TUGAS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I
“RANGE OF MOTION (ROM)”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5B
1. BAGAS SURYA DEWA (092310101008)
2. NANIK PUTRI S (092310101010)
3. MAULIDIYAH MEGASARI (092310101012)
4. ALLUSIA PARADIPTA (092310101025)
5. ARIDHA SILMI A. (092310101041)
6. IMAM MAKSUM (092310101043)
7. ERAWATI (092310101045)
8. DIAN WAHYUNI D (092310101060)
9. EVODIUS PIRELY (092310101077)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
Pertanyaan :
1. Apa yang disebut dengan ROM ? (Jelaskan menurut pemahaman anda)
2. Jelaskan tentang Hip ROM !
3. Jelaskan tentang Ankle ROM !
4. Jelaskan tentang Wrist ROM !
5. Sebutkan alat bantu berjalan untuk klien dengan masalah mobilisasi !
Gambarkan dan jelaskan prosedurnya !
6. Cari sebanyak-banyaknya gerakan ROM yang lain !
Jawaban :
1. Range Of Motion (ROM) atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan
tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang
melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri
dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis
horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Range Of Motion (ROM) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
ROM pasif, perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan
rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 % ROM aktif
Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal
(klien aktif). Kekuatan otot 75 % D. Jenis gerakan Fleksi Ekstensi Hiper
ekstensi Rotasi Sirkumduksi Supinasi Pronasi Abduksi Aduksi Oposisi E.
Sendi yang digerakan. ROM Aktif, Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung
jari kaki oleh klien sendri secara aktif. ROM Pasif Seluruh persendian tubuh
atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.
2. Hip ROM adalah gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot, dimana klien menggerakan persendian yang terdapat
didaerah panggul sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
Misalnya saja; flexi dan ekstensi panggul dan lutut, rotasi interna dan eksterna
panggul dan abduksi dan adduksi panggul.
Gambar 2.1. Flexi Panggul dan Lutut
Gambar 2.2. Ekstensi Panggul dan Lutut
3. Ankle ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan persendian yang
terdapat dipergelangan kaki sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun
pasif. Misalkan saja gerakan dorso dan plantar flexi pergelangan kaki, eversi
dan inversi kaki dan ekstensi dan flexi jari-jari kaki.
Gambar 3.1. Ankle ROM
4. Wrist ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan persendian yang
terdapat dipergelangan tangan sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun
pasif. Misalkan saja ekstensi dan flexi pergelangan tangan dan jari.
Gambar 4.1. Wrist ROM
5. Alat bantu berjalan untuk klien dengan masalah mobilisasi antara lain;
a. Tongkat/cane
Tongkat/cane adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Dua tipe tongkat umum adalah
tongkat berkaki panjang lurus (single straight legged) dan tongkat berkaki
segi empat (quad cane). Tongkat berkaki lurus lebih umum dan digunakan
untuk sokongan dan keseimbangan klien yang kekuatan kakinya menurun.
Prosedur kerja:
1. Tongkat ini harus dipakai disisi tubuh yang terkuat. Untuk sokongan
maksimum ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada depan
15 sampai 25 cm, menjaga berat badan pada kedua kaki klien. Kaki
yang terlemah bergerak maju dengan tongkat sehingga berat badan
dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat.
2. Kaki yang terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan
berat badan disokong oleh tongkat dan kaki terlemah.
3. Untuk berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus. Klien
diajarkan bahwa kedua titik penopang tersebut, seperti dua buah kaki
atau kaki dan tongkat, akan muncul disetiap waktu.
Gambar 5.1. Tonkat Berkaki Lurus
Tongkat empat kaki member sokongan yang terbesar dan digunakn pada
kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis ataupun
hemiplegia. Tiga tahap yang sama digunakan oleh tongkat berkaki lurus
diajarkan kepada klien.
Gambar 5.2. Tongkat Berkaki Empat
b. Walker
Walker adalah suatu alat bantu jalan yang sangat ringan, mudah
dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam, dan mempunyai
empat penyangga dan kaki yang kokoh.
Prosedur kerja:
1. Klien memegang pegangan tangan pada walker bagian atas
2. Melangkahkan kaki terkuat klien lebih dulu
3. Memindahkan walker ± 15 – 25 cm kedepan, kemudian langkahkan
kaki klien.
4. Melakukan secara continue
Gambar 5.3. Walker
c. Kruk
Kruk digunakan membantu seorang klien dalam mendukung dan
menambah keseimbangan berjalan.
1. Gaya berjalan dengan 4 titik tumpuan
a. Pindahkan kruk sebelah kanan kedepan dengan jarak yang sesuai
missal 10-15 cm
b. Pindahkan kaki kiri kedepan berjajar dengan kruk sebelah kiri
c. Pindahkan kruk sebelah kiri kedepan
d. Pindahkan kaki kekanan kedepan
2. Gaya berjalan dengan 2 titik tumpuan
Berat badan dapat dipikul oleh kedua kaki dan polanya merupakan
kecepatan dari gaya jalan 4 titik tumpuan :
a. Pindahkan kruk sebelah kiri dan kaki kanan kedepan bersama-
sama
b. Pindahkan kruk kanan dan kaki kedepan bersama-sama
3. Gaya berjalan dengan 3 titik tumpuan
Berat badan dipikul sebelah kaki, kaki satu lagi tak dapat dipakai
untuk menyanggah, tetapi dipakai sebagai penyeimbang proses
berjalan. Gaya berjalan ini dipakai apabila kaki yang sakit hanya
diperkenankan memikul dari sebagian berat badan.
Cara berjalan :
1. Kedua kayu penopang dan kaki tidak boleh menyanggah
dimajukan 15 cm dari garis lurus ujung kaki.
2. Kemudian menyusul kaki yang sakit, dipindahkan kedepan lagi
dan pola tadi diulangi.
Cara naik tangga :
1. Bila naik/mendaki tangga atau jalan bertingkat, tumpuan berat
badan pada kruk melangkah dimulai dengan tungkai yang sehat,
langkah akan efektif jika mendapat dukungan dari kruk
2. Ulangi langkah 2-3 kali sampai klien mencapai puncak tangga
Cara turun tangga :
Bila turun tumpuan berat badan pada kruk dengan kaki melangkah
dimulai pada kaki yang sakit (lemah) :
1. Temaptakan posisi tumpuan kaki tegak pada puncak tangga
2. Alihkan berat badan pada kaki yang tidak efektif/lemah, dan
pindahkan kruk, dan kaki yang kuat turunkan untuk langkah
selanjutnya
3. Pindahkan berat badan pada kruk dan pindahkan kaki yang yang
tidak efektif (lemah), kaki yang kuat senantiasa member dukungan
dengan kruk
4. Ulangi langkah 2-3 kali sampai klien mencapai dasar atau bawah
tangga.
Gambar 5.4. Kruk
DAFTAR PUSTAKA
Potter, PA & Perry, AG. 2005. Fundamental of Nursing, 4 th edition. St. Louis
Missouri : Mosby Inc
Alimul Hayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika