SKRIPSI
“STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM
PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG BIOSKOP CJ
CGV SITE MAKASSAR”
MUH. NUR ALFIAN
10582170715
ALAMSYAH
10582172115
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
i HALAMAN JUDUL
STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM
PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG BIOSKOP CJ
CGV SITE MAKASSAR
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik
MUH. NUR ALFIAN ALAMSYAH
10582170715 10582172115
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : “Bekerja keraslah dan teruslah berbuat baik, hal luar biasa akan terjadi.”
Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyirsah 5-6) PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus sebagai ungkapan terimakasihku kepada : Bapak dan Ibu semoga rahmat-Nya selalu tercurah untukmu Saudara-saudari kami semangat, harapan dan doa selalu menyertai kalian Kepada Kerabat, Do’a dan harapan akan selalu menyertai langkah kalian Kepada Istri yang tercintai, terima kasih atas semuanya Teman-teman TE 2015
v PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muh. Nur Alfian & Alamsyah
Stanbuk : 10582170715 & 10582172115
Judul Skripsi : STUDI EFISIENSI ENERGI LISTRIK PADA SISTEM
PENDINGIN DAN PENCAHAYAAN GEDUNG
BIOSKOP CJ CGV SITE MAKASSA
Dengan ini kami menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
sepengetahuan kami juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Makassar, 15 Agustus2020
Yang membuat pernyataan
Muh Nur Alfian & Alamsyah
vi KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Efisiensi Energi
Listrik Pada Sistem Pendingin Dan Pencahayaan Gedung Bioskop CJ CGV
Site Makassar”, diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan mengingat penyusun hanya manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami menerima dengan ikhlas dan senang hati segala koreksi serta perbaikan guna penyempurnaan tulisan ini agar kelak dapat bermanfaat. Perlu didasari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya dengan kerendahan hati kami sampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T., IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Ibu Adriani S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar juga sebagai Pembimbing II
vii dan Ibu Dr. Ir. Hj. Hafsah Nirwana, M.T. Selaku Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing kami. 3. Bapak dan ibu dosen serta setiap pegawai pada fakultas teknik atas segala waktunya telah mendidik dan melayani penulis selama mengukiti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ayahanda, Ibunda dan Istri yang tercinta, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala limpahan kasih sayang, doa dan pengorbanan terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah. 5. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa fakultas teknik terkhusus angkatan 2015 yang dengan keakraban dan persaudaraan banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah Azza Wajalla dan skripsi yang sederhan ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan negara. Amin. Makassar, 15 Agustus 2020 Penulis
viii Makassar, 15 Agustus 2020
Penulis
Muh. Nur Alfian1, Alamsyah2
Studi Efisiensi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin dan Pencahayaan Gedung Bioskop CJ CGV Site Makassar.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
ABSTRAK
Seiring meningkatnya bioskop dan jumlah minat menonton layar lebar pertahun artinya bertambah pula pemakaian listrik khususnya pada beban listrik lampu dan AC. Penerapan efisiensi diperlukan untuk menghemat biaya demi perkembangan semua pihak karna fungsi dari efisiensi energi adalah membangun ekonomi tanpa harus meningkatkan konsumsi energi.
Dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan pencahayaan gedung bioskop CJ CGV Site Makassar, Dimana audit energi ini kegiatan mencari profil energi yang di konsumsi oleh gedung bioskop, audit energi dilakukan dengan cara pengumpulan dan penyusunan data energi bangunan bioskop CGV DGS Site Makassar.
Hasil dari analisis data sistem pendingin bahwa AC yang melayani Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup dengan menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu 22 PK artinya sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal. Serta dari hasil analisis data dari sistem pencahayaan diketahui bahwa penerangan yang terpasang kurang 2 buah dari perhitungan normal, atau lampu penerangan untuk exit corridor CGV DGS remang-remang.
Hasil dari analisis penghematan energi melalui pengurangan jam operasional khususnya untuk pencahyaan dan sistem pendingin selama sejam perhari akan menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan untuk setahun maka akan menekan biaya hingga sebesar Rp 15.754.027,32.
Kata Kunci : Efisiensi Energi listrik, Sistem Pendingin dan Pencahayaan Bioskop.
ix Muh. Nur Alfian1, Alamsyah2 Studi Efisiensi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin dan Pencahayaan Gedung
Bioskop CJ CGV Site Makassar. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
ABSTRACT
Along with the increase in cinemas and the number of interest in watching the big screen per year, this means that the consumption of electricity, especially in light and AC electricity loads, also increases. The application of efficiency is needed to save costs for the development of all parties because the function of energy efficiency is to build the economy without having to increase energy consumption.
By applying a qualitative method that is an electrical energy audit in terms of the cooling and lighting system aspects of the CJ CGV Site Makassar cinema, where this energy audit is an activity of looking for the energy profile consumed by the cinema, the energy audit is carried out by collecting and compiling energy data for the cinema building. CGV DGS Site Makassar.
The results of the cooling system data analysis show that the air conditioner that serves the Entry Corridor, Exit Corridor, and Room Staff is sufficient to use 20 PK AC, and the installed AC capacity is 22 PK, meaning that it has exceeded 2 PK from normal calculations. As well as from the results of data analysis from the lighting system, it is known that the lighting installed is less than 2 normal calculations, or the lighting for the CGV DGS exit corridor is dim.
The results of the analysis of energy savings through a reduction in operating hours especially for lighting and cooling systems for an hour per day will save Rp.1,312,835.61 per month and for a year it will reduce costs up to Rp.15,754,027.32.
Keywords: Electrical Energy Efficiency, Cinema Cooling and Lighting System.
x DAFTAR ISI
SAMPUL
JUDUL ..............................................................................................................i
PENGESAHAN ................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
D. Batasan Masalah ......................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 2
F. Sistematika Penulis ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1 Penjelasan Singkat Bioskop CJ CGV Site Makasar .................. 5
2.2 Studi Terdahulu ........................................................................... 5
xi 2.2.1 Audit Energi Listrik Pada PT. X .......................................... 5
2.2.2 Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan
Energi Listrik Pada Sistem Pencahayaan Dan Air
Conditioning Di Gedung Graha Mustika Ratu ................... 6
2.2.3 Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan
Konsumsi Energi Pada Sistem Pengkondisian
Udara Di Hotel Santika Premiere ......................................... 7
2.2.4 Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem
Pengkondisian Udara Dan Sistem Pencahayaan
Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr. Adhyatma,
Mph Semarang ..................................................................... 8
2.2.5 Studi Sistem Pencahayaan Dan Ac (Air
Conditioner) Pada Gedung Dome Dan Gedung F
Universitas Islam Malang .................................................... 9
2.3 Landasan Teori ............................................................................ 10
2.3.1 Energi Listrik ....................................................................... 10
2.3.2 Efisiensi Dan Konservasi Energi Listrik ............................. 11
2.3.3 Intensitas Energi Listrik ........................................................ 12
2.3.4 Petunjuk Teknis Audit Energi Listrik Bangunan
Gedung ................................................................................. 14
2.4 Sistem Pendingin Dan Pencahayaan ........................................... 21
2.4.1 Sistem Pendingin.................................................................. 21
2.4.2 Sistem Pencahayaan ............................................................. 25
xii BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 31
1. Tempat ................................................................................ 31
2. Waktu Pelaksanaan ............................................................. 31
B. Metodelogi Pengumpulan Data .................................................. 31
1. Studi Literatur ..................................................................... 31
2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 33
3. Analisa Data ........................................................................ 34
C. Flowchart ................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN BAHASAN ..................................................................... 35
4.1 Umum ........................................................................................... 35
4.2 Sistem Kelistrikan ....................................................................... 36
4.3 Data Sistem Pengkondisi Udara Dan Lampu ............................... 38
4.3.1 Analisa Sistem Pendingin .................................................... 38
4.3.2 Sistem Pencahayan ............................................................... 39
4.4 Biaya Energi Listrik Bulanan ...................................................... 44
4.5 Analisa Penghematan Energi Listrik ............................................ 45
4.5.1 Analisis Pemakaian Energi Pada Lampu Dan AC .................. 46
4.5.2 Peluang Penghematan Energi ................................................ 46
4.5.3 Analisis PHE Pada Lampu Dan AC ...................................... 48
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 49
Kesimpulan ........................................................................................ 49
Saran .................................................................................................. 49
xiii DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51
LAMPIRAN ......................................................................................................... 54
xiv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Indeks Efisiensi ............................................ 14
Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian ........................................................ 34
xv DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar IKE ......................................................................................... 13
Tabel 4.1 Area Plan CGV ..................................................................................... 36
Tabel 4.2 Beban Electrical CGV ......................................................................... 37
Tabel 4.3 Total AC .............................................................................................. 39
Tabel 4.4 Jenis Lampu Audi ................................................................................ 41
Tabel 4.5 Jenis Lampu PA ................................................................................... 41
Tabel 4.6 Jenis Lampu Lobi Dan Koridor ........................................................... 42
Tabel 4.7 Jenis Lampu Lobi & Koridor (Premium) ............................................. 42
Tabel 4.8 Area Spesial ......................................................................................... 43
Tabel 4.9 Total Lampu ........................................................................................ 43
Tabel 4.11 Utility Electrical Mountly ................................................................. 44
Tabel 4.12 Cost Energy ....................................................................................... 44
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Surat Permohonan Penelitian ......................................................... 55
Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Penelitian ........................................... 56
Lampiran 3. Area Plan Foyer CGV DGS ........................................................... 57
Lampiran 4. Area Plan Projection CGV DGS .................................................... 58
Lampiran 5. CGV DGS Makassar Dan Meeting Terkait Defect List ................ 59
Lampiran 6. Berita Acara Pencatatan Cost Energy .......................................... 60
Lampiran 7. Pengecekan Semua Panel CGV ...................................................... 61
Lampiran 8. Pengecekan Pressure Freon Dan Penggantian Lampu ................... 62
Lampiran 9. Asbuilt Drawing Diagram Sistem Elecreical .................................. 63
Lampiran 10. Asbuilt Drawing Panel Utama ..................................................... 64
Lampiran 11. Asbuilt Drawing Panel Cos 100 kVA ........................................... 65
Lampiran 12. Asbuilt Drawing Panel Consession .............................................. 66
Lampiran 13. Asbuilt Drawing LP-Foyer .......................................................... 67
Lampiran 14. Asbuilt Drawing LP-Projection ................................................... 68
xvii Lampiran 15. Asbuilt Drawing P-VAC Foyer .................................................... 69
Lampiran 16. Asbuilt Drawing P-VAC Projection ............................................ 70
Lampiran 17. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 1-2 ............................................... 71
Lampiran 18. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 3-4 ............................................... 72
Lampiran 19. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 5-6 ............................................... 73
Lampiran 20. Data Beban Dan Jumlah Lampu .................................................. 74
Lampiran 21. Data Jumlah Dan Beban AC ......................................................... 75
Lampiran 22. Spesifikasi Indoor Dan Outdoor AC Splitduct CGV ................... 81
Lampiran 23. Dua Unit Indoor Outdoor AC Splitduct ....................................... 82
Lampiran 24. Data Equipment F&B CGV ......................................................... 83
Lampiran 25. Data Fan/Exhaust CGV ............................................................... 84
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era milenial sekarang, perkembangan bioskop sangatlah pesat, berbagai
nama bioskop baru bermunculan seiring dari meningkatnya jumlah penonton
pertahun, maka dari itu bioskop-bioskop di indonesia semakin gencar-gencarnya
memperbesar kapasitas gedung dan menambah site bioskop, site untuk cgv sendiri
di indonesia sudah hampir 80 cabang di seluruh indonesia dari tahun 2006 hingga
sekarang.
Untuk memenuhi kebutuhan penonton tadi semakin banyak pula gedung
bioskop dibangun, artinya pemakaian energi listrik bertambah, karna dalam
gedung bioskop tentu tidak luput dari energi listrik, kita tahu bahwa semua
perangkat mulai dari proyector, PC, server, LCD, UPS, lampu, AC, dan lain-lain
menggunkan listrik sebagai sumber tenaga berjalannya pertunjukan.
Menurut penelitian, penggunaan beban listrik untuk lampu dan AC pada
gedung bertingkat di indonesia sangat tinggi, kurangnya pengontrolan
penggunaan lampu dan AC mengakibatkan lonjakan beban listrik.
Penerapan efisiensi diperlukan untuk menghemat biaya demi perkembangan
semua pihak karna fungsi dari efisiensi energi adalah membangun ekonomi tanpa
harus meningkatkan konsumsi energi, karna kita tahu bahwa untuk mengantisipasi
kelangkaan energi di masa depan, penting bagi pemilik dan pengembang
bangunan untuk menerapkan sistem strategi efisiensi energi.
2 B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan
pencahayaan gedung bioskop?
2. Bagaimana menganalisis energi listrik pada sistem pendingin dan
pencahayaan gedung bioskop?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui pengaruh efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan
pencahayaan gedung bioskop.
2. Mengetahui menganalisis data dari efisiensi energi listrik pada sistem
pendingin dan pencahayaan gedung bioskop.
D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah penulis melakukan penelitian ini yaitu:
- Pengambilan data dan pengecekan equipment bioskop CGV meliputi
jumlah dan kapasitas lampu dan AC.
- Pengambilan data Settingan rata-rata suhu, dan penerangan ruangan
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
- Bagi Perusahaan
Menambah informasi dan penambahan wawasan dalam hal efisinsi
energi listrik.
- Bagi Perguruan Tinggi
3 Sebagai bahan penambahan wawasan keilmuan kepada Universitas
Muhammadiyah Makassar terutama Fakultas Teknik khususnya Jurusan
Teknik Elektro mengenai efisiensi energi listrik.
- Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan untuk mengkaji dan mengembangkan diri serta menjadi
referensi bagi studi selanjutnya dalam hal efisiensi energi listrik pada
sistem pendingin dan pencahayaan pada gedung
- Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pelajaran dalam hal
keilmuan di bidang efisiensi energi listrik.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika bertujuan untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan
tentang efisiensi energi listrik pada sistem pendingin dan pencahayaan gedung
bioskop, penyususnan proposal ini dibuat dan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Di bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat studi yang dilakukan serta hasil
studi yang dilakukan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi pendukung mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan judul studi.
BAB III : METODE PENELITIAN
4 Di bab ini membahas mengenai cara, waktu, dan tempat studi
dilakukan.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas hasil dari studi.
BAB V : PENUTUP (SIMPULAN DAN SARAN)
Pada bab ini adalah penutup yang berisi tentang simpulan dan saran
terkait judul penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi sumber-sumber bahan rujukan tulisan karya ilmia.
LAMPIRAN
Terlampir semua data-data pdendukung dalam tulisan ini.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan Singkat Bioskop CJ CGV Site Makasar Bioskop CGV Site Makassar yang tepatnya berlokasi di lt. 4 mall DGS Jl. Printis Kemerdekaan No. Km, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90241. Bioskop yang beroprasi pada tanggal 23 Januari 2018 ini adalah salah satu dari sekian cabang dibawah naungan oleh CJ Group yang berpusat di korea selatan, cabangnya bukan hanya di Indonesia tetapi juga meliputi diberbagai negara. 2.2 Studi Terdahulu Studi tentang efisiensi energi menjadi salah satu metode yang komprehensif dalam pemeriksaan penggunaan energi dan pemborosan pada bangunan, pengertian studi efisiensi energi itu sendiri yaitu kegiatan untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada suatu bangunan untuk mengetahui potret penggunaan energi dan mencari peluang penghematan konsumsi energi, studi tentang efisiensi energi berfokus terutama pada sistem pendingin ruangan dan pencahayaan, berikut adalah penelitian studi efisiensi energi yang sudah dilakukan dan digunakan untuk bahan referensi penulis : 2.2.1 Audit Energi Listrik Pada PT. X
Menurut Nirita Noviyati Rahayu, Dede Suhendi, dan Evyta Wismiana yakni dengan adanya kebijakan pencabutan subsidi listrik dari pemerintah, dapat
6 membuat semua sektor harus berbenah. Termasuk PLN sebagai salah satu perusahaan milik Negara sebagai pengelola penyedia di bidang energi listrik. Salah satu langkah yang paling nyata adalah dengan menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kenaikan TDL tentunya akan berimbas kepada sektor gedung perkantoran maupun industri yang mayoritas menggunakan listrik dari PLN. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pengelola PT. X harus melakukan penghematan guna menekan penggunaan listrik yang selanjutnya akan mengurangi pembayaran rekening listrik. Penghematan energi listrik pada PT. X dapat dilakukan pada beban penerangan dan sistem pengondisian udara, dengan cara mengurangi jam kerja operasi lampu dan dengan menaikkan temperatur Air Conditioning (AC). Potensi penghematan yang dapat diperoleh berdasarkan audit energi listrik yaitu pertama, dengan pengurangan jam kerja lampu serta pensaklaran ulang yaitu sebesar 7.480,08 kWh/tahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp. 8.978.040,00/tahun. Yang kedua dengan melakukan pengaturan suhu AC yaitu sebesar 37.280,16 kWh/tahun dengan penghematan biaya listrik sebesar Rp. 32.306.986,00/tahun. 2.2.2 Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik Pada Sistem
Pencahayaan Dan Air Conditioning Di Gedung Graha Mustika Ratu Seno Riyadi menyebutkan konsumsi energi listrik terbesar di gedung Graha Mustika Ratu (GMR) digunakan untuk sistem pengkondisian udara yaitu hampir sekitar 69,49% dari total penggunaan listrik, berikutnya 23,15% penggunaan energi listrik untuk sistem penerangan dan stop kontak ruang sewa. Hal ini maka
7 diupayakan peningkatan efisiensi energi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung atau bangunan. Berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsumsi Energi) di gedung GMR rata-rata 22,70 kWH/m2/bulan lebih besar dari standar Permen ESDM RI No. 13 Tahun 2013 yaitu 18,5 kWH/m2/bulan. Dari hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 23 kWH/m2/bulan. Pencarian Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi ini dimulai dengan melakukan pengurangan jam operasional sistem pengkondisian udara dan penggantian sistem penerangan ke jenis lampu Light Emiting Diode (LED) dan didapatkan nilai IKE 19,97 kWH/m2/bulan yaitu masuk dalam kategori boros. Pembaharuan sistem dengan mengganti mesin pendingin yang sudah tua dengan mesin pendingin efisiensi tinggi juga merupakan alternatif dalam menghemat konsumsi listrik, hanya saja perlu mengeluarkan biaya investasi yang tinggi. Intensitas konsumsi energi listrik di gedung GMR dapat mencapai target kategori cukup efisien yaitu 14,04 kWH/m2/bulan dari rekomendasi peluang hemat energi yang telah peneliti lakukan. 2.2.3 Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi Energi
Pada Sistem Pengkondisian Udara Di Hotel Santika Premiere
Semarang
8 Agus Rianto Menjelaskan bahwa pada audit energi di Hotel Santika Premiere terlihat bahwa konsumsi energi listrik adalah yang paling dominan. Sebagaimana menurut persenstasi energi yang dipakai, komposisi energi listrik dapat mencapai 91% dari total konsumsi energi, sedangkan solar 6%, air 3%. berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsusi Energi) di Hotel Santika Premiere mencapai 341,683 kWH / m2 year lebih besar dari standar ASEAN-USAID yaitu 300 kWH / m2 year. Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 403,08 kWH / m2 year. Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi ini adalah dengan pembersihan pada unit FCU yaitu meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudu kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran (grill) pada unit-unit FCU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada chiller, dari hasil perhitungan IKE setelah penerapan PHE, didapati nilai yang masih cukup tinggi sehingga usaha penghematan masih harus dilakukan. 2.2.4 Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Dan
Sistem Pencahayaan Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr. Adhyatma,
Mph Semarang Bayu Landini mengatakan penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan audit energi listrik sistem pengkondisian udara dan sistem pencahayaan di gedung radiologi rumah sakit Dr. Adhyatma, MPH guna memangkas biaya energi listrik dengan cara penerapan peluang hemat energi (PHE). Metode yang digunakan
9 meliputi pengukuran beban panel, pedataan AC dan lampu beserta rata - rata penggunaan kedua beban tersebut. Pengukuran panel AC dilakukan untuk mengetahui karakteristik beban dan profil beban AC. PHE yang diterapkan antara lain penggantian refrigeran AC, penerapan AC inverter, penerapan lampu TL yang lebih efisien dan penerapan ballast elektronik. Dari hasil penelitian, dapat dicapai penghematan energi listrik sebesar 6624,73 kWh per bulan. Pengaplikasian PHE pada seluruh gedung yang ada di rumah sakit akan membantu menekan biaya energi listrik tanpa mengganggu kegiatan operasional rumah sakit. 2.2.5 Studi Sistem Pencahayaan Dan Ac (Air Conditioner) Pada Gedung
Dome Dan Gedung F Universitas Islam Malang Menurut Moh. Mukhlis, Bambang Dwi Sulo, serta Bambang Minto Basuki yakni, Gedung Dome merupakan salah satu gedung di kawasan Universitas Islam Malang dengan fungsinya sebagai tempat perkuliahan dan sebagai tempat terselenggaranya acara besar di kampus Universitas Islam Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil Intensitas Konsumsi Energi Listrik dengan berbagai peralatan yang menkonsumsi energi listrik sesuai jam operasionalnya. Pada penelitian ini menggunakan Audit Energi listrik sebagai metodenya. Audit energi listrik dilakukan untuk menghitung besarnya konsumsi energi listrik pada gedung Dome UNISMA dan mengidentifikasi peluang penghematan energi listrik pada gedung tersebut. Dari audit energi listrik yang dilakukan juga akan diketahui besar konsumsi energi listrik pada setiap sektor peralatan yang digunakan,
10 meliputi sistem pencahayaan, sistem tata udara, dan pompa air. Dari hasil penelitian, didapatkan IKE pada gedung Dome UNISMA secara perhitungan dari alat-alat yang mengkonsumsi listrik sebesar 117,72 kWh/m2 per Tahun. Dengan IKE sebesar itu, dapat dikatakan bahwa gedung Dome UNISMA masih dikategorikan bangunan hemat energi dan efisien, karena berada di bawah standar IKE yang ditetapkan oleh ASEAN-USAID, yaitu sebesar 240 kWh/m2 per tahunnya. Sistem pendingin udara menjadi pengkonsumsian energi terbesar dengan nilai 53.504,26 kWh/Bulan. Intensitas cahaya pada setiap ruangan kurang dari standar yang sudah ada. Peluang penghematan energi yakni dengan menerbitkan SOP penggunaan AC (Air Conditioner) dan Lampu pada setiap ruangan. 2.3 Landasan Teori
2.3.1 Energi Listrik Energi listrik merupakan energi utama yang dibutuhkan untuk memanaskan, lampu penerangan, menggerakkan motor, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain, dengan kata lain energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik, perangkat-perangkat listrik ini akan mengubah energi listrik ini menjadi bentuk yang lain karna energi yang dihasilkan bisa berasal dari berbagai sumber, seperti batu bara, air, minyak, matahari, angin, panas bumi, nuklir, dan lainnya, satuan lain energi listrik yaitu KWh atau kilo watt per jam.
