Download - Sejarah Maritim Dunia

Transcript
  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 1

    BAHAN AJARSEJARAH MARITIM DUNIA

    DISUSUN OLEH:

    DR. EDWARD L. POELINGGOMANG

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)

    UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

    2012

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 2

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS HASANUDDIN

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

    Telp.(0411) 586200, Ext.1064, Fax.(0411) 585188 e-mail: [email protected]

    HALAMAN PENGESAHAN

    HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIKUNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2012

    Judul Buku Ajar : Sejarah Maritim DuniaNama LengkapPenanggungjawab Penulisan : Dr. Edward L PoelinggomangNIP. : 194821101985011001Jabatan/Golongan : IV bJurusan : Ilmu SejarahFakultas/Universitas : Sastra/Universitas HasanuddinBiaya : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

    Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2012 sesuai SK Rektor Unhas No.15636/UH4.2/KU.10/1012 Tanggal 03 Oktober 2012

    Makassar, November 2012

    Dekan Fakultas Sastra Penanggungjawab Penulisan

    Prof.Drs.H. Burhanuddin Arafah, M.Hum,Ph.D Dr. Edward L PoelinggomangNIP. 196503311990221001 NIP. 194821101985011001

    Mengetahui:Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan

    Prof. Dr. Ir.Lellah Rahim, M.Sc.NIP 19630501 198803 1 004

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 3

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS HASANUDDIN

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245 (Gedung Perpustakaan Unhas Lantai Dasar)

    Telp.(0411) 586200, Ext.1064, Fax.(0411) 585188 e-mail: [email protected]

    SURAT PERNYATAAN

    Saya atau penulis buku ini:

    Nama : Dr. Edward L PoelinggomangNIP : 194821101985011001

    Dengan ini menyatakan bahwa:

    1. Buku ini benar saya tulis bukan karya plagiat. Beberapa pernyataan, gambar, rumus, atau opini dari orang lain yang termuat dalam buku ini selalu disertai sumbernya yang jelas.

    2. Buku ini kami serahkan kepada Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Unhas, untuk selanjutnya dijadikan koleksi Perpustakaan Pusat Unhas dan dalam bentuk softcopy dipajang di www.unhas.ac.id yang dapat diakses oleh semua pengguna, khususnya mahasiswa.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Makassar, November 2012

    Penulis,

    Dr. Edward L PoelinggomangNIP. 194821101985011001

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 4

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL i

    HALAMAN PENGESAHAN ii

    SURAT PERNYATAAN iii

    KATA PENGANTAR iv

    BAB I PENDAHULUAN 1

    A. Pengertian dan Ruang Lingkup 1

    B. Pelayaran dan Perdagangan 3

    C. Perdagangan Laut Awal 4

    D. Zona Maritim Asia 6

    BAB II PELAYARAN CHINA-NUSANTARA 11

    A. Perkapalan 12

    B. Hubungan Maritim Awal: China-Jawa-Maluku 14

    C. Pembatasan Perdagangan Swasta, Migrasi, dan Perdagangan Negara 18

    D. Merosotnya Pelayaran 25

    E. Pedagang China Bertahan di Masa VOC 29

    BAB III PELAYARAN DAN PERDAGANGAN DALAM KURUN NIAGA 32

    A. Kurun Niaga dan Tanah Bawah Angin 32

    B. Angin Musim, Kota Pelabuhan, dan Perdagangan 35

    C. Organisasi Pelayaran 38

    D. Pola Perdagangan 40

    E. Elit Perdagangan 41

    1. Saudagar Asing 42

    2. Keturunan Orang Asing 42

    3. Bangsawan Pribumi 43

    4. Syahbandar 43

    BAB IV PELAYARAN KE DUNIA BARU 45

    A. Para Perintis Pelayaran Samudera 46

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 5

    1. Marco Polo (1254-1324) 46

    2. Bartholomeo Diaz (1450-1500) 47

    3. Vasco da Gama (1469-1524) 48

    4. Christopher Colombus (1451-1506) 49

    5. Amerigo Vespucci (1451-1512) 50

    6. Ferdinand Magellan (1480-1521) 51

    B. Pelayaran Portugis dan Spanyol (dari Tordessilas sampai Zaragosa) 55

    1. Perkapalan dan Pelayaran 57

    2. Portugis di Malaka 59

    3. Portugis dan Spanyol di Maluku 65

    C. Pelayaran Inggris 71

    a. Kebangkitan Negara-Bangsa 71

    b. Pembentukan Kongsi dan Pos Dagang 73

    c. Perdagangan Maritim 74

    1. Pengaruh Merkantilisme 76

    2. Perdagangan Bebas 77

    d. Pelayaran ke Dunia Baru 78

    BAB V DARI RAJA LAUT MENJADI BAJAK LAUT 81

    A. Raja Laut 81

    1. Kesultanan Ternate 81

    2. Pengikut Sultan Nuku dari Tidore 84

    B. Bajak Laut Tobelo 89

    BAB VI PERDAGANGAN MARITIM DAN TRANSFORMASI BUDAYA 95

    A. Pendahuluan 95

    B. Pelaut dan Pedagang Ulung 96

    C. Jalur Pelayaran 103

    D. Sarana Angkatan Laut 106

    E. Tinjauan Akhir 109

    DAFTAR PUSTAKA 111

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 6

    KATA PENGANTAR

    Para sejarawan umumnya tidak mengenal keadaan laut, karena mereka tidak menaruh perhatian khusus terhadapnya, lagi pula mereka tidak mempunyai

    pengetahuan yang khusus tentang laut, dan mereka tidak mengindahkan pengaruh daripada kekuatan laut yang sangat menentukan jalannya peristiwa-

    peristiwa besar di dunia (Alfred Thayer Mahan, 1890)

    Laut memiliki peran penting dalam sejarah ummat manusia. Sebelum dikenal

    dan digunakannya sarana transportasi udara (pesawat), hubungan sosial budaya dan

    politik antar pulau dan benua dilakukan melalui laut. Hal itu diperkuat oleh kondisi

    geografi dunia yang separuhnya adalah laut. Sehingga untuk memahami berbagai

    dinamika awal sejarah dan migrasi manusia, maka sejarah maritim dunia sangat

    penting dipelajari.

    Kegiatan pelayaran dan perdagangan maritim dunia pada prinsipnya

    melibatkan para pelakunya dalam usaha pencarian keuntungan ekonomis (vent for

    surplus) dan pertukaran budaya (cross cultural trade). Pelayaran samudera yang

    dilakukan oleh bangsa Barat (Eropa) yang mengantarkan mereka pada pencapaian

    Daerah Baru dalam perkembangannya menciptakan kolonisasi di berbagai benua,

    bahkan berkembang menjadi praktek imperialisme. Namun demikian, proses itu

    membawa proses transformasi budaya pada masyarakat (suku bangsa) yang

    didatanginya, sehingga terjadi proses adopsi dan adaptasi budaya yang makin

    memperkaya khasanah kebudayaan dunia.

    Perjalanan sejarah bangsa Indonesia pun tak lepas dari dinamika kemaritiman

    dunia. Tersedianya ragam komoditi niaga di berbagai wilayah di Kepulauan

    Nusantara, seperti lada, cengkih, pala dan bunga pala serta kayu cendana, telah

    menarik perhatian bangsa-bangsa di dunia. Lembaran sejarah dunia pun diwarnai oleh

    rekaman aktivitas pelayaran dan perniagaan serta berbagai peristiwa politik yang

    menarik untuk dipelajari.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 7

    Selain orientasi ekonomi dan politik (kekuasaan), perdagangan maritim juga

    menjadi benang sultra budaya, meminjam istilah Jacob Cornelis van Leur (1967),

    sepanjang pantai di Asia Tenggara, khususnya Kepulauan Nusantara. persebaran

    agama-agama besar dunia menyertai perkembangan kegiatan pelayaran dan niaga

    maritim. Tak heran dinamika itu dalam pandangan Schrierke (1960) melahirkan

    perlombaan memperoleh ummat antara para penganut agama, khsusunya Islam dan

    Kristen. Jauh sebelum dinamika itu, aktivitas perdagangan maritim telah

    mengantarkan persebaran dan perkembangan agama Hindu-Budha di Asia Tenggara

    kepulauan.

    Dengan demikian, pengajaran sejarah maritim dunia sangat penting bagi

    mahasiswa untuk membuka cakrawala berpikir atas realitas ekonomi, politik, dan

    budaya dunia hari ini. Dalam lingkup kelembagaan, Universitas Hasanuddin kini

    menempatkan visinya pada pengembangan kajian yang berbasis Benua Maritim.

    Pada tingkat program studi, Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Unhas, juga

    mengedepankan visi kemaritiman. Karena itu, penulisan bahan ajar Sejarah Maritim

    Dunia secara teoritis maupun praktis merupakan suatu kebutuhan mendasar untuk

    segera dilakukan, mengingat ketersediaan bahan sumber bacaan mata kuliah ini

    sangat terbatas. Jika ada, umumnya ditulis dalam bahasa asing, yang belum dapat

    dijangkau secara optimal oleh mahasiswa.

    Peserta mata kuliah ini rata-rata setiap semester 30-35 orang. Capaian hasil

    belajar mereka rata-rata B, hanya sebagian kecil yang memperoleh nilai A dan E.

    Khusus bagi mahasiswa yang mendapat nilai E disebabkan karena kehadirannya di

    kelas tidak memenuhi standar minimum perkuliahan (80 % per semester). Selain itu,

    keterbatasan sumber bacaan menjadikan mereka cenderung pasif menerima sajian

    informasi dari dosen dalam proses perkuliahan. Keterbatasan itu juga mempengaruhi

    daya serap dan penguasan materi kuliah, sehingga hasil evaluasi akhirnya menjadi

    sangat kurang (mendapat nilai E).

    Kondisi belajar itu secara langsung mempengaruhi pula penerapan metode

    pembelajaran berbasis mahasiswa (SCL) yang sedang digiatkan oleh Universitas

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 8

    Hasanuddin. Karena itulah, penulisan bahan ajar ini diharapkan dapat mengisi

    keterbatasan itu, sekaligus sebagai cinderamata (buku ini) bagi mahasiswa setelah

    menyelesaikan studinya, sekaligus bahan sosialisasi akademik dari almamaternya di

    tengah masyarakat. Dengan demikian, sarjana yang dihasilkan tidak hanya mengakses

    karya-karya (buku) penulis di luar almamaternya, tetapi juga bangga atas karya

    dosennya sendiri yang telah membentuk karakter keilmuan baginya untuk diamalkan

    dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    Penulisan buku ini bertujuan untuk menyediakan bahan/buku ajar Sejarah

    Maritim Dunia bagi mahasiswa terutama pada Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas

    Sastra,Universitas Hasanuddin tahun anggaran 2012. Pengadaan dan sebarannya tidak

    hanya untuk kepentingan terbatas dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran,

    tetapi juga dapat diakses terbuka oleh publik dalam rangka pengembangan kajian

    Sejarah Maritim Dunia. Dengan cara itu, penulisan ini memberikan manfaat yang

    sebesar-besarnya bagi mahasiswa untuk mengakses sumber (informasi) perkuliahan

    mata kuliah Sejarah Maritim Dunia, serta dosen melaksanaan pembelajaran berbasis

    mahasiswa (Student Centre Learning; SCL).

