Download - Referat Polip Rektum Upload

Transcript

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 1/18

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor jinak yang umumnya terjadi pada kolon adalah polip. Polip merupakan suatu

massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus yang berasal dari epitel mukosa

dan submukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di kolon dan rektum.1,2 

Sebagian besar polip kolon timbul secara sporadik, dan meningkat frekuensinya

seiring usia. Suatu penelitian kependudukan menunjukkan bahwa sekitar 30% dari individu

dewasa dan lanjut usia memiliki polip kolon. Sebagai perbandingan, kejadian polip kolon di

Amerika Serikat adalah 1 kasus diantara 6580-8300 orang.3,4,5

Tidak terdapat perbandingan yang akurat dari insidensi dan prevalensi polip kolon di

seluruh dunia karena perbedaan dalam metode yang digunakan untuk deteksi polip kolon.

Perkiraan insidensi polip kolon dan rectum pada populasi umum adalah antara 9% sampai

60%. Polip nonneoplastik membentuk sekitar 90% dari semua polip kolon. Walaupun dapat

ditemukan dimana saja dikolon, pada lebih dari separuh kasus polip ditemukan di daerah

rectosigmoid. Sekitar 50% polip terjadi pada daerah rektosigmoid.2,3

Secara histologis polip kolon dan rektum diklasifikasikan menjadi dua kelompok 

utama, yaitu polip nonneoplastik dan neoplastik. Polip non-neoplastik tidak mempunyai

 potensi untuk menjadi keganasan. Namun polip neoplastik sering merupakan suatu lesi

 premaligna sehingga harus diangkat setelah ditemukan. Banyak suatu adenokarsinoma pada

usus besar merupakan suatu progresivitas dari perkembangan polip neoplastik. Karena hal

ini, deteksi dini mempunyai peranan penting untuk tujuan diagnosis, terapi dan prognosis

 pasien.2,3,4

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 2/18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI

Polip merupakan suatu massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus. Polip

 berasal dari epitel mukosa dan submukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di

kolon dan rektum. Traksi pada massa dapat menciptakan polip bertangkai, atau

 pedunculated. Selain itu, polip mungkin bersifat sessile, tanpa tangkai yang jelas.1,2

Gambar 1. Polip Kolon

II.2 EPIDEMIOLOGI

Tumor kolon penting sebab berhubungan dengan tingkat kematian. Tumor jinak yang

umum adalah polip. Kira - kira 14 juta orang Amerika mempunyai polip kolon. Beberapa

diantaranya tidak berpotensial untuk menular dan lainnya premalignant. Banyak suatu

keganasan pada kolon berkembang dari suatu polip yang terdapat pada kolon sejak usia

dini.2,5

Sebagian besar polip usus timbul secara sporadik, terutama di kolon, dan meningkat

frekuensinya seiring usia. Suatu penelitian kependudukan menunjukkan bahwa sekitar 30%

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 3/18

dari individu dewasa dan lanjut usia memiliki polip kolon. Sebagai perbandingan, kejadian

 polip kolon di Amerika Serikat adalah 1 kasus diantara 6580-8300 orang.3,4,5

Tidak terdapat perbandingan yang akurat dari insidensi dan prevalensi polip kolon di

seluruh dunia karena perbedaan dalam metode yang digunakan untuk deteksi polip kolon.

Perkiraan insidensi polip kolon dan rectum pada populasi umum adalah antara 9% sampai

60%. Polip nonneoplastik membentuk sekitar 90% dari semua polip kolon. Walaupun dapat

ditemukan dimana saja dikolon, pada lebih dari separuh kasus polip ditemukan di daerah

rectosigmoid. Sekitar 50% polip terjadi pada daerah rektosigmoid.2,3

II.3 ANATOMI

II.3.1Anatomi Kolon

Usus besar terdiri dari sekum, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens,

kolon sigmoideum dan rektum. Kolon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari

caecum pada fossa iliaca dextra sampai flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen

sebelah kanan, terletak di sebelah ventral ren dextra, hanya bagian ventral ditutup

 peritoneum visceral. Kolon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli

dextra sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenumdan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra

letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih

tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies

visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di sebelah ventralnya. Kolon

descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca

sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya dinding

ventral saja yang diliputi peritoneum. Kolon sigmoideum mempunyai mesosigmoideumsehingga letaknya intraperitoneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix

mesosigmoid mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Kolon sigmoid

membentuk lipatan-lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat

memanjang dan masuk ke dalam kavum pelvis melalui aditus pelvis, bila kosong lebih

 pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal lagi. Kolon

sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal pada aditus pelvis di

sebelah depan os sacrum.Batas antara kolon dan rektum tampak jelas karena pada rektum

ketiga taenia idak tampak lagi. Batas ini terletak di bawah ketinggian promontorium.1

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 4/18

Gambar 2. Anatomi kolon

Vaskularisasi usus besar diatur oleh arteri mesenterika superior dan inferior. Arteri

mesenterika superior memvaskularisasi kolon bagian kanan (mulai dari sekum sampai dua

 pertiga proksimal kolon transversum). Arteri mesenterika superior mempunyai tiga cabangutama yaitu arteri ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan arteri

mesenterika inferior memvaskularisasi kolon bagian kiri (mulai dari sepertiga distal kolon

transversum sampai rektum bagian proksimal). Arteri mesenterika inferior mempunyai tiga

cabang yaitu arteri kolika sinistra, arteri hemorroidalis superior, dan arteri sigmoidea.

Vaskularisasi tambahan daerah rektum diatur oleh arteria sakralis media dan arteria

hemorroidalis inferior dan media. Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui

vena mesenterika superior dan inferior serta vena hemorroidalis superior, yaitu bagian darisistem portal yang mengalirkan darah ke hati. Vena hemorroidalis media dan inferior 

mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik. Ada

anastomosis antara vena hemorroidalis superior, media, dan inferior sehingga peningkatan

tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan

hemorroid.1 

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 5/18

Gambar 3. Aliran limfe kolon

Aliran pembuluh limfe kolon mengikuti arteria regional ke limfenodi preaorta pada

 pangkal arteri mesenterika superior dan inferior. Aliran balik pembuluh limfe melalui sistrna

kili yang bermuara ke dalam sistem vena pada sambungan vena subklavia dan jugularis

sinistra. Hal ini menyebabkan metastase karsinoma gastrointestinal bisa ada dalam kelenjar 

limfe leher (kelenjar limfe virchow). Aliran balik pembuluh limfe rektum mengikuti aliran

 pembuluh darah hemorroidalis superior dan pembuluh limfe kanalis ani menyebar ke nodi

limfatisi iliaka interna, sedangkan aliran balik pembuluh limfe anus dan kulit perineum

mengaikuti aliran limfe inguinalis superfisialis.

Inervasi usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom kecuali sfingter eksternus yang

diatur secara voluntar. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf vagus ke bagian tengah

kolon transversum, dan saraf pelvikus yang berasal dari daerah sakral mensuplai bagian

distal. Serabut simpatis yang berjalan dari pars torasika dan lumbalis medula spinalis melalui

rantai simpatis ke ganglia simpatis preortika. Disana bersinaps dengan post ganglion yang

mengikuti aliran arteri utama dan berakhir pada pleksus mienterikus (Aurbach) dan

submukosa (Meissner). Perangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi dan

kontraksi, serta perangsangan sfingter rektum, sedangkan saraf parasimpatis mempunyai

efek yang berlawanan. Kendali usus yang paling penting adalah aktivitas refleks lokal yang

diperantarai oleh pleksus nervosus intramural (Meissner dan Aurbach) dan interkoneksinya.1

II.3.2Anatomi Mikroskopis Kolon

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 6/18

Gambar 4. Histologi kolon

Tunika Mukosa

Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak dibanding usus

halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia

terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan nodulus limpatikus. Tidak 

terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah lamina terdapat muskularis

mukosa

Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf 

 pleksus meissner 

Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot

sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).

Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

Tunika Serosa/Adventisia

Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi

 pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke dinding tubuh

melalui mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon ini.

Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena ketaknya

 peritoneal.1,2,3

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 7/18

II.4 FISIOLOGI

Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, ekskresi mucus serta

menyimpan feses, dan kemudian mendorongnya keluar. Dari 700-1000 ml cairan usus halus

yang diterima oleh kolon, hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.

Udara ditelan sewaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan

karbondioksida di dalamnya di serap di usus, sedangkan nitrogen bersama dengan gas hasil

 pencernaan dari peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas di dalam usus mencapai 500

ml sehari. Pada infeksi usus, produksi gas meningkat dan bila mendapat obstruksi usus gas

tertimbun di saluran cerna yang menimbulkan flatulensi.

1

II.5 KLASIFIKASI POLIP

Secara histologis polip kolon dan rektum diklasifikasikan menjadi dua kelompok 

utama, yaitu polip nonneoplastik dan neoplastik. Polip non-neoplastik termasuk polip

mukosa, polip hiperplastik, polip juvenile, Peutz-Jeghers polip, dan polip inflamasi. Polip

neoplastik termasuk adenoma, yang dapat diidentifikasi secara histologis sebagai adenoma

tubular, adenoma tubulovillous, atau adenoma villous.1,2,3,4,6,7

II.5.1Polip non-neoplastik 

a. Hamartoma

Hamartoma ditandai oleh pertumbuhan yang cepat dari komponen kolon normal,

seperti epithelium dan jaringan penghubung. Hamartoma tidak mempunyai potensi

mengalami penyebaran dan kurang atipic atau invasif. Juvenil polip dan sindrom

 Peutz-Jegher dikarakteristikan sebagai Hamartoma.

b. Juvenile Polyps

Polip juvenile dapat ditemukan di seluruh kolon namun paling sering ditemukan

 pada daerah rektosigmoid. Polip ini paling sering terjadi pada berusia kurang dari 5

tahun, tetapi juga ditemukan pada orang dewasa segala usia; dalam kelompok yang

terakhir, kelainan ini dapat disebut sebagai polip retensi. Apapun terminologinya, lesi

 biasanya besar pada anak (diameter 1 sampai 3 cm) tetapi lebih kecil pada orang

dewasa; lesi berbentuk bulat, licin atau sedikit berlobus, dan sekitar 90% memiliki

tangkai, dimana panjangnya hingga 2 cm. Secara umum polip ini terbentuk sendiri-

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 8/18

sendiri dan terletak di rectum. Biasanya polip mengalami regresi spontan dan tidak 

 bersifat ganas.1,2,5

Gejala klinis utama adalah perdarahan spontan dari rectum yang sering tidak 

disertai nyeri, kadang disertai lendir. Karena selalu bertangkai, dapat menonjol keluar 

dari anus pada saat defekasi. Pada sebagian kasus polip dapat terpuntir di tangkainya

sehingga mangalami infark.1,2,5

c. Sindrom Peutz-Jeghers

Peutz-Jeghers polip merupakan polip non-neoplastic yang biasanya berukuran

dari 1 mm sampai 3 cm, biasanya multiple dan mempunyai tangkai. Secara

makrokopis, polip ini menyerupai permukaan lobular dari adenomas. Secara

mikroskopik, mukosa muskularis yang terarborsi tertutup oleh mukosa yang berisi

kelenjar, dan lapisan propria. Gejalanya meliputi muntah, pendarahan dan sakit pada

 perut bagian bawah.

d. Polyp inflammatory

Polip inflamasi biasanya terjadi selama fase regeneratif dari peradangan mukosa

 pada kolon seperti yang terjadi pada ulceratif kolitis, penyakit Crohn, kolitis amoeba,

dan disentri bakteri. Terbentuknya polip inflamasi, bagaimanapun, terjadi sebagai

akibat dari ulserasi tanpa penyebab yang jelas, sehingga terdapatnya polip inflamatory

tidak selalu menunjukkan suatu proses inflamasi kronis di kolon. Polip dapat kecil atau

 besar, dan polip yang berukuran besar dapat menyerupai neoplasma. Pada periode post

inflamasi, polip dapat mengandung jaringan granulasi, tetapi jaringan tersebut

kemudian akan terdistorsi kembali oleh mukosa yang normal.

e. Polyp Hyperplastic

Polip hiperplastik merupakan polip kecil yang berdiameter 1-3 mm yang berasal

dari epitel mukosa yang hiperplastik dan metaplastik. Polip mungkin hanya satu, tetapi

umumnya multiple. Walaupun dapat ditemukan dimana saja dikolon, pada lebih dari

separuh kasus polip ditemukan di daerah rectosigmoid.

