Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
1
IDENTIFIKASI RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA
PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
Ir. Ida Bagus Rai Adnyana, MT.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
i
IDENTIFIKASI RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA
PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
Ir. Ida Bagus Rai Adnyana, MT.
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “ Identifikasi Risiko Dalam Proses
Estimasi Biaya Pada Proyek Kontruksi Gedung ”
Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat dan memberi tambahan
wawasan kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam buku ini masih
banyak terdapat kekuranggan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan buku ini. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.
Denpasar, 2017
Penulis
iii
ABSTRAK
Estimasi biaya merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam pelaksanaan
proyek kontruksi. Biaya dapat dikendalikan dengan memperhatikan risiko-risiko yang
timbul dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Risiko-risiko yang tidak terkendali
menyebabkan proyek tidak berjalan sesuai dengan estimasi biaya yang telah dibuat. Oelh
karena itu identifikasi risiko diperlukan dalam menentukan estimasi biaya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara wawancara
dan survei. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada responden
menggunakan metode purposive sampling yaitu hanya memilih responden yang
berkompeten dan berpengalaman dalam proses estimasi biaya. Adapun jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 25 responden yang mewakili 8 proyek konstruksi gedung
milik pemerintah yang berlokasi di Kota Denpasar.
Hasil penelitian ditemukan bahwa ada 40 risiko yang teridentifikasi, dari studi
literatur teridentifikasi 16 risiko dan hasil curah pendapat teridentifikasi 24 risiko. Dari 40
risiko tersebut, terdapat 34 risiko kategori dominan yang terdiri dari 9 risiko yang tidak
dapat diterima dan 25 risiko yang tidak diharapkan. Risiko dominan paling banyak yang
ditemukan pada risiko estimator dan tim proyek. Terdapat 16 tindakan mitigasi untuk
risiko yang tidak dapat diterima dan 41 tindakan mitigasi untuk risiko yang tidak
diharapkan. Kepemilikan risiko dominan merupakan tanggung jawab kontraktor dan
pemilik proyek.
Kata kunci : identifikasi risiko, estimasi biaya, proyek konstruksi.
DAFTAR ISI
iv
Halaman
SAMPUL DALAM..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
1.5 Batasan Penelitian ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1 Pengertian Risiko ................................................................................ 4
2.2 Manajemen Risiko .............................................................................. 5
2.2.1 Identifikasi Risiko ...................................................................... 5
2.2.2 Klasifikasi Risiko ...................................................................... 5
2.2.3 Analisis Risiko ........................................................................... 6
2.2.4 Penanganan Risiko .................................................................... 7
2.3 Kontrak Konstruksi ............................................................................. 7
2.4 Estimasi Biaya Proyek ....................................................................... 8
2.4.1 Pengertian Estimasi .................................................................. 8
2.4.2 Jenis Estimasi Biaya .................................................................. 9
2.4.3 Proses Estimasi Biaya ............................................................... 9
2.4.4 Kualitas dan Keakurasian Estimasi Biaya ................................. 9
2.4.5 Prosedur Kegiatan dalam Tahap Tender ................................... 10
2.5 Kinerja Biaya ...................................................................................... 10
2.6 Hubungan antara Risiko dalam Proses Estimasi Biaya ...................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 13
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 13
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 13
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 13
v
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 14
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................................. 15
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ....................................................... 16
3.6.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas............................................. 16
3.6.1.1 Uji Validitas .................................................................. 16
3.6.1.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 17
3.6.2 Penentuan Skala Penilaian ......................................................... 17
3.6.3 Penerimaan Risiko ..................................................................... 18
3.6.4 Penilaian Kepemilikan Risiko ................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 19
4.1 Identifikasi Risiko ............................................................................... 19
4.2 Profil Responden dan Proyek .............................................................. 23
4.3 Uji Validitas ........................................................................................ 25
4.4 Uji Reliabilitas..................................................................................... 25
4.5 Analisis Penilaian Responden ............................................................. 25
4.6 Risiko-Risiko Dominan (Major Risk) ................................................. 27
4.7 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko ................ 32
4.8 Mitigasi Risiko .................................................................................... 33
4.8.1 Mitigasi Risiko Tidak Dapat Diterima (Unacceptable) ............ 33
4.8.2 Mitigasi Risiko yang Tidak Diharapkan (Undesirable) ............ 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 44
5.2 Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bersifat unik, dalam proses
tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah
sumber daya dan membutuhkan organisasi..
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, pembiayaan merupakan bahan
pertimbangan utama karena menyangkut jumlah yang besar dan rentan terhadap
berbagai risiko. Pada penelitian sebelumnya tentang Analisa Overruns Biaya Pada
Beberapa Tipe Proyek Konstruksi (Santoso, 1999) disebutkan bahwa delapan dari
sepuluh proyek mengalami pembengkakan biaya (overruns biaya). Untuk
mengatasi pembengkakan biaya proyek tersebut, perlu diketahui penyebab utama
kerugian proyek. Menurut Budisuanda (2011), terdapat tiga penyebab kerugian
proyek paling besar yaitu kesalahan dalam estimasi biaya proyek, kepemimpinan
proyek yang lemah dan unbalanced contract.
Hal ini menegaskan bahwa biaya proyek menjadi hal penting yang harus
dicermati pengendaliannya. Awal dari pengendalian biaya adalah dari proses
estimasi.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan yaitu :
1. Risiko – risiko apa saja yang teridentifikasi dalam proses estimasi biaya
proyek konstruksi gedung di Kota Denpasar?
2. Risiko – risiko apa saja yang termasuk kategori dominan dalam proses
estimasi biaya proyek konstruksi gedung di Kota Denpasar?
3. Bagaimana mengelola/ memitigasi risiko yang ada untuk meminimalkan
berbagai dampak negatif yang mungkin terjadi?
2
1.3 TujuanPenelitian
Adapuntujuandaripenelitianiniadalah :
1. Untuk mengetahui risiko – risiko apa saja yang teridentifikasi pada proses
estimasi biaya proyek konstruksi gedung di Kota Denpasar.
2. Untuk menentukan risiko - risiko yang dominan pada proses estimasi
biaya proyek konstruksi gedung di Kota Denpasar.
3. Melakukan pengelolaan risiko untuk meminimalisir dampak negatif yang
timbul dari proses estimasi biaya.
1.4 ManfaatPenelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai identifikasi risiko yang timbul dalam
proses estimasi biaya pada proyek konstruksi gedung bertingkat. Serta
dapat memberikan penilaian (assesment) terhadap risiko yang
teridentifikasi.
2. Memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang dominan (major risk)
dan kepemilikan risiko (ownership of risk) pada proses estimasi biaya
proyek gedung bertingkat.
3. Bagi para kontraktor, dapat memberikan masukan sehingga menghasilkan
suatu hasil estimasi biaya yang lebih akurat.
4. Dapat memberikan suatu penelitian dan kajian ilmiah bagi universitas pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya, sehingga dapat menjadi
pedoman dan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.5 BatasanPenelitian
Batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan terhadap proses estimasi biaya pada tahapan
tender.
2. Proyek yang diteliti adalah proyek pembangunan gedung milik pemerintah
tahun anggaran 2013-2015 yang berlokasi di kota Denpasar. dengan nilai
proyek diatas Rp.2.500.000.000,00.
3
3. Risiko sisa (residual risk) setelah proses mitigasi tidak ditinjau.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Risiko
Dalam konteks proyek, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak
pasti.Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi, akan ada
konsekuensi. Setiap kegiatan tidak terlepas dari adanya risiko, sehingga risiko
yang telah dapat diidentifikasi harus dibuatkan suatu perencanaan yang baik
bahkan bila perlu dibuat suatu sistem untuk dapat mengurangi menjadi seminimal
mungkin sampai pada batas yang dapat diterima (Asiyanto, 2009).
Menurut Wideman dalam Husen (2009), risiko proyek adalah efek akumulasi
dari peluang kejadian yang tidak pasti yang mempengaruhi sasaran dan tujuan
proyek. berbagai aktifitas dan akan mempengaruhi biaya, jadwal dan kualitas
proyek.
