Download - sawi laporan

Transcript

18

BUDIDAYA TANAMAN SAWI

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

OLEH :

MUHAMMAD ANDRI

NPM : 134110121

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

TA. 2014/2015

BUDIDAYA TANAMAN SAWIDASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

LAPORAN PRATIKUM

NAMA: MUHAMMAD ANDRI

NPM

: 134110121

JURUSAN: AGROTEKNOLOGI

KELAS: C

MENYETUJUI

Dosen Pengasuh

Asisten Dosen

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan mata kuliah Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman yang berjudul Budidaya Tanaman Sawi

Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman, dengan terselesaikannya laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir.Saripah Ulpah selaku dosen mata kuliah Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman.Penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin melaksanakan penulisan laporan ini dengan baik, Jika menurut Bapak/Ibu dan saudara masih ditemukan kekurangan dan kelemahannya, mohon kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini. Atas bantuan semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, 09 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

I. 1PENDAHULUAN

a. 1Latar Belakang

b. 2Tujuan

II. 3TINJAUAN PUSTAKA

III. 6BAHAN DAN METODE

IV. 9PEMBAHASAN

V. 13PENUTUP

a. 13Kesimpulan

b. 13Saran

14DAFTAR PUSTAKA

15LAMPIRAN

18DESKRIPSI

I. PENDAHULUANa. Latar Belakang

Tanaman Sawi {Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, jenis sayuran ini mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar negeri. Hal tersebut menyebabkan Indonesia ditinjau dari aspek klimatologis sangat potensial dalam usaha bisnis sayur-sayuran (Haryanto dkk, 2000).

Produksi sawi di daerah Riau mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan disertai luas penanaman yang juga meningkat. Pada tahun 2007 dengan luas panen 454 ha produktivitasnya 4,03 ton/ha, sedangkan pada tahun 2008 luas panen 403 ha produktivitasnya 4,05 ton/ha. Daerah penghasil sawi yaitu Indragiri Hilir, Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Riau dan Pekanbaru (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009).

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia, selain itu hama juga merupakan pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, menurunkan kualitas dan kuantitas yang menyebabkan kerusakan mutu hasil tanaman serta kerugian dalam pertanian (Alvegas, 2012).

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tumbuhan. Organisme pengganggu tanaman meliputi hama tanaman dan organisme lain yang dapat menyebabkan ataupun membawa hama penyakit bagi tanaman. Organisme pengganggu tanaman (OPT), terdiri atas binatang, mikro-organisme, dan tumbuhan liar (gulma). Organisme penganggu tanaman mikro-organisme dapat berupa jamur patogen tanaman, bakteri, virus, mikoplasma, protozoa (Pradjo, 2012).

b. Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan memahami hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman sawi dengan perlakuan yang berbeda.II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi: Spermathophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rhoedales, Famili: Cruciferae (Brassicaceae), Genus: Brassica, Species: Brassica juncea L (Haryanto dkk, 2000).

Tanaman sawi mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, tidak berkrop, berdaun tegak, berwarna hijau tua dengan ukuran lebih kurang 20-25 cm, batang berbentuk kurus dan berwarna hijau, berdaun lebar dan tangkainya agak pipih (Haryanto dkk, 2000). Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya silindris menyebar ke semua arah. Ukuran kuntum bunganya kecil dan berwarna kuning pucat, bijinya kecil dan berwarna hitam kecoklatan (Sunarjono, 2003).

Syarat-syarat penting bertanam sawi ialah tanah gembur, banyak mengandung humus atau subur, drainase baik dan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam yang baik ialah pada akhir musim hujan walaupun demikian tanaman dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan airnya tersedia dengan baik (Sunarjono, 2003). Kondisi iklim yang dikehendaki tanaman sawi adalah suhu 15,6C-21,1C, meskipun demikian tanaman sawi juga toleran terhadap suhu panas, yang mana dapat tumbuh dan berproduksi di daerah yang bersuhu 27C-32C, serta penyinaran matahari antara 10-13 jam/hari (Rukmana, 2000).