Umumnya polip ini tidak bergejala, tetapi harus dibiopsi untuk diagnosis

histologik. Secara histologis, polip mengandung banyak kriptus yang dilapisi oleh sel

epitel absorptif atau sel goblet berdiferensiasi baik, dipisahkan oleh sedikit lamina

 propria. Walaupun sebagian besar polip hiperplastik tidak berpotensi menjadi ganas,

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 9/18

sekarang disadari bahwa sebagian dari apa yang disebut sebagai polip hiperplastik di

sisi kanan kolon mungkin merupakan prekursor karsinoma kolorektum. Polip-polip ini

memperlihatkan instabilitas mikrosatelit dan dapat menimbulkan kanker kolon akibat

ketidaksesuaian jalur regeneratif.

II.5.2Polip Neoplastik 

a. Polip Adenomatosa

Adenoma merupakan suatu lesi premaligna. Banyak suatu adenokarsinoma pada

usus besar merupakan suatu progresivitas dari perkembangan mukosa normal yang

menjadi adenoma kemudian berkembang menjadi karsinoma. Polip adenomatosaadalah polip asli yang bertangkai dan jarang ditemukan pada usia di bawah 21 tahun.

Insidens meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Gambaran klinis umunya tidak 

ada, kecuali perdarahan dari rectum dan prolaps anus disertai anemia. Letaknya 70% di

sigmoid dan rectum. Polip ini bersifat pramaligna sehingga harus diangkat setelah

ditemukan. Potensi keganasan dari polip adenomatosa tergantung dari ukurannya,

 perkembangannya dan derajat epitel atipikal

Karena polip adenomatosa mungkin berkembang menjadi kelainan premaligna

dan kemudian menjadi karsinoma, sebaiknya setiap adenoma yang ditemukan

dikeluarkan. Berdasarkan kemungkinan ini dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan

 berkala seumur hidup pada penderita polip adenomatosa multiple atau mereka yang

 pernah menderita polip adenomatosa. Polip adenomatosa ini dapat berupa tubule,

tubulovilous dan vilous

Tubulus adenoma yang khas ialah kecil, sferis dan bertangkai dengan permukaan

yang licin. Villous adenoma biasanya besar dan sessile dengan permukaan yang tidak 

licin. Tubulovilous adenoma adalah campuran dari kedua jenis adenoma tersebut.

Villous adenoma terjadi pada mukosa dengan perubahan hyperplasia berpotensi ganas,

terutama pada penderita yang berusia lanjut. Villous adenoma mungkin didapatkan

agak luas di permukaan selaput lendir rektosigmoid sebagai rambut halus. Polip ini

kadang memproduksi banyak sekali lendir sehingga menimbulkan diare berlendir yang

mungkin disertai hipokalemia.

b. Polip Neoplastik Herediter

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 10/18

Poliposis kolon atau poliposis familial merupakan penyakit herediter yang jarang

ditemukan. Riwayat keluarga ditemukan menyertai sepertiga kasus dimana terjadi

 penurunan genetic. Gejala pertama timbul pada usia 13-20 tahun. Frekuensinya sama

 pada pria dan wanita. Polip yang tersebar diseluruh kolon dan rectum ini umunya tidak 

 bergejala. Kadang timbul mulas atau diare disertai perdarahan rectum. Biasanya sekum

tidak terkena. Resiko keganasan 60% dan sering multiple.

