Download - Sk 2 Muskulo

Transcript
Page 1: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

SASARAN BELAJARLI.1.Tendo Achilles

LO.1.1 MakroskopikTendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot. (Anderson, 1999). Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan tulang. Bursa subcutanea calcanea, terletak di antara kulit dan tendo calcaneus, memungkinkan kulit bergerak pada tendo yang longgar, dan suatu bursa tendinis calcanei profunda (bursa retrocalcaneus/bursa tendinis calcanei), terletak di antara tendo dan calcaneus, memungkinkan tendo bergeser pada tulang.

Fungsi Tendon:1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang2. Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol 3. Menekuk dan meregangkan (flex) semua sendi dan otot untuk menahan tulang. 4. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.5. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada efisiensi

yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achilles tendon peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya, sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki menunjuk ke bawah), yang disimpan energi elastis dilepaskan. Lebih jauh, karena meregangkan tendon, otot dapat berfungsi dengan kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

6. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak.7. Sebagai memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang untuk

berdiri di atas kaki seseorang, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik dan turun tangga.

Tendo Achilles atau Tendon Calcaneus adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Tendon tersebut berfungsi untuk melekatkan otot

Gastrocnemius dengan otot Soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus. Tendon achill es berasal

gabungan dari tiga otot yaitu gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Tendon achilles adalah tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang calcaneus. Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.

LO.1.2 MikroskopikBagian pelengkap tendon Achilles terdapat tulang rawan fibrocartilage dan 4 zona jaringan, yaitu jaringan ikat padat, fibrokartilago yang belum dikalsifikasi, fibrokartilago yang sudah terkalsifikasi dan tulang. Zona fibrocartilage yang sudah dan yang belum terkalsifikasi pada pertemuan osteotendinosus disebut fibrokartilago entesis. Ini mencegah bengkoknya serat tendon dari hubungan dengan jaringan yang keras dan melindunginya. Matrix extraseluler dari tendon Achilles kebanyakan tersusun oleh kolagen tipe 1, jika kasusnya dengan tendon pada tubuh manusia, tetapi terdapat juga kolagen tipe 2 dalam jumlah yg sedikit pada pertemuan osteotendinosus dan tipe 3,4,5 pada endotenon dan dinding vascular (Josza & Kannus 1997). Ada protein extraseluler minor, yaitu elastin, proteoglikan, glikosaminaglikan dan berbagai bentuk molekul kecil di Antara serat-serat kolagen (Karpakka 1991). Fungsi matrix extraseluler adalah untuk membantu dan mengatur elemen selular dan struktur tendon. Molekul-molekul kolagen membentuk mikrofibril, fibril dan serat kolagen dengan cara penyilangan intermolecular, dimana sangat penting untuk kekakuan dan kekuatan jaringan. Jadi, semakin banyak penyilangan, semakin kaku jaringannya (Zernicke & Loitz 1992).

Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.

Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bilakolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah:1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini

ditemukan pada kartilago hyalin dan elastik3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini

terdapat pada jaringan retikuler.4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan

engan lamina tersebut5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein-protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar. Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 sampai 100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm.

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan karena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus,muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresikolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat kolagen.

Struktur:1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)2. Glycine (±33%)3. Proline (±15%)4. Hydroxyproline (±15%)Blood Supply:1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)2. Pada periosteol insertion3. Jaringan sekitarnya(Tambajong J,Wonodirekso S.1996. Buku Teks Histologi. Jakarta: EGC (Indonesia))

LO.1.3 Kinesiologi GerakanTerletak pada articulatio talocruralis Jenis sendi: sendi engsel/gynglimusGerak:• Dorsofleksi: M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. peroneus tertius dan M.

extensor hallucis longus.• Plantar fleksi: M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M. peroneus

longus dan brevis M. tibialis posteriorSumbu gerak:

Sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari craniomedialis pergerakan pada articulation talocrularis, punya sumbu gerak frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah malleolus medialis sampai caudolateralis ujung bawah malleolus lateralis membentuk sumbu transversal 7 derajat & sumbu frontal 13 derajat dari bidang frontal.

