Download - Referat Mata

Transcript
Page 1: Referat Mata

Tinjauan Pustaka

KERATOPLASTY

Oleh:

Tria Sefty Maidina

I1A009055

Pembimbing

dr. Hj. Hamdanah, Sp.M

BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT MATAFK UNLAM – RSUD ULIN

BANJARMASIN

Februari, 2014

iii

Page 2: Referat Mata

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

A. Anatomi dan Fisiologi Mata........................................................................3

B. Keratoplasty.................................................................................................5

C. Indikasi Keratoplasty...................................................................................6

D. Syarat untuk Menjadi Donor dan Resipien..................................................6

E. Pemeriksaan Pre-Operatif............................................................................8

F. Prosedur Keratoplasty..................................................................................8

G. Risiko.........................................................................................................12

H. Prognosis....................................................................................................13

BAB III KESIMPULAN........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................iii

ii

Page 3: Referat Mata

BAB I

PENDAHULUAN

Kornea adalah bagian dari bola mata yang jernih, letaknya berada di depan

iris (selaput pelangi) dan pupil (manik mata). Kornea bertindak sebagai alat

penghantar dan membiaskan sinar yang masuk bola mata. Apabila kornea itu

menjadi keruh, akan mengakibatkan jalannya sinar yang masuk bola mata

terganggu, tajam penglihatan dapat menurun dan bahkan dapat menjadi kebutaan.

Kekeruhan kornea dapat terjadi apabila kornea terluka karena kecelakaan,

terinfeksi oleh bakteri, jamur atau virus, akibat reaksi penolakan tubuh

(autoimun), kelainan bawaan, kerusakan lapisan endotel akibat meningkatnya

tekanan bola mata (glaucoma), dan komplikasi akibat tindakan bedah (1).

Transplantasi kornea adalah istilah lain untuk keratoplasti, cangkok

kornea, atau keratoplasti tembus, merupakan suatu prosedur bedah di mana kornea

yang telah mengalami kerusakan diganti dengan donor kornea. Donor kornea

tersebut diambil dari seseorang yang telah menjadi calon donor setelah meninggal

dunia. Tujuannya adalah memulihkan penglihatan melalui penggantian kornea

yang keruh dengan kornea donor yang jernih, untuk pengobatan yang dilakukan

pada pasien dengan tukak kornea atau edema kornea kronis yang tidak sembuh

dengan pengobatan medikamentosa, untuk kosmetik. Kondisi yang dapat

menyebabkan seseorang memerlukan transplantasi kornea seperti kegagalan

kornea setelah operasi mata lainnya (misalnya operasi katarak), keratoconus

(adalah tahapan dalam membentuk kornea), kegagalan kornea bawaan (Fuchs

1

Page 4: Referat Mata

dystrophy), luka setelah infeksi (terutama Herpes), penolakan setelah transplantasi

pertama, serta luka setelah operasi pertama (1).

Prognosis untuk pemulihan visual dan pemeliharaan kesehatan mata

dengan transplantasi kornea umumnya sangat baik. Risiko bagi kegagalan adalah

multifaktor. Jenis transplantasi, keadaan penyakit yang membutuhkan prisedur,

kesehatan bagian lain dari mata penerima, dan bahkan kesehatan jaringan donor

dapat memberikan prognosis yang lebih atau kurang menguntungkan (1,2).

2

Page 5: Referat Mata

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Kornea

Kornea merupakan jaringan yang avaskular, bersifat transparan, berukuran

11-12 mm horizontal dan 10-11 mm vertikal, serta memiliki indeks refraksi 1,37.

Kornea memberikan kontribusi 74 % atau setara dengan 43,25 dioptri (D) dari

total 58,60 kekuatan dioptri mata manusia. Dalam nutrisinya, kornea bergantung

pada difusi glukosa dari aqueus humor dan oksigen yang berdifusi melalui lapisan

air mata. Sebagai tambahan, kornea perifer disuplai oksigen dari sirkulasi limbus.

