ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH
UTARA
2019-2023
BAGIAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA
SETDA TIMOR TENGAH UTARA
2018
BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN BUPATI TIMOR TENGAH UTARA
NOMOR 67 TAHUN 2018
TENTANG
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
TAHUN 2019-2023
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TIMOR TENGAH UTARA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan amanat Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun
2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-
2019, perlu disusun road map reformasi birokrasi
Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai acuan
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kabupaten Timor
Tengah Utara;
b. bahwa road map reformasi birokrasi merupakan
rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang
menggambarkan pelaksanaan reformasi birokrasi
secara efektif, efisien, terukur, konsisten dan
berkelanjutan di Kabupaten Timor Tengah Utara
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Utara Tahun 2019-2023.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam
Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nornor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road
Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1538);
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 985);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Timor Tengah
Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah
Utara Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 86)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 3 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 12 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susuanan
Perangkat Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
(Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 92);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ROAD MAP REFORMASI
BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR
TENGAH UTARA TAHUN 2019-2023.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Timor Tengah Utara.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Timor Tengah Utara.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Timor Tengah
Utara.
5. Perangkat daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah perangkat
daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.
6. Reformasi birokrasi adalah proses menata ulang birokrasi dari tingkat
tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan
langkah-langkah bertahap, kongkrit, realistis, sungguh-sungguh,
berfikir di luar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma, dan
dengan upaya luar biasa.
7. Grand design reformasi birokrasi adalah rancangan induk yang berisi
arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional untuk kurun
waktu 2010-2025.
8. Road map adalah rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang
menggambarkan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu
5 (lima) tahun mendatang, sekaligus sebagai alat bantu bagi
pemerintah daerah untuk mencapai tujuan penyelesaian kegiatan-
kegiatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
9. Road map reformasi birokrasi adalah bentuk operasionalisasi grand
design reformasi birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima)
tahun sekali dan merupakan rencana rinci reformasi birokrasi dari
satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan
sasaran per tahun yang jelas.
10. Quick wins adalah suatu langkah inisiatif yang mudah dan cepat
dicapai yang mengawali pelaksanaan suatu program dalam reformasi
birokrasi, terutama yang berkaitan dengan pemberantasan Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta peningkatan kualitas pelayanan
publik.
11. Prioritas pembenahan manajemen pemerintahan daerah adalah fokus
perubahan yang menjadi prioritas daerah terkait area perubahan
reformasi birokrasi.
12. Prioritas pemeliharaan terhadap hal-hal yang sudah baik/maju adalah
prioritas yang ditunjuk untuk memelihara atau bahkan meningkatkan
hal-hal yang sudah baik/maju, agar tidak terjadi kemunduran.
13. Prioritas peningkatan kualitas pelayanan adalah prioritas yang
berkaitan dengan pelayanan publik pada sektor tertentu dan sangat
menyentuh kehidupan masyarakat.
14. Prioritas perangkat daerah adalah fokus perubahan yang menjadi
prioritas masing-masing perangkat daerah.
15. Zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) adalah penentuan satu unit
tertentu yang melaksanakan reformasi birokrasi secara menyeluruh
sebagai contoh bagi unit kerja lainnya.
16. Rencana aksi adalah langkah-langkah rinci yang diambil untuk
mencapai tujuan jangka panjang atau jangka pendek.
17. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan
yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek
dari tujuan.
18. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
unit organisasi ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat
guna mencapai sasaran tertentu.
19. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam waktu tertentu yang dilakukan
oleh unit organisasi sesuai dengan kebijakan dan program yang telah
ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu.
20. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu kondisi yang telah ditetapkan.
21. Monitoring adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
program kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan atau akan timbul untuk diambil
tindakan sedini mungkin.
22. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap
rencana dan standar.
Pasal 2
Road map reformasi birokrasi pemerintah daerah Tahun 2019-2023 adalah
rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang menggambarkan pelaksanaan
reformasi birokrasi pemerintah daerah hingga lima tahun kedepan
sekaligus sebagai alat bantu bagi pemerintah daerah untuk mencapai
tujuan melalui kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 3
Tujuan reformasi birokrasi adalah untuk menciptakan birokrasi
pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas,
berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
apatur Negara.
Pasal 4
Sasaran reformasi birokrasi adalah terwujudnya birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang memiliki
pelayanan publik berkualitas.
BAB III
SISTEMATIKA PENULISAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Pasal 5
(1) Road map reformasi birokrasi pemerintah daerah Tahun 2019-2023
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(2) Sistematika road map reformasi birokrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas :
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Daerah
B. Kebutuhan/Harapan Pemangku Kepentingan
C. Permasalahan Birokrasi Pemerintah Daerah
BAB III AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
A. Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintah Daerah
2. Prioritas yang harus terus dipelihara
3. Prioritas yang terkait dengan peningkatan kualitas
pelayanan
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
5. Prioritas Perangkat Daerah
B. Sasaran
C. Kegiatan–kegiatan
D. Rencana Aksi
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
B. Evaluasi
BAB V PENUTUP
(3) Road map reformasi birokrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2)
dalam lampiran Peraturan Bupati ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari peraturan ini.
BAB IV
AGENDA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
Pasal 6
Agenda perubahan reformasi birokrasi yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah daerah adalah :
a. penataan sistem manajeman SDM Apararur;
b. penataan tatalaksana;
c. penguatan pengawasan; dan
d. peningkatan kualitas pelayanan publik.
Pasal 7
Agenda perubahan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 menjadi program
dan masing-masing program dijabarkan dalam kegiatan serta indikator
capaian selama kurun waktu 5 (lima) tahun.
Pasal 8
PD wajib menyusun dan melaksanakan agenda reformasi birokrasi
sebagaimana tercantum dalam road map yang dituangkan dalam program
kerja dan kegiatan.
BAB V
QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI
Pasal 9
Quick wins reformasi birokrasi pemerintah daerah tahun 2019-2023 terdiri
dari:
1. Implementasi e-planning.
2. Implementasi e-budgeting.
3. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) berbasis elektronik (e-SAKIP).
4. Implementasi e-Kinerja.
5. Implementasi Transaksi Non Tunai.
6. LAPOR!-SP4N.
7. Penerapan Proses Perizinan pada Dinas PMPTSP berbasis online single
submission (OSS).
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 10
(1) Untuk mengetahui capaian pelaksanaan program dan kegiatan
reformasi birokrasi perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
berdasarkan indikator yang ditetapkan.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Salah satu tonggak penting pelaksanaan reformasi birokrasi
pada pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Utara sebagaimana
diamanatkan oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-
2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019, adalah tersusunnya road map reformasi birokrasi
yang merupakan rencana rinci dan berkeberlanjutan yang
menggambarkan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu 5
(lima) tahun mendatang yakni Tahun 2019-2023. Tujuan penyusunan
road map reformasi birokrasi Kabupaten Timor Tengah Utara adalah
untuk memberikan arah perubahan yang ingin dilakukan untuk
mencapai sasaran reformasi birokrasi, yaitu menciptakan birokrasi yang
bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi
yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Penyusunan road map reformasi birokrasi Kabupaten Timor
Tengah Utara dilakukan dengan memperhitungkan harapan para
pemangku kepentingan yang dipadukan dengan kemampuan
pemerintah daerah sehingga dalam penyusunannya mengutamakan
prioritas jangka pendek, jangka menengah dan capaian yang dilakukan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Road map reformasi
birokrasi ini juga bersifat dinamis, karena memberikan kemungkinan
dilakukannya berbagai rencana dan pelaksanaan kegiatan yang
dipandang strategis pada tahun-tahun pelaksanaannya. Penyusunan
road map reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Utara Tahun 2019-2023 diawali dengan mengidentifikasi kondisi
birokrasi pemerintah daerah saat ini untuk memperoleh informasi dan
data menyangkut hal-hal yang sudah dicapai/baik serta hal-hal yang
masih perlu mendapat perhatian guna perbaikannya ke depan.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
ii
Dalam rangka mewujudkan birokrasi yang bersih dan
akuntabel, hal-hal yang telah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Utara sebagai berikut :
1) Sebagian pejabat eselon II di lingkungan pemerintah daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara telah menyerahkan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sebagai
wujud transparansi penyelenggara negara.
2) Sudah menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Utara dan akan terus dikembangkan.
3) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memberikan opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap pengelolaan
keuangan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2017.
