1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan
merupakan salah satu unsur yang terpenting. Pendidikan yang baik akan
berdampak pada mengembangkan potensi diri setiap individu untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang berkualitas dengan mengadakan
pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media dalam proses
pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Hamalik. 1994:89) menyatakan bahwa
Instruction atau pembelajaran adalah “suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal”.
Proses belajar akan mencapai hasil yang maksimal apabila didasari dengan
pemahaman akan konsep-konsep dasar pada bidang ilmu itu sendiri dan bukan
hanya sekedar hapalan semata. Salah satu bidang ilmu yang memegang peranan
penting dalam kehidupan adalah Matematika. Matematika merupakan ilmu yang
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Dengan demikian,
1
2
mata pelajaran matematika dapat membekali peserta didik untuk berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta bekerjasama untuk bertahan hidup pada
keadaan yang terus berubah dan tak pasti.
Namun, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan di SD Triamarta
Kecamatan Kediri, Tabanan khususnya kelas IV mayoritas siswa menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak
disenangi oleh siswa. Sedangkan, salah satu dari siswa tersebut menyatakan mata
pelajaran matematika itu menyenangkan bila bisa menjawab soal-soal dari bapak
guru. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa
tidak menyukai pelajaran matematika karena dianggap sulit, dan apabila
matematika itu dapat dimengerti maka akan menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan.
Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan kepada guru mata
pelajaran matematika ditemui salah satu kendala yang dihadapi guru dalam
mengajar matematika adalah terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah,
sehingga guru sulit untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada peserta
didik. Walaupun dapat dijelaskan oleh guru kadang-kadang siswa tidak mengerti
dengan apa yang dijelaskan guru dan pembelajarannya pun kadang-kadang
menjadi kurang efektif karena siswa merasa jenuh dan kurang tertarik terhadap
materi yang diajarkan.
Beberapa gejala juga ditemui dalam observasi yang dilaksanakan dikelas
IV seperti: penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik masih berlangsung
secara tradisional atau konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru,
penggunaan media dalam proses pembelajaran masih terbatas sehingga siswa sulit
3
memahami konsep matematika khususnya pada materi bangun ruang. Akibatnya
terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal, baik soal-soal ulangan
harian maupun soal-soal ulangan umum. Dengan proses pembelajaran tersebut
wajarlah bila hasil belajar matematika siswa kelas IV masih dibawah standar
yaitu dengan nilai rata-rata 50.
Dari data tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika pada siswa kelas IV di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan
perlu ditingkatkan.
Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dan observasi, maka peneliti
mengadakan diskusi dengan kepala sekolah, wali kelas IV dan guru mata
pelajaran matematika di SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan, maka peneliti
memberi gambaran mengenai model yang tepat digunakan dalam pembelajaran
matematika. Adapun model sebagai gambaran dalam diskusi untuk meningkatkan
hasil belajar matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD).
Beranjak dari permasalahan tersebut pula, maka peneliti mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Bermedia Bangun Ruang
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap
Di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah yang muncul adalah sebagai berikut.
4
1. Kurangnya pengetahuan guru akan perkembangan model dan metode dalam
pembelajaran.
2. Penyampaian materi masih bersifat tradisional atau konvensional.
3. Penggunaan media dalam pembelajaran masih terbatas.
4. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang diajarkan.
5. Siswa sulit memahami konsep matematika khususnya materi bangun ruang.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti akan membatasi
dan memfokuskan penelitian ini hanya pada “hasil belajar pada materi Balok dan
Kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,
Tabanan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang”. Media bangun ruang
yang digunakan dalam penelitian ini hanya Balok dan Kubus.
1.4 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
dapat dikaji dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika siswa khususnya pada materi Balok dan Kubus siswa kelas IV
semester genap di SD Triamarta Tabanan ?
5
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada materi Balok dan Kubus
siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan
setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang.
1.6 MANFAAT HASIL PENELITIAN
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi pengembangan model dan
media pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Matematika.
1.6.2 Manfaat praktis
1.6.2.1 Bagi Guru Matematika
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam memilih dan menggunakan
model, metode dan media pembelajaran yang tepat.
1.6.2.2 Bagi Siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar dan semangat belajar.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, berikut ini akan
dijelaskan mengenai (1) Model Pembelajaran (2) Model Pembelajaran Kooperatif
(3) Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, (4) Media Pembelajaran, dan (5)
Hasil Belajar.
2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Joice dan Weil (dalam Dimyati dan Moedjiono, 2006:109) berpendapat
bahwa model pengajaran adalah “suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pengajaran jangka panjang), meran-
cang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing di kelas atau yang lain”.
David Ausabel (dalam Irinto 2008:234) menyatakan bahwa “model
mengajar mencakup pengorganisasian ilmu pengetahuan (curriculum content),
kegiatan mental dalam proses informasi baru (learning), dan bagaimana guru
dapat mengaplikasikan gagasan tentang kurikulum dan belajar pada saat
menjanjikan bahan pelajaran baru”.
Mengacu pada pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sengaja dirancang secara
sistematis sebagai pengorganisasian pengetahuan atau bahan pelajaran baru untuk
membelajarkan pebelajar dalam suatu kelas tertentu.
6
7
2.2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Saptono (dalam Trianto 2011: 56) mengemukakan bahwa “dalam belajar
kooperatif menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan kemampuan
akademik yang berbeda dengan kelompok-kelompok kecil”. Saptono menekankan
pada pembelajaran kelompok kecil yang berbeda kemampuan akademik.
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011:56), “dalam belajar kooperatif, siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk
bekerjasama dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru”.
Jadi, pada dasarnya model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil dengan
kemampuan akademik yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas
kelompok demi memaksimalkan kondisi belajar dan hasil belajar sebagai tujuan
dari pembelajaran.
Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran kooperatif menurut Muslimin
Ibrahim (dalam Irinto, 2009:61) yaitu: (1) siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bila mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, dan
(4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Menurut Muslimin (dalam Trianto, 2011:58) terdapat enam tahap dalam
pembelajaran kooperatif, dimulai dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hingga memberikan penghargaan.
8
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
FaseAktivitas GuruFase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2
Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5
EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6
Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok. 2.3 Pengertian Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Slavin (dalam Trianto, 2011:68) menyatakan bahwa ada 5 komponen
utama yang perlu diperhatikn dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (1) tahap
penyajian kelas (class presentasion), (2) belajar dalam kelompok (teams), (3)
tes/kuis (quizzes), (4) skor kemajuan individu (individual improvement scores),
dan (5) penghargaan kelompok (teams recognition).