11 Pada umumnya listrik dihasilkan dari pembangkit listrik, contohnya : PLTD, PLTB, PLTM, PLTU, PLTS (surya), PLTA, dan lain-lain, tenaga listrik yang dibuat oleh generator kisaran antara 6kv-24kv dan memalui Trafo step-up energi ini akan dinaikkan lagi kisaran 500kv lalu dialirkan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi atau SUTET dengan tegangan segitu maka jaraknya lebih panjang lagi, karna jika saluran terlalu pendek akan mengalami kebakaran, melalui trafo step down listrik akan diturunkan lagi menjadi 150kv dan dialirkan ke saluran udara tegangan tinggi biasa disingkat SUTT, penurunan tegangan dibutuhkan karena jarak yang dilalui sudah dekat dan tidak sejauh yang tadi dengan lokasi pemukiman penduduk, proses selanjutnya melalui dialirkan melalui jaringan tegangan menengah atau JTM dan tegangan akan diturunkan lagi menjadi 20kv melalui trafo step down, karena telah banyak melewati trafo step down akan ditrunkan lagi menjadi 220v lewat gardu distribusi dialirkan ke rumah-rumah warga dengan melewati jaringan tegangan rendah atau JTR, tegangan ini sudah siap untuk dialirkan setiap rumah warga. 2.3.2 Efisiensi Dan Konservasi Energi Listrik Efisiensi dan konservasi energi yaitu usaha yang dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan dalam menggunakan sebuah sistem dan peralatan yang berfokus pada efisiensi energi. Efisiensi energi itu sendiri diartikan sebagai semua cara atau teknik yang memiliki prinsip tersendiri agar memungkinkan supaya yang dihasilkan penggunaan energi lebih efisien dan membantu penurunan permintaan energi global, salah satu contoh efisiensi energi
12 yaitu memakai pencahayaan hemat energi dan bukan bukan memakai lampu yang masih tradisional seperti bola lampu pijar. Efisiensi dan konservasi energi harus dianggap hal penting sebagai usaha untuk mengurangi kebergantungan manusia kepada sumber daya alam (fosil), efek di dalam rumah tangga juga memberikan dampak lain yaitu memberikan efek emisi CO2 yang dalam jumlah sangat besar, sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa tindakan sederhana memberikan efek kontribusi untuk menyelamatkan lingkungan. Dimulai dari diri sendiri dengan langkah sederhana seperti mematikan lampu ketika tidur dimalam hari, mematikan manual peralatan elektronik dan tidak mengaktifkan dalam kondisi stand-by atau mengaktifkan timer pada AC dan TV. Contoh efisiensi energi : 1. Memilih teknologi yang terbaru yang mampu dimiliki 2 Penggunaan energi yang lebih sedikit akan memberikan kenyamanan hidup. 3. Penggunakan energi dengan bijaksana. 4. Mengurangi kebocoran energi yang tidak perlu. 2.3.3 Intensitas Energi Listrik Dalam artikel yang diunggah PT. Bika Solusi Perdana pada September 2015 yang lalu menjelaskan tentang Intensitas Konsumsi Energi (Energy Use Intensity) atau IKE (EUI) berdasarkan formula perhitungan dalam Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012 adalah besar energi yang digunakan suatu bangunan gedung
13 perluas area yang dikondisikan dalam satu bulan atau satu tahun. Area yang dikondisikan adalah area yang diatur temperatur ruangannya sedemikian rupa sehingga memenuhi standar kenyamanan dengan udara sejuk disuplai dari sistem tata udara gedung. IKE dijadikan acuan untuk melihat seberapa besar konservasi energi yang dilakukan gedung tersebut. Bila diindustri/pabrik, istilah yang digunakan dan serupa tujuannya adalah konsumsi energi spesifik (Spesific Energy Consumption) yaitu besar penggunaan energi untuk satuan produk yang dihasilkan. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 38 tahun 2012, standar IKE untuk berbagai tipe/fungsi bangunan adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar IKE Jika pada rentang lebih rendah daripada batas bawah, maka bangunan gedung tersebut dikatakan hemat sehingga perlu mempertahankan dengan melaksanakan SOP dan pemeliharaan yang sistematis. Jika di antara batas bawah dan acuan, maka bangunan gedung tersebut dikatakan agak hemat sehingga perlu meningkatkan kinerja dengan melakukan tuning up. Jika di antara acuan dan batas atas, maka bangunan gedung tersebut dikatakan agak boros sehingga perlu melakukan beberapa perubahan. Bila di atas batas atas, maka perlu
14 dilakukan retrofitting atau replacement. namun bila dibandingkan dengan Jepang sebagai benchmark, masih banyak nilai IKE yang dapat dikejar para pelaku/praktisi industri bangunan gedung untuk menggunakan energi seoptimal mungkin. Berikut adalah grafik perbandingan indeks efisiensi energi/intensitas konsumsi energi antara Jepang dan Indonesia : Gambar 2.1 Grafik Perbandingan Indeks Efisiensi
2.3.4 Petunjuk Teknis Audit Energi Listrik Bangunan Gedung Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan
15 efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi. Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari usaha yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi : 1. Kriteria audit energi 2. Audit energi awal 3. Audit energi rinci Oleh Ismanto Dwi Putra, agar dapat menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain: 1. Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk menentukan besar Daya Terpasang 2. Daya terpasang (KVA) 3. Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP) 4. Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) 5. Faktor perbandingan harga WBP dengan LWBP 6. Perhitungan KWH meter 7. Faktor perkalian CT pada KWH meter 8. Faktor daya (Cosphi) 9. Total Daya reaktif (KVArh) Contoh perhitungan:
16 Pada suatu industri yang menggunakan Listrik dari PLN untuk kebutuhan berbagai peralatan listriknya, adapun listrik yang digunakan adalah listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai peralatan listrik yang digunakan sebagai berikut: Total Kebutuhan Daya: - 1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW - 2 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 30KW - 1 Unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 15KW - 1 unit elektro motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw - 1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW - 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW - Lampu mercury 250watt sebanyak 30 buah (10 buah / phase), total 2,5kw Total kebutuhan daya = 75kw + (2 x 30kw) + 15kw + 7,5kw + 22kw + 18kw + 2,5kw. Total kebutuhan Daya = 200KW Dari perhitungan Total daya berbagai peralatan listrik yang digunakan industri tersebut diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan Daya Terpasang dari PLN. Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut adalah sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), dengan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA. Daya terpasang adalah diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM. Karena Industri tersebut beroperasi
17 selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik adalah sebagai berikut: Waktu beban puncak ditetapkan dari mulai jam 17.00 sampai dengan 20.00 atau selama 3 Jam. Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi: 3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan. Lama pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) selama sebulam, menjadi: (12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan. Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.PLN, nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2. Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan perbandingan harga saat pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4. K = 1,4. Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase seperti yang biasa terpasang di rumah-rumah. KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal, namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3 phase, menggunakan perhitungan: - (KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT
18 - Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan menggunakan Ratio CTsebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : 5 = 100.Berbeda dengan KWH Meter yang biasa digunakan untuk instalasi listrik rumah tangga, KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus menggunakan faktor perkalian dari CT yang terpasang. Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter. Ukuran CT yang digunakan pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai. Contoh perhitungan: Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut: KWH awal : 00000 KWH akhir : 00540 Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor (CT) Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100 Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan Dengan pembagian beban WBP dan LWBP, sebagai berikut: Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan. Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan.
19 Faktor Daya (Cosphi) adalah nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya Aktif (KW), semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu. Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama dengan nilai daya semu. Jika Cosphi = 1,00. maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA) Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan oleh instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal dari pemakaian berbagai alat-alat listrik yang menghasilkan induksi atau daya harmonik. Semakin banyak jumlah pemakaian peralatan listrik yang menghasilkan daya harmonik, maka Daya reaktif yang dihasilkan akan semakin besar.Semakin besar daya reaktif yang dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tersebut. Pada perhitungan Tagihan listrik untuk industri, jika faktor daya yang dihasilkan lebih rendah dari 0,85. maka akan terjadi penambahan biaya yang dihitung berdasarkan daya reaktif yang dihasilkan. Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut. Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh). Jika suatu instalasi listrik
20 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, adalah sebesar: Biaya kelebihan Daya reaktif untuk Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh. Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut memiliki faktor daya 0,90 atau lebih besar dari 0,85. maka tidak dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh). Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai berikut: - Biaya Beban = Rp. 0 (Biaya beban dikenakan jika Lama pemakaian kurang dari 40 Jam/bulan) - Total Biaya WBP + LWBP - Biaya Pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP): - K x KWH x Rp.1.035,78 - 1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242 - Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP): - Kwh x Rp.1.035,78 - 40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090 - Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332 - Biaya pemakaian Daya Reaktif (KVArh) = Rp.0 (Dikenakan biaya KVArh jika Faktor daya dibawah 0,85). - Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ): 3% x Rp.61.525.332 = Rp.1.845.759,96 - Biaya Materai: Rp.6.000
21 Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63.377.091,96. Sumber : Cara Menghitung Pembakaian Listrik Industri, Ismanto Dwi Putra. 2.4 Sistem Pendingin Dan Pencahayaan Di dalam penelitian efisiensi energi listrik ini dua hal yang menjadi fokus menjadi pembahasan yaitu sistem pendingin ruangan dan sistem penerangan atau pencahayaan pada gedung. 2.4.1 Sistem Pendingin Sistem pendingin atau pengkondisi udara merupakan suatu mesin atau sistem yang dirancang menstabilkan kelembapan dan suhu udara disuatu area, pada umumpnya sistem pendingin ini menggunakan refrigerasi sistem yang sekarang ini digunakan beberapa pengguna antara lain untuk mendinginkan ruangan, pembuat es, lemari pendingin dan lain sebagainya. Keadaan gedung-gedung sekarang ini memakai beberapa fasilitas agar mendapatkan kenyamanan kepada tamu dan penghuninya, fasilitas yang memberikan kenyamanan ini disebut dengan utilitas bangunan dengan distribusi pemakaian sistem tata udara dan lampu menjadi konsumen pemakai listrik terbesar, pada gedung seperti kantor, hotel, apartemen, rumah sakit, bioskop, dan mall hampir semua menggunakan listrik contohnya untuk keperluan eskalator, pendingin ruangan, lampu penerangan, dan lift, untuk mendinginkan ruangan dengan menggunakan sistem tata udara atau dikenal dengan Air conditioner.
