Download - Retensio Urine

Transcript
Page 1: Retensio Urine

Retensio Urine

Pembimbing:dr. Gatot Sugiharto, Sp.B

Presentator:Fathul Yasin

Page 2: Retensio Urine

Definisi

• Retensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.

Page 3: Retensio Urine

Anatomi Saluran Kemih

• Alat-alat kemih terdiri dari : ginjal, pelvis renalis (pielum), ureter, buli-buli (vesika urinaria), dan uretra.

• Dinding alat-alat saluran kemih mempunyai lapisan otot yang mampu menghasilkan gerakan peristaltik.

Page 4: Retensio Urine
Page 5: Retensio Urine

Ginjal

• Ginjal menghasilkan air seni dengan membuang air dan berbagai bahan metabolik yang berbahaya yang mayoritas dihasilkan oleh alat-alat lain

Page 6: Retensio Urine

Pelvis Renalis (Pielum)

• Mengumpulkan air seni yang datang dari apeks papilla. Mengecil menjadi ureter yang dilalui air seni dalam porsi-porsi kecil sampai ke dalam kandung kemih.

• Kapasitas rata-rata 3-8 ml.

Page 7: Retensio Urine

Ureter

• Berbentuk seperti pipa yang sedikit memipih, berdiameter 4-7 mm.

• Kedua ureter menembus dinding kandung kemih pada fundusnya, terpisah dalam jarak antara 4-5 cm, miring dari arah lateral, dari belakang atas ke medial depan bawah.

• Ureter berjalan sepanjang 2 cm di dalam kandung kemih dan berakhir pada suatu celah sempit (ostium ureter).

Page 8: Retensio Urine

Kandung kemih (Buli-buli)

• Pada dasar buli-buli, kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.

• Kapasitas maksimal (volume) untuk orang dewasa + 350-450 ml; kapasitas buli-buli pada anak menurut Koff :

• Kapasitas buli-buli = [ Umur (tahun) + 2] x 30 ml

Page 9: Retensio Urine

Penampang frontal melalui kandung kemh pria

Pandangan umum alat-alat urogenital wanita

Page 10: Retensio Urine

Uretra

• Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis, uretra dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : uretra posterior dan uretra anterior.

• Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan uretra posterior.

Page 11: Retensio Urine

Uretra

• Panjang uretra wanita + 3-5 cm dengan diameter 8 mm, berada di bawah simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. + 1/3 medial uretra terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus otot Levator ani berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada di dalam buli-buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi bila tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

Page 12: Retensio Urine

Uretra

• Panjang uretra pria dewasa + 23-25 cm. Uretra posterior pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea.

Page 13: Retensio Urine

Proses dasar pembentukan urinPada saat darah mengalir melalui glomerulus terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus

kedalam kapsul bowman. Proses ini yang dikenal sebagai filtrasi glomerulus, yang

merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin.

Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh

dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan yang bersifat

selektif dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) kedalam darah ini disebut sebagai

reabsorpsi tubulus.

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus kedalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam tubulus ginjal. Cara pertama

zat berpindah dari plasma kedalam lumen tubulus adalah melalui filtrasi glomerulus namun, hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus disaring kedalam kapsul bowman; 80% sisanya terus

mengalir melalui arteriol eferen kedalam kapiler peritubulus

Page 14: Retensio Urine

Jalur Pembentukan Urin

Arteri Renalis Arteriol aferen Glomerulus

Arteriol eferen

Kapiler peritubulus

Venula

Kapsul bowman

Tubulus proksimal

Ansa henle desendes

Tubulus Kolingentes Calix minor Calix mayor

UreterVesica Urinaria

Urethra Keluar tubuh

Pelvis Ginjal

Vena Renalis

Ansa henle asendensTubulus distal

Page 15: Retensio Urine

Etiologi

• Kelemahan otot detrusor :– Kelainan medulla

spinalis.– Kelainan saraf perifer.

• Inkoordinasi antara Detrusor-Uretra :– Cedera kauda ekuina.

• Hambatan / obstruksi uretra :– Batu uretra.– Klep uretra.– Striktura uretra.– Stenosis meatus uretra.– Tumor uretra.– Fimosis.– Parafimosis.– Gumpalan darah.– Hiperplasia prostat.– Karsinoma prostat.– Sklerosis leher buli-buli.

Page 16: Retensio Urine

• Menurut lokasi, penyebab retensi urin : • Supravesikal :• Kerusakan terjadi pada pusat miksi di Medula Spinalis setinggi

Th12-L1; kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis, baik sebagian atau seluruhnya.

• Vesikal :• Berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni

pada pasien DM atau penyakit neurologis.

• Infravesikal (distal kandung kemih) :• Berupa pembesaran prostat (kanker, prostatitis), tumor pada

leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis).

Page 17: Retensio Urine

Klasifikasi• Akut, yaitu : penderita secara tiba-tiba tidak dapat miksi, buli-buli

penuh disertai rasa sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan, seringkali urin belum menetes atau sedikit-sedikit; dapat pula terjadi secara

• Kronis, yaitu penderita secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama tidak dapat miksi, merasakan nyeri di daerah suprapubik hanya sedikit / tidak ada sama sekali walaupun buli-buli penuh.

• Retensi urin dapat terjadi sebagian, yaitu penderita masih bisa mengeluarkan urin, tetapi terdapat sisa kencing yang cukup banyak di kandung kemih ;

• Pada retensi urin total, penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan urin.

Page 18: Retensio Urine

Diagnosis

• Gambaran Klinis• Rasa tidak nyaman hingga rasa nyeri yang hebat

pada perut bagian bawah hingga daerah genital.• Tumor pada perut bagian bawah.• Tidak dapat kencing.• Kadang-kadang urin keluar sedikit-sedikit,

sering, tanpa disadari, tanpa bisa ditahan (inkontinensi paradoksa).

Page 19: Retensio Urine

Pemeriksaan colok dubur

Page 20: Retensio Urine

Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos abdomen menunjukkan bayangan buli-buli penuh, mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli-buli.

• Uretrografi akan tampak adanya striktur uretra.• Pemeriksaan darah rutin : Hb, leukosit, LED,

Trombosit.• Pemeriksaan Faal Ginjal : kreatinin, ureum,

klirens kreatinin.• Pemeriksaan urinalisa : warna, berat jenis, pH.

Page 21: Retensio Urine

Penatalaksanaan

Kateterisasi

Sistostomi Trokar

Page 22: Retensio Urine
Page 23: Retensio Urine
Page 24: Retensio Urine
Page 25: Retensio Urine
Page 26: Retensio Urine

Prognosis

• Prognosis pada penderita dengan retensi urin akut akan bonam jika retensi urin ditangani secara cepat.

Page 27: Retensio Urine

Terima kasih