SKRIPSI
ANALISIS MANAJEMEN PERKREDITAN UNTUK MENINGKATKAN
PROFITABILITAS PADA PT. BANK SULSELBAR CABANG
MAKASSAR
FARDIANSYAH
10572 03602 12
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
SKRIPSI
ANALISIS MANAJEMEN PERKREDITAN UNTUK MENINGKATKAN
PROFITABILITAS PADA PT. BANK SULSELBAR CABANG
MAKASSAR
FARDIANSYAH
10572 03602 12
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan
Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fardiansyah
Stambuk : 105720360212
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Manajemen Perkreditan Untuk
Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Bank
Sulselbar Cabang Makassar
Dengan ini menyatakanan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orng lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan tidak benar.
Makassar, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan
Fardiansyah
Nim : 10572 0360212
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Keberhasilan adalah sebuah proses
Niatmu adalah awal keberhasilan
Peluh keringatmu adalah penyedapnya
Tetesan air matamu adalah pewarnanya
Doamu dan doa orang-orang disekitarmu adalah bara api yang mematangkanya
Kegagalan disetiap langkahmu adalah pengawetnya
Akan dari itu bersabarlah
Allah selalu menyertai orang-orng yang penuh kesabaran
Dalam proses menuju keberhasilan
Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti
Bagaimana cara mensyukuri arti sebuah keberhasilan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
1. Kedua orang tuaku tercinta (ayah Hasanuddin dan ibu Fatmawati)
2. Teman seperjuanganku yang selalu mensupport yang memberi motivasi
(Herman, Andi, Risman, Ikrar, dkk)
3. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberi arahan dan ta, henti
hentinya memberi masukan, dan almamaterku..
ABSTRAK
Fardiansyah, 2016. Analisis Manajemen Perkreditan Untuk
Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Makassar,
Dibimbing Oleh Andi Mappatompo Dan Ismail Badollahi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah
manajemen perkreditan dapat meningkatkan profitabilitas pada PT. Bank
Sulselbar cabang Makassar, dan untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas
pada PT. Bank Sulselbar cabang Makassar, Penelitian ini bertempat Di Jl. Dr.
Ratulangi No.16 Makassar.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu Data
kuantitatif, data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka dan
Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk
penjelasan.
Berdasarkan hasil penelitihan maka dapat disimpulkan Profitabilitas yang
dicapai berdasarkan Rate Of Return On Loan ,Interest Margin, dan Return On
assets setiap tahun penurunan secara prosentase, akan tetapi meningkatkan laba
secara kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi manajemen pada
Bank Sulselbar Cabang Makassar tidak dapat meningkatkan profitabilitas
sehingga hipotesis yang dilakukan sebelumnya ditolak (tidak terbukti).
Kata kunci : Manajemen perkreditan, profitabilitas
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb
Suatu kata telah patah sebelum di tulis, patah bukan tiada asa untuk
mewujudkan ataupun memimpikanya, namun ada beda dalam setiap langkah
perbedaan yang membuat manusia menuju mata angin berlainan untuk kemudian
saling bersinggungan.
Akal dan pikiran berubah seiring waktu yang berjalan dan memberikan
pencerahan, serta melahirkan karya sederhana yang merupakan titik awal
perjalanan. Sebuah keinginan untuk menyatukan langkah meraih masa depan,
mewujudkan cita-cita dan merangkul angan dan menggapai tujuan.
Proses yang panjang dan sangat melelahkan membawa sebuah hikmah dan
kemudian mengajarkan untuk bersyukur kepada-Nya. Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada penguasa langit dan bumi, pemilik segala kesempurnaan, Allah
SWT yang maha dahsyat dan tak pernah henti memberikan kemudahan dan
melimpahkan kasih-Nya. Demikian juga salam dan shalawat penulis kirimkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membuat umatnya menuju
kehidupan yang penuh kecerahan.
Dengan rasa hormat, cinta, kasih sayang, sembah sujud dan teriring doa
yang kupersembahklan untuk kedua orang tuaku Ayahanda Hasanuddin dan
Ibunda Fatmawati yang telah memberikan segala pengorbanan, nafas kehidupan,
jeri payah, kasih sayang yang tulus dalam membesarkanku dengan penuh
kesabaran. Pengorbanan begitu mulia dan tulus hingga tidak bisa terbalaskan oleh
siapapun.
Dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dukungan dan
bantuan dari beberapa pihak. Tak terbayangkan tanpa bantuan mereka, mustahil
tugas akhirini dapat terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini perkenangkanlah
penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya
kepada
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung , MA. Selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM. Selaku ketua jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. Andi Mappatompo, SE, MM selaku pembimbing I dan
Bapak Ismail Badollahi, SE., M. Si.Ak selaku pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunyan untuk membimbing, mengarahkan, serta
memberikan saran dan dorongan dalam proses penyelesaian tugas akhir ini
5. Para Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar atas segala jerih payahnya membimbing penulis selama di
bangku perkuliahan
6. Pimpinan PT. Bank Sulselbar yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian serta kesediaan memberikan data-
data sebagai bahan untuk penyusunan tugas akhir ini
7. Kepada Sahabat dan Teman-temanku yang selalu memberikan bantuan
motivasi, dorongan dan semangat selama penulis menempuh dan
mengenal dunia pendidikan
Akhirnya penulis doakan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan Hidayah-
NYa kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas
akhir ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, olehnya penulis menyadari
bahwa apa yag penulis sajikan dalam Skripsi ini sesungguhnya masih jauh dalam
kesempurnaan.
Akhir kata, tiada kata yang patut di ucapkan selain rasa syukur kehadirat
Allah SWT. Yang senantiasa melindungi, melimpahkan ridha dan berkah-Nya
atas amalan kita.
Assalamu alaikum Wr. Wb
Makassar, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ………………………………………………… i
Sampul Dalam ………………………………………………… ii
Halaman Persetujuan ………………………………………………... iii
Halaman Pengesahan ………………………………………………… iv
Surat Pernyataan ………………………………………………… v
Motto Dan Persembahan ……………………………………………… vi
Abstrak ………………………………………………… vii
Kata Pengantar ………………………………………………… viii
Daftar isi ………………………………………………… xi
Daftar Tabel ………………………………………………… xiii
Daftar Gambar ………………………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………… 1
B. Masalah Pokok …………………………………………. 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….………………… 4
BAB II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank …………………………………………. 5
B. Pengertian Manajemen …………………………………. 8
C. Pengertian Kredit …………………………………………. 9
D. Pengertian manajemen perkreditan …………………. 14
E. Pengertian Profitabilitas Perbankan ………………….. 21
F. Kerangka bergikir ………………………………………….. 21
G. Hipotesis ………………………………………………….. 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Penelitian ………………………….. 23
B. Teknik pengumpulan data ………………………...... 23
C. Jenis dan sumber data ……………………………..….... 24
D. Definisi operasion .................................................................. 24
E. Metode Analisis ………………………………………….. 25
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Bank Sulselbar ………………………….. 27
B. Struktur organisasi …………………………………... 29
C. Job Deskription …………………………………………… 31
D. Analisis manajemen perkreditan …………………………… 33
E. Analisis Profatibilitas …………………………………… 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………
A. Kesimpulan …………………………………………… 50
B. Saran …………………………………………………… 50
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 51
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Devenisi Operasional Variabel (DOV) ……………………. 25
2. Tabel 2. Realisasi Kredit Bank Sulselbar Cabang Makassar ………. 37
3. Tabel 3. Kolektibiltas Kredit Bank Sulselbar Cabang Makassar ….. 41
4. Tabel 4. Data-Data Bank Sulselbar Cabang Makassar ………..…… 43
5. Tabel 5. Rekapitulasi Profitabilitas …………………………… 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 1 Skema Kerangka Pikir ………………..………………… 22
2. Gambar 2. Struktur Organisasi ……………………………………. 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era pembangunan dewasa ini menunjukkan perkembangan yang
berarti terutama dalam bidang perekonomian dimana terdapat keterlibatan
antara berbagai pihak dalam upaya pembangunan perekonomian yang
menimbulkan sinergi positif. Perbankan misalnya menjadi salah satu sektor
yang memegang peranan penting karena berfungsi sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana melalui penciptaan produk yang beraneka
ragam untuk ditawarkan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa
perbankan.