Sedapat mungkin segera dilakukan kolektomi disertai anastomosis ileorektal

dengan kantong ileum dan reservoir. Pada penderita ini harus dilakukan pemeriksaan

endoskopi seumur hidup karena masih ada sisa mukosa rectum. Setelah kolektomi

total, dapat dilakukan ileokutaneostomi (biasanya disingkat ileostomi) yang

merupakan anus preternaturalis pada ileum. Karena kanalis anus tidak dilengkapi

 poliposis, dapat juga dilakukan anoileostomi dengan dibuat reservoir dari ileum

terminal.

Untuk pencegahan, semua anggota keluarga sebaiknya dilakukan pemeriksaan

genetic untuk mencari perubahan kromosom dan diperiksa secara berkala untuk 

mengurangi resiko karsinoma kolon, yaitu dengan endoskopi atau foto enema barium.

Peran endoskopi sangat berperan dalam penanganan poliposis. Biopsy jaringan dan

 polipektomi biasanya dikerjakan secara bersamaan.

Sindrom gardner merupakan penyakit herediter yang terdiri dari poliposis kolon

disertai osteoma, tumor epidermoid multiple, kista sebaseus dan tumor dermoid.

Terapi dan pencegahannya sama dengan yang dilakukan pada poliposis kolon.

II.6 DIAGNOSIS POLIP

Gejala dan Tanda Klinis

Kebanyakan polip bersifat asimtomatis, namun semakin luasnya suatu polip

maka akan semakin memberikan gejala. Perdaraham spontan melalui rectum

merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada polip rektum. Darah yang keluar 

 berupa darah segar ataupun darah yang kehitaman tergantung dari letak polip. Darah

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 11/18

yang keluar bersifat intermiten, perdarahan yang terus menerus jarang dijumpai pada

suatu polip. Polip rectum yang mempunyai tangkai yang panjang, seperti polip

 juvenile, sering mengalami prolapsed dan keluar ke anus.

Pemeriksaan fisik hanya memberikan sedikit informasi mengenai polip kolon.

Beberapa dapat teraba melalui pemeriksaan colok dubur.3

Pemeriksaan Penunjang

Foto Kolon

Foto kolon dilakukan dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rectum.

Dengan memasukkan udara setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan

tipis bubur barium pada mukosa kolon sehingga kelainan kolon lebih mudah dilihat.

Pemeriksaan ini disebut foto kontras ganda, yaitu kontras negative udara dan kontras

 positive bubur barium. Sayangnya, pada foto kolon ini kelainan rectum pada dua

 pertiga distal tidak dapat dinilai.1

 Barium Enema

Pemeriksaan ini sudah jarang digunakan lagi sebagai alat bantu diagnostik utama

untuk menentukan suatu polip. Adanya filling defect menunjukkan suatu jejas akibatadanya massa.3

 Rektosigmoidoskopi 

Rektosigmoidoskop adalah pipa kaku sepanjang 25-30 cm. Dengan alat ini,

rectum dan sigmoid dapat dilihat setelah usus dibersihkan secara mekanis.

Pemeriksaan dengan alat yang kaku ini kadang menemui kesulitan pada sudut

rektosigmoid. Pada setiap kelainan yang terlihat harus dilakukan biopsy multiple untuk 

 pemeriksaan patologi.1

 Kolonoskopi 

Pada kolonoskopi digunakan fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari

dalam lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon,

termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon. Polip yang kecil dapat terlewatkan

dengan presentase 5-10%. Fiberskop juga dapat dipakai untuk biopsy setiap jaringan

yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan terapi misalnya polipektomi.1

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 12/18

Gambar 5. Kolonoskopi

CT Kolonografi 

CT kolonografi merupakan tehnik pemeriksaan yang potensial untuk diagnosis

dan skrining suatu polip. Keuntungan dari pemeriksaan ini adalah evaluasi yang lebih

lengkap terhadap permukaan mukosa dan ekstraluminal. Namun pemeriksaan inimemerlukan persiapan dan perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan untuk 

mengidentifikasi kelainan pada kolon. Penggunaan Computer-aided detection (CAD)

