DISKUALIFIKASI NORMA: KAJIAN TERHADAP
SABDARAJA, DAWUHRAJA SULTAN HAMENGKU BUWONO X, DAN
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 88/PUU-XIV/2016
Skripsi
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu Hukum
oleh :
Nama :Wahyu Aryono Nugroho
NIM :15.C1.0117
FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat merupakan dua daerah tetapi ada pada satu kesatuan yaitu
Yogyakarta. Sebagai daerah provinsi, hukum positif hidup dan berkembang di
Yogyakarta tetapi sebagai Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat norma adat dan
paugeran yang digunakan, termasuk dalam penentuan pemimpin di Yogyakarta
menggabungkan keduanya. Oleh sebab itu, Sultan Hamengku Buwono yang
bertakhta adalah juga Gubernur DIY. Menurut tradisi serta paugeran, Sultan
Hamengku Buwono hanya bisa diisi oleh laki-laki. Akibatnya setelah Daerah
Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai daerah provinsi, Gubernur DIY juga
selalu seorang laki-laki. Tahun 2012 dikeluarkan Undang-Undang Nomor 13
tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mana di
dalamnya juga mengatur persyaratan calon Gubernur DIY. Pada tahun 2015
Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan sabdaraja dan dawuhraja yang
mengubah gelar Sultan Hamengku Buwono dengan menghilang gelar yang
menunjuk pada laki-laki serta mengubah juga gelar putri sulungnya menjadi Gusti
Kanjeng Ratu Mangkubumi, sebuah gelar yang biasa digunakan seorang pewaris
takhta Sultan Hamengku Buwono dan pertama kali disandang oleh perempuan.
Pada tahun 2017, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan Putusan Nomor 88/PUU-
XIV/2016 yang menyatakan terdapat pasal yang diskriminatif terhadap
perempuan pada persyaratan calon Gubernur DIY di Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2012 yang mengakibatkan perempuan tidak bisa menjadi Gubernur DIY.
Terhadap pasal tersebut, Mahkamah Konstitusi menyatakan inkonstitusional.
Ternyata, baik itu sabdaraja, dawuhraja, maupun Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 88/PUU-XIV/2016 membuat perempuan memiliki kesempatan menjadi
pemimpin di Yogyakarta, sama seperti laki-laki. Fenomena tersebut dapat
dianalisis menggunakan teori dari Carol Smart yang menyandingkan hukum
dengan norma sosial lain sehingga keduanya saling mendiskualifikasi tetapi
memunculkan kesetaraan jender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 88/PUU-XIV/2016 dapat membuat
perempuan menjadi Gubernur DIY dan untuk mengetahui makna sabdaraja dan
dawuhraja dapat menjadi kuasa yang mengubah struktur ketatanegaraan dan
administrasi kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Metode
pendekatan yang digunakan adalah dengan menganalisa sabdaraja, dawuhraja,
dan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut serta dampaknya bagi struktur
ketatanegaraan dan administrasi kekuasaan di Ngayogyakarta Hadiningrat serta
dalam penetapan Gubernur DIY. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitis
dengan memaparkan kaitan antara sabdaraja, dawuhraja, dan Putusan Mahkamah
Konstitusi yang bisa berperspektif kesetaraan jender berdasarkan teori Carol
Smart. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa bahan hukum primer dan sekunder yang dianalisa menggunakan metode
kualitatif.
Kata kunci: Sabdaraja, dawuhraja, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
88/PUU-XIV/2016, diskualifikasi norma, dan kesetaraan jender.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi dengan judul “Diskualifikasi Norma: Kajian Terhadap Sabdaraja,
Dawuhraja Sultan Hamengku Buwono X, dan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 88/PUU-XIV/2016” penulis persembahkan kepada:
1. Yesus Kristus sebagaimana ada dalam lirik lagu “Betapa Hatiku”, hanya
ini Tuhan persembahanku segenap hidupku jiwa dan ragaku pakailah
diriku sebagai alat-Mu seumur hidupku.
2. Bernardus Suparyono, SE dan Margaretha Kasiyem, beliau berdua adalah
kedua orang tua penulis. Penulis tahu bahwa melalui doa dan kerja keras
mereka berdua penulis dapat berkuliah hingga menyelesaikan skripsi ini
untuk mendapatkan gelar sarjana.
3. Bapak Donny Danardono, SH, Mag. Hum selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membantu menyelesaikan skripsi “kita” ini serta seluruh
dosen dan karyawan Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
4. Seluruh keluarga besar, paman, tante, kakak, adik, keponakan, om, bulik,
pakde, bude, simbah, eyang, sepupu, yang telah meminjamkan laptop,
menemani, memberi dukungan, serta memotivasi agar skripsi ini dapat
segera terselesaikan.
5. Cyrenia Ine Kristi yang mau bersama-sama menemani ketika berproses
dengan skripsi serta menjadi tempat bercerita dan berkeluh kesah.
6. Kabinet BERAKSI (Berkarya, Aktif, Partisipasi) Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi 2017/2018 yang memberi
vi
semangat baik itu melalui percakapan langsung, percakapan melalui media
sosial, ejekan, gurauan, maupun melalui tindakan telah memotivasi agar
skripsi ini segera terselesaikan.
