KEMENTERIAN RISTEK DAN PERGURUAN TINGGI
PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FISIKA GUNUNG API
MAN AND VOLCANO : BENEFITS
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ARGA V 11/316920/PA/14039
RIDHOTUL GHIAZ HADHARY 12/331068/PA/14435
SUCI HANDAYANI QOLBI 12/331239/PA/14523
HERNANI INDAH LESTARI 12/331392/PA/14649
MATHESA RESVI RMINDA 12/333077/PA/14819
PUNGKY MEGASARI TS 12/334676/PA/14909
KRISNA HANJAR PRASTAWA 12/334701/PA/14934
AGUNG BUDI PRABOWO 12/334731/PA/14963
DOSEN PENGAMPU : Drs. IMAM SUYANTO M.Si
YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2015
I. PENDAHULUAN
Berada di daerah Gunung Api seperti berada di dekat bom waktu yang tiap waktu
dapat meledak. Hal tersebut tak dapat dipungkiri, Gunung Api yang meletus atau mengalami
erupsi mengeluarkan material material yang ada di dalamnya seperti lava, gas vulkanik,
awan panas, abu vulkanik atau bahkan bongkahan batu. Bahkan, material yang dikeluarkan
akibat erupsi gunung api bisa mencapai ratusan kilometer. Erupsi Gunung Api dapat
menimbulkan korban jiwa maupun harta benda serta dapat mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini. Beberapa contoh dari erupsi gunung berapi yang menimbulkan korban jiwa, harta
benda diantaranya, Erupsi Gunung Toba yang terjadi sekitar 67.500 sampai 75.500 tahun
yang lalu. Letusan Gunung Toba tersebut membentuk Danau Toba yang kita kenal sekarang.
Bayangkan, Danau Toba yang kita kenal sekarang dahulu merupakan sebuah gunung berapi.
Letusannya dikenal memiliki level supervulkanik. Erupsi Gunung Api berikutnya adalah
Gunung Tambora. Letusan Gunung Tambora terjadi pada tahun 1815. Dalam catatan
sejumlah situs sains, letusan ini masuk peringkat atas letusan gunung terbesar sepanjang
sejarah. Gunung yang terletak di kepulauan Sunda ini gelegar suara letusannya terdengar
hingga Pulau Sumatra.Tinggi asap letusan mencapai stratosfer, dengan ketinggian lebih dari
43 km.Partikel abu jatuh 1 sampai 2 pekan setelah letusan, tetapi terdapat partikel abu yang
tetap berada di atmosfer bumi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun pada ketinggian
1030 km, tulis wikipedia.org. Perkiraan kematian bervariasi. Zollinger (1855)
memperkirakan 10.000 orang meninggal karena aliran piroklastik. Petroeschevsky (1949)
memperkirakan sekitar 48.000 dan 44.000 orang terbunuh di Sumbawa dan Lombok. Selain
itu, Letusan Gunung Api yang paling terkenal adalah Letusan Gunung Krakatau. Gunung
krakatau meletus pada 1883. Mengakibatkan 36.000 orang meninggal dunia dengan abu
vulkanik menutupi sinar matahari selama hampir satu tahun. Sebaran abu vulkanis terbawa
angin hingga Norwegia dan New York, AS. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan
Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa
ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling
meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600
km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. The
Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang
terekam dalam sejarah.
Meskipun demikian, Gunung Api memberikan sisi positif bagi kehidupan manusia.
Hidup harmonis dengan Gunung Api adalah sebuah ungkapan yang dapat menimbulkan
optimisme tentang keberadaan Gunung Api. Dengan mengenali tanda tanda ketika gunung
api akan mengalami erupsi serta menumbuhkan sikap siaga terhadap gunung api, manusia
dapat meminimalisir resiko ketika terjadi erupsi. Bahkan, keberadaan Gunung Api tersebut
mampu memberikan manfaat yang sangat besar terhadap manusia. Energi panas bumi atau
yang sering disebut dengan Geothermal merupakan salah satu sumber energy terbarukan.
Keberadaan geothermal tersebut berasosiasi dengan Gunung Api. Geothermal sendiri lebih
sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Saat ini, penggunaan geothermal sebagai
pembangkit listrik mulai dikembangkan di berbagai negara di dunia. Geothermal telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 negara di dunia seperti Islandia, Italia, New
Zealand, Amerika Serikat, Filiphina, dan negara-negara lainnya termasuk di Indonesia. Di
samping itu, fluida geothermal juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik di 72 negara
untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk
pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dan sebagainya. Bahkan dalam World
Geothermal Congress (WGC) 2010, Presiden Islandia dalam pidato pembukaannya
mengatakan, negaranya merupakan negara yang hidup dari panas bumi. Di negara gunung
berapi itu, penggunaan panas bumi tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan listrik
rumah tangga atau industri, tetapi panas bumi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan
transportasi terutama bagi kendaraan yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya.
Selain Geothermal, manfaat dari Gunung Api antara lain di bidang pertanian maupun
industri. Dalam bidang pertanian, abu vulkanik yang ditimbulkan oleh erupsi gunung api
dapat meningkatkan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat
dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan
dolomit atau pengapuran (CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan
dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan
tanaman pertanian. Sedangkan dalam bidang industry, material material yang dihasilkan
dari erupsi gunung berapi seperti pasir, pumice, dan ignimbrite yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan konstruksi dan bahan campuran semen dalam industri bangunan, pembuatan
perkakas, tambang, dan lain sebagainya. Proses volkanisme juga mempunyai peranan dalam
pembentukan dan menjadi induk dari sebuah bijih (ore) mineral seperti Emas, Timbal,
Aluminium, Intan, Tembaga, Seng. Disamping itu, manfaat lain dari Gunung Api adalah
sebagai temapat wisata.
I. GUNUNG API DAN SISTEM GEOTHERMAL
Geothermal merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan
bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya. Sistem Geothermal terdiri dari elemen-elemen
yang menyusun sistem tersebut. Elemen-elemen penting penyusun sistem Geothermal terdiri
dari tiga yaitu: adanya sumber panas, adanya batuan reservoir yang permeabel dan adanya
fluida yang membawa aliran panas (Goff dan Cathy, 2000).