4) Telah menerapkan sistem Computer Assisted Test (CAT)
dalam pelaksanaan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri
Sipil Daerah (CPNSD).
5) Telah melaksanakan seleksi jabatan pimpinan tinggi secara
terbuka.
Berkaitan dengan sasaran reformasi birokrasi yakni
mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien, berbagai hal yang sudah
dicapai sebagai berikut:
1) Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara telah
membangun aplikasi yang menunjang pelaksanaan e-
government berupa SIMDA KEUANGAN, SIMBATTU, e-
Planning, SIAK, dan SIMPEG.
2) Terlaksananya pengadaan barang dan jasa secara elektronik
(e-procurement) melalui LPSE Kabupaten Timor Tengah Utara
yang berpusat di Bagian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Sekretariat Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
iii
3) Dalam rangka keterbukaan informasi publik, telah tersedia
sarana penunjang berupa website Kabupaten Timor Tengah
Utara yang dapat diakses melalui www.ttukab.go.id.
4) Telah dilaksanakan penataan kelembagaan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah.
Dalam rangka mencapai sasaran reformasi birokrasi yakni
birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas, hal-hal yang telah
dicapai antara lain :
1) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2018 berdasarkan
hasil survei internal adalah 77,59 atau masuk dalam kategori
mutu pelayanan “B” dengan kinerja pelayanan “Baik”.
2) Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan telah dilakukan
secara terpadu pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PMPTSP).
3) Inovasi “Raskin Pola Padat Karya Pangan” masuk dalam Top 40 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2018.
4) Penggunaan media pengelolaan pengaduan masyarakat yang
telah terintegrasi dengan Layanan Aspirasi Pengaduan Online
Rakyat-Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Nasional (LAPOR-SP4N) yang dapat diakses melalui website
Kabupaten Timor Tengah Utara (www.ttukab.go.id) atau
melalui SMS ke 1708.
Untuk menentukan titik dimulainya pelaksanaan reformasi
birokrasi yang lebih sistematik dan bersinergi, Pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara telah melakukan identifikasi harapan masyarakat
melalui mekanisme Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion)
yang menghadirkan para pemangku kepentingan (stakeholders).
http://www.ttukab.go.id/http://www.ttukab.go.id/
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
iv
Tujuannya adalah agar pelaksanaan reformasi birokrasi berfokus pada
kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.
Harapan-harapan pemangku kepentingan dalam rangka
mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel antara lain :
a. Seluruh pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi Wajib
LHKPN segera menyerahkan laporan kekayaannya kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan bagi seluruh Pejabat
eselon IV dan ASN yang menjadi Wajib Laporan Hasil Kekayaan
Aparatur Sipil Negara (LHKASN) segera menyerahkan laporan
kekayaannya.
b. Peningkatan kapabilitas dan kapasitas Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) serta tingkat kematangan SPIP.
c. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan sesuai peraturan
yang berlaku sehingga dapat mencapai opini WTP dari BPK.
d. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung
kelancaran pelaksanaan seleksi CPNSD berbasis CAT seperti
jaringan, PC, dan gedung serta menyediakan sarana dan
prasarana bagi Asessment Center.
e. Adanya aturan atau kebijakan pimpinan daerah tentang
pemberian reward dan punishment terhadap kinerja pegawai.
f. Seleksi jabatan pimpinan tinggi dilaksanakan sebelum
terjadinya kekosongan jabatan sehingga tidak mengganggu
kelancaran pelaksanaan tugas perangkat daerah.
g. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan ASN lingkup
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai bagian
dari upaya pencegahan KKN.
h. ASN perlu membangun semangat hidup bersih dan bebas dari
KKN.
i. Pimpinan daerah termasuk pejabat struktural harus menjadi
role model dan agent of change.
j. Adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja ASN.
k. Pelaksanaan penataan jabatan struktural di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan hasil
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
v
standar kompetensi manajerial dan penataan jabatan
fungsional berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis
beban kerja.
Harapan pemangku kepentingan terkait pencapaian
sasaran reformasi birokrasi yakni birokrasi yang efektif dan efisien
adalah sebagai berikut :
1) Perlu dilakukan pengintegrasian aplikasi untuk menunjang
pelaksanaan e-government.
2) Aplikasi SIMDA dan SIMBATTU terkait pengelolaan keuangan
dan aset daerah dapat digunakan secara online.
3) Melakukan sinkronisasi pola perencanaan yang partisipatif,
teknokratis dan politis.
4) Semua perangkat daerah konsisten terhadap perencanaan dan
penganggaran yang telah di input pada e-planning.
5) Perlu adanya penyediaan alokasi dana untuk penyediaan
softwere dan hardwere yang mendukung penerapan e-
government pada setiap perangkat daerah serta peningkatan
kapasitas SDM melalui bimbingan teknis dan pelatihan
penggunaan aplikasi oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan
Statistik Kabupaten Timor Tengah Utara.
6) Meningkatnya nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Timor Tengah Utara dari “C” ke
“B”.
7) Melakukan sinkronisasi dokumen perencanaan baik Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun
Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja)
perangkat daerah.
8) Menerapkan e-Sakip.
9) Setiap perangkat daerah wajib menyusun Indikator Kinerja
Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai suatu
prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran
strategis dalam RPJMD dan Renstra perangkat daerah.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
vi
10) Terwujudnya penataan kelembagaan yang right sizing (tepat
fungsi, tepat ukuran) dan tidak tumpang tindih.
11) Setiap perangkat daerah wajib menyusun Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP).
12) Perlunya peningkatan disiplin ASN di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara.
Dalam kaitan dengan sasaran ketiga reformasi birokrasi
yakni terwujudnya birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas, harapan pemangku kepentingan antara lain :
1) Setiap perangkat daerah harus menyusun standar pelayanan
publik dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
dan menerapkannya sesuai dengan janji dalam maklumat
pelayanan.
2) Setiap perangkat daerah wajib melaksanakan survei kepuasan
masyarakat dan menindaklanjuti rekomendasi perbaikan guna
peningkatan kualitas pelayanan publik, sehingga nilai IKM
dapat meningkat ke angka 88, 31 atau masuk dalam kategori
mutu layanan “A” dengan kinerja unit pelayanan “sangat baik”.
3) Optimalisasi peran Tim Teknis yang memberikan rekomendasi
terkait perizinan dan non perizinan. Harapan masyarakat
adalah bahwa ke depan, Tim Teknis yang berasal dari instansi
teknis dapat menjalankan tugas sesuai dengan waktu yang
diatur dalam Keputusan Bupati sehingga pelayanan yang
diberikan efektif dan efisien.
4) Perlu adanya Instruksi Bupati terkait one agency, one
inovation. Harapan masyarakat adalah bahwa di tahun
mendatang semakin banyak perangkat daerah yang akan
melahirkan inovasi guna mencapai pelayanan publik yang
berkualitas serta dapat diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi
Pelayanan Publik.
5) Menyediakan anggaran untuk kegiatan sosialisasi tentang
pengaduan masyarakat melalui aplikasi LAPOR!-SP4N yang
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
vii
tersedia pada website Kabupaten Timor Tengah Utara atau
melalui SMS ke 1708.
6) Meningkatkan kepatuhan perangkat daerah penyelenggara
pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik dari Zona
Kuning “nilai rata-rata 66,10” ke Zona hijau “nilai rata-rata 81-
100”.
7) Menyediakan sarana dan prasana bagi masyarakat
berkebutuhan khusus dalam pemberian pelayanan.
Memperhatikan berbagai hal yang telah dicapai oleh
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara dalam penyelenggaraan
pemerintahan, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak hal
yang menjadi permasalahan. Dalam kaitan dengan upaya mewujudkan
birokrasi yang bersih dan akuntabel, berbagai permasalahan yang
masih dihadapi dan memerlukan perbaikan/penyempurnaan yakni :
1) Sebagian besar pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi
wajib LHKPN belum menyerahkan laporan harta kekayaannya
kepada KPK.
2) Sebanyak 5.013 orang wajib LHKASN belum melaporkan
kekayaannya kepada pimpinan organisasi melalui Inspektorat
Daerah. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya
sosialisasi terkait LHKASN kepada seluruh ASN.
3) Personil APIP yang tersedia masih belum memadai jika
dibandingkan dengan jumlah ideal sesuai level dalam
penerapan SPIP.
