Download - Reli Abi Litas

Transcript
Page 1: Reli Abi Litas

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada

tingkat keterendalan sesuatu. Reliabilitas artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen penelitian harus reliabel. Dengan

pengertian ini sebenarnya kita dapat salah arah (mis leading). Yang diusahakan dapat

dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya. Ungkapan yang mengatakan

bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa

dipercaya. Apabila pengertian ini sudah tertangkap maka akan tidak begitu menjumpai

kesulitan dalam menentukan cara menguji reliabilitas instrumen.

Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reabilitas

internal. Seperti halnya pada pembicaraan validitas, dua nama ini sebenarnya menunjuk pada

cara-cara menguji tingkat reliabilitas instrumen. Jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar

instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal. Sebaliknya jika

perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut saja, akan menghasilkan

reabilitas internal.

a. Reabilitas Eksternal

Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal sesuatu instrumen yaitu

dengan teknik paralel dan teknik ulang. Apabila peneliti ingin menggunakan teknik

pertama yakni teknik paralel, peneliti mau tidak mau harus menyusun dua stel

instrumen. Kedua instrumen tersebut sama-sama diujicobakan kepada sekelompok

responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasil dari dua kali tes uji

coba tersebut dikolerasikan, dengan teknik kolerasi product-moment atau kolerasi

person. Dari data dua kali uji coba dari dua instrumen yang satu dipandang sebagai

nilai X, yang satu Y. Tinggi rendahnya indeks kolerasi inilah yang menunjukkan

tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Oleh karena dalam menggunakan teknik ini

peneliti mempunyai dua instrumen dan melakukan dua kali tes, maka disebut teknik

double test double trial.

Page 2: Reli Abi Litas

Teknik reliabilitas eksternal kedua adalah teknik ulang. Dengan menggunakan

teknik ini peneliti hanaya menyusun satu perangkat instrumen. Instrumen tersebut

diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat. Pada kali lain

instrumen tersebut diberikan kepada kelompok yang semua untuk dikerjakan lagi, dan

hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian kedua hasil tersebut dikorelasikan. Dengan

teknik ini peneliti hanya menggunakan satu tes tetapi dilaksanakannya dua kali uji

coba. Maka teknik ini juga disebut sebagai teknik single test double trial.

b. Reliabilitas Internal

Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan

yang berbeda, baik dari instrumen yang berbeda maupun yang sama, reliabilitas

internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Ada

bermacam-macam cara untuk mengetahui reliabilitas internal. Pemilihan sesuatu

teknik didasarkan atas bentuk instrumen maupun selera peneliti. Kadang-kadang

penggunaan teknik yang berbeda mengasilkan indeks reliabilitas yang berbeda pula.

Hal ini wajar saja karena kadang-kadang dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik

datanya sehingga dalam penghitungan diperoleh angka berbeda sebagai akibat

pembulatan angka. Namun demikian untuk beberapa teknik, diperlukan persyaratan-

persyaratan tertentu sehingga peneliti begitu saja memilih teknik-teknik tersebut.

Berbagai teknik mencari reliabilitas yaitu sebagai berikut :

1. Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown

Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus melalui langkah

membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisi ini skor-skor

dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal. Ada dua cara

membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. Oleh karena inilah maka

teknik Spearman-Brown dalam mencari reliabilitas juga disebut teknik belah dua.

Dengan tekni belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor butir

bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok buti bernomor genap

sebagai skor belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor

belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh

karena indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua

belahan instrumen, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas soal masih harus

menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:

Page 3: Reli Abi Litas

r11=2 x r 1

212

(1+r 12

12

)

Dengan keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

r 12

12 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

2. Mencari reliabilitas dengan rumus Flanagan

Untuk mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Flanagan, kita

juga harus melakukan analisis butir dahulu dan menggunakan teknik belah dua

ganjil-genap. Rumusnya adalah sebagai berikut.

r11=2(1−V 1−V 2

V t

)

Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

V 1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)

V 2 = varians belahaan kedua (varian skor butir-butir genap)

V t = varians skor total

Untuk semua varians rumusnya adalah:

V=∑ X2−¿¿¿¿¿

Kadang-kadang V ditulis dengan S2, karena varians adalah standatr deviasi

kuadrat.

Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

3. Mencari reliabilitas dengan rumus Rulon

Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan rumus Rulon, kita juga harus melalui

langkah analisis butir.

Rumusnya adalah :

r11=1−V d

V t

Page 4: Reli Abi Litas

Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

V t = varians total atau varians skor total

V d = varians (varians difference)

d =skor pada belahan awal dikurang skor pada belahan akhir.

Untuk memperjelas keterangan, dalam perhitungan ini perlu dikutip skor belahan

awal dan skor belahan akhir dari tabel analisi butir yang sudah digunakan.

Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

Mencari reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua ini sangat digemari oleh

peneliti, khususnya para mahasiswa yang melakukan penelitian skripsi atau tesis.

Kesalahan umum yang seringkali ada yakni bahwa para mahasiswa tersebut

menggunakan reknik belah dua tanpa mengingat persyaratan yang seharusnya

dipenuhi.

Sekurang-kurangnya ada dua persyaratan pokok yang harus dipenuhi terlebih dahulu

sebelum menentukan teknik pengujian reliabilitas instrumen dengan teknik dua, yaitu:

1) Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal dalam instrumen harus genap agar

dapat dibelah

2) Antara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang.

Persyaratan pertama barangkali tidak begitu sulit dipenuhi. Tetapi persyaratan kedua

betul-betul membutuhkan pertimbangan dan kecermatan dari pihak penenliti.

Mahasiswa sering hanya mempertimbangkan persyaratan pertana begitu saja

menganngap bahwa belahan pertama dan kedua sudah seimbang, atau bahkan

melupakan persyaratan itu.

Belahan instrumen dikatakan seimabang jika jumlah butir pertanyaannya sama dan

pertanyaan tersebut mengungkap aspek yang sama. Untuk memperoleh belahan yang

seimbang peneliti harus sudah merancang sejak instrumen tersebut disusun. Sebagai

usaha hati-hati, peneliti membuat pertanyaan dalam jumlah genap untuk setiap aspek

atau faktor. Dengan demikian, letak butir dapat disebar sedemikian rupa agar kalau

dalam analisis data akan melakukan pembelahan sudah diketahui dengan pasti

manakah pasangan-pasangan butir pertanyaannya. Itulah sebabnya perencanaan

Page 5: Reli Abi Litas

penelitian harus terpadu dalam memperhatikan variabel, pembuatan instrumen, uji

coba, pengujian reliabilitas, analisi data, dan sebagainya.

4. Mencari reliabilitas dengan rumus K-R 20

Apabila peneliti memiliki instrumen dengan jumlah butir pertanyaan ganjil, maka

peneliti tersebut tidak mungkin menggunakan teknik belah dua untuk pengujian

reliabilitasnya. Untuk ini maka ia boleh menggunakan rumus K-R 20.

Rumus :

r11=( kk−1

)(V t−∑ pq

V t

)

Dengan keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

V t = varians skor total

k = banyaknya butir pertanyaan

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proposi subjek

yang mendapat skor 1).

p = banyaknya subjek yang skornya1

N

q = proporsi subjek yangmendapat skor 0

(q=1−p)

Jika sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan harga tersebut dengan r product moment.

5. Mencari Reliabilitas dengan rumus K-R. 21

K-R adalah singkatan dari Kuder dan Richardson, dua orang ahli matematika dan

statistik yang banyak menemukan rumus-rumus. Dua buah rumus yang digunakan

untuk mencari reliabilitas instrumen penelitian adalah rumus K-R.20 dan K-R.21.

Rumus K-R.21

r11=( kk−1

)¿

Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

m = skor rata-rata

Page 6: Reli Abi Litas

Vt = varians total.

6. Mencari reliabilitas dengan rumus Hoyt

Untuk instrumen yang penyekorannya 1 dan 0 masih ada lagi cara lain untuk

mengetahui reliabilitasnya yaitu dengan rumus Hoyt. Rumusnya ada dua macam,

yaitu:

r11=1−V s

V r

atau r11=V r−V s

V r

Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

V r = Varians responden

V s = Varians sisa

Untuk mencari reliabilitas instrumen langkah-langkah yang dilalui adalah sebagai

berikut:

Langkah 1 Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:

J K (r )=∑ X t

2

k−¿¿¿

Dengan keterangan:

JK(r) = jumlah kuadrat responden

k = banyaknya butir pertanyaan

N = banyaknya responden atau subjek

Xt = skor total setiap responden.

