Download - Refreshing THT

Transcript

REFRESHING TELINGGA, HIDUNG, TENGGOROKAN

REFRESHING TELINGGA, HIDUNG, TENGGOROKANPEMBIMBINGdr.H. Pramushinto Adhy, Sp.THT-KL.OLEHDesi Khoirunnisa MRina MardianaIntan Herlina

KEPANITERAAN ILMU THTBLUD RSUD SEKARWANGIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTAPERIODE 9 Februari 15 Maret 2015

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGATelinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi / mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh

ANATOMI TELINGASecara anatomi Telinga dibedakan atas Telinga Luar, Telinga Tengah, dan Telinga Dalam

3TELINGA LUARTELINGATENGAHTELINGA DALAM- DAUN TELINGA- LIANG TELINGA LUAR

MEMBRAN TIMPANITUBA EUSTACHIUSTULANG-TULANG PENDENGARANMUSCULUS TENSOR TIMPANIMUSCULUS STAPEDIUS- CHORDA TIMPANIKANALIS SEMISIRKULARISVESTIBULUMKOKLEA TULANG LABIRIN MEMBRANASEA4TELINGA LUARDaun Telinga terdiri dari:Tulang rawan elastin Kulit Fungsi : meneruskan suara ke Telinga Tengah dan melindungi alat alat di sebelah dalamnya terhadap pengaruh luar.Terdiri atas :Daun telinga ( Auricula)Liang telinga ( Meatus Acusticus Externus)Membrana Timpani

5Daun Telinga ( Auricula)Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin kecuali pada bagian lobulus (jar. Fibroareolar)

Perdarahan: Bagian Anterior: a. temporalis superficialis Bagian Posterior: a. auricularis posterior

Liang TelingaPanjang: 2.5cm pada orang dewasa1/3 lateral : tulang rawan, bentuk huruf S Mengandung: folikel rambut, glandula sebacea, modifikasi glandula sudoriferaSekresi kedua glandula ditambah debu & epitel serumen2/3 medial: bagian tulangMengandung sedikit kelenjar tanpa folikel rambut

TELINGA TENGAHTelinga tengah merupakan rongga yang berisi udara. Batas-batas Telinga Tengah :

Batas luar : Membran timpaniBatas depan : Tuba EustachiusBatas bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis)Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialispars vertikalisBatas atas : Tegmen timpani (meningen/otak)Batas dalam : Kanalis semi sirkularis horizantalis, kanalis fasialis, oval window, round window, dan promontoroium

8Terdiri atas: Udara Tulang pendengaran (maleus, incus, stapes) Otot (m. stapedius, m. tensor tympani) Chorda tympaniFungsi:Tulang Pendengaran: Meneruskan dan memperbesar transmisi getaran suara ke Membran Timpanim. Tensor tympani: menarik manubrium mallei ke medial (amplitudo getaran)

Telinga Tengah (Cavitas Tympanica)

MEMBRAN TIMPANIDari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membrane timpaniPada pukul 7 untuk Membrane Timpani KiriPukul 5 untuk Membrane Timpani KananDi membrane timpani terdapat dua serabut yaitu serabut sirkuler dan serabut radierSerabut tersebut menyebabkan timbulnya refleks cahaya

Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat obliq terhadap sumbu liang telingaBagian atas disebut pars flaksidaBagian bawah disebut pars tensaBayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut sebagai umboFungsinya adalah bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya, menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar

10Tuba Eustachius menghubungkan telinga tengah dan nasofaringFungsi:1. mengalirkan udara ke telinga tengah. Udara di Telinga Tengah diserap darah tekanan di telinga tengah membran timpani relaksasi2. Mengalirkan mukus yg normal diproduksi di telinga tengah keluar menuju hidung untung mencegah akumulasiDisebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpaniBentuknya seperti huruf S.Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian)Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

TUBA EUSTACHIUS

11Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang.Tulang maleus melekat pada membran timpaniLempeng dasar stapes melekat pada tingkap lonjong