Page 2: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekatdari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawahkaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri,berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Articulatio:a) Articularis Subtalaris (Talocalcanea)

Tulang : Os. Talus & os. CalcaneusJenis sendi : GlidingGerak sendi : GeserSumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posteriorinferior menuju anterosuperior os. CalcaneusMemperkuat sendi: Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum

talocalcaneum interoseum.Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi.

b.) Articularis TalocalcaneonavicularisTulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. CuboideumJenis sendi : GlidingGerak sendi : Geser & RotasiMemperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare

c.) Articularis CalcaneocuboideaTulang : Os. Calcaneus & Os. CuboideumJenis sendi : PlanaGerak sendi : Geser & sedikit rotasiMemperkuat sendi : Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare, ligamentum plantar longum & articulationes

tarsometatarsales

LI.2.Rupture Tendo AchillesLO.2.1 DefinisiRuptur adalah robeknya atau koyaknya jaringan. Ruptur tendon achilles adalah robek, pecah atau terputusnya tendon achilles. Tendon ini merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Kerobekan tendon Achilles merupakan cidera yang parah dan menyebabkan kecacatan. Kerobekan biasanya terjadi pada beberapa inchi diatas perbatasan antara tendon dan tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika seseorang mengontraksikan, atau menegangkan, otot betis dan secara mendadak mendorongkan kakinya, seperti pada olahraga bola basket.Klasifikasi:1. Rupture tendon Achilles sebagian (partially tear): menyebabkan gejala yang ringan2. Rupture tendon Achilles penuh (complete tear): menyebabkan rasa sakit dan hilangnya kekuatan serta gerakan secara tiba-tiba.

Complete tear ini menyebabkan tidak terhubungnya otot betis dengan tumit sehingga otot betis tidak dapat lagi mendorong kaki, dan penderita akan kesulitan dalam berjalan secara normal.

LO.2.2 EtiologiRuptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena:1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah,3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga

berat lainnya

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis (trauma langsung seperti luka laserasi atau tembakan dapat merobek tendon Achilles).

Selain itu, diketahui juga bahwa ruptur tendon achilles dapat diakibatkan oleh strain/sprain. Strain merupakan peregangan otot atau peregangan pada bagian perlekatan otot-tendon. Strain biasanya terjadi karena adanya peregangan oleh otot (kontraksi) yang terjadi secara tiba-tiba.

Faktor eksternal:1. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga

berat lainnya2. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/ tumit tinggi)3. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, pelebaran sisi sepatu, berkurangnya fleksibilitas kaki)4. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki

dengan bebas)

Faktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi:• Umur. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40. Dalam kebanyakan kasus, pecah dari Achilles tendon terjadi di

pada tendon yang menerima aliran darah kurang. Hal ini yang dapat melemahkan bagian dari tendon.• Jenis kelamin. Pada pria ruptur tendon Achilles lima kali lebih mungkin terjadi dibandingkan pada wanita.• Obesitas. Beratnya beban yang harus di tahan dapat meningkatkan stres/kelelahan pada tendon achilles.• Melakukan olahraga berat tanpa pendinginan.• Riwayat penggunaan terakhir fluoroquinolones, kortikosteroid, atau suntikan kortikosteroid, yang keduanya (kortikosteroid, steroid

anabolik dan fluoroquinolones) berperan dalam pecah tendo achilles.o Injeksi kortikosteroid ke dalam tendon tikus telah terbukti menyebabkan nekrosis tendon.Kortikosteroid dapat menutupi gejala

yang menyakitkan, dan menyebabkan individu untuk overexert tendon melemah.o Anabolik dan fluoroquinolones menyebabkan displasia fibril kolagen, sehingga menurunkan kekuatan tarik-menarik

tendon.Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan yang diberikan fluoroguinolones dengan dosis yang sebanding dengan yang diberikan pada manusia, hewan tersebut akan mengalami ganggian matrix ekstraseluler tulang rawan dan penipisan kolagen.

• Penyakit gout, hipertiroid, insufisiensi ginjal, dan arteriosklerosis.• Fraktur Pergelangan kaki, Keseleo Ankle, Cedera ligamen Calcaneofibular, Cedera ligamen Talofibular.

LO.2.3 PatofisiologiMekanisme terjadinya cedera pada umumnya adalah karena overload beban dari kontraksi komplek otot gastrocsoleus. Hal ini terjadi karena adanya gerakan dorsiflexi yang kuat dan terjadi secara tiba-tiba saat kontraksi otot gastrocsoleus. Robekan terjadi sepanjang 3-6 cm proksimal dari insersio tendon achilles, yaitu di bagian yang kurang teraliri darah. Pasien pada umumnya berusia 30-50 tahun dan merupakan atlet rekreasional. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pengkondisian muskulotendon (pemanasan) sebelum beraktivitas menjadi faktor penting penyebab terjadinya cedera.

Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha), hamstring (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar belakang degenerasi tendon.

Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor. Pada spektrum ringan akhir dapat menjadi peritendonitis.Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril kolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabka pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Page 3: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

LO.2.4 Manifestasi Klinis• Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau

betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. Daerah ini paling sedikit menerima suplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

• Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

• Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit• Tumit tidak bisa digerakan turun naik• Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang

tumit• Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.

Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.• Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan,

khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.

(Price, Sylvia. 1995)

Tanda dan gejala ruptur Achilles Gejala:• Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki• Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki• Nyeri bisa berat• Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau betis• Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisa berjinjit• Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push off” kaki terluka ketika berjalan

Tanda:• Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit• Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2-3 cm di atas tulang tumit• Apabila ada robekan, suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon• Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon

LO.2.5 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Tes Thompson/Simmonds

Test ini digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji ruptur tendon achilles.

Gambar 4. Penerapan Tes Thompson (dikutip dariEllison, dkk, 1986: 311).

-- Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien diremas. - Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada

pergerakan.

Tes Obrien- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25.

- Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.

- Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar

Tes Copeland- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. - Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.- Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit

atau tidak bergerak sama sekali.

Pemeriksaan orthopaedi/muskuloskeletal (Apley):1. Inspeksi (Lihat)2. Palpasi (Raba)3. Gerak

a. Intra Artikuler: kelainan ligamen dan kapsul sendib. Ekstra Artikuler: karena otot atau kulit

Pemeriksaan RadiologiRadiologi datar (X-ray) tidak dapat membantu diagnosis ruptur tendon achilles, kecuali apabila juga terjadi ruptur/pecahan pada tulang calcaneus (dan terdapat fragmennya). Alternatifnya adalah pemeriksaan MRI. Pencitraan MRI menggunakan bagian sagittal dan axial dengan sekuens T1 dan T2. Tendon normal akan menghasilkan citraan dengan intensitas signal rendah (hitam). Namun pada tendon yang ruptur, terlihat gangguan signal pada gambaran sekuens T1 (mengindikasikan terjadinya pendarahan/edema). Kelebihan pemeriksaan MRI adalah mampu mengevaluasi besarnya robekan, potensi celah antara ujung-ujung yang robek, dan jumlah terbentuknya jaringan parut. Kekurangan dari MRI adalah biayanya yang sangat mahal dan inpractical, karena sebagian besar RS di Indonesia (bahkan Jakarta) tidak memiliki MRI scanner.

Alternatif selain MRI yang murah adalah USG. Citraan USG ruptur tendon achilles menunjukkan diskontinuitas gambaran serat/fiber; bisa juga terlihat adanya rongga atau gap antara ujung-ujung putusan tendonnya. Kelebihan USG adalah dapat membedakan ruptur sebagian dan ruptur total; pada satu studi, citraan USG memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 83%, dan dengan akurasi 92% terhadap ruptur tendon achilles. Beberapa kekurangan USG antara lain: kemungkinan salah diagnosis pada

ruptur yang lebih halus (di mana tendon plantaris masih utuh), dan sulitnya membedakan keadaan patologis seluruh tendon, termasuk ruptur partial tendona chilles.

Page 4: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

Gambar 1. Citraan MRI pada ruptur tendon Achilles Gambar 2. Citraan USG ruptur tendon achilles total

Gambar 3. Citraan USG ruptur tendon achilles partial

A.Foto RountgenDapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar X untuk menganalisis titik cederaTemuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:- Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles

pada tampak lateral.- Gangguan posterior pada Kager pad lemak Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh

edema.- Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan

dan perdarahan.- Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada

ujung tendon. - Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung

distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus

B.MRI (Magnetic Resonance Imaging)Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik inimenggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melaluitubuh. Proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapadari proton tsb keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton)memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis olehkomputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area penting. MRIdapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.

C.UltrasonografiDapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.