22 Sistem tata udara terbagi menjadi 2 pada dasarnya : - Sistem tata udara tidak langsung atau Indirect colling adalah refrigran yang dipakai bukan freon tetapi dari air dingin atau water chilled dengan suhu sekitar 50 derajat celcius sistem ini dikenal dengan sistem tata udara terpusat central air conditioning system yang memakai refrigran sebagai zat pendingin air es dihasilkan dalam chiller atau mesin pembuat es. - sistem tata udara langsung Direct cooling adalah suhu udara dari refrigerant freon disalurkan ke dalam ruangan tanpa saluran udara atau ducting sistem ini udara diturunkan suhunya oleh, tipe yang digunakan adalah AC package berkapasitas sampai 10 pk, AC split berkapasitas 0,5 – 3 pk, dan AC Window berkapasitas 0,5 – 2 pk. Komponen-komponen pada sistem pengkondisian udara meliputi sebagai berikut : - Sistem pipa: pipa refrigerasi, pipa air, dan pompa. - Sistem penghasil kalor/panas: mesin refrigerasi. - Sistem instalasi udara: fan/kipas, dan saluran udara/ducting - Pengkondisian udara: saringan udara, pendingin udara, pelembab dan pemanas udara. Cara Menghitung PK AC Berdasarkan Luas Ruangan Dipublikasi pada Desember 24, 2011 oleh henrynuryani. Air Conditioner atau yang lebih dikenal dengan sebutan AC merupakan sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan kelembaban suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat udara pada waktu tertentu). di Indonesia
23 AC mungkin lebih akrab dengan mesin pendingin udara namun tidak demikian di negara-negara yang memiliki musim dingin. selain bisa mendinginkan udara AC juga bisa menjadi penghangat dikala musim dingin. Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan saat kita memutuskan akan menggunakan air conditioner adalah bagaimana cara mengetahui PK AC yang sesuai dengan ru angan kita? Hal ini perlu mendapat perhatian karena hubungannya dengan besaran pemakaian listrik yang harus kita bayar tiap bulannya. Unit air conditioner yang terlalu besar dibanding luas ruangan akan membuat pemakaian listrik menjadi boros, begitu juga dengan unit air conditioner yang terlalu kecil. Unit air conditioner yang terlalu kecil dibanding luas ruangan akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendinginkan ruangan, hal ini tentu juga membuat tagihan listrik menjadi besar. Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan pada saat menentukan kebutuhan PK AC, yakni daya pendinginan AC (BTU/hr British Thermal Unit per hour), daya listrik (watt), dan PK compressor AC. Sebagian dari kita mungkin lebih mengenal angka PK (Paar d Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP)) pada AC. Sebenarnya PK itu adalah satuan daya pada compressor AC bukan daya pendingin AC. Namun PK lebih dikenal ketimbang BTU/hr di masyarakat awam. Lalu bagaimana cara menghitung dan menyesuaikan daya pendingin air conditioner dengan ruangan Anda? Untuk menyiasatinya, maka kita konversi dulu PK BTU/hr luas ruangan (m2). Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan menuliskan 2 diantaranya. Daya Pendingin PK AC
24 AC ½ PK = ±5.000 BTU/h AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h, AC 1 PK = ± 9000 BTU/h, AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h, AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h. Cara 1 : [Panjang Ruangan (m) x Lebar Ruangan (m) x Tinggi Ruangan/3 (m)] x 500 (Faktor Suhu). Contoh : Ruangan berukuran panjang 5 m, lebar 3 dan tinggi standar 3 m. Maka hasil perka liannya menjadi [5 x 3 x 3]/3 x 500 = Maka setelah dicocokkan dengan spoiler diatas, angka tersebut berada diantara 7000 dan 9000, jadi dapat digunakan AC dengan ¾ PK atau 1 PK. Sebagai saran, sebaiknya digunakan AC berukuran 1 PK agar kerja AC tidak terlalu berat, karena bila yang digunakan AC ¾ PK, berarti AC harus bekerja lebih berat agar dapat menyesuaikan dengan ukuran ruangan. Cara 2 : (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU W = panjang ruang (dalam feet) H = tinggi ruang (dalam feet) I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas). L = lebar ruang (dalam feet) E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap bar at. 1 PK = BTU/h 1 m2 = 600 BTU/hr 3 mx = 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki Contoh : Ruang berukuran 5mx3m atau (16,5 kaki x 10 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur. Kebutuhan BTU = (16,5 x 10 x 18 x 10 x 17) / 60 = 8415 BTU alias cukup dengan AC 1 PK. Agar air conditioner memberikan hasil yang maksimal
25 dalam menyediakan udara yang segar berikut beberapa tips yang dapat dilakukan: Sesuaikan ukuran ruangan dengan kapasitas air conditioner. Jangan diletakkan tepat di depan pintu, karena udara akan lebih mudah keluar ke ruangan lain. Jangan letakkan air conditioner terlalu dekat dengan atap. Air conditioner m engambil udara dari atas, maka bila terlalu dekat dengan plafon, ruang yang sempit menyebabkan udara yang masuk tidak maksimal. Cuci filter air conditioner 1 bulan sekali. Lakukan pencucian evaporator AC 3 bulan sekali. PENTING Penambahan refrigerant atau Freon AC hanya diperlukan untuk mengganti volume Freon yang hilang akibat kebocoran. Selama unit AC tidak mengalami kebocoran, Anda tidak akan perlu untuk mengisi refrigerant/freon pada saat melakukan service AC. Sumber : Cara Menghitung Kebutuhan Kapasitas AC Ruangan, Hendrynuryani. 2.4.2 Sistem Pencahayaan Pengertian pencahayaan yaitu suatu penerangan agar kita dapat merasakan kenyamanan beraktifitas dan beristirahat, berdasarkan sumber energi yang dipakai sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem penerangan buatan dan sistem penerangan alami, masing-masing sistem memiliki kekurangan dan kelebihan pada karakteristik kedua sistem ini. Untuk menghasilkan panas dan cahaya lewat lampu pijar di abad milenial sekarang ini, kita masih memakai prinsip yang sama dalam hal ini, di dalam beberapa tahun terakhir ini, produk-produk penerangan menjadi lebih beraneka ragam dan canggih, studi menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan
26 yaitu 3-10% pemakaian energi di sektor industri sedangkan 20 – 45% pemakaian energi total untuk bangunan komersial, hampir kebanyakan pengguna energi industri serta komersial yang peduli masalah efisiensi energi dalam sistem pencahayaan, seringkali penghematan energi yang cukup berarti bisa didapatkan dengan cara yang masuk akal dan minim. Mengganti sumber lampu pijar atau lampu uap merkuri atau dengan logam sodium atau holida bertekanan tinggi akan menghasilkan hal positif lainnya seperti, meningkatkan jarak penglihatan dan pengurangan biaya energi, pengaturan waktu penerangan, memasang dan menggunakan kontrol foto, serta dapat memperoleh penghematan yang sangat luar biasa dari sistem manajemen energi. Meski seperti itu, dalam beberapa hal tampaknya untuk menghasilkan efisiensi energi yang diinginkan perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan, penting untuk difahami bahwa lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistem penerangan yang efisien juga. Oleh Eko Haryono, Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.
27 Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi. Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI 1. Untuk Ruang Kantor/ Industri adalah 15 watt / m2 2. Untuk Rumah tak melebihi 10 watt / m2. 3. Untuk Toko 20-40 watt / m2. 4. Untuk Hotel 10-30 watt / m2. 5. Untuk Sekolah 15-30 watt / m2. 6. Untuk Rumah sakit 10-30 watt / m2 . Coba terapkan perhitungan tersebut di atas pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi. Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas yang
28 diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan. Untuk mendapatkan jumlah lampu pada suatu ruang dapat dihitung dengan metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut : N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R ) Dimana : N = Jumlah armature 1.25 = Faktor Perencanaan E = Intensitas Penerangan ( Lux ) L = Panjang Ruang ( meter ) W = Lebar Ruang ( meter ) Φ = Flux Cahaya ( Lumen ) η LB = Efisiensi armature ( % ) η R = Factor Utilisasi Ruangan ( % ) Flux Cahaya sendiri bisa diketahui melalui rumus berikut : Ø = W x L/w Dimana : Ø = Flux Cahaya ( Lumen ) W = daya lampu ( Watt ) L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt ) Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu Faktor Ruangan ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya sebagai berikut :
29 K = ( A x B ) / ( h ( A + B )) Dimana : A = lebar ruangan ( meter ) B = panjang ruangan ( meter ) H = tinggi ruangan ( meter ) h = H – 0.85 ( meter ) Perkantoran = 200 - 500 Lux Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux Hotel = 200 - 400 Lux Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux Contoh Perhitungan Pencahayaan : Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu dan warna ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya. Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan : A = 15 meter, B = 8 meter, H = 3.5 meter dan h = 2.5 meter Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux EL/D 2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.
30 Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3. Factor utilitas ruangan diketahui dari table sebesar 0.91 perhitungan dimulai dengan mencari factor ruangan ( k ) K = ( A x B ) / ( h ( A + B )) K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 )). Sumber : Perhitungan Penerangan Suatu Rungan, Eko Heriyanto.
31 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan tugas akhir metode penelitian yang digunakan yakni:
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Studi pada tugas akhir ini dilakukan selama 2 bulan lamanya
dilakukan pada bulan Desember 2019 hingga pada bulan Januari 2020.
Penulis memulai dengan studi literatur yaitu, mencari situs-situ yang
berkaitan dengan judul, jurnal, dan buku-buku.
2. Tempat Penalitian
Tempat pelaksanaan dilakukan di bioskop CJ CGV Site lt. 4 Mall
DGS yang berlokasi di Jl. Printis Kemerdekaan No. Km 14 Daya,
Kec. Biringkanaya, Kota Makassar. Jenis kegiatan yang dilakukan
yaitu survey lokasi dan pengambilan data di wilayah kerja.
B. Metodelogi Penelitian
1. Studi Literatur
Dalam Penelitian ini penulis menerapkan metode kualitatif yang
bersifat audit energi listrik ditinjau dari aspek sistem pendingin dan
pencahayaan suatu gedung bioskop, Dimana audit energi ini kegiatan
mencari profil energi yang di konsumsi oleh gedung bioskop, audit
energi dilakukan dengan cara pengumpulan dan penyusunan data
32 energi bangunan. Data yang diperlukan adalah meliputi data sebagai
berikut:
a. Data Primer:
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengkuran,
perhitungan, dan pengamatan langsung di lapangan.data primer dapat
berupa:
- Dokumentasi bangunan yang meliputi, Denah tapak dan potongan
bangunan semua lantai, Diagram satu garis saluran listrik lengkap
dengan penjelasannya, dan Denah instalasi AC.
