Download - SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Transcript
Page 1: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA

Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru

kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional adalah bangunan yang dibangun oleh zaman kuno.

Arsitektur vernakular juga bentuk lain dari arsitektur tradisional, terutama bangunan rumah

hunian, dengan beberapa penyesuaian membangun oleh beberapa generasi ke generasi.

Arsitektur Baru atau kontemporer lebih banyak menggunakan materi dan teknik konstruksi baru

dan menerima pengaruh dari masa kolonial Belanda ke era pasca kemerdekaan. Pengenalan

semen dan bahan-bahan modern lainnya dan pembangunan dengan pertumbuhan yang cepat

telah menghasilkan hasil yang beragam.

Arsitektur Klasik Indonesia

Ciri khas arsitektur klasik Indonesia dapat dilihat paada bangunan candi dengan struktur

menaranya. Candi Buddha dan Hindu dibangun dari batu, yang dibangun di atas tanah dengan

cirikhas piramida dan dihiasi dengan relief. Secara simbolis, bangunan adalah sebagai

representasi dari Gunung Meru yang legendaris, yang dalam mitologi Hindu-Buddha

diidentifikasi sebagai kediaman para dewa. Candi Buddha Borobudur yang terkenal dari abad ke-

9 dan Candi Prambanan bagi umat Hindu di Jawa Tengah juga dipenuhi dengan gagasan makro

kosmos yang direpresentasiken dengan sebuah gunung. Di Asia Timur, walau dipengaruhi oleh

budaya India, namun arsitektur Indonesia (nusantara) lebih mengedapankan elemen-elemen

masyarakat lokal, dan lebih tepatnya dengan budaya petani.

Budaya Hindu paling tidak 10 abad telah mempengaruhi kebudayaan Indonesia sebelum

pengaruh Islam datang. Peninggalan arsitektur klasik (Hindu-Buddha) di Indonesia sangat

terbatas untuk beberapa puluhan candi kecuali Pulau Bali yang masih banyak karena faktor

agama penduduk setempat.

Arsitektur vernakular di Indonesia

Arsitektur tradisional dan vernakular di Indonesia berasal dari dua sumber. Pertama

adalah dari tradisi Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India melalui Jawa. Yang kedua adalah

arsitektur pribumi asli. Rumah-rumah vernakular yang kebanyakan ditemukan di daerah

pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap ilalang, bambu,

Page 2: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

anyaman bambu, kayu kelapa, dan batu. Bangunan adalah penyesuain sepenuhnya selaras

dengan lingkungan sekitar. Rumah-rumah di pedalaman di Indonesia masih banyak yang

menggunakan bambu, namun dengan seiring dengan proses modernisasi, bangunan-bangunan

bambu ini sedikit demi sedikit diganti dengan bangunan dinding bata.

Arsitektur tradisional di Indonesia

Bangunan vernakular yang tertua di Indonesia saat ini tidak lebih dari sekitar 150 tahun

usianya. Namun dari relief di dinding abad ke-9 di candi Borobudur di Jawa Tengah

mengungkapkan bahwa ada hubungan erat dengan arsitektur rumah vernakular kontemporer

yang ada saat ini. Arsitektur vernakular Indonesia juga mirip dengan yang dapat ditemukan di

seluruh pulau-pulau di Asia Tenggara. Karakteristik utamanya adalah dengan digunakannya

lantai yang ditinggikan (kecuali di Jawa), atap dengan kemiringan tinggi menyerupai pelana dan

penggunaan material dari kayu dan bahan organik tahan lama lainnya.

Pengaruh Islam dalam Arsitektur

Budaya Islam di Indonesia dimulai pada tahun 13 Masehi ketika di Sumatra bagian utara

muncul kerajaan Islam Pasai di 1292. Dua setengah abad kemudian bersama-sama juga dengan

orang-orang Eropa, Islam datang ke Jawa. Islam tidak menyebar ke kawasan Indonesia oleh

kekuatan politik seperti di India atau Turki namun lebih melalui penyebaran budaya. Budaya

Islam pada arsitektur Indonesia dapat dijumpai di masjid-masjid, istana, dan bangunan makam.

