Download - Resume 9 Matakuliah Genetika

Transcript

EKSPRESI MATERI GENETIKA : KONTROL GENETIK TERHADAP RESPON IMUN

RESUME

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika LanjutYang Dibina oleh Prof. Dr. A.D. Corebima, M.Pd

Disusun Oleh:OFFERING D

NURIL MAGHFIROH (140341807614)RACHMAYANI ARDIANSYAH (140341807566)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIMARET 2015KONTROL GENETIK TERHADAP RESPON IMUN

Ketika subtansi asing (antigen) memasuki aliran darah manusia, maka tubuh manusia atau mamalia akan memicu mekanisme pertahanan yang disebut respon imun, yang menghasilkan protein yang disebut dengan antibodi. Antibodi akan mengikat antigen secara spesifik. Ada sekuen DNA yang mengkode susunan antobodi yang dihasilkan oleh sistem imun diferensiasi sel-sel penghasil antibodi dengan terjadinya penyusunan kembali set baru genom (rearrangements genome).

Komponen Sistem Imun Terdapat tiga tipe sel darah putih yang berperan dalam respon imun pada vertebrata. Yaitu:a. Limfosit B (disebut sel B karena diproduksi di dalam sumsum tulang (bone marrow))b. Limfosit T (disebut sel T karena di produksi dalam kelenjar timus)c. Makrofag. Antibodi disintesis oleh Limfosit B dan disekresikan pada membrane permukaan sel B. Selama respon imun humeral, antibodi-antibodi mengikat antigen bebas dalam sistem sirkulasi dan mengaglutinasi antigen-antigen tersebut. Komplek antobodi-antigen yang dihasilkan kemudian dicerna dan di degradasi oleh makrofag.

Gambar 1. Mekanisme Kerja Antibodi

Struktur Antibodi

Gambar 2. Struktur AntibodiAntibodi merupakan kelas protein yang disebut dengan Immunoglobulin. Masing-masing antibodi merupakan tetramer yang berisi 4 polipeptida. dua rantai terang yang identik, dan dua rantai berat yang identik digabungkan oleh ikatan disulfida. Rantai terang berisi 220 asam amino, dan rantai berat berisi 440-450 asam amino. Setiap rantai memiliki daerah variabel sekuen asam amino berselang seling diantara antibody spesifik untuk antigen yang berbedaDaerah protein yang membawa fungsi khusus disebut Domain. Masing masing antibodi memiliki dua sisi pengikatan antigen atau domain, masing-masing membentuk daerah variabel yang terdiri dari satu rantai terang dan satu rantai berat. Daerah konstan berisi dua rantai berat yang berinteraksi untuk membentuk domain ketiga disebut efektor function domain, yang bertanggung jawab untuk interaksi dari antibodi dengan komponen lain sistem imun. Terdapat 5 kelas antibodi (IgM, IgD, IgM, IgE, dan IgA). Kelima kelas antibodi fungsinya ditentukan oleh sturktur dari rantai berat daerah konstan. Contohnya: IgD antibodi biasanya menyisakan ikatan di permukaan sel dan disekretkan di aliran darah. Rantai terang memiliki dua tipe lamda dan kappa. Antibodi memiliki pengikatan antigen yang spesifik sebagai penentu daerah variabel dari empat rantai tetapi fungsinya berbeda.

Rantai Terang KappaSintesis kappa dikontrol oleh 3 segmen gen yang berbeda. 1) Vk segmen gen, mengkode N0 terminal 95 asam amino daerah variabel, 2) Jk segmen gen, mengkode, 13 asam amino terakhir dari daerah variabel. 3) Ck segmen gen mengkode C-terminal daerah konstan. Selama perkembangan Limfosit B, gen khusus rantai terang kappa akan diekspresikan di dalam sel yang dirakit dari satu segmen Lk - Vk satu Jk segmen dan satu Ck segmen oleh proses rekombinasi somatik.

Rantai Terang LambdaGen Rantai terang lamda juga dirakit dari segmen yang terpisah selama limfosit B berkembang. 5% antibodi tikus yang memiliki rantai terang lambda. 40% dari antibodi pada manusia yang memiliki rantai terang lambda.