Gambar 1. System panasbumi
Sistem Panas Bumi
Sistem panasbumi dijumpai pada daerah dengan gradien panasbumi relatif normal,
terutama pada bagian tepi lempeng dimana gradien panasbumi biasanyamempunyai kisaran
suhu yang lebih tinggi daripada suhu rata-rata (Dickson dan Fanelli, 2004). Terdapat
komponen- komponen penting yang berpengaruh dalam sistem panasbumi, terutama sistem
panasbumi hidrothermal yang terdapat di sebagian besar Indonesia, yaitu :
1. Sumber panas
Sumber panas pada lapangan panasbumi adalah magma yang berasaldari kedalaman 50-
100 km, bergerak ke atas, mengintrusi lapisan-lapisanbatuan dengan membawa temperatur
yang tinggi (900-1200C) menuju kedalaman dangkal yang berkisar antara 2-10 km. Bentuk
dari intrusi ini biasanya intrusi kecil yang berulang seperti retas ( dyke ).
Berdasarkan jenis sumber panasnya sistem panasbumi dapat dikelompokkan kedalam:
(1) Sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku dan (2) Sistem yang tidak berasosiasi
dengan intrusi batuan beku. Pada sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku perlu
diingat bahwa hanya tubuh magma yang terdapat pada kedalaman yang besar, serta
mengalami proses pendinginan secara konduktif dengan batuan di sekitarnya yang dapat
menjadi sumber panas ideal bagi suatu sistem panasbumi, Bila magma terlalu cepat mencapai
permukaan bumi, ia akan kehilangan panasnya tanpa dapat membentuk sesumber panasbumi
(Gupta, 1980) Sistem panasbumi di daerah gunungapi aktif hingga saat ini belum
dieksploitasi. Pemboran eksplorasi dengan kedalaman besar di Pinatubo dan Biliran
(Filipina), Tatun (Taiwan), dan St Lucia (Karibia) serta penelitian geokimia digunungapi
Jevado del Ruiz (Kolombia) menunjukkan bahwa fluida reservoar pada gunungapi- gunung
api aktif tersebut mengandung gas-gas volkanik yang sangat reaktil sepedi HF darr HCI
(Hochstein, 1992) Bila tidak ada airtanah yang bersirkulasi di dalam reservoar yang porus
dan permeabel saperti diuraikan di depan, yang ada hanyalah batuan kering yang panas (hof
dry rock), Untuk mengekstraksi energi panas dairi padanya, air (ataupun fluida lain, tetapi air
adalah yang paling memungkinkan) harus di pompakan ke dalam sistem tersebut dan
dipompa balik ke permukaan. Adalah sangat penting dalam mekanisme transportasi panas
bahwa harus ditemukan cara untuk membuat batuan yang semula bersifat impermeabel
menjadi perrneabel dengan permukaan transfer panas yang lurus, dan agar struktur
permeabilitas yang dihasilkan juga memungkinkan fluida dipompakan balik ke permukaan
(Gupta, 1980, Armstead, 19E3).
2. Reservoir dan caprock
Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu
menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas). Reservoir biasanya
merupakan batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas berperan
dalam menyimpan fluida termal sedangkan permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida
termal.
Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang tinggi dengan
pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida reservoir jika
dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan memiliki isotop
deuterium yang sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan konduktif yang menudungi
reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien temperatur yang tinggi dan relatif
konstan terhadap kedalaman.
Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan yang
memiliki permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai lapisan
penudung atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-mineral lempung
yang mampu mengikat air namun sulit meloloskannya (swelling). Mineral-mineral lempung
ini mengandung ikatan-ikatan hidroksil dan ion-ion seperti Ka dan Ca sehingga menyebabkan
lapisan tersebut menjadi sangat konduktif. Sifat konduktif dari lapisan ini bisa dideteksi
dengan melakukan survei magneto-tellurik (MT) sehingga posisi lapisan konduktif ini di
bawah permukaan dapat terpetakan. Dengan mengetahui posisi dari lapisan konduktif ini,
maka posisi reservoir dapat diperkirakan, karena reservoir panas bumi biasanya berada di
bawah lapisan konduktif ini.
3. Fluida
Fluida pada umumnya berupa air meteorik (berasal dari permukaanbumi), dan adanya
air magmatik bersama volatil yang sangat mempengaruhikomposisi kimia. Pada reservoir
tersebut air meteorik dapat mengganti fluidayang keluar dari reservoir secara alamiah ( hot
springs ) atau fluida yang keluarmelalui lubang bor. Air meteorik akan berada dalam fasa uap
atau fasa cair,tergantung kepada besarnya tekanan dan temperatur. Air ini
terkadangmembawa unsur kimia dan gas seperti CO2, H2S dan lain- lain
4. Daerah resapan
Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut
bergerak menjauhi muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan bergerak
menuju ke bawah permukaan bumi.
Dalam suatu lapangan panas bumi, daerah resapan berada pada elevasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elevasi dari daerah dimana sumur-sumur produksi berada. Daerah
resapan juga ditandai dengan rata-rata resapan air tanah per tahun yang bernilai tinggi.
Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan suatu
lapangan panas bumi. Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga
keberlanjutan hidup dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang. Hal ini karena daerah
resapan yang terjaga dengan baik akan menopang tekanan di dalam formasi reservoir karena
adanya fluida yang mengisi pori di dalam reservoir secara berkelanjutan. Menjaga kelestarian
daerah resapan juga penting artinya bagi kelestarian lingkungan hidup. Sehingga dari sini
dapat dikatakan juga bahwa pengembangan panas bumi bersahabat dengan lingkungan.
5. Daerah discharge dengan manifestasi permukaan
Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di
tempat tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah luahan
akan bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi
ditandai dengan hadirnya manifestasi di permukaan. Manifestasi permukaan adalah tanda-
tanda yang tampak di permukaan bumi yang menunjukkan adanya sistem panas bumi di
bawah permukaan di sekitar kemunculannya.