4) Tindak lanjut terhadap hasil temuan yang disarankan oleh
BPK masih belum maksimal sehingga selama 7 (tujuh) tahun
berturut-turut yakni dari tahun 2011-2017 opini terhadap
pengelolaan keuangan daerah masih WDP.
5) Belum diterapkannya sistem penilaian kinerja yang betul-betul
memperhatikan kinerja sebagai bahan pertimbangan dalam
penerapan reward dan punishment bagi ASN.
6) Pelaksanaan seleksi jabatan pimpinan tinggi tidak tepat waktu.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
viii
7) Pemberian Tambahan Penghasilan masih berdasarkan capaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan bukan berdasarkan kinerja.
8) Para pejabat umumnya belum dapat memberikan contoh yang
dapat dijadikan teladan dalam praktik sehari-hari demi
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN, efektif dan efisien serta terciptanya pelayanan
publik yang berkualitas sesuai dengan bidang tugasnya.
9) Rendahnya pemahaman ASN tentang tindak pidana korupsi
sehingga masih ditemui penyalahgunaan dalam pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
10) Belum ditetapkannya evaluasi jabatan untuk memperoleh nilai
dan kelas jabatan yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
pemberian tambahan penghasilan. Dengan adanya
peningkatan kesejahteraan ASN dapat meminimalisir
terjadinya tindak pidana korupsi.
11) Belum tersusunnya standar kompetensi manajerial PNS.
12) Kurangnya kesadaran ASN dalam penegakkan disiplin dan
prioritas kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Dalam kaitan dengan upaya mewujudkan birokrasi yang
efektif dan efisien, berbagai masalah yang masih dihadapi sebagai
berikut :
1) Sebagian besar perangkat daerah belum menyusun dan
menerapkan SOP AP sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.
2) Penerapan e-government belum optimal karena belum
terintegrasi dalam satu sistem. Hal ini disebabkan karena
masing-masing perangkat daerah membangun sistemnya
secara parsial sehingga sulit dikontrol mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan yang berdampak
pada biaya yang sangat mahal.
3) Rendahnya kualitas SDM dalam pelaksanaan e-government.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
ix
4) Rendahnya tingkat kematangan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) berdasarkan hasil evaluasi mandiri, dengan
nilai indeks SPBE Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2018
sebesar 1.18 (kategori “kurang”).
5) Website Kabupaten Timor Tengah Utara belum sepenuhnya
mempublikasikan seluruh kegiatan pemerintah daerah secara
optimal.
6) Masih terdapat program dan kegiatan dalam Renstra dan Renja
perangkat daerah yang tidak selaras dengan RPJMD.
7) Semua perangkat daerah belum menyusun dokumen IKU dan
IKK yang merujuk pada RPJMD dalam pencapaian visi dan
misi pemerintah daerah.
8) Masih terdapat penempatan pegawai yang tidak sesuai
kebutuhan unit kerja dan kompetensi pendidikan yang
dimiliki.
9) Penataan kelembagaan belum sesuai dengan harapan karena
masih terdapat organisasi yang tumpang tindih. Hal ini
dikarenakan belum dilaksanakannya evaluasi kelembagaan
yang kemudian menghasilkan indeks kelembagaan daerah.
Sementara dalam kaitan dengan peningkatan pelayanan
publik berkualitas, hal-hal yang masih menjadi masalah yakni :
1) Sebagian perangkat daerah belum menyusun dan menerapkan
standar pelayanan publik karena minimnya pemahaman
aparatur.
2) Rendahnya tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan
publik yakni masih berada pada Zona Kuning dengan nilai rata-
rata 66,78 pada tahun 2016 dan menurun menjadi 66,10 pada
tahun 2017 berdasarkan hasil survei eksternal yang
dilaksanakan oleh Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
x
3) Sebagian perangkat daerah yang menyelenggarakan pelayanan
publik belum melaksanakan survei kepuasan masyarakat guna
memperbaiki kualitas pelayanan publik.
4) Meskipun semua pelayanan perizinan dan non perizinan telah
dilimpahkan ke Dinas PMPTSP, namun dalam penerbitannya
masih sering terlambat dikarenakan tenaga teknis yang
mengeluarkan rekomendasi masih tersebar pada perangkat
daerah teknis.
5) Minimnya Inovasi pelayanan publik yang dihasilkan oleh
perangkat daerah.
6) Penerapan Pakta Integritas terkait janji pelayanan belum
sepenuhnya dijalankan dengan baik.
7) Belum dilaksanakannya sosialiasi LAPOR-SP4N kepada
perangkat daerah sebagai pengelola pengaduan publik dan
kepada masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik.
Berdasarkan hasil identifikasi kondisi umum sebagaimana
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, reformasi birokrasi di
Kabupaten Timor Tengah Utara dititikberatkan pada 5 (lima) fokus
perubahan, sebagai berikut :
a. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintahan Daerah
Prioritas ini merupakan fokus perubahan yang menjadi
prioritas daerah terkait dengan area perubahan reformasi birokrasi.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara
memilih 3 (tiga) area perubahan sebagai prioritas yakni SDM,
pengawasan dan tatalaksana, ditambah 1 (satu) area wajib yakni
pelayanan publik. Area perubahan yang menjadi prioritas untuk
diperbaiki melalui reformasi birokrasi meliputi:
1) SDM Aparatur
Berbagai permasalahan dalam area ini antara lain :
a. Belum optimalnya pemanfaatan data base kepegawaian yang
ter-update dan terpilah serta terintegrasi.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xi
b. Belum tersedianya sarana prasarana yang memadai dalam
rangka manajemen kepegawaian.
c. Pembinaaan ASN pada umumnya belum dilakukan sesuai
merit system.
d. Tambahan penghasilan ASN belum diukur berdasarkan kinerja
ASN sehingga kurang memicu peningkatan kualitas kinerja
ASN.
e. Belum menerapkan tunjangan kinerja.
f. Belum sepenuhnya menerapkan manajemen kinerja pegawai.
g. Para pimpinan/pejabat umumnya belum dapat memberikan
contoh kepemimpinan teladan kepada bawahannya.
h. Rendahnya disiplin ASN.
2) Pengawasan
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam area ini
antara lain :
a) Sebagian besar pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi
wajib LHKPN belum menyerahkan laporan harta kekayaannya
kepada KPK.
b) Personil APIP yang tersedia masih belum memadai baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dalam rangka mendukung
pencapaian opini WTP serta mengurangi resiko terjadinya
penyimpangan sejak perencanaan.
c) Penerapan SPIP belum berjalan optimal/belum diterapkan
pada semua perangkat daerah.
d) Belum maksimalnya peran tim gratifikasi dan tim saberpungli
serta Satgas Kemudahan Berinvestasi terkait tindak pidana
korupsi.
3) Tatalaksana
Berbagai permasalahan dalam area ini antara lain :
a) Sebagian besar perangkat daerah belum menyusun dan
menerapkan SOP AP sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.
b) Penerapan e-government/SPBE belum optimal karena belum
terintegrasi dalam satu sistem.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xii
c) Rendahnya kompetensi SDM aparatur dalam pelaksanaan e-
government/SPBE.
d) Rendahnya tingkat kematangan SPBE berdasarkan hasil
evaluasi mandiri, dengan nilai indeks SPBE Kabupaten Timor
Tengah Utara Tahun 2018 sebesar 1.18 (kategori “kurang”).
e) Website Kabupaten Timor Tengah Utara belum sepenuhnya
mempublikasikan seluruh kegiatan pemerintah daerah secara
optimal sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik.
f) Belum terstandarnya berbagai fasilitas kerja dan kantor untuk
mendorong efisiensi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.
b. Prioritas Yang Harus Terus Dipelihara
Dalam rangka pemeliharaan atau peningkatan terhadap hal-
hal yang sudah dicapai atau sudah baik dan dikaitkan dengan hal-
hal yang harus diperbaiki sebagaimana yang telah diuraikan di atas,
maka prioritas yang harus menjadi fokus pemeliharaan Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara antara lain :
1. Pemenuhan kewajiban bagi semua pimpinan perangkat daerah
untuk menyerahkan LHKPN.
2. Peningkatan opini BPK dari WDP ke WTP.
3. Peningkatan peran Dinas PMPTSP dalam memberikan pelayanan
perizinan dan non perizinan secara terpadu.
4. Optimalisasi penerapan sistem menuju e-government.
5. Penyediaan saluran internet gratis di sejumlah tempat.
6. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kefamenanu.