Sebagai Lembaga Keuangan, bank sangat dibutuhkan masyarakat
dalam melancarkan arus dari satu pihak ke pihak lain. Oleh karena itu,
peranan bank tidaklah terlepas dari kegiatannya dalam pengaturan lalu lintas
pembayaran dari waktu ke waktu, bahkan setiap saat dikala bank itu
beroperasi. Dari aktivitas bank tersebut tesalurlah berbagai produk bank sesuai
dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
Salah satu dari produk bank tersebut adalah kredit dimana hingga saat
ini masih merupakan aktiva produktif yang memberikan pendapatan utama
kegagalan suatu bank karena mengandung resiko tinggi yang dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan kelangsungan hidup suatu bank.Untuk
itu sebelum realisasi kredit dilaksanakan, pengelola bank haruslah mampu
mengestimasikan kelancaran pengembalian kredit dan pembayaran bunganya.
Di samping itu perlu dilakukan penilitian terhadap kelayakan usaha
calon debitur untuk mengetahui besarnya pendapatan atau penghasilan agar
bank dapat terhindar atau menekan sekecil mungkin terjadinya resiko kredit
macet. Suatu bank tidak lagi dapat dipercaya oleh masyarakat maka sudah
dapat diperkirakan bahwa bank tersebut tidak akan bertahan lebih lama. Hal
ini karena bank merupakan lembaga keuangan yang berlandaskan
kepercayaan. Oleh karenanya pengelolah bank haruslah dibekali
profesionalisme dan integritas yang tinggi dan didukung oleh adanya suatu
transfaransi serta informasi perbankan yang dapat diakses oleh seluruh
masyarakat.
Bank di samping bertujuan memperoleh laba yang optimal juga
bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas bisnis yang dijalankan. Salah
satu pengelolaan yang paling penting dilakukan untuk mendukung tujuan
tersebut adalah pengelolah sumber daya manusia, sebagai tulang punggung
dalam menjalankan aktivitas perbankan sehingga diperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas, terampil dan dapat diandalkan.
Dalam mencapai tujuan utama bank yakni mendapatkan profit yang
optimal maka sudah selayaknya kredit sebagai sumber pendapatan terbesar
bagi bank diatur sedemikian rupa mulai pada saat adanya permohonan kredit
sampai kepada pelunasannya, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip
perkreditan.Dapat dibayangkan jika suatu bank tidak mampu menyalurkan
kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan jumlahnya besar maka
sudah dapat dipastikan bahwa bank tersebut akan mengalami kerugian karena
harus membayar bunga atas simpanan. Ini berarti bahwa bank tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga penghimpun dana saja tetapi harus berfungsi
sebagai lembaga penyalur dana pula. Kesalahan dalam penyaluran dana lebih
merugikan lagi iika tidak diproses dengan baik. Karena itu perlu adanya
pengelolaan khusus mengenai kredit atau yang diistilahkan dengan
manajemen perkreditan. Secara umum fungsi dari manajemen perkreditan ini
antara lain meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi-
fungsi ini harus dilaksanakan dengan baik dan sistematis agar tujuan
pemberian kredit dapat tercapai.
Dalam kegiatan perkreditan Bank Sulselbar melakukan manajemen
perkreditan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap kredit yang disalurkan. Untuk mengetahui besarnya laba/profit yang
diperoleh maka dilakukan analisis profitabilitas terhadap laporan keuangan
Bank (Neraca dan Laporan rugi laba). Agar hasil analisis dapat diketahui
profit meningkat atau tidak meningkat.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan
yang diperoleh. Akan tetapi tidak berarti bahwa jumah kredit yang disalurkan
besar akan memberikan keuntungan yang besar pula. Terkadang jumlah kredit
yang disalurkan kecil tetapi keuntungan yang diperoleh besar. Hal ini
tergantung dari manajemen perkreditan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis berkeinginan untuk
melakukan penelitian ini dengan judul: “Analisis Manajemen Perkreditan
untuk Meningkatkan Profitabilitas pada PT. Bank Sulselbar Cab. Makassar”.
B. Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok
didalam penelitian ini: “Apakah implementasi manajemen perkreditan dapat
meningkatkan profitabilitas?”.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen perkreditan dalam
meningkatkan profitabilitas.
2. Kegunaan Penelitian
1) Sebagai bahan masukan bagi bank yang bersangkutan dalam
melaksanakan manajemen kredit untuk dapat meningkatkan
profitabilitas.
2) Sebagai bahan pustaka bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian
lanjutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
Istilah bank merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi kita. Bank
sering kali dikaitkan dengan uang karena kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan
ataumencari dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,tabungan, dan
deposito. Untuk mendapatkan dana tersebut bank harus menggunakan
berbagai strategi, dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang
menarik dan menguntungkan misalnya pemberian bunga, cendramata, hadiah,
pelayanan atau balas jasa lainnya.
Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali
dana yang diperoleh dari simpanan dalam bentuk simpanan dalam bentuk
pinjaman atau kredit. Dalam pemberian kredit, peminjam dikenakan biaya
bunga yang disebut bunga kredit. Besar kecilnya bunga kredit sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan, keuntungan yang
diinginkan, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet,
pajak, dan pengaruh lainnya.Jasa bank lainnya yang juga menjadi kegiatan
bank antara lain seperti jasa pengiriman uang (transfer), inkaso, kliring, kartu
kedit, dan sebagainya. Jasa-jasa ini diberikan oleh bank hanya sebagai
penunjang dari kegiatan utama (mengumpulkan dan menyalurkan dana), untuk
menambah pendapatan dari bank.
Berdasarkan uraian diatas sangat jelas bahwa peranan bank dalam
masyarakat itu sangat penting. Peranan ini sangat berkembang dan bidang
usahanya sangat luas, sejalan dengan kemajuan peradaban, teknologi
informasi dan globalisasi informasi internasional.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
mengemukakan pengertian bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari uraian di atas dapat di jelaskan bahwa ban merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat di simpulkan bahwa usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan utama ,yaitu : 1. Menghimpun data 2.
Mrnyalurkan dana dan 3. Memberikan jasa bank lainnya.
Kasmir (2011:2) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga
keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan kemudian menyalurkn kembali ke masyarakat, serta memberikan
jasa-jasa bank lainnya.
Dendawijaya (2010:25) Bank adalah suatu badan usaha yang tugas
utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries),
yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (surplus unit)
kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit)
pada waktu yang ditentukan.
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan
dana pada waktu yang ditentukan (Augustinus Sipahutar 2010).
Selanjutnya Setiyaningrum dan farah (2011) bank adalah lembaga
kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu
kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai
lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau
bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak
Booklet (2012).
Dari beberapa pengertian bank diatas sudah dijelaskan bahwa
keberadaan bank ditengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan terutama bagi
masyarakat yang mengalami kelebihan dana maupun yang kekurangan dana.
Dalam hal ini masyarakat sangat berperan penting dalam proses kinerja bank
dan berpengaruh atas keberadaan bank itu sendiri. Oleh karena itu, keberadaan
bank sangatlah dibutuhkan pula oleh masyarakat yang digunakan untuk
menyimpan atau penitipan sebagian harta yang mereka miliki dan tempat
untuk meminjam (kredit), jadi tanpa adanya masyarakat sebagai nasabah maka
bank tidak dapat beroperasi sesuai fungsinya sebagai pemilik modal.
Jenis-jenis bank yang terkait dalam sistem kinerja perbankan yang
membedakan antara bank yang satu dengan yang lain dalam menjalankan
fungsinya terdapat beberapa perbedaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, dibagi dalam dua
jenis
bank yaitu :
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarannya. Dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan
menghimpunan dan penyalura dana saja, bahkan dalam menghimpun
dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro.
B. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam
menganalisa dan mendesain pengambilan keputusan. Akan tetapi, untuk
memberikan batasan yang mencakup permasalahannya adalah suatu masalah
yang rumit. Karena itu beberapa ahli hanya bisa memberikan batasan
manajemen berdasarkan keyakinan dan sudut pandang yang berlainan.
Menurut Appley dan Oey Liang Lee (2010:16) manajemen adalah seni
dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan
fikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yang di arahkan pada
pencapaian tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Dalam manajemen
terdapat teknik teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan
dalam mengarahkan, mempengaruhi, mengawasi, mengorganisasikan semua
komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang di
maksudkan.
