Download - Salursan Transmisi

Transcript
Page 1: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

PERCOBAAN IV

SALURAN TRANSMISI

1. JUDUL PERCOBAAN

Saluran Transmisi

2. TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami makna ateunasi dan pengaruh pergeseran fase

2. Memahami pengaruh parameter-parameter saluran (R, L, C, dan G)

terhadap ateunasi dan pergeseran fase.

3. Memahami pengaruh impedansi keluaran sumber sinyal terhadap ateunasi

dan pergeseran fase.

4. Memahami pengaruh Impedansi beban terhadap ateunasi dan pergeseran

fase.

3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

a) Alat yang digunakan :

1. 2 (dua) multimeter

2. 1 (satu) osiloskop

3. 1 function generator

b) Bahan percobaan

1. Resistor

2. Kabel transmisi

Keterangan : Peralatan percobaan disimulasikan dalam software Multisim

dengan menggunakan Personal Computer (PC).

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 2: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

4. DASAR TEORI

Karakteristik sebuah saluran ditunjukkan oleh persamaan Telegrapher di

bawah ini :

Dengan batasan dan nilai awal sebagai berikut :

Di mana saluran dianggap terletak pada sumbu x sampai l di mana l = panjang

saluran.

Kecepatan Gelombang elektromagnetik pada saluran dapat dihitung dengan

persamaan :

Untuk ruang hampa µ = µ0 = 4 π x 10-7H/m dan ε=8,85 x 10-12F/m sehingga :

Untuk saluran transmisi, permeabilitas dapat dimisalkan sama dengan nilai

ruang hampa. Akan tetapi permitivitas boleh jadi berbeda dengan nilainya

pada ruang hampa karena tergantung dengan dielektrik yang digunakan.

Persamaan untuk permtivitas adalah :

Di mana εr adalah permitivitas relative (konstanta dielektrum). Jadi kecepatan

gelombang pada saluran dengan permitivitas εr adalah :

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 3: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Jika vpangkal adalah tegangan sinyal pada sisi pengirim dan vujung adakah

tegangan di sisi penerima, maka ateunasi yang dialami sinyal itu adalah :

, jika gelombang di pangkal saluran memotong x (waktu) pada waktu

T1, gelimbang di ujung saluran memotong sumbu x (waktu) pada waktu T2,

dan periode sinyal T, maka pergeseran fase dapat dihitung dengan rumus :

Parameter-parameter saluran transmisi beserta nilai defaultnya :

No. Simbol Nama ParameterNilai

DefaultSatuan

1. Zen Panjang saluran

transmisi

100 M

2. Rt Resistansi per

satuan panjang

0,1 W

3. Lt Induktansi per

satuan panjang

1e-6 H

4. Ct Kapasitansi

persatuan panjang

1e-12 F

5. Gt Konduktansi per

satuan panjang

0 Mho

Modul Praktikum Dasar Sistem Komunikasi

(KUTIPAN 1)

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 4: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Transmisi

Supaya data dapat diterima oleh penerima diperlukan suatu medium untuk

membawa data tersebut. Medium ini disebut saluran transmisi. Di dalam

transmisi ada beberapa hal yang haurs diperhatikan antara lain:

Mode transmisi

Metode transmisi

Karakteristik

Bentuk fisik

Macam saluran

Gangguan

Macam-macam Sistem Transmisi

Dalam dunia komputer ada beberapa macam transmisi yang digunakan, yaitu:

1. Sistem transmisi data berdasar arah transmisinya.

2. Sistem transmisi data berdasar data transmisinya.

Sistem Transmisi Berdasarkan Arah Transmisinya

Berdasarkan arahnya transmisi data dibedakan dalam 3 macam yaitu:

A. Simplex

Pada sistem ini komunikasi terjadi hanya satu arah saja, dari pengirim (A)

ke penerima (B), penerima B tidak dapat mengirim sinyal atau data menuju A.

Contoh: Radio , TV.

B. Half Duflex

Merupakan komunikasi 2 arah (duplex), misalnya A dan B. Kedua-duanya

sama-sama bisa mengirim dan menerima data, tetapi pada saat A mengirim

data B hanya dapat menerima saja. Demikian juga sebaliknya. Contoh: CB,

radio amatir.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 5: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

C. Full Duplex

Merupakan komunikasi 2 arah (duplex) misalnya A dan B, kedua-duanya

bisa mengirm dan menerima data pada saat yang bersamaan. Contoh:

Telephone.

Sistem Transmisi Berdasarkan Data Transmisinya

Pada sistem transmisi juga dikenal dua macam transmisi berdasarkan data

yang ditransmisikan. Kedua jenis itu, yaitu:

A. Serial

Transmisi data serial adalah pengiriman yang mengirimkan data melalui

hanya satu jalur. Dimana setiap bit dikirm berurutan satu demi satu melalui

satu jalur saja.

Keuntungan:

Hanya menggunakan satu jalur saja.

Lebih murah instalansinya.

Mempunyai jarak komunikasi yang tidak terbatas.

Dalam pengiriman data secara serial harus ada sinkronisasi atau

penyesuaian antara pengirim dengan penerima agar data yang dikirim

ditafsirkan secara tepat dan benar oleh penerima. Berdasarkan cara

sinkronsasi dikenal 3 mode transmisi serial,yaitu:

Asinkron (asynchronous)

Sinkron (synchronous)

Isokron (isochronous)

B. Pararel

Pengiriman data yang mempunyai lebar data 8 bit (satu byte) yang dikirim

secara serentak/bersama–sama.

Keuntungannya:

Lebih sederhana dalam proses pengiriman.

Kesederhanaan pemrograman port pararel.

Kecepatan pengiriman yang tinggi dibandingkan transmisi serial.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 6: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Resiko kesalahan data lebih kecil.

Kekurangannya:

Memerlukan 8 jalur data tiap pengiriman.

Jarak komunikasi yang sangat terbatas.

(Dikutip dari:http://www.asia.web.id/files/lophe/Garis-Besar

Telekomunikasi.pdf)

(KUTIPAN 2)

Media Transmisi adalah sebagai perantara/penyampai antara terminal

dengan sentral atau sentral dengan sentral guna menyalurkan informasi dari

pengirim ke penerima. Fungsinya untuk menghubungkan antara dua buah

Terminal Equipment yang melalui dua buah sentral atau bertindak sebagai

media perantara penghubung antara dua Terminal Equipment.

http://attarisk.files.wordpress.com/2008/02/01-pendahuluan.ppt

Ada 4 (empat) parameter penting yang berpengaruh pada kanal suara yaitu,

sebagai berikut:

Signal Power Level

Attenuation Distortion

Delay Distortion

Noise dan Signal to Noise Ratio

Pada sistem transmisi dari suatu hubungan telekomunikasi terdapat batas

yang sangat lebar dari power level. Oleh karena itu dipergunakan suatu unit

satuan logaritmis untuk pengukuran dari power level tersebut. Ini yang disebut

dengan decibel (dB), yang didefinisikan sebagai berikut :

Jika ada suatu rangkaian dengan power input sebesar P1 dan power output

sebesar P2 maka :

bila P2 lebih besar dari P1, ini disebut penguatan (Gain).

sedangkan bila P1 lebih besar dari P2, ini disebut redaman

(loss/attenuation).

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 7: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Attenuation Distortion

Jika suatu sinyal dikirimkan dari suatu terminal menuju ke terminal

lainnya, maka sinyal tersebut akan mengalami redaman sesuai dengan rugi-

rugi energi atau energy losses selama sinyal tersebut berjalan melalui media

transmisi. idealnya, sinyal yang dikirimkan tersebut akan teredam dengan nilai

redaman yang sama untuk seluruh lebar frekuensi sinyal tersebut. Misalnya,

ada suatu sinyal selebar 300 sampai 3400 Hz dengan power level –10 dBm

disalurkan melewati suatu media transmisi.