Kornea adalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-ujung saraf

terbanyak dan sensitifitasnya adalah 100 kali jika dibandingkan dengan

konjungtiva. Kornea mendapat nutrisi dari pembuluh-pembuluh darah limbus,

humor aqueous, dan air mata. Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang

pertama (ophthalmichus) dan nervus kranialis trigeminus. Saraf trigeminus ini

memberikan sensitivitas tinggi terhadap nyeri bila kornea disentuh (2,3).

Gambar 2.1. Diagram Skematik Mata Manusia

3

Page 6: Referat Mata

Kornea manusia, seperti primata yang lainnya, memiliki lima lapisan,

kornea dari kucing, anjing, serigala, dan karnivora lainnya hanya memiliki empat.

Dari anterior posterior lima lapisan kornea manusia adalah (2,3):

1. Epitelium kornea

2. Lapisan Bowman

3. Stroma kornea

4. Membran Descement

5. Endotelium kornea

Gambar 2.2. Lapisan Kornea

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui

berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya

yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi

relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel

dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel

4

Page 7: Referat Mata

jauh lebih penting daripada epitel. Kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel

berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel

endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya,

kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang

akan meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan

air mata prekorneal menghasilkan hipertonisitas ringan pada lapisan air mata

tersebut. Hal ini mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma

kornea superfisial dan membantu mempertahankan keadaan dehidrasi. Penetrasi

kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut-lemak dapat melalui epitel

utuh dan substansi larut-air dapat melalui stroma yang utuh. Agar dapat melalui

kornea, obat harus larut-lemak dan larut-air sekaligus. Epitel adalah sawar yang

efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea. Namun, sekali

kornea ini cedera, stroma yang avaskular dan membran Bowman mudah terkena

infeksi oleh berbagai macam organisme, seperti bakteri, virus, amuba, dan jamur

(3).

B. Keratoplasty

Transplantasi kornea, juga dikenal sebagai keratoplasty, adalah prosedur

pembedahan di mana kornea yang rusak atau berpenyakit digantikan oleh jaringan

kornea sumbangan (graft) secara keseluruhan (keratoplasty penetrasi) atau

sebagian (keratoplasty lamelar). Cangkok diambil dari individu yang baru saja

meninggal tanpa diketahui penyakit atau faktor lain yang dapat mempengaruhi

kelangsungan hidup jaringan yang disumbangkan atau kesehatan penerima (1,4).

5

Page 8: Referat Mata

C. Indikasi Keratoplasty

Indikasi untuk transplantasi kornea adalah sebagai berikut (1,2):

1. Optik: Untuk meningkatkan ketajaman visual dengan mengganti jaringan host

yang buram atau terdistorsi oleh jaringan donor yang sehat. Indikasi yang

paling umum dalam kategori ini adalah keratopati bulosa pseudophakia,

diikuti oleh keratokonus, degenerasi kornea, keratoglobus dan distrofi, serta

jaringan parut akibat keratitis dan trauma.

2. Tektonik/rekonstruktif: Untuk melestarikan anatomi kornea dan integritas

pada pasien dengan penipisan stroma dan descemetoceles, atau untuk

merekonstruksi anatomi mata, misalnya setelah perforasi kornea.

3. Terapi: Untuk menghapus jaringan kornea meradang yang tidak responsif

terhadap pengobatan dengan antibiotik atau anti-viral.

4. Kosmetik: Untuk memperbaiki penampilan pasien dengan bekas luka kornea

yang telah diberi warna keputihan atau buram ke kornea.

D. Syarat untuk Menjadi Donor dan Resipien

Terdapat beberapa indikasi dan prasyarat untuk menjadi donor maupun

resipien pada proses transplantasi kornea. Bank mata menetapkan prioritas

penerima donor kornea mata. Biasanya diprioritaskan bagi mereka yang masih

produktif dan masih muda. Dengan keterbatasan tadi setelah dilakukan

transplantasi kornea, maka kinerja mereka akan kembali seperti semula atau

meningkat. Tidak semua orang bisa jadi donor atau penerima kornea mata. Ada

syarat kesehatan yang harus dipenuhi yaitu usianya itu harus akil baliq. Hal yang