Sedangkan menurut G. R. Terry (2010:16) menjelaskan bahwa
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber
daya dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan tertentu (athoillah. 2010)
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwamanajemen
mempunyai batasan yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada dasarnya
manajemen itu bermakna sebagai suatu kegiatan bekerja dengan orang-orang
untuk mencapai tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia (staffing), pengarahan / kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling).
C. Pengertian Kredit
Kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal kata kredit, yang muncul
sebagai akibat dari sifat manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya namun tidak diimbangi oleh kemampuan yang dimilikinya atau
penghasilan yang diperolehnya.Istilah kredit itu sendiri berasal dari kata
Yunani yaitu “Credere” yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu, dasar dari
pemberian kredit adalah kepercayaan.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dari pengertian tersebut, dapatlah dijelaskan bahwa kredit tersebut
berupa uang atau tagihan yag nilainya dapat disamakan dengan uang.
Kemudian ada kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima
kredit (debitur).
Pengertian kredit menurut Rivai (2013:197) bahwa istilah kredit
berasal dari bahasa latin, credo, yang berarti I believe, I trust, saya percaya
atau saya menaruh kepercayaan
Menurut (Teguh, Pudjo Muljono. 2011) kemampuan bank dalam
memenuhi permintaan kredit melalui jaminan sejumlah aset yang dimiliki.
Sedangkan menurut kasmir (2011:72) kredit berasal dari bahasa yunani
Credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin Creditium yang
berarti kepercayaan atau kebenaran.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit menurut Kasmir (2011:103) adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang, atau jasa) benar-benar
diterima di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini di tuangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati
4. Resiko
Akibat adnya tenggang waktu maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu
kredit
5. Balas jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit yang kita kenal dengan nama bunga.
Adapun 3 masa pemberian jangka waktu kredit menurut Kasmir (2012:87)
sebagai berikut :
1. Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja
2. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga
tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank
mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.
3. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yaitu di
atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi
jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur
dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahaan.
Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perekonomian, secara garis besar fungsi kredit menurut Rivai (2013:200)
di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat di kemukakan
sebagai berikut : 1. Meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang, 2.
Meningkatkan utility (daya guna) suatu barang, 3. Meningkatkan
peredaran dan lalu lintas uang, 4. Menimbulkan gairah berusaha
masyarakat
Menurut kasmir(2012:86) kredit jenis ini diliat dari tujuan pemakaian
suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau di pakai
untuk keperluan pribadi, jenis kredit diliat dari segi tujuan adalah sebagai
berikut :
1. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi.kredit ini diberikan untuk menghasil barang dan jasa.
Artinya, kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan
sesuatu baik berupa barang maupun jasa.
2. Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa
yang dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai
seseorang atau badan usaha.
3. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
Menurut (kasmir, 2012:88) diliat dari segi jaminan maksudnya adalah
setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang
atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang di berikan. Jenis kredit
diliat dari segi jaminan adalah sebagai berikut :
1. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya,
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang
diberikan si calon debitur.
2. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang di berikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta
loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang
bersangkutan.
D. Pengertian Manajemen Perkreditan
Secara sederhana istilah manajemen perkreditan sering diartikan sebagai
pengelolaan pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai pada
pelunasannya.
Kasmir, (2012:101) Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank
hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet
akibat suatu musibah. Akan tetapi, apabila suatu kredit diberikan telah
dilakukan penelitihan secara mendalam sehingga nasabah sudah dikatakan
layak untuk memperoleh kredit, fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-
jaga. Oleh karena itu, dalam pemberian kreditnya bank harus memperhatikan
prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar.
Artinya, sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus
merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan
kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum
kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat di lakukan dengan
berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.
Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C kredit menurut kasmir
(2012:102) dijelaskan sebagai berikut :dapat
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon
debitur. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa
sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah,
baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti, cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hobi, dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai
kemauan nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter
yang baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
2. Capacity (capability)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuannya
dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber
pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar
kredit.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,
artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata
lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan di biayai oleh bank.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga terjadi suatu
masalah, jaminan yang di titipkan akan dapat dipergunakan secepat
mungkin fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko
kerugian.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam
kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit
untuk sektor tertentu jangan diberikan terlenih dahulu dan kalaupun jadi
diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha usaha tersebut di
masa yang akan datang.
Selain itu, penilaian dengan 7P kredit menurut kasmir (2012:104) adalah
sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk
pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga, dan
persyaratan lainnya.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif,
atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal inipenting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi
juga nasabah
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
yang di perolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan
semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat
ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,
tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau jaminan asuransi.
Manajemen perkreditan bank ini dapat dilakukan dengan baik jika
didasarkan pada perhitungan yang matang dan terpadu, mulai dari perencanaan
kredit, analisis pemberian kredit, persetujuan kredit, administrasi kredit dan
pengawasan kredit.
a. Perencanaan Kredit
Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan yang cukup rumit sehingga
perlu adanya perencanaan yang lebih seksama. Sebelum menetapkan
perencanaan kredit, terlebih dahulu diketahui apa obyek atau tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu bank. Setelah itu diketahui pula kendala/resiko
yang akan dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
Agar rencana kredit dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka
bank harus memiliki policy kredit atau kebijaksanaan pekreditan yang
berfungsi sebagai pedoman dalam segala kegiatan yang terkait dengan
perkreditan yang sehat dan menguntungkan.
Dalam menyusun rencana perkreditan harus dianalisa berbagai
aspek yaitu mengenai kondisi perekonomian, kondisi nasabah, kondisi
bank yang bersangkutan dan sebagainya. Hasil analisis inilah yang akan
menentukan bagaimana bank untuk masa yang akan datang.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen perkreditan
yang dilakukan setelah perencanaan kredit ditetapkan. Secara umum
pelaksanaan ini terdiri atas proses analisis kredit, persetujuan kredit dan
administrsi/dokumentasi kredit.
Analisis kredit bertujuan untuk mengetahui calon debitur layak atau
tidak diberikan kredit dengan melakukan penilaian mulai dari kelengkapan
dokumen, keabsahan dan keaslian dokumen serta berbagai penilaian agar
tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet) di kemudian hari, maka harus
memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat. Secara umum ada
lima hal atau yang lebih dikenal 5C yaitu character (watak/kepribadian),
capacity (kemampuan), capital (modal), condition of economy (kondisi
perekonomian), collateral (jaminan/agunan).
Setelah proses analisis dilakukan maka ada keputusan kredit untuk
menentukan apakah kredit layak atau tidak diberikan. Iika layak maka
keluarlah akar kredit yang harus ditanda tangani oleh kedua belah pihak
(pihak bank dan pemohon). Dengan demikian debitur sudah dapat
membuka rekening giro dan tabungan di bank yang bersangkutan sehingga
penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening tersebut.
Pencarian atau pengembalian uang dari rekening inilah yang disebut
dengan realisasi kredit.
Realisasi kredit sudah dapat dilaksanakan maka mulailah bank
melakukan kegiatan dokumentasi dan administrasi. Melihat peranan
administrasi kredit cukup besar maka dapat dikatakan bahwa pada tahap
inilah administrasi dibutuhkan.
Kegiatan dokumen ini dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka
pengelolaan file dokumen kredit yang terdiri dari penyimpanan,
pemeliharaan dan penyegaran dokumen, sedangkan kegiatan administrasi
kredit dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka penilaian
perkembangan dan kualitas kredit, pengawasan kredit, perlindungan
kepentingan bank, bahan masukan untuk penyusunan Kebijakan Perkredian
Bank (KPB) dan sebagai laporan kepada Bank Indonesia.
c. Pengawasan
Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen dalam
upaya penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan bank yang disalurkan
dalam bentuk kredit. Pengawasan dapat dibagi atas dua kategori yaitu :
1. Pengawasan dalam arti sempit yaitu berupa pengawasan administratif
yang bertujuan mengetahui data-data administratif.
