i
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi
perekonomian global dan perubahan iklim yang mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada
dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan
kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh dan terpadu, serta fokus pada pencapaian
sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana
pembangunan kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan
tahunan yang dilakukan di tiap kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Peternakan Skala 1:250.000
sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Masterplan. Atlas tersebut secara garis besar memuat kondisi potensi pengembangan komoditas
peternakan sapi potong berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan populasi ternak.
Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian
target-target pembangunan melalui pengembangan kawasan peternakan.
Jakarta, Desember 2016
Menteri Pertanian,
Amran Sulaiman
ii
KATA PENGANTAR
Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi
persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-
externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan
menjadi sangat penting yang dibangun dari analisis sumber daya lahan.
Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan
bahwa pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian,
antara lain: (a) berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan
dengan batasan tertentu dan dapat lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga
hilir; (d) sistem pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementan maupun
antara Pusat dan Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementan dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi,
Pemda Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha. Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan peternakan sangat membutuhkan data dan
informasi dalam bentuk tabular dan spasial (peta) dan populasi ternak. Peta yang dihasilkan memberikan informasi lokasi, sebaran, dan luas lahan yang
berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan.
Peta-peta yang dihasilkan dari analisis sumber daya lahan ini merupakan informasi spasial tentang potensi daya dukung pakan. Dengan
mempertimbangkan populasi ternak maka tersusunlahn potensi pengembangan kawasan peternakan. Atlas ini akan sangat bermanfaat bagi perencana di
tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan peternakan
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas
ini dapat bermanfaat dalam mendukung peningkatan populasi ternak di Indonesia.
Jakarta, Desember 2016 Sekretaris Jenderal, Ir. Hari Priyono, M.Si. NIP. 19581214 198403 1 002
iii
SUSUNAN TIM
Tim Pengarah
Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Tim Pelaksana
Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
:
:
:
Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian
Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian Pertanian
Tim Penyusun
Penulis : Chendy Tafakresnanto, Usep Suryana, Zulfikar Rizky Perdana, Noviati
Aplikasi SIG dan Basisdata : Adi Priyono dan Wahyu Supriatna
Disain dan Layout : Adi Priyono
iv
INFORMASI UMUM
A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM
B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2016
C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Website : www.pertanian.go.id/sikp
Cetakan pertama, Desember 2016
v
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i
KATA PENGANTAR ii
SUSUNAN TIM iii
INFORMASI UMUM iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR PETA vii
I. PENDAHULUAN 1
II. BAHAN DAN METODE 3
2.1. Bahan dan Alat 3
2.2. Metode 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Bali dan Nusa Tenggara
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Bali dan Nusa Tenggara
6
6
3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Bali
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali
7
7
IV. PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Bali dan Nusa Tenggara 6
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Bali dan Nusa Tenggara 7
Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Bali 8
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten 4
Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perternakan Sapi Potong Nasional 5
vii
DAFTAR PETA
Halaman
Gambar 1. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional 11
Gambar 2. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Bali dan Nusa Tenggara 12
Gambar 3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali 13
Gambar 4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali Skala 1:250.000 Lembar 1 14
Gambar 5. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali Skala 1:250.000 Lembar 2 15
Gambar 6. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali Skala 1:250.000 Lembar 3 16
Gambar 7. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali Skala 1:250.000 Lembar 4 17
Gambar 8. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali Skala 1:250.000 Lembar 5 18
1
I. PENDAHULUAN
Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan
operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan
sebagaimana dituangkan dalam Permentan 50/2012 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian. Sesungguhnya pendekatan kawasan
pembangunan pertanian bukanlah suatu pendekatan yang sama sekali
baru. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi
manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang
pembangunan pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi
yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan
antar wilayah dengan komoditas unggulan sebagai perekat utamanya. Di
samping itu, pendekatan kawasan ini juga mewacanakan diterapkannya
revolusi perencanaan dengan digunakannya instrumen perencanaan
teknokratis dalam pembangunan pertanian. Melalui pendekatan kawasan
ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal,
karena dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung
sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya. Dengan demikian
pendekatan kawasan ini meniscayakan digunakannya analisis kuantitatif
serta penguatan data base sumber daya yang ada di wilayah.
Pembangunan kawasan peternakan sangat membutuhkan data,
informasi, rekomendasi, dan arahan penataan sistem peternakan. Data dan
informasi terkait dengan ternak sangat diperlukan untuk meningkatan
populasi ternak yang ada. Ketersediaan data dan informasi yang berbasis
spasial kawasan peternakan dapat disajikan dalam beberapa tingkat, yaitu
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Tingkat Nasional setara dengan peta
skala 1:1.000.000, yang memberikan informasi wilayah-wilayah yang
berpotensi untuk pengembangan kawasan peternakan secara global.
