Download - send Leftlet Jejaring 2 - jejaringampl.org filesakit jiwa. Sebagai salah satu champion bidang sanitasi di Kabupaten Dompu, kiprah FORPAS dalam memberikan layanan melalui kredit jamban,

Transcript

Kategori Institusi dan Komunitas (non pemerintah)

DUKUNGAN JEJARING AMPL BAGI KONFERENSI SANITASI DAN AIR MINUM NASIONAL (KSAN) 2017

Penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL Award) non pemerintah merupakan wujud apresiasi yang dipersembahkan bagi institusi dan kelompok masyarakat (non pemerintah) atas kontribusi yang telah diberikan dalam pemban-gunan air dan sanitasi. Pemberian penghargaan ini diselenggara-kan sebagai bagian tak terpisah dari kegiatan KSAN. Tahun 2017 KSAN kembali dilaksanakan dengan mengusung tema “Selang-kah Menuju Universal Access”.

Tanggung jawab keberlanjutan pembangunan AMPL terletak pada masyarakat sebagai pengguna. Kondisi inilah yg sangat menonjol dan terlihat dari penerima award ampl kali ini.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Jejaring AMPL yaitu forum komunikasi dan advokasi semua pelaku di sektor AMPL yang beranggotakan mitra -mitra AMPL baik dari Lembaga donor, NGO, sector swasta, perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan pemerhati .

Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) merupakan ajang komunikasi dan advokasi terbesar di sektor air dan sanitasi yang diselenggarakan dua tahun sekali sejak 2007 oleh Kementerian/lemba-ga dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan komitmen dan peran serta para pemangku kepentingan terkait (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, LSM, NGO, Akademisi, dan sebagainya)

2 0 1 7

AMPL AWARD

Kategori Komunitas Sekolah Swasembada WC Indonesia, Lampung SelatanSesuai dengan misinya maka prinsip dasar SSW dalam pembiayaan adalah : 1). Kemandirian (masyarakat melaksanakan dengan biaya sendiri, rasa memiliki, dengan gembira); 2). Tanpa Bantuan (masyarakat harus melepaskan diri dari ketergantungan bantuan dari pihak lain); 3).Murah (semua orang di muka bumi bisa membiayai pembuatan jamban sehat).

Sumber pembiayaan utama untuk pembangunan jamban adalah : masyarakat sendiri, BUMDes dan kerjasama dengan pihak lain (BMT, toko material). Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pelatihan, sumber dananya berasal dari APBD II dan APBDes.

SSW sebagai bagian dari Yayasan Swasembada WC Indonesia, memupuk modal usaha dari penjualan kloset dan cetakannya, penjualan paket jamban dan cetakan tangki septik, jasa pelati-han (10 % dari fee pelatih, untuk SSW), perluasan usaha (menjual kapal dari �ber glass).

Meskipun baru berjalan selama 1 tahun, cakupan dari program yang dijalankan sudah sangat luas, meliputi seluruh desa di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Melalui tutorial pembua-tan jamban sangat murah yang dikembangkan oleh SSW, jangkauan pelatihan dan penjualan cetakan kloset sudah meluas ke berbagai kabupaten di Indonesia (antara lain, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dll). Perwakilan dari 8 negara di mana SNV beroperasi juga sudah berkunjung untuk belajar di SSW.

Selain menurunkan angka kesakitan penyakit berbasi lingkun-gan (note: menurut staf Puskesmas, angaka kesakitan diare menurun signi�kan), program Swasembada WC juga memberi-kan dampak positif di bidang ekonomi bagi para pengurus SSW dan “Tentara STBM”

Forum Pengusaha Sanitasi (FORPAS), Kabupaten DompuFORPAS berdiri pada tanggal 19 November 2016.

FORPAS memanfaatkan sumber daya keuangan yang sudah ada yakni BUMDes, Koperasi, dan BPR untuk menjalankan bisnis sanitasi. Satu unit paket jamban dihargai Rp. 850.000,- yang dapat dibayar secara mencicil, dengan uang muka sebesar Rp.50.000,-FORPAS juga membangunkan sarana jamban secara gratis kepada anggota masyarakat yang miskin dan penyandang disabilitas, serta berperan aktif dalam menggalang dana untuk membangun jamban bagi anggota masyarakat yang kondisinya sakit, termasuk sakit jiwa.