2. pengawasan dalam arti luas yaitu merupakan kegiatan pengendalian
dalam suatu perusahaan yang sering dikenal dengan istilah manajemen
control yang meliputi bidang :
a. Financial, didalam pelaksanaannya disebut financial audit
b. Operational (operational audit) dan Management/policy
Setiap bank harus menerapkan dan melaksanakan fungsi pengawasan
kredit yang bersifat menyeluruh dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang
ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
E. Pengertian Profitabilitas Perbankan
Tujuan akhir yang ingin di capai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, digunakan rasio
keuntungan atau rasio profitabilitas.
Menurut R. Agus Sartono (2010:122), Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva mauoun modal sendiri
Menurut Kasmir (2011:196), yang menyatakan bahwa Rasio
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan.
Berdasarkan para ahli di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa rasio
profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan
(manajemen) erusahaan yang di tunjukkan oleh jumlah keuntungan yang di
hasilkan dari penjualan dan investasi.
F. Kerangka Pikir
Dalam kegiatan perkreditan Bank Sulselbar melakukan manajemen
perkreditan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap kredit yang disalurkan.
Untuk mengetahui besarnya laba/profit yang diperoleh maka dilakukan
analisis profitabilitas terhadap laporan keuangan Bank (Neraca dan Laporan
rugi laba). Dari hasil analisis inilah dapat diketahui profit meningkat atau tidak
meningkat.
Gambar 1
Skema Kerangka Pikir Sebagai Berikut :
G. Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok dan tujuan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut “
implementasi manajemen perkreditan Bank Sulselbar Cab. Makassar dapat
meningkatkan profitabilitas.”
MANAJEMEN PERKREDITAN
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Pengawasan
PROFITABILITAS
- ROA
PT. BANK SULSELBAR CABANG MAKASSAR
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam wilayah pemerintahan Kota makassar PT.
Bank Sulselbar Cab. makassar yang beralamat jl. Dr. Ratulangi No.16 Makassar.
Sedangkan waktu penelitian sampai pada penyusunan laporan diperkirakan dua
bulan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu pengumpulan data teoritis
dengan cara menelaah berbagai buku literature dan bahan pustaka
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapang (Field Research), yaitu pengumpulan data lapangan
dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu mengadakan kunjungan langsung pada objek
penelitian dan mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan
karyawan Bank Pembangunan Daerah Sulselbar untuk
mendapatkan data yang diperlukan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang diperlukan penulis adalah :
Data Kuantitatif, data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-
angka.
2. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk
penjelasan.
Sumber data yang dipergunakan penulis adalah :
1.) Data Primer, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan
wawancara dengan kepala biro perkreditan serta karyawan Bank
Sulselbar Cab Makassar.
2.) Data Sekunder, yaitu data yang bersumber dari dokumentasi dan
laporan tertulis yang meliputi data struktur organisasi, sejarah
berdirinya bank, perkembangan neraca dan laba rugi.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah aspek penelitihan yang memberikan
informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi
operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah
yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan
mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran nterhadap variabel
yang di bangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat
menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau
di perlukan pengukuran yang baru.
Tabel 1. Devenisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi operasional Indikator
1
Manajemen
perkreditan
Manajemen perkreditan
bank dapat dilakukan
dengan baik jika di dasarkan
pada perhitungan yang
matang dan terpadu Kasmir
(2012)
- perencanaan
- pelaksanaan.
- pengawasan
2
Profitabilitas
Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam
hubungan nya dengan
penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri R.
Agus Sartono (2010)
- ROA
E. Metode Analisis
Untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan
diatas maka penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut :
1. Metode Analisis Kualitatif
Metode digunakan untuk melihat sejauh mana bank melakukan
manajemen perkreditan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kredit guna meningkatkan profitabilitas.
2. Metode Analisis Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank yang
bersangkutan dalam memperoleh laba/profit, dengan menggunakan alat
analisis yaitu analisis rasio profitabilitas (rentabilitas). Rumus yang
digunakan menurut Rahmat-Ariyanti (2004:49) antara lain :
a. Rate of Return On Loan = Interest and Fees On Loan
Total Loans
Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola kegiatan perkreditannya berdasarkan pendapatan bunga
dalam memperoleh laba.
b. Interest Margin = Interest Income – Interest Expense
Total Loans
Rumus ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba ditinjau dari sudut pendapatan bunga bersih
dibandingkan total kredit yang telah dicairkan.
c. Return On Assets = Net Income
Assets
Rumus ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Bank Sulselbar
Bank Sulselbar Cab. Makassar ini didirikan atas dasar surat keputusan
daerah Sulawesi selatan tenggara No.004 / KPTS / Paperda / 61. Tertanggal
13 januari 1961 dan ditandatangani oleh panglima komando Daerah Militir
(KODAM) XIV Hasanuddin, Yakni Kol. Inf. M. Yusuf.
Bank Sulselbar Cab. Makassar semula berbentuk perseroan terbatas
dengan nama PT. Bank pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara
berdasarkan akte notaries A. Raden Kardiman di Jakarta No. 95 tanggal 23
januari 1961 berkedukan di Makassar.
Selajutnya berdasarkan akte notaris A. Raden Kardiman di Jakarta
No. 67 tanggal 13 juli 1961, Nama PT. Bank pembangunan Daerah Sulawesi
Selatan Tenggara statusnya dirubah menjadi Bank Pembangunan Daerah
Sulselbar Cab Makassar. Selajutnya dengan peraturan daerah TK 1 Sulawesi
Selatan Tenggara No. 002 tahun 1964 tanggal 12 Februari nama Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah Menjadi Bank
Sulselbar Cab. Makassar, yang memiliki modal dasar Rp. 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah).
Peraturan Daerah No. 002 tahun 1964 untuk pertama kalinya diadakan
perubahan dengan peraturan daerah No. 0002 Tahun 1964 dengan isi
perubahan:
1. Nama Bank Pembagunan Daerah TK. 1 Sulawesi selatan Tenggara
Menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulselbar.
2. Modal Dasar sebesar Rp. 250.000.000,00(dua ratus lima puluh juta
rupih) diubah menjadi Rp. 1000.000.000.00 (satu milyar rupiah).
Hal ini Sebagi akibat pemisahan antara Provinsi TK. 1 Sulawesi
Selatan dengan Daerah TK. ! Sulawesi Tenggara.
Peraturan daerah No. 002 tahun 1964 untuk ketiga kalinya diadakan
perubahan dengan peraturan daerah provinsi TK. I Sulawesi selatan No.11
tahun 1963 dengan perubahan tersebut, modal dasar Rp. 6.000.000.000,00 (
enam milyar rupiah ) menjadi sebesar Rp. 25.000.000.000,00 ( dua puluh
lima milyar ).
Sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan, telah merubah ruang gerak Bank BPD Sulselbar umum. Bahwa
dengan berlakunya Undang-Undang No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintah di daerah, maka Bank Sulselbar Cab. Makassar ditunjuk oleh
Menteri Dalam Negeri untuk bertindak sebagi pemegang kas daerah atau
menyimpan uang milik pemerintah daerah TK. I dan TK. II Sulawesi Selatan
B. Struktur organisasi
Setiap organisasi, baik organisasi yang sangat luas dan kompleks
masalah penyusunan arganisasi yang jelas sangat diperlukan untuk
menunjukkan wewenang antara dengan yang lain dalam organisasi yang
bersangkutan.
Suatu organisasi yang jelas struktur penyusunannya biasanya
digolongkan organisasi formil, sedangkan keorganisasian informasi terjadi
dengan adanya jalinan hubungan kerja dan kegiatan yang tidak ditetapkan
dengan resmi dalam organisasi tersebut:
C. Job Deskription
Berdasarkan sturuktur organisasi bank Sulselbar cabang Makassar maka
untuk melaksanakan kegiatan bank masing masing komponen mempunyai
tugas dan tanggung jawab. Susunan fungsi dan uraian Kerja Bank Sulselbar
cabang Makassar adalah :
1. Pimpinan Cabang
Merupakan pengabilan kebijakan tertinggi pada tingkat cabang serta
pemegang otoritas operasional di wilayah Makassar dan sekitarnya.
2. Pembina
Yang bertugas memantau segala aktivitas perusahaan dan kinerja pimpinan
cabang. Dalam hal ini, hubungan antara Pembina dengan pimpinan cabang
bersifat koordinatif.