7. Peningkatan sistem integrasi layanan Jamkesda dengan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
8. Peningkatan kapasitas guru.
9. Peningkatan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
10. Peningkatan nilai LKjIP predikat “C” ke “BB”.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xiii
11. Peningkatan nilai kepatuhan terhadap pelayanan publik dari
zona kuning ke zona hijau.
c. Prioritas Yang Terkait Dengan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Selain 3 (tiga) prioritas fokus perubahan di atas, adapula
aspek lain yang sangat penting untuk dijelaskan pada bagian ini
yaitu peningkatan kualitas pelayanan. Prioritas ini menyangkut dua
fokus yaitu :
Pertama, pelayanan sektor-sektor tertentu yang strategis dan
memerlukan jangka waktu secara bertahap untuk melakukan
peningkatan kualitasnya.
Sektor-sektor yang menjadi prioritas peningkatan kualitas pelayanan
publik di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan
Jenis pelayanan pada sektor ini yang menjadi prioritas untuk
ditingkatkan kualitas pelayanannya adalah peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan yang meliputi gedung sekolah,
laboratorium, alat peraga dan buku pelajaran serta peningkatan
mutu pendidikan. Salah satu peran pemerintah daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah menyediakan guru yang telah memiliki
sertifikasi. Peningkatan jumlah guru yang memiliki sertifikasi
diharapkan akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas
SDM di Kabupaten Timor Tengah Utara.
2) Pelayanan Perizinan
Sektor ini menjadi sorotan masyarakat, karena terdapat banyak
keluhan yang disampaikan terkait dengan proses perizinan yang
lama dan persyaratan yang berbelit-belit dalam memperoleh
pelayanan. Beberapa jenis pelayanan yang menjadi prioritas
untuk diperbaiki baik dari sisi kecepatan, kepastian hukum,
kejelasan proses dan biaya, serta koordinasi antar perangkat
daerah yang terkait dalam pemberian pelayanan yaitu pelayanan
perizinan terintegrasi serta penyediaan sarana prasarana
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xiv
pendukung kegiatan pelayanan perizinan terintegrasi, dengan
tujuan agar dapat mengintegrasikan aplikasi pelayanan antara
pusat dengan daerah.
3) Pelayanan Administrasi Kependudukan
Sektor ini juga merupakan pusat sorotan masyarakat, karena
terdapat banyak keluhan yang disampaikan terkait dengan proses
pelayanan administrasi kependudukan yang lama, sarana dan
prasarana yang kurang memadai yakni gedung kantor dan
fasilitas pelayanan. Beberapa jenis pelayanan yang menjadi
prioritas untuk diperbaiki baik dari sisi kecepatan, kepastian
hukum, kejelasan proses yakni peningkatan pelayanan
administrasi kependudukan secara mobile dan peningkatan
sarana dan prasana pelayanan.
4) Pelayanan Kesehatan
Terkait pelayanan kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Utara,
telah terdapat 26 Puskesmas dengan pelayanan 24 jam,
pelayanan Jamkesda, masyarakat kurang mampu dan Pelayanan
RSUD Kefamenanu yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan kesehatan tingkat perawatan type C dan spesialis dasar
yang menyediakan pelayanan perawatan kelas tiga untuk
pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, rawat inap serta
pelayanan penunjang lainnya untuk meningkatkan akses bagi
masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan.
Jenis pelayanan yang juga menjadi prioritas untuk diperbaiki
adalah manajemen pelayanan pasien secara online serta
penerapan transaksi non tunai.
Kedua, Quick Wins. Program quick wins adalah program yang
mempunyai daya ungkit terkait dengan perbaikan pada produk
utama (core business). Jenis pelayanan yang akan dijadikan quick
wins adalah jenis pelayanan yang secara cepat dapat diperbaiki
kualitas pelayanannya dan memberikan dampak positif pada upaya
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xv
reformasi birokrasi yang akan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara secara keseluruhan.
Beberapa jenis pelayanan yang dipilih menjadi quick wins, dilakukan
dengan pertimbangan :
a. Dapat dilakukan perubahan-perubahan cepat untuk
memperbaiki kualitas pelayanannya, sehingga cepat pula dapat
diterapkan dan masyarakat akan dapat merasakan perubahan
yang signifikan.
b. Perubahan yang cepat terhadap kualitas pelayanan jenis ini
akan memberikan dampak positif terhadap citra pelaksanaan
reformasi birokrasi dan peningkatan kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara.
c. Saat ini Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki
kapasitas yang cukup memadai untuk melakukan langkah-
langkah perubahan yang cepat dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan untuk jenis pelayanan yang dipilih menjadi
quick wins.
Adapun jenis-jenis pelayanan yang menjadi quick wins adalah
sebagai berikut:
1. Implementasi e-planning.
2. Implementasi e-budgeting.
3. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) berbasis elektronik (e-Sakip).
4. Implementasi e-Kinerja.
5. Implementasi Transaksi Non Tunai.
6. LAPOR!-SP4N.
7. Penerapan Proses Perizinan pada Dinas PMPTSP berbasis Online
Single Submission (OSS).
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xvi
d. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM)
Sebagai contoh pelaksanaan reformasi birokrasi di Kabupaten
Timor Tengah Utara, dipilih Inspektorat Daerah, Dinas PMPTSP,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, RSUD Kefamenanu serta
Puskesmas Sasi untuk ditetapkan sebagai zona integritas.
Dinas PMPTSP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, RSUD
Kefamenanu dan Puskesmas Sasi berperan dalam memberikan
pelayanan publik yang prima kepada masyakarat.
Inspektorat Daerah dipandang sebagai unit kerja yang akan banyak
berperan dalam mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi. Karena
itu Inspektorat Daerah harus benar-benar memiliki kesiapan lebih
baik dari unit kerja lainnya.
e. Prioritas Perangkat Daerah
Prioritas ini merupakan fokus perubahan dari masing-
masing perangkat daerah sehingga harus menjadi perhatian
perangkat daerah dengan menyusun rencana aksi tersediri dan
menjadi bagian dari reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Utara. Prioritas yang berhasil diidentifikasi dalam proses
bersama para pemangku kepentingan meliputi :
1) Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
Prioritas dalam sektor pendidikan adalah penyediaan sarana
prasarana penunjang yang meliputi pembangunan/rehab gedung
SD dan SMP, pengadaan laboratorium dan alat peraga, pengadaan
peralatan pendukung UNBK bagi SMP, pengembangan materi
pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pembinaan minat,
bakat dan kreatifitas siswa serta pelatihan kompetensi Tenaga
Pendidik serta peningkatan jumlah guru yang tersertifikasi.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xvii
2) Pengelolaan Sumber Daya Air
Program ini bertujuan untuk pengendalian dan pengelolaan
sumber daya air demi pemenuhan kebutuhan masyarakat pada 1
(satu) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kabupaten Timor
Tengah Utara yakni DAS Benenain. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah optimalisasi penerapan Peraturan Daerah Kabupaten
Timor Tengah Utara Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pengendalian
dan Pengelolaan Sumber Daya Air serta kegiatan pemeliharaan
jaringan irigasi air tanah, bantaran sungai dan pengendalian
banjir.
3) Pengelolaan Sampah
Tujuan dari program ini adalah pengelolaan sampah secara
teratur mulai dari Tempat Penampungan Sampah (TPS) sampai
dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) guna mendaur ulang,
meminimalisir penimbunan sampah yang melampaui kapasitas
tampung dan menciptakan lingkungan hidup yang Aman, Sehat,
Rindang dan Indah (ASRI). Selain itu, langkah konkrit yang
dilakukan terkait sektor ini adalah penerapan Peraturan Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Sampah.
4) Penanganan Tenaga Kerja
Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah memberikan
pelatihan, bimbingan dan perlindungan bagi tenaga kerja baik di
dalam maupun luar negeri. Kegiatan lain yang juga menjadi
prioritas yakni pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan serta kegiatan
pembentukan Balai Latihan Kerja (BLK).
5) Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kegiatan yang mendukung program ini adalah pelaksanaan Bedah
Rumah Tidak Layak Huni.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xviii
6) Penyediaan Sarana dan Prasarana Publik
Beberapa jenis pelayanan yang ada pada sektor ini yang menjadi
prioritas untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya adalah :
a. Air Bersih
Penyediaan air bersih bagi masyarakat melalui pemanfaatan
sumber-sumber mata air baku yang baru dan membangun
jaringan perpipaan yang terakses ke kawasan permukiman
penduduk.
b. Jalan Kabupaten
Prioritas lain yang menjadi perhatian pemerintah kabupaten
adalah perbaikan, peningkatan dan pembangunan jalan
kabupaten dan jalan lingkungan. Hal ini sangat penting karena
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan
Kabupaten Timor Tengah Utara.
c. Penyediaan Drainase
Penyediaan dan perbaikan drainase untuk menghindari
genangan air menjadi prioritas sehingga tidak mengganggu
aktifitas masyarakat.
d. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Aspek penting yang harus disediakan oleh pemerintah daerah
salah satunya yakni adanya ruang terbuka hijau, sebagai
tempat aktifitas sosial budaya, ekonomi, dan rekreasi bagi
masyarakat serta berfungsi sebagai paru-paru kota.
Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan optimalisasi
penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan sehingga tujuan adanya ruang terbuka
hijau dapat terwujud.
e. Penyediaan dan Perbaikan RSUD
Agar kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan maka perlu
dilakukan penyediaan dan peningkatan/perbaikan terhadap
sarana prasarana yang ada pada RSUD Kefamenanu baik
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xix
gedung, peralatan medis, obat-obatan serta peningkatan
manajemen pelayanan kesehatan yang berbasis online dan
penerapan pembayaran non tunai. Hal ini menjadi perhatian
wajib pemerintah daerah agar keberadaan RSUD tetap
mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai penyedia
layanan kesehatan daerah yang berkualitas.
Prioritas perangkat daerah sebagaimana diuraikan di atas, akan
menjadi bagian dari upaya perbaikan yang dilakukan perangkat
daerah yang bertanggung jawab menangani pelayanan dimaksud.
Sehubungan dengan itu, setiap perangkat daerah wajib memiliki
rencana aksi yang jelas dan terukur untuk mendukung perbaikan
fokus perubahan ini.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xx
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………. xx
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. xxii
Bab I PENDAHULUAN………………………………………………..... 1
Bab II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH 5
A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Daerah……. 5
B. Kebutuhan/Harapan Pemangku Kepentingan……….. 7
C. Permasalahan Birokrasi Pemerintah Daerah…………. 11
Bab III AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH
DAERAH
15
A. Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi 15
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintahan
Daerah……………………………………………………..
15
2. Prioritas yang harus terus dipelihara………………. 17
3. Prioritas yang terkait dengan Peningkatan
Kualitas Pelayanan……………………………………...
17
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani..
21
5. Prioritas Perangkat Daerah…………………………… 21
B. Sasaran 25
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintahan
Daerah……………………………………………………..
25
2. Prioritas yang harus terus dipelihara………………. 27
3. Prioritas yang terkait dengan Peningkatan
Kualitas Pelayanan……………………………………...
30
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani..
32
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xxi
5. Prioritas Perangkat Daerah…………………………… 32
C. Kegiatan-kegiatan………………………………………….. 33
D. Rencana Aksi............................................................ 52
Bab IV MONITORING DAN EVALUASI 53
A. Monitoring................................................................ 53
B. Evaluasi.................................................................... 55
Bab V Penutup......................................................................... 58
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Rencana aksi road map reformasi birokrasi Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2019-2023.
Lampiran II Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor :
67/KEP/HK/II/2018 tanggal 2 Pebruari 2018 tentang
Pembentukan Tim Penyusun Road Map Reformasi
Birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara
Tahun 2019-2023.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
organisasi, ketatalaksanaan (business prosess), perundang-undangan,
sumber daya manusia (SDM) aparatur, pengawasan, akuntabilitas,
perbaikan kualitas pelayanan publik serta pola pikir dan budaya kerja.
Selain itu, reformasi birokrasi merupakan sebuah langkah strategis yang
wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam upaya memperbaiki
birokrasi di daerah, sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, memiliki perilaku bersih
dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta berkinerja
tinggi, netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik Aparatur Sipil Negara (ASN).
Salah satu tonggak penting pelaksanaan reformasi birokrasi pada
pemerintah daerah Kabupaten Timor Tengah Utara sebagaimana
diamanatkan oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025
dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2015-2019, adalah tersusunnya road map reformasi birokrasi yang
merupakan rencana rinci dan berkeberlanjutan yang menggambarkan
pelaksanaan reformasi birokrasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang yakni Tahun 2019-2023. Tujuan penyusunan road map
reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara adalah
untuk memberikan arah perubahan yang ingin dilakukan untuk mencapai
sasaran reformasi birokrasi, yaitu menciptakan birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang memiliki
pelayanan publik berkualitas.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
2
Penyusunan road map reformasi birokrasi Pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara dilakukan dengan memperhitungkan harapan para
pemangku kepentingan yang dipadukan dengan kemampuan pemerintah
daerah sehingga dalam penyusunannya mengutamakan prioritas jangka
pendek, jangka menengah dan capaian yang dilakukan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun ke depan. Road map reformasi birokrasi ini juga
bersifat dinamis, karena memberikan kemungkinan dilakukannya
berbagai rencana dan pelaksanaan kegiatan yang dipandang strategis
pada tahun-tahun pelaksanaannya. Penyusunan road map reformasi
birokrasi Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2019-2023
diawali dengan mengidentifikasi kondisi birokrasi pemerintah daerah saat
ini untuk memperoleh informasi dan data menyangkut hal-hal yang sudah
dicapai/baik serta hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian guna
perbaikannya ke depan.
Sistematika penyusunan road map reformasi birokrasi ini disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2013 tentang Penyusunan Road Map
Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
Ringkasan Eksekutif, berisi uraian singkat substansi road map reformasi
birokrasi pemerintah daerah, yang mencakup gambaran kondisi saat ini,
kondisi yang diharapkan, prioritas program, kegiatan, dan quick wins.
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang perlunya disusun road
map sebagai dasar perencanaan pelaksanaan
reformasi birokrasi di pemerintah daerah. Secara
umum dan ringkas menguraikan isi dari road map
reformasi birokrasi.
Bab II Gambaran Birokrasi Pemerintah Daerah
A. Gambaran Umum Birokrasi Pemerintah Daerah, menguraikan
kondisi birokrasi pemerintah daerah saat ini dilihat dari 3 (tiga)
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
3
hal terkait dengan capaian sasaran reformasi birokrasi nasional,
yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif
dan efisien serta birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas.
B. Kebutuhan/Harapan Pemangku Kepentingan, menguraikan
profil birokrasi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan sesuai dengan harapan pemangku kepentingan.
C. Permasalahan Birokrasi Pemerintah Daerah, menguraikan
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah
dalam rangka mewujudkan harapan para pemangku
kepentingan.
Bab III Agenda Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah, berisi:
A. Fokus Perubahan Reformasi Birokrasi
Menguraikan fokus perubahan reformasi, yang menyangkut 5
(lima) bagian yakni :
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintah Daerah,
yaitu fokus perubahan yang menjadi prioritas daerah terkait
dengan area perubahan reformasi birokrasi.
2. Prioritas yang harus terus dipelihara.
3. Prioritas yang terkait dengan peningkatan kualitas
pelayanan. Prioritas ini menyangkut 2 (dua) fokus penting
yakni :
Pertama, pelayanan sektor-sektor tertentu yang strategis
dan memerlukan jangka waktu secara bertahap untuk
melakukan peningkatan kualitasnya.
Kedua,Quick Wins yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu satu tahun ke depan.
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM)
5. Prioritas Perangkat Daerah
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
4
B. Sasaran, menguraikan sasaran dengan mengacu pada harapan
pemangku kepentingan yang sudah diklasifikasikan sesuai
prioritasnya.
C. Kegiatan-Kegiatan, menguraikan kegiatan yang akan
dilakukan sesuai dengan klasifikasi dalam program-program
reformasi birokrasi sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019, dan kriteria dalam komponen model
penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi).
D. Rencana Aksi, berisi uraian tentang rencana kegiatan reformasi
birokrasi yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun ke
depan. Sesuai dengan prioritas atau fokus perubahan,
program/kriteria/sub kegiatan, tahapan/aktivitas target-target
sasaran tahunan yang ingin diwujudkan, sekuensi waktu
pelaksanaannya, termasuk pelaksanaan kegiatan quick wins,
penanggung jawab serta rencana anggaran yang diperlukan.