Adapun ciri-ciri dari Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut Slavin
(dalam Trianto, 2011:69) adalah sebagai berikut.
a. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
9
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar beranggotakan 4-5
orang secara heterogen baik dari tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan ras atau
suku. Adapun fungsi pengelompokan ini adalah untuk mendorong adanya
kerjasama kelompok dalam mempelajari materi dan menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Selain itu pengelompokan bertujuan untuk menyiapkan
semua anggota kelompok menghadapi tes perorangan, sehingga tumbuh kesadaran
dalam diri siswa bahwa belajar dengan model kooperatif menyenangkan.
b. Memperhatikan skor awal.
Skor awal merupakan skor kuis yang diperoleh dalam pembelajaran
sebelumnya. Skor awal ini sangat berguna untuk mengetahui perkembangan
secara individu. Tujuan pemberian skor awal adalah apakah pada tes berikutnya
mengalami peningkatan atau penurunan.
c. Kuis
Pemberian kuis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi secara individu. Dalam mengerjakan kuis, siswa harus bekerja
sendiri. Dengan demikian, siswa bertanggung jawab atas materi pelajaran secara
individu.
d. Skor kemajuan individu
Skor kemajuan individu digunakan untuk mengetahui kemajuan siswa
secara individu. Skor kemajuan diperoleh dengan membandingkan skor awal
(base score) dengan skor akhir (quis score). Dalam STAD skor kemajuan sangat
diperlukan untuk menentukan skor tim.
10
Pemberian skor kemajuan bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa
untuk meningkatkan skor kuisnya, makin besar skor kuis maka makin besar pula
sumbangan pada skor prestasi kelompok.
Tabel 2.2. Kriteria Pemberian Skor Kemajuan Individu
NoSkor TesSkor Kemajuan1Lebih dari 10 poin di bawah skor
awal52Antara 1 sampai 10 poin di bawah skor awal103Antara 0 sampai 10
poin di atas skor awal204Lebih dari 10 poin di atas skor awal305Nilai
sempurna (tidak berdasarkan skor awal30
e. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat pada masing-masing
kelompok dengan melihat skor kemajuan kelompok. Langkah pertama sebelum
memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok.
Untuk memperoleh rata-rata kelompok dilakukan dengan menjumlahkan skor
kemajuan masing-masing anggota kelompok, kemudian jumlah itu dibagi jumlah
anggota kelompok yang mengikuti kuis. Rata-rata skor kelompok ini disebut
prestasi masing-masing kelompok atau skor kemajuan kelompok (X).
Berdasarkan skor tersebut guru memberi hadiah berupa predikat kepada masing-
masing kelompok yang memenuhi kreteria tertentu. Adapun kreteria dan predikat
kelompok adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3. Kriteria dan Predikat Kemajuan Kelompok Kooperatif
11
NoKriteria Rerata KelompokPredikat1X < 15Tanpa Predikat215 < X <
20Kelompok Cukup (Good Team)320 < X < 25Kelompok baik (Great Team)4X
> 25Kelompok Sangat Baik (Super Team)
Keterangan:
X = rata-rata skor kelompok
Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, Slavin juga
mengemukakan bahwa terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan, yaitu:
tahap persiapan (preparation), tahap penyajian kelas (teach), tahap belajar dalam
kelompok (team studi), dan penghargaan kelompok (team recognition). Tahap-
tahap pembelajaran tersebut dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pembelajaran
yang mencakup komponen penyajian kelas, belajar kelompok, tes, dan tahap akhir
adalah penghargaan kelompok yang meliputi menentukan skor kemajuan
individu, dan pengakuan prestasi kelompok. Masing-masing persiapan dapat
dipaparkan sebagai berikut.
1. Persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini adalah materi pelajaran, membagi
siswa dalam kelompok-kelompok kecil, menentukan skor awal siswa. STAD
terdiri dari siklus kegiatan pembelajaran yang tetap yaitu mengajar, belajar
dalam kelompok, tes, dan penghargaan kelompok.
2. Penyajian kelas
Kegiatan pembelajaran dalam STAD dimulai dengan penyajian materi
pelajaran, yang diawali dengan pendahuluan, menjelaskan materi, dan latihan
12
terbimbing, pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa
dalam tugas kelompok. Hal ini penting dilakukan untuk memotivasi siswa
tentang materi yang akan mereka pelajari.
3. Kegiatan kelompok
Pada kegiatan kelompok siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi
kelompok, membahas tentang materi yang diberikan dan diharapkan saling
membantu dalam menyelesaikan soal permasalahan.
4. Tes
Tes dikerjakan secara individu. Skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
tes akan dipergunakan sebagai skor kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setelah tes dilakukan, dihitung skor kemajuan individu dan skor kelompok
serta memberi penghargaan pada kelompok-kelompok tersebut. Apabila
mungkin, skor kelompok diumumkan pada pertemuan pertama setelah tes. Hal
ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Menurut Nurhadi (dalam Trianto, 2011:70) ada beberapa kelemahan dari
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran di kelas membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga
kadang materi yang disampikan tidak terselesaikan.
2. Menuntut guru untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih
matang.
3. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti labolatorium, tempat duduk
siswa harus terkondisi untuk belajar kelompok.
4. Karena bersifat kelompok, maka kondisi siswa kadang agak ribut.
Oleh karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
kelebihan dan kelemahan, sebaiknya guru atau pendidik menggunakan model
pembelajaran ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga
13
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswanya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kelas
adalah sebagai berikut.
1. Sebelum pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-masing, guru
menjelaskan ringkasan materi dengan cara mendemonstrasikan dan
mengajukan pertanyaan sekitar 10-15 menit.
2. Guru mempersilahkan pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-
masing.
3. Semua kelompok disuruh menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai
dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
4. Masing –masing pebelajar berdiskusi dan saling bertukar pendapat agar semua
pebelajar dalam satu kelompok memahami tugas-tugas yang telah dikerjakan.
5. Salah seorang anggota kelompok bertugas menulis jawaban yang telah
disepakati bersama.
6. Guru mengumpulkan laporan masing-masing kelompok.
7. Laporan pebelajar dikoreksi, dikomentari, dinilai dan dikembalikan pada
pertemuan berikutnya.
8. Hasil kuis dikoreksi dan dibuatkan daftar kemajuan secara individu dan
kelompok.
2.4 Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam
Akhmad Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa “Media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran”. Sementara itu, Briggs (dalam Akhmad Sudrajat,
14
2008 ) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti; buku, film, video dan
lain sebagainya. Sedangkan National Education Association (dalam
Akhmad Sudrajat, 2008) mengungkapkan bahwa “Media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras”.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat
merangsang pikiran,perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Dari berbagai pengelompokan media pembelajaran secara
sederhana media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga kelompok saja
yaitu sebagai berikut.