Menurunnya kekuatan kerajaan Hindu Majapahit di Jawa menandai bergantinya periode

sejarah di Jawa. Kebudayaan Majapahit tersebut meninggalkan kebesarannya dengan dengan

Page 3: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

serangkaian candi-candi monumental sampai abad keempat belas. Meskipun demikian, tidak

berarti bahwa “Zaman Klasik” di Jawa ini kemudian diganti dengan zaman “biadab” dan juga

bukanlah awal dari “Abad Kegelapan”. Selanjutnya kerajaan-kerajaan Islam melanjutkan budaya

lama Majapahit yang mereka adopsi secara jenius. “New Era” selanjutnya menghasilkan ikon

penting seperti masjid-masjid di Demak, Kudus dan Banten pada abad keenam belas. Juga

dengan situs makam Imogiri dan istana-istana Yogyakarta dan Surakarta pada abad kedelapan

belas. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam tidak memperkenalkan bentuk-bentuk fisik baru

dan ajaran-ajarannyapun diajarkan lebih dalam cara-cara mistis oleh para sufi, atau dengan kata

lain melalui sinkretisme, sayangnya hal inilah yang mempengaruhi „gagal‟nya Islam sebagai

sebuah sistem baru yang benar-benar tidak menghapuskan warisan Hindu ( lihat Prijotomo,

1988).

Masjid Kudus dengan Gaya Hindu untuk Drum Tower dan Gerbang

Penyebaran Islam secara bertahap di kawasan Indonesia dari abad ke-12 dan seterusnya

dengan memperkenalkan serangkaian penting pengaruh arsitektur. Namun, perubahan dari gaya

lama ke baru yang lebih bersifat ideologis baru kemudian teknologi. Kedatangan Islam tidak

mengarah pada pengenalan bangunan yang sama sekali baru, melainkan melihat dan

menyesuaikan bentuk-bentuk arsitektur yang ada, yang diciptakan kembali atau ditafsirkan

kembali sesuai persyaratan dalam Islam. Menara Kudus, di Jawa Tengah, adalah contoh dalam

kasus ini. Bangunan ini sangat mirip dengan candi dari abad ke-14 di era kerajaan Majapahit,

menara ini diadaptasi untuk kepentingan yang lebih baru dibangun masjid setelah runtuhnya

kerajaan Majapahit. Demikian pula, masjid-masjid di awal perkembangan Islam di Indonesia

murni terinspirasi dari tradisi bangunan local yang ada di Jawa, dan tempat lain di Nusantara,

dengan empat kolom utama yang mendukung atap tengahnya. Dalam kedua budaya ini empat

kolom utama atau Saka Guru mempunyai makna simbolis.

Page 4: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Gaya Belanda dan Hindia Belanda

Pengaruh Barat di mulai jauh sebelum tahun 1509 ketika Marco Polo dari Venesia melintasi

Nusantara di 1292 untuk kegiatan perdagangan. Sejak itu orang-orang Eropa berusaha untuk

merebut kendali atas perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan. Portugis dan

Spanyol, dan kemudian Belanda, memperkenalkan arsitektur mereka sendiri dengan cara awal

tetap menggunakan berbagai elemen arsitektur Eropa, namun kemudian dapat beradaptasi

dengan tradisi arsitektur lokal. Namun proses ini bukanlah sekadar satu arah: Belanda kemudian

mengadopsi unsur-unsur arsitektur pribumi untuk menciptakan bentuk yang unik yang dikenal

sebagai arsitektur kolonial Hindia Belanda. Belanda juga sadar dengan mengadopsi arsitektur

dan budaya setempat kedalam arsitektur tropis baru mereka dengan menerapkan bentuk-bentuk

tradisional ke dalam cara-cara modern termasuk bahan bangunan dan teknik konstruksi.