Terdapat pula beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan
(dalam Darmawi, 2014) yaitu :
a. Risk is the chance of loss (Risiko adalah peluang terjadinya kerugian)
b. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)
c. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)
Secara umum risiko dapat berarti suatu potensi kejadian yang dapat
merugikan sehingga menyebabkan tidak tercapainya target yang diinginkan akibat
adanya ketidakpastian
2.2 Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut Darmawi (2014) adalah suatu usaha untuk
mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih
tinggi. Tujuan akhir manajemen risiko adalah memilih pengukuran peringanan
risiko, pemindahan risiko dan pemulihan risiko untuk mengoptimalkan kinerja
organisasi. Dan menurut Darmawi (2014) manajemen risiko dilaksanakan untuk
5
mengurangi, menghindari, mengakomodasi suatu risiko melalui sejumlah kegiatan
yang berurutan yaitu :
1. Identifikasi risiko
2. Pengukuran risiko,
3. Pengendalian risiko,
2.2.1 Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan tahapan awal dalam manajemen risiko yang
bertujuan untuk dapat menguraikan dan merinci jenis risiko yang mungkin terjadi
dari aktivitas atau kegiatan yang akan kita lakukan. Hal pertama yang harus
diketahui dengan jelas adalah sumber risiko (source), kejadiannya (event), dan
akibat dari risiko tersebut (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang
dapat memperbesar kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang
menimbulkan pengaruh (effect) yang sifatnya dapat merugikan dan
menguntungkan.
Identifikasi risiko dilakukan agar variabel risiko yang dinilai dan dievaluasi
dapat diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut
(Husen, 2009) :
1. Check list ,
2. HAZOP (Hazard and Operability
3. Past data,
4. Audi
5. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis),
6. Critical Incident Analysis
2.2.2 Klasifikasi Risiko
Menurut Godfrey (1996) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian
antara kecenderungan/frekuenasi dengan konsekuensi risiko.Kecenderungan
(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan
dalam jumlah kejadian pertahun.Sedangkan konsekuensi (consequences)
merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang
merugikan yang dinyatakan dalam nilai uang.
6
Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko
(likehood) dan konsekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat
diklasifikasikan sebagai beikut:
1. Unacceptable,
2. Undesirable,
3. Acceptable,
4. Negligible
2.2.3 Analisis Risiko
Analisis risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu risiko
dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang
ditimbulkannya.
Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis
dapat membantu untuk :
1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas
2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major risk)
3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian
4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling
jelek
5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek
6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang/ badan yang terlibat
dalam manajemen risiko
Analisis risiko dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
dimana sumber risiko harus diidentifikasi dan akibat harus dianalisis. Menurut
Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara kualitatif mempunyai
dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal risiko, dimana sasarannya
adalah menyusun sumber risiko utama dan menggambarkan tingkat konsekuensi
yang sering terjadi termasuk perkiraan pada akibat yang potensial pada estimasi
biaya dan waktu sedangkan analisis kuantitatif terfokus pada evaluasi risiko. Ada
beberapa pertimbangan dalam memilih teknik analisis risiko antara lain :
7
a. Teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kompleksitas
fasilitas serta jenis bahaya yang ada dalam operasi
b. Teknik tersebut dapat membantu dalam menentukan pilihan cara
pengendalian risiko
c. Teknik tersebut dapat membantu membedakan tingkat bahaya secara
jelas sehingga memudahkan dalam menentukan prioritas langkah
pengendaliannya
d. Cara penerapannya terstruktur dan konsisten sehingga proses
manajemen risiko dapat berjalan berkesinambungan
2.2.4 Penanganan Risiko
Menurut Husen (2009), penanganan risiko dimaksudkan agar jenis risiko
yang telah diketahui dapat dikelola atau ditangani sehingga solusi serta
penanggung jawab risikonya dapat ditentukan. Tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut tindakan mitigasi/ penanganan
risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak dapat
dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul
residual risk (sisa risiko).
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu (Flanagan
dan Norman, 1993) :
1. Menahan Risiko (Risk Retention)
2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)
3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer).
4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)
2.3 Kontrak Konstruksi
Dalam proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi
dan dilaksanakan bersama antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat.
Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam
kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan dalam menjalankan proyek agar
8
semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai
dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya.
Berdasarkan cara menghitung biaya pekerjaan atau harga borongan yang akan
dicantumkan dalam kontrak. Ada dua macam bentuk kontrak konstruksi yang
sering digunakan (Yasin, 2006) :
1. Fixed Lump Sum Price
2. Unit Price
2.4 Estimasi Biaya Proyek
Pada tahap awal, penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil
keputusan dengan estimator proyek.Pada tahap akhir, penentuan biaya diperlukan
untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Biaya yang disusun akan
memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah
proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa dan fasilitas dan beberapa
kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Tujuan akhir dari
penentuan estimasi biaya yakni menyelesaikan proyek sesuai kualitas, pada
jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran.
2.4.1 Pengertian Estimasi
Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk memperkirakan suatu
nilai berdasarkan analisis perhitungan dan pengalaman. Begitu pula dengan
estimasi biaya dalam suatu proyek konstruksi, dimaksudkan untuk
memperkirakan biaya suatu proyek. Menurut Soeharto (2001), estimasi biaya
merupakan seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan
untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia waktu itu..
Menurut Gray dan Larson (2006) estimasi perlu dilakukan antara lain untuk:
1. Mendukung keputusan yang baik
2. Menjadwalkan pekerjaan
3. Menentukan berapa lama proyek perlu dilakukan dan berapa biayanya
4. Menentukan apakah proyek layak dikerjakan
5. Mengembangkan kebutuhan arus kas
6. Menentukan seberapa baik kemajuan proyek
9
7. Menyusun anggaran time phased dan menetapkan baseline proyek
2.4.2 Jenis Estimasi Biaya
Menurut Ervianto (2009), estimasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
1. Estimasi Kelayakan
2. Estimasi Konseptual
3. Estimasi Detail
4. Sistem Estimasi Subkontraktor
5. Estimasi Pekerjaan Tambah Kurang
6. Estimasi Kemajuan
2.4.3 Proses Estimasi Biaya
Keseluruhan proses dalam estimasi dimulai dari proses input data, teknik
yang digunakan dalam pengolahan data serta output yang dihasilkan dari sebuah
estimasi.
sian Estimasi
Faktor yang berhubungan dengan keunikan proyek sangat kuat pengaruhnya
terhadap akurasi estimasi proyek, sumber daya dan faktor eksternal perlu
dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas estimasi biaya proyek. Berikut ini
adalah beberapa dampak dari estimasi yang buruk (Asiyanto, 2005) :
Gambar 2.4 Proses Estimasi Biaya
Sumber : (PMBOK, 2008)
INPUTS
1. Scope baseline
2. Project schedule
3. Human resource plan
4. Risk register
5. Enterpriseenvironmen
tal factors
6. Organizational
process assets
TOOLS & TECHNIQUES
1. Expert judgment
2. Analogous estimating
3. Parametric estimating
4. Bottom-up estimating
5. Three point estimates
6. Reserve analysis
7. Cost of quality
8. Project management
estimating software
9. Vendor bid analysis
OUTPUTS
1. Activity cost
estimates
2. Basis of estimates
3. Project document
updates
10
1. Terjadi cost overrun (pembengkakan biaya) terhadap nilai estimasi
awal.
2. Terjadi hasil yang tidak konsisten.
3. Estimasi biaya yang dihasilkan kurang detail.
4. Dokumentasi yang buruk atau lemah.
5. Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana.
6. Tidak dapat diandalkan untuk mengontrol biaya pada saat pelaksanaan
proyek.
2.4.3 Prosedur Kegiatan dalam Tahap Tender
Prosedur kegiatan dalam tahap tender juga merupakan bagian dari proses
estimasi. Terdapat beberapa proses kegiatan tender proyek yang mengacu pada
Keppres no. 54 tahun 2010 :
1. Dokumen pengadaan.
2. Penilaian Kualifikasi
3. Tahap Undangan Tender
4. Pemberian Penjelasan
5. Pemasukan Penawaran
6. Pengumuman Pemilihan Penyedia Jasa
7. Penunjukan Penyedia Jasa
8. Penandatanganan Kontrak
2.5 Kinerja Biaya
Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami
pembengkakan biaya. Pembengkakan biaya merupakan kelebihan dalam
pengeluaran biaya saat pelaksanaan dibandingkan dengan anggaran yang telah
direncanakan.Pembengkakan biaya pada tahap pelaksanaan proyek sangat
tergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari kontraktor dan
juga bergantung pada estimasi anggaran biaya.
