentsangat kurang dan tidak tepat dalampenempatannya, hanya pada dinasKomunikasi dan Informatikan sajayang menempatkan pegawai yangsesuai dan berkompeten tinggi.
2. Informasi : dari pemantauan penelititerhadap 3 Website SKPD KotaPalembang yaitu Dinas Komunikasidan Informatika Kot Palembang, DinasPendapatan Kota Palembang, DanBadan Kepegawaian dan DiklatDaerah Kota Palembang sertaditambah 1 Website Pemerintah PusatKota Palembang, diketahui bahwamasih banyak kekurangan informasiyang tidak didapat dari situs tersebut,dan pengelolaan data pun terkesan apaadanya.
3. Fasilitas : ada beberapa fasilitas yangterbengkalai di 2 SKPD yaitu DinasPendapatan Daerah, dan BadanKepegawaian dan Diklat Daerah KotaPalembang.
Berikut adalah faktorpengehambat dalamdisposisi :
1. Pengangkatanbirokrasi : penempatanpegawai masih sangatkurang di beberapaSKPD yaitu DinasPendapatan DaerahKota Palembang,Badan Kepegawaiandan Diklat DaerahKota Palembang, sertaHUMAS PemerintahPusat Kota Palembang.
Berikut faktorPendukung dalamStruktur Birokrasi :
1. Frgamentasi Kerja :masih kurangnyapengetahuan penelititerhadappengembangan e-government itusendiri
Sumber : Diolah dari data primer dan data skunder tahun 2013
-114-
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab V, diketahui dari 3 SKPD yang ada hanya Dinas
Komunikasi dan Informatika saja yang menjalankan e-government sesuai dengan Perwali
Nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota
Palembang, sendangkan 2 SKPD lainnya menyerahkan pengembangan e-government
mereka kepada pemerintah pusat sebagai koordinator pelaksanaan e-government. Hal ini
tidak sesuai dengan apa yang telah ditargetkan oleh pemerintah pusat dalam
pengembangan e-government itu sendiri dan terkesan SKPD yang ada di terlalu
mementingan apa kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah kota Palembang. Seperit
kita ketahui pada bab II (kajian Pustaka) mengenai hal-hal penting yang tercakup dalam
pengembangan e-government bagi kemajuan pemerintahan, mulai dari unsur-unsur
pengembanga, dan pemanfaatan e-government itu sendiri
Berikut kesimpulan mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.
1. Kurangnya pegawai yang kompeten dan memiliki jenjang pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dari pengembangan e-government. Terlihat dari hanya Dinas
Komunikasi dan Informatika saja yang hanya memiliki pegawai yang competen
dan professional dalam bidangnya, sedangkan SKPD yang lain dan HUMAS
pemerintah kota Palembang masih menemptkan pegawai yang alakadarnya dan
hanya bermodalkan kemampuan dari sosialisasi semanir pelatihan saja.
115
2. 2 (dua) dari 3 (tiga) SKPD yang menjadi objek penelitian pengembangan e-
government, diketahui hanya 1 SKPD saja yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Palembang saja yang mandiri melakukan pengembangan e-government,
sendangkan 2 (dua) lainnya masih mengandalkan pemerintah pusat sebagai admin
dari pengendali dan pengembangan bagi website miliki mereka.
3. Kondisi peralatan yang ada sudah cukup baik, akan tetapi pemanfaatannya bagi 2
SKPD yaitu Dinas pendapatan daerah dan badan kepegawaian dan diklat daerah
kota Palembang terkesan tidak berfungsi dikerenakan mereka masih bergantung
pada pemerintah pusat sebagai administrator pengembang e-government.
4. Pengangkatan SDM yang masih kurang, terlihat hanya Dinas Komunikasi dan
Informatika yang melakukan penempatan dan pengangkatan pegawai yang tepat
5. Fragmentasi kerja yang masih kurang dipahami oleh SKPD dilingkungan
pemerintah kota Palembag, dalam kasus ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah
sudah bagus, akan tetapi masih ada SKPD yang belum memahami secara utuh
pengembangan e-government itu sendiri.
6.2. Saran
Permasalahan yang ada dalam pengembangan e-government di lingkungan
pemerintah kota Palembang sudah jelas terlihat dari BAB IV, seharusnya hal ini dapat
menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah pusat kota Palembang selaku pembuat kebijakan
menganai sosulsi penyelesaianyanya. Berikut adalah saran peneliti atas kesimpulan
permasalahan yang menghambat pengembangan e-government dilingkungan pemerintah
kota Palembang :
1. Kekuranan SDM yang akan ditempatkan untuk melakukan pengembangan e-
government seharusnya lebih diperbanyak, dan pemilihan SDM pun harus yang benar-
116
benar kompeten dan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam hal
teknologi dan informasi.
2. Untuk saat ini dengan rentan waktu yang masih sangat dini, tidak ada salahnya
pemerintah pusat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan
pengembangan. Solusi ini dapat diambil apabila pemerintah menginginkan
pengembangan e-government itu berjalan cepat, dan sesuai dengan kaidah yang telah
diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang pengembangan e-
government di lingkungan pemerintha kota Palembang.
3. Masalah pengangkatan birokrasi dapat diatasi dengan menerima calon pegawai yang
memiliki latar belakang pendidikan minimla Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi, dan Ilmu
Komputer sehingga meskipun terkesan teknis akan tetapi kedepanya calon pegawai
tersebut dapat di posisikan sebagai pengembangan yang handal.
4. Fragmentasi kerja yang baik harus lebih difokuskan pada sosialisasi ke SKPD yang
ada, hal baik merupakan tindakan yang baik pula sehingga fregmentasi kerja tertata
baik dan dapat dimengerti jelas.
-117-
Daftar Pustaka
Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta
Akib, Haedar. 2010. Implementasi Kebijakan : Apa, Mengapa dan Bagaimana.Volume 1 Nomor 1 : Jurnal Administrasi Publik
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Wahab, Solichin Abdul. 1991. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Ke ImplementasiKebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara.
Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT RajaGrafindoPersada.
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). Jakarta : PT.Buku Seru
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja SDM;Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta :Salemba Empat.
118
Peraturan
Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-government.
Perarturan Walikota No 92 Tahun 2011 Palembang Tentang Pengembang E-government di
Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.
Referensi
Ristek LIPI Tentang E-government : Sistem Informasi Manajemen Aset Di Dinas
Pendidikan Kabupaten Cirebon
Larasati, Inne. Jurnal Ilmu Komputer Agri Informatika Volume 1 Nomor 1 Halaman 13-21
ISSN : 2089-6026
Junaidi, Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta,
ISBN: 978-602-96848-2-7, dukungan E-government dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah : kasus best practices dari sejumlah
daerah di indonesia
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
1. Wawancara peneliti dengan Pejabat daerah, Kepala HUMAS Protokol Walikota
Kota Palembang, Kepala Koordinator E-government, dan Kepala Dinas SKPD
yang bersangkutan.
a. Bagaimana Pengembangan E-government pada Dinas Komunikasi dan InformatikaKota Palembang ?
b. Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi danInformatika untuk penyelenggaraan e-government Sudah berapa lama peraturanwalikota tersebut di terapkan di SKPD, dan bagimana Koordinasi yang dilakukanpemerintah pusat ?
c. Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layakuntuk pelaksanaan e-government ?
d. Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan KotaPalembang mengadakan sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPDyang wajib menyelenggarakan e-government pada satuannya. ?
e. Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapatdalam penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikasdan Informatika Kota Palembang
2. Wawancara peneliti kepada pegawai, dan staf yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan e-government.
a. Bagaimana menerurt anda tentang Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011tentang pengembangan E-government di lingkungan pemerintah kota Palembang ?
b. Informasi apa saja yang ada terima yang telah anda terima mengenai penerpan e-government di SKPD kota Palembang ?
c. Bagaimana anda selaku pengembang melaksanakan tugas ?d. Dengan cara apa anda ditunjuk untuk melakukan pengembangan e-government,
serta faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penunjukan anda. ?e. Adakah kesulitan atau masalah-masalah yang menurut anda tidak bisa dilakukan
oleh SKPD yang akan mengembangkan e-government ?
Top Related