Dan jika media tersebut mempunyai redaman sebesar 13 dB, maka sinyal

yang akan diterima diharapkan akan mempunyai power level sebesar –23 dBm

pada seluruh lebar frekuensi dari sinyal tersebut. Ini adalah saluran transmisi

yang ideal, yang pada kenyataannya tidak demikian. Karena apapun saluran

transmisi yang dipakai, pasti ada frekuensi-frekuensi yang diredam lebih

banyak daripada frekuensi lainnya. Jadi ternyata redaman yang dialami sinyal

tersebut tidak merata untuk seluruh lebar frekuensi. Dengan demikian sinyal

yang diterima tidak saja akan teredam tetapi juga akan mengalami cac0at

redaman (attenuation distortion). Dan ini jelas akan mempengaruhi gambar

grafik dari amplitudo dan frekuensi dari sinyal tersebut.

Noise dan Signal to Noise Ratio

(S/N) dB = level (signal dalam dBm) - level (noise dalam dBm)

Contohnya jika suatu sinyal pada frekuensi 1000 Hz mempunyai power

level sebesar 15 dBm dan mengalami noise dengan power level sebesar 5 dBm

akan mempunyai signal to noise ratio sebesar 10 dB. Jelaslah bahwa makin

tinggi S/N maka makin baik mutu komunikasinya. Oleh karena itu ada suatu

batas minimum dari (S/N) dalam hubungan telekomunikasi untuk dapat

memuaskan konsumen pemakai jasa telekomunikasi. Misalnya:

untuk sinyal suara 30 dB

untuk sinyal video 45 dB

untuk sinyal data 15 dB

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 8: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

(Dikutip dari: http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/teknik-elektro/media-

telekomunikasi)

(KUTIPAN 3)

Biasanya dalam sistem penyaluran akan terjadi redaman dan akan timbul

distorsi sebagai akibat ketidaklinearan sistem penyaluran serta adanya noise.

Jadi sistem penyaluran dibedakan oleh:

Lebar band, yang didefinisikan sebagi lebar band frekuensi yang

dibatasi oleh frekuensi-frekuesni di mana level sinyal akan turun 3 dB

dibandingkan level rata-rata ( 3 dB – bandwidth).

Karakteristik frekuensinya, menunjukkan redaman sebagai fungsi

frekuensinya.

Phase shift, yang terjadi karena kecepatan fasa dalam saluran tidak

sama untuk seluruh daerah frekuensi, sehingga perbedaan fasa antara

komponen-komponen sinyal pada penerima tidak sama dengan waktu

pengiriman. Akibat yang nyata adalah perubahan bentuk sinyalnya.

Derau (noise)

Level

Saluran Transmisi

Dalam meneruskan sinyal dari sumber ke penerima sering digunakan

saluran transmisi yang pada prinsipnya mengusahakan agar sinyal listrik

menjalar mengikuti salurannya dan tidak menyebar ke mana-mana. Saluran

transmisi ada beberapa jenis yang dicirikan dengan:

Impedansi karakteristik

Kecepatan fase

Daerah frekuensi

Redaman

Dalam saluran transmisi sinyal menjalar dengan kecepatan tertentu,

mengalami perbedaan dan perubahan bentuk karena kecepatan penjalaran

yang tidak sama untuk daerah frekuensinya. Karakteristik impedansi juga

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 9: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

merupakan faktor yang harus dipertahankan dalam titik penyambungan agar

tidak terjadi refleksi.