Gereja Blenduk dan Lawang Sewu bangunan, contoh dari arsitektur Belanda

Bangunan kolonial di Indonesia, terutama periode Belanda yang sangat panjang 1602 –

1945 ini sangat menarik untuk menjelajahi bagaimana silang budaya antara barat dan timur

dalam bentuk bangunan, dan juga bagaimana Belanda mengembangkan aklimatisasi bangunan di

daerah tropis. Menurut Sumalyo (1993), arsitektur kolonial Belanda di Indonesia adalah

fenomena budaya unik yang pernah ditemukan di tempat lain maupun di tanah air mereka

sendiri. Bangunan-bangunan tesebut adalah hasil dari budaya campuran kolonial dan budaya di

Indonesia.

Perbedaan konsep Barat dan Indonesia ke dalam arsitektur adalah terletak pada korelasi

antara bangunan dan manusianya. Arsitektur Barat adalah suatu totalitas konstruksi, sementara

itu di Timur lebih bersifat subjektif, yang lebih memilih penampilan luar terutama façade depan.

Kondisi alam antara sub-tropis Belanda dan tropis basah Indonesia juga merupakan

pertimbangan utama bangunan Belanda di Indonesia.

Page 5: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Sebenarnya, Belanda tidak langsung menemukan bentuk yang tepat untuk bangunan

mereka di awal perkembangannya di Indonesia. Selama awal kolonisasi Eropa awal abad 18,

jenis bangunan empat musim secara langsung dicangkokkan Belanda ke iklim tropis Indonesia.

Fasade datar tanpa beranda, jendela besar, atap dengan ventilasi kecil yang biasa terlihat di

bagian tertua kota bertembok Belanda, juga digunakan seperti di Batavia lama (Widodo, J. dan

YC. Wong 2002).

Menurut Sumintardja, (1978) VOC telah memilih Pulau Jawa sebagai pusat kegiatan

perdagangan mereka dan bangunan pertama dibangun di Batavia sebagai benteng Batavia. Di

dalam benteng, dibangun rumah untuk koloni, memiliki bentuk yang sederhana seperti rumah

asli di awal tapi belakangan diganti dengan rumah gaya Barat (untuk kepentingan politis).

Dinding batu bata rumah, mereka mengimpor bahan langsung dari Belanda dan juga dengan atap

genteng dan interior furniture. Rumah-rumah yang menjadi tradisi pertama rumah-rumah tanpa

halaman, dengan bentukan memanjang seperti di Belanda sendiri. Rumah-rumah ini ada dua

lantai, sempit di façade tapi lebar dalam. Rumah tipe ini selanjutnya banyak digunakan oleh

orang-orang cina setelah orang Belanda beralih dengan rumah-rumah besar dengan halaman luas.

Rumah-rumah ini disebut sebagai bentuk landhuizen atau rumah tanpa beranda dalam periode

awal, setelah mendapat aklimatisasi dengan iklim setempat, rumah-rumah ini dilengkapi dengan

beranda depan yang besar seperti di aula pendapa pada bangunan vernakular Jawa.

Pada awalnya, rumah-rumah ini dibangun dengan dua lantai, setelah mengalami gempa

dan juga untuk tujuan efisiensi, kemudian rumah-rumah ini dibangun hanya dalam satu lantai

saja. Tetapi setelah harga tanah menjadi meningkat, rumah-rumah itu kembali dibangun dengan

dua lantai lagi.

