Download - RPJM Kawasan Perbatasan

Transcript
Page 1: RPJM Kawasan Perbatasan

Bahan DiskusiRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

PENGEMBANGAN KAWASAN  PERBATASANTAHUN 2010‐2014

Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BappenasJakarta, 28 November 2008

Page 2: RPJM Kawasan Perbatasan

Agenda PembahasanAgenda Pembahasan

1. Perbatasan negara dalam RPJP 2005‐2025

2. Penyamaan definisi “perbatasan” menurut UU 43/2008 (Wilneg) dan UU 26/2007 (Tata Ruang)

3. Rancangan RPJM 2010‐2014 tentang Rencana Pembangunan Perbatasan Negara 

a. Prioritas Lokus kabupaten/ kota

b. Substansi Isi RPJM Perbatasan

Page 3: RPJM Kawasan Perbatasan

PENGERTIAN KAWASAN PERBATASANdari perspektif penataan ruang

Page 4: RPJM Kawasan Perbatasan

Arah PJP 2005‐2025 ke‐5: MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DAN BERKEADILAN

Wilayah‐wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arahkebijakan pembangunan yang  selama ini cenderung berorientasiinward looking menjadi outward looking sehingga dapat dimanfaatkansebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengannegara tetangga. 

Pendekatan pembangunan yang  dilakukan,  selain menggunakanpendekatan yang  bersifat keamanan,  juga diperlukan pendekatankesejahteraan. 

Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan pulau‐pulau kecil diperbatasan yang selama ini luput dari perhatian

Pengembangan Kawasan Perbatasandalam RPJPN  2005‐2005

Page 5: RPJM Kawasan Perbatasan

HUBUNGAN RENCANA TATA RUANG DENGAN RPJPN DAN RPJMN

RTRWN Harus Memperhatikan (Pasal 19 UUPR)

RTRWN

RPJPN RPJMN

RTRWN Menjadi Pedoman (Pasal 20 ayat (2) UU PR)

RTRW Provinsi Pasal 22 ayat(1) UUPRRTRW kab/Kota Pasal 25 ayat (1) UUPR

MenjadiA

cuan

1. RTR PULAU/KEPULAUAN2. RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL 

(KAWASAN PERBATASAN)

Page 6: RPJM Kawasan Perbatasan

PENGERTIAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (PENJELASAN PASAL 5 AYAT 5 UU 26/2007)

• Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang  diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasionalterhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayahyang telah ditetapkan sebagai warisan dunia

• Yang  termasuk kawasan strategis dari sudut kepentinganpertahanan keamanan antara lain  adalah kawasan perbatasannegara, termasuk pulau kecil terdepan,  dan kawasan latihanmiliter.

Page 7: RPJM Kawasan Perbatasan

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAWASAN PERBATASAN NEGARA

(PENJELASAN PP 26/2008 PASAL 13 AYAT (1) )

• Wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan demografisberbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau lautlepas.

• Kawasan perbatasan negara meliputi kawasan perbatasandarat dan kawasan perbatasan laut termasuk pulau‐pulaukecil terluar.

Page 8: RPJM Kawasan Perbatasan

1 Kawasan Perbatasan Laut dengan Thailand/India/Malaysia (NAD dan Sumut) termasuk 2 Pulau Kecil Terluar2    Kawasan Perbatasan Laut dengan Malaysia/Vietnam/Singapura (Riau dan Kepri), termasuk 20 Pulau Kecil Terluar3    Kawasan Perbatasan Darat dengan Malaysia (Kalbar dan Kaltim)4    Kawasan Perbatasan Laut dengan Malaysia dan Filipina (Kaltim, Sulteng, dan Sulut), termasuk 18 Pulau Kecil Terluar5    Kawasan Perbatasan Laut dengan Palau (Maluku Utara, Papua Barat, Papua), termasuk 8 Pulau Kecil Terluar6    Kawasan Perbatasan Darat dengan Papua Nugini (Papua)7    Kawasan Perbatasan Laut dengan Timor Leste dan Australia (Papua dan Maluku), termasuk 20 Pulau Kecil Terluar8    Kawasan Perbatasan Darat dengan Timor Leste (NTT)9    Kawasan Perbatasan Laut dengan Timor Leste dan Australia (NTT), termasuk 5 Pulau Kecil Terluar10  Kawasan Perbatasan Laut Berhadapan dengan Laut Lepas (NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa 

Tengah, Jawa Timur, NTB), termasuk 19 Pulau Kecil Terluar

KAWASAN PERBATASAN DI INDONESIA (PP NO. 26/2008 ttg RTRWN )

Page 9: RPJM Kawasan Perbatasan

PENGERTIAN KAWASAN PERBATASAN NEGARAdari perspektif UU 43/ 2008: Wilayah Negara

Page 10: RPJM Kawasan Perbatasan

PENGERTIAN KAWASAN PERBATASAN NEGARADALAM UU WILAYAH NEGARA

Bagian dari Wilayah Negara yang terletak padasisi dalam batas wilayah Indonesia denganNegara Lain, dalam hal batas wilayah negara didarat, Kawasan Perbatasan berada diKecamatan