(Dikutip dari: http://bobbyfiles.wordpress.com/2008/01/12/dasar-komunikasi/)

(KUTIPAN 4)

Gangguan-Gangguan Transmisi dalam Sistem Komunikasi

Dalam sistem komunikasi, sinyal yang diterima kemungkinan berbeda dengan

sinyal yang ditransmisikan karena adanya berbagai gangguan transmisi. Bagi

sinyal analog, gangguan ini dapat menurunkan kualitas sinyal. Sedangkan bagi

sinyal digital, akan muncul bit error: biner 1 diubah menjadi biner 0 dan

seterusnya.

Gangguan yang paling signifikan adalah sebagai berikut:

• Random atau gangguan yang tidak dapat diprediksikan terjadinya. Gangguan-

gangguan itu antara lain:

- Derau panas (Thermal Noise), yaitu suatu gejolak thermal electron yang muncul

di semua perangkat elektronik dan media transmisi, serta merupakan fungsi

temperatur.

- Derau Impuls (Impulse Noise), yaitu gangguan pada pulsa-pulsa yang tidak

beraturan, terputusnya bunyi pada durasi pendek, serta amplitudo yang relatif

tinggi.

- Derau Intermodulasi, yaitu penggabungan sinyal-sinyal dari frekuensi yang

berlainan namun menggunakan media transmisi yang sama.

- Bicara Silang (Cross Talk), yaitu gangguan berupa masuknya sinyal dari kanal

lain yang letaknya berdekatan. Terjadi pada saluran telepon yang berdekatan atau

saluran yang dimultipleks. Bicara silang bertambah jikalau jarak tempuh sinyal

makin jauh, atau makin besar sinyal atau makin tinggi frekuensinya.

- Gema (Echo), yaitu sinyal yang dipantulkan kembali disebabkan perubahan

impedansi dalam sebuah rangkaian listrik. Penekanan gema tidak dapat

dipergunakan dalam transmisi data melalui saluran voice grade.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 10: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

- Perubahan Phasa, phasa sinyal kadang-kadang dapat berubah oleh impulse noise.

Phasa dapat berubah dan kemudian kembali normal.

- Phase Jitter, Jitter timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks yang

menghasilkan perubahan frekuensi. Phasa sinyal ini berubah-ubah sehingga

menyebabkan kesukaran dalam mendeteksi bentuk sinyal tersebut.

- Fading, yaitu gangguan yang terjadi terutama pada sistem rhicrowave antara lain

selective fading yang disebabkan kondisi atmosfir. Sinyal disalurkan mencapai

penerima melalui berbagai jalur. Sinyal-sinyal ini kemudian kalau bergabung

hasilnya akan terganggu.

• Tidak Random atau gangguan yang dapat diprediksikan terjadinya. Gangguan-

gangguan itu antara lain:

-Atenuasi atau redaman Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran

transmisi disebabkan daya yang diserap oleh saluran transmisi. Redaman

tergantung pada frekuensi sinyal, jenis media transmisi dan panjang saluran.

Redaman tidak sama besarnya untuk semua frekuensi.

-TundaanSinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing-masing ferkuensi

tidak berjalan dengan kecepatan yang sama hingga tiba di penerima pada waktu

yang berlainan. Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesalahan

pada waktu transmisi data. Tidak merupakan gangguan yang serius bagi transmisi

suara tetapi menyebabkan kesalahan pada transmisi data.

(Dikutip dari : http://call-lonk.blogspot.com/2010/12/gangguan-gangguan-

transmisi-dalam.html )

(KUTIPAN 5)

Mode Transmisi

Dikenal 2 macam mode :

a. transmisi serial

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 11: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

data dikirmkan satu bit demi satu bit lewat kanal komunikasi yang telah dipilh

misalnya data dikirmka dalam bentuk kode ASCII dengan 7 bit untuk tiap

karakter. Penerima juga harus menerima data, bit demi bit. Untuk kode ASCII,

satu informasi karakter terdiri dari 7 bit.

b. Transmisi parallel

Data dikirmkan sekaligus melalui, misalnya 8 kanal komunikasi. Trasnmisi

parallel digunakan bila dikehendaki kecepatan yang tinggi. Kanal (jalur)

komunikasi penerimaan harus mempunyai karakteristik yang baik.