Budidaya tanaman sawi tidak luput dari serangan hama yang dapat mengakibatkan kerugian pada hasil produksi. Hama yang menyerang tanaman sawi ini diantaranya ulat krop kubis atau lebih dikenal dengan Crocidolomiabinotalis, Zell. Serangga ini dikenal juga sebagai hama yang sangat rakus dan secara berkelompok dapat menghabiskan semua daun dan hanya meninggalkan tulang daun saja. Kerusakan yang ditimbulkannya dengan cara memakan daun, terutama daun yang masih muda dan menuju ke bagian titik tumbuh sehingga titik tumbuh habis dan tanaman dapat mati (Kalshoven 1981).Sistematika ulat krop kubis menurut Kalshoven (1981) adalah: Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta; Ordo: Lepidoptera; Famili: Pyralidae; Genus: Crocidolomia; Spesies: C. binotalis Zell. Crocidolomia binotalis Zell merupakan hama yang menyerang tanaman dari famili Brassicacea (Cruciferae) seperti kol, sawi, lobak petsai dan radish (Suyanto, 1994).Daerah sebaran Crocidolomia binotalis adalah meliputi Afrika selatan, Australia, Kepulauan Pasifik, Asia Tenggara (Kalshoven, 1981). Sedangkan menurut Sastrosiswojo (1983) hama ini terdapat di daerah-daerah beriklim tropik seperti Philipina, Guam, Australia bagian Utara, Afrika Selatan, Malaysia dan Indonesia (Suyanto, 1994).Crocidolomia binotalis Zell merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa dan imago (Suyanto, 1994). Sastrosiswojo (1983) mengemukakan bahwa telur serangga ini umumnya diletakkan berkelompok pada bagian bawah daun sawi. Pada awalnya telur berwarna hijau muda, jernih dan mengkilap namun pada saat akan menetas warna telur berubah menjadi coklat muda dengan bintik hitam ditengahnya (Suyanto, 1994).

Seekor betina dapat meletakkan 11 sampai 18 kelompok telur dan setiap kelompok telur terdapat 30 sampai 80 butir. Jadi selama hidupnya ngengat dapat bertelur sampai 1460 butir. Diameter telur 2,5 mm x 3 mm sampai 4 mm x 5 mm (Pracaya, 2007). Stadia telur berlangsung selama 3 hari, 4 sampai 5 hari (Suyanto, 1994).

Phyllotreta vittata merupakan hama yang berasal dari filum arthropoda, kelas insect, ordo Coleoptera dan termasuk dalam family Chrysomelidae. Serangga yang termasuk dalam family Chrysomelidae pada fase larva maupun imago umumnya bersifat fitofag, namun banyak dari anggotanya yang termasuk dalam spesies hama serius. Perilaku yang umum dari serangga Chrysomelidae adalah mengumpulkan dedaunan. Kutu anjing (Phyllotreta vittata) umumnya dikenal dengan kumbang anjing atau leaf beetle, dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini akan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution KM 11 No. 113 Marpoyan Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Perhentian Marpoyan Pekanbaru. Praktiukum ini dilaksanakan dari tanggal 16 Febuari sampai 20 April 2015.

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman sawi pupuk puradant, pestisida, seng plat. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, martil, polybag, gembor, garu, kamera, dan alat tulis.

C. Pelaksanaan Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau menggunakan polybag cara pelaksanan praktikum :

1. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah diperlukan dalam pengisian tanah kedalam polybag sebanyak 6 polybag per tanaman.

2. Pemasangan Lebel

Pemasangan lebel dilakukan 1 hari sebelum penanaman, lebel diberi nama dan npm.

3. Penanaman

Benih sawi di tanam kedalam polybag yang telah disiapkan. Benih yang di tanam kisaran 2 atau 3 biji/polybag. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam kerana akar tidak akan keluar dan saat bisa terjadi pembusukan pada benih. Setelah proses penanaman selesai dilakukan penyiraman.

D. Pemeliharaan

1. Pemupukan

Pemberian pupuk yang dilakukan dalam tanaman sawi yaitu pemberian puradant, puradant di berikan agar daun pada sawi tidak diserang hama.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan seminggu sekali dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman menggunakan tangan.

3. Penyiraman

Penyiraman dilakuakan setiap hari pada sore hari, jika turun hujan penyiraman tidak dilakukan.

4. Penyulaman

Penyulaman dilakukan secepatnya bagi tanaman yang mati/sakit dengan mengganti tanaman yang sakit dengan bibit yang baru. Hal ini dilakukan agar produksi dari suatu lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.

5. Pengelolaan hama dan penyakit

Hama yang menyerang pada tanaman sawi ini sungguh diperlukan perawatan yang extra karena hama yang menyerang sawi memakan semua daun yang ada, dan pengendalian cukup di berikan pestisida yang sesuai dengan ketentuan.