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 1

    KOMPETENSI LULUSAN

    JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS HASANUDDIN

    KELOMPOK KOMPETENSI

    NO RUMUSAN KOMPETENSIELEMEN KOMPETENSI

    A B C D E

    KOMPETENSI UTAMA

    1. Cakap membawakan diri secara mandiri dan adaptif kreatif X

    2. Cakap membangun alur (kronologis dan tematis) X

    3. Cakap menjelaskan sejarah Indonesia dan kawasan X

    4.Cakap mengkaji sejarah sosial, politik dan ekonomi serta kebudayaan, terutama bahari Indonesia dan dunia

    X

    5. Cakap membangun kesadaran sejarah bangsa pada masyarakat X

    KOMPETENSI PENDUKUNG

    1. Cakap membangun kesadaran multikultural X

    2. Cakap merekonstruksi sejarah secara metodologis X

    KOMPETENSI LAINNYA

    1. Cakap berkomunikasi secara efektif X

    2. Memahami sejarah dunia dan kaitannya dengan sejarah Indonesia X

    ELEMEN KOMPETENSI

    a. landasan kepribadian;b. penguasaan ilmu; c. kemampuan berkarya;d. Sikap dan prilaku berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 2

    RENCANA PEMBELAJARAN

    GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN

    MATA KULIAH SEJARAH MARITIM DUNIA

    Kompetensi Utama : 1. Cakap membangun alur (kronologis dan tematis)

    2. Cakap mengkaji sejarah maritim dunia

    Kompetensi Pendukung : Cakap menggunakan dan mengelola arsip

    Komp lainnya (institusial) : Cakap menguasai dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

    PERTEMUAN

    KE

    SASARAN PEMBELAJARAN

    MATERI PEMBELAJARANSTRATEGI

    PEMBELAJARANKRITERIA PENILAIAN

    BOBOT NILAI (%)

    1Menjelaskan konsep dan konteks sejarah maritim

    dunia

    1) Pengertian dan ruang lingkup2) Fakta geografi dan sejarah

    maritim dunia3) Keuntungan dinamis

    pelayaran dan perdagangan

    Kuliah + tanya-jawab

    Kesiapan dan penguasaan materi

    Ketuntasan gagasan

    Keaktifan dan kualitas pertanyaan dan jawaban.

    Kerjasama kelompok

    Kualitas referensi

    5

    2-3Menjelaskan Zona Perdaganga Maritim Asia Abad XIII-XIV

    1) Perdagangan Laut Awal2) Zona Maritim: Teluk Bengal,

    Selat Malaka, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Laut Sulu

    Kuliah

    Presentase

    Diskusi

    Penugasan

    5

    4-5Menjelaskan Pelayaran China Jawa

    1. Perkapalan 2. Hubungan Maritim Awal

    China-Jawa-Maluku 3. Perdagangan Swasta dan

    Negara4. Merosotnya Pelayaran China-

    Jawa5. Saudagar China Zaman

    Kompeni (VOC)

    10

    6-7Menjelaskan pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara Abad XV-XVII

    1) Kurun Niaga dan Tanah Bawah Angin

    2) Angin Musim, Kota 5

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 3

    3) Pelabuhan, dan Perdagangan4) Organisasi Pelayaran5) Pola Perdagangan Dagang6) Elite Perdagangan

    8 BAHAN KULIAH MID SEMESTER UJIAN TULIS KUALITAS JAWABAN 10

    9Menjelaskan Pelayaran ke Dunia Baru

    1) Mengenal Dunia Baru2) Para Perintis Pelayaran

    SamuderaKuliah

    Presentase

    Diskusi

    Penugasan

    Kesiapan dan penguasaan materi

    Ketuntasan gagasan

    Keaktifan dan kualitas pertanyaan dan jawaban.

    Kerjasama kelompok

    Kualitas referensi

    5

    10 3) Pelayaran Portugis dan Spanyol

    5

    11 4) Pelayaran Inggris 5

    12 Menjelaskan Raja Laut dan Bajak Laut

    1) Raja Laut 5

    13 2) Bajak Laut 5

    14

    Menjelaskan Perdagangan Maritim dan Transformasi Budaya

    1) Pelaut dan Pedagang2) Jalur Pelayaran3) Angkutan Laut

    5

    15Sejarah Maritim Dunia: Kuliah Akhir

    1) Pentingnya Sejarah Maritim Dunia

    5

    16 BAHAN KULIAH UJIAN AKHIR SEMESTER UJIAN TULIS KUALITAS JAWABAN 15

    Total Persentase Bobot Nilai 100

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 4

    KONTRAK PEMBELAJARAN

    Nama Mata Kuliah : Sejarah Maritim Dunia

    Kode Mata kuliah :

    Fasilitator : Dr. Edward L Poelinggomang dan Abd Rahman Hamid, M.Si

    Semester : Ganjil

    Hari Pertemuan/Jam : Selasa/09.50-11.30

    Tempat Pertemuan : Ruang MKU 225

    1. MANFAAT MATA KULIAH Mahasiswa dapat menjelaskan konten dan konteks sejarah maritime dalam panggung sejarah dunia. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam mengkaji dan menulis sejarah maritim dunia.

    2. DESKRIPSI MATA KULIAHMata kuliah ini akan menjelaskan mengenai: pengertian dan ruang lingkup sejarah maritim dunia, zona perdagangan maritim Asia, Pelayaran China-Nusantara, Perdagangan Maritim dalam Kurun Niaga, Pelayaran ke Dunia Baru, Raja Laut dan Bajak Laut,Transformasi Budaya.

    3. SASARAN PEMBELAJARAN1) Menjelaskan tentang pengertian, ruang lingkung, dan konteks sejarah maritim dunia 2) Menjelaskan tentang zona perdaganga maritim Asia Abad XIII-XIV 3) Menjelaskan tentang Pelayaran China & Jawa4) Menjelaskan pelayaran dan pernigaan di Asia Tenggara dalam Kurun Niaga5) Menjelaskan tentang pelayaran ke Dunia Baru 6) Menjelaskan tentang Raja Laut dan Bajak Laut 7) Menjelaskan tentang perdagangan maritim dan transformasi budaya

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 5

    4. ORGANISASI MATERI

    Sejarah Maritim Dunia:

    Pengertian, Ruang Lingkup, Manfaat

    Zona Maritim Asia

    Pelayaran China Jawa

    Pelayaran dan Perdagangan dalam Kurun Niaga

    Pelayaran ke Dunia Baru

    Perintis Pelayaran SamuderaPelayaran Portugis dan

    Spanyol Pelayaran Inggris

    Raja Laut dan Bajak Laut

    Perdagangan Maritim dan Transformasi Budaya

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 6

    5. STRATEGI PEMBELAJARANMata kuliah ini menggunakan metode pembelajaran Colaborative Learning yang dipadukan dari metode ceramah, tugas mandiri, presentase kelompok, dan diskusi kelompok.

    Ceramah dilakukan pada awal perkuliahan. Dalam hal ini dosen memberikan pemahaman mum mengenai fokus pembahasan megenai pokok bahasan dalam suatu pertemuan, agar diskusi (presentasi karya kelompok/makalah) lebih fokus dan terarah pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari pertemuan itu. Pada bagian akhir, sebelum pertemuan diakhiri, dosen kembali memberikan uraian atas sejumlah persoalan yang mengemuka dalam diskusi serta menegaskan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam memahami/menguasai pokok materi dalam suatu pertemuan.

    Penugasan mahasiswa diharuskan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, baik secara perorangan dan kelompok, guna terarahnya fokus saat pembelajaran dan sekaligus bahan evaluasi bagi pengajar atas kesiapan belajar mahasiswa. Selain ujian (Mid dan Final), setiap peserta mata kuliah diwajibkan membuat summary (pokok-pokok pikiran) dari setiap materi pembelajaran/diskusi sebelum memasuki ujian MID dan FINAL, dengan tujuan agar mahasiswa mengingat kembali atau lebih fokus pada tujuan pembelajaran.

    Presentasi hasil bacaan dan makalah dipresentasikan di hadapan peserta mata kuliah untuk kemudian mendapatkan respon dan didiskusikan lebih lanjut. Setiap mahasiswa bertanggungjawab atas gagasan yang tertuang dalam kertas kerja dan dipresentasikan. Untuk tujuan tersebut, jalannya presentasi dipandu oleh moderator, sehingga mahasiswa tertib menyampaian gagasannya dan sesuai konteks materi pembelajaran pada pertemuan itu.

    Diskusi respon terhadap presentasi kertas kerja kelompok ditndaklanjuti lewat dikusi. Setiap peserta mata kuliah ini memiliki waktu dan kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya, baik dalam kapasitas sebagai penanya maupun komentator atas respon/jawaban yang diberikan oleh peserta yang lain menyikapi pertanyaan dan jawaban yang diajukan, seputar atau hal lain yang terkait dengan pokok persoalan yang diketengahkan dalam diskusi tersebut.

    6. MATERI/BAHAN BACAAN Philip D Curtin, Cross-cultural trade in world history. London: Cambridge University Press, 1984. Adrian B. Lapian, Orang Laut Bajak Laut Raja Laut; Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu, 2009. Kenneth R. Hall, Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Honolulu: University of Hawai Press, 1985. Fernand Braudel. The Mediterranean and the Mediterranean World in the Age of Philip II (Vol.1). London: Fontana/Collins,1972. Anthony Reid, Dari Ekspansi hingga Krisis; Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680. Jakarta: YOI, 1999. J.C. van Leur, Indonesian Trade and Society; Essays in Asian Social and Economc History. Bandung: Sumur Bandung, 1960. Anthony Reid, Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, 2005. Sivachandralingam Sundara Raja, Sejarah Perdagangan Bebas. Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya, 2005. James Francis Warren, The Sulu Zone 1768-1798. Singapore: Singapore University Press, 1981.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 7

    7. TUGAS-TUGAS

    (1) Tugas Individu Membaca bahan perkuliahan dan menyampaikannya pada saat perkuliahan. Membaca dan mengulas buku, antara lain: Dari Ekspansi hingga Krisis karya Anthony Reid & Orang Laut Bajak Laut Raja Laut

    karya Adrian B. Lapian. Membuat Peta Pelayaran dan Perdagangan Maritim Dunia Membuat Ringkasan Materi Kuliah Bagian Awal (sebelum Mid Semester) dan Bagian Akhir (sebelum Final)

    (2) Tugas Kelompok Membuat Makalah dan mempresentasikannya dengan fokus (tema) yang sesuai dengan materi pembelajaran8. KRITERIA PENILAIAN

    NORMA AKADEMIK

    1. Mahasiswa berpakaian rapi dan memakai sepatu2. Mahasiswa dianjurkan memiliki buku pegangan Sejarah Maritim Indonesia3. Mahasiswa wajib menerapkan akhlak yang baik selama mengikuti perkuliahan4. Mahasiswa terlambat 15 menit dianggap absen, sedangkan dosen terlambat 15 menit tanpa ada informasi dianggap absen5. Mahasiswa wajib hadir diperkuliahan 80%, dan jika tidak memenuhi maka mahasiswa tidak berhak ikut Ujian Akhir Semester

    NILAI ANGKA NILAI MUTU KONVERSI

    85 A 4

    81-85 A- 3,75

    76-81 B+ 3,50

    71-76 B 3

    66-71 B- 2,75

    61-66 C+ 2,75

    51-61 C 2

    45-51 D 1

    45 E 0

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 8

    9. JADWAL PEMBELAJARAN

    MINGGU Materi Pembelajaran Strategi Pembelajaran Fasilitator/Dosen

    1Pengertian, ruang lingkup, dan konteks sejarah maritim

    Ceramah dan Diskusi Abd. Rahman Hamid

    2-3 Zona Perdaganga Maritim Asia Abad XIII-XIV Presentasi dan Diskusi (Individu) Abd. Rahman Hamid

    4-5 Pelayaran China Jawa Presentase dan Diskusi Kelompok Abd. Rahman Hamid

    6-7Pelayaran dan perdagangan Asia Tenggara dalam Kurun Niaga

    Presentase dan Diskusi Kelompok Abd. Rahman Hamid

    8 UJIAN TENGAH SEMESTER UJIAN TULIS Abd. Rahman Hamid

    9-11 Pelayaran ke Dunia Baru Ceramah dan Diskusi Edward L. Poelinggomang

    12-13 Raja Laut dan Bajak Laut Presentase dan Diskusi Kelompok Edward L. Poelinggomang

    14 Perdagangan dan Transformasi Budaya Presentase dan Diskusi Kelompok Edward L. Poelinggomang

    15 Pentingnya Sejarah Maritim Dunia; Kuliah Akhir Presentase dan Diskusi Kelompok Edward L. Poelinggomang

    16 UJIAN AKHIR SEMESTER UJIAN TULIS Edward L. Poelinggomang

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    E. Pengertian dan Ruang Lingkup

    Istilah maritim diadopasi dari bahasa asing. Dalam Oxford English Dictionary kata

    maritime berasal myrytayne, maritayne, dan maritan, juga maritim-us (bahasa Latin) mari =

    mare yang artinya laut. Dari entri tersebut diperoleh 5 pengertian maritime yaitu:

    1. Of countries and people; bondering on the sea; living near the sea-cost.

    2. Connecticed with the sea in relation to navigation, commerce, etc; relation to or dealing

    with matters of commerce or navigation on the sea.

