Download - SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

Transcript
Page 1: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan

Oleh :

TRI HASIH F3607096

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO

Surakarta, 13 Agustus 2010

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

JOHADI, S.E

Page 3: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NIP. 360700002

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul:

SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

(KPR) MELALUI ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SOLO

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2010

Tim Penguji Tugas Akhir

Ariyanto Adhi Nugroho, S.E. ( )

NIP. 360800002 Penguji

Johadi, S.E ( )

NIP. 360700002 Pembimbing

Page 4: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap “ (QS. Alam Nasyrah : 6-8)

“ The greatest mistakeyou can make in life is to be

continually you will make one ”

“ Kesalahan terbesar dalam hidup yang bisa Anda lakukan adalah terus menerus merasa

takut bahwa Anda akan melakukan kesalahan “

“ The true measure of a man is not how he

behaves in moments of comfort and convenience but how he stands at

times of controversy and challenges “

“ Ukuran sebenarnya dari seorang manusia bukan pada bagaimana

dia berkelakuan di saat nyaman dan senang,

tetapi pada bagaimana dia menghadapi saat-saat timbulnya

pertentangan dan tantangan “

Page 5: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PERSEMBAHAN

Ketika sebuah pengharapan besar dalam hati ini ada,

ketika mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh,

ketika hati ini memiliki rasa takut, Ketika tubuh dan pikiran ini memiliki rasa

tanggung jawab,

Pengharapan mendapat ridho sang Khalik yang memang mengalahkan segala

kebimbangan ini. Dan memang sudah sepantasnya bagi diri kita untuk

mengerjakan segala sesuatunya hanya untuk-Nya,

termasuk Tugas Akhir dan kelulusanku ini.

Puji syukur hanya kepada Allah SWT

Kupersembahkan tugas akhir dan kelulusanku ini untuk seorang lelaki yang

membisikkan “kalimat yang sangat indah” ketika sesaat setelah aku meninggalkan

alam rahim. Kupersembahkan pula untuk seorang wanita yang dengan

kelembutan tangannya membelai dan memberi kasih sayang yang tiada hentinya

hingga batas zaman berakhir.

Untuk Ayahanda Mudo Sugiyoto dan Ibunda Mulyani kupersembahkan karyaku

ini sebagai wujud kesungguhanku.

Juga untuk ketiga saudaraku dan my lovely friend yang sangat aku sayangi

Page 6: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

: Maz Dodo, Mbak Atik, Dik Wulan, Yasmine yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian Tugas Akhir serta selalu memberikan motivasi yang tak pernah surut hingga

akhirnya dapat terselesaikanlah Tugas Akhir ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “SISTEM

PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) MELALUI

ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) CABANG SOLO” .

Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli

Madya Keuangan Dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam

pembuatan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual, oleh karena itu dengan

penuh rasa cinta dan hormat, penulis menghaturkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Dan Perbankan

Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Johadi, SE, selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan arahan serta

bimbingannya.

5. Drs.Sutanto,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademis.

6. Bapak dan ibu dosen DIII Keuangan Dan Perbankan UNS yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Bapak Bangun Sulistiyo, Bapak Wahyana, Ibu Susyana Andriyani, dan Ibu

Afida Susilowati, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan ilmu yang

berguna bagi penulis selama menjalani proses magang di bagian Loan

Service.

8. Bapak Heru Setiyanto, selaku pembimbing Institusi Mitra yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan

Kegiatan Magang Mahasiswa.

9. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara (BTN)

yang telah memberikan izin pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa ini.

10. Ibu Siti Sulistiyati, Ibu Tuty Lestari, Ibu Rini, Bapak Syahroni, Bapak Aris,

Bapak Toni, Bapak Cuk, Bapak Djatmiko, Ibu Elli, Ibu Ismini, Ibu Prapti, Ibu

Purwani, Bapak Heri Kristiawan, Ibu Tri Hastuti, Bapak Hadi Wasono,

Bapak Agus, Bapak Darmastoto, Bapak Ari, Bapak Baehaqi, Bapak Sehono,

Mas Anton, Mas Nova, Mas Sumarsono, Mbak Isna, Mbak Yani, dan

pegawai staf lainnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah

membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga

bagi penulis.

Page 8: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11. My beloved family Ayahanda Mudo Sugiyoto, Ibunda Mulyani, Mas Dodo,

Mbak Atik, Dek Wulan, Mas Didit dan keluarga, Eyang Putri Narto, Mbah

Kakung sekalian garwo, seluruh keluarga besar Ayam Goreng Kampung

“Mbak Mul”, dan keluarga besar Karto Diharjo dan Narto Dikromo, terima

kasih untuk segalanya.

12. Special for my love” Ae-yang” you are the best part of my life.

13. Buat keluarga Yasmine, Abi Mansyur, Mamah Atika, Kiki, Nabilla, Kak Ria,

Syarif, Najwa, Dedek Zidane, Niqaya, thank you for everything. I never

forget all moments with them.

14. Pak mey mey, petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomi is the best.

15. Teman-teman seperjuangan D3 Keuangan Perbankan 2007, Suyanti, Yuli,

Heni, Ratih, Fika, Ita, Listia, Nita, Yani, dll terima kasih untuk

persahabatannya.

16. Teman sepermainan, Poo, Nia, Ambar, Dek Suci, Isti, Dimar, Tiwi, Mbak

Eka, terima kasih sobat.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas

Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Namun demikian Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

Surakarta, 13 Agustus 2010

Penulis

Page 9: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

ABSTRAKSI .......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv

LEMBAR MOTTO ..................................................................................................v

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Perumusan Masalah ....................................................................................11

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................11

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................12

Page 10: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Metode Penelitian .......................................................................................13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perbankan dan Bank .................................................................18

B. Peranan Bank ..............................................................................................19

C. Kredit ..........................................................................................................22

D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif ......................................................38

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................................45

B. Kegiatan Magang Kerja ..............................................................................64

C. Pembahasan Masalah ..................................................................................74

1. Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan

Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero)

Cabang Solo ............................................................................................75

2. Hambatan / Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR

Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ........99

3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran

Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo ....................................101

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................103

B. Saran ..........................................................................................................105

Page 11: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan Sumbangan NPL

Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari

Sampai Juni Tahun 2010 ..........................................................................................7

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu ..............................................................................................10

Tabel 3.1

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan PadaBankBTN ..................................52

Tabel 3.2

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN ................................54

Tabel 3.3

Suku Bunga Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah ............................68

Tabel 3.4

Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif PT. Bank X Bulan April 2010 ..........90

Tabel 3.5

Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL

debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank BTN Solo Bulan Februari

Sampai Juni Tahun 2010 ........................................................................................98

Page 13: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1

Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan ............................................................20

Bagan 3.1

Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Solo Kondisi

Februari 2010 .........................................................................................................51

Bagan 3.2

Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ..................77

Bagan 3.3

Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ..............................................78

Bagan 3.4

Prosedur Pasca Realisas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif .........79

Bagan 3.5

Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Loan Service ..88

Bagan 3.6

Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo Petugas Angsuran

Kolektif ...................................................................................................................91

Bagan 3.7

Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung ....................................94

Bagan 3.8

Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui Petugas Kolektif Bank ..........................96

Page 14: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan

Lampiran 2. Surat Persetujuan Magang Kerja

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Magang Kerja

Lampiran 4. Lembar Penilaian Magang Kerja

Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan

Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon

Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara

Lampiran 8. Surat Kuasa Pemotongan Gaji

Lampiran 9. Surat Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap

Lampiran 10. Surat Perjanjian Kerja Sama

Lampiran 11. Memo Pembentukan Kode Kolektor Baru dan Pembukaan Rekening

Giro Penampung

Lampiran 12. Surat Perihal Angsuran Potong Gaji

Lampiran 13. Surat Perihal Penyesuain Suku Bunga dan Angsuran Kredit

Lampiran 14. Daftar Instansi Kolektor

Page 15: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MELALUI

ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) CABANG SOLO

TRI HASIH

NIM F3607096

Penggunaan sistem pembayaran yang aman dapat memperkecil resiko dari kegiatan operasional perbankan, khususnya resiko dalam penyaluran kredit. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Solo merupakan salah satu lembaga keuangan perbankan yang fokus pada pembiyaan perumahan menerapkan beberapa sistem pembayaran dalam menjalankan aktivitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sistem pembayaran KPR yang dinilai paling aman oleh Bank BTN adalah sistem pembayaran kolektif. Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengevaluasi hambatan, dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari dijalankannya sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif pada PT. Bank BTN cabang Solo. Penelitian ini menggunakan tipe diskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi, peristiwa atau aktivitas, wawancara atau interview, sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan dengan mengkaji dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pelaksanaan sistem pembayaran KPR melalui angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo dikatakan baik karena telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem. Hambatan yang terjadi adalah mutasi debitur ke daerah, pergantian pimpinan perusahaan debitur, dan debitur di PHK. Kelebihan dari sistem ini adalah aman, dapat mengurangi jumlah antrian di loket, tidak ada charge, efisien untuk debitur, lebih diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN. Belum ditemukan kekurangan pada sistem ini selain hambatan yang muncul dalam proses sistemnya. Diperlukannya penambahan pasal-pasal dalam MOU antara Bank BTN dengan instansi debitur kolektif untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam sistem pembayaran angsuran kolektif. Pengoptimalan Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan kemananan sistem pembayaran dan menambah relasi bagi Bank BTN. Kata Kunci: Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran Kolektif

Page 16: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara

sangat besar. Sektor – sektor ekonomi yang menopang perekonomian di

Indonesia seperti sektor pertanian, perdagangan, manufaktur, energi dan

lainnya berhubungan dengan jasa lembaga keuangan salah satunya adalah

jasa – jasa yang disediakan oleh perusahaan perbankan. Aktivitas

perbankan juga memberikan peran bagi aktivitas ekonomi masyarakat

Indonesia, secara individual. Dengan demikian aktivitas ekonomi

masyarakat baik secara individual maupun kelembagaan-kelembagaan

atau badan usaha tidak dapat lepas dari jasa perusahaan perbankan. Peran

penting perbankan inilah yang menjadi dasar bahwa perekonomian suatu

negara sangat tergantung pada aktivitas perbankan. Secara lebih rinci

peran perbankan merupakan lembaga keuangan yang mampu menciptakan

uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan

usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa

keuangan lainnya. (Kasmir, 2005 : 8)

Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan

Page 17: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak. Aktivitas bank dalam menghimpun dana menjadikanya sebagai

sarana penyimpanan uang dan berinvestasi bagi masyarakat (surplus of

fund). Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank adalah untuk

memberikan rasa aman dari hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan

kegiatan investasi dilakukan masyarakat dengan harapan memperoleh

bunga dari hasil simpanannya. Pemenuhan tujuan di atas, baik untuk

mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank

menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang

ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan.

Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari

simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan

simpanan deposito (time deposit). Selain itu, aktivitas bank sebagai

lembaga keuangan juga memberikan jasa-jasa bank lainnya (services)

seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang

berasal dari dalam kota (clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri

(inkaso), Letter of Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa

lainnya yang bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi

pembayaran. Aktivitas bank yang cukup krusial adalah penyaluran dana

(lending) ke masyarakat dengan memberikan pinjaman (kredit) kepada

masyarakat yang membutuhkan (lack of fund).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

Perbankan, pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 12, "kredit adalah

Page 18: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau

pembagian hasil keuntungan”. Pinjaman atau kredit yang diberikan oleh

bank dibagi dalam berbagai jenis yang mengikuti perkembangan zaman

dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Jenis kredit

yang biasa diberikan oleh bank adalah seperti kredit investasi, kredit

modal kerja, kredit komersial, kredit produktif, maupun kredit konsumtif

seperti pembelian mobil atau motor, barang elektronik, maupun kredit di

sektor properti yang sempat mengalami pasang surut sampai akhirnya

booming sampai sekarang.

Sektor perbankan cukup besar mengucurkan kredit melalui produk

pembiayaannya yang dinamakan dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Kredit pembiayaan ini banyak menjadi pilihan bank bahkan fokus bank

dalam penyaluran kredit dengan pertimbangan agunan KPR relatif aman,

tingkat bunga KPR relatif rendah dibandingkan dengan kredit yang

dikucurkan ke sektor konsumsi lain, yakni antara 12% - 13%, outstanding

kreditnya turun terus karena ada cicilan, nilai jaminan semakin hari

semakin bertambah karena harga tanah dan rumah memang meningkat

setiap tahun, dan mudah dieksekusi jika bermasalah. (Panangian

Simanungkalit, 2004 : 122)

Page 19: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pelaksanaan penyaluran kreditnya selain mempertimbangkan

kelebihan dari produk KPR, tentunya bank akan tetap memperhatikan

prinsip kehati-hatian (prudential banking) karena disadari bahwa

disamping menjanjikan keuntungan sebagai sumber pendapatan

operasional bank, pemberian kredit juga mempunyai sisi resiko yang

tinggi bagi bank, yakni dengan adanya Non Performing Loan (NPL) atau

lebih dikenal dengan istilah kredit macet yang apabila tidak diminimalisir

dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan.

(Wahyudi, 2008 : 14). Salah satu cara yang dilakukan bank untuk

memperkecil resiko tersebut adalah dengan menciptakan sistem atau cara

pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau nasabah

untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup

pengaturan, kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne

teknik yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan

instruksi pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaran melalui

pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainya baik

domestik maupun Cross border “antar Negara”. Peran sistem Pembayaran

dalam perekonomian semakin penting seiring dengan semakin

meningkatnya volume dan nilai transaksi, serta sejalan dengan pesatnya

perkembangan teknologi. Menurut Sheppard (1996) peran penting sistem

pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut :

Page 20: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

a. Sebagai elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu

perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan. Hal itu

disebabkan sistem keuangan dan perbankan berkaitan erat dengan

sistem pembayaran. Gangguan pada sistem pembayaran atau

kegagalan kewajiban pembayaran, yang pada gilirannya akan

menyebabkan turunnya kepercayaan perbankan. Demikian juga

sebaliknya. Krisis keuangan dan perbankan yang mempengaruhi satu

atau sistem pembayaran akan mempengaruhi setelmen antarbank dan

dapat gridlock “kemacetan” didalam seluruh sistem pembayaran.

Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pihak bank

dan pengawas pasar keuangan dengan pengawas sistem pembayaran,

untuk memastikan agar masalah-masalah tersebut dapat diantisipasi

dan diselesaikan sedini mungkin.

b. Sebagai Chanel “saluran penting dalam mengendalikan ekonomi yang

efektif, khususnya melalui kebijakan moneter. Dengan lancarnya

sistem pembayran, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likuiditas

perekonomian sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari

sistem perbankan ke sektor riil dapat menjadi lancar.

c. Sebagai alat untuk mendorong efisisensi ekonomi. Keterlambatan dan

ketidaklancaran pembayaran akan mengganggu perencanaan

Page 21: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

keuangan usaha dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan

produktivitas perekonomian.1

Dengan demikian, secara khusus dapat disimpulkan bahwa peranan sistem

pembayaran dalam perbankan adalah untuk menjaga sistem stabilitas

perusahaan, mendukung sektor riil, serta mendorong efisiensi perencanaan

keuangan usaha.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) adalah salah satu Bank Milik

Negara yang fokus pada pembiayaan kredit perumahan (KPR) sesuai

dengan visinya yaitu Menjadi Bank Yang Terkemuka Dalam

Pembiayaan Perumahan. Bank BTN dalam penyaluran kreditnya

memiliki lima (5) sistem pembayaran. Lima (5) sistem pembayaran

tersebut adalah AGF (Auto Grab Fund), transfer, kantor pos, loket atau

ATM, dan kolektif. Secara umum sistem pembayaran ini dimaksudkan

untuk memperkecil resiko dari penyaluran kredit seperti uraian di atas.

Dari kelima sistem tersebut, sistem pembayaran angsuran kolektif dinilai

lebih memberikan keamanan (safe) bagi Bank BTN.2

Sistem pembayaran kolektif merupakan cara pembayaran angsuran

secara tunai bagi debitur yang berpenghasilan tetap dengan cara

memotong gajinya setiap bulan melalui bendahara gaji instansi debitur,

koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur yang didahului dengan

penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Bank

1Sri Mulyati Tri Subari dan Ascarya. 2003. Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia. Seri Kebanksentralan ke-8. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI 2 Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Pedoman Penagihan dan Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan

Page 22: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BTN dengan instansi tempat debitur tersebut bekerja. Penulis menilai cara

yang paling efektif, efisien, aman, terpercaya, dan tidak beresiko tinggi

dari ketepatan pembayaran angsuran adalah pembayaran angsuran secara

kolektif atau potong gaji melalui bendahara gaji instansi debitur. Sistem

pembayaran angsuran kolektif ini merupakan cara pembayaran yang

paling banyak digunakan oleh debitur KPR. Hal ini dipertegas melalui

data yang penulis dapat dari intern Bank BTN Solo dari bulan Februari

sampai dengan Juni Tahun 2010 mengenai perkembangan jumlah debitur

KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL

debitur KPR yang dinyatakan dalam bentuk persentase (%).

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan

Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR

Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010

No Bulan Debitur KPR Debitur Kolektif

Jumlah

Debitur

Jumlah

Angsuran

Jumlah

Tunggakan

Jumlah

Debitur

Jumlah

Angsuran

Jumlah

Tunggakan

1 Februari 12.973 2.396.816.747 75.755.017 5.254 2.192.103.958 6.249.330

2 Maret 13.031 3.293.699.318 82.565.779 5.268 2.238.820.726 0

3 April 13.109 2.521.311.422 98.934.111 5.223 2.258.095.911 0

4 Mei 13.152 2.580.402.990 102.783.506 5.229 2.285.857.098 1.707.100

5 Juni 13.214 2.617.192.806 99.901.199 5.252 2.327.387.083 869.500

Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo

Page 23: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Lanjutan Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Debitur KPR, Debitur Kolektif, dan

Sumbangan NPL Debitur Kolektif Terhadap NPL Debitur KPR

Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010

Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

debitur KPR, yakni pada bulan Februari sebesar 12.973 menjadi 13.214

orang pada bulan Juni sementara untuk perkembangan jumlah debitur

kolektif fluktuatif, tetapi masih di kisaran lima ribu dua ratusan (

an). Berdasarkan data ini maka dapat dikatakan bahwa rata-rata per

bulannya jumlah debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari

perkembangan jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan

No Bulan % Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR

% Jumlah

Debitur

% NPL

Kolektiff

% NPL KPR % NPL

Kolektif

Terhadap NPL

KPR

1 Februari 40,50 0,29 3,16 0,09

2 Maret 40,43 0 2,51 0

3 April 39,84 0 3,92 0

4 Mei 39,76 0,07 3,98 0,02

5 Juni 39,75 0,04 3,82 0,01

Page 24: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

semua sistem atau cara pembayaran). Namun, hal ini mengindikasikan

bahwa sistem pembayaran kolektif belum bisa dikatakan aman jika hanya

dilihat dari persentase sumbangan jumlah debiturnya saja, melainkan juga

harus diperhatikan tingkat resikonya. Maka dari itu penulis juga

mencantumkan NPL sebagai sisi keamanan dari sistem pembayaran ini.

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa persentase NPL Kolektif terhadap

NPL KPR secara keseluruhan mengalami penurunan, dari kisaran 0,09%

di bulan Februari menjadi 0,01% pada bulan Juni. Hal ini mengindikasikan

bahwa per bulannya sistem pembayaran angsuran kolektif hanya

menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul Tugas Akhir “SISTEM PEMBAYARAN KREDIT MELALUI

ANGSURAN KOLEKTIF PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) CABANG SOLO”.

Penelitian yang hampir sama mengenai sistem atau cara

pembayaran kredit pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan

judul ” Prinsip-Prinsip Public Relations Dalam Pembinaan Angsuran

Secara Kolektif Dalam Meningkatkan Kualitas Kredit Di PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo” dan ”Pelayanan Nasabah Kredit

Pemilikan Rumah Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Melalui

Kantor Pos” . Penelitian yang penulis lakukan ini sebenarnya cukup jarang

dilakukan oleh peneliti lain, penulis hanya menemukan dua (2) referensi

penelitian terdahulu ditambah dengan data-data pendukung, seperti

makalah-makalah yang kebanyakan disusun oleh internal Bank BTN

dalam rangka memenuhi persyaratan Program Pendidikan dan

Page 25: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pengembangan Kompetensi Pegawai (P3KP). Hal ini dikarenakan judul

atau topik yang penulis teliti memang cukup spesifik di mana tidak setiap

tempat penelitian magang mengadopsi sistem pembayaran ini. Berikut ini

penulis cantumkan penelitian terdahulu dalam bentuk tabel 1.2

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

Pembeda Penelitian I Penelitian II

Nama dan

tahun

penelitian

Daniel Suharjianto

2005

Fasichah Tia Nur

2009

Judul Pelayanan Nasabah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR)

Pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk

Melalui Kantor Pos

Indonesia

Prinsip-Prinsip Public Relations

Dalam Pembinaan Angsuran

Secara Kolektif Dalam

Meningkatkan Kualitas Kredit Di

PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Solo

Perumusan

Masalah

Menekankan pada proses

pelayanan angsuran KPR

pada PT. BTN (Persero) Tbk

melalui kantor pos, baik

secara individu atau biasa

dan secara kolektif.

Menekankan pada prinsip-prinsip

public relations yang diterapkan

dalam pembinaan angsuran

kolektif.

Page 26: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

dijadikan pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian secara cermat

dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah.

Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek

yang diteliti, serta bertujuan agar penguraian dalam penulisan dan ruang

lingkup penelitian terarah dan terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya

dengan masalah yang diteliti. Untuk memudahkan pembahasan masalah

dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN

(Persero) Cabang Solo?

2. Apakah terdapat hambatan / kendala dalam pelaksanaan sistem

pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero)

Cabang Solo?

3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR

melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

dalam penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN

(Persero) Cabang Solo.

Page 27: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Untuk mengevaluasi dan meminimalisasi hambatan / kendala dalam

pelaksanaan sistem pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada

PT. BTN (Persero) Cabang Solo.

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR

melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. BTN (Persero) Cabang Solo

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan, yang berguna

sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam pengevaluasian

sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran

kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) melalui angsuran kolektif serta dapat digunakan sebagai salah

satu kelengkapan persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

pada program D3 Keuangan Perbankan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Bagi akademisi dan peneliti

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan yang dapat

digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 28: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode yang akan memandu peneliti

tentang urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa

dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. Metode dipilih untuk

digunakan dalam rangka memperoleh sesuatu data yang akurat dan

relevan, untuk dapat dianalisa serta dapat disusun secara sistematis sesuai

dengan tujuan diadakan penelitian tersebut.

Berbagai pengertian yang menjadi bagian metode yang akan dipergunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci dan

mendalam berbagai informasi penting serta menarik kesimpulan

terhadap hubungan antara gejala sosial. Pengertian penelitian deskriptif

kualitatif menurut Lexy J. Moleong (1995:6) adalah mendalami dan

menerobos gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya atau

menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti permasalahan

sebagaimana disajikan oleh situasinya. Dalam penelitian ini data yang

dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar atau bagan. Dimana

perhatian dipusatkan pada kasus tunggal secara mendetail yaitu

mengenai sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui

angsuran kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.

Page 29: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Lokasi Penelitian

Untuk penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih lokasi pada PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo dengan pertimbangan

bahwa penulis merupakan mahasiswa program studi Keuangan Dan

Perbankan di mana penulis banyak dibekali berbagai teori dan praktik

di bidang keuangan maupun perbankan. PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Solo yang merupakan salah satu bank bonafit dan

bank focus dirasa tepat sebagai tempat pembelajaran yang baik untuk

meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang

telah penulis dapatkan di bangku perkuliahan dengan dunia kerja.

3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data

1) Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari sumber pertama yaitu pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Solo. Sumber data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung di lapangan dalam hal ini meliputi

pimpinan, direksi atau karyawan Bank BTN Cabang Solo.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi

kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang

ada hubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data yang

mendukung data primer dan dibedakan menjadi:

Page 30: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-

undangan, surat perjanjian, dokumen resmi dan data tertulis

dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo.

2) Bahan hukum sekunder meliputi hasil karya ilmiah, hasil-

hasil penelitian sebelumnya.

b. Teknik Pengumpulan Data

Kecermatan dalam penelitian dan menyusun serta

mengumpulkan data sangat berpengaruh kepada objektivitas hasil

penelitian. Dalam usaha memperoleh data, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1) Observasi

Dalam pengamatan ini penulis melakukan penelitian langsung

pada bagian Loan Service Unit selama melakukan kegiatan

magang tentang keadaan atau fenomena yang dijumpai secara

langsung. Selain itu penulis juga melakukan observasi di

bagian lain, yakni pada unit CWO bagian penagihan kredit atau

pembiayaan unit kolektif di mana penulis mengkaji dan

mempelajari permasalahan lebih dalam sehubungan dengan

sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui

angsuran kolektif. Alasan penulis melakukan observasi yakni

untuk mengamati langsung aktivitas dan peristiwa yang terjadi

di PT. BTN (Persero) Cabang Solo.

Page 31: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Peristiwa atau Aktivitas

Peristiwa atau aktivitas penulis dapatkan melalui observasi

langsung saat pelaksanaan magang pada PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Cabang Solo yaitu melalui kegiatan-kegiatan

yang telah penulis lakukan selama berada di divisi Loan

Service. Aktivitas-aktivitas tersebut mencakup prosedur

pemberian kredit, pelayanan kredit, pengecekan berkas syarat-

syarat permohonan kredit, melakukan konfirmasi gaji calon

debitur ke bendahara instansi, mengikuti realisasi kredit, dan

mengamati bagaimana tata cara pembayaran angsuran sampai

dengan pelunasaannya. Untuk semakin memperdalam

penelitian yang penulis ambil, maka tidak jarang penulis

melakukan pendekatan ke bagian lain yang sangat erat

hubungannya dengan penelitian yang penulis ambil, yakni pada

bagian CWO (Collection Work Out) di mana mengenai sistem

pembayaran KPR melalui angsuran kolektif penulis dapatkan

lebih mendetail di bagian ini, yakni bagian penagihan kredit

atau pembiayaan pada unit kolektif.

3) Wawancara atau Interview

Wawancara di sini bertujuan untuk mendapatkan data dan

informasi yang mendalam dari informan tentang sistem

pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran

kolektif di PT. BTN (Persero) Cabang Solo. Melalui

Page 32: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

komunikasi langsung, informasi yang didapatkan semakin rinci

dan mendalam sehingga mampu mengorek kejujuran informan

untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya.

4) Studi Pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengkaji

dokumen-dokumen, surat, arsip, laporan, dan literatur lainnya.

Page 33: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perbankan dan Bank

Pengertian perbankan berdasarkan Undang-undang Nomor

10/1998 pasal 1 dinyatakan bahwa Perbankan adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Menurut kamus istilah hukum Fockema Andreae, yang dimaksud

dengan bank ialah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan

perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada

perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak

ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada

banker sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau

lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang untuk

pihak ketiga. (H. Budi Untung, 2000 : 13)

Pengertian bank berdasarkan Undang-undang Nomor 7/1992

tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak. (Thomas Suyatno, dkk, 1995 : 4)

Page 34: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

B. Peranan Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam :

1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

menjadikannya sebagai sarana penyimpanan uang dan berinvestasi

bagi masyarakat (surplus of fund). Di mana tujuan utama masyarakat

menyimpan uang ini adalah untuk memberikan rasa aman dari hal-hal

yang tidak diinginkan, sedangkan kegiatan investasi dilakukan

masyarakat dengan harapan memperoleh bunga dari hasil

simpanannya. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk

mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank

menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan

yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang

bersangkutan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah

terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan

(saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).

Page 35: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang

(transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota

(clearing) ataupun dari luar kota atau luar negeri (inkaso), Letter of

Credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, dan jasa lainnya yang

bertujuan untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.

3. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat dengan memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang membutuhkan (lack of

fund). Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang

membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam

berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit

diberikan bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak

diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari

kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang

disalurkan bank dengan berbagai sebab. (Kasmir, 2005 : 9-10)

Untuk lebih jelasnya secara ringkas fungsi bank sebagai perantara

keuangan dapat dilihat dalam Bagan 2.1 berikut ini.

Bagan 2.1

Fungsi Bank Sebagai Perantara Keuangan

FUNGSI BANK

Beli Dana Jual Dana

Giro Tabungan Deposito

Pinjaman (kredit)

Masyarakat yang Kelebihan Dana

Masyarakat yang Kekurangan Dana

1

2

3

4

Page 36: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penjelasan arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali

ke masyarakat, di mana bank sebagai perantara dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di

bank dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, atau Deposito. Bagi

bank dana yang disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan

membeli dana. Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank

sebagai penerima titipan simpanan. Nasabah dapat memilih sendiri

untuk menyimpnn dana apakah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau

Deposito.

2) Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa

bunga bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang

berdasarkan Prinsip Syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil

tergantung dari besar kecilnya dana yang disimpan dan faktor lainnya.

3) Kemudian oleh bank dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang

bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang

kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman/kredit.

4) Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank,

diwajibkan kembali untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta

bunga yang telah ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan

nasabah.