Rantai Berat Informasi genetik untuk antibodi rantai berat di organisasi ke dalam Lh-Vh, Jh, dan Ch. segmen gen beranalog dengan rantai terang kappa, tetapi ada satu penambahan segmen gen yang disebut dengan D untuk keanekaragaman diversity yang mengkode 12-13 asam amino dari daerah variabel. Daerah variabel dari rantai berat mengkode 3 segmen gen yang terpisah yang harus bergabung selama limfosit B berkembang.

Keanekaragaman Antibodi: Jalur Alternatif Splicing TranskripsiDiferensiasi limfosit B berlangsung saat pemrosesan splicing RNA, limfosit B tertentu yang telah matang menghasilkan antibodi IgM dan IgD. Antibodi-antibodi tersebut hanya berbeda pada fungsi efektor domainnya, sedangkan sisi pelekatan domain antigennya identik, yang ditentukan oleh kesamaan segmen gen yang menyatu misalnya VKJK atau (VJ) dan VHDJH.Tahap selanjutnya dari sintesis antibodi adalah tahap produksi antibodi terikat membran dan bentuk antibodi yang disekresikan. Antibodi pertama yang tampak pada perkembangan limfosit B adalah molekul IgM terikat membran, selanjutnya sel-sel tersebut di switch untuk memproduksi bentuk IgM yang disekresi. Sekuen pengkode (ekson) segmen gen CH diinterupsi oleh sekuen gen nonkoding (intron). Segmen gen CH mengandung 4-6 ekson dan 3-5 intron. Dalam antibodi terikat membran, rantai berat daerah konstan dihasilkan melalui splicing semua ekson bersama-sama. Dua ekson terakhir mengkode ekor hidrofobik pada rantai berat terikat membran. Selama sintesis bentuk terikat membran, ekson CH kelima disambungkan pada kodon 20 dari ujung ekson keempat.

Signal Sekuen Mengkode Penyusunan Kembali GenSekuen sinyal mengontrol V-J, V-D dan penggabungan D-J mengandung 7 pasang basa (heptamer) dan 9 pasang basa (nanomer) panjang sekuens dipisahkan oleh spacer pembeda namun panjangnya spesifik. Untuk penggabungan Vk-Jk spacer pada sekuen sinyal Vk adalah 12 pasang panjang nukleotida, sedangkan pada Jk adalah 22 pasang panjang nukleotida. Sekuen heptamer dan nanomer berlokasi setelah segmen gen Vk komplementer (kecuali satu pasangan basa) dengan segmen gen Jk sebelumnya. Sekuen sinyal memiliki potensi untuk struktur stem and loop yang membawa gen Vk dan Jk untuk bergabung. Penggabungan hanya akan terjadi ketika sekuen sinyal mengandung 12 pasang basa spacer dan yang lainnya mengandung 22 pasang basa spacer

Keragaman Antibodi: Tempat Bergabung dan Mutasi SomatikAdanya keanekaragaman sekuen asam amino pada molekul antibodi dengan sekuen segmen gen yang diprediksi mengkode antibodi tersebut menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak variasi sekuen asam amino pada V-J junction dibanding dengan prediksi melalui sekuen nukleotida. Banyaknya keragaman ini ditunjukkan melalui variasi dalam tapak rekombinasi selama penggabungan V-J. Contoh adanya interaksi alternasi tapak penggabungan segmen gen Vk dan segmen gen Jk pada tikus. Selama segmen gen VK41 dan J5 bergabung, menunjukkan rekombinasi yang berlangsung antara empat posisi nukleotida yang berdekatan di situs junction. Selama asam amino 96 bergabung di daerah rantai antibodi yang terlibat dalam ikatan antigen. Dengan demikian, penggunaan situs alternatif selama peristiwa rekombinasi yang terlibat dalam kumpulan gen antibodi dewasa menyediakan sebuah mekanisme tambahan untuk menghasilkan keanekaragaman antibodi.