Tingkat Provinsi setara dengan peta skala 1:250.000, yang memberikan
informasi potensi pengembangan kawasan peternakan lebih rinci untuk
perencanaan pusat dan provinsi, sedangkan tingkat Kabupaten yang setara
dengan peta skala 1:50.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasional
lapangan. Pada tingkat Kabupaten, selain kajian sumberdaya, juga perlu
dilakukan kajian mengenai aspek teknis dan agrobisnis di lapangan,
sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam pembangunan
suatu kawasan peternakan di Indonesia.
Penyusunan peta potensi pengembangan kawasan peternakan
Nasional ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data
dan informasi mengenai potensi sumberdaya dan kondisi eksisting
populasi ternak. Berkaitan dengan hal di atas, penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sangat diperlukan.
Tujuan kegiatan penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional adalah :
(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya dan
populasi ternak sapi potong Nasional.
(2) Menyusun peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong Nasional yang disajikan per Provinsi.
(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP) Nasional.
2
Keluaran dari penyusunan peta potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional adalah:
(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya dan populasi
ternak sapi potong Nasional.
(2) Tersedianya peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi
potong Nasional yang disajikan per Provinsi.
Peta potensi pengembangan kawasan peternakan Nasional
merupakan peta indikasi untuk pengembangan kawasan peternakan sapi
potong yang dihasilkan dari analisis sumberdaya dan populasi ternak
dengan mempertimbangkan peta kawasan hutan skala 1:250.000
(Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU) skala
1:250.000 (BPN, 2013). Peta yang dihasilkan akan memberikan informasi
lokasi, sebaran, dan luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan
kawasan peternakan sapi potong. Hasil penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong disajikan dalam bentuk
data tabular dan spasial.
3
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional antara lain:
1. Peta dasar (base map) skala 1:250.000 (BIG, 2010-2013)
2. Peta tanah skala 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP, 1989-2013).
3. Peta Potensi Pengembangan Kawasan PJKU Nasional dan Provinsi skala
1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).
4. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Perkebunan Nasional dan
Provinsi skala 1:250.000 (Kementerian Pertanian, 2015).
5. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000 dan perizinan penggunaan
lahan Hak Guna Usaha (HGU) dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN, 2013).
6. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian
Kehutanan, 2013).
7. Data Populasi Ternak (Kementrian Pertanian, 2014)
Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta potensi
pengembangan kawasan perternakan sapi potong Nasional berupa:
komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi hardware tinggi Core i5,
minimal 8 RAM. Software yang diperlukan ArcGis dan Microsoft Office.
2.2. Metode
Sentra peternakan sapi potong Nasional merupakan potensi untuk
pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional. Sentra
peternakan sapi potong Nasional ditentukan secara parametrik dengan
pembobotan terhadap: daya dukung pakan/biomasa pakan (30), populasi
ternak (20), infrastruktur peternakan (20), status penyakit ternak (10),
rumah tangga peternak/RTP (10), kelembagaan peternakan (5), dan
dukungan masterplan/renaksi peternakan (5) Gambar 1.
Daya dukung pakan/biomasa pakan dihasilkan dari analisis
sumberdaya lahan. Satuan lahan mengandung unsur karakteristik tanah/
lahan yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi lahan terhadap daya
dukung pakan ternak sapi potong. Kegiatan evaluasi lahan ini dilakukan
dengan cara matching, yaitu dengan cara membandingkan antara
karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh pakan ternak.
Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan kerangka FAO (1976).
Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo sesuai
(S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)
dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan
sesuai marginal (S3), sedangkan lahan tergolong ordo tidak sesuai (N)
tidak dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan pakan ternak mengacu pada
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al.,
2011). Hasil evaluasi lahan tersebut dengan memperhatikan penggunaan
lahan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per hektar. Dari hasil
4
analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: rendah,
sedang, dan tinggi.
Gambar 1. Prosedur Penentuan Sentra Peternakan Kabupaten
Jumlah populasi ternak menunjukkan kondisi eksisting ternak pada
suatu wilayah. Populasi ternak pada suatu wilayah merupakan indikator
riil tentang kesesuaian tumbuh ternak. Data jumlah populasi ternak
tersebut berbasis administrasi (kabupaten/kecamatan).
Infastruktur, RTP, dan kelembagaan merupakan hal sangat penting
dalam mendukung usaha peternakan. Keberlanjutan usaha peternakan
sangat ditentukan oleh dukungan infastruktur dan kelembagaan terkait
dengan penanganan sektor hulu dan hilir peternakan.
Status penyakit ternak cukup penting untuk diperhatikan. Wilayah-
wilayah endemi penyakit ternak menjadi pertimbangan dalan penentuan
sentra peternakan.
Dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan peternakan
menjadi pertimbangan dalam menentukan sentra peternakan. Dukungan
pemerintah daerah antara lain berupa masterplan/renaksi peternakan. Hal
ini menunjukkan pemerintah daerah tersebut serius dalam mengelola
pengembangan peternakan.
