SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
22
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI
SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT)
SISTEM POROS PROPELLER
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
23
Propeller Shaft
PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE
( SISTEM POROS PROPELLER)
URAIAN
Propeller Shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential. Transmisi
dipasang pada rangka sedangkan differential pada axle housing yang disangga oleh suspensi.Oleh
karena itu posisi defferential terhadap transmisi berubah-ubah tergantung kondisi beban dan
jalan.Untuk alasan ini pada propeller shaft dipasangkan universal joint yang memungkinkan terjadinya
perpindahan tenaga dari transmisi ke defferential dengan lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan
sudut tranmisi.
Selain itu juga terdapat sleeve yoke (sliding joint) yang berfungsi untuk menyerap perubahan panjang
antara transmisi dan defferential (memungkinkan propeller shaft dapat bergerak maju mundur).
Keterangan :
A. Mengatasi perbedaan jarak B & C
B. Lingkaran gerak poros propeller
C. Lingkaran gerak penggerak aksel
D. Perbedaan jarak gerakan
A. KONTRUKSI DAN FUNGSI
1.Propeller shaft.
Propeller shaft terbuat dari tabung pipa baja tahan puntir. Propeller shaft terbagi dua tipe :
a. Two (2) joint type. b. Three (3) joint type.
2.Universal Joint.
Universal Joint berfungsi untuk menyerap perubahan sudut yang disebabkan oleh perubahan posisi
defferential.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh universal joint adalah:
- Harus dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tanpa menimbulkan bunyi.
- Harus memiliki konstruksi yang sederhana dan bebas gangguan.
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
24
Universal Joint terbagi menjadi:
a. Hooke’s Joint
1) Solid bearing cup (dapat dibongkar). 2) Shell bearing cup (tidak dapat
dibongkar).
PERUBAHAN DALAM KECEPATAN SUDUT DARI HOOKE’S JOINT.
Gambar dibawah memperlihatkan perubahan kecepatan driven shaft B, yang membentuk sudut 30o
dalam hubunganya dengan drive shaft A, bila drive shaft A berputar pada kecepatan konstan.
Saat drive shaft A (poros output transmisi) pada hooke’s joint spider tegak lurus (90o), maka ratio
kecepatan antara driven shaft (poros yang diputarkan) dibagi drive shaft (poros yang memutarkan)
adalah 115o, sedangkan saat drive shaft A (poros output transmisi) pada hooke’s joint spider lurus 180
o,
maka ratio kecepatan antara driven shaft (poros yang diputarkan) dibagi drive shaft (poros yang
memutarkan) adalah 85%.
Bervariasi kecepatan sudut dapat diatasi
dengan penempatan universal joint pada
drive end (transmisi) dan driven end
(differential) pada hooke’s joint. Selain itu
drive shaft dan driven shaft diposisikan
parallel untuk mencegah variasi kecepatan
putaran dan momen.
Ket :
A. Flens universal joint Belakang (Pada
Driven End Differential).
B. Penghubung luncur.
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
25
C. Flens universal joint depan ( Pada Drive
End Transmisi).
Karena itu sangat penting untuk merakit universal joint secara teliti.
b. Flexible Joint.
Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakkan diantara dua yoke berbentuk kaki
tiga. Selama flexible joint tidak menghasilkan gesekan akan berputar lembut tanpa diperlukan
pelumasan.
c. Constant Velocity Joint.
Constant velocity joint mempunyai keuntungan memindahkan putaran dan momen lebih lembut, dan
mempunyai kerugian mahal karena disainnya komplit.
Oleh karena itu jarang dipakai untuk penyambungan propeller shaft, tetapi lebih sering dipakai pada
poros penggerak depan dari kendaraan penggerak roda depan atau poros penggerak belakang dari
kendaraan dengan suspensi belakang independent.
Constant Velocity Joint dibagi menjadi 2 tipe :
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
26
d. Penghubung Bola Peluru (Pot Joint).
Kemampuan sudut : Dapat meneruskan tenaga/putaran pada sudut maksimum 50o (rata – rata 30
o).
Penggunaan : Pada suspensi independent.
Pada aksel rigrid depan dengan penggerak roda (4 wheel drive).
Sifat – sifat : Kerjanya lebih stabil (konstan).
e. Trunion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan
slip joint, namun hasilnya masih dibawah slip joint
sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya dapat
dilihat pada gambar disamping.
f. Slip Joint
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros
output transmisi terdapat alur-alur untuk pemasangan
slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya propeller
shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan
differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar
disamping.
Bagian-bagian :
1.Transmision bodi.
2.Sleeve joint yoke.
3.Tube.
4.Yoke.
5.Universal Joint.
6.Flange.
3. Center Bearing.
Center bearing terdiri dari rubber bushing yang
melindungi bearing dimana gerakannya menahan
propeller shaft.
Rubber bushing juga berfungsi untuk mencegah
getaran yang mencapai bodi kendaraan. Dan
hasilnya getaran atau bunyi dari propeller shaft
pada kecepatan tinggi dapat dikurangi seminimal
mungkin.
4 5 6
1 3 2
SMK KARTANEGARA WATES KAB.KEDIRI Dibuat Oleh : Ega Vebriasandi
http://egavebriasandi.wordpress.com
27
BIODATA PEMBUAT
Ega Vebriasandi, dilahirkan di Kediri, Kabupaten Kediri Jawa Timur pada
Tanggal 22 Februari 1989 dari pasangan Srianto dengan Kiptiyah.
Sekarang masih menempuh Pendidikan S1 Tehnik Informatika di Universitas
Nusantara PGRI Kediri dan mengikuti OPSPEK yang bertema Menumbuhkan
Jiwa Sosial Mahasiswa tahun 2008.
Semasa SMK pernah mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Propinsi tahun
2006 di Bidang Mekanik Otomotif yang diselenggarakan di Tulungagung.
Sejak Tahun 2008 bekerja di SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI sebagai Toolman Tehnik
Kendaraan Ringan (TKR) kemudian diangkat menjadi Pengajar pada tahun 2010 mengajar
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dan mengajar Jurusan Tehnik
Komputer dan Jaringan (TKJ).
Training yang pernah diikuti selama menjadi Toolman di SMK KARTANEGARA WATES adalah
E-LEARNING MANAGEMENT SYSTEM di PPPPTK VEDC Malang tahun 2009.
Seminar pengembangan pendidikan yang telah dilakukan antara lain Membangun Jawa
Timur melalui Pendidikan yang Bermutu tahun 2008, Models of International Standardized
Classroom Management tahun 2009, Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Penulisan
Karya Tulis Ilmiah tahun 2009 dan Peningkatan Profesionalisme Guru melalui Lesson Study
tahun 2010.
Top Related