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang paling sering
digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi
dalam proses pembelajaran. Media Visual ini terdiri atas media yang tidak
dapat diproyeksikan (non projected visual), dan media yang dapat
diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan dapat
berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).
Contoh dari media visual adalah tabel, poster, foto, dan slide.
b. Media Audio
15
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran, contohnya program kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam proses pembelajaran pada umumnya
untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek
keterampilan mendengarkan.
c. Media Audiovisual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi antara
audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dalam
batas-batas tertentu, media ini dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru yang dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi
(narasumber) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh
sebab itu, peran guru dapat juga beralih menjadi fasilitator belajar yaitu
memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media
audiovisual diantaranya program video/televisi pendidikan, video/televisi
intruksional, dan program slide suara (soundslide), dan pembelajaran
dengan komputer. (Hernawan, 2008:203)
2.5 Media Bangun Ruang
Media bangun ruang merupakan “bangun geometri tiga dimensi dengan
batas-batas berbentuk bidang dan atau bidang lengkung” (Sri Subarinah dalam
Dalman, 2006:136). Pengertian tersebut menekankan bahwa bangun ruang
merupakan hubungan dari bidang datar.
16
Menurut Siskandar dan Mohamad dalam Dalman (1990:370) bangun
ruang adalah “kotak yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu sendiri, dan
bagian dalam kotak”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bangun
ruang merupakan hubungan dari batas-batas suatu bidang datar yang berbentuk
bidang dan atau lengkung yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu
sendiri, dan bagian dalam kotak.
Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dikelas, dimana pembelajar (guru) berperan sebagai komunikator yang akan
menyampaikan pesan/bahan ajar kepada pebelajar (siswa) sebagai penerima
pesan. Tujuan dari pembelajaran adalah mengantarkan siswa menuju perubahan
tingkah laku, baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri baik
secara individu maupun makhluk sosial.
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajarannya yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Hamalik (2005:211) menyebutkan bahwa ada beberapa alasan,
mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu sebagai
berikut.
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi siswa.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata berkomunikasi
verbal melalui penelusuran kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak menghabiskan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran.
17
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
5. Taraf berpikir siswa (manusia) mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dari berpikir sederhana ke
berpikir kompleks.
2.6 Hasil Belajar
Dari sekian banyak ahli pendidikan dan psikologi tidak ada yang
memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai hasil belajar,
namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai
makna hasil belajar. Dimyati dan Moedjiono (1994:35) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau
tindak belajar. Demikian pula dalam Kamus Beasar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa ”hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan,dibuat,
dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau
perolehan, buah” (Poerwadarminta,1996:337).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dalam konteks penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan siswa setelah
mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar Matematika adalah
perolehan belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses
interaksi pembelajaran mata pelajaran Matematika.
Secara umum dinyatakan bahwa ada banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, menurut Rusyan (1993:2) “Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu;
18
(1) faktor kesiapan,yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk
melakukan sesuatu, (2) motivasi, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk
melakukan sesuatu, (3) tujuan yang ingin dicapai”.
Selain hal tersebut diatas, ada beberapa faktor ekstrensik yang juga
mempengaruhi hasil belajar, “faktor-faktor tersebut adalah faktor
guru,siswa, kurikulum, dan lingkungan” (Ali, 1992:5). Keempat faktor
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
1). Faktor GuruSetiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri yang
tercermin dalam tingkah laku saat mengajar. Gaya mengajar guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi dan kurikulum. 2). Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan yang dimiliki masing-masing itu meliputi kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.3). Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.4). Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan tata ruang dan berbagai situasi yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
2.7 KERANGKA BERPIKIR
Terkait dengan mata pelajaran matematika yang pada dasarya merupakan
pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh siswa, sudah jelas hasil belajar siswa
menjadi kurang maksimal. Buktinya, berdasarkan hasil observasi pada proses
pembelajaran matematika di kelas IV SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan
diperoleh bahwa model dan metode yang digunakan cendrung masih
konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Ditemukan juga guru
jarang menggunakan media pembelajaran, walaupun menggunakan media,
terbatas pada media grafis (gambar) saja.
19
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan metode
pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen, yang nantinya dapat
saling membantu untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Media
bangun ruang yang merupakan bangun tiga dimensi dalam bentuk kubus dan
balok secara konkrit akan membantu siswa untuk mengerti materi dan mengurangi
pemahaman secara abstrak. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif,
bersemangat, mampu mengembangkan keterampilan sosial, dan akhirnya mampu
mengoptimalkan potensi dirinya sendiri.
Maka dari itu, peneliti menduga bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun
ruang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi balok dan
kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,
Tabanan.
2.8 HIPOTESIS
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas maka berikut ini dapat
diajukan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.
“Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat diterapkan dengan
baik maka dapat diduga hasil belajar pada materi balok dan kubus siswa kelas IV
semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan dapat meningkat”.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil sebuah
subjek penelitian di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan yang melibatkan
para siswa kelas IV dengan jumlah 20 orang.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan pada semester genap serta berlangsung dari bulan April sampai
bulan Mei 2013.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian tindakan yang akan digunakan adalah
penelitian tindakan kolaboratif, yaitu kolaborasi atau kerjasama antara guru dan
peneliti. Peneliti dan guru menyiapkan instrumen evaluasi / observasi, ikut terlibat
dalam pembelajaran dan dalam perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan ,
serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan
bersama. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup
kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target
21
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan ditambah 1 kali
pertemuan untuk evaluasi belajar siswa.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup
kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target
penelitian. Akhir siklus I ditandai dengan pelaksanaan ulangan harian begitupun
dengan siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi target penelitian.
Adapun rancangan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
Siklus I Siklus II
Gambar : 1.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kasbullah, 2007)
3.3.1 Rencana Tindakan
Adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan tindakan ini
adalah : (1) menyiapkan meteri yang akan diajarkan, (2) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model dan metode serta
materi pembelajaran, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan
instrument penilaian/tes.
3.3.2 Pelaksanaan
Adalah upaya yang dilakukan oleh guru / peneliti untuk melakukan
perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada
rancangan pelaksanaan ini adalah : melaksanakan proses pembelajaran sesuai
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Evaluasi/ Observasi/
Refleksi Refleksi Rencana Tindakan
Evaluasi/Observasi Pelaksanaan
21
22
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
dipersiapkan,yaitu: (1) penyampaian materi ajar di kelas dengan metode
demontrasi tanya-jawab, (2) membentuk kelompok-kelompok heterogen, (3)
memberikan tugas pada masing-masing kelompok, (4) mengumpulkan laporan
masing-masing kelompok.