Page 11: RPJM Kawasan Perbatasan

Daftar Kecamatan Perbatasan Darat

No Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Negara Yang Berbatasan

1

2

Paloh

Sajingan Besar

Sambas

Sambas

Kalbar

Kalbar

Malaysia

Malaysia

3

4

Jagoi Babang

Siding

Bengkayang

Bengkayang

Kalbar

Kalbar

Malaysia

Malaysia

5

6

Entikong

Sekayam

Sanggau

Sanggau

Kalbar

Kalbar

Malaysia

Malaysia

7

8

Ketungau Hulu

Ketungau Tengah

Sintang

Sintang

Kalbar

Kalbar

Malaysia

Malaysia

9

10

Puring Kencana

Badau

Kapuas Hulu

Kapuas Hulu

Kalbar

Kalbar

Malaysia

Malaysia

11

12

Krayan Hulu

Krayan Hilir

Malinau

Malinau

Kaltim

Kaltim

Malaysia

Malaysia

13 Long Apari Kutai Barat Kaltim Malaysia

14

15

16

17

18

19

Nunukan

Sei Pancang

Pujungan

Lumbudut

Kayam

Lumbis

Nunukan

Nunukan

Nunukan

Nunukan

Nunukan

Nunukan

Kaltim

Kaltim

Kaltim

Kaltim

Kaltim

Kaltim

Malaysia

Malaysia

Malaysia

Malaysia

Malaysia

Malaysia

KECAMATAN PERBATASAN DARAT

Page 12: RPJM Kawasan Perbatasan

Daftar Kecamatan Perbatasan Darat

No Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Negara Yang Berbatasan

20

21

22

23

Naukenjerai

Sota

Elikobel

Ulilin

Merauke

Merauke

MeraukeMerauke

Papua

Papua

Papua

Papua

PNG

24 Muara Tami Kota Jayapura Papua PNG

25

26

27

28

Web

Senggi

Waris

Arso Timur

Keerom

Keerom

Keerom

Keerom

Papua

Papua

Papua

Papua

PNG

29

30

31

Batm

Kiwirok Timur

Iwur

Peg. Bintang

Peg. Bintang

Peg. Bintang

Papua

Papua

Papua

PNG

32

33

34

35

36

37

Jair

Mindiptana

WaropkoKombut

Sesnuk

Mokbiran

Boven Digoel

Boven Digoel

Boven Digoel

Boven Digoel

Boven Digoel

Boven Digoel

Papua

Papua

Papua

Papua

Papua

Papua

PNG

KECAMATAN PERBATASAN DARAT 

Page 13: RPJM Kawasan Perbatasan

Daftar Kecamatan Perbatasan Darat

No Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Negara Yang Berbatasan

38 Amfoang Utara Kupang NTT Timor Leste

39

40

41

Miomafo Barat

Miomafo Timur

Insana Utara

TTU

TTU

TTU

NTT Timor Leste

42

43

44

45

46

47

Malaka Timur

Tasifeto Barat

Tasifeto Timur

Lamaknen

Raihat

Kobalima

Belu

Belu

Belu

Belu

Belu

Belu

NTT Timor Leste

KECAMATAN PERBATASAN DARAT 

Page 14: RPJM Kawasan Perbatasan

Sinkronisasi Definisi

• UU 26/ 2007 dan PP 26/ 2008 (Tata Ruang) : unit perbatasan adalah wilayah kabupaten/ kota

• UU 43/2008 (Wilayah Negara): unit perbatasan adalah kecamatan.

Dapat dipahami sebagai unit yang saling mengisi, dimanapengembangan dengan unit kabupaten/kota perbatasan 

diarahkan pada aspek ekonomi yang mencakup wilayah yang lebih luas dan borderless, termasuk PKSN sebagai pusat

pertumbuhan (PP 26/2008), sedangkan pengembangan denganunit kecamatan perbatasan diarahkan pada penguatan sabuk pertahanan dan kesejahteraan masyarakat (UU 43/ 2008).

Page 15: RPJM Kawasan Perbatasan

Konsepsi Awal Kebijakan RPJMN 2010‐2014 dalam Pengembangan Kawasan Perbatasan

Rumusan Hasil Diskusi Seminar Terbatas dan Seminar Nasional bulan Oktober-November 2008 di Bappenas

Page 16: RPJM Kawasan Perbatasan

No

A

B

C

D

E

F

Keberadaan perlintasan resmi (exit entry point)

Keberadaan Pusat Kegiatan Strategis Nasional

Kriteria Nilai Strategis Wilayah Deskripsi

Berhadapan langsung dengan wilayah laut negara tetangga

Berhadapan langsung dengan wilayah negara lain di darat

Kepemilikan Pulau-Pulau Kecil Terluar

Keberadaan Pulau Kecil Terluar Prioritas

Wilayah Kab/Kota yang kondisi alamiahnya berhadapan dengan

wilayah laut negara tetangga

Wilayah Kab/Kota yang kondisi alamiahnya berbatasan dengan wilayah darat negara tetangga

Wilayah Kab/Kota yang secara administratif memiliki pulau-pulau kecil terluar berdasarkan Perpres

78/2005

Wilayah Kabupaten/Kota yang secara administratif memiliki 12 pulau

kecil terluar prioritas berdasarkan kesepakatan tim Perpres 78/2005

Wilayah Kabupaten Kota yang memiliki Exit and Entry Point

berdasarkan perjanjian dengan negara tetangga (sumber : Depdagri)

Wilayah Kabupaten/Kota yang memiliki PKSN berdasarkan ketetapan

dalam PP 26/2008 tentang RTRWN

KRITERIA UNTUK MENILAI KAB/KOTA “STRATEGIS” DI KAWASAN PERBATASAN

PENENTUAN PRIORITAS KAB/KOTA YANG DITANGANI PADA RPJMN 20010‐2014 (EXERCISE DIT. KKDT)

Page 17: RPJM Kawasan Perbatasan

Daftar Seluruh Kab/KotaPENENTUAN PRIORITAS KAB/KOTA YANG DITANGANI PADA RPJMN 20010‐2014 (EXERCISE DIT. KKDT)

Skor<25

25-50>50

PrioritasSangat Prioritas

KesimpulanKurang Prioritas

SKORA 5B 5C 5D 25E 25F 35

100

Kepemilikan 92 Pulau Kecil Terluar

Berhadapan dengan Batas Laut Teritorial Kriteria

Berbatasan langsung dengan negara lain di darat

Keberadaan Pulau Kecil Terluar Prioritas Keberadaan perlintasan resmi (exit-entry point/PLB)Keberadaan Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN

“Diseleksi Kabupaten/kota yang tergolongPrioritas dan Sangat Prioritas berdasarkan

kriteria diatas”