Regulasi dari Transkripsi: Sebuah jaringan-KhususDalam kasus gen rantai berat nampak bahwa proses penataan kembali membawa promotor yang terletak di upstream dari segmen gen LH - VH berpengaruh ke berbagai elemen enhancher yang terletak di intron antara segmen gen JH dan segmen gen CH. Setiap segmen gen LV - VH mengandung promotor upstream. Namun, sebelum peristiwa penataan kembali genomik yang mengarah pada sintesis rantai berat, enhancher ini terdiri dari lebih 100.000 pasang nukleotida. Enhancher ini dapat langsung mengaktifkan transkripsi dari promotor yang terletak di upstream dari segmen gen LH - VH. Enhancher yang terlibat dalam aktivasi sintesis rantai berat adalah jaringan tertentu; yang akan mengaktifkan transkripsi hanya terdapat dalam limfosit dan tidak memiliki efek pada sel yang berasal dari jaringan lain.

Pemilihan Klonal

Gambar 3. Diagram skematik dari peran seleksi klonal pada respon imunSeleksi klonal merupakan mekanisme yang dilakukan oleh suatu organisme untuk melalukan inisiasi sintesis antibodi spesifik terhadap antigen yang belum pernah diketahui sebelumnya. Semua antibodi dihasilkan oleh limfosit B tunggal yang mempunyai spesifikasi sisi pelekatan antigen yang sama, tetapi sel tersebut akan mengalami penyusunan genomik yang berbeda sehingga menghasilkan produksi antibodi yang berbeda pula. Teori seleksi klonal menyatakan bahwa pengikatan antigen asing khusus pada suatu antibodi di permukaan limfosit B akan merangsang terjadinya pembelahan sel, untuk menghasilkan sejumlah besar sel limfosit B (tiruan dari sel yang identik) sehingga akan ada banyak limfosit B yang mengenali antigen tersebut.

Penyimpangan pada AlelMasing-masing limfosit B hanya membuat satu jenis antibodi. Sel mamalia berupa diploid; mereka membawa dua set informasi kode genetik untuk masing-masing rantai antibodi. Tetapi, hanya satu genom produktif yang menyusun kembali sekuen pengkode rantai ringan dan satu genom produktif yang menyusun kembali sekuen pengkode rantai berat yang terjadi pada masing-masing limfosit B. Fenomena ini disebut dengan penyimpangan pada alel karena satu alel menyimpang dari yg diekspresikan.

Variasi Reseptor Sel TLimfosit T memperantarai respon imun seluler. Sel-sel T mengenali antigen pada permukaan sel dan membunuh sel yang membawa antigen. Sel-sel T menghasilkan membran-terikat reseptor yang sangat mirip dengan antibodi yang diproduksi oleh limfosit B. Selain itu, keragaman spesifisitas reseptor sel T yang diproduksi oleh penyusunan ulang genom analog dengan mereka yang terlibat dalam produksi antibodi. Reseptor sel T terdiri atas dua rantai polipeptida, dan , masing-masing dikodekan oleh L-V, D, J, dan segmen gen C seperti rantai antibodi. - dan -polipeptida, seperti rantai antibodi, mengandung daerah variabel yang membentuk situs pengikatan antigen dan daerah konstan agar pembawa berita reseptor ada di permukaan sel (Gambar 4a).

Gambar 4. Diagram menunjukkan (a) struktur dari reseptor sel T berlabuh di membran sel dan (b) daerah dari protein reseptor dan yang dikodekan oleh L-V, D, J dan segmen gen CDaerah variabel dari reseptor sel T dikode oleh beberapa segmen gen L-V, D, dan J; daerah konstan dikode oleh sejumlah kecil segmen gen C. Gen reseptor sel T disusun oleh penyusunan kembali genom yang terjadi selama dferensiasi oleh limfosit T oleh stem sel seperti pada kasus gen antibodi pada perkembangan limfosit beta. Protein reseptor alpha dan beta, dikode oleh segmen gen yang berbaris pada kelompok pada masing-masing kromosom 14 dan 7. Struktur dari kelompok gen reseptor sel T pada manusia sangat mirip dengan tikus. Organisasi alur penyakit pada segmen gen yang mengkode beta polipeptida reseptor sel T ditunjukkan pada gambar 5a. Organisasi fungsional penyusunan kembali beta polipeptida gen ditunjukkan pada gambar 5b. Urutan pensinyalan heptamer dan nonamer yang sangat mirip tersebut sama pada kontrol penyusunan kembali gen antibodi yang juga hadir secara esensial pada lokasi yang sama pada kelompok gen reseptor sel T. Kehadiran kedua kelompok gen memberi kesan bahwa mekanisme yang sama pada penggabungan segmen gen yang dipekerjakan selama penyusunan kembali, baik gen antibodi maupun gen reseptor sel T. Ada kemungkinan bahwa variabilitas pada reseptor sel T agak kurang daripada antibodi. Daerah variabel gen reseptor sel T dikode oleh sekitar 30 segmen gen V, sedangkan ada sekitar 300 segmen gen V baik pada rantai ringan Kappa maupun rantai berat antibodi.

