Download - Skripsi E-government Kota Palembang

Transcript
Page 1: Skripsi E-government Kota Palembang

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOOD GOVERNANCE

(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menempuh DerajatSarjana S-1 Ilmu Administrasi Negara

Oleh

VIOKE MABRURIANTO

07091401010

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2014

Page 2: Skripsi E-government Kota Palembang

i

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE

(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam MenempuhDerajat Sarjana S-1 Ilmu Administrasi Negara

Oleh

VIOKE MABRURIANTO

07091401010

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYATAHUN 2013

Page 3: Skripsi E-government Kota Palembang

ii

LEMBARAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE

(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1Ilmu Administrasi Negara

OLEH :VIOKE MABRURIANTO

07091401010

Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing, Maret 2014

Pembimbing I

Dr. Raniasa Putra, S.IP, M.SiNIP 197805122002121003 ________________________

Pembimbing II

Drs. Mardianto, M,SiNIP 196211251989121001 ________________________

Page 4: Skripsi E-government Kota Palembang

iii

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA NO 92 TAHUN 2011TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG MENUJU GOODGOVERNANCE

(Studi di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Palembang)

SKRIPSI

Telah dipertahankan di Depan Tim PengujiPada Tanggal Maret 2014

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

TIM PENGUJI SKRIPSI

Dr. Raniasa Putra, M.SiKetua

Drs. Mardianto, M.SiAnggota

Drs. Syaifudin Zakir, M.ScAnggota

Dra. Retno Susilowati, MMAnggota

Page 5: Skripsi E-government Kota Palembang

iv

MOTTO & PERSEMBAHAN

Bila Kita Mampu Mengapa Kita Harus Takut, Bila Kita

Takut Bukan Berarti Kita Tidak Mampu.

(Vioke Mabrurianto)

“Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan hiduporang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu

hidup dengan hasil pemikiran orang lain”(Stave Jobs)

Skripsi Ini Khusus Saya Persembahkan untuk Keluarga danSahabat-sahabat saya yang saya cintai dan saya sayangi.

Page 6: Skripsi E-government Kota Palembang

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun

2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang

(Studi di 3 SKPD Kota Palembang)

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran selama

menyelesaikan skripsi,

2. Keluarga saya yang sudah memberikan support baik moril maupun materil selama

hidup saya ini,

3. Bapak Prof. Dr. Kiagus Muhammad Sobri, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya,

4. Bapak Dr. Raniasa Putra, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sriwijaya, dan sekaligus menjadi Pembimbing I yang tidak hentinya

mengarahkan, dan memberikan ilmu pengetahuannya.

5. Bapak Drs. Mardianto, M.Si yang menjadi Pembimbing II yang selalu memberikan

motivasi, dan kemudahan diselah-selah kesibukannya.

6. Bapak Drs. Syaifudin Zakir M.Sc, selaku Ketua Program FISIP Kampus

Palembang sekaligus Penguji I, dan Pembimbing Akademik, saya ucapakan banyak

terimakasi karena telah memotivasi, dan memberikan arahan-arahan yang sangat

berguna bagi penulisan skripsi ini.

Page 7: Skripsi E-government Kota Palembang

vi

7. Ibu Dra. Retno Susilowati, selaku Penguji II, saya ucapkan terimakasi berkat

dorongan dan pengarahan yang beliau berikan membuat skripsi ini menjadi lebih

baik dari sebelumnya.

8. Segenap Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNSRI, yang selama ini telah

membimbing dan memiliki andil besar dalam proses tranfer ilmu selama masa

kuliah saya,

9. Seluruh Staf dan Pegawai Kantor FISIP Unsri Palembang terima kasih atas bantuan

dan kerjasamanya seperti, Mba’ Iin, Mba’ Feni, Mba’ Irma, Mba, Ades, Ka’ Nur,

Ka’ Muslim, dan Pa’ Ngatijo.

10. Seluruh Kepala SKPD (Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

Kota Palembang) yang telah membantu saya dalam menulis skripsi ini, serta staf

dan pegawai yang juga tidak segan memberikan masukan pada penelitian ini.

11. Teman-teman angkatan 2009 seperjuangan (Iwan, dan Peri), dan masih banyak

tentunya yang sangat saya cintai, yang telah mengisi memori indah dalam hidup

saya.

12. Terimah kasih kepada teman-teman sesama Almamater Unsri yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, terima kasih atas canda tawa kalian yang selalu mengisi hari-

hari saya.

13. Sahabat-Sahabat yang saya banggakan, yang selalu memberikan semangat kepada

saya.

14. Seluruh Kader Himpunan Mahasiswa Islam terkhusus Komisariat UNSRI Kampus

Palembang atas kebersamaannya dalam belajar tentang kebaikan selama ini.

15. Seluruh pengurus maupun yang sudah tidak jadi pengurus baik itu HIMAFISIPAL

dan Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP UNSRI yang pernah penulis pimpin

Page 8: Skripsi E-government Kota Palembang

vii

(Menteri Informasi dan Telekomunikasi), kita bisa merasakan indahnya

berorganisasi.

16. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, Penulis ucapkan terima kasih semoga Allah SWT

memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.

17. Terakhir Saya Ucapkan Kepada Seorang (Icha Praditasari) yang tidak henti

memberikan semangat, dan dukungan yang sangat berarti bagi kehidupan saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan, kekurangan

maupun suatu kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar penulis dapat

memperbaiki skripsi ini.

Atas segala kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan jurusan Ilmu Administrasi Negara dalam menambah

wawasan dan pengetahuan kita bersama.

Palembang, Maret 2014

Penulis

Vioke Mabrurianto07091401010

Page 9: Skripsi E-government Kota Palembang

viii

ABSTRAK

Kota Palembang merupakan ibuKota dari Provinsi Sumatera Selatan, dalam tataPemerintahannya Kota Palembang di bagi menjadi 67 Satuan Kerja Perangkat Daerah,dimana tugas dari Satuan Kerja Perangkat Daerah itu membantuk penyelenggaraanPemerintahan Kota Palembang. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepadamasyarakat umum serta membentuk jalur hubungan yang ada antar Satuan Kerja PerangkatDaerah dengan Pemerintah pusat maka dibuatlah Peraturan WaliKota Nomor 92 Tahun2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.Dalam implementasinya Peraturan WaliKota ini harus dipenuhi oleh masing-masingSatuan Kerja Perangkat Daerah karena merupakan turunan dari Inpres Nomor 03 Tahun2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government di Indonesia.

Hasil dari penelitian ini diketahui dengan menggunakan toeri implementasi kebijakanGoerge Edward III bahwa dari 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang telahmengembangkan e-government, masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah memilikimasalah yang kebanyakan hampir sama diantaranya, Sumber Daya Pegawai (SDM),Disposisi, dan Struktur Birokrasi yang menjadi permasalahan dalam pengembangan e-government.

Kesimpulan yang didapat adalah faktor pegawai yang tidak memiliki kemampuanyang cukup untuk mengembangkan e-government merupakan faktor yang sangatberpengaruh, serta penempatan pegawai yang kurang tepat dengan bidang yang akandikerjakan membuat pengembangan e-government menjadi lambat dan tidak sesuai denganSOP yang sudah diatur di dalam Peraturan Walikota dan Inpres, fragmentasi yang masihkurang jelas dikarenakan banyak dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada kurangmengerti maksud dan tujuan dari pengembangan e-government tersebut, serta belumkoorDinasi antar Pemerintah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah membuat pengembangane-government masih sebatas pengembang tahap awal saja.

Kata Kunci : Implementasi, E-government, Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 10: Skripsi E-government Kota Palembang

ix

ABSTRACPalembang is the capital city of South Sumatra Province , in its governance

Palembang divided into 67 units of local government, where the task of local work unitsthat helped organize the Palembang city administration. In order to provide maximumservice to the general public as well as forming relationships that exist between the laneslocal work units with central government then made Mayor Regulation No. 92 Year 2011About Development of E -government in Palembang City Government Environment. In theimplementation of this Regulation should be met by the Mayor of each local work units asa derivative of Presidential Decree No. 03 of 2003 on Policy and Strategy Development ofE -government in Indonesia.

The results of this study are known to use policy implementation theories haveGeorge Edward III that of 3 (three) local work units that have developed e-government,each local work units have almost the same problem that most of them, Sources of Power,disposition, and the structure of bureaucracies become a problem in the development of e-government.

The conclusion is that no employee factors have sufficient ability to develop e-government is a very influential factor, as well as the placement of an employee who doesnot quite fit with the fields that will be done to make the development of e -government tobe slow and not in accordance with the Standard Operational Procedures (SOPs) alreadydefined in Regulation Mayor and Instruction, fragmentation is less clear because many ofthe local work units that exist not understand the intent and purpose of the development ofe -government, as well as coordination between the government and not the local workunits to make the development of e -Government is still limited to only the early stages ofdevelopment.

Keywords: Implementation, E-government, and Local work units

Page 11: Skripsi E-government Kota Palembang

x

Daftar isi

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiLEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ ivKATA PENGANTAR .................................................................................... vABSTRAK....................................................................................................... viiiABSTRACT .................................................................................................... ixDAFTAR ISI ................................................................................................... xDAFTAR TABEL........................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvDAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................................... 11.2. Rumusan masalah...................................................................................... 81.3. Tujuan penelitian ....................................................................................... 81.4. Manfaat penelitian ..................................................................................... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian dan model implementasi kebijakan .......................................... 102.2.E-government ............................................................................................. 17

2.2.1. Tahap-tahap, dan pelaksanaan e-government.............................. 192.2.2. Penerapan prinsip-prinsip e-government .................................... 25

2.3.Penelitian terdahulu .................................................................................... 292.4.Kerangka pikir ............................................................................................ 31

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Metode penelitian ...................................................................................... 333.2. Definisi konsep .......................................................................................... 333.3. Fokus penelitian......................................................................................... 333.4. Pembatasan objek/wilayah penelitian........................................................ 363.5. Unit analisis data ....................................................................................... 353.6. Key informan............................................................................................. 353.7. Data dan sumber data ................................................................................ 353.8 Teknik pengumpulan data ......................................................................... 363.9 Teknik analisis data ................................................................................... 39

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Deskripsi umum kota palembang .............................................................. 38

Page 12: Skripsi E-government Kota Palembang

xi

4.2. Situasi pemerintahan kota palembang ....................................................... 39

4.2.1. Gambaran umum lokasi penelitian................................................ 41

4.3. Gambaran umum e-government di lokasi penelitian................................. 51

4.3.1. E-government di dinas komunikasi dan informatika kota

palembang ................................................................................... 51

4.3.2. E-government di dinas pendapatan daerah kota palembang ......... 53

4.3.3. E-government di badang kepegawaian dan diklat daerah kota

palembang ................................................................................... 54

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Implementasi e-government pada satuan kerja perangkat daerah (skpd)

kota palembang.......................................................................................... 58

5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi e-government pada

skpd kota palembang ................................................................................. 67

5.3. Implementasi e-government pada tahapan persiapan................................ 69

5.3.1 komunikasi tahap persiapan ............................................................. 70

5.3.2. Sumber daya tahap persiapan .......................................................... 74

5.3.3. Disposisi tahap persiapan ................................................................ 97

5.3.4. Struktur birokrasi tahap persiapan................................................... 99

5.4. Implementasi pengembangan e-government tahapan pematangan ........... 103

5.4.1. Komunikasi tahap pematangan ....................................................... 103

5.4.2. Sumber daya tahap pematangan...................................................... 104

5.4.3. Disposisi tahap pematangan............................................................ 107

5.4.4. Struktur birokrasi tahap pematangan .............................................. 107

5.5. Impementasi pengembangan e-government tahap pemantapan dan

pemanfaatan............................................................................................. 108

5.5.1. Komunikasi tahap pemantapan dan pemanfaatan ........................... 108

5.5.2. Sumber daya tahap pemantapan dan pemanfaatan ......................... 108

5.5.3. Disposisi tahap pemantapan dan pemanfaatan................................ 109

5.5.4. Struktur birokrasi tahap pemantapan dan pemanfaatan .................. 110

5.6. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan e-

government di lingkungan pemerintah kota palembang.......................... 110

Page 13: Skripsi E-government Kota Palembang

xii

BAB VI : PENUTUP

6.1. Kesimpulan................................................................................................ 114

6.2. Saran .......................................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117

Page 14: Skripsi E-government Kota Palembang

xiii

DAFTAR TABEL

1.1. Pemanfaat e-government di berbagai daerah di indonesia...................... 41.2. Evaluasi e-government kota palembang 1 september 2013.................... 64.1. Daftar satuan kerja perangkat daerah kota palembang............................ 435.1. Daftar satuan kerja perankat daerah kota palembang yang telah

menggunakan e-government ................................................................... 645.2. Matrik permasalahan penerapan e-government di skpd kota palembang

................................................................................................................. 705.3. Matrik faktor komunikasi ........................................................................ 785.4. Matrik persayaratan pengembangan e-government................................. 955.5. Daftar fasilitas pengembangan e-government dinas komunikasi dan

informatika kota palembang.................................................................... 965.6 daftar fasilitas pengembangan e-government dinas pendapatan daerah

kota palembang ....................................................................................... 975.7. Daftar fasilitas pengembangan e-government badan kepegawaian

daerah kota palembang............................................................................ 975.8. Anggaran alokasi pengembangan e-government di dinas komunikasi

dan informatika kota palembang............................................................. 985.9. Anggaran alokasi pengembangan e-government di dinas pendapatan

daerah kota palembang............................................................................ 995.10. Anggaran alokasi pengembangan e-government di badan kepegawaian

daerah kota palembang............................................................................ 995.11. Matrik faktor sumber daya ...................................................................... 1005.12. Matrik faktor struktur birokrasi ............................................................... 1075.13. Pertanyaan pertama “apakah saudara mengetahui tentang e-

government ?” ......................................................................................... 1095.14. Pertanyaan kedua “pernahkah saudara/i mengunjungi situs informasi

milik pemerintah kota palembang ?” ...................................................... 1095.15. Pertanyaan ketiga “apa yang anda lakukan apabila berkunjung ke situs

pemerintah kota palembang ?”................................................................ 1105.16. Pertanyaan keempat “menurut anda bagiamana perkembangan situs

informasi yang dimiliki oleh skpd kota palembang ?”............................ 1105.17. Faktor pendukung bagi penyelenggaraan e-government di lingkungan

pemerintah kota palembang dalam pengembangan e-government ......... 1125.18. Faktor penghambat bagi penyelenggaraan e-government di lingkungan

pemerintah kota palembang dalam pengembangan e-government ......... 113

Page 15: Skripsi E-government Kota Palembang

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1. Bagan model implementasi kebijakan george edward iii ....................... 172.2. Tingkat layanan e-government................................................................ 242.3. Alur perencanaan pengembangan e-government .................................... 262.4. Kerangka pikir......................................................................................... 345.1. Interface/halaman depan situs pemerintah kota palembang .................... 875.2. Interface/halaman depan situs dinas komunikasi dan informatika kota

palembang ............................................................................................... 895.3. Interface/halaman depan situs dinas pendapatan daerah kota

palembang ............................................................................................... 915.4. Interface/halaman depan situs badan kepegawaian dan diklat daerah

kota palembang ....................................................................................... 93

Page 16: Skripsi E-government Kota Palembang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : peraturan walikota nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan e-governmentdi lingkungan pemerintah kota palembang.

Lampiran 2 : pedoman wawancara penelitianLampiran 3 : hasil daftar angket penelitian.

Page 17: Skripsi E-government Kota Palembang

xvi

DAFTAR SINGKATAN

G2C (Government to Citizen)

G2B (Government to Business Enterprises)

G2G (Government To Government)

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah

Page 18: Skripsi E-government Kota Palembang

-1-

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi informasi merupakan tahapan yang saat ini sangat berkembang dan

sangat di unggulkan dalam berbagai bidang, misalnya teknologi informasi di gunakan

sebagai alat dalam penyampaian informasi kepada setiap masyarakat di dunia agar

masyarakat dapat mengetahui apa-apa saja yang terjadi di masyarakat sekarang atau pun

untuk jangka waktu kedepannya, teknologi informasi juga di gunakan dalam pelayanan

umum kepada masyarakat yang berupa pembayaran pajak, pengisian daftar riwayat hidup,

dan hal-hal yang menyangkut masalah personal diri masyarakat yang menggunakan

teknologi informasi itu sendiri.

Di Indonesia sendiri pemanfaatan teknologi informasi ini sendiri disebut sebagai e-

government, menurut The World Bank Group mendefinisikan E-government sebagai:

“E-government refers to the use by government agencies of informationtechnologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing)that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other armsof government.”Definisi lain dari referensi :

“Electronic government, or "e-government," is the process of transacting businessbetween the publik and government through the use ofautomated sistems and theInternet network, more commonly referred to as the World Wide Web.”Pada intinya E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat

meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi

informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to

Citizen), G2B (Government to Business Enterprises), dan G2G (Government To

Government)

Dapat kita lihat bahwa e-government sendiri memiliki fungsi yang sangat berguna

bagi masyarakat umum untuk berinteraksi langsung dengan Pemerintahan yang ada pada

Page 19: Skripsi E-government Kota Palembang

2

setiap SKPD yang mereka perlukan, hal ini tentunya dapat menjadikan pelayanan yang

akan diterima oleh masyarakat umum dapat semakin baik, dan semakin mudah dalam

berbagai bentuk pelayanan yang mereka inginkan.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-government, dan Peraturan WaliKota Palembang No

92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota

Palembang. Hal inilah yang membuat setiap SKPD yang ada diruang lingkup

Pemerintahan Kota Palembang diwajibkan melaksanakan apa yang telah diatur di dalam

tata Pemerintahan tersebut. Peraturan ini dibuat agar Badan, Dinas, Sekretariat, Kecamatan

Kota yang sudah di atur dalam SKPD Kota Palembang memiliki sifat keterbukaan yang

luas terhadap masyarakat.

Maraknya tindak perilaku korupsi yang sering terjadi di daerah-daerah membuat

gerah dan masyarakat mulai tidak banyak lagi mempercayai Badan, Dinas, Sekretaria, dan

Kecamatan. Hal ini yang membuat banyak orang menginginkan keterbukaan informasi

publik (KIP) di setiap daerah harus dilaksanakan, melalui e-government sendiri diharapkan

masing-masing SKPD dapat memberikan informasi yang terbaru tentang perkembangan

mereka, seperti keuangan, data kependudukan, data infromasi publik, serta layanan-

layanan langsung yang sebenarnya dapat diberikan oleh masing-masing SKPD atau

lembaga publik itu sendiri.

Dikota Palembang hal tersebut belum banyak terjadi, masih banyak penyelenggara

Pemerintahan daerah yang tidak transparan dalam penggunaan anggaran, serta masih

banyak juga SKPD yang tertutup mengenai masalah publik yang seharusnya menjadi

konsumsi masyarakat umum. Dengan pemanfaat e-gorvernment yang baik dan benar maka

hal tersebut tidak akan mungkin terjadi. Dibeberapa daerah pun telah melakukan

Page 20: Skripsi E-government Kota Palembang

3

pengembangan e-government dengan sangat baik sehingga masyarakat yang ada tidak

direpotkan dengan kebingungan-kebingunan yang seharusnya tidak terlalu sering terjadi.

Kota Palembang sebenarnya tidak asing lagi dengan penggunaan sistem informasi

atau sistem e-government didalam struktur Pemerintahannya dikarenakan Kota Palembang

merupakan salah satu Kota internasional yang mana Kota ini telah dikenal banyak di

Negara-negara tentangga lainnya karena banyaknya event-event yang dilaksanakan di Kota

Pempek tersebut. Akan tetapi pemanfaatan yang belum optimal dan masih sangat terbatas

untuk penggunaannya bagi masyarakat itu sendiri.

Berikut beberapa daerah di Indonesia yang telah memanfaatakan e-government

dengan baik dan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat dan Pemerintahan

di berbagai dearah di Indonesia :

Tabel 1.1Pemanfaatan e-government di berbagai daerah di Indonesia

Daerah/Kota Jenis Pemanfaatan E-governement

Provinsi

Yogyakarta

Program Unggulan : Jogja Cyber Province

(JCP), MCAP, Plaza Informasi

Aplikasi E-gov yang dikembangkan : pendidikan berbasis online dan integrasi sitem

Pemerintahan sektoral yang terdiri dari bidang transportasi, pariwisata, tenaga kerja, dan

kesehatan, dengan membangun sistem informasi terpadu

Penghargaan : Warta Ekonomi E- Government Award Tahun 2009, 2007, 2006,

2005, 2004, 2003

Pemkot

Yogya

Program Unggulan : sistem Informasi UPIK

Aplikasi E-gov yang dikembangkan : Sistem Informasi UPIK, Perijinan terpadu,

PSB Online

Penghargaan : Website terbaik 2009, Warta

Ekonomi E-Gov Award Tahun 2005

Pemkot

Surabaya

Program Unggulan : e-procument, SIAK,

GRMS, Gessy

Aplikasi E-gov yang dikembangkan : e- Procurement, e-Budgeting, KTP Online,

Penghargaan : Terbaik e-leadership Tahun

2009, Warta Ekonomi E-Gov Award Tahun

Page 21: Skripsi E-government Kota Palembang

4

2009, 2008, 2007, Pemenang Khusus Open Source Award 2010 dalam membangun

komitmen

Kabupaten

Jambarana

Program Unggulan dan Aplikasi E-gov yang

dikembangkan : J-Card (Jembrana Card), J- Net (Jimbarwana Networking), e-Voting,

Kantaya, SIAK

Pengharagaan : Warta Ekonomi E-Gov Award Tahun 2009 dan 2008, Warta

Ekonomi e-government Award 2008 Best Of The Best, Piagam Penghargaan E-Voting

Piagam, Aplikasi Unggulan Jembrana Smart Card, Juara I Indonesia Open Source

Award

2010

Kabupaten

Sragen

Program Unggulan : e-Leadership, E-

Voting, Kantaya

Aplikasi E-gov yang dikembangkan : 13 aplikasi sistem diantaranya Kantaya (Kantor

Maya),Simduk, Simpeg, Billing Sistem, Simpatada, SIM Perijinan, Simduk, Simkasda,

Simbada, Sim RSU, Sim Perusda, SIM BPR/BKK, Sim GIS, Sim Pertanahan BPN, SIM

pendidikan dan SMS Centre. Penghargaan : Wara ekonomi 2006, Best of The Best

Warta Ekonomi Award Tahun 2007, The Best E-government Award Tahun 2008, Best

Of The Best E-government Award Se- Indonesia Tahun 2008, Juara II Indonesia

Open Source Award 2010

Sumber : Junaidi, Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta ( ISBN: 978-602-96848-2-7)

Dari beberapa daerah kabupaten/Kota tersebut dapat kita simpulkan bahwa banyak

sekali pemanfaatan e-government yang dapat kita manfaatkan untuk kepentingan

masyarakat umum dalam peningkatan mutu pelayanan yang baik, untuk itu Pemerintah

daerah tentunya memiliki inspirasi-inspirasi lain yang lebih menarik untuk digunakan di

daerah mereka masing-masing.

E-government sendiri sebenarnya bukan hal baru di dalam tata Pemerintahan, E-

government sendiri sudah banyak diterapkan di-negara-negara berkembang maupun

Negara maju. Fungsi E-government itu sendiri diutamakan untuk memberikan kemudahan

akses informasi kepada masyarakat akan perkembangan yang terjadi di lingkup

Pemerintahan itu sendiri, serta memberikan transparasi data yang lebih mudah dilihat dan

di amati bersama oleh masyarakat.

Page 22: Skripsi E-government Kota Palembang

5

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa pentingnya pemanfaatan informasi bagi

masyarakat untuk lebih banyak mengetahui perkembangan yang ada di lingkungan

Pemerintahan Kota Palembang maupun di luar lingkungan Palembang sangat dibutuhkan.

Untuk itu Pemerintah Kota Palembang tidak boleh tertinggal dengan daerah-daerah atau

Kota-Kota yang sebelumnya telah melaksanakan e-government, seperti halnya Kota-Kota

yang terdapat pada table 1.1 yang menerangkan pekerkembangan e-government di masing-

masing daerah.

Implementasi e-government Kota Palembang telah mulai di bangun semenjak

November 2006 (http//www.Palembang.go.id.) Ternyata dari mulai dibangun hingga

sekarang berjalan sangat lamban. Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan situs Pemerintah

Pusat maupun SKPD yang berkembang menurun, di mana sudah dibangun sebanyak 26

buah situs namun yang menunjukkan perkembangan hanyalah 22 buah situs saja atau

95,89 persen saja dari semua situs yang sudah dibangun, sisanya boleh dikatakan masih

dalam tidur lelap.