Dalam pengiriman data secara serial harus ada sinkronisasi atau penyesuaian

antara pengirim dengan penerima agar data yang data yang dikirimkan ditasirkan

secara tepat dan benar oleh penerima.

Fungsi sinkronisasi :

Ø Supaya penerima mengetahui dengan tepat bilamana sinyal

diterimanya merupakan bit dari suatu data (sinkronisasi bit).

Ø Supaya penerima mengetahui dengan tepat bit data (data bit) yang

membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter).

Berdasarkan cara sinkronisasi dikenal 3 mode transmisi serial yaitu :

Asinkron

Sinkron

Isokron

Asinkron

Transmisi asinkron digunakan bila pengiriman data dilakukan satu karakter setiap

kali. Antara satu karakter dengan yang lainnya tidak ada waktu antara yang tetap.

Karakter dapat dilakukan sekaligus ataupun beberapa karakter kemudian berhenti

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 12: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

untuk waktu tidak tentu, lalu mengirimkan sisanya. Akibatnya setiap kali

penerima harus selalu melakukan sinkronisasi supaya bit data yang dikirimkan

diterima dengan benar. Dengan demikian penerima harus mengetahui mulainya

bit pertama dari sinyal data. Caranya dengan memberikan suatu pulsa yang

disebut start pulse pada awal tiap karakter. Pulsa ini memberitahukan penerima

untuk memulai menerima bit data. Umumnya keadaan idle, yaitu keadaan tanpa

transmisi sinyal, dikatakan keadaan tinggi (high) atau mark. Sehingga dapat

dikatakan bahwa selama keadaan idle transmitter mengirimkan deretan “1” secara

terus menerus. Keadaan sebaliknya, yaitu “0” disebut space.

Pengirim kalau hendak mengirmkan data, selalu memberikan bit awal (start bit)

yaitu pulsa perubahan dari 1 ke 0 selama satuan waktu bit. Kalau penerima

mendeteksi pulsa ini akan menjalankan clock-nya sesuai dengan baud rate yang

dipilih. Setengah bit kemudian saluran dicuplik, kalau ternyata dideteksi bit awal

maka saluran dicuplik tiap 1 bit dan keadaan line dicatat sesuai dengan hasil

cuplikan. Kalau pada setengah bit diatas ternyata keadaan saluran “1” , dianggap

bahwa transisi “1” ke “0” hanyalah suatu gangguan belaka. Dengan cara ini clock

dari penerima mengalami sinkronisasi pada tiap karakter. Akibatnya perbedaan

clock sedikit pada pemancar dan penerima dapat diabaikan. Tiap karakter diakhiri

dengan bit akhir (stop bit). Bit akhir merupakan keadaan “1” dan panjangnya

bervariasi satu sistem ke sistem lain. Panjangnya dapat 1.5 atau 1.42 bit untuk

sistem baudot, 1 atau 2 pulsa pada sistem lain.

Transmisi asinkron kadang-kadang disebut transmisi awal-akhir (start-stop

transmision), karena tiap karakter mengalami sinkronisasi dengan jalan

penggunaan bit awal dan bit akhir. Banyaknya bit-bit-bit ini tergantung dari kode

yang digunakan. Secara singkat :

Bit awal memberitahukan system untuk mulai mengumpulkan bit berikutnya

sebagai bit data. Bit akhir memberitahukan pada terminal bahwa data telah

lengkap dan terminal kembali ke keadaan reset supaya dapat menerima bit awal

lagi. Sinkronisasi dilakukan kembali setiap karakter diterima.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 13: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Sinkron

Digunakan untuk transmisi kecepatan tinggi. Yang ditransmisikan satu blok data.