    3. Of a fighting force; intended for service at sea.

    4. Of, pertaining to, arising from, or exixting in, the sea.

    5. Characteristic of seaman; nautical

    a. The sea cost

    b. A person living near the sea.

    Arti kata maritim dalam KBBI (2011:879) adalah (1) segala sesuatu yang berkenaan

    dengan laut dan (2) berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Selanjutnya,

    kemaritiman bermakna hal-hal yang menyangkut masalah maritim atau sifat kepulauan

    Indonesia. Istilah maritim sering disinonimkan dengan kata bahari yang bermakna (1) dahulu

    kala; kuna, (2) indah; elok sekali, dan (3) mengenai laut; bahari (KBBI 2011:115). Dengan

    demikian, sejarah maritim adalah studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang

    berkaitan dengan aspek-aspek kemaritiman, khususnya pelayaran dan perdagangan.

    Ruang lingkup sejarah maritim sejauh ini masih merujuk pada sejumlah studi yang

    telah dilakukan oleh para sarjana, yang berkaitan dengan dunia kelautan, meliputi aspek

    perdagangan, pelayaran, perkapalan, pelabuhan, dan perompakan.

    J. C. van Leur (1934) menfokuskan kajiannya pada perdagangan awal di Asia

    Tenggara sampai datangnya VOC. Menurutnya, pedagangan masa itu lebih bersifat

    perdagangan barang-barang lux (mewah dan mahal). Volumennya kecil, tetapi bernilai tinggi.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 2

    Kapal-kapal yang digunakan berukuran kecil, karena memang tidak memerlukan tempat yang

    luas dan besar dalam pengangkutannya. Sarjana lain, Meilink-Roelofs (1962), mengatakan

    bahwa perdagangan masa itu bersifat besar-besaran, ditandai pedagangan lada yang

    memerlukan kapal besar.

    Pengaruh perdagangan bagi perkembangan masyarakat pesisir di Nusantara meupakan

    fokus kajian O.W. Wolters. Menurutnya, munculnya kerajaan-kerajaan awal di Asia Tenggara

    merupakan akibat dari reaksi penduduk setempat yang diberikan kesempatan oleh pedagang

    asing ketika menjalin perdagangan maritim. Sementara itu, Kenneth R. Hall (1985)

    mengaitkan kemunculan negara-negara awal di Asia Tenggara dengan perkembangan

    perdagangan.

    Menurut Anthony Reid (1999), kedudukan pelabuhan sangat penting dalam

    perdagangan maritim Asia Tenggara, terutama pada pola pelayaran tradisonal yang

    memanfaatkan angin muson yang bertiup teratur sepanjang tahun. Dari bulan April sampai

    Agustus, angin bertiup ke utara menuju daratan Asia. Sebaliknya, dari bulan Desember

    sampai Maret angin bertiup ke arah selatan, yakni dari daratan Asia ke Samudera Hindia dan

    Laut Cina Selatan. Pergantian muson ini secara langsung mempengaruhi route pelayaran, juga

    perkembangan pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggaa.

    Berkaitan dengan kegiatan pelayaran dan perdagangan, fenomena yang tidak kalah

    pentingnya dalam kajian sejarah maritim adalah masalah perompakan. Aktivitas ini, menurut

    Fernand Braudel (1976) dan Lapian (2009), terkait erat dengan keadaan kemakmuran di suatu

    perairan. Korelasi antara kegiatan bajak laut dengan perdagangan merupakan bentuk awal dari

    perdagangan maritim. Dalam hal itu, kebutuhan akan perdagangan yang semula berupa tukar-

    menukar barang timbul karena kekurangan suatu barang tertentu di suatu tempat, sedangkan

    tempat lain mempunyai surplus.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 3

    F. Pelayaran dan Perdagangan

    Pelayaran dan perdagangan maritim dalam pemikiran ekonom Smith dan Mill dapat

    mendatangkan dua keuntungan dinamis (Dick 1988; Curtin 1984) bagi para pelakunya.

    Pertama, vent for surplus (peluang untuk surplus). Proses ini membuka kemungkinan

    sumber-sumber yang selama ini tidak produktif menjadi produktif, sehingga mempengaruhi

    pertumbuhan ekspor. Rempah-rempah misalnya, yang menjadi komoditi niaga andalan di

    masa kurun niaga, awalnya tidak bernilai ekonomis dan dibiarkan (tumbuh liar dan tidak

    mendapat perhatian) oleh penduduk Maluku. Tetapi, setelah hasil bumi itu diperkenalkan

    dalam perdagangan maritim oleh pedagang-pedagang China kepada pedagang Eropa, rempah-

    rempah kemudian menjadi komoditi yang banyak dicari dan diperebutkan oleh para pedagang

    pribumi dan asing. Bahkan, upaya perolehannya juga mempengaruhi jalannya sejarah

    Indonesia, mengawali jalan integrasi ekonomi global serta praktek kolonialisme dan

    imperialisme. Selain rempah-rempah, komoditi lainnya adalah teripang. Semula komoditi ini

    sangat menjijikan bagi penduduk pribumi karena lendirnya. Tetapi, setelah diperkenalkan

    dalam pedagangan maritim, komoditi itu merangsang gairah masyarakat Sulawesi Selatan

    untuk mencarinya ke kawasan perairan Indonesia bagian timur sampai pantai utara Australia.

    Komoditi terakhir membuka jaringan niaga maritim Makassar dengan China serta kemudian

    negara-negara Eropa.

    Kedua, higway of learning, yakni efek penyingkapan yang mendidik dalam proses

    pengalihan pengetahuan teknologi dan budaya (cross culture). Perdagangan maritim menjadi

    jalur utama penyebaran agama Hindu, Budha, Islam, dan Kristen di Nusantara. Agama

    tersebut dibawa oleh para saudagar ketika pusat-pusat pengembangannya terhubung dengan

    kawasan lain dalam jaringan maritim. Demikian juga perubahan mendasar dalam sistem

    navigasi, semula mengandalkan kekuatan angin, pada abad ke-19 telah diperkenalkan dan

    digunakan oleh bangsa Eropa dalam pelayaran samudera, sehingga (1) mendekatkan jarak dan

    mempersingkat masa pelayaran, (2) mempengaruhi perkembangan teknologi perahu dan

    perkapalan, dan (3) sistem navigasi pelayaran modern.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 4

    G. Perdagangan Laut Awal

    Sejak tahun 500 SM, jaringan perdagangan antara Asia dengan Laut Tengah dilakukan

    melalui darat. Routenya mulai dari Tiongkok, melalui Asia Tengah dan Turkestan, sampai ke

    Laut Tengah. Jalur ini juga digunakan oleh para kafilah dari India. Jalur darat yang paling tua

    ini sering juga disebut Jalur Sutra (Burger 1962).

    Seiring perkembangan sistem navigasi laut, jalur dagang tersebut beralih melalui laut.

    Bermula dari Tiongkok dan Nusantara melalui Selat Malaka ke India, seterusnya ke Laut

    Tengah melalui dua jalur. Pertama, Teluk Persia melalui Suriah ke Laut Tengah. Kedua, Laut

    Merah, melalui Mesir hingga tiba di Laut Tengah. Jalur ini mulai digunakan pada abad ke-1

    M. Barang-barang yang diperdagangkan di Laut Tengah terdiri dari makanan dan minuman,

    kain dan pakaian, barang-barang rumah tangga, peralatan, bahan-bahan mentah, barang-

    barang mahal, rempah-rempah dan pewangi, obat-obatan dan pewarna, budak, dan barang-

    barang mewah (Dick-Read 2005:43).

    Perubahan jalur dagang tersebut, selain menciptakan peluang baru bagi aktivitas

    maritim dan menghindari ancaman perampok di gurun-gurun sepanjang jalur darat, menurut

    Burger (1962:14-15) disebabkan oleh empat faktor:

    Pertama, permintaan barang-barang mewah dari Timur sangat besar oleh orang-orang

    kaya di Eropa, khususnya Romawi. Perdagangan antara India dengan Romawi mencapai

    puncaknya pada masa pemerintahan Augustus (27 SM-14 M). Kekaisaran Romawi

    mengeluarkan uang dalam jumlah sangat banyak hanya untuk memperoleh barang-barang

    mewah, untuk perempuan-perempuan mereka. Pola hidup ini, terutama pemakaian sutera di

    kalangan perempuan istana Romawi, membuat Kaisar Augustus mengeluarkan peraturan

    pelarangan penggunaan sutera India transparan dengan dalih moral. Meskipun demikian,

    jalinan niaga maritim antara Romawi dengan dunia Timur terus berlangsung, terutama impor

    rempah-rempah dan lada (Dick-Read 2005:43-45).

    Kedua, permintaan emas oleh India berpindah ke daerah timur. Siberia yang awalnya

    merupakan sumber emas tidak lagi mengirimkan emas kepada India, karena jalan-jalan kafilah

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 5

    di sana rusak akibat gelombang migrasi bangsa-bangsa secara besar-besaran. Hal ini erat

    kaitannya dengan keamanan di sepanjang jalur ini.

    Ketiga, pelayaran India dan Tiongkok telah berkembang baik, setelah dioperasikannya

    angkutan laut berukuran besar bernama Jung. Armada ini mampu mengangkut penumpang

    antara 600-700 orang. Pengetahuan yang baik mengenai ruang samudera dan angin musim

    yang bertiup teratur sepanjang tahun (muson) merupakan pendukung utama pengoperasian

    jung dalam pelayaran. Dengan pengetahuan navigasi itu mereka dapat mengatur masa dan

    daerah tujuan pelayaran dan perdagangan. Perubahan mendasar ini dipandang sebagai revolusi

    sistem navigasi maritim Asia pada masa pramodern (Burger 1962).

    Perkembangan perdagangan laut tak terpisahkan dari kondisi keamanan yang sudah

    tidak mendukung kelangsungan perdagangan darat. Dalam abad ke-2, jalur perdagangan darat

    sering terganggu oleh serangan dari orang-orang Stepa yang nomaden. Juga perpindahan

    besar-besaran orang China kaya dan terhormat dari utara ke selatan sungai Yangtse.

    Sementara itu, permintaan barang-barang terus meningkat dari Barat dan Nusantara.

    Kemudian, pada abad ke-3, jalur melalui Turkestan tertutup. Hal itu membuka kesempatan

    bagi para pedagang untuk menggunakan jalur laut.

    Keempat, penyebaran agama Budha menghilangkan sistem kasta serta prasangka-

    prasangka yang selama ini menghalangi perniagaan dengan bangsa asing. Rekan dagang dan

    peserta dagang tidak lagi dibatasi oleh status sosial (kasta), melainkan peluang surplus dari

    perdagangan. Dari sudut kebudayaan, perdagangan menjadi saluran perkembangan agama

    Budha, serta Islam kemudian.

    H. Zona Maritim Asia

    Menurut Kenneth R Hall (1985), sejak akhir abad ke-13 atau awal abad ke-14, di Asia

    telah terbentuk lima zona perdagangan maritim yang mempengaruhi dinamika pelayaran dan

    perkembangan negara-negara di kawasan ini. Lima zona tersebut yaitu Teluk Bengal, Selat

    Malaka, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Laut Sulu.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 6

    Zona perdagangan maritim Teluk Bengal meliputi pesisir Koromandel, India bagian

    selatan, Sri Lanka, Burma (sekarang Miyanmar), bagian utara Semenanjung Malaka serta

    pantai utara dan barat Sumatra. Pada abad ke-14, pantai utara dan barat Sumatra sangat

    penting seiring tingginya permintaan pasar dunia terhadap lada hitam. Dalam konteks ini,

    pelabuhan perantara (enterport) Samudera Pasai di pantai timur laut bertindak sebagai

    penyuplai utama lada hitam bagi pedagang dari Timur dan Barat (Hall 1985:225).