3. Wakil Pimpinan
Merupakan pembantu khusus pimpinan cabang dalam menerima dan
mempersiapkan segala proses administrasi, baik yang bersifat eksternal
maupun internal. Dalam oprasional wakil pimpinan cabang bertanggung
jawab pada pimpinan cabang.
4. kasie kasie terdiri dari :
a. kasie perkreditan
biro perkreditan mempunyai tugas lebih dahulu mengamati
peluang pasar untuk menyelenggarakan tugas tersebut biro pokok
menyalurkan dana dalam bentuk kredit dengan perkreditan yang
mempunyai fungsi :
1. Mengatur penyaluran dana dalam bentuk kredit program maupun
non program untuk pembiayaan sector usaha produtif.
2. Melakukan administrasi kredit yang disalurkan dan membuat
laporannya.
3. Melakukan kegiatan supervise kredit.
4. Mengusulakn program dan langkah-langkah pengembangan
kegiatan biro.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direksi.
b. kasie akuntansi dan pengelohan data Elektronik
( PDE ).
Biro Administrasi keuangan dan PDE mempuyai tugas-
tugas merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, mengelolah
akuntasi serta melaporkan kebijakan teknik komputerisasi dalam
mendukung pelaksana system informasi manajemen dan
pelaporannya.
Untuk meyelenggarakan tugas terdebut, biro administrasi
keuangan dan PDE mempunyai fungsi :
1. Melakukan pencatatan terhadap transaksi keuangan secara teratur
dan sistematis.
2. Menyusun laporan keuangan bank.
3. Mengalisis proses perkembangan bank serta pembuatan laporannya
dalam meningkatkan produktivitas dan efisien bank.
4. menyusun pedoman dan tata laksana aministrasi keuangan bank
untuk mendukung sytem control yang melekat.
5. Mengusulkan program dan langkah-langkah pengembangan serta
kegiatan biro.
c. Kasie dana dan jasa
Kasie dana dan jasa mempunyai tugas pokok, yaitu
menkoordinir, menghimpun dan mengatur penggunaan dana dan
jasa guna mendukung oprasional bank.
d. Kasie umum dan personalia
Kasie umum dan personaliamempunyai tugas pokok dalam
bidang logistik dan rumah tangga, kebersihan kantor dan
keamanan,pengadaan dan mengawasi kebutuhan bank.
D. Analisis manajemen perkreditan
Bank Sulselbar didirikan dengan maksud membantu dan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan daerah di segala bidang serta
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat. Sebagai salah satu bank umum, bank Sulselbar berperan
aktif dalam memberikan fasilitas pinjaman (kredit), baik untuk keperluan
investasi, modal kerja maupun kredit lainnya dengan tetap berpegang pada
prinsip kehati-hatian.
Pemberian kredit oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam
pelaksanaannya bank memerlukan manajemen perkreditan yang secara umum
dibagi atas :
1. Fungsi perencanaan
Pada tahap ini bank Sulselbar perlu menetapkan perencanaan yang
matang sehingga dapat melengkapi penentuan kebijakan perkreditan.
Diberlakukannya kebijakan perkreditan ini diharapkan bank dapat
beroperasi secara sehat dan dinamis, sehingga merupakan salah satu
lembaga keuangan yang dipercaya oleh masyarakat.
Dalam menyusun rencana perkreditan ada beberapa aspek yang
harus dipertmbangkan seperti kondisi perekonomian, keadaan nasabah
yang ada, keadaan bank sul-sel meliputi organisasi dan personel-personel
kredit, kondisi politik dan sebagainya. Dari penilaian aspek-aspek inilah
dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai seberapa besar leonable funds
yang akan di operasikan.
Bank Sulselbar sebagai kantor pusat dari bank pemerintah
daerah akan menahan sejumlah dana tertentu yang akan digunakan
pada keadaan yang dianggap aman berdasarkan forcasting, maka dana
yang dicadangkan tadi akan dioperasikan untuk memperbesar
keuntungan. Sedangkan untuk masing-masing cabang Bank Sulselbar
yang tersebar di beberapa daerah plafond akan ditetapkan oleh kantor
pusat berdasarkan data atau fakta yang direncanakan oleh cabang yang
bersangkutan. Penentuan plafond untuk tiap cabang tersebut disertai
dengan perincian arah kredit ke sektor-sektor ekonomi yang
diprioritaskan.
2. Fungsi pelaksanaan
Dalam mencapai perannya sebagai agent of development Bank Sulselbar
melakukan fungsi pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara
lain:
a. Analisis kredit
Analisis dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya
calon debitor memperoleh kredit. sebagai langkah pertama yang
dilakukan adalah mengumpulkan informasi sebaknyak-banyaknya
mengenai calon debitur, yang diperoleh dari berbagai sumber
kemudian informasi tersebut dicocokkan dengan dokumen-dokumen
yang diserahkan oleh pemohon pada saat mengajukan permohonan
kredit.
Setiap permohonan kredit yang telah memenuhi syarat
yang harus dianalisis secara tertulis, dengan prinsip sebagai berikut :
1. Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh
Bank Sulselbar yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit.
2. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total
permohonaan kredit
3. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat dan obyektif
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menggambarkan secara informasi yang berkaitan dengan
usaha dan data pemohon, termasuk hasil penelitian pada daftar
kredit macet dan hitam lokal yang dikeluarkan dari Bank
indonesia.
b.Penelitian atas kelayakan jumlah pemohon kredit dengan
proyek atau kegiatan usaha yang dibiayai dengan sasaran
menghindari terjadinya praktek mark up yang dapat merugikan
bank.
c. Menyajikan penilaian yang obyektif dan tidak dipengaruhi oleh
pihak pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit.
4. Analisis kredit harus mencakup penilaian atas watak,
kemampuan modal, agunan / jaminan dan prosfek usaha
pemohon atau lebih dikenal dengan 5C dan penilaian terhadap
sumber pelunasan kredit yang dititik beratkan pada hasil pada
usaha yang dilakukan pemohon serta menyajikan evaluasi aspek
yuridis perkreditan dengan tujuan untuk melindungi bank atas
resiko yang mungkin timbul.
b. Persetujuan kredit
Persetujuan kredit harus direkomendasikan secara tertulis
berdasarkan hasil analisis kredit yang telah dilakukan. Isi
rekomendasi kredit harus sejalan dengan kesimpulan analisis
kredit.
Kredit yang telah disetujui harus dituangkan dalam
perjanjian kredit ( akad Kredit ) secara tertulis. Jika perjanjian
kredit yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak (bank
dan pemohon) sudah dibuat maka pencairan kredit dapat dilakukan
dengan ketentuan bahwa bank hanya menyutujui pencairan kredit
apabila seluruh syarat yang ditetapkan dalam persetujuan dan
pencairan kredit telah dipenuhi oleh pemohon kredit. namun
sebelum pencairan kredit dilakukan bank harus memastikan
seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit yang telah
diselesaikan dan telah memberikan perlindungan yang memadai
bagi bank. Berikut adalah data realisasi kredit bank Sulselbar cab.
Makassar :
Tabel 2
Realisasi Kredit Bank Sulselbar Cabang makassar
Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Sumber : Bank Sulselbar cabang Makassar
NO
Uraian
2013 2014 2015
Rp % Rp % Rp %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanian
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Jasa
Lain-lain
1.694
133
14.833
13.790
3.143
159.811
0,9
0,1
7,7
7,1
1,6
82,6
2.229
116
1.978
20.534
4.332
239.138
0,8
0,1
0,7
7,7
1,6
89,1
13.393
2.422
8.275
62.048
9.043
334.461
3,1
0,5
1,9
14,4
2,1
78,0
Jumlah 193.404 100,0 268.377 100,0 429.642 100,0
Dari tabel realisasi kredit Bank Sulselbar cab. Makassar terlihat bahwa
total kredit yang disalurkan mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari
tahun 2013 sebesar Rp.193.404.000.000 meningkat pada tahun 2014 menjadi
Rp.268.377.000.000 dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
Rp.429.642.000.000.
Total kredit yang disalurkan tersebut dibagi atas beberapa sector yaitu
sector pertanian, industri, konstruksi, perdagangan, jasa dan lain-lain.
c. Dokumen dan administrasi kredit
mengingat pentingnya dokumentasi kredit sebagai penunjang
pelaksanaan perkreditan yang sehat, maka bank wajib melakukan
pengelolahan dokumentasi kredit mencakup kegiatan penyimpanan
pemeliharaan dan penyegaran dokumen.