3.3.3 Evaluasi / Observasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Kegiatan
yang dilakukan pada rancangan evaluasi ini adalah : (1) penilaian tugas
kelompok, dan (2) penilaian terhadap hasil ulangan harian. Observasi
dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah: (1) mengobservasi guru
dalam membuka pelajaran, menyampaikan materi dan menutup pelajaran, dan
(2) mengobservasi siswa dalam kerja kelompok.
3.3.4 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan
dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti
bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangan-kekurangan
dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi
ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap
pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan
dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus
selanjutnya
3.4. Dentifikasi Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel
bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penilitian ini,
sebagai berikut.
3.4.1 Variabel Bebas : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia
bangun ruang.
3.4.2 Variabel Terikat : Hasil belajar.
3.5 Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data
23
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan instrumen yakni
dengan menggunakan metode tes dan instrumen pengumpulan data berupa soal-
soal tes. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini berupa soal-
soal latihan untuk mengukur hasil belajar setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang.
3.6 Teknik Analisis dan Kriteria Keberhasilan
Setelah data tes hasil belajar dan lembar observasi dalam penelitian
ini terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan analisis data. Dalam
menganalisis data ini digunakan metode analisis statistik deskriptif. Untuk
data hasil belajar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: menghitung
nilai rata-rata kelas, menganalisis data ketuntasan belajar siswa secara
individu, dan menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal.
1. Menghitung mean (rata-rata) skor siswa
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.
M = X1 + X2 + X3...... Xn
N
Keterangan:
M = Mean
X = Skor siswa
N = Jumlah siswa
(Nurkancana, 1990:173)
2. Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang
dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil).
Adapun rumusnya adalah:
24
P = § x 100%
Keterangan:
P = Persentil
X = Skor yang dicapai
SMI = Skor Maksimal Ideal
(Nurkancana,1990:90)
Pedoman yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dapat
ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen dengan
PAP skala lima seperti dalam tabel berikut ini
Tabel 3.2 Pedoman PAP Skala Lima
PersentaseNilai
HurufNilai
AngkaKriteria Hasil
Belajar 85% - 100% A 4 Sangat Baik 70% - 84% B 3
Baik 55% - 69% C 2 Cukup 40% - 54% D 1
Kurang 0% - 39% E 0 Sangat Kurang
Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal
Adapun rumusnya adalah:
KB = § x 100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
Untuk menentukan keberhasilan siswa, maka dilakukan penskoran
dan penentuan standar keberhasilan belajar. Secara umum sistem penilaian
25
dalam penelitian ini menggunakan ”mastery learning” yaitu siswa anan
dikategorikan berhasil apabila telah mencapai 75% secara individu. Pada
penelitian ini, keberhasilan proses pembelajaran ditentukan pada
pencapaian penguasaan materi yaitu sebesar 75% secara individu dan
secara klasikal. Apabila tingkat pencapaian penguasaan materi telah
mencapai 75% secara individu dan secara klasikal, maka penelitian ini
akan dihentikan, serta akan disimpulkan bahwa siklus tersebut telah
berhasil.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Observasi Awal
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian siklus I, peneliti
melaksanakan kegiatan observasi awal untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada tahap observasi
awal.
Tabel 4.1 Nilai Observasi Awal
No
AbsenKode
SubjekPenguasaan
MateriKriteria
Ketuntasan100130BT200270T300360T400470T500530BT600660T700730BT8
00840BT9
26
26
00970T1001070T110110BT1201250BT1301370T1401440BT1501510BT160163
0BT1701740BT1801850BT1901970T2002070TJumlah990
Berdasarkan pada observasi awal, diketahui bahwa total nilai hasil belajar
menyimak siswa adalah 990. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor rata-rata
(M) kelas dengan cara sebagai berikut.
1). Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar menyimak siswa.
M = X1 + X2 + X3...... Xn
N
= §
= 49,50
2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang
dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun
rumusnya adalah:
P = § x 100%
= § x 100%
= 49,50%
Berdasarkan pada pedoman PAP Skala Lima, skor sebesar 49,50%
termasuk dalam kategori Kurang.
Tabel 4.2 Pedoman Konversi PAP Skala Lima
27
PersentaseNilai
HurufNilai
AngkaKriteria Hasil
Belajar 85% - 100% A 4 Sangat Baik 70% - 84% B 3
Baik 55% - 69% C 2 Cukup 40% - 54% D 1 Kurang
0% - 39% E 0 Sangat Kurang
Setelah menghitung nilai rata-rata siswa, selanjutnya dilakukan
penghitungan untuk mengetahui nilai Ketuntasan Belajar (KB) secara klasikal
3. Ketuntasan Belajar (KB) secara klasikal pada observasi awal adalah sebagai
berikut.
KB = § x 100%
= § x 100%
= 50,00 %
4.1.1 Data Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Data Hasil Belajar Siklus I
Data tentang hasil belajar pada siklus I disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3. Data Hasil Belajar Siklus I
No AbsenKode SubjekSkor Yang Dicapai (X)P=
§ x 100Kriteria
Ketuntasan10017070T
20026060T30037070T40048080T50054040BT60067070BT70074040BT
80086060T90098080T100108080T110113030BT120126060T130137080
T140146060T150154040BT160166060T170174040BT180186060T19019
8080T200207070TJumlah12201220
28
Keterangan :
BT : Belum Tuntas
T : Tuntas
SMI = 100
1. Menghitung nilai rata-rata kelas.
Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar menyimak siswa adalah
sebagai berikut:
M = X1 + X2 + X3...... Xn
N
= 1220
20
= 61,00
2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang
dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun
rumusnya adalah:
P = § x 100%
=1220 x 100%
20
=61,00 %
Skor rata-rata kelas sebesar 61,00 % jika dibandingkan dengan
PAP skala 5 termasuk dalam kategori cukup.
Tabel 4.4. Pedoman Konversi PAP Skala Lima
Tingkat Penguasaan
29
(%)Nilai HurufNilai AngkaKriteria HasilBelajar85 – 100A4Sangat Baik70 – 84B3Baik55 – 69C2Cukup40 –
54D1Kurang0 – 39E0Sangat Kurang
3. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal
Adapun ketuntasan belajar (KB) secara klasikal adalah sebagai berikut.