Menurut Soeharto (2001), secara garis besar biaya proyek dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
11
1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan
menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri
dari biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi ataupun proyek
tertentu, antara lain :
a. Biaya bahan/material
b. Upah pekerja
c. Biaya peralatan
d. Biaya subkontraktor
2. Biaya Tak Langsung (indirect cost), adalah biaya yang tidak secara
langsung berhubungan dengan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat
dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak langsung terdiri atas :
a. Biaya lapangan seperti biaya operasional kantor lapangan, keamanan.
b. Biaya overhead kantor pusat.
c. Biaya asuransi (Asuransi tenaga kerja).
d. Biaya provisi bank (jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan
uang muka, jaminan masa pemeliharaan)
Biaya langsung dan tidak langsung secara keseluruhan membentuk biaya
proyek, sehingga pada pengendalian dan estimasi biaya, kedua jenis biaya ini
perlu diperhatikan. Baik biaya langsung maupun biaya tak langsung akan berubah
sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan
dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka
makin tinggi kumulatif biaya tak langsung diperlukan (Soeharto, 2001)
2.6 Hubungan antara Risiko dalam Proses Estimasi Biaya
Menurut Garret (2005) terdapat 6 sumber ketidakpastian dan risiko dalam
estimasi biaya, yaitu :
1. Kelemahan kontraktor dalam memahami persyaratan yang diminta
2. Kekeliruan dalam menginterpretasikan bahasa dalam dokumen kontrak
3. Tidak konsisten terhadap isi kontrak, baik dari pihak owner maupun
kontraktor
12
4. Terlalu terburu-buru dalam proses kontrak sehingga banyak informasi
penting tentang proyek yang terlewatkan oleh masing-masing pihak
5. Kecurangan dalam usaha memenangkan kontrak, pada akhirnya akan
menimbulkan masalah antara kedua belah pihak
6. Estimasi biaya proyek yang kurang tepat akibat tidak memperhitungkan
historikal data, inflasi, tidak adanya tools dalam mengembangkan estimasi
parametrik, kurangnya pendidikan formal maupun training bagi para
estimator.
Estimasi biaya sangat penting untuk pengendalian, bertindak sebagai standar
untuk membandingkan antara kenyataan dan rencana selama proyek
berlangsung.Kinerja biaya proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu
diantaranya adalah faktor keakuratan dalam proses estimasi biaya. Untuk
mencapai keakuratan dalam estimasi biaya, maka perlu diidentifikasi dan
diantisipasi risiko yang dapat terjadi dalam prosedur estimasi biaya proyek.
Dengan adanya identifikasi dan antisipasi risiko dalam proses estimasi biaya maka
diharapkan kinerja biaya proyek menjadi lebih baik dan tidak terdapat cost
overrun yang disebabkan oleh tidak akuratnya estimasi biaya.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan gedung di Kota Denpasar
khususnya dilihat dari proses perhitungan estimasi biaya. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, metode tersebut bertujuan untuk membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematik, faktual dan akurat mengenai suatu
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif
kualitatif yang digunakan adalah metode wawancara dan survei yang bertujuan
untuk mendapatkan opini dari expert dan responden mengenai risiko-risiko yang
mungkin terjadi pada proses estimasi biaya proyek pembangunan gedung di Kota
Denpasar.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Denpasar khususnya pada proyek
pembangunan gedung milik pemerintah.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Data sekunder
Data yang didapat dari hasil studi literatur seperti buku, jurnal, paper dan
penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. Berdasarkan data
sekunder akan diperoleh identifikasi risiko awal yang kemudian akan
dikembangkan dengan data primer.
2. Data primer
Data primer yang diperoleh dengan teknik brainstorming atau curah
pendapat dan wawancara dengan pihak-pihak yang berpengalaman
(expert). Selanjutnya melakukan kuesioner yang diisi oleh responden.
14
Untuk mengetahui risiko apa saja yang berpengaruh dalam proses estimasi
biaya menurut persepsi responden berdasarkan kuesioner yang diisi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari
para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Untuk
mengumpulkan data primer dipilih strategi survei dengan menggunakan instrumen
berupa kuesioner. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan informasi
yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan beberapa orang
dalam organisasi.
Untuk mengefektifkan tingkat pengambilan data dibutuhkan bentuk
kuesioner yang sesuai dengan instrumen penelitian dan mudah dipahami
responden. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 95. Secara
garis besar kuesioner yang diberikan ke responden terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian pertama, berisi tentang identitas responden yaitu nama, pendidikan
terakhir, jabatan dan pengalaman bekerja.
2. Bagian kedua, berisi tentang petunjuk pengisian kuesioner, tata cara
menjawab pertanyaan serta penjelasan kolom yang harus diisi oleh
responden.
3. Bagian ketiga, adalah isi dari kuesioner, yaitu mengenai identifikasi risiko
proses estimasi biaya pada proyek gedung bertingkat. Kuesioner terdiri
dari dua esensi materi yaitu :
a. Frekuensi terjadinya risiko (likelihood) , yang diukur dengan skala
frekuensi yaitu : sangat sering, sering, kadang-kadang, jarang dan
sangat jarang.
b. Dampak/ akibat yang ditimbulkan dari risiko konsekuensi
(consequences), yang diukur dengan skala konsekuensi yaitu : sangat
besar, besar, sedang, kecil dan sangat kecil.
Bentuk kuesioner adalah semi tertutup dengan pertanyaan terstruktur untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan pilihan yang tersedia terkait skala likelihood
15
(kemungkinan) dan consequences (dampak). Selain itu juga terdapat pertanyaan
yang memberi kemungkinan untuk menambah risiko yang belum teridentifikasi.
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Sekunder
2. Pengumpulan Data Prime
Teknik pemilihan responden pada penelitian ini adalah non probability
sampling dengan purposive sampling yaitu penelitian yang didasari atas
pertimbangan tertentu, kemampuan dan pengetahuan dapat menentukan
pilihannya dalam memilih responden yang diyakini mampu memberikan jawaban
pada kuesioner sesuai topik penelitian. Menurut Amirin (2009), penentuan jumlah
responden dengan teknik purposive sampling didasarkan pada jumlah yang
dianggap cukup memadai untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan
keadaan populasi dan mampu menggambarkan apa yang menjadi tujuan
penelitian.
Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya
dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Adapun
unit analisa dalam penelitian survei adalah individu, dan dalam penelitian ini unit
analisanya adalah manajer proyek dan tim estimasi selaku pihak yang terlibat
langsung dalam proses estimasi biaya dan penyusunan anggaran proyek. Selain itu
pemilihan responden juga didasarkan terhadap latar belakang pendidikan serta
pengalaman responden di bidang konstruksi khususnya dalam perhitungan
estimasi biaya.
Adapun responden dalam penelitian ini sebanyak 25 orang terdiri dari unsur:
a. Manajer Proyek (6 orang)
b. Site Manager (6 orang).
c. Bagian Estimate / Estimator(13 orang)
16
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang didapat dari kuesioner harus disusun terlebih dahulu sebelum diolah
lebih lanjut. Pada tahap ini juga dilakukan proses penentuan skala penilaian
parameter yang dimaksud untuk mengetahui nilai kemungkinan dan konsekuensi
yang terjadi. Responden harus menjawab daftar pertanyaan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman responden.
3.6.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian, data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang benar tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengujian instrumen
biasanya terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Pengukuran validitas dan
reliabilitas wajib dilakukan karena jika instrumen tidak valid dan reliabel maka
hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.
3.6.1.1 Uji Validitas
Salah satu uji validitas yang dapat digunakan adalah uji validitas konstruk,
yaitu dengan menggunakan pendapat para ahli (judgment experts). Uji validitas
konstruk berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada
kuesioner yang harus dibuang/ diganti karena dianggap tidak valid. Teknik untuk
mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada
masing-masing pernyataan dengan skor total (korelasi product moment) seperti
pada Rumus 1 :
𝑟𝑥𝑦 =n XY − ( X)( Y)
[n X2 − ( X)2][ n Y2 − ( Y)2] (1)
Dimana :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi product moment
n : jumlah responden
X : skor item instrumen
Y : skor total tiap responden
17
Koefisien korelasi product moment dianggap valid jika lebih besar dari 0,3
atau dapat juga dengan membandingkan dengan r tabel dengan tingkat
signifikansi 0,05 pada uji dua arah. Jika r hitung > r tabel maka valid.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran bila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu
responden. Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya
suatu instrumen penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu
alat ukur. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode
belah dua (Split Half Method) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown
seperti pada Rumus 2 .
