Download - RERANGKA KONSEPTUAL

Transcript

RERANGKA KONSEPTUAL

Rerangka konseptual adalah suatu sistem yang menunjukkan keterkaitan tujuan dan fundamental yang diharapkan dapat digunakan dalam pebentukan standar yang konsisten yang mampu menjelaskan arti, tujuan serta keterbatasan akuntansi dan pelaporan

Tujuan :

1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi 2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standar yang sekarang ada, tidak mengatur

isu-isu yang baru muncul 3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgement) dalam menyajikan laporan keuangan 4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagi alternatif metode akuntansi yang ada.

Enam komponen yang merumuskan rerangka konseptual dibuat oleh FASB dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai berikut :

a). SFAC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan keuangan.b). SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi yang harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.c). SFAC No. 3 : Elemennts of Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang akan dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nir laba.d). SFAC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations tahun 1980. Isi : kriteria pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.e). SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business Enterprises tahun 1984. Isi : Definisi dan karakteristik elemen laporan keuangan.f). SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements: A Replacement of FASB Concepts Statement No. 3 tahun 1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi organisasi nir laba.

A. Level satu dan dua dijabarkan sebagai berikut :1. SFAC No. 1 (Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan).

Pada level pertama rerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan menjelaskan dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang memiliki cakupan yang berbeda dengan laporan keuangan (financial statement). SFAC No. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan (financial reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement) tetapi juga media pelaporan lainnya.• Laporan Keuangan adalah laporan keuangan dan berbagai informasi tambahan sehingga informasi

tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan • Tujuan pelaporan secara umum menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang

akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statemen keuangan

2) SFAC No. 2 (Level Kedua : Karakteristik Kualitatif dan Elemen Laporan Keuangan).(a). Karakteristik Kualitatif Dari Informasi

FSAB dalam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam memilih : alternatif metoda akuntansi dan pelaporan keuangan dan persyaratan pengungkapan (disclosure).

(1) Relevan adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu: Ketepatan waktu (timeliness), Nilai prediktif (predictive value), Umpan balik (feedback value)Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

(2) Keandalan (reability) adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: Dapat diperiksa (veriviability) , Kejujuran penyajian , Netralitas (neutrality), Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (representational faithfulness).

3). SFAC No. 5 (Level Kedua : Pengakuan dan Pengukuran).SFAC No. 5, “ Recognition and Measurement in Financial Statement by Business Enterprises “,

dimaksudkan untuk mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. Dalam kaitannya dengan pengakuan, SFAC No. 5, menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pada umumnya konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.• Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan dilekatkan pada suatu objek

yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian atau keadaan untuk mereprsentasi makna atau atribut objek tersebut.

• Pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknik, pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen keuangan.

Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB melalui discussion memorandum, mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan utang, yaitu :(a). Kos historis ( Historical cost ), yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai

siap untuk digunakan.(b). Cost pengganti terkini ( Current replacement ), yaitu jumalh kas atau setaranya yang harus dibayar jika aset yang

sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang.(c). Nilai pasar terkini ( Current market value ), yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh dengan menjual aset

kegiatan penjualan normal.(d). Nilai bersih yang dapat direalisasi ( Net realisable value ), yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa

pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan).

(e). Nilai sekarang aliran kas mendatang ( Present value of future cast flow ), yaitu nilai sekarang aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa yang akan datang.

4). SFAC No. 6 (Level Kedua : Elemen Laporan Keuangan ). SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business Enterprises “, dijelaskan bahwa ada sepuluh

elemen laporan keuangan, yaitu :a. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau

dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.b. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang berasal

dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

c. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

d. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

e. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.

f. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.

g. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

h. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

i. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.

j. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

B. Level Ketiga : Postulate, Prinsip dan Keterbatasan1. Postulat akuntansi (asumsi/konsep dasar)

Postulat akutansi adalah pernyataan atau aksioma yang kebenarannya terbukti dengan sendirinya, serta menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosioligi dan hokum tempat akuntansi dipraktikan.a. Kesatuan usaha (The Economic Entity)

Akuntansi memandang badan usah sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan terpisah dari pemilik yang menanamkan modal kedalam badan usaha tersebut. Atas dasar asumsi ini, akuntansi hanya dapat dipraktikkan apabila ada pemisahan yang jelas antara pemilik entitas dengan perusahaan (diwakili manajer).