Gambar 5. Organisasi lokus kompleks tikus yang mengkode polipeptida reseptor beta sel T

Major Histocompability Complex (MHC)Sejumlah besar komponen dari respon imun seperti halnya antigen transplantasi yang secara garis besar bertanggung jawab untuk rejeksi jaringan asing pada proses transplantasi yang dikontrol oleh multigen kompleks disebut dengan Major Histocompability Complex (MHC). Pada manusia, protein MHC dikode oleh lokus HLA (Human Leukocyte Antigen) pada kromosom 6. Pada tikus, lokus MHC ditetapkan H-2 (histocompatibility lokus 2) yang terletak pada kromosom 17. Baik tikus maupun manusia, lokus MHC sangat besar (> 2 x 106 pasang nukleotida) dan mengandung sejumlah besar gen. Gen-gen MHC sangat polimorfik karena banyaknya alel dari gen individu yang biasanya memisahkan dalam populasi tertentu.Gen-gen MHC mengkode tiga kelas yang berbeda dari protein yang terlibat dalam berbagai aspek dari respon imun. Struktur lokus MHC manusia (HLA) dan lokasi relatif gen yang menyandikan kelas yang berbeda dari antigen histokompatibilitas ditunjukkan pada Gambar 6. Protein MHC kelas I merupakan antigen yang bertanggung jawab untuk rejeksi jaringan asing pada transplan jaringan dan organ. Seperti diilustrasikan dalam Gambar 6, antigen memainkan peran kunci dalam pengenalan dan kerusakan sel yang membawa antigen asing oleh limfosit T sitotoksik. Sebuah reseptor T tunggal sel mengenali antigen asing dan antigen histokompatibilitas kelas I selama respon imun sel T sitotoksik.Gen MHC kelas II mengkode polipeptida yang terletak dekat pada permukaan limfosit B dan makrofag. Protein MHC kelas II menyediakan tipe khusus T limfosit yang disebut "sel T helper" dengan kapasitas untuk pengenalan diri dan memfasilitasi komunikasi antara berbagai jenis sel yang terlibat dalam respon imun. Akhirnya, gen MHC kelas III mengkode protein komplemen yang berinteraksi dengan kompleks antigen-antibodi dan menginduksi lisis sel.Antigen MHC kelas I dan kelas II yang berada di membran sel memiliki struktur yang sangat mirip dengan struktur reseptor sel T (lihat Gambar 6). Namun, keragaman antigen MHC jauh lebih sedikit dibandingkan dengan antibodi dan reseptor sel T, dan tidak ada penyusunan kembali genom yang terlibat dalam kontrol genetik keragaman antigen MHC.

Gambar 6. Organisasi MHC (HLA) pada kromosom 6 manusiaPerubahan Genetik Dalam Diferensiasi Kekebalan Sel VertebrataDi Mamalia, sistem kekebalan tubuh terdiri dari beberapa jenis sel yang berasal dari stem sel yang berada di dalam sumsum tulang yang berbeda. Stem sel menghasilkan berbagai jenis sel imun serta prekursor sel-sel imun tubuh. Dua kelas yang penting dari sel-sel kekebalan tubuh berpartisipasi langsung dalam perang melawan menyerang patogen.1. Sel plasma B menghasilkan dan mengeluarkan protein yang disebut imunoglobulin, juga dikenal sebagai antibodi2. Sel T pembunuh memproduksi protein bertindak sebagai reseptor untuk berbagai zat.Antibodi sel B dan reseptor sel T mampu mengenali molekul-molekul lain, misalnya bahan asing yang diperkenalkan oleh patogen melalui mekanisme lock and keys. Molekul Asing yang disebut antigen, adalah key yang cocok dan tepat dengan lock yang dibentuk oleh antibodi sel B atau reseptor sel T.

Gambar 7. Struktur molekul antibodiRantai ringan dan berat paada antibody dikode oleh lokus yang berbeda dalam genom. Pada manusia, ada dua lokus rantai pendek, lokus kappa () pada kromosom 2 dan lokus lambda () pada kromosom 22, dan ada satu rantai berat lokus, terletak pada kromosom 14. Setiap dari lokus ini terdiri dari serangkaian gen segmen yang panjang.Kappa polipeptida dikodekan oleh tiga jenis gen segmen:1. segmen gen Lk Vk, yang mengkode peptida utama dan amino terminal 95 daerah asam amino rantai ringan kappa; peptida utama akan dihapus dari rantai ringan kappa oleh pembelahan kemudian membawa polipeptida yang baru melalui membran endoplasma dalam sintesis antibodi sel plasma.2. Jk segmen gen, yang mengkode asam amino terakhir 13 daerah rantai ringan kappa; simbol Jk digunakan untuk segmen gen ini karena peptida itu encode bergabung amino-terminal peptida yang dikodekan oleh segmen Lk Vk untuk peptida karboksi-terminal yang dikodekan oleh jenis segmen gen berikutnya.3. Ck gen segmen, yang mengkode wilayah konstan rantai ringan kappa.

Dalam manusia, lokus kappa berisi 76 Lk Vk segmen gen (walaupun hanya 40 fungsional), lima Jk gen segmen, dan segmen gen Ck tunggal. Jk segmen gen terletak antara segmen gen Lk Vk dan Ck gen segmen. Dalam sel grem-line, segmen Jk lima dipisahkan dari segmen Lk Vk dengan urutan panjang noncoding, dan dari segmen gen Ck oleh panjang urutan noncoding kira-kira 2 kb (gambar 8). Selama pengembangan sel B, rantai ringan kappa gen yang akan dinyatakan dikumpulkan dari segmen satu Lk Vk, satu Jk segmen, dan segmen Ck tunggal oleh proses somatik rekombinasi. Salah satu dari 40 fungsional Lk Vk gen segmen dapat bergabung dengan salah satu dari lima segmen Jk dalam proses ini; DNA antara segmen bergabung (gambar 9). peristiwa bergabung disebut recombination signal sequence (RSS), yang berdekatan dengan masing-masing segmen gen. Situs ini terdiri dari 7 atau 9 panjang basa dipisahkan oleh spacer panjang 12 atau 23 pasangan basa. Rekombinasi mengaktifkan gen protein 1 dan 2 (RAG1 dan RAG2) merupakan komponen penting dari kompleks ini; bersama-sama, mengontrol kekhasan peristiwa rekombinasi.

Gambar 8. Genetik control pada antibodi rantai ringan kappa manusia

Gambar 9. Model penggambungan Lk Vk-Jk

Bersatunya Lk Vk dan Jk oleh peristiwa rekombinasi dari rantai ringan kappa. Seluruh urutan DNA Lk Vk-Jk, pemotongan noncoding Ck di lokus kappa kemudian dipindahkan. Urutan noncoding antara segmen Lk Vk Jk menyatu dan segmen C akan dihapus selama pemrosesan RNA, seperti intron, dan dihasilkan mRNA diterjemahkan polipeptida. Jumlah total fungsional rantai ringan kappa yang dapat diproduksi oleh mekanisme ini adalah 40 (jumlah fungsional Lk Vk gen segmen) 5 (jumlah segmen gen Jk) 1 (jumlah segmen gen Ck). Dengan cara yang sama, rekombinasi gen segmen dapat membuat 120 lambda rantai ringan dan 6600 rantai berat yang berbeda. kumpulan Kombinatorial semua rantai ini menjadikannya mungkin bagi manusia untuk menghasilkan 320 (200+120) 6600 -2,112,000 antibodi yang berbeda.