Disusun dalam bentuk matriks yang memberikan gambaran
menyeluruh mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan
selama 5 (lima) tahun ke depan.
Bab IV Monitoring dan Evaluasi, menguraikan mekanisme monitoring
dan evaluasi yang dilakukan dalam rangka menjamin konsistensi,
efektivitas dan keberlanjutan serta dampaknya bagi masyarakat dari
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Bab V Penutup
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
5
BAB II
GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
A. GAMBARAN UMUM BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kabupaten Timor
Tengah Utara telah melakukan berbagai perubahan guna
mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yakni
pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek KKN, pemerintahan
dengan pelayanan publik berkualitas serta berkinerja tinggi.
Meskipun demikian, berbagai hal yang telah dilaksanakan tersebut
dalam perencanaannya belum disusun secara sistematis dan
bersinergi serta belum pula sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat.
Untuk menentukan titik awal perubahan yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara, telah
dilakukan identifikasi kondisi umum terhadap birokrasi daerah saat
ini. Berdasarkan hasil identifikasi kondisi umum tersebut, hal-hal
yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Birokrasi Yang Bersih dan Akuntabel
Dalam rangka mewujudkan birokrasi yang bersih dan
akuntabel, hal-hal yang telah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara sebagai berikut :
a. Sebagian pejabat eselon II di lingkungan pemerintah daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara telah menyerahkan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sebagai wujud
transparansi penyelenggara negara.
b. Sudah menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Utara dan akan terus dikembangkan.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
6
c. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memberikan opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap pengelolaan
keuangan daerah Kabupaten Timor Tengah Utara dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2017.
d. Telah menerapkan sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam
pelaksanaan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah (CPNSD).
e. Telah melaksanakan seleksi jabatan pimpinan tinggi secara
terbuka.
2. Birokrasi Yang Efektif dan Efisien
Berkaitan dengan sasaran reformasi birokrasi yakni
mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien, berbagai hal yang
sudah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara
sebagai berikut :
a. Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara telah membangun
aplikasi yang menunjang pelaksanaan e-government berupa
SIMDA KEUANGAN, SIMBATTU, e-Planning, SIAK, dan SIMPEG.
b. Terlaksananya pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-
procurement) melalui LPSE Kabupaten Timor Tengah Utara yang
berpusat di Bagian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Sekretariat Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara.
c. Dalam rangka keterbukaan informasi publik, telah tersedia
sarana penunjang berupa website Kabupaten Timor Tengah
Utara yang dapat diakses melalui www.ttukab.go.id.
d. Telah dilaksanakan penataan kelembagaan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah.
http://www.ttukab.go.id/
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
7
3. Birokrasi Yang Memiliki Pelayanan Publik Berkualitas
Dalam rangka mencapai sasaran reformasi birokrasi yakni
birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas, hal-hal yang
telah dicapai antara lain :
a. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2018 berdasarkan
hasil survei internal adalah 77,59 atau masuk dalam kategori
mutu pelayanan “B” dengan kinerja pelayanan “Baik”.
b. Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan telah dilakukan secara
terpadu pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PMPTSP).
c. Inovasi “Raskin Pola Padat Karya Pangan” masuk dalam Top 40 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Tahun 2018.
d. Penggunaan media pengelolaan pengaduan masyarakat yang
telah terintegrasi dengan Layanan Aspirasi Pengaduan Online
Rakyat-Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik
Nasional (LAPOR-SP4N) yang dapat diakses melalui website
Kabupaten Timor Tengah Utara (www.ttukab.go.id) atau melalui
SMS ke 1708.
B. KEBUTUHAN/HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
merupakan gambaran profil birokrasi yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan yang meliputi birokrasi yang bersih
dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien serta birokrasi yang
memiliki pelayanan publik berkualitas. Sehubungan dengan itu,
untuk menentukan titik dimulainya pelaksanaan reformasi birokrasi
yang lebih sistematik dan bersinergi, Pemerintah Kabupaten Timor
Tengah Utara telah melakukan identifikasi harapan masyarakat
melalui mekanisme Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group
Discussion) yang menghadirkan para pemangku kepentingan
http://www.ttukab.go.id/
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
8
(stakeholders). Tujuannya adalah agar pelaksanaan reformasi
birokrasi berfokus pada kebutuhan dan harapan pemangku
kepentingan.
Dalam kaitan dengan sasaran pertama reformasi birokrasi
yakni mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, harapan-
harapan pemangku kepentingan antara lain :
a. Seluruh pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi Wajib
LHKPN segera menyerahkan laporan kekayaannya kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan bagi seluruh Pejabat eselon IV
dan ASN yang menjadi Wajib Laporan Hasil Kekayaan Aparatur
Sipil Negara (LHKASN) segera menyerahkan laporan
kekayaannya.
b. Peningkatan kapabilitas dan kapasitas Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) serta tingkat kematangan SPIP.
c. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan sesuai peraturan yang
berlaku sehingga dapat mencapai opini WTP dari BPK.
d. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran
pelaksanaan seleksi CPNSD berbasis CAT seperti jaringan, PC,
dan gedung serta menyediakan sarana dan prasarana bagi
Asessment Center.
e. Adanya aturan atau kebijakan pimpinan daerah tentang
pemberian reward dan punishment terhadap kinerja pegawai.
f. Seleksi jabatan pimpinan tinggi dilaksanakan sebelum terjadinya
kekosongan jabatan sehingga tidak mengganggu kelancaran
pelaksanaan tugas perangkat daerah.
g. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan ASN lingkup Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai bagian dari upaya
pencegahan KKN.
h. ASN perlu membangun semangat hidup bersih dan bebas dari
KKN.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
9
i. Pimpinan daerah termasuk pejabat struktural harus menjadi role
model dan agent of change.
j. Adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja ASN.
k. Pelaksanaan penataan jabatan struktural di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara berdasarkan hasil
standar kompetensi manajerial dan penataan jabatan fungsional
berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Harapan pemangku kepentingan terkait pencapaian sasaran
reformasi birokrasi yakni birokrasi yang efektif dan efisien adalah
sebagai berikut :
1) Perlu dilakukan pengintegrasian aplikasi untuk menunjang
pelaksanaan e-government.
2) Aplikasi SIMDA dan SIMBATTU terkait pengelolaan keuangan
dan aset daerah dapat digunakan secara online.
3) Melakukan sinkronisasi pola perencanaan yang partisipatif,
teknokratis dan politis.
4) Semua perangkat daerah konsisten terhadap perencanaan dan
penganggaran yang telah di input pada e-planning.
5) Perlu adanya penyediaan alokasi dana untuk penyediaan
softwere dan hardwere yang mendukung penerapan e-government
pada setiap perangkat daerah serta peningkatan kapasitas SDM
melalui bimbingan teknis dan pelatihan penggunaan aplikasi oleh
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Timor
Tengah Utara.
6) Meningkatnya nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Timor Tengah Utara dari “C” ke
“B”.
7) Melakukan sinkronisasi dokumen perencanaan baik Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun
Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) perangkat
daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
10
8) Menerapkan e-Sakip.
9) Setiap perangkat daerah wajib menyusun Indikator Kinerja
Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagai suatu
prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran
strategis dalam RPJMD dan Renstra perangkat daerah.
10) Terwujudnya penataan kelembagaan yang right sizing (tepat
fungsi, tepat ukuran) dan tidak tumpang tindih.
11) Setiap perangkat daerah wajib menyusun Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP).
12) Perlunya peningkatan disiplin ASN di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara.
Dalam kaitan dengan sasaran ketiga reformasi birokrasi
yakni terwujudnya birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas, harapan pemangku kepentingan antara lain :
a) Setiap perangkat daerah harus menyusun standar pelayanan
publik dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
dan menerapkannya sesuai dengan janji dalam maklumat
pelayanan.
b) Setiap perangkat daerah wajib melaksanakan survei kepuasan
masyarakat dan menindaklanjuti rekomendasi perbaikan guna
peningkatan kualitas pelayanan publik, sehingga nilai IKM dapat
meningkat ke angka 88, 31 atau masuk dalam kategori mutu
layanan “A” dengan kinerja unit pelayanan “sangat baik”.
c) Optimalisasi peran Tim Teknis yang memberikan rekomendasi
terkait perizinan dan non perizinan. Harapan masyarakat adalah
bahwa ke depan, Tim Teknis yang berasal dari instansi teknis
dapat menjalankan tugas sesuai dengan waktu yang diatur dalam
Keputusan Bupati sehingga pelayanan yang diberikan efektif dan
efisien.
d) Perlu adanya Instruksi Bupati terkait one agency, one inovation.