𝑟11 =2. 𝑟𝑏
1 + 𝑟𝑏 (2)
Keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb : Koefisien product moment antara belahan
3.6.2 Penentuan Skala Penilaian
Menurut Riduwan (2009), skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau suatu gejala
disebut skala likert. Penilaian dilakukan terhadap tingkat penilaian responden
dengan menggunakan skala likert berupa skala ordinal yang menunjukkan tingkat
/ ranking dari responden terhadap risiko yang teridentifikasi.
Dalam memberikan penilaian untuk kemungkinan timbulnya peristiwa yang
potensial menyebabkan kerugian dalam proses estimasi biaya proyek dapat
didefinisikan sesuai Tabel 2.3 Halaman 21. Sedangkan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel risiko terhadap proses estimasi biaya proyek digunakan skala
sesuai Tabel 2.4 Halaman 21.
18
3.6.3 Penerimaan Risiko
Dari skor yang diberikan responden pada setiap identifikasi risiko dapat
ditentukan modus data.Nilai modus dalam penelitian ini dapat diketahui dari
jumlah pilihan jawaban terbanyak responden terhadap hasil identifikasi risiko
dalam proses estimasi biaya pada proyek konstruksi gedung bertingkat di Kota
Denpasar yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Nilai modus ini dapat
merepresentasikan pendapat responden terhadap risiko yang telah teridentifikasi.
Analisis terhadap penerimaan risiko (risk acceptability) ditentukan
berdasarkan nilai risiko yang diperoleh dari hasil perkalian antara kemungkinan
(likelihood) dengan konsekuensi (concequense) risiko. Penilaian tingkat
penerimaan risiko (assessment of risk acceptability) dilakukan sesuai Tabel 2.5
Halaman 22. Adapun risiko yang memerlukan tindakan pengendalian adalah
semua risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) dan risiko yang tidak dapat
diharapkan (undesirable).
3.6.4 Penilaian Kepemilikan Risiko
Setelah risiko teridentifikasi dan diklasifikasikan, kemudian risiko tersebut
harus dialokasikan kepada berbagai pihak yang terlibat. Alokasi ini didasarkan
penilaian terhadap hubungan antara pihak – pihak yang terlibat dengan risiko
tersebut. Untuk menentukan kepemilikan tanggung jawab risiko (ownership of
risk), menggunakan prinsip-prinsip pengalokasian risiko yang dikembangkan oleh
Flanagan dan Norman (1993) yaitu :
1. Pihak mana yang memiliki kontrol terbaik terhadap kejadian yang
menimbulkan risiko
2. Pihak mana yang dapat menangani risiko apabila risiko itu muncul
3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol
4. Jika risiko di luar kontrol semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko
bersama
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Risiko
Risiko yang teridentifikasi diperoleh dari penelitian sejenis sebanyak 16 risiko
dan dengan melakukan brainstorming (curah pendapat)dengan pihak-pihak yang
terkait dalam penyusunan estimasi biaya pada proyek gedung sebanyak 24 risiko.
Risiko-risiko yang teridentifikasi berdasarkan sumber-sumber risiko dapat dilihat
pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Identifikasi Risiko
SUMBER RISIKO NO
RISIKO
RISIKO
Pemahaman Dokumen 1
Kesalahan dalam mengartikan ketentuan
dalam dokumen tender¹
2 Ketidaksamaan data antara spesifikasi teknis
dan gambar dari owner³
3 Tidak lengkapnya dokumen kontrak,
spesifikasi dan gambar dari owner³
4 Tidak menghadiri rapat penjelasan pekerjaan
dengan owner ³
5 Kurangnya pengalaman dalam menangani
proyek sejenis ³
Pelaksanaan Survey 6
Kurangnya informasi tentang lokasi proyek
(akses jalan ke proyek)¹
7 Ketidakpahaman tentang topografi dan
kondisi tanah setempat ³
8 Tidak adanya informasi tentang data eksisting
utilitas (pipa PAM, listrik, gas, kabel telpon) ¹
9 Kurangnya informasi tentang tenaga kerja³
10 Kurangnya informasi tentang harga material³
20
11 Kurangnya informasi tentang harga sewa
peralatan³
12 Kurangnya informasi tentang ketersediaan
fasilitas sementara untuk sarana kerja ¹
Tabel 4.1
Identifikasi Risiko (Lanjutan)
SUMBER RISIKO NO
RISIKO
RISIKO
Perhitungan volume
pekerjaan 13
Ketidaktepatan Work Breakdown Structure
(WBS)³
14 Ketidaksesuaian volume yang tercantum di
Bill of Quantity (BQ) ³
Identifikasi Kebutuhan
Sumber Daya 15
Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan
peralatan ¹
16 Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan
material ¹
17 Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan dan
produktivitas tenaga kerja³
Perencanaan Metode
Pelaksanaan 18
Kekeliruan dalam perencanaan metode
pelaksanaan ¹
Pengumpulan data harga
satuan upah, bahan dan
peralatan
19 Tidak lengkapnya data referensi mengenai
harga satuan pekerjaan ¹
20 Tidak lengkapnya data referensi mengenai
produktifitas alat dan tenaga kerja ¹
21 Tidak adanya data referensi mengenai
subkontraktor ¹
Perhitungan Analisa
Harga Satuan Pekerjaan 22
Kesalahan perhitungan koefisien item
pekerjaan³
Perencanaan Jadwal
Pelaksanaan 23
Kurang tepatnya penjadwalan penggunaan
alat berat³
21
24 Kurang tepatnya pemilihan subkontraktor dan
supplier ³
25 Kesalahan dalam menentukan durasi item
pekerjaan³
Justifikasi/ Finalisasi
26
Kurang cermat dalam memperhitungkan
pengaruh fluktuasi harga material, inflasi,
suku bunga dan nilai tukar³
27 Kurang tepatnya memperhitungkan risiko
lokasi dan konstruksi ²
28 Kurang tepatnya memperhitungkan sistem
pembayaran owner³
29 Kekeliruan dalam menghitung tax, asuransi,
overhead dan profit³
Tabel 4.1
Identifikasi Risiko (Lanjutan)
SUMBER RISIKO NO
RISIKO
RISIKO
Estimator dan Tim
Proyek 30
Kesalahan dalam menghitung volume
pekerjaan³
31 Kesalahan menentukan harga satuan
pekerjaan³
32 Estimator yang kurang qualified¹
33 Kurangnya pemahaman estimator terhadap
ruang lingkup proyek ¹
34 Kurangnya pemahaman estimator terhadap
metode pelaksanaan proyek ¹
35 Kekeliruan dalam menginterpretasikan
bahasa dalam dokumen kontrak ¹
36 Tidak terjalin koordinasi antara estimator dan
22
tim proyek³
37 Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam
waktu sama ²
38 Kurangnya tim proyek yang berpengalaman³
39 Kesalahan dalam melakukan summary
/penjumlahan³
40 Kesalahan dalam melakukan link file³
Sumber : ¹ Buranda (2009), ² Santoso (2009), ³Hasil Brainstorming
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, total risiko yang teridentifikasi diperoleh 40
(empat puluh) risiko, risiko terbanyak bersumber dari risiko estimator dan tim
proyek yaitu sebanyak 11 (sebelas) risiko atau 27,50 % dari keseluruhan risiko
atau dapat diuraikan seperti pada Gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Identifikasi Risiko
Pemahaman Dokumen
12%
Pelaksanaan Survey
17%
Perhit. Vol. Pekerjaan
5%
Identifikasi Keb. Smb. Daya
7%Perenc. Met.
Pen.2%
Pengumpulan data hrg
upah, bahan dan alat8%
Perhit. AHSP3%
Perenc. Jadwal Plaksanaan
8%
Finalisasi10%
Estimator & Tim Proyek
28%
23
Risiko yang telah teridentifikasi kemudian disusun dalam bentuk kuesioner
untuk disebarkan kepada para responden. Survey kuesioner dilakukan kepada tim
estimasi dan tim proyek pada perusahaan yang mengikuti tender proyek
konstruksi pembangunan gedung bertingkat milik pemerintah.