Penentuan desain arsitektur menjadi lebih formal dan ditingkatkan setelah pembentukan

profesi Arsitek pertama di bawah Dinas Pekerjaan Umum (BOW) pada 1814-1930. Sekitar tahun

1920-an 1930-an, perdebatan tentang masalah identitas Indonesia dan karakter tropis sangat

intensif, tidak hanya di kalangan akademis tetapi juga dalam praktek. Beberapa arsitek Belanda,

seperti Thomas Karsten, Maclaine Pont, Thomas Nix, CP Wolf Schoemaker, dan banyak

lainnya, terlibat dalam wacana sangat produktif baik dalam akademik dan praksis. Bagian yang

paling menarik dalam perkembangan Arsitektur modern di Indonesia adalah periode sekitar

1930-an, ketika beberapa arsitek Belanda dan akademisi mengembangkan sebuah wacana baru

Page 6: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

yang dikenal sebagai “Indisch-Tropisch” yaitu gaya arsitektur dan urbanisme di Indonesia yang

dipengaruhi Belanda

Tipologi dari arsitektur kolonial Belanda; hampir bangunan besar luar koridor yang

memiliki fungsi ganda sebagai ruang perantara dan penyangga dari sinar matahari langsung dan

lebih besar atap dengan kemiringan yang lebih tinggi dan kadang-kadang dibangun oleh dua

lapis dengan ruang yang digunakan untuk ventilasi panas udara.

Arsitek-arsitek Belanda mempunyai pendekatan yang baik berkaitan dengan alam di

mana bangunan ditempatkan. Kesadaran mereka dapat dilihat dari unsur konstruksi orang yang

sangat sadar dengan alam. Dalam Sumalyo (1993,): Karsten pada tahun 1936 dilaporkan dalam

artikel: “Semarangse kantoorgebouwen” atau Dua Office Building di Semarang Jawa Tengah:

1. Pada semua lantai pertama dan kedua, ditempatkan pintu, jendela, dan ventilasi yang

lebar diantara dia rentang dua kolom. Ruangan untuk tiap lantai sangat tinggi; 5, 25 m di

lantai pertama dan 5 m untuk lantai dua. Ruangan yang lebih tinggi, jendela dan ventilasi

menjadi sistem yang baik untuk memungkinkan sirkulasi udara di atap, ada lubang ventilasi

di dinding atas (di atas jendela)

2. Disamping lebar ruang yang lebih tinggi, koridor terbuka di sisi Barat dan Timur meliputi

ruang utama dari sinar matahari langsung.

Ketika awal urbanisasi terjadi di Batavia (Jakarta), ada begitu banyak orang membangun vila

mewah di sekitar kota. Gaya arsitekturnya yang klasik tapi beradaptasi dengan alam ditandai

dengan banyak ventilasi, jendela dan koridor terbuka banyak dipakai sebagai pelindung dari

sinar matahari langsung. Di Bandung, Villa Isolla adalah salah satu contoh arsitektur yang baik

ini (oleh Schoemaker1933)

Page 7: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Villa Isolla, salah satu karya arsitektur Belanda di Indonesia

Arsitektur Kontemporer Indonesia

Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, bangunan modern mengambil alih Indonesia. Kondisi ini

berlanjut ke tahun 1970-an dan 1980-an ketika pertumbuhan eknomi yang cepat Indonesia yang

mengarah pada program-program pembangunan besar-besaran di setiap sector mulai dari skema

rumah murah, pabrik-pabrik, bandara, pusat perbelanjaan dan gedung pencakar langit. Banyak

proyek bergengsi yang dirancang oleh arsitek asing yang jarang diterapkan diri mereka untuk

merancang secara khusus untuk konteks Indonesia. Seperti halnya kota-kota besar di dunia,

terutama di Asia, sebagai korban dari globalisasi terlepas dari sejarah lokal, iklim dan orientasi

budaya.

Rumah-rumah kontemporer di Indonesia

Arsitektur modern Indonesia umumnya mulai di sekitar tahun 50an dengan dominasi

bentuk atap. Model bangunan era kolonial juga diperluas dengan teknik dan peralatan baru

seperti konstruksi beton, AC, dan perangkat lift. Namun, sepuluh tahun setelah kemerdekaan,

kondisi ekonomi di Indonesia belum cukup kuat. Sebagai akibat, bangunan yang kurang

Page 8: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

berkualitas terpaksa lahir. Semua itu sebagai upaya untuk menemukan arsitektur Indonesia

modern, seperti halnya penggunaan bentuk atap joglo untuk bangunan modern.