IV. PEMBAHASAN

Jenis Serangga/PathogenPeranBagian yang diserangGambar

1. Hama Crocidolomia binotalis. ZellHamaMenghabiskan seluuh daun

2. Phyllotreta vittataHamaMerusak bagian dasar daun (melubangi daun)

Sawi merupakan famili Cruciferae yang mempunyai banyak kandungan yang sangat bagus untuk tubuh manusia yang mampu hidup pada daerah ketinggian 500-1000 m dpl. Yang memiliki banyak jenis yang banyak dibudidayakan ,batang sawi ramping dan lebih hijau yang ciri khasnya ialah berdaun lonjong , halus tidak berbulu dan tidak berkrop (Puput, 2010).

Pada dasarnya tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit yang merusak tumbuhan dengan mengganggu proses proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Selain itu tumbuhan juga mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Selain merusak tanaman hama juga dapat mempengaruhi mutu hasil tanaman tersebut.1. Hama Crocidolomia binotalis. Zell

Ulat Crop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.) sering menyerang titik tumbuh sehingga sering disebut ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip,jika sudah besar garis-garis coklat,jika diganggu agak malas untuk bergerak. Larva muda bergerombol di permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan.Larva instar ketiga sampai kelima memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis sehingga menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa crop yang kecil-kecil. Ulat krop dikenal sebagai hama yang sangat rakus secara berkelompok dapat menghabiskan seluruh daun dan hanya meninggalkan tulang daun saja. Pada populasi tinggi terdapat kotoran berwarna hijau bercampur dengan benang-benang sutera. Ulat krop juga masuk dan memakan krop sehingga tidak dapat dipanen sama sekali. (Ahmad, 2007).

Larva muda memakan daun dan meninggalkan lapisan epidermis yang kemudian berlubang setelah lapisan epidermis kering. Setelah mencapai instar ketiga larva memencar dan menyerang daun bagian lebih dalam menggerek ke dalam krop dan menghancurkan titik tumbuh sehingga tanaman akan segera mati (http://web.entomology.cornell.edu/).

Ulat ini biasanya ditandai dengan adanya kumpulan kotoran pada daun kubis dan krop menjadi berlubang-lubang yang menyebabkan kualitas hasil panennya menurun. Serangan utama C. binotalis yaitu pada bagian dalam yang terlindungi daun hingga mencapai titik tumbuh. Kalau serangan ini ditambah lagi dengan serangan penyebab penyakit, tanaman bisa mati karena bagian dalamnya menjadi busuk meskipun dari luar kelihatannya masih baik (Santosa dan Sartono, 2007).

Menurut Ahmad (2007) Pengendalian yang dapat dilakukan adalah (1) Melakukan sanitasi Kebersihan kebun, yaitu dengan membersihkan kebun dari bahan-bahan organic yang bisa membusuk yang dapat menjadi sarang tempat hama ini bertelur. (2) Melakukan pola tanam dan pengaturan jarak tanam, jangan menanam dua jenis tanaman yang disukai ulat crop berdekatan. (3) Secara biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami dari hama ini, (4) Secara mekanis dengan menangkapi langsung hama ini dan di musnahkan. (5) Melakukan pemangkasan agar lingkungan tajuk tidak terlalu rimbun. (6) Melakukan pemangkasan terhadap tanaman yang terserang berat. (7) Dengan menggunakan perangkap yaitu berupa perangkap cahaya. (8) Membuat persemaian di tempat yang tidak terlindung atau mengurangi naungan. (9) Secara kimia, yaitu dengan penggunaan Insektisida alami seperti akar tuba, daun pucung tembakau dan lengkuas dan disemprotkan pada pada daun, batang dan bagian lainnya yang belum terserang.

2. Hama Phyllotreta vittataPhyllotreta vittata merupakan hama yang berasal dari filum arthropoda, kelas insect, ordo Coleoptera dan termasuk dalam family Chrysomelidae. Serangga yang termasuk dalam family Chrysomelidae pada fase larva maupun imago umumnya bersifat fitofag, namun banyak dari anggotanya yang termasuk dalam spesies hama serius. Perilaku yang umum dari serangga Chrysomelidae adalah mengumpulkan dedaunan. Kutu anjing (Phyllotreta vittata) umumnya dikenal dengan kumbang anjing atau leaf beetle, dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Daun sawi yang terserang P. vittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan. Tanaman inang P. vittata adalah petsai, lobak, dan sawi. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan secara kultura dan secara kimia.Pengendalian Phyllotreta vittata dapat dilakukan dengan secara kultura dan secara kimia, pemusnahan tanarnan yang terserang dan penggunaan insektisida bila ditemukan gejala serangan dan saat tanaman masih muda (Yudianur, 2010).