4.2 Profil Responden dan Proyek
Kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 25 kuesioner dan mewakili 8
proyek pembangunan gedung milik pemerintah yang berlokasi di Kota Denpasar
yang ditenderkan dalam kurun waktu mulai dari tahun 2013 sampai tahun 2015.
Pada Tabel 4.2 akan diuraikan profil dari para responden :
Tabel 4.2
Data Responden
NO KETERANGAN JUMLAH
RESPONDEN
1 Jabatan
- Project Manager 6
- Site Manager 6
- BagianEstimate/ Estimator 13
2 Pendidikan
- SMA/ SMK/ STM 0
- D3 1
- S1 24
- S2 0
3 Pengalaman
- 1-5 tahun 11
- 5-10 tahun 9
- > 10 tahun 5
24
Berikut ini data profil umum proyek yang dirangkum pada Tabel 4.3 ini :
Tabel 4.3
Data Profil Umum Proyek
No Nama Proyek Lokasi Proyek Nilai Proyek
1 Pembangunan Rumah Sakit Indera Jalan Angsoka Rp. 125.205.890.000,-
2 Pembangunan Gedung Kantor
Unit Pelaksana Teknis Industri dan
Pariwisata dan Unit Pelaksana
Teknis Higiene Perusahaan
Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Bali
Jalan Raya Puputan Rp. 16.616.848.000,-
3 Pembangunan Gedung Kantor
Inspektorat Provinsi Bali
Jalan D.I. Panjaitan Rp. 8.040.800.000,-
4 Pembangunan Rumah Sakit
Provinsi Bali
Jalan By Pass
Ngurah Rai
Rp. 217.000.600.000,-
5 Pembangunan Gedung C Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya
Jalan Kartini Rp. 17.941.589.000,-
6 Pembangunan Gedung Lab
Bersama Universitas Udayana
Jalan PB. Sudirman Rp. 18.185.100.000,-
7 Pembangunan Gedung Kantor
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Jalan Raya Puputan Rp. 6.943.330.000,-
8 Pembangunan Gedung Pusat
Layanan Usaha Terpadu
Kementerian Usaha Mikro Kecil
dan Menengah
Jalan Raya Sesetan Rp. 3.488.499.000,-
Sumber : Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Bali
25
4.3 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap frekuensi (likelihood) dan konsekuensi
(consequences) dari masing-masing risiko yang teridentifikasi. Validitas diukur
dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan
skor total terhadap frekuensi dan konsekuensi menggunakan Rumus (1) halaman
51. Kemudian membandingkan dengan r tabel product moment . Ditinjau dari
perhitungan r tabel maka diperoleh nilai r sebagai berikut :
r tabel = dk ; α
Dalam hal ini dk merupakan derajat kebebasan (degree of freedom) = n – 2 dan n
merupakan jumlah variabel. Sedangkan α merupakan taraf signifikan, sehingga :
r tabel = (80 -2) ; 0,05
r tabel = 78 ; 0,05
r tabel = 0,2199
Uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi Product
Moment masing-masing instrumen lebih besar dari 0,2199 seperti pada Lampiran
5 dan Lampiran 7 , hal ini menunjukkan instrumen penelitian yang digunakan
dinyatakan valid.
4.4 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini berdasarkan rumus Spearman Brown dari item pertanyaan
dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas seluruh item pada tabel
kemungkinan (likelihood) adalah 0,98 dapat dilihat pada Lampiran 8 dan untuk
tabel konsekuensi (consequences) adalah 0,992 dapat dilihat pada Lampiran 9 .
4.5 Analisis Penilaian Responden
Berdasarkan penilaian responden yang terdapat dalam kuesioner dilakukan
pengolahan data, data-data dianalisis untuk mengetahui risiko dominan dalam
proses estimasi biaya pada proyek konstruksi gedung bertingkat milik pemerintah
yang berlokasi di Kota Denpasar berdasarkan kemungkinan (likelihood) dan
konsekuensi (consequences) risiko yang teridentifikasi menurut penilaian
responden yang dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3 .
26
Dari modus jawaban responden yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 dapat
disimpulkan bahwa frekuensi terjadinya risiko dalam proses estimasi biaya proyek
adalah sangat jarang atau hampir tidak pernah terjadi sebanyak 1 jawaban
(2,50%), jarang terjadi sebanyak 14 jawaban (35,00%), kadang terjadi sebanyak
20 jawaban (50,00%), sering terjadi sebanyak 5 jawaban (12,50%) dan tidak ada
yang memberikan jawaban sangat sering terjadi.
Gambar 4.2 Prosentase Kemungkinan (Likelihood) Risiko
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kecenderungan responden menjawab
frekuensi dengan skala 3 (kadang-kadang), berarti sebagian besar responden
beranggapan bahwa risiko yang ada dalam kuesioner frekuensi kejadian
munculnya risiko tersebut adalah kadang terjadi dalam kondisi tertentu.
Sebaliknya jawaban responden terhadap frekuensi dengan skala 5 (sangat sering)
tidak ada (0%), berarti tidak ada responden yang beranggapan bahwa risiko yang
ada dalam kuesioner frekuensi kejadiannya sering terjadi dalam setiap kondisi.
Kemudian untuk modus jawaban responden terhadap konsekuensi risiko
dalam proses estimasi biaya proyek terhadap biaya atau kemungkinan kerugian,
diperoleh kemungkinan sangat besar dan berpengaruh menyebabkan
pembengkakan biaya sebanyak 7 jawaban (17,50%), kemungkinan besar
sangat jarang2%
jarang35%
kadang-kadang50%
sering13%
sangat sering0%
27
berpengaruh dan pasti menyebabkan pembengkakan biaya sebanyak 14 jawaban
(35,00%), kemungkinan berpengaruh dan dapat menyebabkan pembengkakan
biaya sebanyak 13 jawaban (32,50%), kemungkinan berpengaruh sedikit terhadap
kinerja biaya sebanyak 6 jawaban (15,00%) dan tidak ada yang menjawab tidak
terlalu berpengaruh.
Gambar 4.3 Prosentase Konsekuensi (Consequences) Risiko
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat kecenderungan responden menjawab
konsekuensi dengan skala 4 (besar) berarti responden beranggapan bahwa risiko
yang terjadi memiliki pengaruh besar dan pasti menyebabkan pembengkakan
biaya. Sebaliknya jawaban responden terhadap konsekuensi dengan skala 1
(sangat kecil) tidak ada (0%), berarti tidak ada responden yang beranggapan
bahwa risiko yang terjadi konsekuensinya adalah sangat kecil dan tidak terlalu
berpengaruh terhadap kinerja biaya.
4.6 Risiko-Risiko Dominan (Major Risk)
Risiko – risiko yang termasuk dominan adalah risiko unacceptable/ risiko
yang tidak dapat diterima dan risiko undesirable/ risiko yang tidak diharapkan.
Risiko dominan (major risk) perlu diperhatikan lebih jauh, karena risiko-risiko ini
mempunyai potensi besar mempengaruhi proses estimasi biaya proyek konstruksi
gedung di Kota Denpasar.
sangat kecil0%
kecil15%
sedang32%
besar35%
sangat besar18%
28
Gambar 4.4 Prosentase Penerimaan Risiko
Berdasarkan Gambar 4.4 tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 9 risiko (22,50%)
2. Undesirable (tidak diharapkan) : 25 risiko (62,50%)
3. Acceptable (dapat diterima) : 6 risiko (15,00%)
4. Negligible (dapat diabaikan) : 0 risiko (0%)
Risiko dengan kategori unacceptable (tidak dapat diterima) terdapat
9 (sembilan) risiko, yaitu :
- Risiko Pemahaman Dokumen sebanyak 1 (satu) risiko, yaitu :
2. Ketidaksamaan data antara spesifikasi teknis dan gambar dari
owner
- Risiko Pelaksanaan Survey sebanyak 2 (dua) risiko, yaitu :
7. Ketidakpahaman tentang topografi dan kondisi tanah setempat
8. Tidak adanya informasi tentang data eksisting utilitas (pipa PAM,
listrik, gas, kabel telpon)
- Risiko Perhitungan Volume Pekerjaan sebanyak 2 (dua) risiko, yaitu :
13. Ketidaktepatan Work Breakdown Structure (WBS)
14. Ketidaksesuaian volume yang tercantum di Bill of Quantity (BQ)
- Risiko Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya sebanyak 1 (satu) risiko ,
yaitu :
16. Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan material
- Risiko Estimator dan Tim Proyek sebanyak 3 (tiga) risiko, yaitu :
Unacceptable22%
Undesirable63%
Acceptable15%
29
30. Kesalahan dalam menghitung volume pekerjaan
31. Kesalahan menentukan harga satuan pekerjaan
40. Kesalahan dalam melakukan link file
Dari 9 (sembilan) risiko yang termasuk risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable) dapat diuraikan sebagai berikut:
- Risiko Pemahaman Dokumen : 1 risiko (11,11%)
- Risiko Pelaksanaan Survey : 2 risiko (22,22%)
- Risiko Perhitungan Volume : 2 risiko (22,22%)
- Risiko Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya : 1 risiko (11,11%)
- Risiko Estimator dan Tim Proyek : 3 risiko (33,33%)
Dari 9 risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) yang paling banyak
bersumber dari risiko estimator dan tim proyek yaitu sebanyak 3 risiko (33,33%).