Gambar 2. Skema panasbumi
Fluida panas bumi untuk pembangkit listrik
Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>2250C) telah lama digunakan di beberapa
Negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi
telah memungkinkan digunakannya fluida panasbumi bertemperatur sedang (150-2250C)
untuk pembangkit listrik.
Selain temperature, factor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan dalam
memutuskan apakah suatu sumberdaya panasbumi tepat untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik adalah sebagai berikut :
1. Sumberdaya mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar sehingga
mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup lama yaitu sekitar
25-30 tahun.
2. Sumberdaya panas bumi memproduksikan fluida yang mempunyai pH hampir
netral agar laju korosinya relative rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat
terkorosi. Selain itu hendaknya kecenderungan fluida membentuk scale relative
rendah.
3. Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km.
4. Sumberdaya panasbumi terletak di daerah dengan kemungkinan terjadinya erupsi
hydrothermal relative rendah. Diproduksinya fluida panasbumi dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya erupsi hydrothermal.
Gambar 3. Pemanfaatan panas bumi dari steam
Gambar 4. Pemanfaatan panasbumi dari hot water
Macam macam system panas bumi
Sistem panas bumi secara umum dideskripsikan sebagai transfer panas dalam suatu
volume terisolasi pada kerak bumi secara alami. Dimana panas tersebut dipindahkan dari
sebuah sumber panas ( heat source ) ke sebuah penampang panas ( reservoir ) (Hochstein and
Brownie, 2000). Sedangkan menurut Goff dan Janik (2000), sistem panas bumi dibagi ke
dalam beberapa tipe:
Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme kuarter dan intrusi magma ( young
igneous system ). Sistem ini umumnya mempunyai temperatur 3700 C dan
kedalaman reservoir 1.5km
Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan backarc ,
daerah crustal extension , zona kolisi dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah
dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur reservoir 2500C dan kedalaman
reservoir 1.5km
Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan sedimen.
Kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir
berkisar dari 50 hingga 190C
Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas yang tersimpan dalam batuan
berporositas rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem ini berkisar antara 120
hingga 225C dengan kedalaman 2 hingga 4 km
Sistem magma tap yang memanfaatkan panas yang keluar dari tubuh magma
dangkal. Pada sistem ini, magma merupakan bentuk paling murni panas alamiah
yang mempunyai temperatur
II. GUNUNG API DAN PENGENDAPAN BIJIH
I. Pembentukan Endapan Bijih
Bijih merupakan sejenis batu yang mengandung mineral penting, baik itu logam
maupun bukan logam. Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya
dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis. Berikut beberapa
proses pembentukan endapan bijih :
A. Magmatic Concentration
Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan
panas dan pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam
komponen, dimana dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan.
Pada waktu magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun.
Akibatnya terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih
dahulu sebagai terbentuk endapan bijih. Proses magmatic concentration dibagi atas:
1. Early magmatic
Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari proses magmatic mineral yang
terjadi lebih cepat dari membekunya batuan silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.
a. Dissemination
Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya konsentrasi.
b. Segregation
Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral.
Ciri-ciri jebakan ini:
hubungan dengan magma jelas
endapan terdapat dalam lingkungan intrusi
karena adanya gravity dif, maka dalam teksturnya menunjukkan pseudootrasigrafi.
c. Injection
Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian massa ini menerobos
masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan
batuan yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya injection.
Ciri-cirinya:
- adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya.
- Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya.
- Terjadi metamorphose pada dinding batuan.
2. Late magmatic
Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa
magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak.
Magma dari endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi.
Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang
menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric
alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip
dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal. Jebakan late
magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan oleh
bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam
golongan ini.
B. Sublimation
Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari bentuk badan kemudian
diikuti ore deposit/pengendapan dari uap tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih
rendah. Proses ini berhubungan erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang
terdapat disekitar gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan,
yang penting hanya beberapa endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia.
Sedang beberapa endapan yang tidak ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida
Fe, Cu, boracic acis dan logam logam alkali lainnya.
C. Hyrothermal Processes
Dalam poses diff. magma akan menghasilkan produk akhir berupa larutan magma
dimana didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-macam meta, disebut juga larutan
hydrothermal. Larutan hydrothermal ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul
didalam intrusi membentuk cebakan mineral-mineral yang ekonomis. Sesuai dengan
temperatur pembentukannya dan jarak terhadap intrusi magma, menurut Lingren, proses
hidrothermal dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
1.proses pada temperatur tinggi --- ------ hypothermal.
2.proses pada temperatur intermedia ---- mesethermal.
3.proses pada temperatur rendah --------- epithermal.
NO BATUAN HASIL
1.
2.
3.
4.
- kapur
- lava
Ephithermal
- igneous intrusi
Mesothermal
- kapur
- shale lava
- batuan acid
- batuan besic
Hypothermal
- granitic
-schist lava
- silification
- aluminite, chlorite, pyrite, secyrite, clay
- cholorite, epidote, calcite, quartz, secirite, clay mineral
- silicified to jasperoid, dolomite, siderite.
- silification, clay mineral.
- siriciyte, quartz, clay.
- serpentine, epidote, chlorite.
- gnesses, topaz, mika.
- tourmaline, pyroxine, amphibole.
Tabel 1. Pengaruh dari tiap proses pada beberapa batuan
Syarat syarat utama untuk pembentukan hydrothermal deposite.
- Adanya larutan mineralisasi yang meralut dan mengankut unsur-unsur mineral.
- Adanya celah-celah dalam batuan tempat larutan mengalir E
- Adanya tempat pengendapan mineral yang terkadung larutan
- Reaksi kimia yang ,emyebabkan pengendapan.
- Cukupnya konsentrasi dari unsur-unsur minreal yang diendapkan untuk
membentuk cebakan yang ekonomis.
Proses hydrothermal termasuk salah satu proses yang penting dalam pembentukan bijih,
karena bijih-bijih sulphide Fe,Pb,Zn, dan Cu dihasilkan oleh proses ini.