Hal tersebut dapat dilihat pada table 1.2 dibawah ini mengenai evaluasi e-

government di kota Palembang :

Tabel 1.2.Evaluasi E-gov Kota Palembang 1 September 2013

No Unit kerja Keadaan sekarang

1Sekretariat daerahemail : [email protected] : http://setda.palembang.go.id

Aktif

2Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id

Aktif

3Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id

Aktif

4Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id

Aktif

5Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id

Aktif

Page 23: Skripsi E-government Kota Palembang

6

6Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id

Aktif

7Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id

Aktif

8Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id

Tidak aktif

9Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id

Aktif

10Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id

Aktif

11Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id

Tidak aktif

12Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id

Aktif

13Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id

Aktif

14Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id

Tidak aktif

15Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id

Aktif

16Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id

Aktif

17Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id

Aktif

18Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id

Aktif

19Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id

Aktif

20Dinas kesejahteraan sosialemail : [email protected] : http://dinkesos.palembang.go.id

Aktif

21Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id

Aktif

22Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id

Aktif

Page 24: Skripsi E-government Kota Palembang

7

23Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id

Aktif

24Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id

Aktif

25Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id

Aktif

Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id

Tidak aktif

Sumber :Data Langsung Ke Situs Masing-masing

Dari semua situs SKPD Pemerintah tersebut hanya beberapa saja yang masih jalan

hingga sekarang, dan dapat kita ketahui dengan tidak jalannya situs Pemerintah itu

berdampak pada tertutupnya akses terhadap Pemerintah yang dampak dominonya

masyarakat tidak mendapatkan apa yang seharunya menjadi konsumsi publik yaitu

keterbukaan informasi publik (KIP).

Sehingga dapat kita simpulkan sementara bahwa keadaan e-government di Kota

Palembang masih dalam bentuk penerapan luar saja, akan tetapi kinerja dan fungsi utama

dari penerapan e-gov itu sendiri masih belum maksimal, dan terkesan hanya berjalan

ditempat.

Hal inilah yang menjadi topik penelitian yang akan di teliti lebih dalam mengenai

bagimana penerapan e-government itu sendiri diKota Palembang, sehingga dapat kita

ambil garis lurus yang menceritakan bagimana tahapan-tahapan hingga penerapan e-

government pada beberapa tahun belakangan ini, dan apa manfaat yang dapat diambil dari

penerapan e-government itu sendiri bagi masyarakat dan Pemerintahan Kota Palembang.

Untuk menuju good governance serta mempercepat penyelenggaraan otonomi

daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap penyelenggaraan

Pemerintahan, merupakan kebutuhan yang mendesak, dalam rangka mendukung

pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita secara cepat, tepat, dan akurat.

Page 25: Skripsi E-government Kota Palembang

8

Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau

dan kepulauan, maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan

penting dan strategis khususnya E-government. Dalam OEDC e-book disebutkan bahwa

good governance mempunyai delapan karakteristik utama dalam memimpin Pemerintahan

yaitu : Participation, Transparency, Effectiveness and efficiency, Responsiveness,

Accountability, Equity and inclusiveness, Rule of Law.

Dari keseluruhan penjelasan pemanfaatan, dan pengembangan fungsi e-government

di Dinas dan Badan-badan Pemerintahan Kota Palembang maka dapat disimpulkan

permasalahan yang timbul dalam pengembangan e-government yaitu “Bagaimana

Implementasi E-government di Kota Palembang menuju good governance”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi E-government di Lingkungan Pemerintahan Kota

Palembang ?

2. Hambatan-Hambatan apa saja yang mempengaruhi implementasi e-government di

Pemerintahan Kota Palembang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk Mengtahui bagimana implementasi e-government dilingkungan

Pemerintahan Kota Palembang, dan hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi

implementasi e-government di Kota Palembang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara akademik; sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji

permasalahan dan penerapan e-government di berbagai daerah di Indonesia.

Page 26: Skripsi E-government Kota Palembang

9

2. Secara praktis; penelitian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi Dinas dan Badan-

badan yang ada di Kota Palembang akan pentingnya penerapan E-government

dalam hal informasi dan komunikasi.

Page 27: Skripsi E-government Kota Palembang

-10-

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian, dan Model Implementasi Kebijakan

Menurut Edwards dalam Winarno (2012:177), implementasi kebijakan adalah salah

satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi

kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak

dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu

mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan

sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik,

mungkin akan mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang diimplementasikan

dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.

Dalam mengkaji implementasi kebijakan, Edwards mulai dengan mengajukan dua

pertanyaan, yakni : prakondisi-prakondisi apa yang diperlukan sehingga suatu implementasi

kebijakan berhasil? Dan hambatan-hambatan utama apa yang mengakibatkan suatu

implementasi gagal? Edwards berusaha menjawab dua pertanyaan penting ini dengan

membicarakan empat faktor atau variabel krusial dalam implementasi kebijakan publik.

Faktor-faktor atau variabel-variabel teresbut adalah komunikasi, sumber-sumber,

kecenderungan-kecenderungan atau tingkah laku-tingkah laku dan struktur birokrasi. Karena

empat faktor berpengaruh terhadap implementasi kebijakan bekerja secara simultan dan

berinteraksi satu sama lain untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan, maka

pendekatan yang ideal adalah dengan cara merefleksikan kompleksitas ini dengan

membahas semua faktor tersebut.

Page 28: Skripsi E-government Kota Palembang

11

1. Komunikasi

Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka

yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

Komunikasi-komunikasi harus akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para

pelaksana. Edwards membagi faktor komunikasi dalam 3 hal yaitu Transmisi, konsistensi,

dan kejelasan. Infromasi yang diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat

melalui komunikasi yang baik. Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi. Edward III dalam Winarno (2012:179)

mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu:

1. Transmisi. Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu

implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi masalah dalam penyaluran

komunikasi yaitu adanya salah pengertian (miskomunikasi) yang disebabkan

banyaknya tingkatan birokrasi yang harus dilalui dalam proses komunikasi, adanya

pertentangan pendapat antara para pelaksana dan adanya persepsi yang selektif dan

ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan, sehingga

apa yang diharapkan terdirtorsi di tengah jalan.

2. Kejelasan. Komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus jelas dan tidak

membingungkan atau tidak ambigu/mendua. Edwards mengidentifikasi enam faktor

yang mendorong terjadinya ketidakjelasan dalam komunikasi kebijakan. Faktor-

faktor tersebut adalah kompleksitas kebijakan publik, keinginan untuk tidak

menganggu kelompok-kelompok masyarakat, kurangnya konsensus mengenai

tujuan-tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu kebijakan baru,

menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembentukan kebijakan

pengadilan.

Page 29: Skripsi E-government Kota Palembang

12

3. Konsistensi. Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus

konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika perintah yang diberikan

sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di

lapangan. Fakktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsistensi kebijakan

menyhangkut : kerumitan kebijakan publik, masalah dalam mengawali program baru

dan akibat dari ketidakjelasan tujuan. Ketidakkonsistenan berasal dari semakin

besarnya kepentingan yang bersaing yang berusaha untuk mempengaruhi

implementasi kebijakan. Keadaan ini akan mendorong kemungkinan perintah-

perintah implementasi tidak konsisten.

2. Sumber-sumber / Sumber Daya

Perintah-Perintah dari implementasi kebijkan harus dilaksanakan secara cermat, jelas

dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekurangan sumber-sumber yang diperlukan dalam

melaksanakan kebijakan, maka implementasi inipun cenderung tidak efektif. Sumber-

sumber yang penting meliputi :

1. Staf. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf atau pegawai.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah-satunya

disebabkan oleh staf/pegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak

kompeten dalam bidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak

cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah

kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan serta tanggung jawab yang

diperlukan dalam mengimplementasikan kebijakan.

2. Informasi. Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk yaitu:

pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua,

informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan

regulasi Pemerintah yang telah ditetapkan.

Page 30: Skripsi E-government Kota Palembang

13

3. Wewenang. Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat

dilaksanakan secara efektif. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi

para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik. Ketika

wewenang tidak ada, maka kekuatan para implementor di mata publik tidak

dilegitimasi, sehingga dapat menggagalkan implementasi kebijakan publik. Tetapi

dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersedia, maka sering terjadi

kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Di satu pihak, efektivitas

kewenangan diperlukan dalam implementasi kebijakan; tetapi di sisi lain, efektivitas

akan menyurut manakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi

kepentingannya sendiri atau kelompoknya.

4. Fasilitas. Fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam implementasi kebijakan.

Implementor mungkin mempunyai staf yang mencukupi, kapabel dan kompeten,

tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi

kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

3. Kecenderungan-kecenderungan / Disposisi

Menurut Edward III dalam Winarno (2005:142-143) mengemukakan

“kecenderungan-kecenderungan atau disposisi merupakan salah-satu faktor yang

mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakan yang efektif”. Jika para

pelaksana mempunyai kecenderungan atau sikap positif atau adanya dukungan terhadap

implementasi kebijakan maka terdapat kemungkinan yang besar implementasi kebijakan

akan terlaksana sesuai dengan keputusan awal. Demikian sebaliknya, jika para pelaksana

bersikap negatif atau menolak terhadap implementasi kebijakan karena konflik kepentingan

maka implementasi kebijakan akan menghadapi kendala yang serius. Bentuk penolakan

dapat bermacam-macam seperti yang dikemukakan Edward III tentang ”zona

ketidakacuhan” dimana para pelaksana kebijakan melalui keleluasaanya (diskresi) dengan

Page 31: Skripsi E-government Kota Palembang

14

cara yang halus menghambat implementasi kebijakan dengan cara mengacuhkan, menunda

dan tindakan penghambatan lainnya.

Faktor-faktor yang menjadi perhatian Edward III mengenai disposisi dalam

implementasi kebijakan terdiri dari:

1. Pengangkatan birokrasi. Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbulkan

hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personel yang

ada tidak melaksanakan kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih

atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan personel pelaksana kebijakan haruslah

orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan, lebih

khusus lagi pada kepentingan warga masyarakat.

2. Insentif merupakan salah-satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah

sikap para pelaksana kebijakan dengan memanipulasi insentif. Pada dasarnya orang

bergerak berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, maka memanipulasi insentif oleh

para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan. Dengan

cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor

pendorong yang membuat para pelaksana menjalankan perintah dengan baik. Hal ini

dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi atau organisasi.

4. Struktur Birokrasi

Birokrasi merupakan salah satu institusi yang paling sering bahkan secara

keseluruhan menjadi pelaksana kegiatan. Keberadaan birokrasi tidak hanya dalam struktur

Pemerintah, tetapi juga ada dalam organisasi-organisasi swasta, institusi Pendidikan Provinsi

dan sebagainya. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu birokrasi diciptakan hanya untuk

menjalankan suatu kebijakan tertentu. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2012:205-206)

mengidentifikasi enam karakteristik birokrasi sebagai hasil pengamatan terhadap birokrasi

di Amerika Serikat, yaitu:

Page 32: Skripsi E-government Kota Palembang

15

1. Birokrasi diciptakan sebagai instrumen dalam menangani keperluan-keperluanpublik (publik affair).

2. Birokrasi merupakan institusi yang dominan dalam implementasi kebijakanpublik yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam setiap hierarkinya.

3. Birokrasi mempunyai sejumlah tujuan yang berbeda.4. Fungsi birokrasi berada dalam lingkungan yang luas dan kompleks.5. Birokrasi mempunyai naluri bertahan hidup yang tinggi dengan begitu jarang

ditemukan birokrasi yang mati.6. Birokrasi bukan kekuatan yang netral dan tidak dalam kendali penuh dari pihak luar.

Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak

pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka

hal ini akan menyebabkan ketidakefektifan dan menghambat jalanya pelaksanaan kebijakan.

Berdasakan penjelasan di atas, maka memahami struktur birokrasi merupakan faktor

yang fundamental untuk mengkaji implementasi kebijakan publik. Menurut Edwards III

dalam Winarno (2012:206) terdapat dua karakteristik utama dari birokrasi yakni: ”Standard

Operational Procedure (SOP) dan fragmentasi”.

”Standard operational procedure (SOP) merupakan perkembangan dari tuntutan internal

akan kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja

yang kompleks dan luas”. (Winarno, 2012:206). Ukuran dasar SOP atau prosedur kerja ini

biasa digunakan untuk menanggulangi keadaan-keadaan umum diberbagai sektor publik dan

swasta. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang

tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam

organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang

besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan.

Berdasakan hasil penelitian Edward III yang dirangkum oleh Winarno (2005:152)

menjelaskan bahwa:

“SOP sangat mungkin dapat menjadi kendala bagi implementasi kebijakan baruyang membutuhkan cara-cara kerja baru atau tipe-tipe personil baru untukmelaksanakan kebijakan-kebijakan. Dengan begitu, semakin besar kebijakan

Page 33: Skripsi E-government Kota Palembang

16

membutuhkan perubahan dalam cara-cara yang lazim dalam suatu organisasi,semakin besar pula probabilitas SOP menghambat implementasi”.“Namun demikian, di samping menghambat implementasi kebijakan, SOP jugamempunyai manfaat. Organisasi-organisasi dengan prosedur-prosedurperencanaan yang luwes dan kontrol yang besar atas program yang bersifat fleksibelmungkin lebih dapat menyesuaikan tanggung jawab yang baru daripada birokrasi-birokrasi tanpa mempunyai ciri-ciri seperti ini”.Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan

adalah fragmentasi. George Edward III dalam Winarno (2012:209) menjelaskan bahwa

“fragmentasi merupakan penyebaran tanggung jawab suatu kebijakan kepada beberapa

badan yang berbeda sehingga memerlukan koorDinasi”. Pada umumnya, semakin besar

koorDinasi yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, semakin berkurang

kemungkinan keberhasilan program atau kebijakan.

Fragmentasi mengakibatkan pandangan-pandangan yang sempit dari banyak

lembaga birokrasi. Hal ini akan menimbulkan konsekuensi pokok yang merugikan bagi

keberhasilan implementasi kebijakan.

Berikut hambatan-hambatan yang terjadi dalam fregmentasi birokrasi berhubungan

dengan implementasi kebijakan publik :

“Pertama, tidak ada otoritas yang kuat dalam implementasi kebijakan karenaterpecahnya fungsi-fungsi tertentu ke dalam lembaga atau badan yang berbeda-beda. Di samping itu, masing-masing badan mempunyai yurisdiksi yang terbatasatas suatu bidang, maka tugas-tugas yang penting mungkin akan terlantarkan dalamberbagai agenda birokrasi yang menumpuk”.“Kedua, pandangan yang sempit dari badan yang mungkin juga akan menghambatperubahan. Jika suatu badan mempunyai fleksibilitas yang rendah dalam misi-misinya, maka badan itu akan berusaha mempertahankan esensinya dan besarkemumgkinan akan menentang kebijakan-kebijakan baru yang membutuhkanperubahan”.

Page 34: Skripsi E-government Kota Palembang

17

Komunikasi

Disposisi

Sumber-sumber

Implementasi

Gambar 1.1Bagan Model Implementasi Kebijakan George Edwards III

Gambar diatas menunjukkan bahwa semua faktor yang ada dalam teori Edwards III

secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi implementasi kebijakan dengan

dampak dari masing-masing faktor. Jika ada salah satu faktor yang kurang maka akan

berdampak merambat dengan faktor-faktor lainnya dalam mengimplementasi suatu

kebijakan.

Berdasarkan penjelasan teori diatas, teori George Edwards III ini merupakan teori

yang sangat tepat untuk menjelaskan untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung

dan penghambat para peneliti dalam memenuhi standar kompetensinya.

2.2. E-government

E-Governtment biasa dikenal e-gov, Pemerintah digital, online Pemerintah atau

Pemerintah transformasi. E-government adalah Suatu upaya untuk mengembangkan

penyalenggaraan kePemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system

manajemen dan proses kerja di lingkungan Pemerintah dengan mengoptimalkan

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Atau E-Goverment adalah penggunaan

teknologi informasi oleh Pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi

StrukturBirokrasi

Page 35: Skripsi E-government Kota Palembang

18

warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan Pemerintahan. e-

government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk

meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses

kePemerintahan yang demokratis.

The World Bank Group mendefinisikan E-government sebagai:

“E-government refers to the use by government agencies of information technologies(such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have theability to transform relations with citizens, businesses, and other arms ofgovernment.”

Definisi lain dari referensi :

“Electronic government, or "e-government," is the process of transacting businessbetween the publik and government through the use ofautomated sistems and theInternet network, more commonly referred to as the World Wide Web.”

Pada intinya E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat

meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi

informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to

Citizen), G2B (Government to Business Enterprises), dan G2G (inter-agency relationship)

Ada tiga model penyampaian E-Government, antara lain :

1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)

Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh Pemerintah ke

masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat

dan Pemerintah,

contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen

pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan

imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.

Page 36: Skripsi E-government Kota Palembang

19

2. Government-to-Business (G2B)

Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana Pemerintah menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan

Pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke Pemerintah untuk

membantu Pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan

manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G

adalah Sistem e-procurement.

Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan

Pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh

Pemerintah, hak paten merk dagang, dll

3. Government-to-Government (G2G)

Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen

atau lembaga Pemerintahan melalui basisdata terintegrasi.

Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan

secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.

2.2.1. Tahap-tahap, dan Tujuan Pelaksanaan E-government.

Berdasarkan Inpres 03 Tahun 2003 serta Perwali No 92 Tahun 2006 Tentang

Penerapan E-governmnet, Pengembangan E-government merupakan upaya untuk

mengembangkan penyelenggaraan kePemerintahan yang berbasis (menggunakan)

elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

Melalui pengembangan E-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses

kerja di lingkungan Pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara

Page 37: Skripsi E-government Kota Palembang

20

elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Berdasarkan perkembangan e-Gov di berbagai negara, khususnya Indonesia, maka

dapat diperoleh lesson learned dari good practices dan bad practices yang masing-masing

negara alami. Apabila lesson learned dipadukan dengan teori yang ada, maka dapat

diusulkan suatu metodologi (langkah-langkah) pengembangan e-Gov yang bisa dijadikan

panduan untuk lingkungan Pemerintah di Indonesia.

Menurut Center for Democracy and Technology dan InfoDev, proses implementasi

e-Government terbagi menjadi 3 tahapan. Tahapan itu harus dilakukan secara berurutan dan

masing-masing tahapan harus menjelaskan tujuan dari e-Government. Adapun ketiga

tahapan tersebut, antara lain, yaitu :

1. Publish, yaitu tahapan yang menggunakan teknologi informasi untuk meluaskan akses

untuk informasi Pemerintah, misalnya dengan cara pembuatan situs informasi di setiap

lembaga, penyiapan sumber daya manusia, sosialisasi situs informasi baik untuk

internal maupun untuk publik, serta penyiapan sarana akses yang mudah..

Beberapa contoh implementasi e-government yang termasuk tahap publish ini adalah

a. Masyarakat dapat melihat profil pejabat serta wakil rakyat di daerahnya,peraturan-peraturan daerah yang telah ditetapkan, Rencana Anggaran BelanjaDaerah (RAPBD).

b. Seorang peneliti dapat melihat data statistik daerah tersebut untuk menjadibahan kajian dan penelitiannya.

c. Seorang investor dapat mengetahui prosedur dan persyaratan yang harusdipenuhi untuk melakukan investasi di daerah tersebut.

d. Masyarakat dapat melihat pengumuman lowongan dan penerimaan calonpegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di kabupatennya.

e. Wisatawan dari luar daerah dapat melihat potensi pariwisata yang dimiliki,pilihan transportasi serta hotel.

2. Interact, yaitu meluaskan partisipasi masyarakat dalam Pemerintahan, misalnya

dengan cara pembuatan situs yang interaktif dengan publik, serta adanya antarmuka

Page 38: Skripsi E-government Kota Palembang

21

yang terhubung dengan lembaga lain.Contoh aplikasi yang dapat digunakan adalah;

situs portal, e-mail, mailing list, Internet Relay Chatting, tele-conference, web-TV dan

sebagainya.

Beberapa contoh penerapan e-government pada tahap ini adalah:

a. Seorang pasien dapat melakukan pendaftaran ke puskesmas atau rumah sakityang diinginkan didalam pemeriksaan penyakitnya.

b. Suatu Dinas Pemerintahan yang membuka lowongan kerja dapat melakukantes penerimaan secara langsung dan online melalui Internet.

c. Masyarakat dapat berdiskusi secara langsung melalui metoda mailing listdengan wakil rakyatnya.

d. Suatu perusahaan swasta yang akan membuka cabang disuatu daerah dapatberdiskusi dan tanya jawab dengan instansi terkait mengenai prosedur danpersyaratan yang harus ditempuh.

e. Masyarakat dapat memilih atau memberikan pendapat tentang wakil rakyatdan pejabat secara langsung menggunakan media elektronik (electronicvoting).

3. Transact, yaitu menyediakan layanan Pemerintah secara online. Pada tahap transaction

juga terjadi interaksi dua arah seperti halnya pada tahap interactivity. Hanya disini user

dapat mencari dan membeli suatu produk, atau membayar jasa layanan dan

mengumpulkan suatu informasi yang akan diolah. Aplikasi yang digunakan disini jauh

lebih kompleks, serta melibatkan sistem keamanan (security) yang baik agar

perpindahan uang dapat dilakukan dengan aman dan melindungi hak-hak privacy

pihak yang bertransaksi.

Contoh implementasi e-government pada tahap ini adalah:

a. Masyarakat dapat mengurus permohonan baru atau memperpanjang KTP,SIM atau passport secara langsung melalui Internet.

b. Wajib pajak dapat langsung mengisi formulir-formulir pajak yang panjangserta membayar kewajibanya secara online melalui Internet.

c. Proses tender berbagai proyek Pemerintah dapat dilangsungkan secara onlinedan relatime melalui media Internet (konsep e-Procurement).

d. Petani dan nelayan dapat menjual produknya pada pasca panen ke institusiyang berkaitan.

Page 39: Skripsi E-government Kota Palembang

22

TIN

GKA

TAN

(NIL

AI)

KOMPLEKSITAS

Gambar 2.2Tingkatan Layanan e-governemnt

Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan E-government diarahkan

untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memilikikualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkaudi seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dandengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkanperkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapiperubahan dan persaingan perdagangan internasional.

3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negaraserta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasidalam perumusan kebijakan negara.

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien sertamemperlancar transaksi dan layanan antar lembaga Pemerintah dan Pemerintahdaerah otonom.

Publikasi :Layanan Penyediaan InformasiUntuk Pengguna

Interkasi :Layanan Pencarian danPengambilan informasi dengan

kriteria pengguna

Transaksi :Layanan encarian informasi,pembelian produk dan pengisian

formulir untuk diproses (missal,

Mengisi dan membayar pajak)

Page 40: Skripsi E-government Kota Palembang

23

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah melalui jaringan informasi, pengembangan e-government dapat

dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan, yaitu :

Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose

Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang

terintegrasi.b. Situs Pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke

tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs Pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki Pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi Pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs Pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Page 41: Skripsi E-government Kota Palembang

24

Sumber : Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Pengembangan e-government.

Gambar 1.2Alur Perencanaan dan Pengembangan E-governement

Gambar diatas menjelasakan pelekasanaan dan pengembangan e-government, mulai

dari pembentukan kebijakan, serta menentukan standar kelayakan yang ada di SKPD Kota

Palembang dimana semuanya telah diatur didalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government dan Peraturan WaliKota

Nomor 92 tahun 2011 tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah

Kota Palembang

Page 42: Skripsi E-government Kota Palembang

25

2.2.2. Keuntung Implementasi E-government.

Penerapan E-government pasti akan banyak berdampak positif baik kepada

masyarakat maupun Pemerintah Indonesia. Secara umum ada beberapa keuntungan

penerapan E-government di Indonesia :

1. Transparansi informasi dari Pemerintah kepada publik akan sangat jelas, masyarakatakan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan mengontrol perkembanganjalannya Pemerintahan yang dikelola oleh orang-orang yang dipilihnya pada saatpemilihan umum.

2. Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam segala hal. Pelayanan akanmenjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya. Pelayanan kepada masyarakat dapatdilakukan selama 24 jam dalam seminggu.

3. Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik dan Pemerintah, karenaberbagai informasi kinerja Pemerintah kepada publik terekspose dengan dalam E-government dan masyarakat dapat mengaksesnya, sehingga tingkat kepercayaanpublik kepada Pemerintah akan lebih tinggi.

4. Menutup pintu “kejahatan” aparat Pemerintah dalam melakukan korupsi.5. Mengurangi tingkat kesalahan dan mengurangi adanya duplikasi data yang tidak

diperlukan melalui basis data yang terintegrasi dan situs jaringan web dan gatewaylainnya (Jordan E-government Plan 2000; Wyld and Settoon, 2002).

6. Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi (Jordan E-government Plan 2000;Al- Kibsi et al, 2001; Wyld and Settoon, 2002).

7. Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan keputusan yang lebih baikdan bermutu serta menjadikan Pemerintah lebih bertanggung jawab (Al-Kibsi et al,2001).

2.2.3. Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance

Dalam Rencana Strategi Lembaga Administrasi Negara tahun 2000-2004,

disebutkan perlunya pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan

yang terarah dalam terwujudnya kePemerintahan yang baik (good governance) yakni :

…….proses pengelolaan Pemerintahan yang demokratis, profesional menjunjung tinggi

supremasi hukum dan hak asasi manusia desentralistik, partisipatif, transparansi, keadilan,

bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan berorientasi pada peningkatan

daya saing bangsa.

Page 43: Skripsi E-government Kota Palembang

26

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di

dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu

Pemerintahan. Baik-buruknya Pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan

semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-

prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini.

Berikutnya Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia (2006) mengemukakan

bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek

penyelenggaraan kePemerintahan yang baik, meliputi :

1. Partisipasi Masyarakat

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik

secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili

kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan

kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk

berpartisipasi secara konstruktif.

2. Tegaknya Supremasi Hukum

Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di

dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

3. Transparansi

Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses

Pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak

yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat

dimengerti dan dipantau.