 pada CT kolonografi menunjukkan hasil yang memuaskan untuk digunakan sebagai

alat skrining pada populasi yang luas.3,8,9

I. PENATALAKSANAAN POLIP

Penatalaksaan polip pada kolon dan rectum dilakukan berdasarkan tiga hal yaitu

karena polip tersebut memberikan suatu gejala yang menggangu, karena polip tersebut

mungkin bersifat ganas ketika pertama kali ditemukan, atau karena polip tersebut dapat

menjadi suatu keganasan nantinya.3

 Polypectomy

Dalam kasus polip yang bertangkai dan berkonsistensi keras, pengangkatan polip

seiring dengan dilakukannya kolonoskopi merupakan tindakan kuratif yang sering

dilakukan. Polip diangkat selama kolonoskopi dengan menggunakan pisau bedah atau

lingkaran kawat yang dialiri arus listrik. Kekambuhan polip kolon setelah 1 tahun

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 13/18

dilakukan polypectomy jarang dijumpai namun pemeriksaan kolonoskopi ulang pada

3-12 bulan setelah dilakukannya polipektomi terkadang dianjurkan apabila terdapat

keraguan apakah polip kolon telah sepenuhnya hilang dan/atau mempunyai resiko

keganasan.3,4

Gambar 6. Polipektomi

 Endoscopic Mucosal Resection (EMR)

 Endoscopic Mucosal Resection kini telah menjadi tehnik standar untuk melakukan

reseksi pada polip kolorektal luas yang tidak bertangkai. Penggunaan EMR ini

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 14/18

terutama dipertimbangkan pada polip kolorektal yang tidak bertangkai dengan ukuran

lebih dari 1 cm. Komplikasi yang kadang terjadi dari penggunaan tehnik EMR ini

adalah terjadinya perdarahan dan mikroperforasi. Mikroperforasi yang diketahui

terlambat merupakan indikasi untuk dilakukanya laparotomi.10 

 Laparoscopic Colectomy

Prosedur Laparoscopic Colectomy terutama dilakukan pada kasus polip kolorektal

yang tidak dapat direseksi dengan endoskopi misalkan pada polip yang mengenai lebih

dari sepertiga kolon atau pada polip tidak bertangkai yang luas. Prosedur ini dikatakan

merupakan prosedur yang aman dilakukan karena sedikitnya komplikasi yang terjadi.11

 Reseksi kolon

Dalam kasus polip kolon yang dikaitkan dengan poliposis familia, reseksi sering

menjadi satu-satunya pilihan penatalaksanaan. Reseksi kolon juga dianjurkan untuk 

 pasien dengan kolitis ulseratif kronis yang ditemukan terdapatnya sel-sel yang

mengalami displasia. Reseksi bedah mungkin dianjurkan pada polip yang berukuran

 besar, polip tidak bertangkai yang sulit untuk diangkat atau polip kolon yang terus

mengalami kekambuhan meskipun telah dilakukan polipektomi dengan endoskopi.

Beberapa pilihan operasi harus yang dapat dilakukan adalah kolektomi total,

kolektomi subtotal, atau reseksi segmental. Pemeriksaan histologis terhadap spesimen

yang telah didapatkan sangat dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini untuk mengetahui

kemungkinan keganasan suatu polip dan berperan untuk rencana penatalaksanaan

selanjutnya.3,4

II. PROGNOSIS POLIP

Tingkat kekambuhan adenoma vilosum pada daerah eksisi sekitar 15% dari

kasus setelah penanganan lokal dilakukan. Adenoma tubuler jarang kambuh, akan

tetapi kasus baru dapat muncul kembali, serta pada pasien yang memiliki adenoma

 jenis apapun memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya adenocarsinoma daripada

 populasi umum. Resiko untuk terjadinya tumor metachronous setelah dilakukan eksisi

dari adenoma kolorektal akan lebih besar apabila terdapat indeks lesi multipel atau bila

adenoma  sessile, villous, atau diameternya lebih dari 2 cm. resiko lebih besar pada

laki-laki daripada perempuan. Pada satu studi, resiko kumulatif dari perkembangan