Sebagai salah satu champion bidang sanitasi di Kabupaten Dompu, kiprah FORPAS dalam memberikan layanan melalui kredit jamban, sudah dikenal luas oleh masyarakat dan institusi baik pemerintah dan non pemerintah.

Dengan adanya kredit jamban, memberi dampak penurunan angka kesakitan penyakit yang berbasis lingkungan seperti penyakit diare telah menurun secara signi�kan, Kasus di Kecamatan Pajo, Tahun 2016 tercatat 550 kasus daire (FORPAS belum aktif/partisipasi), Tahun 2017 tercatat 101 (FORPAS aktif pelayanan pembangunan jamban).

A.

Membangun 1.300 jamban

1.182 jambandi Kab.Dampu

390 jambandi Kab.Bima

Total: 1572November 2016 - Mei 2017(6 Bulan)

Mei 2017 - SekarangInisiasi membangun kekuatan modal untuk perluasan jangkauan kepada kelompok disabilitas dan kelompok rentan

Inisiasi pembiayaan mandiri, inovasi teknologi dan strategi pemberdayaan masyarakat

Pencapaian Forpas dalam mendukung percepatan universal akses (sanitasi)

Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) - Jakarta SelatanPada awal berdirinya, KOMIDA berbentuk yayasan dengan nama Yayasan Mitra Dhuafa / YAMIDA. Beroperasi pertama kali pada tahun 2005 pasca Tsunami Aceh, KOMIDA mulai dikenal sebagai sebuah koperasi simpan pinjam binaan dari Kementrian Koperasi dan UKM. Hingga saat ini terdapat 437.000 nasabah perem-puan yang aktif tersebar di 180 cabang, mulai dari Aceh, Kalimantan Selatan,

Kategori Institusi

sebagian besar kota/kabupaten di Sulawesi, hingga Kefa dan SOE di Propinsi NTT.

KOMIDA berpengalaman mengelola beragam sumber pendanaan. Hingga 2011 KOMIDA banyak menggunakan dana LN, dan mulai tahun 2012 mereka menggunakan dana perbankan nasional. Penerima manfaat utamanya adalah kelompok perempuan miskin sebanyak 359.061 jiwa. Mekanismenya dengan pendampingan kelompok.

Pada tahun 2015, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa no. 001/MUNAS-IX-/MUI/2015 Tentang Pendayagunaan Harta Zakat Infaq, Sodekah & Wakaf Untuk Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Bagi Masyarakat. Fatwa ini merupakan jawaban dari berbagai usulan tokoh dan warga masyarakat tentang pentingnya penggunaaan hasil zakat, infaq, sodakoh dan wakaf untuk mendukung percepatan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di Indonesia terutama bagi kaum fakir miskin.

Dana masyarakat yang terkumpulkan melalui Zakat Infaq, Sedekah & Wakaf ini di organisir melalui berbagai lembaga yang memiliki wewenang untuk mengumpulkan dan mendistri-busikan Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf, yaitu BWI (Badan Wakaf Indonesia), Baznas (Badan Amil

B.

C. Penghargaan Khusus

Zakat Nasional), dan Koperasi Syariah. Meski masih terbilang baru , fatwa ini telah mendorong peningkatan akses air dan sanitasi yang signi�kan diberbagai daerah, contohnya di Kabupaten Tangerang, fatwa ini menjadi dasar hukum yang kuat bagi BMI dalam memobilisasi dana umat untuk pembangunan AMPL.

Fatwa MUI terkait penggunaan dana zakat infaq, sodakoh dan wakaf untuk pembangunan air bersih dan sanitasi di Indonesia, merupakan contohnya nyata dari kepedulian pelaku pembangunan dalam memban-tu pemerintah mengurangi beban pembiayaan pembangunan yang semakin berat dari waktu ke waktu. Fatwa ini juga telah memberikan penyadaran dan pencerahan kepada masyarakat bahwa dana-dana masyarakat dalam bentuk zakat infaq, sodakoh dan wakaf bisa digunakan secara luas yang tidak terbatas kepada kepentingan langsung akan pelak-sanaan ritual ibadah semata,

KOMIDA mengelola dana simpanan sebesar Rp. 183,456 Milyar yang digunakan untuk pembiayaan umum, pembiayaan mikro bisnis, pembiayaan air dan sanitasi, serta pembiayaan pendidikan. Pembiayaan untuk air minum dan sanitasi baru dimulai pada tahun 2015. Hingga akhir tahun 2016, sudah ada 9.822 penerima manfaat dengan total pencairan dana mencapai Rp.32 M. Penerima manfaat adalah kelompok perempuan miskin perdesaan.