Arsitektur perumahan berkembang luas pada tahun 1980-an ketika industri perumahan

booming. Rumah pribadi dengan arsitektur yang unik banyak lahir tapi tidak dengan perumahan

massal. Istilah rumah rakyat, rumah berkembang, prototipe rumah, rumah murah, rumah

sederhana, dan rumah utama dikenal baik bagi masyarakat. Jenis ini dibangun dengan ide ruang

minimal, rasional konstruksi dan non konvensional (Sumintardja, 1978)

Permasalahan untuk Arsitektur Indonesia

Gerakan-gerakan baru dalam arsitektur seperti Modernisme, Dekonstruksi, Postmodern,

dll tampaknya juga diikuti di Indonesia terutama di Jawa. Namun, dalam kenyataannya, mereka

menyerap dalam bentuk luar saja, bukan ide-ide dan proses berpikir itu sendiri. Jangan heran jika

kemudian muncul pandangan yang dangkal; “Kotak-kotak adalah Modern, Kotak berjenjang

adalah pasca Modern” (Atmadi, 1997). Arsitektur hanya hanya dilihat sebagai objek bukan

sebagai lingkungan hidup.

Sumalyo, (1993) menyatakan bahwa pandangan umum arsitektur Barat: „Purism‟, di

mana untuk menunjuk Bentuk dan Fungsi, adalah berlawanan dengan konsep-konsep tradisi

yang memiliki konteks dengan alam. Kartadiwirya, dalam Budihardjo (1989,) berpendapat,

mengapa prinsip tropis „nusantara‟ arsitektur jarang dipraktekkan di Indonesia adalah karena

pemikiran dari proses perencanaan tidak pernah menjadi pemikiran. Mereka hanya hanya

mengajarkan tentang perencanaan konvensional selama 35 tahun tanpa perubahan berarti sampai

beberapa hari. Sayangnya hamper semua bahan pengajaran dalam arsitektur berasal dari cara

berpikir Barat yang menurut Frick (1997) telah menghasilkan kelemahan arsitektur Indonesia.

Dia juga menjelaskan bahwa Bahan menggunakan bangunan modern hanya karena alasan

produksi massal yang lebih „Barat‟ dan jauh dari tradisi setempat. Kondisi ini telah memicu

penggunaan bahan yang tidak biasa dan tanpa kondisi lokal.

Page 9: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

RUMAH TRADISIONAL INDONESIA

Rumah Adat Toraja (Tongkonan)

Rumah Adat Toraja atau yang biasa disebut dengan Tongkonan, kata tongkonan sendiri berasal

dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk. Dikatakan sebagai tempat

duduk karena dahulu menjadi tempat berkupulnya bangsawan toraja yang duduk dalam

tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini selain berfungsi sebagai tempat tinggal juga

memiliki fungsi sosial budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat. Masyarakat Suku Toraja

menganggap rumah tongkonan itu sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) dianggap

sebagai bapak.

Rata-rata rumah orang Toraja menghadap ke arah utara, menghadap ke arah Puang Matua

sebutan bagi orang Toraja kepada Tuhan YME dan untuk menghormati leluhur mereka dan

dipercaya akan mendapatkan keberkahan di dunia.

Page 10: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Di daerah Tana Toraja pada umumnya merupakan tanah pegunungan batu alam dan kapur

dengan ladang dan hutan yang masih luas, dilembahnya itu terdapat hamparan persawahan.

Rumah Tongkonan adalah rumah panggung yang dibangun atau didirikan dari kombinasi

lembaran papan dan batang kayu. Kalau dilihat, denahnya berbentuk persegi panjang mengikuti

bentuk praktis dari material kayu. Material kayu dari kayu uru, yaitu sejenis kayu lokal yang

berasal dari Sulawesi. Kayu uru banyak ditemui dihutan-hutan didaerah Toraja dan kualitas dari

kayu uru cukup baik, kayu-kayu ini tidak perlu dipernis atau di pelistur, kayu dibiarkan asli .