Gambar 4.5 Prosentase Risiko yang Tidak Dapat Diterima (Unacceptable)
Dari hasil penelitian diperoleh risiko yang bersumber dari estimator dan tim
proyek merupakan risiko dominan. Kesalahan perhitungan volume pekerjaan
seperti menjadi hal yang wajar mengingat banyaknya item pekerjaan yang
dihitung. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya metode standar dalam
menghitung waste factor material. Menjalin komunikasi yang baik dengan tim
proyek untuk menyamakan metode perhitungan merupakan salah satu cara untuk
mengantisipasi risiko yang timbul dalam pelaksanaan proses estimasi.
Pemahaman Dokumen
11%
Pelaksanaan Survey
22%
Perhit. Vol. Pekerjaan
22%
Identifikasi Keb. Sb. Daya
11%
Estimator&Tim Proyek
34%
30
Risiko dengan kategori undesirable (tidak diharapkan) terdapat 25 (dua puluh
lima) risiko, yaitu :
- Risiko Pemahaman Dokumen sebanyak 2 (dua) risiko, yaitu :
1. Kesalahan dalam mengartikan ketentuan dalam dokumen tender
3. Tidak lengkapnya dokumen kontrak, spesifikasi dan gambar dari
owner
- Risiko Pelaksanaan Survey sebanyak 3 (empat) risiko, yaitu :
9. Kurangnya informasi tentang tenaga kerja
10. Kurangnya informasi tentang harga material
12. Kurangnya informasi tentang ketersediaan fasilitas sementara
untuk sarana kerja
- Risiko Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya sebanyak 2 (dua) risiko,
yaitu:
15. Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan peralatan
17. Kesalahan dalam perhitungan kebutuhan dan produktivitas tenaga
kerja
- Risiko Perencanaan Metode Pelaksanaan sebanyak 1 (satu) risiko, yaitu :
18. Kekeliruan dalam perencanaan metode pelaksanaan
- Risiko Pengumpulan Data Harga Satuan Upah, Bahan dan Peralatan
sebanyak 3 (tiga) risiko, yaitu :
19. Tidak lengkapnya data referensi mengenai harga satuan pekerjaan
20. Tidak lengkapnya data referensi mengenai produktifitas alat dan
tenaga kerja
21. Tidak adanya data referensi mengenai subkontraktor
- Risiko Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan sebanyak 1 (satu)
risiko, yaitu :
22. Kesalahan perhitungan koefisien item pekerjaan
- Risiko Perencanaan Jadwal Pelaksanaan sebanyak 3 (tiga) risiko, yaitu:
23. Kurang tepatnya penjadwalan penggunaan alat berat
24. Kurang tepatnya pemilihan subkontraktor dan supplier
25. Kesalahan dalam menentukan durasi item pekerjaan
31
- Risiko Finalisasi sebanyak 3 (tiga) risiko, yaitu :
26. Kurang cermat dalam memperhitungkan pengaruh fluktuasi harga
material, inflasi, suku bunga dan nilai tukar
27. Kurang tepatnya memperhitungkan risiko lokasi dan konstruksi
28. Kurang tepatnya memperhitungkan sistem pembayaran owner
- Risiko Estimator dan Tim Proyek sebanyak 7 (tujuh) risiko, yaitu :
32. Estimator yang kurang qualified
33. Kurangnya pemahaman estimator terhadap ruang lingkup proyek
34. Kurangnya pemahaman estimator terhadap metode pelaksanaan
proyek
35. Kekeliruan dalam menginterpretasikan bahasa dalam dokumen
kontrak
36. Tidak terjalin koordinasi antara estimator dan tim proyek
37. Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam waktu sama
39. Kesalahan dalam melakukan summary / penjumlahan
Dari 25 (dua puluh lima) risiko yang termasuk risiko yang tidak diharapkan
(undesirable) dapat diuraikan sebagai berikut:
- Risiko Pemahaman Dokumen : 2 risiko (8,00%)
- Risiko Pelaksanaan Survey : 3 risiko (12,00%)
- Risiko Identifikasi Kebutuhan Sumber Daya : 2 risiko (8,00%)
- Risiko Perencanaan Metode Pelaksanaan : 1 risiko (4,00%)
- Risiko Pengumpulan Data Harga Satuan Upah,
Bahan dan Peralatan : 3 risiko (12,00%)
- Risiko Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan : 1 risiko (4,00%)
- Risiko Perencanaan Jadwal Pelaksanaan : 3 risiko (12,00%)
- Risiko Finalisasi : 3 risiko (12,00%)
- Risiko Estimator dan Tim Proyek : 7 risiko (28,00%)
Dari 25 (dua puluh lima) risiko yang tidak diharapkan (undesirable) yang paling
banyak bersumber dari risiko estimator dan tim proyek yaitu sebanyak 7 risiko
(28,00%).
32
Gambar 4.6 Prosentase Risiko yang Tidak Diharapkan (Undesirable)
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa risiko yang bersumber dari estimator
dan tim proyek menjadi sumber risiko yang paling mempengaruhi proses
perhitungan estimasi biaya. Faktor pengalaman estimator dan tim proyek menjadi
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, karena dengan adanya
pengalaman berarti telah memiliki referensi pada saat mengerjakan proyek
sejenis.
Estimator juga harus memiliki pemahaman mengenai metode pelaksanaan dan
ruang lingkup proyek. Seorang estimator harus mengetahui aspek teknis, metode
pelaksanaan, lokasi proyek dan kondisi kontrak. Pemahaman akan hal tersebut
sangat diperlukan untuk mengidentifikasi keseluruhan aspek yang digunakan
dalam proses penyusunan estimasi biaya suatu proyek.
4.7 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko
Dari modus jawaban responden yang telah dianalisis dapat dilihat distribusi
penerimaan risiko seperti pada Tabel 4.4.
Pemahaman Dokumen
8%
Pelaksanaan Survey
12%
Identifikasi Keb. Sb. Daya
8%
Perencanaan Mtd. Pelaksanaan
4%
Pengumpulan data hrg. Satuan
12%Perhit. AHSP
4%
Perenc. Jdwal Plaksanaan
12%
Finalisasi12%
Estimator&Tim Proyek
28%
33
Tabel 4.4
Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko
NO Sumber risiko
Identifikasi
Risiko Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)
Jumlah % Unacceptable Undesirable Acceptable Negligible
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Pemahaman
Dokumen 5 12.50 1 11.11 2 8.00 2 33.33 0 0.00
2
Pelaksanaan
Survey 7 17.50 2 22.22 3 12.00 2 33.33 0 0.00
3 Perhitungan Volume
Pekerjaan 2 5.00 2 22.22 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4
Identifikasi
Kebutuhan Sumber
Daya
3 7.50 1 11.11 2 8.00 0 0.00 0 0.00
5
Perencanaan
Metode
Pelaksanaan
1 2.50 0 0.00 1 4.00 0 0.00 0 0.00
6
Pengumpulan Data
Harga Satuan
Upah, Bahan dan
Peralatan
3 7.50 0 0.00 3 12.00 0 0.00 0 0.00
7
Perhitungan Analisa
Harga Satuan
Pekerjaan
1 2.50 0 10.00 1 4.00 0 0.00 0 0.00
8
Perencanaan
Jadwal
Pelaksanaan
3 7.50 0 0.00 3 12.00 0 0.00 0 0.00
9 Finalisasi 4 10.00 0 0.00 3 12.00 1 16.67 0 0.00
10 Estimator dan Tim
Proyek 11 27.50 3 33.33 7 28.00 1 16.67 0 0.00
Total 40 100.00 9 22.50 25 62.50 6 15.00 0 0.00
Dari 24 risiko yang teridentifikasi melalui curah pendapat dengan pihak –
pihak yang telah berpengalaman dalam proses perhitungan estimasi biaya,
ditemukan 20 risiko yang termasuk dalam risiko dominan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa risiko – risiko yang teridentifikasi tersebut memang benar
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses perhitungan estimasi biaya,
khususnya untuk proyek konstruksi gedung bertingkat.