KB = § x 100%
= § x 100%
= 70,00 %
4.1.1.2. Hasil Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan observasi dan evaluasi pada siklus I, kemudian
dilakukan pengkajian atas kekurangan-kekurangan dan hambatan-
hambatan yang masih terjadi pada siklus I tersebut. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa pada siklus I diperolah skor rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 61,00 dengan hasil belajar secara klasikal sebesar 61,00%
yang termasuk dalam kategori cukup. Secara klasikal pada siklus I
ketuntasan belajar siswa mencapai 70,00%, dimana ini menunjukkan
adanya peningkatan jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar secara
klasikal pada observasi awal yang hanya sebesar 50,00%.
Namun ketuntasan belajar secara klasikal ini belum memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian ini yaitu sebesar 75%.
Berdasarkan analisis data hasil belajar pada siklus I, masih
ditemukan beberapa permasalahan yaitu:
a. Siswa belum berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan
pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang dibahas.
30
b. Masih ada siswa yang kurang berkonsentrasi dan tidak mau bekerjasama
dalam kelompok.
Permasalahan tersebut disebabkan karena pada kegiatan awal
pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga
belum melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran. Selain itu, pada saat kegiatan inti kelompok lain tidak
diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat ataupun menanggapi
pendapat dari kelompok lain.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui tersebut, maka dilakukan
tindakan perbaikan sebagai berikut.
a. Siswa lebih dimotivasi dan dirangsang supaya lebih mengemukakan
pendapat maupun bertanya terkait dengan materi dalam proses
pembelajaran.
b. Memperbaiki cara penyajian atau penyampaian materi sehingga lebih
menarik bagi siswa.
c. Mengurangi metode ceramah sehingga siswa tidak merasa bosan lebih
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut dan dengan melihat kendala-kendala pada siklus I,
maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II untuk memperoleh hasil sesuai dengan
yang diharapkan.
4.1.2 Data Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1 Data Hasil Belajar Siklus
Data hasil belajar pada siklus II disajikan dalam tabel berikut.
31
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus II
No AbsenKode SubjekSkor Yang Dicapai (X)P= § x 100Kriteria Ketuntasan
10017070T 20028080T 30039090T 40048080T 50059090T 60068080T
70078080T 80088080T 90098080T 100108080T 110117070T
120128080T 130138080T 140148080T 150155050BT 160165050BT
170178080T 180188080T 190198080T 200209090T Jumlah
15501550
Keterangan:
BT : Belum Tuntas
T : Tuntas
SMI = 100
1. Menghitung nilai rata-rata kelas
Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar matematika siswa adalah
sebagai berikut.
M = X1 + X2 + X3...... Xn
N
=1550
20
= 77,50
2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang
dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun
rumusnya adalah:
P = § x 100%
=1550 x 100%
32
20
=77,50 %
Skor sebesar 77,50% tersebut jika dibandingkan dengan PAP skala
5 termasuk dalam kategori Baik.
Tabel 4.4. Pedoman Konversi PAP Skala Lima
Tingkat Penguasaan(%)Nilai HurufNilai AngkaKriteria Hasil
Belajar 85 – 100 A 4 Sangat Baik 70 – 84 B 3 Baik 55 – 69 C
2 Cukup 40 – 54 D 1 Kurang 0 – 39 E 0Sangat Kurang
3. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal
Adapun ketuntasan belajar (KB) secara klasikal adalah sebagai berikut.
KB = § x 100%
= § x 100%
= 90,00 %
4.1.2.2 Hasil Refleksi Siklus II
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada siklus II diperoleh
skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,50 dengan hasil belajar klasikal
sebesar 77,50%. Secara klasikal pada siklus II ketuntasan belajar siswa
mencapai 90,00%, hal ini sudah menunjukkan adanya peningkatan sebesar
20,00% dibandingkan dengan ketuntasan belajar secara klasikal pada
siklus I yang hanya mencapai 70,00%.
Melihat hasil penelitian diatas, secara keseluruhan penelitian dapat
dikategorikan berhasil karena pada akhir penelitian kriteria keberhasilan
33
yang ditetapkan sudah terpenuhi. Kendala-kendala yang ditemui pada
siklus I sebelumnya sudah dapat diatasi pada siklus II karena guru sudah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan baik dan ini
berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia
bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas IV
SD Triamarta Kediri Tabanan tahun pelajaran 2012/2013.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru kelas IV dan
serta dari pengamatan pada pembelajaran matematika di kelas IV SD
Triamarta Kediri Tabanan maka dapat diketahui bahwa permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari adanya 10 orang
siswa dari jumlah keseluruhan 20 orang belum memenuhi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) atau sebesar 50,00% pada observasi awal. Hal ini
disebabkan karena guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
dengan baik sehingga pengelolaan kelas juga kurang baik, siswa juga kurang
berkonsentrasi pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu guru juga
lebih banyak berceramah sehingga membuat siswa lebih cepat bosan, serta
kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
kurang efektif dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa khususnya
pada pelajaran matematika.
Berdasarkan pada uraian di atas, dicoba diberikan alternatif pemecahan
masalah untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu dengan menerapkan
34
model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang dengan
harapan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran menyimak dapat
meningkat dari sebelumnya.
Dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus ini
menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar yang telah dicapai mulai
dari observasi awal, siklus I sampai pada siklus II sebagaimana yang dapat
digambarkan dalam grafik dibawah ini.
µ §
Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa didapat data pra
tindakan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 49,50 dengan hasil belajar
klasikal sebesar 49,50% dalam kategori kurang dan persentase ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 50,00%. Pada siklus I sudah terjadi peningkatan
nilai rata-rata menjadi 61,00 dengan hasil belajar klasikal sebesar 61,00%
dalam kategori cukup dan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal
meningkat menjadi 70,00% dan pada siklus II juga terjadi peningkatan pada
nilai rata-rata menjadi 77,50 dengan hasil belajar klasikal sebesar 77,50%
dalam kategori baik dan peningkatan persentase ketuntasan belajar secara
klasikal menjadi 90,00%. Hasil belajar secara klasikal ini sudah memenuhi
kriteria keberhasilan penelitian ini yaitu sebesar 75%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan penelitian dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus I dan Siklus II.
35
semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan terpenuhi. Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang juga dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi dalam meneliti materi
pembelajaran yang lain dalam proses pembelajaran karena model
pembelajaran ini dapat memotivasi siswa menjadi lebih aktif dan
berkonsentrasi.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV seperti
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
Beranjak dari kenyataan rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam
pelajaran Matematika, maka diputuskanlah untuk melakukan penelitian dalam
bentuk penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV semester genap SD Triamarta Kediri Tabanan
tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang. Dalam penelitian ini, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, dengan metode analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data awal observasi menunjukkan
bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 49,50 dengan persentase hasil belajar siswa
secara klasikal hanya sebesar 49,50% dan persentase ketuntasan belajar (KB)
sebesar 50,00%. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, terdapat peningkatan nilai
rata-rata menjadi 61,00 dengan persentase hasil belajar siswa secara klasikal
sebesar 61,00% yang termasuk dalam kategori cukup serta dengan persentase
ketuntasan hasil belajar secara klasikal menjadi 70,00 % dan pada siklus II terjadi
peningkatan pada nilai rata-rata menjadi 77,50 dan persentase hasil belajar
3839
37
klasikal siswa sebesar 77,50% yang termasuk dalam kategori baik dengan
peningkatan persentase ketuntasan belajar secara klasikal menjadi 90,00 %.
