SISTEM VERTIKULTUR
Oleh : Ade Intan Christian
12968
Dalam rangka Dies Natalis ke-64, Universitas Gadjah Mada menggelar Research Week
untuk menampilkan karya penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan layanan UGM yang
meliputi hasil penelitian seluruh fakultas dan pusat studi, juga beragam layanan universitas
seperti TI dan perpustakaan. Hasil penelitian yang ditampilkan oleh Fakultas Pertanian salah
satunya adalah tanaman vertikultur.
Vertikultur adalah sistem tanam di dalam pot yang disusun atau dirakit horisontal dan
vertikal Cara tanam ini cocok diusahakan pada lahan terbatas atau halaman rumah. Jenis tanaman
yang dapat dikembangkan melalui vertikultur yaitu tanaman hortikultura semusim. Tanaman
hortikultura semusim dapat berupa sawi, selada, cabai, dan tomat. Beberapa hal yang harus
dipersiapkan dalam budidaya tanaman secara vertikultur antara lain :
Pot tempat tumbuh tanaman dapat menggunakan bahan bambu atau paralon.
Media tumbuh tanaman.
Jenis tanaman yang akan ditanam.
Sistem bertanam secara vertikultur memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
system pertanian vertikultur adalah: 1) efisiensi penggunaan lahan dibandingkan konvensional,
2) penghematan pemakaian pupuk dan petisida, 3) kemungkinan tumbuhnya gulma kecil, 4)
mempermudah monitoring tanaman. Sedangkan kekurangannya adalah struktur awalnya
membutuhkan modal yang cukup besar dan sistem ini rawan terkena penyakit.
Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemberian pupuk dan pengedalian hama dan
penyakit. Sistem pengairan pada tanaman yang dibudidayakan dengan vertikultur dapat
menggunakan sistem manual dengan menggunakan embrat, dan dapat pula digunakan sistem
pengairan otomatis dengan irigasi tetes atau penyiraman dengan sprinkle.
Sedangkan untuk pemberian pupuk dengan pupuk organik cair seukupnya secara rutin.
Jumlah dan jenis pupuk yang diperlukan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman tersebut.
Pada fase vegetatif, tanaman lebih banyak membutuhkan pupuk dengan kadar nitrogen tinggi.
Pada fase generatif, unsur fosfor dibutuhkan lebih banyak daripada unsur makro lainnya.
Penggunaan jenis unsur hara disesuaikan dengan usia tanaman.
Hama tanaman yang sering menyerang tanaman petsai antara lain : ulat tanah (Agrotis
ipsilon Hufn), ulat plutella (Plutella xylostellaL) dan ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp dan
C.orichalcea L). Selain itu terdapat hama yang menyerang tanaman laiinnya contohnya : Thrips
dan Kutu kebul. Penyakit yang sering menyerang tanaman petsai adalah bercak daun (Alternaria
brassicae Berk Sacc), busuk hitam (Xanthomonas campetris Down), busuk lunak (Erwinia
carotovora), akar pekuk (Plasmodiophora brassicae Wor), rebah semai (damping off).
Organisme yang mengganggu lainnya seperti cendawan, bakteri, dan virus. Untuk pengendalian
hama penyakit sebaiknya dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau
menggunting tanaman yang terserang hama penyakit . Apabila hama penyakit melebihi melebihi
ambang batas bisa disemprot dengan pestisida organik.
Top Related