34
4.8 Mitigasi Risiko
Risiko-risiko dominan (major risk) yaitu risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable) dan tidak diharapkan (undesirable) perlu mendapat perhatian
khusus, karena risiko-risiko tersebut memberikan dampak signifikan. Mitigasi
risiko ini diperlukan untuk mengurangi dampak risiko dominan yang mungkin
terjadi.
4.8.1 Mitigasi Risiko Tidak Dapat Diterima (Unacceptable)
Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan terhadap risiko dengan kategori
tidak dapat diterima (unacceptable) adalah dengan mengurangi risiko (risk
reduction) yaitu dengan cara sebagai berikut :
Tabel 4.5
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Unacceptable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Pemahaman
Dokumen
2 Ketidaksamaan data
antara spesifikasi teknis
dan gambar dari owner
Melakukan koordinasi dan
konfirmasi dengan pihak
owner untuk menyamakan
persepsi dan kesepakatan
acuan.
Pelaksanaan
Survei
7 Ketidakpahaman
tentang topografi dan
kondisi tanah setempat
- Mengajak tim surveyor
untuk melakukan survei
awal sebelum proyek
dimulai.
- Estimator harus memiliki
kemampuan untuk
menganalisa data soil
investigation.
8 Tidak adanya informasi
tentang data eksisting
utilitas (pipa PAM,
- Mencari informasi dari
owner atau masyarakat
sekitar tentang lokasi
35
listrik, gas, kabel
telpon)
eksisting
- Melakukan tinjauan ke
lokasi proyek sebelum
penawaran
Perhitungan
Volume
Pekerjaan
13 Ketidaktepatan Work
Breakdown
Structure(WBS)
- Melakukan identifikasi
pekerjaan
- Mengklasifikasikan tiap
pekerjaan dan
menjabarkankannya hingga
menjadi tingkat terkecil
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Unacceptable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
14
Ketidaksesuaian volume
yang tercantum di Bill
of Quantity (BQ)
Adanya pembahasan,
verifikasi dan kesepakatan
item dan volume pekerjaan
oleh owner dan kontraktor
Identifikasi
Kebutuhan
Sumber Daya
16
Kesalahan dalam
perhitungan kebutuhan
material
Menyesuaikan nilai analisa
kebutuhan material yang
disesuaikan dengan faktor
keamanan (safety factor) dan
faktor kehilangan (waste
factor)
Estimator dan
Tim Proyek
30
Kesalahan dalam
menghitung volume
pekerjaan
- Mengurangi tingkat
kompleksitas perhitungan
dengan cara
pengelompokan item
pekerjaan, sehingga
36
perhitungan akan dapat
dilakukan dengan fokus
- Secara berkala melakukan
evaluasi terhadap akurasi
perhitungan dengan
membuat program
perhitungan yang
memiliki tingkat
otomatisasi yang tinggi
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Unacceptable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Estimator dan
Tim Proyek
31 Kesalahan menentukan
harga satuan pekerjaan
- Bekerja sama yang baik
dengan tim proyek dalam
mendetailkan RKS dan
gambar
- Menyiapkan database
harga satuan yang terbaru
- Mereview analisa harga
satuan pekerjaan secara
berkala
40 Kesalahan dalam
melakukan link file
- Mereview semua
perhitungan yang sudah
dibuat
- Menugaskan salah satu
tim proyek untuk
melakukan crosscheck
hasil perhitungan
estimator
37
4.8.2 Mitigasi Risiko yang Tidak Diharapkan (Undesirable)
Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk risiko-risiko yang termasuk
dalam kategori tidak diharapkan (undesirable) adalah dengan mengurangi risiko
(risk reduction) yaitu dengan cara sebagai berikut :
Tabel 4.6
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Pemahaman
Dokumen
1 Kesalahan dalam
mengartikan ketentuan
dalam dokumen tender
- Membuat catatan penting
untuk memastikan
mengenai RAB,
spesifikasi teknis, gambar,
perjanjian (kontrak),
adendum dan aturannya
- Mengidentifikasi dan
mempelajari ketentuan
khusus yang berdampak
terhadap biaya
- Berkonsultansi dengan tim
proyek yang
berpengalaman untuk
mengartikan ketentuan
dalam dokumen tender
3 Tidak lengkapnya
dokumen kontrak,
spesifikasi dan gambar
dari owner
Konfirmasi dengan pihak
owner mengenai penjabaran
gambar dan spesifikasi teknis
38
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Pelaksanaan
Survey
9
Kurangnya informasi
tentang tenaga kerja
Melakukan survei tenaga
kerja atau mencari informasi
dari proyek lainnya
10
Kurangnya informasi
tentang harga material
Memiliki database harga
material yang diupdate
dalam beberapa waktu
tertentu
12
Kurangnya informasi
tentang ketersediaan
fasilitas sementara
untuk sarana kerja
- Melakukan survei di
lokasi proyek
- Melakukan pengecekan
inventaris yang akan
digunakan sebagai sarana
penunjang selama proyek
dilaksanakan
Identifikasi
Kebutuhan
Sumber Daya
15 Kesalahan dalam
perhitungan kebutuhan
peralatan
- Memperhitungkan
produktivitas alat dan
biaya overhead
- Sinkronisasi jumlah
tenaga yang digunakan
dengan peralatan dan
keahliannya
17
Kesalahan dalam
perhitungan kebutuhan
dan produktivitas tenaga
Menyesuaikan kembali
analisa yang terkait dengan
volume pekerjaan, tingkat
39
kerja
kesulitan, cuaca dan
parameter non teknis lainnya.
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Perencanaan
Metode
Pelaksanaan
18 Kekeliruan dalam
perencanaan metode
pelaksanaan
- Membuat dan
mengevaluasi serta
melakukan optimasi
metode pelaksanaan
sehingga didapatkan
metode pelaksanaan yang
paling baik dan efisien
- Meningkatkan
pemahaman dalam
pelaksanaan konstruksi
Pengumpulan
Data Harga
Satuan Upah,
19 Tidak lengkapnya data
referensi mengenai
harga satuan pekerjaan
Memiliki database harga
satuan pekerjaan yang
diupdate secara berkala
Bahan dan
Peralatan
20 Tidak lengkapnya data
referensi mengenai
produktifitas alat dan
tenaga kerja
Membuat analisa dengan
mempertimbangkan
produktifitas alat dan tenaga
kerja berdasarkan analisa
proyek sebelumnya yang
sejenis
21 Tidak adanya data
referensi mengenai
subkontraktor
Melakukan survei harga
subkontraktor dan membuat
analisa harga berdasarkan
hasil survei
Perhitungan 22 Kesalahan perhitungan Memperhitungkan koefisien
40
Analisa Harga
Satuan
Pekerjaan
koefisien item pekerjaan
berdasarkan sifat material
dan kerumitan serta faktor
waste/ terbuang
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Perencanaan
Jadwal
Pelaksanaan
23 Kurang tepatnya
penjadwalan
penggunaan alat berat
Memperhitungkan
produktifitas alat berat sesuai
metode pelaksanaan, situasi
dan kondisi proyek
24 Kurang tepatnya
pemilihan subkontraktor
dan supplier
- Menjalin komunikasi
yang baik dengan
subkontraktor dan
supplier
- Menyesuaikan dengan
kondisi di lapangan
berdasarkan hasil survei
25 Kesalahan dalam
menentukan durasi item
pekerjaan
Memasukkan parameter
lainnya seperti tingkat
kesulitan pekerjaan, cuaca
dan hari libur
Finalisasi
26 Kurang cermat dalam
memperhitungkan
pengaruh fluktuasi
harga material, inflasi,
suku bunga dan nilai
tukar
- Menyusun data rentang
kenaikan harga, inflasi,
suku bunga dan nilai
tukar dari tahun
sebelumnya sehingga
ditemukan suatu besaran
yang optimal
- Memahami kondisi pasar
41
terutama kebijakan-
kebijakan pemerintah
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Finalisasi 27 Kurang tepatnya
memperhitungkan risiko
lokasi dan konstruksi
Mempelajari cashflow
(realisasi) pada proyek yang
pernah ditangani sebelumnya
28 Kurang tepatnya
memperhitungkan
sistem pembayaran
owner
- Mempelajari secara teliti
dokumen kontrak
- Mempelajari sumber
dana dari owner dan
mempelajari cara
pembayaran dari proyek
sebelumnya yang sejenis
Estimator dan
Tim Proyek
32 Estimator yang kurang
qualified
- Mencari estimator yang
berpengalaman
- Menunjuk project leader
dalam estimasi biaya
untuk mengarahkan
estimator
- Estimator harus meminta
petunjuk mengenai
kelengkapan item
pekerjaan yang akan
disusun menjadi RAB
33 Kurangnya pemahaman
estimator terhadap
ruang lingkup proyek
- Estimator harus aktif
bertanya kepada tim
proyek guna
42
mendapatkan parameter
teknis dan non teknis
dalam penyusunan RAB
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Estimator dan
Tim Proyek
- Estimator harus dimutasi
secara berkala ke
lapangan untuk
memperoleh pengalaman
secara real.