Rumah Toraja atau Tongkonan ini dibagi menjadi 3 bagian:

1. Kolong (Sulluk Banua)

2. Ruangan rumah (Kale Banua)

3. Atap (Ratiang Banua)

Pada bagian atap rumah Tongkonan, bentuknya melengkung seperti tanduk kerbau. Terdapat

jendela kecil disisi timur dan barat pada bangunan, bertujuan sebagai tempat masuknya sinar

matahari dan aliran angin.

Dalam pembangunan rumah adat Tongkonan ada hal-hal yang harus diperhatikan dan tidak boleh

untuk di langgar, yaitu:

1. Rumah diharuskan menghadap ke utara, letak pintu di bagian depan rumah, dengan

keyakinan langit dan bumi itu merupakan satu kesatuan, dan bumi dibagi kedalam 4 penjuru

mata angin, yaitu:

Utara disebut Ulunna langi, yang paling mulia di mana Puang Matua berada (keyakinan

masyarakat Toraja).

Timur disebut Matallo, tempat matahari terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau

kehidupan.

Barat disebut Matampu, tempat metahari terbenam, lawan dari kebahagiaan atau

kehidupan, yaitu kesusahan atau kematian.

Page 11: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Selatan disebut Pollo‟na langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala

sesuatu yang tidak baik atau angkara murka.

2. Pembangunan rumah tradisional Tongkonan biasanya dilakukan secara gotong royong.

Rumah Adat Tongkonan dibedakan menjadi 4 macam:

Tongkonan Layuk, rumah adat tempat membuat peraturan dan penyebaran aturan-aturan.

Tongkonan Pakamberan atau Pakaindoran, rumah adat tempat dilaksanakannya aturan-

aturan. Biasanya dalam satu daerah terdapat beberapa tongkonan, yang semuanya

bertanggung jawab pada Tongkonan Layuk.

Tongkonan Batu A‟riri, rumah adat yang tidak mempunyai peranan dan fungsi adat,

hanya sebagai tempat pusat pertalian keluarga.

Barung-barung, merupakan rumah pribadi. Setelah beberapa turunan (diwariskan),

kemudian disebut Tongkonan Batu A‟riri.

Kenapa harus tanduk Kerbau? bagi orang Toraja, kerbau selain sebagai hewan ternak juga

menjadi lambang kemakmuran dan status. Oleh sebab itu kenapa tanduk atau tengkorak kepala

kerbau di pajang dan disimpan di bagian rumah, karena sebagai tanda bawasannya

keberhasilan si pemilik rumah mengadakan sebuah upacara atau pesta.

Page 12: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Pada dasarnya, Suku Toraja yang ada sekarang ini bukanlah suku asli, tetapi merupakan suku

pendatang. Menurut mitos atau kepercayaan yang sampai saat ini masih dipegang teguh, suku

Toraja berasal dari khayangan yang turun pada sebuah pulau Lebukan.

Kemudian, secara bergelombang dengan menggunakan perahu mereka datang ke Sulawesi

bagian Selatan. Di pulau ini mereka berdiam disekitar danau Tempe dimana mereka mendirikan

perkampungan. Perkampungan inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan

Bugis. Diantara orang-orang yang mendiami perkampungan ini ada seorang yang meninggalkan

perkampungan dan pergi ke Utara lalu menetap di gunung Kandora dan di daerah Enrekang.

Orang inilah yang dianggap merupakan nenek moyang suku Toraja.