Sentra pengembangan peternakan sapi potong Nasional menjadi
dasar dalam delineasi Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan
Sapi Potong Nasional. Konsep dasar dalam penyusunan Peta Potensi
Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Nasional sebagai berikut:
1) Penentuan sentra peternakan sapi potong didasarkan daya dukung
pakan/biomasa pakan, populasi ternak, infrastruktur peternakan, status
penyakit ternak, rumah tangga peternak/RTP, kelembagaan peternakan,
dan dukungan masterplan/renaksi peternakan akan menghasilkan
kabupaten sentra sapi potong, 2) Delineasi potensi pengembangan
kawasan peternakan sapi potong Nasional dihasilkan dari overlay sentra
peternakan sapi potong kabupaten dengan daya dukung pakan dan jumlah
populasi tinggi dan sedang pada tingkat kecamatan, 3) Penyebaran potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong berada di luar Kawasan
Hutan dan dataran rendah, yaitu pada ketinggian <700 m dpl. Delineasi
kawasan dilakukan secara automatik. Potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional merupakan wilayah pengembangan
peternakan sapi potong yang terbangun dalam satu kesatuan konektivitas
5
(kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup wilayah dengan daya
dukung pakan potensial yang mendukung dan jumlah populasi ternak
cukup banyak. Peta Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi
Potong Nasional dihasilkan dari Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Peternakan Sapi Potong Provinsi dengan melakukan penggabungan atribut
dan delineasi potensi pengembangan peternakan. Prosedur penyusunan
peta potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong Nasional
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Prosedur Penyusunan Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perternakan Sapi Potong Nasional
POTENSI SENTRA PENGEMBANGAN
PETERNAKAN
DAYA DUKUNG PAKAN KECAMATAN
- JUMLAH POPULASI TERNAK KECAMATAN
STATUS KAWSAN HUTAN
PETA POTENSI PENGEMBANGAN
KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG
KETINGGIAN TEMPAT (<700 m dpl)
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Potensi Daya Dukung Pakan Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Potensi daya dukung pakan diperoleh dari hasil kesesuaian lahan
pakan ternak, berupa kelas kesesuaian lahan dan memperhatikan
penggunaan lahan akan dihasilkan daya dukung pakan dalam ton per
hektar. Dari hasil analisis daya dukung pakan ternak dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Potensi daya dukung pakan ternak
di Pulau Bali dan Nusa Tenggara disajikan pada Tabel 1
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan di
Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang tergolong rendah seluas 3.397.843 ha
(78,95%), sedang seluas 460.140 ha (10,69%), dan tinggi seluas 445.795
ha (10,36%). Provinsi yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak
tergolong tinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (214.217 ha)
dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (165.857).
Tabel 1. Luas Daya Dukung Pakan Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Ha % Ha % Ha %
1 BALI 245.340 71,02 34.410 9,96 65.721 19,02 345.471
2 NUSA TENGGARA BARAT 536.176 60,05 142.539 15,96 214.217 23,99 892.931
3 NUSA TENGGARA TIMUR 2.616.327 85,35 283.192 9,24 165.857 5,41 3.065.376
3.397.843 78,95 460.140 10,69 445.795 10,36 4.303.779
NO KABUPATEN/KOTA
DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A LRENDAH SEDANG TINGGI
T O T A L
Potensi daya dukung pakan sangat ditentukan oleh satuan lahan,
seperti bentukan lahan (landform), bentuk wilayah, iklim, dan penggunaan
lahan. Penilaian bobot satuan lahan didasari oleh kemampuan lahan dalam
menghasilkan sumber pakan ternak, aksesibilitas, dan ketersediaan
infrastruktur.
Landform aluvium dan volkanik mempunyai tingkat kesuburan
tinggi dibandingkan dengan landform lainnya, sehingga mempunyai daya
dukung pakan tinggi. Bentuk wilayah datar sampai berombak (lereng <8%)
sangat ideal untuk pertumbuhuan pakan ternak. Penggunaan lahan sawah,
perkebunan, dan padang rumput mempunyai daya dukung sangat tinggi.
Kondisi iklim sangat menentukan daya dukung pakan. Wilayah dengan
iklim basah mempunyai daya dukung pakan lebih tinggi dari pada iklim
kering. Hal interkait dengan ketersediaan air.