- Melakukan training
34 Kurangnya pemahaman
estimator terhadap
metode pelaksanaan
proyek
- Mencari estimator yang
kompeten dan
berpengalaman
- Estimator harus dimutasi
secara berkala ke
lapangan untuk
memperoleh pengalaman
secara real.
- Melakukan training
35 Kekeliruan dalam
menginterpretasikan
bahasa dalam dokumen
kontrak
- Mengidentifikasi dan
memahami klausul-
klausul dalam dokumen
kontrak
- Estimator harus aktif
bertanya kepada tim
proyek guna
mendapatkan parameter
43
teknis dan non teknis
dalam penyusunan RAB
36 Tidak terjalin koordinasi
antara estimator dan tim
proyek
Mengadakan rapat berkala
antar estimator dan tim
proyek
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Tindakan Mitigasi terhadap Risiko Undesirable
Sumber Risiko No Identifikasi Risiko Tindakan Mitigasi
Estimator dan
Tim Proyek
37 Terlalu banyak proyek
yang ditangani dalam
waktu sama
Optimalisasi tugas agar
target penyelesaian pekerjaan
dapat terpenuhi
39 Kesalahan dalam
melakukan summary
/penjumlahan
- Mereview semua
perhitungan yang sudah
dibuat
- Menugaskan salah satu
tim proyek untuk
melakukan crosscheck
hasil perhitungan
estimator
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Identifikasi risiko dalam proses estimasi biaya pada tahap tender proyek
konstruksi gedung milik pemerintah yang berlokasi Kota Denpasar
diperoleh sebanyak 40 (empat puluh) risiko, terbanyak bersumber dari
risiko estimator dan tim proyek (11 risiko), kemudian dilanjutkan risiko
pelaksanaan survey (7 risiko), risiko pemahaman dokumen (5 risiko),
risiko finalisasi (4 risiko), risiko identifikasi kebutuhan sumber daya (3
risiko), risiko pengumpulan data harga satuan upah, bahan dan peralatan (3
risiko), risiko perencanaan jadwal pelaksanaan (3 risiko), risiko
perhitungan volume pekerjaan (2 risiko), risiko perhitungan analisa harga
satuan pekerjaan (1 risiko), risiko perencanaan metode pelaksanaan (1
risiko).
2. Risiko dominan (major risk) sebanyak 34 risiko yang terdiri dari :
a. Risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) sebanyak 9 risiko
yang terbanyak bersumber dari risiko estimator dan tim proyek (3
risiko), kemudian risiko pelaksanaan survey (2 risiko), risiko
perhitungan volume (2 risiko), risiko pemahaman dokumen (1 risiko)
dan risiko identifikasi kebutuhan sumber daya (1 risiko).
b. Risiko yang tidak diharapkan (undesirable) sebanyak 25 risiko yang
terbanyak bersumber dari risiko estimator dan tim proyek (7 risiko)
kemudian risiko pelaksanaan survey (3 risiko), risiko pengumpulan
data harga satuan upah, bahan dan peralatan (3 risiko), risiko
perencanaan jadwal pelaksanaan (3 risiko), risiko finalisasi (3 risiko),
risiko pemahaman dokumen (2 risiko), risiko identifikasi kebutuhan
sumber daya (2 risiko), risiko perencanaan metode pelaksanaan (1
risiko) dan risiko perhitungan analisa harga satuan pekerjaan (1 risiko).
45
3. Tindakan mitigasi yang dilakukan untuk risiko-risiko yang termasuk
dalam risiko dominan (major risk) dalam proses estimasi biaya pada tahap
tender proyek konstruksi gedung milik pemerintah yang berlokasi Kota
Denpasar dilakukan dengan tindakan mengurangi risiko (risk reduction)
tanpa meninjau adanya risiko sisa (residual risk). Dilakukan 16 tindakan
mitigasi untuk risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) dan 41
tindakan mitigasi untuk risiko yang tidak diharapkan (undesirable).
.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran yang dapat
disampaikan sebagai berikut :
1. Risiko yang masuk dalam kategori dominan dalam proses estimasi biaya
proyek konstruksi gedung bertingkat harus mendapat perhatian yang lebih
untuk mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
2. Kontraktor sebagai pihak yang paling banyak menanggung risiko dituntut
harus melakukan perhitungan estimasi biaya proyek konstruksi gedung
bertingkat secara cermat saat mengikuti tender.
3. Bila diperlukan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan meninjau risiko
sisa setelah dilakukannya tindakan mitigasi.
4. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi risiko – risiko
yang timbul dalam proses estimasi biaya proyek gedung secara lebih
spesifik.
46
DAFTAR PUSTAKA
Akinci, B dan Fischer, M. 1998. Foctor Affecting Contractor’s Risk Overburden: Journal
of Management in Engineering.
Amirin, T.M. 2009. Populasi dan Sampel Penelitian 3, Pengambilan Sampel dari
Populasi Tak Terhingga dan Tak Jelas. [cited 2015 Maret 19]. Available from:
URL: http://tatangmanguny.wordpress.com.
Anonim. 2008. A Guide to the Project Management Body of Knowledge. Project
Management Institute.
Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management. Jakarta: Pradnya Paramita.
_______. 2009. Manajemen Risiko untuk Kontraktor. Jakarta: Pradnya Paramita.
Budisuanda. 2011. Faktor Utama Penyebab Kerugian Proyek Konstruksi. [cited 2015
April 17]. Available from: URL: http://manajemenproyekindonesia.com
Darmawi, H. 2014. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius
Ervianto, W. I. 2009. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi.
Flanagan, R. dan Norman, G. 1993. Risk Management and Construction. Cambridge
University Press.
Garret, G. A. 2005. Cost Estimating Methods and Sources of Risk.Monterey
California.:Contract Management:
47
Gray, C. F, dan Larson, E. W. 2006. Manajemen Proyek Proses Manajerial. (Dwi
Prabantini, Pentj). Yogyakarta: Andi.
Godfrey, P. S. 1996. Control of Risk, A Guide to the Systematic Management of Risk from
Construction. Westminster London: Construction Industry Research and
Information Assosiation (CIRIA).
Husen, A. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan & Pengendalian
Proyek. Yogyakarta: Andi
Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Santoso, I. 1999. Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi.(tugas
akhir). Surabaya:Universitas Kristen Petra.
Suputra, I G.N. Oka. 2005. Manajemen Risiko pada Pelaksanaan Pembangunan Denpasar
Sewerage Development Project (DSDP)di Denpasar. (tesis). Denpasar:
Universitas Udayana.
Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Thompson, P.A dan Perry, J.G. 1991.Engineering Construction Risks. London: Thomas
Telford
Yasin, H. N. 2006. Mengenal Kontrak Kostruksi di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Top Related