6

Page 9: Referat Mata

terpenting harus ada izin dari orang tua atau keluarga terdekat. Dari segi kesehatan

harus bebas penyakit hepatitis, HIV/AIDS dan sifilis. Kalau bagi penerima donor

itu syaratnya penyakit dikarenakan kebutaan kornea, bukan karena kerusakan

organ mata yang lain. Sebagai tambahan berikut merupakan daftar orang-orang

yang tidak boleh (kontra indikasi) menjadi donor (1,2):

Sebab kematian tidak diketahui

Demensia tanpa sebab yang jelas

Leukemia atau limfoma

Sepsis

Infeksi HIV

Hepatitis viral yang aktif

Rubella congenital

Rabies

Tumor ocular

Inflamasi ocular yang aktif

Penyakit/Kerusakan kornea didapat atau congenital

Penggunaan obat i.v. non medis dalam 5 tahun terakhir

Kontak seksual antar lelaki dalam 5 tahun terakhir

Pemenjaraan selama 72 jam dalam 12 bulan terakhir

Kurangnya sampel darah donor

Dan lain-lain

7

Page 10: Referat Mata

E. Pemeriksaan Pre-Operatif

Dalam kebanyakan kasus, pasien akan bertemu dengan dokter mata

mereka untuk pemeriksaan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum

operasi. Selama pemeriksaan, dokter mata akan memeriksa mata dan

mendiagnosis kondisi. Dokter kemudian akan membahas kondisi dengan pasien,

termasuk pilihan pengobatan yang tersedia. Dokter juga akan mendiskusikan

risiko dan manfaat dari berbagai pilihan. Jika pasien memilih untuk melanjutkan

dengan operasi, dokter akan meminta pasien menandatangani formulir informed

consent. Dokter mungkin juga melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium,

seperti lab darah, X-ray, atau EKG. Tanggal dan waktu operasi juga akan diatur,

dan pasien akan diberitahu di mana operasi akan berlangsung. Di Amerika

Serikat, pasokan kornea cukup untuk memenuhi permintaan untuk operasi dan

tujuan penelitian. Oleh karena itu, tidak seperti jaringan lain untuk transplantasi,

keterlambatan dan kekurangan tidak akan menjadi masalah (2,4).

F. Prosedur Keratoplasty

Pada hari operasi, pasien datang ke salah satu rumah sakit atau pusat bedah

rawat jalan, di mana prosedur operasi akan dilakukan. Pasien diberikan

pemeriksaan fisik singkat oleh tim bedah dan dibawa ke ruang operasi. Pada

kamar operasi, pasien berbaring di meja operasi dan baik diberikan anestesi

umum, atau anestesi lokal dan obat penenang. Dengan diinduksi anestesi, tim

bedah mempersiapkan mata yang akan dioperasi dan tirai wajah di sekitar mata.

Sebuah spekulum kelopak mata ditempatkan untuk menjaga tutup terbuka, dan

8

Page 11: Referat Mata

pelumas beberapa ditempatkan pada mata untuk mencegah pengeringan. Pada

anak-anak, cincin logam dijahit ke sclera yang akan mempertahankan sclera

selama prosedur (3).

Terdapat tiga tipe keratoplasti, yaitu (2,3):

1. Full thickness (Penetrating) grafts, di mana seluruh bagian kornea perlu

diganti.

2. Partial thickness grafts (Deep Lamellar), menggantikan bagian depan kornea

untuk memperbaiki kerusakan superficial pada permukaan kornea.

3. Partial thickness grafts (Endothelial Lamellar), menggantikan bagian

belakang kornea untuk memperbaiki kondisi yang mempengaruhi kornea

bagian dalam atau endothelium.

Full thickness (Penetrating) grafts

Sebuah trephine (perangkat pemotong berbentuk melingkar) yang

digunakan oleh ahli bedah untuk memotong kornea donor, untuk memotong disc

sirkular dari kornea. Sebuah trephine kedua kemudian digunakan untuk

memotong bagian berukuran serupa dari kornea pasien. Jaringan donor kemudian

dijahit di tempat dengan jahitan. Obat tetes mata antibiotik ditempatkan, mata

ditutup, dan pasien dibawa ke ruang pemulihan sementara efek anestesi hilang.