3.2. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau
Bali dan Nusa Tenggara
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau
Bali dan Nusa Tenggara diperoleh dari analisis daya dukung
pakan/biomasa pakan, populasi ternak, infrastruktur peternakan, status
penyakit ternak, RTP, kelembagaan peternakan, dan dukungan
masterplan/renaksi peternakan dengan mempertimbangkan dengan daya
dukung pakan dan jumlah populasi tinggi dan sedang pada tingkat
kecamatan. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing
provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara berpotensi sebagai
pengembangan kawasan peternakan sapi potong. Potensi pengembangan
kawasan peternakan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara disajikan pada Tabel
2. Sebaran potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong Pulau
Bali dan Nusa Tenggara disajikan pada Peta Potensi Pengembangan
Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
7
Tabel 2. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Pulau Bali dan Nusa Tenggara
NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L SEDANG TINGGI
1 BALI 22.574 12.014 34.588 2 NUSA TENGGARA BARAT 107.653 125.201 232.853 3 NUSA TENGGARA TIMUR 87.824 65.209 153.033
T O T A L 218.050 202.424 420.475
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong di Pulau Bali dan Nusa Tenggara seluas 420.475
ha. Provinsi yang mempunyai potensi pengembangan kawasan peternakan
sapi potong paling luas terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (232.853
ha), Provinsi Nusa Tenggara Timur (153.033) dan yang terendah
luasannya terdapat di Provinsi Bali (34.588 ha). Wilayah potensi
pengembangan kawasan peternakan sapi potong terdapat pada dataran
rendah (ketinggian <700 m dpl), bentuk wilayah datar sampai
bergelombang (lereng <15%) dengan daya dukung pakan tergolong sedang
sampai tinggi.
3.3. Potensi Daya Dukung Pakan Provinsi Bali
Potensi daya dukung pakan diperoleh di Provinsi Bali disajikan pada
Tabel 3. Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi daya dukung pakan
ternak di Provinsi Bali yang tergolong rendah seluas 245.340 ha (71,02%),
sedang seluas 34.410 ha (9,96%), dan tinggi seluas 65.721 ha (19.02%).
Kabupaten yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong
tinggi terdapat di Kabupaten Tabanan (23.419 ha), Gianyar (13.873 ha)
dan Badung (12.900 ha).
Penyebaran potensi daya dukung pakan tergolong sedang sampai
tinggi umumnya di wilayah dataran volkan dan aluvial dengan bentuk
wilayah datar sampai bergelombang (<15%) pada dataran rendah
(ketinggian <700 m dpl). Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung
mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong cukup tinggi,
sehingga berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi potong.
Tabel 3. Luas Daya Dukung Pakan Provinsi Bali
Ha % Ha % Ha %
1 BADUNG 15.559 53,66 538 1,86 12.900 44,49 28.998
2 BANGLI 27.219 91,88 1.177 3,97 1.228 4,14 29.624
3 BULELENG 59.607 90,39 4.928 7,47 1.408 2,14 65.943
4 GIANYAR 15.064 51,92 79 0,27 13.873 47,81 29.016
5 JEMBRANA 29.521 72,81 2.561 6,32 8.464 20,88 40.546
6 KARANGASEM 35.562 63,10 18.765 33,29 2.033 3,61 56.361
7 KLUNGKUNG 19.941 70,83 6.017 21,37 2.196 7,80 28.154
8 KOTA DENPASAR 1.097 72,44 218 14,37 200 13,18 1.514
9 TABANAN 41.770 63,95 126 0,19 23.419 35,86 65.315
245.340 71,02 34.410 9,96 65.721 19,02 345.471 T O T A L
RENDAH SEDANG TINGGINO KABUPATEN/KOTA
DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L
3.4. Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Provinsi
Bali didasarkan sentra-sentra peternakan dan daya dukung pakan pada
suatu wilayah. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Bali
terdapat 5 Kabupaten kawasan pengembangan peternakan sapi potong,
yaitu Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan,
seluas 34.588 ha. Potensi pengembangan kawasan peternakan di Provinsi
Bali disajikan pada Tabel 4. Sebaran potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong di Provinsi Bali disajikan pada Peta Potensi
Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali.
Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan
8
merupakan kabupaten dengan potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong cukup luas di Provinsi Bali. Hal ini menunjukkan
bahwa potensi daya dukung pakan di kelima kabupaten tersebut cukup
tinggi.
Berdasarkan Peta Potensi Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional, Provinsi Bali merupakan kawasan padi dan jagung, sehingga
integrasi ternak dan Pertanian sangat dimungkinkan. Kabupaten yang
berpotensi untuk integrasi ternak dengan tanaman Pertanian adalah
Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan.
Pengembangan peternakan pada Kabupaten Badung, Buleleng, Klungkung
dan Tabanan dapat diintegrasikan dengan tanaman padi, sedangkan
Kabupaten Karangasem diintegrasikan dengan tanaman padi dan jagung.