Dua proses penting dalam proses ini adalah :
1. Cavity Filling (Pengisian celah batuan oleh larutan mineral)
Pengendapan dari mineral dalam proses ini akan mengisi celah dalam lorong pada
umumnya terjadi dari dinding batuan menuju ke dalam secara berturut-turut. Lubang yang
terakhir proses tidak terisi disebut Vugs. Cara pengisian celah batuan secara bertahap ini
disebut Crustification Proses cavity filling telah menghasilkan banyak cebakan mineral
yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam dan beberapa dari cebakan telah menghasilkan
kumpulan meter dari mineral mineral yang besar.
2. Replacement
Proses yang penting bagi endapan epigenetic atau disebut juga metasomatic
replecement mencakup pembentukan mineral pada pada suhu pypothermal, mesothermal dan
terutama epithermal. Dalam proses ini terjadi pseudomorphose dengan adanya penggantian
mineral, karena bertemunya mineralisator dengan mineral-mineral yang tidak stabil. Tempat
mineral yang satu diganti dengan mineral yang lain karena pengaruh difusi dengan adanya
gerakan ion-ion dalam larutan yang konsentrasinya berlainan. Pertimbangan replacement
tergantung pada sifat-sifat fisik dan kimia dari batuan induk. Proses replacement dibagi 3,
yaitu:
a. Dimulai dari celah batuan. Dinding celah yang mula-mula direplace kemudian
berlangsung terus-menerus ke dalam sampai pada batuan samping yang merupakan batas
proses replacement. Proses ini menghasilkan massive ore body. Contoh: Cebakan bijih
Sulphida di Kennecott, Alaska.
b. Melalui suatu rekahan yang merupakan center, kemudian menyebar, sehingga
dapat menyebabkan high grade ore body yang massive atau tak teratur.
c. Secara multiplace center, karena batuan sampingnya mudah diserap oleh larutan
mineralisasi sehingga menimbulkan cebakan yang terpencar (dissominated ore).
II. Pemanfaatan Endapan Bijih
Pembentukan dan induk bijih atau ore mineral yang memberikan nilai ekonomis dalam
kehidupan seperti berlian (intan), emas, alumunium, nikel, serta base metal (timbal, tembaga,
dan seng) berlangsung dalam proses vulkanisme. Berikut ini akan dijelaskan sedikit banyak
mengenai mineral- mineral yang terbentuk dari proses vulkanisme :
1. Berlian
Pembentukan berlian (intan) berada di dalam mantel, dimana tipe magma yang
membentuknya adalah tipe magma Kimberlite yang merupakan tipe magma yang langka.
Nama Kimberlite dihubungan dengan batu yang berisi berlian (intan) di daerah Kimberley,
Afrika Selatan. Magma Kimberlite memiliki banyak gas yang terdapat pada batuan ultrabasa,
dimana terdiri dari mineral calcite, diopside, phlogopite, olivine, serpentine, kandungan
mineral dengan sifat minor seperti apatite, chromite, garnet, magnetite, dan intan tersebut.
Magma Kimberlite juga memiliki banyak CO2 serta air dan hadir sebagai suatu bentuk
intrusi.
Sumber magma kimberlite diperkirakan berada di kedalaman 200 km, yaitu lebih dalam
daripada sumber magma biasanya. Pada kedalaman tersebut, tekanan mencapai 60.000 kali
lebih besar dibandingkan dengan permukaan bumi dan suhunya mencapai 1.500OC. Oleh
karena tempat pembentukannya yang sangat ekstrem, berlian (intan) memiliki kekerasan
tertinggi dalam skala Mohs. Berlian (intan) biasa dimanfaatkan dalam melakukan drilling
sebagai mata bor dan sebagai perhiasan.
2. Emas
Mineral emas memiliki hubungan dengan greenstone belts, phorpyry deposit, dan
epithermal deposit. Greenstone belts adalah sekuen sedimen vulkanik yang terdiri dari batuan
ultrabasa, basalt, chert, batupasir, dolerite, tuff, dan shale. Sekuen tersebut sangatlah
kompleks karena telah mengalami metamorfisme, sesar geser, patahan, dan lipatan.
Greenstone belts dapat ditemukan di Autralia, Afrika Selatan, dan Kanada. Emas
terbentuk disepanjang ujung dari greenstone belts yang berhubungan dengan struktur geologi,
dimana induk batuannya adalah basalt yang telah teralterasi dan memiliki rekahan
(fractured). Saat terjadi metamorfisme regional, emas terbawa oleh larutan hidrotermal.
Larutan tersebut kemungkinan hanya memiliki sedikit emas, tetapi larutan tersebutdapat
mempresipitasi emas pada suatu kondisi kimia tertentu, dimana deposit emas tersebut
biasanya terbentuk dalam urat kuarsa.
Phorpyry deposit terbentuk dibawah tipe gunung api stratovolcano dan berhubungan
dengan zona subduksi. Emas dapat ditemukan dalam air panas yang bijih yang berasosiasi
dengan porfiritik yang merupakan suatu tekstur batuan beku dengan fenokris dan
groundmass. Untuk memperoleh emas diperlukan banyak batu yang ditambang.
Epithermal deposit terbentuk dari mineral deposit yang berasosiasi dengan air panas,
dimana terbentuk pada kedalaman 1 km dengan suhu 50OC hingga 200
OC yang memiliki
sumber panas dari magma dangkal. Air panas yang naik membawa emas yang telah
terlarutkan sehingga emas mengalami presipitasi. Daerah mendidih (boiling zone) tersebut
sering dijadikan target dari eksplorasi mineral.
3. Alumunium
Alumunium memiliki sifat konduktif (mudah menghantarkan panas) sehingga logam
olahannya banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Bijih alumunium atau yang disebut
dengan bauksit biasa terdapat pada batuan basalt.
4. Nikel
Pertambangan nikel dilakukan pada greenstone belt yang biasanya berada pada gunung
api purba. Secara umum tambang nikel berasosiasi dengan aliran lava ultrabasa yang disebut
komatites, dimana didalam komatites tersebut berisi banyak mineral olivine dan terbentuk
dari pelelehan mantel. Tekstur komatites merupakan tekstur langka, dimana mineral
terbentuk tumbuh memanjang (intergrowth of long)
5. Base Metal
Base Metal biasanya berkaitan erat dengan Vulcanogenic Massive Sulfida (VMS) yang
merupakan jenis logam deposit bijih, khususnya tembaga, seng, dan timbal (Cu-Zn-Pb) yang
berhubungan dengan gunung berapi terkait proses hidrotermal di lingkungan bawah laut.