Page 18: RPJM Kawasan Perbatasan

■■Toli-Toli65

■■Lombok Barat64

■■Trenggalek63

■■Jember62

■■Cilacap61

■■Tasikmalaya60

■■Pandeglang59

■■Lampung Barat58

■■Bengkulu Utara57

■■Kepulauan Mentawai56

■■Simeulue55

■■Aceh Jaya54

■■■■Kota Sabang53

■■Aceh Besar52

■Medan51

■Langkat50

■Asahan49

■Labuhan Batu48

■■Nias Selatan47

■■Nias46

■■■Serdang Bedagai45

■■Halmahera Timur44

■■Halmahera Utara43

■■■Kepulauan Aru42

■■■Maluku Tenggara Barat41

■■Sorong40

■■■Raja Ampat39

■■Indragiri Hilir38

■Pelalawan37

■■■Rokan Hilir36

■■Bengkalis35

■Dumai34

■Tanjung Pinang33

■■■■■Kab. Natuna32

■■■■■Kota Batam31

■■■Kab. Karimun30

■■■Kab. Kepulauan Riau29

■■Asmat28

■■■Supiori27

■■Sarmi26

■■■Kota Jayapura25

■■Peg.Bintang24

■■■Boven Digoel23

■■■■Merauke22

■■Keerom21

■■Sumba Timur20

■■Rote Ndao19

■■■Alor18

■■■Belu17

■■■Timor Tengah Utara16

■■■■Kupang15

■■Sitaro14

■■Minahasa Utara13

■■Bolaang Mongondow12

■■■Kepulauan Sangihe11

■■■Kepulauan Talaud10

■■Berau9

■■■Kutai Barat8

■■■Malinau7

■■■■Nunukan6

■■■Kapuas Hulu5

■■■Sintang4

■■■Sanggau3

■■■Bengkayang2

■■■■Sambas1

FEDCBA

KriteriaKabupaten

■■Toli-Toli65

■■Lombok Barat64

■■Trenggalek63

■■Jember62

■■Cilacap61

■■Tasikmalaya60

■■Pandeglang59

■■Lampung Barat58

■■Bengkulu Utara57

■■Kepulauan Mentawai56

■■Simeulue55

■■Aceh Jaya54

■■■■Kota Sabang53

■■Aceh Besar52

■Medan51

■Langkat50

■Asahan49

■Labuhan Batu48

■■Nias Selatan47

■■Nias46

■■■Serdang Bedagai45

■■Halmahera Timur44

■■Halmahera Utara43

■■■Kepulauan Aru42

■■■Maluku Tenggara Barat41

■■Sorong40

■■■Raja Ampat39

■■Indragiri Hilir38

■Pelalawan37

■■■Rokan Hilir36

■■Bengkalis35

■Dumai34

■Tanjung Pinang33

■■■■■Kab. Natuna32

■■■■■Kota Batam31

■■■Kab. Karimun30

■■■Kab. Kepulauan Riau29

■■Asmat28

■■■Supiori27

■■Sarmi26

■■■Kota Jayapura25

■■Peg.Bintang24

■■■Boven Digoel23

■■■■Merauke22

■■Keerom21

■■Sumba Timur20

■■Rote Ndao19

■■■Alor18

■■■Belu17

■■■Timor Tengah Utara16

■■■■Kupang15

■■Sitaro14

■■Minahasa Utara13

■■Bolaang Mongondow12

■■■Kepulauan Sangihe11

■■■Kepulauan Talaud10

■■Berau9

■■■Kutai Barat8

■■■Malinau7

■■■■Nunukan6

■■■Kapuas Hulu5

■■■Sintang4

■■■Sanggau3

■■■Bengkayang2

■■■■Sambas1

FEDCBA

KriteriaKabupaten

“Dari total 65 kabupaten / kota tergolong perbatasan, terseleksi sebanyak 34 

Kabupaten/kota yang tergolong Prioritas danSangat Prioritas”:

• 16 Kab/Kota di Kawasan Perbatasan Darat•18 Kab/Kota di Kawasan Perbatasan Laut•Dan 24 diantaranya merupakan kabupaten 

tertinggal

HASIL IDENTIFIKASI

Page 19: RPJM Kawasan Perbatasan

KABUPATEN/KOTA “STRATEGIS/PRIORITAS” DI KAWASAN PERBATASAN DARAT

NO KABUPATEN/KOTA PROVINSI JENIS BATAS1 Bengkayang Kalbar Darat2 Kapuas Hulu Kalbar Darat3 Sambas Kalbar Darat4 Sanggau Kalbar Darat5 Sintang Kalbar Darat6 Kutai Barat Kaltim Darat7 Malinau Kaltim Darat8 Nunukan Kaltim Darat9 Belu NTT Darat

10 Kupang NTT Darat11 Timor Tengah Utara NTT Darat12 Boven Digoel Papua Darat13 Jayapura (Kota) Papua Darat14 Keerom Papua Darat15 Merauke Papua Darat16 Pegunungan Bintang Papua Darat

Page 20: RPJM Kawasan Perbatasan

NO KABUPATEN/KOTA PROVINSI JENIS BATAS1 Karimun  Kepulauan Riau Laut2 Batam  Kepulauan Riau Laut3 Kepulauan R iau  Kepulauan Riau Laut4 Natuna   Kepulauan Riau Laut5 Kepulauan Aru  Maluku Laut6 Maluku Tenggara  Barat  Maluku Laut7 Halmahera  Utara   Maluku Utara Laut8 S abang   NAD Laut9 Alor  NTT Laut

10 R aja  Ampat  Papua Barat Laut11 S upiori  Papua Barat Laut12 Bengkalis   Riau Laut13 Dumai  Riau Laut14 Indragiri Hilir  Riau Laut15 R okan Hilir  Riau Laut16 Kepulauan S angihe  Sulawesi Utara Laut17 Kepulauan Talaud  Sulawesi Utara Laut18 S erdang  Berdagai  Sumut Laut

KABUPATEN/KOTA “STRATEGIS/PRIORITAS” DI KAWASAN PERBATASAN LAUT

Page 21: RPJM Kawasan Perbatasan

KABUPATEN/KOTA PERBATASAN “STRATEGIS”YANG TERGOLONG DAERAH TERTINGGAL

13. Malinau14. Maluku Tenggara Barat15. Merauke16. Natuna17. Nunukan18. Pegunungan Bintang19. Raja Ampat20. Sambas21. Sanggau22. Sintang23. Supiori24. Timor Tengah Utara

1. Alor2. Belu3. Bengkayang4. Boven Digoel5. Halmahera Utara6. Kapuas Hulu7. Keerom8. Kepulauan Aru9. Kepulauan Sangihe10. Kepulauan Talaud11. Kupang12. Kutai Barat

Page 22: RPJM Kawasan Perbatasan

Konsepsi Awal Kebijakan RPJMN 2010-2014 dalam Pengembangan Kawasan Perbatasan

Kawasan Perbatasan:Kawasan Perbatasan:

1. Penyelesaian penetapan batas darat dan laut (teritorial dan yurisdiksi)

2. Masyarakat yang produktif (pend, kes, skill)3. Pengembangan PKSN (Pusat Kegiatan Stategis Nasional)4. Pertahanan darat dan laut yang kokoh5. Tetap menjaga kelestarian lingkungan6. Kelembagaan yang terpadu, internal dan antarnegara

22

Page 23: RPJM Kawasan Perbatasan

1. PENYELESAIAN PENETAPAN BATAS DARAT DAN BATAS LAUT

• Penyelesaian Penetapan Batas Darat Indonesia‐Malaysia (10 OBP) dan Indonesia Timor Leste

• Penyelesaian Penetaan Batas Kedaulatan (LautTeritorial) antara RI dengan Malaysia, Singapura, danTimor Leste. 