Langkah 2 Mencari jumlah kuadrat butir dengan rumus:

J K (b )=∑ B2

N−¿¿¿

Dengan keterangan:

JK(b) = jumlah kuadrat butir.

∑ B2 = jumlah kuadrat jawab benar seluruh butir

¿¿ = kuadrat dari jumlah skor total

Langkah 3 Mencari jumlah kuadrat total dengan rumus

J K (t )=¿¿

Dengan keterangan:

JK(t) = jumlah kuadrat total

Page 7: Reli Abi Litas

∑ B = jumlah jawab benar seluruh butir

∑ S = jumlah jawab salah seluruh butir

Langkah 4 Mencari jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

J K ( s)=J K (t )−J K ( r )−J K (b )

Langkah 5 Mencari varians responden dan varians dengan menggunakan tabel F

Langkah 6 Memasukkan kedalam rumus r11.

7. Mencari reliabilitas dengan rumus Alpha

Enam jenis teknik untuk mencari reliabilitas yang sudah dibicarakan hanya dapat

digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0. Jika

dihubungkan dengan pengertian variabel, hanya untuk skor dengan variabel

diskrit. Banyak pertanyaan diajukan oleh peneliti pemula bagaimana cara mencari

reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai

(misalnya 0-10 atau 0-100) atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan

seterusnya. Beberapa peneliti mengambil langkah pintas yakni mengubah skor

bukan 1 dan 0 menjadi 1 dan 0 misalnya jika skornya antara 1 sampai dengan 5,

asal skor lebih dari, diberi skor baru 1 dan kalau kurang, dari diberi skor 0.

Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan

1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

Rumus Alpha:

r11=( kk−1

)(1−∑ σb2

σ t2 )

Dengan keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb2 = jumlah varians butir

σ t2 = varians soal.

Demikian cara-cara untuk menguji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan

rumus-rumus statistik. Instrumen yang berbentuk tes prestasi belajar angket yang

diskor dengan 1 dan 0 yakni tes bentuk objektif dan angket yang dijawab dengan “Ya”

dan “Tidak” diuji reliabilitasnya dengan teknik dan rumus-rumus tersebut. Untuk tes

Page 8: Reli Abi Litas

prestasi belajar yang berbentuk uraian atau angket dan skala bertingkat (rating scale)

diuji dengan rumus Alpha.

Peneliti pemula kadang-kadang salah tafisr dengan cenderung mengutamakan kualitas

instrumen, dan melupakan makna bahwa sebenarnya yang dituju adalah kualitas data.

Seharusnya perhatian peneliti bukan ditujukan kepada instrumen. Instrumen hanyalah

alat. Yang penting dalam penelitian adalah data yang benar, data yang reliabel, data

yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Apabila peneliti sudah memusatkan perhatiannya pada kebenaran data, maka masalah

prosedur pengujian reliabilitas instrumen menjadi nomor dua. Kini perhatian peneliti

mengarah pada pemikiran bagaimana cara myakinkan diri bahwa data yang

diperolehnya sudah benar. Untuk keperluan ini peneliti bisa menggunakan logika

demikian.

Kebenaran data yang diperoleh dari wawancara dengan guru dapat dicek

melalui dokumentasi atau wawancara dengan orang lain. Sebagai contoh,

peneliti bertemu guru dan menanyakan tentang berapa kali serta kelengkapan

pembuatan satuan pelajaran. Jika peneiti tidak/kurang yakin akan jawaban

guru tersebut, peneliti dapat menghubungi kepala sekolah, meminjam satuan

pelajaran milik guru tersebut.

Kebenaran data yang diperoleh dari observasi selintas tentang cara mengajar

guru dapat dicek dan wawancara dengan beberapa siswa tentang kebiasaan

cara mengajar guru tersebut.

Kebenaran data mengenai kepemimpinan kepala sekolah yang diperoleh dari

wawancara dengan kepala sekolah dapat dicek dengan notulen rapat,

wawancara dengan guru dan TU.