Biasanya deposit dari VMS berupa akumulasi berlapis mineral sulfida yang mengendap dari
cairan hidrotermal di bawah dasar laut dalam berbagai pengaturan geologi dan terbentuknya
hingga saat ini. VMS biasanya identik dengan belerang, sehingga biasa disebut dengan Black
Smoker.
III. PEMANFAATAN MATERIAL GUNUNG API DI INDUSTRI DAN
PERTANIAN
Dampak dari letusan gunung api dapat berupa dampak negative dan dampak positif.
Salah satu dampak positif ialah di bidang industri. Setiap material yang keluar dari gunung
api memiliki kegunaan masing-masing. Material yang dikeluarkan berupa :
1. Material Padat (Efflata)
a. Bom (batu-batu besar).
b. Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
c. Lapili, berupa kerikil.
d. Pasir
e. Debu
f. Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar
ketika terjadi letusan.
b. Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.
2. Material Cair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma cair
dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan
dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
a. Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
b. Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan
lumpur panas yang mengalir.
c. Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak
gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada
lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun
2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan
material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.
3. Material Gas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
a. Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
b. Fumarol, berbentuk uap air (H2O).
c. Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi
kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari
oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga
mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari
Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.
Berdasarkan material-material yang dikeluarkan dapat dimanfaatkan dalam berbagai
industry antara lain:
1. Industri Tambang Pasir
Gambar 5. Industri Tambang Pasir
Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada saat
gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir gunung api tidak jauh berbeda dengan
komposisi batuan/magma asal. Pada saat gunung api meletus material yang dilontarkan
ukurannya sangat bervariasi mulai dari bongkah sampai pasir. Pada umumnya suatu letusan
yang mendadak sangat kuat akan membentuk suatu kaldera yang sangat luas, misalnya G.
Bromo di Jawa Timur. Dengan demikian pasir yang dimuntahkan mempunyai penyebaran
yang sangat luas. Apabila letusannya tidak kuat sehingga tidak mampu menghamburkan
material yang terbawa dari dalam perut bumi, maka pembentukan kepundan akan terjadi dan
penumpukan pasir akan terjadi disekitar kepundan. Pasir tersebut bersifat relative masih
lepas, dan pada saat turun hujan di puncak, tumpukan pasir akan longsor dan bersama dengan
air hujan akan mengalir melalui sungai yang berhulu disekitar puncak gunung api. Aliran ini
mempunya kekentalan yang tinggi sehingga mampu mengapungkan dan menghamyutkan
benda/material yang dilalui oleh air sungai bahkan mampu meluap sampai dilembah sungai.
Aliran demikian dikenal sebagai aliran lahar dingin.
Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenis endapan, produksi
yang diinginkan dan rencana pemanfaatannya , yaitu:
Endapan G. Api Kuarter/Resen Pada endapan ini tanah penutup belum
terbentuk.didapatkan sepanjang alur sungai.taknik penambangan dengan alat sederhana
antara lain dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif dengan cara ini jumlah
produksisangat terbatas
Endapan pasir gunung api yang telah membentuk formasi endapan seperti ini telah
tertutup oleh tanah penutup/soil. Pekerjaan awal dilakukan dengan cara land clearing/
pembersihantanah penutup. Endapan pasir jenis ini pada umumnya sudah agak keras
tercampur dengan lempung.
Endapan pasir pantai Endapan ini merupakan endapan lanjutan dari pasir yang ada di
sekitar muara sungai/lepas pantai. Untuk menambang dipergunakan pompa hisap berkekuatan
tinggi dan hasil pemompaan akan ditampung ditongkang dan siap diangkut dan dipasarkan.
Pemanfaatan utama pasir gunung apiuntuk bahan konstruksi bangunan,persyaratan
utama jika dimanfaatkan pasir harus bersih bebas dari lemung dan zat organik.
2. Industri Tambang Andesit
Gambar 6. Industri Tambang Andesit
Merupakan jenis batuan beku luar, meruakan hasil pembekuan magma yang bersifat
intermediet sampai basa dipermukaan bumi. Jeni batuan ini bertekstur porforitik afanitik,
komosisi mineral utama jenis plagioklas, mineral felsik adalah prioksen dan amfibol sedang
mineral tambahan adalah apatit dan zircon. Jenis batuan ini berwarna gelap umumya abu-abu
sampai hitam, tahan terhada air hujan, berat jenis2,3-3,7 kuat tekan 600-2400 kg/cm2.
Dijumpai sebagai retas, sill, lakolit aliran permukaan atau sebagai fragmen dan lahar G. api
atau pun fragmen breksi.
Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup keras dan massif. Apabila
penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal dilakukan dengan peralatan
sederhana dengan produksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan produksi bongkah yang
cukup banyak dalam waktu yang relative singkat, penambangangan dilakukan dengan
peledakan, diawali dengan pembuatan lubang tembak yang sangat dianjurkan.Walaupun
demikian persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, showel,
buldoser atau sraper pada pelaksanaan penambangan dianjurkan sedang pengangkutan
bongkah dari tempat penambangan ketempat pengumpulan dipergunakan dengan truck
ungkit. Apabila dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang
menghasilkan bentukan balok dapat dilakukan.
Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia, andesit dan
basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk menjadi batu candi
(bentuan empat persegi panjang/kubus dengan ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu
temple dengan ukuran tertentu, penggergajian system basah pada balok hasil penambangan
dapat dilakukan. Andesit dan basalt apabila dimanfaatkan sebagai batu temple/hiasan pada
tembok luar/pengganti tegel, dan ditempatkan diluar (yang tidak terlindungi dari hujan dan
panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan tersebut cukup resisten.
Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman patung dengan
rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung/relief yang tentu saja akan meningkatkan nilai
jual.