Pasien biasanya pulang setelah ini dan diperiksa dokter hari berikutnya untuk

pengangkatan pertama pasca operasi (1,3).

Gambar 2.3. Penetrating Keratoplasty

9

Page 12: Referat Mata

Partial thickness grafts (Deep Lamellar)

Dalam prosedur ini, lapisan anterior dari kornea sentral akan dihilangkan

dan diganti dengan jaringan donor. Sel endotel dan membran Descemets disisakan

di tempatnya semula. Teknik ini digunakan dalam kasus-kasus opasifikasi kornea

anterior, bekas luka, dan penyakit ectatic seperti keratoconus. Deep anterior

lamellar keratoplasty (DALK) adalah kornea graft ketebalan parsial, yang

digunakan di mata, di mana patologi hanya terbatas pada lapisan anterior kornea,

misalnya luka superficial kornea dan beberapa gangguan bawaan atau

perkembangan seperti dystrophies epitel dan stroma. Keuntungan dari teknik ini

dibandingkan teknik ketebalan penuh 'konvensional' adalah: jahitan lebih sedikit,

rehabilitasi lebih cepat, kurangnya penggunaan obat, hampir tidak ada

kemungkinan penolakan graft dan luka lebih aman (1,3).

Gambar 2.4. Anterior Lamellar Keratoplasty

Partial thickness grafts (Endothelial Lamellar)

Mengganti endotelium pasien dengan disc transplantasi dari stroma

posterior/Descements/endotelium (DSEK) atau Descemets/endotelium (DMEK).

Prosedur ini relatif baru dan telah merevolusi pengobatan gangguan dari lapisan

paling dalam dari kornea (endotelium). Tidak seperti transplantasi kornea

penetrasi, operasi dapat dilakukan dengan satu atau tanpa jahitan. Pasien dapat

10

Page 13: Referat Mata

pulih penglihatan fungsionalnya dalam hitungan minggu, dibandingkan sampai

satu tahun dengan transplantasi penetrasi (1,2).

Gambar 2.5. Endothelial Lamellar Keratoplasty

Selama operasi, endothelium kornea pasien akan dihilangkan dan diganti

dengan jaringan donor. Dengan DSEK, yang didonorkan termasuk lapisan tipis

stroma, serta endotelium, dan umumnya 100-150 mikron tebalnya. Dengan

DMEK hanya endotelium saja yang ditransplantasikan. Segera pada pada periode

pasca operasi jaringan donor dipertahankan di posisinya dengan gelembung udara

ditempatkan di dalam mata (ruang anterior). Jaringan tersebut dengan sendirinya

akan melekat dalam waktu yang singkat dan udara diserap ke dalam jaringan

sekitarnya (1,2,3).

Komplikasi termasuk displacement dari jaringan donor sehingga

memerlukan reposisi ('refloating'). Hal ini lebih umum pada DMEK dibandingkan

DSEK. Lipatan dalam jaringan donor dapat mengurangi kualitas perbaikan visi

yang membutuhkan perbaikan segera. Penolakan dari jaringan donor mungkin

memerlukan pengulangan prosedur. Pengurangan bertahap dari kepadatan sel

endothelial dari waktu ke waktu dapat menyebabkan hilangnya kejelasan dan

membutuhkan pengulangan prosedur. Pasien dengan transplantasi endotel sering

mencapai penglihatan terkoreksi terbaik dalam kisaran 20/30 ke 20/40, meskipun

11

Page 14: Referat Mata

beberapa mencapai 20/20. Penyimpangan optik pada pertemuan graft/host dapat

membatasi visi di bawah 20/20 (1).