    Zona perdagangan maritim Selat Malaka merupakan kawasan perdagangan penting

    bagi dunia Melayu pada abad ke-15 dibawah pengaruh Malaka. Tampilnya Malaka sebagai

    pusat perdagangan terkait erat dengan perlindungan politik China, karena kawasan ini

    menjadi jalur pelayaran dan perdagangan laut China. Tetapi, meskipun demikian, setelah

    tahun 1430-an Malaka tidak lagi bergantung pada China. Bandar perdagangan internasional

    terkemuka di dunia itu lebih banyak berinteraksi dengan pedagang-pedagang Jawa dan Asia

    Tenggara lainnya (Hall 1985:226).

    Zona perdagangan maritim Laut Cina Selatan meliputi pantai timur laut Semenanjung

    Malaka, Thailand, dan pesisir pantai Vietnam yang berada dalam perbatasan Teluk Thailand.

    Ayudhya merupakan kerajaan yang sangat penting dalam zona ini, terbentuk sejak awal abad

    ke-14. Pada abad ke-15, Ayudha telah mengekspor beras ke Melaka. Juga berperan sebagai

    pusat niaga maritim dengan Philipina dan China. Sebagian besar perdagangan ini dijalankan

    oleh orang Melayu dan muslim China yang menetap di pelabuhan Ayudha (Hall 1985:226).

    Laut China Selatan ini sering dipandang sebagai laut tengah yang dikelilingi oleh

    negeri-negeri, yang merupakan permulaan lintasan bahari ke Timur Jauh. Semua daerah di

    Asia Tenggara dihubungkan oleh laut ini. Bagi bangsa China, semua negeri yang terletak di

    Laut China yang besar itu dikelompokkan dalam satu nama yakni Nanhai atau Lautan Selatan.

    Itulah sebabnya dalam peta kawasan ini disebut sebagai Laut China Selatan. Di bagian utara

    dan barat, bagian benua Asia yang berbatasan dengan laut, berupa dataran-dataran pesisir di

    China Selatan dan Semenanjung Indocina. Di sebelah timur, selatan, dan barat daya,

    terbentang bumi kepulauan dengan ribuan jumlah pulaunya yang berderet membentuk

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 7

    lengkungan besar, memanjang mulai dari pantai China dan Taiwan sampai ke Semenanjung

    Melayu1.

    Disini bertiup angin musim yang berganti-ganti, menhembus ke arah barat daya.

    Angin musim panas menghembus dari laut membawa kelembaban dengan arah berlawanan

    sehingga sampai dataran-dataran pesisir China Selatan ikut merasakan pengaruh iklim yang

    hampir tropis. Daerah ini paling baik untuk pertanian persawahan, juga menjadi tempat

    berlangsungnya perpindahan penduduk secara besar-besaran. Penduduknya langsung

    berhadapan dengan laut yang luas. Di kepulauan, perpindahan melalui darat tidak mungkin

    karena sifatnya sebagai kepulauan, sementara di daratan juga demikian karena terpecah-

    pecahnya daerah pemukiman di dataran-dataran alluvial, yang kadang-kadang sangat sempit

    dan terpisah-pisah satu sama lainnya oleh daerah-daerah pegunungan yang menjorok sampai

    ke pinggiran laut, atau lebih ke selatan oleh hutan rimba tropis yang lebat. Kondisi tersebut

    menempatkan Laut China Selatan sebagai media penghubung yang menempa kesatuan

    daerah-daerah tersebut. Di sekitar laut ini terbentuk kekuatan-kekuatan politik yang membuat

    Asia Tenggara menjadi dunia yang sangat ramai jaringan perhubungan maritimnya. Laut

    China Selatan merupakan mata rantai dalam jaringan yang jauh lebih luas, tempat terjadinya

    pertukaran antara berbagai peradaban, sehingga menghasilkan peradaban yang beraneka

    ragam bagi Asia Tenggara.

    Laut China Selatan merupakan jalur lintasan trans Asia, dari pantai China Selatan di

    timur laut mengarah ke barat daya ke daerah-daerah selat. Kawasan laut ini bukanlah padang

    yang dapat dilintasi dari satu ujung ke ujung lainnya, melainkan suatu daerah luas yang penuh

    bahaya, antara lain pulau-pulau karang Paracels dan Spartley. Kapal-kapal berlayar lalu lalang

    memanfaatkan angin musim yang siluh bergangti berembus tepat dalam poros itu dan oleh

    arus air deras mengalir bersamaan dengan angin itu. Negeri-negeri pesisir sepanjang jalan

    maritime yang ramai itu mempunyai kedudukan yang menguntungkan, lewat kegiatan

    perdagangan maritime ataupun pembajakan. Karena kegiatan ekonomi itulah, maka negara-

    1 Manguin, Y.P, 1983. Dunia yang Ramai: Laut Cina dengan Jaringan-jaringannya dalam Citra

    Masyarakat Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan, hlm.83.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 8

    negara tersebut memperoleh manfaat dari hasil peradaban besar yang terbawa dari India dan

    China, kemudian juga dari Timur Tengah.2

    Di bagian barat, dari Pulau Jawa sampai ke pesisir China, terdapat sederetan negara

    yang maju di bidang ekonomi dan yang mempunyai hubungan langsung dengan lintasan trans

    Asia. Di bagian timur, terdapat dunia ketiga yang menyediakan hasil buminya, berupa

    rempah-rempah dari Maluku, kayu cendana dari Timor, kapur baris dan bijih dari Kalimantan,

    dan lain sebagainya. Hasil bumi itu hanya dapat masuk di lalu lintas maritim internasional

    dengan perantaraan negara-negara di sebelah barat3. Di sinilah kapal-kapal dari semua penjuru

    bertemu. Tidak mengherankan apabila kerajaan-kerajaan besar pertama yang dikenal berpusat

    di kawasan ini. Posisi geografis ini sangat menguntungkan baginya karena bisa menguasai

    tempat pertemuan jalan pelayaran dan perdagangan4 (Lapian 2008: 4). Menurut Wolters

    (2011: 19), pelayaran dari dan ke barat (baca: Teluk Bengal) itu lebih dulu beberapa abad dari

    penemuan jalan laut ke negeri China5.

    Zona perdagangan maritim Laut Sulu meliputi pantai barat Luzon, Mindoro, Cebu,

    Mindanao, dan pantai utara Kalimantan. Semua kawasan itu berfungsi sebagai penghubung

    perdagangan antara China dengan kepulauan rempah-rempah di Asia Tenggara. Kepulauan

    rempah-rempah menghasilkan pala dan bunga pala, cengkih, cendana (sandalwood), dan

    komoditi mewah (lux) lainnya seperti nuri (parrot) dan burung-burung surga (birds of

    paradise) yang diperdagangkan melalui Laut Sulu ke China dan negara Thai di utara, serta

    Jawa dan Malaka di barat (Hall 1985:226).

    Keterlibatan pedagang China di Philipina sejak abad ke-11 dan abad ke-12 sangat

    mempengaruhi kegiatan niaga di zona Laut Sulu. Kemudian, dalam abad ke-14 para pedagang

    lokal telah melibatkan diri secara intensif dalam perdagangan impor dan pengumpulan hasil-

    hasil hutan yang diminati oleh pedagang-pedagang China. Dengan demikian, perdagangan di

    kawasan ini (secara internal dan eksternal) menstimulasi perubahan-perubahan besar bagi

    2 Ibid hlm.86.3 Ibid.4 Lapian, Adrian B. 2008. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17. Jakarta:

    Komunitas Bambu, hlm.4.5 O.W. Wolters, 2011. Kemaharahaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III Abad VII.

    Jakarta: Komunitas Bambu, hlm.19.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 9

    masyarakat Philipina. Situasi ini mendukung regulasi formal jaringan perdagangan antara

    penduduk setempat (indigenous population) dan pedagang luar negeri serta mendorong

    pembentukan klaster-klaster kampung (barangay) yang dikontrol dan dilindungi oleh

    pemimpin lokal yang disebut datu.

    Penelitian arkeologi menemukan adanya pemukiman penduduk yang lebih dari lima

    ratus rumahtangga di Manila pada periode sebelum Spanyol, seperti halnya lokasi pemukiman

    di Mindoro, Mindanao, dan pantai Cebu. Mereka menjalin hubungan dagang dengan China.

    Data-data peninggalan yang ditampilkan mirip dengan penanggalan porselin China dari masa

    Dinasti Sung dan Dinasti Ming (Hall 1985:227).

    Zona perdagangan maritim Laut Jawa meliputi Nusa Tenggara (Selat Sunda), Maluku,

    Timor, pantai barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera. Jaringan perdagangan ini

    dibawah hegemoni Majapahit (Hall 1985:227). Dalam kitab Negarakretagama terdapat

    sejumlah nama daerah di Nusantara yang pernah mempunyai hubungan dengan Majapahit,

    dalam konteks hubungan dan jaringan perdagangan maritim abad ke-14 yang menempatkan

    Majapahit sebagai pemegang hegemoni di Laut Jawa. lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 10

    Peta 1 Zona perdagangan maritim Asia tahun 1000-1400 M(Hall 1985:224)lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 11

    BAB II

    PELAYARAN CHINA NUSANTARA

    Sumber bacaan bab ini diambil dari karya Anthony Reid6 tentang Asia Tenggara pada masa

    modern awal. Karya ini (buku) merupakan kumpulan artikel (makalah) yang telah diterbitkan

    secara terpisah, baik dalam bentuk buku maupun jurnal. Namun, yang menjadi fokus

    pembahasan ini diambil dari Bab 4, mengenai perkapalan dan pelayaran China dan Jawa.

    Penyajiannya dibagin atas lima. Diawali (bagian 1) dengan jenis armada (kapal) yang

    digunakan dalam pelayaran, yakni jung dari China dan jong dari Jawa. Kedua jenis ini

    memainkan peran penting dalam pelayaran jarak jauh (lintas samudera/laut) terutama dalam

    membangun jaringan maritim awal antara China, Jawa, dan Maluku (bagian 2). Dalam

    perkembangannya, perdagangan swasta China dibatasi dan bahkan dilarang sehingga, antara

    lain, berimplikasi pada terjadinya migrasi dan terbentuknya koloni-koloni China di Nusantara

    (bagian 3).

    Akibat kebijakan pembatasan itu, perdagangan maritim menjadi merosot. Untuk

    memulihkan kondisi itu, kaisar China menyelenggaran ekspedisi maritim ke seberang lautan

    yang dipimpin oleh laksanama Cheng Ho (bagian 4). Hubungan China dengan Nusantara

    (Asia Tenggara) sempat membaik. Namun, tidak lama kemudian, dunia maritim Asia

    Tenggara terganggu seiring datangnya bangsa Eropa, terutama Portugis yang kelak berhasil

    menguasai kota dagang utama, Malaka, pada tahun 1511. Posisi penting dan strategis Malaka

    menarik perhatian raja-raja Jawa untuk menguasainya, sehingga timbul upaya penyerangan

    (perang) di laut. Hal ini berpengaruh pada merosotnya pelayaran orang Jawa. Sementara itu,

    aktivitas perdagangan maritim orang China dapat bertahan. Bahkan, ketika Belanda (VOC)

    memperkuat posisinya di Nusantara, para saudagar China mendapat perhatian dan bahkan

    ditarik ke kota dagangnya, Batavia (bagian 5).

    A. Perkapalan

    6 Anthony Reid. 2004. Sejarah Modern Awal Asia Tenggara. Diterjemahkan oleh Sori Siregar, Hasif

    Amini, dan Dahris Setiawan. Jakarta: LP3ES.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 12

    Ukiran perahu bercadik pada candi Borobudur adalah salah satu bukti kuat peradaban

    bahari Nusantara, khususnya Jawa di masa lalu. Kapal jenis ini telah dimanfaatkan sebelum

    abad ke-15. Lambungnya dibentuk dengan menyambung papan-papan pada lunas kapal dan

    kemudian saling disambungkan dengan pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, kecuali

    untuk penguat tambahan, baut atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk

    lancip, dilengkapi dua batang kemudi menyerupai dayung dan sebentuk layar segi empat yang

    diikat dengan tali.