Untuk keperluan lainnya bongkah hasil peledakan yang ukurannya tidak sesuai dengan
ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher) untuk
disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat muat (wheel
loader) dan diangkut dengan truk ungkit kekonsumen. Secara umum, kegiatan peremukan
terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu peremukan, pengayakan dan pengangkatan.
3. Industri Semen
Gambar 7. Industri Semen
Semen pada umumnya adalah campuran bahan batu-batuan tertentu yang jika
ditambahkan air akan mengeras dengan sendirinya.Semen diperkirakan sudah dikenal sejak
jaman dahulu, terbukti dengan adanya gedung-gedung kuno yang menggunakan bahan-bahan
seperti semen.Pada tahun 1824 seorang Inggris bernama Joseph Aspdin membuat semen
dengan cara membakar batu-batuan dari kepulauan Portland dekat Inggris yang hasilnya
dikenal sampai sekarang dengan nama Portland Cement. Di Itali dilakukan pembuatan semen
dengan cara membakar tanah pozzolana yang berasal dari erosi gunung berapi dan ternyata
hasilnya seperti Portland Cement.
Bahan Baku Semen (utama):
Batu kapur
Susunan batuan yang mengandung 50% CaCO3 sering disebut sebagai batu kapur
(gamping) atau dikenal dengn istilah lime stone.
Berdasarkan kadarnya, batu kapur dibedakan menjadi:
Batu kapur kadar tinggi (97-99%)
Batu kapur kadar menengah (88-90%)
Batu kapur mutu rendah (85-87%)
Tanah Liat
Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O (kalolinite) yang pada umumnya oleh
masyarakat dikenal sebagai lempung atau clay. Tanah liat yang baik biasanya mengandung
SiO2 sebesar 46,5%.
Bahan Baku Semen (korektif):
Bahan korektif merupakan bahan yang digunakan apabila ada kekurangn pada salah
satu komponen oksida minral pada campuran bahan baku utama, seperti:
Pasir besi (Fe2O3) atau Copper slag (Fe.SiO3, Ca2F, CuO), pasir besi berfungsi untuk
penghantar panas.Pasir silika (SiO2), kandungan SiO2 sekitar 90-95%. Pasir silika digunakan
sebahan bahan tambahan pada pembuatan semen jika kadar SiO2-nya masih rendah.
Bahan Baku Semen (tambahan):
Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam klinker untuk
memperbaiki sifat-sifat tertentu semen. Bahan yang ditambahkan adalah gypsum
(CaSO4.2H2O) dan trass (kadar SiO2 tinggi, berfungsi untuk menambah daya tahan asam).
4. Industri Obat dan Bahan Kimia
Gambar 8. Industri Obat dan Bahan Kimia
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat-sifat
fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-
hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya.
Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri pupuk, cat, pengolahan minyak
bumi, industri karet, accu, industri kimia, bahan peledak, industri logam dan besi baja. Untuk
tipe sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka
selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat diproduksi. Dengan demikian sumber
daya belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.
Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik hasil erupsi gunung api yang
disemburkan ke udara saat terjadi letusan dan dapat jatuh pada jarak hingga ratusan bahkan
ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin.
Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup.
Keragaman hayati lokal sering rusak akibat erupsi, namun keragaman lokal dapat
ditingkatkan dengan ameliorant dan penanaman tumbuhan pionir yang dapat membantu
tumbuhnya spesies tumbuhan lain. Penanaman tumbuhan secara kolonis akan meningkatkan
kondisi habitat alamiah. Meskipun demikian recovery secara koloni yang dominan akan
mengubah biodiversity dengan perubahan jenis tanaman dari semula dan keragaman yang
semakin rendah (Wood and Morris, 1998). Selain itu diawal keluarnya magma dari kepundan
gunung berapi, materialnya memiliki sifat kimiawi yang dapat menurunkan kesuburan tanah.
Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 4,3. Dengan kadar keasamannya,
tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasamaan (Ph) tanah sebesar 5 5,5.
Sedangkan untuk kondisi normal tanah yang dikatakan subur memiliki kadar keasaman (Ph)
6 7, sehingga menurunnya keasaman tanah ini akan menurunkan tingkat kesuburan tanah
dan dapat mengalami penurunan produktivitas lahan. Sedangkan dalam jangka panjang, abu
vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian. Dalam
jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak yang sangat positif bagi
peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat
dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dari bantuan manusia menggunakan dolomit
sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi
pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.
Contohnya pada daerah Gunung Merapi, dengan menggunakan metode analisis
aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data
kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat
empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe),
Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara
yang dapat membantu menyuburkan tanaman. Berikut adalah data kuantitatif kandungan
mineral di dalam abu vulkanik :
Tabel 2 Kandungan unsur di dalam abu vulkanik
Grafik 1 Kandungan unsur di dalam abu vulkanik
Kesuburan tanah pertanian adalah satu hal penting yang sangat berpengaruh pada
produksi pertanian. Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan non-essensial. Pada
penelitiannya, unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi
kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah
pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan
unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara non-essensial tetapi hampir selalu ada dalam
tanaman. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yang
fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat
dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan berpotensi menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan tanaman, yang sering diistilahkan dengan gejala defisiensi. Sedangkan unsur
hara non essensial adalah unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk aktivitas hidupnya
namun tanaman masih dapat hidup normal tanpa adanya unsur hara ini. Kandungan unsur Fe,
Al, Mg dan Si yang terdeteksi pada abu vulkanik merupakan beberapa unsur logam yang ikut
mempengaruhi kondisi kesuburan tanah di sekitar gunug berapi. Selama kadar masing-
masing unsur yang ada pada abu vulkanik masih berada dalam batas aman, maka abu
vulkanik tidak bersifat racun bagi tanaman.