Page 37: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Pengertian kredit dalam bahasa Yunani "Credere" yang berarti

"kepercayaan" atau dalam bahasa latin "Creditum" yang berarti

kepercayaan akan kebenaran. Berdasarkan undang-undang nomor 14

tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan, kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan pinjam-meminjam antara Bank dengan lain pihak yang

mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. (Teguh

Pudja Mulyono, 1986:9-10)

O.P. Simorangkir mengatakan bahwa kredit adalah pemberian

prestasi (misal uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi)

akan terjadi pada adalah prestasi uang, maka transaksi kredit

menyangkut uang waktu mendatang. (Hasanuddin Rahman, 2000:19)

Kredit adalah seseorang atau suatu badan yang memberikan

kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa

mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah

dijanjikan (barang, uang atau barang). (Thomas Suyatno, dkk,

1992:12)

Pengertian kredit berdasarkan Undang-undang nomor 10 tahun

1998 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

Page 38: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga. (Kasrnir, 2008:96)

Pengertian kredit menurut Eric L. Kohler : “Kredit adalah

kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan

ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.

2. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali

di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh

bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan

tentang nasabah baik secara interen maupun eksteren. Penelitian

dan penyelidikan tentag kondisi masa lalu dan sekarang terhadap

nasabah pemohon kredit.

b. Kesepakatan

Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung

unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima

kredi. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana

Page 39: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mancakup masa pengembalian kredit yang telah

disepakati. Jangka tersebut bisa berbentuk jangka pendek. jangka

menengah atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan

suatu resiko tidak tertagihnya/ macet pemberian kredit. Semakin

panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula

sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang

tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrut usaha

nasabah tanpa ada unsur kesengajaan dan lainnya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam

bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merapakan

keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. (Kasmir, 2008 :

98-100)

Page 40: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan antara lain sebagai berikut:

a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

f. Kredit dapat meningkatkan pernerataan pendapatan

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

(Thomas Suyatno, dkk, 1992:16)

Fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang

maksudnya jika uang hanya disirnpan saja tidak akan

menghasilkan sesuatu yang berguna dengan diberikannya kredit

uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau

jasa oleh si penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar

dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah

kekurangan uang dengan kredit maka daerah tersebut akan

memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

Page 41: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si

debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi

berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari

satu wilayah ke wilayah lainnya sebingga jumlah barang yang

beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit

dapat pula meningkat jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas

ekonomi karena adanya kredit yang diberikan akan menambah

jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat

pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri

ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan

berusaha apalagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik,

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit

diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu

membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi

Page 42: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga

akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung

atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman intemasional akan dapat meningkatkan

saling membutuhkan antara si penerirna kredit dengan si pernberi

kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan menirtgkatkkan

kerja sama di lainnya. (Kasmir, 2008:101)

5. Tujuan Kredit

Ditinjau dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut:

a. Turut Menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi

dan pembangunan

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan

fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin,

dan dapat memperluas usahanya. (Thomas Suyatno, dkk, 1992:15)

Adapun tujuan utama pemberian utama suatu kredit adalah sebagai

berikut:

a. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang

diterima oleh pihak bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi

yang dibebankan kepada nasabah Keuntungan ini penting untuk

Page 43: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus menerus menderita

kerugian, maka besar kemungkinan akan di likuidasi atau

dibubarkan.

b. Membantu usaha nasabah

Yaitu tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

kerja. Maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan

memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah

Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan

kepada pihak perbankan, maka semakin baik, meningkat semakin

banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan

diberbagai sektor. (Kasmiir, 2008:100)

6. Manfaat kredit

Manfaat kredit ditinjau dari masing-masing pihak yaitu :

a. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitor

1) Debitor dapat memperluas dan mengembangkan usahanya

dengan lebih leluasa.

2) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana

bagi perusahaan debitor.

3) Rahasia keuangan debitor akan lebih terlindungi karena

adanya ketentuan rahasia bank dalam undang-undang pokok

perbankan

Page 44: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang perbankan

1) Memperoleh pendapatan bunga kredit

2) Menjaga solvabilitas usaha bank

3) Membantu meniasarkan jasa-jasa perbankan yang lain

4) Mempertahankan dan mengembangkan usahanya

5) Untok merebut pasar (market share) dalam industri perbankan

6) Memungkinkan para perbankan untuk mendidik para staffnya

untok mengenal kegiatan industri yang lain secara mendetail.

c. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut pandang pemerintah

1) Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu

pertumbuhan ekonomi

2) Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter

3) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha

atau kegiatan, alat peningkatan dan pemerataan pendapatan

masyarakat

4) Perkreditan sumber pendapatan negara

d. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas

1) Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan

akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan

membuka lapangan usaha atau lapangan kerja baru, sehingga

akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan

pemerataan pendapatan dimasyarakat.

Page 45: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2) Terbukanya kemungkinan keterlibatan golongan profesi

tertentu atas suatu proses pemberian kredit oleh bank yang

dapat menlngkatkan penghasilannya seperti konsultan, akuntan

publik, notaris, aset apreisal

3) Masyarakat dapat menikmati hasil dari pada proyek yang di

biayai oleh kredit bank. (Hasanuddin Rahman, 2000:21-24)

7. Klasifikasi Kredit

Keberadaan kredit menurut Muchdarsyah Sinungan (1991;17) dapat

digolongkan menurut beberapa klafikasi, antara lain :

a. Menurut jangka waktunya

Menurut jangka waktunya kredit dapat digolongkan ke dalam

beberapa klasifikasi, antara lain :

1) Kredit Jangka Pendek ( Short-term loan )

Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari

satu tahun. Misalnya kredit untuk membiayai kelancaran

operasi perusahaan, termasuk didalamnya berupa kredit modal

kerja. Kredit jangka pendek dapat di urutkan dalam tiga

kelompok, antara lain : Kredit dagang (trade credit) antar

perusahaan, Pinjaman dari suatu perusahaan dagang, dan

Surat dagang.

2) Kredit jangka menengah (Medium-term loan)

Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai

dengan tiga tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal

Page 46: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kerja, misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku.

Kredit jangka menengah dapat pula dalam bentuk kredit

investasi

3) Kredit jangka panjang (Long-term loan)

Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya melebihi tiga

tahun. Misalnya kredit investasi untuk membiayai suatu proyek

dan perluasan usaha.

b. Menurut jaminannya

Menurut jaminannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Kredit dengan jaminan (Secured Loan)

Yaitu kredit yang disertai penyerahan barang jaminan oleh

nasabah. Jenis barang jaminan tersebut sangat tergantung pada

jenis kredit yang diberikan. Misalnya kredit komersial untuk

modal kerja, jaminannya dapat berupa persediaan. Kredit untuk

pembelian mobil atau motor, jaminannya BPKB mobil atau

motor tersebut.

2) Kredit tanpa jaminan (Unsecured Loan)

Yaitu kredit yang tidak disertai penyerahan barang jaminan dari

nasabah. Jenis kredit ini tidak menggunakan jaminan dalam

bentuk fisik, tetapi dalam bentuk bonafiditas dan prospek usaha

nasabah yang bersangkutan. Pemberian kredit tanpa jaminan ini

dilakukan sepanjang prinsip-prinsip penilaian kredit lainnya

telah terpenuhi menurut analisis kredit.

Page 47: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Menurut tujuannya

Menurut tujuannya kredit dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Kredit Komersial (Commercial Loan)

Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan

usaha nasabah di bidang perdagangan. Kredit komersial antara

lain meliputi kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan,

kredit ekspor dan lain-lain.

2) Kredit Konsumtif (Consumer Loan)

Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

Misalnya untuk membeli properti (rumah), mobil atau motor,

barang elektronik dan berbagai barang konsumsi lainnya.

3) Kredit Produktif (Productive Loan)

Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam

rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga

dapat meemperlancar produksi. Misalnya kredit untuk

pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan,

biaya pemasaran, biaya distribusi dan lain-lain.

d. Menurut penggunaannya

Menurut penggunaannya kredit dapat digolongkan menjadi :

1) Kredit modal kerja

Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk

menambah modal kerja debitur, meliputi modal kerja untuk

tujuan komersial, industri, kontraktor bangunan dan lain-lain.

Page 48: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Kredit investasi

Yaitu kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada

perusahaan untuk digunakan dalam melakukan investasi

melalui pembelian barang-barang modal.

Klasifikasi kredit yang cukup penting bagi penelitian penulis,

tetapi tidak tercantum dalam kutipan Muchdarsyah Sinungan

(1991;17) yakni penggolongan kredit menurut cara

pembayarannya.

Menurut cara pembayarannya kredit dapat digolongkan menjadi :

1) Pinjaman angsuran

Yaitu pinjaman dengan pengembalian pinjaman dengan

pokoknya melalui cara angsuran bertahap.

2) Pinjaman tetap

Yaitu pinjaman dengan cara pengembalian pokok pinjaman

menurut jangka waktu tertentu

3) Demand Loan

Yaitu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai

fasilitas yang dan pengembaliannya menurut jangka waktu

tertentu.

4) Pinjaman Rekening Koran

Yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh bank sesuai mutasi

rekening nasabah yang terutama ditujukan untuk menunjang

transaksi perdagangannya.

Page 49: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

5) Pinjaman promes (AKSEP)

Yaitu pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai

nominal maupunjatuh tempo pembayarannya.

6) Pinjaman Call Money (Money Market)

Yaitu pinjaman antarbank yang pembayarannya didasarkan

atas dan jangka waktu jatuh temponya sesuai tingkat suku

bunga disepakati. (Ruddy Tri Santoso. Andy, 1996:8)

8. Prosedur Umum Perkreditan

Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan

dan badan hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai beriku

(Kasmir. 2008: 100-1002):

1) Pengajuan berkas-berkas

Pengajuan proposal kredit berisi antara lain :

a) Latar belakang perusahaan

b) Maksud dan tujuan

c) Besarnya kredit dan jangka waktu

d) Cara pengembalian kredit

e) Jaminan kredit

Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah

dipersyaratkan seperti :

a) Akte notaries

b) Tanda daftar perusahaan (TDP)

c) Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP)

Page 50: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

d) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir

e) Bukti diri dari pimpinan perusahaan

f) Foto copy sertifikat jaminan

Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari

neraca dan laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-

rasio sebagai berikut :

a) current ratio

b) inventory turn over

c) sales to receivable ratio

d) profit margin ratio

e) return on net worth

f) working capital

2) Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang

diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika

menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah

diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas

waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya,

maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

3) Wawancara I

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung

berhadapan dengan calon peminjam.

Page 51: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4) On the Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau

berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian

hasilnya dicocokan dengan hasil wawancara I.

5) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

6) Keputusan Kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit

akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan

administrasinya. Biasanya mencakup :

a) jumlah uang yang diterima

b) jangka waktu

c) dan biaya-biaya yang harus dibaya

9. Resiko Usaha Bank

Dalam bisnis perbankan dikenal beberapa macam resiko yang dihadapi

oleh bank:

a. Resiko Likuiditas

Merupakan resiko yang berkaitan dengan kesulitan bank dalat

memenuhi kewajiban jangka pendek kepada nasabah penyimpan

maupun pihak lain. Ketidak pastian ini timbul apabila bank tida

mengetahui secara tepat kapan dan berapa jumlah dana yang

dibutuhkan/akan ditarik oleh nasabah penyimpan.

Page 52: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Resiko Kredit

Resiko kredit atau sering pula disebut dengan default risk

merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank

beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan atau dijadwalkan. Ketidakmampuan nasabah memenuhi

perjanjian kredit yang disepakati kedua pihak, secara teknis

keadaan tersebut merupakan default.

c. Resiko Penanaman dalam Sekuritas

Resiko penanaman dalam sekuritas atau dalam perbankan disebut

investment risk berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian

akibat suatu penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat

berharga, misalnya, obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang

dimiliki bank

d. Resiko Fidusia

Resiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank

dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali

amanat baik untuk individu maupun badan usaha.

e. Resiko Penyelewengan

Resiko penyelewengan atau penggelapan kadang-kadang disebut

dengan fraud risk adalah berkaitan dengan kerugi-rugian yang

dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan, dan lain-lain.

Page 53: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

D. Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif

1. Pengertian Sistem

John F. Nash dan Martin B. Roberts mendefinisikan sistem sebagai

berikut. Suatu sistem adalah sebagai suatu kumpulan komponen yang

berinteraksi membentuk suatu kesatuan dan keutuhan yang komplek di

dalam tingkat tertentu untuk mengejar tujuan yang umum.

Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, suatu sistem

adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen (orang, perangkat keras,

informasi dan lain lain) diorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Definisi sistem menurut Richard F. Neuschel adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dikembangkan

sesuai dengan suatu skema yang terintegrasi untuk melaksanakan suatu

kegiatan utama di dalam bisnis.

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem,

yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada

komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan

pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini: Suatu sistem

adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur

lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan

Page 54: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya

mendefinisikan sistem sebagai berikut :Sistem adalah kumpulan dari

elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen

atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan

definisi yang lebih luas dan lebih banyak diterima karena pada

kenyataannya suatu sistem terdiri dari beberapa subsitem atau sistem-

sistem bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam

suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, semuanya saling berinteraksi

dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga sasaran

sistem dapat tercapai.3

2. Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran adalah suatu sistem yng mencakup pengaturan,

kontrak / perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisne tehnik yang

digunakan untuk penyampaian, pengesahan dan penerimaan instruksi

pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaranr melalui

pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainnya baik

domestik maupun Cross border “antar Negara”. Instrument-instrument

dalam sistem pembayaran antara lain :

3 Sugiyanto. H. M. 1988. Sstem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, Buku Kesatu “Konsep Dasar dan Komponen”. Yogyakarta: BPFE Anggota IKAPI

Page 55: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. Instrumen Pembayaran Tunai

Instrumen pembayaran tunai adalah mata uang yang berlaku di

Indonesia, yaitu Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang

kertas.

b. Instrumen Pembayaran Non Tunai

Di Indonesia instrument pembayaran non tunai disediakan

terutama oleh sistem perbankan.

1) Instrumen berbasis warkat

a) Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar

sejumlah uang tertentu.

b) Bilyet giro adalah Surat perintah dari nasabah kepada bank

penyimpan dana untuk memindahbukukan (tidak berlaku

untuk penarikan tunai) sejumlah dana dari rekening

pemegang saham yang disebutkan namanya.

c) Nota debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih

dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank

yang menyampaikan warkat tersebut.

d) Nota kredit adalah warkat yang digunakan untuk

menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank atau

nasabah bank yang menerima warkat tersebut.

e) Wesel bank untuk transfer adalah wesel yang diterbitkan

oleh bank khusus untuk sarana transfer.