4. Peduli pada Stakeholder

Lembaga-lembaga dan seluruh proses Pemerintahan harus berusaha melayani semua

pihak yang berkepentingan.

5. Berorientasi pada Konsensus

Tata Pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda

demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi

kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-

kebijakan dan prosedur-prosedur.

Page 44: Skripsi E-government Kota Palembang

27

6. Kesetaraan

Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau

mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektifitas dan Efisiensi

Proses-proses Pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai

kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang

ada seoptimal mungkin.

8. Akuntabilitas

Para pengambil keputusan di Pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi

masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-

lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu

dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.

9. Visi Strategis

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas

tata Pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa

saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka

juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial

yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut adalah saling

memperkuat dan saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Selanjutnya dapat disimpulkan

bahwa terdapat empat unsur atau prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi

publik yang berciri kePemerintahan yang baik yaitu sebagai berikut :

1. Akuntabilitas : Adanya kewajiban bagi aparatur Pemerintah untuk bertindak

selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan

kebijakan yang ditetapkannya.

2. Transparansi : KePemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap

rakyatnya, baik ditingkat pusat maupun daerah.

Page 45: Skripsi E-government Kota Palembang

28

3. Keterbukaan : menghendaki terbukanya kesempatan bagi rakyat untuk

mengajukan tanggapan dan kritik terhadap Pemerintah yang dinilainya tidak

transparan.

4. Aturan Hukum : Kepemerintahan yang baik mempunyai karakteristik berupa

jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap

kebijakan publik yang ditempuh.

Karakteristik good governance di atas menunjukkan dimensi yang sangat potensial

jika diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi apapun bentuknya. Perlu

keyakinan atau kepercayaan yang sungguh-sungguh dari sumber daya manusia yang

merekayasa dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi apapun bentuknya

sesuai dengan atribut yang terkandung dalam karakteristik good governance. Namun untuk

itu juga diperlukan kemampuan profesionalisme yang berkualitas potensial.

Konsep good governance diatas perlu ditranformasikan ke dalam kinerja suatu

organisasi. Misalnya dalam penelitian ini terkait dengan otonomi daerah khususnya

penyelenggaraan desentralisasi kewenangan oleh Pemerintah daerah, maka nilai atau atribut

good governance perlu ditranformasikan ke dalam proses implementasi otonomi daerah

guna mencapai keberhasilan yang berarti (signifikan).

Berbicara tentang penerapan good governance pada sektor publik tidak lepas dari visi

Indonesia masa depan sebagai fokus tujuan pembangunan kePemerintahan yang baik.

Pemerintah yang baik dapat dikatakan sebagai Pemerintahan yang menghormati kedaulatan

rakyat, memiliki tugas pokok yang mencakup:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan berbangsa.

4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial.

Page 46: Skripsi E-government Kota Palembang

29

2.3. Penelitian Terdahulu.

1. Analisis Kesiapan Pemerintah Kota Polopo Dalam Penyelenggaraan E-government Di Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan.

NoLatar Belakang

Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian

Perbedaan

dengan rencana

skripsi

Keterangan

1 BagaimanaPenyelenggaraanKebijakan e-government DiKota Polopo

Sejauh manakesiapan perangkatpenyelenggara e-government diDinasKependudukan danCatatan Sipili KotaPololo

AnalisisSWOT

Terbentuknya SIAK(Sistem InformasiAdministrasiKependudukan)

e-Ktp (elektronik Kartutanda Penduduk

DalamPenggunaanTeori, Penelitimenggunakanacaun sebuah teoriyaitu teori GoergeEdward III

Pada penelitian diatas yang dapat dijadikan panduan dalam penelitian yang akan

berlangsung adalah, bagimana kesiapan dan bagimana pula penyelenggaraan e-government

yang baik di dalam suatu sistem Pemerintahan sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai,

dan membuat suatu mekanisme Pemerintahan yang baik. Dengan terbentuknya hasil dari

penggunaan e-government didapatlah suatu keuntungan baru dalam pemerintahan yakni

adanya SIAK Atau Sistem informasi administrasi kependudukan, dan e-ktp (elekronik kartu

tanda penduduk).

2. Pengaruh Penerapan E-government terhadap Kinerja Pegawai Di DinasPendidikan Kota Cilegon.

NoLatar Belakang

Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian

Perbedaan

dengan rencana

skripsi

Keterangan

1 KurangnyaSumber dayaManusia dalambidang teknologi

UjiInstrument

Penerapan e-government di Kotacilegon sudah baikTingkat kinerjapegawai sudah bagus

DalamPenggunaanTeori, Penelitimenggunakanacaun sebuah

Page 47: Skripsi E-government Kota Palembang

30

komunika daninformasi.

Belumdilaksanakanprogram pelatihan.

Kurangnnya saranpendukung

Terdapat hubunganyang kuat antara e-government dengankinerja pegawai

teori yaitu teroiGoerge EdwardIII, dan tidakmelakukan ujivaliditas

Dengan diterapkannya e-government sebagai suatu bentuk sistem Pemerintahan

yang berjalan di dalam bentuk sistem elektronik, maka pekerjaan yang akan, atau sudah

dilakukan dapat terpantau dengan baik dan transparansi yang diinginkan oleh masyarakat

umum dapat di nikmati oleh semua kalangan. Terciptanya e-governemnt pada pemerintah

cilegon dapat kita lihat dengan tingkat produksivitas dari pegawai telah baik, dan bentuk

keterhubungan antar pemerintahan juga terjalin dengan baik.

3. Implementasi E-government dalam mewujudkan Padang Pariaman CyberRegency

NoLatar Belakang

Masalah/TujuanMotede Hasil Penelitian

Perbedaan

dengan rencana

skripsi

Keterangan

1 Untuk memberikantransparansi yang jelaskepada masyarakat danPemerintahan, sehinggatidak terjadipenyimpangan

Metodepenelitiandeskriptif

Pembuatan LocalArea Networkingpada setiap bagiandi Dinas danInstansiPemerintahan

Terdapat padajenis hasil dantujuan penelitianyang akandilakukan

Dari bentuk dan jenisnya pengembangan e-government di berbagai daerah di indonesia

telah diatur dan dirancang sejak lama oleh Pemerintah pusat, Presiden malalui inpres Nomor

03 Tahun 2003 telah mengatur bagimana mekanisme pengembangan e-government tersebut,

sehingga pada akhirnya pengembangan e-government di rasa dapat membantu dan

memberikan satu solusi tepat untuk mengevaluasi suatu kemajuan daerah atau struktur

Pemerintahan

Page 48: Skripsi E-government Kota Palembang

31

2.4. Kerangka Pikir

Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka pikir adalah gambaran mengenai hubungan

antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka

logis. Menurut Riduwan (2004:25) Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian

yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat

teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uiraian dalam

kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel.

Kebijakan Pemerintah Kota palembang nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan

e-government di lingkungan Pemerintah Kota palembang memiliki berbagai masalah dalam

penerapannya diantaranya adalah Kurangnya SDM yang berpengalaman, akses jaringan, dan

infrastruktur yang belum cukup baik di beberapa SKPD yang ada, hal ini menjadi penting

untuk diteliti lebih jauh, dengan menggunakan berebagai bentuk teori sehingga pada

akhirnya dapat ditemukan dimanakan letak dari permasalahan, serta solusi penangannya,

dengan menggunakan teori Geoger Edward III mengenai masalah implementasi kebijakan

publik dengan indikator, dan variabel berupa, 1) Komunikasi, 2) Sumber-Sumber Daya, 3)

Disposis, dan 4) Struktur Birokrsi, disesuaikan dengan tahapan implementasi kebijakan atau

peraturan waliKota Palembang Nomor 92 Tahun 2011 tentang Pengembangan E-

government Di Lingkungan Kota Palembang, yaitu : 1) Persiapan, 2) Pematangan,

3)Pemantapan dan 4) Pemanfaatan. Sehingga pada akhirnya akan ditemukan faktor-faktor

pendukung dan penghambat suatu kebijakan yang telah dibuat.

Pembantukan e-government sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh negara-negara

berkembang lainnya di dunia, sehingga kita sebagai negara yang sedang berkembang

diharapakan dapat melakukan hal yang sama yaiut dengan dimulainya pengembangan e-

government di lingkungan pemerintah daerah. Dengan tercapainya pengembangan tersebut

Page 49: Skripsi E-government Kota Palembang

32

maka sistem pemerintahan yang ada dapat dipantau dan di evaluasi bersama secara teratur

dan berkala oleh setiap lapisan masyarakat.

Page 50: Skripsi E-government Kota Palembang

-33-

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang tujuannya adalah

mengetahui bagimana perkembangna e-government di lokasi penelitian yaitu Dinas

Komunikasi dan Infromatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,

dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, ketiganya akan diteliti, dan

dianalisis sesuai dengan metode penelitian kualitatif, dengan mempertimbangkan sejumlah

data yang akan didapat dilapangan.

3.2. Definisi Konsep

Penulis mengajukan beberapa konsep yang didefinisikan sebagai berikut :

a. Implementasi : menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dalam Agustino (2008:139)

mendifinisikan implementasi kebijakan sebagai :

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat

atu kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.”

b. Kebijakan SDM : merupakan peraturan yang dibuat untuk SDM dalam rangka

pengembangan / pemeliharaan kuantitas dan kualitas SDM.

c. E-government : penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan

antara Pemerintah dan pihak-pihak lain.

Page 51: Skripsi E-government Kota Palembang

34

3.3. Fokus Penelitian

Berdasarkan pada model implementasi kebijakan Goerge Edward III yaitu :

1. Struktur Organisasi

Standar Oprasional Prosedur (SOP) dalam hal ini menggunakan Pedoman

Umum Tata Kelola Teknologi dan Infromasi Nasional dari Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI tahun 2007 Versi 1.

Fragmentasi, Kementerian Teknologi dan Infromasi Nasional, Serta SKPD

Terkait yang menjadi fokus penelitian

2. Sumber Daya

Staf, Informasi, Wewenang, dan Fasilitas. Semua indicator tersebut akan di dapat

dengan melihat perkembang langsung atau observasi pada lokasi penelitian.

3. Disposisi

Berkaitan dengan disposisi yang ada yaitu penerapan peraturan walikota itu sendiri

apakah telah sesuai dengan aturan pedoman pada tata kelola informasi dan

teknologi nasional kementerian teknologi dan infromatikan RI.

4. Komunikasi

Bagiamana komunikasi antara atasan dan pegawai di Pemerintahan kota Palembang

dalam menjalankan peraturan walikota tersebut.

3.4. Pembatasan Objek/Wilayah Penelitian

Dalam pengembangan e-government terdapat 26 SKPD ikut mengembangkan akan

tetapi dengan banyaknya SKPD yang ada tersebut maka peneliti hanya mengambil 3 (tiga)

sample saja diantaranya Dinas Pendapatan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, dan Dinas

Komunikasi dan Infromatika Kota Palembang. Ketiganya merupakan 3 (tiga) SKPD yang

Page 52: Skripsi E-government Kota Palembang

35

berjalan aktif menggunakan e-government dalam penyelenggaraan pemerintah. Dari

ketiganya akan ditentukan mana yang menjalankan e-government dengan baik, dan mana

yang tidak menjalankan e-government dengan baik dan benar.

3.5. Unit Analisis Data

Unit analisis yang akan diambil merupakan beberapa orang pegawai yang bergerak

pada bidang IT pada SKPD Pemerintah kota Palembang serta, staf-staf yang berkerja khusus

dalam pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintahan kota Palembang.

3.6. Key Informant

Data dan informasi yang berhubungan dengan kajian penelitian ini diperoleh dari key

informant. Dalam hal ini untuk mengetahui bagaimana impementasi E-government di

lingkungan Pemerintahan kota Palembang, key infoman sendiri di ambil dari pegawai yang

bekerja pada bidang pengembangan pelayanan e-govermnent itu sendiri, serta staf-staf yang

bertanggung jawab dalam pengembanan E-government itu sendiri. Diantaranya adalah

1. Kepala Humas Pemerintah Kota Palembang (1 Orang)

2. Kepala SKPD Kota Palembang (3 Orang)

3. Staf dan Pegawai SKPD (2 Orang)

4. Masyrakat Umum pengguna media internet (10 Orang)

3.7. Data dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer yang peneliti dapat langsung dari lapangan adalah data wawancara

peneliti dengan informan, diantaranya juga peneliti melakukan data angket

sederhanan terhadap masyarakat umum mengenai pemanfaatan, dan penggunaan e-

government di kalangan umum.

Page 53: Skripsi E-government Kota Palembang

36

b. Data Sekunder

Berikut adalah data yang menjadi acuan dan landasan peneliti e-government yang

peneliti dapat dari sumber-sumber seperti di pemerintahan, Koran, majala, televise,

dan internet

1. Inpres No 03 Tahun 2003 Tenang Kebijakan dan Stretegi NasionalPengembangan E-government

2. Peraturan Walikota Palembang Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintahan KotaPalembang.

3. Tempo 27 Agustus 2012, Maknisme E-government yang belum rampung diNegara Indonesia

4. Tempo Juli 2013, Sistem administrasi Indonesia (e-government togovernment)

5. Wikipedia (www.wikipedia.com/government/administration/e-government/039487).

3.8. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Peneliti mewawancari diantaranya :

1. Kepala Humas Pemerintah Kota Palembang (1 Orang)

2. Kepala SKPD Kota Palembang (3 Orang)

3. Staf, dan Pegawai SKPD Kota Palembang (2 Orang)

4. Masyarakat Umum pengguna internet (10 Orang)

Dari keempat informan diatas peneliti melakukan wawancara secara bekala untuk

mendapat hasil yang maksimal tentang perkembangan e-government di kota

Palembang. Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menganalisis permasalahan

yang ada.

Page 54: Skripsi E-government Kota Palembang

37

b. Studi Dokumentasi

Dengan mengkaji ulang beberapa dokumen skunder yang peneliti dapat dari

Pemerintah Kota Palembang, SKPD, dan media-media lainnya peneliti mendapatkan

beberapa bahan tambahan untuk menganalisis perkembangan e-government di kota

Palembang.

c. Data Lapangan.

Diselah-selah wawancara yang begitu padat peneliti menyempatkan membuat angket

sederhanan yang di tujukan khusus untuk masyarakat apakah mereka sudah

mengetahui, dan dapat menggunakan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kota

Palembang.

3.9. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara dekripsitif kualitatif yaitu menggambarkan

tentang implemenasi E-government di lembaga dan instansi pemerintahan kota Palembang.

Teknik analisis data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu :

a. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Dengan kata lain proses reduksi dara ini

dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan.

b. Penyajian data, penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang

sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan.

Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah

disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.

Page 55: Skripsi E-government Kota Palembang

38

c. Kesimpulan, tahap akhir dalam proses analisis data. Pada bagian ini peneliti

mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi,

interview, dan dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan peneliti akan terasa

sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid dan maksimal.

Page 56: Skripsi E-government Kota Palembang

-39-

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1. Deskripsi Umum Kota Palembang

Secara gografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT.Luas

wilayah Kota Palembang adalah 400,61 Km² atau 40.061 Ha dengan ketinggian rata-rata 8

meter dari permukaan laut. Letak Kota Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalur

jalan Lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain

itu Kota Palembang juga terdapat Sungai Musi -- yang dilintasi oleh Jembatan Ampera --

yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah dan merupakan

Kota Air yang terdiri dari 16 kecamatan dan 107 kelurahan.

Iklim Kota Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbih,

kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu Kota berkisar antara 23,4 -

31,7 derajat celsius. Curah hujan pertahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.

Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89 % dengan rata - rata penyinaran matahari 45 %.

Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya

terletak pada tempat yang agak tinggi yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah

adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang.

Ketinggian rata-rata 0 - 20 mdpl. Pada tahun 2002 suhu minimum Kota Palembang terjadi

Bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei, sedangkan suhu maksimum

terendah 30,40C pada Bulan Januari dan tertinggi pada Bulan Sepetember 34,30C. Tanah

dataran tidak tergenang air : 49 %, Tanah tergenang musiman : 15 %, Tanah tergenang terus

menerus : 37 % dan Jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya

108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer. Tropis lembab nisbi, Suhu

Page 57: Skripsi E-government Kota Palembang

40

antara 220-320 Celcius, Curah hujan 22-428 mm / tahun, Pengaruh pasang surut antara 3-5

meter, dan Ketinggian tanah rata-rata 12 meter diatas permukaan laut.

Jenis tanah Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan

yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah

Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian

utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan terus

menerus.

Batas Wilayah kota Palembang terdiri dari:

1. Sebelah utara; dengan desa pangkalan benteng, desa gasing dan desa kenten,kecamatan talang kelapa, kabupaten banyuasin

2. Sebelah selatan; dengan desa bakung kecamatan inderalaya kabupaten ogan ilir dankecamatan gelumbang kabupaten muara enim

3. Sebelah barat; dengan desa sukajadi kecamatan talang kelapa kabupaten banyuasin4. Sebelah timur; dengan balai makmur kecamatan banyuasin i kabupaten banyuasin

4.2. Situasi Pemerintahan Kota Palembang

Pada mulanya kota palembang mempunyai 14 kecamatan dan 103 kelurahan,

kemudian setelah keluarnya perda kota palembang nomor 19 tahun 2007, berubah menjadi

16 kecamatan dan 107 kelurahan. Kecamatan tambahan seterbut adalah kecamatan alang-

alang lebar dan sematang borang yang merupakan hasil pemekaran dari kecamatan sako dan

sukarami. Sedangkan empat kelurahan baru, yakni kelurahan sukodadi, talang jambe, sako

baru dan kelurahan karya mulya. 1) Alang-Alang Lebar, 2) Bukit Kecil, 3) Gandus, 4) Ilir

Timur I, 5) Ilir Timur II, 6) Ilir Barat I, 7) Ilir Barat II, 8) Kalidoni, 9) Kemuning, 10)

Kertapati, 11) Plaju, 12) Sako, 13) Seberang Ulu I, 14) Seberang Ulu II, 15) Sematang

Borang, 16) Sukarame

Struktur pemerintah berdasarkan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Palembang

Nomor 149 Tahun 2013 Tentang Pentepan Kode Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota

Palembang (SKPD) Dilingkungan Kota Palembang.

Page 58: Skripsi E-government Kota Palembang

41

Tabel 4.1.Daftar Skpd Kota Palembang Yang Ikut Mengembangkan E-Government

Berdasarkan Hasil Evaluasi Per 1 September 2013No Unit kerja Keadaan sekarang1 Sekretariat daerah

email : [email protected] : http://setda.palembang.go.id

Aktif

2 Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id

Aktif

3 Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id

Aktif

4 Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id

Aktif

5 Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id

Aktif

6 Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id

Aktif

7 Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id

Aktif

8 Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id

Tidak aktif

9 Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id

Aktif

10 Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id

Aktif

11 Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id

Tidak aktif

12 Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id

Aktif

13 Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id

Aktif

14 Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id

Tidak aktif

15 Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id

Aktif

16 Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id

Aktif

17 Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id

Aktif

18 Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id

Aktif

19 Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id

Aktif

20 Dinas kesejahteraan sosialemail : [email protected] : http://dinkesos.palembang.go.id

Aktif

21 Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id

Aktif

22 Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id

Aktif

Page 59: Skripsi E-government Kota Palembang

42

23 Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id

Aktif

24 Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id

Aktif

25 Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id

Aktif

26 Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id

Tidak aktif

Sumber : Observasi tanggal 1 September 2013

Tabel diatas merupakan gambaran umum struktur pemerintah kota Palembang yang

telah berjalan menggunakan e-government pada kegiatan pemerintahannya. Hal ini

sekaligus memperlihatkan pada organisasi pemerintahan mana yang akan menjadi tujuan

peneliti dalam mengembangkan hasil penelitiannya pada SKPD kota Palembang tersebut.

Peneliti melakukan observasi kepada 3 SKPD kota Palembang yaitu, Badan Kepeawaian

Daerah, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Dinas Komunikasi dan Infromasi

Kota Palembang.

4.2.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Berdasarkan Perda Nomor 149 Tahun 2013 Tentang Pentepan Kode Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kota Palembang (SKPD) Dilingkungan Kota Palembang. Peneliti

melakukan peneliti pada 3 lokasi penelitian yaitu Badan Kepegawaian dan Diklat Kota

Palembang, Dinas Pendapatan Kota Palembang, dan Dinas Komunikasi dan Informasi Kota

Palembang. Yang pada akhirnya akan dilakukan beberapa pembahasan yang berkaitan

dengan e-government sebagai judul penelitian.

1) Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang

Sebagai salah satu bagian dari roda pemerintah kota Palembang, Badan Kepegwaian

dan Diklat Kota Palembang sendiri memiliki fungsi yang cukup penting. Badan

Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang

Visi, Misi dan Sasaran

Page 60: Skripsi E-government Kota Palembang

43

VISI:

Berdasarkan kondisi, potensi serta untuk mendukung terwujudnya Kota Palembang

sebagai Kota Internasional, Sejahtera dan Berbudaya Tahun 2008 – 2013, maka visi Badan

Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang Tahun 2008 – 2013 adalah :

“PNS yang Berkualitas dan Profesional dalam rangka mendukung

terwujudnya Kota Palembang sebagai Kota Internasional, Sejahtera dan Berbudaya

Tahun 2008 – 2013”

Untuk menyamakan persepsi mengenai pengertian visi tersebut, maka dirumuskan

pengertian-pengertian sebagai berikut :

1. SDM Aparatur yang Berkualitas adalah : PNS yang berkualitas ditinjau dari

segi tingkat pendidikan, kesehatan, dan tingkat kesejahteraan.

2. SDM Aparatur yang Profesional adalah : menempatkan PNS sesuai dengan

keahliannya.

MISI:

Untuk merealisasikan visi Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang,

diperlukan misi sebagai komitmen dan arah dalam pengelolaan kegiatan. Adapun misi

Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang adalah : 1) Meningkatkan SDM

Aparatur yang berkualitas, 2) Mewujudkan SDM Aparatur yang Profesional.

SASARAN:

Sasaran didefinisikan sebagai penjabaran dari tujuan yang bersifat spesifik dan

terukur. Adapun sasaran kegiatan Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang

adalah : 1) Terciptanya pelayanan yang memuaskan, cepat dan bertanggungjawab, 2)

Meningkatnya kualitas SDM Aparatur, 3) Meningkatnya profesionalitas pegawai sesuai

dengan bidang tugasnya, 4) Tersedianya Data Kepegawaian yang valid, 5) Tersedianya

tenaga PNS sesuai dengan kebutuhan, 6) Meningkatnya kesadaran akan tanggungjawab

sebagai PNS.

Page 61: Skripsi E-government Kota Palembang

44

Tupoksi Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang

Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan

tata kerja lembaga teknis daerah Kota Palembang, maka Susunan organisasi badan

kepegawaian daerah dan diklat terdiri dari:

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub bagian Umum

2. Sub Bagian Kepegawaian

3. Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Perencanaan Dan Pengendalian Program, membawahi :

1. Sub Bidang Perencanaan Program

2. Sub Bidang Pengendalian Program

d. Bidang Pengembangan Dan Pengelolaan Data Pegawai membawahi :

1. Sub Bidang Pengembangan Karir Pegawai

2. Sub Bidang pengelolaan Data Pegawai

e. Bidang Formasi Dan Pemindahan Pegawai Non Jabatan membawahi :

1. Sub Bidang Formasi Dan Pengadaan Pegawai

2. Sub Bidang Pemindahan Pegawai non Jabatan

f. Bidang kepangkatan, Pengajian dan Kesejahteraan Pegawai membawahi:

1. Sub Bidang Kepangkatan Pegawai

2. Sub Bidang Penggajian dan Kesejahteraan Pegawai

g. Bidang Pembinaan Dan Administrasi Perizinan Pegawai membawahi :

1. Sub Bidang Analisa hukum Kepegawaian

2. Sub Bidang Administrasi Perizinan Pegawai

h. Bidang Pendidikan Dan pelatihan pegawai membawahi :

1. Sub Bidang Diklat kepemimpinan Dan Prajabatan

2. Sub Bidang Diklat Teknis dan Fungsional.

i. Unit Pelaksana Teknis Badan.

j. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 62: Skripsi E-government Kota Palembang

45

2) Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang

Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang

Sebelum tahun 1975, Bidang pajak dan retribusi pada daerah tingkat I dan tingkat II

merupakan urusan bagian Biro Keuangan Pemda masing-masing. Hal tersebut berlaku di

Kota Palembang dengan mengacu pada Perda Tingkat II Palembang Nomor 9 tahun 1975

tanggal 11 Nopember 1975 yang merupakan landasan pembentukan Dinas Pendapatan

Daerah yang bertempat di Kota Palembang serta memiliki tugas mengelola segala hal di

bidang pendapatan,penetapan, penagihan pajak dan retribusi daerah serta pendapatan daerah

lainnya yang menjadi hak dan kewenangan Pemerintah Kota Palembang sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Perda Nomor 3 tahun 1980 dibentuklah Dinas Pendapatan

Daerah (Dipenda) Kota Palembang yang struktur dan tata kerja organisasinya berlaku sama

diseluruh Indonesia, yang kemudian disempurnakan kembali dengan Perda Nomor 3 tahun

1990 kemudian Perda Nomor 67 tahun 2001 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan

Daerah Kota Palembang. Hal ini dilakukan seiring dengan adanya beberapa perubahan

seperti pertambahan penduduk serta usaha penyempurnaan dan penyelesaian struktur

organisasi Dipenda Kota Palembang.Namun setelah keluarnya Peraturan Pemerintah

Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka struktur organisasi Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang tahun 2008 mengalami Perubahan yang sesuai dengan

Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota

Palembang.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang bertempat di lingkungan Kecamatan Ilir

Barat I, Jalan Merdeka No.21 Palembang dengan wilayah kerja meliputi 16 Kecamatan dan

107 Kelurahan.

Page 63: Skripsi E-government Kota Palembang

46

Visi :

"Pendapatan Daerah Yang Maksimal untuk Pembangunan Kota Palembang".