• Penetapan batas kewenangan pengawasan imigrasi, sanitasi, dan bea cukai (zona tambahan) antar RI dengan Malaysia dan Filipina 

• Penyelesaian Batas Landas Kontinen dan ZEE dengan10 negara yang mengelilingi Indonesia.

Page 24: RPJM Kawasan Perbatasan

2. Peningkatan produktivitas masyarakat

• Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan• Penyediaan Sarana dan Prasana Kesehatan• Peningkatan Keterampilan/Skill Masyarakat• Penyediaan Sarana dan prasarana usahaproduktif

• Penerapan teknologi tepat guna bagi masyarakat perbatasan di bidang energi, telekomunikasi dan informasi, kegiatan produksi, pengadaan air bersih.

Page 25: RPJM Kawasan Perbatasan

3. Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi melalui kerjasama antar daerah dan antar

negara

• Pengembangan Ekonomi Wilayah PerbatasanPrioritas

• Pengembangan Pusat‐Pusat Kegiatan StrategisNasional

• Pelaksanaan Kerjasama Sosial dan EkonomiAntar Wilayah dan Antar Negara 

Page 26: RPJM Kawasan Perbatasan

SEBARAN 26 PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL (PP 26/2008 MENGENAI RTRWN)

Sabang

Dumai

Batam

Ranai

Paloh-Aruk

Jagoi Babang

Entikong

Jasa

Nanga Badau

Long Pahangai

Long Nawang

Long Midang

Simanggaris

Nunukan

Tahuna

Melonguane

Daruba

Jayapura

Merauke

Tanah Merah

Dobo

Saumlaki

Ilwaki

Kalabahi

Kefamenanu

Belu

Page 27: RPJM Kawasan Perbatasan

PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL

• Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara(Pasal 1 PP RTRWN).

• PKSN ditetapkan dengan kriteria (Pasal 15 PP RTRWN) :

a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batasdengan negara tetangga;

b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasionalyang menghubungkan dengan negara tetangga;

c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau

d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

• Pengembangan PKSN dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan masyarakat di kawasanperbatasan, termasuk pelayanan kegiatan lintas batas antarnegara(penjelasan pasal 13 ayat 1 PP RTRWN)

Page 28: RPJM Kawasan Perbatasan

“Kawasan yang mencakup beberapa kecamatan yang terikatsecara fungsional mengembangkan sektor ekonomi unggulan

secara terpadu”

KONSEPSI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI (Raperpres RTR Kawasan Perbatasan)

Grs batas

Ke: • kawasan andalan • Pusat Kegiatan Nasional

Kawasan

Negara tetangga

Indonesia

Ke • kawasan andalan • Pusat Kegiatan Nasional

Lokasi SD Alam KPE Kota utama perbatasan (PKSN)

Lokasi pasar di negara tetangga (kota) PPLB (fasilitas CIQS)

ekspor Input dari resources

Keterangan :

Kawasan Lindung

Page 29: RPJM Kawasan Perbatasan

4.  Peningkatan upaya pertahanan, keamanan, dan ketertiban di perbatasan darat maupun laut

• Peningkatan kemampuan sarana dan prasarana TNI dan POLRI di Perbatasan

• Pengembangan Sarana dan Prasarana Lintas Batas (PLB, CIQS)

• Pelibatan dan pemberdayaan masyarakat dalamPenciptaan Kamtib

• Peningkatan koordinasi antar instansi penegakanhukum di perbatasan darat dan laut

Page 30: RPJM Kawasan Perbatasan

5. Pengelolaan kawasan perbatasan secara lestari dan berkelanjutan

• Pengelolaan kawasan hutan sebagai penyedia kebutuhan dasar, identitas budaya, dan tradisi masyarakat lokal, secara lestari dan berkelanjutan

• Pemberantasan kegiatan ilegal yang merusak lingkungan

• Pembangunan infrastruktur dengan  menghindari kawasan yang bernilai koservasi tinggi

Page 31: RPJM Kawasan Perbatasan

6.  Keterpaduan kelembagaan dalam pengelolaan kawasan perbatasan

• Penguatan Badan Pengelola Pusat dan Daerah• Pemberdayaan Pemerintah Daerah• Penguatan Kelembagaan Masyarakat

Page 32: RPJM Kawasan Perbatasan

DPR: Tentang perlunya UU Wilneg

• Undang‐undang ini diharapkan dapat memberikan dasar yuridis terhadap masalah sengketa perbatasan yang selama ini dihadapi Indonesia.

• "Secara objektif selama ini negara kita belum mempunyai dasar hukum yang kuat untuk wilayah perbatasan. Ketika ada saling klaim, kita tidak punya dasar yuridis. Dengan adanya UU ini kita sudah punya dasar hukum," 

(detik.com tgl 28 Okt 2008)

Page 33: RPJM Kawasan Perbatasan

DPR: Tentang perlunya Badan Perbatasan

• "Sekarang ini ada 37 lembaga yang menangani wilayah perbatasan, dari berbagai departemen, tapi tidak ada koordinasi.Dengan adanya UU ini, diharapkan bisa terkordinir dengan baik.

• Badan pengelola perbatasan juga akan bertugas memajukan perekonomian perbatasan."Wilayah perbatasan memerlukan perlakuan khusus, terutama dalam aspek kesejahteraan.