TULANG-TULANG PENDENGARAN

MALEUSINKUS STAPES

SALING BERHUBUNGAN12MALLEUS: Manubrium mallei tangkai yg melekat pd permukaan dlm membrana tympaniCaput mallei berarticulatio dng incus dan distabilkan dng adanya ligamentum mallei superius Collum malleiProcessus anterior mallei

TULANG- TULANG PENDENGARAN

INCUSCorpus incudis berhubungan dng malleus melalui articulatio incudomallearisCrus breve incudisCrus longum incudis

STAPESBasis stapedisCrus anterius stapedius & crus posterius stapedisCaput stapedis

Corpus incudisCrus breve incudisCrus longum incudis

Basis stapedisCrus anterius stapedius& crus posterius stapedisCaput stapedisOtot ini berada pada suatu canalis pada dinding anterior dari cavum timpani, di sebelah atas dari tuba eustachiusFungsi otot ini untuk meregangkan dan mengendorkan cavum timpani

MUSCULUS TENSOR TIMPANI

15Otot ini dimulai dari suatu benjolan tulang dari dinding posterior cavum timpani yang disebut eminentia pyramidalisKemudian tendonnya berakhir pada collum dari stapesFungsi otot ini adalah untuk mengatur gerakan dari stapes.

MUSCULUS STAPEDIUS

16Berjalan dari cavum timpani, keluar dari nervus Fascialis Pars Vertikalis (dinding posterior cavum timpani)Kemudian berjalan dalam cavum timpani ke arah anterior kemudian masuk ke fissure petrotympanica, dimana terdapat pada dinding anterior dan akhirnya saraf ini mempersarafi lidah.

CHORDA TIMPANI

17Telinga Dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang temporalisTelinga Dalam dibentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa) yang di dalamnya terdapat labirin membranaseaCanales semisircularis 2/3 lingkaran Anterior (superior) Posterior LateralisVestibulumSacculusUtriculusCochleaBerbentuk kulit keong

TELINGA DALAM

Bag, labyrinthus membranaceus18Berisi endolympha & terdiri atas:Ductus semicircularis 3 buah, pelebaran pd satu ujungnya (ampulla membranacea) berisi crista ampullaris sensor dari pergerakan endolympha terhadap pergerakan kepalaUtriculus & SaculusUtriculus mendeteksi gerakan kepala di bidang sagital (atas & bawah)Macula Sacculi gerakan kepala di bidang frontalDuctus CochearisOrgan corti reseptor getaran suaraLabyrinthus osseus perilimfe komposisi: ion yg serupa dng CES di tempat lain, namun kandungan proteinnya sangat rendahLabyrinthus Membranaceus endolimf kandungan Na rendah, K tinggi. Konsentrasi protein kecil

LABYRINTHUS MEMBRANACEUS

Terdiri atas 3 komponen :Kanalis semisirkularisTerdiri dari kanalis semisirkularis superior, posterior dan horizontalis dengan diameter 0,8 mmSalah satu ujungnya membesar sebagai ampula yang mengandung organ sensoris vestibuler

VestibulumVestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval (fenestra ovale).Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularisBerhubungan dengan koklea tulang dan tingkap bulat (fenestra rotundum).

Tulang Koklea Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siputRuangan bagian dalam koklea dibagi 2 oleh lamina spiralis oseus yang merupakan lamina periosteum menjadi skala vestibuli dan skala timpani (keduanya berisi cairan perilimfe) yang akan bersatu membentuk helikoterma.

LABIRIN TULANG

20Terdiri dari : Sakulus dan UtrikulusAdalah dua ruangan labirin membranasea yang terletak dalam vestibulum Keduanya dihubungkan dengan duktus utrikulo-sakulusSakulus adalah kantung yang didalamnya mengandung end organ neuro-sensoris makulaUtrikulus adalah kantung berbentuk oval, dimana bagian antero-lateralnya terdapat makulaDuktus Semi-Sirkularis MembranosaDuktus ini dalam lumen kanalis semisirkularis dengan diameter bagian kanalis semisirkularisBerhubungan dengan utrikulus melalui 5 lubangKetiga duktus ini terletak pada bidang yang berisis epitel saraf yang disebut krista ampularis.Duktus KohlearisDuktus ini mengikuti bentuk spiral kohleaPada penampang melintang duktus ini terlihat bentukan segitiga dengan dasar spiralis dibentuk oleh membran basilaris yang membentang dari tepi lamina spiralis oseus ke dinding tulang kohlea