Tabel 4. Luas Potensi Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Potong Provinsi Bali
NO KABUPATEN/KOTA DAYA DUKUNG PAKAN
T O T A L SEDANG TINGGI
1 BADUNG 538,22 10.366,23 10.904,45 2 BULELENG 2.866,59 439,85 3.306,44 3 KARANGASEM 14.671,14 867,03 15.538,17 4 KLUNGKUNG 4.497,74 - 4.497,74 5 TABANAN - 341,22 341,22
T O T A L 22.574 12.014 34.588
9
IV. PENUTUP
Pembangunan sektor peternakan di Indonesia merupakan suatu
proses pembangunan yang harus disinergiskan dengan pembangunan
sektor pertanian lainnya. Walaupun sektor peternakan tidak berbasis
lahan tetapi terkait dengan lahan, tetapi data dan informasi sumberdaya
lahan sebagai salah satu komponen utama sumber daya alam, mempunyai
peranan penting dalam menunjang pengembangan kawasan peternakan.
Data dan informasi sumberdaya lahan, terutama data spasial yang
menyajikan karakteristik tanah/lahan, potensi dan tingkat kesesuaian
lahan, distribusi dan luasannya tersebut dibutuhkan dalam penentuan
potensi pengembangan kawasan peternakan, khususnya sapi potong.
Dengan tersedianya data sebaran potensi pengembangan kawasan
peternakan sapi potong Nasional, perlu ditindaklanjuti pada skala
operasional (>1:50.000). Mengingat data sudah terformat dalam database
yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG untuk dapat
memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).
Pengembangan peternakan dapat diulakukan dengan sistem
integrasi dengan tanaman pangan dan perkebunan, disamping dengan
sistem pengembalaan. Potensi daya dukung pakan di Pulau Bali dan Nusa
Tenggara umumnya tergolong rendah (78,95%), tetapi sebagian (21,05%)
tergolong sedang sampai tinggi. Provinsi yang mempunyai potensi daya
dukung pakan tergolong tinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(214.217 ha) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (165.857).
Potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Pulau
Bali dan Nusa Tenggara seluas 420.475 ha. Provinsi yang mempunyai
potensi pengembangan kawasan peternakan sapi potong cukup luas
terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (232.853 ha), Provinsi Nusa
Tenggara Timur (153.033) dan yang terendah luasannya terdapat di
Provinsi Bali (34.588 ha).
Potensi daya dukung pakan di Provinsi Bali umumnya tergolong
rendah (71,02%), sebagian (28,98%) tergolong sedang sampai tinggi.
Kabupaten yang mempunyai potensi daya dukung pakan ternak tergolong
tinggi terdapat di Kabupaten Tabanan (23.419 ha), Gianyar (13.873 ha)
dan Badung (12.900 ha).
Provinsi Bali terdapat 5 Kabupaten untuk pengembangan kawasan
peternakan sapi potong, yaitu Kabupaten Badung, Buleleng, Karangasem,
Klungkung dan Tabanan, seluas 34.588 ha. Pengembangan kawasan
peternakan tersebut dapat diintegrasikan dengan tanaman pertanian,
seperti tanaman padi dan jagung.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala
1:250.000. BPN, Jakarta.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2013. Peta Sumberdaya
Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000. BBSDLP,
Bogor.
Balai Iklim dan Hidrologi. 2003. Peta sumberdaya iklim Indonesia skala
1:1.000.000. Balitklimat, Bogor
FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.
Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000.
Kemenhut, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Pertanian PJKU skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Peta Potensi Pengembangan Kawasan
Perkebunan skala 1:250.000. Kementan, Jakarta.
Marsoedi Ds, Widagdo, Dai J, Suharta N, Darul SWP, Hardjowigeno S, Hof J,
dan Jordens ER. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.
Proyek LREP II, CSAR, Bogor.
Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, Erna Suryani. 2011.
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Badan
Litbang Pertanian, BBSDLP, Bogor
BALI
BANTEN
BENGKULU
DI YOGYAKARTA
GORONTALO
JAMBI
JAWA BARATJAWA TENGAH
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
KEP. BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
MALUKU
MALUKU UTARA
ACEH
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
PAPUA
PAPUA BARAT
RIAU
SULAWESI BARATSULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI UTARA
SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
SUMATERA UTARAKaltara
Australia
Myan
mar (
Burm
a)
Brunei
Cambodia
Cocos (Keeling) Islands
Christmas Island
Malaysia
Spratly Islands
Papu
a New
Guin
ea
Pacif
ic Isl
ands
(Pala
u)
Philippines
Singapore
Thailand
Vietnam
Indonesia
Timor Leste
139°0'
139°0'
135°0'
135°0'
131°0'
131°0'
127°0'
127°0'
123°0'
123°0'
119°0'
119°0'
115°0'
115°0'
111°0'
111°0'
107°0'
107°0'
103°0'
103°0'
99°0'
99°0'
10°0
'
10°0
'
6°0'
6°0'
2°0'
2°0'
-2°0'
-2°0'
-6°0'
-6°0'
-10°0
'
-10°0
'
-14°0
'
-14°0
'
SAPI POTONG INDONESIA
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGINDONESIA
0 200 400 600 800 1.000100Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:1.000.000, Badan Informasi Geospasial, 2000
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDAPotensi Pengembangan Kawasan Sapi Potong
LAUT FLORES
TELU
K ALA
S
L A U T S A W U
SELAT BALI
S E L A T S U M B A
TE
LU
KB
ON
E
SELA
T LOM
BOK
"/
"/
"/
Prov. Bali
Prov. Jawa Timur
Prov. Nusa Tenggara Barat
Prov. Nusa Tenggara Timur
Prov. Sulawesi Selatan
Mataram
Kupang
Denpasar
125°
125°
123°
123°
121°
121°
119°
119°
117°
117°
115°
115°
-8° -8°
-10°
-10°
-12°
-12°
SAPI POTONG KEPULAUAN BALI DAN NUSA TENGGARA140°
140°
130°
130°
120°
120°
110°
110°
100°
100°
90°
90°
5° 5°
0° 0°
-5° -5°
-10°
-10°
-15°
-15°
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGKEPULAUAN BALI DAN NUSA TENGGARA
0 50 100 150 20025Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
PETUNJUK LETAK PETALEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Kawasan Sapi Potong
!!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!