Harapan masyarakat adalah bahwa di tahun mendatang semakin
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
11
banyak perangkat daerah yang akan melahirkan inovasi guna
mencapai pelayanan publik yang berkualitas serta dapat
diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.
e) Menyediakan anggaran untuk kegiatan sosialisasi tentang
pengaduan masyarakat melalui aplikasi LAPOR!-SP4N yang
tersedia pada website Kabupaten Timor Tengah Utara atau
melalui SMS ke 1708.
f) Meningkatkan kepatuhan perangkat daerah penyelenggara
pelayanan publik terhadap standar pelayanan publik dari Zona
Kuning “nilai rata-rata 66,10” ke Zona hijau “nilai rata-rata 81-
100”.
g) Menyediakan sarana dan prasana bagi masyarakat berkebutuhan
khusus dalam pemberian pelayanan.
C. PERMASALAHAN BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
Memperhatikan berbagai hal yang telah dicapai oleh
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara dalam penyelenggaraan
pemerintahan, tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat banyak
hal yang menjadi permasalahan. Dalam kaitan dengan upaya
mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, berbagai
permasalahan yang masih dihadapi dan memerlukan
perbaikan/penyempurnaan yakni :
1) Sebagian besar pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi wajib
LHKPN belum menyerahkan laporan harta kekayaannya kepada
KPK.
2) Sebanyak 5.013 orang wajib LHKASN belum melaporkan
kekayaannya kepada pimpinan organisasi melalui Inspektorat
Daerah. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya
sosialisasi terkait LHKASN kepada seluruh ASN.
3) Personil APIP yang tersedia masih belum memadai jika
dibandingkan dengan jumlah ideal sesuai level dalam penerapan
SPIP.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
12
4) Tindak lanjut terhadap hasil temuan yang disarankan oleh BPK
masih belum maksimal sehingga selama 7 (tujuh) tahun
berturut-turut yakni dari tahun 2011-2017 opini terhadap
pengelolaan keuangan daerah masih WDP.
5) Belum diterapkannya sistem penilaian kinerja yang betul-betul
memperhatikan kinerja sebagai bahan pertimbangan dalam
penerapan reward dan punishment bagi ASN.
6) Pelaksanaan seleksi jabatan pimpinan tinggi tidak tepat waktu.
7) Pemberian Tambahan Penghasilan masih berdasarkan capaian
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan bukan berdasarkan kinerja.
8) Para pejabat umumnya belum dapat memberikan contoh yang
dapat dijadikan teladan dalam praktik sehari-hari demi
terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN, efektif dan efisien serta terciptanya pelayanan publik
yang berkualitas sesuai dengan bidang tugasnya.
9) Rendahnya pemahaman ASN tentang tindak pidana korupsi
sehingga masih ditemui penyalahgunaan dalam pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
10) Belum ditetapkannya evaluasi jabatan untuk memperoleh nilai
dan kelas jabatan yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
pemberian tambahan penghasilan. Dengan adanya peningkatan
kesejahteraan ASN dapat meminimalisir terjadinya tindak pidana
korupsi.
11) Belum tersusunnya standar kompetensi manajerial PNS.
12) Kurangnya kesadaran ASN dalam penegakkan disiplin dan
prioritas kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Dalam kaitan dengan upaya mewujudkan birokrasi yang
efektif dan efisien, berbagai masalah yang masih dihadapi sebagai
berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
13
1) Sebagian besar perangkat daerah belum menyusun dan
menerapkan SOP AP sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.
2) Penerapan e-government belum optimal karena belum terintegrasi
dalam satu sistem. Hal ini disebabkan karena masing-masing
perangkat daerah membangun sistemnya secara parsial sehingga
sulit dikontrol mulai dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pelaporan yang berdampak pada biaya yang
sangat mahal.
3) Rendahnya kualitas SDM dalam pelaksanaan e-government.
4) Rendahnya tingkat kematangan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) berdasarkan hasil evaluasi mandiri, dengan
nilai indeks SPBE Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2018
sebesar 1.18 (kategori “kurang”).
5) Website Kabupaten Timor Tengah Utara belum sepenuhnya
mempublikasikan seluruh kegiatan pemerintah daerah secara
optimal.
6) Masih terdapat program dan kegiatan dalam Renstra dan Renja
perangkat daerah yang tidak selaras dengan RPJMD.
7) Semua perangkat daerah belum menyusun dokumen IKU dan
IKK yang merujuk pada RPJMD dalam pencapaian visi dan misi
pemerintah daerah.
8) Masih terdapat penempatan pegawai yang tidak sesuai
kebutuhan unit kerja dan kompetensi pendidikan yang dimiliki.
9) Penataan kelembagaan belum sesuai dengan harapan karena
masih terdapat organisasi yang tumpang tindih. Hal ini
dikarenakan belum dilaksanakannya evaluasi kelembagaan yang
kemudian menghasilkan indeks kelembagaan daerah.
Sementara dalam kaitan dengan peningkatan pelayanan
publik berkualitas, hal-hal yang masih menjadi masalah yakni :
1) Sebagian perangkat daerah belum menyusun dan menerapkan
standar pelayanan publik karena minimnya pemahaman aparatur.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
14
2) Rendahnya tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan publik
yakni masih berada pada Zona Kuning dengan nilai rata-rata 66,78
pada tahun 2016 dan menurun menjadi 66,10 pada tahun 2017
berdasarkan hasil survei eksternal yang dilaksanakan oleh
Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
3) Sebagian perangkat daerah yang menyelenggarakan pelayanan
publik belum melaksanakan survei kepuasan masyarakat guna
memperbaiki kualitas pelayanan publik.
4) Meskipun semua pelayanan perizinan dan non perizinan telah
dilimpahkan ke Dinas PMPTSP, namun dalam penerbitannya
masih sering terlambat dikarenakan tenaga teknis yang
mengeluarkan rekomendasi masih tersebar pada perangkat daerah
teknis.
5) Minimnya Inovasi pelayanan publik yang dihasilkan oleh perangkat
daerah.
6) Penerapan Pakta Integritas terkait janji pelayanan belum
sepenuhnya dijalankan dengan baik.
7) Belum dilaksanakannya sosialiasi LAPOR-SP4N kepada perangkat
daerah sebagai pengelola pengaduan publik dan kepada
masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
15
BAB III
AGENDA REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
A. FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
Berdasarkan hasil identifikasi kondisi umum sebagaimana
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, reformasi birokrasi di
Kabupaten Timor Tengah Utara dititikberatkan pada 5 (lima) fokus
perubahan, sebagai berikut :
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintahan Daerah
Prioritas ini merupakan fokus perubahan yang menjadi
prioritas daerah terkait dengan area perubahan reformasi birokrasi.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara
memilih 3 (tiga) area perubahan sebagai prioritas yakni SDM
aparatur, pengawasan dan tatalaksana, ditambah 1 (satu) area wajib
yakni pelayanan publik. Area perubahan yang menjadi prioritas
untuk diperbaiki melalui reformasi birokrasi meliputi:
a. SDM Aparatur
Berbagai permasalahan dalam area ini antara lain :
1. Belum optimalnya pemanfaatan data base kepegawaian yang
ter-update dan terpilah serta terintegrasi.
2. Belum tersedianya sarana prasarana yang memadai dalam
rangka manajemen kepegawaian.
3. Pembinaaan ASN pada umumnya belum dilakukan sesuai
merit system.
4. Tambahan penghasilan ASN belum diukur berdasarkan
kinerja ASN sehingga kurang memicu peningkatan kualitas
kinerja ASN.
5. Belum menerapkan tunjangan kinerja.
6. Belum sepenuhnya menerapkan manajemen kinerja pegawai.
7. Para pimpinan/pejabat umumnya belum dapat memberikan
contoh kepemimpinan teladan kepada bawahannya.
8. Rendahnya disiplin ASN.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
16
b. Pengawasan
Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam area ini
antara lain :
1. Sebagian besar pejabat eselon II dan eselon III yang menjadi
wajib LHKPN belum menyerahkan laporan harta kekayaannya
kepada KPK.
2. Personil APIP yang tersedia masih belum memadai baik dari
segi kualitas maupun kuantitas dalam rangka mendukung
pencapaian opini WTP serta mengurangi resiko terjadinya
penyimpangan sejak perencanaan.
3. Penerapan SPIP belum berjalan optimal/belum diterapkan
pada semua perangkat daerah.
4. Belum maksimalnya peran tim gratifikasi dan tim saberpungli
serta Satgas Kemudahan Berinvestasi terkait tindak pidana
korupsi.
c. Tatalaksana
Berbagai permasalahan dalam area ini antara lain :
1. Sebagian besar perangkat daerah belum menyusun dan
menerapkan SOP AP sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.
2. Penerapan e-government/SPBE belum optimal karena belum
terintegrasi dalam satu sistem.
3. Rendahnya kompetensi SDM aparatur dalam pelaksanaan e-
government/SPBE.
4. Rendahnya tingkat kematangan SPBE berdasarkan hasil
evaluasi mandiri, dengan nilai indeks SPBE Kabupaten Timor
Tengah Utara Tahun 2018 sebesar 1.18 (kategori “kurang”).
5. Website Kabupaten Timor Tengah Utara belum sepenuhnya
mempublikasikan seluruh kegiatan pemerintah daerah secara
optimal sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik.
6. Belum terstandarnya berbagai fasilitas kerja dan kantor untuk
mendorong efisiensi sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
17
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.
2. Prioritas Yang Harus Terus Dipelihara
Dalam rangka pemeliharaan atau peningkatan terhadap hal-
hal yang sudah dicapai atau sudah baik dan dikaitkan dengan hal-
hal yang harus diperbaiki sebagaimana yang telah diuraikan di atas,
maka prioritas yang harus menjadi fokus pemeliharaan Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Utara antara lain :
a. Pemenuhan kewajiban bagi semua pimpinan perangkat daerah
untuk menyerahkan LHKPN.
b. Peningkatan opini BPK dari WDP ke WTP.
c. Peningkatan peran Dinas PMPTSP dalam memberikan pelayanan
perizinan dan non perizinan secara terpadu.
d. Optimalisasi penerapan sistem menuju e-government.
e. Penyediaan saluran internet gratis di sejumlah tempat.
f. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kefamenanu.
g. Peningkatan sistem integrasi layanan Jamkesda dengan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
h. Peningkatan kapasitas guru.
i. Peningkatan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
j. Peningkatan nilai LKjIP predikat “C” ke “BB”.
k. Peningkatan nilai kepatuhan terhadap pelayanan publik dari
zona kuning ke zona hijau.
3. Prioritas Yang Terkait Dengan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Selain 3 (tiga) prioritas fokus perubahan di atas, adapula
aspek lain yang sangat penting untuk dijelaskan pada bagian ini
yaitu peningkatan kualitas pelayanan. Prioritas ini menyangkut dua
fokus yaitu :
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
18
Pertama, pelayanan sektor-sektor tertentu yang strategis dan
memerlukan jangka waktu secara bertahap untuk melakukan
peningkatan kualitasnya.
Sektor-sektor yang menjadi prioritas peningkatan kualitas
pelayanan publik di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sebagai
berikut :
a) Pendidikan
Jenis pelayanan pada sektor ini yang menjadi prioritas untuk
ditingkatkan kualitas pelayanannya adalah peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan yang meliputi gedung sekolah,
laboratorium, alat peraga dan buku pelajaran serta peningkatan
mutu pendidikan. Salah satu peran pemerintah daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara dalam meningkatkan mutu
pendidikan adalah menyediakan guru yang telah memiliki
sertifikasi. Peningkatan jumlah guru yang memiliki sertifikasi
diharapkan akan memberikan dampak pada peningkatan
kualitas SDM di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Perangkat daerah penanggung jawab adalah Dinas Pendidikan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Timor Tengah Utara.
b) Pelayanan Perizinan
Sektor ini menjadi sorotan masyarakat, karena terdapat
banyak keluhan yang disampaikan terkait dengan proses
perizinan yang lama dan persyaratan yang berbelit-belit dalam
memperoleh pelayanan. Beberapa jenis pelayanan yang menjadi
prioritas untuk diperbaiki baik dari sisi kecepatan, kepastian
hukum, kejelasan proses dan biaya, serta koordinasi antar
perangkat daerah yang terkait dalam pemberian pelayanan yaitu
pelayanan perizinan terintegrasi serta penyediaan sarana
prasarana pendukung kegiatan pelayanan perizinan terintegrasi,
dengan tujuan agar dapat mengintegrasikan aplikasi pelayanan
antara pusat dengan daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
19
Perangkat daerah penanggung jawab adalah Dinas PMPTSP
Kabupaten Timor Tengah Utara.
c) Pelayanan Administrasi Kependudukan
Sektor ini juga merupakan pusat sorotan masyarakat,
karena terdapat banyak keluhan yang disampaikan terkait
dengan proses pelayanan administrasi kependudukan yang lama,
sarana dan prasarana yang kurang memadai yakni gedung
kantor dan fasilitas pelayanan. Beberapa jenis pelayanan yang
menjadi prioritas untuk diperbaiki baik dari sisi kecepatan,
kepastian hukum, kejelasan proses yakni peningkatan pelayanan
administrasi kependudukan secara mobile dan peningkatan
sarana dan prasana pelayanan.
Perangkat daerah penanggung jawab adalah Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Timor Tengah
Utara.
d) Pelayanan Kesehatan
Terkait pelayanan kesehatan di Kabupaten Timor
Tengah Utara, telah terdapat 26 Puskesmas dengan pelayanan 24
jam, pelayanan Jamkesda, masyarakat kurang mampu dan
Pelayanan RSUD Kefamenanu yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan kesehatan tingkat perawatan type C dan
spesialis dasar yang menyediakan pelayanan perawatan kelas
tiga untuk pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan,
rawat inap serta pelayanan penunjang lainnya untuk
meningkatkan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin
upaya pelayanan kesehatan. Jenis pelayanan yang juga menjadi
prioritas untuk diperbaiki adalah manajemen pelayanan pasien
secara online serta penerapan transaksi non tunai.
Perangkat daerah penanggung jawab adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten Timor Tengah Utara dan RSUD Kefamenanu.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
20
Kedua, Quick Wins. Program quick wins adalah program yang
mempunyai daya ungkit terkait dengan perbaikan pada produk
utama (core business). Jenis pelayanan yang akan dijadikan quick
wins adalah jenis pelayanan yang secara cepat dapat diperbaiki
kualitas pelayanannya dan memberikan dampak positif pada upaya
reformasi birokrasi yang akan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Utara secara keseluruhan.
Beberapa jenis pelayanan yang dipilih menjadi quick wins, dilakukan
dengan pertimbangan :
a. Dapat dilakukan perubahan-perubahan cepat untuk
memperbaiki kualitas pelayanannya, sehingga cepat pula dapat
diterapkan dan masyarakat akan dapat merasakan perubahan
yang signifikan.
b. Perubahan yang cepat terhadap kualitas pelayanan jenis ini akan
memberikan dampak positif terhadap citra pelaksanaan reformasi
birokrasi dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara.
c. Saat ini Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki
kapasitas yang cukup memadai untuk melakukan langkah-
langkah perubahan yang cepat dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan untuk jenis pelayanan yang dipilih menjadi
quick wins.
Adapun jenis-jenis pelayanan yang menjadi quick wins adalah
sebagai berikut:
a. Implementasi e-planning.
b. Implementasi e-budgeting.
c. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) berbasis elektronik (e-Sakip).
d. Implementasi e-Kinerja.
e. Implementasi Transaksi Non Tunai.
f. LAPOR!-SP4N.
PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 2019-2023
21
g. Penerapan Proses Perizinan pada Dinas PMPTSP berbasis Online
Single Submission (OSS).
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM)
Sebagai contoh pelaksanaan reformasi birokrasi di Kabupaten
Timor Tengah Utara, dipilih Inspektorat Daerah, Dinas PMPTSP,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, RSUD Kefamenanu
serta Puskesmas Sasi untuk ditetapkan sebagai zona integritas.
Dinas PMPTSP, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, RSUD
Kefamenanu dan Puskesmas Sasi berperan dalam memberikan
pelayanan publik yang prima kepada masyakarat.
Inspektorat Daerah dipandang sebagai unit kerja yang akan banyak
berperan dalam mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi. Karena
itu Inspektorat Daerah h
Top Related