Prinsip pembiayaan di KOMIDA mencakup 3 hal pokok, yakni pembiaayan untuk,peningkatan pendapatan; peningkatan derajat kesehatan; dan, peningkatan pendidikan. Institusi ini berani berbisnis dengan kelompok miskin di masyarakat, khususnya perempuan miskin dengan pendekatan yang sederhana. Staf KOMIDA melakukan pendampingan yang intensif kepada kelompok-kelompok perempuan tidak mampu penerima manfaat.

Penghargaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL Award) non pemerintah merupakan wujud apresiasi yang dipersembahkan bagi institusi dan kelompok masyarakat (non pemerintah) atas kontribusi yang telah diberikan dalam pemban-gunan air dan sanitasi. Pemberian penghargaan ini diselenggara-kan sebagai bagian tak terpisah dari kegiatan KSAN. Tahun 2017 KSAN kembali dilaksanakan dengan mengusung tema “Selang-kah Menuju Universal Access”.

Tanggung jawab keberlanjutan pembangunan AMPL terletak pada masyarakat sebagai pengguna. Kondisi inilah yg sangat menonjol dan terlihat dari penerima award ampl kali ini.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Jejaring AMPL yaitu forum komunikasi dan advokasi semua pelaku di sektor AMPL yang beranggotakan mitra -mitra AMPL baik dari Lembaga donor, NGO, sector swasta, perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan pemerhati .

Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) merupakan ajang komunikasi dan advokasi terbesar di sektor air dan sanitasi yang diselenggarakan dua tahun sekali sejak 2007 oleh Kementerian/lemba-ga dalam Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL). Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan komitmen dan peran serta para pemangku kepentingan terkait (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Swasta, LSM, NGO, Akademisi, dan sebagainya)

KOMIDA mengeloladana simpaan

Rp.183.456 Milyar

PEMBIAYAAN

Umum bisnisMicro

SenitasiAir dan

Pendidikan

2015-201632 MilyarPerempuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) desa.

9822PenerimaManfaat

Inisiasi pembiayaan dan jaminan keberlanjutan pemberdayaan masyarakat

Inisiasi dana zakat, infaq, shodaqoh, dan

wakaf untuk air dan sanitasi

Proses AMPL Award membuktikan bahwa masyarakat mampu berkontribusi secara penuh dalam pembangunan AMPL. Perlu dibuka peluang dan kesempatan yang lebih luas, agar upaya menciptakan inisiasi dan inovasi menjadi pembelajaran yang bisa direplikasikan di wilayah lainUntuk percepatan mencapai akses universal air minum dan sanitasi perlu dilakukan “gerakan revolusioner’ yang dilaku-kan oleh pemerintah dan masyarakat dan didukung oleh wira usahawan sanitasi dan Lembaga pembiayaan keuangan Pendekatan pembangunan sanitasi yang bersifat bottom up dari arus bawah menunjukkan solidaritas yang lebih besar untuk mendorong perluasan akses dapat dicapai lebih cepat Perencanaan pembangunan sanitasi yang diupayakan institusi maupun kelompok masyarakat (non pemerintah) sebai-knya menjadi bagian dari sistem perencanaan daerah dan dibangun melalui kerjasama yang setara

“With Jejaring we can achieve many things”

Pembelajaran :

Para Nominator AMPL Award 2017

Paguyuban Jamban Sewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Badan Pengelolaan Air Bersih-Sanitasi (BPABS), Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat BPRS Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur

Terimakasih kami ucapkan kepada semua peserta, nominator dan lembaga pengusung yang telah berpartisipasi dalam acara AMPL Award 2017. Mungkin masih banyak inisiasi dan inovasi yang belum terwadahi dalam apresiasi kali ini, namun semoga tetap berkembang dalam semangat pemberdayaan dan kerjasama yg makin meluas. Dengan demikian terwujud percepatan perluasan akses air minum dan sanitasi yang layak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, warga yg berkebutuhan khusus dan kelompok rentan lainnya.

Diselenggarakan oleh Didukung oleh