    Kapal tersebut sangat berbeda dengan tipe kapal China, yang lambungnya

    dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi pada kerangka dan dinding penyekat

    yang memisahkan ruan muatan. Kapal-kapal China memiliki kemudi tunggal yang dipsang

    pada palang-rusuk buritan, dasar kapal dibuat mendatar tanpa lunas.

    Dikotomi (tipe) kapal Jawa dan China tersebut telah dibantah oleh hasil-hasil

    penelitian arkeologi kelautan, dari abad ke-13 dan ke-17, di Laut China Selatan dan Teluk

    Siam. Menurut Pierre-Yves Manguin, belum ada kapal dagang besar yang dibangun murni

    dengan teknik Asia Tenggara ataupun China Utara. Haluan kapal-kapal itu disatukan dengan

    pasak kayu, sebagaimana gaya Asia Tenggara. Selain itu, juga digunakan tambahan paku besi

    dan penjepit untuk mengencangkan atau menopang bilah-bilah kayu ke kerangka utama.

    Laporan orang-orang Eropa dari abad ke-16 mengenai kapal-kapal barang menunjukkan

    bahwa terdapat kapal-kapal yang memiliki tiga atau empat layar besar, yang disebutnya

    dengan Jung7.

    Istilah jung dipakai pertama kali oleh Rahib Odorico, John de Marignoli, dan Ibn

    Bathuthah dalam abad ke-14. Penulis terakhir ini pernah menumpang armada ini dalam

    pelayarannya dari India (pelabuhan Calcutta) ke China. Dia mendeskripsikan tiga jenis ukuran

    kapal-kapal China yang digunakan untuk pelayaran, baik untuk jarak dekat maupun jarak

    7 Jung dalam bahasa Portugis dinamakan Junco, dan bahasa Italia adalah Giunchi atau Zonchi.

    Sebagian berpendapat bahwa awal usul kata jung dari bahasa China untuk perahu yakni Chuan. Namun yang lebih mendekati adalah kata Jong dalam bahasa Jawa. Manguin bersikeras bahwa kata Jong ditemukan dalam sebuah prasasti Jawa kuno abad ke-9. Kemudian makna kata itu masuk dalam bahasa Melayu menjelang abad ke-15, ketika daftar kata-kata China mengidentifikasinnya sebagai kapal (hlm. 78-79).

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 13

    jauh. Kapal yang berukuran besar disebut Junk, yang berukuran sedang dinamakan Zawa, dan

    berukuran kecil disebut Kakam8.

    Pada kapal jenis Junk terdapat 12 layar, sementara jenis Kakam hanya 3 layar.

    Layarnya terbuat dari potongan dahan kayu Khaizaran yang dipasang secara berderet. Layar

    tersebut diputar sesuai arah angin. Jika sedang berlabuh, layar tersebut dibiarkan tertiup angin.

    Orang-orang yang petugas armada Junk berjumlah 1.000; 600 orang diantanya bertugas di

    bagian pelayaran dan 400 orang lainnya di bagian peperangan, termasuk diantaranya adalah

    pasukan pemanah dan pasukan perisai.

    Cara pembuatan armadanya, dari dua kayu besar yang dibuat seperti pagar, kemudian

    antara keduanya disambung dengan kayu berukuran tebal. Untuk menguatkan sambungan

    tersebut digunakan paku besar yang ditancapkan pada sambungannya. Ukuran sebuah paku

    sektar tiga hasta. Setelah itu, dibagian atasnya dibuat penutup seperti tenda. Pada bagian

    pinggir armada terdapat para pendayung yang berjumlah 10-15 orang pada tiap sisinya.

    Mereka mendayung sambil berdiri, dengan bertumpu pada kedua kakinya. Di dalam armada

    tersebut sudah tersedia ruangan dan kamar khusus bagi para pedagang yang kebetulan

    membawa pelayan atau isteri-isteri mereka.

    Makna kata jong masuk ke dalam bahasa Melayu menjelang abad ke-15 untuk

    menyebut kapal. Undang-undang laut Melayu, yang disusun akhir abad ke-15, secara rutin

    menggunakan istilah jung sebagai kata untuk kapal pengangkut barang. Sumber-sumber

    berbahasa Arab dalam abad ini juga menggunakan kata jung untuk merujuk pada dua armada

    kapal Cheng Ho yang merapat di Aden pada tahun 1419 dan 1432. Citra armada jung,

    sebagaimana dikemukakan oleh Tome Pires, dekat dengan pembajakan (perompakan) di laut.

    Karena itu, kapal-kapal yang datang ke Kanton diwajibkan berlabuh di salah satu pulau lepas

    pantai untuk menghindari orang-orang Jawa dan Melayu, karena dengan kekuatan satu jung

    mereka dapat menghancurkan dua puluh jung China.

    8 Muhammad Bin Abdullah Bin Bathuthah. 2012. Rihlah Ibnu Bathutha; Memoar Perjalanan Keliling

    Dunia di Abad Pertengahan. Diterjemahkan oleh Muhammad Muchson Anasy dan Khalifurrahman Fath. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, hlm.585587.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 14

    B. Hubungan Maritim Awal; China-Jawa-Maluku

    Barang-barang perdagangan antara Asia Tenggara dan China diangkut oleh kapal-

    kapal Asia Tenggara hingga abad ke-12. Usaha China untuk menguasai lautan sebelah selatan

    baru dilakukan pada zaman Dinsti Sung Selatan (1127-1279). Kapal-kapal China dibuat di

    Guangdong dan Fujian untuk ekspedisi-ekspedisi ke selatan. Kapal-kapal itu kemungkinan

    besar dibangun berdasarkan kapal-kapal seberang lautan yang berdatangan dari Asia

    Tenggara, selain meniru kapal-kapal sampan dari bagian utara China. Apa yang diperkenalkan

    mereka dalam rancang bangun kapal di Jawa akhir abad ke-13 mungkin terbatas pada ukuran

    kapal yang lebih besar, penggunaan paku besi lebih banyak, dan sekat-sekat pembagi ruang

    muatan.

    Dalam abad ke-13, saat proses awal berdirinya Majapahit, armada China melakukan

    ekspedisi ke Jawa untuk pertama kalinya oleh utusan Kubilai Khan, tepatnya tahun 1293.

    Ekspedisi ini dilakukan untuk menghukum raja Jawa, Kertanegara, yang telah menghina

    utusan kaisar China. Seribu kapal besar yang mengangkut 20.000 tentara China9 bertolak dari

    Fujian ke Jawa. Ketika mereka tiba di Jawa, ternyata raja Kertanaegara sudah meninggal

    (tidak berkuasa lagi). Kedatangan mereka dimanfaatkan oleh menantu Kertanegara yakni

    Raden Wijaya yang berminat untuk berkuasa. Dengan kekuatan tentara China itu, Raden

    Wijaya menyerang Kediri dan berhasil menaklukannya. Ditengah kondisi itu, Wijaya berbalik

    menyerang tentara China, sehingga banyak diantara mereka yang terbunuh dan lainnya

    9 Menurut Tan Ta Sen, bahwa tanpa alasan yang jelas Kubilai Khan pada menit-menit terakhir merubah

    rencana yang sudah tersusun rapi itu. Jumlah pasukan yang semula dipersiapkan sebanyak 20.000 dikurangi dan menjadi 5.000. Pasukan ini diberangkatkan dari Quanzhou pada bulan Dsember 1292, dan tiba di Jawa tahun 1293. Dalam pelayaran itu, mereka sempat singgah di Gelam untuk menebang pohon guna membuat perahu-perahu kecil yang dipakai untuk menyusuri sungai-sungai. Pertama kali mereka berlabuh dan menguasai Tuban, kemudian Surabaya. Di sinilah mereka terlibat pertempuran dengan pasukan Kediri Jayakatwang. Dengan bantuan (bersekutu) dengan Raden Wijaya, mereka berhasil menaklukkan Kediri. Penjelasan lebih lanjut periksa Tan Ta Sen. 2010. Cheng Ho; Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Jakarta: Kompas, hlm. 262-265.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 15

    terkocar-kacir. Peristiwa itu memaksa pimpinan armada China10 meninggalkan Jawa dan

    kembali ke negerinya. Peristiwa itu telah mengawali lahirnya imperium Majapahit.11

    Satu abad kemudian (abad ke-14), interakasi China dengan Nusantara terutama

    berkaitan dengan perdagangan rempah-rempah Maluku. Para penulis Portugis memandang

    bahwa orang China adalah perintis perdagangan cengkih dalam skala besar (hlm.81). Sumber-

    sumber China dari abad ini telah menyebut nama-nama daerah di Maluku sebagai daerah

    penghasil rempah-rempah.

    Sumber China dalam periode Yuan akhir (abad ke-14) menyebut Dingxiang zhou

    atau negeri cengkeh untuk Maluku. Dalam Wenxian tongkao (1339) disebut Mawu zhou.

    Sedangkan, Daoyi zhilue (1350) menyebutnya Wenlaogu (Maluku) dan Wendan (Banda).

    Hanya sumber yang ditulis Wang Dayuan yang memberikan deskripsi mengenai Maluku,

    bahwa negeri itu menghasilkan rempah-rempah. Penduduknya mengonsumsi sagu. Secara

    khusus dia menggunakan istilah Yixi atau Yiqi untuk Pulau Tidore. Pulau ini sangat

    penting sebagai tempat perdagangan orang China di Maluku. Dari sumber terakhir dapat

    ditafsirkan bahwa perahu-perahu China telah datang dan berdagang di Maluku terutama

    dengan Tidore. Untuk mendapatkan rempah-rempah, pedagang China menukarkannya dengan

    komoditi yang dibawanya terutama keramik dan kain sutra12.

    Pada abad ke-14, seperti dicatat dalam sejarah Dinasti Ming, bahwa Maluku terletak di

    samudera tenggara dan memiliki reputasi sebagai negara yang kaya. Hasil buminya yang

    sangat dikenal adalah cengkih, yang pada musim hujan bunganya banyak berjatuhan ke tanah,

    dengan baunya yang harum. Sumber China ini menyebutnya sebagai dhupa. Inilah satu-

    10 Tiga pemimpin pasukan China yang kembali ke negerinya adalah Shih-pi, Mese, dan Kau Hsing,

    pada bulan April 1293. Dua pemimpin pertama mendapat hukuman saat tiba di istana kaisar karena telah mengizinkan Raden Wijaya kembali ke Trowulan pasca pertempuran melawan Kediri, sebalinya Kau Hsing terbebas dari hukuman karena dia tidak setuju dengan izin tersebut.

    11 Selingan China tersebut, dalam pandangan Vlekke, telah mengawali sejarah kerajaan Jawa terakhir dan terbesar, yakni imperium Majapahit. Lebih lanjut periksa Bernard H.M. Vlekke. 2008. Nusantara; Sejarah Indonesia. Diterjemahkan oleh Samsudin Berlian. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Freedom Institute, hlm. 68-73. Baca juga D.G.E. Hall, 1988. Sejarah Asia Tengara. Diterjemahka oleh I.P. Soewarsha. Surabaya: Usaha Nasional , hlm.74-77.

    12Roderich Ptak. 1992. The Northern Trade Routes to the Spices Islans; South China Sea Sulu Zone North Moluccas (15th to early 16th century). Archipel, Vol. 43, hlm. 29.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 16

    satunya negara di lautan timur yang menghasilkan cengkih. Banyak pedagang China yang

    mengunjungi pulai ini untuk berdagang13.

    Peta 2 Route pelayaran pedagang China ke Maluku abad ke-14Sebuah catatan navigasi China abad ke-15 menyebut daerah Chih-lo-li (Galela) di

    Halmahera Utara, sebagai salah satu tujuan pelayaran di Mei-lo-chu (Maluku)14. Kedatangan

    13 W.P. Groeneverdt, W.P. 2009. Nusantara dalam Catatan Tionghoa (diterjemahkan oleh Gatot

    Triwira). Jakarta: Komunitas Bambu, hlm. 165-166.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 17

    kapal-kapal China itu diungkapkan kemudian oleh pelaut Portugis, yang mengabdikan diri

    pada Raja Spanyol, Antonio Galvao, abad ke-16 bahwa ship and junks coming to the

    Moluccas by the Borneo route were the first to be seen in these islands, and they always came

    from that direction15. Keterangan ini menambah informasi mengenai jalur kapal-kapal China

    ke Maluku melalui Kalimantan.