Misi :

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membayar Pajak.

2. Modernisasi Pajak

Tugas Pokok Dan Fungsi

Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan administrasi yang meliputi

pengelolaan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan

serta mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang

secara terpadu.

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan-kegiatan

administrasi surat menyurat, kearsipan dan kepustakaan, keprotokolan, hubungan

masyarakat, urusan perlengkapan dan rumah tangga

2. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan

administrasi kepegawaian, menyusun rencana kebutuhan dan pengembangan

pegawai.

3. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan anggaran

tahunan Dinas, pengelolaan dan pengendalian keuangan, pembukuan dan

administrasi perbendaharaan.

Bidang Program

Bidang Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas meliputi

pemantauan, pengkajian, pengembangan dan penyuluhan pendapatan serta mengadakan

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas :

Page 64: Skripsi E-government Kota Palembang

47

1. Seksi Penyusunan Program, mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang

program dalam menyusun rencana kegiatan dinas dan penerimaan pendapatan.

2. Seksi Pemantauan, Pengembangan dan Penyuluhan, mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas bidang program meliputi pemantauan, melakukan

penelitian, pengkajian, pengembangan potensi pajak daerah serta mengumpulkan

bahan dalam menyusun draft rancangan Peraturan Daerah dibidang Pajak Daerah.

3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

bidang program meliputi evaluasi, menyusun laporan mengenai hasil pemungutan

pajak dan retribusi daerah serta sumber-sumber penerimaan daerah lainnya.

Bidang Pendataan Dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

dinas meliputi pendataan dan pengolahan data, melakukan penetapan dan pemeriksaan

terhadap subjek dan objek pajak.

1. Seksi Pengolahan Data, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetapan meliputi mendata wajib pajak daerah, menetapkan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta melakukan pendaftaran, pemeriksaan kelengkapan

berkas serta melakukan pengolahan data yang meliputi subjek dan objek pajak.

2. Seksi Penetapan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetapan meliputi menghitung dan mengusulkan penetapan pajak,

menertibkan surat ketetapan pajak dan menyiapkan daftar penetapan pajak.

3. Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang

pendataan dan penetapan meliputi pemeriksaan, penyidikan dan pengawasan pajak

daerah.

Page 65: Skripsi E-government Kota Palembang

48

Bidang Penagihan Dan Pembukuan

Bidang Penagihan dan Pembukuan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

dinas meliputi pembukuan, verifikasi, penagihan dan perhitungan serta melakukan

pertimbangan dan keberatan pajak.

1. Seksi Penagihan dan Perhitungan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas bidang penagihan dan pembukuan dalam melakukan penagihan perhitungan

pajak daerah.

2. Seksi Pertimbangan dan Keberatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas bidang penagihan dan pembukuan dalam memberikan analisa pertimbangan

pemberian saran untuk penyelesaian keberatan wajib pajak.

3. Seksi Pembukuan dan Verifikasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas bidang penagihan dan pembukuan meliputi kegiatan pencatatan surat ketetapan

pajak, pembukuan piutang dan penerimaan pendapatan daerah dan penetapan

tambahan pajak daerah serta melaksanakan penyelesaian restitusi, pemindahbukuan

dan rekomensiliasi pajak daerah.

Bidang Bagi Hasil Dan Penerimaan Lain-Lain

Bidang Bagi Hasil dan Penerimaan Lain-lain, mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas dinas meliputi penatausahaan penerimaan bagi hasil pajak dan bagi hasil

bukan pajak, penatausahaan retribusi dan penerimaan pendapatan lain-lain serta legeslisasi

pembukuan surat-surat berharga.

1. Seksi Bagi Hasil PBB dan BPHTB, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi penatausahaan penerimaan

bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) serta memfasilitasi pemungutan PBB dan BPHTB.

Page 66: Skripsi E-government Kota Palembang

49

2. Seksi Bagi Hasil PPh dan Penerimaan Lain-lain, mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi

penatausahaan penerimaan bagi hasil Pajak Penghasilan (PPh), bagi hasil bukan pajak,

bagi hasil pajak Provinsi dan Penerimaan sumber-sumber lain.

Seksi Retribusi dan Legeslisasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi penatausahaan penerimaan retribusi

daerah dan penatausahaan benda-benda berharga.

3) Dinas Komunikasi dan Infromatika Kota PalembangSejarah Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota Palembang

Reformasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang cukup penting dalam peta

kehidupan bernegara. Perubahan tersebut terasa dalam pola komunikasi masyarakat antara

lain ditandai dengan semakin terbukanya akses informasi dan komunikasi. Keterbukaan

yang ditunjang oleh perkembangan teknologi itu mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan

hal tersebut meningkat pesat. Keinginan untuk serba terbuka dan transparan menjadi trend

yang harus disikapi secara positif oleh Pemerintah, dengan demikian akan terhindar sikap

saling mencurigai serta tercapainya pengertian antara masyarakat dengan Pemerintah

sehingga program-program pembangunan dapat terlaksana dengan lancar.

Sebuah kondisi yang kontradiktif kemudian terjadi, setelah Pemerintah memutuskan

tidak lagi mencatumkan beberapa Departemen dalam Kabinet Persatuan Nasional periode

1999-2004 yang diumumkan oleh Presiden RI pada tanggal 26 Oktober 1999 antara lain

salah satunya adalah Departemen Penerangan RI. Dengan tidak tercantumnya Departemen

Penerangan dalam susunan kabinet maka secara Institusi Departemen Penerangan tidak ada

namun untuk tingkat Pusat keberadaan Departemen Penerangan digantikan dengan Badan

Informasi dan Komunikasi Nasional yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI

Nomor 153 Tahun 1999 terhitung tanggal 7 Desember 1999, sedangkan kelanjutan fungsi

Page 67: Skripsi E-government Kota Palembang

50

serta kelambagaan Departemen Penerangan di Daerah dilimpahkan kepada Pemerintah

Daerah.pembubaran lembaga yang bertugas untuk mengkoordinasikan jalannya informasi

dan komunikasi di Indonesia mengakibatkan terjadinya sebuah euphoria kebebasan dimana

segala macam informasi yang menyebar dengan cepat tanpa adanya penyaringan lagi,

banyaknya beredar informasi yang tidak akurat bahkan menyesatkan yang kemudian

terhambatnya pembangunan.

Dalam menyikapi reformasi Sistem Pemerintahan di pusat maka di daerahpun

dikeluarkan penyesuaian yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintah Daerah, adanya pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Pusat ke

Pemerintah Daerah kecuali dibidang Keamanan, Keuangan, Agama, Hukum/Peradilan dan

Luar Negeri. Sehingga Pemerintah Kota Palembang dalam merekonstruksikan Struktur

Organisasi Pemerintah Daerah yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan

Pembangunan di Kota Palembang maka dikeluarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2001

tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas

Daerah. Pada pasal 2 ayat 2 tercantum 19 Dinas Lingkungan Pemerintah Kota Palembang

termasuk Dinas Informasi dan Komunikasi. Kemudian pada pasal 3 tentang Kedudukan,

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah.

Sejalan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

pembagian urusan Pemerintah antara Pemerinah, Pemerintahan Daerah/Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Untuk Pemerintah Kota Palembanga hal ini

ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah kota Palembang No. 9 Tahun 2008 tentang

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur organisasi Dinas daerah, maka Dinas

Inforkom di ubah namanya menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika dengan susunan

organisasi sebagai berikut: Kepala Dinas, Sekretaris, serta terdiri dari 4 bidang (bidang

Page 68: Skripsi E-government Kota Palembang

51

Diseminasi Informasi, bidang PemberdayaanTelematika, Pos, dan Telekomunikasi, bidang

Informasi Publik, dan bidang Komunikasi dan informatika).

Visi dan MisiVisi :

Terwujudnya komunikasi dan informasi yang efektif dan efisien.Misi :

1. Meningkatkan peran media massa, kelompok informasi pemerintah dan masyarakatdalam diseminasi informasi pembangunan.

2. Meningkatkan pelayanan publik melalui pemberdayaan telematika, pos dantelekomunikasi.

Tupoksi Dinas Komunikasi Dan Informatika

Tugas

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di

bidang Komunikasi dan Informatika.

Fungsi:

1. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinas Kominfo

mempunyai fungsi:

2. Memimpin kegiatan dinas dan urusan kesekretariatan serta bidang yang ada dalam

lingkungannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Walikota.

3. Penyusunan visi, misi dan rencana strategis Dinas.

4. Perumusan kebijakan pelaksanan dan kebijakan teknis dibidang komunikasi dan

informatika yang meliputi; Pengembangan Komunikasi dan Informatika; Informasi

Publik; Diseminasi Informasi dan Pemberdayaan Telematika, Pos dan

Telekomunikasi.

5. Penyelenggaraan usaha–usaha pembinaan terhadap pelaksanaan bantuan baik

bersumber dari pemerintah maupun swasta.

6. Pelaksanaan komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan unsur pemerintah kota

dan instansi serta masyarakat dalam usaha pelaksanaan tugas dan fungsi.

Page 69: Skripsi E-government Kota Palembang

52

Evaluasi dan pelaporan.

Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Sekretariat

1. Subbag Kepegawaian2. Subbag Keuangan3. Subbag Umum

Bidang Pengembangan Komunikasi Dan InformatikaBidang Informasi Publik

1. Seksi Pengelola Informasi Politik, Hukum dan Keamanan.2. Seksi Pengelolaan Informasi Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat.3. Seksi Penyerapan Opini Publik.

Bidang Diseminasi Informasi1. Seksi Kelembagaan komunikasi Sosial2. Seksi Kelembagaan Komunikasi Pemerintah.3. Seksi Diseminasi Informasi melalui Media.

Bidang Pemberdayaan Telematika, Pos dan Telekomunikasi1. Seksi Pemberdayaan Telematika2. Seksi Pelayanan Media Center3. Seksi Pemberdayaan Pos dan Telekomunikasi

4.3. Gambaran umum e-government di lokasi penelitian

Dalam tinjauan awal peneliti pada 3 (tiga) SKPD diatas, peneliti memperoleh

gambaran kecil dari pengembangan e-government pada lokasi peneliti tersebut. Hal ini

sejatinya dapat dijadikan suatu hipotesa awal bagaimana perkembangan yang telah

dilakukan oleh masing-masing SKPD dalam proses pengembangan e-governemnt tersebut.

4.3.1.E-government di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang

Dari hasil tinjauan awal peneliti pada SKPD pertama yaitu Dinas Komunikas dan

Informatika Kota Palembang. Peneliti melihat bahwa perkembangan e-government pada

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sudah sangat baik, terbukti dengan

fasilitas yang telah didukung penuh, pegawai yang ditempatkan sudah memenuhi

persyaratan dan seleksi yang ketat, serta beberapa hal-hal penting lainnya.

Peneliti pun sempat memwawancara teknisi dari pengembangan e-government pada

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, berikut kutipan wawancara peneliti :

Page 70: Skripsi E-government Kota Palembang

53

“pengembangan e-government pada Dinas Komunikasi dan Informatika KotaPalembang sudah berlangsung awal di keluarkannya Peraturan Walikota Nomor 92Tahun 2011 tentang Pengembangan e-government di lingkungan kota Palembang,dengan begitu dapat disimpulkan kamilah yang sebenarnya yang menjadi panutanbagi SKPD lain untuk melakukan pengembangan e-government”Dengan hasil wawancara tersebut dapat dibuat kesimpulan awal bahwa implementasi

e-governemnt pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sudah berjalan baik,

dengan adanya tenaga ahli yang khusus membidangi permasalah pengembangan e-

government maka secara umum pengembangan yang dilakukan sudah dapat dipenuhi.

4.3.1.1. Ketenggaan

Dalam penerapannya e-government memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang

handal dan tepat, sehingga penerapa e-government nantinya tidak mengalami kesulitan dan

kendala yang tentunya akan menghambat berjalannya penerapan e-government tersebut.

Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, terdapat 10 pegawai yang dibagi

menjadi beberapa bagian khusus, dan ditempatkan pada ruangan pusat data center yang ada

di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.

1. Ruang Pusat Data (Data Center room)

Diruangan ini terdapat 2 pegawai yang bertugas untuk memantau data masuk, dan

data keluar berupa berita, dan data-data penting yang akan masukan dalam website

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.

2. Ruang Server

Diruangan ini terdapat 3 pegawai yang bertugas memantau perkembangan jaringan

internet pada setiap SKPD yang ada dikota Palembang, sehingga tidak terjadi

maintance (sambungan penuh) apabila ada pengunjung.

3. Ruang Keamanan (Security Room)

Page 71: Skripsi E-government Kota Palembang

54

Dimana ruangan ini berisikan 5 orang pegawai yang bertugas memberikan

pertahanan khusus untuk setiap website yang ada di SKPD kota Palembang agar

tidak dirusak atau disalahgunakan oleh pihak lain.

Ketiga ruangan diatas merupakan pusat dari berjalannnya penerapan e-government di

masing-masing SKPD yang ada dikota Palembang. Dinas Komunikasi dan Infromatika Kota

Palembang selaku pemantau sekaligus SKPD yang menerapkan e-government memiliki

tugas yang sangat berat. Hal ini dilihat dari tugas yang di berikan oleh pemerintah pusat

kepada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.

4.3.1.2. Fasilitas

Dengan penganggaran yang telah diberikan oleh pemerintah pusat, fasilitas yang ada

di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang tentunya lebih lengkap dari SKPD

yang lainny, yang juga ikut menerapkan e-government dalam system pemerintahannya.

Terdapat beberapa fasilitas yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang

diantaranya sebagai berikut : 1) Fasilitas Ruang Server, 2) Fasilitas Ruang Data, 3) Fasilitas

Ruang Keamanan.

Hal diatas mungkin belum dimiliki oleh SKPD yang lain, dikerenakan peran SKPD

yang akan menerapakn e-government hanya sebatas pengembangan website dan penggunaan

data yang berkesinambungan bagi pemerintahan Kota Palembang.

4.3.2. E-government di Dinas Pendapatan Kota Palembang

Dinas Pendapatan Kota Palembang merupakan SKPD yang ikut serta dalam

mengembangakan sekaligus menerpakan e-government, dari pantauan awal penelit,

penerapan yang ada di Dinas Pendapatan Kota Palembang sudah berjalan, akan tetapi masih

banyak kekurangan yang tentunya disebabkan oleh banyak hal.

Dari hasil observasi peneliti, terlihat bahwa Dinas Pendapatan Kota Palembang masih

seadanya dalam mengembangkan e-government pada system pemerintahannya.

Page 72: Skripsi E-government Kota Palembang

55

4.3.2.1. Ketenagaan

Sumber daya manusia yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang masih

sangat kurang, penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan posisinya masih banyak

peneliti jumpai di masih-masih ruangan. Khusus untuk pengembangan e-government Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang tidak memiliki staf atau pegawai yang dikhususkan

untuk melakukan pengembangan e-government dalam system pemerintahnya.

4.3.2.2. Fasilitas

Fasilitas pendukung yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang terdiri dari

skat-skat, dan beberapa ruangan bidang tertentu. Peneliti tidak dapat menemukan ruangan

yang dikhususkan untuk pegawai yang akan melakukan pengembangan e-government.

Setelah peneliti bertanya dengan salah satu pegawai diketahui bahwa pengembangan e-

government di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang dilakukan oleh staf dan pegawai

pada bagian informasi dan strategi.

4.3.3. E-government di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang

Pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, pengembangan e-

government sama halnya pada SKPD yang lain, pengembangan e-government sendiri

dilakukan secara mandiri dan di kembangkan oleh pegawainya sendiri. E-government

merupakan fasilitator yang ada di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang

untuk lebih memberikan keterangan bagi masyrakat umum maupun SKPD yang lain tentang

perkembangan yang ada pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.

Dengan fasilitas yang sudah memadai, dan ruang-ruang yang cukup lengkap, pengembangan

e-government pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang berada pada

satu dengan bidang pengembangan dan strategi di Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

Kota Palembang.

Page 73: Skripsi E-government Kota Palembang

56

4.3.3.1. Ketenagaan

Sebagian pegawai yang ada di Badan Diklat Daerah Kota Palembang ada yang telah

berstatus sebagai pegawai khusus dalam pengembangan e-government, akan tetapi materi,

dan pemahaman yang dimiliki masih sangat minim, dikarenakan pegawai yang ada

kebanyakan berstatus lulusan S1 (strata 1) jurusan ilmu hokum, ekonomi, dan keguruan.

Masih jauh untuk memenuhi prosedur yang terlah diatur didalam Peraturan Walikota Nomor

92 Tahun 2011 tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota

Palembang.

4.3.3.2. Fasilitas

Berdasarkan tahun anggaran 2012-2013, fasilitas pengembangan e-government di

Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang sudah cukup baik. Pada masing-

masing ruangan bidang telah terdapat computer-komputer yang berfungsi baik, dan ditambah

dengan fasilitas wifi, dan jaringan LAN terhubung satu sama lain. Hal ini menunjukan bahwa

pengembangan yang ada sudah berjalan dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Page 74: Skripsi E-government Kota Palembang

-57-

BAB VANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari penjelasan BAB sebelumnya, kita ketahui bersama bahwa dalam penerapan e-

government terdiri dari 4 tahapan yang harus dijalankan yaitu :

Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs web pemerintah berdasarkan pedoman penyelenggaraan situs web

pemerintah daerah di setiap lembagab. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menuju penerapan e-governmentc. Penyediaan sarana akses public antara lain dalam bentul Mulipurpose Communitty

Center (MCC), warung dan kios internet, dan lain-lain.d. Sosialisasi keberdaan layanan informasi elektronik, baik untuk public maupun

pengguna internale. Pengembangan motivasi kepemimpinan (e-leadership), dan kesadaran akan

pentingnya manfaat e-governmentf. Penyiapan peraturan pendukung

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang

terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke

tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

Page 75: Skripsi E-government Kota Palembang

58

3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Akan tetapi ada tiga hal persoalan mendasar di dalam penyelenggaran e-government

antara lain: Pertama, inisiatif dan pemaknaan implementasi e-government oleh pemerintah

kota masih bersifat sendiri-sendiri. Kedua, implementasi melalui situs web daerah tersebut

belum didukung oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan

peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia. Ketiga, banyak institusi meng-

identikkan implementasi e-government hanya sekadar membuat situs web, sehingga

penyelenggaraan e-government hanya berhenti ditahap pematangan saja.

Dari ketiga hal diatas berdasarkan hasil observasi pada 3 SKPD Kota Palembang

diantaranya Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Komunikasi, dan Informatikan Kota

Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang, masih banyak yang tidak

mengerti dan berhenti pada pemahaman tahapan Pematangan, dari keempat tahapan yang

ada para pengelola e-government masih belum banyak mengerti tahapan-tahapan yang ada.

Inilah yang menjadi permasalah yang banyak ditemui dilapangan. Terjadi kesalahpahaman

atas penerapan atau implementasi e-government itu sendiri. Kesalahpahaman inilah yang

akan dibahas lebih jauh dan didalami sehingga didapat benang merah yang mengaitkan

permasalahan yang ada dengan penerapan e-government sebagai salah satu tujuan dalam

mencapai pemerintahan yang rasional, dan good governance. Maka dari itu peneliti akan

lebih jauh untuk membahas serta menganalisi bagimana implementasi e-government itu

berjalan, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi, serta yang menjadi penghambata

implementasi e-governmenet pada lingkungan pemerintah kota Palembang.

Dalam tahapan implementasi ini peneliti menggunakan teoir George Edward III,

dimana tahapan implementasi terdiri dari 4 tahapan sama halnya dengan penerapan e-

governemnt.

Page 76: Skripsi E-government Kota Palembang

59

1. Komunikasi2. Sumber-sumber/Sumber daya3. Kecenderungan-kecenderungan/disposisi4. Struktur birokrasiDari keempat tahapan implementasi tersebut akan dikaitakan dengan tahapan

implementasi e-government pada SKDP yang bersangkutan. Bagaimana implementasi e-

government itu diterapakan sampai berjalannya dan dapat dipergunakan baik oleh SKPD itu

sendiri dan masyarakat umum lainnya sesuai dengan fungsi e-government itu sendiri.

5.1. Implementasi E-government pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota

Palembang

Penerapan e-government di SKPD Kota Palembang telah berlangsung sejak tahun

2011, akan tetapi mulai berjalan aktif pada tahun 2012, penerapan e-government sendiri

sejatinya dilakukan untuk memberikan pelayanan maksimum kepada masyarakat umum

kota Palembang agar mendapatkan akses informasi yang cukup untuk kebutuhan atau

keperluan yang tidak lagi dapat membingungkan masyarakat untuk mendapatkan layanan

dari Dinas, Lembaga, Badan, dan Sektretariat di kota palembang. Sesuai dengan tujuan

penerepan e-government itu sendiri, e-government mempunyai 3 (tiga) bentuk dan sekaligus

manfaat bagi masyarakat dan SKPD terkait diantaranya :

Ada tiga model penyampaian E-government, antara lain :

1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)

Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke

masyarakat, Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat

dan pemerintah,

contohnya G2C : Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan Sosial, Dokumen

pribadi (Kelahiran dan Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan

imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.

Page 77: Skripsi E-government Kota Palembang

60

2. Government-to-Business (G2B)

Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan berbagai

informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan

pemerintah.Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk

membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui peningkatan proses bisnis dan

manajemen data elektronik. Aplikasi yang memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G

adalah Sistem e-procurement.

Contoh : Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan

pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh

pemerintah, hak paten merk dagang, dll

3. Government-to-Government (G2G)

Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen

atau lembaga pemerintahan melalui basisdata terintegrasi.

Contoh : Konsultasi secara online,blogging untuk kalangan legislative, pendidikan secara

online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu

Penerapan E-government pasti akan banyak berdampak positif baik kepada

masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Secara umum ada beberapa keuntungan

penerapan E-government di Indonesia :

1. Transparansi informasi dari pemerintah kepada publik akan sangat jelas, masyarakatakan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan mengontrol perkembanganjalannya pemerintahan yang dikelola oleh orang-orang yang dipilihnya pada saatpemilihan umum.

2. Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam segala hal. Pelayanan akanmenjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya. Pelayanan kepada masyarakat dapatdilakukan selama 24 jam dalam seminggu.

3. Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik dan pemerintah, karenaberbagai informasi kinerja pemerintah kepada publik terekspose dengan dalam E-government dan masyarakat dapat mengaksesnya, sehingga tingkat kepercayaanpublik kepada pemerintah akan lebih tinggi.

4. Menutup pintu “kejahatan” aparat pemerintah dalam melakukan korupsi.

Page 78: Skripsi E-government Kota Palembang

61

5. Mengurangi tingkat kesalahan dan mengurangi adanya duplikasi data yang tidakdiperlukan melalui basis data yang terintegrasi dan situs jaringan web dan gatewaylainnya (Jordan E-government Plan 2000; Wyld and Settoon, 2002).

6. Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi (Jordan E-government Plan 2000;Al- Kibsi et al, 2001; Wyld and Settoon, 2002).

7. Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan keputusan yang lebih baikdan bermutu serta menjadikan pemerintah lebih bertanggung jawab (Al-Kibsi et al,2001).

Dari 3 (tiga) bentuk, serta manfaat kegunaan e-government pada SKPD kota

Palembang ini peneliti akan melihat sudah sebarapa jauh penerapan e-government itu sendiri

dijalankan, dan sudah menghasilkan produk apa saja yang sekiranya dapat dimanfaatkan

bagi masyarakat, serta berperan pentingkah e-government tersebut bagi keberlangsungan

pemerintahan kota Palembang itu sendiri.

Dari beberapa lokasi yang ada di SKPD kota Palembang, peneliti membatasi atau

mengambil sample penelitian pada tiga lokasi saja yaitu :

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang2. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.