D. Test fleksi LututPasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.

E. Test jarumSebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalamsubstansi tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggaputuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempatpenyisipan dari tendon.F. Tes sphygmomanometerUntuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasienberbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal)dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh.Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosisruptur tendon Achilles dapat ditegakkan. Menjelaskan pemeriksaan radiologi ruptur tendon achilles

G. Plain RadiographDapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggimenghantam sumber logam. Gambar sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnyadipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringanlunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis. LO.2.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding1. Ruptur tendon Achilles

Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Tendo calcaneal bursitisBursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

3. Achilles tendoncitisCedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

4. Achilles tendinopathy atau tendonosisKronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan

tendon.

LO.2.7 PenatalaksanaanLO.2.7.1 Non Farmakologi

Page 5: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

1. Terapi RICE: rest (istirahat), Ice (diberi es), Compression (dikompres dengan band olahraga) dan elevasi (kaki dinaikkan ke atas agar darah tidak mengalir ke rupture)

2. Menghilangkan sakit dan inflamasi : minum obat NSAID seperti acetaminophen, ibuproven, dan naproxen dapat menghilangkan sakit pada tendon Achilles.

3. Untuk panas: pemberian es dan terapi panas dapat meningkatkan bursitis 4. Alas kaki: memakai alas kaki yang tepat agar tidak terjadi lukan selanjutnya5. Immobilisasi: pergelangan kaki tidak boleh digerakkan6. Operasi: menyambungkan tendon Achilles

Terapi FisikSeorang individu yang mengalami ruptur tendon Achilles-nya harus mencari pengobatan medis yang segera. Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi bagian penting dalam proses pemulihan total. Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif, gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah: • Rentang gerak penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus

melakukan peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan nyeri.• Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat, yang dapat dicapai saat melakukan

"peregangan pelari," (menempatkan jari-jari kaki beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena meningkatkan penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan kembali cepat untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus melibatkan beberapa jenis berat bantalan, yang membantu reorientasi dan memperkuat serat kolagen di pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.

• Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.

Pengobatan KonservatifImobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya.• Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles• Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujung tendin dapat berdekatan bersama-sama.

Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.• Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut

dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.• Fisioterapi

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon yand dipublikasian di American Journal of Sports Medicine pada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien non-bedah yang ditempatkan langsung di cor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar. Pasien melepas splint selama 5 menit setiap jam, dan duduk dengan kaki menggantung, melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.

Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM yang sama seperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk menanggung berat badan yang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosis dan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan. Ada 3 kasus reruptures, 2 di bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2 reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, dan yang lainnya ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien nonsurgical tergelincir dari tanggul di minggu ke-16. Semua reruptures dirawat melalui pembedah an.Lainnya, protokol konservatif yang lebih baru menggunakan periode nonweight-bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki di equinus sekitar 2-4 minggu, dan kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke netral pada interval 2 hingga 4 minggu.

Percutaneous SurgeryPada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril Setelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukan selama 4 minggu,

diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.

Open Surgical RepairPerbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial. Insisi medial memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, serta menghindari cedera pada saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginya tingkat komplikasi luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakan nonabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Paratenon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akan membatasi terjadinya komplikasi luka.

Setelah operasi, pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasangan orthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikit dalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif dan aktif-dibantu gerak, berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapi dengan mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu 4 bulan.

Tindakan operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan memiliki tingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot pasca operasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasan kulit lebih tinggi daripada tindakan non-operasi. Resiko operasi tendon Achilles: Infeksi kulit di tempat sayatan Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek sampingobat-obatan Kerusakan saraf Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibandingpengobatan nonsurgical Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelumcedera.

Efek samping: dapat terjadi kerusakan syaraf.Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.Lebih dari 80 dari100 orang yang menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memilikitingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukanoperasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi.. Operasi terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebihmungkin dapat terjadi pada operasi

Page 6: Sk 2 Muskulo

Anindya Anjas Putriavi -1102014027

perkutan. Teknik-teknik baru untuk operasiperkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih sedikitdibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit untuk membandingkan hasil operasi, karena usia dan aktivitas mereka yangberbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman dokter bedah, jenisprosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat setelahpecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasidan seberapa baik pasien mengikutinya.Pengobatan lainnyaPasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati, atau komorbiditas sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperative karena risiko yang signifikan dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian, dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).• Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit (equinus

gravitasi). Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program rehabilitasi dimulai.

• Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit, infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit menurun dan biaya dokter, morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.

• Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat menyembuhkan dalam posisi memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya tahan.