    Pada masa awal Dinasti Ming (1368-1400), route pelayaran China ke Maluku

    mengalami perubahan, dari route Borneo ke route Jawa. Perubahan ini disebabkan oleh lima

    faktor. Pertama, perdagangan maritim China menurun karena kontrol pemerintah dan

    pelayaran swasta yang tidak baik, terutama pelayaran ke kawasan timur Nusantara. Kedua,

    penurunan atau bahkan berhentinya permintaan China terhadap rempah-rempah, hal itu juga

    mereduksi permintaan Indonesia barat dan Asia Tenggara daratan. Ketiga, perkembangan

    pelabuhan-pelabuhan di Jawa sebagai emporia16 pada abad ke-14. Pelabuhan-pelabuhan itu

    berada dalam kontrol Majapahit, sehingga mempengaruhi alur perdagangan rempah-rempah

    dari Maluku. Kondisi itu tidak menguntungkan China untuk mengembangkan jalur niaga laut

    ke Laut Sulu dan Maluku. Keempat, perluasan pengaruh Majapahit ke Maluku dalam

    perdagangan rempah-rempah. Hal itu berdampak negatif terhadap aktivitas perdagangan

    China ke Maluku. Kelima, Majapahit juga mendominasi Brunei, pada saat yang sama juga

    Kepulauan Sulu. Brunei bergantung pada Majapahit sampai awal 1400-an. Kontrol Majapahit

    terhadap Borneo bagian utara berlangsung sampai akhir abad ke-14. Kegiatan perdagangan

    laut China ke Sulu dan Maluku pulih kembali pada awal abad ke-15, ketika pengaruh

    Majapahit sudah menurun. Brunei melindungi dan melakukan proteksi terhadap kapal-kapal

    China17.

    Rempah-rempah Maluku telah membuka hubungan perdagangan dengan China, yang

    berlangsung hingga pertengahan abad ke-14. Nampaknya dalam abad ini orang-orang Maluku

    mulai menyadari nilai ekonomis dari cengkih. Istilah cengkih sendiri dipandang berasal dari

    14J.V. Mills, 1979. Chinese Navigator in Insulinde about AD.1500. Archipel, Vol.18, hlm. 73,79-80. 15 Ptak (1992), Op. Cit. hlm.32. 16 Yang dimaksud dengan emporia oleh K.N. Chaudhuri (1985) adalah kota-kota pelabuhan yang

    menyediakan berbagai fasilitas bagi para pedagang dan pelaut. 17 Petak (1992), Op. Cit. hlm .33-35.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 18

    bahasa-bahasa China yang berarti paku. Dalam bahasa Mandarin bentuknya adalah zhi jia

    dan dalam bahasa Minnan dialek Kanton dan Xiemen bentuknya adalah zhen ga. Istilah

    cengkih sendiri mulai umum dalam bahasa Melayu sejak abad ke-1618.

    C. Pembatasan Perdagangan Swasta, Migrasi, dan Perdagangan Negara

    Pendiri dinasti Ming, Zhu Yuanzang (Hongwu), menerapkan kebijakan luar negeri

    dalam sebuah dekrit yang mengatakan bahwa para penguasa China dan negara kaum barbar,

    baik jauh maupun dekat, harus berbuat baik, dan ramah terhadap negeri tetangga, sehingga

    semuanya dapat hidup harmonis dan menikmati kedamaian dan kebahagiaan. Negara-negara

    tetangga bersahabat yang tidak akan diserbu ialah Korea, Jepang, Ryukyu Besar, Ryukyu

    Kecil, Annam (Vietnam), Chenla (Kamboja), Siam (thailand), Samudera, Jawa, Pahang,

    Sriwijaya, Brunai dan lain-lain. Kebijakan itu diteruskan oleh Yongle. Dengan demikian,

    hubungan luar China Ming dengan negara-negara Asia Tenggara secara fundamental berdasar

    pada perdagangan dan diplomasi. Pandangan politik ini merupakan pedoman kebijakan dan

    sifat dari misi Cheng Ho dari tahun 1405 sampai 1433.

    Berkuasanya Dinasti Ming pada tahun 1368 memiliki peran penting dalam hubungan

    perdagangan maritim China dengan negeri-negeri seberang lautan. Tiga kaisar Ming pertama

    menekan perdagangan swasta dan menggantinya dengan serangkaian diplomatik secara

    berkesinambungan dan penuh semangat yang sengaja dirancang untuk menjamin bahwa

    tukar-menukar perniagaan hanya berlangsung dalam bentuk misi-misi upeti secara berkala

    dari Asia Tenggara ke istana kekaisaran (Reid 2004: 84).

    Pengekangan perdagangan swasta tersebut menyebabkan sebagian besar pelaut-

    pedagang China yang sedang berada di Asia Tenggara tidak kembali lagi ke negerinya.

    Mereka memilih untuk menetap di sana, dengan pertimbangan agar tidak mendapat hukuman.

    Karena itu, kegiatan perdagangan maritim dengan Asia Tenggara juga terhenti sementara.

    Dari catatan Ma Huan19, Fei Xin, dan Gong Zeng diketahui sejumlah pemukiman

    China Muslim, dari Zhangzho, Fujian, dan Guangdong, di Jawa dan Palembang20. Menurut

    18 R.Z. Leirissa, 1997. Jalur Sutera: Integrasi Laut dan Darat dan Ternate sebagai Bandar di Jalur Sutra dalam G.A. Ohorella (peny), Ternate sebagai Bandar di Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. hlm. 32.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 19

    Ma Huan dan Fei Xin, terdapat pemukiman-pemukiman China di Majapahit, Tuban, Gresik,

    dan Surabaya. Di istana Mahapahit, orang China berada pada kelas sosial kedua, setelah

    kelompok muslim keturunan Arab. Mereka berasal dari Guangdong, Zhangzhou, Fujian, dan

    Quanzhou.

    Di Tuban, terdapat lebih seribu keluarga China dari Guangdong dan Zhangzhou. Di

    sekitar Gresik, sebuah Kampung Baru didirikan oleh para migran asal Guangdong. Jumlah

    mereka lebih dari seribu kepala keluarga, yang diatur oleh seorang kepala kampung asal

    Kanton. Dibandingkan dengan migran di Majapahit dan Tuban, mereka yang bermukim di

    sini lebih makmur. Mereka adalah para saudagar yang menjual emas, batu-batu mulia, dan

    lainnya. Ma Huan tidak menyebut agama mereka, seperti pada dua lokasi pemukiman

    pertama. Tampaknya, mereka mendapat perhatian baik dari pemimpin-pemimpin negeri

    tersebut. Dalam batas tertentu, mereka memiliki otonomi dengan pemimpin dari kalangan

    mereka sendiri yang menangani urusan-urusan komunitasnya. Ma Huan menyebutkan bahwa

    banyak dari migran China di Palembang berasal dari Guangdong, Zhangzhou, dan Quanzhou,

    yang melarikan diri untuk tingal di Palembang. Mereka orang kaya dan makmur.21

    Kebijakan luar negeri dinasti Ming sangat penting dalam dunia perdagangan maritim,

    yang sebelumnya tidak aman. Dinasti ini tampil sebagai kekuatan maritim yang unggul. Pada

    tahunn1405 sampai 1433, negara menyelenggarakan ekspedisi maritim dibawah pimpinan

    Cheng Ho. Upaya ini secara radikal mengubah lanskap politik dan perdagangan di kepulauan

    Asia Tenggara. Dalam periode itu, armada-armada Cheng Ho berlayar tujuh kali ke Samudera

    Barat dan mengunjungi 33 negara di Asia dan Afrika22.

    Tabel 1 Pelayaran Cheng Ho ke Luar China, 1405-1433

    Pelayaran Tahun Wilayah yang dikunjungi

    I 1405-1407 Jawa, Samudera (Lok Sheumawe), Lambri (Aceh),

    19 Seorang muslim penulis kronik perjalanan (pelayaran) Cheng Ho (Zheng He). 20 Tan Ta Zen. Op. Cit. hlm.255. 21 Ibid hlm. 256. 22 Lebih jelasnya tentang tujuh ekspedisi dan daerah-daerah yang dituju oleh ekspedisi Chneg Ho dapat

    dilihat pada A. Dahana, 2007. Tujuh Pelayaran Cheng Ho sebagai Diplomasi Kebudayaan, 1405-1433 dalam Leo Suryadinata (ed). Laksamana Cheng Ho dan Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, hlm. 29. Periksa juga Tan Ta Sen, Op. Cit. hlm. 228-230.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 20

    Ceylon, Calicut, Champa, Malaka, Aru (Deli), dan Palembang

    II 1407-1409 Thailand, Jawa, Aru, Lambri, Coimbatore (Koyanpadi), Kayal (di Delta Tambrapani), Cochin, Calicut, dan Champa

    III 1409-1411 Champa, Jawa, Malaka, Samudera, Ceylon, Cocin, Calicut

    IV 1413-1415 Champa, Kelantan, Pahang, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Samudera, Lambri, Ceylon, Kepulauan Maldives, Cocin, Calicut, Hormuz) (Catatan: Ma Huan ikut untuk pertama kali)

    V 1417-1419 Champa, Pahang, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Samudera, Lambri, Ceylon, Kepulauan Maldives, Cannamore, Cochin, Calicut, Hormuz, Dhufar, La-sa, Aden, Mogadishu, Brava, Thailand

    VI 1421-1422 Malaka, Aru, Samudera, Lambri, Coimbattore, Kayal, Ceylon, Kepulauan Maldives, Cochin, Calicut, Hormuz, Dhufar, La-sa, Aden, Mogadshu, Bravam Thailand (Catatan: Ma Huan ikut untuk kedua kalinya)

    VII 1431-1433 Mengunjungi 20 negara termasuk Jawa, Pelembang, Surabaya, Malaka, Samudera, Ceylon, Calicut (Catatan: Ma Huan ikut untuk ketiga kalinya)

    Berdasarkan hasil penelitiannya, Tan Ta Sen23 menyimpulkan lima tujuan pokok dari

    ekspedisi maritim Cheng Ho yaitu: pelayaran-pelayaran bermotif politik, diplomasi,

    memajukan perdagangan luar negeri, menabur budaya China dan memajukan pertukaran

    budaya antara China dan bangsa-bangsa Asia Afrika, dan mempelajari secara ilmiah dunia

    maritim yang belum terpetakan.

    Sejalan dengan menurunnya kedatangan misi-misi kehormatan secara signifikan pada

    awal periode Dinasti Ming dan keinginan kuat para kaisar Ming untuk memainkan peran

    sebagai pelindung wilayah dan penjaga perdamaian. Kebijakan luar negeri Ming awal (masa

    pemerintahan kaisar Hongwu, Yongle, danXuande) dilaksanakan dengan sistem tata dunia

    kekaisaran Sinosentrisme kuno24. Dibawah sistem ini, China dan negara-negara vassal saling

    23 Tan Ta Sen. 2010. Cheng Ho; Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Jakarta: Kompas, hlm.223-

    227. 24 Sesuai pandangan ini, China berada di pusat alam semesta dan dikelilingi oleh negara-negara pribumi

    asing yang kurang beradab. Hubungan negara penakluk (baca: Dinasti Ming) dan negara vassal dipandang

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 21

    mengunjungio lewat misi-misi kehormatan. Negara vassal harus membayar upeti, berupa

    produk-produk lokal kepada penguasa istana Ming, sebagai tanda kepatuhan serta balasan atas

    perlindungan politik dan pengakuan China terhadap kedaulatan mereka. Rombongan Cheng

    Ho membawa keputusan-keputusan kekaisaran serta benda-benada berharga seperti topi,

    jubah, emas dan peak, porselin, dan kain sutrea, yang akan diberikan kepada para penguasa

    pribumi. Walhasil, misi-misi persembahan dari negara tetangga ke China pada tahun 1403-

    1424 sebanyak 76 kali.