Pembuatan DAM dan kolam untuk menampung aliran lahar dingin merupakan pilihan
yang perlu diprioritaskan. Bangunan DAM dapat dibuat secara berperingkat untuk melakukan
sortir material kasar sampai halus. Pada DAM peringkat pertama dirancang untuk menyeleksi
material batuan dan kerikil kasar sedangkan pada DAM peringkat berikutnya untuk
menyeleksi kerikil halus dan pasir sebelum masuk ke DAM peringkat akhir. Material
terseleksi pada dua peringkat pertama dapat digunakan untuk bahan bangunan. Diharapkan
pada DAM peringkat akhir tinggal material halus berupa lumpur. Ukuran material tersebut
sudah sangat kecil dan mengandung cadangan mineral pembawa nutrisi hara yang mudah
dilepaskan ke dalam tanah. Abu yang diendapkan dalam jumlah besar pada DAM atau kolam
dapat diangkut dengan truk ke lahan pertanian dengan komoditas bernilai ekonomi tinggi
seperti perkebunan tebu dan perkebunan kelapa sawit. Bukti nyata peningkatan produksi
tanaman yang disebabkan bahan volkanik terlihat di Sumatera Utara. Umumnya perkebunan
sawit yang berada pada tanah yang berkembang dari material erupsi, yang sekarang
membentuk danau Toba, tingkat produksi tandan buah sawit segar tertinggi di dunia,
mencapai 20 sampai 25 ton/ha/tahun. Situasi demikian akan memberikan keunggulan
komparatif sawit Indonesia. Lumpur halus yang terlarut dalam air sungai sangat berpeluang
untuk dialirkan ke persawahan sehingga tanah sawah yang sudah menunjukkan pelandaian
produksi padi dapat diperkaya cadangan mineralnya agar produksi kembali meningkat.
Pengayaan tanah dari lumpur asal gunung api memungkinkan pemulihan sifat tanah secara
berkala sehingga produksi tinggi tetap berkelanjutan. Hal lain yang mungkin terlupakan
adalah kandungan Si yang tinggi pada abu letusan cepat larut saat berada dalam tanah.
Sekitar 56 % dari abu letusan yang bersifat intermedier adalah silica sehingga menjadi
cadangan Si yang sangat banyak. Unsur Si dalam tanah menjadi hara pendukung utama
(beneficial nutrient) pada beberapa tanaman tertentu karena sangat dibutuhkan. Pada tanaman
padi dan tebu unsur Si sudah diketahui dapat meningkatkan produksi. Unsur Si berperan
memperkuat dinding sell tanaman sehingga helai daun tanaman padi dan tebu dapat berdiri
tegak dan kuat demikian pula batang menjadi tahan rebah dan serangan hama serta penyakit.
Implikasinya abu letusan gunung api sangat baik diaplikasikan pada lahan sawah untuk
mendukung peningkatan produksi beras dan ketahanan pangan nasional.
IV. GUNUNG API SEBAGAI LOKASI WISATA
Pariwisata saat ini telah berkembang pesat menjadi sebuah industri besar yang dapat
menghasilkan pendapatan dalam jumlah sangat besar hampir di berbagai pelosok dunia tentu
dengan catatan pariwisata tersebut dikelola dengan profesional yang memang kompeten dan
paham betul mengenai seluk beluk pariwisata. Hal ini tentu menjadi indikasi positif dalam
meningkatkan
Income sebuah negara dari sektor pariwisata dengan banyaknya devisa yang masuk
bersumber dari para wisatawan mancanegara,di samping itu juga perkembangan pariwisata
telah mendorong masuknya investor asing yang ingin menanamkan modal khususnya di
negara Indonesia mengingat begitu berlimpah-ruahnya sumber daya alam yang dimiliki
bangsa ini. Maka sebenarnya tak heran jika pariwisata Indonesia idealnya dapat lebih jauh
lagi berkembang ke arah yang lebih baik lagi dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan begitu cepat, hal ini ditandai
dengan banyaknya daya tarik wisata yang bermunculan di berbagai daerah Indonesia yang
menawarkan berbagai keunggulan kompetitif dan dapat dinikmati oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara. Indonesia sebagai negara kepulauan dan sebagai negara yang
multietnis tentunya memiliki sumberdaya alam dan budaya yang dapat dikembangkan. Dari
segi lanskap Indonesia memiliki bentangan alam yang begitu unik dan variatif terhampar dari
Sabang sampai Merauke mulai dari Gunung, Rimba, Laut, Pantai, Sungai, dan Seni atau yang
lebih dikenal dengan istilah GURILAPSS. Potensi tersebut merupakan modal dasar yang
sungguh potensial guna dikembangkan ke arah kepariwisataan yang profesional serta bernilai
kompetitif tinggi yang harus dikelola oleh para insan pariwisata.
Indonesia terletak pada ujung pertemuan 3 lempeng kerak bumi, yaitu : lempeng
Indo-Australia yang bergeser ke utara, lempeng pasifik yang bergerak ke Barat dan lempeng
Eurasia yang relatif bergerak ke arah selatan.Berdasarkan pengukuran Very-long Baseline
Interferometry, VLBI ( Prat, 2001) diketahui, saat ini lempeng Samudera Indo-Austtralia
bergerak ke utara dengan kecepatan rata-rata 5,5 7 sentimeter per tahun, lempeng samudera
pasifik bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan rata-rata lebih dari 7 sentimeter per
tahun dan Eurasia bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan rata-rata 2,6 -4,1 sentimeter
per tahun. Akibat tumbukan lempeng tersebut maka Indonesia mempunyai 129 buah
gunungapi aktif atau sekitar 13 % dari gunung aktif di dunia sepanjang Sumatera, Jawa
sampai laut Banda. Bukit barisan (30 buah), P.Jawa ( 35 buah), P. Bali-Kepulauan Nusa
Tenggara (30 buah), Kepulauan Maluku (16 buah) dan Sulawesi (18 buah) yang
dikatagorikan aktif. Gunungapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang
berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik Pasific Ring Fire.
Gambar 9. Persebaran Gunung Api di Indonesia
Karena banyaknya gunung api di Indonesia, potensi wisata gunung api di Indonesia
sangatlah besar. Salah satu yang menjadi daya tarik tersebut adalah panorama alam dari
gunung api yang ada di Indonesia yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Bagi
para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri berkunjung kesuatu tempat yang memiliki
panorama alam pegunungan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat menambah
rasa mencintai kekayaan alam yang tersedia di dunia.