Page 56: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

f) Surat bukti penerimaan adalah surat bukti penerimaan

transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank

penerima dana transfer melalui kliring lokal.

2) Pemindahan dana

Saat ini bank-bank memberikan berbagai jenis layanan

pemindahan dana melalui jaringan kantornya, termasuk

perintah pembayaran secara regular dan pemindahan dana

secara elektronis.

Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan

oleh bank melalui :

a) Transfer elektronik antar bank

b) Sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi local

c) Jaringan bank koresponden bagi pemindahan dana lintas

wilayah.

d) Sistem RTGS baik untuk pemindahbukuan dana local

maupun lintas wilayah.

3) Pendebetan secara langsung

Pemakaian fasilitas pendebetan secara langsung masih dibatasi

untuk transaksi di dalam satu bank.

4) Instrumen berbasis kartu

Dalam perkembangannya terdapat jenis kartu yang dananya

telah tersimpan dalam chip elektronik pada kartu tersebut

Page 57: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu telpon

prabayar.

a) Kartu kredit

Kartu kredit merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank

atau lembaga pembiayaan lainya yang diberikan kepada

nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran

dan pengambilan uang tunai.

b) Kartu ATM

Salah satu instrument pembayaran berbasis kartu yang

penting dalam sistem pembayaran adalah kartu ATM yang

transaksinya dilakukan melalui mesin ATM.

c) Kartu debet

Kartu debet merupakan instrument pembayaran berbasis

kartu yang pembayarnya dilakukan dengan perdebetan

langsung ke rekening nasabah di bank penerbit kartu

tersebut.

d) Instrumen melalui kantor pos

Instrumen Sistem pembayaran yang cukup penting yang

disediakan oleh lembaga keuangan bukan bank (PT. POS

INDONESIA) adalah giro dan pos wesel baik dalam negeri

maupun luar negeri.

Page 58: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

e) Instrument berbasis internet / telepon

Jasa Electronic banking melalui internet dan / atau telepon

telah disediakan oleh sejumlah bank besar sejak

pertengahan 1999. Penggunaan instrument berbasis internet

melakukan transaksi, selain memerlukan verifikasi

pengaman, seperti PIN dan Password.

3. Pengertian Angsuran Kolektif

Angsuran adalah sejumlah uang untuk pembayaran pokok kredit

atau pembiayaan ditambah bunga atau margin yang wajib dibayar

secara bulanan oleh debitur atau nasabah pembiayaan sebagaimana

ditentukan dalam Perjanjian Kredit atau Akad.4

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

angsuran kolektif merupakan pembayaran pokok kredit ditambah

bunga yang wajib dibayar secara bulanan oleh debitur atau nasabah

pembiayaan dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara

gaji instansi debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh

debitur. Dalam hal ini pembayaran kolektif diwajibkan bagi debitur-

debitur di mana instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan

bank pemberi kredit (dalam hal ini bank pemberi kredit yang dimaksud

adalah PT. Bank BTN (Persero) Cabang Solo selaku bank pemberi

kredit KPR).

4 Surat Edaran Direksi No.22/DIR/DPPK/2008 Perihal Pedoman Penagihan dan Penyelamatan Kredit /Pembiayaan Perorangan

Page 59: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4. Pengertian Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif

Dengan melihat definisi-definisi penjabaran di atas yang

menjelaskan tentang sistem itu sendiri maupun definisi angsuran

kolektif, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian sistem

pembaran angsuran kolektif.

Sistem pembayaran angsuran kolektif adalah suatu bentuk sistem

atau cara pembayaran yang dapat dimanfaatkan oleh debitur/nasabah

Pembiayaan dalam rangka membayar angsuran Kredit/Pembiayaan

dengan memotong gaji setiap bulan melalui bendahara gaji instansi

debitur, koperasi maupun pihak yang ditunjuk oleh debitur di mana

instansi tempatnya bekerja telah bekerja sama dengan bank pemberi

kredit.

5. Manfaat Sistem Pembayaran Kolektif

Adapun manfaat secara umum dari sistem pembayaran ini,

diantaranya:

a. Perjanjian kerjasama kolektif membawa dampak terhadap

kelancaran angsuran

b. Memberi kemudahan cara pembayaran kepada debitur kolektif

c. Memiliki kesempatan penyaluran kredit terhadap debitur lancar

kolektif

d. Menambah portofolio kredit yang menjadikan nilai asset kredit

semakin besar

e. Mengurangi beban biaya promosi dan Inventarisari data debitur

yang akurat.

f. Meningkatkan pendapatan bunga kredit semula dari KPR menjadi

bunga komersial

Page 60: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Pada tanggal 16 Oktober 1897 POSTSPAARBANK didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda, yang bertujuan untuk mendidik masyarakat

agar gemar menabung, yang kemudian berjalan lancar dan berkembang

hingga tercatat pada tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu,

Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya

terganggu akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan

terjadinya penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang singkat

(rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih

kembali pada tahun 1941.

Tahun 1942, Belanda menyerah pada Jepang yang berakibat

kegiatan POSTSPAARBANK dibekukan oleh pemerintahan Jepang dan

kemudian pemerintah Jepang mendirikan sebuth bank bernama TYOKIN

KYOKO sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui

tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan

dengan paksaan. TYOKIN KYOKO hanya mendirikan satu cabang yaitu

cabang Yogyakarta.

Page 61: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Sejalan dengan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 telah

memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai

pengambilalihan TYOKIN KYOKO dari pemerintah Jepang ke

pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR

TABUNGAN POS yang dipimpin oleh Bapak Darmosoetanto sebagai

direktur yang pertama oleh pemerintah RI. Tugas pertama KANTOR

TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan

0eang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN

POS tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda (Desember

1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang

dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR

TABUNGAN POS dibuka lagi pada tahun 1949, namanya diganti menjadi

BANK TABUNGAN POS RI dan lembaga ini bernaung di bawah

Kementerian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950, tetapi yang

paling subtantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.

9 Tahun 1950 yang mengubah nama POSTSPAARBANK IN

INDONESIA berdasarkan staatblat No.295 Tahun 1941 menjadi BANK

TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementerian dari

Kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah menteri

Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut masih

bernama BANK TABUNGAN POS tetapi pada tanggal 9 Februari 1950

ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.

Page 62: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Nama BANK TABUNGAN POS menurut UU Darurat dikukuhkan

dengan UU No. 36 Tahun 1053 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan

nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN

NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 tanggal 22 Juni

1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25

Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank

milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 Tahun 1968 yang sebelumnya

(sejak tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V.

Jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai

dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam

lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak

tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambahi tugasnya yaitu

memberikan palayanan KPR dan untuk petama kalinya penyaluran KPR

terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10

Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo

Kantor Cabang Solo merupakan perpanjangan dari kantor pusat, di

mana kantor cabang Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang

merupakan pemekaran dari BTN kantor cabang Jakarta. Pertimbangan

pembukuan kantor cabang Solo karena dinilai mempunyai potensi yang

baik dalam pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 1990 Btn kantor cabang

Solo mengalami perpindahan sebanyak tiga kali.

Page 63: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pertama kalinya BTN kantor cabang Solo terletak di jalan Slamet

Riyadi Nomor 228, kemudian pada tahun 1993, pindah ke Ruku Beteng

Blok A11-12 Jalan Kapten Mulyadi. Akhirnya pada tahun 1997 BTN

kantor cabang Solo pindah ke gedung milik sendiri yaitu di Jalan Slamet

Riyadi 282 Solo yang dipakai melaksanakan aktivitas perkantorannya

hingga saat ini.

3. Bentuk Hukum dan Kerahasiaan Bank

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992,

yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang merupakan

pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk badan hukum BTN

berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT

BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) dengan call name Bank

BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse

Coopers, pemerintah menteri BUMN dalam surat No. S-544/M-

MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai Bank

Umum dengan fokus bisnis pembiayaan rumah tanpa subsidi.

Kerahasiaan Bank Tabungan Negara adalah berupa Pasiva Bank.

Seperti misalnya tabungan, deposito, kredit nasabah, dll. Bank harus

menjaga kerahasiaan tersebut demi menjaga kepercayaan nasabah terhadap

bank. Karena kepercayaan nasabah pada pihak bank adalah faktor yang

paling penting dan paling utama dalam kemajuan bank.

Page 64: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4. Sumber Dana

BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk

Persero. BUMN adalah badan usaha seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan Persero BUMN yang

berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang

seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara RI. 51%

Saham BTN memang dimiliki oleh negara, sedangkan sisanya dijual lewat

obligasi dan sekarang dimilki oleh beberapa organisasi seperti Jamsostek

dan Galangan Kapal.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, BTN menghimpun dana

secara mandiri melalui penghimpunan dana dari masyarakat. Dana

tersebut dihimpun dalam bentuk tabungan, deposito maupun produk-

produk dana lainnya. Jadi, sumber dana bank itu bisa dari masyarakat dan

dari pemerintah. Pada umumnya pada bank-bank cabang memperoleh

modal atau dana dari pusat yang bersumber dari masyarakat maupun

pemerintah.

5. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara

a. Visi

Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan

mengutamakan kepuasan nasabah

Page 65: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Misi

1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan

lainnya.

2) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan professional dan memiliki integritas yang tinggi.

3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan

prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Government untuk

meningkatkan Shareholder Value.

5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

6. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Solo

Dalam pembentukan struktur organisasi, Bank Tabungan Negara

menerapakan prinsip divisionalization / departementisasi. George R. Terry

mendefinisikan departementisasi sebagai aktivitas untuk menyusun satuan-

satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi

tertentu.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu kantor

cabang yang membawahi Kantor Cabang Pembantu UNS, Klaten,

Sukoharjo, Palur, dan Mojosongo. BTN cabang Solo ini sendiri dipimpin

oleh Branch Manager dan di bawahnya terdapat beberapa kepala seksi

Page 66: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yaitu Accounting & Control, Operation, Retail Service, Spv. Collection

Work Out. Selain membawahi kepala seksi, Branch Manager juga

membawahi Kantor Cabang Pembantu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dari bagan 3.1 berikut ini.

Bagan 3.1

Struktur PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor

Cabang Solo Februari 2010

Branch Manager Arif Budiman

BRCO Syahroni Bastian

Operations Heru Setiyawan

GBA Logistik Sarju Darmawan Personalia Tuti Lestari

Loan Admin Dok. Pokok R. Tonny Wahyu Aris Budi Santoso LPA Hadi Wasono

Trans Prosessing Kliring Heri Kristiawan Back Office Tri Hastuti FAO Marullah DEO Neneng R.

Ritel Service Siti Soelistijati

Loan Service Wawancara Bangun S. Wahyono Analisis Agus Winarko Afidah S. Ari Widodo Darmastoto

Teller Service Head Teller Tjuk Sugiarto Cash Room Herini Puji H. Teller Ika Marini Lusiana F. Elyastuti Ika K. Antika C.

Customer Service Susyana A. E. Heliyarti Isna A. Sri Mulyani

Selling Officer Kunthi Sri Haryanti

Accounting Ismini

Reporting Sujatmiko Bookaping Heri Kristiyawan

Accounting Ismini

Legal Baehaqi Kolektif Sehono LAO Priyono Sanab P Hadi S. C. Adiwardana A. Haryanto

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)

Page 67: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 3.1

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

Pada BankBTN

No Jabatan Jumlah

1 Branch Manager 1

4 TELLER 5

5 Staf General Branch Administrasion 2

6 Staf Operation 1

7 Staf Selling Officer 2

8 Staf Loan Administration 3

9 Staf Tansaction Processing 4

10 Staf Ritel Service 1

11 Staf Loan Service 6

12 Staf Teller Service 2

13 Staf Customer Service 4

15 Staf Accounting 3

16 Staf Colletion Work Out 8

17 Staf Kas 1

Jumlah 43

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)

Berdasarkan tabel 3.1 diatas jabatan pegawai pada kantor Bank BTN

terdiri dari :

1. Branch Manager : 1 orang selaku kepada cabang

2. Teller : 5 orang selaku layanan nasabah

3. Staf GBA : 2 orang selaku bidang umum

a) protocol/logistik : 1orang

b) personalia : 1 orang

Page 68: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4. Staf Operation : 1 orang selaku kepala operational

5. Staf Loan Administrasi : 3 orang selaku administrasi kredit

a) Dokumen pokok : 2 orang

b) LPA : 1 orang

6. Staf Trans Processing : 4 orang selaku proses transaksi

a) Kliring : 1 orang

b) Back Office : 1 orang

c) Funding AO : 1 orang

7. Staf Retail Service : 1 orang selaku kepala layanan ritel

8. Staf Loan Service : 6 orang layanan kredit

a) Wawancara : 2 orang

b) Analisis : 4 orang

9. Staf Teller service : 2 orang selaku layanan nasabah

a) Head Teller : 1 orang

b) Cash Room : 1 orang

10. Staf Customer service : 4 orang selaku staf layanan nasabah

11. Staf Selling Officer : 2 orang selaku selling

12. Staf Accounting : 3 orang selaku staf akuntansi

1. Reporting : 1 orang

2. Bookeping : 1 orang

13. Staf Collection Work Out : 8 orang selaku kepala CWO

a) Legal : 1 orang

b) Supervisor CWO : 1 orang

Page 69: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c) Kolektif : 1 orang

d) LAO (penagih kredit) : 6 orang

Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Bank BTN sesuai

dengan jabatannya adalah 43 orang pegawai.

Tabel 3.2

Data Jumlah Pegawai Berdasarkan Gender Pada Bank BTN

No Gender Jumlah

1 Laki-laki 37

2 Perempuan 39

Jumlah 76

(Sumber : Bank BTN Sub Personalia)

Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai pada Bank

BTN Cabang Solo sebagian besar adalah pegawai perempuan. Hal ini

tidak mempengaruhi Pekerjaan, karena pada umumnya setiap

organisasi/instansi tidak terlalu mempermasalahkan jenis kelamin,

semua memiliki hak dan kesempatan berprestasi maupun karier yang

sama.

Page 70: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tugas dan Tanggung Jawab Pemegang Jabatan

a. Branch Manager atau Kepala Cabang

Misi : mencapai tingkat pemberian laba yang optimal

Fungsi :

1) Pengembangan Bisnis Cabang.

a) Mengelola hubungan dengan nasabah prima

b) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang

c) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran

2) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan

a) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat

b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang

c) Membuat perencanaan sumber daya manusia Pengawasan dan

3) Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang

a) Mengambil kepentingan bisnis

b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim

c) Memotivasi bawahan dan pekerjaan

b. Accounting and Control, terbagi dalam 2 bagian, yaitu :

1) Reporting staff

Tanggungjawab :

a) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk

pihak ekstern

b) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan baik

pihak intern maupun ekstern

Page 71: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

c) Bertanggung jawab atas berlangsungnya proses dan analisa

laporan kinerja kantor cabang.