- Pembayaran rekening listrik perbulan pada satu tahun terakhir
b. Data Skunder:
Data skunder adalah data yang sumber tulisannya pernah dibuat
sebelumnya, kami melakukan penelusuran pada beberapa sumber
tertulis, baik berupa dokumen - dokumen milik CGV, jurnal, dan
artikel, atau buku yang relevan dengan persoalan yang dikaji. Dan
berikut manfaat dan kekurangan dalam penelitian ini :
Manfaat/Kelebihan Penelitian
• Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam
mencari sebab masalah terkait efisiensi energi.
• Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan
penelitian mengenai efisiensi energi khususnya dibidang bioskop.
• Menambah wawasan dan kemampuan berfikir tentang pentingnya
penerapan efisiensi energi kepada penulis dan pihak perusahaan.
33 Kekurangan Penelitian
• Laporan penelitian belum menghitung secara rinci masing- masing
total beban lampu dan juga AC.
• Penelitian ini hanya membahas efisiensi energi listrik, tidak
membahas efisiensi air yang dinilai tidak kalah penting dalam studi
efisiensi.
• Penelitian tidak membahas jenis AC dan lampu lainnya secara
keseluruhan sehingga memungkinkan untuk dilakukan
pengembangan.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini. Maka menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode penelitian Lapangan
Mengadakan penelitian dan pengambilan data di bioskop CJ
CGV Site Makassar. Kemudian mengadakan pembahasan/studi
hasil pengukuran dan menyimpulkan hasil studi tersebut.
b. Metode Diskusi/Wawancara
Mengadakan metode diskusi/wawancara kepada karyaawan
CGV dan informasi dari sumber langsung sangat berguna dalam
memahami kondisi real yang biasa terjadi dilapangan serta
dengan dosen yang lebih mengetahui bahan yang akan kami
bahas.
34 3. Analisa Data
Dengan melihat hasil pencatatan cost energy CGV, kita mengetahui
bahwa penerapan efisiensi sistem pendingin dan pencahayaan ini
sangat efektif untuk menekan cost electrical, bukan hanya pada biaya
tetapi juga berefek kepada umur equipment yaitu lampu-lampu dan
AC pendingin auditorium.
C. Flowchart
Di bawah ini adalah flowchart dari skripsi ini :
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengolahan Data
Hasil dan Kesimpulan
Selesai
Pengambilan Data : 1. Data Asbuild Drawing Electrical 2. Data Asbuilt Drawing AC 3. Data-Data Lampu Dan AC 4. Data-Data Beban 5. Data Equipment
Data
Tidak
Ya
35 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Gedung Bioskop CJ CGV Site Makssar yang berlokasi di Mall DGS lt. 4, Jl.
Printis Kemerdekaan No. Km 14, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan yang diresmikan pada 23 Januari 2018. Seperti yang terlihat
pada Tabel 4.1 bangunan bioskop ini memiliki total luasnya 1267.72 m2. Bioskop
yang memiliki 6 auditorium ini berada diantara perbatasan Makassar-Maros
menjadi tempat favorit baru khususnya untuk orang yang berada diluar kota
Makassar karna selain alasan jarak yang lebih dekat, CGV juga menyajikan hal
yang baru dan unik dalam dunia bioskop.
Dengan luas 1267.72 m2, memungkinkan pihak CGV membuatkan ruangan
khusus untuk AC dan projector yang ditempatkan di lantai atas atau yang mereka
namakan Projection Room (Lampiran 4), dan semua oprasional lain tempatnya
dilantai bawah atau Foyer Area (Lampiran 3). Ini tentu sangat bagus diterapkan
ditempat lain, yang dimana ac splitductnya ditempatkan di atas plafon,
penampatan ac splitduct di atas plafon memang menghemat tempat namun
kekurangannya yaitu sangat sulit dilakukan maintenance atau perawatan dan
perbaikan atas kerusakan unit yang sering terjadi.
Memungkinkan lebih cepatnya diatasi apabila terjadi kerusakan jika unit
berada dilantai dibandingkan yang diatas plafon, teknisi leluasa untuk melakukan
pengecekan kondisi unit baik v-belt, motor, pipa, evaporator, dan lain-lain.
36 Tabel 4.1 Area Plan CGV
(Sumber : Document Asbuilt Drawing)
4.2 Sistem Kelistrikan
Bioskop CGV merupakan konsumen tegangan menengah dengan tarif bisnis atau
B3 yang dialirkan dari LVDP mall DGS yang terletak di lantai ground menuju ke
panel utama CGV di lantai 4, CGV memiliki panel sendiri dengan terpisah dengan
pihak mall seperti yang tertera di lampiran 9 sampai lampiran 19, beban yang
terpasang yaitu 532.500 VA atau 425.058 Watt dan beban maksimum yaitu
449.000 VA atau 358.977 Watt (Tabel 4.2), pihak mall DGS juga menyediakan
FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2) FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2)101 CINEMA HALL 306.3 M2 106 COLD STORAGE 22.3 M2
102 ENTRY CORRIDOR 213.3 M2 108A STORAGE 27.1 M2
103 TICKET BOX 18.2 M2 108A STORAGE 55.7 M2
104 POPCORN ZONE 26.9 M2 109 TOILET (M) & CLEANING ROOM 36.9 M2
105A BACK KITCHEN 29.5 M2 110 TOILET (W) & DIFABLE 54.9 M2
105B BACK KITCHEN 19.6 M2 111 GG LOUNGE 94.6 M2
FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2) FLOOR ROOM ROOM NAME AREA (M2)112 SMOKING CORNER 14.2 M2 120 USER STORAGE 8.2 M2
113 OFFICE 26.1 M2 121 PANEL & UPS 30. 55 M2
114 STAFF ROOM 42.4 M2 122 GARBAGE STORAGE 5.77 M2
116A EXIT CORRIDOR 113.6 M2 STAIR CASE 10 M2
116B EXIT CORRIDOR 98 M2
119 HOUSE KEEPING 13.6 M2
FOYER LEVEL
FOYER LEVEL
FLOR LEVEL
FLOOR LEVEL
AREA PLANE CGV DGS MAKASAR
TOTAL = 1267.72 M2
37 genset dengan kapasitas yang sama untuk antisipasi apabila listrik dari PLN
padam.
Tabel 4.2 Beban Electrical CGV
(Sumber : Document Asbuilt Drawing CGV)
BEBAN PANEL BEBAN TERPASANG (WATT) DEMAND FACTOR BEBAN MAKSIMUM (WATT)
PLN-ON GENSET-ON PLN-ON GENSET-ON
LP-FOYER 14.533 14.533 0,8 17.946 17.946
P-VAC FOYER 52.470 52.470 0,85 51.620 51.620
P-CONSESSION 58.807 58.807 0,9 52.926 52.926
P-UPS FOYER 10.400 10.400 0,8 4.160 4.160
LP-PROJECTION 2.784 2.784 0,8 2.227 2.227
P-VAC PROJECTION 192.520 192.520 0,85 163.642 163.642
P-UPS AUDI 1 21.857 21.857 0.8 17.486 17.486
P-UPS AUDI 2 14.917 14.917 0,8 11.934 11.934
P-UPS AUDI 3 14.047 14.047 0,8 11.328 11.328
P-UPS AUDI 4 14.047 14.047 0,8 11.328 11.328
P-UPS AUDI 5 14.229 14.229 0,8 11.383 11.383
P-UPS AUDI 6 15.447 15.447 0,8 12.358 12.358
JUMLAH 426.058 426.058
TOTAL KW 426 426 358.977 358.977
TOTAL KVA 532,5 532,5 449 449
408,1
-
-
-
-
SCHEDULE BEBAN ELEKTRIKAL
BEBAN PLN MAXIMUM DIBAGIDIVERSITY FACTOR 1,1
SAMBUNGAN PLN
BEBAN TRAFO
FAKTOR PEMBEBANAN GENSET (85%)
KAPASITAS GENSET
LANTAI FOYER
LANTAI PROJEC
TION
38 4.3 Data Dan Analisis Sistem Pendingin Dan Pencahayaan
Bisa dilihat pada lampiran 20 tertera data beban dan jumlah lampu, pada
lampiran 21 adalah data jumlah dan beban AC. Dibawah ini adalah analisis
penghematan dari sistem pendingin ruangan dan pencahayaan yang diambil
contoh dari lampiran 20 dan lampiran 21.
4.3.1 Analisis Sistem Pendingin
Untuk pengkondisi udara pada bioskop CGV ada beberapa jenis dan jumlah
pendingin ruangan yang berfungsi untuk mendistribusikan udara segar dan bersih
ke auditurium dan untuk ruangan-ruangan lain (Lampiran 21). Pengkondisi udara
adalah bagian peralatan yang paling penting sebab untuk kenyamanan penonton
sangat diperlukan pengkondisi udara dimana peralatan ini difungsikan untuk
memastikan bahwa udara yang telah diproses sehingga menjadi segar dan bersih
ini dapat terdistribusi merata sehingga para penonton bisa merasa nyaman ketika
di dalam auditorium.
Untuk mengetahui apakah AC sudah sesuai dengan luas ruangan, kita ambil
contoh dari menghitung Corridor Foyer, Exit Corriodor dan Staff Room, seperti
yang terlihat di Tabel 4.1 Corridor Foyer/Entry Corridor luasnya 213,3 M2 , Exit
Corridor 113,6 M2 , dan Satff Room 42,4 M2 dengan dilayani 1 Unit AC
berkapasitas 200.000 Btu/Hr.
Rumus mengatahui kesesuaian Ac dan ruangan :
Total Luas Ruangan = 213,3 M2 + 113,6 M2 + 42,4 M2
Total Luas = 369,3 M2
Kapasitas AC = 200.000 Btu/Hr : 9000 Btu/Hr (Per PK)
39 Total Pk = 22,2 PK
Kebutuhan Ruangan = 369,3 (Luas Ruangan) x 500 (Faktor Suhu)
= 184.650 Btu/Hr : 9000 Btu/Hr (Per PK)
= 20 PK
Jadi didapati hasil dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa AC yang melayani
Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup dengan
menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu 22 PK artinya
sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal.
Dalam Bioskop CGV terdapat 4 jenis AC yang berbeda yaitu Split wall, Cassiet,
Split Duct, FCU, penggunaan jenis AC disesuaikan dengan ruangan itu sendiri,
spesifikasi salah satu AC dalam bioskop CGV dapat dilihat pada lampiran 21-22.