LABIRIN MEMBRANASEA

21Skala Media: berisi cairan endolimfe yang strukturnya sama dengan cairan intraseluler, mengandung kadar kalium tinggi dan natrium rendahSkala Vestibuli: berisi cairan perilimfe dan berbatasan dengan kavum timpani lewat fenstra ovale.Skala Timpani: berisi cairan perilimfe dan berbatasan dengan kavum timpani lewat fenestra rotundum.Skala vestibuli dengan skala media dipisahkan oleh membran Reissner (membran vestibularis)Antara skala timpani dan skala media dipisahkan oleh membran basilaris

Organ CortiSepanjang duktus kohlearis di atas membrana basilaris terdapat reseptor organ yang disebut organ kortiOrgan korti merupakan struktur kompleks yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu sel penyangga, sel sensoris yaitu sel-sel saraframbut dan membrana tektoriaOrgan korti mengandung 15.000 sel rambut yaitu 3.500 sel rambut dalam dan12.000 sel rambut luar.22FISIOLOGI PENDENGARAN

23GELOMBANGSUARAGETARANMEMBRANTIMPANIGETARANTULANGPENDENGARANGETARANTINGKAPLONJONGGERAKANCAIRAN DI DALAM KOKLEA24GETARAN MEMBRAN BASILARISGETARANTINGKAPBUNDARPEMBUYARAN ENERGI(TIDAK ADA PERSEPSI SUARA)MENEKUKNYA RAMBUT DI RESEPTOR SEL RAMBUT DALAM ORGAN CORTI SEWAKTU GETARAN MEMBRAN BASILARIS MENGGESER RAMBUT-RAMBUT INI SECARA RELATIF TERHADAP MEMBRAN TEKTORIUM DI ATASNYA YANG BERKONTAK DENGAN RAMBUT TSB25PERUBAHAN POTENSIAL BERJENJANG DI SEL RESEPTORPERUBAHAN FREKUENSI POTENSIAL AKSI YANG DIHASILKAN DI SARAF AUDITORIUSPERAMBATAN POTENSIAL AKSI KE KORTEKS AUDITORIUS DI LOBUS TEMPORALIS OTAK UNTUK PERSEPSI SUARADI DALAM TELINGADI LUAR TELINGA26Aparatus vestibularis = yang memberi informasi bagi sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur tubuhGerakan atau perubahan kepala dalam arah apapun menyebabkan gerakan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekukKetika stereosilia terdefleksi oleh gerakan endolimfe,hal ini menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi Selanjutnya neurotransmiter eksitator akan terlepas dan akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otakSewaktu stereosila menekuk kearah berlawanan maka akan terjadi hiperpolarisasi sel.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN

Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis menjadi energi biolistrik

Sehingga memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung.27RESEPTOR DI MATARESEPTOR DI KULITRESEPTOR DI SENDI DAN OTOTRESEPTOR DI KANALIS SEMISIRKULARIS DAN ORGAN OTOLITMASUKAN PENGLIHATANMASUKAN KULITMASUKAN PROPRIOSEPTIFMASUKAN VESTIBULARNUKLEUS VESTIBULARIS (DI BATANG OTAK)PEMROSESAN UNTUK KOORDINASISEREBELUM28KELUARAN KE NEURON MOTORIK OTOT EKSTREMITAS DAN BADANKELUARAN KE NEURON MOTORIK OTOT MATA EKSTERNALKELUARAN KE SSPPEMELIHARAAN KESEIMBANGAN DAN POSTUR YANG DIINGINKANKONTROL GERAKAN MATAPERSEPSI GERAKAN DAN ORIENTASI29

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus): Dorsum nasiApeks nasiRadiks nasiAla nasiHIDUNG DALAM (Nasus internus): Rongga hidung Septum nasiSINUS PARANASALES: Sinus FrontalisSinus MaksilarisSinus (sel-sel) EthmoidalisSinus Sfenoidalis