• Agar tidak ada lagi warga negara kita yang menyeberang untuk mencari nafkah karena di negaranya tidak ada pekerjaan. Ini demimenjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa,"  (detik.com tgl 28 Okt 2008)

Page 34: RPJM Kawasan Perbatasan

• Pemerintah dan Pemerintah Daerah berwenang mengatur pengelolaan danpemanfaatan kawasan perbatasan (Pasal 9), dengan membentuk Badan PengelolaNasional dan Badan Pengelola Daerah

• Keanggotaan berasal dari unsur pemerintah dan Pemerintah Daerah yang terkaitdengan perbatasan wilayah negara (Pasal 14), 

• Hubungan keduanya bersifat koordinatif (Pasal 16). • Tugas Badan Pengelola (Pasal 16) :

– Menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan– Menetapkan rencana kebutuhan anggaran– Mengkoordinasikan pelaksanaan– Melaksanakan evaluasi dan pengawasan

• Pada pelaksanaan teknis pembangunan dilakukan oleh instansi teknis sesuai dengantupoksinya (Pasal 16)

• Badan Pengelola di tingkat pusat dibantu oleh suatu sekretariat tetap (Pasal 17)• Tindak Lanjut : Penyusunan Perpres dan Perda mengenai kedudukan, tupoksi, dan

SOTK Badan Pengelola di Tingkat Pusat dan Daerah selambat‐lambatnya 6 bulankedepan.

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASANDALAM UU WILAYAH NEGARA

Page 35: RPJM Kawasan Perbatasan

1. Keberadaan badan hendaknya meningkatkankeseriusan dan kinerja pemerintah dalammembangun perbatasan

2. Badan khusus di tingkat pusat dan daerah untukmenangani berbagai persoalan perbatasan di setiapdaerah perbatasan yang memiliki karakteristikmasing‐masing. Ada daerah perbatasan yang punyamasalah berat di bidang politik, dan ada pula dibidang ekonomi, atau keduanya.

3. Memiliki peran (i) koordinatif, disamping peran (ii) eksekusi program/ kegiatan .

MASUKAN BAGI KONSEP LEMBAGA PERBATASAN

Page 36: RPJM Kawasan Perbatasan

Peran Koordinatif:

1. Merupakan lembaga yang memainstream/ mengarusutamakansektor‐sektor terhadap : 

1.pengembangan wilayah perbatasan : (i) pembukaan akses jalannasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan desa; (ii) penyediaan akses pasar, (iii) akses energi, telekomunikasi, air bersih

2.membangun pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan

3.penyediaan pelayanan dasar bagi masyarakat perbatasan

2. Mengkoordinasikan pengembangan pusat pertumbuhan ekonomidi perbatasan (PKSN, KPE)

MASUKAN BAGI KONSEP LEMBAGA PERBATASAN

Page 37: RPJM Kawasan Perbatasan

Peran Eksekusi Program/Kegiatan:

1. Program yang dieksekusi sendiri bukan program yang sudah menjadikewenangan Departemen/ Lembaga/ Dinas.

2. Membangun Database (statistik, spasial) dengan penginventarisandata primer maupun sekunder

3. Menyusun rencana induk dan rencana aksi pembangunanperbatasan secara keseluruhan sebagai instrumenmengkoordinasikan sektor, dunia usaha, dan masyarakat

4. Melakukan perundingan dan kerjasama dengan negara tetangga(misal : Sosek Malindo, dll).

5. Mengkoordinasikan penetapan garis batas (melibatkanBakosurtanal, BPN, Dephan, Deplu, Depdagri)

6. Pengadaan dan Pemeliharaan tanda batas negara pada segmenyang sudah disepakati

7. Penilaian dan penentuan pembangunan Pos Lintas Batas (kapan dandimana dibangunan PLB Internasional dan PLB tradisional)

MASUKAN BAGI KONSEP LEMBAGA PERBATASAN

Page 38: RPJM Kawasan Perbatasan

MANAJEMEN PENGELOLAAN

Rencana Induk 2010‐2014  

(Badan Pengelola Pusat, Pempus) 

  

Rencana Aksi 2010, dst per Kawasan 

(Badan Pengelola Daerah, Pemda) 

K/L, Pemda, dan Badan Pengelola 

sesuai kewenangan masing2, dalam koordinasi Badan 

Pengelola

Evaluasi Pelaksanaan Tahunan 

(Badan Pengelola Pusat dan Daerah) 

RKP2010, dst 

RPJM 2010‐2014 

 

RTR  KAWASAN 

PERBATASAN 

masukan

masukan

diacu

diacu

diacu 

dijabarkan

dijabarkan

dilaksankan

Page 39: RPJM Kawasan Perbatasan

Terima KasihTERIMA KASIH DAN MOHON MASUKAN

Page 40: RPJM Kawasan Perbatasan

A B C D E F

1 Sambas 5 5 0 0 25 35 70 Sangat Prioritas2 Bengkayang 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas3 Sanggau 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas4 Sintang 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas5 Kapuas Hulu 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas6 Nunukan 5 5 0 0 25 35 70 Sangat Prioritas7 Malinau 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas8 Kutai Barat 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas9 Berau 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas

10 Kepulauan Talaud 5 0 0 25 0 35 65 Sangat Prioritas11 Kepulauan Sangihe 5 0 0 25 0 35 65 Sangat Prioritas12 Bolaang Mongondow 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas13 Minahasa Utara 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas14 Sitaro 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas15 Kupang 0 5 5 25 25 0 60 Sangat Prioritas16 Timor Tengah Utara 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas17 Belu 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas18 Alor 5 0 5 0 0 35 45 Prioritas19 Rote Ndao 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas20 Sumba Timur 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas21 Keerom 5 0 0 0 25 0 30 Prioritas22 Merauke 0 5 5 0 25 35 70 Sangat Prioritas23 Boven Digoel 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas24 Peg.Bintang 0 5 0 0 25 0 30 Prioritas25 Kota Jayapura 0 5 0 0 25 35 65 Sangat Prioritas26 Sarmi 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas27 Supiori 5 0 5 25 0 0 35 Prioritas28 Asmat 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas29 Kab. Kepulauan Riau 5 0 5 0 25 0 35 Prioritas30 Kab. Karimun 5 0 5 0 25 0 35 Prioritas31 Kota Batam 5 0 5 25 25 35 95 Sangat Prioritas32 Kab. Natuna 5 0 5 25 25 35 95 Sangat Prioritas33 Tanjung Pinang 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas34 Dumai 0 0 0 0 0 35 35 Prioritas35 Bengkalis 5 0 0 0 25 0 30 Prioritas36 Rokan Hilir 5 0 5 0 25 0 35 Prioritas37 Pelalawan 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas38 Indragiri Hilir 5 0 0 0 25 0 30 Prioritas39 Raja Ampat 5 0 5 25 0 0 35 Prioritas40 Sorong 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas41 Maluku Tenggara Barat 5 0 5 0 0 35 45 Prioritas42 Kepulauan Aru 5 0 5 0 0 35 45 Prioritas43 Halmahera Utara 5 0 0 0 0 35 40 Prioritas44 Halmahera Timur 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas45 Serdang Bedagai 5 0 5 25 0 0 35 Prioritas46 Nias 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas47 Nias Selatan 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas48 Labuhan Batu 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas49 Asahan 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas50 Langkat 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas51 Medan 5 0 0 0 0 0 5 Kurang Prioritas52 Aceh Besar 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas53 Kota Sabang 5 0 5 25 0 35 70 Sangat Prioritas54 Aceh Jaya 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas55 Simeulue 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas

13 Sumatera Barat 56 Kepulauan Mentawai 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas14 Bengkulu 57 Bengkulu Utara 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas15 Lampung 58 Lampung Barat 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas16 Banten 59 Pandeglang 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas17 Jawa Barat 60 Tasikmalaya 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas18 Jawa Tengah 61 Cilacap 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas

62 Jember 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas63 Trenggalek 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas

20 NTB 64 Lombok Barat 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas21 Sulawesi Tengah 65 Toli-Toli 5 0 5 0 0 0 10 Kurang Prioritas

21 65

Penilaian Wilayah Perbatasan Prioritas

ProvinsiNo

5 Papua

1 Kalbar

2 Kaltim

6 Kepulauan Riau

Riau7

Maluku Utara10

Sulut3

NTT4

9 Maluku

Papua Barat8

Jawa Timur19

Kriteria

KesimpulanNilai Strategis (%)Kabupaten

Sumatera Utara

11

NAD12

Page 41: RPJM Kawasan Perbatasan

KETERANGANNo Bobot

A 5%

B 5%

C 5%

D 25%

E 25%

F 35%

Kategori Wilayaha Kurang Prioritasb Prioritas c Sangat Prioritas

Keberadaan perlintasan resmi (exit entry point)

Keberadaan Pusat Kegiatan Strategis Nasional

Kriteria Nilai Strategis Wilayah Deskripsi

Berhadapan langsung dengan wilayah laut negara tetangga

Berhadapan langsung dengan wilayah negara lain di darat

Kepemilikan Pulau-Pulau Kecil Terluar

Keberadaan Pulau Kecil Terluar Prioritas

Wilayah Kab/Kota yang kondisi alamiahnya berhadapan/berbatasan

dengan wilayah laut negara tetangga

Wilayah Kab/Kota yang kondisi alamiahnya berbatasan dengan wilayah darat negara tetangga

Wilayah Kab/Kota yang secara administratif memiliki pulau-pulau kecil terluar berdasarkan Perpres

78/2005

Wilayah Kabupaten/Kota yang secara administratif memiliki 12 pulau

kecil terluar prioritas berdasarkan kesepakatan tim Perpres 78/2005

Wilayah Kabupaten Kota yang memiliki Exit and Entry Point

berdasarkan perjanjian dengan negara tetangga (sumber : Depdagri)

Wilayah Kabupaten/Kota yang memiliki PKSN berdasarkan ketetapan

dalam PP 26/2008 tentang RTRWN

>50 %

Skor<25%

25-50%

Page 42: RPJM Kawasan Perbatasan

  1

NOTULENSI  RAPAT 

 \Kegiatan  :  Rapat Persiapan Penyusunan RPJMN 2010‐2014 Program Pengembangan Wilayah 

Perbatasan Waktu   :   Jakarta,  27 November 2008 Tempat  :   Ruang SG 4 Gedung Kementerian Negara PPN/Bappenas Pimpinan   :  Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP (Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal) Peserta  :  Rohmad  Supriyadi,  Gunarta,  Nana  Apriyana,  Pringgadi  Kridiarto  (Bappenas),  Tri 

Joko, Basoeki (Dephut), Alex Retraubun (DKP), Sobar S, Sora Lokita (Bakosurtanal), Imam  Sardjono  (KPDT),  Ibnu  Wahyutomo,  Bianca  Simatupang  (Deplu),  Budi Situmorang  (Ditjen  Penataan  Ruang  DPU),  Djoko  Suseno  (Ditjen  Pum  DDN), Susbantarsih (Ditjen Renhan) 

 

A.   Paparan Direktur KKDT   

  (Terlampir) 

 

B.  Diskusi 

  Departemen Kehutanan (Bp. Basuki) 

1. Menyambut  gembira  rumusan  RPJMN  ini  yang  memberikan  perhatian  pada  aspek lingkungan.  

2. Pengelolaan  masing‐masing  kawasan  perbatasan  memerlukan  pendekatan  yang berbeda.  Di    perbatasan  Kalimantan  dan  PNG  isunya  cenderung  kepada  aspek pertahanan  dan  keamanan,  sedangkan  di NTT  isunya  pada  aspek  sosial.  Departemen Kehutanan hanya menangani kawasan perbatasan darat.  

3. Sepakat  bahwa  kelembagaan  merupakan  hal  penting  dalam  pengelolaan  kawasan perbatasan. Departemen Kehutanan sudah memiliki tim perbatasan khususnya Kesatuan Pemangku Hutan. Di Taman Nasional Kayan Mentarang ada kelembagaan khusus yang diharapkan dapat bersinergi dengan badan pengelola yang akan dibentuk. 