Dalam system ini baik pengirim maupun penerima bekerja bersama-sama dan

sinkronisasi dilakukan setiap sekian ribu bit data. Bit awal/akhir tidak dibuthukan

untuk tiap karakter. Sinkronisasi dilaksanakan dan dijaga baik pada waktu tidak

ada data yang dikirm maupun sesaat sebelum pengiriman terjadi. Sinkronisasi

terjadi dengan jalan mengirimkan pola data tertentu antara pengirim dan

penerima.

Pola data tertentu ini disebut karakter sinkronisasi (synchronization character).

Pengirim akan mengirimkan sejumlah besar data. Penerima, yang mengetahui

kode yang digunakan, akan memenggal data tersebut dan meneruskannya ke

komputer. Transmisi ini lebih efisien karena sinkronisasi hanya dibutuhkan 16

sampai 32 bit, sementara data dapat mencapai beberapa ribu bit Panjangnya.

Karena pada mode asinkron tiap huruf mempunyai bit awal-akhir, jika terjadi

kesalahan karena sinkronisasi maka hanya 1 karakter yang hilang sedangkan

mode sinkron 1 blok data akan hilang.

Transmisi sinkron digunakan untuk menyalurkan data secara blok. Dalam

transmisi ini tiapa blok panjangnya sama. Waktu antara akhir dan bit terakhir

suatu karakter dan awal bit pertama karakter berikutnya harus nol atau kelipata

dari waktu satu karakter. Untuk mencapai sinkronisasi pengirim harus mengirim

karakter khusus dan penerima harus mengenalinya.

Transmisi sinkron menggunakan kemampuan satuan komunikasi data secara

efisien karena transmisi hanya dilakukan bila telah dipunyai sejumlah blok data

(Dikutip dari: http://www.angelfire.com/id/myhoney/chap-3.htm#Macam-

macamSaluranTransmisi )

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 14: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

5. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buka file saluran_transmisi_sederhana.msm

2. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari

ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Rt. Isi tabel 1.

3. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari

ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Lt. Isi tabel 2.

4. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari

ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Ct. Isi tabel

3.1

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 15: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

6. DATA HASIL PERCOBAN

Tabel 1 Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

No. Rt (Ω/m)Vpangkal

(Volt)

Vujung (Volt) T2-T1

1.

2.

3.

4.

3

5

7

11

7,071 V

7,071 V

7,071 V

7,071 V

0,942 V

0,803 V

0,688 V

0,522 V

7,506 V

8,805 V

10,277 V

13,545 V

150 ns

135 ns

120 ns

110 ns

54º

48,6º

43,2º

39,6º

Tabel 2 Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

No. Lt (µH/m) Vpangkal Vujung T2-T1

1.

2.

3.

4.

3

5

7

11

7,071 V

7,071 V

7,071 V

7,071 V

0,458 V

0,325 V

0,275 V

0,256 V

15,438 V

21,756 V

25,712 V

27,621 V

200 ns

300 ns

295 ns

190 ns

72º

108º

106,2º

68,4º

Tabel 3 Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase

No. Ct (µF/m) Vpangkal Vujung T2-T1

1.

2.

3.

4.

3

5

7

11

7,071 V

7,071 V

7,071 V

7,071 V

0,250 V

1,436 V

1,633 V

2,058 V

28,254 V

4,924 V

4,330 V

3,435 V

190 ns

255 ns

255 ns

305 ns

68,4º

91,8º

91,8º

109,8º

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 16: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

7. PENGOLAHAN DATA

Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

Rt = 3 Ω/m

Vpangkal = 7,071VVujung = 0,942V

7,506 V

T2 - T1 =150 ns

54º

Rt = 5 Ω/m

Vpangkal = 7,071 V

Vujung = 8,805 V

8,805

T2 –T1 = 135ns

48,6º

Rt = 7 Ω/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung =0,688 V

10,277

T2 –T1 =120 ns

43,2 º

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 17: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Rt = 11 Ω/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung = 0,522 V