7. Teman-teman sepermainan, sepengalaman, seangkatan, sekomunitas,
seatap tempat kos, romo, yang melalui gurauan mereka dan pertanyaan
“Kapan lulus?” serta “Kapan sidang?” namun memberikan dukungan dan
motivasi.
8. Ibu Bapak guru selama penulis bersekolah di TK Pius X Magelang, SD
Tarakanita Magelang, SMP Negeri 1 Magelang, dan SMA Negeri 1
Magelang.
9. Ibu, Bapak, tetangga di Jalan Kenari Perumahan Griyo Rejo Indah,
Sumberrejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
10. Masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat serta para penulis buku rujukan
skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Berproses yang tidak mudah dan membutuhkan kerja keras serta niat yang
sungguh-sungguh. Itulah kiranya yang menjadi gambaran penyelesaian skripsi ini.
Niat adalah kunci untuk membuka semua pintu pengerjaan skripsi ini. Kerja keras
adalah langkah kaki yang membawa pada sidang skripsi dan semoga selamat
sampai seremoni menerima gelar sarjana hukum.
Banyak hal yang sebenarnya ingin penulis ketahui dan cari tahu tentang
skripsi ini. Hasilnya adalah penulis ingin menuliskan semuanya itu dalam skripsi.
Budaya Jawa, ketatanegaraan, hak asasi manusia serta jender adalah hal-hal yang
menarik bagi penulis. Melalui skripsi ini penulis semakin belajar tentang mereka.
Judul ini penulis pilih karena menjadi hal yang menarik bagi penulis,
semoga menjadi hal yang menarik pula bagi Anda, yang membaca serta menguji
skripsi ini. Perpaduan antara dua komposisi kriteria yaitu hukum dan non-hukum
ternyata mampu mengubah Ngayogyakarta Hadiningrat. Konsep kerajaan
tradisional Jawa yang berpadu dengan hukum positif dapat dianalisa
menggunakan teori post-modernisme.
Sayangnya, Sultan Hamengku Buwono X tidak bersedia penulis
wawancarai. Tidak disebutkan alasan pastinya. Hanya saja melalui Kawedanan
Hageng Panitrapura, penulis diminta untuk mengikuti perkembangan lewat berita
dan media lainnya. Pada akhirnya, banyak artikel berita yang penulis kutip dalam
skripsi ini sebagaimana diminta oleh Ngarsa Dalem melalui Kawedanan Hageng
Panitrapura.
viii
Puji Tuhan, pada waktunya skripsi ini dapat terselesaikan dengan selamat.
Semoga menjadi kebaikan dan kebermanfaatan bagi siapa saja yang membaca
serta menguji skripsi ini. Terima kasih kepada mereka yang telah dengan rela dan
tulus hati membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan, dosen pembimbing,
narasumber, Dr. W. Riawan Tjandra, SH., M. Hum, petugas perpustakaan Unika
Soegijapranata Semarang, karyawan tata usaha Fakultas Hukum dan Komunikasi,
para teman, keluarga, dan Anda. Tuhan memberkati.
Semarang, 2 Juli 2019
Penulis
Wahyu Aryono Nugroho
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. i
PENGESAHAN......................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
E. Metode Penelitian ............................................................................ 14
1. Metode Pendekatan ..................................................................... 14
2. Spesifikasi Penelitian .................................................................. 14
3. Objek Penelitian.......................................................................... 14
4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 14
5. Metode Pengolahan dan Penyajian Data ...................................... 15
6. Metode Analisa Data ................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Jender ....................................................... 17
1. Pengertian Jender ........................................................................ 17
2. Tinjauan tentang Kesetaraan Jender ............................................ 21
B. Pengertian Norma ............................................................................ 23
C. Teori Carol Smart tentang Feminisme dan Diskualifikasi Norma ..... 26
D. Tinjauan tentang Hak Asasi Manusia terhadap Perempuan .............. 31
x
1. Hak Asasi Perempuan ................................................................. 31
2. Diskriminasi terhadap Perempuan ............................................... 33
3. Pembatasan terhadap Hak Asasi Manusia .................................... 36
E. Kedudukan Raja dalam Konsep Negara Tradisional di Jawa ............ 38
F. Tinjauan tentang Hukum Positif ...................................................... 43
1. Pengertian Hukum Positif ........................................................... 43
2. Tinjauan Putusan Mahkamah Konstitusi tentang
Uji Materiil Undang-Undang terhadap UUD 1945 ...................... 46
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sultan Perempuan ....................... 54
1. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta .......................................... 56
2. Sultan Perempuan ....................................................................... 69
B. Putusan Mahkamah Konstitusi dan Hak Asasi Manusia ................... 91
1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 88/PUU-XIV/2016 .......... 91
2. Hak Asasi Perempuan Menjadi Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta ...................................................... 109
C. Legitimasi Langit dan Diskulifikasi Norma ..................................... 114
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 127
B. Saran ............................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 129
Top Related