b. Kontinuitas usaha (Going Concern)Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang pasti bahwa perusahaan akan dibubarkan, maka kegiatan perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai waktu yang tidak terbatas.

c. Penggunaan unit moneter (Monetary Unit)

Semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi. Daya beli unit moneter dianggap stabil dan perubahan daya beli uang yang terjadi tidak mempengaruhi laporan keuangan. Implementasi dari asumsi ini adalah laporan keuangan utama hanya menyajikan informasi yang dapat dinyatakan dalam unit moneter. Sementara informasi yang tidak dapat dikuantifikasi disajikan dalam catatan atas laporan keuangan atau media pelaporan lainnya.

d. Perioda Pelaporan (The Accounting Period Postulate)Kegiatan perusahaan dianggap berjalan terus dari perioda ke perioda, sehingga hasil sebenarnya dari kegiatan perusahaan hanya dapat diketahui bila perusahaan dihentikan (dilikuidasi). Namun demikian, pihak tertentu seperti manajemen atau pemakai lainnya memerlukan informasi yang tepat waktu untuk mengendalikan jalannya perusahaan dan pengambilan keputusan.

2. Prinsip Akuntansi (Accounting Principles)Prinsip akuntansi diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan universal yang dijadikan sebagai

obyek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis dan menjadi landasan pengembangan teknik akuntansi.a. Harga Pertukaran (The Historical Cost Principle)

Menurut prinsip kos, dasar penilaian yang paling tepat adalah acquisition cost (historical cost). Artinya, semua transaksi yang berkaitan dengan aset, utang, modal, pendapatan, dan biaya dicatat menurut harga pertukaran (exchange price) pada tanggal terjadinya transaksi. Harga pertukaran merupakan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli dalam suatu transaksi yang bebas.

b. Prinsip Pendapatan (The Revenue Principles)Prinsip pendapatan mengatur tentang, jenis komponen pendapatan, pengukuran pendapatan, dan pengakuan pendapatan. Elemen yang akan dimasukkan sebagai komponen pendapatan sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan dalam menginterprestasikan pendapatan.

c. Prinsip Penanding (The Matching Principle)Agar dapat ditentukan besar laba/rugi, biaya (expenses) harus ditandingkan dengan pendapatan pada perioda yang sama. Ada tiga dasar penandingan yang dapat digunakan yaitu : hubungan sebab akibat, alokasi sistematis dan rasional, pembebanan segera.

d. Prinsip Pengungkapan Penuh (The Full Diclosure Principles)Laporan keuangan harus mampu menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan selama perioda tertentu dan melaporkan informasi yang cukup sehingga laporan tersebut bermanfaat bagiinvestor dan tidak menyesatkan.

3. Kendala (Constraint)Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi dihadapkan pada dua kendala utama yaitu hubungan

biaya-manfaat dan materialitas. Dua kendala lainnya yang berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan konservatisme.

a. Cost-Benefit Relationship. Penyajian informasi pasti memerlukan biaya tertentu. Biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan dan pengolahan data, biaya auditing, biaya pengungkapan, serta biaya untuk analisis/interprestasi.

b. The Materiality Principle. Akuntansi hanya melaporkan/berkepentingan dengan informasi keuangan yang dianggap material dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan. Materialitas suatu transaksi sangat sulit ditentukan ukurannya. Oleh karena itu, materialitas suatu transaksi tergantung pada judgement penyusunan laporan keuangan.

c. Industri Practice. Masalah lain yang perlu dipertimbangkan dalam penyajian laporan keuangan adalah adanya praktik industri tertentu yang sering kali menyimpang dari teori dasar akuntansi. Misalnya, bank serng kali

melaporkan investasi sekuritas berdasarkan nilai pasarnya karena sekuritas tersebut memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi.

d. The Conservatism Principle. Apabila perusahaan memilih satu diantara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Teknik yang dipilih adalah yang menghasilkan nilai aset dan pendapatan rendah, atau yang menghasilkan nilai utang dan biaya yang paling tinggi.

KesimpulanRerangka konseptual merupakan suatu format yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar

yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Indonesia melalui  IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi rerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Tujuan rerangka konseptual akuntansi di Indonesia pada intinya sejalan dengan tujuan rerangka konseptual milik US, yaitu untuk membantu berbagai pihak dalam mencapai tujuan berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul.