Download - Sifat implikatur

Transcript

Sifat-sifat ImplikaturMenurut Grice dalam Louise Cummings (2007: 20) sifat-sifat implikatur meliputi daya batal (cancelability), daya kemustahilan (defeasibility), daya pisah (detachability), daya hitung (calculability), dan konvesionalitas.Daya batal (cancelability) diapat dilakukan dengan menambahkan informasi dengan syarat bahwa penambahan ini tidak menciptakan anomali. Contoh sebagai berikut:A: Are you coming to the pub tonight? (apakah kamu akan ke pub malam nanti?)B: My parents are visiting this evening, but Ill call in later on. (kedua orang tuaku akan datang malam ini, tetapi aku akan kabari nanti).Bagian pertama jawaban B menciptakan implikatur bahwa B tidak akan datang ke pub. Tapi, implikatur tersebut dibatalkan kemudian oleh bagian kedua dari jawaban B tanpa tercipta anomali melalui pembatalan ini. Pola daya batal di antara implikatur-implikatur seluruhnya dapat diprediksi. Implikatur-implikatur yang pada dasarnya tergantung pada konteks (yakni implikatur percakapan khusus) paling memungkinkan untuk dibatalkan oleh perubahan konteks yang ditimbulkan dengan menambahkan informasi.Daya pisah (detachability) mendeskripsikan kapasitas sebuah implikatur untuk dilepaskan dari ujaran yang mengikuti perubahan dalam bentuk linguistik sebuah ujaran. Implikatur-implikatur yang berbasis konteks dan yang memiliki landasan minimal pada bahasa yakni, masing-masing implikatur percakapan umum dan khusus tidak dapat dipisahkan dari sebuah ujaran hanya dengan mengubah bentuk linguistik ujaran tersebut. Implikatur-imlikatur ini tidak dapat dipisahkan (non-detachable):(diucapkan di depan seorang anak yang suka mengganggu)What a delightful child!(betapa menyenangkannya anak ini!)An adorable youngster!(betapa mengagumkannya pemuda ini!)What a lovely kid!(betapa menggemaskannya anak ini!)Meskipun terdapat variasi bentuk linguistik dalam ujaran-ujaran ini, implikatur percakapan khusus dalam kasus ini bahwa ujaran tersebut merupakan ironi yang disengaja juga dihasilkan oleh masing-masing contoh ini. Daya pisah implikatur ini memang sudah diperkirakan, mengingat adanya ketergantungan implikatur khusus pada isi dan konteks yang seimbang, yang keduanya tetap tak berubah dalam ketiga ujaran di atas. Mekanisme serupa dapat menjelaskan non-daya pisah implikatur percakapan umum dalam ketiga ujaran berikut:Bill is meeting a woman this evening.(Bill akan menemui seorang wanita malam ini.)Bill is meeting an adult female person this evening.(Bill akan menemui seorang wanita dewasa malam ini.)Bill is meeting an adult female human being this evening.(Bill akan menemui seorang manusia wanita dewasa malam ini.) Implikatur dalam kasus ini bahwa wanita yang akan ditemui Bill bukan isterinya, pacarnya, dan sebagainya tidak terpengaruh oleh perubahan bentuk linguistik dalam ujaran-ujaran ini. Namun demikian, hal yang sama tidak dapat dikatakan sebagai implikatur konvensional, dimana perubahan bentuk linguistik menyebabkan sebuah implikatur menjadi terlepas dari sebuah ujaran. Daya pisah implikatur konvensional ditunjukkan oleh ujaran-ujaran berikut:Jack is old and healthy.(jack itu tua dan sehat.)Jack is old but healthy.(jack itu tua tapi sehat.)Secara konvensional ujaran kedua menjelaskan bahwa ada kontras antara tua dan sehat yakni meskipun tua, tapi Jack sehat. Namun demikian, implikatur yang sama ini tidak dihasilkan oleh ujaran yang pertama, suatu padanan ujaran kedua yang tergantung pada kebenaran. Perubahan bentuk linguistik dari but ke and dalam hal ini telah menyebabkan implikatur tersebut menjadi lepas. Sifat ketiga beberapa implikatur adalah kalkulabilitasnya. Beberapa implikatur hanya dapat diperoleh melalui proses penalaran atau perhitungan (tentu saja bukan dalam pengertian matematik apapun). Implikatur percakapan khusus merupakan sejumlah implikatur yang jelas dapat dikalkulasi. Agar dapat memperoleh implikatur semacam ini dari ujaran seorang penutur, pendengar harus mensalinghubungkan faktor-faktor kontekstual dengan maksim-maksim dan prinsip-prinsip percakapan dalam suatu proses penalaran yang rumit.Sifat terakhir implikatur adalah konvensionalitasnya. Kemampuan konvensional terhadap implikatur konvensional tersebut membuat istilah konvensionalitas paling relevan dengan kelompok implikatur ini. Kurangnya komponen konvensional dalam implikatur percakapan khusus membuat istilah konvensionalitas tidak cocok dengan kelompok implikatur ini.Sumber: Cummings Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.