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 15/18

lebih jauh dari adenoma adalah linear sepanjang waktu, mencapai sekitar 50% setelah

tindakan menghilangkan satu atau lebih adenoma kolorectal, insidens kumulatif dari

kanker pada populasi yang sama meningkat menjadi 7% dalam 15 tahun. Apabila

kolon dibersihkan dengan kolonoskopi total saat dilakukan eksisi polip, kolonoskopi

lanjutan pada 3 tahun kemudian sama efektif dengan kolonoskopi pada 1 dan 3 tahun

kemudian untuk mencegah perkembangan neoplasma yang membahayakan.3

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 16/18

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

1. Polip merupakan suatu massa seperti tumor yang menonjol ke dalam lumen usus yang

 berasal dari epitel mukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di kolon dan

rectum.

2. Secara histologis polip kolon dan rektum diklasifikasikan menjadi dua kelompok 

utama, yaitu polip nonneoplastik dan neoplastik.

3. Kebanyakan polip bersifat asimtomatis, namun semakin luasnya suatu polip maka

akan semakin memberikan gejala. Perdarahan spontan melalui rectum merupakan

keluhan yang paling sering dijumpai.

4. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah foto

kolon, barium enema, rektosigmodeskopi, kolonoskopi dan CT kolonografi.

5. Penatalaksanaan polip dapat dilakukan dengan polipektomi dan reseksi kolon.

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 17/18

DAFTAR PUSTAKA

1. Hafid A, Syukur A, Achmad IA, Ridad AM, Ahmadsyah I, Airiza AS, et al. Usus Halus,

Apendiks, Kolon dan Anorektum. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W (ed). Buku Ajar 

Ilmu Bedah Edisi Kedua. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005: p. 654-657.

2. Crawford JM, Kumar V. Rongga Mulut dan Saluran Gastrointestinal. Dalam: Hartanto

H, Darmaniah N, Wulandari N (ed). Buku Ajar Patologi Robbins Ed. 7 Vol. 2. Jakarta,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007: p. 649-650.

3. Chang GJ, Shelton A, Schrock TR, Welton ML. Large Intestine. In: Way LW and

Doherty GM (ed). Current Surgical Diagnosis & Treatment International Edition

Eleventh Edition. India, Lange Medical Publications, 2003: p. 725-728.

4. Enders GH. Colonic Polyps. Medscape Reference Update November 10th 2012.

Available from : http://www.emedicine.medscape.com/article/172674 disitasi January

7th 2012.

5. Yamaji Y, Mitsushima T, Yoshida H et al . The Malignant Potential of Freshly

Developed Colorectal Polyps According to Age. American Association for Cancer 

Research Journals 2006. Volume 15: 2418-2421.

6. Durno CA. Colonic Polyps in Children and Adolescents. The Canadian Journal of 

Gastroenterology 2007; Volume 21 No. 4 April 2001: 233-239.

7. Poddar U, Thapa BR, Vaipei K et al . Juvenile Polyposis in a Tropical Country. Archives

of Disease in Childhood, British Medical Journal 1998. Volume 78: 264-266.

8. Lawrence EM, Pickhardt PJ, Kim DH and Robbins JB. Colorectal Polyps: Stand-alone

Performance of Computer-aided Detection in a Large Asymptomatic Screening

Population. Radiology Society of North America 2010. Volume 256 No. 3 September 

2010: 791-798.

9. Pickhardt PJ and Kim DH. Colorectal Cancer Screening with CT Colonography: Key

Concepts Regarding Polyp Prevalence, Size, Histology, Morphology and Natural

History. American Journals of Radiology 2009. Volume 193 September 2009: 40-46.

5/17/2018 Referat Polip Rektum Upload - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/referat-polip-rektum-upload 18/18

10. Saunders B, Ginsberg GG and Bjorkman DJ. “How I Do It” Removing Large or Sessile

Colonic Polyps. World Organisation of Digestive Endoscopy. 2007; 1-19.

11. Itah R, Greenberg R, Nir S et al . Laparoscopic Surgery for Colorectal Polyps. Journals

of the Society of Laparoendoscopic 2009. Volume 13: 555-559.