Tabel 4.3 Total AC
4.3.2 Analisis Sistem Pencahayan
Bioskop CGV memiliki standar sistem pencahayaan, pada jenis lampunya terbagi
menjadi 5 area dan pada area-area tersebut digunakan tipe lampu berbeda-beda
sesuai dengan standar CGV (Tabel 4.4 - 4.9), untuk mengetahui apakah sudah
sesuai jumlah penchayaan yang terpasang dengan luas, kita akan mengambil
contoh pada exit corridor bioskop, exit corridor bioskop sama dengan standar
yang dipakai dalam hotel dan restoran, perhitungannya sebagai berikut :
NO JENIS AC TOTAL INDOOR TOTAL OUTDOOR MERK
1 SPLIT WALL 6 6 MC QUAY2 CASSIET 2 2 MC QUAY3 SPLITDUCT 4 4 MC QUAY4 FCU 8 14 MC QUAY
TOTAL 46 UNIT
40 Lobby & Koridor standar pencahayaanya adalah 100 LUX
N = E x L x W Ø x LLF x Cu x n
N = Jumlah tiktik lampu
E = Kuat Penerangan (LUX)
L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan meter
W = Lebar (Widht) ruangan dalam satuan meter
Ø = Total nilai pencahayaan dalam satuan lumen
LLF = (Light Loss Factor) Faktor kehilanangan / kerugian cahaya,
biasa nilainya 0,7-0,8
Cu = Coeffesien OF Utillization
n = Jumlah lampu
Exit corridor bioskop CGV DGS (Tabel 4.1) berukuran 113,6 M2 atau sama
dengan Lebar 2,5 meter dan Panjang 45,4 meter, Lampu LED Downlight 9 Watt
22 pcs
N = 100 LUX x 45,4 meter x 2,5 meter 675 Ø x 0,5 Cu x 0,7 LLF
= 11.360 / 236,25
= 48 Pcs
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa penerangan yang terpasang kurang
2 buah dari perhitungan normal, tapi atas info langsung dari project manager CGV
mengatakan bahwa lampu yang terpasang sudah sesuai standart penerangan CGV
dikarenakan selain untuk efisiensi energi karna area tersebut memang jarang
digunakan, sekaligus agar penonton tidak terganggu karna cahaya terang saat
41 CODE FUCTIONLS-01 Wall LightLS-03 General LightLS-05 Step LightLS-06 Passage LightLS-14 Vestibul LightLS-20.1 Back Screen KETERANGANSPESIFIKASI Black Matt ArmaturPhil ip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K Black Matt ArmatureTKO - Phil ip LED TUBE 1 x 8 W - 6500 K White color ArmatureGuide Lamp LED BAR - DC 3 WattOSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable Controll ing by dimmer systemControll ing by saklar Hotel & UPSBlack Color ArmaturePHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 KSteplighting LED BAR - DC 3 Wattpintu exit corridor auditorium terbuka karna exit corridor dan auditorium
bersampingan maka dari itu dirancang untuk suasana temaram untuk kenyamanan
visual saat film sedang show.
Jenis lampu pada area sesuai standar CGV : 1. Lampu Auditorium Area
Tabel 4.4 Jenis Lampu Audi
(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas) 2. Lampu Projector Room
Tabel 4.5 Jenis Lampu PA
(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)
CODE FUCTION SPESIFIKASI KETERANGANProjector Room, Storage, Kitchen,General Light Back Screen, Stair caseLS-40 Track Lamp TRACK LAMP LED MR16 - 4W - 2700 K - VAC 220 Volt portholeLS-20LS-20.1 TKI - Philip LED TUBE 2 x 8 W - 6500 K - white color OfficeTKO - Philip LED TUBE 1 x 8 W - 6500 K - white colorGeneral Light
42 3. Lampu Hall & Corridor (Reguler) Area
Tabel 4.6 Jenis Lampu Lobi Dan Koridor
(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)
4. Lampu Hall & Corridor (Premium) Area
Tabel 4.7 Jenis Lampu Lobi & Koridor (Premium)
(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)
LS-10 Track LightLS-14 Spot LightLS-15.1 Recess Down LightLS-19 Seating Lamp LED Candle 2.7W/2 2700K+ Bracket Fixture
(E14)
CODE FUCTION SPESIFIKASILED PAR30 15W 3000K
+ Track Light Fixture (E27)
LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt
Black)
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black CoverCODE FUCTION SPESIFIKASIWall LampLS-31 Wall LampLS-37 Wall LampLS-36 Wall LampLS-32 Wall LampLS-43 Hanging LampLS-42 Wall LampLS-41 DH043 Bracket Lighting + LED Lamp 3000KLED BULB 8W 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27)LED BULB 8W/2 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27)LED BULB 4W 3000K +
Bracket Fixture 90850LED Edison BULB 4W
3000K + Bracket Fixture 4748
LED BULB 4W/2 3000K + Pendant Fixture (E27)
LED BULB 8W/2 3000K + Pendant Fixture (E27)
43 5. Special Lighting (Premium) Area
Tabel 4.8 Area Spesial
(Sumber : Buku Standar Lampu CGV Cinemas)
Dari semua lampu diatas memakai jenis LED dan jumlah keseluruhannya adalah
560 lampu. Tetapi ada beberapa lampu yang sudah diganti karna sudah rusak dan
diganti dengan spesifik yang sama dan adapula diganti dengan spesifikasi
berbeda.
Tabel 4.9 Total Lampu
(Sumber : Log Sheet Asset MEP CGV DGS)
No Jenis Lampu Jumlah Sejenis
1 LS- 01 52
2 LS- 08 7
3 LS- 10 20
4 LS -12 133
5 LS - 14 174
6 LS- 14-1 32
7 LS- 15 76
8 LS- 19 12
9 LS- 20 33
10 LS- 40 21
JUMLAH LAMPU SITE DGS
Total Keseluruhan lampu = 560 pcs
CODE FUCTION SPESIFIKASILS-19 Seating Lamp LED Candle 2.7W/2 2700K+ Bracket Fixture
(E14)
Recess Down LightLS-15.1 Spot LightLS-14 Track LightLS-10 LED PAR30 15W 3000K + Track Light Fixture
(E27)
LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt
Black)
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover
44 4.4 Biaya Energi Listrik Bulanan
Berikut nilai kWh dan Rupiah pemakaian listrik bioskop CGV DGS terhitung dari
periode Januari sampai Desember 2019. Total kWh pada tabel 4.10 adalah
836.507 kWh/tahun dan ini senilai total tabel 4.11 yaitu Rp. 992.771.313,39.
Tabel 4.10 Utility Electrical Mountly
(Sumber : Log Sheet Cost Energy CGV)
Tabel 4.11 Cost Energy
(Sumber : Log Sheet Cost Energy CGV)
LWBP 596733 637025 679159 725936 786680 835687USAGE 40282 40292 42134 46777 60744 49007
WBP 195789 212857 230282 250776 274591 295050USAGE 14806 17068 17425 20494 23815 20459
LWBP 885501 933728 982863 1037079 1093391 1151021
USAGE 49814 48227 49135 54216 56312 57630WBP 315565 335952 356090 378908 401282 422920
USAGE 20515 20387 20138 22818 22374 21638
Total Keseluruhan LWBP + WBP 836507
May June
241937
594570Tota LWBP
Total WBP
September October November
UTILITY MOUNTHLY JANUARY-JUNY SITE DGS MAKASSAR 2019
ITEM Detail January February March April
Listrik
UTILITY MOUNTHLY JULY-AUGUST SITE DGS MAKASSAR 2019
ITEM Detail July August December
Listrik
January February March April May June2019
Metering LWBP 40282 40292 42134 46777 60744 49007Metering WBP 14806 17068 17425 20494 23815 20459
Biaya LWBP Rp.1.035,78 41.723.289,96 41.733.647,76 43.641.554,52 48.450.681,06 62.917.420,32 50.760.470,46Biaya WBP Rp. 1.553,67 23.003.638,02 26.518.039,56 27.072.699,75 31.840.912,98 37.000.651,05 31.786.534,53
Electric Total 64.726.927,98 68.251.687,32 70.714.254,27 80.291.594,04 99.918.071,37 82.547.004,99
Jully August September October November December
Metering LWBP 49814 48227 49135 54216 56312 57630Metering WBP 20515 20387 20138 22818 22374 21638
Biaya LWBP Rp.1.035,78 51.596.344,92 49.952.562,06 50.893.050,30 56.155.848,48 58.326.843,36 60.729.341,40Biaya WBP Rp. 1.553,67 31.873.540,05 31.674.670,29 31.287.806,46 35.451.642,06 34761812,58 33618311,46
Electric Total 83.469.884,97 81.627.232,35 82.180.856,76 91.607.490,54 93.088.655,94 94.347.652,86
ITEM DetailCost (Rp)
ITEM DetailCost (Rp)
Total Cost Listrik Untuk Tahun 2019 992.771.313,39
Electrical
Electrical
45 4.5 Analisa Pemakaian Energi Listrik Secara Keseluruhan
Dari data history pemakaian energi listrik bioskop CGV DGS priode Januari
sampai dengan Desember 2019, maka dapat dihitung jumlah kWh total yang
dikonsumsi selama tahun 2019 dan juga jumlah total biaya yang harus dibayar
untuk pengadaan energi listrik pada periode tersebut (Tabel 4.10 dan Tabel 4.11).
Berikut perhitungan tarif rata-rata yang dikenakan PLN. Biaya pemakaian listrik :
1. Tarif WBP (Waktu Beban Puncak) per kWh dari PLN
Harga Rp. 1.553,67/kWh jam berlaku pukul 18.00 s/d 22.00 (4 Jam)
2. Tarif LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) per kWh dari PLN
Harga Rp. 1.035,78/kWh jam berlaku pukul 22.00 s/d 18.00 (20 Jam)
Sebagai contoh perhitungan menggunakan data pemakaian energi listrik pada
bulan Desember 2019 (Tabel 4.10 & 4.11). Untuk menghitung total biaya
penggunaan rekening listrik pada bulan Desember 2019, diketahui :
- LWBP = 57.630 kWh
- WBP = 21.638 kWh
Penyelesaian :
Total kWh
- LWBP = 57.630 x Rp 1.553,67
- WBP = 21.638 x 1.035,78
= Rp 60.729.341,40 + Rp 33.618.311,46
= Rp. 94.347.652,86
Jadi total biaya Desember adalah Rp. 94.347.652,86
46 4.5.1 Analisis Pemakaian Energi Listrik Pada Lampu Dan AC
Jadi total beban pada semua unit AC baik indoor maupun outdoor serta ditambah
dengan total beban semua lampu adalah 42.249,50 Watt. (Lampiran 20-21).
Untuk Menghitung rupiah dari pemakaian sebulan melalui rumus berikut :
- LWBP (Luar Waktu Beban Puncak)
= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)
= 42,2 kW x 13 Jam Oprasional LWBP x 30 Hari
= 16.477,3 kWh x 1.035,78 Harga Per kWh LWBP
= Rp 17.066.863
- WBP (Waktu Beban Puncak)
= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)
= 42,2 kW x 3 Jam Oprasional WBP x 30 Hari
= 3.802,4 kWh x 1.553,67 Harga Per kWh WBP
Total LWBP + WBP
= Rp 17.066.863 + Rp 5.907.760,29
= Rp 22.974.623,26
Jadi biaya untuk pemakaian normal setiap bulan untuk lampu dan AC adalah
sebesar Rp 22.974.623,26 untuk lampu dan AC yang beropasional 16 jam per hari
selama sebulan.