Pengambilan sample ini didasari pada pemantauan atau penelusuran awal yang

dilakukan oleh peneliti dengan melihat 3 SKPD tersebut memiliki peran dan fungsinya

masing-masing dalam penyelenggaraan pemerintahan kota Palembang. Berikut tabel SKPD

kota Palembang yang telah menggunakan e-government didalam menjalankan tugas dan

fungsinya sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011

Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palemban

g

Page 79: Skripsi E-government Kota Palembang

62

Tabel 5.1Daftar SKPD Kota Palembang yang telah menggunakan E-governement

No Unit kerja Keadaan sekarang

1Sekretariat daerahemail : [email protected] : http://setda.palembang.go.id

Aktif

2Sekretariat dprdemail : [email protected] : http://sekwan.palembang.go.id

Aktif

3Badan perencanaan pembangunan daerahemail : [email protected] : http://bappeda.palembang.go.id

Aktif

4Badan kepegawaian daerahemail : [email protected] : http://bkd.palembang.go.id

Aktif

5Badan pengendalian dampak lingkungan daerahemail : [email protected] : http://bapedalda.palembang.go.id

Aktif

6Badan keluarga berencana & pkemail : [email protected] : http://bkbpk.palembang.go.id

Aktif

7Badan pemberdayaan masyarakat kelurahanemail : [email protected] : http://pmk.palembang.go.id

Aktif

8Kantor koperasi pengusaha kecil & menengahemail : [email protected] : http://koperasi.palembang.go.id

Tidak aktif

9Kantor arsipemail : [email protected] : http://arsip.palembang.go.id

Aktif

10Dinas perhubunganemail : [email protected] : http://dishub.palembang.go.id

Aktif

11Dinas pekerjaan umumemail : [email protected] : http://pu.palembang.go.id

Tidak aktif

12Dinas tenaga kerjaemail : [email protected] : http://disnaker.palembang.go.id

Aktif

13Dinas informasi & komunikasiemail : [email protected] : http://inforkom.palembang.go.id

Aktif

14Dinas pendidikan nasionalemail : [email protected] : http://diknas.palembang.go.id

Tidak aktif

15Dinas kesehatanemail : [email protected] : http://dinkes.palembang.go.id

Aktif

16Dinas pendapatan daerahemail : [email protected] : http://dispenda.palembang.go.id

Aktif

17Dinas kependudukan & catatan sipilemail : [email protected] : http://disdukcapil.palembang.go.id

Aktif

18Dinas kebersihan kota dan pemakamanemail : [email protected] : http://dkp.palembang.go.id

Aktif

19Dinas penerangan jalan umum,pertamanan dan utilitasemail : [email protected] : http://dpjup.palembang.go.id

Aktif

20Dinas kesejahteraan Sosialemail : [email protected] : http://dinkeSos.palembang.go.id

Aktif

21Dinas pertanianemail : [email protected] : http://pertanian.palembang.go.id

Aktif

22Dinas tata kotaemail : [email protected] : http://tatakota.palembang.go.id

Aktif

Page 80: Skripsi E-government Kota Palembang

63

23Dinas penanggulangan bahaya kebakaranemail : [email protected] : http://dpbk.palembang.go.id

Aktif

24Dinas penanaman modal daerahemail : [email protected] : http://pmd.palembang.go.id

Aktif

25Dinas pariwisata & kebudayaanemail : [email protected] : http://pariwisata.palembang.go.id

Aktif

26Dinas perindustrian & perdaganganemail : [email protected] : http://disperindag.palembang.go.id

Tidak aktif

Dari table diatas dapat kita ketahui masih cukup banyak SKPD yang tidak menjalankan

Peraturan Walikota Nomor 93 Tahun 2011 tentang pengembangan e-government di

Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian HUMAS Pemerintah Kota Palembang

sebagai pemantau perkembangan e-government pada SKPD Kota tentang penyelenggaran

E-government di Lingkungan Pemerintah kota Palembang sebagai berikut :

“Kami disini sebenarnya bingung dengan penerapan e-government di LingkunganPemerintah Kota Palembang. Kami disini malah tidak menjalankan situs miliki kamisendiri, seharusnya Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu diberlakukan murni bukan dijalankan oleh pemerintah pusat (1 November 2013)”

Wawancara diatas sedikit memberikan permasalahan baru dalam implementasi e-

government pada lingkungan pemerintah kota Palembang. Dari wawancara diatas diketahui

bahwa pengendalian atau yang menjalan e-government itu bukan SKPD yang terkait

melainkan dijalankan oleh bagian Humas Pemerintah Kota Palembang.

Begitu pula hal yang sama pada SKPD yang menjadi lokasi penelitian yaitu Dinas

Komunikas dan Informasi Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan

Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang.

Pada Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Palembang, peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan seputar pengembangan e-government pada bagian Pengembangan dan

Informasi Publik. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan

dan Informasi Publik di dapatlah informasi sebagai berikut :

Page 81: Skripsi E-government Kota Palembang

64

Bagaimana Pengembangan E-government pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Palembang ?

“sebelumnya kami sudah pernah mendapatkan pertanyaan yang sama mengenaipengembangan e-government pada lingkungan pemerintah kota Palembang, akantetapi kami malah mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya bukan menjadi tanggungjawab kami, kami disini malah bukan menjalakan situs milik kami sendiri akan tetapimenjalankan situs resmi pemerintahan Kota Palembang yaitu www.palembang.go.id,hal ini sudah sering kami pertanyakan akan tetapi tidak pernah mendapatkan jawabanyang pasti (1 November 2013)”

Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

untuk penyelenggaraan e-government ?

“dari awal terbentuknya Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu pemerintah pusat telahmemberikan kami mandat penuh untuk perencanaan dan penataan bagimana e-government akan di laksanakan di kota Palembang, tetapi nyatanya rencana kamisampai sekarang belum terealisasi dengan baik, untuk bagian penyelenggaraansendiri pada perencanaan awal kami, e-government dijalankan pada bagianpengembangan dan strategi pada masing-masing SKPD kota palembang, kami punbegitu”

Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk

pelaksanaan e-government ?

“alat-alat sudah lengkap kalau untuk dinas kami, mulai dari komputer yangterintegrasi dengan pemerintah pusat sampai pegawai yang telah kami testkompetensinya dalam masalah e-governmenet, jadi semuanya sudah siap.”

Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang

mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib

menyelenggarakan e-government pada satuannya ?

“tentu pernah dan terbilang rutin setiap tahunnya, untuk tahun 2012 kemarin kamitelah melakukan 3 kali Sosialisasi untuk penyelenggaraan e-government untuk setiapSKPD yang ada di Kota Palembang, akan tetapi permasalahannya masih sama, yaitukurangnya tenaga ahli yang cukup untuk menjalankan e-government pada SKPD kotapelembang”

Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam

penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan

Informatika Kota Palembang ?

Page 82: Skripsi E-government Kota Palembang

65

“kendala tentu banyak tetapi yang cukup manjadi masalah ialah kurangnya tenagapegawai yang kompeten dalam menjalankan e-government itu sendiri, serta waktuyang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan e-government juga tidak terbatasjadi kami tidak terlalu fokus untuk hal itu”

Dari wawancara diatas, diketahui bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Palembang telah melaksankan apa yang telah di atur di dalam Peraturan Walikota Nomor 92

Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemeritah Kota

Palembang, akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat masalah yang sangat kompleks dan

terjadi di setiap SKPD yang ada dikota Palembang, diantaranya adalah kurangnnya tenanga

ahli, serta regulasi yang belum jelas dari pemerintah tentang siapa yang seharusnya

menjalankan e-government itu secara penuh.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang selaku dinas yang mempunyai tanggung

jawab yang cukup besar memiliki pendapat yang hampir serupa dengan Dinas-dinas lainnya

yang ada di SKPD kota Palembang. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan Kepala

Bagian Pengembangan dan Strategi Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang selaku

pelaksana e-government di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang .

Bagimana Pengembangan e-government pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang ?

“Disini sebenarnya tidak ada yang bertanggung jawab penuh akan pelaksanaansystem e-government yang telah diatur dalam Perwali Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, sayasendiri kurang begitu paham maksud dan tujuan hal itu dibuat. Kami pun tidakmemiliki staf ahli ataupun pegawai yang kami khususkan untuk melaksanakan Perwalitersebut, pegawai kami disini memiliki tugas untuk melaporakn 11 Pendapatan KotaPalembang Kepada Pemerintah Pusat Jadi untuk masalah pengembangan e-government sendiri dari awal penyelenggaraannya kami serakan kepada pemerintahpusat khusunya pada bagian HUMAS Kontor Walikota

Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

untuk penyelenggaraan e-government ?

“Tidak ada staf atau pegawai khusus yang menjalankan e-government hanyabeberapa orang pada bagian pengembangan dan strategi yang secara rutinmemberikan data berupa hasil-hasil acara yang telah diselenggarakan oleh Dinas

Page 83: Skripsi E-government Kota Palembang

66

Pendapatan Daerah Kota Palembang kepada HUMAS yang ada dikantor walikotasebagai penggerak situs kami”

Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk

pelaksanaan e-government ?

“Infrastruktur disini kalau melihat untuk kebutuhan pengembangan e-governmentsudah memadai, kami pun sebenarnya sudah melakukan beberapa instalasipemasangan komputer yang terhubungan langsung ke pemerintah pusat yaituwalikota Palembang, akan tetapi belum berjalan dan belum berfungsi sedemikianyang dibutuhkan.”

Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang

mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib

menyelenggarakan e-government pada satuannya ?

“Iya beberapa waktu yang lalu di Hotel Sandjaja kami telah mengirim 4 orang dariDinas Pendapatan Daerah Kota Palembang untuk mengikuti seminar dan pelatihane-government yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika KotaPalembang”

Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam

penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan

Informatika Kota Palembang ?

“Kesimpulan saya seharusnya pemerintah memperjelas apa itu e-government yangsebenarnya jangan hanya membuat tapi tidak tau bagimanamengimplementasikannnya pada SKPD, jujur kami disini sangat bingung denganmaksud dari Perwali Nomor 92 Tahun 2011 itu, apakah kami memerlukan tambahantenanga pegawai yang handal dalam bidang e-government atau kami hanya melatihpegawai kami untuk bisa menerapkan e-government itu sendiri(wawancara 1November 2013)”

Terlihat dari beberapa kutipan wawancara diatas Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang tidak melaksanakan apa yang dianjurkan dari pemerintah pusat, malah Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang langsung menyerahkan sepenuhnya pengembangan

tersebut kepada pemerintah pusat, hal ini bertentangan dengan yang telah diatur oleh

pemerintah pusat untuk melaksanakan Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang

Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.

Page 84: Skripsi E-government Kota Palembang

67

Pada SKPD terakhir yang menajdi fokus Penelitian yaitu Badan Kepegawaian dan

Diklat Daerah Kota Palembang. Berdasarkan hasil wawancara penelitia dengan Kabag

Pengembangan dan Strategi didapat hasil sebagai berikut :

Bagimana Pengembangan e-government pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang ?

“pengembangan e-government pada BKD (Badan Kepegawaian Daerah) sudahberjalan dari tahun 2011 yang lalu sejak dibuatnya Perwali Nomor 92 Tahun 2011Tentang Pengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang,tetapi kami tidak sepenuhnya memegang kendali penyelenggaraan tersebut,pembaharuan situs itu sendiri dilakukan oleh bagian HUMAS Pemerintahan KotaPalembang, kami hanya sebatas memberikan data yang diperlukan untuk situs kami”

Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

untuk penyelenggaraan e-government ?

“iya kami sudah menyediakan ruangan khusus yang digabungkan dengan ruanganKabag Strategi dan Pengembangan dan kami juga sudah memiliki staf yang dapatmengoprasikan e-government khususnya”

Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layak untuk

pelaksanaan e-government ?

“punya dan itu kami dapat baru beberapa tahun ini, tetapi penggunaannya untuksekarang bukan dalam rangka pengembangan e-government tetapi untuk oprasionalkerja pegawai BKD itu sendiri, hal ini karena kami tidak diberikan mandat atauperintah oleh Walikota dalam menajalankan e-government secara penuh.”

Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan Kota Palembang

mengadakan Sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPD yang wajib

menyelenggarakan e-government pada satuannya ?

“pernah dan itu rutin, kami sudah mengirimkan beberapa staf kami untuk mengikutipelatihan tersebut,”

Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapat dalam

penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikas dan

Informatika Kota Palembang ?

“masalah yang sebenanrya adalah kami belum terlalu pahama siapa sebenarnya yangmenjalankan e-government itu, kami juga kekurangan staf yang mengerti dalam

Page 85: Skripsi E-government Kota Palembang

68

menjalankan e-governemnt, disini kebanyakan lulusan SOS, Dan Ekonomi, jarangsekali yang begelar SKom”

Ternyata hal yang sama juga terjadi pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota

Palembang, mereka tidak sepenuhnya menjalankan e-government itu sendiri, yang

menjalankannya adalah Pemerintahan Pusat.

Jadi kesimpulan dari wawancara mengenai implementasi e-government pada SKPD

kota Palembang dapat di tuliskan didalam table matrik dibawah ini :

Tabel 5.2Matrik Permasalahan Penerapan E-government Di SKPD Kota Palembang

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) KotaPalembang

Permasalahan dalam Penyelenggaraan E-government

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang1. Kurangnya Pegawai yang Kompeten.2. Waktu dalam pengembangan e-government

Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang

1. Kurangnya Pegawai yang menguasasi penggunaan e-governmenet

2. Masih kurangnya minat untuk mengembangkan e-government

3. Dana yang dibutuhkan belum jelas

Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Palembang1. Minimnya pegawai yang kompeten2. Kurang jelasnya apa yang harus dikerjakan

Dari table matrik permasalahan diatas dapat kita ketahui bahwa permasalahan e-

government pada setiap SKPD yang ada dikota Palembang hampir sama secara umum,

seperti kurangnya tenaga pegawai, fasilitas yang terbengkalai, serta ketidak jelasan dalam

penerapan e-government pada SKPD di kota Palembang

5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi e-government pada SKPD kota

Palembang.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam implementasi e-

government di SKPD kota Palembang. George Edward III menyatakan ada 4 faktor atau

variable yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan,

diantaranya sebagai berikut :

1. Komunikasi (communication)2. Sumber daya (resource)3. Disposisi/Sikap Kerja Pelaksanaan (dispotition), dan

Page 86: Skripsi E-government Kota Palembang

69

4. Struktur Birokrasi (Bureacratic structure)

Dari keempat faktor atau variable diatas kita dapat melihat apakah implementasi e-

government pada SKPD kota Palembang sudah berjalan dengan baik atau tidak, dan dapat

kita ketahui pula faktor atau penyebab yang menjadi penghambat implementasi e-

government di SKPD kota Palembang.

e-government sendiri dalam Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-government, implementasi e-government dibagi menjadi

4 tahapan penting dalam pengembangnnya yaitu :

Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose

Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang

terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke

tingkat - 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut,diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antarinstansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpadukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanyamenimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagaiberikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), serta

Page 87: Skripsi E-government Kota Palembang

70

perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusia

yang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Untuk melaksanakan maksud tersebut pengembangan E-government diarahkan

untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memilikikualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkaudi seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dandengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkanperkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapiperubahan dan persaingan perdagangan internasional.

3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negaraserta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasidalam perumusan kebijakan negara.

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien sertamemperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintahdaerah otonom.

Dari tahapan dan tujuan itulah peneliti mulai menganalisi faktor-faktor apa saja yang

menajdi hambatan dalam pengembangan dan pencapaian tujuan penerapan e-government

pada SKPD kota Palembang.

5.3. Implementasi e-government pada tahapan persiapan

Pada tahapan persiapan sesuai dengan yang dijelaskan pada Peraturan Walikota

Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government Di Lingkungan Pemerintah

Kota Palembang, pada Bab III Pasal 5 Ayat 1, bahwa pemerintah melaui dinas komunikasi

dan informatika kota Palembang harus melakukan 6 langkah dalam melakukan

pengembangan e-government, diantaranya seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Berdasarkan teori yang digunakan yaitu Geoger Edward III mengenai implementasi

kebijakan public yang terdiri dari 4 indikator yang yang akan menjadi tolak ukur seberapa

Page 88: Skripsi E-government Kota Palembang

71

jauh pengembangan e-government yang telah dilaksanakan, didapatlah hasil sebagai berikut

:

5.3.1.Komunikasi Tahapan Persiapan

Dalam pengertiaanya secara umum komunikasi merupakan interaksi dua orang atau

lebih untuk saling bertukar informasi secara langsung. George Edwards III membagi faktor

komunikasi dalam 3 hal yaitu Transmisi, konsistensi, dan kejelasan. Infromasi yang

diketahui para pengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 3 (tiga) SKPD yang ada di kota

Palembang Komunikasi yang terjadi sudah cukup baik, pemerintah pusat melalui Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Palembang telah melakukan berbagai usaha dalam

menyampaikan informasi kepada SKPD yang ada dikota Palembang mengenai

pengembangan e-government. Akan tetapi permasalah mulai muncul ketika informasi

tersebut tidak secara utuh disampaikan sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,

Dinas Komunikasi dan Informatika, dan Badan Kepegawain dan Diklat Daerah Kota

Palembang sedikit mengalami kebingunan tentang pengembangan e-government tersebut,

hal ini terjadi karena e-government masih dipegang penuh pengendaliaannya oleh

pemerintah pusat bukan oleh SKPD terkait.

5.3.1.1. Transmisi (transmission)

Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Presiden sebagai Pembuat Kebijakan E-

government sendiri yang tertuang pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-government sudah cukup banyak, Seperti telah

dibuatnya Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government

di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, serta Sosialisasi media elektronik melalui

stasiun televise nasional (TVRI Daerah), media cetak, dan seminar-seminar pelatihan yang

dilakukan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika yang ditunjuk langsung oleh

Page 89: Skripsi E-government Kota Palembang

72

pemerintah kota Palembang di dalam Perwali Nomor 92 Tahun 2011 tentang pengembangan

e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.

Fakta peneliti dapat melalui wawancara di 3 SKPD kota Palembang yaitu Dinas

komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang,

dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, di ketahui bahwa memang

benar pemerintah telah melakukan Sosialisasi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika

sebagai penyelenggara seminar Sosialiasi e-government. Seperti wawancara peneliti dengan

Bapak Irwan Haryadi Selaku Ketua Panitia Pelaksanaan Seminar Sosialisasi E-government

Tahun 2012 :

“tahun kemarin kita dari Dinas Komunikasi dan informatika kota Palembang telahmenyelenggara seminar bagi SKPD yang ada dikota Palembang untuk melatihbeberapa pegawai yang ada di SKPD kota Palembang agar lebih memahami lagi apaitu e-government, serta memberikan bekal ilmu-ilmu pengetahuan tentangtelekomunikasi yang baik di pemeritahan.(wawancara 12 November 2013)”

Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, wawancara peneliti dengan peserta

seminar pelatihan e-government pada tahun 2012 Saudara Abril :

“saya mengikuti seminar tahun 2012 kemarin dan saya cukup puas dengan seminarpelatihan yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatikan selakukpenyelenggara, dikarenakn apa yang disampaikan sudah sangat baik dan cukup untukkami mengembangan e-government pada tahapan 1 (satu) pembuatan situsinformasi.( Wawancara 12 November 2013)”Pada SKPD terakhir yaitu Badan Kepegawaian Daerah Kota Palembang, wawancara

peneliti dengan staff sekaligus peserta seminar pelatihan e-government sebagai berikut :

“kami sudah mengirim 3 (tiga) orang dari BKD untuk mengikuti seminar tersebutpada tahun 2012, termasuklah saya. Sosialiasi pemerintah sudah sangat baik padasaat seminar berlangsung, tidak sulit sepertinya bagi kami untuk menerapaka e-government. (wawancara 14 November 2013)”

Dalam proses implementasinya kebijakan ini, telah dilakukan Sosialisasi dan rapat

koordinasi dari Pemerintah Pusat ke Dinas Komunikasi dan Informatikan sebagai media

Sosialisasi bagi SKPD yang ada Di Kota Palembang, hal ini dilakukan sebagai cara

Page 90: Skripsi E-government Kota Palembang

73

mentransmisikan Perwali Nomor 92 tahun 2011 Tentang Pengembangan e-government di

lingkungan pemerintah kota Palembang.

5.3.1.2. Kejelasan (clarity)

Setelah melakukan Sosialisasi dan koordinasi yang berbentuk pada dilakukannya

seminar pelatihan pada SKPD yang ada dilingkungan pemerintah kota Palembang sudah

terlaksana dengan baik, maka selanjutnya lanjut pada tahapan mengenai kejelasan.

Pemerintah disini Dinas Komunikasi dan Infromatika sebagai motor penggerak

pengembangan e-government pada SKPD yang ada dikota Palembang sudah cukup jelas

dalam pemberian perintah kepada SKPD yang ada di kota Palembang, akan tetapi dari sinilah

muncul permasalahan menengenai kejelasan pengembangan e-government tersebut.

Pada seminar e-government yang dilakukan 3 (tiga) kali dalam 1 tahun tersebut

tepatnya pada tahun 2012 kemarin, pengembangan e-government dilakukan melalui Dinas

Komunikasi dan Informatikan sebagai ujung tombak penggerak, sedangkan SKPD yang ada

tinggal mengembangkan dan memperbaharui e-government yang mereka miliki, akan tetapi

pada kenyataannya dilapangan hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Seperti

wawancara peneliti dengan Kepala Pengembangan dan Strategi yang ada di Dinas

Komunikasi dan Informatikan Kota Palembang Bapak Hassan Asmadi

“Menurut Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan e-government diLingkungan Pemerintah Kota Palembang, sudah jelas bahwa yang menjalankan e-government itu seharunya SKPD yang terkait, dan dilaksanakan atas pengawasan danSosialisasi dari kami Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, akan tetapisampai sekarang kami pun masih banyak yang belum menjalan, dan menyerahkansemuanya kepada pemerintah pusat sebagai pemegang server induk e-governmentWawancara (14 November 2013)

Akan tetapi berbeda pula pendapata yang disampaikan oleh Kepala Pengembangan

dan Strategi yang ada di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Ibu Suryani :

“sebelumnya saya kurang mengerti apa itu e-government, dan saya juga disini tidakterlalu fokus pada pengembangannya, tetapi setelah kami pelajari khususnya padabagian siapa yang harus mengembangan dan menjalankan e-government itu, kami

Page 91: Skripsi E-government Kota Palembang

74

pun jadi bingung, akan tetapi memang dari awal kami tidak memegang langsung situsmilik kami dikarenakan kurangnya tenaga pegawai yang kompeten jadi kami serahkansemuanya kepada pemerintah pusat. Wawancara (14 November 2013)”

Selanjutnya Pada Badan Kepegawian dan Diklat Daerah Kota Palembang, wawancara

peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Bapak Anwar Hambali :

“beberapa waktu yang lalu kami sempat menjalankan pengembangna e-governmentdengan selalu mengupadate data terbaru kami, akan tetapi sejalanya waktu, kamimulai kebingungan dan kami pun tidak mengerti langkah-langkah apa lagi yang harusdilakukan untuk melakukan pengembangan e-government tersebut. Wawancara (14November 2013).

Dari wawancara diatas diketahui bahwa dalam hal kejelasan, Perwali Nomor 92 tahun

2011 Tentang pengembangan e-government tersebut masih belum jelas, walalpun telah

dilakukan Sosialisasi, dan koordinasi dari pemerintah kepada Dinas Komunikasi dan

Informatika.

Untuk itu peneliti langsung mencari informasi mengenai Perwali Nomor 92 Tahun

2011 Tentang Pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang

langsung ke Kontor Pemerintah Kota Palembang pada bagian Hubungan Masyarakat

(HUMAS) Pemerintah Kota Palembang.

Peneliti mewawancari Bapak Ama Wide Sebagai Koordinasi Penyelenggaraan e-

government di lingkungan Pemerintah Kota Palembang :

“…..kebetulan e-government itu masih baru dan masih butuh penyelerasan yangmendalam dalam implementasinya, bukan maksud kami untuk membingungkan SKPDdengan kewajiban penerapan e-government pada SKPD di lingkungan Palembang,tetapi memang selama ini kami masih mengontrol penuh pengembangan tersebut, dandi bantu oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang. Hal ini dilakukanagar kami bisa mempelajari lebih jauh e-government tersebut, doa kan saja padatahun depan sudah berjalan sebagaimana mestinya dan dapat dipergunakan olehsemua masyarakat kota Palembang. Wawancara (15 November 2013)”

5.3.1.3. Konsistensi (consistency)

Konsistensi kebijakan pun sebenarnya sudah jelas dan tepat guna, akan tetapi dengan

masih kurang mengertinya SKPD dalam hal pengembangan e-government tersebut membuat

Page 92: Skripsi E-government Kota Palembang

75

kebijakan ini hanya sebagai peluang untuk mendapatkan dana tambahan, akan tetapi

pelaksanaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu peneliti mulai lebih mendalami

penyebab ketidak pahaman, serta mengapa tingkat antusia SKPD tidak terlalu tinggi dalam

melaksanakan pengembangan e-government tersebut.

Komunikasi mengenai pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota

Palembang ditunjukan dengan data primer diatas menjelaskan bahwa penyampai kebijakan

sudah baik dan benar kepada SKPD yang ada di kota Palembang oleh Pemerintah Pusat

melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.

Berikut adalah tabel yang berisi matrik faktor komunikasi yang mempengaruhi

pengembangan e-government di lingkungan pemerintah Kota Palembang.