DAFTAR RUJUKANGardner, E.J., Snustad, D. P. dan Simmons, M. J. 1991. Principles of Genetics, Eigth Edition. Canada: John Wiley and Sons, Inc.Snustad, D. Peter dan Michael J. Simmons. 2012. Principle of Genetiks Sixth Edition. United State of America. Aptara Inc.Pertanyaan dan Jawaban

Rachmayani ardiansyah 1. Bagaimanakah mekanisme pembentukan antibodi dengan susunan beranekaragam? Jawab: Keragaman susunan antibodi dihasilkan melalui penggabungan kelompok besar segmen gen V, D, dan J, serta penggunaan alternatif posisi rekombinasi posisi selama penggabungan. Sedangkan mekanisme lain yang harus terlibat dalam menghasilkan keragamanan antibodi yaitu dengan membandingkan sekuen-sekuen pasangan nukleotida dari gen-gen yang diekspresikan dengan sekuen segmen-segmen gen germ line, serta sekuen-sekuen asam amino yang sebenarnya dari rantai antibodi dengan sekuen-sekuen asam amino yang diprediksikan dari sekuen-sekuen nukleotida gen. 2. Apa saja segmen gen yang mengkode kappa polypeptide, dan bagaimana proses fusi segment anti bodi kappa pada manusia?Jawab: Kappa polipeptida dikodekan oleh tiga jenis gen segmen:a. segmen gen Lk Vk, yang mengkode peptida utama dan amino terminal 95 daerah asam amino rantai ringan kappa; peptida utama akan dihapus dari rantai ringan kappa oleh pembelahan kemudian membawa polipeptida yang baru melalui membran endoplasma dalam sintesis antibodi sel plasma.b. Jk segmen gen, yang mengkode asam amino terakhir 13 daerah rantai ringan kappa; simbol Jk digunakan untuk segmen gen ini karena peptida itu encode bergabung amino-terminal peptida yang dikodekan oleh segmen Lk Vk untuk peptida karboksi-terminal yang dikodekan oleh jenis segmen gen berikutnya.c. Ck gen segmen, yang mengkode wilayah konstan rantai ringan kappa.Lokus kappa berisi 76 Lk Vk segmen gen (walaupun hanya 40 fungsional), lima Jk gen segmen, dan segmen gen Ck tunggal. Jk segmen gen terletak antara segmen gen Lk Vk dan Ck gen segmen. Dalam sel grem-line, segmen Jk lima dipisahkan dari segmen Lk Vk dengan urutan panjang noncoding, dan dari segmen gen Ck oleh panjang urutan noncoding kira-kira 2 kb (gambar 2). Selama pengembangan sel B, rantai ringan kappa gen yang akan dinyatakan dikumpulkan dari segmen satu Lk Vk, satu Jk segmen, dan segmen Ck tunggal oleh proses somatik rekombinasi. Salah satu dari 40 fungsional Lk Vk gen segmen dapat bergabung dengan salah satu dari lima segmen Jk dalam proses ini; DNA antara segmen bergabung (gambar 3). peristiwa bergabung disebut recombination signal sequence (RSS), yang berdekatan dengan masing-masing segmen gen. Situs ini terdiri dari 7 atau 9 panjang basa dipisahkan oleh spacer panjang 12 atau 23 pasangan basa. Rekombinasi mengaktifkan gen protein 1 dan 2 (RAG1 dan RAG2) merupakan komponen penting dari kompleks ini; bersama-sama, mengontrol kekhasan peristiwa rekombinasi.

Nuril Maghfiroh 1. Bagaimanakah perbedaan dari rantai berat dan rantai ringan?Jawab:Gen rantai ringanlambda dirakit dari segmen terpisah selama perkembangan limfosit B. SedangkanRantai Beratproses pengkodean informasi genetik diatur dalam LH- VH, JH, dan CHyang serupa dengan rantai ringan kappa. Tetapi ada satu segmen gen tambahan, yang disebut D (keragaman), yang mengkode 2-13 asam amino pada wilayah variasi.1. Mengapa organisme melakukan seleksi klonal?Jawab: Sel yang berperan dalam reaksi kekebalan, sel limfosit, hanya dapat mengikat satu jenis antigen. Bila antigen masuk ke dalam tubuh ia diikat oleh reseptor pada permukaan limfosit yang cocok, dan sel limfosit itu akan mengalami proliferasi dan membentuk satu clone. Sebagian dari sel clone ini akan mengeluarkan antibodi dan sebagian lain akan menyebar melalui aliran darah dan limfe ke dalam jaringan tubuh sebagai cadangan sel yang sensitif terhadap antigen itu (memory cells). Antigen yang sama apabila masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya akan bertemu dengan sel cadangan ini dan mengakibatkan terbentuknya antibodi yang lebih cepat dan lebih banyak.