4.5.2 Peluang Penghematan Energi
Melalui pengamatan lapangan penulis menyimpulkan bahwa jadwal kerja
karyawan CGV terbagi 3 yaitu, Pagi 08:00-16:00, Siang 12:00-20:00, dan Sore
47 17:00-01:00, dimana yang karyawan yang masuk pagi bertugas untuk melakukan
persiapan oprasional, mereka mulai menyalakan semua equipment termasuk AC
dan lampu di jam 09:00, sedangkan jam buka CGV itu sendiri dimulai pada jam
11:00, berarti adanya energi terbuang percuma percuma selama 2 jam. Dengan
pengamatan lapangan secara langsung penulis menyarankan prepare oprasional
terutama pada AC dan lampu Auditorium di oprasionalkan satu jam sebelum
bioskop buka, karna lampu dan AC sangat memakan banyak beban dengan biaya
yang tidak sedikit. Cara menghitung penghematan energi listrik pada lampu dan
AC selama sejam yaitu :
- LWBP
= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)
= 42,2 kW x 12 Jam Oprasional LWBP x 30 Hari
= 15.209,8 kWh x 1.035,78 Harga Per kWh LWBP
= Rp 15.754.027
- WBP
= 42.249,50 Watt / 1000 (Kilo Watt)
= 42,2 kW x 3 Jam Oprasional WBP x 30 Hari
= 3.802,4 kWh x 1.553,67 Harga Per kWh WBP
= Rp 5.907.760,29
- Total LWBP + WBP
= Rp 21.661.787,65
Penghematan energi dengan pengurangan jam menghasilkan Rp 21.661.787,65
per bulan.
48 4.5.3 Analisis Penghematan Energi Pada Lampu Dan AC
Dengan mengurangi jam oprasional pada lampu dan AC selama sejam yang
tadinya 16 jam oprasional perhari akan dikurangi 1 jam menjadi 15 jam perhari di
jam awal oprasional. Jadi untuk mengetahui peluang penghematan energi dari
pengurangan jam oprasional yaitu dengan cara :
Cost Energi Normal/Bulan – Cost Energi Pengurangan 1 jam dalam sebulan
= Rp. 22.974.623,26 – Rp. 21.661.787,65
= Rp 1.312.835,61
Jadi hasil pengurangan jam oprasional menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan
jika dikali setahun maka akan menghemat sebesar Rp 15.754.027,32 dan nilai ini
tergolong cukup besar.
49 BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Jadi didapati hasil dari perhitungan diatas disimpulkan bahwa AC yang
melayani Area Entry Corridor, Exit Corridor, dan Staff Room sudah cukup
dengan menggunakan AC 20 PK, dan kapasitas AC yang terpasang yaitu
22 PK artinya sudah melebihi 2 PK dari perhitungan normal. Serta dari
hasil analisis data sistem pencahayaan diketahui bahwa penerangan yang
terpasang kurang 2 buah dari perhitungan normal, atau lampu penerangan
untuk exit corridor CGV DGS remang-remang.
2. Hasil dari analisis penghematan energi melalui pengurangan jam
oprasional khususnya untuk pencahyaan dan sistem pendingin selama
sejam perhari akan menghemat Rp. 1.312.835,61 perbulan dan untuk
setahun maka akan menekan biaya hingga sebesar Rp 15.754.027,32.
SARAN
Adapun saran yang diberikan untuk penelitian analisis energi ini adalah
perlu dibentuk tim dan penerapan sistem manajemen energi, agar dapat dilakukan
dengan beragam cara dari kegiatan operasional dan pemeliharaan yang sederhana
50 untuk memastikan penggunaan peralatan dan sistem dilaksanakan secara efisien
dan efektif.
1. Untuk perusahaan pengontrolan penentuan jam menyalakan dan
mematikan AC, Lampu, dan peralatan listrik lainnya sesuai dengan
kebutuhan serta pengecekan dan perawatan berkala pada semua peralatan
listrik demi berhasilnya penghematan energi serta menjaga keandalan
equpment.
2. Untuk pelaksanaan analisis selanjutnya sebaiknya dilakukan juga dari segi
penghematan air, penghematan pompa air. hal ini untuk mendapatkan nilai
IKE listrik yang lebih kecil atau setidaknya mendekati bahkan kurang dari
standart nilai IKE listrik.
3. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data-data dari tulisan
ini agar dapat mengetahui nilai estimasi, nilai real, dan nilai setelah
manajemen energi sehingga di tahun berikutnya dapat diprediksi nilai
kemungkinan penghematan energi menggunakan metode pendekatan
berdasarkan tahun sebelumnya.
51 DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2015, September 30). Intensitas Konsumsi Energi, PT Bika Solusi
Perdana Diakses 15 Januari melalui
https://www.bikasolusi.co.id/intensitas-konsumsi-energi/
Agus Rianto. 2017. Audit Energi Dan Analisis Peluang Penghematan Konsumsi
Energi Pada Sistem Pengkondisian Udara Di Hotel Santika Premiere
Semarang, Semarang : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang.
Bayu Landidi. 2013. Peluang Hemat Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian
Udara Dan Sistem Pencahayaan Gedung Radiologi Rumah Sakit Dr.
Adhyatma, Mph Semarang, Yogyakarta : Jurusan Teknik Elektro Dan
Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada
Yogyakarta.
Eko Heriyanto. 2013. Perhitungan Penerangan Suatu Rungan.diakses pada 23
Desember 2019, melalui http://hariyantoeko./2013/01/perhitungan-
penerangan-suatu-ruangan.html.
Hendrynuryani. 2011, Desmber 24. Cara Menghitung PK AC Berdasarkan Luas
Ruangan, Docplayer. Diakses pada 23 Desember 2019, melalui
https://docplayer.info/31492101-Ada-beberapa-rumus-cara-
menentukan-pk-ac-yang-sesuai-untuk-ruangan-saya-akan-me-nuliskan-
2-diantaranya.html.
Humas EBTKE. (2019, Juli 2). Buku regulasi bidang konservasi energi 2018 ,
52 Jakarta: kementrian energi dan sumberdaya mineral. Diakases 15
Januari 2020 melalui
http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/07/12/2284/buku.regulasi.bidang.kon
servasi.energi.2018.
Ismanto Dwi Putra (2018) Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik. Diakses 15
Januari 2020 melalui https://engineering4better.com/2018/04/cara-
menghitung-biaya-pemakaian-listrik.html.
Kementrian Perindusteian. (2011, Januari). Pedoman teknis audit energi dalam
implementasi konservasi energi dan pengurangan emisi CO2 dalam
sektor industri (fase 1), Jakarta : pusat pengkajian industri hijau dan
lingkungan hidup badan pengkajian kebijakan, iklim, dan mutu industri.
Kompas. (2013, Juli 16). Efisiensi Energi Bagi Industri. Jakarta : Kementrian
Perindustrian. Diakses pada 21 Desember 2019 melalui
https://kemenperin.go.id/artikel/6796/Efisiensi-Energi-Bagi-Industri.
Muchlisin Riadi. (2013, Desember 23). Sistem Pencahayaan Alami. Kajian
Pustaka.com. Diakses pada 22 Desember 2019 melalui
https://www.kajianpustaka.com/2013/12/sistem-pencahayaan-
alami.html.
Nirita Noviyati Rahayu, Dede Suhendi, Evyta Wismiana. 2016. Audit Energi
Listrik Pada Pt. X, Pakuan : Fakultas Teknik Elektro, Universitas
Pakuan.
Seno Riyadi. 2016. Analisis Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik
Pada Sistem Pencahayaan Dan Air Conditioning Di Gedung Graha
53 Mustika Ratu, Jakarta : Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Tinggi
Teknologi Indonesia, Jakarta, Juara Mangapul Tambunan, Program
Studi Teknik Elektro, Sttpln Jakarta.
Tri Wahyu Budiman. 2019. Audit Energi Listrik Dan Analisis Peluang
Penghematan Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Dan
Pencahayaan Di Gedung D3 Ekonomi Uii, Yogyakarta: Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
Wilfrid. 2019. Buku Manual Standar lampu CGV cinemas, Jakarta : Project
Manager CGV Area Timur.
Wilfrid. 2019. Asbuilt Drawing CGV site DGS Makasssa, Jakarta : Project
Manager CGV Area Timur.
Zaki Siregar. (2018, April 18). Konservasi Energi Dan Efisiensi Energi, Apa
Bedanya?. Enviroment Indonesia Center. Diakses pada 21 Desember
2019 melalui https://environment-indonesia.com/konservasi-energi/.
L
A
M
P
I
R
A
N
57 Lampiran 3. Area Plan Foyer CGV DGS
58 Lampiran 4. Area Plan Projection CGV DGS
59 Lampiran 5. CGV Site DGS Makassar Dan Meeting Terkait Defect List
60 Lampiran 6. Berita Acara Pencatatan Cost Energy
61 Lampiran 7. Pengecekan Semua Panel CGV
62 Lampiran 8. Pengecekan Pressure Freon Dan Penggantian Lampu
63 Lampiran 9. Asbuilt Drawing Diagram Sistem Elecreical
64 Lampiran 10. Asbuilt Drawing Panel Utama
65 Lampiran 11. Asbuilt Drawing Panel Cos 100 kVA
66 Lampiran 12. Asbuilt Drawing Panel Consession
67 Lampiran 13. Asbuilt Drawing LP-Foyer
68 Lampiran 14. Asbuilt Drawing LP-Projection
69 Lampiran 15. Asbuilt Drawing P-VAC Foyer
70 Lampiran 16. Asbuilt Drawing P-VAC Projection
71 Lampiran 17. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 1-2
72 Lampiran 18. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 3-4
73 Lampiran 19. Asbuilt Drawing P-UPS Audi 5-6
74 Lampiran 20. Data Beban Dan Jumlah Lampu
NO LOKASI SPESIFIKASI JUMLAH LAMPU
JUMLAH WATT
1 PROJECTOR TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 10 PCS + OSRAM LED PAR 30 - 9W -
2700 K - Dimmable X 21 PCS 31 PCS 269 Watt
2 OFFICE TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 2 PCS 2 PCS 16 Watt
3 FOYER Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 78 PCS 78 PCS 507 Watt
4 JANITOR Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 1 PCS 1 PCS 6,5 Watt
5 KITCHEN GOLD CLASS
TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 1 PCS + Philip Essential MR16 - 6,5W -
3000 K X 3 PCS 4 PCS 27,5 Watt
6 STORAGE STAFF
TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 13 PCS 3 PCS 104 Watt
7 MUSHALLAH LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2 PCS 2 PCS 18 Watt
8 PANTRY LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 6 PCS 6 PCS 54 Watt
9 LOKER MALE
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2 PCS 2 PCS 18 Watt
10 LOKER FEMALE
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cove X 2 PCS 2 PCS 18 Watt
11 GATE LED BULB 8W 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27) X 80 PCS 80 PCS 640 Watt
12 STORAGE LOUNGE
TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt
13 CAFFE GOLD CLASS Philip Essential MR16 - 6,5W - 3000 K X 26 PCS 26 PCS 169 Watt
14 LOBBY
LED BULB 8W/2 3000K + Downlight Outbow Fixture (E27) X 20 PCS + LED Downlight 9W 5"
3000K - Black Cover X 19 PCS + LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture X 9 PCS
47 PCS 389,5 Watt
15 LOUNGE LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 2
PCS + LED BULB 4W/2 3000K + Pendant Fixture (E27) X 2 PCS
4 PCS 26 Watt
75 16 SERVER TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 2 PCS 2 PCS 316 Watt
17 CONSESSION LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt Black) X 12 PCS 12 PCS 78 Watt
18 COLD STORAGE
TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 5 PCS 5 PCS 40 Watt
19 KITCHEN TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K - white color X 3 PCS 3 PCS 24 Watt
20 TICKET BOX LED MR16 6.5W 3000K + Spotlight Fixture (Matt Black) X 13 PCS 13 PCS 84,5 Watt
21 KORIDOR
EMERGENCY 01
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 22 PCS 22 PCS 198 Watt
22 KORIDOR
EMERGENCY 02
LED Downlight 9W 5" 3000K - Black Cover X 22 PCS 22 PCS 198 Watt
23 GUDANG TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 1 PCS 1 PCS 8 Watt
24 HK ROOM TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt
25 UPS ROOM TKI - Philip LED TUBE 2 (8 W) - 6500 K X 2 PCS 2 PCS 16 Watt
26 TOILET MALE LED MR16 6.5W 3000K X 16 PCS 3 PCS 104 Watt
27 TOILET DESABLE LED MR16 6.5W 3000K X 3 PCS 3 PCS 19,5 Watt
28 TOILET FEMALE LED MR16 6.5W 3000K X 16 PCS 16 PCS 104 Watt
29 AUDI 1 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 15 PCS
24 PCS 216 Watt
30 AUDI 2 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 16 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 16 PCS
22 PCS 288 Watt
31 AUDI 3 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS
22 PCS 198 Watt
76 32 AUDI 4 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS
22 PCS 198 Watt
33 AUDI 5 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 13 PCS
22 PCS 198 Watt
34 AUDI 6 PHILIP LED bulb - 9 Watt - 3000 K X 9 PCS +
OSRAM LED PAR 30 - 9W - 2700 K - Dimmable X 12 PCS
21 PCS 189 Wat
TOTAL LAMPU DAN BEBAN 552 PCS 4771,5 Watt
77 Lampiran 21. Data Jumlah Dan Beban AC
NO Area
Deskripsi Barang Spesifikasi NO Area
Deskripsi Barang
Spesifikasi
Indoor Merk Indoor Merk
1
UPS
Split
wall
01
MC
QU
AY
SUPPLY : 220-230
12
PA. R
oom
FCU
5A
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ
WATT : 2080 WATT : 1.630
AMPERE : 9.62 AMPERE : 3.1
NILAI KW : 6.30 NILAI KW : 43.96
BTU : 21500 BTU : 150.000
FREON : R410A FREON : R407C
MADE IN MALAYSIA
MADE IN INDONESIA
2
UPS
Spl
itwal
l 02
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240/~/50
13
PA. R
oom
FCU
5B
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ
WATT : 2080 WATT : 1.630
AMPERE : 9.62 AMPERE : 3.1
NILAI KW : 6.30 NILAI KW : 43,96
BTU : 21500 BTU : 150.000
FREON : R410A FREON : R407C
MADE IN MALAYSIA
MADE IN INDONESIA
3
Kitc
hen
Spl
itwal
l
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240/~/50
14
PA. R
oom
FCU
6
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ
WATT : 915 WATT : 2.730
AMPERE : 4.26 AMPERE : 5.0
NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 58,62
BTU : 9500 BTU : 200.000
FREON : R410A FREON : R407C
MADE IN MALAYSIA
MADE IN INDONESIA
4
Kitc
he n Sp
litwa ll M
C Q
UAY
SUPPLAY : 220-240/~/50 15
PA.
Room
Split
duc
t ko
ridor
01
PA
MC
QU
AY SUPPLAY : 380-
415V/1PH/50HZ
78 WATT : 915 WATT : 774
AMPERE : 4.26 AMPERE : 3.4
NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 21,97
BTU : 9500 BTU : 75.000
FREON : R410A FREON : R407C
MADE IN MALAYSIA
MADE IN INDONESIA
5
Serv
er R
oom
Split
wall
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240/~/50
16 PA
. Roo
m
Split
duct
kor
idor
02
PA
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240 V/1 PH/50 HZ
WATT : 915 WATT : 774
AMPERE : 4.26 AMPERE : 3.4
NILAI KW : 2.78 NILAI KW : 21,97
BTU : 9500 BTU : 75.000
FREON : R410A FREON : R407C
MADE IN MALAYSIA
MADE IN INDONESIA
6
Serv
er R
oom
Split
wall
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240/~/50
17
gold
cla
ss
Split
duct
kor
idor
01
PA
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415 V/ 3 Ph/ 50 Hz
WATT : 915 WATT : 2700/5.20
AMPERE : 4.26 AMPERE : 6,20
NILAI KW : 2.78 FREON : R410A
BTU : 9500 MADE IN MALAYSIA
FREON : R410A
MADE IN MALAYSIA
7
PA R
oom
FCU
01
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415 V/3Ph/50Hz
18
gold
cla
ss
Split
duct
kor
idor
02
PA
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415 V/ 3 Ph/ 50 Hz
WATT : 3.370 WATT : 2700/5.20
AMPERE : 6,3 AMPERE : 6,20
NILAI KW : 73.27 FREON : R410A
BTU : 250.000
MADE IN MALAYSIA
79 FREON : R407C
MADE IN INDONESIA
8
PA. R
oom
FCU
2A
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ
19
Lobb
y
Split
duct
01
Lobb
y
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/1PH/50HZ
WATT : 2.730 WATT : 1.100
AMPERE : 5,0 AMPERE : 2,7
NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 35,64
BTU : 80000 BTU : 125.000
FREON : R410A ( 2.5 kg ) FREON : R407C
MADE IN INDONESIA
MADE IN INDONESIA
9
PA. R
oom
FCU
2B
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/3PH/50HZ
20
Lobb
y
Split
duct
02
Lobb
y
MC
QU
AY
SUPPLAY : 380-415V/1PH/50HZ
WATT : 2.730 WATT : 1.100
AMPERE : 5,0 AMPERE : 2,7
NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 35,64
BTU : 200.000
BTU : 125.000
FREON : R407C FREON : R407C
MADE IN INDONESIA
MADE IN INDONESIA
10
PA. R
oom
FCU
3
MC
QU
AY
SUPPLY : 380-415V/3PH/50HZ
21
Korid
or F
oyer
Split
duct
Kor
idor
Foy
er
MC
QU
AY
SUPPLAY : 220-240 V/1 PH/50 HZ
WATT : 2.730 WATT : 1.220
AMPERE : 5,0 AMPERE : 7,4
NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 29,31
BTU : 200.000
BTU : 125.000
FREON : R407C FREON : R407C
MADE IN INDONESIA
MADE IN INDONESIA
11
PA.
Room
FCU
4
MC
QU
AY SUPPLAY : 380-
415V/3PH/50HZ 22
Offi
ce
Split
duc
t Offi
ce
MC
QU
AY SUPPLAY : 380-
415 V/3 PH/50 HZ
80 WATT : 2.730 WATT : 3.370
AMPERE : 5,0 AMPERE : 6.3
NILAI KW : 58.62 NILAI KW : 73.27
BTU : 200.000
BTU : 250.000
FREON : R407C FREON : R407C
MADE IN INDONESIA
MADE IN INDONESIA
Total Unit 22 Unit Indoor
Total Watt 37.478 Watt
81 Lampiran 22. Spesifikasi Indoor Dan Outdoor AC Splitduct CGV
82 Lampiran 23. Dua Unit Indoor Outdoor AC Splitduct
83 Lampiran 24. Data Equipment F&B CGV 1 HOTDOG WARMER Equipment HOTDOG WARMER 220 VOLT 8 Kw50 HzMade in China2 WARMER DISPLAY ( NACHOS ) EquipmentWARMER DISPLAY ( NACHOS ) 230 VOLT1490 WATTMade In USA50 Hz3 CHILLER SEDANG NO 1 Equipment CHILLER NO 1 220-240 V / 1P / 50 HZ1.6 AVOLUME 282 L4 CHILLER NO 2 Equipment CHILLER SEDANG NO 2 220 V/ 1PH/ 50 Hz 220 WATTVolume 200 L5 ICE MAKER 01 Equipment ICE MAKER 01 11 A, 1Ph, 230 V, 50HZ, 1710 WR404A / 500 gr6 ICE MAKER 02 Equipment ICE MAKER 02 11 A, 1Ph, 230 V, 50HZ, 1710 WR404A / 500 gr7 WATER HEATER Equipment WATER HEATER 220V ~ 240V50 Hz ~ 60 Hz50LMpa 0.7 - 7 Bar8 FRAYER 01 Equipment FRAYER 220 V 1 PHASE 60 Hz 7000 WattLP-708020449 FRAYER 02 Equipment FRAYER 220 V 1 PHASE 60 Hz / 7000 WattLP-7080204310 FREZZER NO 1 Equipment FREZZER NO 19 FREZZER NO 2 Equipment FREZZER NO 211 FREZZER NO 3 Equipment FREZZER NO 312 FREZZER NO 4 Equipment FREZZER NO 413 FREZZER NO 5 Equipment FREZZER NO 514 FREZZER NO6 Equipment FREZZER NO 615 FREZZER NO7 Equipment FREZZER NO 716 OVEN / MICROWAVE Equipment OVEN / MICROWAVE INPUT : 6.2 A 220 V 50 Hz 800 wattCapasitas 23 LFrekuensi 2450 mHz17 UV DRINKING WATER Equipment UV DRINKING WATER ULTRAVIOLET POWERMODEL UV-6INPUT 220 ~ 240 V50 / 60 Hz10 ~ 40 watt18 Chiller 03 Equipment Daya 200 Watt220 V/1 Ph / 50 HzMedia pemndingin R 600 a220 V 1 PHASE 50 Hz SpesifikasiDeskripsi BarangNo Area Kategory 1200W/220V, 1312W/230V, 1428W/240V
84 Lampiran 25. Data Fan/Exhaust CGV
TOILET 1.625GUDANG LOKER AUDI 5 300
KITCHEN (1) 1.000KITCHEN (2) 2.000
COLD STORAGE (1) 300COLD STORAGE (2) 300
STORAGE GOLD CLASS 440BACK KITCHEN GOLD CLASS -
PROYECTORE AREA 4.200R. PROJECTION 700
KW V/Ph/Hz0,33 220/1/500,14 220/1/500,28 220/1/500,65 380/3/500,16 220/1/500,16 220/1/500,16 220/1/500,16 220/1/501,47 380/3/500,16 220/1/50
1.450 AXIAL FAN1.450 WALL FAN1.450 AXIAL FAN1.450 AXIAL FAN1.450 WALL FAN1.450 CEILLING FAN1.450 CENTRIFUGAL INLINE1.450 CENTRIFUGAL INLINE1.450 AXIAL FAN1.450 CENTRIFUGAL INLINE
LANTAI FOYER AREA
LANTAI PROJECTION
LOKASI
LOKASI
DAFTAR PERALATAN FAN
ELEKTRIKAL
LANTAI FOYER AREA
TYPE FAN
LANTAI FOYER AREA
LANTAI PROJECTION
LANTAI PROJECTION
LOKASI RUANG YANG DILAYANI
KAPASITAS UDARA (CFM)
PUTARAN (RPM)