Tabel 5.3.Matrik Faktor Komunikasi

Indikator Hasil Penelitian KeteranganTransmisi Transmisi sudah dilakukan dengan

amat baikAdanya Sosialisasi Seperti Seminar dan Iklan PadaMedia Masa atau pun elektronik, serta diperkuatdengan Inpres Nomor 03 Tahun 2003 TentangKebijakan dan Strategi Pengembangan e-government

Kejelasan Kejelasan sudah berjalan baik Adanya rapat koordinasi pemerintah pusat denanSKPD yang ada di lingkungan pemerintah kotaPalembang

Konsistensi Kebijakan tentang pengembangane-government di lingkunganpemerintha kota Palembang

Pembagian tugas dan wewenang yang wajibdilaksanakan oleh SKPD tentang pengembangan e-government

Sumber : Diolah dari data primer Tahun 2013

5.3.2. Sumber Daya (resource) Tahapan Persiapan

Faktor penting selanjutnya dalam implementasi suatu kebijakan menuru Georger

Edward III yaitu sumber daya (resource). Sumber daya memiliki peranan tersendiri yang

tentunya sangatlah penting bagi kemajuan suatu kebijakan yang akan dibuat, sumber daya

sendiri merupakan penggerak yang dapat menuntukan bagimana suatu kebijakan tersebut

akan dijalankan, sebab sebagus apapun kebijakan yang telah dibuat tetapi sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan atau instansi yang akan menerapkan kebijakan maka, kebijakan

Page 93: Skripsi E-government Kota Palembang

76

tersebut dirasa akan sangatlah sulit untuk dijalankan, seperti keterbatasan staf, informasi,

wewenang, dan fasilitas pendukung lainnya untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif.

5.3.2.1. Staf (Pegawai)

Pada penjelasan mengenai penerapan e-government di lingkungan pemerintah kota

Palembang tentunya kita tidak lepas dari peran pegawai sebagai penggerak sekaligus

penyelenggara e-government itu sendiri. Dilapangan peneliti mendapatkan fakta bahwa yang

menjadi penggerak e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang ini dalah

pegawai-pegawai yang bukan memiliki keahlian pada bidangnya. Akan tetapi ada juga

SKPD yang memiliki pegawai yang sesuai dengan tempat dan posisinya sebagai pegawai di

SKPD tersebut. Tentunya hal ini dapat memberikan efek yang cukup baik dan buruk untuk

penyelenggaraan e-government di SKPD lingkungan pemerintah kota Palembang. Salah 1

(satu) faktor yang mempengaruhi sumber daya adalah kuantitas dan kualitas pegawai.

5.3.2.1.1. Kualitas Pegawai

Berdasarkan penelitian dan data yang didapat peneliti dengan cara wawancara dan

observasi langsung ke SKPD yang menjadi lokasi penelitian, diketahui bahwa masih banyak

SKPD yang belum menempatkan pegawai yang memang benar-benar menguasai teknologi

informasi secara utuh dan baik, hanya di Dinas Komunikasi dan Infromatika saja yang

menempatkan pegawai yang khusus memiliki dan membidangi untuk masalah e-

government, seperti perawatan, dan instalasi penggunaan komputer. Untuk Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota

Palembang hal ini belum di tetapkan, staf atau pegawai yang ditempatkan pada bagian

pengendali e-government hanya memiliki kemampuan yang cukup, bukan seperti yang

dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika.

Wawancara peneliti dengan Pegawai atau Staf yang menjalankan e-government di

Dinas Komunikasi dan Informatika

Page 94: Skripsi E-government Kota Palembang

77

Saudara M. Evan :

“saya lulusan S1 Sarjana Ilmu Komputer di Salah Satu Universitas Swasata DikotaPalembang, sebelumnya saya ditempatkan di bagian administrasi dan pegewaianakan tetapi sudah 2 tahun ini saya dipindahkan ke bagian Pengembangan dan Strategidikarenakan saya ditugaskan untuk mengendalikan dan mengontrol oprasional situs,serta melakukan riset terhadap perkembang e-government di kota Palembang, tetapisudah dari awal pertengahan tahun kemarin saya tidak lagi menjalankan e-government bersama teman-teman yang lain dikarenakan kami ditugaskan untukmenjalan situs miliki pemerintah kota saja www.palembang.go.id. Wawancara (15November 2013)”

Wawancara peneliti dengan Pegawai atau staf yang menjalan e-government di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang

Bapak Januari Soleh :

“……saya lulusan S1 Ekonomi di Universitas Terbuka, saya juga baru 6 bulanditempatkan di bagian pengembangan dan strategi di Dinas Pendapatan Daerah KotaPalembang, kemarin saya hanya mengikuti seminar e-government yang diadakan olehDinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, tetapi saya disini tidakmenjalankan apa yang telah saya dapat diseminar tersebut dikarenakan saya hanyadiberi tugas untuk mengirimkan data ke pemerintah pusat, dan pemerintah pusatlahyang akan menguplod data tersebut ke website milik kami. Wawancara (15 November2013)”

Wawancara peneliti dengan pegawai atau staf yang menjalankan e-government Badan

Kepegawaian dan Diklat Daerah :

Saudara Muhamad Aziz

“Saya lulusan S2 Manajemen, saya sudah 6 bulan berada di bagian Pengembangandan Strategi Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang. Saya jugasudah mengikuti seminar dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembangsecara rutin. Wawancara (15 November 2013)”

Selanjutnya Penelit pun mewawancarai Pegawai atau staf yang ada di pemerintah kota

Palembang yaitu dibagian HUMAS yang menjadi penggerak atau pengendali e-government

untuk SKPD yang ada dikota Palembang.

Saudara Bagus Haryono

“Saya Kuliah S1 Jurusan Akutansi, dan melanjutkan S2 mengambil Ilmu Manajemen,e-government memang membutuhkan orang yang berkompeten pada bidangnyaseperti lulusan ilmu komputer ataupun ilmu komunikasi karena jelas didalam e-

Page 95: Skripsi E-government Kota Palembang

78

government itu sendiri bukan hanya untuk melihat-lihat sejarah dan perkembangansitus akan tetapi bagimana masyarakat dapat memanfaatkan, dan mendapatkanpelayanan dari SKPD tersebut. Wawancara (15 November 2013)”

Setelah peneliti mewawancari beberapa pegawai tersebut ternyata dari SKPD yang ada

baru Dinas Komunikasi dan Informatika saja yang menepatkan pegawai yang sesuai dengan

apa yang akan dikerjakan, dan sisanya masih jauh, dan terkesan tidak pas seperti pada

HUMAS yang ada di pemerintah Kota Palembang yang mengendalikan langsung e-

government, seharusnya pemerintah kota Palembang yang menjadi pengendali langsung

harus memiliki staf atau pegawai yang lebih baik dari SKPD yang ada sehingga tidak

menyimpang dari apa yang telah di buat pada Perwali Nomor 92 tahun 2011 tentang

Pengembangan E-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.

5.3.2.1.2. Kuantitas Pegawai

Setelah peneliti melakukan observasi kelapangan ternyata masih banyak staf atau

pegawai yang ada di SKPD kota Palembang dalam hal ini khususnya untuk melakukan

pengembangan e-government sendiri tidak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan,

walaupun tidak diharuskan tetapi mereka pun sebenarnya harus memiliki minimal

pengalaman diluar seminar pelatihan yang diberikan oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang, seperti diperkuat oleh Bapak Ama Wide selaku kepala

koordinasi penyelenggara e-government sebagai berikut :

“Setidaknya mereka yang akan menjalankan atau mengembangkan e-governmentpada SKPD yang ada dilingkungan kota Palembang harus memiliki minimal 10 orangyang kompeten dalam pelaksanaan e-government, kalau saya contohkan SarjanaKomputer, atau Ilmu Komunikasi, karena di dalamnya akan dilakukan pengembangandalam 4 tahapan sesuai Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan StrategiPengembangan E-government, dan Perwali Nomor 92 Tahun 2011 TentangPengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.Wawancara (18 November 2013)”

Dengan adanya himbauan langsung dari Kepala lkoordinator penyelenggara e-

government kota Palembang bahwa pegawai yang diharuskan untuk mengelola, dan

Page 96: Skripsi E-government Kota Palembang

79

mengendalikan perkembangan e-government adalah seorang yang mempunyai pengalaman

pada bidangnya sesuai maka hal ini secara langsung menegaskan pekerjaan yang akan

dilakukan oleh pegawai ataupun staf yang bertangggung jawab untuk menjalan e-

government merupakan pegawai yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang cukup

baik, sehingga kualitas dari perkembangan e-government tersebut akan menjadi lebih baik

pula.

5.3.2.2. Informasi

Informasi merupakan unsur terpenting dalam suatu kebijakan, dikerenakan menjadi

acuan bagaimana pelaksanaan kebijakan yang terjadi dilapangan. Informasi yang dapat

diberikan oleh SKPD terkait untuk saat ini merupakan tolak ukur untuk melihat sudah sejauh

mana penerapan e-government itu telah dilakukan. Untuk melihat sajauh mana

perkembangan yang dilakukan seperit yang telah di atur didalam Inpres Nomor 03 Tahun

2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government, dan Peraturan Walikota

Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah

Kota Palembang maka tahapan pengembangan e-government di dimulai sebagai berikut :

Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose

Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang

terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke

tingkat 4 (empat). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situstersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi

Page 97: Skripsi E-government Kota Palembang

80

informasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkantingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yangtidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaanmasyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturansebagai berikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Situs (Website)

Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering disingkat dengan istilah situs adalah

sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan

berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya

ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti

internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali sebagai

URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai

Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan singkatan WWW. Meskipun setidaknya

halaman beranda situs internet umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya

tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs

web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan

meminta pembayaran untuk dapat menjadi aggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat

dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs yang menampilkan pornografi, situs-situs

berita, layanan surel (e-mail), dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan

karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu.

Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks biasa (plain

text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan instruksi-instruksi berbasis

Page 98: Skripsi E-government Kota Palembang

81

HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi dengan sekelumit bahasa skrip. Berkas

tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya

sebuah halaman pada monitor komputer.

Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol komunikasi

jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek

keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan

mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.

Situs atau website sendiri terbagi menjadi 2 (dua) tipe yaitu sebagai berikut :

1. Situs (Website) Statis

Situs web statis merupakan situs web yang memiliki isi tidak dimaksudkan untuk

diperbarui secara berkala sehingga pengaturan ataupun pemutakhiran isi atas situs web

tersebut dilakukan secara manual. Ada tiga jenis perangkat utilitas yang biasa

digunakan dalam pengaturan situs web statis:

a. Editor teks merupakan perangkat utilitas yang digunakan untuk menyunting

berkas halaman web, misalnya: Notepad atau TextEdit.

b. Editor WYSIWYG, merupakan perangkat lunak utilitas penyunting halaman

web yang dilengkapi dengan antar muka grafis dalam perancangan serta

pendisainannya, berkas halaman web umumnya tidak disunting secara lengsung

oleh pengguna melainkan utilitas ini akan membuatnya secara otomatis berbasis

dari laman kerja yang dibuat oleh pengguna. perangkat lunak ini misalnya:

Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver.

c. Editor berbasis templat, beberapa utilitas tertentu seperti Rapidweaver dan

iWeb, pengguna dapat dengan mudah membuat sebuah situs web tanpa harus

mengetahui bahasa HTML, melainkan menyunting halaman web seperti halnya

halaman biasa, pengguna dapat memilih templat yang akan digunakan oleh

utilitas ini untuk menyunting berkas yang dibuat pengguna dan menjadikannya

halam web secara otomatis.

Page 99: Skripsi E-government Kota Palembang

82

2. Situs (Website) Dinamis

Situs web dinamis merupakan situs web yang secara spesifik didisain agar isi yang

terdapat dalam situs tersebut dapat diperbarui secara berkala dengan mudah. Sesuai

dengan namanya, isi yang terkadung dalam situs web ini umumnya akan berubah

setelah melewati satu periode tertentu. Situs berita adalah salah satu contoh jenis situs

yang umumnya mengimplementasikan situs web dinamis.

Tidak seperti halnya situs web statis, pengimplementasian situs web dinamis

umumnya membutuhkan keberadaan infrastruktur yang lebih kompleks dibandingkan

situs web statis. Hal ini disebabkan karena pada situs web dinamis halaman web

umumnya baru akan dibuat saat ada pengguna yang mengaksesnya, berbeda dengan

situs web statis yang umumnya telah membentuk sejumlah halaman web saat diunggah

di server web sehingga saat pengguna mengaksesnya server web hanya tinggal

memberikan halaman tersebut tanpa perlu membuatnya terlebih dulu.

Untuk memungkinkan server web menciptakan halaman web pada saat pengguna

mengaksesnya, umumnya pada server web dilengkapi dengan mesin penerjemah

bahasa skrip (PHP, ASP, ColdFusion, atau lainnya), serta perangkat lunak sistem

manajemen basisdata relasional seperti MySQL.

Struktur berkas sebuah situs web dinamis umumnya berbeda dengan situs web statis,

berkas-berkas pada situs web statis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang

membentuk sebuah situs web. Berbeda halnya dengan situs web dinamis, berkas-

berkas pada situs web dinamis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang

membentuk perangkat lunak aplikasi web yang akan dijalankan oleh mesin

penerjemah server web, berfungsi memanajemen pembuatan halaman web saat

halaman tersebut diminta oleh pengguna. (Sumber Wikipedia)

Page 100: Skripsi E-government Kota Palembang

83

Dari hasis obsevasi dan melihat langsung perkembangan situs yang dimiliki 3 (tiga)

SKPD yang menjadi objek penelitian, serta ditambah 1 (satu) situs milik pemerintah kota

Palembang di dapatlah hasil atau fakta sebagai berikut :

1. Situs Resmi Pemerintah Kota Palembang (www.palembang.go.id)

Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara peneliti dengan pengelola situs

pemerintah kota Palembang yaitu saudara M. Evan yang ada di Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang sebagai berikut :

“sejak dibentuknya situs pemerintahan kota Palembang pada tanggal 12 Januari2006, situs pemerintahan kota Palembang bisa dikatakan sudah lebih maju dari padasitus yang dimiliki oleh pemerintahan lain di Sumatera Selatan, hal ini dapat dilihatdari bentuk dan fungsi dari situs itu sendiri, di situs pemerintahan kota Palembangsudah sangat interaktif dan banyak informasi yang dapat diperoleh, serta bagi turis-turis asing juga dapat mendapatkan informasi yang penting bagi kunjungan merekakekota Palembang (wawancara 19 November 2013)”

Dari hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa situs yang dimiliki oleh

pemerintah kota Palembang sudah cukup baik dan apabila kita teliti lebih jauh situs

pemerintah kota Palembang (www.palembang.go.id) sudah memasuki tahapan ke-2 (dua)

yaitu tahapan pematangan. Dengan melihat fungsi dari situs pemerintahan kota Palembang

sudah dapat memenuhi persyaratan yaitu interaktif, dan adanya keterhubungan dengan situs

pemerintahan lainnya. Berikut tampilan dari situs milik pemerintahan kota Palembang

(www.palembang.go.id).

Page 101: Skripsi E-government Kota Palembang

84

1

2

3

4

5

Gambar 5.1Interface/Halaman Depan Situs Pemeritahan Kota Palembang

Page 102: Skripsi E-government Kota Palembang

85

Sumber : www.palembang.go.idKeterangan :

1. Beranda (interaktif)2. Tautan atau link untuk kesitus pemerintahan yang lain3. Informasi yang berikaitan dengan kota Palembang4. Kotak Pencari yang berhubungan dengan kota Palembang5. Hits atau Hitungan jumlah pengujung

Dari ke-5 (Lima) keterangan yang ada diatas merupakan unsur pembentuk yang ada di

situs pemerintahan kota Palembang sendiri yang telah sampai pada tahapanan 2 yaitu

pematangan, sebenarnya masih banyak yang harus dipenuhi untuk masuk ke tahap 2 (dua)

akan tetapi dalam bentuk dan fungsinya sesuai yang diatur di dalam Inpres Nomor 03 Tahun

2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengambangan E-government syarat-syarat yang ada

di tahapan ke-2 (dua) sudah ada dan dapat di fungsikan dengan baik.

2. Situs (website) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang

(www.kominfo.palembang.go.id).

Berikut petikan wawancara peneliti dengan Bapak Iskandar selaku admin dari situs

miliki Dinas Komunikasi dan Informatika mengenai sudah sejauh mana situs miliki Dinas

Komunikasi dan Informasi Kota Palembang sudah berjalan.

“saya kurang lebih hampir 1 (satu) tahun menjadi admin dari situs milik DinasKomunikasi dan informtika Kota Palembang, sebelumnya saya menjadi admi darisitus resmi pemerintahan kota Palembang, akan tetapi setelah situs itu dipindahtangankan ke pada admin dari Dinas Komunikas dan Informatika Kota Palembangsaya tidak bertindak sebagai admin situs milik Dinas Komunikasi dan Informatikarooling saja sebenarnya, kalau saudara sudah pernah melihat situs Dinas Komunikasidan Informatika pasti berbeda dengan situs SKPD lainnya yang kami kendalikan diHUMAS Pemerintahan Kota Palembang, kerena situs Dinas Komunikasi danInformatika sudah sangat interaktif (wawancara 19 November 2013)”Untuk membuktikan hal tersebut setelah wawancara selesai peneliti langsung melihat

apakah benar yang telah dikatakan oleh admin dari HUMAS Pemerintahan Kota Palembang

selaku admin yang bertanggung jawab untuk mengontrol sekaligus mengawasi situs milik

Dinas Komunikasi dan Informatikan berikut tampilan dari situs milik Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang.

Page 103: Skripsi E-government Kota Palembang

86

1

2

3

4

56

7

8

Gambar 5.2Interface/Halaman Depan Situs Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang

Page 104: Skripsi E-government Kota Palembang

87

Sumber : www.kominfo.palembang.go.idKeterangan :

1. Beranda (interaktif)2. Tautan atau link untuk kesitus pemerintahan yang lain3. Informasi yang berikaitan dengan kota Palembang4. Kotak Pencari yang berhubungan dengan kota Palembang5. Hits atau Hitungan jumlah pengujung6. Perkiraan cuaca setiap hari7. Hotline/nomer telepon penting yang dibutuhkan masyarakat kota Palembang8. Kolom komentar pengunjung, serta kolom interaksi masyarakat untuk

berkomunikasi langsung dengan adminSeperti dari penjelasan keterangan diatas diketahui bahwa memang situs yang

dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang sedikit lebih maju, serta

sudah dikatakan memenuhi komponen dari tahapan ke-2 (dua) dari ke-4 (empat) tahapan

dalam pengembangan e-government.

3. Situs (Website) Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang

(www.dispenda.palembang.go.id).

Selanjtunya adalah situ milik Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, dari hasil

wawancara peneliti dengan admin situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Saudara

Agus Harmoko mengenai sejauh mana perkembangan situs milik Dinas Pendapatan Daerah

Kota Palembang, berikut kutipan wawancara peneliti :

“perkembangan yang ada pada situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembanguntuk tahun 2013 ini tidak terlalu banyak dan cenderung jalan ditempat, saya selakuadmin sudah sering memberikan perubahan-perubahan, serta meminta langsung keDinas Pendapatan Daerah Kota Palembang beberapa informasi yang dapat sayasampaikan di dalam situs milik Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang akantetapi dalam 1 bulan itu hanya 2-4 berita atau pun pembaharuan yang terjadi padasitus Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang (wawancara 19 November 2013)”

Berdasarkan wawancara diatas diketahui admin yang ada di HUMAS Pemerintah

Pusat Kota Palembang cenderung kurang produktif dikerenakan input data yang mereka

terima tidak selalu mereka dapatkan, hal ini terjadi karena pada wawancara peneliti

sebelumnya dengan Kabag Pengembangan dan Strategi Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang tidak terlalu focus dalam pengembangan e-government. Berikut tampilan dari

situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang.

Page 105: Skripsi E-government Kota Palembang

88

Gambar 5.3Interface/Halaman Depan Situs Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang

Page 106: Skripsi E-government Kota Palembang

89

4. Situs (Website) Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang

(www.bkdd.palembang.go.id).

SKPD terakhir adalah Badan Kepagawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang,

peneliti menemui Bapak Tri Indra P, Selaku admin dari situs Badan Kepegawaian dan Diklat

Daerah Kota Palembang, hal yang sama peneliti tanyakan mengenai sudah sejauh mana

perkembangan situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, berikut

kutipan wawancara bersama bapak Tri Indra P :

“perkembangan pada situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah KotaPalembang untuk tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumny, Cumamasalah waktu dan konsistensi dari pemerintah pusat bersama SKPD terkait untuksaling berkerjasama mengembangkan situs milik mereka masing-masing. Untuk saatini Kabag Pengembangan dan Strategi dari Badan Kepegawaian dan Diklat DaerahKota Palembang sudah kooperati dalam menginput data, dan pembaharuan kepadakami di HUMAS Pemerintah Pusat Kota Palembang (wawancara 19 November2013)”

Sikap kooperati dari Badan Kepegawain dan Diklat Daerah Kota Palembang sudah

menunjukan dukungan dari Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang dalam

pengembangan e-government sudah baik, akan tetapi permasalahan yang ada dimana Badan

Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang belum mampu untuk menjadi admin dari

situs milik mereka sendiri, hal ini senada dengan admin yang menangani langsung situs

Badan Kepegawai dan Diklat Daerah Kota Palembang :

“kami berharap pegawai yang bertanggun jawab di Badan Kepegawain dan DiklatDaerah Kota Palembang cepat menyediakan pegawai yang sesuai dan memilikikemampuan yang tepat untuk mengembangkan e-government (wawancara pada 19November 2013)”

Setelah sesi wawancara selesai peneliti menelusuri langsung perkembangan situs milik

Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang untuk melihat sudah sejauh mana

perkembangan dari situs tersebut, berikut tampilan dari situs milik Badan Kepegawaian dan

Diklat Daerah Kota Palembang :

Page 107: Skripsi E-government Kota Palembang

90

1

7

2

3

6

5

4

Gambar 5.4Interface/Halaman Depan Situs Badan Kepegawaian dan Diklat Daaerah Kota

Palembang

Page 108: Skripsi E-government Kota Palembang

91

Sumber : www.bkdd.palembang.go.idKeterangan :

1. Beranda (interaktif)2. Hits atau hitungan jumlah pengunjung3. Kontak interaksi admin dengan pengunjung4. Tautan atau link kesitus pemerintahan lain5. Informasi terpadu miliki Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang6. Kotak Perikraan Cuaca7. Hotline atau nomor telepon penting

Situs milik Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang sedikit lebih baik

dari situs yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang, hal ini ditunjukan

dengan adanya fasilitas interaksi sama seperti yang dimiliki oleh situs milik Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Palembang.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dari ke-4(empat) situs yang ada

berkembangan dari semuanya sudah cukup baik, tetapi pada permasalahannya ialah masing-

masing SKPD belum mengerjakannya secara mandiri, mereka masih bergantung dengan

Pemerintah Pusat Kota Palembang selaku pembuat Kebijakan.

5.3.2.3.Kewenangan

Kewenangan yang melekat pada kebijakan pengembangan e-government di

lingkungan pemerintah kota Palembang sudah dapat dijadikan standar dari pengembangan

e-government itu sendiri, karena sesuai dengan Inpers Nomor 3 Tahun 2003 Tentang

Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government. Jadi pada setiap SKPD yang telah

diatur pada Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di

Lingkungan Pemerintah Kota Palembang sudah menjadi tolak ukur dan panduan yang tepat

untuk menjalankannya dengan baik dan benar, akan tetapi pada kenyataan kewenangan yang

telah diatur pada Perwali Nomor 92 Tahun 2011 tersebut tidak berjalan sesuai dengan

rencana, hal ini dibuktikan dengan belum menyelurhnya SKPD yang ada di kota Palembang

dengan benar dan tepat menjalankan pengembangan e-government tersebut. Seperti yang

ditunjukan pada table dibawah ini :

Page 109: Skripsi E-government Kota Palembang

92

Tabel 5.4Matrik Persyaratan Pengembangan E-government

Persyaratan Yang dibutuhkan dalampengembangan e-government

Hasil Penelitian Keterangan

1. Standar kualitas dan kelayakan situspemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

Dari 3 SKPD, baruDinas Komunikasidan Informatika yangsudah menunjukanperkembangan yangbagus.

1. Adanya kolom interaktifpengunjung.

2. Adanya hotline telpon kenomor darurat

2. Peraturan tentang kelembagaan dankewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasiyang dimiliki pemerintah. Pengaturan iniharus mencakup batasan tentang hakmasyarakat atas informasi, kerahasiaandan keamanan informasi pemerintah(information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitandengan masyarakat (privacy).

belum adanyakejelasan yang dapatdijadikan acuan dalammenjalankan e-government padaSKPD yangbersakutan, PerwaliNomor 92 Tahun2011 belumsepenuhnyadijalankan

1. Pengendalian, dan KontrolSitus masih di pegang olehHUMAS Pemerintah PusatKota Palembang

2. SKPD terkait belumkooperatif dalammemberikan data, daninformasi yang dapatdikonsumsi oleh publik

3. Persyaratan sistem manajemen danproses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintahdapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yanglebih tinggi.

Masih banyakpegawai yangmemiliki jenjangpendidikan tidak tepatdalam menjalankan e-government

Pada dinas tertentu seperti DinasKomunikasi dan Informatikansudah menempatkan pegawaiyang sesuai dengankemampuannya dalam menjalane-government, akan tetapi padaSKPD yang lain masih banyakyang belum sesuai

Dari table diatas pemerintah sudah dapat melihat apa yang menjadi masalah terbesar

dalam pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang. Akan tetapi

pada kenyataannya e-government sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun dari masa

keluarnya Kebijakan Pemerintah Kota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-

government di Lingkungan Kota Palembang masih banyak kewenangan yang belum

terpenuhi.

5.3.2.4.Fasilitas

Fasilitas merupakan bagian dari sumber daya pembentuk kebijakan, fasilitas menajdi

sarana untuk membantuk pemerintah menjalankan roda kebijakan tersebut, dalam

pengembangan e-government fasilitas yang dibutuhkan selain tenaga kerja yang handal, hal

lainnya adalah sarana seperti computer dan jaringan penghubungan pemerintah (data

center).

Page 110: Skripsi E-government Kota Palembang

93

5.3.2.4.1. Pusat Data (Data Center)

Pusat data merupakan pusat dari seluruh data yang ada dipemerintah, pusat data

menjadi terminal dimana data mentah yang diperoleh disimpan dan dipublikasi kepublik,

pusat data sendiri dikendalikan oleh seorang admin yang berpengalaman agar tidak terjadi

kekacauan dalam melakukan pengolahan data. Untuk itu diperlukan peralatan yang cukup

canggih untuk membuat pusat data menjadi aman dan mudah untuk dikontrol. Pemerintah

pusat kota Palembang sendiri telah membangun Pusat Data pemerintahan di Kantor Pusat

Pemerintahan Kota Palembang untuk lebih aman menjaga kerahasian data milik

pemerintahan maka pusat data tersebut hanya dibuat satu saja untuk kota Palembang, jadi

setiap SKPD yang telah mengembangkan e-government dalam hal ini pengembangan situs

maka diwajibkan bagi SKPD tersebut memiliki server penghubungan antara pemerintah

pusat dengan SKPD terkait.

Dari ketiga SKPD yang menjadi objek penelitian semua SKPD sudah membangun

server penghubungan dengan pemerintah pusat. Berikut daftar table fasilitas yang dimiliki

oleh masing-masing SKPD yang menjadi objek peneliti

Tabel 5.5Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak

Ruang Server Baik 1Komputer Baik 5 UnitModem/Wifi Baik 10 UnitJaringan Telpon Baik 2 SambunganMeja/Kursi Baik 6/6 BuahMesin Fotocopy/Printer Rusak/Baik 1/5 Unit

Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012

Dari data diatas diketahui fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang sudah sangat baik, hanya beberapa unit barang saja yang sudah

rusak. Untuk oprasional Dinas Komunikasi dan Informatika seharusnya sudah dapat

menjalankan pengembangan e-government dengan baik dan benar.

Page 111: Skripsi E-government Kota Palembang

94

Tabel 5.6Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Dinas Pendapatan Daerah Kota

PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak

Ruang Komputer Baik 1Komputer/Laptop Baik 5/15 UnitModem/Wifi Baik 10/5 UnitJaringan Telpon Baik 1 SambunganMeja/Kursi Baik 10/15 BuahMesin Fotocopy/Printer Baik/Baik 2/10 Unit

Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012

Fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang sudah baik,

akan tetapi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang belum pempunyai ruang server

yang berfungsi sebagai ruang pengolah data, dan mentransmisikannya ke pemerintah pusat,

hal ini peneliti tanyakan kepada Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Ibu Suryani :

“Fasilitas yang kami milik ini khususnya pada bagian pengembangan dan strategisudah lama, dan belum ada penambahan apa-apa hanya beberapa alat seperti laptop,dan printer yang sering kami service, akan tetapi untuk mengkhususkan ruanganserver pengolah data yang anda maksud kami belum punya itu (wawancara 19November 2013)”

Tabel 5.7Daftar Fasilitas Pengembangan e-government Badan Kepegawaian dan Diklat

Daerah Kota PalembangFasilitas dan Peralatan Kondisi Banyak

Ruang Server Baik 1Ruang Oprasional Baik 1Komputer/Laptop Baik 10/10 UnitModem/Wifi Baik 10/5 UnitJaringan Telpon (Internet) Baik 3 SambunganMeja/Kursi Baik 12/15 BuahMesin Fotocopy/Printer Baik/Baik 2/10 Unit

Sumber : Data Inventari Bagian Pengembangan dan Strategi Tahun Anggaran 2012

SKPD terakhir adalah Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang,

Fasilitas yang ada sudah baik, dan lengkap, dengan adannya ruang oprasional sendiri

menjadikan pengembangan e-government nantinya akan berjalan dengan baik.

Page 112: Skripsi E-government Kota Palembang

95

5.3.2.4.2. Anggaran

Dari seluruh factor, dan indicator yang ada, indaktor terakhir dari factor sumber daya

adalah anggaran, dimana anggaran berperan untuk menunjang oprasional pengembangan e-

government, dan kebijakan lainnya, pada SKPD yang telah menerapakan e-government

tentunya telah memiliki anggara khusus untuk melakukan pengembangan e-government

tersebut, dari data primer yang peneliti dapat pada SKPD yang menjadi objek penelitian

dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 5.8Anggaran Alokasi Pengembangan e-government Dinas Komunikasi dan Informatika

Tahun 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang

Dikeluarkan (Rp)Keterangan

Seminar Pelatihan E-government 1.050.000.000,00 Diselenggarakan 3 Kali dalam 1tahun

Fasilitas Kantor 2.123.012.000,00 APBD Tahun Anggaran 2012Pembiayaan server 138.093.000,00 Dalam 1 Tahun

Sumber : Diolah dari data Primer Anggaran Dinas Komunikas dan Informatika Tahun 2013

Sumber pendapatan dana diatas merupakan rincian umum yang peneliti dapat dari

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Keuangan Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang Sendiri bersumber dari APBD Pemerintah Kota tahun 2012,

sebenarnya masih banyak rincian anggaran yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika,

akan tetapi untuk menjaga kerahasiaan dan privasi yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika, peneliti hanya meminta data anggara yang berkaitan dengan pengembangan e-

government saja, sehingga tidak mengganggu catatan anggaran lain yang tidak ada

hubungannnya dengan e-government.

Page 113: Skripsi E-government Kota Palembang

96

Tabel 5.9Anggaran Alokasi Pengembangan E-government Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang

Dikeluarkan (Rp)Keterangan

Penyediaan dan Perbaikan Komputer 78.320.039,00 Pembelian, dan Perbaikan Fasilitasyang rusak

Jaringan Internet 50.293.200,00 1 TahunAkomodasi Peserta Seminar e-government

5.000.000,00 Untuk 3 Orang dan 3 Kali SeminarDalam 1 Tahun

Sumber : Diolah dari data Primer Anggaran Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang Tahun 2013

Berdasarkan data anggaran diatas Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang belum

terlalu memfokuskan penganggarannya untuk melakukan pengembangan e-government,

hanya sebatas penganggaran tahunan biasanya yang umumnya terjadi pada SKPD yang ada

di kota Palembang.

Tabel 4.10Anggaran Alokasi Pengembangan E-government Badan Kepegawaian dan Diklat

Daerah Kota Palembang Tahun 2013Dana Dipergunakan Anggaran yang

Dikluarkan (Rp)Keterangan

Akomodasi Peserta Seminar Pelatihan e-government

5.000.000,00 Untuk 3 Orang dan 3 Kalimengikuti seminiar

Pengadaan peralatan KabagPengembangan dan Strategi

398.003.330,00 Pembelian dan perbaikan peralatanyang ada.

Alokasi dana Jaringan Internet 78.980.230,00 Jaringan Internet 1 tahunSumber : Diolah dari data Primer Anggaran Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang

Tahun 2013

Dari data anggaran tersebut pada Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota

Palembang masih secara umum, dan belum mengalokasikan anggaranya secara khusus

untuk mengembangkan e-government.

Dapat peneliti simpulkan bahwa dari ketiga SKPD yang menjadi objek penelitian ke-

3 (tiga)nya sudah memiliki anggaran masing-masing untuk pengembangan e-government,

akan tetapi dari ke-3 (tiga) SKPD tersebut hanya Dinas Komunikasi dan Informatika saja

yang memiliki anggaran khusus pengembangan e-government, hal ini terjadi karena situs

miliki pemerintah pusat kota Palembang di kendalikan langsung oleh Dinas Komunikasi dan

Page 114: Skripsi E-government Kota Palembang

97

Informatika Kota Palembang, dan untuk 2 (dua) SKPD lainnya masih menganggarkan secara

umum sesuai dengan dana alokasi yang ada pada SKPD masing-masing.

Setelah penelitian mengenai faktor sumber daya peneliti membuat matrik faktor

sumber daya dalam mempengaruhi pengembangan e-government agar lebih mudah untuk

dipahamai, berikut table matrik faktor sumber daya :

Tabel 5.11Matrik Faktor Sumber Daya

Indicator Hasil Penelitian Keterangan

Staf

1. Kuantitas Peneliti Belum pas,dan belum mencukupi.

2. Kualitas cukup baik

Belum adanya pegawai yang berkemampuan sesuaidengan pekerjaan yang akan diberikan, sertakurangnya tenaga pegawaian yang kompeten dalambidangnya

Informasi

1. Sumber Informasi e-governmentsudah ada, dan sangat baik

2. Data menunjukan bawahperkembangan e-governmentmasih di tahapan 2 yaituPematangan dari ke-4 (empat)tahapan yang ada

1. Sumber Informasi berupa iklan di TV Nasional(TVRI), serta berita di media masa daerah, dandidukung pula dengan mengadakan seminarpelatihan setiap tahunnya yang di selenggarakanoleh Dinas Komunikas dan Informatika KotaPalembang.

2. Dari ke-3 (tiga) Situs SKPD ditambah 1 (satu)Situs Pemerintahan Pusat Kota Palembang,hanya situs miliki Dinas Komunikasi danInformatika saja yang dikendalika oleh HUMASPemerintah Pusat Kota Palembang berjalancukup interkatif, dan sisanya masih dalam tahapperbaikan dan pengembangan.

Wewenang

1. Peraturan Presiden, danPemerintah Kota Sudah Jelas, dandapat di implementasikan denganbenar

2. Pemerintah Kota belumsepenuhnya memberikan controllangsung kepada SKPD untukmengendalikan situs milikmereka.

1. Inpres Nomor 03 Tahun 2003 TentangKebijakan dan Strategi Pengembangan e-government, Perwali Nomor 92 Tahun 2011Tentang Pengembangn e-government

2. Kendala yang terjadi membuat pemerintah pusatmengambil alih semua situs dari SKPD yang adadikerenakan masih kurangnya tenaga ahli yangdapat diperkerjakan dalam pengembangan e-government

Fasilitas

1. Sarana Prasaran Sudah sangatbaik, dan lengkap pada 3 SKPDyang menjadi Objek Penelitian

2. Anggaran pada tahun 2012 sudahpernah terealisasi, tetapi tahun2013 dana anggaran dihentikansementara

1. Komputer, dan perlengkapan lainnya sudahtersedia, dan cukup untuk mengembangkan e-government untuk tahap 3-4

2. Anggaran sudah pernah ada dan sudah cukupuntuk melaksanakan e-governemnt, akan tetapipada tahun 2013 terjadi pengambil alihan situsdari SKPD yang terkait untuk dikembangkanoleh Pemerintah Pusat Kota untuk sementarawaktu.

Sumber : Dioleh dari data primer 2013

Page 115: Skripsi E-government Kota Palembang

98

5.3.3.Disposisi Tahapan Persiapan

Disposis (disposition) dalam implementasi keijakan diartikan sebagai kecenderungan,

keinginan atau kesepakatan (sikap pelaksana) untuk melaksanakan kebijakan. Agar

implementasi kebijakan efektif dan efisien, para pelaksana tidak hanya mengetahui apa yang

harus dilakukan dan kemampuan untuk melaksankan kebijakan, tetapi mereka harus

mempunyai kemauan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Di 3 SKPD object penelitian

yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Dinas Pendapatan Daerah Kota

Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang kemampuan yang

dimiliki SKPD tersebut memenuhi dan cukup untuk melaksanakan kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan

e-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang, bisa dilihat dari fasilitas dan

anggaran yang mereka miliki, meskipun hal terpenting dalam penyelenggaraan kebijakan

tersebut dibutuhkan Sumber daya manusia yang handal, dan berkemampuan, tetapi hal

tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai cara seperti menyekolahkan mereka yang akan

ditempatkan di pengembangan e-government agar lebih ahli dan paham dengan maksud dari

pengembangan e-government tersebut.

Akan tetapi kesadaran yang dimiliki oleh 3 SKPD yang menjadi objek penelitian

kurang baik, dan cenderung hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan dana

tambahan tetapi tidak diimbangi dengan hasil yang baik, hal ini menunjukan bahwa SKPD

yang ada tidak sepenuhnya mendukung dan ingin menjadikan Kota Palembang sebagai Kota

teknologi, dan tidak ingin memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat Kota

Palembang itu sendiri.

5.3.3.1. Pengangkatan Birokrat

Hal pertama yang berhubungan dengan disposisi adalah pengangkatan birokrat.

Pengangkatan birokrat berkaitan dengan siapa yang akan menjalankan kebijakan dari

Page 116: Skripsi E-government Kota Palembang

99

pemerintah kota tersebut sehingga akan didapat hasil yang menunjukan apakah kebijakan

tersebut berhasil atau tidaknya tergantung pada siapa yang akan menjalankan kebijakan

tersebut. Pada 3 (tiga) SKPD yang menjadi Objek penelitian, pengangkatan birokrat masih

sangat kurang dan belum memenuhi kriteria yang diperlukan, tetapi pada 1 (satu) SKPD

yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang pengangkatan birokrat sudah

sesuai, dan tepat, berikut wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Pengembangan dan

Strategi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang :

“untuk staf dan pegawai yang kami pilih sudah tepat dan memiliki kemampuan yangbaik dalam menjalankan pengembangan e-government, mereka memiliki kemampuandan pengalaman yang cukup untuk melakukan pengembangan ketahap-tahapselanjutnya, yang diperlukan hanyalah waktu saja (wawancara 19 November 2013)”

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pelaksanaan Pengembangan E-government

Bapa Ama Wide di HUMAS Pemerintahan Pusat Kota Palembang sebagai berikut :

“Orang yang tepat adalah orang yang berpengalaman, dan orang yang memilikiorientasi tinggi untuk memajukan SKPD masing-masing, orang seperti itulah yangharus diangkat dan dijadikan sebagai motor penggerak dari pengembangan e-government pada SKPD yang ada dikota Palembang (wawancara 19 November2013)”

Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung yang peneliti lakukan pada 3 (tiga)

SKPD yang ada penempatan yang dilakukan oleh masing-masing SKPD hanya sekedar

penempatan yang sewajarnya saja tidak diimbangi dengan kemampuan dan pengalaman

yang cukup hal ini cukup beralasan dikarenakan 2 (dua) SKPD yang ada yaitu Dinas

Pendapatan Daerah Kota Palembang, dan Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota

Palembang, bukan orang yang terlibat langsung dalam pengembangan e-government

tersebut, jadi mereka beranggapan tidak perlu ada orang yang dikhususkan dalam

penyelenggaraan e-government.

Page 117: Skripsi E-government Kota Palembang

100

5.3.3.2. Penghasilan

Tidak banyak penghasilan yang didapat dari pengembangan e-government pada SKPD

yang menjadi objek penelitian, dikarenakan fungsi dan manfaat dari pengembangan e-

government sendiri bukan untuk menambah penghasilan dari penyelenggaraannya akan

tetapi dengan adanya penyelenggaraan e-government tersebut masyarakat mendapatkan

pelayanan dan informasi yang cukup, serta berdampak jauh pada pemerintah yang terbuka

dan relevan, sehingga tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat meningkat.

5.3.4. Struktur Birokrasi Tahapan Persiapan

Birokrasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan kebijakan, karena birokrasi

merupakan aparat pemerintah yang mempunyai tugas menerjemahkan dan melaksanakan

setiap kebijakan pemerintah. Struktur birokrasi ini mencakup aspek pembagian wewenang,

hubungan antar unit-unit dalam organisasai, dan hubungan antar unit-unit diluarg organisasi.

Oleh karena itu, struktur organisasi mencakup dimensi standar oprasional (standart oprating

procedure) dan fragmentasi (fragmentation) untuk memudahkan dan menyeragamkan

tindakan para pelaksana kebijakan dalam melaksanakan apa yang menjadi tugasnya.

5.3.4.1. Standart Oprationg Procedure (SOP)

Implementasi suatu program atau kebijakan adalah salah satu hal yang sangat

komplek, sehingga menuntut adanya kerjasama banyak orang. Struktur birokrasi yang baik

akan mendukung proses implementasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah dengan

standar oprasioanl prosedur (SOP) yang jelas dan pasti. Presiden melalui Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Telah mengeluarkan INPRES Nomor 03

Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-government, dilanjutkan

dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatikan Nomor 26

PER/M.KOMINFO/9/2006 Tentang Penggunaan Nama Domain go.id untuk situs resmi

pemerintahan pusat dan daerah, serta Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang

Page 118: Skripsi E-government Kota Palembang

101

Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Dari sinilah

pedoman yang akan digunakan pemerintah daerah serta SKPD terkait untuk melaksanakan

tugas dan kewajiban yang telah dibuat tersebut, dengan isi sebagai berikut :

Tingkat 1 - Persiapan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;b. Penyiapan SDM;c. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose

Community Center, Warnet, SME-Center, dll;d. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :a. Pembuatan situs informasi publik interaktif;b. Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :a. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;b. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :a. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang

terintegrasi.b. Situs pemerintah pusat dan daerah harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke

tingkat 4 (empat). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situstersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksiinformasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya untuk menaikkantingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yangtidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaanmasyarakat. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dibakukan sejumlah pengaturansebagai berikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs pemerintah bagi setiap tingkatanperkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan denganpemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki pemerintah. Pengaturanini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi,kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), sertaperlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusiayang diperlukan agar situs pemerintah dapat berfungsi secara optimal danmampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.

Mengenai SOP yang diperuntukan bagi pemerintah pusat dan daerah, sudah terangkum

didalam Inpres Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E-

government, serta pada Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan

Page 119: Skripsi E-government Kota Palembang

102

E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Dari aturan-aturan tersebut

diataslah pemerintah pusat dan daerah bekerja sehingga pencapaian yang maksimal akan

didapat sesuai dengan hasil dan tujuan dari Perwali Nomor 92 Tahun 2011 Tentang

Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Untuk lebih

memperjelas keabsahan dan tata cara penyelenggaraan kebijakan tersebut, peneliti

mewawancara Kepala Koordinator Penyelenggaran Kebijakan Peraturan Walikota Nomor

92 Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintah Kota

Palembang Bapak Ama Wide :

“SOP yang ada hendaknya menjadi acuan, dan pedoman bagi SKPD yang ada untukbertindak dan berjalan sesuai kaidah yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat,sehingga pada akhirnya kami yang berperan sebagai pengawasa sekaligus organisasiyang ikut melaksanakan dapat menilai, dan masyarakat pun dapat menanfaatkanfasilitas yang diberikan oleh pemerintah (wawancara 26 November 2013)”

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan Kota

Palembang :

“Kami disini sebagai orang yang ikut bertanggung jawab yang diberikan perintahlangsung oleh pemerintah pusat kota untuk memantau dan memberikan Sosialisasibagi SKPD yang ada berharap SKPD yang sudah menerapkan dan yang belummenerapkan hendaknya dapat membaca, dan mendukung program miliki pemerintahini (wawancara 26 November 2013)”

5.3.4.2. Fragmentasi

Dalam faktor struktur birokrasi ini terdapat indicator fragmentasi. Fragmentasi disini

berhubungan dengan SKPD dibagi atas Pemerintah Pusat dibantu oleh Dinas Komunikasi

dan Informatika Kota Palembang sebagai media Sosialisasi. Terkadang SKPD yang akan

mengembangkan e-government ataupun sekedar ingin bertanya sedikit mengalami

kebingunan dengan tahapan-tahapan yang ada, dan mereka tanpaknya belum begitu

memahami fungsi atau kegunaan dari e-government itu sendiri, sehingga kebanyakan dari

SKPD yang ada, hanya bergerak atau mengembangkan sebatas dengan pembuatan situs saja

tanpa tahu hal-hal penting lainnya yang harus dikerjakan untuk melanjutkan ke tahap

Page 120: Skripsi E-government Kota Palembang

103

berikutnya, seperti pendapat dari Kepala Bagian Pengembangan dan Strategi Badan

Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang :

“saya sendiri merasa bahwa kebijakan pemerintah yang baru berumur kurang lebih2 tahun ini masih belum pas dengan keadaan SKPD yang sekarang, keterbatasntenaga ahli dan persiapan yang belum matang membuat kami, dan mungkin SKPDyang lain sedikit kebingungan, oleh kerena itulah alasan kami menyerahkan semua itukepada pemerintah pusat, dan kami hanya bertindak sebagai pelaku pemberi data saja(wawancara 26 November 2013)”

Hal ini pun peneliti tanyakan langsung kepada Bapak Ama Wide Selaku Kepala

Koorodinator penyelenggara Kebijakan Perwali Nomor 92 Tersebut :

“pembagian kerja sebenarnya tidak susah, dan semuanya sudah diatur didalamPerwali Nomor 92 tersebut, SKPD yang ada tinggal menyesuaikan dan menjalan apayang telah diatur, tetapi memang sedikit terburu-buru dengan keadaan yang sekarangdikerenakan belum maksimalnya pegawai yang memiliki kemampuan untukmengembangkan e-government itu sendiri, serta ketersedian mereka pegawai yangakan menjalankannya masih belum banyak walaupun ada tetapi tidak banyak SKPDyang telah memiliki tenanga ahli, tetapi tidak mau mengembangkannya untuk lebihjauh lagi (wawancara 26 November 2013)”

Setelah selesai meneliti dan menganalisi berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat

kita ketahui Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada sudah jelas mengenai apa saja

langkah-langkah yang harus ditempuh bagi SKPD yang akan mengembangkan e-

government, berdasarkan informasi yang didapat dari Kepala Koordinator penyelenggara e-

government sendiri, penyelenggaran e-government di SKPD yang ada di lingkungan

pemeritah kota Palembang masih terlalu mudah akan tetapi dengan merujuk pada Standar

Oprasional Prosedur yang dibuat Pemerintah dirasa sudah cukup untuk memberikan arahan

yang baik. Ternyata permasalahannya dapat dilihat dari ketidak pahaman SKPD dengan apa

yang akan dikerjakan.

Kepentingan pemerintah daerah dengan pemerintah pusat selaku pembuat kebijakan

sudah terkoordinir dengan baik, tetapi permasalahan hanya terjadi pada SKPD yang belum

banyak mengerti tentang tugas dan kewajiban yang mereka harus lakukan. Akibatnya

pengembangan e-government sendiri menjadi cukup lambat dan tidak banyak perubahan

Page 121: Skripsi E-government Kota Palembang

104

pada setiap tahunnya, hanya beberapa saja yang mengembangkan dan menjalan e-

government. Berikut adalah table 4.12 yang berisi matrik faktor struktur birokrasi yang

mempengaruhi pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.

Tabel 5.12Matrik faktor Struktur Birokrasi

Indicator Hasil Penelitian KeteranganStandar OprasionalProsedur (SOP)

1. SOP Sudah ada dan jelas yangditunjukan dengan Inpres danPeraturan Walikota.

2. Tahapan-tahapan pengembangnjelas, dan terarah

Dalam Peraturan Walikota Nomor 92Tahun 2011 Tentang Pengembangan E-government di Lingkungan Pemerintahkota Palembang

Fregmentasi Kerja Kegiatan, dan Pekerjaan yangakan dilakukan belumterkoordinir dengan baik.

Masih banyaknya SKPD yang belumpaham, dan cendurung tidak mengerti,disebabkan oleh tenaga pegawai yangtidak sesuai dengan pekerjaannya

Sumber : Diolah dari data primer 2013

5.4. Implementasi Pengembangan E-Government Tahap Pematangan

Tahapan pematangan adalah, dimana pada tahapan pertama yang telah berjalan di

lanjutkan dengan pengembangan pembuatan situs interaktif yang mana situs interaktif itu

sendiri dapat dilihat pada sub bab sebelumnya mengenai pembuatan situs website dimana

disana dapat kita lihat syarat-syarat dalam pembuatan situs interaktif milik pemerintah.

Pada tahapan ini sebenarnya pengembang hanya melanjutkan saja apa yang

sebenarnya telah dilaksanakan pada tahapan persiapanan, dimana pada tahapan kedua ini

pengembangan tinggal menambahkan link (tautan) yang terhubung dengan situs milik

pemerintah lainnya.

5.4.1. Komunikasi Tahap Pematangan

Komunikasi pada tahapan pematangan merupakan komunikasi yang terjadi dari

pemerintahan ke SKPD dan SKPD ke SKPD lainnya sehingga ada hubungan yang saling

menguntungkan dalam hal informasi yang mereka bagikan ke public. Dengan menggunakan

fasilitas situs/website yang telah dimiliki maka masing-masing SKPD tinggal melakukan

Page 122: Skripsi E-government Kota Palembang

105

konfigurasi untuk menyambungkan situs yang mereka miliki dengan situs milik SKPD

lainnya.

Dalam pembuatannya pengembang tinggal meregistrasikan situs milik mereka kepada

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, dan selanjutnya Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang akan memberikan sambungan langsung SKDP yang ada ke

situs milik pemerintahan atau SKPD lainnya.