13,545 V

T2 –T1 = 110 ns

39,6º

Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

Lt = 3 µH/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung =0,458 V

15,438 V

T2 –T1 =200ns

72º

Lt = 5 µH/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung = 0,325 V

21,756 V

T2 –T1 =300ns

108º

Lt = 7 µH/m

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 18: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Vpangkal =7,071 V

Vujung =0,275 V

25,712 V

T2 –T1 =295ns

106,2º

Lt = 11 µH/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung =0,256 V

27,621 V

T2 –T1 =190 ns

68,4º

Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase

Ct = 3 µF/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung =0,250 V

28,254 V

T2 –T1 =190ns

68,4º

Ct = 5 µF/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung = 1,436 V

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 19: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

4,924 V

T2 –T1 =255ns

91,8º

Ct = 7 µF/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung =1,633 V

4,330 V

T2 –T1 =255ns

91,8º

Ct = 11 µF/m

Vpangkal =7,071 V

Vujung = 2,058 V

3,435 V

T2 –T1 =105 ns

109,8º

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 20: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

8. PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelasakan aplikasi kabel fiberoptic dalam kehidupan sehari-hari!

2. Jelaskan aplikasi kabel guided dan unguided!

Jawab:

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 21: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

9. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Nilai Vpangkal ketika melakukan percobaan pertama yaitu untuk

mengetahui perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase dimana nilai

R yang kami gunakan adalah 3 ohm, 5 ohm , 7 ohm , dan 11 ohm kami

mendapati nilainya adalah berkisar antara 7,506 V(nilai konstan ketika nilai R

dirubah-ubah) sedangkan nilai Vujungnya yaitu berkisar antara 0,942 – 0,522

V, nilai cendrung lebih menurun. Maka dapat diambil suatu kesimpulan

semakin besar nilai hambatan yang di pakai maka semakin besar pula

perbandingan antara Vpangkal dan Vujung. Tetapi akan berlaku sebaliknya

ketika pencarian pergeseran fasenya,karena pergeseran fasenya akan semakin

kecil (Nilai perbandingan tegangan menaik dan Beda Fase cendrung

menurun).

Dalam pengambilan data yang kedua nilai Induktor yaitu 3 µH/m, 5

µH/m, 7 µH/m, dan 11 µH/m. Dari hasil percobaan didapati bahwa nilai dari

Vpangkal untuk percobaan bernilai konstan 7,071 V yang bernilai sama yang

kami lakukan ketika nilai R yang kami variabelkan dalam percobaan.

Sedangkan untuk nilai Vujungnya kami mendapati sedikit lebih besar dari

pada percobaan yang pertama yang berkisar antara 0,458 – 0,256 V. Dari

beberapa hasil percobaan yang dilukan dapat di ambil kesimpulan bahwa nilai

perbandingan Vpangkal dan Vujung meningkat, data hasil data ini sama

dengan hasil perbandingan tegangan pada R sebelumnya dan untuk pergeseran

fasenya juga semakin meningkat seiring nilai Lt nya semakin besar pula.

Selain itu, data yang diambil telah sesuai dengan teori dasar pengaruh

parameter terhadap atenuasi dan pergeseran fase pada saluran transmisi.

Sedangkan hasil rekap data pada pengaruh perubahan Ct terhadap atenuasi

dan pergeseran fase didapat data yang sedikit berbeda dibandingkan dengan

pengaruh R dan L. Perbandingan tegangan pengaruh C cendrung menurun

sedangan perbedaan fase gelombang peridiknya cendrung meningkat.

Secara matematis, ateunasi didefinisikan sebagai perbandingan antara

tengangan sinyal pada sisi/bagian pengirim (Vpangkal) terhadap tegangan sinyal

pada sisi/bagian penerima (Vujung).