Jenis-jenis dokumen yang diperlukan disesuaikan dengan
jenis kredit yang diberikan dan ditetapkan oleh bank, yang akan
diatur lebih lanjut dalam pedoman pelaksanaan kredit (PPK).
Setiap dokumen kredit harus disimpan dengan aman dalam
file masing-masing untuk memudahkan pihak unit perkreditan
dalam pemeriksaan yang dilakukan secara periodik untuk
memastikan kelengkapan dan kebenaran dokumen.
Selain dokumentasi, bank juga harus melakukan administrasi
kredit secara baik dan sistematis mengingat administrasi kredit sangat
diperlukan dalam rangka penilaian perkembangan dan kualitas kredit,
pengawasan kredit, perlindungan kepentingan bank, bahan masukan
untuk penyusunan kebijaksananaan perkreditan dan sebagai laporan
kepada Bank indonesia.
3. Fungsi Pengawasan
Mengingat perkreditan merupakan salah satu kegiatan usaha bank
yang mengandung kerawanan dan dapat merugikan bank yang pada
gilirannya dapat berakibat pada kepentingan masyarakat penyimpan dana
dan pengguna jasa perbankan, maka Bank Sulselbar menetapkan dan
melaksanakan fungsi pengawasan kredit yang bersifat menyeluruh
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Fungsi pengawasan kredit harus diawali dari upaya yang bersifat
pencegahan sedini mungkin terjadinya hal-hal yang dapat
merugikan bank dalam perkreditan atau terjadinya prektek
pemberian kredit yang tidak sehat.
b. Pengawasan kredit harus meliputi pengawasan sehari-hari oleh
manejemen bank atas setiap pelaksanaan pemberian kredit atau
lazim dikenal dengan istilah pengawasan melekat.
c. Pengawasan kredit juga harus mencakup audit intem terhadap
semua aspek perkreditan yang dilakukan oleh satuan kerja audit
intem (SKAI).
Pengawasan kredit harus meliputi semua aspek perkrditan dan
obyek pengawasan yang terdiri dari semua pejabat bank yang terkait
dengan bank dan debitur tertentu.
Fungsi pengawasan kredit adalah sebagai berikut :
a. Mengawasi apakah pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai
dengan kebijaksanaan perkreditan bank (KPB), prosedur
pemberian kredit dan ketentuan intem bank yang berlaku.
b. Mengawasi apakah pemberian kredit telah memenuhi ketentuan
perbankan yang berlaku dan peraturan perundangan lainnya.
c. Melakukan penilaian terhadap kolektibilitas kredit.
d. Melakukan pembinaan kepada debitur agar debitur dapat
memenuhi kewajibannya kepada bank.
e. Memantau dan mengawasi secara khusus kebenaran pemberian
kredit kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur
besar tertentu apakah telah sesuai dengan KPB.
f. Memantau pelaksanaan pengadministrasian dokumen perkreditan
apakah telah sesuai dengan yang ditetapkan.
g. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.
h. Memantau pelaksanaan penagihan dan penyelasaian kredit.
Disamping melakukan pengawasan Bank Sulselbar cabang
Makassar juga melakukan pengendalian berupa pengendalian intem
(manajemen) guna menjamin bahwa dalam pelaksanaan perkreditan
dapat dicegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak
yang dapat merugikan bank dan terjadinya praktek pemberian kredit
yang tidak sehat. Pengendalian intem (manajemen) dalam perkreditan
harus diterapkan pada semua tahap proses perkreditan mulai saat adanya
permohonan kredit sampai adanya pelunasan / penyelesaian kredit. Agar
pengendalian kredit lebih mudah dilakukan maka kredit harus
diklasifikasikan berdasarkan kelancaran pembayarannya atau dikenal
dengan istilah kolektibilitas kredit.berikut adalah data kolektibilitas
kredit Bank Sulselbar cabang Makassar selama tiga tahun :
Tabel 3
Kolektibiltas Kredit Bank Sulselbar cabang Makassar
Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Sumber : Bank Sulselbar cabang Makassar
Berdasakan tabel kolektibilitas Bank Sulselbar terlihat kredit dengan
kategori lancar setiap tahun mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2013
sebesar 97,5 % meningkat pada tahun 2014 menjadi 99,3 % dan pada tahun
2015 meningkat menjadi 99,3 % untuk kategori kredit dalam perhatian khusus
pada tahun 2013 sebesar 0,9 % turun pada tahun 2014 menjadi 0,5 % dan pada
tahun 2015 turun menjadi 0,3 %untuk kategori kredit kurang lancar pada
tahun 2013 sebesar 0,6 % turun pada tahun 2014 menjadi 0,2 %. Untuk
kategori kredit yang diragukan pada tahun 2013 sebesar 0,3 % turun pada
NO
Uraian 2013 2014 2015
Rp % Rp % Rp %
1.
2.
3.
4.
5.
Lancar
DPK
KKL
KYD
Macet
118.670
1.708
1.094
639
1.293
97,5
0,9
0,6
0,3
0,7
265.335
1.354
419
385
884
98,9
0,5
0,2
0,1
0,3
426.884
1.079
406
225
1.048
99,3
0,3
0,1
0,1
0,2
Jumlah 193.404 100,0 268.377 100,0 429.642 100,0
tahun 2014 menjadi 0,1 % dan tetap 0,1 % pada tahun 2015. Untuk kredit
macet pada tahun 2014 turun menjadi 0,2 %.
E. Analisis profatibilitas
Seperti halnya bank pemerintah dan swasta lainnya. Bank Sulselbar
juga tetap berorientasi pada pencapaian profit yang optimal. oleh karena itu
Bank Sulselbar dalam menjalankan kegiatan oprasionalnya senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi dan prudential banking, terutama
dalam penyaluran dana kredit sehingga di samping fungsinya sebagai
lembaga komersial untuk memperoleh profit debaga agent of development.
Sebagai tolak ukur untuk mengetahui tercapainya tujuan Bank
Sulselbar dalam memperoleh laba maka dilakukan analisis terhadap laporan
keuangan yang terdiri dari laporan laba dan rugi dan neraca Bank Sulselbar
selama tahun 2013, 2014 dan 2015
Dalam proses perhitungan tingkat profibilitas dari Bank Sulselbar
cabang utama Makassar dengan menggunakan tiga rumus, yaitu rate of
return on loan, interest margin dan return of assets. Sehngga memerlukan
data-data tambahan yang diperlukan untuk menghitung rasio profitabilitas
yang disesuaikan dengan rumus yang digunakan. berikut data-data
tambahan yang diperlukan :
Tabel 4
Data-Data Bank Sulselbar Cabang Makassar
Yang Perlu Diketahui Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Sumber : Bank Sulselbar cabang Makassar
Untuk melihat tingkat profabilitas dari Bank Sulselbar maka dilakukan
perhitungan dengan menggunakan ratio profitabilitas.