Deep lamellar endothelial keratoplasty (DLEK) juga merupakan ketebalan

parsial graft kornea, yang digunakan untuk mengganti endotelium. DLEK adalah

prosedur pembedahan yang lebih rumit dibandingkan DALK. Manfaat dari teknik

dibandingkan transplantasi kornea konvensional termasuk kualitas yang lebih baik

pada penglihatannya, periode post-operatif yang lebih nyaman dan rehabilitasi

penglihatan yang lebih cepat. Bentuk transplantasi kornea ini bahkan dapat

dilakukan melalui luka sekecil luka bedah katarak modern dan dapat dilakukan

tanpa jahitan (1).

G. Risiko

Risiko mirip dengan prosedur intraokular lainnya, tapi beberapa

tambahannya termasuk penolakan graft (seumur hidup), pelepasan atau

perpindahan dari transplantasi lamelar dan kegagalan graft primer. Ada juga risiko

infeksi. Karena kornea tidak memiliki pembuluh darah (dibutuhkan nutrisi dari

aqueous humor) penyembuhan jauh lebih lambat dari luka di kulit. Sementara

luka masih dalam proses penyembuhan, ada kemungkinan terinfeksi oleh berbagai

mikroorganisme. Risiko ini diminimalkan dengan profilaksis antibiotik

(menggunakan obat tetes mata antibiotik, bahkan ketika tidak ada infeksi) (3,4).

Kegagalan graft dapat terjadi setiap saat setelah kornea ditransplantasikan,

bahkan bertahun-tahun atau dekade kemudian. Penyebabnya bisa bermacam-

12

Page 15: Referat Mata

macam, meskipun biasanya akibat cedera atau penyakit baru. Pengobatan dapat

berupa medis atau bedah, tergantung pada kasus individu (3,4).

H. Prognosis

Prognosis untuk pemulihan visual dan pemeliharaan kesehatan mata

dengan transplantasi kornea umumnya sangat baik. Risiko bagi kegagalan adalah

multifaktorial. Jenis transplantasi, keadaan penyakit yang membutuhkan prosedur,

kesehatan bagian lain dari mata penerima, dan bahkan kesehatan jaringan donor

semua dapat memberikan prognosis yang lebih atau kurang menguntungkan.

Mayoritas transplantasi kornea menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam

fungsi penglihatan selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Dalam kasus

penolakan atau kegagalan transplantasi, pembedahan umumnya dapat diulang

(2,3).

13

Page 16: Referat Mata

BAB III

KESIMPULAN

Transplantasi kornea, juga dikenal sebagai keratoplasty, adalah prosedur

pembedahan di mana kornea yang rusak atau berpenyakit digantikan oleh jaringan

kornea sumbangan (graft) secara keseluruhan (keratoplasty penetrasi) atau

sebagian (keratoplasty lamelar). Cangkok diambil dari individu yang baru saja

meninggal tanpa diketahui penyakit atau faktor lain yang dapat mempengaruhi

kelangsungan hidup jaringan yang disumbangkan atau kesehatan penerima.

Kemajuan dalam operasi mikroskopik memungkinkan ahli bedah untuk

memiliki pandangan yang lebih luas pada bidang bedah, sementara kemajuan

dalam ilmu material memungkinkan mereka untuk menggunakan jahitan yang

lebih halus dari ukuran rambut manusia.

Prognosis untuk pemulihan visual dan pemeliharaan kesehatan mata

dengan transplantasi kornea umumnya sangat baik. Risiko bagi kegagalan adalah

multifaktorial. Jenis transplantasi, keadaan penyakit yang membutuhkan prosedur,

kesehatan bagian lain dari mata penerima, dan bahkan kesehatan jaringan donor

semua dapat memberikan prognosis yang lebih atau kurang menguntungkan.

14

Page 17: Referat Mata

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Bank Mata. Cermin Dunia Kedokteran 1993; 82: 45-48.

2. Bascom P. New Options in Corneal Transplant. BC eye institute. 2007.

3. Mahta H. Newer trends in Lamellar keratoplasty. Bombay Ophtal Ass 2005;

14(2): 19-23.

4. Bhatti N, Zaman Y, Mahar PS. Outcome of penetrating keratoplasty from a

corneal unit in pakistan. Pak J Ophtalmol 2009; 25(3):152-159.