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa secara klasikal dapat diketahui
adanya peningkatan hasil belajar menjasi sebesar 77,50%. Hasil belajar secara
klasikal ini sudah memenuhi kriteria penelitian yaitu sebesar 75%. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa penelitian dapat dikatakan berhasil karena pada akhir
penelitian kriteria keberhasilan yang ditetapkan sudah terpenuhi.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut.
1. Kepada guru kelas IV disarankan untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran khususnya media bangun ruang dalam pembelajaran
Matematika pada khususnya ataupun penggunaan media lain pada
pembelajaran yang lainnya.
2. Bagi pihak sekolah, metode ini dapat juga digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan proses bembelajaran Matematika ataupun mata pelajaran
lain dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi calon peneliti lain yang sekiranya berminat untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif terutama tipe STAD bermedia bangun ruang
hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi penelitian.
38
DAFTAR PUSTAKA
Agus M., Drs. dkk. 2012. Cemerlang Untuk Kelas 5 Semester Gasal. Solo: Usaha
Makmur Solo.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dalman. 2012. Pembelajaran MatematikaYang Menyenangkan.Jakarta: Raja
Grafindo Grafika.
Hamalik. 1994. Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurkancana dan Suhartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Roestiyah, N.K. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
S. Rositawaty dan Aris Muharam. 2008. BSE Senang Belajar Bahasa indonesia
untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sunaryo. Pendekatan Pembelajaran. 1989. Jakarta: PT Antariksa Persada.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
40
Lampiran 01. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI : SD Triamarta
Kelas/Semester : IV/2
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Pertemuan : 2 kali pertemuan
Standar Kompetensi :
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar :
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
Indikator Kompetensi:
8.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana
8.1.2 Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan
8.1.3 Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui membaca isi buku dan diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang : balok
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
3. Melalui penjelasan guru siswa dapat menggambar berbagai jarring-jaring
kubus
B. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat Bangun Ruang
Sifat-sifat Balok
A
D
B
C
E
H G
F
A B
CD
E F
H G
E
H G
F
E F
41
Perhatikan Bangun Ruang Balok diatas !
Balok terdiri dari :
6 bidang sisi yaitu :
Sisi bawah ABCD Sisi kanan BCGF
Sisi atas EFGH Sisi depan ABFE
Sisi kiri ADHE Sisi belakang DCGH
8 titik sudut yaitu :
Titik sudut A, B, C, D, E, F dan H
12 rusuk yaitu :
Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE
Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita perhatikan sifat-sifat
balok
Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu :
Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu :
Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG
Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH
Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu :
Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk AG
Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH
Rusuk AD // rusuk DC // rusuk FG // rusuk EH
C. Alokasi waktu : 2 x 35 menit (70 menit)
42
D. Model dan Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang sederhana
b. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator
menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan
c. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator
menggambar
berbagai jarring-jaring kubus
NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
Sintaks Pembelajaran Kooperatif
FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Koordinasi Kelas
1) Mengucapkan salam.
2) Absensi.
43
3) Guru menyiapkan siswa belajar.
b. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Kegiatan Eksplorasi
1) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
2) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
3) Siswa mengamati gambar.
4) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
b. Kegiatan Elaborasi
1) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru
2) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
3) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring balok.
c. Kegiatan Konfirmasi
1) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
2) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
3) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )
4) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
5) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
3. Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
44
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
F. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Media Gambar
Sumber :
a. Silabus
b. Buku Paket Matematika SD kelas IV
G. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Obyektif
Instrumen : Soal
2. Sifat-sifat Kubus
Perhatikan bangun ruang kubus
disamping !
Kubus terdiri dari
6 bidang sisi, yaitu :
Sisi bawah KLMN
Sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO
Sisi Kanan LMQP
Sisi depan KLPO
Sisi belakang NMQR
8 titik sudut, yaitu :
Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R
12 rusuk, yaitu :
Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO
K
N
L
M
O
R Q
P
45
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-
sifat kubus
Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)
Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP
Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)
Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP
Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR
Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR
Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :
Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =
RO
C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )
D. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bagun ruang sederhana.
2. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.
3. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
berbagai jarring-jaring kubus dan balok.
K
O R
N
ML
P Q
R O K
Q P L
46
NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
d. Koordinasi Kelas
4) Mengucapkan salam.
5) Absensi.
6) Guru menyiapkan siswa belajar.
e. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
f. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
d. Kegiatan Eksplorasi
5) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
6) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
7) Siswa mengamati gambar.
8) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
e. Kegiatan Elaborasi
4) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana.
5) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
6) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok.
f. Kegiatan Konfirmasi
47
6) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
7) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
8) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan
kubus)
9) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
10) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
E. Penilaian
a. Aspek yang dinilai :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
b. Contoh soal atau instrumen
c. Penskoran
Skor masing-masing soal obyektif = 1
Penilaian dengan PAP
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 100%
Jumlah skor ideal
Penguasaan
48
(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk
F. Sumber Belajar
1. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar
2. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
3. Lingkungan sekitar sekolah
4. Pengalaman siswa
Soal-soal
( Tes Objektif )
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang
(X) pada huruf a,b,c atau d di bawah ini !