1. Analisis ratio profabilitas
a. Date of Return On Loan
Yaitu di gunakan untuk melihat kemampuan manajemen dalam
mengelola kegiatan perkreditannya berdasarkan pendapatan bunga
dalam memperoleh laba, perhitungannya adalah sebagai berikut :
2013 = 62.038.000.000 x 100 % = 18 %
345.103.000.000
2014 = 76.173.000.000 x 100 % = 14 %
561.142.000.000
2015 =162.654.000.000 x 100 % = 15 %
1.089.008.000.000
NO
URAIAN
JUMLAH
2013 2014 2015
1 Pendapatan Bunga 62.038 76.173 162.654
2 Biaya Dana 15.859 15.890 48.367
3 Laba Bersih 17.852 22.049 40.239
4 Total Kredit 345.103 561.142 1.089.008
5 Asset 407.778 619.804 1.230.948
Berdasarkan perhitungan ratio profatibilitas menunjukkan
bahwa Rate of Return Loan pada tahun 2013 sebesar 18
% hal ini di artikan setiap Rp. 100,- pinjaman yang disalurkan akan
memperoleh laba sebesar Rp. 14,- dan untuk tahun 2015 sebesar 15 %
hal ini dapat diartikan setiap Rp.15,-. Dari perhitungan ini menunjukkan
penurunan akan tetapi masih dalam keadaan yang baik.
b. Interest margin
Yakni untuk melihat kemampuan bank dalam memperoleh laba dari
sudut pendapatan bunga dibandingkan total kredit yang dicairkan
2013 = 62.038.000.000-15.859.000.000 x 100 % = 13 %
345.103.000.000
2014 = 76.173.000.000-15.890.000.000 x 100 % = 11 %
561.142.000.000
2015 = 162.654.000.000-48.367.000.000 x 100 % = 11 %
1.089.008.000.000
Berdasarkan perhitungan profibilitas menunjukkan bahwa interest
margin pada tahun 2013 sebesar 13 % hal ini diartikan setiap Rp.100,-
pinjaman yang disalurkan akan diperoleh laba bersih sebesar Rp.13,-
sedangkan untuk tahun 2014 sebear 11 % hal ini diartikan setiap Rp
100,- pinjaman yang disalurkan akan diperoleh laba bersih sebesar
Rp.11,- dan untuk 2006 sebesar 10 %. Hal ini diartikan setiap Rp.100,-
pinjaman yang disalurkan akan diperoleh laba bersih sebesar Rp.10,-
berdasarkan interst margin tahun 2013, 2014 dan 2015. menunjukkan
adanya penurunan tetapi masih dalam keadaan yang wajar.
c. Return of Asset
Yaitu mengetahui kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih dari
seluruh aktifitas bank, perhitungan adalah sebagi berikut :
2013 = 17.852.000.000 x 100 % = 4,4 %
407.778.000.000
2014 = 22.049.000.000 x 100 % = 3,6 %
619.804.000.000
2015 = 40.239.000.000 x 100 % = 3,3 %
1.230.948.000.000
Berdasarkan perhitungan profibilitas menunjukkan bahwa Return of
Assets pada tahun 2013 sebesar 4,4 %. Hal ini diartikan setiap Rp. 100,-
aktiva diperoleh laba bersih sebesar Rp. 4.4 sedangkan untuk 2014 sebesar
3,6 % hal ini diartikan setiap Rp. 100,- aktiva diperoleh laba bersih
sebesar Rp.3.3,- dari perhitungan ini terlihat bahwa setiap tahun terjadi
penurunan laba,akan tetapi masih wajar karena penurunan ini tetap diatas
ketentuan bank indonesia yaitu sebesar 1,5 %.
2. Analisis Perbandingan Rasio Profabilitas
Analisis ratio profatibilitas dimaksudkan untuk mengetahui
perkembangan profit bank yang bersangkutan dari tahun 2013 sampai
2015. Hal ini perlu untuk mengetahui dengan jelas berapa persen
kenaikan dan penurunan laba dari tahun ke tahun sehingga dapat dilihat
gambaran perhitungan secara keseluruhan adapun rekapitulasi tersebut
akan nampak dalam tabel 4 berikut:
Tabel 5
Rekapitulasi Profitabilitas
Bank Sulselbar Cabang Makassar
Tahun 2013-2015
Sumber : Bank Sulselbar Cabang Makassar
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan sebagi berikut :
Tingkat ratio profatibilitas yang dicapai Bank Sulselbar untuk Rate of
Retun On Loan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 4 % dibandingkan
tahun 2013, sedangkan untuk tahun 2015 meningkat sebesar 1 %
dibandingkan tahun 2014. Jika dibandingkan tahun 2013 maka pada tahun
2014 dan 2015 terjadi penurunan secara presentase tetapi bila dilihat secara
kuantitas maka bank tetap mengalami peningkatan laba.
Tingkat ratio profabilitas yang dicapai Bank Sulselbar untuk Interest
Margin tahun 2014 mengalami penurunan 2 % dibandingkan tahun 2013
sedangkan untuk tahun 2015 turun sebesar 1 % dibandingkan tahun 2014.
Interest Margin setiap tahun mengalami penurunan secara presentase akan
tetapi meningkat secara kuantitas.
Rasio Profibilitas Tahun Ber (+) / Ber (-)
2013 2014 2015 2013atas201
5
2013atas201
5
Rate Of Return On
Loan 18 % 14 % 15% 4 % 1 %
Interest Margin 13 % 11 % 10 % 2 % 1 %
Return of Assets 4,4
% 3,6 % 0,8 % 0,8 % 1 %
Tingkat ratio profabilitas yang dicapai Bank Sulselbar untuk Return On
Assets setiap tahun mengalami penurunan yaitu tahun 2014 turun sebesar 0,8
% dibandingkan tahun 2013 sedangkan untuk tahun 2015 turun sebesar 0,3 %
dibandingkan tahun 2014. Penurunan Return On Assets. Terjadi setiap tahun
tetapi masih dalam keadaan yang wajar, karena bank tetap mengalami
peningkatan laba.
3. Analisis pelaksanaan manajemen perkreditan dengan profitabilitas
Berdasarkan tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa kredit dengan kategori
lancar pada tahun 2013 sebesar 97.5 % meningkat pada tahun 2014 menjadi
98.5 % dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 99,3 %. Hal ini menunjukkan
pelaksanaan manajemen pengkreditan semakin baik. Sedangkan untuk
profitabilitas terlihat Rate Of Return On Loan pada tahun 2013 sebesar 18 %
turun pada tahun 2014 menjadi 14 % dan pada tahun 2015 meningkat menjadi
15 %. Interest Margin pada tahun 2013 sebesar 13 % turun pada tahun 2014
menjadi 11 % dan pada tahun 2015 turun menjadi 10 %, Return On Assets
pada tahun 2013 sebesar 4,4 % turun pada tahun 2014 menjadi 3,6 % dan pada
tahun 2015 turun menjadi 3,3 %. Turunnya profitabilitas secara presentase
disebabkan karena adanya adanya perubahan tingkat suku bunga kredit, akan
tetapi secara kuantitas laba mengalami peningkatan.
Kredit dengan kategori kurang lancar pada tahun 2013 sebesar 0,6 %
turun pada tahun 2014 menjadi 0,2 % dan pada tahun 2015 turun menjadi 0,1
%. Hal ini menunjukkan pelaksanaan manajemen perkreditan semakin baik.
Sedangkan untuk profitablitas terlihat Rate Of Return On Loan pada tahun
2013 sebesar 13 % turun pada tahun 2014 menjadi 11 % dan pada tahun 2015
turun menjadi 10 %, Return On Assets pada tahun 2013 sebesar 4,4 % turun
menjadi 3,3 %. Turunnya profitabilitas secara prosentasi disebabkan karena
adanya perubahan tingkat suku bunga kredit, akan tetapi secara kuantitas laba
mengalami peningkatan.
Kredit dengan kategori yang diragukan pada tahun 2013 sebesar 0,3 %
turun menjadi 0,1 % dan tetap sebesar 0,1 % pada tahun 2015. Hal ini
menunjukkan pelaksanaan manajemen perkreditan semakin baik. Sedangkan
untuk profitabilitas terlihat Rate Of Return On Loan pada tahun 2013 sebesar
18 % turun pada tahun 2014 menjadi 14 % dan pada tahun 2015 15 %, Interest
Margin pada tahun 2013 sebesar 13 % turun pada tahun 2014 menjadi 11 %
dan pada tahun 2015 turun menjadi 10 %, Return On Assets pada tahun 2013
sebesar 4,4 % turun pada tahun 2014 menjadi 3,6 % dan pada tahun 2015
turun menjadi 3,3 %. Turunnya profitabilitas secara prosentase disebabkan
karena adanya perubahan tingkat suku bunga kredit, akan tetapi secara
kuantitas laba mengalami peningkatan.
kredit dengan kategori macet pada tahun 2013 sebesar 0,7 % turun
pada tahun 2014 menjadi 0,3 % dan pada tahun 2015 turun menjadi 0,2 %. Hal
ini menunjukkan manajemen perkreditan semakin baik sedangkan untuk
profitabilitas terlihat Rate Of Return On Loan pada tahun 2013 sebesar 18 %
turun pada tahun 2014 menjadi 14 % dan pada tahun 2015 meningkat
menajadi 15 %, Interest Margin pada tahun 2013 sebesar 13 % turun pada
tahun 2014 menjadi 1,1 % dan pada tahun 2015 menjadi 10 %,Return On
Assets pada tahun 2013 sebesar 4,4 % turun pada tahun 2014 menjadi 3,6 %
dan pada tahun 2015 menjadi 3,3 %. Turunnya profitabilitas secara prosentase
disebabkan karena adanya perubahan tingkat suku bunga kredit, akan tetapi
secara kuantitas laba mengalami peningkatan.