   

  Departemen Kelautan dan Perikanan (Bp. Alex Retraubun) 

1. Berdasarkan  rumusan  RPJM  ini,  terlihat  bahwa  pengelolaan  kawasan  perbatasan semakin  fokus.  Namun  demikian  adanya  ego  sektoral menjadi  hambatan  selama  ini. Masalah  ini  harus  diantisipasi.  Pengelolaan  kawasan  perbatasan  hendaknya meninggalkan sikap egosektoral sebagai perwujudan nasionalisme kita 

2. Mengenai  kriteria  prioritas  wilayah  perbatasan  perlu  diukur  juga  tingkat  kerawanan. Tingkat kerawanan diukur dengan semakin dekatnya dengan negara  tetangga  (wilayah utara lebih rawan dari selatan seperti dengan TL dan Australia).  

Page 43: RPJM Kawasan Perbatasan

  2

  Bakosurtanal (Bp. Sobar) 

1. Apresiasi  terhadap  rancangan RPJM  ini, kami mohon diskusi semakin  intensif sehingga dapat disusun matriks program. Penyusunannya  lebih rinci dan detail per kawasan dan tidak dapat digeneralisir. Misalnya Kalimantan lebih berat kepada aspek ekonomi, Papua kepad aspek politik/ ekonomi.  

2. Program dan anggaran untuk  kawasan perbatasan  selama  ini  sudah  cukup besar,  tapi tidak fokus. Ke depan penyusunan program jangan sekedar mengumpulam program per KL, tapi dibuat perencanaan by topic dan by area, jangan by sector. 

3. Setuju  berangkat  dari  tata  ruang,  namun  beberapa  RTR  sektoral  belum  terintegrasi, misalnya RTR Wilayah Pertahanan. 

4. Sepakat bahwa antara UU 26 tentang Penataan Ruang dan UU 43 tentang Wilneg adalah saling mengisi bukan saling dipertentangkan 

5. Kami  siap dengan data untuk mendukung penyusunan RPJMN. Mengenai kriteria, ada yang bisa digabung dan ada yang perlu ditambahkan.  

6. Perlu  di  tinjau  kembali  penamaan  pulau  kecil  terluar.    Kata  “kecil”  agar  tidak  usah dipakai, karena pulau terluar baik kecil maupun besar seluruhnya strategis sebagai base point. 

7. Kawasan perbatasan jangan dikonotasikan sebagai sabuk pengaman.  Melalui UU Wilneg ini kita akan mengkonsentrasikan   pembangunan ekonomi di   kecamatan sebagai kota perbatasan. 

   

  Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal  (Bp. Imam Sardjono) 

1. Apakah akan berkesinambungan antara RPJM yang lalu dengan RPJM yang akan datang ini. Terutama terhadap target, berapa lokus yang ditangani pada RPJMN lalu dan berapa lokus yang ditangani pada RPJMN yang akan datang.  

2. Kami  juga  sudah melakukan upaya  koordinasi K/L melalui  forum P2WP,  tapi memang kesulitan untuk mensinergikannya, masih dominan ego sektoral. 

3. Isu  menonjol  yang  perlu  memperoleh  perhatian  adalah  infrastruktur  terutama perhubungan. Misalnya di Kecamatan Krayan di Nunukan yang masih terisolir, aksesnya hanya ke Malaysia. 

4. Kami akan menyusun roadmap dan rencana aksi perbatasan, bagaimana koordinasinya dengan kementerian lain atau Badan. 

5. Benturan  antar  regulasi  hendaknya  dapat  dipetakan  sejak  awal  dalam  RPJM,  contoh masalah kawasan lindung. 

   

Page 44: RPJM Kawasan Perbatasan

  3

  Bappenas (Bp. Suprayoga Hadi) 

  Pembangunan  kawasan  perbatasan  sudah  ditegaskan  dalam  RPJP  untuk  menjaga kesinambungan. Permasalahan yang belum teratasi dalam RPJM yang lalu akan di carry over ke  RPJM  selanjutnya.  Diperlukan  roadmap  dan  rencana  induk  untuk  menjamin kesinambungan. P2WP diharapkan menjadi masukan koordinasi antar sektor. 

   

  Ditjen PUM (Bp. Djoko Suseno) 

1. Data kecamatan perbatasan perlu dikonfirmasi ke Pemda 

2. Konsep Badan Kasaba  yang disusun oleh Menkopolhukam  agar  diintegrasikan dengan konsep Badan yang diamanatkan oleh UU Wilayah Negara. 

3. Penanganan  perbatasan  dengan  APBN  dan  APBD  tidak  akan  cukup,  sehingga  sangat diperlukan peran  swasta. Perlu dibangun “gula‐gula” untuk menarik  investor, misalnya Kota Terpadu Mandiri di perbatasan 

4. Rencana  Tata  Ruang  Perbatasan  juga  belum  ada  kepastian  penyelesaiannya.  RTR tersebut harus sinergi dengan tata ruang kehutanan, pertambangan, peta bencana, tata ruang ekonomi. 

5. Musrenbang tiap tahun belum efektif menjadi perencanaan dari bawah. Sudah banyak simposium. Mengenai penganggaran agar ada DAK perbatasan. 

   

  Bappenas (Bp. Suprayoga Hadi) 

DAK bagi perbatasan baru sebatas menjadi kriteria penentuan alokasi, dan belum ada DAK kewilayahan tersendiri.  Setuju perlunya partnership dengan swasta. 

   

  Departemen Kelautan dan Perikanan (Bp. Alex Retraubun) 

1. Wilayah‐wilayah  perbatasan  perlu  menjadi  prioritas  dalam    pemekaran  wilayah  ke depan, jangan lagi wilayah maju yang  sudah  mudah pelayanannya  

2. Harus dilihat status ekonomi negara tetangga dalam membangun kawasan perbatasan. Jika negara tetangga  lebih miskin (PNG dan TL) jangan didekati secara   ekonomi karena tidak  akan  ada  efek  multipliernya.  Tapi  Sebatik,  misalnya,  yang  berbatasan  dengan Malaysia dapat dikembangkan agar sinergi dengan Tawau yang sudah jauh lebih maju. 

3. Pelayanan perlu semakin ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan. 

4. Ada tiga isu utama yang di perbatasan, antara lain : (1)  kesenjangan pembangunan, (2) delimitasi dan demarkasi, serta (3)  law enforcement, baik di wilatyah perbatasan darat dan laut. 