    Cheng Ho juga menjalankan fungsi sungsi panjaga perdamaian, misalnya degan

    menumpas bajak laut seperti Chen Yuzi di Palembang. Langkah ini dilakukan agar jalur

    perdagangan maritim tetap aman. Dia juga bertindak sebagai penengah dalam perselisihan

    antarnegara, misalnya antara Siam dengan Malaka, Malaka dengan Kukang (Palembang),

    Samudera, dan lain-lain. Pada ekspedisi pertamnya, Cheng Ho menobatkan Parameswara

    sebagai Raja Malaka. Pada ekspedisi ketiganya (1409-1411), tepatnya tahun 1411

    Parameswara untuk pertama kalinya mengadakan kunjungan ke China bersama armada

    pelayaran ketiga Cheng Ho. Dalam kunjungan ini, Raja Malaka membawa 540 punggawa

    kuat. Dalam periode ini pula, Megat Iskandar Shah memimpin misi kehormatan ke istana

    China dan dinobatkan oleh kaisar Yongle sebagai raja Malaka, menggantikan ayahnya

    (Parameswara). Dalam periode ekspedisi keempat, Meghat Iskandar Shah kembali melakukan

    misi kehormatan yang kedua. Kali ini dia mengadukan rencana invasi Siam. Hasilnya, kaisar

    Yongle mengirimkan utusan untuk memperingatkan raja Siam, sehingga invasi tersebut tidak

    terlaksana25. Tindakan kaisar ini terkait upaya menjaga keamanan yang sangat penting bagi

    negerinya, baik untuk kepentingan perdagangan maritim maupun datangnya misi-misi dari

    negeri seberang, sebagai pemberi upeti kepada China.

    Untuk memajukan perdagangan luar negeri, segera setelah penobatannya pada tahun

    1403, kaisar Ming (Yongle atau Zhu Di; memerintah 1402-1424)26 menghidupkan kembali

    kantor-kantor komisaris perdagangan luar negeri di Quanzhou, Guangzhou, dan Mingzhou sebagai perluasan dari hubungan penguasa-rakyat menjadi pusat dari hubungan persembahan. Periksa Tan Ta Sen, Op. Cit. hlm.224.

    25 Tan Ta Sen, Op. Cit. hlm. 228-229. 26 Masa Dinasti Ming berlangsung antara tahun 1368-1644M.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 22

    (Ningpo). Kaisar juga mengizinkan misi-misi persembahan asing membawa barang-barang

    pribadi untuk diperdagangkan tanpa pajak. Atas pandangan itulah, Cheng Ho kemudian

    mendirikan basis-basis perdagangan di berbagai pusat niaga yang strategis, seperti di

    Samudera dan Malaka. Dari catatan Ma Huan diperoleh informasi bahwa kapal-kapal yang

    telah berlayar ke berbagai negeri27 kembali ke Malaka, dan memuat barang-barang dari luar

    negeri serta memindahkannya ke dalam kapal, sambil menunggu datangnya angin selatan.

    Pada pertengahan bulan Mei, mereka siap melaut dan kembali pulang ke negerinya28.

    Ekspedisi maritim Cheng Ho juga adalah untuk mempelajari dunia maritim yang

    belum terpetakan, terutama jalur laut internasional dari China sampai Afrika. Armada Cheng

    Ho dilengkapi dengan berbagi jenis kapal, termasuk barang pengangkut benda pusaka, kapal

    pengangkut kuda, kapal perang, kapal komando, kapal pengankut padi dan gandum, serta

    kapal tanker air. Armada tersebut terdiri dari tiga komponen yakni komando, pertahanan, dan

    seremonial. Arah pelayaran dipandu oleh kompas dan geng (peralatan dan satuan untuk

    mengukur waktu dan jarak tempuh pelayaran). Sebuah timah berat dengan seutas tali dipakai

    untuk menguji kondisi dasar laut dan mengukur kedalaman laut. Teknik pengamatan bintang

    yang membentang di atas lautan dapat menunjukkan secara tepat posisi kapal29. Mereka juga

    membuat peta wilayah-wilayah yang ditemukannya.

    Pada ekspedisi keenam, setiap armada rata-rata terdiri dari 100 kapal layar raksasa,

    dengan ukuran panjang masing-masing sekitar 150 meter. Masing-masing armada

    mengangkut ribuan pelaut, pembuat peta, dokter, tamu, pedagang, dan tentara. Empat

    laksanama yang memimpin armada-armada tersebut adalah Hong Bao, Zhao Man, Zhou Wen,

    dan Yang Qing. Rombongan ini meninggalkan China pada bulan Maret 1421, berlayar

    menuju Malaka dan Kalikut, menyusuri Samudera Hindia dan menelusuri pantai timur Afrika.

    27 Jung-jung China tiba di Jawa pada bulan Desember dan berlayar kembali ke China pada bulan Mei,

    bersama angin balik. Pelayaran dan perdagangan antara China dengan Jawa (Asia Tenggara) kepulauan dimungkinkan oleh angin musim yang teratur, sehingga disebut juga sebagai angin perdagangan. Lebih lanjut periksa Leim Twam Djie. 1995. Perdagangan Perantara, Distribusi Orang-orang China di Jawa. Jakarta: KITLV-Gramedia Pustaka Utama, hlm. 24.

    28 Tan Ta Sen, Op. Cit. hlm. 225. 29 Ibid hlm.226.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 23

    Jalur ini telah lama digunakan oleh oran China. Menurut Gavin Menzies30, tiga dari empat

    armada dibawah pimpinan Hong Bao, Zhou Man, dan Zhou Wen, mengelilingi Tanjung

    Harapan. Sedangkan armada keempat yang dipimpin Yang Qing berputar kembali menjelajahi

    Samudera Hindia.

    Pelayaran China ke seberang lautan, juga terutama didukung oleh kemajuan dalam

    teknologi perkapalan. Sejak Dinasti Yuan (1206-1368), lalu diganti Dinasti Ming, kepandaian

    membuat kapal dan kepiawaian berlayar orang China cukup tinggi. Kapal-kapalnya terdiri

    atas 50-60 kabin, yang mampu membawa lebih dari 1.000 penumpang dalam pelayaran jarak

    jauh. Jangkarnya begitu besar dan berat. Sehingga diperlukan 200-300 orang bila hendak

    mengangkatnya. Badan kapalnya merupakan susunan ruang-ruang yang terpisah satu sama

    lain, sehingga tak mudah akan tenggelam jika hanya karena terbentur karang. Kapasitas

    kapalnya bervariasi, antara 2.500 sampai 3.000 ton. Di atas kapal tersebut tersedia peta laut,

    disamping buku rekaman pelayaran awak kapal China ke seberang lautan sebelumnya pada

    masa silam, misalnya karya Wang Dayuan (1349), Dao Yi Zhi Leu31.

    Kong Yuangzi32 menyajikan perbadingan armada, kapasitas kapal, dan jumlah awak

    kapal antara yang pernah digunakan oleh Cheng Ho dengan pengembara laut Eropa pertama.

    Tabel 2 Perbandingan armada Cheng Ho dengan armada pelayaran Eropa

    Pemimpin pelayaran Tahun Kapal Kapasitas terbesar (ton)Awak kapal

    Cheng Ho 1406 200 + 2.500-3.000 27.800

    Christopher Colombus 1492 3 100 88

    Vasco da Gama 1497 4 120 171

    Ferdinand Magellan 1519 5 130 270

    30 Mantan perwira kapal selam Angkatan Laut kerajaan Inggris. Dia menggunakan sejumlah peta kuno

    sebagai sumber sejarah untuk merekonstruksi pelayaran keliling dunia armada Cheng Ho yang dikirim oleh kaisar Yongle (Zgu Di). Selanjutnya periksa tulisan Richard Zakaria Leirissa, 2007. Pelayaran Keliling Dunia Armada Zheng He; Komentar atas Buku Gavin Menzies, dalam Leo Suryadinata (ed). Laksamana Cheng Ho dan Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, hlm. 1-11.

    31 Catatan tentang Pulau-pulau di Luar Negeri32 Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa; Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta:

    Yayasan Obor Indonesia, 2011, hlm.5.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 24

    Ekspedisi maritim Cheng Ho dilakukan secara resmi atau atas nama negara, yang

    menakjubkan dari upaya China yang sudah lama melakukan penetrasi ekonomi maritimnya di

    Asia Tenggara. Sekitar tahun 1345, Ibn Bathutha memberitakan deskripsi tentang penting

    saudagar-saudagar China di Kalikut (India). Jumlah jung yang berlabuh di sana tidak kurang

    dari 13 buah. Bahkan, dalam abad ke-15, di sana telah terdapat perwakilan dan sebuah gudang

    China (Lombard 2005:30). Pemimpin pelayaran negara Ming China sendiri, Cheng Ho,

    meninggal di Calikut dalam ekspedisi terakhirnya tahun 1433.

    D. Merosotnya Pelayaran

    Misi upeti dari Jawa ke China merupakan satu-satunya saluran legal untuk

    menjalankan perdagangan dan sarana orang China yang bermukim di Jawa untuk bisa pulang

    ke kampung halamannya. Pada tahun 1420-an, tercatat lima belas misi upeti dan orang Jawa

    lebih sering mengirim utusan daripada negara-negara Asia Tenggara lainnya, kecuali

    Vietnam, hingga tahun 1440-an (hlm.93). Secara perlahan jumlah pengiriman misi berkurang.

    Setelah tahun 1453 hanya lima misi dari Jawa. Sebab pengurangan tersebut adalah karena (1)

    tindakan pelanggaran mencolok yang dilakukan oleh orang Jawa dan (2) aktivitas

    perdagangan tanpa izin mereka dengan misi dari Siam. Tindakan orang Jawa itu dipandang

    sebagai perilaku yang tidak memahami adat orang China (hlm.94).

    Meskipun demikian, permintaan China akan hasil bumi Nusantara dan kebutuhan Jawa

    akan cash China sama sekali tidak berkurang. Namun untuk memenuhinya harus ditempuh

    dengan cara lain, yakni pergeseran perdagangan dari Jawa ke Malaka. Perdagangan swasta

    tetap dilarang dan pengawasan terhadap aktivitas ini dijalankan secara ketat sampai tahun

    1450-an. Pada tahun 1440-an, otoritas China menindak tegas para pedagang yang terang-

    terangan mencoba melanjutkan perdagangan dengan cara penyelundupan. Badan pengawas

    kekaisaran juga memecat penguasa-penguasa lokal di Fujian karena telah mengizinkan

    beberapa pedagang dari distrik Luhai pergi berlayar ke Jawa, dengan status sebagai utusan

    kekaisaran. Namun demikian, embargo perdagangan swasta mulaiu sedikit diperlonggar

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 25

    antara tahun 1457 sampai 1520. Kebijakan itu memudahkan para saudagar Fujian dan

    Guangdong beroperasi ke pelabuhan-pelabuhan terdekat di daratan Asia Tenggara, dengan

    dalih bahwa mereka sekadar melakukan lintas-pantai, daripada melintasi samudera langsung

    ke Jawa.

    Faktor lain (kedua) yang terjadinya pergeseran itu adalah karena terganggunya kondisi

    Jawa akibat berbagai perang saudara yang terus berkecamuk dan tidak adanya pusat politik

    dan perniagaan. Pada saat yang sama pelabuhan Malaka sangat stabil. Keadaan itu merupakan

    daya tarik bagi orang-orang China untuk berdagang di sana. Malaka dan Siam memang rajin

    memelihara relasi upeti dengan China. Beberapa jung Malaka setaip tahun mengunjungi

    sebuah pulai yang telah ditentukan di lepas pantai Kanton. Sebalinya, jung-jung China

    mengunjungi Malaka secara berkala dan berlabuh di sebuah pulau lepas pantai (Pulau China).

    Lima jung China berada di sana ketika armada Albuquerque tiba tahun 1511 (hlm.95).

    Faktor terakhir (ketiga) adalah penggunaan peran perantara Kerajan Ryukyu

    (Okinawa). Kerajaan ini dimanfaatkan sebagai pusat niaga pantai (entrepot) bagi lalu lintas

    barang dengan Asia Tenggara. Kontak-kontak niaga ini dirintis oleh komunitas China

    Palembang. Pada tahun 1419, mereka mengirim sebuah kapal ke Jepang. Para awaknya

    dikirim kembali melalui Ryukyu dan Siam tahun 1421. Kontak ini membuka hubungan

    perniagaan lebih luas dengan Palembang tahun 1428 dan Jawa (bagian timur) tahun 1430.