8. Mencari reliablitas pengamatan (observasi)

Di antara berbagai metode pengumpulan data, pengamatan merupakan metode

yang paling “rawan” dalam arti tingkat kemantapannya paling rendah. Jika

peneliti menggunakan angket yang diisi oleh responden, jawabannyan masih dapat

disimpan oleh peneliti dan dapat dilihat lagi sewaktu-waktu. Apabila ada satu atau

beberapa jawaban yang diragukan, peneliti dapat mendatangi responden lagi untuk

memperoleh kejelasan. Demikian pula dengan wawancara, adalah pendapat

responden tentang sesuatu hal yang sifatnya relatif mantap sehingga dapat dilihat

kembali.

Page 9: Reli Abi Litas

Metode pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamat dengan sasaran

benda diam atau proses. Untuk sasaran benda diam, data dapat diamabil lagi

sewaktu-waktu apabila ada keraguan pada diri peneliti. Sebaliknya, apabila ada

sasaran suatu proses, pengulangan pengamatan hampir tidak mungkin dilakukan

kecuali peneliti mempunyai rekaman video atau film yang dapat menunjukkan

proses yang diamati. Inilah salah satu kelemahan dari metode penagamatan.

Kelemahan lain dari pengamatan, terletak pada diri pengamat. Bagaimanapun

upaya pengamat untuk bersikap netral, subjektivitas diri tentu masih mengiringi

kegiatan sehingga hasilnya menjadi tidak 100% objektif. Demikianlah apabila

pengamatan terhadap oleh dua orang, maka perbedaan hasil pengamatan terhadap

oleh dua orang, maka perbedaaan hasil pengamatan terhadap sesuatu objek proses

akan dapat sangat berbeda karena latar belakang pribadi yang mewarnai

pengamatan serta intensitas subjektivitas yang berbeda pula.

Dengan alasan-alasan tersebut maka sebaiknya sebelum melakukan pengamatan

yang sesungguhnya, para pengamat, pengumpul data perlu dilatih terlebih dahulu

untuk “menyingkirkan” atau “menekan sampai sedikit mungkin” unsur

subjektivitas pengamat. Misalnya, jika peneliti akan menggunakan lima orang

pengamat untuk mengamati proses mengajar guru. Sangat disarankan di dalam

latihan pengamatan digunakan rekaman video. Namun apabila tidak ada, hasil

pengamatan yang diperoleh dapat lebih baik seteah dilakukan latihan beberapa

kali, dan perbedaan hasil pengamatan sudah sama atau hanya berbeda sedikit.

Proses latihan dalam rangka menyamakan persepsi agar diperoleh hasil

pengamatan yang sama dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Pengamat I dan pengamat II bersama-sama mengamati proses mengajar yang

dilakukan oleh guru, dengan menggunakan sebuah format pengamatan, dan

diisi bersama-sama. Format isian dimaksud hanya terdiri dari dua kolom yang

memuat alternatif “ya” dan “tidak”, atau lebih dari dua kolom (biasanya 4 atau

5) dan menujukkan gradasi. Judul kolom mulai dari 0 (tidak muncul), 1

(sangat rendah), 2 (rendah), 3 (sedang/cukup), 4 (tinggi), dan 5 (sangat tinggi).

Sebelum membubuhkan kolom mana dari lembar pengamatan tersebut yang

akan diisi kode, kedua orang pengamat berunding dahulu memantapkan

kesepakatan.

2. Pengamat I dan II bersama-sama mengamati lanjutan proses, tetapi pada

tempat yang berbeda dengan menggunakan dua format. Beberapa lama

Page 10: Reli Abi Litas

kemudian setelah kolom-kolom formatnya terisi, kedua orang pengamat

mencocokkan hasil pengamatannya. Jika ada perbedaan, rekaman diputar

kembali untuk mencari letak perbedaan pendapat.

3. Pengamat I dan II mengulangi lagi proses seperti langkah ke-2, dan begitulah

berkali-kali dilakukan sampai diperoleh persamaan hasil pengamatan, atau

apabila masih ada saja perbedaan, peredaan hasil pengamatan tersebut sangat

minim.

Jika pengamatannya lebih dari dua orang, perlu diadakan penyamaan antara-

pengamat sampai dicapai persamaan persepsi dari semua pengamat yang akan

bekerja mengumpulkan data.

Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan, digunakan teknik

pengetesan reliabilitas pengamatan. Rumus yang paling banyak digunakan,

dikemukkan oleh H.J.K. Fernandes (1984:40), penulis modifikasi, sebagai berikut:

KK= 25N1+N2

Dengan keterangan:

KK = koefisien kesepakatan

S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama

N1 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I

N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

Rumus Reliabilitas dari Scott

Seorang ahli statistik bernama Scott telah berusaha mengadakan penyempurnaan

terhadap rumus Indeks Kesesuaian Kasar (Crude Index Agreement) ini, yaitu

memasukkan faktor koreksi ke dalamnya. Menurut ahli ini, di dalam hasik

pengamatan mungkin ada faktor untung-untungan (change agreement) yang akan

“mengotori” koefisien reliabilitas. Agar diperoleh koefisien reliabilitas bersih

harus dilakukan koreksi. Rumus yang dikemukakan oleh Scott adalah sebagai

berikut

KK=Po−Pe

1−Pe

Dengan keterangan:

KK = koefisien kesepakatan pengamatan

Po = proporsi frekuensi kesepakatan

Page 11: Reli Abi Litas

Pe = kemungkinan sepakat (change agreement). (peluang kesesuaian antar-

pengamat).

Untuk mencari harga Pe kita gunakan rumus sebagai berikut:

Pe=∑ Pi2

Dengan keterangan:

Pe = change agreement

Pi = proposi tallies (jari-jari yang ada setiap sel terhadapa N total (jumlah

objek amatan)).

Rumus Reliabilitas dari Cohen-Kappa

Selain dengan rumus umum dan rumus Scott, kita dapat mencari koefisien

reliabilitas pengamatan dengan rumus Cohen-Kappa. Pada dasarnya rumus ini

mirip dengan rumus Scott, tetapi untuk menghitung Pe digunakan landasan

distribusi marginal dari jumlah kategori di dalam tabel kontingensi (Scott

menggunakan marginal yang diharapkan atau expected marginal).

Rumus : Pe=1

N2 ∑ ¿¿

Dengan keterangan :

N = jumlah keseluruhan jari-jari yang menunjukkan munculnya gejala yang

teramati.

∑ ¿¿ = jumlah jari-jari kategori ke-1 untuk pengamat pertama.

∑ (n+i)= jumlah jari-jari kategori ke-1 untuk pengamat kedua.

Adapun rumus reliabilitas Cohen-Kappa adalah sebagai berikut:

KK=Po−Pe

1−Pe

Disamping perlu dikahui tingkat kesepakatan antara-pengamat untuk meyakinkan

kebenaran hasil pengamatan, perlu juga diketahui keajekan pengamat. Keajekan

ini menunjuk pada kualitas pengamat, apakah ia menghasilkan data yang benar-

benar sama baiknya dari waktu ke waktu. Untuk pengujian terhadap keajekan

pengamatan ini dilakukan verifikasi data pengamatan, dan menetapkan koefisien

keajekan dengan rumus yang dikemukakan oleh Fernandes yaitu:

P=M Sr−M Se

M Sr−(k−1) M Se

Dengan keterangan:

Page 12: Reli Abi Litas

P = koefisien keajekan.

M Sr = kuadrat rata-rata bars (aspek yang diamati).

M Se = kuadrat rata-rata sisa.

k = jumlah kolom.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan banyaknya subjek

uji coba antara lain:

1. Tersedianya subjek yang akan dijadikan sasaran.

2. Unit analisis yang diambil.

3. Kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana.

4. Tingkat kesulitan dalam pelaksanaan.

9. Mencari reliabilitas data dengan instrumen lain

Realibilitas data menunjuk pada keandalan data, artinya bahwa data tersebut

betul-bertul sesuai benar dengan kenyataannya. Dengan demikian, maka kedua

istilah tersebut, yakni reliabilitas instrumen dan reliabilitas data, maknanya sama.

Yang berbeda adalah cara memandang. Reliabilitas instrumen memandang dari

alat yang digunakan, sedangkan reliabilita data memandang dari hasilnya.

Bertitik tolak dari dua pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang penting

di dalam penelitian adalah benarnya data. Penelitian mana pun selalu

menghendaki diperolehnya data yang benar, yang sesuai dengan keadaan

senyatanya.