2) Internal Control

Tanggung jawab :

a) Bertanggungjawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur

transaksi operasional bank telah sesuai dengan aturan yang

berlaku.

b) Bertanggungjawab dalam mengkoordinir tindak lanjut hasil

pemeriksaan ekstern maupun intern.

c. Operasional (Operation), dengan fungsi :

1) Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing)

a) Melakukan proses kliring

b) Memproses transaksi angsuran kredit

c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos

d) Melakukan proses transaksi Kolektif KPR

e) Melakukan proses On-line real time melalui RTGS

f) Melakukan pemrosesan transaksi pemindahbukuan non tunai

g) Memelihara transaksi cabang

h) Pembuatan laporan

2) Administrasi Kredit (Loan Administration)

a) On the Spot (OTS)

b) Appraise (taksasi)

c) Laporan Pemeriksaan Akhir (LPA)

Page 72: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d) Dokumentasi kredit

e) Maintenance pelaksanaan kredit

3) Administrasi Umum Cabang (General Branch Administration)

a) Administrasi kepegawaian

b) Pengelolaan logistic

c) Menjaga keamanan

d) Mengelola anggaran cabang

e) Kesekretariatan

f) Mengelola keamanan

4) FAQ (Found Administration Officer) – DAO (Debt Administration

Officer)

a) Administrasi transaksi loket cabang

b) Administrasi pembiayaan dan Administrasi pinjaman (hutang)

c) Melaksanakan penjualan keluar

d. Kepala Retail Service

1) Memastikan terselenggaranya supervisi sebagai head retail service.

2) Melakukan otorisasi sesuai batas kewenangan

3) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi bisnis di unit kerja

yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank

4) Melakukan fungsi pelaporan kepada Branch Manager dan unit

terkait

5) Melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pembinaan serta

penilaian terhadap pegawai yang disupervisi.

Page 73: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

e. Kepala Teller

1) Melakukan fungsi supervisi sebagai teller service head

2) Melakukan fungsi otorisasi sesuai batas kewenangan

f. Kepala Customer Service

1) Melakukan fungsi maintenance data nasabah.

2) Melakukan fungsi pemasaran data.

g. Layanan Ritel (Retail Service), dengan fungsi :

1) Layanan Ritel (Teller Service).

a) Melayani setoran tunai angsuran kredit kepemilikan rumah

cabang sendiri dan cabang lain

b) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai

c) Melayani setoran dan pembayaran deposito

d) Mengelola proses kas cabang

e) Melayani kebutuhan nasabah lainnya

f) Menerima transaksi penyimpitan uang tunai

g) Melakukan penjualan dana keluar

h) Memelihara rekening saldo

2) Layanan Nasabah (Customer Service)

a) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang

b) Memberikan pelayanan tabungan kantor pos

c) Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas

d) Melayani proses penutupan dan perpanjangan rekening rupiah

dan valas

Page 74: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

e) Pelayanan nasabah lainnya

f) Administrasi transaksi loket cabang

g) Melaksanakan penjualan keluar

h. Loan Service (layanan Kredit)

1) Melakukan fungsi layanan (kredit, pelunasan data penyelesaian,

klaim debitur.

2) Melakukan fungsi layanan permohonan pembayaran ekstra dan

advanced payment.

3) Melakukan fungsi layanan penerimaan permohonan klaim asuransi

kredit.

4) Melakukan penyerahan dokumen pokok bagi debitor yang

melunasi kredit dengan benar.

5) Melakukan aktivitas surat-menyurat dan menatausahakan berkas

yang menjadi ruang lingkup pekerjaannya.

6) Melakukan pencetakan rekening koran (RK) kredit yang untuk

keperluan internal.

7) Analisis terhadap permohonan kredit KPR / Non KPR

8) Memberikan pelayanan kepada nasabah

9) Memproses pengajuan kredit

10) Menganalisa permohonan kredit

11) Menyelenggarakan realisasi kredit

12) Memproses pelunasan kredit

Page 75: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

i. Kepala Collection and Work Out (CWO)

1) Memastikan pencapaian sasaran dan rencana tindakan di unit kerja

Loan Collection Work Out

2) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan

pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit.

3) Melaksanakan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit

baik kredit retail maupun restrukturisasi kredit umum.

4) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan

pembinaan, penyelamatan serta penyelesaian kredit

5) Melakukan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit baik

kredit retail maupun restruksi kredit umum

6) Melakukan perencanaan, bimbingan serta penilaian kinerja secara

objektif petugas penaguhan dan penyelamatan kredit

7) Membina hubungan dengan pihak luar, seperti pengadilan negeri,

KP2LN, notaris, developer, atau instansi yang lain terkait dengan

pembinaan, penyelamatan dan penyelseaian kredit

8) Memastikan bahwa semua langkah penyelesaian kredit bermasalah

sesuai dengan ketentuan bank serta bebas dari permasalahan

hukum yang merugikan BTN

9) Mengelola anggaran yang terkait dengan pembinaan dan

penyelamatan kredit secara efektif dan efisien

10) Memastikan dan memeriksa akurasi laporan-laporan yang terkait

pembinaan dan penyelamatan kredit

Page 76: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

j. Collection Penagihan Kredit:

1) Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan

2) Melakukan pembinaan kredit retail

3) Memantau kelancaran pembayaran kredit

4) Pemantauan data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur

5) Memberikan alternatif pembinaan kredit agar kredit kembali lancer

6) Melakukan pelayanan, pembinaan dan pemantauan pembayaran

debitur kolektif

7) Melayani debitur yang memerlukan tindakan penyelesaian khusus

terkait dengan pembinaan kredit

8) Melaksanakan tata laksana administrasi dokumen yang terkait

dengan unit kerja Loan CWO

9) Pencetakan laporan-laporan KPR yang berhubungan dengan

kebutuhan pembinaan.

k. LAO Penyelamatan Kredit

1) Memastikan pembayaran kembali kredit yang bermasalah dengan

melakukan tindakan penyelesaian

2) Melakukan proses restukturisasi kredit rite! dan kredit umum

3) Melakukan proses penyelesaian kredit ritel dan kredit umum.

l. Kantor Cabang Pembantu

1) Mengelola hubungan dengan nasabah prima

2) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran

3) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim, dll.

Page 77: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

7. Produk-Produk/Jenis-Jenis Simpanan Bank Tabungan Negara (BTN)

Produk dan jasa yang ada di BTN dibedakan menjadi :

a. Produk Dana

1) Tabungan BATARA

2) Tabungan eBATARAPos

3) Tabungan BATARA PRIMA

4) Tabungan Haji Nawaitu

5) Sertifikat Deposito

6) Deposito Berjangka

7) Giro

b. Produk Jasa

1) ATM Batara

2) Kiriman Uang

3) Inkaso

4) Inkaso Luar Negeri

5) Safe Deposit Box.

6) Money Changer

7) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

8) Bank Garansi

9) SMS BATARA

10) Batara Payroll

11) SPP Perguruan Tinggi

12) RTGS (Reak Time Gross Settlement)

Page 78: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

13) Payment Point

14) Remittance Service

15) Penerimaan Pembayaran Pajak

16) Penerimaan Pembayaran Tagihan

c. Produk Kredit

1) KPR BERSUBSIDI

2) KPR GRIYA UTAMA

3) KPR PLATINUM

4) Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)

5) Kredit Kepemilikan Ruko

6) Kredit Griya Multi

7) Kredit Swa Griya

8) Kredit Swadana

9) Kredit Perumahan Perusahaan

10) Real Chash

11) Kredit Ringan Batara

12) Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

13) Kredit Yasa Griya

14) Kredit Pendukung Perumahan

15) Kredit modal kerja

16) Kredit Modal Kerja Kontraktor

17) Kredit Investasi

Page 79: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. Kegiatan Magang Kerja

1. Lokasi Kegiatan Magang

Dalam rangka menyelesaikan Program D3 Keuangan Perbankan

Fakultas Ekonomi UNS, penulis mengikuti pelaksanaan Kegiatan Magang

Mahasiswa (KMM) yang penulis lakukan selama satu (1) bulan di PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo. Instansi atau institusi

mitra di mana penulis menjalani kegiatan magang terletak di Jalan Slamet

Riyadi Nomor 282 Solo 57141 Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-

726930, serta dengan luas tanah ± 2.300 m2 dan luas bangunan ± 1.500 m2

yang pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang dipimpin oleh

Bapak Hendratno.

Gedung kantor ini mempunyai fasilitas-fasilitas kantor seperti pada

umumnya antara lain yaitu tempat parkir, mushola, sistem alarm

keamanan serta ruang kerja yang terdiri dari:

Lantai 1 : Customer service, teller service dan ruang processing, ruang

accounting dan control unit, bagian marketing, serta ruang selling officer.

Lantai 2 : Ruang pimpinan, ruang rapat (meeting room), ruang

sekretaris, loan service, ruang loan administration, dan ruang general

branch administration.

Lantai 3 : Ruang Loan Recover / Collection Work Out dan ruangan

aula.

Page 80: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2. Aktivitas Magang

Dalam pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa, penulis di

tempatkan pada salah satu unit dari BTN yaitu divisi Loan Service. Loan

Service merupakan bagian dari Unit Retail Service, di mana bagian ini

merupakan divisi layanan kredit yang mengakomodir kebutuhan

pembiayaan nasabah baik kredit untuk pembiayaan perumahan, kredit

konsumtif, kredit modal kerja, maupun layanan kredit lainnya yang lebih

spesifik.

Berdasarkan struktur organisasi di Bank BTN Kantor Cabang Solo,

divisi ini di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian interview dan bagian

analis, yang hubungan diantara keduanya bersifat korelatif dan koordinatif.

Pihak Loan Service terdiri dari tujuh personil, tetapi pihak-pihak yang

sering berinteraksi dengan penulis adalah mereka yang berada di bagian

interview, yakni bapak Bangun, bapak Wahyana, dan ibu Susi. Selain itu

penulis juga cukup berinteraksi juga dengan ibu Afida di bagian analis.

Bagian interview untuk saat ini ditangani oleh Bapak Bangun dan Ibu Susi,

mulai dari penyerahan berkas-berkas formulir kredit, wawancara, BI

Checking sampai dengan SP3K atau realisasi kreditnya. Penanganan

proses kredit yang berhubungan dengan notaris maupun developer atau

pengembang ditangani oleh Ibu Afida dengan dibantu oleh Bapak Bangun.

Sementara bidang pekerjaan Bapak Wahyana sendiri lebih dikhususkan ke

hal-hal pelayanannya, misalnya melayani pertanyaan seputar kredit,

melayani komplain debitur, melayani pengambilan dokumen kredit,

kelebihan angsuran, dan lain-lain.

Page 81: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Permohonan pengajuan kredit yang begitu banyak membutuhkan

adanya kerja sama dan kekompakan diantara masing-masing pihak yang

melayani permohonan kredit, sehingga proses pengajuan kredit tidak

terlalu lama yang berimbas pada cepatnya pelayanan kredit sebagai bentuk

kepuasan terhadap pelayanan kepada nasabah. Seperti yang telah

dijelaskan di atas bahwa divisi ini merupakan divisi layanan kredit yang

menangani langsung calon nasabah yang sekedar berminat, tertarik atau

yang sudah mantap mengambil produk kredit BTN dan berniat meminta

berkas-berkas formulir kredit yang dibutuhkan untuk proses pengajuan

kredit yang diminatinya.

Produk-produk kredit BTN sendiri sangatlah banyak, mulai dari

Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Griya Multi (KGM), Kredit

Pemilikan Rumah Bersubsidi (RSH), Kredit Pemilikan Rumah Toko atau

Ruko, Kredit Swa Griya, kredit modal kerja,dan masih banyak lagi.

Menurut pengalaman penulis selama magang di bagian loan service,

penulis melihat bahwa dari sekian banyak produk-produk kredit yang

banyak diminati oleh calon-calon debitur BTN Cabang Solo adalah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini sesuai dengan visi bank BTN, yakni

Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Di awal proses magang, penulis dibekali pengetahuan mengenai

KPR dan KGM yang lebih dikhususkan pada beberapa jenis produknya,

yakni KPR Griya Utama, KPR subsidi, dan KGM. Mengingat KPR

merupakan produk kredit unggulan BTN, maka di sini penulis akan

membahas secara khusus mengenai KPR. Disamping itu penulis juga akan

Page 82: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mengupas sedikit mengenai Kredit Griya Multi (KGM) BTN yang juga

cukup diminati oleh debitur ataupun calon debitur BTN.

a. KPR Griya Utama adalah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk

pembelian rumah atau apartemen baru atau lama dengan keunggulan :

1) Produk bervariasi, Ready Stock dan Indent

2) Maksimal kredit adalah 80% dari transaksi bank untuk debitur non

kolektif dan 90% untuk debitur kolektif

3) Jangka waktu kredit mamksimal 15th

4) Lokasi rumah marketable

5) Suku bunga bersaing

6) Persyaratan ringan dan proses cepat

b. KPR Bersubsidi adalah fasilitas kredit subsidi untuk masyarakat

berpenghasilan rendah untuk kepemilikan rumah sederhana sehat

(RHS) yang memiliki karakteristik yang sama dengan KPR Griya

Utama namun yang membedakannya adalah :

1) Calon debitur belum pernah memiliki rumah sendiri

2) Penghasilan calon debitur tidak boleh melebihi Rp 2.500.000,-

3) Harga jual rumah maksimal Rp 55.000.000,-

4) Luas tanah minimal 60

5) Rumah tersebut dibangun oleh developer atau pengembang

6) Uang muka yang dibayar oleh calon debitur 7,5% dari harga jual

rumah

7) Suku bunga yang berlaku berdasarkan penghasilan atau harga jual

rumah

Page 83: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 3.3

Suku Bunga

Berdasarkan Penghasilan atau Harga Jual Rumah

NO. PENGHASILAN HARGA JUAL

RUMAH

SUKU

BUNGA

1 Rp 1.500.000,00 – Rp 2.000.000,00 Rp 55.000.000,00 7%

2 Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00 Rp 42.000.000,00 4%

3 < Rp 1.000.000,00 Rp 37.000.000,00 1%

c. Kredit Griya Multi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk

berbagai keperluan seperti renovasi rumah, modal kerja, sekolah atau

kebutuhan konsumtif yang lainnya dengan keunggulan :

1) Maksimal kredit adalah 75% dari transaksi bank untuk debitur

kolektif dan 70% dari debitur non kolektif

2) Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun

3) Persyaratan ringan proses cepat

4) Suku bunga bersaing

Ketiga produk di atas merupakan produk-produk kredit yang

dikonsentrasikan oleh pihak Loan Service kepada penulis untuk dapat

menguasainya sehingga apabila ada nasabah yang ingin mengetahui

informasi tentang ketiga produk tersebut, penulis dapat membantu. Secara

umum tugas seorang Loan Service adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan kepada nasabah

b. Memproses pengajuan kredit

c. Menganalisa permohonan kredit

Page 84: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

d. Menyelenggarakan realisasi kredit

e. Memproses pelunasan kredit.

Dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak Loan Service

penulis dipercaya melakukan atau membantu beberapa tugas mereka,

tentunya dengan dibekali pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan

dan pembelajaran yang penulis dapat dari staff Loan Service setiap

harinya, yang kemudian kegiatan-kegiatan ini mengisi aktivitas magang

sehari-hari penulis, dintaranya :

a. Informasi Kredit

1) Menerima kedatangan calon debitur yang ingin memperoleh

informasi kredit

2) Menanyakan kepada calon debitur mengenai jenis kredit yang

diminati

3) Memberikan penjelasan tentang :

a) Syarat-syarat danketentuan-ketentuan kredit

b) Pembukaan rekening Tabungan Batara

c) Kewajiban biaya administrasi untuk paket non A/B

4) Menyerahkan formulir kepada calon pemohon kredit :

a) Calon debitur yang merupakan Karyawan Tetap,formulir yang

diberikan adalah :

- Formulir Aplikasi Permohonan

- Formulir Keterangan Instansi

Page 85: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

- Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) apabila calon

Debitur berencana mengangsur kreditnya dengan cara

langsung dipotong dari gaji dan instansi tempat calon

Debitur bekerja sudah bekerja sama dengan BTN untuk

Kolektif

- Surat Kerangan Berpenghasilan Tetap.

- Formulir Check List data yang diperlukan

5) Berikan penjelasan mengenai cara pengisian formulir-formulir

b. Penerimaan Berkas Permohonan KPR/KGM

1) Menerima kedatangan calon Debitur yang telah membawa map

permohonan berikut kelengkapan data.

2) Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan

kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.

3) Menyerahkan aplikasi yang tidak lengkap kepada calon Debitur

untuk dilengkapi kembali.

4) Mengkonfirmasikan rencana tanggal dan lokasi wawancara dengan

calon Debitur.

5) Meletakkan map permohonan wawancara pada Box Wawancara.

c. Persiapan Wawancara

1) Memintakan CIF (Customer Information File) ke bagian Customer

Service apabila petugas Loan Service belum menemukan CIF pada

programnya sendiri atau belum terpantau.

Page 86: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2) Mengentry data pemohon yang telah meyerahkan berkas

permohonan wawancara, untuk keperluan BI Checking pada

Buku Besar dengan melihat KTP pemohon.

3) Mencetak SID (Sistem Informasi Debitur) lewat Bagian Komputer

melalui website Bank Indonesia, yang akan digunakan sebagai

pendukung pada saat wawancara dan konfirmasi gaji calon debitur

setelah wawancara.

4) Memasukan catatan-catatan di atas ke dalam berkas permohonan

calon Debitur.

5) Menginformasikan kepada calon debitur perihal waktu dan lokasi

wawancara.

6) Menyiapkan perlengkapan standar wawancara, seperti berkas-

berkas permohonan, surat permohonan wawancara, dan form

wawancara.

d. Pelaksanaan Wawancara

1) Memanggil calon Debitur untuk proses wawancara dengan

memperhatikan nomor urut pada daftar hadir

2) Memberikan penjelasan kepada calon Debitur mengenai proses

lanjutan setelah wawancara, apabila :

a) DISETUJUI, akan diterbitkan SP3K

b) DITOLAK, akan diterbitkan surat penolakan

c) OBSERVASI USAHA, tanggal dan waktu observasi usaha

akan dikonfirmasikan kemudian.

Page 87: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3) Menyortir berkas permohonan setelah wawancara tersebut,

menurut hasil rekomendasi :

a) Belum (batal) wawancara

b) Disetujui

c) Di-Observasi Usaha

d) Ditolak

e. Pasca Wawancara

1) Mengkonfirmasi gaji calon debitur yang telah diwawancarai oleh

petugas interview dari Loan Service.

2) Membuat Memo Permohonan On The Spot (OTS) atau Tasaksi

Agunan, dan memintakan tandatangan ke Loan Service Head,

kemudian menyerahkan memo-memo tersebut kepada Loan

Administration.

f. Permohonan yang Ditolak KPK

1) Apabila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka penulis

memisahkan berkas yang tidak untuk dikembalikan kepada

pemohon, dan yang dapat diserahkan kembali kepada pemohon.

Berkas yang tidak dapat diserahkan pada pemohon diantaranya,

persetujuan penolakan kredit, formulir hasil wawancara, dan SID.

2) Menyerahkan surat penolakan kepada petugas GBA untuk dikirim

kepada pemohon yang ditolak kreditnya.

3) Membuat register tolakan pada buku yang telah dipersiapkan,

meliputi Nama Pemohon, Jenis Kredit, dan Nama Developernya.

Page 88: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4) Mengarsip berkas-berkas permohonan kredit yang ditolak ke dalam

Box tolakan.

5) Menyerahkan surat-surat dan berkas permohonan tersebut kepada

petugas Developer atau Pemohon, apabila diminta dan meminta

tandatangan sebagai bukti penyerahan dokumen kredit yang

ditolak.

g. Permohonan yang Disetujui

1) Meinginformasikan kepada petugas Developer perihal waktu dan

lokasi Akad Kredit serta calon Debitur yang akan Akad Kredit

2) Setelah akad, penulis menulis jumlah debitur yang melakukan

akad di SPD-5 dan telah ditandatangani oleh debitur serta

membubuhi tanggal akad,.

3) Melakukan cross check jumlah tanda tangan di SPD-5 dengan

jumlah akta pada petugas Notaris.

4) Meminta paraf petugas akad pada SPD-5 , meminta tandatangan

PK dan SPD-5 ke Retail Service Head yang kemudian berkas

tersebut diserahkan kepada bagian LPA.

5) Memberi stempel dan meterai pada SP3K (Surat Pemberitahuan

Persetujuan Permohonan Kredit).

Page 89: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

C. Pembahasan Masalah

Kredit merupakan asset yang sangat penting bagi setiap bank, karena

penyaluran kredit memberikan kontribusi pendapatan yang sangat besar. Akan

tetapi, hal ini tidak akan berjalan apabila tidak dimbangi dengan kualitas

kredit yang baik (Performing Loan). Untuk memperoleh kualitas kredit yang

produktif sehingga dapat memberikan pendapatan yang besar bagi Bank, maka

proses pemberian kredit yang dimulai dari analisa kredit sampai dengan

pelunasan kredit harus dilakukan dengan sebaik mungkin.

Bank BTN seperti bank-bank yang lain juga berpotensi menemui

permasalahan dalam penyaluran kreditnya, khususnya KPR yang merupakan

produk kredit unggulan atau pembiayaan retail dan massal yang

membutuhkan pemantauan yang berkesinambungan, salah satunya

pemantauan atas ketepatan pembayaran debitur. Ketepatan pembayaran ini

akan mempengaruhi kualitas kredit yang berdampak pada Tingkat Kesehatan

Bank, seperti kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Oleh

karena itu, Bank BTN dalam proses kreditnya berupaya menciptakan sistem

atau cara pembayaran kredit yang aman dan dapat mendorong debitur atau

nasabah untuk melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

Selama proses magang penulis mengamati bahwa cara pembayaran yang

paling banyak digunakan adalah kolektif, karena sistem pembayaran ini

merupakan cara yang aman dalam pembayaran angsuran. Hal yang sama

diungkapkan oleh Kepala Teller.

Page 90: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

“Dari semua cara pembayaran memang angsuran kolektif inilah yang paling aman dan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding cara pembayaran yang lain……” (Tjuk Sugiarto, Head Teller Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010) Dari hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai sistem pembayaran kolektif ini, sesuai dengan perumusan masalah

yang telah penulis buat sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam

penerapan prosedur kredit melalui angsuran kolektif di PT. BTN (Persero)

Cabang Solo?

2. Apakah terdapat hambatan / kendala dalam pelaksanaan sistem

pembayaran KPR angsuran secara kolektif pada PT. BTN (Persero)

Cabang Solo?

3. Apakah terdapat kelebihan dan kekurangan sistem pembayaran KPR

melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo?

Perumusan masalah di atas akan penulis uraikan dalam pembahasan di

bawah ini.

1. Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dalam Penerapan

Prosedur Kredit Melalui Angsuran Kolektif Di PT. BTN (Persero)

Cabang Solo

Sistem pembayaran KPR merupakan bagian dari serangkaian tahapan-

tahapan yang dilalui dalam prosedur kredit yang dilakukan oleh Bank BTN

Cabang Solo. Prosedur kredit diawali dengan penerimaan berkas permohonan

KPR yang sebelumnya didahului dengan informasi kredit yang diberikan oleh

Loan Service Analist kepada calon debitur. Jika calon debitur tertarik terhadap

Page 91: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

KPR yang ditawarkan oleh Loan Service Analist, maka calon debitur yang

berminat tersebut akan mengajukan berkas permohonan kredit. Berawal dari

sinilah proses kredit akan berjalan dengan dinilainya agunan (taksasi agunan)

atas rumah yang ingin dimiliki oleh calon debitur, kemudian proses-proses

yang lainnya akan menyusul seperti persiapan wawancara, pelaksanaan

wawancara, pasca wawancara, proses pengambilan keputusan sampai akhirnya

proses disetujui atau ditolak permohonan KPR calon debitur. Jika ditolak

maka proses kredit akan berhenti dan segera ditindaklanjuti dengan

dikeluarkannya Surat Penolakan kredit yang dikirim ke alamat calon debitur

dan jika disetujui maka proses kredit akan dilanjutkan dengan penerbitan

SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). SP3K merupakan

bentuk persetujuan prinsip dari Bank BTN untuk memberikan kredit yang di

dalamnya memuat ketentuan dan syarat persetujuan pemberian kredit, seperti

jumlah maksimum kredit, suku bunga, pembayaran yang harus dilunasi

bersamaan dengan pengembalian SP3K (uang muka, biaya pemrosesan kredit,

dll.), jangka waktu kredit, dan jumlah angsuran per bulan. Penerbitan SP3K

akan digunakan sebagai dasar dalam proses realisasi atau akad kredit yang

ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kredit (PK) yang dilakukan

setelah dipenuhi seluruh persyaratan dalam SP3K. Pelaksanaan realisasi kredit

mencerminkan bahwa calon debitur telah berubah status menjadi debitur Bank

BTN yang kemudian sesuai dengan Perjanjian Kredit (PK) wajib melakukan

pembayaran kembali kredit secara angsuran yang dilakukan per bulan melalui

sistem pembayaran kolektif. Penjelasan lebih lanjut mengenai posisi sistem

Page 92: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pembayaran kolektif dalam penerapan prosedur kredit dapat dilihat dalam

bentuk bagan 3.2 berikut ini.

Bagan 3.2

Prosedur Pemberian dan Keputusan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Ditolak Disetujui

Surat penolakan Debitur

Arsip Bank SP3K

Rakomdit

Verifikasi

Cetak DUP

KRSBM

Keputusan kredit

SP3K-1

SP3K-3 SP3K-2

Start

Penilaian agunan

Wawancara oleh analis kredit

Cetak SID

Berkas permohonan KPR kolektif

Verifikasi FPK, SKPG, & DPKL

BI Checking

Konfirmasi

Page 93: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Bagan 3.3

Prosedur Realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Keterangan Bagan :

FPK : Formulir Permohonan Kredit

SKPG : Surat Kuasa Pemotongan Gaji

DPKL : Dokumen Pelengkap Kredit Lainnya

SID : Sistem Informasi Debitur

DUP : Daftar Usulan Pemohon

BM : Branch Manager

KRS : Kasie Retail Service

SP3K : Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit

SPD5 : Surat Perjanjian Debitur

DDK : Daftar Debitur Kolektif

Notaris Provisi Angsuran bulan I

SPD-5 SPD-4

SPD-1

SPD-3 SPD-2

Teller

Arsip Bank

Debitur

Appraisal Biaya lainnya

Formulir setoran

Biaya proses kredit

KPR disetujui

Cetak DDR & memo persetujuan RAK

Realisasi

SP3K-1

SP3K-3 SP3K-2

SP3K

SPD5

Page 94: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Bagan 3.4

Prosedur Pasca Realisasi

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Debitur Kolektif

Menurut M. A. Makkasau sistem dapat dikatakan baik apabila memenuhi

unsur-unsur sebagai berikut:

a. Unsur tujuan (the goal)

b. Unsur totalitas (the wholeness)

c. Unsur masukan (input)

Loan Admin

SPD-2

Pembayaran angsuran

Sistem Pembayaran Kolektif

Plag kode kolektif

Penerimaan SKPG, DDK realisasi baru (SPD5)

SPD5

Loan Service

Unit Kolektif

Notaris

SPD-5

Accounting

SPD-4 SPD-1 SPD-3

Page 95: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

d. Unsur proses (transformation)

e. Unsur lingkungan (invironment)

f. Unsur keluaran (output)

g. Unsur balikan (feedback)

Sistem pembayaran kolektif sebagaimana sistem-sistem yang lain dibuat

sedemikian rupa untuk mencapai sasaran (objectives) atau tujuan. Apabila

suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Penyusunan

masukan dan keluaran sistem tentunya diperlukan identifikasi apakah ada

indikator pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan sehingga dapat

mengurangi atau menekan gangguan atau hambatan dalam proses sistem.

Kemudian jika proses dari pada sistem sudah berjalan, maka akan terlihat

keluarannya. Keluaran sistem inilah yang akan menentukan balikan (feedback)

yang akan dilakukan oleh pengguna sistem. Mengingat balikan membawa efek

dari output sistem maka juga bisa dikatakan balikan juga berdampak pada

unsur –unsur sistem yang lain karena output pasti juga dipengaruhi oleh

unsur-unsur sistem yang lain. (M. A, Makkasau, 1983 : 38-43).

Bank BTN dalam menjalankan sistem pembayaran kolektif tentunya

didukung oleh unsur-unsur yang ada di dalam sistem tersebut. Unsur-unsur

tersebut diantaranya :

Page 96: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

a. Masukan (Input) Sistem Pembayaran Kolektif

1) Unit-unit terkait

a) Branch Manager

Memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menandatangani

berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam proses pembayaran

kolektif, seperti persetujuan pembentukan kode kolektor baru,

pembukaan rekening giro penampung, Daftar Debitur Kolektif

(DDK) realisasi baru (SPD5), Surat perjanjian kerja sama tentang

pembayaran angsuran KPR BTN dan atau fasilitas kredit lainnya

secara kolektif, dll.

b) Ritel Service Section Head

Ritel Service Section Head mrupakan unit yang membawahi Loan

Service dan Teller Service. Ritel Service Section Head berperan

dalam memberikan suara atau menentukan dalam persetujuan

pembentukan kode kolektor baru dan pembukaan rekening giro

penampung.

c) Loan Service

Unit ini merupakan bagian pelayanan kredit yang pertama kali

menyarankan debitur untuk melakukan pembayaran secara kolektif

dan unit ini berperan juga dalam melakukan plag debitur kolektif

dalam Daftar Debitur Kolektif realisasi baru (SPD5) yang

diberikan kepada petugas kolektif.

Page 97: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

d) Teller Service

Unit yang bertugas untuk menerima pembayaran debitur melalui

kolektor atau petugas kolektif dalam membayar angsuran KPR

secara kolektif. Teller Service juga bertugas dalam melakukan

pengecekan antara kas masuk dan keluar yang salah satunya

berdasarkan pada bukti setor pembayaran KPR kolektif.

e) Bookkeeping and Control Unit

Merupakan unit kerja di bawah Accounting Control yang bertugas

untuk melakukan pembukuan ke dalam general ledger atas

transaksi pembayaran angsuran KPR berdasarkan bukti setoran

yang diberikan oleh bagian Teller Service.

2) Dokumen yang digunakan

a) Daftar Debutir Kolektif realisasi baru (SPD5)

Dokumen ini merupakan dokumen yang diberikan oleh unit Loan

Service kepada petugas kolektif yang sebelumnya telah

ditandatangani oleh Branch Manager sebagai dasar dibuatnya surat

pemberitahuan angsuran ke-2 kepada debitur.

b) Memorandum of Understanding (MOU)

Memorandum of Understanding (MOU) adalah surat perjanjian

kerja sama tentang pembayaran angsuran KPR BTN dan atau

fasilitas kredit lainnya secara kolektif. Surat ini dibuat oleh petugas

angsuran kolektif yang di dalamnya berisi tentang ketentuan-

ketentuan mengenai pembayaran secara kolektif yang

Page 98: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

ditandatangani oleh Branch Manager kemudian diserahkan kepada

instansi kolektor sebagai bentuk kerja sama di antara kedua

lembaga, yakni BTN dan Instansi kolektor.

c) Daftar pembayaran angsuran debitur kolektif

Dokumen ini merupakan bukti bayar atau rekapan dari bukti setor

ke teller oleh petugas kolektif yang nantinya akan diserahkan oleh

petugas kolektif kepada debitur melalui kolektor.

d) Slip setoran

Slip ini merupakan form setoran yang akan digunakan oleh teller

dalam mengakomodir pembayaran angsuran kredit oleh kolektor

maupun petugas kolektif.

e) Bukti setoran

Bukti setoran adalah dokumen yang diberikan kepada kolektor atau

petugas kolektif dan pihak bank, di mana pihak bank akan

menggunakannya sebagai bukti pembukuan atau transaksi

pembayaran yang berlangsung.

f) Surat perihal angsuran potong gaji

Surat yang diberikan oleh petugas kolektif kepada bendahara

instansi debitur untuk melakukan pemotongan gaji atas debitur

dimaksud.

g) Surat perihal penyesuaian suku bunga kredit

Surat yang dibuat oleh petugas kolektif untuk memberitahukan

kepada debitur bahwa ada penyesuaian suku bunga kredit dan hal

ini yang berlaku untuk pembayaran angsuran bulan berikutnya.

Page 99: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

h) Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG)

Surat kuasa yang diberikan oleh debitur kepada unit Loan Service

pada saat akan mengajukan permohonan kredit yang memuat kuasa

pegawai kepada bendaharawan gaji yang diketahui pimpinan

instansi untuk memotong gaji sebagai angsuran kredit.

i) Daftar tagihan angsuran debitur kolektif

Merupakan dokumen yang akan digunakan oleh petugas kolektif

untuk menagih pembayaran debitur kepada bendaharawan gaji

instansi debitur.

3) Sistem Akuntansi yang Digunakan

Sistem akuntansi yang digunakan Bank BTN adalah sistem SIBS (

Sylvester Integrated Banking Sistem), yakni merupakan sistem yang

bekerja secara online dari BTN pusat, sehingga petugas Bookkeeping

and Control Unit dari masing-masing cabang termasuk cabang Solo

hanya tinggal memasukkan data saja dan otomatis general ledger yang

akan dicetak tiap harinya akan keluar secara otomatis.

b. Proses Sistem Pembayaran Kolektif

Ada beberapa tahapan dalam Sistem Pembayaran Kolektif yang

dijalankan di Bank BTN Cabang Solo, sebagai berikut:

1) Pra-Sistem Pembayaran Kolektif

Pada saat ada berkas permohonan kredit baru masuk ke Loan

Service (LS) dari beberapa calon debitur yang bekerja dalam

perusahaan yang sama, maka pihak LS wajib menyarankan untuk

Page 100: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

kolektif. Setelah unit LS menerima berkas permohonan kredit yang

dikolektifkan maka unit LS akan memberikan data dan alamat

perusahaan calon debitur ke unit kolektif. Kemudian. unit kolektif

akan melakukan negosiasi langsung ke perusahaan calon debitur

bekerja untuk menanyakan kesediaan pihak perusahaan melakukan

pemotongan gaji atas karyawannya sesuai dengan Surat Kuasa

Pemotongan Gaji (SKPG) yang sudah ditandatangani. Apabila pihak

perusahaan bersedia untuk memotong gaji karyawannya, maka akan

ditindaklanjuti dengan penandatanganan Memorandum of

Understanding (MOU) yang sudah disiapkan sebelumnya oleh unit

kolektif. Penandatanganan MOU ini sekaligus menandai adanya kerja

sama yang akan berlangsung seterusnya antara Bank BTN dengan

pihak perusahaan yang karyawannya merupakan calon debitur BTN.

Adapun ketentuan-ketentuan bagi instansi yang akan bekerjasama

untuk kolektif dengan Bank BTN, diantaranya: debitur, bendahara gaji

dan pimpinan instansi tersebut menyetujui angsuran potong gaji,

jumlah debitur di instansi tersebut minimal 10 orang, debitur bisa

lebih dari 1 orang saja asal di instansi tersebut mempunyai banyak

karyawan dan dimungkinkan masih banyak yang akan mengambil

KPR BTN berdasarkan analisa petugas dan dibantu seksi terkait.

Berdasarkan hasil kunjungan ke instansi tersebut, unit kolektif

merekomendasikan kepada unit LS bahwa instansi tersebut dapat

dikolektifkan dan hasil rekomendasi ini yang akan dibuat oleh Unit LS

Page 101: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

untuk diajukan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK). Berdasarkan hal

tersebut, maka untuk berkas permohonan-permohonan kredit baru

berikutnya di mana perusahaan tempat calon debitur bekerja telah

bekerja sama dengan Bank BTN tidak perlu dilakukan negoisasi

langsung ke perusahaan calon debitur baru oleh unit kolektif, karena

berdasarkan MOU tersebut dinyatakan bahwa karyawan-karyawan dari

perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan Bank BTN apabila

akan mengambil kredit di Bank ini, akan langsung diikutsertakan

secara kolektif. Sehingga dalam proses kreditnya cukup dengan

mengkonfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ke bendahara gaji

instansi untuk menanyakan apakah gaji calon debitur tersebut masih

dapat dikolektifkan atau tidak.

Dengan adanya konfirmasi gaji calon debitur oleh unit LS ini,

maka pada saat persetujuan kredit sudah dapat di pastikan bahwa calon

debitur itu kolektif atau tidak. Setelah disetujui dan debitur realisasi

maka akan langsung Plag kode kolektif pada debitur yang kolektif.

Plag kode kolektif ini sebagai tanda pembayaran angsuran KPR oleh

debitur yang disetujui kreditnya akan dilakukan dengan sistem

pembayaran kolektif.

2) Proses Sistem Pembayaran Kolektif

Sistem pembayaran kolektif sebagaimana penjelasan di atas

ditandai dengan plag kode kolektif pada debitur yang kolektif. Proses

ini dilakukan setelah kredit disetujui dan debitur realisasi sampai

Page 102: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

diterbitkannya SPD5 (Surat Perjanjian Debitur) rangkap lima (5) yang

salah satunya diberikan kepada unit kolektif oleh unit Loan Service

dengan dilampiri SKPG (Surat Kuasa Pemotongan Gaji) yang telah

ditandatangani oleh Branch Manager agar disampaikan kepada unit

kolektif untuk dibuatkan Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua ke

masing-masing kolektor. SKPG adalah surat kuasa yang diberikan oleh

debitur kepada Bank BTN pada saat mengajukan permohonan kredit

yang memuat kuasa pegawai atau karyawan atau anggota kepada

bendaharawan atau bendahara gaji atau juru bayar gaji yang diketahui

oleh pimpinan instansi atau perusahaan untuk memotong gaji sebagai

angsuran kredit. Kolektor dalam hal ini adalah orang atau badan usaha

atau bendahara gaji yang ditunjuk oleh debitur untuk mengumpulkan

pembayaran angsuran regular debitur setiap bulannya, yang

selanjutnya pembayaran angsuran tersebut disetorkan sendiri oleh

kolektor ke Bank BTN atau setoran angsuran debitur diambil oleh

pihak Bank BTN. Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk

bagan 3.5 berikut ini.

Page 103: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Bagan 3.5

Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo

Petugas Loan Service

Proses pembayaran dengan cara kolektif selanjutnya menjadi tugas

dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh petugas angsuran

kolektif atau unit kolektif sesuai dengan Standart Operating

Procedures (SOP) yang berlaku di Bank BTN. Petugas angsuran

kolektif yang telah membuat Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua

atas instruksi berdasarkan SPD5 dan SKPG yang ada, akan

mengirimkan surat tersebut kepada kolektor dan kepada debitur

Mulai

plag kode kolektif pada

debitur kolektif

Memberikan DDK realisasi baru (SPD5)

& SKPG kepada petugas kolektif

SKPG

DDK realisasi baru (SPD5)

1

Page 104: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dengan dilengkapi Surat Tata Cara Pembayaran Angsuran Kolektif.

Surat ini hanya akan dibuat apabila kolektor yang dimaksud

merupakan kolektor baru BTN yang belum terlibat dalam hubungan

kerja dengan BTN. Selain membuat surat tata cara pembayaran,

petugas angsuran kolektif juga harus membuka nomor rekening giro

penampungan dan membentuk kode kolektor bagi kolektor baru yang

diajukan lewat Collection and Work Out (CWO) kepada Branch

Manager, up Operation Section Head, dan Ritel Service Section Head

yang didalamnya memuat nama instansi, alamat instansi, bendahara

gaji, jumlah debitur yang kolektif lewat instansi tersebut dengan

dilampiri KTP debitur, formulir pembukaan rekening nasabah

lembaga, dan daftar tagihan angsuran debitur kolektif. Berikut ini

penulis cantumkan contoh daftar tagihan angsuran debitur kolektif

dalam bentuk rekayasa.

Page 105: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 3.4

Daftar Tagihan Angsuran Debitur Kolektif

PT. Bank X Bulan April 2010

No No. Debitur Nama Debitur Angsuran

(Rp)

Keterangan

1. 0004.531.A25.5 Tri Hasih 350.000 Staf PT. Bank X

2. 0004.434.A67.9 Yasmine 370.000 Staf PT. Bank X

A Jumlah 720.000

B Fee 1% X A 7.200

C PPH 5 % X B 360

D Yang Disetor Ke BTN 712.440

A-B-C

Setelah terbentuk kode kolektor dan rekening giro penampung,

maka proses pembayaran angsuran kolektif siap untuk dilakukan.

Proses pembayaran angsuran ini dapat dilakukan dengan dua cara,

yakni pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung dan

pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank BTN.

Uraian di atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.6 berikut ini.

Page 106: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Bagan 3.6

Sistem Pembayaran Kolektif di Bank BTN Cabang Solo

Petugas Angsuran Kolektif

Bersama dengan pembentukan kode kolektor

Bersama dengan surat tata cara pembayaran angsuran kolektif

Membuat surat pemberitahuan angsuran ke-2

SKPG

DDK realisasi baru (SPD5)

Membuka rekening giro penampungan

1 2

Daftar tagihan angsuran debitur

1

Kolektor menyetor langsung angsuran

ke bank

Kolektor menyetor melalui unit kolektif bank

Page 107: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3) Sistem Pembayaran Angsuran Kolektif

a) Pembayaran angsuran kolektif oleh kolektor langsung

Cara pembayaran angsuran kolektif yang pertama adalah

bendahara atau kolektor dari instansi debitur langsung memotong

gaji per bulan dari debitur kolektif. Kemudian kolektor membayar

secara tunai pada nomor giro penampungan debitur ke loket Bank

BTN dengan mengisi form slip angsuran senilai jumlah angsuran

semua debitur kolektifnya. Teller kemudian akan melakukan input

data pembayaran angsuran dan mencetak bukti setoran rangkap dua

yang masing-masing akan diserahkan kepada kolektor dan

accounting. Bukti setoran sebelum diberikan kepada Bookkeeping

and Control terlebih dahulu akan diarsip sementara sesuai dengan

tanggal transaksi pembayaran oleh teller. Kemudian pada akhir jam

kerja teller akan menghitung saldo awal dan akhir atas sejumlah

transaksi yang terjadi pada waktu itu. Dengan mencocokkan saldo

awal dan saldo akhir maka akan dapat diketahui penerimaan dan

pengeluaran kas posisi terakhir. Cetakan atas kas inilah yang akan

digunakan oleh Head teller sebagai dasar pengecekan terhadap

jumlah uang yang diterima. Setelah Head Teller menyatakan

bahwa pengecekan tersebut cocok, maka akan segera diotorisasi

oleh Kasie Retail Service untuk kemudian di simpan di brankas

atas sejumlah uang tersebut. Sementara untuk cetakan penerimaan

kas dan pengeluaran kas akan disimpan sebagai arsip sesuai

Page 108: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

tanggalnya. Bersamaan dengan hal itu, Bookkeeping and Control

yang juga sudah menerima bukti setoran dari teller segera

menindaklanjuti dengan mengentry data yang tertulis dalam bukti

setoran ke dalam general ledger sebagai arsip pembukuan Bank.

Dengan cara pertama ini, maka debitur berkewajiban mengirimkan

dan atau menyetorkan angsuran debitur kolektif kepada Bank BTN

paling lambat tanggal 10 bulan bersangkutan dan pada saat hari

kerja dan apabila penyetoran melampaui bulan pemotongan, maka

debitur bersedia menanggung beban denda sesuai ketentuan Bank

BTN. Dalam hal ini karena kolektor menyetorkan sendiri angsuran

debitur kolektif kepada Bank BTN maka pada saat itu juga

kolektor menerima bukti setor setiap debitur kolektif. Uraian di

atas dapat diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.7 berikut ini.

.

Page 109: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Bagan 3.7

Pembayaran Angsuran Kolektif Oleh Kolektor Langsung

Kolektor

Kolektor

Bookkeeping and Control

Teller menghitung saldo awal & akhir pada akhir jam kerja

Mencetak penerimaan &

pengeluaran kas posisi terakhir

Penerimaan kas

Pengeluaran kas

Otorisasi oleh Kasie Retail Service

Head Teller mencocokkan penerimaan &

pengeluaran kas dengan uang yang diterima

Uang disimpan di brankas setelah otorisasi

Penerimaan kas

Pengeluaran kas

T

T

1

2

Entry General Ledger

General Ledger

Finish T

Slip angsuran 1

1

Kolektor membayar angsuran

Input data

2 Slip angsuran 1

1

2 Bukti setoran 1

2

Page 110: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

b) Pembayaran angsuran kolektif melalui petugas kolektif di Bank

BTN

Cara pembayaran angsuran kolektif yang kedua adalah

pengambilan pembayaran angsuran kolektif oleh pihak Bank BTN,

dalam hal ini adalah pengambilan oleh petugas angsuran kolektif

yang mana petugas harus menyerahkan rekap daftar tagihan

angsuran debitur kolektif, kemudian debitur melalui kolektor

menyerahkan atau menyetorkan sejumlah uang berdasarkan

tagihan angsuran debitur kolektif. Dari sejumlah uang yang

disetorkan itu, kolektor berhak menerima fee sebesar 1% (satu

persen) dari jumlah uang yang disetorkan kepada petugas angsuran

kolektif setelah sebelumnya dipotong PPh Ps.21 sebesar 5% (lima

persen) dari fee yang dibayarkan. Sejumlah uang yang sudah

dikumpulkan oleh petugas kolektif dari kolektor kemudian segera

dibayarkan ke teller. Proses pembayaran ke teller sama seperti

proses pembayaran dengan cara yang pertama, tetapi yang

membedakan adalah pada bukti setor. Bukti setor pada pembayaran

angsuran ini diberikan oleh teller kepada petugas kolektif

sedangkan pada cara yang pertama diberikan kepada kolektor

karena kolektor yang membayar langsung ke teller. Bukti setor

yang diterima oleh petugas kolektif ini kemudian akan diserahkan

kepada debitur melalui kolektor pada saat pengambilan angsuran

Page 111: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

debitur kolektif pada bulan berikutnya. Uraian di atas dapat

diilustrasikan dalam bentuk bagan 3.8 berikut ini.

Bagan 3.8

Pembayaran Angsuran Kolektif Melalui Petugas Kolektif Bank

Kolektor

Dengan menunjukkan daftar tagihan angsuran debitur

Penyetoran ke teller sesuai dengan pembayaran melalui kolektor langsung. Proses ini sampai pada input data oleh teller

Proses 1 & 2 yang digambarkan dalam bentuk symbol sama seperti proses pada teller service dan bookkeeping & control

2 1

Finish

Petugas kolektif menarik angsuran

ke kolektor

2

Daftar tagihan angsuran debitur

Petugas kolektif menyetor uang

ke teller

Bukti setor debitur melalui kolektor senilai

jumlah uang

2 Bukti setoran 1

Page 112: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

c. Keluaran (Output) Sistem Pembayaran Kolektif

Keluaran atau output yang diharapkan dari dijalankannya Sistem

Pembayaran Kolektif ini menurut narasumber penulis adalah sebagai

berikut.

“Hasil yang diharapkan dari Sistem pembayaran angsuran kolektif yang dijalankan ini bertujuan untuk memberikan keamanan pembayaran angsuran, mempermudah debitur dalam membayar angsurannya, jadi debitur tidak perlu susah-susah untuk mengantri di loket, terus dengan sistem ini sekaligus mampu memperluas hubungan secara langsung dengan instansi debitur…….” (Sehono, Petugas Kolektif Bank BTN Cabang Solo, 21 Juli 2010)

Pendapat dari narasumber ini juga didukung dengan adanya data

yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni

Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah

debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan

jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau

cara pembayaran). Selain itu, data menunjukkan per bulannya sistem

pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1% dari NPL secara

keseluruhan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.

Page 113: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 3.5

Data Perkembangan jumlah debitur KPR, debitur kolektif, dan sumbangan NPL debitur kolektif terhadap NPL debitur KPR Bank

BTN Solo Bulan Februari Sampai Juni Tahun 2010

N

o

Bulan Debitur KPR Debitur Kolektif

Jumlah

Debitu

r

Jumlah

Angsuran

Jumlah

Tunggakan

Jumlah

Debitu

r

Jumlah

Angsuran

Jumlah

Tunggaka

n

1 Februar

i

12.973 2.396.816.74

7

75.755.017 5.254 2.192.103.95

8

6.249.330

2 Maret 13.031 3.293.699.31

8

82.565.779 5.268 2.238.820.72

6

0

3 April 13.109 2.521.311.42

2

98.934.111 5.223 2.258.095.91

1

0

4 Mei 13.152 2.580.402.99

0

102.783.50

6

5.229 2.285.857.09

8

1.707.100

5 Juni 13.214 2.617.192.80

6

99.901.199 5.252 2.327.387.08

3

869.500

Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010

Lanjutan Tabel 3.5

No Bulan % Debitur Kolektif Terhadap Debitur KPR

% Jumlah

Debitur

% NPL

Kolektiff

% NPL

KPR

% NPL Kolektif Terhadap

NPL KPR

1 Februari 40,50 0,29 3,16 0,09

2 Maret 40,43 0 2,51 0

3 April 39,84 0 3,92 0

Page 114: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

4 Mei 39,76 0,07 3,98 0,02

5 Juni 39,75 0,04 3,82 0,01

Sumber data : DDM KPR & DDM Kolektif, PT. BTN (Persero) Cabang Solo, 2010

2. Hambatan / Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Pembayaran KPR

Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo

Dalam pelaksanaan suatu sistem tentunya akan dijumpai hambatan-

hambatan yang muncul dalam prosesnya, sama halnya dengan sistem

pembayaran kolektif pada Bank BTN. Hambatan-hambatan yang muncul

dalam sistem kolektif ini sebagaimana dipaparkan oleh bapak Sehono (petugas

angsuran kolektif : 15 Juli 2010) adalah sebagai berikut:

1. Mutasi debitur ke daerah

Hal ini terjadi pada perusahaan yang sering melakukan mutasi atas

karyawannya ke berbagai daerah cabang perusahaan sehingga karena

terlalu sibuk untuk mengurus kepindahannya, mengakibatkan debitur lupa

untuk menginformasikan kepada Bank BTN untuk dikolektifkan di daerah

tempat barunya bekerja. Kejadian seperti ini mengakibatkan pembayaran

angsuran KPR tertunda.

2. Pergantian pimpinan perusahaan debitur

Beberapa perusahaan setiap adanya pergantian pimpinan baru,

kebijaksanaanya seringkali berubah dan tidak mau lagi melanjutkan

kebijaksanaan pimpinan lama, misalnya sehubungan dengan MOU kerja

sama yang telah disepakati antara pimpinan lama perusahaan tersebut

dengan Bank BTN.

3. Debitur di PHK

Page 115: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dalam perjalanan pembayaran kewajiban kreditnya, dijumpai debitur yang

tidak bisa melanjutkan angsuran pada bulan-bulan berikutnya padahal

semula pembayaran angsuran atas debitur tersebut lancar-lancar saja.

Ternyata setelah ditelusuri debitur tersebut di PHK.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam sistem

pembayaran KPR melalui angsuran kolektif :

1. Untuk mengatasi hambatan terkait dengan mutasi debitur, maka pihak

debitur supaya menginformasikan terlebih dahulu kepada Bank BTN

seputar mutasi atas dirinya. Dengan adanya komunikasi atas informasi dari

debitur, maka dengan segera pihak BTN bisa mengkolektifkan debitur

pada cabang BTN di daerah tempat debitur baru bekerja.

2. Berhubung pimpinan baru instansi debitur bekerja tidak mau melanjutkan

kebijaksanaan pimpinan yang lama terkait MOU dengan Bank BTN, maka

di sini petugas angsuran kolektif harus bisa mengadakan pendekatan

dengan pimpinan baru tersebut untuk meyakinkan pimpinan tersebut

dengan cara mengajak makan bersama atau pun dengan cara lainnya yang

dapat menyentuh hati pimpinan tersebut.

3. Dalam proses kredit, BI checking debitur dan SP3K sesuai dengan

kebijakan Bank BTN yang ada harus di crosscheck kembali selama enam

bulan (6 bulan) sekali. Pengecekan tersebut salah satunya mengenai

konfirmasi pekerjaan debitur, yakni apakah debitur yang bersangkutan

masih bekerja di instansi yang sama pada waktu perjanjian kredit.

Page 116: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembayaran KPR Melalui Angsuran

Kolektif Pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo

Berdasarkan keterangan mengenai sistem pembayaran kolektif yang

penulis dapatkan dari proses wawancara dan kegiatan selama magang di sana,

dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan dari sistem pembayaran

kolektif adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan sistem pembayaran kolektif

Kelebihan sistem pembayaran kolektif sebagaimana diungkapkan oleh

head teller Bank BTN Cabang Solo sebagai berikut :

1. Lebih aman dalam kelancaran angsuran

2. Mengurangi jumlah antrian di loket

3. Tidak dikenakan charge seperti pembayaran di loket

4. Lebih diprioritaskan

5. Efisien untuk debitur

6. Menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU (Memorandum of

Understanding) ke berbagai instansi kolektif

b. Kekurangan sistem pembayaran kolektif

Kekurangan dari sistem pembayaran kolektif berdasarkan hasil wawancara

penulis dengan bapak Sehono selaku petugas kolektif tanggal 15 Juli 2010

adalah sebagai berikut.

Page 117: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

“Selama ini belum ada kekurangan dari sistem pembayaran kolektif ini, selain hambatan-hambatan yang dijumpai dalam prosesnya di lapangan seperti yang saya katakan …...”

Namun menurut hasil pengamatan penulis selama melaksanakan aktivitas

magang di bagian Loan Service, penulis melihat bahwa SKPG kurang

dioptimalkan. SKPG pada waktu pengisiannya hanya sebagai persyaratan

administrasi kredit saja. Padahal SKPG tersebut sudah ditandatangani oleh

pimpinan dan bendaharawan gaji instansi debitur. Ternyata setelah di cek

instansi tersebut belum ada kerja sama dengan BTN sehingga tidak

ditindaklanjuti untuk dikolektifkan.

Page 118: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang berjudul “Sistem Pembayaran

Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Cabang Solo”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui

angsuran kolektif di Bank BTN Cabang Solo bisa dikatakan baik karena

telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung di dalam suatu sistem.

Unsur-unsur dalam sistem pembayaran kolektif yang dimulai dari adanya

input sistem yakni unit yang terkait, dokumen-dokumen yang dengan jelas

digunakan dalam sistem, serta sistem akuntansi yang digunakan untuk

pembukuan telah mendukung dalam tercapainya sistem pembayaran

kolektif yang berjalan sesuai yang diharapkan oleh Bank BTN Cabang

Solo. Pelaksanaan dari proses sistemnya pun tidak menemui hambatan

atau kendala-kendala yang berarti kecuali faktor-faktor ekstern atau di luar

sistem, sehingga output yang dihasilkan pun sesuai dengan yang

diharapkan yakni dengan sistem pembayaran kolektif dapat mempermudah

debitur dalam membayar angsuran, memperluas relasi Bank BTN dengan

berbagai instansi debitur kolektif, dan sistem ini lebih memberikan

keamanan dalam pembayaran angsuran. Hal ini didukung dengan adanya

Page 119: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

data yang penulis dapatkan dari Bank BTN Solo Bulan Februari Sampai

Juni Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa rata-rata per bulannya jumlah

debitur kolektif menyumbang kurang lebih 40% dari perkembangan

jumlah debitur KPR secara keseluruhan (KPR dengan semua sistem atau

cara pembayaran). Selain itu, data tersebut juga menunjukkan per

bulannya sistem pembayaran kolektif hanya menyumbang hampir 0,1%

dari NPL secara keseluruhan.

2. Hambatan / kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan sistem

pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran kolektif

pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo lebih cenderung ke faktor eksternal

yaitu dari debitur itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa fakta

di lapangan seperti, mutasi debitur ke daerah, pergantian pimpinan

perusahaan debitur, dan debitur di PHK.

3. Kelebihan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui

angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo adalah lebih aman

dalam kelancaran angsuran, mengurangi jumlah antrian di loket, tidak

dikenakan charge seperti pembayaran di loket, efisien untuk debitur, lebih

diprioritaskan, dan menambah relasi bagi BTN dengan adanya MOU

(Memorandum Of Understanding) ke berbagai instansi kolektif. Sementara

untuk kekurangan sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

melalui angsuran kolektif pada PT. BTN (Persero) Cabang Solo belum

ada, selain hasil dari pengamatan penulis yakni, Surat Kuasa Pemotongan

Gaji (SKPG) kurang dioptimalkan.

Page 120: SISTEM PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) … · Lampiran 5. Form Permohonan Kredit Perorangan Lampiran 6. Surat Kepada Pimpinan Instansi Perusahaan Pemohon Lampiran 7. Lembar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dalam penelitian yang berjudul

“Sistem Pembayaran Kredit Melalui Angsuran Kolektif Pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Cabang Solo”, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Sistem pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui angsuran

kolektif di Bank BTN Cabang Solo sudah baik dan dapat ditingkatkan

dengan koordinasi yang lebih baik antara fungsi-fungsi terkait dalam

tahapan-tahapan sistemnya agar diperoleh hasil atau output sistem yang

juga dapat lebih mendukung sasaran dan tujuan dari dibuatnya sistem

tersebut.

2. Untuk mengatasi hambatan dalam sistem pembayaran kolektif, penulis

menyarankan agar lebih dioptimalkannya MOU antara Bank BTN dengan

instansi debitur kolektif yang dapat dilakukan dengan penambahan pasal-

pasal yang mengatur tentang ketentuan mengenai mutasi debitur, debitur

di PHK, dan ketentuan-ketentuan terkait dengan pergantian pimpinan

instansi debitur.

3. Surat Kuasa Pemotongan Gaji (SKPG) dapat lebih dioptimalkan dengan

menindaklanjuti calon debitur, bendahara, dan pimpinan instansi debitur

yang telah menyetujui untuk dilakukan pemotongan gaji dalam

pembayaran angsurannya. Penindaklanjutan SKPG ini dapat menambah

tingkat keamanan dari pembayaran angsuran debitur dengan semakin

luasnya kerjasama Bank BTN dengan instansi-instansi calon debitur untuk

penggunaan sistem pembayaran kolektif.