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 22: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Sedangkan untuk pergeseran fasenya, kita dapatkan dari perbandingan

antara selisih waktu saat gelombang di ujung saluran memotong sumbu x dan

waktu saat gelombang di pangkal saluran memotong sumbu x ( - ) terhadap

periode sinyal T (T = 1000) kemudian dikali 360º.

Maka setalah mellihat semua hasil data percobaan tentang saluran tranmisi

didapat bahwa nilai perbandingan tegangan pangkal dan tegangan ujung yang

paling besar diapat saat nilai C = µ3 F/m;

= 28,254 V sedangkan nilai

terbesar beda sudut fase terbesarnya adalah saat nilai kapasitansi diberi nilai

Sebesar 11 µ F/m.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 23: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

10. KESIMPULAN

1. Saluran transmisi terdiri dari:

a. Saluran non kabel (wireless):

Omni directional 360º, Contoh: Antena televisi.

Directional point to point, Contoh: Microwave.

Sectoral 90º.

b. Saluran kabel:

Jaringan Lokal: PSTN (Public Switch Telephone Network) KTB

(Kotak Terminal Batas) DP (Distribution Point), terdiri dari 10

kabel yang melayani 10 rumah RK (Rumah Kabel) MDF (Main

Distribution Frame)

2. Ateunasi didefinisikan sebagai rusaknya sinyal yang diterima karena

mengalami redaman yang tidak merata untuk seluruh lebar frekuensi

sinyal sehingga terjadi cacat redaman. Idealnya Sinyal yang baik adalah

sinyal yang tidak mengalami ateunasi/cacat redaman.

3. Secara matematis, ateunasi didefinisikan sebagai perbandingan antara

tengangan sinyal pada sisi/bagian pengirim (Vpangkal) terhadap tegangan

sinyal pada sisi/bagian penerima (Vujung), sehingga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

4. Sedangkan untuk pergeseran fasenya, kita dapatkan dari perbandingan

antara selisih waktu saat gelombang di ujung saluran memotong sumbu x

dan waktu saat gelombang di pangkal saluran memotong sumbu x ( - )

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 24: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

terhadap periode sinyal T (T = 1000) kemudian dikali 360º, sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut:

5. Semakin besar nilai parameter transmisi seperti tahanan/hambatan,

kapasitor, serta panjang saluran transmisi akan mengakibatkan ateunasi

dan pergeseran fase semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai

parameter transmisi tersebut, maka ateunasi dan pergeseran fase pun

semakin kecil, berlaku sebaliknya jika diberi nilai kapasitansi.

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 25: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

DAFTAR PUSTAKA

Korps Asisten Dasar Sistem Komunikasi. 2013. Modul Praktikum Dasar Sistem

Komunikasi. Inderalaya: Laboratorium Teknik Telekomunikasi dan Informasi

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.

______. 2013. Gaeis Besar Telekomunikasi. [online], tersedia pada :http://www.asia.web.id/files/lophe/Garis-Besar-Telekomunikasi.pdf,(25 maret 2013).

______.2013. Media Telekomunikasi. [online], tersedia pada: http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/teknik-elektro/media-telekomunikasi, (25 maret 2013).

______. 2008.Dasar Komunikasi. [online], tersedia pada: http://bobbyfiles.wordpress.com/2008/01/12/dasar-komunikasi/, (25 maret 2013).

______.2010. Gangguan-Gangguan Transmisi. [online], tersedia pada: http://call-lonk.blogspot.com/2010/12/gangguan-gangguan-transmisi-dalam.html, (25 maret 2013).

______.2013. Macam-Macam Saluran Transmisi. [online], tersedia pada: http://www.angelfire.com/id/myhoney/chap-3.htm#Macam-macamSaluranTransmisi, (25 maret 2013).

Saluran Transmisi Gustra Nugraha

Page 26: Salursan Transmisi

Agung Julian Perkasa (03111004022)

Saluran Transmisi Gustra Nugraha