1. Balok terdiri dari ..............................
a. 8 bidang sisi b. 6 bidang sisi c. 4 bidang sisi
2. Balok mempunyai titik sudut .............................
a. 8 titik sudut b. 6 titik sudut c. 4 titik sudut
3. Jumlah rusuk pada balok adalah ............................
a. 6 b. 10 c. 12
4. Suatu bangun ruang sederhana memiliki 6 bidang sisi yang kongruen, 12 rusuk
yang Sama panjang 8 titik sudut siku-siku adalah bangun ruang ......................
a. Balok b. Kubus c. Limas
5. Sisi kubus berbentuk ............................
a. Persegi panjang b. Persegi c.Belah
ketupat
6. Kubus memiliki ..................... rusuk sejajar yang sama panjang
a. 4 b. 8 c. 12
49
7. Bangun ruang yang mempunyai 6 sisi persegi yang sama luasnya
adalah ................
a. Balok b. Tabung c. Kubus
8. Perhatikan pernyataan tentang bangun ruang :
1) Mempunyai 8 titik sudut
2) Mempunyai 12 rusuk
3) Mempunyai 3 pasang sisi yang berhadapan
4) Sisi yang berhadapan sama besar
Bangun ruang yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah .....................
a. Balok b. Tabung c. Kubus
9. Berikut adalah sifat balok kecuali .....................
a. Mempunyai 6 sisi
b. Mempunyai 12 rusuk
c. Semua sisi sama besar
10. Yang merupakan sifat kubus ........................
a. Mempunyai 8 rusuk
b. Mempunyai 12 sisi
c. Mempunyai 6 sisi yang sama besar
Kuci Jawaban
1. B 6. C
2. A 7. C
3. C 8. A
4. A 9. C
5. B 10.C
Mengetahui/Menyetujui Tabanan, 11 April 2013
Guru kelas IV Peneliti
Ni Putu Eka Danwantari, S.Pd Ni Ketut Kartini
Nim : 1091031010
50
Mengetahui/ Menyetujui
Kepala SD Triamarta Kediri
Drs. Gusti Bagus Budiantara
Lampiran 02. Lembar kerja Siswa Siklus I
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I
KELOMPOK :
NAMA : 1.____________________
2.____________________
3.____________________
4.____________________
5.____________________
Amatilah gambar bangun ruang berikut, lalu diskusikan bersama kelompokmu
A
D
B
C
E
H G
F
51
Jawabanlah pertanyaan berikut !
1. Apa nama bangun ruang diatas ?
2. Berapa jumlah titik sudutnya ? Sebutkan namanya !
3. Berapa jumlah sisinya ? Sebutkan !
4. Ada berapa jumlah rusuknya ?
Sebutkanlah nama-nama rusuk yang sejajar !
5. Adakah rusuk-rusuk yang sama panjang ?
Jika ada, Sebutkan !
Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI : SD Triamarta
Kelas/Semester : IV/2
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Pertemuan : 2 kali pertemuan
Standar Kompetensi :
8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar
Kompetensi Dasar :
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
Indikator Kompetensi:
8.2.1 Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok
8.2.2 Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok dari berbagai bentuk
52
jaring-jaring bangun ruang
A. Tujuan Pembelajaran
3. Melalui membaca isi buku dan diskusi kelompok, siswa dapat menggambar
berbagai jaring-jaring kubus dan balok
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus
dan balok dari berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang
B. Materi Pembelajaran
Mengenal sifat-sifat Bangun Ruang
Sifat-sifat Balok
Perhatikan Bangun Ruang Balok diatas !
Balok terdiri dari :
6 bidang sisi yaitu :
Sisi bawah ABCD Sisi kanan BCGF
Sisi atas EFGH Sisi depan ABFE
Sisi kiri ADHE Sisi belakang DCGH
8 titik sudut yaitu :
Titik sudut A, B, C, D, E, F dan H
12 rusuk yaitu :
Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE
Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita perhatikan sifat-sifat
balok
Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu :
A
D
B
C
E
H G
F
A B
CD
E F
H G
E
H G
F
E F
53
Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH
Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu :
Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG
Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH
Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu :
Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk AG
Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH
Rusuk AD // rusuk DC // rusuk FG // rusuk EH
C. Alokasi waktu : 2 x 35 menit (70 menit)
D. Model dan Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang sederhana
b. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator
menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan
c. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator
menggambar
berbagai jarring-jaring kubus
NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
Sintaks Pembelajaran Kooperatif
FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3
54
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
g. Koordinasi Kelas
7) Mengucapkan salam.
8) Absensi.
9) Guru menyiapkan siswa belajar.
h. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun
ruang” ?
i. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
g. Kegiatan Eksplorasi
9) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
10) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
11) Siswa mengamati gambar.
12) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun
ruang.
h. Kegiatan Elaborasi
7) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru
8) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
9) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring balok.
i. Kegiatan Konfirmasi
55
11) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
12) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
13) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )
14) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
15) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
3. Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
F. Sumber Belajar
a. Silabus
b. Buku Paket Matematika SD kelas IV
c. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
d. Lingkungan sekitar sekolah
e. Penglaman sekolah
G. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Obyektif
Instrumen : Soal
2. Sifat-sifat Kubus
Perhatikan bangun ruang kubus
disamping !
K
N
L
M
O
R Q
P
56
Kubus terdiri dari
6 bidang sisi, yaitu :
Sisi bawah KLMN
Sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO
Sisi Kanan LMQP
Sisi depan KLPO
Sisi belakang NMQR
8 titik sudut, yaitu :
Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R
12 rusuk, yaitu :
Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO
Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-
sifat kubus
Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :
Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.
Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)
Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR
Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP
Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR
Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)
Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP
Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR
Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR
Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :
Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =
RO
K
O R
N
ML
P Q
R O K
Q P L
57
C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )
D. Metode Pembelajaran
4. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan
sifat-sifat bagun ruang sederhana.
5. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.
6. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar
berbagai jarring-jaring kubus dan balok.
NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket
Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika
kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
a. Koordinasi Kelas
1.) Mengucapkan salam.
2.) Absensi.
3.) Guru menyiapkan siswa belajar.
b. Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun ruang” ?
c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
j. Kegiatan Eksplorasi
1.) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.
58
2.) Siswa mendengarkan arahan dari guru.
3.)Siswa mengamati gambar.
4.) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun ruang.
k. Kegiatan Elaborasi
1.) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang sederhana
2.) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang diberikan
3.) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru
mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok
l. Kegiatan Konfirmasi
1.) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai
bangun ruang.
2.) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat
3.) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan
kubus)
4.) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.
5.) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
Kegiatan penutup (10 menit)
a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran
b. Mengevaluasi siswa
c. Memberikan tindak lanjut
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
e. Menutup pelajaran.
E. Penilaian
a. Aspek yang dinilai :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
59
b. Contoh soal atau instrumen
c. Penskoran
1. Skor masing-masing soal obyektif = 1
2. Skor masing-masing soal isian = 2
3. Skor masing-masing soal uraian = 3
4. Skor maksimal ideal = 50
Penilaian dengan PAP
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = ---------------------------------------- X 100%
Jumlah skor ideal
Penguasaan(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk
F. Sumber Belajar
5. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar
6. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran
7. Lingkungan sekitar sekolah
8. Pengalaman siswa
Isilah titik-titik dibawah ini !