Page 45: RPJM Kawasan Perbatasan

  4

5. Tidak  ada  istilah  pulau  terdepan,  karena  dalam  terminologi  UNCLOS  istilah  baku internasionalnya adalah “outer‐most island” (pulau terluar) 

 

  Ditjen Penataan Ruang (Bp. Budi Situmorang) 

1. Dalam UU  tata  ruang, penanganan  seluruh  kawasan perbatasan diarahkan  agar dapat fungsuional dalam 5 tahun ke depan.  

2. Agar ada target yang jelas dalam pembangunan kawasan perbatasan 5 tahun ke depan. 

3. Tata ruang,  infrastruktur perbatasan perlu di state secara eksplisit dalam RPJMN untuk menjamin  penyelesaian,  termasuk  terobosan  mengenai  pendanaan  pembangunan kawasan perbatasan melalui DAK.  

4. Konsekuensi  beranda  depan  negara  harus  didukung  dengan  infrastruktur  dan  sarana pelayanan  pendidikan  dan  sekolah  yang  sama  dengan  negara  tetangga.  Jangan  kecil‐kecilan dalam menangani perbatasan, perlu terobosan serius dalam RPJMN 

5. Kawasan Strategis Nasional    fokusnya kecamatan‐kecamatan dalam skala wilayah,  tapi bukan  berarti mengambil  semua  fungsi  kabupaten  dan  kecamatan  tapi  hanya  fungsi spesifik perbatasan, misal CIQS.  

6. Kelembagaan perbatasan bisakah menegur Menteri (K/L) ? 

   

  Bakosurtanal (Bp. Sobar) 

1. Pengelolaan wilayah perbatasan tidak bisa ditangani dengan cepat. Kita harus memiliki desain/masterplan, seperti desain Batam dahulu untuk menghadapi Singapore.  

2. Perlu  dibangun  klaster‐klaster  unggulan  dan  diproyeksikan  berapa  lama pengembangannya.  Johor  Baru  (Malaysia)  misalnya  dibangun  untuk  mengimbangi Singapore, dan  sudah    jauh  lebih maju dari Batam.   Harus ada  target yang    jelas, dan tidak mungkin tuntas hanya dalam waktu 5 tahun. 

3. Awalnya terjadi perdebatan mengenai bentuk kelembagaan pengelola perbatasan dalam UU  Wilayah  Negara,  apakah  ad  hoc  atau  permanen.  Namun  jika  permanen. dikhawatirkan    akan menjadi  eksekutif. Dengan  demikian  pada  pasal  10,  lembaga  ini hanya  berfungsi  koordinasi  dan  merumuskan  kebijakan  agar  tidak  terjadi  tumpang tindih.  

4. Camat  tidak  akan  dilibatkan  dalam  demarkasi  dan  delimitasi,  namun  dalam pembangunan wilayah pasti  terlibat. Hal‐hal  seperti  ini   harus dirumuskan oleh Badan Perbatasan. 

   

Page 46: RPJM Kawasan Perbatasan

  5

  Bappenas (Bp. Suprayoga Hadi) 

Dalam RPJMN ke depan akan ada target yang achievable dan measureable, konsekuensinya kita harus punya basis data yang  jelas. Nanti akan ada 3 buku, Buku pertama pendekatan makro, buku kedua pendekatan sektoral, dan buku ketiga pendekatan wilayah berbasis TR Pulau. Unsur‐unsur egosektoral dapat dicegah dengan Buku III tersebut. 

   

  Bakosurtanal (Bp. Sobar) 

Dalam  konsep  kebijakan  di  depan,  perlu  ditambahkan  upaya  sinkronisasi  antar  regulasi terkait  dengan  pembangunan  perbatasan,  misal  dengan  regulasi  hutan  lindung,  karena banyak tumpang tindih. 

   

  Bappenas (Bp. Suprayoga Hadi) 

1. Perlu dikaji kembali pengembangan PKSN di perbatasan yang urban‐based.  

2. 3  aspek  yang  diungkap  Pak  Alex  :  Demarkasi‐delimitasi  batas,  law  enforcement,  dan penanganan  kesenajangan  bisa  menjadi  mainstream  dalam  pembangunan  kawasan perbatasan dalam RPJMN mendatang 

   

  Bappenas (Bp. Rohmad Supriyadi) 

1. 6  kebijakan dalam  konsep  kebijakan RPJMN  ini  saling  terkait. Urutannya, diawali oleh penyelesaian  batas, masyarakat  yang  produktif,  dan  pengembangan  PKSN.  Jika  ketiga hal  ini dapat dilakukan maka  akan mendukung upaya pertahanan dan  keamanan dan pelestarian  lingkungan. Seluruh kebijakan tersebut dikelola melalui suatu kelembagaan yang terpadu baik internal maupun eksternal.  

2. Pertanyaan untuk Dephut, apalah ada regulasi mengenai  tata cara pemanfaatan hutan konservasi ? 

   

  Departemen Kehutanan (Bp. Basuki) 

1. Pada umumnya hutan di perbatasan merupakan Taman Nasional. Secara hukum, kecuali pada zona  inti, Taman nasional bisa digunakan untuk kepentingan nasional, yaitu pada zona penyangga.   Yang sama sekali tidak bisa adalah cagar alam, dan di perbatasan tdk ada cagar alam. 

2. Apakah model beranda depan harus PKSN/perkotaan. 

   

Page 47: RPJM Kawasan Perbatasan

  6

  Ditjen Penataan Ruang (Bp. Budi Situmorang) 

1. Pembangunan perbatasan tidak usah menunggu negara tetangga, kita bisa membangun industri‐industri  di  kawasan  perbatasan  untuk  meningkatkan  nilai  tambah  produksi sehingga dapat dibawa ke negara tetangga. 

2. Taman nasional pun bisa menjadi beranda depan negara. PKSN  fungsinya sebagai pusat kawasan,  sehingga  sumberdaya  di  kawasan  sekitar,  bahkan  dari  luar  kawasan,  dapat diolah di PKSN dan dipasarkan ke negara tetangga. Konsepnya Kawasan Pengembangan Ekonomi. 

 

C. Tindak Lanjut 

1. Jika  ada  masukan  lebih  lanjut  dapat  disampaikan  secara  tertulis  melalui  email  : [email protected] atau [email protected] 

2. Dalam rangka penulisan naskah RPJMN perbatasan, akan dilaksanakan serial discussion berikutnya.