Cara-cara yang dijelaskan di depan adalah mencari insrumen dengan berbagai

teknik, dengan berbagai rumus. Yang dimasalahkan adalah instrumen itu sendiri.

Pada bagian ini akan diajak untuk memasalahkan data, tetapi selanjutnya

digunakan untuk mengetahui keandalan instrumen. Asumsi yang mendasari

pendapat ini adalah:

Jika sebuah instrumen berhasil digunakan untuk mengum-pulkan data

yang benar sesuai dengan keadaan senyatanya, maka instrumen tersebut

sudah andal.

Untuk mengetahui bahwa data yang dikumpulkan dengan instrumen benar-benar

benar amak dapat dilakukan pengecekan kembali. Mengadakan pengecekan

kembali terhadap data yang sudah terkumpul di dalam istilah yang biasa

digunakan di dalam penelitian adalah triangulasi. Secara utuh yang dimaksud

dengan triangulasi adalah pengecekan terhadap kebenaran data dan

Page 13: Reli Abi Litas

penafsirannya. Kata triangulasi sendiri, menurut Ensiklopedi Indonesia, diambil

dari penerapan di dalam ilmu geodesi, yaitu mengukur jarak antara 2 titik yang

berjauhan, dengan menggunakan kaidah segi tiga ilmu ukur datar.

Di dalam penelitian, yang dimaksud dengan triangulasi adalah upaya untuk

mengadakan pengecekan kebenaran data melalui cara lain. Cara-cara yang

diusulkan sesuai dengan asumsi di atas adalah melakukan pengumpulan data yang

sama dengan menggunakan instrumen lain. Oleh karena sifatnya melakukan

pengecekan, maka upaya ini tidak boleh dilakukan asal-asalan, tetapi harus secara

serius dan sistematis. Artinya adalah bahwa data hasil pengumpulan yang kedua

bukan hanya dilihat “dengan masa satu”, dikira-kira sudah sama dengan data

pertama, tetapi harus direncanakan dengan baik kemudian hasilnya disejajarkan

dengan hasil terdahulu melalui teknik analisis tertentu.

Dalam hal ini kita dapat menggunakan teknik korelasi product moment dari

Spearman apabila jenis data tersebut keduanya interval. Dengan kata lain,

penggunaan rumus untuk melakukan pengecekan kebenaran data juga harus

didasarkan atas ketentuan yang berlaku dalam analisis data.

Alternatif cara yang dapat digunakan dalam melakukan pengecekan data antara

lain adalah sebagai berikut.

a. Mencari reliabilitas angket, dilakukan pengecekan data yang sudah terkumpul

dengan wawancara, baik kepada responden yang sama atau melalui orang

lain.

b. Mencari reliabilitas instrumen/pedoman pengamatan, dilakukan dengan

dokumentasi atau wawancara.

c. Mencari reliabilitas pedoman wawancara dilakukan dengan pengamatan atau

dkumentasi.

Dan lain-lain cara, yang penting bahwa peneliti sudah melakukan sesuatu upaya

untuk menguji kebenaran data yang selanjutnya diberlakukan untuk melihat

keandalan instrumen.

Sesudah data kedua (hasil pengecekan) terkumpul, peneliti membuat tabel untuk

melihat kesejajaran data sebagai berikut.

Tabel Persiapan untuk Menghitung Korelasi Data tentang ...... (misalnya

dari Angket dan Wawancara)

Page 14: Reli Abi Litas

No

.

Aspek yang Diukur Data dari Angket Data dari Wawancara

1. Ditulis semua (misalnya 4) (misalnya 3)

2. Butir pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Yang ditanyakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

- - Dan seterusnya - -

Dengan menggunakan rumus product moment, penelitian akan menghasilkan

indeks korelasi. Tentu saja dari sebuah tabel seperti disajikan peneliti baru

memperoleh informasi kesejajaran dari seorang responden. Apabila di dalam

melakukan uji coba tersebut peneliti mengambil misalnya 15 orang responden

sebagai subjek uji coba, pengecekan juga dilakukan kepada semua responden.

Dari masing-masing indeks korelasi tersebut peneliti dapat menghitung rata-

ratanya. Dari data-data tersebut jika diketahui misalnya hanya 0,34, dapat

disimpulakn bahwa reliabilitas angket yang diujicobakan adalah rendah.