Sistim pemerintahan yang dikenal di Toraja waktu dulu adalah sistim federasi. Daerah Toraja

dibagi menjadi 5 daerah yang terdiri atas :

1. Makale

2. Sangala

3. Rantepao

4. Mengkendek

5. Toraja Barat.

Page 13: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Daerah-daerah Makale, Sangala dan Mengkendek dipimpin masing-masing oleh seorang

bangsawan yang bernama PUANG. Daerah Rantepao dipimpin oleh bangsawan yang bernama

PARENGI, sedangkan daerah Toraja Barat dipimpin oleh bangsawan bernama MA‟DIKA.

Ada semacam perbedaan yang sangat menyolok antara daerah yang dipimpin oleh PUANG

dengan daerah yg dipimpin oleh PARENGI dan MA‟DIKA didalam menentukan lapisan sosial

yang terdapat didalam masyarakat. Pada daerah yang dipimpin oleh PUANG masyarakat biasa

tidak akan dapat menjadi PUANG, sedangkan pada daerah Rantepao dan Toraja Barat

masyarakat biasa dapat saja mencapai kedudukan PARENGI atau MA‟DIKA kalau dia pandai.

Hal inilah mungkin yang menyebabkan daerah Rantepao bisa berkembang lebih cepat

dibandingkan perkembangan yang terjadi di Makale.

Kepercayaan, kepercayaan di Tana Toraja dikenal pembagian kasta seperti yang terdapat

didalam Agama Hindu-Bali. Karena itulah sebabnya kepercayaan asli suku Toraja yaitu

ALUKTA ditetapkan pemerintah menjadi salah satu sekte dalam agama Hindu-Bali. Kelas atau

kasta ini dibagi menjadi 4:

1. Kasta Tana‟ Bulaan

2. Kasta Tana‟ Bassi

3. Kasta Tana‟Karurung

4. Kasta Tana‟ Kua-kua

Adat Istiadat, adat istiadat diToraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. Didalam

menjalankan upacara dikenal 2 macam pembagian yaitu:

Page 15: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Upacara kegembiraan disebut Rambu Tuka

Upacara ini juga meliputi 7 tahapan, yaitu:

1. Tananan Bua‟

2. Tokonan Tedong

3. Batemanurun

4. Surasan Tallang

5. Remesan Para

6. Tangkean Suru

7. Kapuran Pangugan

Adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang, karena mayoritas penduduk suku

Toraja masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya (60 %). Hal ini terutama pada

adat yang berpokok pangkal dari upacara adat Rambu Solok dan Rambu Tuka. Dua pokok inilah

yang merangkaikan upacara-upacara adat yang masih dilakukan dan cukup terkenal.

Perkembangan Rumah Adat Toraja atau Tongkonan

Rumah Adat Suku Toraja mengalami perkembangan terus menerus sampai kepada rumah yang

dikenal sekarang ini. Perkembangan itu meliputi penggunaan ruangan, pemakaian bahan, bentuk,

sampai cara membangun. Sampai pada keadaannya yang sekarang rumah adat suku Toraja

berhenti dalam proses perkembangan. Walaupun mengalami perkembangan terus menerus, tetapi

rumah adat Toraja atau Tongkonan tetap mempunyai ciri yang khas. Ciri ini terjadi karena

pengaruh dari lingkungan hidup dan adat istiadat suku Toraja sendiri. Seperti halnya rumah adat

suku-suku lain di Indonesia yang umumnya dibedakan karena bentuk atapnya, rumah adat Toraja

inipun mempunyai bentuk atap yang khas. Memang mirip dengan rumah adat suku Batak, tetapi

meskipun begitu rumah adat suku Toraja tetap memiliki ciri-ciri tersendiri.

Page 16: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Pada mulanya rumah yang didirikan masih berupa semacam pondok yang diberi nama Lantang

Tolumio. Ini masih berupa atap yang disangga dangan dua tiang + dinding tebing.

Bentuk kedua dinamakan Pandoko Dena. Bentuk ini biasa disebut pondok pipit karena letak-nya

yang diatas pohon. Pada prinsipnya rumah ini dibuat atas 4 pohon yang berdekatan dan berfungsi

sebagai tiang. Hal pemindahan tempat ini mungkin disebabkan adanya gangguan binatang buas.

Perkembangan ketiga ialah ditandai dengan mulainya pemakaian tiang buatan. Bentuk ini

memakai 2 tiang yang berupa pohon hidup dan 1 tiang buatan. Mungkin ini disebabkan oleh

sukarnya mencari 4 buah pohon yang berdekatan. Bentuk ini disebut Re‟neba Longtongapa.

Page 18: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Lama sesudah itu terjadi perubahan yang banyak. Perubahan itu sudah meliputi atap, fungsi

ruang dan bahan. Dalam periode ini tiang-tiang kembali dipasang vertikal tetapi dengan jumlah

yang tertentu. Atap mulai memakai bambu dan bentuknya mulai berexpansi ke depan

(menjorok). Tetapi garis teratas dari atap masih datar. Dinding yang dibuat dari papan mulai

diukir begitu juga tiang penyangga. Bentuk ini dikenal dengan nama Banua Mellao Langi.

Berikutnya adalah rumah adat yang dinamakan Banua Bilolong Tedon. Perkembangan ini

terdapat pada Lantai yang mengalami perobahan sesuai fungsinya.

Pada periode ini hanya terjadi perkembangan pada lantai dan tangga yang berada di bagian

depan.

Page 19: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

· Pada periode ini letak tangga pindah ke bawah serta perubahan permainan lantai

· Banua Diposi merupakan nama yang dikenal untuk perkembangan kesembilan ini.

Perubahan ini lebih untuk menyempurnakan fungsi lantai (ruang).

· Berikutnya adalah perobahan lantai yang menjadi datar dan ruang hanya dibagi dua. Setelah

periode ini perkembangan selanjutnya tidak lagi berdasarkan adat, tetapi lebih banyak karena

persoalan kebutuhan akan ruang dan konstruksi. Begitu juga dalam penggunaan materi mulai

dipakainya bahan produk mutakhir, seperti seng, sirap, paku, dan sebagainya. Jadi dapat

disimpulkan bahwa perkembangan yang terakhir merupakan puncak perkembangan dari rumah

adat Toraja.

Asal-usul

Menurut legenda, nenek moyang orang Toraja berasal dari Hindia Belakang (Siam). Mereka

berimigrasi ke daerah selatan untuk mencari daerah baru. Mereka menggunakan kapal yang

menyerupai rumah adat orang Toraja sekarang ini.

Asal-usul tentang pengertian Toraja, terbagi 2 versi. Versi pertama, mengatakan bahwa kata

Toraja berasal dari kata “to” yang artinya orang dan kata “raja” yang artinya raja. Jadi Toraja

artinya orang-orang keturunan raja. Versi lain mengatakan bahwa Toraja berasal dari dua kata

yaitu “to” yang artinya orang dan “ri aja” (bahasa Bugis) yang artinya orang-orang gunung. Jadi

Page 20: SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA · PDF fileSEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional

Toraja artinya orang-orang gunung. Kedua versi tersebut memiliki alasan yang berbeda-beda dan

masuk akal.

Sejarah

Tahun 1926 Tana Toraja sebagai Onder Afdeeling Makale-Rantepao dibawah Self bestur

Luwu.

Tahun 1946 Tana Toraja terpisah menjadi Swaraja yang berdiri berdasarkan Besluit

Lanschap Nomor 105 tanggal 8 Oktober 1946.

Tahun 1957 berubah menjadi Kabupaten Dati II Tana Toraja berdasarkan UU Darurat Nomor

3 tahun 1957.UU Nomor 22 tahun 1999 Kabupaten Dati II Tana Toraja berubah menjadi

kabupaten Tana Toraja.

Sumber :

http://muchammadekodarwanto.blogspot.com/2012/11/rumah-adat-toraja-tongkonan.html

http://rahmatarifin93.wordpress.com/