Postoperative Course• Latihan beban fungsional dan ROM ,dengan melakukan ini, durasi waktu perawatan dapat menurun, pasien pun dapat lebih

cepat berolahraga• Pemasangan gips• Fisioterapi• Pemakaian orthosis• Tendon akan tersambung dalam 4-8 minggu taetapi pasien tidak berolahraga berat selama 6 bulan

LO.2.7.2 FarmakologiTerapi Obat NSAIDs: Ibuprofen

DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi inflamasidan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin 

AsetaminofenDOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, orangg dengan gangguan GI tract bagianatas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek sedatif

LO.2.7.3 PencegahanUntuk membantu mencegah cedera tendon achilles, lakukanlah

peregangan tendon achilles dan otot betis dengan perlahan, sebelum

melakukan kegiatan fisik lainnya. Lakukan latihan peregangan perlahan, peregangan ke titik di mana Anda merasa tertarik, tetapi tidak

sakit.Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak dan menghindari cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis Anda.Untuk mengurangi terjadinya ruptur tendo achilles, lakukanlah hal-hal ini:• Hindari kegiatan yang menempatkan beban berlebih pada tendon achilles, misalnya berlari dan melompat.• Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahatlah.• Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-menerus, coba lakukan latihan atau kegiatan yang lain.• Gantilah olahraga seperti berlari, melompat menjadi berenang dan bersepeda• Menjaga berat badan yang sehat. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit. Pemanasan dan pelemasan otot yang cukup sebelum berolahraga Jika berolahraga pada saat-saat tertentu, persiapkan kekuatan dan daya tahan dengan latihan-latihan sebelum berolahraga Latihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan program latihan Pendinginan setelah olahraga

LO.2.8 PrognosisUmumnya, prospek baik. Namun, penyembuhan tendon membutuhkan banyak waktu, biasanya sekitar enam sampai delapan minggu. Lebih banyak lagi waktu akan diperlukan setelahnya untuk memungkinkan kekuatan otot mampu kembali normal setelah di plester atau brace (orthosis). Bergantung pada tipe pekerjaan, beberapa orang perlu beberapa minggu cuti setelah achilles tendon putus, serta waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke olahraga adalah antara 4 dan 12 bulan.

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.

LO.2.9 Komplikasi (+++) Tendonitis achilles (peradangan tendon achilles) Fasilitis plantaris (inflamasi insersi fasia plantaris) Fibrositis (peradangan jaringan ikat, dalam hal ini jaringan ikat padat terkait tendon) Di sisi lain, komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan pembedahan adalah infeksi MRSA (Methylcillin Resistant

Staphylococcus Aureus), perdarahan, Deep Vein Thrombosis, dan efek samping anastesi terkait operasi.

LO.2.10 Epidemiologi(+++)Incidence rate dari ruptur tendon achilles adalah 2 dari 18 ruptur, per 100.000 orang. Puncak insiden adalah pada usia antara 30 – 39 tahun untuk pria, dan usia di atas 60 tahun pada wanita. Beberapa studi menjelaskan bahwa ruptur tendon umumnya terjadi karena aktivitas olahraga. Ruptur terjadi umumnya pada atlet rekreasional (non-professional), yaitu pemain bola rekreasional sebanyak 33.5%, trek lapangan 16.2%, dan basket 13.3%. Sebuah postulat juga mengatakan bahwa latihan/olahraga yang reguler dapat memperbesar dan menebalkan diameter tendon, sehingga tendon lebih kuat, dan secara teori, dapat menurunkan terjadinya ruptur tendon achilles jika dibandingkan dengan inaktivitas. Prevalensi: 1. Hal ini terutama mempengaruhi laki-laki.2. Cedera sisi kiri adalah lebih umum dari kanan (mungkin karena kanan atlet dominan push-off dengan kaki kiri).3. Lebih umum di negara-negara industri dan di antara prajurit akhir pekan

DAFTAR PUSTAKAGunawan S.G., Setiabudy R., Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: FKUIPaulsen, F., Waschke, J. (2012). Sobotta: Atlas Anatomi Manusia edisi 23. Jakarta: EGC Price, S.A., Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi edisi 6. Jakarta: EGCSyamsir, H.M. (2015). Kinesiologi. Jakarta: FKUYSyamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi (hal 1256). Jakarta: EGCTambajong J,Wonodirekso S.1996. Buku Teks Histologi. Jakarta: EGC