!
!!
!!!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!
!! !
!
!!
!!
! !
! !
!!
! !
!
!!
!
! !
!
!
!
! !
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!
!
! !
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!!
!
!!!
!
!!
!!
!!
!!!
! !
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!!!
!
!
!!
!
!
!
!!
! !
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!
! !
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
! !! !
!
!
! !
!!
! !
!!
!!
!
!
!!
! ! !
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!! ! !
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
! !
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
! !
!!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!!!
!!
!
!
!!
!
!
! !
!
!!
!!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!! !
!
!!!!
!!
!
!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!!
!
!!
!!
!
!!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!!!
!!!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!!
!
!
!!
!
!
!!!
!
!!
!!
!
!
!
!!!
!!
!
!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!! !!
!!
!
!
!
!
!!
! ! ! !
! !
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
! !
!!
!
!
!!
!!
!
!
!! ! !
!!
!
!
! !
!
!!
!!
!!
!
!!
!
!
!
! !!
! !
!!
! !
!
!
!
!
!!
!!
! !!
!!
! !
!
!
! !
!!
!!
!
!
!
! ! ! !
!
!! ! !
!
!!
!!
!
!
!! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!
!
!
!!
!!!
!
!
!
!
!!
!!
!!!
!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!
!
!
!!!!
!
!!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!!!!
!
!
! !
!!
!!
!!
!
!!
!!
!
!!
!
!
!
!!
!
!
!
!!
!
!!
!!
!
!
! !
!! ! !
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!!!
!
!! !
!
!!
!!
PROV. BALI
PROV. JAWA TIMUR
PROV. NUSA TENGGARA BARAT
Laut Jawa
Samudera Indonesia
Laut Bali
DENPASAR
MATARAM
Kab. Jembrana
Kab. Tabanan
Kab. Badung
Kab. Gianyar
Kab. Klungkung
Kab. Bangli
Kab. Karangasem
Kab. Buleleng
Kab. Buleleng
Kab. Jember
Kab. Banyuwangi
Kab. Bondowoso
Kab. Situbondo
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Utara
4 5
21 3
116°
116°
115°
115°
-8° -8°
-9° -9°
KAWASAN SAPI POTONG PROV. BALI
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONGPROVINSI BALI
0 10 20 30 40 505Km
Peta dasar:- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016
U
Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î
Î
"
"
"
"
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
"
"
"
"
!.
"
"
"
# #
##
#
#
# ""
#
Î
PROV. BALIPROV. JAWA TIMUR
KAB. JEMBRANA
KAB. BULELENG
KAB. JEMBER
KAB. BANYUWANGI
KAB. BONDOWOSO
G. Lampong
G. Lembu
G. Sembulungan (Ikan)
G. Raung
G. Merapi
G. Bangol
G. MerebukG. Sangiang
G. PenginumanG. Pal
G. Jali
Lemahbangdewo
Kabat
Songgon
MendoyoBanjardauhwaru
Melaya
Negara
P. Jawa
P. Tabuan
P. BurungP. Kalong
P. Menjangan
P. Gadung
Tg. Meneng
Tg. Batulicin
Tg. Lampungan
Tg. Kampe
Tg. Bengkak
Tg. Kedunen
Tg. Jatisari
Tg. Ikan
Tg. Sembulungan
Tg. Pakem
Tg. Ketapang
Tg. PasirTg. Blibis
Tg. Kayuaking
Selat Bali
Tl. Candikesuma
Tl. Buaya
Tl. Labuanlalang
Tl. Meneng
Tl. Blibis
Selat Bali
Tl. Rening
Selat Bali
Kec. Gerokgak
Kec. Jembrana
Kec. Melaya
Kec. Menddoyo
Kec. Mendoyo
Kec. Negara
Kec. Bangorejo
Kec. Banyuwangi
Kec. Botolinggo
Kec. Cluring
Kec. Gambiran
Kec. Genteng
Kec. GiriKec. Glagah
Kec. Glenmore
Kec. Kabat
Kec. Kalibaru
Kec. Kalipuro
Kec. Ledokombo
Kec. Licin
Kec. Muncar
Kec. PesanggaranKec. Purwoharjo
Kec. Rogojampi
Kec. Sempol
Kec. Sempu
Kec. Siliragung
Kec. Silo
Kec. Singojuruh
Kec. Songgon
Kec. Srono
Kec. Sumber Wringin
Kec. Sumberjambe
Kec. Tegaldlimo
Kec. Tegalsari
Kec. Tlogosari
Kec. Wongsorejo
4
21
HL
HL
HL
HL
HPT
HP
HP
HP
TN
HP
TN
CATWA
114°45'
114°45'
114°30'
114°30'
114°15'
114°15'
114°0'
114°0'
-8°15
'
-8°15
'
KAWASAN SAPI POTONG BALI 1
4 5
21 3
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 1PROVINSI BALI
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î
!.
"
"
"
"
"
#
!.!.
"
"
"""
"
"
"!.
"
"" "
"
"" "
"
"
"
"
""
" "" !.
"
#
"
"#
#
" ##
#
"
# #
"
#
""
#
"
""!.
"
"
PROV. BALI
KAB. JEMBRANA
KAB. TABANAN
KAB. BADUNG
KAB. GIANYAR
KAB. KLUNGKUNG
KAB. BANGLI
KAB. KARANGASEM
KAB. BULELENG
G. Batukaru
G. Sengayang
G. Pohen
G. AbangG. Lesung
G. Tapak
G. Lesung
G. Pangkunglesung
Sidemen
BasaBanjarkawan
TembukuDudaPohgending Kawan
Banjartegallalang
BanjartengahMelinggihPekutatan Sulahan
MenangaPetang
Pupuan
BusungbiuKintamani
Seririt Banjar
Sukasada
Tejakula
KloncingKubutambahan
LAUT BALILAUT Bali
Bangli
Singaraja
D. Tamblingan D. Batur
P. Bali
Tg. Ngis
Kec. Abiansemal
Kec. Bangli
Kec. Banjar
Kec. Banjarangkan
Kec. Banjarankan
Kec. Baturiti
Kec. Bebandem
Kec. Buleleng
Kec. Busungbiu
Kec. Gerokgak
Kec. Gianyar
Kec. Kerambitan
Kec. Kintamani
Kec. Klungkung
Kec. Kubu
Kec. Kubutambahan
Kec. ManggisKec. Marga
Kec. Menddoyo
Kec. Mendoyo
Kec. Mengwi
Kec. PayanganKec. Pekutatan Kec. Penebel
Kec. Petang
Kec. Pupuan Kec. Rendang
Kec. Sawan
Kec. SelatKec. Selemadeg
Kec. Selemadeg BaratKec. Selemadeg Timur
Kec. Seririt
Kec. Sidemen
Kec. Sukasada
Kec. Susut
Kec. Tabanan
Kec. Tampaksiring
Kec. Tegallalang
Kec. Tejakula
Kec. Tembuku
Kec. Ubud4 5
2
1
3
CA
HLHL
KSA/KPATWA
TWA
HL
HPHPT
HPT
115°30'
115°30'
115°15'
115°15'
115°0'
115°0'
114°45'
114°45'
-8°15
'
-8°15
'
KAWASAN SAPI POTONG BALI 2
4 5
21 3
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 2PROVINSI BALI
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î
!.
!.
"
"
"
"
"
"
"
"
"
#
#
#
#
#
#
!.
"
"
"
"
"
""
"!.
#
"
PROV. BALI
PROV. NUSA TENGGARA BARAT
KAB. KARANGASEM
KAB. LOMBOK BARAT
KAB. LOMBOK UTARA
G. Agung
G. Meniting
Abang
Bebandem
Ulakan
Gondang
Tanjung
Amlapura
Kubu
Amlapura
TanjungP. AirP. Trawangan
P. Selang
P. Meno
Tg. SiraKec. Abang
Kec. Bebandem
Kec. Karangasem
Kec. Kubu
Kec. Manggis
Kec. Selat
Kec. Batu Layar
Kec. Gangga
Kec. Gunung Sari
Kec. Kayangan
Kec. LingsarKec. Narmada
Kec. Pemenang
Kec. Tanjung
4 5
2
3
HL
TWA HL
HP
HPT
HPT
TWAL
116°15'
116°15'
116°0'
116°0'
115°45'
115°45'
115°30'
115°30'
-8°15
'
-8°15
'
KAWASAN SAPI POTONG BALI 3
4 5
21 3
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 3PROVINSI BALI
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î
!.
"
"
"
"
"
!.!.