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNGHidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian dari atas ke bawah :Pangkal hidungBatang hidungPuncak hidungAla nasi KolumelaLubang hidung (nares anterior)

Hidung luar

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)Dorsum nasi Apeks nasi Radiks nasi Ala nasi

Cavum nasi (Rongga Hidung)Ataplamina cribriformis os ethmoidale, disini terdapat n. olfaktoriusDasar processus palatinus os maxilla dan the lamina horizontalis os palatinaOs nasaleOs vomerHIDUNG DALAM (Nasus Internus)

HIDUNG DALAMOs maxillarisOs nasaleOs frontalisKonka inferiorKonka mediaSeptum nasiCavum nasiCavum nasi (Rongga Hidung)Terdapat tonjolan dan lipatan selaput lendir hidung, yg disebut konka, terdiri dari: konka nasalis inferior konka nasalis media konka nasalis superiorMeatus nasi inferior ruang antara dasar cavum nasi dg konka nasalis inferiorMeatus nasi media ruang antara konka nasalis inferior dg mediaMeatus nasi superior ruang antara konka nasalis media dg superior

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)

Meatus nasi inferiorkonka nasi inferiorkonka nasi mediameatus nasi media36Septum nasiLamina perpendicularis os ethmoidalisOs vomerCartilago septi nasi

HIDUNG DALAM (Nasus Internus)

38

ARTERI PADA SEPTUM DAN DINDING RONGGA HIDUNG:Arteri penting : etmoidalis anterior(EA) dan etmoidalis posterior(EP), Sfenopalatina(SfP), palatina mayor(PM). Pleksus Kiesselbach di area Little di bagian depanseptum nasiEAEPSfPPMDisekitar rongga hidung trdpt rongga2 => sinus paranasalisTdd :Sinus frontalisSinus maksilaris Sinus sfenoidalisSinus ethmoidalis

SINUS PARANASALIS

Atas:a. Carotis interna a. oftalmikus bercabang menjadi a. ethmoid anterior dan a. ethmoid posteriorBawah:A.carotis exta.maxillaris interna bercabang menjadi a.sphenopalatina dan a.palatina mayor

PERDARAHAN HIDUNG

Persarafan Hidung

FISIOLOGI HIDUNGFUNGSI HIDUNG :OLFAKTORIRESPIRATORI FILTRASIAIR CONDITIONINGVOCAL RESONANCEPROSES BICARAREFLEK NASAL

Fisiologi Sinus Paranasal:PENGATUR KONDISI UDARAPENAHAN SUHUKESEIMBANGAN KEPALARESONANSI SUARAPEREDAM PERUBAHAN TEKANANPRODUKSI MUKUS

FISIOLOGI HIDUNG

Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktoriusSerabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung => area olfaktoriaN. olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang halus, terjalin dengan serabut- serabut dari bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius merupakan lanjutan dari bagian otak yang ujung-ujung akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang-lubangN. olfaktorius terletak pada os ethmoidalisDari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoria pd otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan

Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n. olfaktorius di bulbus olfaktoriusIndera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama

created by rolanda

FISIOLOGI HIDUNGRangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yg menutupinyaAmbang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dpt dideteksi.Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda

FISIOLOGI HIDUNGManusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoriaBau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa olfaktoriusBila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem olfaktorius

created by rolandaIndera penciumanAkan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau membengkak spt saat influenza Akan menghilang akibat cedera pd kepalaBatas ambang meningkat seiring pertambahan usiaAnosmia = tidak adanya indera penciumanHiposmia = pengurangan sensitivitas olfaktoriusDisosmia = indera penciuman berubah