Data kolektibilitas kredit Bank Sulselbar Cabang Makassar pada tabel
2 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah kredit yang disalurkan sebesar
Rp.193.404.000.000 dan kredit dengan kategori lancar sebesar
Rp.188.670.000.000 atau sebesar 97,5 % meningkat. Pada tahun 2014 dimana
jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp.268.377.000.000 dan kredit dengan
kategori lancar sebesar Rp.265.335.000.000 atau sebesar 98,9 % serta pada
tahun 2015 jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp. 429.642.000.000 dan
kredit dengan kategori lancar sebesar Rp.426.884.000.000 atau sebesar 99,3
%.
Peningkatan jumlah kredit yang disalurkan dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 dibarengi dengan meningkatnya kredit dengan kategori lancar.
Meskipun peningkatan ini tidak diikuti dengan prosentase profitabilitas akan
tetapi laba yang diperoleh setiap tahun tetap mengalami peningkatan. Hal ini
menunjukkan bahwa implementasi manajemen perkreditan Bank Sulselbar
Cabang Makassar tidak dapat meningkatkan profitabilitas tetapi dapat
meningkatkan laba sehingga hipotesis yang dikemukakan sebelumnya ditolak
(tidak terbukti).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya maka dapat disimpulkan :
1. Kolektibilitas kredit Bank Sulselbar Cabang Makassar menunjukkan
kredit dengan kategori lancar tiap tahun mengalami peningkatan dan
kredit dengan kategori dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar
,kredit yang diragukan dan kredit macet setiap tahun mengalami
penurunan.
2. Profitabilitas yang dicapai berdasarkan Rate Of Return On Loan ,Interest
Margin, dan Return On assets setiap tahun penurunan secara prosentase,
akan tetapi meningkatkan laba secara kuantitas. Hal ini menunjukkan
bahwa implementasi manajemen pada Bank Sulselbar Cabang Makassar
tidak dapat meningkatkan profitabilitas sehingga hipotesis yang
dilakukan sebelumnya ditolak (tidak terbukti).
B. Saran
1. Bank Sulselbar Cabang Makassar dalam menyalurkan kredit perlu
meningkatkan pemberian kredit pada sektor-sektor yang produktif seperti
sektor, pertanian, industri, kontruksi, perdagangan dan jasa agar fungsinya
sebagai Agent Of Development dapat terlaksana.
2. Peningkatan kredit dengan kategori lancar tidak diimbangi dengan
peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Athoillah, 2010. Dasar-dasar manajemen. Bandung. Pustaka setia
Appley dan Oey Liang Lee, 2010. Pengantar manajemen, jakarta.
Booklet. 2012. Bank indonesia, jakarta.
Denda Wijaya, Lukman. 2010. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
G. R. Terry. 2010. Dasar-dasar manajemen. Jakarta. Bumi aksara
Kasmir, 2011. Dasar-dasar perbankan, penerbit. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Kasmir, 2012. Manajemen Perbakan, penerbit. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Pudjo Muljono, Teguh. 2011. Manajemen Perkreditan, Bagi Bank Komersil,
BPFE,
Yogyakarta.
R. Agus Sartono, 2010. Manajemen Keuangan, Yogyakarta
Rivai, 2013. Manajemen Perbankan. Rajawali pers. Jakarta
Setiyaningrum dan farah, 2011. Manajemen Keuangan. Grasindo
Sipahutar, Mangasa Augustinus, 2010. Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia,
Cetakan Pertama, Gorga Media, Jakarta
Realisasi Kredit Bank Sulselbar Cabang makassar
Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Dari tabel realisasi kredit Bank Sulselbar cab. Makassar terlihat bahwa
total kredit yang disalurkan mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari
tahun 2013 sebesar Rp.193.404.000.000 meningkat pada tahun 2014 menjadi
Rp.268.377.000.000 dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi
Rp.429.642.000.000.
NO
Uraian
2013 2014 2015
Rp % Rp % Rp %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanian
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Jasa
Lain-lain
1.694
133
14.833
13.790
3.143
159.811
0,9
0,1
7,7
7,1
1,6
82,6
2.229
116
1.978
20.534
4.332
239.138
0,8
0,1
0,7
7,7
1,6
89,1
13.393
2.422
8.275
62.048
9.043
334.461
3,1
0,5
1,9
14,4
2,1
78,0
Jumlah 193.404 100,0 268.377 100,0 429.642 100,0
Kolektibiltas Kredit Bank Sulselbar cabang Makassar
Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Berdasakan tabel kolektibilitas Bank Sulselbar terlihat kredit dengan
kategori lancar setiap tahun mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2013
sebesar 97,5 % meningkat pada tahun 2014 menjadi 99,3 % dan pada tahun
2015 meningkat menjadi 99,3 % untuk kategori kredit dalam perhatian khusus
pada tahun 2013 sebesar 0,9 % turun pada tahun 2014 menjadi 0,5 % dan pada
tahun 2015 turun menjadi 0,3 %untuk kategori kredit kurang lancar pada
tahun 2013 sebesar 0,6 % turun pada tahun 2014 menjadi 0,2 %. Untuk
kategori kredit yang diragukan pada tahun 2013 sebesar 0,3 % turun pada
tahun 2014 menjadi 0,1 % dan tetap 0,1 % pada tahun 2015. Untuk kredit
macet pada tahun 2014 turun menjadi 0,2 %.
NO
Uraian 2013 2014 2015
Rp % Rp % Rp %
1.
2.
3.
4.
5.
Lancar
DPK
KKL
KYD
Macet
118.670
1.708
1.094
639
1.293
97,5
0,9
0,6
0,3
0,7
265.335
1.354
419
385
884
98,9
0,5
0,2
0,1
0,3
426.884
1.079
406
225
1.048
99,3
0,3
0,1
0,1
0,2
Jumlah 193.404 100,0 268.377 100,0 429.642 100,0
Data-Data Bank Sulselbar Cabang Makassar
Yang Perlu Diketahui Tahun 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Rekapitulasi Profitabilitas
Bank Sulselbar Cabang Makassar
Tahun 2013-2015
NO
URAIAN
JUMLAH
2013 2014 2015
1 Pendapatan Bunga 62.038 76.173 162.654
2 Biaya Dana 15.859 15.890 48.367
3 Laba Bersih 17.852 22.049 40.239
4 Total Kredit 345.103 561.142 1.089.008
5 Asset 407.778 619.804 1.230.948
Rasio Profibilitas Tahun Ber (+) / Ber (-)
2013 2014 2015 2013atas201
5
2013atas201
5
Rate Of Return On
Loan 18 % 14 % 15% 4 % 1 %
Interest Margin 13 % 11 % 10 % 2 % 1 %
Return of Assets 4,4
% 3,6 % 0,8 % 0,8 % 1 %
RIWAYAT HIDUP
Fardiansyah adalah Nama penulis skripsi ini. Penulis
dilahirkan di Ujung Pandang, 14 Maret 1993 dari ayah yang
bernama Hasanuddin dan ibu bernama Fatmawati. Penulis
merupakan anak Ketiga dari tujuh bersaudara, Kemudian
penulis menempuh pendidikan dimulai dari SD/INP
Malengkery II pada tahun 2000 dan ( lulus pada tahun 2006 ), melanjutkan ke
SMP Negeri 26 Makassar tahun 2006 ( lulus pada tahun 2009), kemudian
melanjutkan pendidikan di SMK Bajiminasa Makassar pada tahun 2009( lulus
pada tahun 2012 ). Dan penulis melanjutkan kembali pendidikanya di Universitas
Muhammadiyah Makassar (UNISMUH), hingga akhirnya bisa menempuh masa
kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen. Dengan ketekunan,
motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil
menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas
akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikanya skripsi yang berjudul “Analisi Manajemen Perkreditan Untuk
Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Makassar”
Top Related