Gunung dan pegunungan merupakan salah satu jenis obyek wisata alam yang cukup
menonjol dan banyak diminati wisatawan. Selain panorama bentang alam yang indah, udara
yang sejuk dan nyaman, beberapa obyek wisata gunung atau pegunungan dapat dicapai
wisatawan dengan mudah. Kawasan Puncak di Cianjur maupun Lembang dan Tangkuban
Parahu di Bandung misalnya, menjadi tujuan berlibur wisatawan Jakarta dan sekitarnya
terutama pada akhir pekan. Ada juga Gunung Bromo dan Gunung Semeru di Jawa Timur.
Kegiatan wisata yang lebih menantang seperti pendakian hingga ke puncak gunung yang
ditunjang dengan jalur pendakian yang jelas- juga mulai diminati oleh wisatawan remaja dan
mereka yang berjiwa petualangan.
Umumnya obyek wisata yang dikembangkan di Indonesia masih mengandalkan pada
daya tarik yang dimiliki sumberdaya wisatanya (resource based tourism) dan belum
menggali lebih dalam pada segi keilmuannya (knowledge based tourism). Demikian juga
dengan obyek wisata gunung api, yang baru memanfaatkan bentuk fisik dari suatu gunung
api. Padahal diharapkan dari satu kegiatan wisata, wisatawan tidak hanya mendapat manfaat
dari segi kesenangan (pleasure) belaka, tetapi juga bisa mendapatkan manfaat keilmuan yang
berguna. Hal ini dapat menjadi nilai tambah pada obyek wisata tersebut. Atau bisa dikatakan
gunung khususnya gunung api dapat dikatakan sebagai lokasi ekowisata. Menurut Iascurain
(1987), ekowisata merupakan perjalanan ke tempat tempat alami yang relatif belum
terganggu dan terpolusi dengan tujuan spesifik untuk belajar, mengagumi dan menikmati
pemandangan alam dengan tumbuhan dan satwa liarnya serta budaya yang ada di tempat itu.
Fenomena gunung api sebagai obyek dan daya tarik wisata alam sebetulnya tidak hanya
sekedar menawarkan gunung dengan pemandangan alam dan udaranya yang sejuk, tetapi
juga memiliki potensi daya tarik lain. Keberadaan kawah maupun kaldera, sumber air panas
yang biasanya berkaitan dengan keberadaan gunung api juga menjadi daya tarik tambahan
lainnya. Terlebih jika terdapat adat istiadat / budaya masyarakat setempat, seperti upacara
tradisional maupun legenda yang berkaitan dengan gunung api ataupun letusannya.
Selain daya tarik fisik, daya tarik non-fisik seperti pengetahuan tentang gunung api
sebetulnya sangat beraneka ragam dan menarik untuk diceritakan pada wisatawan. Proses
pembentukan gunung api, sejarah letusan, kegiatan dan aktivitas gunung api hingga
terjadinya erupsi dan penanggulangan bahaya akibat letusannya merupakan daya tarik wisata
yang bersifat ilmiah. Tempat-tempat pengawasan kegiatan/aktivitas suatu gunung berapi
seperti menara pengawas misalnya, juga dapat dimanfaatkan menjadi obyek wisata ilmiah
yang menarik, tidak hanya sekedar mengawasi kegiatan gunung berapi tapi juga
menceritakan kegiatan dan fenomena alam tersebut kepada wisatawan. Bahkan masyarakat
dapat mempelajari fenomena kegunungapian termasuk pencegahan dan penanggulangan
bahaya letusan gunung api.
Saat ini kegiatan pendakian gunung sedang menjadi primadona bagi kaum muda di
Indonesia. Hal ini tentunya akan melambungkan gunung api sebagai primadona dalam
berwisata. Ada banyak yang dapat didapatkan saat kita melakukan pendakian gunung,
diantaranya kita dapat mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Ini pun tidak jauh berbeda
dengan yang diatas artinya ketika kita mendaki gunung dan sampai di puncaknya maka
segala kelelahan dan perjuangan yang telah kita lakukan mulai dari bawah sampai membawa
kita ke puncak tersebut terbayar lunas ketika melihat begitu besarnya karunia yang tuhan
berikan , ketika melihat begitu indah dan luarbiasanya ciptaan Tuhan maka berbagai
rintangan yang telah dilewati terasa begitu indah ketika berada di puncak. Inipun sama seperti
hidup ketika segala perjuangan yang kita lakukan telah berhasil membawa kita kepada
puncak kesuksesan maka rintangan yang menghadang terasa tak berarti. Dengan adanya
wisata gunung api ini, maka penduduk yang ada di sekitar gunung api juga akan
mendapatkan dampak secara ekonomis. Mereka dapat berjualan makanan, minuman, pernak-
pernik, dan lain-lain. Dan juga kegiatan wisata di gunung api ini juga akan menambahkan
pendapatan kapita daerah.
V. DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2011. Potensi Hara Di Balik Bencana Letusan Gunung Api. Sinar
Tani
Dickson,M.H., dan Fanelli, M., 2004, What Is Geothermal Energy, Instituto di Geoscienze,
CNR , Pisa.
Goff,F. and Cathy j.J., Encyclopedia of Volcanoes : Geothermal System, Academic Press,
2000.
Grant, M.A., Donaldson, J.G., Bixely P.F (1982) : Geothermal Reservoir Engineering,
Academic Press.
Gupta, H.K.1980. Geothermal Resources : An Energy Alternative. Elsevier Scientific
Publishing Company, Amsterdam.
Nenny.Miryani Saptadji (2001): Teknik Panas Bumi, Diktat Kuliah : ITB
Rahayu, dkk. 2014. DAMPAK ERUPSI GUNUNG MERAPI TERHADAP LAHAN DAN
UPAYA-UPAYA PEMULIHANNYA (Effects of Merapi Mountain Eruption on
Arable Land and the Efforts of Rehabilitation). Jurnal Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1
https://ceeta.wordpress.com/2013/04/04/industri-semen/
http://dinpertantph.jatengprov.go.id/berita030414a.html
https://feroduastgon.wordpress.com/bencana-alam/gunung-meletus/hasil-letusan-gunung-
berapi/