ANATOMI DAN FISIOLOGI TENGGOROKAN

Kantong fibromuskular yang berbentuk seperti corongTerletak antara cavitas nasi dan cavitas oris, di belakang laringFungsi untuk menyalurkan makanan ke esofagus dan menyalurkan udara ke laring, trakea dan pulmoFaring meluas dari dasar cranium sampai tepi bawah cartilago cricoid di sebelah anterior, dan sampai tepi bawah vertebra cervicalis VI di sebelah posterior

tenggorokan

Fungsi faringPernafasanMenelanResonansi suaraArtikulasi

Fungsi laringPenghasil suaraProteksi jalan nafasRespirasi

Proteksi jalan nafasAuditus laringisn tertutup oleh kerja sfingter dari kerja otot tiroaritenoideus dalam plica ariepiglotika dan korda vokalis palsu, disamping aduksi korda vokalis sejati dan aritenoid yang ditimbulkan oleh otot intrinsik laring lainnya.elevasi laring di bawah pangkal lidah mendorong epiglotis dan plica ariepiglotis ke bawah menutup auditus. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi auditus laringis dan masuk ke sinus piriformis.Penghasil suaraKorda vokalis bergetar akibat udara yang dipaksa adntara korda vokalis sebagai akibat dari kontraksi otot ekspirasi. Otot intrinsik laring dan krikotiroideus berperan dalam pengaturan nada

Nasofaring mempunyai fungsi respiratorik, terletak di atas palatum molle dan merupakan lanjutan dari cavum nasi ke belakang. Hidung berhubungan dengan nasofaring melalui kedua choanaOrofaring mempunyai fungsi yang berhubungan dengan pencernaan makanan. Batas superior : palatum molle, batas inferior: radix linguae, lateral oleh arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeusLaringofaring terletak posterior dari laring, dari tepi atas epiglottis sampai tepi bawah cartilago cricoid, dan di sini menyempit dan beralih ke esofagus

Pembagian FaringLaring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6.Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelanb. Glotis : ostium antara pita suara dalam laringc. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adams Apple )d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid )e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroidf. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.Anatomi laring

Dinding faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkular) dan memanjang (longitudinal)Lapis otot internal yang teratur longitudinal : Musculus palatopharyngeus, Musculus stylopharyngeus, dan Musculus salpingopharyngeus. Berfungsi sebagai elevator pada waktu menelan. M. stylopharyngeus dipersarafi oleh N.IX sedangkan M. palatofaring dipersarafi oleh N. XLapis otot eksternal yang sirkular: Musculus konstriktor faring superior, media dan inferior. Berfungsi untuk mengecilkan lumen faring. Dipersarafi oleh N. Vagus (N.X)

Otot faring Perdarahan dan persarafan faring

Perdarahan:Cabang dari a. Carotis externa serta cabang dari a. Maxilaris interna

Persarafan:Pleksus faring yang dibentuk oleh cabang faring dari n.Vagus, cabang dari n.Glosofaring dan serabut simpatis

Gerak penelanan adalah gerak total/tidak sama sekali apabila sudah dimulai akan terus smp akhir, kec situasi tertentu.

Proses menelan dibagi menjadi 3 tahapGerakan makanan dari mulut secara volunterSecra involunter transport makanan melalui faringJalannya bolus melalui esofagus secara involunter

pROSES MENELAN

Pembentukan bolus makanan & dikeluarkannya bolus dr mulut ke faring

Dasar lidah menstabilkan otot dasar mulut & otot penutup rahang

Palatum lunak naik & kontak dgn dinding faring posterior utk menutup sal.nafas

Lidah diangkat, kontak dgn palatum keras

Menekan dari dasar mulut ke faring

TAHAP ORAL

Posterior lidah beraposisi erat dgn dinding posterior faring

Bolus dikeluarkan ke esophagus, sfingter atas esofagus relax & epiglotis laring naik utk melindungi jalan nafas

TAHAP FARINGEAL

Gerakan peristaltik akan membawa bolus ke spingter esofagus bag.bawah yg relaks.

TAHAP ESOFAGEAL

DAFTAR PUSTAKASherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: EGC; 2001. BAB 6. Sistem Saraf Perifer; h 176Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi Keenam. Jakarta: EGC; 2011. BAB 6. Sistem Saraf Perifer; h 234-241Soepardi E., Iskandar N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke Enam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2007.Adams G., Boies L., Higler P. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke Tujuh. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1997.

TERIMA KASIH