Berikut adalah alur pendaftaran atau registrasi yang diperlukan oleh SKPD untuk

menghubungkan situs mereka dengan SKPD lainnya :

Sumber : Master Alur Data Primer Dinas Komunikas dan Informatika Kota Palembang

Setelah registrasi dilakukan maka secara otomatis situs SKPD yang akan mengembangkan

e-government terhubung langsung secara resmi ke situs milik SKPD lainnya yang dituju.

5.4.2.Sumber-Sumber Daya Tahapan Pematangan

Sumber daya manusia yang menjadi motor penggerak pengembangan e-government

di SKPD Kota Palembang merupakan admin atau pengontrol langsung perkembangan e-

government yang ada di masing-masing SKPD akan tetapi pada kenyatannya masih banyak

Pengembang Situs SKPD melakukan konfigurasi atau Setting Webiste berupa :

Baris (Kolom) Link Tahapan Selesai

Dinas Komunikasi memberikan alamat berupa :

IP (Internet Protokol) SKPD yang di inginkan Data Berupa Masukan dari SKPD Dientry

Pengembangan Situs SKPD Memberikan data berupa :

Alamt webiste Nomor IP (Internet Protokol)

Page 123: Skripsi E-government Kota Palembang

106

admin yang di ada ditempat untuk mengontrol dan melakukan pengembangan situs milik

mereka hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada 10 responden pengguna

internet di Kota Palembang mengenai perkembangan e-government di kota Palembang.

5.4.2.1. Hubungan Interaktif Masyarakat Umum Dengan Situs Pemerintah

Untuk menguji apakah situs interaktif yang telah dibuat sudah dapat dinikmati dan di

ketahui oleh masyarakat umum, peneliti membuat sebua angket sederhana yang meneliti

sebarapa jauh pengembangan yang telah ada, dan bagaimana penilaian yang mereka miliki

untuk situs yang sedang dikembangkan tersebut, berikut hasi angket peneliti :

Tabel 5.13Pertanyaan Pertama

“apakah saudara mengetahui tentang e-government ?”No Nama

JawabanYa Tidak

1 Budi Jauhari X2 Edward X3 Farid Agustianto X4 M. Haris V5 M. Pajri X6 Mulyadi Nofran V7 Neidi Saputra V8 Olif Aprialia X9 Rudi Anwar V

10 Sigit Suganda V

Dari 10 (sepuluh) responden yang ada, hanya 5 orang yang mengetahui tentang e-

government, itu pun masih dalam pengetauan umum, dan sekedar mengetahui tanpa detail,

dan penjelasan yang cukup signifikan, dari ke-10 reseponden tersebut semuanya berlatar

belakang dari dunia pendidikan, dan masyarakat umum.

Tabel 5.14Pertanyaan Kedua

“Pernahkan saudara/I mengunjungi situs informasi milik pemerintah kota Palembang ?”No Nama

JawabanYa Tidak

1 Budi Jauhari X2 Edward X3 Farid Agustianto V4 M. Haris V5 M. Pajri V6 Mulyadi Nofran X7 Neidi Saputra V8 Olif Aprialia V9 Rudi Anwar V

10 Sigit Suganda X

Page 124: Skripsi E-government Kota Palembang

107

6 (enam) responden dari 10 (sepuluh) responden yang ada pernah mengunjungi situs

pemerintahan kota Palembang, keterangan yang didapat mereka tidak terlalu sering

mengunjungi situs pemerintah kota palembang, hanya beberapa saat saja di waktu yang tidak

tentu.

Tabel 5.15Pertanyaan Ke-3 (tiga)

“apa yang anda lakukan apabila berkunjung ke situs pemerintah kota Palembang ?”No Nama

JawabanSekedar Berkunjung Mencari Informasi

1 Budi Jauhari - -2 Edward - -3 Farid Agustianto Berkunjung4 M. Haris Berkunjung5 M. Pajri Mencari Nomer telpon

Dinas Lain6 Mulyadi Nofran - -7 Neidi Saputra Berkunjung8 Olif Aprialia Melihat Berita Dinas9 Rudi Anwar Berkunjung

10 Sigit Suganda - -

Dari ke-10 (sepuluh) responden, 4 responden hanya bertujuan untuk berkunjung saja,

2 responden mencari inforamsi berupa nomer telepon dinas lain, serta melihat perkembangan

yang terjadi pada dinas yang mereka kunjungi.

Tabel 5.16Pertanyaan Ke-4 (empat)

“Menurut anda bagimana perkembangan situs infomasi yang dimiliki oleh SKPD kotaPalembang ?”

No NamaJawaban

Bagus Tidak1 Budi Jauhari - -2 Edward - -3 Farid Agustianto Tetapi Kurang informasi penting4 M. Haris Masih banyak hal yang perlu ditambah5 M. Pajri Suka lemot6 Mulyadi Nofran - -7 Neidi Saputra Sangat interaktif8 Olif Aprialia Ditambah lagi link untuk ke pemerintahan lain9 Rudi Anwar Kurang, karena masih sering offline

10 Sigit Suganda - -

Dari ke-10 responden hanya 2 (dua) responden yang memberikan jawab bagus, dan 4

(empat) responden memilih jawab tidak, hal ini mungkin dapat dijadikan rujukan kecil bagi

SKPD yang ada untuk lebih meningktkan lagi kualitas pelayanan yang diberikan oleh

masing-masing situs yang mereka miliki.

Page 125: Skripsi E-government Kota Palembang

108

5.4.3.Diposisi Tahapan Pematangan

Dalam konteks diposisi sampai saat ini belum adanya peraturan ataupun surat

keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat Selaku dari pembuat kebijakan

pengembangan e-government di Kota Palembang untuk menentukan atau membuat

keputusan seperti Surat Tugas maupun dalam bentuk lainya untuk memonitor dan

memberikan beban tugas kepada pegawai yang akan mengembangkan e-government di

masing-masing SKPD di Kota Palembang. Dari pantauan dan hasil wawancara peneliti

dengan pegawai dan kepala bagian dari SKPD yang peneliti teliti berikut kutipan wawancara

peneliti dengan salah satu pegawai yang ada di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Palembang :

“Sejauh ini kami belum pernah menerima atau pun disarankan untuk membuat surattugas untuk melakukan pengembangan e-government, akan tetapi jelas padaPeraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang pengembangan e-governmentbahwa tugas komi adalah sebagai pengembang, dan penyelenggaran e-government.”

Dilanjutkan wawancara dengan kepala bagian humas pemerintah kota Palembang :“Dalam aturannya sudah jelas siapa yang akan melakukan pengembangan e-government, akan tetapi memang kami belum secara detil dan secara rincimenjelasnkan hal-hal apa saja yang mereka harus lakukan atau yang akan di buatuntuk mempertegas dari pengembangan e-government ini, untuk itu kami juga akanmelakukan pengembangan-pengembangan yang nantinya berguna bagi setiap SKPD”

5.4.4.Struktur Birokrasi Tahapan Pematangan

Dalam tahapan pematangan sturktur birokrasi disusun berdasarkan peraturan walikota

nomor 92 tahun 2011 dengan menggunakan acuan dari inpres nomor 3 tahunn 2003 tentang

strategi kebijakan pengembangan e-government. Pada lokasi penelitian, struktur birokrasi

yang ada masih sangat kurang dari 3 SKPD yang diteliti hanya Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Palembang yang struktur birokrasinya sudah cukup teratur dan mengikuti

SOP yang ada pada peraturan walikota nomor 92 Tahun 2011, sedangkan untuk 2 SKPD

Page 126: Skripsi E-government Kota Palembang

109

lainnya masih seadanya dan tidak adanya struktur yang jelas dalam pengembangan e-

government.

5.5. Implementasi E-Government Pada Tahap Pemantapan, Dan Tahapan

Pemanfaatan

Tahapan ini sudah hampir menjadi tahapan akhir dari ke-4 tahapan yang ada, akan

tetapi tahapan ini belum terealisasi pada SKPD maupun situs milik pemerintah kota

Palembang, hanya ada beberapa saja yang telah mencapai tahapan ini yaitu dinas komunikasi

dan informatikan kota Palembang, tentu hal ini menjadikan pengembangan situs miliki

SKPD yang ada masih sangat jauh.

5.5.1. Komunikasi Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan

Berikut wawancara peneliti dengan Kepala Koordinasi Kota Palembang mengenai

tahapan pengembangan e-government :

“pengembangan e-government diharapakan dapat menjadi suatu yang baru padapemerintaha kota Palembang, dimana keterhubungan antar SKPD dan Pemerintahpusat dapat di pantau dan di koreksi bersama, akan tetapi dengan keterbatasan SDMdan masalah klasik lainnya maka pengembangan e-government dikota Palembang inimasih sebatas pada tahapan kedua yaitu pematangan dimana setiap SKPD wajibmembuat situs informasi mengenai SKPD-nya sehingga masyarakat umum dapatmencari informasi dan bertanya langsung pada SKDP yang mereka inginkan”

Dari hasil wawancara tersebut peneliti pun memahami masalah yang ada, setelah

peneliti menanalisis pada tahapan pertama. Untuk itu pada tahapan ini pemerintah kota

Palembang dan SKPD yang ada belum sempat atau belum terlalu maju dalam pengembangan

situs milik mereka dikarenakan keterbatasan SDM dan hal-hal pendukung lainnya.

5.5.2.Sumber Daya Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan

Dapat dilihat dari pembahasan sebelumnya, pemantapan dan tahapan pemanfaatan

belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyrakat umum maupun oleh pemerintahan itu

sendiri, dengan kendala-kendala yang ada sehingga pemantapan, dan tahap pemanfaatan

Page 127: Skripsi E-government Kota Palembang

110

masih dirasakan hanya sebatas adanya situs yang dimiliki oleh masing-masing SKPD di

Kota Palembang.

Apabila kita merujuk pada tahapan pemanfaatan, maka seharusnya situs yang dimiliki

oleh masing-masing SKPD yang ada dikota Palembang sudah dapat memberikan pelayanan

kepada masyarakat umum, sehingga jalanya system pemerintahan dapat dilihat dan dipantau

langsung oleh pengguna atau masyarakat dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Dengan masih banyaknya situs milik pemerintahan yang masih offline atau tidak

berjalan menunjukan bahwa pengembangan yang mereka lakukan hanya diam saja, dan tidak

melakukan apa-apa yang sebenarnya itu sudah diatur didalam Peraturan walikota nomor 92

tahun 2011. Akan tetapi kenyataanya itu tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada

perkembangan yang menuju pada proses pemanfaatan bagi masyarakat maupun

pemerintahan.

5.5.3.Diposisi Tahapan Pemantapan dan Pemantangan

Diposisi atau penempatan pegawai pun masih perlu lagi manajemen yang tinggi,

kerena masih banyak dari SKPD menempatkan beberapa pegawai mereka tidak sesuai dan

cenderung tidak mempedulikan apa yang pegawai mereka miliki, sehingga pada satu kondisi

mereka selaku pengembangan tidak mengerti apa yang harus dilakukan agar pengembangan

e-government dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menunjang kesalahan ini

beberapa SKPD sering kali berkela kalau hal ini terjadi dikarenakan belum siapnya SKPD

untuk melakukan pengembangan, sehingga penempatan pegawai tidak diatur, dan

dipertimbangkan berdasarkan kekerabatan saja.

Pendanaan pun sudah diadakan di tahun yang lalu, akan tetapi pendanaan tersebut

tidak mencukupi dalam pengembangan e-government, tidak mencukupi disini bukan berapa

besar dana yang ada akan tetapi dana tersebut dimanfaatkan belum secara maksimal untuk

melakukan pengembangna e-government.

Page 128: Skripsi E-government Kota Palembang

111

5.5.4.Struktur Birokrasi Tahapan Pemantapan dan Pemanfaatan

Dengan adanya SOP yang di atur didalam perturan walikota nomor 92 tahun 2011,

dapat kita ketahui bahwa sebenarnya pemanfaatan e-government di pemerintahan sangatlah

banyak sehingga tidak ada cela dimana pengembangan e-government itu terkesan hanya sia-

sia. Tak terlihat demikian pada SKPD yang ada dikota Palembang, masing-masing SKPD

hanya melakukan pengembangan dan mengacu pada Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun

2011 tetapi tidak semua yang ada di implementasikan dengan benar dan sesuai dengan SOP

yang ada.

Mereka yang melakukan pengembangan hanya melakukan beberpa pengembangan

yang tidak cukup hanya membuat situs pemerintahan akan tetapi membuat situs

pemerintahan tersebut menjadi lebih berguna dan dapat dimanfaatan secara seksama.

5.6. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan E-government di

Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.

Dari hasil obeservasi dan wawancara yang diilakukan peneliti terhadap 3 SKPD yang

menjadi sample contoh pengembangn e-governemnt dikota Palembang, yaitu Dinas

Komunikasi dan Informatika kota Palembang, Dinas Pendapatan Kota Palembang, dan

Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Palembang, serta HUMAS Pemerintah Pusat

Kota Palembang. Didapatlah beberapa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan e-

government di lingkungan pemerintah kota Palembang. Berikut tabel yang menjabarkan

mengenai faktor-faktor pendukung dan pengehambat bagi pengembangan e-government di

lingkungan pemerintah kota Palembang.

Page 129: Skripsi E-government Kota Palembang

112

Tabel 5.17Faktor Pendukung Bagi Penyelenggaran E-Government Dilingkungan Pemerintah

Kota Palembang Dalam Pengembangan E-GovernmentFaktor Pendukung

Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur BirokrasiKomunikasi yang dilakukanoleh Dinas Komunikasi danInformatika Kota Palembangsudah baik. Hal ini dapat dilihatdari 3 indikator berikut :

1. Transmisi : Secara tulisan,lisan, dan Media Lokaldaerah.

2. Kejelasan : adanya Sosialisasiberupa seminar pelatihan bagipegawai SKPD yang akanmengembangkan e-government.

3. Konsistensi : dalam Inpresnomor 03 tahun 2003 tentangKebijakan dan StrategiPengembangan e-governemnt,dan Peraturan WalikotaNomor 92 Tahun 2011tentang pengembangan e-government di lingknganpemerintah kota Palembang,sudah jelas aturan danpembagian tugas yang akandilakukan ole SKPD.

Berikut adalah faktrpendukung dalamsumber daya

1. Informasi : sumberinformasi yang adauntuk bahan evaluasidari SKPD masing-masing sudah jelas danmulai berjalan rutin, inidilihat daripembangunan mediawebsite sebagai tujuandari pengembangan e-government itu sendiri.

2. Wewenang : pembagianwewenang dariHUMAS PemerintahKota Palembangdengan menunjuklangsung DinasKomunikasi danInformatika Sebagaimediator bagi SKPDyang akanmengembangkan e-government

3. Fasilitas : sudahtersendiri beberapaperangkat computer daninstalasi server utamayang dibuat olehpemerintah pusat danSKPD terkait, sertamulai adanyapenganggaran khususbagi e-government.

Berikut adalah faktorpendukung dalamdisposisi

1. Pengangkatan birokrat: dari 3 SKPD yangada, pengengakatanbirokrat hanya terjadipada DinasKomunikasi danInformatika saja.

2. Penghasilan : e-government diciptakanbukan untukmeningkatkanpengehasilanpemerintah, akan tetapiuntuk melakukaninteraksi yanginteraktif denganmasyarakat, danpemerintahan lain.

Berikut merupakan faktorpendukung dalam sturkturbirokasi :

1. SOP berdasarkan InpersNomor 03 tahun 2003,dan perwali nomor 92tahun 2011 sudahmengatur jelas tentangpengembangan danpembagian kerja dari –pengembangan e-government.

Sumber : Diolah dari data primer dan data skunder tahun 2013

Page 130: Skripsi E-government Kota Palembang

113

Tabel 5.18Faktor Penghambat Bagi Penyelenggaran E-Government Dilingkungan Pemerintah

Kota Palembang Dalam Pengembangan E-GovernmentFaktor Pendukung

Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur BirokrasiTidak adahambatan padafaktorkomunikasi,karena sudahberjalan baik.

Berikut adalah faktor pengembat dalamsumber daya :

1. Staf : Kuantitas dan Kulitas Pegawaidalam pengembangan e-governmentsangat kurang dan tidak tepat dalampenempatannya, hanya pada dinasKomunikasi dan Informatikan sajayang menempatkan pegawai yangsesuai dan berkompeten tinggi.

2. Informasi : dari pemantauan penelititerhadap 3 Website SKPD KotaPalembang yaitu Dinas Komunikasidan Informatika Kot Palembang, DinasPendapatan Kota Palembang, DanBadan Kepegawaian dan DiklatDaerah Kota Palembang sertaditambah 1 Website Pemerintah PusatKota Palembang, diketahui bahwamasih banyak kekurangan informasiyang tidak didapat dari situs tersebut,dan pengelolaan data pun terkesan apaadanya.

3. Fasilitas : ada beberapa fasilitas yangterbengkalai di 2 SKPD yaitu DinasPendapatan Daerah, dan BadanKepegawaian dan Diklat Daerah KotaPalembang.

Berikut adalah faktorpengehambat dalamdisposisi :

1. Pengangkatanbirokrasi : penempatanpegawai masih sangatkurang di beberapaSKPD yaitu DinasPendapatan DaerahKota Palembang,Badan Kepegawaiandan Diklat DaerahKota Palembang, sertaHUMAS PemerintahPusat Kota Palembang.

Berikut faktorPendukung dalamStruktur Birokrasi :

1. Frgamentasi Kerja :masih kurangnyapengetahuan penelititerhadappengembangan e-government itusendiri

Sumber : Diolah dari data primer dan data skunder tahun 2013

Page 131: Skripsi E-government Kota Palembang

-114-

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab V, diketahui dari 3 SKPD yang ada hanya Dinas

Komunikasi dan Informatika saja yang menjalankan e-government sesuai dengan Perwali

Nomor 92 tahun 2011 tentang pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota

Palembang, sendangkan 2 SKPD lainnya menyerahkan pengembangan e-government

mereka kepada pemerintah pusat sebagai koordinator pelaksanaan e-government. Hal ini

tidak sesuai dengan apa yang telah ditargetkan oleh pemerintah pusat dalam

pengembangan e-government itu sendiri dan terkesan SKPD yang ada di terlalu

mementingan apa kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah kota Palembang. Seperit

kita ketahui pada bab II (kajian Pustaka) mengenai hal-hal penting yang tercakup dalam

pengembangan e-government bagi kemajuan pemerintahan, mulai dari unsur-unsur

pengembanga, dan pemanfaatan e-government itu sendiri

Berikut kesimpulan mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat

pengembangan e-government di lingkungan pemerintah kota Palembang.

1. Kurangnya pegawai yang kompeten dan memiliki jenjang pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan dari pengembangan e-government. Terlihat dari hanya Dinas

Komunikasi dan Informatika saja yang hanya memiliki pegawai yang competen

dan professional dalam bidangnya, sedangkan SKPD yang lain dan HUMAS

pemerintah kota Palembang masih menemptkan pegawai yang alakadarnya dan

hanya bermodalkan kemampuan dari sosialisasi semanir pelatihan saja.

Page 132: Skripsi E-government Kota Palembang

115

2. 2 (dua) dari 3 (tiga) SKPD yang menjadi objek penelitian pengembangan e-

government, diketahui hanya 1 SKPD saja yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota Palembang saja yang mandiri melakukan pengembangan e-government,

sendangkan 2 (dua) lainnya masih mengandalkan pemerintah pusat sebagai admin

dari pengendali dan pengembangan bagi website miliki mereka.

3. Kondisi peralatan yang ada sudah cukup baik, akan tetapi pemanfaatannya bagi 2

SKPD yaitu Dinas pendapatan daerah dan badan kepegawaian dan diklat daerah

kota Palembang terkesan tidak berfungsi dikerenakan mereka masih bergantung

pada pemerintah pusat sebagai administrator pengembang e-government.

4. Pengangkatan SDM yang masih kurang, terlihat hanya Dinas Komunikasi dan

Informatika yang melakukan penempatan dan pengangkatan pegawai yang tepat

5. Fragmentasi kerja yang masih kurang dipahami oleh SKPD dilingkungan

pemerintah kota Palembag, dalam kasus ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah

sudah bagus, akan tetapi masih ada SKPD yang belum memahami secara utuh

pengembangan e-government itu sendiri.

6.2. Saran

Permasalahan yang ada dalam pengembangan e-government di lingkungan

pemerintah kota Palembang sudah jelas terlihat dari BAB IV, seharusnya hal ini dapat

menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah pusat kota Palembang selaku pembuat kebijakan

menganai sosulsi penyelesaianyanya. Berikut adalah saran peneliti atas kesimpulan

permasalahan yang menghambat pengembangan e-government dilingkungan pemerintah

kota Palembang :

1. Kekuranan SDM yang akan ditempatkan untuk melakukan pengembangan e-

government seharusnya lebih diperbanyak, dan pemilihan SDM pun harus yang benar-

Page 133: Skripsi E-government Kota Palembang

116

benar kompeten dan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam hal

teknologi dan informasi.

2. Untuk saat ini dengan rentan waktu yang masih sangat dini, tidak ada salahnya

pemerintah pusat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam melakukan

pengembangan. Solusi ini dapat diambil apabila pemerintah menginginkan

pengembangan e-government itu berjalan cepat, dan sesuai dengan kaidah yang telah

diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011 Tentang pengembangan e-

government di lingkungan pemerintha kota Palembang.

3. Masalah pengangkatan birokrasi dapat diatasi dengan menerima calon pegawai yang

memiliki latar belakang pendidikan minimla Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi, dan Ilmu

Komputer sehingga meskipun terkesan teknis akan tetapi kedepanya calon pegawai

tersebut dapat di posisikan sebagai pengembangan yang handal.

4. Fragmentasi kerja yang baik harus lebih difokuskan pada sosialisasi ke SKPD yang

ada, hal baik merupakan tindakan yang baik pula sehingga fregmentasi kerja tertata

baik dan dapat dimengerti jelas.

Page 134: Skripsi E-government Kota Palembang

-117-

Daftar Pustaka

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Akib, Haedar. 2010. Implementasi Kebijakan : Apa, Mengapa dan Bagaimana.Volume 1 Nomor 1 : Jurnal Administrasi Publik

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Wahab, Solichin Abdul. 1991. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Ke ImplementasiKebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibawa, Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT RajaGrafindoPersada.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). Jakarta : PT.Buku Seru

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja SDM;Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta :Salemba Empat.

Page 135: Skripsi E-government Kota Palembang

118

Peraturan

Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-government.

Perarturan Walikota No 92 Tahun 2011 Palembang Tentang Pengembang E-government di

Lingkungan Pemerintah Kota Palembang.

Referensi

Ristek LIPI Tentang E-government : Sistem Informasi Manajemen Aset Di Dinas

Pendidikan Kabupaten Cirebon

Larasati, Inne. Jurnal Ilmu Komputer Agri Informatika Volume 1 Nomor 1 Halaman 13-21

ISSN : 2089-6026

Junaidi, Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011 LAB-ANE FISIP Untirta,

ISBN: 978-602-96848-2-7, dukungan E-government dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah : kasus best practices dari sejumlah

daerah di indonesia

Page 136: Skripsi E-government Kota Palembang

LAMPIRAN

Page 137: Skripsi E-government Kota Palembang

Pedoman Wawancara

1. Wawancara peneliti dengan Pejabat daerah, Kepala HUMAS Protokol Walikota

Kota Palembang, Kepala Koordinator E-government, dan Kepala Dinas SKPD

yang bersangkutan.

a. Bagaimana Pengembangan E-government pada Dinas Komunikasi dan InformatikaKota Palembang ?

b. Apakah ada Bagian Khusus yang disediakan oleh Kepala Dinas Komunikasi danInformatika untuk penyelenggaraan e-government Sudah berapa lama peraturanwalikota tersebut di terapkan di SKPD, dan bagimana Koordinasi yang dilakukanpemerintah pusat ?

c. Untuk infrastruktur dan sarana prasarana apakah sudah disediakan dan sudah layakuntuk pelaksanaan e-government ?

d. Pernahkan Pemerintah khususnya Dinas Komunikasi Dan Informatikan KotaPalembang mengadakan sosialisasi pengembangan e-government dengan SKPDyang wajib menyelenggarakan e-government pada satuannya. ?

e. Jadi kalau boleh disimpulkan apa saja kendala dan permasalahan yang di dapatdalam penyelenggaraan e-government itu sendiri khususnya pada Dinas Komunikasdan Informatika Kota Palembang

2. Wawancara peneliti kepada pegawai, dan staf yang bertanggung jawab untuk

mengembangkan e-government.

a. Bagaimana menerurt anda tentang Peraturan Walikota Nomor 92 Tahun 2011tentang pengembangan E-government di lingkungan pemerintah kota Palembang ?

b. Informasi apa saja yang ada terima yang telah anda terima mengenai penerpan e-government di SKPD kota Palembang ?

c. Bagaimana anda selaku pengembang melaksanakan tugas ?d. Dengan cara apa anda ditunjuk untuk melakukan pengembangan e-government,

serta faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penunjukan anda. ?e. Adakah kesulitan atau masalah-masalah yang menurut anda tidak bisa dilakukan

oleh SKPD yang akan mengembangkan e-government ?

Page 138: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 139: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 140: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 141: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 142: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 143: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 144: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 145: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 146: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 147: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 148: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 149: Skripsi E-government Kota Palembang
Page 150: Skripsi E-government Kota Palembang