"
"
"""
"
"
"!.
"
"" "
"
"" "
"
"
o Î
"
"
"/
!."
"
!.
"
"
"
""
" "" !.
PROV. BALI
DENPASAR
KAB. TABANAN
KAB. BADUNG
KAB. GIANYAR
KAB. KLUNGKUNG
KAB. BANGLI KAB. KARANGASEM
Banjarbesang KanginMandung Banjarkembangsari UbudBajera
Jabajero
Dajantangluk
Sukawati
BlahbatuhJagasatruBanjarangkan
BanjarseranganTabanan TabananSemarapura
Denpasar
Badung
Gianyar
Denpasar
P. Batumejineng
P. Batutemeling
P. Ceningan
P. Lembongan
P. BatukitaP. Serangan
Tg. Sanghiyang
Tg. Mebulu
Tg. Sari
Tg. Pemaroan
Tl. Pemalikan
Selat Badung
Selat Toyapakeh
Selat Badung
Kec. Abiansemal
Kec. Bangli
Kec. Banjarangkan
Kec. Banjarankan
Kec. Blahbatuh
Kec. Dawan
Kec. Denpasar Barat
Kec. Denpasar Selatan
Kec. Denpasar Timur
Kec. Denpasar Utara
Kec. Gianyar
Kec. Kediri
Kec. Kerambitan
Kec. Klungkung
Kec. Kuta
Kec. Kuta Selatan
Kec. Kuta Utara
Kec. ManggisKec. Marga
Kec. Mengwi
Kec. Nusapenida
Kec. Penebel
Kec. Selemadeg
Kec. Selemadeg Barat
Kec. Selemadeg Timur
Kec. Sidemen
Kec. Sukawati
Kec. Susut
Kec. Tabanan
Kec. TampaksiringKec. Tegallalang
Kec. Ubud
4 5
21 3
HL
Tahura
115°30'
115°30'
115°15'
115°15'
115°0'
115°0'
114°45'
114°45'
-8°45
'
-8°45
'
KAWASAN SAPI POTONG BALI 4
4 5
21 3
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 4PROVINSI BALI
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Î
Î
!.
!.
!.
"
"
"
"
""
"
"
""
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
"
!."/
#
#
#
#
#
!.
"
"
"
"
"
""
"!.
PROV. BALI
PROV. NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
KAB. KLUNGKUNG
KAB. KARANGASEM
KAB. LOMBOK BARATKAB. LOMBOK TENGAH
Sampalan
Gunungsari
Narmada
Kediri
Sekotong Tengah
Ubung
Karangdaye
Gerung
Mataram
W. Pengga
P. AsahanP. Penida
P. BatupadasanP. Batujineng Kandik
P. BiahaP. Maimpang Selatan
P. Maimpang TengahP. Maimpang Utara
P. Kuan
P. Kedis
P. Batumeneh
P. Nanggu
P. Poh
P. Lontar
P. Gringsingan
P. Gede
P. Rengit
P. Goleng
P. Monjong
P. Wayang P. Gantung
P. Mas
P. Taketanyaran
Tg. Serubung
Selat Lombok
Selat Giligede
Tl. Lembar
Tl. SepiTl. Selodong Tl. Selungbelanak
Kec. KarangasemKec. Manggis
Kec. Nusapenida
Kec. Ampenan
Kec. Batu Layar
Kec. Cakranegara
Kec. Gerung
Kec. Gunung Sari
Kec. Jonggat
Kec. Kediri
Kec. Kuripan
Kec. Labu Api
Kec. Lembar
Kec. Lingsar
Kec. Mataram
Kec. Narmada
Kec. Praya
Kec. Praya Barat
Kec. Praya Barat Daya
Kec. Pringgarata
Kec. Pujut
Kec. SandubayaKec. Sekarbela
Kec. Sekotong Tengah
Kec. Selaparang
4
5
2 3
TWA
TWAHL
HL
HLHPHPT
TWA
HL
HPT
116°15'
116°15'
116°0'
116°0'
115°45'
115°45'
115°30'
115°30'
-8°45
'
-8°45
'
KAWASAN SAPI POTONG BALI 5
4 5
21 3
PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN SAPI POTONG LEMBAR 5PROVINSI BALI
SKALA 1:250.000
0 5 10 152,5KmPeta dasar:
- Peta Rupa Bumi Indonesia digital skala 1:250.000, Badan Informasi Geospasial, 2012- Peta Wilayah Administrasi Indonesia, Badan Pusat Statistik, 2010Proyeksi Peta Geografis, Datum WGS84
KEMENTERIAN PERTANIAN2016U
PETUNJUK LOKASI PETA
Lokasi Peta Peta Potensi Pengembangan Kawasan tidak ada kawasan
LEGENDA
Daya Dukung PakanRendahtidak potensi
TinggiSedang
Pengembangan Kawasan Sapi Potong
Top Related