C
F
D
E
G
J I
H
60
1. Nama bangun ruang diatas adalah ...........
2. Banyak titik sudut ada ..........................
3. Banyak sisi ada ..........................
4. Sisi FJGC sejajar dengan sisi ..................
5. Sisi CDHG sejajar dengan sisi .......................
6. Sisi GHIJ sejajar dengan sisi .........................
7. Rusuk GJ // .............//.................//........................
8. Rusuk DH //............//.................//........................
9. Rusuk GH // ..........//.................//.........................
10. Banyak rusuk ada .............................
Kunci Jawaban :
1. Kubus 6. CDEF
2. 8 7. HI // DE // CF
3. 6 sisi 8. CG // FJ // EI
4. DEHI 9. CD // EF // JI
5. EFJI 10. 12 rusuk
Mengetahui/Menyetujui Tabanan, 11 April 2013
Guru kelas IV Peneliti
Ni Putu Eka Danwantari, S.Pd Ni Ketut Kartini
61
Nim : 1091031010
Mengetahui/ Menyetujui
Kepala SD Triamarta Kediri
Drs. Gusti Bagus Budiantara
Lampiran 03. Lembar kerja Siswa Siklus II
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS II
62
KELOMPOK :
NAMA : 1.____________________
2.____________________
3.____________________
4.____________________
5.____________________
Amatilah gambar bangun ruang berikut, lalu diskusikan bersama kelompokmu
Jawabanlah pertanyaan berikut !
1. Apa nama bangun ruang diatas ?
2. Berapa jumlah titik sudutnya ? Sebutkan namanya !
3. Berapa jumlah sisinya ? Sebutkan !
4. Ada berapa jumlah rusuknya ?
Sebutkanlah nama-nama rusuk yang sejajar !
5. Adakah rusuk-rusuk yang sama panjang ?
Jika ada, Sebutkan !
Lampiran 05. Pedoman Observasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Siklus I
PEDOMAN OBSERVASI
PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
C
F
D
E
G
J I
H
63
Kelas/Semester : IV / II
Hari/Tanggal :
Siklus : I
NoKode SubjekIndikator Keaktifan BelajarJumlah
SkorIIIIIIIVV10013322212200223433153003333331540044434520500535434
196006422341570073343316800824434179009212329100101132181101144312
141201224233141301344351171401412222915015312118160162313312170173
422112180183335418190193322111200201233413
Keterangan:
Indikator I = Berani mengemukakan pendapat
Indikator II = Berani menjawab pertanyaan
Indikator III = Menghargai pendapat teman
Indikator IV = Antusias dalam mengerjakan tugas
Indikator V = Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
Skor :
1 = Sangat kurang aktif
2 = Kurang aktif
3 = Cukup aktif
4 = Aktif
5 = Sangat aktif
64
Lampiran 06. Pedoman Observasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Siklus II
PEDOMAN OBSERVASI
PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Kelas/Semester : IV / II
Hari/Tanggal :
Siklus : II
NoKode SubjekIndikator Keaktifan BelajarJumlah
SkorIIIIIIIVV10013333315200233434173003443341840044444521500545444
216006433341770073344418800844434199009333331510010343331611011443
341812012443332113013443531914014333331515015332231316016233331417
0173442316180183455421190195343419200203343518
Keterangan:
Indikator I = Berani mengemukakan pendapat
Indikator II = Berani menjawab pertanyaan
Indikator III = Menghargai pendapat teman
Indikator IV = Antusias dalam mengerjakan tugas
Indikator V = Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok
Skor :
1 = Sangat kurang aktif
65
2 = Kurang aktif
3 = Cukup aktif
4 = Aktif
5 = Sangat aktif
Lampiran 07. Lampiran Observasi Guru Siklus I
LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS I
No
Aspek
IndikatorDilakukanYaTidak1.Kegiatan
66
Awal Guru membuka pelajaran, memberi salam
dan mengabsensi siswa. Guru memberikan apersepsi terkait
dengan materi yang akan diajarkan. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-
langkah pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil. 2.Kegiatan
IntiSiswa mengamati media gambar yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran Guru memberikan pertanyaan atau
permasalahan kepada tiap kelompok. Guru membagikan LKS sebagai pedoman
kegiatan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS.
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui media gambar. Guru memberikan kesempatan kepada
tiap-tiap kelompok untuk mempresen- tasikan hasil kerja kelompoknya. Guru
memberikan kesempatan atau me-
minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Guru mengomentari hasil
kerja siswa 3.Kegiatan
AkhirGuru memberikan komentar, penguatan
dan penghargaan terhadap hasil pekerjaan
siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang
belum dipahami. Guru menyimpulkan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa. Guru melakukan refleksi dengan membe-
rikan evaluasi.
67
Lampiran 08. Lampiran Observasi Guru Siklus II
LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS II
No
Aspek
IndikatorDilakukanYaTidak1.Kegiatan
Awal Guru membuka pelajaran, memberi salam
dan mengabsensi siswa. Guru memberikan apersepsi terkait
dengan materi yang akan diajarkan. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-
langkah pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil. 2.Kegiatan
IntiSiswa mengamati media gambar yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran Guru memberikan pertanyaan atau
permasalahan kepada tiap kelompok. Guru membagikan LKS sebagai pedoman
kegiatan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS.
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui media gambar. Guru memberikan kesempatan kepada
tiap-tiap kelompok untuk mempresen- tasikan hasil kerja kelompoknya. Guru
memberikan kesempatan atau me-
68
minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Guru mengomentari hasil
kerja siswa 3.Kegiatan
AkhirGuru memberikan komentar, penguatan
dan penghargaan terhadap hasil pekerjaan
siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang
belum dipahami. Guru menyimpulkan materi pembelajaran
dengan melibatkan siswa. Guru melakukan refleksi dengan membe-
rikan evaluasi.
Lampiran 09. Daftar Nama Siswa
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS IV SEMESTER II SD TRIAMARTA KEDIRI TABANAN
69
NoNISNama SiswaL/P14901Gst Putu Aldi Hizkia Wardana L24902Angeline
Marvelia MichelleP34903Ni Kadek Ari Anjani P44904Artya Putri Andini
Gunawan P54905I Gede Bagus Chesa Raditya Mukti L64906Putu Cintya My
Dewi P74907Ida Ayu Darmanita Maharani PutriP84908Dian Johnson Dalton
L94909Ni Putu Dian Putri IndrianiP104910Komang Dinda Olivia
SendyP114911Frandi Cristian TariganL124912Frendi Cristian TariganL134913Ni
Wyn Galuh Pradnya Paramita PJP144914Putu Jegeg Satya Bella P154915I
Komang Jimmi Kristian Saputra L164916Kadek vijayaL174917Khatvaangga
Khrisnadiptam AgastyaL184918Dewa Bagus Krisna Nida L194919Dewa Ayu
Kristiani P204920Luh Putu Maharani Giri Putri P
Top Related