V. PENUTUPa. Kesimpulan Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia, selain itu hama juga merupakan pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, menurunkan kualitas dan kuantitas yang menyebabkan kerusakan mutu hasil tanaman serta kerugian dalam pertanian.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tumbuhan. Organisme pengganggu tanaman meliputi hama tanaman dan organisme lain yang dapat menyebabkan ataupun membawa hama penyakit bagi tanaman. Organisme pengganggu tanaman (OPT), terdiri atas binatang, mikro-organisme, dan tumbuhan liar (gulma). Organisme penganggu tanaman mikro-organisme dapat berupa jamur patogen tanaman, bakteri, virus, mikoplasma, protozoa.

Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan pemberantasan secara biologi, kimiawi, dan mekanik.b. SaranDalam kegiatan praktikum perlu adanya keseriusan karena pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu hal yang utama di bidang pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Alvegas. 2009. Abstrak penelitian Efektifitas Penggunaan Cendawan Entomopatogen Metarrhizium anisopliae Sorokin dan Nomuraea rileyi Samson Terhadap Hama Kubis Plutella xylostella Curt, dan Crocidolomia pavonana. http://library.unib.ac.id: Bengkulu.(Online 05 Mei 2015).

Haryanto, E,T. Suhartini dan E. Rahayu.2000. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Daerah Tingkat 1 Riau. 2009. Data Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2003-2008. Dinas tanaman pangan dan hortikultura: Pekanbaru.

Sunarjono, Hendro. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, 2000. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of crops in Indonesia. Revised and translated by P.A. van der Laan, Univ. of Amsterdam with the assistance of G.H.L. Rothschild, Jakarta: P. T. Ichtiar Baru - van Hoeve, 701 p.

Suyanto, A. 1994. Hama Sayur dan Buah, Seri PHT.Veneb&r Swadaya. Jakarta.

Pradjo. 2012. http://www.Hama dan Penyakit Utama serta Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Sawi Caisim dan Pakcoy.htm. (Online 05 Mei 2015).LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Jadwal Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (Febuari-Mei)

KegiatanFebuariMaretAprilMei

1234123412341234

Persiapan lahan

Penanaman bibit

Penyiraman

Peyiangan gulma

Pemupukan

Pengamatan

Laporan

lampiran.2

DESKRIPSI

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal dalam dunia boga Indonesia (Wikipedia Indonesia).

Sedangkan petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.

1. Sawi putih (Brassica rugosa)Sawi putih (Brassica rapa convar. pekinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae ) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi cina. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral.

2. Sawi hijau (Brassica juncca)

Varietas berdaun besar dan hidup di tanah kering dari tanaman yang sama ini rasanya agak tajam. Biasanya sawi hijau banyak dijadikan asinan untuk konsumsi penduduk golongan Cina.

3. Sawi huma (Brassica juncea)

Ini adalah suatu varietas berbatang panjang dan berdaun sempit. Tanaman ini tak tahan terhadap hujan, tak mudah diserang oleh ulat. Sawi ini berbulu dan rasanya tajam. Biasanya banyak ditemukan di sawah-sawah dan hanya dimakan di pedalaman.

Dalam budidaya sawi perlunya pengolahan tanah, pemberian pupuk, penyiangan, perawatan seperti pembersihan gulma dan pemberantasan hama dan penyakit, lalu panen dan pasca panen.

Dimana pada laporan ini yang kita bahas adalah tentang perllindungan tanaman, maka hama dan penyakit perlu diperhatikan. Pengendalian hama harus cepat dan tepat agar tanaman yang kita budidayakan tidak menyebarkan penyakit kepada tanaman lainnya, dan bisa menyebabkan mati pada tanaman tersebut.Gambar.1 ulat yang menyerang tanaman sawi (ulat crops)

Gambar.2 Ulat crops sedang memakan daun

Gambar.3 Tanaman sawi 21 HST

Gambar.4 tanaman sawi 45 HST