    Antara tahun 1430-1442 tercatat enam misi perdagangan dari Ryukyu ke Jawa. Pada tahun

    1463, perdagangan Ryukyu bergeser ke Malaka, yang menjadi pusat niaga pantai untuk jalur

    perdagangan Asia Timur Laut dengan Nusantara sebelum dikuasai oleh Portugis tahun 1511.

    Tome Pires mencatat satu sampai tiga jung Ryukyu berhasil mencapai Malaka setiap tahun

    (hlm.96).

    Tiga kondisi tersebut menyebabkan Malaka berkembang pesat. Pada masa

    kejayaannya, sebagian besar penduduk pelabuhan itu adalah orang-orang Jawa. Mereka

    dikenal terutama sebagai tukang kayu dan pembuat kapal di kota itu. Albuquergue amat

    terkesan dengan keahlian mereka, sehingga dia membawa enam puluh tukang kayu Jawa dari

    galangan kapal itu bersamanya ke India untuk membantu memperbaiki kapal-kapal Portugis

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 26

    di sana. Orang Jawa juga merupakan mayoritas awak kapal dagang yang dikirim oleh chettiar

    Malaka Nina Chetu ke Pegu, Pasai, dan India Selatan pad atahun 1512-1513.

    Puncak pencapaian kemajuan Malaka dibuktikan dengan adanya Undang-undang Laut

    Malaka sebagai pedoman sistem perdagangan dan perkapalan di pelabuhan itu. Undang-

    undang ini disahkan oleh sultan Malaka terakhir, Mahmud (1488-1511). Dari aturan ini

    diperoleh pula keterangan mengenai tiga nakhoda33 yang mengajukan undang-undang laut itu

    kepada Dato Bendahara Sri Maharaja, yang mendapat restu Sultan Mahmud. Salah satunya

    diantaranya, Sang Utama Diraja, adalah pedagang Jawa terbesar di Malaka yang sangat kaya

    dan mendominasi perdagangan beras dan rempah-rempah antara Jawa dan Malaka. Dia

    memiliki delapan ribu orang budak Jawa yang tinggal bersamanya. Dua nakhoda lainnya,

    menurut Anthony Reid, adalah pedagang-bangsawan Jawa terkemuka di Malaka.

    Dengan demikian, undang-undang laut Malaka merupakan hasil upaya bersama di

    mana orang Jawa sebagai pengguna bahasa Melayu paling banyak di kota perniagaan itu

    memainkan peran utama. Salah satu konsep pokoknya adalah kiwi, yakni saudagar

    pelancong yang berlayar dengan kapal milik orang lain dan dia tunduk kepada otoritas

    nakhoda. Namun demikian, kiwi juga memiliki hak-hak khusus, misalnya (1) harus diberitahu

    jika muatan kapal hendak dibuang ke laut, jika kapal dalam bahaya (tidak seimbang) saat

    berlayar, (2) mendapat giliran berdagangan setelah hari keempat, atau setelah nakhoda

    menjual barangnya. Setelah itu baru kemudian giliran para pelaut (hlm.101)34.

    Kemajuan perdagangan maritim Malaka menarik perhatian Patih Yunus dari Jepara

    untuk menguasainya. Pada bulan Januari 1513, tiga puluh lima jung besar masing-masing

    berbobot sekitar 500 ton serta tujuh puluh kapal kecil lainnya serta banyak kapal-kapal besar

    tuas bersenjata menyerang Malaka. Hampir seluruh armada dihancurkan dalam pertempuran

    laut di lepas pantai Malaka, menyisahkan satu jung raksasa berbobot 1.000 ton yang berhasil

    33 Masing-masing Nakhoda Zainal dengan gelar Sang Naya Diraja, Nakhoda Dewa diberi gelas Sang

    Setia Dipati, dan nakhoda ketiga diberi gelar Sang Utara Diraja. Lebih lanjut tentang undang-undang Laut Malaka dapat diperiksa pada Hukum Kanun Pahang yang diterbitkan oleh Lembaga Muzeum Negeri Pahang (2003). Baca juga Liaw Yock Fang. 1976. Undang-undang Malaka. The Hague-Martinus Nijhoff.

    34 Bandingkan pula dengan ketentuan-ketentuan dalam perdagangan dan pelayaran Bugis (Makassar). Periksa H.O.L.Tobing, 1977. Hukum Pelayaran dan Perdagangan Amanna Gappa. Ujung Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, terutama pasal 4.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 27

    kembali dan berlabuh di Jepara. Peristiwa ini menyakinkan para pembuat kapal Jawa bahwa

    jung-jung mereka yang besar tap sulit dikendalikan itu akan menghadapi risiko terlampau

    besar seandainya Portugis menerapkan pertempuran laut gaya Eropa di Nusantara.

    Pada abad ke-16 ukuran kapal-kapal Asia Tenggara semakin mengecil, dan sebaliknya

    kapal-kapal Eropa yang berdagang ke Asia semakin besar. Jung terbesar dalam periode ini

    adalah yang mengangkut beras dari Jepara dan Semarang. Kapal-kapal yang berlabuh di Jawa

    Timur di Selat Madura yang berjumlah sekitar seribu kapal berbobot 20-200 ton. Salah satu

    jung pengangkut beras di Jepara berbobot 400 ton. Belanda (VOC) memandang kapal-kapal

    Jawa sebagai saingan. Pada tahun 1618, armada Belanda menyerang bandar pelabuhan Jepara.

    Semua jung dirampas dan dibakar, termasuk satu kapal besar yang sedang memuat beras 300

    ton.

    Pada saat perdagangan maritim dan pelabuhan-pelabuhan Jawa menghadapi ancaman

    dari VOC, kekuatan Mataram sedang bangkit. Kekuatan militer perlahan bergeser ke ibukota

    pedalaman, akibat kemerosotan di laut. Mataram berhasil menaklukkan dan menghancurkan

    Lasem (116), Tuban (1619), Gresik (1623), dan seluruh kompleks pelabuhan Jawa Timur

    yang bersandar pada Surabaya (1625). Jepara mencoba bertahan dengan menunjukan

    loalitasnya pada Sultan Agung. Namun sebaliknya, Belanda melakukan penghancuran

    terhadapnya pada tahun 1628 dan 1629. Semua jung dan loji Inggris dihancurkan. Semua

    saudagar Gujarat yang ditemukan dibunuh dan memaksa orang China pindah ke Batavia.

    Akibat tindakan itu, Jepara menjadi tidak berdaya dan tidak lebih dari sekadar pasar yang

    tunduk pada monopoli perdagangan beras kerajaan Mataram.

    Upaya monopoli Mataram dilanjutkan oleh pengganti Sultan Agung, yakni

    Amangkurat I (1647-1677). Pada tahun 1651, dia melaang rakyatnya berdagang ke seberang

    lautan. Kemudian tahun 1655, dia menutup semua pelabuhan serta memerintahkan

    penghancuran terhadap semua kapal Jawa. Hal itu menyebakan pelabuhan-pelabuhan Jawa

    tidak aman lagi bagi saudagar Jawa untuk menanamkan modalnya pada kapal-kapal yang

    sangat mudah diserang.

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 28

    Perubahan tersebut juga mempengaruhi pembuatan kapal yang jauh lebih kecil dan

    lebih cepat yang dapat menghindari serangan kapal-kapal Belanda. Sementara itu, para

    saudagar yang lebih besar pindah ke pelabuhan-pelabuhan yang dipandan bisa melindungi

    mereka, seperti Banten (hingga 1684), Makassar (hingga 1669), Malaka (hingga 1641), Aceh,

    Palembang, dan Banjarmasin. Hampir di semua tempat mereka membaur ke dalam kelompok

    pedagang Malaka, sehingga mereka kelak dikenal sebagai orang-orang Melayu.

    E. Pedagang China Bertahan di Masa VOC

    Ditengah kemerosotan itu, tampaknya orang China masih dapat bertahan. Perluasan

    kebun lada secara besar-besaran di Sumatera selama abad ke-16 membuat pelabuhan-

    pelabuhan niaga di bagia barat Nusantara semakin menarik perhatian orang-orang China. Pada

    tahun 1569, jung-jung China mengunjungi Banten secara berkala dan menggeser sebagian

    besar orang Portugis dari perdagangan lada ke China. Armada China yang berjumlah sekitar

    delapan jung yang berbobot lima sampai enam ratus ton, berangkat secara tetap ke Jawa

    selama tiga dasawarsa pertama abad ke-17. Sekitar tiga ribu orang China di Banten.

    Gubernur Jenderal VOC (Coen) berusaha membujuk orang-orang China di Banten

    untuk pindah ke Batavia. Usaha itu awalnya digagalkan oleh pangeran Banten, yang

    menyadasi bahwa keberangkatan orang China itu akan melumpuhkan perdagangan di Banten.

    Menghadapi upaya pangeran Banten itu, maka Coen menyatakan blokade terhadap Banten.

    Akibatnya, pasar dan perdagangan di Banten menjadi lumpuh. Kemiskinan pun marajalela.

    Kondisi ini memaksa orang China mencari nafkah di tempat lain, antara lain ke Batavia. Pada

    tahun 1619, jumlah orang China yang bermukim di kota itu sampai 400 orang. Pada tahun

    berikutnya bertambah menjadi sekitar 900 orang dan tahun 1627 berjumlah 3.500 orang35.

    Perhatian Coen terhadap orang China tampak cukup besar. Setelah berhenti dari

    Gubernur Jenderal VOC, pada tahun 1623 Coen memberikan kesaksian bahwa tidak ada

    orang lain di dunia ini yang lebih baik mengabdi kepada kami daripada orang China. Para

    pengganti Coen menyetujui pendapat ini dan tetap memperlakukan orang-orang China dan

    perdagangan mereka dengan baik. Pada tahun 163, pimpinan Tertinggi VOC menulis perintah

    35 Liem Twam Djie, Op.Cit. hlm. 30

    lkpp

    unha

    s

  • BAHAN AJAR SEJARAH MARITIM DUNIA 29

    kepada Gubernur Jenderal Hendrik Brouwer agar memperlakukan dengan baik semua orang

    Hindia dan terutama orang-orang China harus diperlakukan dengan segala hormat agar

    mereka berada di pihak kita. Dengan cara itu, maka perdagangan di Batavia makin lama

    makin berkembang. 36

    Kota ini kemudian tergantung pada mereka, sebagai pedagang kecil, tukang, pekerja,

    petani sayur-mayur, pembuat roti, dan hampi semua peran produktif lainnya. Mereka

    diizinkan tinggal di sebelah dalam tembok kota Batavia. Jumlah mereka mencapai 39 persen

    dari jumlah penduduk kota tahun 1699 dan 58 persen tahun 1739. Jumlah mereka meningkat

    pesat pada dasawarsa terakhir abad ke-17, ketika banyak orang-orang China meninggalkan

    negerinya akibat perang melawan rezim Mancu, ditambah lagi dengan pembukaan

    perdagangan luar negeri tahun 1684. Banten juga dikuasai oleh Belanda. Semua pusat

    kehidupan ekonomi dan budaya China di Jawa sepenuhnya dikendalikan oleh Belanda.

    Akibatnya kegiatan niaga mereka menyebar ke seluruh penjuru Jawa.

    Pada masa VOC, peran pedagang China berubah, dari sebelumnya sebagai

    penghubung antara para pedagang kelontong besar China dengan penduduk di Jawa, menjadi

    penghubung antara VOC dan penduduk di Jawa. Pada saat ini, VOC merupakan satu-satunya

    pedagang besar distribusi barang-barang dagangan dari Eropa. Sementara itu, pengangkutan

    barang-barang ekspor China dari Nusantara diserhkan (oleh VOC) kepada para pedagang

    China. Dalam kaitan perdagangan maritim, VOC tetap mempertahankan perdagangan baran-

    barang Jepang dan perdagangan dengan pantai India37.

    Bila pada masa Coen sampai Zwardecroon, orang China mendapat perhatian khusus

    dari COC, namun setelah 1725 para pengganti Gubernur Jenderal VOC bertindak sewenang-

    wenang terhadap orang China. Dibawah kekuasaan mereka, pegawai VOC memeras dan

    men